pengaruh rasio aktivitas dan cash conversion ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/jurnal diczon...

30
PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION CYCLE TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN NILAI PERUSAHAAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Magister Manajemen DISUSUN OLEH: Diczon Stevanus Oematan 221500458 MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2018

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION CYCLE

TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA

KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN NILAI

PERUSAHAAN

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S2

Program Magister Manajemen

DISUSUN OLEH:

Diczon Stevanus Oematan

221500458

MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

1

PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION CYCLE

TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA KINERJA

KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN NILAI PERUSAHAAN

Diczon Stevanus Oematan

Magister Manajemen

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of activity ratio and cash conversation cycle

on financial performance and the impact of financial performance on stock return

and firm value. The samples of this study were 106 firms that selected from all

companies on manufacturing industry listed in Indonesia Stock Exchange in year

2010-2016. The analytical method of this study was Structural Equation Model –

Partial Least Square (PLS-SEM) using WarpPLS 5.0. The analytical technique that

used in this study were descriptive statistic analysis, outer model analysis, inner

model analysis and hypothesis testing with significance level of 5%. The result of this

study showed that the activity ratio which include working capital turnover,

receivable turnover, inventory turnover, total asset turnover have positive and

significant impact on financial performance. Cash conversion cycle has a negative

and significant impact on financial performance. Financial performance has a

positive and significant impact on stock return. Financial performance has a positive

and significant on firm value.

Keywords: Activity Ratio, Cash Conversion Cycle, Stock Return, Firm Value,

Financial Performance.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 3: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

2

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan.

Perusahaan-perusahaan ini terus bersaing untuk mendapatkan posisi dipasar agar bisa

menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan pada akhirnya bisa meningkatkan

kesejahteraan bagi pemegang sahan dengan memaksimalkan nilai perusahaan.

Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbagi

dalam beberapa industri. Perusahaan yang mendominasi di BEI adalah kelompok

perusahaan manufaktur. Industri manufaktur sering dijadikan dasar untuk mengukur

perkembangan industri nasional dalam suatu negara. Hal ini bisa dilihat dari indeks

PMI (Purchasing Manager Index) yang dikeluarkan oleh IHS Markit (Information

Handling Services). Indeks PMI menunjukkan lonjakan pertumbuhan kelompok

industri manfaktur mulai terjadi pada Maret 2016, yaitu sebesar 50,6. Setelah Juli

2016 indeks PMI menunjukkan kembali naik di atas 50 sampai dengan September

2016. Kondisi tersebut terus berfluktuasi sampai dengan awal tahun 2017. Indeks

PMI menjelaskan bahwa terjadinya lonjakan pertumbuhan dan fluktuasi tersebut

disebabkan oleh dua faktor, yaitu adanya permintaan daya beli masyarakat dan

membaiknya permintaan ekspor.

IHS Markit menyatakan bahwa untuk dapat menunjang kegiatan produksi,

industri manufaktur akan meningkatkan belanja bahan baku. Namun, masalah nilai

tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dolar AS yang belum teratasi dari tahun ke

tahun mengharuskan industri manufaktur mengeluarkan dana belanja yang lebih besar

untuk bahan baku yang diimpor. Oleh sebab itu, hal ini akan berdampak pada

perusahaan dalam memperoleh kinerja keuangan perusahaan yang optimal.

Disamping itu, perusahaan manufaktur membutuhkan modal yang besar untuk

meningkatkan produksi perusahaan.

Investor adalah produsen penyumbang modal bagi perusahaan dengan

menginvestasikan assetnya tetapi tidak semua investor mau menginvestasikan

assetnya begitu saja. Tujuan investor menanamkan modal ke perusahaan dengan

harapan agar bisa mendapatkan pengembalian dan keutungan atas investasinya

tersebut.

Menurut Fahmi (2012), kinerja keuangan merupakan gambaran pencapaian

keberhasilan perusahaan atau hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang

telah dilakukan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan diperlukan suatu informasi relevan yang berkaitan dengan aktivitas

perusahaan pada periode waktu tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai

dengan menggunaakan laporan keuangan perusahaan yang menggambarkan pos-pos

keuangan suatu perusahaan pada suatu periode.

Menurut Kasmir (2012), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan

keuangan perlu dianalisis agar dapat digunakan oleh stakeholders untuk pengambilan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

3

keputusan. Menurut Jumingan (2006), analisis laporan keuangan dapat dilakukan

dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik

analisis untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam laporan posisi

keuangan maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio

profitabilitas.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis rasio aktivitas dan Cash

Conversion Cycle. Menurut Harahap (2009), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas

yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan

penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Sedangkan Cash Conversion Cycle

adalah interval waktu antara pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku sampai

dengan waktu terkumpulnya kas dari hasil penjualan barang jadi (Deloof, 2003).

Adapun penelitian empiris yang pernah dilakukan dan memberikan hasil

bahwa rasio aktifitas berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja

keuangan perusahaan (Esthirahayu, Handayani, Hidayat, 2013), serta penelitian yang

dilakukan oleh Indarnika et al., (2013), dan Abbasi et al., (2012) memberikan hasil

bahwa siklus konversi kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan.

Pada pengukuran kinerja keuangan perusahaan, peneliti menggunakan

indikator pengukuran yaitu Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROA),

Earning Per Share (EPS). ROA digunakan untuk menggambarkan sejauh mana

kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Tandelin,

2001). Sedangkan ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total

modal. Serta informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar

dan berguna bagi stakeholders, karena dapat menggambarkan prospek earning di

perusahaan masa depan (Tandelin, 2001).

