referensi mcleod raymond

14
Analisis, Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pembayaran pada Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian 1 Gatot Fajar Setiadi 2 Yuki Istianto 1 Jl. Kebagusan Wates Rt003/04 No.15A 2 Jl. M.H Thamrin, Jakarta 1 [email protected] 2 [email protected] ABSTRAK Sistem informasi atas pembayaran pada Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian masih menggunakan sistem informasi manual atas pembayaran. Selain itu banyaknya dokumen yang digunakan mengakibatkan proses tidak berjalan dengan efektif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi terkomputerisasi atas pembayaran guna meningkatkan pengendalian internal pada sistem informasi atas siklus pembayaran. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak terkait. Unit yang dianalisis adalah sistem informasi atas siklus pembayaran. Penelitian ini berhasil merancang sistem informasi terkomputerisasi atas siklus pembayaran yang berguna bagi Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. Kata kunci : Pembayaran, Biaya, Sistem, Informasi

Upload: rifi

Post on 04-Aug-2015

61 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referensi Mcleod Raymond

Analisis, Perancangan dan Implementasi

Sistem Informasi Pembayaran pada Sekertariat Direktorat

Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian

1Gatot Fajar Setiadi

2Yuki Istianto

1Jl. Kebagusan Wates Rt003/04 No.15A

2Jl. M.H Thamrin, Jakarta

[email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Sistem informasi atas pembayaran pada Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan

Departemen Pertanian masih menggunakan sistem informasi manual atas pembayaran.

Selain itu banyaknya dokumen yang digunakan mengakibatkan proses tidak berjalan

dengan efektif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi

terkomputerisasi atas pembayaran guna meningkatkan pengendalian internal pada sistem

informasi atas siklus pembayaran. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif yang

diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak terkait. Unit yang dianalisis

adalah sistem informasi atas siklus pembayaran. Penelitian ini berhasil merancang sistem

informasi terkomputerisasi atas siklus pembayaran yang berguna bagi Sekertariat

Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.

Kata kunci : Pembayaran, Biaya, Sistem, Informasi

Page 2: Referensi Mcleod Raymond

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat dan cepatnya telah

membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan

sebelumnya. Menurut Dr. Richardus Eko Indrajit dalam bukunya yang berjudul ‘Pengantar

Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi’, 2000, ditinjau dari

segi pengertiannya, sistem informasi dapat dianalogikan sebagai sebuah demand

(permintaan) dari masyarakat industri, ketika kebutuhan akan sarana pengolahan data dan

komunikasi yang cepat dan murah (menembus ruang dan waktu).

Didalam suatu instansi pemerintah dengan berbagai macam kegiatan operasional

memerlukan suatu sistem yang sangat diperlukan, terutama pada sistem informasi yang

digunakan untuk pengeluaran pada instansi pemerintahan akibat dari kegiatan yang

dilakukan oleh instansi tersebut dalam melayani publik. Instansi menghadapi banyak jenis

transaksi baru, alat keuangan baru dan situasi yang sebelumnya belum pernah

diperhitungkan, yang kesemuanya perlu dipertimbangkan dalam proses informasi.

Dalam melakukan semua kegiatan tersebut diperlukan pengawasan yang sangat

ketat, hal ini disebabkan karena makin kompleksnya kegiatan yang dilakukan diinstansi

tersebut, sehingga makin kompleks pula data dan informasi yang dibutuhkan. Data dan

informasi merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi suatu instansi, jika suatu

instansi tidak mempunyai informasi yang sesuai dengan kebutuhan, maka dikhawatirkan

instansi tersebut akan terganggu. Informasi yang dibutuhkan oleh suatu instansi adalah

informasi yang cepat, lengkap, dan benar. Oleh sebab itu maka kegiatan di Sekertariat

Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian memerlukan pengeluaran kas,

seperti belanja perjalanan dinas, belanja pengadaan barang dan persediaan vaksin, dan

belanja jasa lainnya untuk memantau pelayanan masyarakat yang merupakan suatu kegiatan

penting untuk kelangsungan kehidupan masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Merancang dan mengimplementasikan siklus pengeluaran untuk membantu mempermudah

dalam mengolah dan menyimpan data dengan informasi yang cepat, tepat,pasti dan

memberikan alternatif sistem informasi pembelanjaan serta dapat dipertanggung jawabkan

untuk memperlancar kegiatan dan memudahkan dalam menghemat waktu pembuatan

laporan nantinya. Kegunaan yang akan didapatkan adalah : Dapat menghasilkan suatu

Page 3: Referensi Mcleod Raymond

sistem informasi yang secara cepat, mudah, lengkap, dan tepat tentang data informasi yang

relevan yang berkaitan dengan permasalahan siklus pengeluaran.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan suatu

informasi. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling

berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005:34).

Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang menyediakan cara untuk menyajikan dan

meringkas kejadian – kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada para

pemakainya ( Jogiyanto, 2005:227 ). Informasi adalah data yang berguna yang diolah

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat (Jogiyanto,

2005:35). Jadi dengan demikian sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai

kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah

data transaksi keuangan dan data transaksi bisnis lainnya menjadi informasi keuangan yang

berguna bagi pemakainya (Jogiyanto, 2005 ; 227 ). “Pengendalian internal adalah rencana

organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan

informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya

organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan (Romney

dan Steinbart, 2004:229).

Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponennya dengan maksud untuk

menidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan – permasalahan, kesempatan –

kesempatan, hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikannya (Jogiyanto, 1999:129).

Tujuan utamanya adalah untuk memahami sistem dan masalah yang ada, untuk

menguraikan kebutuhan informasi dan untuk menetapkan prioritas pekerjaan sistem

selanjutnya.

Page 4: Referensi Mcleod Raymond

Terdapat empat tahap atau langkah umum dalam analisis sistem :

1. Survei sistem berjalan.

2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakai.

3. Mengidentifikasi kebutuhan sistem yang perlu untuk memenuhi kebutuhan

informasi pemakai.

4. Penyajian laporan analisis sistem.

Dalam memahami kerja dari sistem yang ada dari beberapa tugas yang perlu

dilakukan, sebagai berikut :

a. Menentukan Jenis Penelitian

b. Merencanakan Jadwal Penelitian

c. Membuat Penugasan Penelitian

d. Membuat Agenda Wawancara

e. Mengumpulkan Hasil Penelitian

Desain Sistem

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tahap desain sistem

mempunyai dua tujuan utama, yaitu :

1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli – ahli teknik lainnya yang terrlibat.

Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaran – sasaran

sebagai berikut :

a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan.

b. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan.

c. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan

transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan

dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas – tugas lainnya yang tidak dilakukan

oleh komputer.

Page 5: Referensi Mcleod Raymond

d. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk

masing – masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data, informasi

serta pengendalian intern.

Desain sistem merupakan formulasi spesifikasi rinci dari sistem yang diusulkan.

Terdapat tiga tahap atau langkah umum dalam perancangan sistem.

1. Evaluasi rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan.

2. Penyajian spesifikasi rancangan rinci.

3. Penyajian laporan perancangan sistem.

Implementasi

Sistem telah dianalisis dan didesain secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan

dipilih. Tiba saatnya sekarang sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi sistem

dapat terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut ini :

1. Menerapkan rencana implementasi.

2. Melakukan kegiatan implementasi.

3. Tindak lanjut implementasi

Konsep siklus hidup mempunyai implikasi bahwa setiap proyek pengembangan sistem

harus dibagi dalam tahap – tahap berbeda dengan titik pengendalian manajemen yang

formal diletakkan diantara tahap – tahap. Prinsip pengendalian dasar adalah setiap tahap

harus menghasilkan dokumentasi secara formal ditelaah dan disetujui sebelum memulai

tahap berikutnya dari siklus hidup proyek.

METODE PENELITIAN

Data yang diteliti adalah data yang berhubungan dengan proses pembuatan siklus

pengeluaran. Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif aplikasi. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang memberi gambaran kepada pembaca dan mengungkapkan suatu

masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkapkan fakta secara detail.

Dari penelitian yang berhubungan dengan penentuan suatu sistem yang baik, maka

diperlukan adanya data. Data harus digolongkan menurut jenis dan sumbernya untuk dapat

lebih menitikberatkan pada tujuan yang diinginkan.

Page 6: Referensi Mcleod Raymond

Sumber data berasal dari internal Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan

Departemen Pertanian, karena semua data yang diperoleh berasal dari direktorat tersebut.

Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Dimana

tehnik ini menganalisa data penelitian untuk memecahkan masalah yang ada, dengan

mengikuti tahapan – tahapan dalam sistem siklus pengembangan sistem, yaitu :

1. Perencanaan System, pada tahap ini di lakukan rincian biaya pembuatan sistem

pengeluaran manual yang ada. Rencana biaya yang di keluarkan untuk merancang

dan mengimplementasikan sistem ini, sebesar Rp 10,000,000.

2. Menganalisis sistem, pada tahap ini dilakukan survei dan investigasi ke sistem

pengeluaran manual yang ada, sehingga dapat dirumuskan informasi apa saja yang

dibutuhkan dan diperlukan sistem.

