rc14 hubungan+antara+motivasi+dengan+prestasi+belajar+bidang+studi+pendidikan+agama+islam

125
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang) Oleh AGUSTIN WARDIYATI NIM : 102011023437 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1425 H/2006 M

Upload: ijoel-mudi

Post on 24-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

hubungan prestasi belajar pendidikan agama islam dan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    (Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang)

    Oleh AGUSTIN WARDIYATI

    NIM : 102011023437

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1425 H/2006 M

    id19824171 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

  • HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    (Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang)

    Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S. Pd. I )

    Oleh AGUSTIN WARDIYATI

    NIM : 102011023437

    Di Bawah Bimbingan

    Drs. H. Ghufran Ihsan, M A

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1425 H/2006 M

  • PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang ) telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 ( S1 ) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

    Jakarta, 2006

    Sidang Munaqasyah

    Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

    NIP NIP

    Anggota

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan segala

    kasih dan kemurahan-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

    hambatan dan kesulitan yang dihadapi, Namun berkat bantuan dan motivasi yang

    tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis

    menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada semua

    pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada yang

    terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama

    Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Sapiuddin Shiddiq, M. Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    4. Bapak Drs. H. Ghufran Ihsan, MA, Dosen Pembimbing skripsi yang telah

    bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis

    selama menyelesaikan skripsi

    id19838171 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

  • v

    5. Bapak Hanapi, S. Pd, Kepala SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang, yang telah memberikan izin dan membantu memberikan data-data yang

    diperlukan penulis.

    6. Bapak Hilmi Karim, S.Ag guru bidang Studi Pendidikan Agama Islam serta

    Dewan Guru yang bersedia membantu memberikan data-data dan memberikan

    semangat kepada penulis.

    7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

    memberikan ilmunya kepada penulis.

    8. Ayah Bunda tercinta ( Bapak Iwa Kustiwa dan Ibu Ida ) yang dengan tulus ikhlas

    telah memberikan pengorbanan baik material maupun spiritual kepada penulis.

    9. Syahrul Martadinata yang telah membantu, menemani dan memberikan semangat

    dalam menyelesaikan skripsi ini

    10. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Irma, Yuni, Vita, Oman, Lina, Ela, Muse, yang telah memberikan motivasi kepada

    penulis dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah

    memberikan sumbangsih bagi kelancaran penulisan ini.

    Semoga amal dan jasa mereka diterima oleh Allah swt sebagai amal sholeh dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal 'alamin.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi

    penulis dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.

    Jakarta, September 2006

    Penulis

  • vi

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

    DAFTAR ISI......................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

    B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 4

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

    D. Metode Pembahasan....................................................................... 6

    E. Sistematika Penulisan .................................................................... 7

    BAB II KAJIAN TEORI TENTANG MOTIVASI DAN PRESTASI

    BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    A. Motivasi Belajar ............................................................................. 9

    1. Pengertian Motivasi Belajar..................................................... 9

    2. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................. 12

    3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ................................................ 15

    4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar........................ 17

    B. Prestasi Belajar............................................................................... 19

    1. Pengertian Prestasi Belajar....................................................... 19

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................ 21

    id19854468 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

  • vii

    C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ............... 25

    1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ........... 25

    b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam................. 27

    c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ... 30

    2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama

    Islam ......................................................................................... 31

    D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi

    Pendidikan Agama Islam ............................................................... 33

    E. Hipotesa ......................................................................................... 34

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 35

    B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37

    C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 37

    D. Teknik Analisis Data...................................................................... 40

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang

    Tangerang....................................................................................... 44

    1. Sejarah berdirinya ................................................................... 44

    2. Keadaan Guru dan siswa ......................................................... 44

    3. Sarana da Prasarana ................................................................. 47

    4. Struktur Organisasi ................................................................. 48

  • viii

    B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................... 50

    C. Interpretasi Data ............................................................................. 85

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................... 87

    B. Saran............................................................................................... 87

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT,

    yang berbeda dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan

    dengan berbagai potensi yang melebihi makhluk lain, seperti yang terdapat dalam

    surat Asy syam 19/8 berikut :

    Palhamaha fudzuraha wataqwaha

    Akal merupakan salah satu potensi yang diberikan Allah kepada manusia

    dan merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

    menjadi makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Hal ini sesuai dengan

    Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Isra: 70

    Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al-Isra: 70)

    Manusia sebagai makhluk yang paling mulia sebagaimana tersebut tidak

    akan menjadi mulia begitu saja, akan tetapi harus ada yang membina, memimpin

    id19887687 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

  • 2

    dan mengarahkannya. Perbuatan itu adalah proses belajar dalam suatu lembaga

    pendidikan.

    Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu

    situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motif-

    motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar

    tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang

    mendorong ( motivasi ).

    Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena

    dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap

    informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam

    kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus dilakukan, agar hasil

    belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa

    dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam

    bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat

    dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang

    diberikan oleh guru.

    Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap

    prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat

    belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai

    keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi

    siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena

    kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi

  • 3

    yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini

    bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil

    dalam membangkitkan motivasi siswa.

    Perhatian siswa terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui

    beberapa cara seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga,

    memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa,

    melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara sebelumnya,

    memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan. Dan

    ada beberapa motivasi yang digunakan guru terhadap bahan pelajaran agar siswa

    tidak merasa bosan, seperti : memberikan hadiah, pujian, gerakan tubuh,

    memberikan angka atau penilaian, memberikan tugas dan hukuman.

    Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan

    dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat

    belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh

    Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa :

    "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

    kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

    belajar itu dapat tercapai."1

    Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa

    menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula

    1Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C. V. Rajawali, 1990), Cet. Ke-12, h. 75-76

  • 4

    kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam

    proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil

    dalam belajarnya.2 Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan

    tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan

    perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar3 Dengan dasar itulah

    penulis memilih SMP Islam Al-Fajar sebagai objek penelitian yang mana di

    sekolah tersebut terdapat siswa yang berprestasi tetapi tidak termotivasi untuk

    mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam.

    Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam

    bentuk skripsi yang berjudul : "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI

    DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA

    ISLAM ( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung

    Pamulang Tangerang )".

    B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah

    sebagai berikut :

    a. Media belajar apakah yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?

    2Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 82

    3Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 89

  • 5

    b. Metode Pengajaran yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan

    motivasi belajar siswa?

    c. Faktor-faktor apa saja yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?

    d. Bagaimana prestasi belajar siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung

    Pamulang Tangerang?

    e. Apakah terdapat korelasi antara motivasi dengan prestasi belajar siswa

    terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?

    2. Pembatasan Masalah

    Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang

    diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah: Hubungan

    antara motivasi dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    ( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang

    Tangerang )

    3. Perumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang diteliti adalah

    sebagai berikut :

    a. Bagaimana kondisi motivasi siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung

    Pamulang Tangerang terhadap prestasi belajar bidang studi Pendidikan

    Agama Islam?

    b. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar

    Kedaung Pamulang Tangerang pada bidang studi Pendidikan Agama

    Islam?

  • 6

    c. Bagaimana hubungan antara motivasi siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar

    Kedaung Pamulang Tangerang dengan prestasi belajar bidang studi

    Pendidikan Agama Islam?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

    a. Tujuan Umum : Untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi

    dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    b. Tujuan Khusus : Untuk mengethui ada tidaknya hubungan antara motivasi

    dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.

    2. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilksanakan

    ini adalah :

    a. Manfaat teoritis : Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai

    besarnya pengaruh motivasi, terutama terhadap prestasi belajar Bidang

    Studi Pendidikan Agama Islam.

    b. Manfaat praktis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

    pertimbangan pendidik atau guru dalam memberikan bimbingan terhadap

    anak didiknya.

    D. Metode Pembahasan

  • 7

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

    analisis dan dilengkapi oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan

    (field research). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat

    yang dijadikan objek penelitian yakni SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang

    Tangerang.

    Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

    buku pedoma penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini dalam lima bab dan dirinci dalam beberapa

    sub bab, dengan sistematika penyusunan sebagai berikut :

    Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi

    Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

    Metode Pembahasan dan Sistematika Penulisan.