Melalui analisis yang dilakukan terhadap kinerja keuangan perusahaan

diharapkan pada akhirnya dapat memberikan gambaran tentang nilai perusahaan yang

dapat mempengaruhi persepsi investor dan return saham yang akan diperoleh

investor. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006), nilai perusahaan merupakan harga

yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Semakin

tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh

pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar

kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Sedangkan Return saham

merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Semakin baik kinerja

perusahaan, maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh oleh investor

(Meythi, 2013).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sunarto (2001) telah meneliti

pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham perusahaan

manufaktur di BEJ, hasilnya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

4

signifikan terhadap return saham pada periode 1998/1999. Sunanta dan Pranata

(2003) menyimpulkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan

terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Sari (2016) menyimpulkan bahwa ROE

berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian

Rochman et al. (2017) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan. Magdalena et al. (2010) menunjukan bahwa

EPS memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas dan Cash

Conversion Cycle terhadap Kinerja Keuangan serta dampaknya Kinerja

Keuangan terhadap Return Saham dan Nilai Perusahaan.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah working capital turnover berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan perusahaan?

2. Apakah receivable turnover berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan?

3. Apakah inventory turnover berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan?

4. Apakah total asset turnover berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan?

5. Apakah cash conversion cycle berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan

perusahaan?

6. Apakah kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap return

saham?

7. Apakah kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruh working capital turnover terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

2. Untuk menguji pengaruh receivable turnover terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

3. Untuk menguji pengaruh inventory turnover terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

4. Untuk menguji pengaruh total asset turnover terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

5

5. Untuk menguji pengaruh cash conversion cycle terhadap kinerja keuangan

perusahaan

6. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham.

7. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai

perusahaan.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini di

bedakan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bentuk bukti

empiris terhadap teori manajemen keuangan yang berhubungan dengan

pengaruh rasio aktivitas dan cash conversion cycle terhadap kinerja, dan

dampaknya terhadap nilai perusahaan dan return saham dan sumbangan

pemikiran bagi berbagai pihak yang berminat untuk melakukan penelitian

lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi tentang

adanya pengaruh rasio aktivitas dan cash conversion cycle terhadap

kinerja, dan dampaknya terhadap nilai perusahaan dan return saham

sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para investor atau

calon investor untuk mengambil keputusan berinvestasi.

b) Penelitian ini diharapkan menjadi refrensi bagi pihak manajemen

perushaan untuk meningkatkan aktivitas operasional perushaan dengan

memperhatikan rasio aktivitas dan cash conversion cycle untuk

memaksimlakan kinerja yang akan berdampak pada return saham dan

nilai perusahaan.

Tinjauan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Stakeholder Theory

Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001) adalah setiap kelompok

individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan

organanisasi. Duran dan Davor (2004) berpendapat bahwa pemegang saham, para

pekerja, supplier, bank, customers, pemerintah dan komunitas memegang peran

penting dalam organisasi (stakeholder).

Ulum (2009) mengatakan bahwa manajemen sebuah organisasi diharapkan

melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh para stakeholder mereka dan

kemudian melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada stakeholder.

Tujuan utama dari teori stakeholder adalah membantu manajemen perusahaan dalam

meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas operasi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

6

perusahaan yang dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi

stakeholder mereka.

Jadi, penggunaan teori stakeholder sebagai landasan teori dalam penelitian ini

dikarenakan teori ini mampu menjelaskan hubungan antara variabel eksogen (Rasio

aktifitas dan cash conversion cycle) dan variabel endogen (kinerja keuangan, return

saham dan nilai perusahaan). Manajemen diharapkan mampu melakukan aktifitas-

aktifitas yang ditunjukkan melalui rasio aktifitas dan cash conversion cycle yang akan

menghasilkan kinerja keuangan serta dapat melaporkannya pada stakeholder untuk

dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (2012), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio

ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber

daya perusahaan (Fahmi, 2012).

Rasio aktivitas tidak hanya mengukur tinggi atau rendahnya rasio yang

dihitung untuk mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan, tetapi rasio

aktivitas digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan

perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan dan hasil

perhitungan rasio aktivitas bukan dalam persentase melainkan berapa kali atau

beberapa hari. Jadi, rasio aktivitas itu merupakan cara untuk mengetahui bagaimana

perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk kefektifan perusahaan yang

sedang beropeasi.

Jenis-jenis rasio aktivitas yang di rangkum dari beberapa ahli keuangan, yaitu:

1. Perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Perputaran modal kerja

merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana

modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.

2. Perputaran piutang (Receivable Turnover). Perputaran piutang yang dimiliki oleh

suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan

kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan

menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total

penjualan (neto) dengan piutang rata-rata.

3. Perputaran persediaan (Inventory Turnover). Inventory turnover merupakan raio

yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini

berputar dalam satu periode. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi

pengelolaan persediaan barang dagang.

4. Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover). Total assets turnover merupakan

rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva

perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009).

Total assets turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva

diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

7

Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)

Menurut Horne (2012), siklus konversi kas merupakan lamanya waktu dari

pengeluaran kas yang sesungguhnya untuk pembelian hingga penagihan piutang yang

merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa. Perusahaan yang pada umumnya

menjalankan sebuah siklus dimulai dari membeli persediaan, menjual barang

dagangan secara kredit, dan kemudian menagihkan piutangnya. Siklus ini disebut

siklus konversi kas. Tujuan perusahaan seharusnya adalah mempersingkat siklusi

konversi kas secepat mungkin tanpa mengganggu operasi. Hal ini akan meningkatkan

laba, karena semakin cepat siklus konversi kas maka akan semakin tinggi kebutuhan

pendanaan eksternal dan semakin besar biaya yang dibutuhkan.

Pada Gambar 2.1 merupakan skema CCC dan berdasarkan gambar tersebut

dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat memperpendek waktu CCC mereka apabila

dapat mempercepat penjualan persediaan yang ada, mempercepat periode penagihan

piutang dan memperlambat hutang yang ada.