3. Merancang secara konseptual, pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap berbagai

alternatif rancangan dan menyiapkan spesifikasi rancangan yang sesuai dengan

permintaan dan kebutuhan sistem. Sedangkan merancang secara fisik meliputi

perancangan formulir dan laporan, prosedur serta pengendalian.

4. Implementasi Sistem, pada tahap ini di lakukan penerapan software yang telah

selesai. Kemudian Software tersebut di pakai di Sekertariat Direktorat Jenderal

Perkebunan Departemen Pertanian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Sistem

Investigasi Awal

Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan merupakan suatu direktorat yang

bergerak dalam bidang pertanian khususnya bibit tanaman baru, perluasan lahan

Page 7: Referensi Mcleod Raymond

perkebunan, dan lain-lainnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, bahwa bibit dan

benih tanaman baru, dari tahun ke tahun makin bertambah terutama terhadap perluasan

lahan perkebunan, sehingga mengakibatkan kebutuhan akan barang – barang dan

perjalanan dinas tersebut meningkat. Berdasarkan observasi yang dilakukan peningkatan

barang ini khususnya bibit dan benih ini disebabkan makin banyaknya area lahan

perkebunan yang timbul dimasyarakat, sehingga dapat menimbulkan permasalahan –

permasalahan yang khususnya dalam pengadaan barang. Permasalahan – permasalahan

yang terjadi adalah sebagai berikut :

- Dalam melakukan proses pembayaran membutuhkan waktu yang lama.

- Dalam melakukan pembibitan tanaman baru masih sedikit tenaga yang ada di

kesehatan yang ada didaerah sehingga direktorat tersebut sering melakukan

perjalanan dinas untuk mengadakan pelatihan – pelatihan.

- Dokumen – dokumen seperti SPPD dan kuintansi – kuintansi lainnya kadang kala

dalam penyimpanannya tidak dapat diketahui keberadaannya. Akibatnya dalam

penyusunan laporannya sering mengalami kesulitan.

- Pencatatan pada dokumen – dokumen kadang mengalami kesalahan dan baru

disadari beberapa lama kemudian.

- Dalam pembuatan laporan banyak mengalami kesalahan – kesalahan nilai dan

sering terlambat dibuat dan dilaporkan.

Survei terhadap Sistem

Beberapa penyebab permasalahan yang timbul didalam internal perusahaan seperti

yang telah disebutkan dalam investigasi awal antara lain :

- Proses pembayaran yang dilakukan lama.

- Sumber daya manusia yang ada di direktorat tersebut terbatas maka sering diadakan

pelatihan oleh direktorat tersebut keberbagai dinas kesehatan yang ada didaerah.

- Dokumen – dokumen penting sering hilang akibat dari kurang baiknya administrasi.

- Pencatatan yang salah pada dokumen dapat mengakibatkan informasi yang

dihasilkan juga salah dan tidak akurat. Kesalahan baru disadari beberapa lama

Page 8: Referensi Mcleod Raymond

kemudian karena sistem manual didirektorat tidak memungkinkan untuk

mengadakan pengecekan satu per satu mengingat banyaknya data yang masuk.

- Banyaknya data yang harus diolah dalam membuat laporan tersebut membuat

laporan sering terlambat dan banyak mengalami kesalahan nilai.

Kebutuhan – Kebutuhan Informasi dan Sistem.

Dari permasalahan – permasalahan yang ada di direktorat, dapat diketahui bahwa

permasalahan itu timbul akibat tingkat efisiensi dan efektifitas yang masih kurang dan

banyak terjadi kesalahan manusia ( human error ). Pemrosesan data diperusahaan masih

menggunakan cara manual sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan

suatu informasi. Adapun kebutuhan sistem informasi adalah sebagai berikut :

1. Dapat melakukan pembayaran dengan cepat dan lebih baik.

2. Mengurangi kesalahan yang diakibatkan kurang baiknya administrasi.

3. menyediakan laporan yang akurat dan tepat waktu.

Dengan sistem informasi yang terkomputerisasi, banyak permasalahan di direktorat

yang dapat ditangani, selain itu sistem informasi terkomputerisasi juga dapat

menguntungkan direktorat dalam melakukan pembayaran yaitu dengan cara sebagai

berikut:

1. Sistem informasi yang terkomputerisasi akan menyediakan pelayanan yang lebih

baik, dengan mempercepat proses pembayaran dan mengurangi kesalahan –

kesalahan yang terjadi.

2. Sistem informasi akan menyediakan informasi – informasi yang dibutuhkan oleh

direktorat untuk mengatasi dalam pembuatan laporan nantinya.

