raw

16
BAB I PENDAHULUAN Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sistem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi. Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika dibandingkan dengan kaum wanita sekitar 1,6 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur 30 sampai 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40 – 49 tahun. Pada pasien ini jenis kelaminnya wanita, dan usianya adalah 59 tahun. Sirosis hati dapat diklasifikasikan menjadi empat stadium klinis berdasarkan ada tidaknya varises, asites, dan perdarahan varises: Stadium 1: tidak ada varises, tidak ada asites, Stadium 2: varises, tanpa ascites, Stadium 3: asites dengan atau tanpa varises dan Stadium 4: perdarahan dengan atau tanpa asites. Diagnosis sementara dapat ditegakkan dari gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Komplikasi yang muncul pada pasien sirosis hepatis antara lain, perdarahan gastrointestinal, koma hepatikum, ulkus peptikum, karsinoma hepatoseluler, dan 1

Upload: dinayanti

Post on 28-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case sirosis

TRANSCRIPT

Page 1: Raw

BAB I

PENDAHULUAN

Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi

pembuluh darah besar dan seluruh sistem arsitektur hati mengalami perubahan

menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar

parenkim hati yang mengalami regenerasi.

Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika

dibandingkan dengan kaum wanita sekitar 1,6 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak

antara golongan umur 30 sampai 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40 – 49

tahun. Pada pasien ini jenis kelaminnya wanita, dan usianya adalah 59 tahun.

Sirosis hati dapat diklasifikasikan menjadi empat stadium klinis

berdasarkan ada tidaknya varises, asites, dan perdarahan varises: Stadium 1: tidak

ada varises, tidak ada asites, Stadium 2: varises, tanpa ascites, Stadium 3: asites

dengan atau tanpa varises dan Stadium 4: perdarahan dengan atau tanpa asites.

Diagnosis sementara dapat ditegakkan dari gejala klinis, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan penunjang. Komplikasi yang muncul pada pasien sirosis

hepatis antara lain, perdarahan gastrointestinal, koma hepatikum, ulkus peptikum,

karsinoma hepatoseluler, dan infeksi. Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya

berupa simtomatis, supportif, dan pemeriksaan spesifik.

1

Page 2: Raw

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI

Nama : Tn. MBM

Usia : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Ds. II Muara Telang, Banyuasin

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SD

MRS : 21 November 2015

II. ANAMNESIS

(AUTOANAMNESIS dan ALLOANAMNESIS dengan anak pasien

pada tanggal 24 November 2015)

Keluhan Utama

Perut yang semakin membesar sejak 10 hari SMRS.

Keluhan Tambahan

-

Riwayat Perjalanan Penyakit.

Sejak ± 1 bulan SMRS, Os mengeluh nyeri ulu hati seperti ditusuk-

tusuk, hilang timbul, nyeri semakin dirasakan terutama setelah makan,

perut terasa penuh (+). Perut terlihat membesar, sesak (-), mual (+),

muntah (-), demam (-), nafsu makan menurun (+), BAB hitam (-), BAK

seperti teh (-), BAK sedikit (-), BAK berbuih (-), bengkak di kedua

tungkai (-), sembab di wajah (-). Os belum berobat.

Sejak ± 2 minggu SMRS, Os mengeluh perut terlihat membesar,

perut terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul,

2

Page 3: Raw

nyeri semakin dirasakan terutama setelah makan. Sesak (+) terutama

setelah makan, tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, sering terbangun

pada malam hari karena sesak (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-),

keringat dingin (-). Os tidur menggunakan 1 bantal. Mata terlihat kuning

(+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+), BAB hitam (-),

BAK berwarna seperti teh (-), BAK sedikit (-), BAK berbuih (-),

bengkak di kedua tungkai (-), sembab di wajah (-). Os belum berobat.