Gambar 2.1 Skema Cash Conversion Cycle

(Sumber: Ross et al. 2003)

Setiap perusahaan dapat memiliki Siklus Konversi kas (Cash Conversion

Cycle) yang berbeda-beda. Nilai cash conversion cycle dapat negatif maupun positif.

Nilai cash conversion cycle negatif mengindikasikan bahwa perusahaan dapat

mengumpulkan kas dari konsumen sebelum perusahaan tersebut melakukan

pembayaran kepada supplier. Sedangkan nilai cash conversion cycle positif

mengindikasikan bahwa suatu perusahaan tidak dapat mengumpulkan kas dari

penjualan kepada konsumen pada saat perusahaan tersebut harus membayar kepada

supplier, sehingga perusahaan harus melakukan pinjaman ataupun mendapatkan

modal saat menunggu pembayaran dari konsumen.

Dalam menghitung CCC akan menggabungkan ketiga periode waktu yang akan

diuraikan sebagai berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

8

1. Periode Konversi Persediaan (Inventory Conversion Period) merupakan rata-

rata waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan mentah menjadi barang

jadi dan menjualnya.

2. Periode Penerimaan Rata-rata (Average Collection Period – ACP). Periode ini

merupakan waktu yang diberikan kepada pelanggan untuk membayar barang

setelah penjualan. ACP disebut juga jumlah hari penjualan belum tertagih

(days sales outstanding- DSO). Dengan kata lain ACP adalah rata-rata yang

dibutuhkan untuk mengubah piutang perusahaan menjadi kas, atau menagih

kas setelah terjadi penjualan.

3. Periode Penangguhan Utang (Payables Deferral Period). Adalah rata-rata

waktu antara pembelian bahan baku dan tenaga kerja dengan pembayaram

kasnya. Periode ini adalah berapa lama waktu yang diberikan oleh pemasok

kepada perusahaan untuk membayar pembeliannya.

Kinerja Keuangan

Menurut Irhan (2011), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan

aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Analisis rasio keuangan

merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai

hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukan perubahan

dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi perusahaan masa lalu.

Menurut Koesno (1990), kinerja keuangan yang dimaksud dapat diukur dengan

faktor-faktor berikut:

1. Faktor kekayaan bersih per saham atau Net Asset per Share (NAPS) atau biasa

disebut book value per asset.

2. Faktor laba per saham atau Earning Per Share (EPS)

Pendekatan ini biasa disebut earning approach, yaitu semakin tinggi laba per

saham maka menggambarkan kinerja keuangan perusahaan yang semakin

baik.

3. Volatilitas saham, yaitu seberapa frekuensi dan volume saham yang

diperdagangkan dibursa. Semakin tinggi volatilitas, menandakan bahwa

saham tersebut semakin liquid dan mudah dijual sewaktu-waktu.

4. Faktor-faktor intern yang dapat dihitung, misalnya:

a. Profitabilitas

b. Tingkat aktifitas dan pertumbuhan

c. Faktor leverage

5. Faktor intern yang dapat dihitung, misalnya: kualitas manajemen, popularitas,

merk, ketergantungan pada pihak lain, dan risiko usaha.

6. Faktor-faktor ekstern, misalnya suku bunga deposito sebagai faktor

pembanding.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

9

Return on Equity (ROE)

Menurut Jumingan (2011), return on equity dipergunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal

sendiri. ROE menunjukkan efisiensi suatu perusahaan yang menitikberatkan pada

pengamatan seberapa jauh organisasi perusahaan telah menggunakan modal sendiri

untuk mendapatkan keuntungan yang layak.

Return on Assets (ROA)

Menurut Hanafi dan Halim (2003), Return On Asset (ROA) adalah rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total

asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya

untuk mendanai asset tersebut.

ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh

laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Return On Asset

mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva digunakan.

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber

ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba.

Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya (Tandelilin, 2001).

Sedangkan definisi EPS menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk mengukur

keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.

EPS merupakan informasi yang bisa membantu investor untuk

menggambarkan penghasilan suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin

tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Oleh

sebab itu, EPS merupakan suatu rasio yang menunjukkan jumlah laba yang

duhasilkan dari tiap lembar saham.

Return Saham

Return Saham adalah keuntungan yang diperoleh investor atas investasi saham yang

dilakukannya. Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Jogiyanto, 2000),

yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return

realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko

dimasa yang akan datang, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang

diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.

Nilai Perusahaan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

10

Menurut Harmono (2009), nilai perusahaan adalah kinerja perusaahaan yang

dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar

modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap perusahaan. Menurut

Yulius dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai

suatu perusahaan antara lain:

a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar

perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis

jelas dalam surat saham kolektif.

b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar

menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan

dijual dipasar saham.

c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu

perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga

dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang

memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

d. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep di Neraca.

e. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang

saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan

ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen

mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang

diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai

perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga

saham di pasar.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Working Capital Turnover terhadap Kinerja Keuangan

Riyanto (2011) menyatakan perputarn modal kerja adalah kemampuan modal kerja

dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan. Diukur dengan menggunakan rasio

penjualan terhadap aktiva lancar kurangi utang lancar. Semakin tinggi tingkat

perputaran tersebut semakin efektif penggunaan modal kerja. Hal tersebut

menunjukkan banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan. Pejualan yang tinggi

dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sebaliknya tingkat perputaran yang

rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Working Capital Turnover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan

perusahaan.

Pengaruh Receivable Turnover terhadap Kinerja Keuangan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

11

Menurut Riyanto (2008), perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal

dalam piutang yang tergantung pada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin

lama syarat pembayarannya, berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode

tertentu semakin rendah.

Semakin besar tingkat perputaran piutang akan menunjukkan semakin singkat

waktu antara piutang tercipta karena penjualan kredit dengan pembayaran piutang

akan semakin baik. Menurut Ghozali (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi

perputaran piutang, maka perusahaan sukses dalam hal penagihan piutang sehingga

meemperkecil kemungkinan piutang tidak tertagih.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2: Receivable Turnover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan

perusahaan.

