raymond
DESCRIPTION
ilmuan psikologiTRANSCRIPT
oci ramadhani
Pages
Beranda
Item 1 Item 2 Folder 1 Item 3 Folder 2 Item 4
TEORI ANALITIK FAKTORIAL CATTELL
Diposkan oleh ocy di 04.43
Suatu teori empiris, yakni tehnik analisis faktor, dan pendirian teoritis yang
perkembangannya sangat tergantung pada penggunaan metode tersebut,yakni teori
kepribadian dari Raymond B. Cattell. Para teoritis lain yang berkecimpung dibidang
kepribadian telah pula menggunakan tehnik ini; H.J Eysenck, J.P Guilford, Cyril Burt, L.L
Thurstone dan W. Stephenson termasuk dalam jajaran para pelopor yang penting. Akan tetapi
teori Cattell merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif dan yang paling tuntas
dikembangkan berdasarkan analisi faktor.
Hasil analisis faktor tidak hanya mengisolasikan faktor-faktor fundamental, tetapi juga
memberikan pengukuran dan kumpulan skor sutu taksiran tentang sejauh manakah
pengukuran dari masing-masing faktor. Taksir ini biasanya disebut muatan faktor
( factor loading ) atau serapan ( saturation) dari suatu pengukuran dan menunjukan seberapa
banyak variasi pada suatu pengukuran tertentu disebabkan oleh masing-masing dari antara
faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor hanya merupakan usaha untuk merumuskan variabel-
variabel yang dianggap akan menjelakan komleksitas aneka ragam tingkahlaku yang dapat
diamati.
Salah satu persoalan lain yang ternyata sedikit kontroversial di kalangan para analis
faktor yang perlu dikemukakan di sini ialah pembedaan antara sistem-sistem faktor othogonal
dan sistem-sistem faktor oblique ( besarta pengertian tentang faktor-faktor tingkat kedua
atau“second order factor”). Penggunaan faktor-faktor olique mengandung suatu implikasi
tambahan. Jika diperoleh faktor-faktor yang berkorelasi satu sama lain, maka dapat
diterapkan lagi pada korelasi-korelasi diantara faktor-faktor tersebut, misalnya pemfaktoran
tes-tes kemampuan ( abilitytests ) kerapkali menghasilkan faktor-faktor urutan pertama,
seperti “ kelancaran verbal” ( verbal fluency) “ kempuan numerik” ( numerical ability), “
visualisasi ruang” ( spatial visualization ) kemudian orang dapat melanjutkan memfaktor
korelasi-korelasi antara faktor-faktor urutan pertama, sehingga mungkin menemukan suatu
faktor urutan kedua” inteligensi umum” general intelligence” faktor-faktor “verbal” dan “non
verbal” yang luas.
Teori Cattell tentang Kepribadian
Dalam diri Raymond Cattell kita menemukan sosok seorang peneliti yang minat
besarnya pada metode-metode kualitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap
data dan masalah-masalah psikologis. Ia menaruh perhatian pada penemuan peneliti yang
menggunakan metode-metode penelitian lainya, meskipun intisari pandangan didasarkan
pada hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah ia mendapatkan variabel-variabel yang di
anggap sangat penting untuk menerangkan tingkah laku manusia. Kemampuan
menerjemahkan ide-ide psikoligis kedalam rumusan-rumusan matematis yang jelas, akan
tetapi dari sekalian teoritikus yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling
menyerupai Henry Murray.
Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi : Murray menyebut
“needs” atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebut “dynamic traits” atau sifat-
sifat dinamik; keduanya banyak menggunakan perumusan psikoanalitis.
Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, inggris pada tahun 1905 dan
menyelesaikan pendidikan di inggris. Ia mendapatkan gelar B.Sc dari Universitas London
pada tahun 1924 dalam bidang kimia, dan P.Hd dalam bidang psikologi dibawah bimbingan
Spearmandi institut yang sama pada tahun 1929.
Sama semua teoritikus lain yang menekankan metode analisis faktor, Cattell sangat
berhutang budi pada karya rintisan Spearman dan pengembangan-pengembangan luas yang
dilakukan oleh Thurstone, dalam menelusuri dimensi-dimensi yang mendasari tingkah laku
dan penekanannya pada self- regarding sentimen ( dorongan untuk mempertahankan harga
diri ).
Dalam jangka 40 tahun, Cattell telah menerbitkan buku-buku dan artikel-artikel dala
jumlah yang menakjubkan, meliputi tidak hanya dalam bidang penelitian kepribadian dan
pengukuran jiwa ( mental measurement) tetapi juga dalam topik-topik dalam bidang-bidang
dari psikologi eksperimental, psikologi sosial dan ilmu genetika manusia.
Pandangan sekilas tentang perkembangan berbagai minat Cattell dalam bidang
psikologi dapat diperoleh dari 62 makalah yang dikumpulkan dalam personality and social
psychology( 1964 ). Cattell adalah juga pencipta banyak tes psikologi, termasuk The culture
free test of intelegence ( 1944 ), The O-A pesonality test batter (1954), dan The 16 pesonality
factor questionnaire ( bersama D.R Saunders dan G.F. Stice,1950 )
Hakikat Kepribadian: Struktur Sifat-sifat
Sistem konstruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari yang
paling komleks dari teori yang kita bahas dalam buku ini. Akan tetapi keadaan ini oleh Cattell
hanya dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana terungkap dari kutipan berikut:
“pengetahuan kami tenyang psikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode
klinis dan metode naturalistik dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol,
sedangkan dalam proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai
metode-metode statistikyang lebih canggih”
Cattell melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (traits) yang komleks dan
terdiferensiasi, yang motivasinya sebagai besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-
sifat ini, yang disebut dinamic traits atau sifat-sifat dinamik.
Sifat-sifat
Sifat merupakan yang terpenting dari sekalian konsep Cattell. Sifat adalah suatu “
struktur mental” , suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah-laku yang dapat di
observasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas dan ketetapan atau konsisten dalam
tingkah laku ini.
Cattell menyatakan bahwa jika sifat-sifat campuran memang harus merupakan hasil
campuran dari kedua faktor ini, maka sekurang-kurangnya ada kemungkinan bahwa sifat-
sifat sumber dapat dibagi atas sifat-sifat yang merupakan hasil pengaruh hereditas, dan sifat-
sifat yang berasal dari faktor-faktor lingkungan.
Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen
Dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama tentang keptibadian, yakni: life
record atau catatan riwayat hidup atau data –L; self-rating queslionncire atau kuesioner
penelitian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes objektif atau data-T.
Hal penting yang menetukan hasil analisis faktor adalah titik tolaknya, yakni variabel-
veriabel permukaan dengan mana seorang peneliti mulai, dan Cattell sangat menekankan
pentingnya mentepkan sampel yang memadai dari seluruh bidang kepribadian pada awal
penelitian penjajakan.
Faktor-faktor kepribadian utama oleh Cattell dipandang terdapat secara mantap baik
pada data-L maupun data-Q perlu dicatat bahwa banyak dari nama-nama faktor
mengambarkan kegemaran khas Cattell untuk menciptakan istilah-istilah
baru,Parmia,Premsia,Autin.
Contoh Faktor data-T, (T) 24, Kecemasan”
Muatan pengukuran
Kesediaan untuk mengakui kelemahan-kelemahan biasa.
Kecendrungan untuk setuju.
Sifat rendah hati dalam melakukan perbuatan yang belumpernah dicoba.
Sifat keras serba mencari kesalahan yang tertinggi.
Sedikit kegemaran terhadap bacaan yang patut dipertanyakan.
Emosionalitas yang tinggi dalam menyatakan pendapat.
Banyak simtom ketegangan kecemasan yang tertahan.
Cattell berpendapat bahwa sebagian dari langkah kecocokan antar sumber-sumber data
mungkin hanya berati bahwa pendekatan-pendekatan pengukuran yang berbeda mengambil
sampel data pada tingkat generalitas yang berlainan, akibatnya kesesuaian satu-lawan –satu
antar faktor tidak berhasil ditemukan, sebaliknya hanya terdapat kecocokan antar tingkat pada
taraf sedang.
Persamaan Spesifikasi
Andaikan orang bisa menggambarkan kepribadian berdasarkan abilitas, temperamen,
dan bermacam-macam sifat lainnya, untuk memprediksi respon seorang individu dalam suatu
situasi khusus tertentu. Atau dalam dunia akademik, sebuah persamaan sepesifikasi dapat
dikembangkan untuk memprediksi prestasi akademik berdasarkan variabel-veriabel abilitas
dan keperibadian ( bdk,Cattell dan Butcher,1968 )
Sifat-sifat Dinamis
Dalam sistem Cattellada 3 macam sifat-sifat dinamik yang penting
yakni,sikap,Erg dansentimen. Erg kira-kira serupa dengan dorongan-dorongan biologis,
sedangkan sentimenserupa dengan struktur-struktur sikap yang dipelajari. Sikap. Bagi Cattell,
siakap adalah variabel dinamik yang menjelma, ungkapan struktur dinamik dasar yang dapat
diamati, dari mana erg dan sintimen serta hubungannya satu sama lain dapat disimpulkan.
Intensitas tertentu untuk melakukan serangkaian tindakan terhadap suatu objek. Jadi, “saya
ingin sekali mengawini seorang wanita” menunjukan suatu intensitas minat(“ingin sekali”)
untuk melakukan suatu tindakan (“ kawin”) terhadap suatu objek (“seorang wanita”).
Erg. Secara sangat sederhana, erg adalah suatu sifat sumber yang ditentukan oleh
pengaruh konstitusi dan dinamik. Tekanan yang luar biasa pada motivasi ergik
mencerminkan keyakinannya bahwa faktor-faktor hereditas tingkah laku telah diremehkan
oleh para psikolog amerika masa kini.
Sentimen. Sentimen adalah sifat sumber dinamik yang dibentuk oleh lingkungan. Jadi,
sentimen sama dengan Erg, kecuali bahwa sentimen adalah akibat pengaruh faktor-faktor
pengalaman dan sosio-kultural, bukan faktor-faktor konstitusi. Dari divinisi maupun
pemakaian konsep sangat sesuai dengan konsep serupa dalam teori McDougall, yang juga
disebut sentimen.
Dalam pandangan Cattell, sentimen cendrung terorganisasi sekitar objek-objek budaya
yang penting, seperti pranata-pranata sosial atau tokoh-tokoh. Ke arah mana berbagai
konstelasi sikap yang rumit tumbuh dan terfokus selama pengalaman hidup individu.
Kisi-kisi Dinamika. (dinamic traits) saling berhubungan dalam satu
pola subsidiation(Cattall meminjam istilah tersebut dari Murray). Hal ini berati bahwa unsur-
unsur tertentu bersifat subsider terhadap unsur-unsur lainnya, atau berfungsi sebagai sarana
bagi tercapainya tujuan dari unsur-unsur lainnya itu. Jalur-jalur yang beraneka ragam dan
tumpang tindih antara erg dan sentiman serat sikap-sikap yang di ungkapnnya ini merupan
dasar untuk menyimpulkan erg dari sentimen. Apabila kita amati bahwa sekumpulan sikap
tertentu cenderung berlainan dalam hal kekuatan antara orang yang satu dengan yang lain,
atau dalam diri seseorang dari waktu ke waktu, maka kita dapat menyimpulkan adanya suatu
struktur erg atau sentimen yang mendasarinya.
Diri.Diri ( self) merupakan salah satu sentiman, tetapi yang istimewa yang penting,
karena hampir semua sikap kurang lebih cenderung mencerminkan sentimen-diri. Dalam
beberapa penelitian ( lihat misalnya, Cattell dan Horn,1963) sentimen-sentimen superegodan
sentimen diri ideal yang berhubungan tetapi berbeda itu bahkan juga muncul, Cattell
dipandang memainkan peranan menentukan dalam rangka integrasi kepribadian, dengan
saling menghubungkan pengungkapan dari berbagai erg dan sentimen.
Konflik dan Penyesuaian diri. Cattell telah mengemukakan bahwa suatu cara praktis
untuk menyatakan tingkat konflik yang dimunculkan oleh suatu tindakan tertentu terhadap
seseorang ialah dengan menggunakan persamaan spesifikasi ( specification equation ) yang
menunjukkan keterlibatan sifat-sifat sumber dinamik orang itu ( erg dan sentimen ) dalam
tindakan tersebut. Misalnya minat pemuda untuk kawin memiliki persamaan spesifikasi erg
seks, sifat suka berteman, dan rasa ingin tahuannya; ia berfikir bahwa orang tuanya akan
merestui dan hal itu akan berpengaruh baik bagi harga dirinya.
Pemecahan teoritis yang dikemukakan Cattell ialah membagi situasi ( dan indeks-
indeks situasi dari unsur-unsur yang teletak pada belakan persamaan ) menjadi dua
komponen; komponen pertama menunjukan stimulasi pokok, (focal stimulus),yakni aspek
situasi yang direspon secara langsung oleh orang yang bersangkutan, sedangkan komponen
lainnya menunjukan kondisi-kondisi latar belakang(background conditions) ,yang menetukan
keadaan organisme pada saat sedang berlangsung. Kondisi-kondisi latar belakang ini
memainkan peranan formal modulator-modulator,yang untuk sementara waktu mengubah
makna psikologis sesuai secara sistematis, sehingga respon individu bisa berubah.
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian pada taraf deskriptif semata-mata, dengan memetakan
perubahan struktur-struktur kepribadian selama kehidupan seseorang. Dalam penelitian-
penelitian tentang temperamen dan sifat dinamik, Cattelldean kawan-kawannya telah
mengadakan penelitian analisis faktor pada tingkat orang dewasa dan kanak-kanak, dalam
rangka mengembangkan alat-alat yang mampu mengukur faktor-faktor kepribadian yang
sama pada usia yang berberda-beda.
Cattell telah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini ialah
melakukan penelitian-penelitian perantara terhadap kelompok-kelompok usia menengah;
maka, dibandingkannyalah versi orang dewasa dan versi anak berusia 11 tahun dari koesioner
kepribadian yang dianalisis faktor secara terpisah dengan memberikan kedua-duanya kepada
kelompok menengah yang berusia 16 tahun(Cattell dan Beloff, 1953).
Cattell telah membahas bukti akan adanya kecendrungan-kecendrungan akibat
pengaruh usia pada berbagai faktor temperamen, seperti misalnya
meningkatkan H ( petualang) C ( kekuatan ego) serta menurunkan O ( kecenderungan merasa
salah) dan L ( kecurigaan) antara usia 11 sampai 23 tahun ( Sealy dan Cattell,1966).
Analisa Hereditas dan Lingkungan
Selama beberapa tahun , Cattell sangat tertarik menyelidiki bobot relatif pengaruh
genetik dan pengaruh lingkungan terhadap sifat-sifat sumber. Untuk mengembangkan suatu
metode yang dinamakannya Analisis Verians Abstrak Ganda ( Multiple Abstact Variance
Analysis). Cattell menginterpretasikan ini sebagai bukti apa yang disebut Hukum pemaksaan
kearah terata biososial yakni suatu kecenderuangan dari pengaruh-pengaruh lingkungan
untuk secara sistematis melawan munculnya variasi genetik.
Belajar
Cattell membedakansekurang-kurangnya tiga jenis belajar yang memainkan peranan
penting dalam perkembangan kepribadian. Dua yang pertama adalah pengkondisian klasik
(clasical conditional )dan pengkondisian instrumenal/ operan ( instrumental
conditioning/operant) dari psikolog eksperimen yang sudah terkenal luas.
Jenis belajar yang ketiga dinamakan integration learning jenis belajar ini pada dasarnya
merupakan sejenis belajar instrumental yang lebih canggih. Menurut Cattell, personality
learning paling tepat dilukiskan sebagai suatu perubahan berdimensi ganda sebagai respon
terhadap pengalaman dalam situasi yang berdimensi ganda, personality learning secara
empiris ialah melalui prosedur yang disebut analisis jalan penyesuaian diri ( adjustment path
analysis).
Integrasi antara pematangan dan belajar
Cattell mencoba memadukan perubahan-perubahan kepribadian yang disebabkan oleh
pengaruh-pengaruh lingkungan dan pematangan yang memiliki dasar genetik kedalam bagian
teoretis( Cattell,1973b) istilah treptik yang disebabkan oleh agen-agen yang bersifat eksternal
seperti stimulasi,dietobat-obatan dan sebagainya. Tujuannya adalah membagi atau
membedakan kurva-kurva perubahan perkembangan berbagai sifat kedalam komponen-
komponen genetik dan treptik.
Konteks Sosial
Memusatkan perhatian pada individu dalam interaksi dengan lignkungan dekat mereka.
Pada bagian ini kita akan meninggalkan pembatasan itu dan meninjau usaha-usaha yang telah
dilakukan Cattell untuk memberikan tekanan yang memadai pada faktor-faktor pembentuk
tingkah laku yang bersifat sosiokultural. Ada banyak peranan sosial yang dapat berperan
sebagai sumber yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian namun yang peling
penting ialah keluarga. Disamping sumber pengaruh utama ini, ada pun pranata-pranata lain
yang peranannya patut dipertimbangkan, seperti pekerjaan, sekolah,kelompok sebaya, agama,
partai politk,dan bangsa. Ternyata analisis faktor memainkan peranan yang sama
menentukannyadalam mendeskripsikan kepribadian individu.
Penelitian Khas dan metode-metode Penelitian
Dalam bagian ini, akan kita bahas dengan sangat singkat sejumlah aspek khas
pandangan-pandangan Cattell tentang penelitian kepribadian. Penelitian yang menggunakan
analisis faktor dan kegemarannya yakni tentang sifat-sifat dinamika seorang individu.
Dimuka sudah kita singgung keyakinan Cattell bahwa penelitian bersekala besar akan
membuahkan kemajuan-kemajuan yang apaling berartibagi masa depan bidang ini. Pertama,
ada penelitian-penelitian teknik-R yang merupakan pendekatan yang lazim dikalangan
psikolog. Disini, sejumlah besar individu membandingkan berdasarkan kinerja mereka pada
dua tes atau lebih, disini yang kita pertanyakan adalah seberapa konsistenkah tingkah laku
individu itu dan statistik yang diperoleh merupakan indeks tentang seberapa jeuh aspek-aspek
yang berbeda dari tingkahlaku individu sejalan.
Penelitian Analisis Faktor terhadap seorang individu
Jenis penelitian ini mengandung masalah-masalah khusus dalam segi metode. Di
samping kesulitan memperoleh subyek yang kooperatif dan dapat diandalkan, kita harus
memiliki alat ukur yang dapat dikenalkan berulang kali pada individu yang sama tanpa
menimbulkan efek-efek yang berarti yang disebabkan oleh pengetesan yang berulang ulang
itu sendiri dan kita berharap dengan sifat yang memperlihatkan fluktuasi yang cukup besar
dari hari ke hari.
Jadi, struktur faktor umum dari populasi mampu melukiskan secara cukup baik oknum
khusus ini, tidak ada faktor-faktor khusus penting muncul dari analisis. Setelah faktor-faktor
berhasil di identifikasikan, maka nisa di estimasikan skor-skornya untuk setiap sisi
pengukuran, dengan grafik selama preode eksperimen.
Beberapa Formulasi Lain
Dua penyumbang utama dibidang ini selain Cattell adalah H.J. Eysenck dan J.P.
Guilford. Seorang teoritikus ketiga , William Stephenson, bisa juga ditambahkan namun
karena penelitian tentang teknik-Q telah dibahas dalam bab 8 , maka cukup kita catat disini
bahwa analisi faktor terhadap berbagai ekspresi seseorang juga merupakan cara lain
mempelajari kepribadian dengan analisis faktor.
H.J.Eysenck
Eysenck melihat suatu kepribadian sebagai sesuatu yang hierarkis. Atau type-
type( types), pada tingkat berikutnya adalah sifat-sifat ( traits). pada tingkat type, Eysenck
menganalisa kepribadian menurut tiga dimensi yang luas, yakni; Neurotikisme, ekstraversi-
introversi, dan psikotikisme,karia penelitian empirisnya yang paling luas dan berkenan
dengan dua yang pertama dari tiga faktor ini. Tentang ini Eysenck berpandangan sama,
namun berpendapat bahwa tingkat analisisnya secara teoritis lebih berbobot dan secara
empiris lebih dapat diandalkan ( Eysenck, 1956).
J.F. Guilford
Kepribadian sudah dimulai sekurang-kurangnya pada awal tahun 1930-an, ketika ia
menerbitkan sebuah makalah yang menunjukan bahwa item-item yang dimaksudkan untuk
mengukur sifat tunggal introversi-ekstroversi sesungguhnya mencakup beberapa faktor
kepribadian yang berbeda ( Guilford,1934) salah satu hasil dari penelitian ini adalah inventori
keperibadian yang di namakan Guilford zimmerman Temperament Survey ( Guilford dan
Zimmerman, 1949 ), yang mengukur 10 sifat yang dirumuskan sebagai faktor-aktivitas
umum, rasa terkekang versus ratimia ( kecenderungan untuk takenal susuah), sifat subyek
berkuasa, sifat suka bergaul, stabilitas emosi, objektivitas, keramah-tamahan, sifat hati-hati,
hubungan-hubungan pribadi, dan kejantanan tampak, ada sedikit persamaan antara daftar ini
dan daftar Cattell. Rupanya sampai taraf tertentu, hal ini disebabkan karena Guilford lebih
suka menggunakan faktor-faktor ortogonal, sedangkan Cattell membiarkan faktor-faktornya
bersifat oblik satu sama lain.