Sejak 10 hari SMRS, Os mengeluh perut terlihat semakin

membesar, perut terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk,

hilang timbul, nyeri semakin dirasakan terutama setelah makan. Sesak

(+), terutama setelah makan, tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, nyeri

dada (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-), sering terbangun pada

malam hari karena sesak (-). Os tidur menggunakan 1 bantal. Mata

terlihat kuning (+), bengkak di kedua tungkai (-), mual (+), muntah (-),

nafsu makan menurun (+), BAB hitam (-), BAK berwarna seperti teh (-),

BAK sedikit (-), BAK berbuih (-), sembab di wajah (-). Os berobat jalan

ke Puskesmas dikatakan sakit liver, kemudian Os dirujuk ke RSMH

untuk pengobatan lebih lanjut.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat sakit kuning (+) sejak 2 bulan yang lalu, Os berobat jalan

ke Puskesmas, Os mengatakan pengobatan sampai sembuh

- Riwayat kencing manis disangkal

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat minum alkohol disangkal

- Riwayat minum jamu (+) sejak ± 20 tahun yang lalu, Os minum

jamu pegal linu sebanyak 2-3 kali seminggu yang dibeli di warung

- Riwayat transfusi darah sebelumnya disangkal

- Riwayat minum obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal

- Riwayat menggunakan tatto disangkal

3

Page 4: Raw

- Riwayat kontak dengan pupuk (+) sejak ± 30 tahun yang lalu, Os

mengaku terkadang setelah kontak dengan pupuk tidak mencuci

tangan dan langsung makan

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Riwayat penyakit dengan keluhan perut membesar dan bengkak

pada kaki dalam keluarga disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi

Os bekerja sebagai petani. Os memiliki 1 orang istri yang tidak

bekerja (IRT) dan memiliki 3 orang anak.

Kesan: sosial ekonomi menengah ke bawah.

Riwayat Makanan

Os makan 2-3 kali sehari, sebanyak ½ - 1 piring setiap kali makan,

tidak teratur. Os biasa makan nasi ±½ piring dengan variasi lauk antara

lain, tahu dan tempe ± 4 kali seminggu, ikan ± 3 kali seminggu, ayam ± 3

kali seminggu, dan sayur ± 6 kali seminggu.

Os mengaku nafsu makan menurun sejak 1 bulan terakhir.

III. PEMERIKSAAN FISIK (24 November 2015)

KEADAAN UMUM

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 92 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Pernafasan : 28 x/menit,

Tipe pernapasan torakoabdominal

Suhu : 37,2o C

Berat Badan dengan Asites : 49 kg

Tinggi Badan : 155 cm

4

Page 5: Raw

KEADAAN SPESIFIK

Kulit

Warna sawo matang, efloresensi dan jaringan parut (-), pigmentasi (-),

turgor menurun, ikterus (-), nodul subkutan (-), pertumbuhan rambut

normal, sianosis (-), turgor kulit < 2”

Kelenjar Getah Bening (KGB)

Tidak terdapat pembesaran KGB pada regio submandibula, cervical,

supraclavicula, infraclaviculla, axilla, dan inguinal.

Pemeriksaan Organ

Kepala

Bentuk normocephali, ekspresi wajar, rambut hitam dan tidak mudah

dicabut, allopesia (-), deformitas (-), perdarahan temporal (-), nyeri tekan

(-), wajah sembab (-).

Mata

Eksoftalmus dan endoftalmus (-); edema palpebra (-); konjungtiva

palpebra pucat (-/-); sklera ikterik (+/+); ptosis (-); mata cekung (-),

pupil bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+); pergerakan

bola mata ke segala arah, lapangan pandang luas.

Hidung

Deviasi septum nasal (-), sekret (-), epistaksis (-),nafas cuping hidung (-)

Telinga

MAE lapang, edema periaurikular/tophi (-), nyeri tekan processus

mastoideus (-), selaput pendengaran tidak ada kelainan, pendengaran

baik.

5

Page 6: Raw

Mulut

Tonsil T1-T1, lidah kotor (-), atrofi papil (-), gusi berdarah (-), faring

hiperemis (-), hipertrofi gingiva (-), stomatitis (-), cheilitis (-), bau

pernafasan khas (-), glossitis (-), karies dentis (-)

Leher

Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP (5-2) cmH2O.