Pengaruh Inventory Turnover terhadap Kinerja Keuangan

Periode perputaran persediaan dapat mencerminkan pengelolaan persediaan yang

baik. Semakin kecil periode perputaran persediaan berarti semakin cepat penjualan

persediaan dilakukan (Raheman dan Nasr, 2007). Kecepatan penjualan yang tinggi

berarti perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar. Menurut Sofyan (2008)

menyatakan bahwa semakin berkurang persediaan maka semakin rendah pula

profitabilitas suatu perusahaan yang berarti semakin kecil kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban lancar atau jangka pendek yang dimiliki.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H3: Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan

perusahaan.

Pengaruh Total Asset Trunover terhadap Kinerja Keuangan

Menurut Syamsudin (2004) menyatakan bahwa total asset turnover merupakan

tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan

volume penjualan tertentu. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari

volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan total aktiva

menghasilkan suatu penghasilan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.

Tentunya, jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total

asset turnover ditingkatkan atau diperbesar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Desi Rumondang, Edyanus Herman Halim, Sjahruddin tahun 2013 menyimpulkan

bahwa Total Asset Trunover menunjukkan secara parsial berpengaruh signifikan

positif terhadap ROE dalam penilaian kinerja.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H4: Total Asset Trunover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan

perusahaan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

12

Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Kinerja Keuangan

Pengaruh Siklus Konvers Kas (cash conversion cycle) secara definitif adalah interval

waktu antara pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku sampai dengan waktu

terkumpulnya kas dari hasil penjualan barang jadi (Deloof dalam Iva, 2013). Siklus

konversi kas yang rendah berarti keterikatan dalam aktiva lancar relatif cepat,

sehingga perputaran kas menjadi tinggi. Sebaliknya, jika siklus konversi kas tinggi

menunjukkan bahwa periode keterikatan tinggi dan relatif lama, sehingga dapat

mengurangi kertersediaan kas perusahaan yang dapat menimbulkan ketidakmampuan

perusahaan untuk mendanai kebutuhan operasional sehari-hari, proses produksi

menjadi terhambat dan akhirnya kemampuan produksi juga menurun, serta akan

mengakibatan kinerja keuangan peursahaan juga dapat menurun.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H5: Cash Conversion Cycle berpengaruh negatif Kinerja keuangan perusahaan

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan investor adalah kemampuan emiten

dalam menghasilkan laba. Jika laba meningkat, maka secara teoritis return saham

akan meningkat. Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih

perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan yang

memiliki tingkat pengembalian yang tinggi, dianggap sebagai perusahaan yang

memiliki kinerja keuangan yang bagus. Salah satu upaya investor untuk menilai

kinerja keuangan suatu perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan

perusahaan. Indikator yang digunakan dalam penelitain untuk menilai kinerja

keuangan adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per

Share (EPS).

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H6: Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap Return Saham

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai perusahaan

Para investor melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan dengan melihat kinerja

keuangan yang dihasilkan. Karena kinerja keuangan dapat mengukur seberapa efektif

perusahaan bagi para investor. Dimana indikator yang dipakai oleh peneliti adalah

Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS).

Semakin baik nilai ROA, ROE, dan EPS maka seacar teoritis kinerja

keuangan perusahaan dikatakan baik, yang akan mempengaruhi Price book value

sebagai proksi dari nilai perusaahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis

dapat dirumuskan sebagai berikut:

H7: Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

13

Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

berlandaskan filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014).

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Analisis data kuantitatif

menggunakan data sekunder, yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data yang diperoleh selama

penelitian akan dikelola lebih lanjut berdasarkan kajian teori dan empiris yang telah

dikemukakan untuk kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan.

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam peneitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indoenesia (BEI) tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015,

dan 2016. Serta menggunakan tahun dasar penelitian yaitu tahun 2009.

Sampel Penelitian

Teknik pengembalan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu

pemilihan sampel dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Kriteria penentu

sampel adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia

selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.

2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-

turut selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.

3. Data perushaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia

Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari

laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur periode 2010 – 2016, yang dapat

diakses pada website Bursa Efek Indonesia (BEI) atau www.idx.co.id

Variabel Penelitian

Klasifikasi Variabel

Variabel penelitian yang digunankan dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu

variabel independen atau variabel eksogen dan variabel dependen atau variabel

endogen.

a) Variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi operasi dalam suatu

model ekonomi dan variabel tersebut tidak dipengaruhi oleh setiap hubungan

yang digambarkan dalam model tersebut. Variabel eksogen dalam penelitian ini

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

14

adalah rasio aktifitas yang menggunakan empat indikator, yaitu perputaran

modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable

turnover), perputaran persedian (inventory turnover), perputaran aset (total

asset turnover), dan cash conversion cycle.

b) Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel eksogen.

Variabel endogen dalam penelitian ini adalah return saham dan nilai

perusahaan yang diukur dengan price to book value. Dalam penelitian ini juga

terdapat variabel endogen laten yaitu kinerja keuangan. Variabel kinerja

keuangan diukur menggunakan variabel laten yang merupakan variabel yang

tidak dapat diukur secara langsung akan tetapi menggunakan indikator.

Indikator untuk variabel kinerja keuangan adalah return on asset (ROA), return

on equity (ROE), earning per share (EPS).

Pengukuran Variabel

Tabel 3.1

Pengukuran Variabel

Variabel Pengukuran Keterangan

Perputaran modal

kerja (working

capital turnover)

Perputaran piutang

(receivable

turnover).