    Bab II : Kajian teori, yang terdiri dari Motivasi Belajar: pengertian

    motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar

    dan upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar, Prestasi belajar yang terdiri dari

    : pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

    belajar, Prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam: pengertian bidang

    studi pendidikan agama Islam, tujuan bidang studi pendidikan agama Islam, ruang

    lingkup bidang studi pendidikan agama Islam, tolok ukur prestasi belajar bidang

  • 8

    studi pendidikan agama Islam, Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar bidang

    studi pendidikan agama Islam dan Hipotesa.

    Bab III : Metodologi Penelitian, yang mencakup : Variabel Penelitian

    dan Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, serta

    Teknik Analisis Data.

    Bab IV : Hasil Penelitian, yang terdiri dari : Gambaran Umum SMP

    Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang: sejarah berdirinya, Keadaan guru

    dan siswa, Sarana dan Prasarana dan struktur Organisasi, Deskripsi Data dan

    Analisis Data serta Interpretasi Data.

    Bab V : Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi Belajar

    Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh

    terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering

    dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud

    dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian

    dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang

    mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh

    Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior

    yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan

    suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala

    daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.

    Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri

    seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.

    Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990), Cet. Ke-12, h. 73

    Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.

    Ke-5, h. 60

    S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2, h. 73

    id19914703 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

  • 10

    Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

    Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri

    seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu

    perbuatan dengan tujuan tertentu.

    Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya

    adalah :

    M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi

    pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk

    memenuhi suatu kebutuhan.

    WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif,

    motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai

    tujuan sangat dirasakan atau dihayati.

    Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi

    adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah

    laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan

    sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

    Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern English, 1991), h. 997

    M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90

    Sardiman A.M, Op.Cit, h. 87

    WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), Cet. Ke-3, h. 71

  • 11

    Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi

    adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

    munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.

    Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa

    motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk

    melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

    Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi

    dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului

    dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,

    yaitu :

    a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

    setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa

    beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang

    ada pada organisme manusia.

    b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.

    Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

    afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

    c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

    ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.16

    Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71

    16Sardiman A.M. Op.Cit., h. 74

  • 12

    Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah

    keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

    belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

    memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki

    oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

    2. Macam-macam Motivasi Belajar

    Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha

    untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu

    organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.

    Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh

    Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :

    a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan

    dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar,

    haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

    b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency

    motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi

    karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari

    bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.

  • 13

    c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek

    atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari

    dalam diri kita.

    Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan

    jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan,

    (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs),

    misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan

    sebagainya.

    Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan

    sebagai berikut :

    a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis

    atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.

    b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan

    manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat

    baik (etika) dan sebagainya.

    Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua

    macam, yaitu :

    a. Motivasi Intrinsik

    b. Motivasi Ekstrinsik

    Ngalim Purwanto, Ibid, h. 64

    Sardiman A.M, Loc. Cit

    Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 62

  • 14

    1. Motivasi Intrinsik

    Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam

    diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.

    Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari

    dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan

    belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh

    pengetahuan dan sebagainya.

    Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

    a. Adanya kebutuhan

    b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri

    c. Adanya cita-cita atau aspirasi.

    2. Motivasi Ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar

    individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

    Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak

    secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin

    belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,

    Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 136

    H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 85

    Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1, h. 75

    Muhibbinsyah, Op. Cit. h. 82

  • 15

    pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang

    tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik

    yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

    Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi

    siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada

    dorongan atau pengaruh orang lain.

    Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan

    tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena

    kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga

    mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada

    yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam

    melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.

    Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka

    motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.

    Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic

    maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat

    mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan

    memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.

    3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

    Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses

    belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil

    belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.

  • 16

    Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi

    siswa.

    Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :

    a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

    yang melepaskan energi.

    b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

    c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

    harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan

    menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

    tersebut.17

    Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat

    lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan

    waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan

    tujuan.

    Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai

    pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi

    berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam

    belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha

    yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

    belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

    seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

    17Sardiman, A.M, Loc.Cit

  • 17

    4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar

    Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan

    faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang

    siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara

    sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain

    belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti

    itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi

    belajar siswa.

    Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat

    menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara

    membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :

    a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam

    kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.

    b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar

    lingkungan sekolah.

    c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.

    d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu

    tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai

    intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.

    e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan

    kebutuhan siswa.

    f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.

