pph 21 rp 50 juta s.d. rp 250 juta 25% diatas rp 250 juta s.d. rp 500 juta di atas rp 500 juta 30%...
TRANSCRIPT
1
PPH 21 Nur’ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc
Isqodrin.wordpress.com
2
PPh PASAL 21
Penghasilan teratur: Gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk dewan komisaris atau dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri/anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun;
Penghasilan tidak teratur: Penghasilan yang diterima/diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayar sekali dalam setahun;
Pemotongan pajak atas penghasilan yg diterima/diperoleh WP Orang Pribadi
Dalam Negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan, sbb:
3
PPh PASAL 21 (contd…)
Upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan;
Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua atau tunjangan hari tua (THT), uang pesangon, dan pembayaran sejenis lainnya;
Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa dan pembayaran lain sehubu-ngan dgn pekerjaan, jasa, dan kegiatan yg dilakukan WP dalam negeri;
Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang diterima Pejabat Negara dan PNS;
Uang pensiun dan tunjangan lain yg terkait dgn uang pensiun janda/ duda dan anak-anaknya;
Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak.
4
LAIN-LAIN DIKENAKAN PPh
ps. 21 Tenaga ahli yang melakukan kegiatan bebas.
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, sutradara, crewfilm, fotomodel, peragawan/ti, pemain drama, penari, pemahat, pelukis.
Olahragawan.
Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
Pengarang, peneliti, dan penterjemah.
Pemberi jasa dalam bidang teknik, komputer, dan sistem aplikasinya, tele-komunikasi, elektronika, fotografi, dan pemasaran.
Agen iklan.
Pengawas, pengelola proyek, anggota, dan pemberi jasa kpd suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya.
Peserta perlombaan.
Petugas penjaja barang dagangan.
Petugas dinas luar asuransi.
Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang.
Distributor multilevel marketing atau direct selling sejenis lainnya.
5
Bukan objek pajak pasal 21 dan
pemotong pasal 21
1) Pembayaran klaim asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi beasiswa, dll.
2) Pembayaran premi iuran pensiun atau Tunjangan Hari Tua.
3) Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.
4) Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.
5) Zakat yang diterima oleh orang yang berhak menerimanya.
1) Pemberi kerja.
2) Bendaharawan pemerintah pusat atau daerah termasuk bendahara KBRI di luar negeri.
3) Dana pensiun, penyelenggara jamsostek, dan sejenisnya.
4) Perusahaan, badan, BUT yang membayar honorarium/pembaya-ran lain sebagai imbalan atas kegiatan/jasa.
5) Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, ormas, orsospol, dan organisasi lainnya.
6) Penyelenggara kegiatan.
6
5% Sampai dengan Rp 50 juta
15% Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta
25% Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta
30% Di atas Rp 500 juta
Sesuai
Pasal 17 ayat (1)
huruf a
UU PPh
Tarif
7
Tarif pajak badan
Sebelum tahun 2010
28%
Setelah tahun 2010
25%
Perhitungan:
Penghasilan bruto – Biaya yang dapat
dikurangkan (3M)
Penghasilan netto X tarif pajak
8
Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan
Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 7.000.000
Upah/Uang Saku Harian
≤ 200.000 > 200.000
Tidak Dipotong Dikurangi 200.000
Dipotong 5%
Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
Tarif PPh 21 = 5%
Dikali 12
Dikurangi PTKP Setahun
Penghasilan Kena Pajak
Dikenakan Tarif Ps 17
PPh Ps 21 Setahun
Dibagi 12
PPh Pasal 21 Sebulan
PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
9