Perputaran

persediaan

(inventory

turnover)

Perputaran aset

(total assets

turnover)

Siklus Konversi

Kas (Cash

Conversion Cycle)

CCC = cash

conversion cycle

DSO = Days of

sales outstanding

DSI = Days of

sales in inventory

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

15

DPO = Days of

payable

outstanding

Kinerja Keuangan

ROA= Return on

asset

ROE= Return on

equity

EPS= Earning

per share

Return saham

Rt= Return

saham

Pt= Harga saham

periode

pengamatan

Pt-1= Harga

saham periode

sebelum

pengamatan

Nilai Perusahaan

PBV= Price

Book Value

Metode dan Analisis data

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

16

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metoe structural

equation modeling (SEM) dan alat analisis yang digunakan adalah software partial

least square (PLS). SEM merupakan salah satu jenis analisis multivariate dalam ilmu

sosial. Software yang digunakan sebagai alat analisis adalah WarpPLS versi 5.0.

Analisis model struktur pada PLS dilakukan melalui tiga tahap (Ghozali, 2014),

yaitu:

1) Analisis Outer Model. Analisis Outer Model dilakukan untuk memastikan bahwa

measurement yang digunakan layak untuk dijadikan pengukuran (valid dan

reliabel). Analisis Outer Model dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu

convergent validity, discriminant validity, dan unidimensionality. Convergent

validity, yaitu nilai loading factor pada variabel laten dengan indikator-

indikatornya (nilai yang diharapkan >0.7). Discriminant validity, yaitu nilai cross

loading factor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki

diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada

konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan

konstruk lain dan unidimensionality, yaitu konsep yang spesifik (bukan bersifat

general) yang hanya mengandung satu jenis gejala.

2) Analisis Inner Model Analisis Struktural Model dilakukan untuk memastikan

bahwa model struktural yang dibangun robust dan akurat. Evaluasi Inner Model

dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu koefisien determinasi (R2), predictive

relevance (Q2), dan Goodness of Fit Index (GoF).

3) Pengujian Hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas dan t-statistik. Untuk nilai probabilitas, nilai p-value dengan alpha

5% adalah kurang dari 0,05.

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut tahap (Ghozali, 2014):

1) Merancang Model Struktural (Inner Model)

Model struktural menggambarkan hubungan antar-variabel laten berdasarkan

substantive theory. Perancangan model struktural hubungan antar-variabel laten

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Asumsinya, variabel

laten dan indikator atau variabel manifest berada pada skala zero means dan unit

varian sama dengan satu, sehingga parameter konstanta dapat dihilangkan dari

model.

2) Model Pengukuran (Outer Model)

Model pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan

dengan variabel latennya. Perancangan model pengukuran menentukan sifat

indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif

berdasarkan definisi operasional variabel. Model pengukuran (outer model)

digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji

validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

17

mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006), sedangkan

uji reliabilitas digunakan untuk konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu

konsep.

3) Mengkonstruksi Diagram Jalur

Setelah langkah satu dan dua, selanjutnya dibentuk diagram jalur. Konstruksi

diagram jalur dapat dilihat pada Gambar 3.1.

4) Melakukan Estimasi

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat

terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi,

dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen. Pendugaan

parameter didalam PLS meliputi dua hal, yaitu:

a) Menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antar variabel laten

dengan Indikatornya.

b) Mengestimasi jalur yang menghubungkan antar variabel laten dan estimas

loading antar variabel laten dengan indikatornya.

Gambar 3.1

Diagram Jalur Model Penelitian

Keterangan:

WCT : Working capital turnover

RCT : Receivable turnover

INT : Inventory turnover

TAT : Total asset turnover

CCC : Cash conversion cycle

KKU : Kinerja keuangan

RSH : Return saham

NPH : Nilai perusahaan

: Variabel Terukur

: Pengaruh antar variabel

5) Mengevaluasi Model Struktural Konstruk

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

18

WarpPLS dapat digunakan untuk mengevaluasi model terbaik dengan cara

memberikan hasil perhitungan Average R-Square (ARS) yang digunakam untuk

menilai besarnya pengaruh variabel eksogen dan endogen yang dapat dikatakan

baik jika nilai ARS < 0,05. Average Path Coeficient (APC) yang digunakan untuk

menilai besarnya hubungan antar variabel yang dapat dikatakan baik jika nilai

APC < 0,05. Average Variance inflation Factor (AVIF) digunakan untuk melihat

besarnya korelasi antar variabel endogen/multikoliniaritas yang dapat dikatakan

baik jika nilai AVIF < 5.

6) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menguji

hubungan antar-variabel. Uji statistik yang dilakukan apabila diperoleh p-value <

0,05 (alpha 5%), maka disimpulkan signifikan, demikian pula sebaliknya.

Apabila hasil pengujian pada inner model adalah signifikan, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Penerapan metode ini

memungkinkan berlakunya data terdistribusi bebas (distribution free), tidak

memerlukan asumsi distribus normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar.

Tingkat signifikansi koefisien jalur dalam model WarpPls yang digunakan

dalam penelitian ini adalah p-value ≤ 0,05. Dengan demikian dapat diambil

keputusan sebagai berikut: Jika koefisien jalur yang menghubungkan dua variabel

memiliki nilai p-value ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan antar variabel tertentu. Sebaliknya jika koefisien jalur memiliki nilai

> 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan antar

variabel tersebut.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Obyek Penelitian

Hasil seleksi sampel menggunakan metode purposive sampling. Diperoleh jumlah

sampel sebanyak 106 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun 2010-2016.

