rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/t1_292009284_bab...

24
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori ini, membahas tentang IPA, model pembelajaran dan hasil belajar. 2.2 Pengertian IPA IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi istilah yang digunakan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti “Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat; sedang objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui pancaindera. Pengetahuan Alam sudah jelas artinya yaitu pengetahuan tentang alam semesta dan segala isinya. Menurut Nash 1963 yang terdapat dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis (1991:3) dalam bukunya The Nature of Natural Sciences mengatakan bahwa “Sciences is a way of looking at the world yaitu IPA itu suatu cara untuk mengamati alam”. Selanjutnya Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia itu bersifat analitas, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena

Upload: truongminh

Post on 05-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Pada kajian teori ini, membahas tentang IPA, model pembelajaran dan hasil

belajar.

2.2 Pengertian IPA

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan

dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki

upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam

semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat

rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan

alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari segi istilah yang digunakan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti

“Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar.

Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur

kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis,

diterima oleh akal sehat; sedang objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai

dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui pancaindera.

Pengetahuan Alam sudah jelas artinya yaitu pengetahuan tentang alam semesta dan

segala isinya.

Menurut Nash 1963 yang terdapat dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.

Kaligis (1991:3) dalam bukunya The Nature of Natural Sciences mengatakan bahwa

“Sciences is a way of looking at the world yaitu IPA itu suatu cara untuk mengamati

alam”. Selanjutnya Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia itu

bersifat analitas, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena

Page 2: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

5

dengan fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspekif

yang baru tentang objek yang diamatinya itu.

Trianto (2010:136-137) berpendapat bahwa, IPA adalah satu kumpulan teori

yang sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut

sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaanya secar umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembanganya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh

adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Wahyana, 1986 (dalam Trianto 2010:136)

IPA adalah salah satu proses ketrampilan. IPA sebagai proses ketrampilan

yang ada dalam pembelajaran. Selain menggunakan konsep-konsep, pembelajaran

juga mengunakan ketrampilan yang dikembangkan melalui fakta, konsep, dan

prinsip. Aspek-aspek ketrampilan proses IPA adalah:a) Pengamatan.b)

Pengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable. e)

Perumusan hipotesa.f) Perancangan Eksperimen. g) Penyimpulan hasil. h) Pemaparan

hasil, sebagaimana yang dikemukakan oleh Srini (1996/1997:48-49).

Menurut Srini (1996/1997:2-3) yang disebut fakta dalam IPA adalah

pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-

peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif.

Berdasarkan pengertian IPA yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

IPA merupakan suatu proses keterampilan untuk mempelajari kehidupan sehari-hari

tentang alam semesta agar dapat menjelaskan, mengulang pengalaman dalam

peristiwa sehari-hari.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin

ilmu dari Physical sciences dan life sciences. Yang termasuk physical sciences adalah

ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogy, meteorology, dan fisika, sedangkan

life sciences meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoology, citologi, dan seterusnya)

Usman Samatowa.

Page 3: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

6

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau

Sains yang semula berasal dari bahasa inggris „science‟. Kata „science‟ itu sendiri

berasal dari kata dalam Bahasa Lati „scientia‟ yang berarti saya tahu. „Science‟ terdiri

dari cocial science (ilmu pengetahuan social) dan natural science (ilmu pengetahuan

alam). Trianto (2010:136). Kata “IPA” merupakan singkatan dari Imu Pengetahuan

Alam . IPA merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science”

secara singkat sering disebut “science: Natural artinya alamiah, berhubungan dengan

alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu

Pengetahuan Alam atau science secara harfiah dapat disebut sebagi ilmu tentang alam

ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya

kita akan menggunakan IPA sebagai suatu istilah (Srini M. Iskandar, 1997: 2).

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembanganya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya

metode ilmiah dan sikap ilmiah. Wahyana, 1986 (dalam Trianto 2010:136). Adapun

pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh siswa. Jadi secara

singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan ojektif tentang alam semesta dan

segala isinya, Hendro Darmojo, 1992: 3 (dalam Usman Samatowa 2009). Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu

natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau

bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu

pengetahuan alam (IPA) pengertianya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu

yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Usman Samatowa,

2009: 3). Berdasarkan segi istilah yang digunakan IPA berarti “ilmu” tentang

“pengetahuan alam “. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang

benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu

rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal dan logis, diterima oleh akal sehat,

sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataanya, atau

Page 4: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

7

sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Jadi, pengetahuan alam

merupakan pengetahuan tentang alam semesta dan segala isinya. Adapun pengetahuan

itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi, IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya

(Kendo dan Jenny, 1991: 3).