Guilford melihat keperibadian sebagai suatu struktur sifat yang tersusun secara hirarkis,
mulai dari tipe-tipe yang luas pada puncaknya. Kemudian sifat-sifat primer , kemudian hexes
( yakni, diposisi-diposisi agak khusus sepeti kebiasaan-kebiasaan.) .Guilford juga mengakui
adanya sejumlah sub-area utama dalam keperibadian serta sifat-sifat abilitas, teperamen dan
dinamik. Jadi, dalam ranah temperamen, dimensi “positf-negatif “ melahirkan faktor “
percaya dari versus interior” dalam bidang tingkah laku umum dan faktor” sifat periang
versus sifat pemalu” dalam bidang emosi.
Status Sekarang dan Evaluasi
Selama beberapa tahun Cattell berhasil mengembangkan suatu teori kepribadian yang
luas, beraneka ragam dan komleks, sebagai suatu prestasi intelektual, teorinya itu hendaknya
dipandang setara dengan teori-teori lain yang dibahas dalam buku ini.
Jelas juga bahwa Cattell dan para koleganya telah menghasilkan data empiris berkaitan
dengan teori mereka dengan jumlah yang melampaui jumlah data yang diilhami oleh
sebagian terbesar dari teori-teori kepribadian yang telah dibicarakan. Minat teoritis Cattell
yang begitu luas rupanya selalu cenderung membawanya ke suatu proyek baru sebelum yang
lama benar-benar terpancang dengan kokoh. Penelitian kepribadian yang baik memang
lambat dan mahal. Sebagian terbesar atas usaha Cattell sendiri lah bahwa banyak segi dalam
teorinya memiliki landasan empiris sebanyak sebagaimana kita lihat.
Teori Cattell tidak bisa disebut pelopor dalam arti sebagai mana sebutan tersebut
dikenakan pada teori freud, Roger atau Sullivan, atau bahkan Allport atau Murray , kendati
teori ini telah menarik sejumlah kecil pengikut yang aktif. Hal ini sebagian disebabkan oleh
seluk-beluk teknik faktor analisis, telah membuat seorang pembaca awam mundur atau
menyingkir. Sesungguhnya sayang, karena justru pembaca terahir ini lah yang seharusnya
bisa menghargai kekayaan gagasan-gagasan teoritis Cattell dan harta karun fakta mentah
yang berhasil dikumpulkan oleh laboratoriumnya selama bertahun-tahun. Bagaimana pun,
harus harus di ingat bahwa teori Cattell sampai kini masih aktif berkembang –penilaian akhir
belum diperlukan atau belum cocok untuk dilontarkan pada saat ini.
Cattell
TRAIT APPROACH
A. Raymond Bernard Cattell
Raymond Cattell adalah seorang peneliti yang minat besarnya pada metode-metode
kuantitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap data dan masalah-masalah
psikologis. Baginya analisis faktor merupakan alat untuk menjelaskan berbagai masalah yang
semuanya telah disusun dalam suatu kerangka sistematis. Teorinya merupakan suatu usaha
penting dalam rangka menyatukan dan menyusun temuan-temuan dari berbagai penelitian
analisis faktor tentang kepribadian. Cattell menaruh perhatian pada penemuan peneliti-
peneliti yang menggunakan metode-metode penelitian lainnya, meskipun intisari
pandangannya didasarkan pada hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah Cattell
mendapatkan variabel-variabel yang dianggapnya sangat penting untuk menerangkan tingkah
laku manusia.
Cattell mirip dengan Gordon Allport sebab pandangannya dapat disebut “teori sifat”
(trait theory) dan mirip dengan Kurt Lewin karena kemampuannya menerjemahkan ide-ide
spikologis ke dalam rumusan-rumusan matematis yang jelas. Akan tetapi dari sekalian
teoretikus yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry
Murray. Keduanya memiliki pandangan yang luas tentang kepribadian dan telah
mengembangkan sistem-sistem teoretis yang luas dan padat mencakup banyak jenis variabel
yang berbeda. Keduanya sama-sama melakukan pemetaan secara empitis sampai ke sudut-
sudut terjauh dari wilayah kepribadian, dan keduanya sama-sama menghasilkan sejumlah
besar konstruk, yang secara opersional dihubungkan dengan data, dan yang sering diberi
nama yang aneh-aneh.
Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi: Murray
menyebutnya “needs” atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebutnya “dynamic
traits” atau sifat-sifat dinamik: keduanya banyak menggunakan perumusan spikoanalitis; dan
memberikan status teoretis yang sistematik pada lingkungan maupun pada sang pribadi. Salah
satu perbedaan yang mencolok antara keduanya tentu saja adalah kegandrungan Cattell pada
suatu metodologi statistik khusus, yakni analisis faktor.
Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan
menyelesaikan sumua pendidikannya di Inggris. Ia mendapat gelar B.Sc. dari Universitas
London pada tahun 1924 dalam bidang kimia, dan Ph.D dalam bidang spikologi di bawah
bimbingan Spearman di institut yang sama pada tahun 1929. ia menjadi dosen pada
University College of the South West, Exeter, Inggris, tahun 1928-1931 dan menjadi direktur
City Psychological Clinic di Leicester, Inggris, tahun 1932-1937.
B. Kategori Traits
Sistem kontruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari antara
yang paling kompleks dari sekalian teori yang kita bahas dalam buku ini. Meskipun konsep-
konsep ini mendapatkan warna khasnya dan dalam banyak hal, definisi empiris konsep-
konsepnya berasal dari penelitian-penelitian yang menggunakan analisis faktor, namun
beberapa di antaranya diproleh dari penemuan-penemuan eksperimental atau dari penelitian-
penelitian tentang tingkah laku yang menggunakan teknik-teknik observasi sederhana. Akan
tetapi keadaan ini oleh Cattell hanya dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana
terungkap dari kutipan berikut:
“Pengetahuan kami tentang spikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode klinis dan metode naturalistic dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol. Penemuan-penemuan dari yang pertama bahkan juga yang kedua, sedang dalam proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai metode-metode statistic yang lebih canggih. Khususnya eksperimen-eksperimen da kesimpulan-kesimpulan klinis perlu di rumuskan kembali berdasarkan konsepsi-konsepsi nyata menyangkut sifat-sifat (khususnya dorongan-dorongan) yang benar-benar merupakan suatu kestuan dan ini memerlukan suatu fondasi penelitian analisis faktor” (Hall & Lindzey, 1993).
Cattell berpendapat bahwa tugas terinci untuk merumuskan kepribadian harus
menunggu suatu penjabaran yang tuntas tentang konsep-konsep yang direncanakan akan
dipakai oleh sang teoretikus dalam penelitiannya tentang tingkah laku.
Definisi yang umum, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan predikat tentang
apa yang akan dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu. Tujuan penelitian psikologis
dalam bidang kepribadian adalah menetapkan hukum-hukum tentang apa yang akan
dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dalam segala macam situasi sosial dan situasi
lingkungan seumumnya. Kepribadian berkenaan dengan semua tingkah laku individu, baik
yang terbuka maupun yang tersembunyi.
Kepribadian sebagai struktur sifat-sifat (traits) yang kompleks dan terdiferensi yang
motivasinya sebagian besar trgantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut
dynamic traits atau sifat-sifat dinamik. Sifat-sifat, sifat merupakan yang terpenting dari
konsep Cattell, sifat adalah “struktur mental”, suatu penyimpulan yang didasarkan pada
tingkah laku yang dapat diobservasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas atau
konsistensi dalam tingkah laku. Fokusnya adalah pembedaan antara surface traits atau sifat-
sifat permukaan, yakni gugus variabel yang nampak atau terbuka dan yang seperti saling
berhubungan dan source traits atau sifat-sifat sumber, yakni variabel dibalik layar, yang
menentukan berbagai manifestasi pada permukaan.
Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen, dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data
utama tentang kepribadian, yakni: life record atau catatan riwayat hidup atau data-L; self-
rating questionnaire atau kuesioneer penilaian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes
objektif atau data-T. Sumber pertama yakni data-L, pada dasarnya merupakan catatan-catatan
tentang tingkah laku seseorang di masyarakat. Self-rating atau penilaian diri (data-Q)
sebaliknya merupakan pernyataan orang yang bersangkutan tentang tingkah lakunya sendiri,
dengan demikian memberikan sejenis “sisi dalam” terhadap catatan luar yang dihasilkan oleh
data-L. Tes objektif (data-T) berpangkal pada kemungkinan ketiga yakni penciptaan situasi-
situasi khusus di mana tingkah laku seseorang dapat diskor secara objektif.
1. Kategori Kepemilikan
Trait Umum - Trait Khusus (Common – Unique Traits)
a. Trait umum adalah trait yang dimiliki oleh semua orang, dalam tingkatan-tingkatan tertentu.
Misalnya inteligensi, introversi, dan suka berteman. Sifat universal dari trait umum mungkin
dilatarbelakangi oleh hereditas manusia yang kurang-lebih sama, dan individu yang berada
pada kelompok budaya yang sama menghadapi pola tekanan sosial yang hampir sama pula.
Sudut pandangnya agak berbeda dengan trait umum dari Allport, yang membatasi sifat umum
sebagai sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang. Cattell mementingkan
universalitas, sehingga sifat umum itu dimiliki dalam kadar yang berbeda-beda, sedang
Allport mementingkan kesamaan sifat sehingga kepemilikannya lebih terbatas pada
kelompok tertentu saja.
b. Trait khusus adalah trait yang dimiliki satu orang saja (bias juga dimilki oleh beberapa orang
dengan kombinasi antar trait yang berbeda). Sifat unik ini terutama berhubungan dengan
interes dan atitud.
2. Kategori Kedalaman
Trait Permukaan – Trait Sumber (Surface-Source Traits)
a. Trait permukaan adalah sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari beberapa
tingkah laku. Misalnya, remaja yang lincah, menyenangkan orang lain, dan
merencanakan kegiatan yang menarik, mungkin dapat dikatakan memiliki trait yang
periang (surface traits cheerfulness). Sebaliknya remaja yang senang mengkritik
orang lain, memandang masa depan selalu suram, dan tampak kelelahan, dikatakan
miliki sifat permukaan depresif.
b. Traits sumber adalah elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini
tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tinkah laku, dan hanya dapat
diidentifikasi memakai analisis faktor. Berbagai trait permukaan dicari
introkoneksinya atau faktor-faktornya, untuk menentukan unit yang mempengaruhi
dan melatarbelakangi trait-trait itu. Trait sumber ini bersifat konstitusional (dibawa
sejak lahir), atau bersifat bentukan lingkungan (environmental mold). Menurut Cattell
trait sumber yang ketika berinteraksi dengan lingkungan menjadi trait permukaan,
lebih penting dalam pemahaman tingkah laku, sehingga disebut juga trait primer.
Jumlah trait sumber jauh lebih kecil disbanding jumlah trait permukaan, sehingga
lebih ekonomis dalam mendeskripsi tingkah laku.
3. Kategorio Modalitas Ekspresi: Trait Kemampuan – Temperamen - Dinamik (Ability-
Temperament-Dynamic Traits)
a. Trait kemampuan: menentukan keefektifan seseorang dalam usaha mencapai tujuan, contoh:
kecerdasan.
b. Trait temperamen: gaya atau birama tingkah laku.
Contoh: ketenangan atau kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.
c. Trait dinamik: motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku.
. Contoh: dorongan, interes, dan ambisi menguasai sesuatu.
C. Klasifikasi Trait: 16 PF
Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia (sebagian besar
diperoleh dari kamus yang disusun oleh Allport dan Obert), yang kemudian Cattell ringkas
dengan cara mengelompokan sifat yang mirip dan menghilangkan istilah yang asing dan
metaforik, menjadi 200 sifat. Memakai metode kluster (mirip analisis faktor tetapi lebih
sederhana), 200 sifat itu dikelompokkan dan diperas menjadi 35 sifat (dinamakan 35 sifat
sumber atau sifat primer, masing-masing diberi simbol huruf yang berbeda). 35 sifat itu
terbagi menjadi dua kelompok, 23 sifat populasi normal dan 12 sifat populasi berdimensi
patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor terhada 23 sifat primer dari populasi normal,
ditentukan 16 sifat primer yang satu dengan lainnya saling asing. 16 sifat sumber (sifat
primer ini dinamakan faktor primer, oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk
mengembangkan instrument pengukuran kepribadian yang terkenal, yakni 16 Persoality
Faktor Questionnair (16 PF Questionnaire). Sisanya, 7 sifat populasi normal dinamakan
Faktor Primer non 16 PF. Rangkuman pengelompokan faktor sumber ada pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1. Ikhtisar 35 Faktor Prima
23 Faktor Primer Normal 12 Faktor-Primer Patologis16 Faktor Primer 7 Faktor Primer non
16 PFA – B – C- E – F – G – H – I – L- M – N – O – Q1 – Q2 – Q3 – Q4
D – J – K – P – Q5 –Q6 –Q7
D1 – D2 – D3 – D4 – D5 – D6 – D7 – Pa – Pp – Sc – As – Ps
Sumber: Alwilsol (2009)
Deskripsi singkat setiap faktor ada pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Deskripsi 35 Faktor Primer
16 Faktor Primer (16 PF)Skor Rendah Simbol Nama Faktor Simbol Skor Tinggi
ReservedTidak Ramah
A - Sizia - Affectia A + OutgoingRamah
Less Intelligence Kurang Cerdas
B - Intellegence B + More intelegence Lebih cerdas
EmotionalEmosional
C - Ego Strength C + StableStabil
HumbleRendah hati
E - Submissive- Dominance
E + AssertiveTegas, sombong
SoberBijak, berfikir tenang
F - Disurgency-Surgency F + Happy-go-luckyRiang-ceria
ExpedientCeroboh
G - Superego-Strenght G + ConscientiousCermat
Shy H - Threctia-Parmia H + Bold
Malu BeraniToughminded
Keras hatiI - Harria-Premsia I + Tenderminded
Lembut hatiTrusting
Mudah percayaL - Alaxia-Protension L + Suspicious
CurigaPractical
PraktisM - Praxernia-Autia M + Imaginative
ImajinatifFortright
Jujur-apa adanyaN - Artlessness-shrewdness N + Shrwed
CerdikPlacid
Tenang-amanO - Assurance-guilt
pronenessO + Apprehensive
KhawatirTraditional
KolotQ1 - Conservative-
RadicalimsQ1 + Experimenting
Senang hal baruGroup-tied
Terikat kelompokQ2 - Group Adherence-Self
SuficientQ2 + Self Suficient
MandiriCasual
SembaranganQ3 - Low Integration-High
Self Concept03 + Controlled
Teratur-rapiRelaxed
SantaiQ4 - Ergic Tension Q4 + Tense
TegangInaktif D - Phlegmatic
Temperament-Excitability
D + Overaktif
Suka aksi kelompok J - Zeppia-Coasthenia J + ReflektifTidak peduli sosial K - Social unconcern-
Social role concernK + Kemasakan sosial
Melankolis P - Coutious inactivity-Sanguin Casualness
P + Spekulatif-mandiri
Mencukupi diri sendiri
Q5 - Lack of social concern-Groupdedication with
sensed inadequacy
Q5 + Peduli dengan kerja sosial
Diam, menerima Q6 - Self effacement-Social panace
Q6 + Pemberontak social
Tidak senang berbicara
Q7 - Explicit self Expression Q7 + Ekspresi verbal/social
16 Faktor Primer PatologisTidak takut sakit D1 - Hypochondriasis D1 + Takut sakit tanpa
alasanMenyenangi hidup D2 - Zestfulness-Suicidal
disgustD2 + Merusak diri
sendiriMenolak petualangan D3 - Broading Discontent D3 + Berani mengambil
resikoTenang, percaya diri D4 - Anxious Depression D4 + Tegang, kakuAntusias dalam bekerja
D5 - High Enercy Euphoria-Low Eneercy Depression
D5 + Merasa kelelahan
Tidak merasa berdosa D6 - Guilt and Resentment D6 + Merasa BerdosaSantai, ramah D7 - Bored Depression D7 + Menyendiri,
menolak kontakMudah percaya Pa - Paranoia Pa + Merasa terus
diamatiMenolak melanggar Pp - Psychotic Deviation Pp + Antisosial-kriminalHukum Emosi harmonis
Sc - Schizophrenia Sc + Halusinasi
Tanpa kompulsif As - Psychasthenia As + Banyak kompolsif
Baik hati Ps - General Psychosis Ps + Mudah kehilangan akal
Sumber: Alwisol, 2009.
1. Faktor A. (Sizia-Affectia)
Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polarisasi tipe schizothemes-
cyclothemes dari Kretschmer. Type reserved = schizothemes adalah orang yang menarik diri,
halunisasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi kurus. Type outgoing = cyclothemes
adalah orang yang ramah, senang tertawa dan cenderung memiliki bentuk tubuh gemuk
pendek.
2. Faktor B (Inteligence)
Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan berfikir pada umumnya.
Nilai rendah atau tinggi dari faktor ini berhubungan dengan tes inteligensi, tingkat
pendidikan, kemampuan berfikir dan logika.
3. Faktor C (Ego Strenght)
Faktor ini ditemukan melalui analisis faktor. Mirip dengan konsep kekuatan ego pada
psikoanalisis, orang yang neurotik cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu
pula alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memiliki ego yang rendah.
Hakekat faktor ini adalah kekuatan untuk mengontrol impuls dan menangani masalah dengan
realistik.
4. Faktor E (Submassive-Dominance)
Orang yang dominan pada faktor E adalah orang yang percaya diri, sombong, congkak,
agresif, bersemangat, bertenaga, berkemauan, mementingkan diri sendiri. Sebaliknya E-
cenderung ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam, dan penurut. Ini berarti E+ dan
E- sama-sama mempunyai sifat positif (yang dikehendaki) dan sifat negatif (yang tidak
dikehendaki).
5. Faktor F (Disurgency-Surgency)
Faktor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak, dan tetap penting pada usia
dewasa. Diperkirakan oleh Cattell trait ini dipengaruhi oleh keturunan sebesar 55%. Orang
yang disurgensinya tinggi (F-) adalah orang yang depresi, pesimistik, seklusif, kelelahan,
lemah, introspektif, dan khawatir. Sebaliknya surgensi (F+) ditandai oleh sifat penggembira,
ramah, mudah bergaul, responsif, bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara.
6. Faktor G (Superego Strength)
Faktor mirip dengan konsep superego dari Freud, orang yang superegonya kuat
cenderung memiliki ketetapan atau setia dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli
dengan kontrol diri terhadap tingkahlaku.
7. Faktor H (Threctia-parmia)
Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekitar 40%. Threctia (H-) adalah reaksi bahaya
dari sistem simpatetik (malu, takut-takut, menyendiri, dan menahan diri), sedang parmia (H+)
bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah, senang berkelompok,
periang, responsif).
8. Faktor I (Harria-premsia)
Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orang tua, sedang premsia berhubungan
dengan proteksi yang berlebihan dari orang tua, I- menjadi orang yang masak, independent,
realistik, dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran, banyak tuntutan,
tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif, kreatif, dan kecemasan. Budaya yang lama
cenderung premsik, sedang budaya pionir lebih harrik.
9. Faktor L (Alaxia-Protension)
Alaxia diambil dari kata relaxation, sedang pretension adalah gabungan dari projection
dan tension. Orang yang protensif cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri,
sedang alaxis mudah percaya, memahami, dan sabar.
10. Faktor M (Praxernia-Autia)
Praxernia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan concerned. Sifat ini
mengacu pada orang yang konvensional, praktis, sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia
(M+) dari kata autistic, orang yang tidak konvensional, kritis-rewel, perhatiannya terserap,
imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotik menjadi terserap dengan pikirannya
sendiri, dan tidak peduli dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan kebutuhan
terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan tipe (M-) peduli dengan kebutuhan
terhadap lingkungan, cenderung memperhatikan detail. (M-) ini menurut Cattell dapat
menjadi dasar dari gejala obsesif-kompulsif.
11. Faktor N (Artlessness-Shrewdness)
N- adalah ciri orang yang naïf, rendah hati- bersahaja, dan spontan, sedang N+
bercirikan materialis, cerdik, berpandangan luas, pintar.
12. Faktor O (Assurance-Guild Proneness)
O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+ adalah trait yang
ditemukan pada orang-orang yang patologis, alkoholik, kriminal, manis depresif. Mereka
hanya memiliki teman terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir dan
merasa berdosa.
13. Faktor Q1 (Conservative-Radicalims)
Q2 (Group Adherence-Selfsufficient)
Q3 (Low Integration-High Self Concept)
Q4 (Ergic Tension)
Empat faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku hanya kecil. Semuanya
menjelaskan tentang self, dan satu dengan yang lain saling berhubungan walaupun bentuk
sifatnya berbeda-beda. Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi
dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu. Sebaliknya, orang yang
radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan bersemangat.
