rasio
DESCRIPTION
dzieTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagi sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yang akan
dijual dipasar tingkat volume barang produksinya dipasar diminati oleh
konsumen sangat berpengaruh pada perusahaan tersebut. Tingkat penjualan dan
minat konsumen serta hal lainnya dapat menjadi pedoman bagi perusahaan dalam
memproduksi dan menyusun strategi pemasaran.
Bila volume penjualan meningkat, maka akan menghindarkan khususnya
bidang pemasaran harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
volume penjualan. Mengapa hal ini menjadi tanggungjawab yang begitu besar,
hal ini karena volume penjualan mempengaruhi kehidupan suatu perusahaan dan
manajemen perusahaan harus benar-benar tanggap dan merespon segala
perubahan yang ada dipasar.
Kesulitan pihak manajemen perusahaan untuk meramalkan,
memperkirakan dan memastikan keadaan di masa mendatang ialah terjadinya
perubahan. Baik bersumber dari lingkungan ekstern maupun lingkungan intern.
Dalam pemasaran kegiatan-kegiatan bisnis ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial. Untuk mencapai tujuan pemasaran tersebut, maka diperlukan strategis yang tepat dalam melihat pangsa pasar. Jika strategis yang ada disusun dengan efektif, maka tingkat penjualan akan meningkat dari waktu ke waktu (Kotler, 2000, hal.18).
1
Tinggi rendahnya volume penjualan perusahaan dapat dilihat dari gejala-
gejala yang menunjukkan adanya masalah di perusahaan adalah bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menetapkan harga yang sesuai dengan nilai
produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan harga yang ditentukan oleh terminal
kopi dunia yang tidak stabil.
Tabel I-1Perkembangan Harga dan Volume Penjualan
PT Ihtiyeri Keti Ara MedanTahun 2000 – 2009
Tahun Rata-rata Harga Kopi per Tahun
Volume Penjualan
2000200120022003200420052006200720082009
Rp. 25,752Rp. 26,664Rp. 25,441Rp. 24,345Rp. 24,112Rp. 27,805Rp. 29,457Rp. 30,087Rp. 29,877Rp. 31,222
Rp. 21,253,488,124Rp. 23,158,223,225Rp. 29,125,332,154Rp. 28,122,458,794Rp. 28,111,425,869Rp. 40,558,733,250Rp. 49,470,956,761Rp. 38,114,725,362Rp. 31,258,633,125Rp. 45,221,366,885
Sumber : PT Ihtiyeri Keti Ara Medan
Dari perkembangan volume penjualan kopi PT Ihtiyeri Keti Ara
terlihat bahwa faktor harga sangat menentukan, hal ini terlihat dari rata-rata
harga yang tidak stabil setiap tahunnya sehingga mempengaruhi permintaan
konsumen terhadap kopi Arabika yang dipasarkan perusahaan tersebut. Setiap
terjadi kenaikan harga kopi maka volume penjualan cenderung mengalami
penurunan. Sedangkan pada tahun 2002 terjadi penurunan harga dari Rp.
26.664,- menjadi Rp. 25.441,- sedangkan tingkat penjualan terjadi kenaik, hal
ini disebabkan tingginya permintaan kopi baik di pasar nasional maupun
2
internasional dan banyak bahan baku kopi yang ada pada pengumpul sehingga
perusahaan mengambil kebijakan untuk menurunkan harga.
Kesemua hal ini perlu dipertimbangkan oleh perusahaan jika ingin
mencapai kesuksesan dalam penjualan produk yang dihasilkan. Dengan faktor-
faktor tersebut manajer harus dapat emngambil keputusan dalam perusahaan
seperti biaya produksi, biaya lain-lain yang relevan, laba yang dinginkan, tujuan
peruswahaan dan sebagainya. Faktor yang berasal dari luar perusahaan yaitu
persaingan, luas pasar, sifat produk dan sebagainya.
Keputusan penentuan harga tidak bisa dilakukan hanya sekali dalam
setiap melakukan penjualan dan digunakan untuk seterusnya, karena penentuan
harga biasanya memerlukan revisi yang terus menerus dalam setiap penjualan dan
penentuan harga harus sesuai dengan keigninan pihak perusahaan dan pihak
manajer pemasaran. Penentuan harga yang salah akan berakibat fatal bagi
perusahaan dan akan mengganggu keuangan perusahaan, misalnya kerugian yang
terus menerus dan tertumpuknya persediaan barang di gudang karena tidak dapat
dijual.
PT. Ihtiyeri Keti Ara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pemasaran salah satu komoditi pertanian yaitu biji kopi arabika. PT. Ihtiyeri Keti
Ara merupakan perusahaan dengan orientasi penjualan lokal dan ekspor dimana
perusahaan lebih banyak menjual produk kepasar manca negara.
Penulis menganggap masalah harga sangat penting untuk diteliti kareha
berhubungan dengan volume penjualan. Untuk itu penulis perlu mengadakan
3
sebuah penelitian dengan judul : “Pengaruh Harga Kopi Arabika terhadap
Volume Penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara Medan”
B. Identifikasi Masalah
Pada umumnya setiap perusahaan baik perusahaan kecil, menengah
maupun besar berkeinginan untuk menghasilkan tingkat penjualan yang baik dan
tinggi. Namun hal ini tidak dapat diperoleh begitu saja tetapi harus ditunjang oleh
perancanaan dan pelaksanaan yang baik. Adapun identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah: “Tidak stabil harga kopi setiap tahunnya sehingga
mempengaruhi jumlah volume penjualan yang diperoleh perusahaan”.
C. Batasan Masalah Dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian dan penulisan ini mencapai suatu keefektipan dan mudah
dipahami oleh pihak lain, maka perlu dibuat suatu batasan masalah yang
bermanfaat untuk memudahkan dalam penulisan. Maka dalam hal ini masalah
hanya dibatasi pada kopi Arabika yang di Ekspor keluar negeri.
2. Rumusan Masalah
Pada umumnya perusahaan maupun organisasi lebih suka jika terjadi
peningkatan volume penjualan atas produk yang dihasilkannya. Namun banyak
sekali kendala dan masalah yang dihadapi tetapi kendala dan masalah tersebut
tidak selalu sama.
4
Bagi perusahaan dan organisasi masalah-masalah itu haruslah
diselesaikan ataupun ditanggapi dengan cepat dan benar agar tidak mengganggu
kegiatan perusahaan. Dari itu penulis menyimpulkan, adapun masalah yang dapat
dirumuskan adalah: “Apakah ada pengaruh harga terhadap volume penjualan
produk kopi pada PT Ihtiyeri Keti Ara Medan”
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Hal yang penting dalam suatu tidakan ataupun kegiatan adalah tujuan dari
kegiatan tersebut. Dalam kegiatan penelitian ini juga mempunyai tujuan, adapun
tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah ada pengaruh harga
terhadap volume penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara Medan”.
2. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis dapat mengambil beberapa hal yang
bermanfaat antara lain:
a. Memberikan masukan yang mungkin berguna bagi kemajuan perusahaan.
b. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya dengan mengkaji
masalah yang sama.
c. Menambah wawasan penulis dalam bidang manajemen pemasaran khususnya
dalam usaha meningkatkan volume penjualan.
5
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Uraian Teori
1. Volume Penjualan
a. Pengertian Volume Penjualan
Pada umumnya tujuan dari setiap perusahaan adalah dapat menjual
barang dan jasa yang dihasilkannya. Dengan adanya penjualan barang dan
jasa sudah tentu perusahaan akan memperoleh pendapatan yang
merupakan sumber kehidupan dari suatu perusahaan. Disamping
penjualan sebagai sumber pendapatan, kegiatan penjualan juga
merupakan dasar atau pedoman bagi penentuan kegiatan-kegiatan lainnya
di dalam perusahaan seperti pembelian, produk, penyimpanan dan
sebagianya. Jadi dapat diartikan bahwa tingkat penjualan merupakan
ukuran bagi berhasil tidaknya suatu perusahaan ditinjau dari sudut profit.
Pada dasarnya cara penjualan itu ada dua jenis, yaitu penjualan
dengan tunai atau kontan atau penjualan dengan cara kredit. Selain itu ada
juga dengan penjualan yang dikembalikan.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001, hal.171): “Penjualan adalah
serangkaian langkah-langkah yang dilalui tenaga penjual dalam sebuah
organisasi tertentu untuk menjual suatu produk atau jasa tertentu”. Menurut
Basu Swastha dan Irawan DH (2002, hal. 141), “Penjualan adalah ilmu dan
seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak
6
orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan”
Sedangkan menurut Davey dan Jacks (2001, hal.146) : “Penjualan adalah
hasil bersih dari promosi, menjual, dan layanan yang baik”.
Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan penjualan adalah
proses menyampaikan barang dan jasa kepada pembeli agar kebutuhan dan
keinginan pembeli dapat terpenuhi sehingga terdapat kepuasan.