  • 18

    g. Menggunakan bentuk bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.

    h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.18

    Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk

    menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk

    dan cara motivasi tersebut diantaranya :

    1. Memberi angka

    2. Hadiah

    3. Saingan/kompetisi

    4. Memberi ulangan

    5. Mengetahui hasil

    6. Pujian

    7. Hukuman

    8. Hasrat untuk belajar

    9. Minat

    10. Tujuan yang diakui.

    Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi

    belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru

    agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan

    diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi

    kehidupan siswa.

    18 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, h. 103

    Sardiman A.M, Op.Cit., h. 92-95

  • 19

    B. Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi belajar

    Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

    "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami

    lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna

    dari kedua kata tersebut.

    Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik

    secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang

    dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,

    dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam

    bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud

    Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,

    hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

    keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa

    prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan

    siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

    siswa.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787

    Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet. Ke-1, h. 20-21

  • 20

    Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

    seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan

    hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.

    Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang

    belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :

    Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang

    mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya. Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi

    Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku

    individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

    lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O.

    Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi

    Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana

    tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan

    kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan

    Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2

    Muhibbinsyah, Loc. Cit

    Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99

  • 21

    mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap

    dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu

    itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

    Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

    dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

    atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

    Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam

    perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu

    tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu

    terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.

    Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama

    berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,

    umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)

    dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai

    materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini

    dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode

    tertentu.

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-

    kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 787

  • 22

    yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal

    semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa

    berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai

    pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar

    mengajar.

    Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual

    inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa,

    sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.

    Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya

    terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi

    belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.

    M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai

    faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara

    garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :

    a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi

    jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)

    b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor

    lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.

    Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi

    prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

    H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Op. Cit., h. 59

  • 23

    1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

    jasmani atau rohani siswa

    2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar

    siswa

    3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

    belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

    untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

    Adapun yang tergolong faktor internal adalah :

    a. Faktor Fisiologis

    Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan

    dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang

    baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.

    b. Faktor Psikologis

    Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,

    minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.

    1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)

    seseorang

    2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan

    pemahaman dan kemampuan yang mantap.

    3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

    yang besar terhadap sesuatu.

    Muhibbinsyah, Loc. Cit

  • 24

    4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya

    untuk berbuat sesuatu.

    5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

    keberhasilan pada masa yag akan datang.

    Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :

    a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :

    1. Lingkungan keluarga

    2. Lingkungan sekolah

    3. Lingkungan masyarakat

    b. Faktor Non Sosial

    Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung

    sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-

    alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

    Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

    c. Faktor Pendekatan Belajar

    Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

    yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses

    pembelajaran materi tertentu.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di

    sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi

    karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang

    Muhibin Syah, Ibid., h. 139

  • 25

    mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu

    dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi

    keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya

    prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor

    internaldan eksternal seperti tersebut di atas.

    C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan adalah "segala usaha orang dewasa dalam pergaulan

    dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani

    kearah kedewasaan".

    Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaiman dikutip oleh Abuddin

    Nata, bahwa pendidikan adalah "Usaha yang dilakukan dengan penuh

    keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan".

    Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

    adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan manusia

    baik jasmani maupun rohani melalui pengajaran dan pelatihan.

    Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-1, h. 1

    Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke- 1, h. 9

  • 26

    Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang

    dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30

    BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; pendidikan

    keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota

    masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran

    agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.

    Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu

    Pendidikan Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa

    yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah :

    "Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

    nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang

    terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan

    maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta

    menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai

    pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia

    dan akhirat kelak".

    Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama

    Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf

    Sabri mengartikan bahwa :

    Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003), (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)

    Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke- 4, h. 38

  • 27

    "Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

    siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalakan agama

    Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan

    memperhatikan tuntutan adalah menghormati agama lain dalam hubungan

    kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

    persatuan nasional".

    Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara

    sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani

    maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat

    menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga

    dapat mendatangkan keselamatan.

    b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok

    orang yang melakukan kegiatan.

    Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses

    tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam

    proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak

    dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada

    Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1, h. 74

    Hj. Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke- 2, h. 29

  • 28

    hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk

    dalam pribadi manusia yang diinginkan.