D. Organisasi Dinamis Kepribadian (ERG, Sentiment, Attitude)
1. Dorongan Pembawaan (ERG)
Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebur ERG. ERG berasal dari Ergon
[Yunani] yang berarti kerja atau enargi. Semua dorongan primer yang dibawa bersama
kelahiran disebut ERG, seprti seks, lapar, haus, rasa ingin tahu, marah, dan motif-motif
lainnya yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga dimiliki oleh primate dan
mamalia lainnya. Tidak seperti psikolonalis yang menentukan drive apa saja yang dimiliki
manusai secara subyektif, Cattell kembali memakai ananlisis faktor terhadap data T dari
sampel anak-anak dan orang dewasa dari berbagai budaya. Pendekatan itu memetakan
motivasi manusia secara matematis alih. Alih secara logis. Dari pendekatan statistic itu,
Cattell menemukan 10 ERG, yang sebagian besar juga ditemukan pada binatang karena
ternyata trait dinamik itu ada pada semua budaya. Faktor ERG pada manusia ekuivalen
dengan pola insting binatang. Secara keseluruhan, peta erg manusia terdiri dari 10 ERG
independent, 4 ERG yang independensinya kurang jelas, dan 2 erg yang dipertanyakan
nilainya sebagai faktor hereditas sebagaimana table berikut ini:
Tabel 3. Daftar Peta ERG Manusia
Tujuan Utama Dorongan Emosi Status PembuktianMencari makan Berpasangan Berteman Perlindungan orang tua,
Lapar Seks Kesendirian Kasih sayang Ingintahu Takut Bangga
Dikenali secara konsisten dan independent
Eksplorasi Keamanan Kepercayaan diri Seks Narkistis Suka berkelai Memiliki
Kenikmatan Marah Tamak
Bantuan Istirahat Penciptaan Rendah hati
Putus asa Mengantuk Kreatif Rendah hati
Tidak pasti sifat independensinya
Muak Tertawa Muak Kesenangan Faktor yang masih dipertanyakan
Sumber: Alwisol, 2009.
2. Sentiment (Sentiment)
Sentiment sering disebut Cattell sems, akronim dari “sosially shaped ergic manifold”
(bermacam-macam ERG yang dibentuk secara sosial). Sentiment adalah organisasi struktur
keseimbangan attitude, yang memperoleh energi belajar dari ERG tetapi dibentuk oleh hasil
belajar. Sentiment merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya
mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (misalnya karir, agama) atau
disekitar orang yang penting (orang tua, pasangan, self), dia dibutuhkan oleh lingkungan
sosial dan memuaskan beberapa ERG pada saat yang sama. Attitude adalah aksi atau
keinginan melakukan aksi sebagai respon terhadap situasi tertentu, yang kalau dilacak asal-
muasalnya akan sampai ke dorongan primer bawaan–ERG. Ditengah-tengah antara attitude
dengan ERG adalah sentiment.
Hubungan dalam latise dinamik (kisi-kisi dinamik) dari Cattell dapat berupa:
a. Beberapa sentiment dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa erg dapat
tersubsidiasi ke satu sentiment.
b. Beberapa attitude dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa ERG dapat
disubsidiasi dari satu attitude.
c. Sentimen yang satu subsider kepada sentiment yang lain, baik dalam bentuk subsidiasi
tunggal maupun jamak.
3. Sikap (Attitude)
Sikap atau attitude bukan pandangan tentang sesuatu seperti menolak atau menerima,
senang atau tidak senang, tetapi sikap adalah konsep tentang tingkah laku spesifik (atau
keinginan untuk bertingkahlaku tertentu) sebagai respon terhadap situasi. Misalnya, seorang
mahasiswi, Monica, ingin belajar bahsa Perancis dengan teman sekelas tertentu, itu adalah
sikap. Seperti semua attitude, pada peristiwa itu ada stimulus atau situasi tertentu (kurikulum
bahasa Perancis), interest (intensita tingkat keinginan mengikuti kelas), respon (pilihan
teman) dan objek (kelas bahasa Perancis). Sikap itu kemudian akan berperan sebagai
motivator tingkahlaku (belajar bahasa Perancis).
Cattell memandang motivasi sangat kompleks, dan alur kerja motif atau kisi-kisi
dinamik (dynamic lattice) motif melibatkan semua attitude. Berbagai motif, tidak semuanya
disadari, ikut masuk kedalam contoh diatas. Monica mungkin ingin menguasai bahasa
Perancis untuk mempertahankan reputasinya. Sebagai mahasiswa teladan, mungkin dia ingin
dekat dengan laki-laki yang disenanginya, atau mungkin dia sedang kesepian dan ingin punya
banyak teman. Motif-motif itu tersusun dalam satu mata rantai, satu motif berada di bawah
motif lain, ada motif yang diarahkan ke sub tujuan yang harus dicapai sebelum mencapai
tujuan berikutnya. Kalau semua motif disadari (banyak motif yang tidak disadari), rantai
subsidiasi dapat diungkap dengan pertanyaan “mengapa?”. Motif-motif itu tersusun dalam
satu mata rantai, yang satu subsidiary dari yang lain, dan semuanya sering berakhir pada
dorongan makan yang bersifat pembawaan.
E. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan
Di antara pakar kepribadian, Cattell yang paling besar perhatiannya terhadap pengaruh
relatif dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian. Metoda meneliti
pentingnya faktor keturunan dan lingkungan dikenal dengan nama analisis varian abstrak
jamak (MAVA = multiple abstract variance analysis), teknik yang membandingkan
persamaan antara orang kembar diasuh dalam satu keluarga, kembar yang diasuh keluarga
yang berbeda, saudara kandung tidak kembar yang diasuh satu keluarga, dan saudara
kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berlainan. Hasilnya adalah perhitungan seberapa
besar perbedaan trait yang disebabkan oleh genetik dan lingkungan yang berbeda. Dari
penelitiannya, Cattell menujukkan pentingya peran keturunan pada beberapa traits. Misalnya
datanya menggunakan pengaruh keturunan terhadap kecerdasan ± 80%, malu-malu ± 80%,
dan kepuasan emosional ± 30%. Adanya pengaruh keturunan terhadap trait kecerdasan yang
sangat tinggi membuat Cattell kuat berpihak terhadap teori kelahiran selektif, yang akan
menciptakan masyarakat cerdas.
Salah satu hasil penelitian yang menarik, ternyata banyak korelasi negative anatara
faktor keturunan dengan linggkungan. Orang mengharapkan anak yang cerdas mendapat
pendidikan yang baik, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Dalam hal trait, ada
kecendrungan lingkungan tidak menghargai bahkan memeksa faktor keturunan untuk
berubah atau menyesuaikan diri. Misalnya, ketika orang dewasa mengajari anak memakai
tangan kanan alih-alih tangan kiri, atau mengajari menghilangkan rsasa malu. Gejala ini
dinamakan Cattell: Hukum pemaksaan ke Arah Rerata Sosial (Law of Coercion to Biososial
Mean). Ada banyak pranata sosial yang dapat berperan sebagai sumber pembentukan
kepribadian, yang paling penting ialah keluarga. Pranata sosial lainnya, antara lain pekerjaan,
sekolah, kelompok sebaya, agama, partai politik, dan suku bangsa. Pranata-pranata itu
mempengaruhi kepribadian melalui salah satu dari tiga cara berikut:
1. Pembentukan karakter yang disengaja: masyarakat mempunyai harapan sosial bagaimana
anggotanya harus bertingkah laku, bersikap dan mengembangkan konsep diri.
2. Faktor situasi atau ekologi yang berdampak terkembangnya sikap tertentu dalam diri individu
yang bukan menjadi kemauan sadar masyarakat atau institusi.
3. Akibat pola tingkah laku yang terbentuk dari cara pertama dan kedua, individu mengalami
perubahan kepribadian lebih lanjut dalam rangka mengekspresikan atau memuaskan motif-
motif yang penting.
Penelitiannya mengenai pengaruh lingkungan, mencakup lingkungan sekitar individu
maupun lingkungan sosial dan kultural yang luas. Sama seperti meneliti trait individu,
lingkungan juga mempunyai trait, yang oleh Cattell dinamakan sintaliti (syntality), yaitu
karakter atau atribut dari kelompok sosial yang luas. Menurutnya memahami individu harus
dilakukan dengan memahami kepribadian individu dan sintaliti kelompok yang
mempengaruhi individu itu (baik kelompok kecil maupun kelompok yang luas).
F. Tahapan Perkembangan
1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun)
Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pda tahap ini
individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami
dipengaruhi oleh pengalaman perolehan maknan dan caranya membuang kotoran. Pengaruh-
pengaruh tersebut membentuk sikap sosial, kekuatan superego, persaan aman dan tidak aman,
sikap terhadap otoritas, dan kemungkinan kecenderungan neurotic.
2. Tahap Anak (Childhood, 6-12 tahun)
Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh cattell disebut periode
konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. Ada awal kecendrunganmenuju kemandirian
dari orang tua dan meningkatnya identifikasi dengan sebayanya, tetapi problemnyatidak
besar, kalau dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya.
3. Tahap Adolesen (Adolenscence, 14-23 tahun)
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental,
neurosis, dan dilinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula konflik disekitar
dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks.
4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagian, dan produktivitas.
Pdada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga.
Kepribadian cenderung tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan sikap
pada tahap ini.
5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan
fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin redup pada tahap ini, begitu
pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah, dan mulai ada orang dekat
meninggal. Biasanya terjadi uji ulang terhadap nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup.
6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)
Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan- kematian keluarga dan
sahabat, pension, kehilangan status di masyarakat- mengikuti perasaan sendiri dan tidak
aman.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press.
Hall, C.S., Lindzey, G., 1993, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik, Yogyakarta: Kanisius.Posted 19th January 2012 by psikologi
psikologi
Cattell
Emotional Regulation
psikologi
Cattell
TRAIT APPROACH
A. Raymond Bernard Cattell
Raymond Cattell adalah seorang peneliti yang minat besarnya pada metode-metode
kuantitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap data dan masalah-masalah
psikologis. Baginya analisis faktor merupakan alat untuk menjelaskan berbagai masalah yang
semuanya telah disusun dalam suatu kerangka sistematis. Teorinya merupakan suatu usaha
penting dalam rangka menyatukan dan menyusun temuan-temuan dari berbagai penelitian
analisis faktor tentang kepribadian. Cattell menaruh perhatian pada penemuan peneliti-
peneliti yang menggunakan metode-metode penelitian lainnya, meskipun intisari
pandangannya didasarkan pada hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah Cattell
mendapatkan variabel-variabel yang dianggapnya sangat penting untuk menerangkan tingkah
laku manusia.
Cattell mirip dengan Gordon Allport sebab pandangannya dapat disebut “teori sifat”
(trait theory) dan mirip dengan Kurt Lewin karena kemampuannya menerjemahkan ide-ide
spikologis ke dalam rumusan-rumusan matematis yang jelas. Akan tetapi dari sekalian
teoretikus yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry
Murray. Keduanya memiliki pandangan yang luas tentang kepribadian dan telah
mengembangkan sistem-sistem teoretis yang luas dan padat mencakup banyak jenis variabel
yang berbeda. Keduanya sama-sama melakukan pemetaan secara empitis sampai ke sudut-
sudut terjauh dari wilayah kepribadian, dan keduanya sama-sama menghasilkan sejumlah
besar konstruk, yang secara opersional dihubungkan dengan data, dan yang sering diberi
nama yang aneh-aneh.
Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi: Murray
menyebutnya “needs” atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebutnya “dynamic
traits” atau sifat-sifat dinamik: keduanya banyak menggunakan perumusan spikoanalitis; dan
memberikan status teoretis yang sistematik pada lingkungan maupun pada sang pribadi. Salah
satu perbedaan yang mencolok antara keduanya tentu saja adalah kegandrungan Cattell pada
suatu metodologi statistik khusus, yakni analisis faktor.
Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan
menyelesaikan sumua pendidikannya di Inggris. Ia mendapat gelar B.Sc. dari Universitas
London pada tahun 1924 dalam bidang kimia, dan Ph.D dalam bidang spikologi di bawah
bimbingan Spearman di institut yang sama pada tahun 1929. ia menjadi dosen pada
University College of the South West, Exeter, Inggris, tahun 1928-1931 dan menjadi direktur
City Psychological Clinic di Leicester, Inggris, tahun 1932-1937.
B. Kategori Traits
Sistem kontruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari antara
yang paling kompleks dari sekalian teori yang kita bahas dalam buku ini. Meskipun konsep-
konsep ini mendapatkan warna khasnya dan dalam banyak hal, definisi empiris konsep-
konsepnya berasal dari penelitian-penelitian yang menggunakan analisis faktor, namun
beberapa di antaranya diproleh dari penemuan-penemuan eksperimental atau dari penelitian-
penelitian tentang tingkah laku yang menggunakan teknik-teknik observasi sederhana. Akan
tetapi keadaan ini oleh Cattell hanya dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana
terungkap dari kutipan berikut:
“Pengetahuan kami tentang spikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode klinis dan metode naturalistic dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol. Penemuan-penemuan dari yang pertama bahkan juga yang kedua, sedang dalam proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai metode-metode statistic yang lebih canggih. Khususnya eksperimen-eksperimen da kesimpulan-kesimpulan klinis perlu di rumuskan kembali berdasarkan konsepsi-konsepsi nyata menyangkut sifat-sifat (khususnya dorongan-dorongan) yang benar-benar merupakan suatu kestuan dan ini memerlukan suatu fondasi penelitian analisis faktor” (Hall & Lindzey, 1993).
Cattell berpendapat bahwa tugas terinci untuk merumuskan kepribadian harus
menunggu suatu penjabaran yang tuntas tentang konsep-konsep yang direncanakan akan
dipakai oleh sang teoretikus dalam penelitiannya tentang tingkah laku.
Definisi yang umum, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan predikat tentang
apa yang akan dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu. Tujuan penelitian psikologis
dalam bidang kepribadian adalah menetapkan hukum-hukum tentang apa yang akan
dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dalam segala macam situasi sosial dan situasi
lingkungan seumumnya. Kepribadian berkenaan dengan semua tingkah laku individu, baik
yang terbuka maupun yang tersembunyi.
Kepribadian sebagai struktur sifat-sifat (traits) yang kompleks dan terdiferensi yang
motivasinya sebagian besar trgantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut
dynamic traits atau sifat-sifat dinamik. Sifat-sifat, sifat merupakan yang terpenting dari
konsep Cattell, sifat adalah “struktur mental”, suatu penyimpulan yang didasarkan pada
tingkah laku yang dapat diobservasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas atau
konsistensi dalam tingkah laku. Fokusnya adalah pembedaan antara surface traits atau sifat-
sifat permukaan, yakni gugus variabel yang nampak atau terbuka dan yang seperti saling
berhubungan dan source traits atau sifat-sifat sumber, yakni variabel dibalik layar, yang
menentukan berbagai manifestasi pada permukaan.
Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen, dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data
utama tentang kepribadian, yakni: life record atau catatan riwayat hidup atau data-L; self-
rating questionnaire atau kuesioneer penilaian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes
objektif atau data-T. Sumber pertama yakni data-L, pada dasarnya merupakan catatan-catatan
tentang tingkah laku seseorang di masyarakat. Self-rating atau penilaian diri (data-Q)
sebaliknya merupakan pernyataan orang yang bersangkutan tentang tingkah lakunya sendiri,
dengan demikian memberikan sejenis “sisi dalam” terhadap catatan luar yang dihasilkan oleh
data-L. Tes objektif (data-T) berpangkal pada kemungkinan ketiga yakni penciptaan situasi-
situasi khusus di mana tingkah laku seseorang dapat diskor secara objektif.
1. Kategori Kepemilikan
Trait Umum - Trait Khusus (Common – Unique Traits)
a. Trait umum adalah trait yang dimiliki oleh semua orang, dalam tingkatan-tingkatan tertentu.
Misalnya inteligensi, introversi, dan suka berteman. Sifat universal dari trait umum mungkin
dilatarbelakangi oleh hereditas manusia yang kurang-lebih sama, dan individu yang berada
pada kelompok budaya yang sama menghadapi pola tekanan sosial yang hampir sama pula.
Sudut pandangnya agak berbeda dengan trait umum dari Allport, yang membatasi sifat umum
sebagai sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang. Cattell mementingkan
universalitas, sehingga sifat umum itu dimiliki dalam kadar yang berbeda-beda, sedang
Allport mementingkan kesamaan sifat sehingga kepemilikannya lebih terbatas pada
kelompok tertentu saja.
b. Trait khusus adalah trait yang dimiliki satu orang saja (bias juga dimilki oleh beberapa orang
dengan kombinasi antar trait yang berbeda). Sifat unik ini terutama berhubungan dengan
interes dan atitud.
2. Kategori Kedalaman
Trait Permukaan – Trait Sumber (Surface-Source Traits)
a. Trait permukaan adalah sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari beberapa
tingkah laku. Misalnya, remaja yang lincah, menyenangkan orang lain, dan
merencanakan kegiatan yang menarik, mungkin dapat dikatakan memiliki trait yang
periang (surface traits cheerfulness). Sebaliknya remaja yang senang mengkritik
orang lain, memandang masa depan selalu suram, dan tampak kelelahan, dikatakan
miliki sifat permukaan depresif.
b. Traits sumber adalah elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini
tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tinkah laku, dan hanya dapat
diidentifikasi memakai analisis faktor. Berbagai trait permukaan dicari
introkoneksinya atau faktor-faktornya, untuk menentukan unit yang mempengaruhi
dan melatarbelakangi trait-trait itu. Trait sumber ini bersifat konstitusional (dibawa
sejak lahir), atau bersifat bentukan lingkungan (environmental mold). Menurut Cattell
trait sumber yang ketika berinteraksi dengan lingkungan menjadi trait permukaan,
lebih penting dalam pemahaman tingkah laku, sehingga disebut juga trait primer.
Jumlah trait sumber jauh lebih kecil disbanding jumlah trait permukaan, sehingga
lebih ekonomis dalam mendeskripsi tingkah laku.
3. Kategorio Modalitas Ekspresi: Trait Kemampuan – Temperamen - Dinamik (Ability-
Temperament-Dynamic Traits)
a. Trait kemampuan: menentukan keefektifan seseorang dalam usaha mencapai tujuan, contoh:
kecerdasan.
b. Trait temperamen: gaya atau birama tingkah laku.
Contoh: ketenangan atau kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.
c. Trait dinamik: motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku.
. Contoh: dorongan, interes, dan ambisi menguasai sesuatu.
C. Klasifikasi Trait: 16 PF
Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia (sebagian besar
diperoleh dari kamus yang disusun oleh Allport dan Obert), yang kemudian Cattell ringkas
dengan cara mengelompokan sifat yang mirip dan menghilangkan istilah yang asing dan
metaforik, menjadi 200 sifat. Memakai metode kluster (mirip analisis faktor tetapi lebih
sederhana), 200 sifat itu dikelompokkan dan diperas menjadi 35 sifat (dinamakan 35 sifat
sumber atau sifat primer, masing-masing diberi simbol huruf yang berbeda). 35 sifat itu
terbagi menjadi dua kelompok, 23 sifat populasi normal dan 12 sifat populasi berdimensi
patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor terhada 23 sifat primer dari populasi normal,
ditentukan 16 sifat primer yang satu dengan lainnya saling asing. 16 sifat sumber (sifat
primer ini dinamakan faktor primer, oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk
mengembangkan instrument pengukuran kepribadian yang terkenal, yakni 16 Persoality
Faktor Questionnair (16 PF Questionnaire). Sisanya, 7 sifat populasi normal dinamakan
Faktor Primer non 16 PF. Rangkuman pengelompokan faktor sumber ada pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1. Ikhtisar 35 Faktor Prima
23 Faktor Primer Normal 12 Faktor-Primer Patologis16 Faktor Primer 7 Faktor Primer non
16 PFA – B – C- E – F – G – H – I – L- M – N – O – Q1 – Q2 – Q3 – Q4
D – J – K – P – Q5 –Q6 –Q7
D1 – D2 – D3 – D4 – D5 – D6 – D7 – Pa – Pp – Sc – As – Ps
Sumber: Alwilsol (2009)
Deskripsi singkat setiap faktor ada pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Deskripsi 35 Faktor Primer
16 Faktor Primer (16 PF)Skor Rendah Simbol Nama Faktor Simbol Skor Tinggi
ReservedTidak Ramah
A - Sizia - Affectia A + OutgoingRamah
Less Intelligence Kurang Cerdas
B - Intellegence B + More intelegence Lebih cerdas
EmotionalEmosional
C - Ego Strength C + StableStabil
HumbleRendah hati
E - Submissive- Dominance
E + AssertiveTegas, sombong
SoberBijak, berfikir tenang
F - Disurgency-Surgency F + Happy-go-luckyRiang-ceria
ExpedientCeroboh
G - Superego-Strenght G + ConscientiousCermat
ShyMalu
H - Threctia-Parmia H + BoldBerani
ToughmindedKeras hati
I - Harria-Premsia I + TendermindedLembut hati
TrustingMudah percaya
L - Alaxia-Protension L + SuspiciousCuriga
PracticalPraktis
M - Praxernia-Autia M + ImaginativeImajinatif
FortrightJujur-apa adanya
N - Artlessness-shrewdness N + ShrwedCerdik
PlacidTenang-aman
O - Assurance-guilt proneness
O + ApprehensiveKhawatir
TraditionalKolot
Q1 - Conservative-Radicalims
Q1 + ExperimentingSenang hal baru
Group-tiedTerikat kelompok
Q2 - Group Adherence-SelfSuficient
Q2 + Self SuficientMandiri
CasualSembarangan
Q3 - Low Integration-High Self Concept
03 + ControlledTeratur-rapi
RelaxedSantai
Q4 - Ergic Tension Q4 + TenseTegang
Inaktif D - Phlegmatic Temperament-
Excitability
D + Overaktif
Suka aksi kelompok J - Zeppia-Coasthenia J + ReflektifTidak peduli sosial K - Social unconcern-
Social role concernK + Kemasakan sosial
Melankolis P - Coutious inactivity-Sanguin Casualness
P + Spekulatif-mandiri
Mencukupi diri sendiri
Q5 - Lack of social concern-Groupdedication with
sensed inadequacy
Q5 + Peduli dengan kerja sosial
Diam, menerima Q6 - Self effacement-Social panace
Q6 + Pemberontak social
Tidak senang berbicara
Q7 - Explicit self Expression Q7 + Ekspresi verbal/social
16 Faktor Primer PatologisTidak takut sakit D1 - Hypochondriasis D1 + Takut sakit tanpa
alasanMenyenangi hidup D2 - Zestfulness-Suicidal
disgustD2 + Merusak diri
sendiriMenolak petualangan D3 - Broading Discontent D3 + Berani mengambil
resikoTenang, percaya diri D4 - Anxious Depression D4 + Tegang, kakuAntusias dalam bekerja
D5 - High Enercy Euphoria-Low Eneercy Depression
D5 + Merasa kelelahan
Tidak merasa berdosa D6 - Guilt and Resentment D6 + Merasa BerdosaSantai, ramah D7 - Bored Depression D7 + Menyendiri,
menolak kontakMudah percaya Pa - Paranoia Pa + Merasa terus
diamatiMenolak melanggar Pp - Psychotic Deviation Pp + Antisosial-kriminalHukum Emosi harmonis
Sc - Schizophrenia Sc + Halusinasi
Tanpa kompulsif As - Psychasthenia As + Banyak kompolsif
Baik hati Ps - General Psychosis Ps + Mudah kehilangan akal
Sumber: Alwisol, 2009.