Berdasarkan pengertian IPA yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan

bahwa IPA merupakan bidang studi yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam yang tersusun secara teratur, sistematis dan berlaku umum yang

merupakan hasil dari observasi dan eksperimen, IPA juga menghasilkan produk yang

berupa fakta, prinsip, konsep, hukum, dan teori. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu

yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan

observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai

pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang

diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain

penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi

adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan teknologi.

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan

pendidikan ke jenjang lebih tinggi Depdiknas, 2003:2 (dalam Trianto 2010:138).

IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu

anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan

kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan

cara berpikir ilmiah. Fokus program pengajaran IPA di SD bertujuan untuk memupuk

minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup.

Page 5: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

8

Karakteristik kajian Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai

pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen,

pengamatan dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala

yang dapat dipercaya.

2.2.2 Pendekatan –Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA SD

Pendekatan-pendakatan dalam pembelajaran IPA SD menurut Usman

Samatowa (2009: 3), yaitu sebagai berikut: Pendekatan keterampilan proses pada IPA

SD pengembangan keterampilan proses IPA dalam diri murid-murid adalah yang

paling tepat di dalam pembelajaran IPA. Keterampilan-keterampilan proses IPA

dapat ditransfer ke dalam disiplin ilmu yang lain dan keterampilan-keterampilan ini

tidak mudah dilupakan. Pendekatan keterampilan prose IPA memungkinkan murid-

murid merasakan hakikat IPA serta membuat mereka terampil melakukan kegiatan

sains. Dengan demekian mereka mempelajari juga fakta-fakta dan konsep-konse iPA.

Sebagai kesimpulan, dengan mempergunakan pendekatan keterampilan proses IPA

murid-murid mempelajari proses dan produk IPA.

Pembekajaran IPA dengan pendekatan inquiri

Proses-proses inquiri adalah menemukan masalah, menyudun hipotesis,

merencanakan eksperimen, melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis.

Mensintesis pengetahuan mengemabangkan beberapa sikap yaitu sikap obyektif,

ingin tahu, terbuka, dan bertanggung jawab. Jadi pendekatan inquiri lebih

menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan. Dalam

pelaksanaan pendekatan inquiri keterampilan guru bertanya berperan penting dalam

membimbing murid-murid melakukan semua kegiatan yang dipandang perlu.

Pembelajaran IPA SD dengan pendekatan STM.

Sains Tenologi Masyarakat (STM) merupakan istilah yang diberikan kepada

usaha mutakhir untuk menyajikan konteks dunia nyata dalam pedidikan sains dan

pembelajaran sains. Dalam pendekatan STM murid-murid harus diikut sertakan

dalam penentuan tujuan, prosedur perencanaan, dan dalam usaha mendapatkan

informasi, serta dalam mengevaluasi. Yang menjadi tujuan utama dalam pendekatan

Page 6: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

9

STM adalah murid-murid setelah lulus sekolah menjadi warga negara yang mampu

untuk mengambil keputusan-keputusan tentang masalah-masalah di dalam

masyarakat dan mengambil tindakan sebagai akibat menekankan pentingnya sains

dan teknologi sebab di dalam masyarakat modern keterkaitan antara sains teknologi

masyarakat sangat erat.

2.2.3 Prinsip Proses Belajar Mengajar IPA

Prinsip proses belajar mengajar IPA menurut Hendro dan Jenny (1991), yaitu:

1) Prinsip keterlibatan siswa secara aktif

Siswa harus ikut berbuat sesuatu yang memperoleh ilmu yang mereka cari.

Sebenarnya guru IPA termasuk guru yang beruntung karena objek belajar IPA

terdapat di mana-mana, dalam kelas, di luar kelas, di alam sekitar atau di mana saja.

Sehingga guru dengan mudah dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan

mendapatkan ilmu dari lingkungan sekitar.