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif menyajikan suatu gambaran atau deskripsi data yang

dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), standar deviasi (std.

deviation) dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis statistik deskriptif

dengan menggunakan Microsoft Excel dari variabel-variabel penelitian ini disajikan

pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Statitik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean Std. deviasi

Working Capital

Turnover

-95 723,13 15,1321 65,46587

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

19

Receivable

Turnover

0,01 90,00 13,2163 18,00259

Inventory

Turnover

0,00 122,37 1,0299 5,13202

Total Asset

Turnover

0,00 99,99 1,2615 3,75477

Cash Conversion

Cycle

0,00 388,59 2,0592 14,96752

Return Saham 0,31 659,00 163,0994 146,83774

Nilai Perusahaan

(PBV)

0,00 543,49 69,8367 113,77817

Return On Asset

(ROA)

-61,85 65,71 6,0713 9,92622

Return On Equity

(ROE)

-434,84 163,13 9,2537 44,05852

Earning Per Share

(EPS)

-448,63

766,95 96,7716 167,61554

Sumber: data diolah SPSS

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai mean working capital turnover perusahaan yang diukur dengan

membandingkan antara penjualan dengan modal kerja bersih menunjukkan nilai

sebesar 15,1321 dengan nilai minimum sebesar -95 dan nilai maksimum sebesar

723,13. Ini berarti bahwa perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini memiliki tingkat working capital turnover yang rendah.

2. Receivable turnover menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan

tagihan atas piutangnya. Nilai mean yang ditunjukkan sebesar 13,2163 dengan

nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 90,00. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat

receivable turnover yang rendah.

3. Inventory turnover merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengelolaan

persediaan barang dagang. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai minimum

sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 122,37 serta nilai mean 1,0299. Ini

menunjukkan bahwa perusahaan sampel yang digunakan memiliki tingkat

inventory turnover yang rendah.

4. Total asset turnover merupakan rasio yang mengukur tingkat efisiensi

penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Hasil analisis menunjukkan

bahwa nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 99,99 serta nilai

mean 1.2615. Ini berarti bahwa sampel perusahaan yang digunakan memiliki

tingkat total asset turnover yang rendah.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

20

5. Cash conversion cycle merupakan interval waktu antara pengeluaran kas untuk

membeli bahan baku sampai dengan waktu pengumpulan kas dari hasil

penjualan. Nilai minimum berdasarkan hasil analisis sebesar 0,00 berada pada

perusahaan Argo Pantes Tbk dan nilai maksimum sebesar 388,59 serta nilai

mean 2.0592. Ini berarti bahwa sampel perusahaan yang digunakan memiliki

periode waktu pengumpulan kas yang relatif lama.

6. Variabel return saham yang dihitung dengan menggunakan perbandingan harga

saham pada saat closing price tahun sekarang dengan tahun sebelumnya

memiliki nilai minimum sebesar 0,31 dan nilai maksimum sebesar 659,00 serta

nilai mean 163,0994. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel dari tahun

2010-2016 memiliki harga saham yang bervariasi tetapi masih jauh dari nilai

maksimum.

7. Nilai perusahaan dapat digambarkan dari harga sahamnya, jika nilai sahamnya

tinggi maka bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik. Hasil analisis

menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar

543,49 serta nilai mean 69,8367. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel

yang digunakan memiliki gambaran dari nilai saham yang masih bervariasi,

sehingga mengakibatkan nilai perusahaan berada di bawah rata-rata.

8. ROA merupakan kemampuan perusahaan memproleh laba atas asset yang

dimiliki. Hasil analisis menunjukkan nilai minimum sebesar -61,85 dan nilai

maksimum sebesar 65,71 serta nilai mean 6.0713. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan sampel yang digunakan kurang mampu dalam mengelola asset untuk

memperoleh laba.

9. ROE merupakan kemampuan perusahaan memeproleh laba atas penggunaan

modal. Hasil analisis menunjukkan nilai minimum sebesar -434,84 dan nilai

maksimmum sebesar 163,13 serta nilai mean 9,2537. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan sampel yang digunakan kurang mampu dalam mengelola

modal untuk memperoleh laba.

10. EPS merupakan keuntungan yang diperoleh dari tiap lembar saham. Hasil

analisis menunjukkan nilai minimum sebesar -448,63 dan nilai maksimum

sebesar 766,95 serta nilai mean 96,7716. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

sampel yang digunakan memiliki laba tiap lembar saham yang semakin

berkurang.

Analisis Pengujian Data

Penilaian Outer Model

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

21

Outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan indikator-

indikatornya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah working capital

turnover, receivable turnover, inventory turnover, total asset turnover, cash

conversion cycle, kinerja keuangan, return saham, nilai perusahaan. Tujuh variabel

yaitu working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, total asset

turnover, cash conversion cycle, return saham, nilai perusahaan merupakan variabel

terukur. Sedangkan variabel kinerja keuangan merupakan variabel laten. Kinerja

keuangan diukur dengan ROA, ROE, EPS. Semakin tinggi ROA, ROE, EPS.

Berikut ini langkah-langkah pada penilaian outer model:

1. Convergent validity

Convergent validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai

berdasarkan korelasi antara skor indikator dengan skor variabel latennya (loading

factor) yang dianalisis dengan WarpPLS 5.0. Ukuran reflektif individual dikatakan

tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan variabel laten yang akan diukur. Tetapi

menurut Chin (1998) dalam penelitian tahap awal dari pengembangan skala

pengukuran nilai loading factor 0,5 sampai dengan 0,6 dianggap baik. Berikut hasil

loading factor variabel kinerja keuangan ditampilkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Loading Factor Variabel Kinerja Keuangan

Indikator Loading Factor p-value Keterangan

ROA 0,698* <0,001** Valid

ROE 0,867* <0,001** Valid

EPS 0,749* <0,001** Valid

Sumber: Output WarpPLS 5.0 (Olah data)

Catatan:

*) Loading Factor lebih besar dari 0,5 sehingga valid

**) Semua p-value untuk indikator kinerja keuangan lebih kecil atau sama dengan 5%

Berdasarkan hasil loading factor dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tiga

indikator pada variabel kinerja keuangan memenuhi convergent validity karena

memiliki nilai loading factor diatas 0,5. Selain itu, dalam penelitian ini untuk

mengukur convergent validity juga dapat dilakukan dengan melihat hasil analisis

WarpPLS 5.0 pada bagian Average Varance Extracted (AVE). Pengukuran AVE ini

menggambarkan varian atau keragaman variabel manifest yang dapat dikandung oleh

variabel laten. Kriteria penilaiannya adalah nilai AVE > 0,5 (Hair, et. Al, 2011).