Dalam kegiatan pemasaran, kenaikan tingkat penjualan atau sering
disebut dengan volume penjualan merupakan ukuran efisiensi, meskipun
tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba.
Pengertian dari volume penjualan adalah jumlah dari kegiatan penjualan
suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalam suatu ukuran
waktu tertentu.
Perusahaan yang berpandangan jauh kedepan mungkin mengatakan
bahwa pangsa pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan penjualan. Mereka
berharap, volume yang lebih besar dimasa yang akan datang dan akan
memberikan penambahan laba dalam jangka pendek.
Volume penjualan sebagai salah satu aktiva perusahaan, merupakan
faktor utama untuk mendapatkan laba dan menjadikan ukuran keberhasilan
suatu perusahaan disamping dengan melalui penekanan biaya-biaya,
sehingga volume penjualan memegang peranan penting dalam siklus aliran
dana perusahaan.
7
Taylor (2000, hal. 348) menyatakan : ”Volume dapat dinyatakan
sebagai jumlah unit (kuantitas) yang diproduksi dan dijual sebagai jumlah
volume penjualan, atau persentase total kapasitas tersedia.”
Dalam kegiatan pemasaran, kenaikan volume penjualan merupakan
ukuran efesiensi, meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti
dengan kenaikan laba. Pengertian dari volume penjualan adalah jumlah dari
kegiatan penjualan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalam
suatu ukuran waktu tertentu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan
Volume penjualan merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan baik perusahaan kecil ataupun perusahaan besar. Sebab dengan
volume penjualan, suatu perusahaan dapat terus melanjutkan kelangsungan
hidupnya dimasa yang akan datang. Penjualan merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi suatu perusahaan baik perusahaan kecil ataupun
perusahaan besar. Sebab dengan volume penjualan suatu perusahaan dapat
terus melanjutkan kelangsungan hidupnya dimasa yang akan datang. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut Basu Swasta
DH dan Irawan (2002, hal. 406-407) adalah:
a. Kondisi dan kemampuan penjualb. Kondisi pasarc. Modald. Kondisi organisasi perusahaane. Faktor lain-lain seperti periklanan, peragaan, kampanye dan
pemberian hadiah.
8
Berikut ini penjelasannya:
a. Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial
atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu
penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Di sini,
penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut
penjual harus memahami beberapa masalah penting yang berkaitan,
yakni: jenis dan karekteristik barang yang ditawarkan, harga produk dan
syarat penjualan
Masalah-masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian
pembeli sebelum melakukan pembelian. Selain itu, manager perlu
memperhatikan jumlah serta sifat-sifat tenaga penjualan yang akan
dipakai. Dengan tenaga penjualan yang baik dapatlah dihindari timbulnya
kemungkinan rasa kecewa pada para pembeli dalam pembeliannya.
b. Kondisi pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran
dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah:
1) Jenis pasarnya
2) Kelompok Pembeli
3) Daya belinya
9
4) Frekuensi pembeliannya
5) Keinginan dan kebutuhannya.
c. Modal
Akan sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang
yang dijual tersebut belum dikenal calon pembeli atau apabila lokasi
pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini penjual harus
memperkenalkan dulu membawa barangnya ke tempat pembeli. Untuk
melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha
seperti: alat transport, tempat peragaan baik di dalam perusahaan maupun
di luar perusahaan, usaha promosi dan sebagainya. Semua ini hanya dapat
dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan.
d. Kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani
oleh bagian tersendiri (Bagian Penjualan) yang dipegang orang-orang
tertentu/ahli dibidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil di
mana masalah penjualan ditangani oleh orang juga melakukan fungsi-
fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih
sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang
dihadapi, serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan
besar. Biasanya, masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan
dan tidak diberikan kepada orang lain.
10
e. Faktor lain-lain seperti periklanan, peragaan, kampanye dan pemberian
hadiah.
Faktor lain-lain seperti periklanan, peragaan, kampanye dan
pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk
melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi
perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat
dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal
relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan. Ada pengusaha yang
berpegang pada suatu prinsip bahwa “paling penting membuat barang
yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan
pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum
pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya,
misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara
promosi lainnya.
c. Proses Penjualan
Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah penjualan dengan
bertemu muka dimana seorang penjual langsung berhadapan dengan muka
dengan calon pembelinya. Masalah tersebut menjadi titik berat dalam
pembahasan tentang proses penjualan.
Adapun tahap-tahap proses penjualan menurut Basu Swastha DH dan
Irawan (2002, hal. 410- 411) adalah:
a. Persiapan sebelum penjualanb. Penentuan lokasi pembeli potensial
11
c. Pendekatan pendahuluand. Melakukan penjualane. Pelayanan sesudah penjualan
Berikut ini penjelasan proses penjualan di atas:
a. Persiapan sebelum penjualan
Tahap pertama dalam proses penjualan adalah mengadakan persiapan-
persiapan sebelum melakukan penjualan. Disini, kegiatan yang dilakukan
adalah mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan pengertian
tentang barang yang dijualanya, pasar yang dituju dan teknik penjualan
yang harus dilakukan.
b. Penentuan lokasi pembeli potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang, penjual
dapat menentukan karakteristiknya, misalnya lokasi. Oleh karena itu,
pada tahap kedua ini ditentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi
sasarannya.
c. Pendekatan pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua masalah
tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan sebagai
pembelinya. Selain itu, perlu juga mengetahui produk-produk atau merk
apa yang mereka gunakan dan bagaimana reaksinya. Berbagai macam
informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya
kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan membeli, kesukaan, dan
sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai pendekatan
pendahuluan terhadap pasarnya.
12
d. Melakukan penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat
perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya
tarik mereka. Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya
kepada pembeli.
e. Pelayanan sesudah penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari
pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan
memberikan pelayanan atau service kepada mereka. Biasanya kegiatan ini
dilakukan untuk penjualan barang-barang industri seperti instalasi, atau
barang konsumsi tahan lama seperti lemari es, televisi, dan sebagainya.
Beberapa pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah penjualan
dilakukan antara lain berupa:
1) Pemberian garansi
2) Pemberian jasa reperasi
3) Latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penggunaannya
4) Pengantaran barang
2. Harga
a. Pengertian Harga
Penetapan harga merupakan tugas kritis yang menunjang keberhasilan
operasi organisasi profit maupun non profit. Harga merupakan satu-satunya
unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi.
Namun, keputusan mengenai harga tidak mudah dilakukan. Di satu sisi,
13
harga yang terlalu mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di
sisi lain akan sulit dijangkau konsumen. Dalam kasus tertentu, harga yang
mahal sekali dapat diprotes lembaga konsumen dan bahkan mengundang
campur tangan pemerintah untuk menurunkannya. Selain ini, marjin laba
yang besar cenderung menarik para pesaing untuk masuk ke industri yang
sama. Sedangkan bila harga terlampau murah, pangsa pasar dapat melonjak.
Akan tetapi, marjin kontribusi dan laba bersih yang diperoleh dapat jadi
amat kecil, bahkan tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan atau
kespansi organisasi.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentunya harus pergi ke pasar.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar merupakan arena pertukaran
potensi dalam bentuk fisik sebagai tempat berkumpul dan bertemunya
para penjual dan pembeli, maupun pertukaran, karena dipenuhinya
persyaratan yang minat dan citra serta daya beli.
Kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya
menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik
ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Para
pakar mendefenisikan harga berbeda-beda, secara sempit harga
merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Berikut ini akan
penulis kemukakan pendapat atau pandangan beberapa ahli mengenai
harga.
14
Sedangkan Fajar Laksana (2008, hal. 105) mendefinisikan bahwa
harga merupakan: “jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar
berbagai kombinasi produk dan jasa.” Dengan demikian maka suatu harga
haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan pelayanan,
yang akhirnya akan sama denan sesuatu yaitu produk dan jasa.
Gregorius Chandra (2005, hal. 149) : “Harga dapat diartikan
sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter)
yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu produk.”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa harga jual sangat erat
kaitannya dengan membicarakan harga pokok produksi. Untuk itu dalam
menentukan harga jual harus selalu berpedoman kepada harga pokok
produksi karena bila perusahaan menetapkan harga jual di bawah harga
pokok maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan bila harga jualnya
jauh di atas dari harga pokok maka akan sulit dijangkau konsumen
akibatnya akan sulit mencapai laba.
b. Tujuan Penetapan Harga
Menurut Fajar Laksana (2008, hal. 114-115) tujuan dari
ditetapkannya harga adalah:
a. Profit Maximalization prizing (maxsimalisasi keuntungan), yaitu untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.
b. Market share pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar).
c. Market skimming pricingd. Current revenue pricing (penetapan harga untuk sasaran).
15
e. Target profit pricing (penetapan harga untuk sasaran)f. Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi).
Menurut Tjiptono dan Chandra (2008, hal. 474) menyataka bahwa
tujuan dari penetapan harga adalah:
1. Meningkatkan jumlah pemakai 2. Menaikan tingkat pembelian3. Memperluas pasar yang dilayani4. Merebut pelanggan pesaing 5. Mempertahankan/meningkatkan permintaan pelanggan saat
ini.