1. Faktor A. (Sizia-Affectia)
Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polarisasi tipe schizothemes-
cyclothemes dari Kretschmer. Type reserved = schizothemes adalah orang yang menarik diri,
halunisasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi kurus. Type outgoing = cyclothemes
adalah orang yang ramah, senang tertawa dan cenderung memiliki bentuk tubuh gemuk
pendek.
2. Faktor B (Inteligence)
Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan berfikir pada umumnya.
Nilai rendah atau tinggi dari faktor ini berhubungan dengan tes inteligensi, tingkat
pendidikan, kemampuan berfikir dan logika.
3. Faktor C (Ego Strenght)
Faktor ini ditemukan melalui analisis faktor. Mirip dengan konsep kekuatan ego pada
psikoanalisis, orang yang neurotik cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu
pula alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memiliki ego yang rendah.
Hakekat faktor ini adalah kekuatan untuk mengontrol impuls dan menangani masalah dengan
realistik.
4. Faktor E (Submassive-Dominance)
Orang yang dominan pada faktor E adalah orang yang percaya diri, sombong, congkak,
agresif, bersemangat, bertenaga, berkemauan, mementingkan diri sendiri. Sebaliknya E-
cenderung ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam, dan penurut. Ini berarti E+ dan
E- sama-sama mempunyai sifat positif (yang dikehendaki) dan sifat negatif (yang tidak
dikehendaki).
5. Faktor F (Disurgency-Surgency)
Faktor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak, dan tetap penting pada usia
dewasa. Diperkirakan oleh Cattell trait ini dipengaruhi oleh keturunan sebesar 55%. Orang
yang disurgensinya tinggi (F-) adalah orang yang depresi, pesimistik, seklusif, kelelahan,
lemah, introspektif, dan khawatir. Sebaliknya surgensi (F+) ditandai oleh sifat penggembira,
ramah, mudah bergaul, responsif, bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara.
6. Faktor G (Superego Strength)
Faktor mirip dengan konsep superego dari Freud, orang yang superegonya kuat
cenderung memiliki ketetapan atau setia dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli
dengan kontrol diri terhadap tingkahlaku.
7. Faktor H (Threctia-parmia)
Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekitar 40%. Threctia (H-) adalah reaksi bahaya
dari sistem simpatetik (malu, takut-takut, menyendiri, dan menahan diri), sedang parmia (H+)
bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah, senang berkelompok,
periang, responsif).
8. Faktor I (Harria-premsia)
Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orang tua, sedang premsia berhubungan
dengan proteksi yang berlebihan dari orang tua, I- menjadi orang yang masak, independent,
realistik, dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran, banyak tuntutan,
tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif, kreatif, dan kecemasan. Budaya yang lama
cenderung premsik, sedang budaya pionir lebih harrik.
9. Faktor L (Alaxia-Protension)
Alaxia diambil dari kata relaxation, sedang pretension adalah gabungan dari projection
dan tension. Orang yang protensif cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri,
sedang alaxis mudah percaya, memahami, dan sabar.
10. Faktor M (Praxernia-Autia)
Praxernia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan concerned. Sifat ini
mengacu pada orang yang konvensional, praktis, sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia
(M+) dari kata autistic, orang yang tidak konvensional, kritis-rewel, perhatiannya terserap,
imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotik menjadi terserap dengan pikirannya
sendiri, dan tidak peduli dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan kebutuhan
terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan tipe (M-) peduli dengan kebutuhan
terhadap lingkungan, cenderung memperhatikan detail. (M-) ini menurut Cattell dapat
menjadi dasar dari gejala obsesif-kompulsif.
11. Faktor N (Artlessness-Shrewdness)
N- adalah ciri orang yang naïf, rendah hati- bersahaja, dan spontan, sedang N+
bercirikan materialis, cerdik, berpandangan luas, pintar.
12. Faktor O (Assurance-Guild Proneness)
O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+ adalah trait yang
ditemukan pada orang-orang yang patologis, alkoholik, kriminal, manis depresif. Mereka
hanya memiliki teman terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir dan
merasa berdosa.
13. Faktor Q1 (Conservative-Radicalims)
Q2 (Group Adherence-Selfsufficient)
Q3 (Low Integration-High Self Concept)
Q4 (Ergic Tension)
Empat faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku hanya kecil. Semuanya
menjelaskan tentang self, dan satu dengan yang lain saling berhubungan walaupun bentuk
sifatnya berbeda-beda. Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi
dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu. Sebaliknya, orang yang
radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan bersemangat.
D. Organisasi Dinamis Kepribadian (ERG, Sentiment, Attitude)
1. Dorongan Pembawaan (ERG)
Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebur ERG. ERG berasal dari Ergon
[Yunani] yang berarti kerja atau enargi. Semua dorongan primer yang dibawa bersama
kelahiran disebut ERG, seprti seks, lapar, haus, rasa ingin tahu, marah, dan motif-motif
lainnya yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga dimiliki oleh primate dan
mamalia lainnya. Tidak seperti psikolonalis yang menentukan drive apa saja yang dimiliki
manusai secara subyektif, Cattell kembali memakai ananlisis faktor terhadap data T dari
sampel anak-anak dan orang dewasa dari berbagai budaya. Pendekatan itu memetakan
motivasi manusia secara matematis alih. Alih secara logis. Dari pendekatan statistic itu,
Cattell menemukan 10 ERG, yang sebagian besar juga ditemukan pada binatang karena
ternyata trait dinamik itu ada pada semua budaya. Faktor ERG pada manusia ekuivalen
dengan pola insting binatang. Secara keseluruhan, peta erg manusia terdiri dari 10 ERG
independent, 4 ERG yang independensinya kurang jelas, dan 2 erg yang dipertanyakan
nilainya sebagai faktor hereditas sebagaimana table berikut ini:
Tabel 3. Daftar Peta ERG Manusia
Tujuan Utama Dorongan Emosi Status PembuktianMencari makan Berpasangan Berteman Perlindungan orang tua,
Lapar Seks Kesendirian Kasih sayang Ingintahu Takut Bangga
Dikenali secara konsisten dan independent
Eksplorasi Keamanan Kepercayaan diri Seks Narkistis Suka berkelai Memiliki
Kenikmatan Marah Tamak
Bantuan Istirahat Penciptaan Rendah hati
Putus asa Mengantuk Kreatif Rendah hati
Tidak pasti sifat independensinya
Muak Tertawa Muak Kesenangan Faktor yang masih dipertanyakan
Sumber: Alwisol, 2009.
2. Sentiment (Sentiment)
Sentiment sering disebut Cattell sems, akronim dari “sosially shaped ergic manifold”
(bermacam-macam ERG yang dibentuk secara sosial). Sentiment adalah organisasi struktur
keseimbangan attitude, yang memperoleh energi belajar dari ERG tetapi dibentuk oleh hasil
belajar. Sentiment merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya
mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (misalnya karir, agama) atau
disekitar orang yang penting (orang tua, pasangan, self), dia dibutuhkan oleh lingkungan
sosial dan memuaskan beberapa ERG pada saat yang sama. Attitude adalah aksi atau
keinginan melakukan aksi sebagai respon terhadap situasi tertentu, yang kalau dilacak asal-
muasalnya akan sampai ke dorongan primer bawaan–ERG. Ditengah-tengah antara attitude
dengan ERG adalah sentiment.
Hubungan dalam latise dinamik (kisi-kisi dinamik) dari Cattell dapat berupa:
a. Beberapa sentiment dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa erg dapat
tersubsidiasi ke satu sentiment.
b. Beberapa attitude dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa ERG dapat
disubsidiasi dari satu attitude.
c. Sentimen yang satu subsider kepada sentiment yang lain, baik dalam bentuk subsidiasi
tunggal maupun jamak.
3. Sikap (Attitude)
Sikap atau attitude bukan pandangan tentang sesuatu seperti menolak atau menerima,
senang atau tidak senang, tetapi sikap adalah konsep tentang tingkah laku spesifik (atau
keinginan untuk bertingkahlaku tertentu) sebagai respon terhadap situasi. Misalnya, seorang
mahasiswi, Monica, ingin belajar bahsa Perancis dengan teman sekelas tertentu, itu adalah
sikap. Seperti semua attitude, pada peristiwa itu ada stimulus atau situasi tertentu (kurikulum
bahasa Perancis), interest (intensita tingkat keinginan mengikuti kelas), respon (pilihan
teman) dan objek (kelas bahasa Perancis). Sikap itu kemudian akan berperan sebagai
motivator tingkahlaku (belajar bahasa Perancis).
Cattell memandang motivasi sangat kompleks, dan alur kerja motif atau kisi-kisi
dinamik (dynamic lattice) motif melibatkan semua attitude. Berbagai motif, tidak semuanya
disadari, ikut masuk kedalam contoh diatas. Monica mungkin ingin menguasai bahasa
Perancis untuk mempertahankan reputasinya. Sebagai mahasiswa teladan, mungkin dia ingin
dekat dengan laki-laki yang disenanginya, atau mungkin dia sedang kesepian dan ingin punya
banyak teman. Motif-motif itu tersusun dalam satu mata rantai, satu motif berada di bawah
motif lain, ada motif yang diarahkan ke sub tujuan yang harus dicapai sebelum mencapai
tujuan berikutnya. Kalau semua motif disadari (banyak motif yang tidak disadari), rantai
subsidiasi dapat diungkap dengan pertanyaan “mengapa?”. Motif-motif itu tersusun dalam
satu mata rantai, yang satu subsidiary dari yang lain, dan semuanya sering berakhir pada
dorongan makan yang bersifat pembawaan.
E. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan
Di antara pakar kepribadian, Cattell yang paling besar perhatiannya terhadap pengaruh
relatif dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian. Metoda meneliti
pentingnya faktor keturunan dan lingkungan dikenal dengan nama analisis varian abstrak
jamak (MAVA = multiple abstract variance analysis), teknik yang membandingkan
persamaan antara orang kembar diasuh dalam satu keluarga, kembar yang diasuh keluarga
yang berbeda, saudara kandung tidak kembar yang diasuh satu keluarga, dan saudara
kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berlainan. Hasilnya adalah perhitungan seberapa
besar perbedaan trait yang disebabkan oleh genetik dan lingkungan yang berbeda. Dari
penelitiannya, Cattell menujukkan pentingya peran keturunan pada beberapa traits. Misalnya
datanya menggunakan pengaruh keturunan terhadap kecerdasan ± 80%, malu-malu ± 80%,
dan kepuasan emosional ± 30%. Adanya pengaruh keturunan terhadap trait kecerdasan yang
sangat tinggi membuat Cattell kuat berpihak terhadap teori kelahiran selektif, yang akan
menciptakan masyarakat cerdas.
Salah satu hasil penelitian yang menarik, ternyata banyak korelasi negative anatara
faktor keturunan dengan linggkungan. Orang mengharapkan anak yang cerdas mendapat
pendidikan yang baik, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Dalam hal trait, ada
kecendrungan lingkungan tidak menghargai bahkan memeksa faktor keturunan untuk
berubah atau menyesuaikan diri. Misalnya, ketika orang dewasa mengajari anak memakai
tangan kanan alih-alih tangan kiri, atau mengajari menghilangkan rsasa malu. Gejala ini
dinamakan Cattell: Hukum pemaksaan ke Arah Rerata Sosial (Law of Coercion to Biososial
Mean). Ada banyak pranata sosial yang dapat berperan sebagai sumber pembentukan
kepribadian, yang paling penting ialah keluarga. Pranata sosial lainnya, antara lain pekerjaan,
sekolah, kelompok sebaya, agama, partai politik, dan suku bangsa. Pranata-pranata itu
mempengaruhi kepribadian melalui salah satu dari tiga cara berikut:
1. Pembentukan karakter yang disengaja: masyarakat mempunyai harapan sosial bagaimana
anggotanya harus bertingkah laku, bersikap dan mengembangkan konsep diri.
2. Faktor situasi atau ekologi yang berdampak terkembangnya sikap tertentu dalam diri individu
yang bukan menjadi kemauan sadar masyarakat atau institusi.
3. Akibat pola tingkah laku yang terbentuk dari cara pertama dan kedua, individu mengalami
perubahan kepribadian lebih lanjut dalam rangka mengekspresikan atau memuaskan motif-
motif yang penting.
Penelitiannya mengenai pengaruh lingkungan, mencakup lingkungan sekitar individu
maupun lingkungan sosial dan kultural yang luas. Sama seperti meneliti trait individu,
lingkungan juga mempunyai trait, yang oleh Cattell dinamakan sintaliti (syntality), yaitu
karakter atau atribut dari kelompok sosial yang luas. Menurutnya memahami individu harus
dilakukan dengan memahami kepribadian individu dan sintaliti kelompok yang
mempengaruhi individu itu (baik kelompok kecil maupun kelompok yang luas).
F. Tahapan Perkembangan
1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun)
Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pda tahap ini
individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami
dipengaruhi oleh pengalaman perolehan maknan dan caranya membuang kotoran. Pengaruh-
pengaruh tersebut membentuk sikap sosial, kekuatan superego, persaan aman dan tidak aman,
sikap terhadap otoritas, dan kemungkinan kecenderungan neurotic.
2. Tahap Anak (Childhood, 6-12 tahun)
Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh cattell disebut periode
konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. Ada awal kecendrunganmenuju kemandirian
dari orang tua dan meningkatnya identifikasi dengan sebayanya, tetapi problemnyatidak
besar, kalau dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya.
3. Tahap Adolesen (Adolenscence, 14-23 tahun)
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental,
neurosis, dan dilinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula konflik disekitar
dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks.
4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagian, dan produktivitas.
Pdada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga.
Kepribadian cenderung tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan sikap
pada tahap ini.
5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan
fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin redup pada tahap ini, begitu
pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah, dan mulai ada orang dekat
meninggal. Biasanya terjadi uji ulang terhadap nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup.
6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)
Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan- kematian keluarga dan
sahabat, pension, kehilangan status di masyarakat- mengikuti perasaan sendiri dan tidak
aman.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press.
Hall, C.S., Lindzey, G., 1993, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik, Yogyakarta: Kanisius.Posted 19th January 2012 by psikologi
Loading Send feedback
HUSNA MULYATI
Berpacu menjadi yang terbaik
Home Profil Login
Kategori
Umum (4)
Artikel Terbaru
Teori Kepribadian Humanistik Teori Kepribadian Trait Teori Kepribadian Eksistensialisme Gaya Penyelesaian Konflik
Artikel Populer
Teori Kepribadian Trait
diposting oleh husna-m--fpsi08 pada 15 June 2012di Umum - 0 komentar
1. Teori Umum
1. 1. Teori Umum Cattell
Raymond B Cattell (dan juga Hans Eysenck) mempunyai keyakinan dasar bahwa kepribadian memiliki banyak sekali dimensi yang dapat diukur, dan teknik statistik analisis faktor dapat dipakai sebagai sarana untuk mengisolasi variabel-variabel kepribadian itu. Misalnya, seorang pakar kepribadian akan meneliti hipotesa yang menyatakan bahwa manusia itu mempunyai 30 macam traitsdi dalam dirinya. Dibuatlah alat ukur untuk mengungkap besaran trait-trait itu di dalam diri seseorang. Masalahnya adalah, apakah 30 traits itu saling terpisah, atau ada dua trait atau lebih yang saling berhubungan dan dapat dipandang sebagai satu trait saja? Faktor analisis merupkan prosedur untuk menganalisis seperangkat korelasi antara berbagai skor hasil pengukuran, dengan tujuan memperoleh jumlah trait yang lebih sederhana, untuk kemudian diinterpretasi sebagai struktur dasar dari kepribadian itu sendiri.
Pengukuran merupakan dasar dari kemajuan ilmu kontemporer, dan dalam psikologi yang harus mengukur obyek-obyek yang tidak kasat mata, taksonomi atau klasaifikasi tingkah laku memakai analisis faktor menjadi langkah yang signifikan pemakaian teknik statistic yang canggih dalam mengembangkan teori dan konsep kepribadian menempatkan Cattell, Eysenck, dan J.P. Guilford sebagai pelopor pemakaian kaidah-kaidah ilmiah dalam memahami kepribadian manusia.
1. a. Struktur kepribadian
Trait
Trait adalah elemen dasar dari kepribadian yang berperan vital dalam usaha meramalkan tingkah laku. Hal ini tampak definisi kepribadin menurut Cattell. Menurutnya, kepribadian adalah struktur kompleks yang tersusun dalam berbagai kategori yang memungkinkan prediksi tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu, mencakup seluruh tingkah laku baik yang konkrit atau yang abstrak.
Trait dapat diklasifikasikan memakai 3 kategori yaitu:
1. Kategori Kepemilikan1. Trait Umum
Trait yang dimiliki oleh semua orang dalam tingkatan tertentu. Bersifat universal yang mungkin dilatarbelakangi oleh hereditas manusia dan berada pada kelompok budaya yang sama serta menghadapi pola tekanan social yang sama pula.
1. Trait Khusus
Trait yang dimiliki satu orang saja (bisa juga dimiliki oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda). Sifat unik ini terutama berhubungan dengan interest dan attitude.
1. Kategori Kedalaman1. Trait Permukaan
Merupakan sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya: remaja yang lincah. Menyenangkan orang lain, dan merencanakan kegiatan yng menarik mungkin dapat dikatakan memiliki trait permukaan yang periang (surface traits cheerfulness).
1. Trait Sumber
Elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tingkah laku dan hanya dapat diidentifikasi memakai analisis faktor. Trait sumber ini bisa bersifat konstitusional (dibawa sejak lahir) atau bersifat bentukan lingkungan (environmental mold).
1. Kategori Modalitas Ekspresi1. Trait Kemampuan (ability)
Menentukan keefektivan seseorang dalam usaha mencapai tujuan. Contoh: kecerdasan.
1. Trait Temperamen (temperament)
Gaya atau irama tingkah laku. Contoh: ketenangan, kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.
1. Trait Dinamik (dynamic)
Motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku. Contoh: dorongan, interes, ambisi menguasai sesuatu.
Faktor sumber (faktor primer)
Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia yang kemudian dia ringkas dengan cara mengelompokkan sifat yang mirip dan menghilangkan istilah yang asing dan metaforik menjadi 200 sifat. Memiliki metoda kluster, 200 sifat itu dikelompokkan dan diperas menjadi 35 sifat yang kemudian dinamakan 35 sifat sumber atu sifat primer yang masing-masing diberi simbol huruf berbeda. 35 sifat tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, 23 sifat populasi normal dan 12 sifat populasi berdimensi patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor terhadap 23 sifat primer dari populasi normal ditemukan 16 sifat primer yang satu
dengan lainnya saling asing, 16 sifat sumber (sifat primer) ini dinamakan 16 faktor primer, oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan instrument pengukuran kepribadian yang terkenal yakni 16 Personality Faktor Questionnair (16PF).