2) Prinsip belajar berkesinambungan

Yang dimaksud dengan prinsip belajar berkesinambungan adalah proses

belajar yang selalu dimulai dari apa-apa yang telah dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini

pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa itu seolah-olah merupakan jabatan yang

esensial bagi siswa yang dapat meraih pengetahuannya yang baru. Untuk

melaksanakan prinsip ini tentu saja harus mengetahui sejauh mana pengetahuan yang

dimiliki oleh siswanya.

3) Prinsip motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang menyebabkan seorang

mau berbuat sesuatu. Dalam proses belajar IPA tentunya motivasi dimaksudkan

sebagai dorongan untuk mau belajar IPA. Dorongan itu dapat bersumber dari

kebutuhan yang hakiki dari manusia yang disebut sebagai mintivasi intrinsic.

Dorongan berbuat sesuatu dapat juga timbul dari pengaruh yang datang dari kuar

dirinya, misalnya hadiah-hadiah yang dijanjikan apabila mau berbuat sesuatu,

motivasi semacam ini disebut sebagai motivasi ekstrinsik.

Page 7: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

10

4) Prinsip multi saluran

Prinsip multi saluran merupakan suatu kenyataan bahwa daya penerimaan

masing-masing siswa tidak sama. Maksudnya, ada siswa yang mudah belajar melalui

membaca, ada siswa yang mudah mengerti apabila diberi ceramah oleh guru, ada pula

yang baru mengerti jika ia ikut aktif melakukan percobaan. Oleh karena itu multi

saluran dalam proses belajar IPA sangat diperlukan agar semua siswa dengan

berbagai kemampuan daya tangkap dapat menerima pelakaran dengan baik. Tugas

guru untuk mengorganisasi belajar sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar

melalui berbagai saluran.

5) Prinsip penemuan

Yang dimaksud prinsip penemuan adalah bahwa untuk memahami sesuatu

konsep atau simbol-simbol, siswa tidak diberitahu oleh guru, tetapi guru mrmberi

peluang agar siswa dapat memperoleh sendiri pengertian-pengertian itu, melalui

pengalamanya.

6) Prinsip totalitas

Prinsip totalitas bertolak dari suatu paham bahwa siswa belajar dengan

segenap kemampuan yang ia miliki sebagai makhluk hidup, yaitu pancainderanya,

perasaan serta pikiranya. Dalam proses belajar, siswa tidak hanya memperhatikan

materi pekajaran tetapi meliputi bagaimana guru mengajar, situasi kelas, lingkungan

kelas, perabotan sekolah, pencahayaan kelas, lingkungan sekitar, teman-temannya,

dan semua yang mempengaruhi jiwa raganya. Itu semua ikut menentukan

keberhasilan belajar siswa.

7) Prinsip perbedaan individu

Prinsip ini tidak dimaksudkan untuk membeda-bedakan siswa, tetapi bertolak

pada suatu kenyataan bahwa setiap siswa perbedaan yang satu dengan yang lain.

Perbedaan individu terutama ditujukkan kepada adanya perbedaan kemampuan

(termasuk kecerdasan dan kecepatan belajar) dan perbedaan minat termasuk motivasi

belajar. Prinsip perbedaan individu dimaksudkan agar siswa mendapatkan

kesempatan belajar sesuai dengan kapasitas dan minatnya.

Page 8: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

11

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dengan kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya cooperative

learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang

mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning karena mereka

beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk

belajar kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan

cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak (2001:19-20) bahwa

“pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta

belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu

sendiri.”

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi

(Nurulhayati,2002:25). Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja

sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab,

yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame anggota kelompok

untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat

melakukannya seorang diri.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak

digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidik. Hal ini

dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995)

dinyatakan bahwa:1) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan

sosial,menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain,2)

Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir kritis,

memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Page 9: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

12

Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapakan mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan

dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan

belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya 2006:239)

Tom V.Savage (1987:217) mengemukakan bahwa cooperative learning

adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.

2.3.1 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi

pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Depdiknas,2003:5).

Bern dan Erickon (2001:5) mengemukakan bahwa cooperative learning

(pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir

pembelajaran dengan manggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri

dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas

anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok (Slavin,1984).