Sedangkan Kotler (2005, hal. 142-144) mengemukakan tujuan
penetapan harga adalah:
a. Penetapan harga untuk kelangsungan hidupb. Penetapan harga untuk memaksimal laba c. Penetapan harga untuk memaksimalkan pangsa pasard. Penetapan harga untuk menguasai pasare. Penetapan harga untuk pengembalian biaya.
Berikut keterangan untuk kutipan di atas:
a. Penetapan harga untuk kelangsungan hidup
Perusahaan dapat mengharapkan kelangsungan hidup sebagai
tujuan utamanya jika terjadi kelebihan kapasitas, persaingan yang
sengit, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Sejauh harga
dapat menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, perusahaan
tersebut dapat terus menjalankan bisnisnya. Kelangsungan hidup
adalah tujuan jangka pendek, dalam jangka panjang, perusahaan
tersebut harus belajar bagaimana menambah nilai atau kalau tidak
akana berhadapan dengan kepunahan.
16
b. Penetapan harga untuk memaksimalkan laba
Banyak perusahaan mencoba untuk menetapkan harga akan
memaksimalkan laba sekarang. Perusahaan tersebut memperkirakan
permintaan dan biaya yang terkait dengan harga alternatif dan
memilih harga yang menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau
tingkat pengembalian investasi yang maksimum. Strategi ini
mengandaikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai pengetahuan
tentang fungsi permintaan dan biaya, dalam kenyataannya, keduanya
sulit diperkirakan. Dengan menekankan kinerja sekarang, perusahaan
mungkin akan mengorbankan kinerja jangka panjang dengan
mengabaikan akibat dari variabel-variabel bauran pemasaran lainnya,
reaksi pesaing dan ketentuan-ketentuan hukum tentang harga.
c. Penetapan harga untuk memaksimalkan pangsa pasar.
Beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasarnya.
Perusahaan tersebut yakin volume penjualan yang lebih tinggi akan
menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah dan laba jangka
panjang yang lebih tinggi. Perusahaan tersebut menetapkan harga yang
paling rendah, dengan berasumsi bahwa pasar tersebut peka terhadap
harga.
17
d. Penetapan harga untuk menguasai pasar
Perusahaan-perusahaan yang meperkenalkan teknologi baru
lebih menyukai penetapan harga yang tinggi untuk “menguasai” pasar.
Penguasaan pasar masuk akal dalam kondisi sebagai berikut:
1) Sejumlah pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang
yang tinggi.
2) Biaya per unit untuk memproduksi volume yang kecil tidak terlalu
tinggi sehingga dapat menunda keuntungan dengan mengenakan
harga yang dapat diserap pasar.
3) Harga awal yang tinggi tersebut tidak menarik lebih banyak
pesaing ke pasar.
4) Harga yang tinggi tersebut mengkomunikasikan citra suatu produk
yang unggul.
e. Penetapan harga untuk pengembalian biaya
Organisasi-organisasi nirlaba dan pemerintah mungkin
menggunakan tujuan-tujuan penetapan harga lainnya. Universitas
berupaya untuk mendapatkan pengembalian sebagian biaya, karena
tahu bahwa organisasi tersebut mengandalkan sumbangan swasta dan
dana bantuan pemerintah untuk menutupi biaya selebihnya. Rumah
sakit nirlaba mungkin berupaya untuk mendapatkan pengembalian
seluruh biaya dalam penetapan harganya. Perusahaan teater nirlaba
mungkin menetapkan harga produksinya untuk mengisi sebanyak-
banyaknya tempat duduk teater.
18
c. Metode Penetapan Harga
Keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya tidak
terlepas dari metode penetapan harga yang dilakukan perusahaan.
Kegagalan yang ditimbulkan perusahaan dalam hal memasarkan
produknya terkadang disebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam
mengendalikan harga. Agar perusahaan tidak menderita kerugian terhadap
pemasaran produknya hendaknya perusahaan harus melihat metode
penetapan harga yang akan diterapkan. Walaupun terdapat berbagai cara
untuk menetapkan harga jual, namun secara teoritis menurut Gregorius
Chandra (2005, hal. 158) kesuksesan penetapan harga ditentukan
beberapa faktor diantaranya:
a. Elastisitas harga dari permintaan pasar dan permintaan perusahaan
b. Aksi dan reaksi pesaingc. Biaya dan konsekuensinya pada profitabilitasd. Kebijakan lini produk
Sedangkan Kotler (2005, hal. 150) dalam menetapkan harga
haruslah berorientasi kepada tiga hal yaitu:
a. Faktor Biaya
b. Faktor permintaan
c. Faktor persaingan
Berikut akan dijelaskan satu persatu:
a. Faktor biaya
Banyak perusahaan menetapakan harga untuk sebagian besar
ataupun seluruhnya berdasarkan soal biaya. Pihak perusahaan
19
hendaknya dalam menentukan harga harus melihat total biaya yang
telah dikeluarkan dari suatu produk yang telah diproduksi. Sehingga
harga yang telah ditetapkan akan terjangkau oleh konsumen dan dapat
bersaing di pasaran.
b. Faktor Permintaan
Penetapan harga yang berorientasi kepada permintaan
menghendaki penetapan harga yang lebih didasarkan pada persepsi
konsumen dan intensitas permintaan dan bukan pada biaya. Penetapan
harga yang berorientasi pada permintaan ini erat hubungannya dengan
elastisitas permintaan dan penawaran. Bila permintaan meningkat
maka perusahaan cenderung akan meningkatkan harga jual
produksinya.
Di samping elastisitas permintaan dan penawaran terdapat pula
beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam
menetapkan harga jual diantaranya adalah persepsi nilai dari pihak
penjual atau perusahaan itu sendiri.
c. Faktor persaingan
Dasar penetapan harga jual hasil produksi yang lainnya adalah
faktor persaingan yaitu harga jual yang ditetapkan oleh pesaing atas
hasil produksinya yang berlaku di pasar bebas. Dalam hal ini
pengusaha dapat menetapkan harga di bawah, sama atau lebih.
Maksudnya perusahaan dalam menetapkan harga harus melihat pasar
pesaing, terutama untuk pesaing dengan produk sejenis. Keuntungan
20
yang lebih baik diraih oleh perusahaan apabila perusahaan bisa
meningkatkan volume penjualannya.
Kotler (2005, hal. 151) menyebutkan bahwa penetapan harga jual
suatu produk dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1) Cost-Plus Pricing/Penetapan harga berdasarkan biaya plus2) Break-even analysis dan target-target pricing/analisa titik
impas dan penetapan harga untuk sasaran laba.3) Perceived-Value pricing/penetapan harga menurut persepsi
nilai.4) Going-rate pricing/penetapan harga dengan mengikuti harga
pasar yang ada.5) Sealed-bid pricing/penawaran harga dalam sampul tertutup.
Berikut ini penjelasannya:
1) Cost-Plus Pricing/Penetapan harga berdasarkan biaya plus
Dalam metode ini penjual atau produsen menetapkan harga jual
untuk suatu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per
unit ditambah dengan sejumlah biaya lagi untuk menutu laba yang
diinginkan pada unit tersebut. Rumus metode ini:
Harga Jual = Biaya Total + Marjin
Penetapan harga seperti ini paling banyak dipakai oleh
pengecer dan grosir. Mereka memberikan imbuhan harga tertentu
(mark up) yang cukup untuk menutupi biaya toko, transport dan lain-
lain (sejumlah % tertentu).
Besarnya markup akan sangat tergantung pada produk. Mark up
yang bervariasi ini menggambarkan perbedaan dalam biaya persatuan,
perputaran, merk pabrik dan merk privat, dan lain-lainnya.
21
2. Break-even analysis dan target-target pricing/analisa titik impas dan
penetapan harga untuk sasaran laba.
Metode lainnya dalam penetapan harga yang berorientasi pada
biaya adalah “target profit pricing”. Perusahaan mencoba menetapkan
harga yang akan menghasilkan laba seperti yang telah ditetapkan
sebelumnya. Target pricing menggunakan konsep bagan break even.
Bagan break even menunjukkan total biaya dan total pendapatan atau
total revenue yang diharapkan pada berbagai tingkat penjualan.
3) Perceived-Value pricing/penetapan harga menurut persepsi nilai
Metode ini menetapkan berdasarkan nilai persepsi dari pembeli.
Jadi perusahaan akan berusaha merebut nilai persepsi tersebut, dan
tidak menetapkan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh
penjual.
Misalnya ada terdapat bermacam-maam harga yang ditetapkan
oleh berbagai rumah makan untuk suatu jenis makanan yang sama.
Masing-masing pengusaha dapat menaikkan harga karena adanya nilai
tambah (value added) menurut suasana tempat.