Faktor-faktor pada 16 PF
1. A. Faktor A (Sizia-Affectia)2. B. Faktor B (Intelligence)3. C. Faktor C (Ego Strenght)4. E. Faktor E (Submissive-Dominance)5. F. Faktor F (Disurgency-Surgency)6. G.Faktor G (Super Ego Strenght)7. H.Faktor H (Threctia-Parmia)8. I. Faktor I (Harria-Premsia)9. L. Faktor L (Alaxia-Protension)10. M.Faktor M (Praxernia-Autia)11. N. Faktor N (Artlessness-Shrewdness)12. O. Faktor O (Assurance-Proneness)13. Faktor Q1 (Conservative-Radicalism)14. Faktor Q2 (Group Adherence-Selfsuffisient)15. Faktor Q3 (Low Integration-High Self Concept)16. Faktor Q4 (Ergic Tension)
1. b. Dinamika Kepribadian
Dinamika trait muncul sebagai satu klasifikasi trait. Bahasan mengenai dinamika trait sebagai motivasi secara spesifik menganalisis asal muasal penggerak trait dan saling hubungan subsidiasi antara sikap, sentiment dan sifat keturunan. Beberapa hal yang terkait dengan dinamika adalah:
1. Sikap (Attitude)
Bukan merupakan pandangan tentang sesuatu, tetapi sikap lebih menekankan pada konsep tentang tingkah laku spesifik (atau keinginan untuk bertingkah laku tertentu) sebagai respon terhadap suatu situasi.
1. Dorongan pembawaan (Erg dari Ergon atau kerja)
Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebut sebagai Erg. Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran disebut Erg seperti contohnya seks, lapar, haus, rasa ingin tahu, marah, dan motif lain yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga oleh primate dan mmlia lainnya.
1. Sentiment
Sentiment merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya mengorganisir diri di sekitar institusi social yang menonjol.
1. Kalkulus dinamik (Dynamic Calculus)
Dalam kalkulus dinamik, erg dan sentiment dipandang sebagi akar dari semua motivasi yang dapat dipakai untuk meramalkan tingkah laku seseorang. Persamaan itu memasukkan hubungan trait, erg dan sentiment dengan situasi tertentu untuk menentukan bentuk respon seseorang.
1. c. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian yang dibagi menjadi 4 menurut Cattell ini yaitu:
1) Tahap Perkembangan
1. Tahap Bayi (Infancy 0-6 tahun)
Periode pembentukan yang terpenting dlam perkembangan kepribadian. Pada tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman perolehan makanan dan caranya membuang kotoran.
1. Tahap Anak (6-14 tahun)
Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh Cattell disebut periode konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis.
1. Tahap Remaja (Adolescene 14-23 tahun)
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental, neurosis, dandelinkuensi banyak muncul pada periode ini, begitu pula konflik disekitar dorongan kemndirian, keyakinan diri, dan seks.
1. Tahap Kemasakan (Maturity 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan produktivitas. Pada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga. Kepribadian cenderung menjadi tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
1. Tahap Usia Pertengahan (Middle Age 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, social, dan psikologikal.
1. Tahap Tua ( Senility 60/70an-mati)
Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan-kematian keluarga dan sahabat, pension, kehilngan status di masyarakat-mengikuti perasaan kesendirian dan tidak aman.
2) Keturunan dan Lingkungan
Diantara pakar kepribadian, Cattel yang paling besar perhatiannya terhadap pengaruh relative dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian. Metode meneliti pentingnya faktor keturunn dan lingkungan dikenal dengan nama Analisis Varian Abstrk Jamak (MAVA = multiple abstract variance analysis). Salah satu hasil yang menarik, ternyata bnyak korelasi negative ntra faktor keturunan dengan lingkungan.
3) Kecemasan
Cattell menekankan pentingnya kecemasan sebagai aspek kepribadian karena bahaya dampaknya terhadap fusngsi fisik dan mental. Menurutnya, kecemasan itu bisa merupakn suatu keadaan sekaligus sifat dari kepribadian.
4) Belajar
Ada tiga jenis belajar untuk tujuan perkembangan kepribadian menurut Cattell:
a) Conditioning classic (asosiasi sederhana dari kognisi simultan).
b) Conditioning instrumental (asosiasi berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu)
c) Belajar integrasi (model instrumental kondisioning yang canggih)
1. d. Evaluasi
Evaluasi terhadap teori Cattell:
1) Kerja Cattell kurang dapat dipahami. Istilah yang dipakai juga sering terlalu teknis dan aneh.
2) Walaupun analisis faktor relative objektif dan merupakan teknik statistic yang canggih, tetapi, banyak peneliti yang berpendapat analisis tersebut tetap dipengaruhi subjektivitas Cattell, sehingga hasil analisis tersebut tetap diragukan.
3) Cattell tidak sungguh-sungguh membahas pengaruh lingkungan sebagai predictor tingkah laku yang akurat. Cattell dipandang condong ke aspek-aspek yang tidak teramati, lebih banyak membahas faktor-faktor hereditas.
1. 2. Hans Jurgen Eysenck
Teori kepribadian Eysenck memliki komponen biologis dan psikometris yang kuat. Namun ia yakin kalau kecanggihan psikometris saja tidak cukup untuk mengukur struktur kepribadian manusia dan bahwa dimensi kepribadian yang melewati analisis faktor bersifat steril an tak bermakna kecuali mereka memiliki eksistensi biologis.
Inti pandangan Eysenck dalam psikologi dapat dicari sumbernya pada keyakinannya bahwa pengukuran adalah fundamental dalam segala kemajuan ilmiah, dan bahwa lapangan
psikologi sebelumnya orang belum pasti tentang “hal” apa yang sebenarnya diukur. Eysenck yakin bahwa taksonomi atau klasifikasi tingkah laku adalah langkah pertama yang menentukan dan bahwa analisis faktor adalah alat yang paling memadai untuk mengejar tujuan ini.
1. a. Struktur Kepribadian
Eysenck berpendapat bahwa, kebanyakan ahli-ahli teori kepribadian terlalu banyak mengemukakan variable-variabel kompleks dan tak jelas. Pendapat ini dikombinasikan dengan analisisnya, yaitu dengan analisis faktor, telah menghasilkan system kepribadian yang ditandai oleh adanya sejumlah kecil dimensi-dimensi pokok yang didefinisikan dengan teliti dan jelas.
Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang timbul dariefektivitas sebagai total pola-pola perilaku actual atau potensial dari individu yang mendatangkan stimulus dari orang sekitarnya, dan sulit untuk dipahami, yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal dari individu dimana kedua faktor tersebut juga saling mengadakan interaksi.
Hal yang sentral dalam pandangan Eysenck mengenai tingkah laku adalah pengertian sifat dan tipe. Eysenck memberikan definisi sifat dengan observed constalation of individual action tendencies yaitu suatu kejegan yang Nampak diantara kebiasaan-kebiasaan dalam tindakan-tindakan yang diulangi oleh seseorang. Sedangkan tipe adalah bagian dari observed constalation of syndrome of traits jadi tipe lebih luas dari pada sifat.
Struktur Kepribadian
Berbicara tentang struktur kepribadian, Eysenck berpendapat bahwa kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan, disposisi-disposisi yang terorganisasi dalam susunan hierarkis berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya. Bila diurutkan dari yang paling tinggi dan paling mencakup ke yang paling rendah dan paling khusus adalah:
1) Type, yaitu kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi trait dalam satu dimensi yang luas.
2) Trait, yaitu kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang paling penting dan permanen.
3) Habitual Response, yaitu kumpulan respon spesifik, tingkah laku atau fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
4) Spesific Response, yaitu tingkah laku yang secara actual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Dimensi-dimensi Kepribadian
Eysenck menemukan tiga dimensi tipe, yakni ekstraversi (E), neurotisme (N), dan psikotisme (P). Masing-masing dimensi saling asing, sehingga dapat berlangsung kombinasi antar dimensi secara bebas. Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait. Hamper semua 35 trait sumber primer dari Cattell sama dengan 27 trait dari Eysenck. Hirarki kebiasaan sangat banyak, mungkin ribuan, sedangkan hirarki respon spesifik tidak terhingga jumlahnya. Trait dari ekstraversi adalah: sosiabel, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi, riang, dominan, besemangat, dan berani. Trait dari neurotisme adalah: cemas, tertekan, tegang, berdosa, harga diri rendah, irasional, maju, murung, dan emosional. Trait dari psikotisme adalah: agresif, dingin, egosentrik, impersonal, impulsive, antisocial, tak empatik, kreatif, dan keras hati.
Neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang menglami gangguan akan memperoleh skor yang lebih tinggi disbanding dengan orang-orang normal diskala dua faktor ini. Dan psikotisme lawannya fungsi super ego.
Bipolaritas faktor-faktor Eysenck tidak hanya menyatakan kalau sebagian besar orang mengarah ke salah satu kutub atau yang lain pada kutub ketiganya. Masing-masing faktor ini terdistribusi secara tunggal dari pada berganda.
Tiga dimensi kepribadian Eysenck ini masuk akal secara teoritis. Carl Jung dan tokoh yang lain menyadari efek yang kuat dari perilaku ekstraversi dan introversi (faktor E), dan Sigmund Freud menekankan pentingnya kecemasan (faktor N) dalam pembentukan perilaku. Selain itu psikotisme (faktor P) sejalan dengan para teoritisi yang lain seperti Abraham Maslow yang melihat kesehatan psikologis dalam aktualisasi diri (skor P rendah) hingga skizofrenis dan psikosis (skor P tinggi). Ekstraversi dan neurotisme adalah faktor dasar hamper disemua studi analisis faktor tentang kepribadian.
1. b. Dinamika Kepribadian
Yang disebut dengan dinamika kepribadian adalah mempelajari interaksi antar struktur dari kepribadian tertentu, yang dalam pembahasan kali ini adalah struktur kepribadian menurut tokoh Eysenck.
Jika dilihat dari hubungnnya dengan faktor-faktor struktur di atas, maka dapat disebutkan bahwa antar bagian dari struktur kepribadian tersebut terjadi interaksi dan saling berpengaruh antar satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah adanya interaksi antara bagian kepribadian yang disebut sebagai specific response dan habitual response. Dimana yang disebut sebagai specific response yakni perilaku atau pikiran individual yang bisa mencirikan sebuah pribadi atau tidak, missal seorang siswa yang menyelesaikan tugas membaca. Sedangkan habitual response dapat dimaknai sebagai respon yang terus berlangsung di
bawah kondisi yang sama, missal jika seorang siswa seringkali berusaha sampai suatu tugas selesai dikerjakannya. Habitual response ini dapat berubah-ubah ataupun dapay menetap.
Setelah mengetahui penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk membuat perilaku tertentu atau specific response menjadi sebuah kebiasaan atau habitual response maka perlu adanya pengulangan perilaku tertentu tersebut hingga beberapa kali. Sedangkan jika individu tersebut tidak menginginkan perilaku tertentu itu menjadi sebuah habitual response atau sebuah kebiasaan, maka tidak diperlukan pengulangan perilaku hingga berkali-kali. Dan hubungan serta interaksi juga berlaku pada bagian kepribadian Eysenck yang lain, seperti tipe dan trait.
Kepribadian dan perilaku
Menurut model Eysenck yang ditunjukkan gambar di atas, psikotis, ekstraversi, dan neurotis seharusnya dapat memprediksi hasil-hasil studi eksperimental dan perilaku-perilaku social. Teori Eysenck sendiri mengasumsikan ekstraversi merupaan produk dari tingkatan stimulasi kulit otak yang rendah. Karena itu pribadi introvert jika dibandingkan dengan pribadi ekstrovert, mestinya lebih sensitive terhadap stimuli dan kondisi belajar.
Lebih jauh lagi, Eysenck berpandapat bahwa banyak studi psikologis sudah mencapai kesimpulan yang keliru karena sudah mengabaikan faktor-faktor kepribadian ini. Contohnya, studi-studi di bidang pendidikan yang membandingkan keefektifan dari penemuan pembelajaran dan perbedaan perilaku. Eysenck yakin kalau studi-studi ini tidak mempertimbangkan bahwa anak-anak yang ekstrovert lebih suka dan lebih kreatif dalam melakukan penemuan aktif, sementara anak-anak yang introvert lebih sungkan dan lebih nyaman dengan gaya belajar pasif yang disuapkan pada mereka. Dengan kata lain, sebuah interaksi muncul diantara dimensi kepribadian dan gaya belajar. Namun, ketika peneliti mengabaikan faktor-faktor kepribadian ini, mereka bisa menemukan perbedaan dalam perbandingan efektivitas penemuan versus gaya belajar reseptif.
Eysenck juga berhipotesis kalau psikotisme (P) berkaitan dengan kejeniusan dan kreativitas. Banyak anak yang memiliki kemampuan kreatif cenderung tidak menurut dan memliki ide-ide yang tidak begitu ortodoks namun mereka dipaksa untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang tidak kreatif. Eysenck juga menemukan bukti bahwa pribadi yang seperti ini kurang begitu tekun meskipun skor-Pnya tinggi, juga sanggup melawan kritik dari orang tua dan guru, serta tumbuh besar menjadi orang yng kreatif.
Dengan cara yang sama Eysenck melaporkan bahwa pribadi dengan skor P dan skor E yang tinggi tampaknya akan cenderung menjadi anak kecil yang suka mencari masalah. Orang tua dan guru menganggap anak-anak ekstrovert sebagai berandal yang menarik dan bisa memaafkan semua kenakalan mereka, namun para pembuat masalah dengan skor P yang tinggi dianggap lebih nakal, ugal-ugalan, dan tak layak untuk dicintai. Sehingga para pembuat masalah dengan skor E yang tinggi cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang produktif, sementara pembuat masalah dengan skor P yang tinggi cenderung bermasalah dengan pembelajaran, mudah terjerumus dengan kriminalitas, dan mengalami kesulitan saat menjalani hubungan pertemanan. Sekali lagi,Eysenck menegaskan psikolog bisa keliru memberikan pengarahan jika tidak memahami keragaman kombinasi dari dimensi kepribadian ketika melkukan riset.
1. a. Pembentukan Kepribadian
Teori kepribadian Eysenck menekankan pada herediter sebagai faktor penentu dalam perolehan trait ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme (juga kecerdasan).
Eysenck juga berpendapat, bahwa semua tingkah laku yang tampak –tingkah laku pada hirarki kebiasaan dan respon spesifik- semuanya (termasuk tingkah laku neurosis) dipelajari dari lingkungan. Eysenck berpendapat inti fenomena neurotis adalah reaksi takut yang dipelajari (terkondisikan). Hal itu terjadi manakala satu atau dua stimulus netral diikuti dengan perasaan sakit atau nyeri fisik maupun pdikologis. kalau traumanya sangat keras, dan mengenai seseorang yang faktor hereditasnya rentan menjadi neurosis, maka bisa jadi cukup satu peristiwa traumatis untuk membuat orang itu mengembangkan reaksi kecemasan dengan kekuatan yang besar dan sukar berubah (diathesis stress model).
Sekali kondisioning ketakutan atau kecemasan terjadi, pemicunya akan berkembang bukan hanya terbatas kepada obyek atau peristiwa asli, tetapi ketakutan atau kecemasan itu juga dipicu oleh stimulus lain yang mirip dengan stimulus asli atau stimulus yang dianggap berkaitan dengan stimulus asli. Setiap kali orang menghadapi stimulus yang membuatnya merespon dalam bentuk usaha menghindar atau mengurangi kecemasan, menurut Eysenck, orang itu menjadi terkondisi perasaan takut atau cemasnya dengan stimuli yang baru saja dihadapinya. Jika kecemderungan orang untuk merespon dengan tingkah laku neurotic semakin meluas, sehingga orang itu menjadi mereaksi dengan ketakutan stimuli yang hanya sedikit mirip atau bahkan tidak mirip sama sekali dengan objek atau situasi menakutkan yang asli.
Menurut Eysenck, stimulus baru begitu saja dapat diikatkan dengan stimulus asli, sehingga orang mungkin mengembangkan cara merespon stimulus yang terjadi serta merta akibat adanya stimulus itu, tanpa tujuan fungsional. Eysenck menolak analisis psikodinamik yang memandang tingkah laku neurotic dikembangkan untuk tujuan mengurangi kecemasan. Menurutnya, tingkah laku neurotic sering dikembangkan tanpa alas an yang jelas, sering menjadi kotraproduktif, semakin meningkatkan kecemasan dan bukannya menguranginya.
Jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, logikanya tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku, atau metode menangani tekanan psikologis yang dipusatkan pada pengubahan tingkah laku salah suai alih-alih mengembangkan pemahaman mendalam terhadap konflik di dalam jiwa.
1. b. Evaluasi
Kritik utama terhadap Eysenck adalah teorinya terlalu sempit. Teori itu hanya membahas tiga dimensi kepribadian dan hubungannya dengan biologi-syaraf, tanpa menyinggung topic-topik yang menjadi pusat perhatian pakar psikologi pada umumnya, seperti motivasi, drives, kemauan, dan impuls. Eysenck menyinggung perkembangan kecemasan tapi tidak membahas perkembangan itu secara luas.
Penentuan yang arbitrer memunculkan usulan penggabungan faktor dan atau pemberian nama baru yang lebih akurat. Namun usulan baru itu juga bersifat arbitrer, sehingga praktis analisis faktorial yang dimulai dengan jargon keobjektifan dan kecanggihan akan berakhir dengan
kesimpulan yang penuh ketidakpastian. Misalnya Jeffrey Gray yang mengusulkan dimensi kecemasan-impulsivitas sebagai pengganti dimensi ektraversi dan neurotisme. Buss dan Plomin mengusulkan dimensi ekstraversi dipecah menjadi dua, sosiabilitas dan impulsivitas.
1. Paradigma Psikopatologi Trait
Cattell setuju dengan pandangan klinis bahwa neurosis dan psikosi itu terjadi akibat adanya konflik yang tak terpecahkan dalam diri individu. Dia kemudian berusaha mengembangkan teknik kuantitatif untuk membantu terapis mendiagnosis dan melakukan tritmen. Setiap konflik selalu ada sekian banyak attitude, erg, dan sentiment yang terlibat, sehingga muncul pilihan tingkah laku yang tidak dikehendaki.
Neurosis
Neurosis adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang yang merasa dirinya mengalami keulitan emosional tetapi tidak menunjukkan gangguan psikotik. Definisi ini sangat operasional karena menurut Cattell pemahaman tentang neurosis harus dimulai dengan pengukuran untuk mengidentifikasi perbedaan orang neurosis dengan orang normal. Ternyata perbedaan normal dengan neurotic dan psikotik bukan hanya perbedaan tingkatan, tetapi juga perbedaan dimensi.
Cattell menemukan neurotic banyak berkembang pada keluarga yang penuh konflik, kurang disiplin dan kurang kasih saying. Keluarga itu menerapkan standar moral yang tinggi, dan suami istri yang memiliki latar belakang stabilitas emosional yang rendah.
Psikosis
Psikosis adalah bentuk gangguan mental yang berbeda dengan neurosis, di mana individu kehilangan kontak dengan realita dan membutuhkan perawatan untuk melindungi dirinya dan orang lain. Jadi perbedaannya dengan neurotic adalah; psikotik tidak memiliki pemahaman terhadap masalahnya sendiri, tidak dapat merawat diri, dan mungkin membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Menurut Cattell, psikotis manis-depresif dan skizofrenia faktor keturunannya sangat besar. Sama seperti neurosis, peran keluarga cukup besar menyumbang terjadinya psikotik. Banyak bukti orang tua psikotik lebih hangat dan melindungi disbanding orang tua penderita skizofrenia.
Sedangkan menurut Eysenck, neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme, tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi, neurotisme lawannya stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi super ego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada di tengah-tengah polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin sedikit.
Hal ini dapat diartikan bahwa, orang yang variable psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka mempunyai predisposisi untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan psikotik. Pada masa orang hanya mengalami stress yang rendah, skor psikotis yang tinggi mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang menjadi psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat, fungsi normal kepribadian sulit untuk diraih kembali.
Miss Simple^^ Beranda
Labels
o DOKUMENTASI TUGAS PROYEK MINI ( SLB KARYA MURNI MEDAN) (1)
o TUGAS MINI PROYEK PENDIDIKAN (1)
Blog Archive
o ▼ 2012 (47) ► Juli (1) ▼ Juni (26)
APA & BAGAIMANA SEBENARNYA CUCI OTAK ITU??? PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ( Analisis Video Nanny
911 ... CURHATAN GAJEKU (part 3) CHAKRA ( Pusat Energi Tubuh) CURHATAN GAJEKU Part 2 Psikologi Industri dan Organisasi "Turnover" ( con... PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI (Job Design
and ... PSIKOLOGI UMUM ( Sexuallity) Psikologi Umum "Psikologi Sosial" ( Contoh kasus 2... Aku dan Mellowku... KDS Kuuuuu :) AKU DAN SNMPTN CURHATAN GAJE KU :D Psikologi Umum "Psikologi Sosial" ( contoh kasus) KENAPA MILIH PSIKOLOGI GALERI FOTO ( SLB KARYA MURNI A)
TUGAS MINI PROYEK PENDIDIKAN ANDRAGOGI Psikologi Umum "Gender" (contoh kasus) Psikologi Umum "Sexuallity" (contoh kasus) Psikologi Umum "Stress & Health" ( contoh kasus) Tipe Kepribadian ISFP 10 PENELITIAN PSIKOLOGI PALING ANEH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN (perkembangan fisik anak
3 ... RAYMOND B CATTELL HASIL SURVEY ONLINE
► Mei (7) ► April (5) ► Maret (8)
About Me
Safrida Liasna Tarigan I'm just an ordinary girl..^^Lihat profil lengkapku
Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
Safrida Liasna TariganI'm just an ordinary girl..^^Lihat profil lengkapku
Minggu, 03 Juni 2012
RAYMOND B CATTELL
BAB 1
TOKOH : RAYMOND BERNARD CATTELL
1.1 Biografi Raymond B. Cattell
Raymond B. Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan dibesarkan di
sebuah kota di tepi pantai bernama Devonshire. Cattelln adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Masa kecilnya dihabiskan di luar rumah, berlayar, berenang, menelusuri gua, dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjukkan kecintaannya akan laut.