Sehubungan dengan pengertian tersebut, Johnson, et al., 1994; Hamid Hasan, 1996,

menegaskan bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5

orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar bersama untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok.

Menurut Zaini model pembelajaran adalah “pedoman berupa program atau petunjuk

strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model

pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.”

Page 10: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

13

Menurut Roger dan David Johson (Lie,2008) ada lima unsur dapat dalam

pembentukan kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut.

1) Prinsip ketergantungan positif (positive independence), yaitu dalam pembelajaran

kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang

dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh

kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena, semua anggota dalam

kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan

kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena

itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus

dikerjakan dalam kelompok tersebut.

3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan

kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka

melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari

anggota kelompok lain.

4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication),yaitu melatih siswa

untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

2.3.2 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan konsep sendiri,

berusaha menyelesaikan masalah, mengembangkan keratifitas dan berkomunikasi

dengan kelompok.

b. Membiasakan siswa dalam hidup bersosial.

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa karena interaksi berkembang antara siswa.

d. Membantu guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan di sekolah.

Page 11: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

14

2.3.3 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

a. Siswa yang pandai lebih banyak menguasai jalannya diskusi sehingga siswa yang

kurang pandai kadang kurang memiliki kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya.

b. Siswa yang tidak terbiasa dengan belajar kelompok merasa asing dan sulit untuk

bekerja sama.

c. Diperlukan alokasi waktu yang lama untuk melakukan diskusi.

2.3.4 Solusi:

Jika terlalu sering bekerjasama bisa membuat siswa kurang percaya diri saat tampil

individu.

2.3.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

1) Merancang pembelajaran, menyampaikan tujuan, dan memotivasi siswa.

2) Menyajikan informasi dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.

3) Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.

4) Membimbing siswa dalam belajar kelompok.

5) Mengevaluasi hasil belajar siswa secara menyeluruh dengan mempresentasikan

hasil diskusi kelompok.

6) Memberikan penghargaan atau penilaian kepada individu maupun kelompok.

2.4 Model Picture and Picture

Pada model picture and picture ini akan membahas mengenai pengertian

model picture and picture, kelebihan, kelemahan, solusi dan langkah-langkah

pembelajaran picture and picture.

2.4.1 Pengertian picture and picture

Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana

guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi

atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau

media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik

dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan

bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat

Page 12: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

15

kembali oleh siswa. Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang

menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan

logis.(Hamdani,2010;89).

Model pembelajaran Picture and Picture menurut pemahaman Budi(2006) adalah

suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan

menjadi urutan logis. Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau

soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah yang

mendapat poin.

Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan media

gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa

jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Prinsip dasar dalam model pembelajaran

kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:

1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

dikerjakan dalam kelompoknya.

2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota

kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang

sama di antara anggota kelompoknya.

4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

2.4.2 Kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture.

1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

2) Melatih berpikir logis dan sistematis.

3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan

dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

Page 13: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

16

5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas

2.4.3 Kekurangan Model Pembelajaran Picture And Picture.

1) Memakan banyak waktu

2) Banyak siswa yang pasif.

3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.

4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.

5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

2.4.4 Solusi:

Guru harus meminimalkan kelemahan metode. Apabila kelemahan model

tampak dalam kegiatan belajar mengajar maka guru harus segera tanggap dan

mengendalikan kondisi kelas.

2.4.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Picture And Picture

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi

Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka

siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping

itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaianKD,

sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh

peserta didik.

2) Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini

guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam

proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan

motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan

motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat

siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

3) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan

materi).

Page 14: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

17

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam

proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh

guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat

energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan

gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan

tertentu.

4) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan

gambar-gambar yang ada.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara

langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara

adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan

tugas yang harus diberikan.Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh

siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi.

5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan

gambar.

Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD

dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran

siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam

PBM semakin menarik.

6) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep

materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan

penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk

mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui

bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah

ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah

ditetapkan.

Page 15: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

18

7) Guru menyampaikan kesimpulan.

Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai

penguatan materi pelajaran.

2.5 Metode Diskusi

Pada metode diskusi ini membahas mengenai pengertian metode diskusi, tujuan,

keuntungan, langkah-langkah penggunaan metode diskusi, pelaksanaan dan penilaian.