4) Going-rate pricing/penetapan harga dengan mengikuti harga pasar
yang ada
Pada metode ini perusahaan mendasarkan harganya terutama
pada harga pesaing, dan kurang memperhatikan biaya atau permintaan
sendiri. Perusahaan dapat menetapkan harga yang sama, lebih tinggi,
atau lebih murah dari pesaingnya yang besar. Pada industri
22
oligopolistik yang menjual komoditi seperti baja, pupuk atau kertas,
biasanya menetapkan harga yang sama. Dan perusahaan yang kecil
akan mengikuti saja jejak pemuka pasar dalam mengkuti ketetapan
harga.
Perusahaan kecil akan merubah harga produknya kalau pemuka
pasar merubah harga. Memang sebagian perusahaan kecil
menambahkan sedikit premi atau memotong harga yang kecil tetapi
sangat memperhatikan perbedaan harga. Misalnya pengecer kecil yang
menjual bensin yang biasanya menetapkan harga bensin lebih tinggi
beberapa puluh rupiah dari penyalur yang lebih besar.
Metode going rate pricing sangat populer. Kalau elastisitas
permintaan sulit diukur, perusahaan berpendapat bahwa harga yang
berlaku pada suatu waktu menunjukkan kebijaksanaan bersama
daripada industri yang bersangkutan mengenai harga yang akan
dihasilkan laba yang wajar. Juga mereka telah bersepakat mengadakan
penyesuaian dengan harga yang berlaku, untuk menjaga keharmonisan
industri bersangkutan.
5) Sealed-bird pricing/penawaran harga dalam sampul tertutup
Metode penetapan harga ini adalah dalam rangka melaksanakan
suatu pekerjaan atau proyek. Jadi berdasarkan pada persaingan yang
akan terjadi bila perusahaan mengikuti suatu tender. Dalam penetapan
harga, perusahaan berpatokan kepada suatu harapan; akan berapa besar
23
harga yang akan ditetapkan oleh para pesaing sedangkan hubunga
antara harga tersebut dengan biaya dan permintaan perusahaan
diabaikan. Perusahaan berupaya dengan giat untuk memenangkan
tender dan memperoleh kontrak, untuk itu perlu penetapan harga yang
lebih rendah dari perusahaan lainnya.
Walaupun demikian, tidak berarti perusahaan dapat menetapkan
harga di bawah harga pokok tanpa merusak posisi perusahaan.
Sebaliknya juga, bila harga yang ditetapkan semakin tinggi di atas
harga pokok, semakin sulit peluang untuk memenangkan tender dan
memperoleh kontrak.
Dengan menggunakan laba yang diharapkan sebagai kriteria
penetapan harga, wajarlah kalau perusahaan banyak penawaran.
Dengan cara untung-untungan ini, perusahaan akan mencapai laba
maksimum dalam jangka panjang.
Sedangkan menurut Basu Swastha DH dan Irawan (2000, hal. 155)
metode penetapan harga adalah:
a. Cost-Plus Pricing Method
b. Mark-Up Pricing Method
24
Berikut ini penjelasannya:
a. Cost-Plus Pricing Method
Dalam metode ini pihak perusahaan menetapkan harga berdasarkan
jumlah biaya yang telah dikeluarkan kemudian ditambah dengan
keutungan yang diinginkan.
b. Mark-Up Pricing Method
Dalam metode ini biasanya harga yang ditentukan berdasarkan biaya
yang telah dikeluarkan untuk memodifikasi barang yang telah dibeli
kemudian ditambah keuntungan yang hendak dicapai.
d. Strategi Harga
Strategi harga sangat penting bagi perusahaan, banyak manfaat yang
didapatkan oleh perusahaan dan strategi harga. Penetapan-penetapan harga
juga merupakan strategi perusahaan dalam memasarkan produksinya. Menurut
Basu Swastha DH (2000, hal. 169) strategi harga yang sering digunakan oleh
perusahaan adalah:
a. Potongan kuantitasb. Potongan dagangc. Potongan tunaid. Potongan musimane. Penghargaan promosionalf. Penghargaan komisig. Penghargaan barang
25
Kutipan di atas akan diperjelas sebagai berikut:
a. Potongan kuantitas
Potongan kuantitas merupakan potongan harga yang ditawarkan oleh
penjual agar konsumen bersedia membeli dalam jumlah yang lebih
besar, atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjualan
tersebut.
b. Potongan dagang
Potongan dagang merupakan potongan harga yang ditawarkan kepada
pembeli atas pembayaran untuk fungsi-fungsi pemasaran yang mereka
lakukan.
c. Potongan tunai
Potongan tunai adalah potongan yang diberikan kepada pembeli atas
pembayaran rekeningnya pada suatu periode dan mereka melakukan
pembayaran tepat pada waktunya.
d. Potongan musiman
Potongan musiman adalah potongan yang diberikan kepada pembeli
yang melakukan pembelian di luar musim tertentu.
e. Penghargaan promosional
Penghargaan promosional adalah harga yang diberikan oleh penjual
yang ikut menjalankan usaha promosi.
f. Penghargaan komisi
Penghargaan komisi merupakan bentuk potongan dagang apabila
makelar bertindak sebagai perantara dalam saluran distribusi.
26
g. Penghargaan barang
Adalah sejumlah pengurangan dari harga jual semestinya yang
diberikan kepada pembeli karena bersedia membeli barang dalam
kondisi tidak normal.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang pengaruh harga terhadap peningkatan volume
penjualan telah banyak dilakukan dan sebagai bahan perbandingan bagi penulis.
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan harga
terhadap peningkatan volume penjualan.
Kamelia (2008) dalam penelitiannya yang berjudul : Pengaruh Harga Jual
dan Biaya Produksi Terhadap Valume Penjualan Teh SBUTK PT Perkebunan
Nusantara VI (Persero) Jambi Sumatra Barat, berkesimpulan bahwa yang sejalan
dengan hipotesis penelitian yang diajukan oleh penulis tidak dapat diterima.
Artinya harga jual dan biaya promosi tidak berpengaruh terhadap volume
penjualan teh pada SBUTK PT Perkebunan Nusantara VI (Persero). Dengan
demikian perusahaan diharapkan unuk memperhatikan faktor-faktor lain di luar
harga jual dan biaya promosi.
Hastuti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul : Pengaruh Harga
Produk Dan Promosi Penjualan Terhadap Volume Penjualan pada PT. Air
Mancur di Surakarta”, berkesimpulan bahwa hasil analisis menunjukkan bahwa
harga produk dan biaya promosi penjualan terhadap volume penjualan diperoleh
persamaan regresi : Y = 1002135,12 + 180,76X1 + 0,004X2. Uji regresi diperoleh
27
Fhitung > Ftabel atau 426,662 > 4,46 (taraf signifikansi 5%) berarti antara harga
produk dan biaya promosi penjualan secara bersama-sama berpengaruh terhadap
volume penjualan. Uji t untuk variabel harga produk diperoleh thitung > dari
ttabel atau 3,355 > 2,23 dan untuk variabel biaya promosi penjualan diperoleh
thitung > ttabel atau 7,408 > 2,23 (taraf signifikansi 5%). Kedua variabel tersebut
secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan pada PT. Air
Mancur Karanganyar Tahun 1998 – 2008. Koefisien Determinasi (R²) sebesar
0,991 ini menunjukkan bahwa variabel harga produk dan promosi penjualan
berpengaruh terhadap volume penjualan sebesar 99,1%. Sedangkan sisanya
sebesar 0,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam model
penelitian ini. Besarnya sumbangan relatif untuk variabel X1 sebesar 31%, untuk
X2 sebesar 69% dan besarnya sumbangan efektif untuk X sebesar 30% dan untuk
X sebesar 69%.
Muhammad Nahrowi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul : Analisis
Pengaruh Penetapan Harga Dan Promosi Terhadap Volume Penjualan Kamar
Pada Hotel Novotel Solo, berkesimpulan bahwa Hasil analisis regresi diperoleh
persamaan Y = 2 200 000 000 + 195 899 X1 + 74 027 X2. Hasil uji t-test, untuk
variabel penetapan harga diperoleh dari thitung < ttabel yaitu 0,836 < 1,960,
menunjukkan ada pengaruh yang tidak signifikan antara penetapan harga terhadap
volume penjualan kamar, variabel promosi diperoleh hasil dari thitung > ttabel,
yaitu 9,359 > 1,960, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara biaya
promosi terhadap volume penjualan kamar. Hasil koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,940 atau sebesar 94%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 6% dipengaruhi
28
oleh variabel yang lain diluar variabel tersebut. Dengan menggunakan derajat
keyakinan 95%, maka diperoleh probabilitas dengan tingkat signifikan 0,000
maka nilainya jauh lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 yang artinya model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi volume penjualan. Artinya variabel
penetapan harga dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume
penjualan.
C. Kerangka Konseptual
Bagi sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yang akan
dijual dipasar tingkat volume barang produksinya dipasar diminati oleh
konsumen sangat berpengaruh pada perusahaan tersebut. Tingkat penjualan dan
minat konsumen serta hal lainnya dapat menjadi pedoman bagi perusahaan dalam
memproduksi dan menyusun strategi pemasaran.