    Oleh karena itu suatu proses yang diinginkan dalam usaha

    pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh

    sebagai manusia individual dan social serta hamba Tuhan yang

    mengabdikan diri kepada Nya.

    Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk

    adalah nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian

    terwujud dalam tingkah lakunya. Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka

    peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan sebagai

    berikut:

    Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan

    pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan bersama dunia dan akhirat.

    M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana

    Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung

    ), h. 6

  • 29

    iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengaruhnya dalam masyarakat.

    Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan,

    pikiran dan perasaan".

    Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam

    tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka

    beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat

    Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :

    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku(QS. Adz-Dzariyat : 56)

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

    agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan

    bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri

    kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan

    Nya.

    M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-4, h. 15

    Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama, 1995), Cet. Ke-2, h. 35

  • 30

    c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat

    luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi

    seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam

    merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang

    digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan

    untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti.

    Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham

    mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup

    segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu

    memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya

    akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah

    islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif

    bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas

    kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.

    Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama

    Islam", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam

    adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara

    Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan

    manusia dan hubungan manusia dengan alam.

    M. Arifin, Op. Cit., h. 13

  • 31

    Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri

    meliputi :

    a. Keimanan

    b. Ibadah

    c. Akhlak

    d. Syari'ah

    e. Mu'amalah

    f. Tarikh.

    Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga

    pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat kemampuan anak didiknya. Untuk sekolah-sekolah agama,

    pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah

    umum.

    2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi

    atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya

    prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya. Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat

    kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar siswa.

    Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SMP, 1986, h. 2

  • 32

    Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi

    belajar siswa dalah sebagai berikut : a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan

    memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.

    b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir

    penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah disajikan.

    c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai

    penyajian sebuah satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

    d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

    penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh

    umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk

    mengetahui kesulitan belajar siswa.

    e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

    f. EBTA dan EBTANAS adalah alat penentu kenaikan status siswa.

    Muhibbinsyah, Loc.Cit

  • 33

    D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan

    arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga perbuatan siswa

    senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Demikian pula dengan belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.

    Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kedaung Pamulang Tangerang, motivasi sangat menetukan prestasi belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.

    Oleh karena itu dapat dikemukakan ada pengaruh antara motivasi denga

    prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang, sehingga apabila motivasi belajar siswa tinggi, akan dapat diharapkan prestasi belajarnya tinggi, demikian sebaliknya.

    Hilmi Kasim, S. Ag, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribad, Tangerang, 13 Juli2006

  • 34

    E. Hipotesa

    Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam

    Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi

    belajar bidang studi pendidikan agama Islam.

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi Belajar

    Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh

    terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering

    dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud

    dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian

    dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang

    mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh

    Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior

    yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan

    suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala

    daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.

    Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri

    seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.

    Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990), Cet. Ke-12, h. 73

    Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.

    Ke-5, h. 60

    S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2, h. 73

    id19960906 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

  • 10

    Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

    Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri

    seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu

    perbuatan dengan tujuan tertentu.

    Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya

    adalah :

    M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi

    pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk

    memenuhi suatu kebutuhan.

    WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif,

    motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai

    tujuan sangat dirasakan atau dihayati.

    Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi

    adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah

    laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan

    sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

    Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern English, 1991), h. 997

    M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90

    Sardiman A.M, Op.Cit, h. 87

    WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), Cet. Ke-3, h. 71

  • 11

    Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi

    adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

    munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.

    Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa

    motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk

    melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

    Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi

    dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului

    dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,

    yaitu :

    a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

    setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa

    beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang

    ada pada organisme manusia.

    b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.

    Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

    afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

    c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

    ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.16

    Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71

    16Sardiman A.M. Op.Cit., h. 74

  • 12

    Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah

    keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

    belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

    memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki

    oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

    2. Macam-macam Motivasi Belajar

    Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha

    untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu

    organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.

    Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh

    Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :

    a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan

    dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar,

    haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

    b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency

    motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi

    karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari

    bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.

  • 13

    c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek

    atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari

    dalam diri kita.

    Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan

    jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan,

    (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs),

    misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan

    sebagainya.

    Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan

    sebagai berikut :

    a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis

    atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.

    b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan

    manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat

    baik (etika) dan sebagainya.

    Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua

    macam, yaitu :

    a. Motivasi Intrinsik

    b. Motivasi Ekstrinsik

    Ngalim Purwanto, Ibid, h. 64

    Sardiman A.M, Loc. Cit

    Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 62

  • 14

    1. Motivasi Intrinsik

    Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam

    diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.

    Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari

    dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan

    belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh

    pengetahuan dan sebagainya.

    Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

    a. Adanya kebutuhan

    b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri

    c. Adanya cita-cita atau aspirasi.

    2. Motivasi Ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar

    individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

    Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak

    secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin

    belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,

    Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 136

    H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 85

    Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1, h. 75

    Muhibbinsyah, Op. Cit. h. 82

  • 15

    pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang

    tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik

    yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

    Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi

    siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada

    dorongan atau pengaruh orang lain.

    Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan

    tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena

    kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga

    mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada

    yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam

    melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.

    Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka

    motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.

    Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic

    maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat

    mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan

    memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.

    3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

    Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses

    belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil

    belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.

  • 16

    Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi

    siswa.

    Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :

    a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

    yang melepaskan energi.

    b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

    c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

    harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan

    menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

    tersebut.17

    Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat

    lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan

    waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan

    tujuan.

    Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai

    pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi

    berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam

    belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha

    yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

    belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

    seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

    17Sardiman, A.M, Loc.Cit

  • 17

    4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar

    Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan

    faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang

    siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara

    sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain

    belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti

    itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi

    belajar siswa.

    Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat

    menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara

    membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :

    a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam

    kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.

    b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar

    lingkungan sekolah.

    c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.

    d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu

    tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai

    intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.

    e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan

    kebutuhan siswa.

    f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.

  • 18

    g. Menggunakan bentuk bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.

    h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.18

    Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk

    menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk

    dan cara motivasi tersebut diantaranya :

    1. Memberi angka

    2. Hadiah

    3. Saingan/kompetisi

    4. Memberi ulangan

    5. Mengetahui hasil

    6. Pujian

    7. Hukuman

    8. Hasrat untuk belajar

    9. Minat

    10. Tujuan yang diakui.

    Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi

    belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru

    agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan

    diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi

    kehidupan siswa.

    18 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, h. 103

    Sardiman A.M, Op.Cit., h. 92-95

  • 19

    B. Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi belajar

    Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

    "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami

    lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna

    dari kedua kata tersebut.

    Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik

    secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang

    dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,

    dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam

    bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud

    Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,

    hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

    keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa

    prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan

    siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

    siswa.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787

    Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet. Ke-1, h. 20-21

  • 20

    Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

    seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan

    hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.

    Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang

    belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :

    Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang

    mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya. Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi

    Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku

    individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

    lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O.

    Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi

    Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana

    tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan

    kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan

    Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2

    Muhibbinsyah, Loc. Cit

    Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99

  • 21

    mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap

    dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu

    itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

    Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

    dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

    atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

    Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam

    perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu

    tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu

    terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.

    Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama

    berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,

    umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)

    dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai

    materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini

    dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode

    tertentu.

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-

    kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 787

  • 22

    yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal

    semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa

    berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai

    pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar

    mengajar.

    Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual

    inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa,

    sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.

    Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya

    terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi

    belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.

    M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai

    faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara

    garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :

    a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi

    jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)

    b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor

    lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.

    Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi

    prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

    H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Op. Cit., h. 59

  • 23

    1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

    jasmani atau rohani siswa

    2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar

    siswa

    3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

    belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

    untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

    Adapun yang tergolong faktor internal adalah :

    a. Faktor Fisiologis

    Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan

    dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang

    baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.

    b. Faktor Psikologis

    Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,

    minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.

    1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)

    seseorang

    2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan

    pemahaman dan kemampuan yang mantap.

    3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

    yang besar terhadap sesuatu.

    Muhibbinsyah, Loc. Cit

  • 24

    4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya

    untuk berbuat sesuatu.