2.5.1 Pengertian Metode Diskusi

Menurut Suryosubroto, metode diskusi merupakan suatu cara penyajian bahan

pelajaran di mana guru memberikan kesempatan kepada anak didik (kelompok-

kelompok anak didik), untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan

pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun alternatife pemecahan atau suatu

masalah.

Diskusi merupakan suatu metode atau cara mengajar dengan cara memecahkan

permasalahan yang dihadapi, baik dua orang atau lebih, di mana setiap peserta diskusi

berhak mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Metode ini

merupakan interaksi antara anak didik dengan anak didik atau anak didik dengan guru

untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali, atau memperdebatkan topik

atau permasalahan tertentu.

2.5.2 Tujuan

Tujuan metode ini adalah:

1) Memotivasi atau memberi stimulasi kepada anak didik agar berfikir kritis,

mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.

2) Mengambil suatu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan

atas pertimbangan yang seksama.

2.5.3 Keuntungan

Menurut Alipade keuntungan metode diskusi, antara lain:

1) Suasana kelas menjadi hidup, sebab anak-anak sepenuhnya mengarahkan

perhatian dan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.

Page 16: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

19

2) Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu, seperti semangat toleransi,

jiwa demokrasi, dan kritis dalam berfikir.

3) Hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan dilaksanakan bersama karena anak-anak

ikut serta aktif dalam pembahasan sampai kepada suatu kesimpulan.

4) Anak-anak diraih mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam satu diskusi

sebagai pengalaman berharga bagi kehidupan sesungguhnya kelak dimasyarakat.

5) Melatih anak didik dalam menghargai pendapat orang lain.

2.5.4 Langkah-langkah penggunaan

Ada dua langkah dalam penggunaan metode diskusi ini, yaitu:

Persiapan

1) Menentukan topik yang akan didiskusikan

2) Merumuskan tujuan yang akan dicapai

3) Merumuskan masalah yang akan didiskusikan

4) Menentukan waktu dan peraturan-peraturan diskusi

5) Menyediakan bahan/topik atau masalah yang akan didiskusikan

6) Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan

penugasan studi khusus kepada anak didik sebelum menyelenggarakan diskusi .

7) Menugaskan anak didik untuk menjelaskan ,menganalisis,dan meringkas

Pelaksanaan

1) Membuat struktur kelompok (pimpinan,sekretaris,dan anggota )

2) Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus

3) Membagi-bagi tugas dan memberikan pengarahan diskusi

4) Memberikan rangsangan dan membantu anak didik untuk berpartisipasi

5) Kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi

antar kelompok

6) Hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan diskusi

dalam bentuk tertulis

7) Membimbing diskusi,tidak memberi ceramah

8) Sabar terhadap kelompok yang lambat dalam mendiskusikannya

Page 17: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

20

9) Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan tidak

menentu.

2.5.5 Penilaian

Dalam metode ini guru berposisi sebagai fasilitator,pengarah,dan pembimbing

diskusi.Guru hanya memberikan pengantar dan garis-garis besar pokok materi yang

akan didiskusikan.Selama proses diskusi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

oleh guru atau pengajar,yakni :

1) Keaktifan anak didik

2) Keberanian berbicara

3) Cara berbicara/mengeluarkan pendapat

4) Etika dalam berdiskusi

5) Kwalitas pendapat yang dikeluarkan

6) Korelasi antara argument/pendapat dengan materi yang sedang dibahas.

2.6 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola–pola perbuatan, nilai–nilai, pengertian–pengertian,

sikap–sikap, apersepsi dan keterampilan. Merujuk pemikiran gagne, hasil belajar

berupa:1)Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik

terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi

simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan,2) Keterampilan intelektual

yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual

terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta – konsep

dan mengembangkan prinsip–prinsip keilmuan. Kemampuan intelektual merupakan

kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas,3) Strategi kognitif yaitu

kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan

ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah,4)

Keterampilan motorik yaitu, kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani

dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani,5) Sikap

adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap

Page 18: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

21

objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai –

nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai – nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dominan kognitif adalahknowledge(pengetahuan,ingatan),

comprehension(pemahaman,menjelaskan,meringkas,contoh),application(menerapkan

),analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru; dan evaluation (menilai). Dominan

afektif adalah receiving (sikap menerima,responding (memberikan respon), valuing

(nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Dominan

psikomotor meliputi initiatory,pre-routine,dan rountinized. Psikomotor juga

mencakup keterampilan prodektif,teknik,fisik,sosial,manajerial,dan intelektual.