Bila volume penjualan meningkat, maka akan menghindarkan khususnya
bidang pemasaran harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
volume penjualan. Hal ini menjadi tanggungjawab yang begitu besar, karena
volume penjualan mempengaruhi kehidupan suatu perusahaan dan manajemen
perusahaan harus benar-benar tanggap dan merespon segala perubahan yang ada
dipasar. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pemasaran sangat besar pengaruhnya
dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam pemasaran kegiatan-kegiatan bisnis ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial. Untuk mencapai tujuan pemasaran tersebut, maka diperlukan strategis yang tepat dalam melihat pangsa pasar. Jika strategis yang ada disusun
29
dengan efektif, maka tingkat penjualan akan meningkat dari waktu ke waktu (Kotler, 2000, hal.18).
Sedangkan Ali Hasan (2009, hal. 300) menyatakan bahwa : “ Harga
ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan (dalam
ton, kg, unit dan lain-lain), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar absolut maupun
relatif”.
Pengaruh harga terhadap volume penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara
Medan dapat dilihat pada paradigma penelitian di bawah ini:
Gambar II-1: Paradigma Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut: “ada pengaruh harga terhadap volume penjualan pada PT
Ihtiyeri Keti Ara Medan”.
Harga (X) Volume Penjualan (y)
rxy
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Defenisi Oprasional
Defenisi oprasional bertujuan untuk mengungkapkan ataupun mengetahui
sejauh mana variabel-variabel berkaitan dengan variabel-variabel lain
berdasarkan koefisen kolerasinya dan juga untuk mempermudah membahas
penelitian ini.
1. Harga didefenisikan sebagai jumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari biji kopi arabika yang ditetapkan PT.
Ihtiyeri Keti Ara selama 10 tahun yaitu tahun 2000 sampai dengan 2009
dalam satuan rupiah.
2. Volume penjualan adalah suatu yang dinyatakan sebagai jumlah unit
(kuantitas) yang diproduksi dan dijual sebagai jumlah volume penjualan, atau
persentase total kapasitas tersedia. Diukur dengan indikator volume penjualan
selama 10 tahun terakhir yaitu tahun 2000 sampai dengan 2009 dalam satuan
rupiah.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan oleh penulis yaitu pada PT. Ihtiyeri Keti Ara jalan
Garuda II No. 169.
31
2. Waktu Penelitian.
Adapun waktu penelitian dilakukan dengan rincian sebagai berikut mulai dari
November 2009 sampai dengan Maret 2010.
Tabel III-1. Skedul Penelitian
NO KEGIATAN BULANNov’09 Des’09 Jan’10 Feb’10 Mar’101 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Riset Awal 2 Peng. Data Awal3 Riset4 Pengumpulan data 5 Pengolahan Data6 Penulisan laporan
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang ada dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari catatan, dokumen dan data-
data lain yang berhubungan dengan penelitian seperti sejarah perusahaan,
struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing jabatan.
b. Data penelitian berasal dari data sekunder. Menurut Husein Umar (2001,
hal 42) menyatakan: “Data sekunder merupakan data primer yang diolah
lebih lanjut disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel atau pun diagram-diagram”. Dalam hal ini
data sekunder adalah daftar harga, dan volume penjualan PT. Ihtiyeri
Keti Ara.
32
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari
Bagian Pemasaran PT Ihtiyeri Keti Ara berupa catatan atau dokumen dan
data lainnya seperti harga jual dan volume penjualan kopi arabika tahun
2000 sampai dengan tahun 2009.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penulis melakukan teknik pengumpulan data yaitu:
1. Wawancara (interview) yaitu dengan mengadakan tanya jawab terhadap
pihak-pihak yang berkompeten dengan memberikan informasi yaitu Kepala
Penjualan.
2. Studi dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen perusahan yang berhubungan
dengan objek penelitian.
E. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode
deskriptif, yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menginterpretasikan, serta menganalisis data sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan yang berlaku. Selain itu
digunakan metode korelasional untuk mengetahui hubungan harga dengan
volume penjualan.
1. Untuk mengetahui perkembangan volume penjualan dari waktu ke waktu
digunakan metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) dengan rumus :
Yt = a + bt
33
(Husein Umar, 2004, hal. 179)
Ya =
n
tY b = t2
Dimana:
Y = Nilai-nilai data hasil ramalan (Volume Penjualan)
n = Jumlah data deret waktu
t = Waktu tertentu yang telah ditansformasikan dalam bentuk kode
Untuk menentukan t dalam kode, dipakai cara koding, yaitu:
Data deret waktu dalam jumlah ganjil, yaitu: t = ti – tm
Data deret waktu dalam jumlah genap, yaitu: t = 2 (ti – tm)
dimana: tm = t median (Sugiono, 2003, hal. 113).
2. Korelasi Product Moment dengan rumus:
(Sugiyono, 2003, hal. 182)
Dimana:
rxy = Korelasi antara variabel x dan y
n= Jumlah sampel
x = Harga
34
y= Volume penjualan
3. Untuk melihat seberapa besar pengaruh harga terhadap volume penjualan,
maka akan diuji dengan koefisien determinasinya
D = r2 x 100%
4. Selanjutnya nilai perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy) akan
diuji tingkat signifikansinya dengan Uji t:
r n-2t = 1 – (r)2
(Sugiyono, 2003, hal. 184)
Dimana:
rxy = Korelasi xy yang ditemukan
n = Jumlah sampel/tahun
t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah :
a. Jika t hitung > t tabel dan -t hitung < -t tabel, maka tolak H0
b. Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka terima H0.
35
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Ihtiyeri Keti Ara merupakan perusahaan swasta yang berbentuk
perseroan terbatas. Kegiatan utama dari perusahaan ini adalah berberak dibidang
eksportir biji-biji kopi.
PT. Ihtiyeri Keti Ara yang berdiri di Jl. K.L Yos Sudarso No. 117
Takengon Aceh Tengah pada tahun 1998 dengan diaktekan dihadapan notaris H.
Ridwan Usman SH di Lhokseumawe dengan Akte No. 27 tanggal 31 Juli 1998.
sewaktu mula berdirinya, perusahaan telah bergerak dibidang perdagangan hasil
bumi terutama pemasaran biji-biji kopi ke pasar lokal dan pasar manca negara.
Selain itu juga untuk memenuhi pasar lokal, setahap demi setahap perusahan
melangkah lebih maju dalam mengembangkan diri, baik dalam bidang
penguasaan tata niaga kopi secara lokal, dan peningkatan kinerja di bidang
manajemen ekspor.
Perusahaan ini juga membangun kantor, gedung dan unit proses
pengolahan biji kopi untuk meningkatkan kualitas biji kopi memenuhi standar
kualitas ekspor yang baik seperti yang di minta oleh para pembeli. Saat ini
perusahaan yang dipimpin oleh Bapak H. Irham Yunus dan dalam setiap kegiatan
perusahaan menekankan unsur partisipasi dan mementingkan kerja sama guna
meraih kesuksesan, disamping manajemen partisipatif, kemajuan perusahaan juga
36
didukung oleh etos kerja karyawan, budaya kerja keras, kejujuran serta loyalitas
yang dimiliki karyawan, merupakan aset yang berharga bagi suatu perusahaan
untuk meraih tujuan dan kesuksesan bagi perusahaan.
Selain itu PT. Ihtiyeri Keti Ara juga menyadari bahwa sangat penting
untuk terus membina hubungan baik dengan para pembelinya yang berada di
berbagai Negara terutama pembeli yang loyal kepada perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan menyadari dalam persaingan yang semakin ketat
kepercayaan seorang pembeli adalah merupakan aset yang sangat berharga bagi
perusahaan.
2. Struktur Organisasi
Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur sedemikian rupa dalam
suatu struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka dan mekanisme
formal bagaimana organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan
susunan pola tepat, hubungan antara fungsi, bagian-bagian atau orang di dalam
organisasi termasuk didalamnya megnenai penjelasan mengenai aktivitas-
aktivitas, tugas dan tanggung jawab dari setiap fungsi bagian.
Penyusunan struktur organisasi dalam perusahaan sangat penting
dilakukan guna mempermudah pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan.
Struktur organisasi adalah suatu cara ataupun sistem pembagian tugas,
pendelagasian wewenang, pembatasan tugas-tugas dan tanggung jawab serta
penetapan hubungan antara unsur-unsur organisasi dalam mencapai tujuan
tertentu dengan cara yang paling efektif.
37
Kerjasama dan koordinasi yang baik dalam organisasi sangat penting
untuk menciptakan suatu kesatuan tindak usaha atau keharmonisan dari berbagai
fungsi yang berbeda untuk dapat menciptakan dan mencapai tujuan tertentu.
Struktur organisasi yang dipergunakan oleh PT. Ihtiyeri Keti Ara adalah mengacu
pada tipe organisasi garis lurus, dimana terdapat satu kesatuan pimpinan dan
perintah (ditangan direktur) dan kekuasaan mengalir dari direktur ke kepala
bagian dan seturnya kepada karyawan-karyawan dibawahnya.