Ketika Cattell berusia 9 tahun, di Inggris sedang terjadi Perang Dunia I. Rumah besar di
dekat rumahnya diubah menjadi rumah sakit, dan Cattell melihat banyak kereta muatan
berisi tentara-tentara yang terluka kembali dari medan perang. Pengalaman itu membuatnya
menjadi lebih sadar betapa singkatnya hidup seseorang dan kebutuhan untuk melengkapinya
selama masih bisa. Cattell juga merasakan sensasi berkompetisi dengan abangnya yang
secara intelektual memiliki kekurangan namun memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tak
bisa diatasinya.
Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di
Univesity of London, jurusan fisika dan kimia. Ia lulus tiga tahun kemudian dengan
menyandang gelar B.Sc. Namun ia menyadari, kemampuannya di bidang sains ternyata tidak
membantunya dalam bersosialisasi hingga ia memutuskan untuk mempelajari human mind,
melalui ilmu psikologi.
Lulus dengan gelar Ph.D pada 1929, ia bekerja sama dengan Charles Spearman dan
mengembangkan teknik analisis faktor. Ia juga menjadi dosen di Exeter University dan
membangun sebuah klinik psikologi di Leicester pada 1932. Sayangnya, kehidupan
pernikahannya tak semulus kehidupan akademisnya. Istrinya meninggalkannya karena
kemiskinan dan totalitasnya terhadap pekerjaan.
Pada 1937, Edward L. Thorndike mengundang Cattell untuk membantu penelitiannya
di Columbia University di New York. Tahun berikutnya, Cattell menjadi professor psikologi
di Clark University di Worcester, Massachussets dan pada 1941 ia pindah ke Harvard
University. Pada 1945, ia menikah lagi dengan seorang ahli matematika, mereka pindah ke
University of Illinois karena Cattell diterima menjadi seorang professor peneliti disana.
Ia pensiun pada 1973 lalu membangun Institute for Research on Morality and
Adjustment in Boulder di Colorado. Pada 1978, ia pindah ke Hawaii dan mengajar di
University of Hawaii School of Professional Psychology. Di waktu luangnya, ia terus menulis
hingga kematiannya. Lebih dari 50 buku dan 500 artikel menjadi kontribusi yang sangat besar
di dunia psikologi. Ia wafat pada 2 februari 1998 di rumahnya, di Honolulu, Hawaii.
1.2 Cattell’s Factor Analysis
Tujuan Cattell dalam mempelajari kepribadian adalah memperkirakan perilaku.
Subjek penelitian Cattell adalah orang-orang normal yang kepribadiannya ia pelajari, bukan
obati atau rawat. Cattel percaya bahwa adalah hal yang tidak mungkin, atau setidaknya tidak
bijak, untuk mengubah kepribadian sebelum memahami lebih rinci apa yang harus diubah.
Cattell mengajukan sebuah prosedur statistik, yakni Teori Analisis Faktor, yaitu
sebuah teknik statistik yang berdasar pada korelasi antara variabel pengukuran untuk
mengukur faktor umum. Jika korelasi di antara kedua variabel tinggi, maka ada aspek-aspek
yang mungkin sama dalam menyebabkan suatu tingkah laku atau kepribadian. Misalnya, kita
berasumsi bahwa ‘rasa bersalah’ dengan ‘introvert’ menjadi subjek pengukuran dalam
analisis faktor dan menunjukkan korelasi yang tinggi di antara keduanya. Maka, kita dapat
menyimpulkan bahwa antara rasa bersalah dengan perilaku intorvert memiliki faktor umum
yang menyebabkan seorang individu memiliki kepribadian tersebut.
Cattell menyebut faktor umum ini sebagai trait, yaitu elemen kepribadian. Hanya
ketika kita mengetahui karakteristik trait seseorang lah kita bisa memperkirakan bagaimana
seseorang akan berperilaku dalam suatu situasi.
BAB 2
DEFINISI KEPRIBADIAN
Karena Cattell percaya bahwa kita tidak dapat menentukan suatu kepribadian hingga
kita mampu menentukan seluruh konsep yang akan digunakan dalam suatu perilaku (trait).
Untuk itu, Cattell mengemukakan pendapatnya mengenai kepribadian, yaitu :
Personality is that which permits a prediction of what a person will do in a given situation Raymond Bernard Cattell
Maksudnya adalah, kepribadian seseorang mampu memprediksi perilaku yang akan
dilakukannya dalam situasi tertentu. Kepribadian yang dimaksud Cattell fokus dengan
seluruh bentuk perilaku, baik luar dan dalam.
BAB 3
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Cattell berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu bentuk struktur kompleks
dari trait dari berbagai macam kategori. Trait adalah sebuah kecenderungan reaksi yang
relative permanent yang merupakan bagian dari kepribadian. Melalui analisis factor, Cattell
mengklasifikasikan beberapa trait dalam beberapa bagian.
3.1 Common Traits and Unique Traits
Common trait adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang dan
dibedakan dalam bentuk tingkatan. Intelligence, keterbukaan, supel, merupakan contoh dari
common trait. Setiap orang memiliki trait ini, tetapi beberapa orang memilikinya dengan
tingkatan yang lebih baik dari yang lain.
Sedangkan, unique trait merupakan suatu sifat atau karakter yang tidak dimiliki
orang lain (dimiliki oleh sedikit individu) dimana sifat tersebut menyebabkan suatu individu
menjadi unik. Unique traits lebih kepada ketertarikan individu terhadap sesuatu. Contohnya
ada individu yang menyukai laba-laba, sedangkan individu yang lainnya malah tidak
menyukai laba-laba dan menyukai serangga lainnya.
3.2 Surface Traits and Source Traits
Surface traits merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari banyak elemen-
elemen yang menyusunnya secara konstan. Misalnya, kita dapat menyimpulkan trait
cheerfulness yang dimiliki seorang wanita ketika kita secara berulang-ulang mengobservasi
wanita yang senang memberi semangat kepada orang lain, membuat nyaman orang lain, dll.
Sedangkan source traits merupakan salah satu unit atau struktur dari trait yang
memengaruhi setiap perilaku individu. Source traits merupakan trait yang penting karena
source traits merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits.
Berdasarkan asalnya, source trait dapat diklasifikasikan lagi menjadi :
Constitutional traits ; karakter yang ada disebabkan oleh kondisi biologis. Misalnya seorang
yang mabuk dapat berperilaku ceroboh, berbicara ngawur, dll
Environment-mold traits ; karakter yang didapatkan karena faktor lingkungan melalui
proses pembelajaran. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai militer menunjukkan
perilaku yang berbeda dengan seseorang yang bekerja sebagai musisi jazz
3.3 Ability Traits, Temperament Traits, and Dynamic Traits
Ability traits yaitu sifat yang menentukan seberapa mampu seseorang dapat bekerja
demi sebuah tujuan. Intelligence juga merupakan salah satu contoh dari ability traits ini,
contohnya dengan tingkat intelijensi seseorang kita dapat memperkirakan seberapa keras
seseorang itu mampu mencapai tujuannya (misalnya nilai).
Selain itu, yang disebut dengan temperament traits yaitu sifat yang dapat
menggambarkan emosi dari seseorang secara umum. Sifat ini meliputi cara individu
bertingkah laku dan merespon suatu situasi. Misalnya, ketenangan, kegugupan, santai,
keberanian, dll.
Sedangkan dynamic traits merupakan sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah
laku seseorang dan juga berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang
dalam suatu hal.
BAB 4
DINAMIKA KEPRIBADIAN
4.1 Erg
Adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang untuk mencapai
tujuannya. Erg berupa dorongan primer yang dimiliki sejak lahir, seperti lapar, haus, dll. Erg
sering disebut sebagai konsep diri. Misalnya, erg of fear akan membuat seseorang
mengembangkan kewaspadaannya terhadap sesuatu yang membahayakannya.
Manusia memiliki 10 erg, yaitu makan, seks, sociability, parental protectiveness,
keingintahuan, rasa takut, agresif, serakah, self-assertion, dan kegemaran.
4.2 Sentiment
Adalah pola terstruktur dari sikap yang memperoleh energi dari erg dan dibentuk
melalui hasil belajar. Termasuk environmental-mold source traits karena pengaruh
lingkungan berkontribusi besar dalam pembentukan kepribadian. Sentimen merupakan
sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya mengorganisir diri di sekitar
institusi sosial yang menonjol (seperti karir, agama) atau di sekitar orang yang penting (orang
tua, pasangan)
4.3 Attitude (Sikap)
Adalah konsep tentang tingkah laku spesifik sebagai respon terhadap suatu situasi
tertentu. Sikap tidak perlu diungkapkan secara verbal. Cattel mengukur sikap dengan metode
yang bervariasi. Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan meningkat
tekanan darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya. Sikap
kemudian berperan sebagai motivator tingkah laku yang termasuk environmental-mold
source traits.
BAB 5
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Menurut Raymond Cattell, perkembangan kepribadian manusia dibagi menjadi empat
menurut factor penyebabnya, yaitu:
5.1 Tahapan Perkembangan
1. Infancy
Masa infancy dimulai sejak lahir hingga umur 6 tahun (0-6 tahun). Menurut Cattell,
pada usia 0-6 tahun merupakan periode terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pada
tahap ini, anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudara di sekitarnya, dan
melalui pengalaman bagaimana anak memperoleh makanan dan pengalaman bagaimana anak
menjalani proses toilet training. Cattel bukanlah seorang pengikut Freud, tetapi ia setuju
dengan ide Freud yang mengatakan bahwa tahun-tahun di awal kehidupan sangat penting
dalam membentuk kepribadian, termasuk masalah oral dan anal yang dapat memengaruhi
pembentukan kepribadian.
Beberapa perilaku sosial terbentuk dari:
Ego dan superego ; perkembangan emosi anak pada masa ini cenderung meledak-ledak
(tempertantum)
Perasaan aman atau tidak aman ; kepercayaan anak terhadap lingkungan sekitar dan orang-
orang terdekat yang sangat dibutuhkan anak di awal kehidupan. Seperti pada saat bayi, agen
sosial pada masa ini adalah ibu dan pengganti ibu (orang-orang terdekat yang memahami
kebutuhan bayi sehingga bayi merasa aman dan nyaman dengan orang tersebut, misalnya
baby sitter, nenek, dll)
Kecenderungan untuk menjadi pribadi yang mudah memiliki emosi negative (neuroticism)
Sikap terhadap otoritas diri ; ketika anak mulai melakukan hal-hal yang bisa dilakukannya
sendiri maka akan terbentuk otoritas diri, apakah ia memutuskan menjadi anak yang mandiri
atau bergantung pada orang tuanya
2. Childhood
Masa kanak-kanak (childhood) dimulai sejak umur 6-14 tahun. Tahap ini sering
disebut periode konsolidasi dikarenakan pada masa ini hanya sedikit saja masalah psikologis
yang dialami, tidak sekritis pada masa sebelumnya. Tahapan ini ditandai dengan dimulainya
kemandirian dan ingin bebas dari orang tuanya seiring meningkatnya identifikasi dengan
kelompok sosial atau pertemanan.
3. Adolescence
Tahap kanak-kanak diikuti oleh tahap perkembangan kepribadian yang bermasalah
dan penuh dengan tekanan (stressful), yaitu tahap remaja di antara 14-23 tahun. Gangguan
mood dan pelanggaran meningkat pada periode ini. Konflik yang dialami pada umumnya
seputar kemandirian, jati diri, dan seks.
4. Maturity
Pada tahap dewasa awal, 23-50 tahun, pada umumnya merupakan periode kepuasan
dan produktivitas karir individu, pernikahan, dan keluarga. Perkembangan kepribadian
menjadi lebih stabil daripada tahap sebelumnya, begitu pula secara emosional. Tidak banyak
perubahan minat dan perilaku selama tahap ini.
5. Late Maturity
Pada tahap dewasa akhir ini (50-65 tahun) meliputi perkembangan kepribadian dalam
merespon perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Secara fisik, terjadi penurunan setelah umur
50 tahun. Biasanya pada tahap ini, individu menilai kembali jati dirinya selama ini dan
mencoba memperbaikinya untuk menjadi pribadi baru.
6. Old Age
Masa ini dimulai pada usia 65 tahun ke atas. Penyesuaian diri terhadap kehilangan
orang-orang terdekat seiring dengan aspek religiusitas yang semakin meningkat, pensiun
kerja, kesepian yang mendalam, dan perasaan tidak aman adalah konflik utama pada masa
ini. Individu pada masa ini biasanya sering membicarakan kembali masa-masa yang telah
dilaluinya. Bahkan terkadang, cara pikir individu pada masa ini terlihat seperti masa kanak-
kanak.
5.2 Nature vs Nurture
Di antara pakar kepribadian, Cattell merupakan tokoh dengan perhatian besar
terhadap pengaruh relative dari keturunan dan lingkunan dalam pembentukan kepribadian.
Salah satu metode yang dilakukan Cattell adalah MAVA (Multiple Abstract Variance
Analysis). Cattell membandingkan persamaan antara orang kembar yang diasuh di satu
keluarga, orang kembar yang diasuh keluarga berbeda, saudara kandung tidak kembar yang
diasuh di satu keluarga, dan saudara kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa besar perbedaan trait yang dipengaruhi
lingkungan dan keturunan. Berdasarkan hasil penelitian, Cattell menunjukkan pentingnya
peran keturunan pada beberapa trait. Misalnya, data penelitian menunjukkan pengaruh
keturunan terhadap kecerdasan ± 80%, malu-malu ±80%,dan kepuasan emosional ±30%.
Salah satu hasil penelitian yang menarik adalah ditemukannya banyak korelasi
negative antara factor keturunan dan lingkungan. Banyak orang tua mengharapkan anak yang
cerdas dan mendapatkan pendidikan baik ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Dalam hal
ini, ada kecenderungan lingkungan memaksa factor keturunan untuk berubah atau
menyesuaikan diri. Gejala ini disebt dengan Law of Coercion to Biosocial Mean (Hukum
Pemaksaan Rataan Sosial).
Banyak sekali pranata sosial yang berperan sebagai sumber pembentuk kepribadian
seperti sekolah, pekerjaan, kelompok teman sebaya, namun yang paling penting adalah
keluarga.
Cattell juga menyatakan bahwa 1/3 bagian kepribadian dipengaruhi oleh keturunan.
Sementara 2/3 bagian kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan.
5.3 Kecemasan
Cattell menekankan pentingnya kecemasan sebagai aspek perkembangan kepribadian
individu karena bahaya dampaknya terhadap fungsi fisik dan mental. Menurutnya, kecemasan
bisa berfungsi ganda, sebagai suatu keadaan ataupun sifat dari kepribadian. Orang mengalami
berbagai tingkat kecemasan sebagai dampak keadaan yang mengancam dan menekan, maka
orang itu berada dalam keadaan cemas. Di sisi lain, ada orang yang terus menerus kronis
cemas, yang berarti cemas telah menjadi bagian dari kepribadiannya. Cattell mengidentifikasi
kecemasan ternyata digunakan untuk menggambarkan sekurang-kurangnya lima jenis
perasaan lain. Orang yang cemas kronis, perasaan cemasnya menyebabkan ia mudah curiga,
khawatir, tidak mampu membentuk konsep diri, tegang, dan kegembiraan berlebihan.
5.4 Learning
Menurut Cattell, ada tiga jenis belajar untuk tujuan pengembangan kepribadian,
yaitu :
Classical Conditioning (Asosiasi sederhanan dari kognisi yang simultan) ; Merupakan pondasi
dasar yang sangat penting bagi cara belajar yang lain,. Secara khusus digunakan untuk
mengaitkan respon emosional dengan isyarat lingkungan. Misalnya, seorang bayi akan
belajar bahwa kemunculan ibunya akan diiringi dengan perasaan nyaman dan aman
Instrumental Conditioning (Asosiasi berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu) ; Individu
belajar untuk mencapai kepuasan terhadap tujuannya melalui kegiatan ataupun tingkah laku.
Misalnya, seorang anak akan menangis terus-menerus agar ibunya berhenti menghukumnya
Integration Learning ; Individu akan belajar untuk memaksimalkan kepuasan jangka panjang
dengan memilih perilaku tertentu untuk diekspresikan dan perilaku lainnya untuk ditahan
atau disublimasi. Belajar terintegrasi ini lebih membentuk individu untuk lebih mengaktifkan
superego-nya. Misalnya, seseorang akan belajar menekan perilaku kebebasannya dan lebih
memilih mengekspresikan cinta dan perlindungan dari orang tua
BAB 6
PSIKOPATOLOGI
Psikopatologi adalah studi tentang penyakit mental, tekanan mental, dan
abnormal/perilaku maladaptif. Istilah ini paling sering digunakan dalam psikiatri dimana
patologi mengacu pada proses penyakit. Psikologi abnormal adalah istilah yang sama
digunakan lebih sering di bidang psikologis non-medis.
Cattell mempercayai bahwa individu yang mengalami penyakit mental, tekanan
mental, abnormal/perilaku maladaptif, dll, adalah sama dengan individu normal lainnya.
Hanya, pada keadaan tertentu, mereka memiliki sifat-sifat abnormal atau perilaku maladaptif
tersebut.
Cattell mengusulkan dua bentuk psikopatologi, yaitu :
Ketidakseimbangan fungsi factor umum ; factor-faktor umum yang telah dikemukakan
sebelumnya pada The 16 PF Questionnaire berjalan tidak sebagaimana mestinya. Misalnya,
jika factor A tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan mengakibatkan manic
depressive, yaitu kondisi mood yang dapat berubah secara ekstrim dan tidak menentu
Sifat patologis sebagai factor terpisah ; ciri-cirinya tidak termasuk di dalam factor umum
pada The 16PF Questionnaire. 7 ciri yang diawali huruf D merupakan ciri abnormalitas yang
dicirikan sebagai depresi
Faktor Low Score High Score
D1
LOW HYPOCHONDRIASIS
Senang, pikiran bekerja dengan baik, tidak menemukan sakit yang
bebahaya
HIGH HYPOCONDRIASIS
D2
ZESTFULNESS
Puas dengan kehidupan dan sekitarnya, tidak
memiliki keinginan kematian
SUICIDAL DISGUST
Benci dengan kehidupan, pikiran kacau, dan tindakan menghancurkan
diri
HIGH BROODING DISCONTENT
D3
LOW BROODING DISCONTENT
Mengindari hal hal yang berbahaya dan petualang, membuthkan sedikit
kesenangan
Mencari kegembiraan, gelisah, mengambil risiko, mencoba hal baru
D4
LOW ANXIOUS DEPRESSION
Tenang dalam keadaan darurat, peduli dengan sekitar, sigap
HIGH ANXIOUS DEPRESSION
memiliki mimpi yang mengganggu, ceroboh dalam
menangani hal, tegang, mudah marah
D5
HIGH ENERGY EUPHORIA
Menunjukkan semangat dalm bekerja, energik, tidur nyenyak
LOW ENERGY DEPRESSION
merasa kelelahan, kekhawatiran, tidak memiliki energi untuk mengatasi
masalah
D6
LOW GUILT AND RESENTMENT
Tidak terganggu oleh perasaan bersalah, bisa
tidur tidak peduli apa yang tersisa
HIGH GUILT AND RESENTMENT
Memiliki perasaan bersalah, menyalahkan diri atas segala sesuatu
yang tidak beres, kritis pada diri sendiri
D7
LOW BORED DEPRESSION
Santai, perhatian, ceria dengan orang,
HIGH BORED DEPRESSION
Menghindari kontak dan keterlibatan dengan orang-orang,
mencari isolasi, menunjukkan rasa tidak nyaman dengan orang.
Pa
LOW PARANOIA
Percaya, tidak terganggu oleh kecemburuan atau iri hati
HIGH PARANOIA
Mempercayai bahwa ia dimata-matai, diperhatikan, dianiaya
Pp LOW PSYCHOPATHIC DEVIATION
Menghindari keterlibatan dalam tindakan
ilegal atau melanggar aturan, sensitif
HIGH PSYCHOPATHIC DEVIATION
Merasa tidak butuh bantuan, suka melanggar aturan, tidak merasa
bersalah
Sc
LOW SCHIZOPHRENIA
Realistis terhadap diri sendiri, memiliki kestabilan emosi
HIGH SCHIZOPRENIA
Salah mempersepsikan sensasi yang diterima indera, menjauh dari
kenyataan
As LOW PSYCHASTHENIA
HIGH PSYCHASTHENIA
Mengulang hal yang sudah dilakukan terus menerus, tidak dapat
mempertahankan dirinya untuk berada dalam keadaan normal
PsLOW GENERAL PSYCHOSIS
Percaya diri, mandiri
HIGH GENERAL PSYCHOSIS
Merasa dirinya lemah, tidak berguna
BAB 7
ISU PENTING DALAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Definisi Cattell mengenai kepribadian menunjukkan pandangannya terhadap human
nature. Perilaku yang akan diperkirakan harus berlandaskan hukum dan sah. Perkiraan akan
sulit tanpa keteraturan dan konsistensi pada kepribadian.