Sementara,menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi,

pengertian dan sikap. Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Artinya,hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan

sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan

koprehensif.

Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangkan hasil belajar

menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajaranya. Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana

(1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri

sebagai berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik

pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan

berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa

yang telah dicapai.

Page 19: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

22

b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan

dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain

apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat,

membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan

kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni

mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan

ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri

terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan

mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

2.5.2 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Picture And

Picture Melalui Diskusi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPA.

Berdasarkan uraian pada sub bab sebelum ini, penulis telah menjabarkan

mengenai model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture serta hasil belajar

siswa. Penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model

pembelajaran Cooperative Learning Tipe Picture And Picture Melalui Diskusi untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, dan terdapat hubungan yang signifikan antara

model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Picture And Picture Melalui

Diskusi dengan hasil belajar siswa.Hal ini dikarenakan dengan model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Picture And Picture Melalui Diskusi siswa mengalami

pembelajaran yang lebih bermakna,yakni siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan konsep pribadi melalui diskusi bersama dengan teman satu

kelompok. Selain itu, siswa juga dilatih untuk mengemukakan hasil diskusi mereka

kepada teman yang lain. Siswa dalam bekerja sama dengan kelompoknya berusaha

untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan kreatifitas, dan berkomunikasi

dengan siswa yang lain dalam kelompok belajar. Hal ini membantu siswa

membiasakan diri hidup dengan lingkungan sosial.

Page 20: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

23

Pengalaman belajar yang dialami siswa melalui model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Picture And Picture Melalui Diskusi, secara bertahap

dapat membantu siswa secara kognitif dalam menguasai materi bahan ajar yang

disampaikan guru. Jika pengalaman belajar lebih bermakna maka hasil belajar yang

mereka dapatkan juga akan meningkat. Secara afektif melalui pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Picture and Picture melalui Diskusi siswa mampu

mengetahui proses terjadinya daur air. Hasil belajar tersebut akan tampak dalam tes

yang dilakukan pada pertemuan ketiga atau akhir setiap siklus.

2.7 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa

penelitian yang ada kaitannya dengan variabel penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

Sulastri (2012) dalam studi Penelitian Tindakan Kelas yaitu “Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas

IV Semester I SD Negeri Slungkep 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun

2011/2012 ”. hasil penelitian menunjukkan : penerapan metode picture and picture

dengan KKM 6,5 dapat meningkatkan hasil belajar pada matapelajaran IPA siswa

kelas IV Semester I SD Negeri Slungkep 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Nilai

hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 72,7 % di siklus pertama dan

menjadi 86,4% di siklus kedua. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan siklus

pertama yaitu 63,7% menjadi 90,9% di siklus kedua.

Ninik Sri Moewarni (2012) dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu “

Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture untuk

meningkatkan hasil belajar IPA pada Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri Jati

Pohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/1012” .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang

tuntas KKM hanya 13 siswa dari 28 siswa(46%). Pada siklus I siswa yang tuntas

menjasi 20 siswa(71%). Siklus II meningkat lagi menjadi 24 siswa(86%).

Page 21: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

24

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas IV Semester I di SD Negeri 2 Jati Pohon

Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012.

Peningkatan hasil belajar melalui model picture and picture dalam

pembelajaran IPS kelas V SDN Kandangan II Kabupaten Blitar / Rahajeng

Kismaningsih. Penelitian ini berlatar belakang adanya kualitas pembelajaran di kelas

V SDN Kandangan II Kabupaten Blitar yang masih rendah. Karena proses

pembelajaran guru sangat tergantung pada penggunaan buku paket, terpusat pada

guru, disamping itu keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga masih rendah.