Bentuk struktur organisasi ini, pimpinan berhubungan langsung dengan
karyawan serta mengambil keputusan atau tindakan dengan cepat dan bawahan
bertanggung jawab langsung pada pimpinan. Adapun Struktur Organisasi PT.
Ihtiyeri Keti Ara adalah sebagai beriku ini :
38
BAG. KEUANGAN
PEMBUKUAN DOKUMENTASI PEMBELIAN PENJUALAN
PENGENDALIAN MUTU
PENGOLAHAN PERGUDAGAN
KARYAWAN
DIREKTUR
BAG. PEMASARAN
BAG. PRODUKSI
Gambar IV-1Struktur Organisasi PT. Ihtiyeri Keti Ara
Sumber: PT. Ihtiyeri Keti Ara
39
3. Bidang-bidang Kerja/Job Discription
Secara umum tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Direktur
Tugas utama direktur adalah memimpin, mengelola perusahaan dan
memutuskan segala masalah dan mengambil tindakan yang perlu. Dalam
prakteknya, ia merumuskan kebijaksanaan umum perusahaan yang berkenaan
dengan fungsi-fungsi primer seperti produksi, pemasaran dan keuangan
kemudian kebijakan umum tersebut dituangkan menjadi kebijaksanaan yang
lebih sesifik oleh masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan.
b. Bagian Keuangan
Bagian keuangan bertugas melaksanakan pembukuan atas usaha perusahaan
menurut sistem organisasi. Adapun tugas dari bagian keuangan antara lain:
menyusun anggaran perusahaan, bekerjasama dengan pimpinan, menjamin
pembuatan laporan evaluasi keuangan sesuai dengan jadwal dan memberikan
saran atas langkah-langkah yang diambil dalam bidang keuangan perusahaan\
c. Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran perusahaan ini bertugas menangani aktivitas pemasaran
seperti upaya mencari konsumen, negosiasi, kontrak kerja, penentuan harga
jual dan pembinaan hubungan dengan mitra dagang. Di samping itu bagian ini
juga bertugas mengatur pembelian barang, serta mengamati perkembangan
harga pasar yang berlaku, disamping juga mengatur penyaluran produk ke
pasar.
40
d. Bagian Dokumentasi
Pada bagian yang disebut bagian dokumen tasi yang mempunyai tugas
membuat serta menyimpan dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan
ekspor seperti pembuatan invoice, packing list, shipping instruction, kantor
perdangan (departemen perdagangan dan industri) dan termasuk mengurus
pengiriman barang-barang ke pelabuhan belawan untuk selanjutnya di kirim
ke luar negeri melalui ekspedisi muatan kapal laut (EMKL).
e. Bagian Pembelian
Bagian pembelian perusahaan ini bertugas dalam menetapkan kebijaksanaan
dan bertanggung jawab terhadap persedian barang baik jumlah maupun
mutunya, membantu perusahaan dalam memberikan saran baik diminta
amupun tidak dalam hal perencanaan dan kebijaksanaan pada bagian
keuangan.
f. Bagian Penjualan
Bagian penjualan bertugas merumuskan rencana penjualan dengan
merumuskan rencana produksi yang kemudian disesuaikan dengan rencana
penjualan dan memonitor harga di pasaran.
g. Bagian Produksi
Bagian produksi bertanggung jawab atas berlangsungnya proses produksi
yang dibantuk oleh seksi pengolahan yang bertugas mengawasi proses
produksi, seksi pengendalian mutu bertugas untuk menentukan komposisi
bahan-bahan dengan berbagai standar mutu, yang disebut dengan
41
pengelompokan mutu dan juga bertugas untuk menentukan berdasarkan
klasifikasi ekspor dan permintaan konsumen, atau berdasarkan penentuan
“grade”. Dan bagian produksi juga dibantu oleh seksi gudang yang bertugas
dan bertanggung jawab atas pengadaan dan penyimpanan barang ketempat
yang leibh aman di samping itu melakukan pengiriman barang atas
persetujuan atasannya.
4. Proses Pengolahan Produk Biji Kopi pada PT. Ihtiyeri Keti Ara
Bahan baku utama dalam memproduksi biji-biji kopi adalah kopi biji
dansebagian bahan pembantu yang digunakan adalah: gonio dan benang jahit,
solar sebagai bahan bakar untuk menghidupkan mesin-mesin, sarana mesin sortasi
maksimal.
Bermula dari seorang agenyang membeli bahan baku dari petani yang
masih berupa buah kulit merah dan sebagain sudah menjadi biji gabah dan
mengumpulkannya kemudian perusahaan membeli bahan baku dari agen, dimana
kopi biji arabika asalan tersebut belum diolah, kemudian perusahaan bekerjasama
dengan pabrik penggiling gabah untuk menghasilkan biji labu, yang mana biji
labu ini kemudian dijemur menjadi kopi biji hijau.
PT. Ihtiyeri Keti Ara menggunakan proses pengolahan kering dalam
produksinya. Di mana pengolahan kering biji-biji kopi arabika asalan adalah tidak
harus sama mengenai ukuran bijinya. Biji-biji kopi asalan pada pengolahan kering
langsung dikeringkan baik dengan mesin pengering maupun dengan sinar
matahari.
42
Biji kopi yang sudah kering dengan kadar air 18% dikemas dalam karung
berisi 100 kg maupun 105 kg. dari Aceh akan di kirim ke Medan dengan
menggunakan jasa angkutan transportasi darat.
Sesampai di Medan biji kopi kembali dijemur hingga kadar air maksimal
mencapai 14%, yang mana kopi biji hijau ini diproses kembali melalui mesin
sortir untuk memisahkan biji besar, biji kecil, biji hitam dan busuk, kotoran yang
berupa ranting kecil, batu kecil, gumpalan tanah.
Setelah biji kopi benar-benar dinyatakan siap untuk diekspor maka
pegnemasan biji kopi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu lapis goni yang
baru dengan keadaan yang baik, bersih dan kering,d alam setiap goni berisi 60 kg
berat bersih. Kopi yang akan diekspor dikemas dalam goni dan bagian depand ari
karung diberi merek yang mencakup semua tentang: kode ekspor dari perusahaan,
nomor kontrak, mutu negara, negara yang dituju.
Daya tahan kopi biji arabika adalah 6 bulan. Apabila kopi biji arabika
lebih lama dari 6 bulan maka kopi biji arabika akan berubah warna dari kehijau-
hijauan menjadi kecoklat-coklatan berbintik putih.
Kopi yang dikirim pada daerah penjualan lokal dan luar negeri haruslah
memenuhi beberapa kriteria standarisasi mutu antara lain dengan system
“defected” (nilai cacat). Setiap biji dinilai menurut nilai cacat yang telah
ditetapkan sehingga untuk etiap kualitas yang akan dijual harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dengan kontrak penjualan pihak pembelinya.
43
Kadar air maksimal 14% artinya kadar basah yang dikandung oleh setiap
biji kopi tersebut harus rata-rata tidak lebih dari 14%, menurut ceratester yang
telah terstandarisasi.
Standar atas nilai cacat tersebut telah ditetapkan sejak tahun 1983 dan
berlaku penuh sejak 1 oktober 1984, dimana mutu kopi digolongkan atas dasar
jumlah total nilai ccat yang terdapat pada sampel dengan batasan pada tabel
berikut ini:
Tabel IV-1.Standar Mutu Kopi
MUTU KETETAPAN POIN
Grade – 1 Nilai cacatnya ditetapkan 0-11 poin max
Grade – 2 Nilai cacatnya ditetapkan 12-25 poin max
Grade – 3 Nilai cacatnya ditetapkan 16-45 poin max
Grade – 4 (a) Nilai cacatnya ditetapkan 45-60 poin max
Grade – 4 (b) Nilai cacatnya ditetapkan 60-100 poin max
Grade – 5 Nilai cacatnya ditetapkan 100-150 poin max
Grade – 6 Nilai cacatnya ditetapkan 150-250 poin max
Pada tabel di atas dapat diketahui nilai cacat yang dihitung sebagai effect system
adalah 1 biji hitam (nilai 1 poin), biji belah (5 buah dihitung 1 poin), 3 foreign
matters antara lain batu kecil/sampah/ranting dihitung 5 poin sehingga jumlah
peritungan tidak melebihi dari jumlah seperti tersebut, dengan dasar perkiraan
timbangan 300 gram biji kopi.
44
5. Kebijakan Harga Perusahaan
PT. Ihtiyeri Keti Ara untuk memperoleh harga jual yang maksimum, maka
perusahaan menetapkannya dengan menggunakan strategi pemasaran yang
efektif, ditambah dengan nilai tambah yang sudah dimiliki oleh perusahaan yang
selama ini selalu menjaga mutu dari produk perusahaan, ketepatan jadwal
pengiriman hingga sampai di tangan pembeli.