7.1 Past vs Present
Apa factor yang lebih dominant yang membentuk kepribadian, masa lalu atau masa
kini? Cattell mencatat dalam penelitiannya, seringkali/biasanya pasangan dapat memprediksi
dengan akurat apa yang akan pasangannya lakukan pada suatu situasi tertentu. Hal itu
dikarenakan mereka telah bersama secara konsisten sehingga mampu mempelajari perilaku-
perilaku tertentu di masa lalu yang dapat memprediksi perilaku-perilaku serupa di masa
depan. Namun spontanitas dalam perilaku mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, Cattell
menganggap pengaruh masa lalu dan masa kini sama kuatnya.
7.2 Free will vs Determinism
Apa factor yang lebih dominant yang membentuk kepribadian, kemampuan individu
mengontrol perilakunya sendiri dan memahami motivasi dari perilaku tersebut (determinism)
atau pada dasarnya perilaku individu ditentukan oleh kekuatan lain yang tidak dapat dikontrol
(free)? Menurut Cattell, individu mampu mengontrol perilakunya sendiri dan memahami
motivasi dari perilaku tersebut melalui proses belajar. Individu mengetahui perilaku apa yang
akan ditampilkannya di situasi tertentu dari pembelajaran perilaku sebelumnya. Bagi Cattell,
spontanitas memiliki kemungkinan kecil dalam membentuk perilaku.
7.3 Nature vs Nurture
Cattell menerima pengaruh keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Namun
berdasarkan hasil penelitian yang Cattell lakukan, pengaruh lingkungan lebih besar
membentuk kepribadian dibandingkan pengaruh keturunan.
7.4 Uniqueness vs Universality
Cattell memandang keduanya sebagai faktor yang seimbang. Menurut Cattell, setiap
individu memilikikeunikan tersendiri. Namun keunikan itu dianggap sebagai hal yang
universal karena keunikan-keunikan itu umum dan dimiliki setiap manusia walaupun
keunikan yang dimiliki masing-masing individu adalah berbeda. Ke-universal-an keunikan
inilah yang membuat hal unik diterima pada sebuah kebudayaan.
7.5 Equilibrum vs Growth
Cattell memandang seimbang pada factor keseimbangan dan keinginan tumbuh
kembang. Menurut Cattell, motivasi manusia dalam melakukan tindakan biasanya didasari
oleh kesenangan dan hal lain yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup atau
agar semua berjalan sebagaimana mestinya. Namun di samping itu, manusia juga memiliki
motivasi yang sama kuat untuk tumbuh dan mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang
lebih baik.
7.6 Optimism vs Pessimism
Pandangan Cattell terhadap human nature menjadi semakin jelas karena ia memiliki
pengalaman di masa lalunya. Di masa kecilnya, Cattell sangat optimis bahwa kita memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat. Ia memprediksi bahwa kita akan
mendapat pengetahuan yang lebih baik dan mengontrol lingkungan kita.
BAB 8
ASSESMENT
Cattell memperkirakan kepribadian secara objektif melalui tiga metode primer, yaitu :
L-data adalah teknik dimana peneliti meliput kehidupan subjek secara langsung di
kehidupan sehari-hari. Poin penting tentang L-data adalah perilaku yang diamati dapat berupa
perilaku yang dilihat peneliti dan perilaku yang terjadi secara natural atau dapat juga
dilakukan melalui penilaian orang lain yang mengenal dekat subjek yang sedang diamati
Q-data adalah teknik dimana subjek yang diamati mengisi kuesioner, menilai perilaku dan
karakternya sendiri dengan mengisi lembar kuesioner yang telah disusun oleh peneliti. Ada
beberapa kelemahan dari Q-data, yaitu 1) Subjek penelitian mungkin memiliki batas self-
awareness sehingga jawaban mereka tidak akurat merefleksikan keadaan natural kepribadian
mereka, 2) Bahkan walaupun subjek mengenal dirinya dengan sangat baik, mungkin mereka
tidak ingin peneliti mengetahuinya sehingga dengan sengaja menyalahkan jawaban mereka
T-data adalah teknik dimana informasi mengenai kepribadian subjek diperoleh melalui tes
sehingga tidak terjadi subjektivitas yang sering terjadi pada Q-data
5.1 The 16 PF Questionnaire
Setelah lebih dari dua decade meneliti analisis factor, Cattell mengidentifikasi 16
source traits sebagai factor dasar dari kepribadian manusia yang disebut dengan Sixteen
Personality Factors (16PF) Questionnaire.
HIGH SCORE FACTOR LOW SCORE
Outgoing
Warmth
A
Affectia-Sizia
Easy-going
More intelligent,
abstract-thinking
Reasoning
B
Intelligence
Less intelligent,
concrete-thinking
Stable, adaptive, mature Emotional Stability
C
Emotional, affected
by feelings, easily
Ego Strength upset
Assertive, competitive,
bossy, forceful
Dominance
E
Dominance-Submisiveness
Cooperative, humble,
obedient, avoid
conflicts
Happy-go-lucky,
cheerful, enthusiastic
Liveliness
F
Surgency-Desurgency
Serious, sober,
introspective
Conscientious,
moralistic
Rule-consciousness
G
Superego strength
Disregards rules,
self-indulgent
Bold, venturesome,
uninhibited
Social Boldness
H
Parmia-Threctia
Shy, intimidated
Tenderminded,
sensitive, intuitive
Sensitivity
I
Premsia-Harria
Toughminded,
utilitarian,
unsentimental
Suspicious, distrustful,
vigilant
Vigilance
L
Protension-Alaxia
Trusting,
unsuspecting,
accepting
Imaginative
Abstractedness
M
Autia-Fraxernia
Practical
Private, shrewd
Privateness
N
Shrewdness-Artlessness
Forthright, naïve
Apprehensive, worried,
guilt-prone, insecure
Apprehension
O
Guilt proneness-Assurance
Placid, secure, free of
guilt
Experimenting
Opennes to change
Q1
Radicalism-Conservatism
Traditional
Self-sufficient,
individualistic
Self-Reliance
Q2
Group-oriented
Self-sufficiency-Group adherence
Perfectionist
Perfectionism
Q3
Self-concept-Low integration
Casual, tolerate
Tense
Tension
Q4
Ergic Tension
Relaxed
BAB 9
INTERVENSI
Sebagai sebuah sistem yang mengorganisasi penelitian dalam jumlah besar, teori
Cattell membutuhkan pertimbangan. Jumlah peneliatian yang dilakukan oleh Cattell dan
kompleksitas teori analisis factor adalah alas an masyarakat kurang dapat menerima
pandangannya tersebut. Cattell menuliskan bahwa adalah suatu kegagalan yang tidak perlu
dipertanyakan dalam usahanya untuk membujuk orang lain untuk melihat kebijakan dari hasil
penelitiannya.
Hasil kerja Cattel dicatat sebagai yang paling banyak dihargai namun jarang dibaca.
Terbukti dari hasil penjualan bukunya The Scientific Analysis of Personality sangat laris di
Inggris, Jerman, Australia, dan Jepang daripada di Amerika Serikat. Selain itu, Cattell juga
mencatat bahwa psikolog Eropa memandang teorinya lebih relevan daripada teori yang
dikemukakan psikolog Amerika lainnya.
Banyak kritik yang ditujukan terhadap teori analisis factor yang dikemukakan Cattell.
Meskipun teknik analisis factor disahkan sebagai penelitian objektif, dianggap masih ada
kemungkinan untuk subjetivitas memengaruhi penelitian. Pada beberapa tahap dalam proses
penelitian Cattell, keputusan yang diperlukan pasti membutuhkan opini dan referensi orang
lain.
Walaupun usaha Cattell dan rekannya cukup besar dalam membujuk psikolog lain
untuk melihat kegunaan dari metodenya, mereka hanya berhasil dalam skala kecil. Teorinya
adalah salah satu yang paling sistematis karena berdasarkan data-data dan menghasilkan
banyak informasi mengenai struktur kepribadian. Bagaimanapun, Cattell tetap yakin bahwa
suatu saat nanti kita bisa memprediksi perilaku dengan akurat.
Yang jelas, pendekatan trait terhadap kepribadan dan penyelidikan dari pentingnya
pengaruh keturunan, sedang dijalankan dalam penelitian kepribadian kontemporer.
BAB 10
KOMENTAR KELOMPOK
Komentar kelompok kami terhadap teori yang dikemukakan Cattell akan dijelaskan
dalam beberapa poin, yaitu :
Kelompok kami setuju dengan pendapatnya tentang kepribadian, bahwa kepribadian mampu
memprediksi perilaku individu pada situasi tertentu
Kelompok kami setuju bahwa dalam memprediksi kepribadian seseorang, kita harus tahu
terlebih dahulu detail-detail dari kepribadian, yang dalam hal ini detail kepribadian dijelaskan
sebagai trait
Walaupun teori analisis factor membuat kelompok kami agak kesulitan dalam
memahaminya, namun kelompok kami setuju bahwa kemungkinan ada factor-faktor tertentu
yang menyebabkan seseorang memiliki kepribadian tertentu
Dari segi metode penelitian, kelompok kami lebih setuju dengan T-Data karena bebas dari
subjektivitas, baik subjektivitas peneliti (melalui L-data) ataupun subjektivitas partisipan
(melalui Q-data)
Namun kelompok kami juga bingung mengenai human nature, khususnya nature vs nurture.
Pada gambar neraca yang ditampilkan di buku Schultz halaman 229 menunjukkan bahwa
pengaruh keturunan dengan lingkungan adalah seimbang. Sementara di buku Schultz
halaman 227 dijelaskan bahwa 1/3 kepribadian manusia dipengaruhi oleh keturunan dan 2/3
lainnya dipengaruhi oleh lingkungan. Selain itu, kelompok kami juga tidak setuju dengan
pendapat Cattell bahwa antara keturunan dan lingkungan adalah 1/3 : 2/3. Karena menurut
kelompok kami, pengaruh keduanya dalam membentuk kepribadian manusia adalah
seimbang, dimana tanpa keturunan yang baik, pengaruh lingkungan yang baik juga tidak
memiliki kontribusi besar dalam pembentukan kepribadian
DAFTAR PUSTAKA
Schultz, Duane P. 1994. Theories of Personality. California : Brooks/Cole Publishing Company
Hall, Calvin, Gardner Lindzey, John C. Loehlin, Martin Manosevitz. 1985. Introduction to Theories of Personality. Canada : John Wiley & Sons, inc.
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Feidt, Jess and Gregory J. Feist. 2002. Theories of Personality Fifth Edition. New York : McGraw Hill Book Co.
http://en.wikipedia.org/wiki/16_Personality_Factors&ei=sc9gT9y3JaSsiAeJkIHQCA&sig2=x7hcOMCGx48_jFL0yRiKZA&ct=w
http://www.cattell.net/devon/rbcbio.htm
http://www.cattell.net/devon/rbc50.jpg
http://images.joeliarahma.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/St2xwgoKCCQAAFd9cbQ1/16.RAYMOND%20BERNARD%20CATTELL.ppt?key=joeliarahma:journal:6&nmid=291504115
http://debluesearching.blogspot.com/2010/07/faktorial-analitik-raimond-b-cattell.html
http://sayapungu.blogspot.com/2011/10/teori-kepribadian-trait.html
http://psikologio-debri.blogspot.com/2012/01/cattell.html
Diposkan oleh Safrida Liasna Tarigan di 07.17 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
6 komentar:
1.
Dhony 10 September 2012 23.38
Luar biasa...
Balas
2.
Safrida Liasna Tarigan 14 September 2012 10.50
thx lagi kalo gt..:D
Balas
3.
Iqbal Ibank 25 September 2012 21.04
makasi banget sangat bermanfaat sekali! ditunggu tulisan2 selanjutnya ya
Balas
Balasan
1.
Safrida Liasna Tarigan 26 September 2012 08.33
Sama2. .:)Syukur kalo bsa b'manfaat. .
Balas
4.
Rahma Arifah 19 Desember 2012 19.23
makasih..jelas banget deskripsinya..:D
Balas
Balasan
1.
Safrida Liasna Tarigan 21 Desember 2012 08.13
sama-sama, semoga bermanfaat :)
Balas
Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Recent Posts
Recent Posts
Recent Comments
Recent Comments
Designed by EZwpthemes - Blogger Templates
it's my soul serba-serbi pengetahuan
Mobile theme gets a facelift - 30 Maret 2013 - Michelle Langston Freshly Pressed: Friday Faves - 29 Maret 2013 - Cheri Lucas New Themes: Full Frame and Ryu - 29 Maret 2013 - Philip Arthur Moore
Berita
merdeka.com - [Test] Kecepatan unduh dan unggah Google Drive lebih unggul
didukung oleh
Senin, 14 Maret 2011
Raymond Bernard Cattel
Raymond Bernard Cattell (20 March 1905-2 Februari 1998) adalah seorang psikolog Inggris dan Amerika, yang dikenal untuk eksplorasi nya banyak wilayah di psikologi. Daerah ini meliputi: dimensi dasar kepribadian dan temperamen, berbagai kemampuan kognitif, dinamika dimensi motivasi dan emosi, dimensi klinis kepribadian, pola kelompok dan perilaku sosial, aplikasi penelitian kepribadian
untuk psikoterapi dan teori pembelajaran, prediktor kreativitas dan prestasi, dan metode penelitian banyak ilmiah untuk menjelajahi dan mengukur daerah-daerah. Cattell telah terkenal produktif nya selama 92 tahun, authoring dan co-authoring lebih dari 50 buku dan 500 artikel, dan lebih dari 30 tes standar. Menurut banyak dikutip peringkat, ia adalah 16 psikolog yang paling berpengaruh dan terkemuka dari abad ke-20.
Sebagai psikolog, Cattell adalah ketat dikhususkan untuk metode ilmiah. Dia adalah seorang pendukung awal menggunakan metode analisis faktor, bukan apa yang ia sebut "berteori verbal" untuk menjelajahi dimensi dasar kepribadian, motivasi, dan kemampuan kognitif. Salah satu hasil yang paling penting dari aplikasi Cattell tentang analisis faktor adalah penemuan 16 faktor yang mendasari kepribadian manusia. Ia menyebut faktor-faktor "sifat-sifat sumber" karena ia percaya mereka menyediakan sumber yang mendasari untuk perilaku permukaan kita anggap sebagai kepribadian. Teori ini faktor kepribadian dan instrumen yang digunakan untuk mengukur mereka diketahui masing-masing sebagai model faktor 16 kepribadian dan Kuesioner 16PF.
Meskipun Cattell paling dikenal untuk mengidentifikasi dimensi kepribadian, ia juga mempelajari dimensi dasar domain lainnya: kecerdasan, motivasi, dan minat kejuruan. Cattell berteori adanya kecerdasan cairan dan mengkristal untuk menjelaskan kemampuan kognitif manusia, dan menulis Budaya Fair Intelligence Test untuk meminimalkan bias bahasa tertulis dan latar belakang budaya dalam pengujian intelijen.
Inovasi dan prestasi
prestasi utama Cattell's berada di kepribadian, kecerdasan, dan statistik. Dalam kepribadian, ia dikenang untuk model-nya 16-faktor kepribadian, berdebat untuk lebih sederhana model 3-faktor Eysenck, dan mengembangkan tes untuk mengukur faktor utama dalam bentuk Kuesioner 16PF. Dia adalah yang pertama untuk mengusulkan model hirarki, multi-tingkat kepribadian dengan faktor utama dasar pada tingkat pertama dan, yang lebih luas "orde kedua," atau ciri-ciri kepribadian global pada tingkat yang lebih tinggi dari organisasi kepribadian (Cattell, 1943) . Kelima sifat global sekarang diidentifikasi dengan model Lima banyak digunakan Besar kepribadian. Penelitiannya menyebabkan kemajuan konseptual tambahan - misalnya membedakan negara versus pengukuran sifat kepribadian: segera, sementara negara versus jangka panjang, bertahan pada tingkat sifat sifat seperti kecemasan. Dalam kecerdasan, Cattell yang terbaik diidentifikasi dengan perbedaan kecerdasan cairan dan mengkristal: saat ini, abstrak, kemampuan intelektual adaptif versus pengetahuan diterapkan atau mengkristal. Sebagai fondasi teoretis untuk perbedaan ini, Cattell mengembangkan investasi-model kemampuan, mengatakan bahwa kemampuan kristalisasi muncul dari investasi kemampuan cairan dalam topik pengetahuan. Dia sehingga berkontribusi epidemiologi kognitif, dengan alasan bahwa pengetahuan mengkristal, sedangkan cairan awalnya tertinggal kemampuan, dapat dipertahankan atau bahkan meningkat setelah kemampuan cairan mulai menurun, sebuah konsep yang diwujudkan dalam Dewasa Membaca Nasional Test (Nart). Cattell mengembangkan kemampuannya sendiri tes, Budaya Fair Intelligence Scales, dirancang untuk meminimalkan pengaruh latar belakang budaya atau pendidikan dan memberikan suatu ukuran sepenuhnya non-verbal intelijen seperti yang sekarang terlihat di Raven's.
Dalam statistik, ia mendirikan Masyarakat Multivarian Psikologi Eksperimental (1960) dan jurnal Multivarian Behavioral Research. Dia adalah seorang pengguna awal dan sering analisis faktor, dan perbaikan dikembangkan untuk proses ini, seperti Uji Scree yang digunakan kurva akar laten untuk menilai jumlah terbaik faktor hasil dari analisis faktor. Ia juga mengembangkan analisis rotasi faktor baru, "Procrustes" rotasi, yang dirancang untuk menguji kesesuaian data ke struktur faktor sebelum-hipotesis. kontribusi tambahan termasuk yang Kesamaan Koefisien Profil (mempertimbangkan bentuk, scatter, dan tingkat dua profil skor), yang Kalkulus Dynamic untuk menilai kepentingan dan motivasi, P-teknik analisis faktor untuk sebuah matriks kesempatan-by-variabel, program Taxonome untuk memastikan jumlah dan isi dari cluster dalam sebuah kumpulan data, Data Dasar Hubungan Box (menilai dimensi desain eksperimen), sampling variabel, sebagai lawan atau dalam hubungannya dengan sampling orang; yang syntality grup mengkonstruksikan: kepribadian " "kelompok; anjak atau tindakan berulang pada individu tunggal untuk mempelajari negara berfluktuasi kepribadian, dan Multiple Abstrak Analisis Variansi (Mava) dengan" persamaan spesifikasi "mewujudkan variabel genetik dan lingkungan dan interaksi mereka.
Biografi
Inggris Cattell pada usia 15
Raymond Cattell lahir pada 1905 di Hilltop, sebuah kota kecil di Inggris dekat Birmingham, di mana keluarga ayahnya itu terlibat dalam menemukan bagian-bagian baru untuk mesin, mobil, dan mesin lainnya. Ini adalah masa ketika ide-ide ilmiah berkembang dipengaruhi perspektif tentang bagaimana membuat perbedaan di dunia. Dia menulis:
"1905 merupakan tahun yang sangat tepat untuk dilahirkan pesawat itu hanya satu tahun.. Yang Curie dan Rutherford pada tahun yang menembus jantung atom dan misteri radiasi nya, Binet meluncurkan tes kecerdasan yang pertama, dan Einstein, teori relativitas. " .
Ketika Cattell adalah sekitar 5 tahun, keluarganya pindah ke Torquay, Devon, di selatan Inggris, di mana ia dibesarkan dengan kepentingan yang kuat dalam ilmu pengetahuan dan menghabiskan banyak waktu berlayar di sekitar garis pantai. Dia adalah yang pertama dari keluarganya (dan satu-satunya di generasi nya) untuk menghadiri universitas: Pada tahun 1921, ia dianugerahi beasiswa untuk belajar kimia di Universitas London, dimana ia memperoleh gelar BSc pada usia 19. Ketika mempelajari fisika dan kimia di universitas ia belajar dari orang-orang berpengaruh di bidang lainnya, yang berkunjung atau tinggal di London. Dia menulis bahwa ia:
"Melihat-jauh ilmu luar dalam membaca saya dan menghadiri kuliah umum - Bertrand Russell, HG Wells, Huxley, dan Shaw menjadi pembicara favorit saya (yang terakhir, dalam pertemuan di King's College, dikonversi saya untuk vegetarian -! Selama hampir dua tahun). ".
Ketika ia mengamati tangan pertama perusakan mengerikan dan penderitaan setelah Perang Dunia I, ia semakin tertarik dengan ide menerapkan alat-alat ilmu pengetahuan untuk masalah-masalah
manusia serius yang ia melihat di sekelilingnya. Dia menyatakan bahwa dalam pergolakan budaya setelah Perang Dunia I, ia merasa bahwa meja laboratoriumnya mulai tampak terlalu kecil dan masalah dunia begitu luas.. Jadi, ia memutuskan untuk mengubah bidangnya studi dan mengejar gelar Ph.D di bidang psikologi di Universitas London, yang ia terima pada tahun 1929.