Nilai AVE untuk variabel kinerja keuangan yang dihasilkan dalam penelitian ini

sebesar 0,600. Hal ini menunjukkan bahwa nilai AVE yang dihasilkan lebih besar

dari 0,5. Oleh sebab itu, hasil ini menunjukkan convergent validity yang baik.

2. Composite Reliablity

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 23: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

22

Pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas variabel laten yang dapat diukur dengan

composite reliability. Composite Reliablity menunjukkan interval consistency yaitu

nilai composite reliability yang tinggi. Nilai composite reliability yang tinggi

menunjukkan nilai konsistensi dari masing-masing indikator dalam mengukur

konstruknya. Nilai yang diharapkan > 0,7. Dalam penelitian ini nilai composite

reliability sebesar 0,817. Dengan demikian indikator yang ada pada variabel laten

memiliki nilai konsistensi yang bagus dalam mengukur konstruknya

Penilaian Inner Model

Inner model pada kerangka konspetual yang dibangun berdasarkan refrensi dan teori

disebut fit apabila didukung oleh data empiris. Perhitungan nilai goodness of fit pada

analisis PLS menggunakan nilai Q-Square predictive relevance dihitung berdasarkan

nilai R-Square masing-masing variabel endogen. Ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Inner model

Variabel R-Square

working capital turnover -

receivable turnover -

total asset turnover -

inventory turnover -

cash conversion cycle -

kinerja keuangan 0,13

return saham 0,63

nilai perusahaan 0,00

Sumber: Output WarpPLS 5.0 (Olah data)

Pada Tabel 4.4 memuat variabel kinerja keuangan dengan nilai R12 sebesar

0,13, variabel return saham dengan nilai R22 sebesar 0,63 dan variabel nilai

perusahaan dengan nilai R32 sebesar 0,00. Dengan demikian nilai Q-Square predictive

relevance sebesar:

Q2 = 1-(1- R12)(1- R2

2)(1- R32)

= 1-(1-0,132)(1-0,632)(1-0,002)

= 1-(0,87)(0,37)(1)

= 0,6781

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai Q-Square predictive

relevance sebesar 0,6781. Hal ini menunjukkan bahwa variabel working capital

turnover, receivable turnover, inventory turnover, total asset turnover dan cash

conversion cycle mampu menjelaskan variabel kinerja keuangan, return saham dan

nilai perusahaan sebesar 67,81% dan sisanya 32,9% dijelaskan oleh variabel lain di

luar penelitian ini.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 24: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

23

Tabel 4.5

Nilai Goodness of Fit Model

Hasil P-Value Kriteria Keterangan

APC= 0,216 P < 0,001 Good If P < 0,05 Diterima

ARS= 0,255 P < 0,001 Good If P < 0,05 Diterima

AVIF= 1.006 P ≤ 5 Diterima

Sumber: Output WarpPLS 5.0

Model fit indices merupakan ukuran yang sangat penting dalam pengolahan

data dengan WarpPLS karena fit indices menunjukkan kesesuaian model dengan data

serta menunjukkan kualitas dari model yang diteliti. Average R-Squared (ARS)

digunakan untuk menilai besarnya variabel eksogen dan endogen. ARS dikatakan

baik jika nilai ARS < 0,05. Average Path Coefficient (APC) digunakan untuk melihat

besarnya hubungan atau keterikatan antar variaabel. APC dikatakan baik jika nilai

APC < 0,05. Average Variance Inflation Factor (AVIF) digunakan untuk melihat

besarnya korelasi antar variabel endogen atau multikolinearitas. AVIF dikatakn baik

jika nilai AVIF ≤ 5. Selain itu, model penelitian ini menunjukkan tidak adanya

multikolinearitas. Dengan demikian, dikarenakan indikator fit model dalam penelitian

ini memenuhi kriteria nilai goodness of fit model maka model penelitian ini dapat

digunakan untuk menguji hipotesis.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dapat diketahui dengan melihat nilai koefisien beta (β) antar

variabel dan tingkat probabilitasnya (P). Selain itu tanda arah panah menunjukkan

pengaruh antar variabel hipotesis. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah

5%. Hasil pengujian hipotesis ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Prediksi Variabel Koef.

Jalur

P-

Value

Signifikansi Hasil

H1 + WCT ->

KKU

0,08 0,01 Signifikan Diterima

H2 + RCT ->

KKU

0,10 < 0,01 Signifikan Diterima

H3 + INT ->

KKU

0,06 0,05 Signifikan Diterima

H4 + TAT ->

KKU

0,33 < 0,01 Signifikan Diterima

H5 - CCC ->

KKU

-0,08 0.02 Signifikan Diterima

H6 + KKU -> 0,80 <0,01 Signifikan Diterima

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 25: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

24

RSH

H7 + KKU ->

NPH

0,06 0,04 Signifikan Diterima

Kesimpulan

Pertama, hasil analisis menggunakan WarpPLS 5.0 menunjukkan hipotesis H1

terbukti bahwa working capital turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan. Perusahaan dengan tingkat working capital turnover yang tinggi

akan membawa dampak pada peningkatan penjualan yang dapat meningkatkan

kinerja keuangan.

Kedua, hasil analisis menunjukkan hipotesis H2 terbukti bahwa receivable

turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Perusahaan

dengan tingkat receivable turnover tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut

mampu lebih cepat untuk mengkonversi kas.

Ketiga, hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis H3 terbukti bahwa

inventory turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Perusahaan dengan tingkat perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut mampu bekerja secara efisien dalam perolehan laba.