3. Sistem informasi akan dapat meningkatkan produktifitas kerja pegawai sehingga

pelayanan direktorat tersebut meningkat.

Apabila dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi didalam internal Sekertariat

Direktorat Jenderal Perkebunan seperti yang disebutkan dalam investigasi awal, maka

sistem informasi yang terkomputerisasi dapat menangani masalah yang timbul dengan cara

sebagai berikut :

Page 9: Referensi Mcleod Raymond

1. Dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi maka rata – rata waktu yang

dibutuhkan untuk menangani pembayaran pada perusahaan dan pegawai menjadi

berkurang karena pengolahan data menggunakan komputer dapat lebih cepat.

2. Sistem informasi terkomputerisasi dapat mengusahakan adanya pengendalian

kesalahan yang dapat berupa berikut ini :

a. Pencegahan kesalahan.

b. Pendektesian kesalahan.

c. Pembetulan kesalahan.

Dengan pengendalian kesalahan seperti diatas, kesalahan karyawan dalam

memasukkan data dapat dikurangi dan apabila memang terjadi kesalahan, maka pegawai

dapat menyadarinya dengan cepat sehingga kesalahan nilai dalam memasukkan data dan

laporan – laporan yang dihasilkan dapat dikurangi.

3. Sistem pengolahan data yang baik.

Agar data tidak mudah hilang, keamanannya terjaga, mudah untuk diakses dan

dapat mengurangi kesalahan yang dilakukan pegawai maka Sekertariat Direktorat Jenderal

Perkebunan memerlukan suatu sistem manajemen database yang baik. Penggunaan sistem

manajemen database ini akan memudahkan direktorat dalam mengolah datanya sehingga

waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan data menjadi lebih singkat. Dengan demikian

waktu yang dibutuhkan untuk menangani pembayaran menjadi lebih cepat.

Desain Konseptual

Prosedur Pembayaran Belanja Vaksin dan Bahan Lainnya.

Prosedur pembelanjaan vaksin dan barang lainnya di Sekertariat Direktorat Jenderal

Perkebunan adalah dengan melalui pihak ke tiga dengan cara penunjukkan langsung dan

lelang terbuka oleh direktorat tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Dibuat terlebih dahulu surat penerbitan pembayaran oleh Sekertariat Direktorat

Jenderal Perkebunan, melalui surat perintah pembayaran langsung yang ditujukan

kepada pihak ketiga.

2. Kemudian diajukan kepada pejabat pengeluaran untuk dilakukan penandatanganan

oleh pejabat tersebut.

Page 10: Referensi Mcleod Raymond

3. Setelah diajukan dan ditandangani, kemudian dibuat surat perintah pembayaran

(SPN).

4. Setelah dibuat surat perintah pembayaran kemudian diajukan kepada Kantor

Pembayaran Pembendaharaan Negara ( KPPN ) untuk ditandangani oleh Bendahara

dan Kepala KPPN.

5. Setelah ditanda tangani oleh Kepala dan Bendahara KPPN, kemudian dilakukan

pembayaran dilakukan transfer ke nomor rekening yang diajukan kepada pihak ke 3.

Prosedur Pembayaran Belanja Perjalanan.

Adapun prosedur pembayaran belanja perjalanan adalah sebagai berikut :

1. Meminta surat tugas kepada Kasubdit yang bersangkutan dan nota perjalanan

dinas kepada Pejabat Pengeluaran, yang kemudian ditandatangani.

2. Setelah disetujui oleh Kasubdit dan Pejabat Pengeluaran maka diajukan kepada

Sekertaris Direktur Jenderal Perkebunan, untuk ditandangani.

3. Setelah disetujui kemudian dibuatkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

untuk diberikan kepada pegawai yang berangkat.

4. Setelah SPPD selesai dibuat pegawai berangkat bertugas ke daerah yang dituju.

5. Setelah sampai didaerah yang dikunjung kemudian distempel dan ditanda

tangani oleh Kepala Dinas daerah yang bersangkutan pada saat dikunjung.

6. Setelah selesai pegawai bertugas kembali ke Sekertariat Direktorat Jenderal

Perkebunan,kemudian membuat laporan SPPD.

7. Setelah membuat laporan perjalanan dinas kemudian dilaporkan dan

ditandangani oleh kepala Sub Direktorat pegawai tersebut.

8. Setelah selesai kemudian dilaporkan ke KPPN, kemudian setelah disetujui dan

ditandangani oleh bendahara KPPN, maka ditanda tangani oleh pejabat

pengeluaran Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan.