Ketika bekerja pada gelar Ph.D., Cattell menerima pengajaran posisi dan konseling di Departemen Pendidikan di Exeter University. Dia akhirnya menemukan ini mengecewakan karena tidak ada sumber daya untuk melakukan penelitian di sana. Selama tiga tahun di Exeter, Cattell dirayu dan menikah Monica Rogers, yang telah dikenal sejak masa kanak-kanaknya di Devon dan mereka punya anak bersama. Segera setelah itu ia pindah ke Leicester di mana ia diselenggarakan salah satu klinik pertama Inggris anak bimbingan. Itu juga dalam jangka waktu yang ia menyelesaikan buku pertamanya "Dalam Sail Melalui Merah Devon," yang menggambarkan sekian banyak petualangan berlayar di sekitar pantai dan muara Selatan Devon dan Dartmoor.
Amerika Serikat
Pada tahun 1937, ia enggan meninggalkan Inggris dan pindah ke Amerika Serikat, ketika ia diundang oleh Edward Thorndike, untuk datang ke Universitas Columbia. Kemudian, ketika guru G. Stanley Hall di Psikologi menjadi tersedia di Clark University pada tahun 1938, Cattell direkomendasikan oleh Thorndike dan jabatan tersebut pada usia 34.
Setelah beberapa tahun produktif di Clark, ia diundang oleh Gordon Allport untuk bergabung dengan fakultas Universitas Harvard pada tahun 1941. Sementara di Harvard ia berencana dan mulai beberapa penelitian dalam kepribadian yang akan menjadi dasar bagi banyak karya di kemudian hari di daerah ini.
Selama Perang Dunia II, Cattell menjabat sebagai konsultan sipil untuk pemerintah AS meneliti dan mengembangkan tes untuk memilih perwira dalam angkatan bersenjata. Dengan perang akan segera berakhir, Cattell kembali untuk mengajar di Harvard dan menikah Alberta Karen Schuettler, Ph.D. siswa dalam matematika di Radcliffe College. Selama bertahun-tahun, ia bekerja dengan Cattell pada banyak aspek penelitian, menulis, dan pengembangan tes. Mereka menikah selama lebih dari 30 tahun dan memiliki tiga anak perempuan dan seorang putra.
Pada saat ini Herbert Woodrow, Profesor Psikologi di University of Illinois di Urbana-Champaign dan Presiden APA, sedang mencari seseorang dengan latar belakang dalam metode multivariat untuk mendirikan laboratorium penelitian di sana. Cattell diundang untuk mengambil posisi ini pada tahun 1945 dan ia diterima. Dengan ini professor riset yang baru dibuat dalam psikologi, ia dapat memperoleh dukungan hibah yang cukup untuk dua Ph.D. asosiasi, empat asisten peneliti lulusan, dan bantuan ulama.
Salah satu alasan yang Cattell pindah ke Universitas Illinois adalah bahwa mereka mengembangkan komputer elektronik pertama, Illiac aku ada di sana, yang memungkinkan baginya untuk menyelesaikan analisis faktor skala besar, yang di sini-ke-depan tidak mungkin untuk melakukan . Di Universitas Illinois, Raymond Cattell mendirikan Laboratorium Personality Penilaian dan Kelompok
Perilaku. Pada tahun 1949 ia dan istrinya, Karen Alberta Cattell, mendirikan The Institute for Kepribadian dan Kemampuan Pengujian (IPAT). Karen Cattell menjabat sebagai direktur IPAT sampai 1993.
Pada tahun 1960, Cattell terorganisir dan mengadakan sebuah simposium internasional untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara peneliti psikologis yang menggunakan statistik multivariat untuk mempelajari tingkah laku manusia. Hal ini mengakibatkan dasar dari Masyarakat Multivarian Psikologi Eksperimental. Ia tetap di Illinois professor riset sampai ia mencapai usia pensiun diperlukan University pada tahun 1973. Beberapa tahun setelah ia pensiun dari University of Illinois dia membangun sebuah rumah di Boulder, Colorado, di mana ia menulis dan menerbitkan hasil dari berbagai proyek penelitian yang telah ditinggalkan belum selesai di Illinois.
Pada tahun 1977 ia memutuskan untuk pindah ke Hawaii, terutama karena cintanya seumur hidup dari laut dan berlayar (lihat buku pertamanya Dalam Sail Melalui Merah Devon yang ia menulis tentang tahun-tahun awal berlayar luas sekitar rumahnya di Devon, Inggris) . Ia melanjutkan karirnya sebagai seorang profesor paruh waktu dan penasihat di University of Hawaii. Dia juga menjabat sebagai dosen tambahan dari Sekolah Hawaii Profesional Psikologi, yang menjadi Sekolah Amerika Profesional Psikologi. Setelah menetap di Hawaii ia menikah Heather Birkett, seorang psikolog klinis, yang kemudian melakukan penelitian yang luas dengan menggunakan tes 16PF dan lainnya. Selama dua dekade terakhir hidupnya di Hawaii, Cattell terus menerbitkan berbagai artikel ilmiah, serta buku-buku tentang motivasi, penggunaan ilmiah analisis faktor, dua volume kepribadian dan teori pembelajaran, warisan kepribadian dan kemampuan, terstruktur teori belajar, dan co-mengedit sebuah buku tentang tes psikologi fungsional, serta revisi Buku Panduan nya Multivarian Psikologi Eksperimental.
Cattell dan istrinya Heather Birkett Cattell tinggal di sebuah laguna di sudut tenggara Oahu di mana ia menyimpan sebuah kapal layar kecil. Sekitar tahun 1990, ia harus menyerah berlayar hampir 80 tahun karirnya karena tantangan navigasi akibat usia tua. Ia meninggal damai di rumah di Honolulu pada tanggal 2 Februari 1998, pada usia 92 (satu bulan pendek dari 93). Ia dimakamkan di Lembah Kuil di lereng bukit menghadap ke laut. Sesuai dengan nya akan, dana yang tersisa telah digunakan untuk membangun sekolah untuk anak-anak kurang mampu di Kamboja.
orientasi Ilmiah
Ketika Cattell memasuki bidang psikologi pada tahun 1920, ia merasa bahwa domain kepribadian didominasi oleh ide-ide yang sebagian besar teoritis dan intuitif dengan dasar riset kecil. Cattell percaya pada E.L. sudut pandang empiris Thorndike bahwa "Jika sesuatu yang sebenarnya memang ada, itu ada dalam jumlah tertentu dan karenanya bisa diukur."
Cattell menemukan bahwa konsep yang digunakan oleh ahli teori psikologis awal cenderung subjektif dan kurang pasti. Sebagai contoh, setelah memeriksa lebih dari 400 makalah yang diterbitkan pada topik "kecemasan" pada tahun 1965, Cattell menyatakan "Studi menunjukkan makna yang berbeda secara fundamental banyak digunakan untuk kecemasan dan cara yang berbeda untuk mengukur itu, bahwa studi tidak bisa diintegrasikan." .Awal teoretikus kepribadian
cenderung untuk memberikan bukti objektif sedikit atau basa penelitian untuk teori mereka Cattell ingin. psikologi untuk menjadi lebih seperti ilmu-ilmu lainnya, dimana teori bisa diuji secara obyektif yang dapat dipahami dan ditiru oleh orang lain. Dalam Cattell kata-kata:
"Psikologi tampak seperti hutan konsep membingungkan, bertentangan, dan sewenang-wenang. Teori-teori pra-ilmiah yang pasti berisi wawasan yang masih melampaui dalam penyempurnaan yang tergantung pada oleh psikiater atau psikolog hari ini. Tapi siapa tahu, di antara ide-ide brilian yang ditawarkan, yang adalah orang-orang benar? Beberapa akan mengklaim bahwa laporan dari satu teori adalah benar, tetapi yang lain akan mendukung pandangan lain. Maka tidak ada cara obyektif memilah kebenaran kecuali melalui penelitian ilmiah "Psikolog Seni Sweney, pakar psikometri, disimpulkan metodologi Cattell's:
"Dia adalah tanpa kecuali orang orang yang membuat langkah paling utama dalam sistematisasi bidang ilmu perilaku dari semua aspek yang beragam menjadi sebuah ilmu nyata berdasarkan prinsip-prinsip empiris, ditiru dan universal. Jarang memiliki psikologi telah seperti ditentukan, explorer sistematis didedikasikan bukan hanya untuk mencari dasar untuk pengetahuan ilmiah tetapi juga untuk kebutuhan untuk menerapkan ilmu yang bermanfaat bagi semua ".
Penelitian Multivarian
Daripada mengejar "univariat" pendekatan penelitian untuk psikologi, mempelajari efek bahwa sebuah variabel tunggal (misalnya "dominasi") mungkin pada satu variabel lain (seperti "pengambilan keputusan"), Cattell merintis penggunaan pendekatan multivariat untuk psikologi. Dia percaya bahwa dimensi perilaku terlalu kompleks dan interaktif untuk memahami satu dimensi dalam isolasi. Pendekatan klasik univariat diperlukan membawa individu ke dalam situasi laboratorium buatan dan mengukur pengaruh satu variabel tertentu yang lain, sedangkan pendekatan multivariat diizinkan psikolog untuk mempelajari orang secara keseluruhan dan kombinasi sifat-sifat unik mereka dalam lingkungan alam. analisis multivarian diizinkan untuk studi situasi dunia nyata (misalnya depresi, perceraian, rugi) yang tidak bisa dimanipulasi di laboratorium.
Cattell penelitian terapan multivariat untuk tiga domain: ciri-ciri kepribadian atau temperamen, ciri-ciri motivasi atau dinamis, dan dimensi beragam kemampuan. Dalam setiap bidang ini, ia berpikir harus ada jumlah terbatas dasar, unsur-unsur kesatuan yang dapat diidentifikasi. Dia menarik perbandingan antara, sifat fundamental yang mendasari untuk elemen dasar dunia fisik yang ditemukan dan disajikan dalam tabel periodik unsur-unsur.
Pada tahun 1960, ia menyelenggarakan pertemuan internasional psikolog berorientasi penelitian, yang mengakibatkan pendiri Masyarakat untuk Multivarian Eksperimental Psikologi, dan jurnal, Multivariate Behavioral Research. Dia membawa banyak peneliti dari Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika Selatan untuk bekerja di lab di University of Illinois. Banyak dari buku-bukunya ditulis bekerjasama dengan orang lain. analisis faktor
Cattell mencatat bahwa dalam ilmu seperti kimia, fisika, astronomi, dan obat-obatan, teori beralasan secara historis luas sampai instrumen baru dikembangkan untuk meningkatkan pengamatan ilmiah
dan pengukuran. Pada tahun 1920, Cattell belajar di bawah Charles Spearman yang mengembangkan teknik psikometri yang baru analisis faktor dalam usahanya untuk memahami dimensi struktur dasar dan kemampuan manusia. Analisis Faktor menjadi alat yang ampuh untuk membantu mengungkap dimensi dasar di balik array membingungkan variabel permukaan dalam domain tertentu.
Analisis faktor dibangun pada perkembangan awal dari koefisien korelasi, yang mengukur sejauh mana dua variabel terkait atau cenderung untuk pergi bersama-sama. Sebagai contoh, jika "frekuensi olahraga" dan "tingkat tekanan darah" diukur pada sekelompok besar orang, maka antar-ber kedua variabel akan menunjukkan sejauh mana "latihan" dan "tekanan darah" secara langsung berhubungan dengan masing-masing lainnya. Analisis Faktor melakukan perhitungan kompleks pada koefisien hubungan antara banyak variabel dalam sebuah domain tertentu (seperti kemampuan atau kepribadian) untuk menentukan, faktor dasar kesatuan di balik variabel dangkal perilaku yang ditemukan di domain tersebut.
Ketika bekerja di University of London dengan Spearman mengeksplorasi jumlah dan sifat kemampuan manusia, Cattell mendalilkan bahwa analisis faktor dapat diterapkan ke daerah lain di luar domain kemampuan. Secara khusus, Cattell tertarik mengeksplorasi dimensi dasar dan struktur kepribadian manusia. Sebagai contoh, ia berpikir bahwa jika analisis faktor yang digunakan untuk berbagai ukuran berfungsi interpersonal, dimensi dasar dalam domain perilaku sosial dapat diidentifikasi. Dengan demikian, analisis faktor dapat digunakan untuk menemukan dimensi mendasar di balik sejumlah besar perilaku permukaan jelas dan kemudian memfasilitasi riset yang lebih efektif di daerah ini. [Sunting] Teori Kepribadian
Dalam rangka menerapkan analisis faktor untuk kepribadian, Cattell percaya perlu untuk sampel seluas mungkin berbagai variabel. Dia ditetapkan tiga jenis data untuk sampling komprehensif, untuk menangkap berbagai dimensi kepribadian:
1. Hidup data (atau L-data), yang melibatkan pengumpulan data dari alam individu, perilaku kehidupan sehari-hari, mengukur pola perilaku karakteristik mereka di dunia nyata. Hal ini bisa berkisar dari jumlah kecelakaan lalu lintas atau jumlah pihak menghadiri setiap bulan, untuk nilai rata-rata di sekolah atau jumlah penyakit atau perceraian. 2. Eksperimental data (atau T-data) yang melibatkan reaksi terhadap situasi eksperimental standar yang dibuat dalam laboratorium di mana perilaku subyek dapat diamati dan diukur secara obyektif. 3. Kuesioner data (atau Q-data), yang melibatkan tanggapan berdasarkan introspeksi oleh individu tentang perilaku mereka sendiri dan perasaan. Dia menemukan bahwa jenis pertanyaan langsung sering diukur negara internal halus dan sudut pandang yang mungkin akan sulit untuk melihat atau mengukur dalam perilaku eksternal.
Agar dimensi kepribadian untuk disebut "fundamental dan kesatuan," Cattell percaya bahwa perlu ditemukan dalam analisis faktor data dari ketiga domain. Dengan demikian, Cattell dibangun mengukur kepribadian dari berbagai sifat dalam medium masing-masing. Dia kemudian berulang kali melakukan analisis faktor pada data.
Dengan bantuan banyak rekan, studi Cattell's faktor-analitis lanjutan selama beberapa dekade,
akhirnya menghasilkan 16 faktor fundamental yang mendasari kepribadian manusia. Dia memutuskan untuk nama sifat-sifat tersebut dengan huruf (A, B, C, D, E ...) untuk menghindari misnaming dimensi ini baru ditemukan, atau mengundang kebingungan dengan kosa kata dan konsep yang ada. Faktor-studi analitik dengan banyak peneliti dalam budaya beragam di seluruh dunia telah divalidasi ulang jumlah dan makna sifat-sifat ini.
Cattell mulai mengembangkan tes untuk mengukur ciri-ciri di seluruh rentang usia yang berbeda, seperti The Factor 16 Personality Questionnaire untuk orang dewasa, Adolescent Personality Questionnaire, dan Anak-anak Kuesioner Kepribadian.
Sejak awal penelitiannya, Cattell beralasan bahwa, seperti dalam domain ilmiah lainnya seperti intelijen, mungkin ada tingkat, tambahan yang lebih tinggi dari organisasi dalam kepribadian yang akan memberikan sebuah struktur bagi banyak sifat utama. Ketika ia faktor menganalisis 16 ciri-ciri utama diri mereka sendiri, ia menemukan lima "orde kedua" atau faktor-faktor global, yang kini biasa dikenal sebagai Lima Big. Ini orde kedua atau ciri global yang luas, lebih-melengkungkan domain perilaku, yang memberikan makna dan struktur ciri-ciri utama. Sebagai contoh, sifat tersebut Extraversion global muncul dari hasil analisis faktor-terdiri dari lima sifat utama yang interpersonal dalam fokus.
Dengan demikian, Extraversion global secara fundamental berkaitan dengan ciri-ciri utama yang datang bersama-sama dalam analisis faktor untuk menentukan Extraversion, dan, bergerak ke arah yang berlawanan, domain dari Extraversion memberi makna konseptual dan struktur untuk sifat-sifat utama, mengidentifikasi fokus mereka dan fungsi di kepribadian. Kedua tingkat struktur kepribadian dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang terintegrasi dari seluruh orang, dengan ciri-ciri global memberikan gambaran tentang fungsi individu dengan cara yang luas-sikat, dan skor yang lebih spesifik sifat utama menyediakan mendalam , detil gambar kombinasi unik individu sifat.
Penelitian tentang 16 sifat-sifat dasar telah menunjukkan mereka untuk menjadi berguna dalam memahami dan memprediksi berbagai perilaku kehidupan nyata. Sebagai contoh, ciri-ciri telah digunakan dalam pengaturan pendidikan untuk belajar dan memprediksi hal-hal seperti motivasi berprestasi , gaya belajar atau gaya kognitif, kreativitas, dan pilihan karir yang kompatibel, dalam pengaturan kerja atau kerja untuk memprediksi hal-hal seperti gaya kepemimpinan, kemampuan interpersonal, kreativitas, hati nurani, stres-manajemen, dan kecelakaan-wilayah rawan, dalam pengaturan medis untuk memprediksi serangan jantung wilayah rawan bencana, variabel manajemen nyeri, kepatuhan mungkin dengan instruksi medis, atau pola pemulihan dari luka bakar atau transplantasi organ, dalam pengaturan klinis untuk memprediksi harga diri, kebutuhan interpersonal, toleransi frustrasi, dan keterbukaan terhadap perubahan, dan, dalam pengaturan penelitian untuk memprediksi luas berbagai dimensi seperti agresi, kesesuaian, dan otoritarianisme.
Program Cattell tentang penelitian kepribadian di tahun 1940-an, 50, dan 60-mengakibatkan lima buku yang telah secara luas diakui sebagai identifikasi dimensi dasar kepribadian dan prinsip-prinsip mereka mengorganisir:
* The Deskripsi dan Pengukuran Personality (1946)
* Kepribadian: Sebuah Studi Sistematis, Teoritis, dan faktual (1950) * Kepribadian dan Struktur Motivasi dan Pengukuran (1957) * Analisis Ilmiah Personality (1965) * Kepribadian dan Mood oleh Kuesioner (1973)
Buku-buku rinci program penelitian yang didasarkan pada data kepribadian dari studi-studi perilaku objektif, dari laporan diri atau data kuesioner, dan dari peringkat pengamat. Mereka menyajikan teori perkembangan kepribadian selama rentang kehidupan manusia, termasuk efek pada perilaku individu dari keluarga, sosial, budaya, biologis, dan pengaruh genetik, serta pengaruh dari domain motivasi dan kemampuan. [Sunting] Kritik dan APA Lifetime Achievement Award
William H. Tucker dan Barry Mehler, telah mengambil masalah dengan Cattell berdasarkan kepentingannya dalam eugenika, evolusi dan budaya alternatif dan sistem politik. Mereka mencatat bahwa Cattell dikenal untuk meletakkan campuran eugenika Galtonian dan teologi yang disebut Beyondism, yang Cattell dianggap "sebuah moralitas baru dari ilmu pengetahuan," dan bahwa karyanya di daerah ini telah diumumkan dalam Triwulan Manusia yang editor, Roger Pearson, juga telah menerbitkan dua dari monograf Cattell's Namun,. kolega mantan Cattell dan pendukung lainnya menegaskan bahwa, meskipun beberapa pandangan Cattell mungkin menjadi kontroversial, Tucker dan Mehler telah berlebihan dan tidak mewakili dia dengan menggunakan tanda petik di luar konteks dan dari tulisan-tulisan kuno.
Pada tahun 1997, Cattell, pada 92, dipilih oleh American Psychological Association (APA) untuk perusahaan "Penghargaan Medali Emas untuk Lifetime Achievement dalam Ilmu Psikologi." Sebelum medali itu disajikan, Mehler meluncurkan kampanye publisitas terhadap Cattell melalui yayasan nirlaba-nya Isar menuduh Cattell menjadi bersimpati kepada ide-ide rasis dan fasis dan mengklaim bahwa "ini adalah tidak bermoral untuk menghormati orang yang bekerja membantu untuk menghargai politik ide yang paling merusak abad kedua puluh ". Sebuah komite-pita biru diadakan oleh APA untuk menyelidiki legitimasi dari tuduhan. Namun, sebelum panitia mencapai keputusan, Cattell mengeluarkan surat terbuka kepada komite mengatakan "Saya membenci rasisme dan diskriminasi berdasarkan ras Setiap keyakinan lain akan berlawanan untuk bekerja hidup saya." Dan mengatakan bahwa "ini adalah disayangkan bahwa pengumuman APA ... telah membawa laporan kritikus sesat 'banyak publisitas. " Ia menolak penghargaan itu, menarik namanya dari pertimbangan. Komite pita biru karena itu dibubarkan dan Cattell, yang gagal kesehatan, meninggal bulan kemudian.
Pada tahun 1994, Cattell adalah salah satu dari 52 penandatangan pada "Mainstream Science on Intelligence]," sebuah editorial yang ditulis oleh Linda Gottfredson dan diterbitkan di Wall Street Journal, yang menyatakan bahwa konsensus para ulama penandatanganan tentang isu-isu yang berkaitan dengan ras dan intelijen berikut penerbitan buku The Bell Curve.
Diposkan oleh wikansusanti blog di 08.08