Hal tersebut ditunjukkan dari sikap siswa yang pasif, kurang bersemangat, karena

siswa hanya duduk, dengar dan catat sehingga timbul kejenuhan pada siswa yang

berdampak pada hasil belajar siswa. Dari 23 siswa yang mencapai ketuntasan hanya 7

siswa (30%).Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan penerapan model picture

and picture dalam peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS bagi kelas V

SDN Kandangan II Kabupaten Blitar, (2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar

dalam pembelajaran IPS bagi kelas V SDN Kandangan II Kabupaten

Blitar.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan jenis penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan

tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan

refleksi (reflektion) dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah

siswa kelas V SDN Kandangan II Kabupaten Blitar dengan jumlah siswa sebanyak 23

siswa. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mendukung data penelitian ini

meliputi: 1) tes, 2) observasi, dan 3) dokumentasi. Teknik analisa data yang

digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.Penerapan model

Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Peningkatanaktivitas siswa pada pratindakan adalah 50% naik sebesar 21% pada

siklus I dan 14% pada siklus II. Pada hasil belajar siswa peningkatan keberhasilan

pratindakan sebesar 31% pada siklus I dan 30% pada siklus II. Berdasarkan hal

tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model Picture and Picture

Page 22: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

25

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari 23 siswa yang tuntas sebesar 21 siswa

atau 91% dan 2 siswa atau 9% tidak tuntas karena kelainan berfikir yang dialami.

Penerapan model picture and picture untuk meningkatkan pembelajaran IPA

siswa kelas IV SDN Gampingan 01 Pagak / Dewi Diansari. Penelitian telah

dilaksanakan sesuai rancangan penelitian. Dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV

SDN Gampingan 01 Pagak, guru telah menggunakan model Picture and Picture. Hasi

observasi guru dalam pembelajaran melalui model Picture and Picture juga semakin

meningkat dari tiap pertemuan pada masing-masing siklus. Pembelajaran dengan

menggunakan model Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 54,65 meningkat

menjadi 75,8 pada siklus II. Pembelajaran dengan menggunakan model Picture and

Picture juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I diperoleh rata-rata

nilai evaluasi siswa yaitu 69,1 meningkat menjadi 85,8 pada siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan dapat disimpulkan bahwa model

Picture and Picture dapat meningkatkan pembelajaran IPA selain itu juga

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Gampingan 01Pagak, serta dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gampingan 01Pagak, kompetensi

dasar .Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya

kecoa,nyamuk serta kupu-kupu. Dari kegiatan pra tindakan, siklus I, dan ke siklus II

dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran model Picture and Picture dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapun saran untuk perbaikan

pembelajaran ini yaitu diharapkan sebelum menggunakan model Picture and Picture,

sebaiknya pembelajaran menggunakan media yang kongkrit atau media asli, guru

lebih memotivasi siswa dalam kegiatan kelompok.

Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, nampaknya model

pembelajaran cooperative learning tipe picture and picture menunjukkan efektivitas

yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa. baik dilihat dari pengaruhnya

terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari perkembangan yang tinggi dari

keaktifan siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Page 23: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

26

2.8 Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori pada BAB II maka kerangka berfikir pada penelitian

ini dapat dilihat pada bagan 2.1

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Pembelajaran menggunakan

metode konvensional

Guru kurang

memaksimalkan

kegiatan siswa di kelas

Hasil belajar IPA

siswa rendah dibawah

KKM 66

Siswa dapat

menemukan gagasan

sendiri dari materi

yang diajarkan

Diterapkan model pembelajaran

cooperative learning tipe picture and

picture melalui diskusi dalam

pembelajaran IPA

Kelebihan pembelajaran picture and picture:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

2. Melatih berpikir logis dan sistematis.

3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek

bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,

4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas

Kegiatan

pembelajaran lebih

bermakna

Hasil belajarar siswa

IPA kelas 5 meningkat

di atas KKM 66

Siswa lebih aktif

dalam pemebalajan

Page 24: rasional objektif. objektifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8247/2/T1_292009284_BAB II.pdfPengklasifikasian. c) Pengukuran. d) Pengidentifikasian dan pengendalian variable

27

2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini

dapat dirumuskan bahwa dengan menggunakan model cooperative learning tipe

picture and picture melalui diskusi pada mata pelajaran IPA tentang daur air dan

proses daur air dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri 1 Babadan

Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2012/2013.