Dada

Bentuk dada simetris, sela iga tidak melebar, retraksi dinding dada (-),

spider naevi (+), barrel chest (-), venektasi (-), angulus costae < 90o,

nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), hematoma (-), ptekie (-), purpura (-),

krepitasi (-), ginekomastia (-)

Paru-paru (Anterior)

Inspeksi : Statis dan dinamis simetris kanan=kiri

Palpasi : Strem femitus kanan=kiri

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru, batas paru-hepar

pada ICS V linea midclavicularis dextra,

peranjakan paru hepar 1 sela iga

Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Paru-paru (Posterior)

Inspeksi : Statis dan dinamis simetris kanan=kiri

Palpasi : Stremfemitus kanan=kiri

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, voussure cardiaque (-)

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)

6

Page 7: Raw

Perkusi : Batas atas ICS II,

Batas kanan linea sternalis dextra,

Batas kiri ICS V linea midclavicularis sinistra

Auskultasi : HR 100 x/menit, reguler, HR=PR

BJ I-II normal, M1>M2, T1>T2, A1<A2, P1<P2,

murmur (-), gallop(-)

Abdomen

Inspeksi : Cembung , caput medusae (-), venektasi (+)

Palpasi : Tegang, nyeri tekan (+) regio epigastrium

Perkusi : Shifting dullness (+)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas

Akral hangat (+/+), Palmar eritema (+/+), Edema Pretibia (-/-)

Alat Kelamin

Edema skrotum (-)

7

Page 8: Raw

IV. Pemeriksaan Penunjang

Kimia Klinik (tanggal 21 November 2015, pukul 13.41)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

AST/SGOT 422 U/L 0 – 32 U/L

ALT/SGPT 21 U/L 0 – 31 U/L

Glukosa Sewaktu 85 mg/dL <200 mg/dL

Ureum 26 mg/dL 16,6 – 48,5 mg/dL

Kreatinin 0,54 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

Elektrolit (tanggal 21 November 2015, pukul 13.41)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Ca 8,4 mg/dL 8,4 – 9,7 mg/dL

Na 133 mEq/L 135 – 155 mEq/L

K 3,9 mEq/L 3,5 – 5,5 mEq/L

Darah Rutin (tanggal 21 November 2015, pukul 13.41)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 13,4 gr/dL 13,2-17,3 g/dL

Eritrosit 4.99 x106/mm3 4.20-4.87 x 106/mm3

Leukosit 16.500/mm3 4.500-11.000/mm3

Trombosit 202.000/mm3 150.000-450.000 mm3

Hematokrit 42% 43-49%

Hitung Jenis

-Basofil

-Eosinofil

-Neutrofil

-Limfosit

-Monosit

0 %

0 %

84 %

11 %

5 %

0-1

1-6

50-70

25-40

2-8

8

Page 9: Raw

Foto thoraks PA

1. Kualitas foto kurang baik, inspirasi kurang dalam

2. Simetris kanan = kiri

3. Tulang-tulang dan jaringan lunak baik

4. Trakea berada ditengah

5. Sela iga tidak melebar

6. Penekanan dari subdiafragma

7. Sudut costophrenicus tajam

8. CTR <50%

9. Corakan broncovaskuler normal

Kesan:

Tidak ada kelainan pada foto toraks.

V. Diagnosis Sementara

9

Page 10: Raw

Sirosis Hepatis Dekompensata ec Hepatitis kronik

VI. Diagnosis Banding

- Malnutrisi

- Chronic Kidney Disease - Congestive Heart Failure

VII. Penatalaksanaan

Non Farmakologis :

- Istirahat

- Diet hati II (protein 1 g/kgBB, kalori 2000-3000 kkal/hari, rendah

garam)

- O2 3L/menit

- Edukasi (diagnosis, penatalaksanaan, pemeriksaan yang akan

dilakukan, diet yang harus dijalani, cara penyebaran virus hepatitis

dan bentuk pencegahan).

- Follow up lingkar perut dan hitung BB setiap hari.

Farmakologis :

- IVFD D5% gtt XV/menit

- Spironolakton 3x100 mg P.O

- Inj. Omeprazole 1 x 40 mg (IV)

- Inj. Furosemid 1x20 mg I.V

- Propanolol 3x10 mg P.O

- Vit K 3x1 tab

- Curcuma 3x1 tab

VIII. Rencana Pemeriksaan

- USG Abdomen - Cek Imunoserologi Hepatis

- Cek albumin, bilirubin, protein total - Cek Faal Hemostasis

- Ukur lingkar lengan atas (LLA)

IX. Prognosis

10

Page 11: Raw

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

11