Page 11: Referensi Mcleod Raymond

DFD ( Data Flow Diagram )Laporan pembayaran

Faktur pembelian

Kuintansi dan cek pembayaranForm surat tugas Laporan perjalanan

C dan nota dinasKuintansi dan uangperjalanan

Gambar 1. Diagram konteks prosedur pembayaran belanja vaksin dan bahan lainnyaserta pembayaran belanja perjalanan.

Faktur pembelian data pemasok file pemasok

Data pesanan brgfaktur valid file pesanan brg

surat perintah pembayaran ygblm acc

surat perintah pembayaran yg blm acc data suratsurat perintah pembayaran yg sdh acc pembayrn

surat perintahpmbyrn yg sdh acc file surat pmbyrn

Lap. pembayaran

Kuintansi dan cek pembayaranData Surat perintah pmbyrn file pembayaran

Kuintansi dan uang perjalanan yg sdh accSurat belanja

perjalanan Yg sdh acc Lap.perjalanan

surat belanja perjalanan

data dinasfile dinas

form surat prjlnn dan nota dinas data pegawai pegawai

Gambar 2. Diagram zero prosedur pembayaran belanja vaksin dan bahan lainnya sertapembayaran belanja perjalanan.

Pemasok SekertarisDirektur

PegawaiBendahara

Pengeluaran

SistemPembayaran

PemasokPemeriksaan ValidasiFaktur

PembuatanSurat

Perintah

ProsesPembayaran

Validasi danACC Surat

PerintahPembayaran

SekertarisDirektur

BendaharaPengeluaran

ValidasiSurat

belanjaBuat surat

belanjaperjalanan

Prosesvalidasi

dataPegawai

KPPN

Page 12: Referensi Mcleod Raymond

Desain Program

Setelah melakukan desain secara konsep, yang dilakukan selanjutnya adalah

mengembangkan konsep tersebut kedalam desain secara fisik. Perancangan fisik ini dimulai

dengan desain terhadap input kemudian desain output yang akan dihasilkan dalam sistem

informasi atas transaksi pembayaran. Langkah utama adalah mendesain bentuk – bentuk

input yang dibutuhkan oleh pihak direktorat tersebut.

Form Menu Utama dan Resume Kontrak

Gambar 3. Form Menu Utama dan Resume Kontrak

Form Data Pemasok dan Surat Permintaan Pembayaran

Gambar 4 Form Data Pemasok dan Surat Permintaan Pembayaran

Page 13: Referensi Mcleod Raymond

Form Data Pegawai dan Surat Perintah Membayar

Gambar 5 Form Data Pegawai dan Surat Perintah Membayar

Form Nota Perjalanan Dinas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas

Gambar 6. Form Nota Perjalanan Dinas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas

Sumber : Hasil pengolahan penulis

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan penelitian yang dilakukan pada Sekertariat Direktorat

Jenderal Perkebunan, Sistem informasi terkomputerisasi atas siklus pengeluaran dirancang

dengan mengikuti beberapa tahap dalam SDLC dan output yang telah terancang. Input yang

telah terancang berupa format form pada layar komputer. Form tersebut antara lain form

Page 14: Referensi Mcleod Raymond

pemasok, form pegawai, form barang, serta form transaksi pembayaran. Komputerisasi

terhadap sistem informasi atas siklus pengeluaran diharapkan dapat mengurangi

permasalahan yang dihadapi oleh Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan, seperti

kesalahan dalam pencatatan transaksi pembayaran dan dapat menyediakan informasi yang

memadai dan tepat waktu bagi user dalam rangka mengambil keputusan yang baik.

Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah melakukan penelitian dan

pembahasan terhadap Direktorat Surveilans Epidemiologi Imunisasi dan Kesehatan Matra,

Sistem informasi yang manual atas siklus pengeluaran sebaiknya diubah menjadi sistem

informasi atas pengeluaran yang terkomputerisasi.

DAFTAR PUSTAKA

George H.Bodnar dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.

Edisi Kedelapan. Jilid 1. PT. Indeks, Kelompok Gramedia. Jakarta.

George H.Bodnar dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.

Edisi Kedelapan. Jilid 2. PT. Indeks, Kelompok Gramedia. Jakarta.

Jogiyanto, HM. 1999. Analisis Dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. PT Andi. Yogyakarta.

Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Edisi Kedua. PT Andi.

Yogyakarta.

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. PT Andi. Yogyakarta

Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. 2005. Accounting Information

Systems. 9th Edition. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. 2005. Accounting Information

Systems. 9th Edition. Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta.

Raymond Mcleod, Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ketujuh. Jilid 1.

PT.Prenhallindo. Jakarta.

Raymond Mcleod, Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ketujuh. Jilid 2.

PT.Prenhallindo. Jakarta.