berkesinambungan Berkesinambungan
Exc. Pasal 13 ayat (1) Tidak
berkesinambungan
(50 % x Ph Bruto)
-
PTKP sebulan,
Dihitung secara
kumulatif
(50 % x Ph Bruto)
Dihitung secara
kumulatif
(50 % x Ph Bruto)
Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai
10
Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto
PPh Pasal 21:
Lainnya
Dewan Komisaris/
Pengawas non
Pegawai tetap
Mantan Pegawai
Peserta program
Pensiun yang masih
Berstatus pegawai
honorarium atau
imbalan yang
bersifat tidak teratur
jasa produksi,
tantiem, gratifikasi,
bonus atau imbalan
lain yang bersifat
tidak teratur
penarikan dana
pensiun
11
Tarif Pasal 17
UU PPh
Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah
PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan
12
PEGAWAI
BUKAN PEGAWAI
TIDAK BERKESINAMBUNGAN
BERKESINAMBUNGAN
PENSIUNAN
TETAP
TIDAK TETAP
Ph NETO - PTKP
BULANAN
HARIAN
Ph BRUTO - PTKP
(50% X Ph Bruto) Kumulatif
50 % x Ph Bruto
Ph NETO - PTKP BERKALA
Ph BRUTO – 200 RIBU
Ph BRUTO (>2,025jt s.d.7jt) –
PTKP Harian
Ph Bruto Kumulatif
BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1)
((50% X Ph Bruto) - PTKP (bulanan) Kumulatif
PESERTA KEGIATAN
Ph BRUTO (>7jt) – PTKP
KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI
Ph Bruto
13
Penerima Penghasilan Tidak ber-
NPWP
PPh Pasal 21 sebesar 120%
lebih tinggi daripada PPh
Pasal 21 yang seharusnya
(20% lebih tinggi)
Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang
bersifat final
Setelah pemotongan
PPh Pasal 21 bulan
Desember
sebelum pemotongan
PPh Pasal 21 bulan
Desember Ber-NPWP
Diperhitungkan oleh
pemotong dengan
PPh Pasal 21 bulan-
bulan selanjutnya
merupakan kredit
pajak dalam SPT
Tahunan PPh
14
Ketentuan Khusus
1. Uang Pesangon
2. Uang Manfaat Pensiun
3. THT/JHT
yang dibayarkan sekaligus
Penghasilan bersumber dari
APBN/D yang diterima oleh
Pejabat Negara, PNS,
Anggota, TNI/Polri, dan
Pensiunannya
PP 68 Tahun
2010 PP 80 Tahun
2010
15
PENGURANG DALAM PPh ps. 21
Untuk pegawai tetap:
Biaya jabatan sebesar 5%xPenghasilan Bruto
(maks Rp. 500.000,- perbulan).
Iuran yg terkait dengan gaji yg dibayar pegawai
(iuran pensiun, THT/JHT).
Untuk penerima pensiun:
Biaya pensiun sebesar 5% x Penghasilan Bruto
(maks Rp. 200.000,- /bulan).
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
16
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
Rp 15.840.000,-
Rp 1.320.000,-
WP orang pribadi per tahun
Tambahan untuk WP kawin
Rp 1.320.000,- Tambahan setiap anggota kelu-
arga sedarah, semenda, dalam
garis keturunan lurus serta anak
angkat yang ditanggung penuh
Maksimal 3 orang.
Penerapan PTKP ditentukan saat keadaan awal tahun pajak
Rp 15.840.000,- Tambahan seorang istri bekerja
Rp 24.300.000,
Rp 2.025.000,-
Rp 2.025.000,-
Rp 24.300.000,
Sejak 2012 Sebelum 2012
17
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Bagi Pegawai Tetap, dihitung dari:
Penghasilan bruto dikurangi dengan:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun yg dibayar sendiri oleh Pegawai (termasuk iuran Tabungan Hari Tua/Tunjangan Hari Tua), kecuali THT Taspen dan THT Asabri.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Bagi Penerima Pensiun, dihitung dari:
Penghasilan Bruto dikurangi dengan:
Biaya Pensiun
PTKP Bagi Pegawai Tidak Tetap dan Calon Pegawai, dihitung dari:
Penghasilan Bruto dikurangi dengan PTKP Bagi Distributor MLM/Direct Selling dan kegiatan sejenis lainnya adalah:
Penghasilan Bruto dikurangi dengan PTKP
18
CONTOH PERHITUNGAN
1. Tn. Joko (K/2), mempunyai penghasilan
kena pajak tahun 2012 sebelum PTKP
sebesar Rp 90.000.000,- Berapa pajak
yang harus dibayar oleh Tuan Joko?
2. Tn. Ali (TK/3), mempunyai penghasilan
kena pajak tahun 2013 sebelum PTKP
sebesar Rp 90.000.000,- Berapa pajak
yang harus dibayar oleh Tuan Ali?