Penulis sejalan dengan hal tersebut akan meninjau dasar atau metode
penetapan harga yang dilaksanakan oleh perusahaan meliputi:
a. Sistem penjualan
Perusahaan dalam memasarkan produk menggunakan sistem penjualan
kontrak, dimana sebelum mengadakan perjanjian penjualan perusahaan terlebih
dahulu mengirimkan contoh atau sampel dari produk yang ditawarkan ataupun
jenis mutu produk yang diminta atau diminati oleh pemeli. Di samping
mengirimkan langung kepada pembeli perusahaan juga sesekali menawarkannya
kepada perwakilan pembeli yang ada di Indonesia khususnya di kota Medan.
Kontrak penjualan diajukan apabila telah terjadi kesepakatan antara
pembeli dengan perusahaan yang di dalamnya terdapat kesepakatan yang meliputi
jenis produk atau mutu yang diminta, jumlah produk yang dikirim, jadwal
pengiriman dan sistem pengiriman.
b. Metode penetapan harga
PT. Ihtiyeri Keti Ara dalam menetapkan harga penjualan menggunakan
patokan pada harga yang terdapat di pasar komoditi internasional kopi biji arabika
45
yang berada di New Tork dengan standar currency dalam Dollar Amerika (US $)
yang kemudian dikonversikan dalam nilai Rupiah (Rp). Dalam penentuan harga
terdapat kesulitan karena ketidakstabilan terminal kopi dunia, salah satu kebijakan
perusahaan dalam melakukan penetapan harga, adalah melalui:
1) Price fixing
Perusahaan menetapkan harga berdasarkan kontrak yang mana di
dalam kontrak adanya istilah price fixing, price fixing adalah harga terminal
kopi dunia ditambah dengan adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Meskipun harga terminal kopi dunia mengalami penurunan padahal pihak
perusahaan sudah menandatangani kontrak maka perusahaan harus tetap
memenuhi kontrak meskipun perusahaan mengalami kerugian.
2) From Shipment
From shipment/pengapalan segera adalah permintaan konsumen
kepada perusahaan, yang mana konsumen menginginkan perusahaan untuk
segera melakukan pengiriman biji kopi dan harga langsung ditentukan pada
saat itu juga.
Meskipun tingkat harga yang terdapat pada pasar komoditi internasional
tersebut menjadi patokan, tetapi sesekali perusahaan juga memperoleh harga yang
lebih tinggi dari pada harga pasar.
Hal ini disebabkan perusahaan telah memiliki hubungan dagang yang baik
dengan pihak pembeli, atau perusahaan juga menawarkan produk biji kopi
tersebut dalam mutu yang lebih baik dari pada yang biasanya ditawarkan. Hal ini
terjadi karena perusahaan betapa pentingnya membina hubungan yang baik dan
46
berkelanjutan terhadap buyers atau pembeli tersebut disamping untuk tetap
menjaga hubungan yang baik dengan cara pedagang pengumpul. Pedagang lokal
atau pemasok bahan baku sendiri.
Perusahaan selain berpatokan apda harga pasar itnernasional tersebut,
dalam menetapkan harga penjualan juga mempertimbangkan unsur biaya dan laba
yang ingin diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari penentuan harga pembelian bahan
baku dimana perusahaan memperolehnya dari para peagang pengumpul/
pedagang lokal yang menawarkan kopi biji arabika tersebut. Keadaan bahan baku
yaitu berupa kopi biji arabika asalan tersebut dengan akdar air 18%, kadar
trase/kotornya sebesar 12% dengan abu sebanyak 1%. Dan perusahaan
mengolahnya menjadi produk sesuai dengan yang diminta oleh pembeli yaitu
biasanya grade 1. pada grade 1 ini keadaan produk harus sesuai dengan kriteria
yang diminta yaitu dengan tingkat kadar air maksimal 14% menurut ceratester,
kadar trase sebesar 7% dan kadar abus sebesar 1%.
Keadaan dari bahan baku yaitu berupa kopi biji arabika asalan tersebut
mempengaruhi tingkat harga yang ditawarkan oleh perusahaan kepada para
pedagang pengumpul/pedagang lokal. Hal ini penting karena ekadaan dari kopi
biji arabika asalan tersebut mempengaruhi berapa persenkah kopi biji yang
dihasilkan sesuai dengan mutu yang diminta oleh pembeli. Perusahaan dapat
menentukan tingkat laba dari keadaan standar kopi biji arabika asalan ini.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan kalau penentuan harga
beli dari pedagang lokal atau agen tersebut selain berdasarkan kepada tingkat laba
yang ingin diperoleh, tetapi juga terhadap keadaan bahan baku yaitu kopi biji
47
arabika asalan tersebut. Dan yang juga menjadi perhitungan perusahaan dalam
menentukan harga beli pada pedagang lokal atau agen tersebut ialah seluruh
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk kopi biji tersebut
hingga sampai ke tangan konsumen yang membelinya.
B. Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Pada analisis data ini, penulis akan mencoba menganalisis bagaimana
pengaruh harga terhadap volume penjualan yang dicapai oleh perusahaan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ke perusahaan baik
melalui wawancara dan studi dokumentasi maka dalam hal ini dilakukan
analisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment, uji t,
uji determinasi.
Penggunaan rumus korelasi Product Moment dilakukan untuk
menganalisis besarnya volume penjualan yang diperoleh selama 10 tahun
terakhir yaitu dari tahun 2000 – 2009. Dengan demikian akan dapat
diketahui besarnya pengaruh harga terhadap volume penjualan pada PT
Ihtiyeri Keti Ara.
Untuk tahap awal perlu dilakukan terlebih dahulu penyederhanaan
terhadap data yang ada yaitu volume penjualan dibulatkan dalam jutaan
seperti tertera pada tabel berikut ini:
48
Tabel IV.2. Harga dan Volume Penjualan PT Ihtiyeri Keti Ara Tahun 2000 sampai Tahun 2009 (Dalam Jutaan Rp)
No Harga (X) Volume Penjualan (Y)2000200120022003200420052006200720082009
25,75226,66425,44124,34524,11227,80529,45730,08729,87731,222
21,253,488,12423,158,223,22529,125,332,15428,122,458,79428,111,425,86940,558,733,25049,470,956,76138,114,725,36231,258,633,12545,221,366,885
Sumber : Data Hasil Penelitian (Diolah)
Dalam analisis data ini dilakukan dengan menggunakan metode
statistik seperti analisis time series. Untuk tahap awal perlu dilakukan
terlebih dahulu penyederhanaan terhadap data yang ada yaitu volume
penjualan dibulatkan dalam bentuk jutaan rupiah seperti tertera pada tabel
berikut ini:
Tabel IV-3. Perkembangan Volume Penjualan PT Ihtiyeri Keti Ara Setelah Disederhanakan
Tahun Volume Penjualan
2000200120022003200420052006200720082009
21.253,48823.158,22329.125,33228.122,45928.111,42640.558,73349.470,95738.114,72531.258,63345.221,367
Sumber : Data Penjualan
49
Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh bauran pemasaran terhadap
volume penjualan dalam satuan rupiah, ada baiknya dilakukan analisis
kuantitatif dengan menggunakan metode analisis time series dengan rumus
sebagai berikut:
Yt = a + b t
yi
a = n
ti. yi
b = ti
2
Berdasarkan tabel di atas dapat disusun kelompok data sebagai
berikut:
Tabel IV-4. Perhitungan Analisis Time Series Volume Penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara (dalam rupiah yang disederhanakan)
Tahun Volume Penjualan (yi) ti ti.yi ti2
2000200120022003200420052006200720082009
21.253,48823.158,22329.125,33228.122,45928.111,42640.558,73349.470,95738.114,72531.258,63345.221,367
-5-4-3-2-112435
-106.267,440-92.632,892-87.375,996-56.244,918-28.111,42640.558,73398.941,914152.458,90093.775,899226.106,835
25169411416925
334.395,343 0 241.209,609 110
Sumber : Data tabel IV-4 yang diolah
50
Dari tabel di atas dapat diketahui :
1. yi = 334.395,343
2. tiyi = 241.209,609
3. ti2 = 110
Dengan menerapkan rumus tersebut pada data yang tersedia, maka
dapat dihitung:
yi 334.395,343
a = = = 33439,534n 10
ti.yi 241.209,609 b = = = 2.192,815
ti2
110
Jadi, persamaan trend linier adalah:
Y’’ = 33.439,534 – 2.192,845 . t
Dengan memasukan parameter t ke dalam persamaan di atas, maka
dapat pula diketahui ramalan (forecast) volume penjualan tahun-tahun
berikutnya, seperti terlihat pada perhitungan di bawah ini:
Tahun 2010 Yt = 33.439,534 – 2.192,845 . t
= 33.439,534 – 2.192,845 . 6
= 46.596,422
Sesuai dengan perhitungan di atas diperoleh gambaran bahwa
peramalan volume penjualan mengalami gerakan naik (upward trend).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap volume
penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara.