    5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

    keberhasilan pada masa yag akan datang.

    Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :

    a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :

    1. Lingkungan keluarga

    2. Lingkungan sekolah

    3. Lingkungan masyarakat

    b. Faktor Non Sosial

    Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung

    sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-

    alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

    Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

    c. Faktor Pendekatan Belajar

    Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

    yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses

    pembelajaran materi tertentu.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di

    sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi

    karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang

    Muhibin Syah, Ibid., h. 139

  • 25

    mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu

    dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi

    keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya

    prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor

    internaldan eksternal seperti tersebut di atas.

    C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan adalah "segala usaha orang dewasa dalam pergaulan

    dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani

    kearah kedewasaan".

    Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaiman dikutip oleh Abuddin

    Nata, bahwa pendidikan adalah "Usaha yang dilakukan dengan penuh

    keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan".

    Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

    adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan manusia

    baik jasmani maupun rohani melalui pengajaran dan pelatihan.

    Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-1, h. 1

    Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke- 1, h. 9

  • 26

    Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang

    dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30

    BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; pendidikan

    keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota

    masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran

    agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.

    Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu

    Pendidikan Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa

    yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah :

    "Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

    nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang

    terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan

    maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta

    menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai

    pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia

    dan akhirat kelak".

    Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama

    Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf

    Sabri mengartikan bahwa :

    Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003), (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)

    Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke- 4, h. 38

  • 27

    "Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

    siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalakan agama

    Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan

    memperhatikan tuntutan adalah menghormati agama lain dalam hubungan

    kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

    persatuan nasional".

    Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara

    sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani

    maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat

    menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga

    dapat mendatangkan keselamatan.

    b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok

    orang yang melakukan kegiatan.

    Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses

    tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam

    proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak

    dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada

    Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1, h. 74

    Hj. Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke- 2, h. 29

  • 28

    hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk

    dalam pribadi manusia yang diinginkan.

    Oleh karena itu suatu proses yang diinginkan dalam usaha

    pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh

    sebagai manusia individual dan social serta hamba Tuhan yang

    mengabdikan diri kepada Nya.

    Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk

    adalah nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian

    terwujud dalam tingkah lakunya. Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka

    peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan sebagai

    berikut:

    Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan

    pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan bersama dunia dan akhirat.

    M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana

    Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung

    ), h. 6

  • 29

    iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengaruhnya dalam masyarakat.

    Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan,

    pikiran dan perasaan".

    Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam

    tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka

    beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat

    Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :

    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku(QS. Adz-Dzariyat : 56)

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

    agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan

    bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri

    kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan

    Nya.

    M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-4, h. 15

    Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama, 1995), Cet. Ke-2, h. 35

  • 30

    c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat

    luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi

    seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam

    merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang

    digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan

    untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti.

    Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham

    mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup

    segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu

    memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya

    akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah

    islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif

    bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas

    kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.

    Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama

    Islam", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam

    adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara

    Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan

    manusia dan hubungan manusia dengan alam.

    M. Arifin, Op. Cit., h. 13

  • 31

    Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri

    meliputi :

    a. Keimanan

    b. Ibadah

    c. Akhlak

    d. Syari'ah

    e. Mu'amalah

    f. Tarikh.

    Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga

    pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat kemampuan anak didiknya. Untuk sekolah-sekolah agama,

    pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah

    umum.

    2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi

    atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya

    prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya. Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat

    kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar siswa.

    Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SMP, 1986, h. 2

  • 32

    Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi

    belajar siswa dalah sebagai berikut : a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan

    memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.

    b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir

    penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah disajikan.

    c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai

    penyajian sebuah satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

    d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

    penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh

    umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk

    mengetahui kesulitan belajar siswa.

    e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

    f. EBTA dan EBTANAS adalah alat penentu kenaikan status siswa.

    Muhibbinsyah, Loc.Cit

  • 33

    D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan

    arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga perbuatan siswa

    senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Demikian pula dengan belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.

    Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kedaung Pamulang Tangerang, motivasi sangat menetukan prestasi belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.

    Oleh karena itu dapat di