19
JAWABAN
90.000.000Rp 90.000.000Rp
(30.375.000)Rp (30.375.000)Rp
59.625.000Rp 59.625.000Rp
5% x 50.000.000Rp 2.500.000Rp 5% x 50.000.000Rp 2.500.000Rp
15% x 19.625.000Rp 208.333Rp 15% x 19.625.000Rp 208.333Rp
2.708.333Rp /tahun 2.708.333Rp /tahun
225.694Rp /bulan 225.694Rp /bulan
tuan joko (K/2) tuan ali (TK/3)
Gaji Gaji
PTKP PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Pajak terutang : Pajak terutang :
Tarif pajak Pasal 17 Tarif pajak Pasal 17
20
Tuan Haz (K/3) mempunyai penghasilan kena pajak sebelum PTKP sebesar Rp 80.000.000,- sedangkan istrinya Nyonya Megawati mempunyai penghasilan kena pajak sebelum PTKP sebesar Rp 60.000.000,- berapa total pajak yang harus dibayar oleh keluarga Haz-Mega pada tahun 2014?
21
140.000.000Rp
(32.400.000)Rp
107.600.000Rp
5% x 50.000.000Rp 2.500.000Rp
15% x 57.600.000Rp 8.640.000Rp
11.140.000Rp /tahun
Gaji
PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Pajak terutang :
Tarif pajak Pasal 17
22
PERHITUNGAN PPh ps. 21
(UMUM) Penghasilan Bruto
Gaji pokok sebulan…………………………………………… Rp………………
Tunjangan istri+anak……………………………………….. Rp………………
Tunjangan jabatan…………………………………………… Rp………………
Tunjangan natura + kenikmatan…………............... Rp………………
Tunjangan JKK/JK/JPK……………………………………… Rp………………
+
Jumlah Penghasilan Bruto……………………………….. Rp……………… Pengurangan
Biaya jabatan 5%xPB (maks 500.000/bulan)……….. Rp………………
Iuran pensiun………………………………………………….. Rp………………
Iuran THT/JHT…………………………………………………. Rp………………
+
Jumlah Pengurang…………………………………………… Rp………………
- Penghasilan Neto sebulan.................................... Rp………………
Penghasilan Neto setahun………………………………… Rp………………
Penghasilan Tidak Teratur …………………………………….. Rp………………
PTKP…………………………………………………………………… Rp……………… -
Penghasilan Kena Pajak (bulatkan ribuan penuh kebawah) Rp………………
23
SPT FORMULIR 1721
Formulir 1721 merupakan sarana untuk melaporkan pemotongan PPh pasal 21 tahunan yang dipotong oleh pihak ketiga.
Formulir 1721 terdiri dari formulir induk dan lampiran A, lampiran B, lampiran C, dan lampiran Y.
Formulir 1721 A (lampiran A), merupakan isian daftar pegawai tetap dan penerima pensiun atau tunjangan hari tua/tabungan hari tua (THT)/ jaminan hari tua (JHT).
Formulir 1721 B (lampiran B), merupakan isian daftar pegawai tidak tetap/penerima honorarium dan penghasilan lainnya/penerima pengha-silan yang dikenakan PPh pasal 21 bersifat final/pegawai dengan status wajib pajak luar negeri.
Formulir 1721 C (lampiran C), merupakan isian daftar penghasilan yang dibayarkan kepada pengurus, dewan komisaris, dewan pengawas, dan tenaga ahli.
Formulir 1721 Y (lampiran Y), merupakan blanko isian permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh pasal 21.
24
CARA PENGISIAN SPT
TAHUNAN FORMULIR 1721 Setiap WP terlebih dahulu membaca buku petunjuk pengisian SPT
Tahunan Formulir 1721.
Lampiran SPT diisi terlebih dahulu sebelum SPT induk.
Seandainya diperlukan dapat dibuat lampiran tambahan.
SPT Formulir 1721 dibuat rangkap 3, untuk KPP, untuk Pemotong, dan untuk Wajib Pajak.
Angka-angka dalam SPT tahunan berikut lampirannya dinyatakan dalam rupiah.
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT
Wajib pajak yang penghasilan dibawah PTKP (dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT Masa PPh ps. 25 dan SPT Tahunan).
Wajib pajak yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas (dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT Masa PPh ps. 25).
25