51
Selanjutnya guna keperluan perhitungan analisis korelasi beserta
pengujian hipotesis di atas terlebih dahulu disajikan tabel persiapan
perhitungan di bawah ini:
Tabel IV-5Tabel Persiapan Perhitungan Analisis Korelasi
N (x) (y) X2 Y2 XY
12345678910
25,75226,66425,44124,34524,11227,80529,45730,08729,87731,222
21,253,488,12423,158,223,22529,125,332,15428,122,458,79428,111,425,86940,558,733,25049,470,956,76138,114,725,36231,258,633,12545,221,366,885
663165504710968896647244481592679025581388544773118025867714849905227569892635129974813284
451710757,4536303302,9848284973,1790872688,6790252264,4164501084324473755631452732289977102144,82044972023
547319826,2617490864,1740977575,3684641259,3677822700,6112773557814572659731146757742933914181,91411901517
274762 334395,344 7608955306 11984616849 9345827218 Sumber : Data yang Diolah
Keterangan:
x = Harga
y = Volume Penjualan
Dari nilai-nilai yang terdapat pada tabel IV-3 di atas, maka dapat
dihitung nilai koefisien korelasi. Di sini penulis menggunakan rumus
koefisien korelasi product moment (Product moment coefficient of
corelation).
n = 10
x = 274762
y = 334395,344
x2 = 7608955306
52
y2 = 11984616849
xy = 9345827218
Untuk mengetahui pengaruh harga dengan volume penjualan pada
digunakan korelasi Product Moment:
nxiyi – (xi) (yi)rxy =
(n xi2 - (xi)2 [n yi
2 - (yi)2]
10 x 9345827218 - (274762) (334395,344)= {10 x 7608955306 - (274762)2}{10 x 11984616849 - (334395,344)2}
93458272175 – 91879133384=
(76089553060 – 75494156644) (119,846,168,493.71 – 111,820,245,787.25)
1579138791=
(595396416 x 8025922706)
1579138791=
2186002199
= 0.722
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
0,722, rtabel dengan a = 5% sebesar 0,632, jadi rhitung > rtabel. Tampak adanya
hubungan yang positif antara harga terhadap volume penjualan pada PT
Ihtiyeri Keti Ara. Hal ini berarti harga berhubungan terhadap volume
penjualan perusahaan. Apabila harga meningkat maka volume penjualan
perusahaan juga akan meningkat dimana kenaikan harga yang dilakukan
perusahaan disebabkan tingginya permintaan yang ada di pasar selain itu
harga yang naik disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah dipasar uang
sehingga harga kopi akan mengikuti perubahan mata uang tersebut.
53
Berdasarkan penjelasan dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui
bawa penurunan harga akan mempengaruhi volume penjualan perusahaan.
Tetapi terjadi penyimpangan, seperti terlihat pada tahun 2002 terjadi
penurunan harga tetapi tingkat penjualan meningkat hal ini terjadi
disebabkan banyaknya bahan baku yang ada sehingga perusahaan
mengambil kebijakan untuk menurunkan harga.
Selanjutnya nilai perhitungan koefisien korelasi product moment (rxy)
akan diuji tingkat signifikannya dengan Uji “t”.
rxy n - 2t = 1 – (rxy)2
0,722 8t = 1 - 0,7222
2,042t = 0,478716
2,042t = = 2,951 0,692
Berdasarkan dari perhitungan ternyata t hitung > t tabel yaitu 2,951 >
2,306 pada taraf signifikan 5%, jadi ada pengaruh yang signifikan harga
terhadap volume penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara.
Selanjutnya untuk melihat seberapa besar kontribusi harga terhadap
peningkatan volume penjualan, maka akan diuji dengan koefisien
determinasi sebagai berikut:
D = rxy2 x 100%
54
D = (0,722)2 x 100%
D = 0,4787 x 100%
D = 47,87%
Dengan demikian kontribusi harga terhadap volume penjualan pada
sebesar 47,87%. Sedangkan sisanya 42,13% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti kualitas produk yang ditawarkan, promosi, strategi produk, yang
digunakan dan lain sebagainya yang tidak termasuk dalam kajian penelitian
ini.
2. Analisis Temuan Penelitian
Korelasi yang didapat adalah sebesar rxy = 0,722, berarti ada
hubungan yang erat harga terhadap volume penjualan. Apabila harga
turun maka volume penjualan perusahaan juga akan ikut menurun,
meskipun penurunan volume penjualan perusahaan juga akan ikut
menurun, meskipun penurunan volume penjualan perusahaan tidak terlalu
besar.
Uji t, nilai t yang didapat adalah sebesar thitung > t tabel = 2,951 >
2,228, maka H0 ditolak, hal ini berarti terdapat hubungan yang sifnifikan
antara harga dengan volume penjualan.
Determinasi yang didapat adalah sebesar r2 = 0,4787. hal ini
berarti bahwa 47,87% perubahan harga mempengaruhi volume penjualan
perusahaan dan sisanya 42,13% dipengaruhi oleh faktor lain.
Harga merupakan faktor yang mempengaruhi volume penjualan,
selain harga terdapat faktor lain yang mempengaruhi volume penjualan
antara lain kondisi pasar dan kemampuan penjual serta modal.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari uji koefisien korelasi diperoleh nilai rxy = 0,722, yang menunjukkan
hubungan yang sangat kuat antara harga terhadap volume penjualan pada PT
Ihtiyeri Keti Ara.
2. Berdasarkan uji-t diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,951 > 2,228, maka hipotesis
diterima (Ha diterima), jadi ada pengaruh yang signifikan harga terhadap
volume penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara.
3. Kontribusi harga terhadap volume penjualan pada PT Ihtiyeri Keti Ara
sebesar 47,87%. Sedangkan sisanya 42,13% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti kualitas produk yang ditawarkan, strategi produk, promosi yang
digunakan dan lain sebagainya yang tidak termasuk dalam kajian penelitian
ini.
B. Saran-saran
Karena ada pengaruh yang signifikan harga terhadap volume penjualan
pada PT Ihtiyeri Keti Ara, maka hendaknya:
1. Dalam menentukan harga PT Ihtiyeri Keti Ara hendaknya tetap
memperhatikan kebutuhan bahan baku dan permintaan yang ada di pasaran,
serta terus mengikuti perkembangan harga yang ada di pasar dunia sehingga
produk yang ditawarkan perusahaan tetap mendapat respon dari pelanggan.
56
2. Pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen terutama dalam
mengantar produk kepada konsumen hendaknya dipertahankan dan kalau
bisa ditingkatkan lagi terutama ketepatan waktu sampainya pesanan kepada
konsumen sehingga konsumen merasa dilayani dengan baik dan merasa puas
atas pelayanan yang diberikan perusahaan.
3. Untuk meningkatkan volume penjualan produk, perusahaan ini juga
hendaknya membina hubungan dengan para sales berada di dalam kota
maupun yang berada di luar kota, agar mereka tetap setia dalam memasarkan
produk perusahaan ini, dan tidak lari kepada produk hasil produksi dari
perusahaan saingan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha DH dan Irawan (2002). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Basu Swastha DH. (2001). Azas-azas Marketing. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua, Yogyakarta: Liberty.
Fajar Laksana (2008) Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fandi Tjiptono, Gregorius Chandra, Dadi Adriana (2008) Pemasaran Strategik, Yogyakarta: Andi Offset.
Gregorius Chandra (2005). Strategi dan Program Pemasaran. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Jakarta: Erlangga.
Husein Umar (2004). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Cetakan Keenam, Jakarta: PT SUN
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas, Jilid 1, Jakarta: Indeks.
Lamb Jr, Charles W, Joseph Hair Jr, Carl Daniel, (2001), Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Jakarta : PT Salemba Empat
Murti Sumarni. (2001). Marketing Perbankan. Cetakan Pertama, Yogyakarta: Liberty
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Taylor, Bernard W. (2000). Sains Manajemen, Jakarta: Terjemahan Chaerul Djakman dan Vita Silvira, Edisi Kedua, Jakarta: Saelemba Empat
Tim Penulis (2000). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Medan: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
58
PENGARUH HARGA KOPI ARABIKA TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT IHTIYERI
KETI ARA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
OLEH :
MAYA SYARAH NPM : 0605160079
F A K U L T A S E K O N O M IUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
M E D A N 2010
59
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................. 3
C. Batasan dan Rumusan Masalah................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 5
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Uraian Teori.............................................................................. 6
1. Harga.................................................................................... 6
a. Pengertian Harga............................................................. 6
b. Tujuan Penetapan Harga.................................................. 8
c. Metode Penetapan Harga................................................. 11
d. Strategi Harga.................................................................. 17
2. Volume Penjualan................................................................ 19
a. Pengertian Volume Penjualan.......................................... 19
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan. 21
c. Proses Penjualan.............................................................. 24
B. Kerangka Konseptual................................................................ 27
C. Hipotesis.................................................................................... 28
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional.................................................................. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 29
C. Jenis dan Sumber Data.............................................................. 30
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 31
E. Teknik Analisis Data................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA
60