Keempat, hasil analisis menunjukkan hipotesis H4 terbukti bahwa total asset

turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Perusahaan

dengan tingkat penggunaan total asset turnover yang tinggi, mampu untuk

meningkatkan volume penjualan yang pada akhirnya membawa dampak pada kinerja

keuangan.

Kelima, hasil analisis menunjukkan hipotesis H5 terbukti bahwa cash

conversion cycle berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Perusahaan dengan cash conversion cycle yang rendah maka akan semakin tinggi

perputaran kas yang dihasilkan.

Keenam, hasil analisis menunjukkan hipotesis H6 terbukti bahwa kinerja

keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Perusahaan

dengan kinerja keuangan yang tinggi maka akan semakin tinggi tingkat pengembalian

yang diberikan pada investor.

Ketujuh, hasil analisis menunjukkan hipotesis H7 terbukti bahwa kinerja

keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan

dengan kinerja keuangan yang tinggi maka akan semakin baik penilaian investor

(stakeholders) pada perusahaan.

Saran

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang

perlu diperbaiki bagi peneliti selanjutnya:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan

sampel pada perusahaan yang berada di Industri Minyak dan Gas, dikarenakan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 26: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

25

masih sedikit peneliti dengan topik cash conversion cycle yang menggunakan

sampel di Industri Minyak dan Gas.

2. Peneliti selanjutunya diharapkan bisa melakukan analisis perbandingan terhadap

tiga sub sektor yang ada di Industri Manufaktur.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain selain dalam

penelitian ini yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan

variabel lain yang juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan return saham.

Keterbatasan

Adapun keterbatasan yang ada dalam penelitian ini yaitu:

1. Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan indikator price to book value

(PBV) sedangkan masih ada indikator lain seperti Tobins’Q

2. Kinerja keuangan dalam penelitian ini hanya menggunakan indikator ROA,

ROE, EPS sedangkan masih banyak indikator untuk mengukur kinerja keuangan.

Implikasi Penelitian

Adapun implikasi yang dianggap relevan dalam penelitian ini. Pertama, perusahaan

harus mampu meningkatkan invesatasi modal kerja untuk kegiatan operasional

perusahaan yang dapat mendorong tercapainya kinerja keuangan yang baik. Kedua,

perusahaan harus mampu untuk mengelola piutang yang diberikan pada pelanggan

sehingga kecil kemungkinan munculnya risiko piutang tidak tertagih. Ketiga,

peusahaan harus mampu mengelola persediaan yang ada dengan cara melakukan

pemesanan sesuai dengan kuantitas dan tepat, memperhatikan permintaan pasar agar

tidak terjadi persediaan berlebihan sehingga bisa meminimumkan biaya yang

dikeluarkan perusahaan. Keempat, perusahaan harus mampu mengelola aset

perusahaan dengan cara memanfaatkan seluruh asset perusahaan yang ada dengan

efektif dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan untuk memperoleh

kinerja keuangan yang optimal. Kelima, perusahaan harus mampu mengelola cash

conversion cycle untuk mendapatkan kinerja yang optimal dengan cara mengurangi

periode konversi persediaan dengan memproses dan menjual barang lebih cepat,

mengurangi periode penerimaan piutang dengan mempercepat penagihan,

memperpanjang periode penangguhan utang. Keenam, penciptaan kinerja keuangan

dengan cara mengelola semua sumber daya yang optimal tentunya akan membawa

dampak pada penilai perusahaan dan keuntungan yang diperoleh investor atas

investasi saham.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 27: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

26

Refrensi

Asep, Suryana dan Acep Suherman. 2015. “Pengaruh Perputaran Modal Kerja

terhadap Kinerja Perusaahaan.” SIMNASIPTEK. ISBN: 978-602- 61268-1-8

Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.

Alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba

Empat, Jakarta.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan

Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Chin, Wyne W.1998. The Partial Least Square Approach for Structural Equation

Modeling. In Marcoulides, G.A. (ED). Modern Method for Business

Research. Mahwah

Deloof , M. 2003. “Does Working Capital Management Affect Profitability of

Belgian Firms?” Journal of Business Finance & Accounting. V.30 (3) &

(4):p.585

Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya. 2012 “Pengaruh Struktur Modal,

Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan.” E-journal

akuntanssi Universitas Udayana. V 4(2): p: 177-197

Dwi, Putri Esthirahayu., Siti, Ragil Handayani., Raden, Rustam Hidayat 2013.

“Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio leverage, dan Rasio aktivitas terhadap

kinerja keuangan perusahaan.”

Ebrahim, Abbasi dan Said, Ali Hashemi Bosra. 2012. “Pengaruh Cash Conversion

cycle terhadap gross operational profit.” Volume 1, issue 1. ISSN: 2277-

601X & E-ISSN 2320-5725

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: Alfabeta.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

Ferdiani, Destaria. 2012. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial Pegawai Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah: Komitmen

Organisasi dan Persepsi Inovasi sebagai Variabel Intervening”. Skripsi.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Falope, I Olufemi dan Olubanjo T. Alijore. 2009. “Working Capital Management

and Corporate Profitability: Evidence from Panel Data Anaysis of Selected

Quotedd Companies in Nigeria.” Journal of Business Management, Vol 3,

issue 3, Page No 73-84.

Fakhruddin, M dan Hadianto, M. 2001. “Perangkat dan Model Analisis Investasi di

Pasar Modal.” Jakarta: Gramedia.

Freeman, R.E. dan J.McVea. 2001. “A Stakeholder Approach to Strategic

Management”. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=263511.

SSRN. Diakses tanggal 15 Januari 2018

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 28: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

27

Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan

Partial Least Squares (PLS). Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Semarang

Hair, Joe F., Ringle, Christian M., Sartedt, Marko. 2011. PLS-SEM: Indeed A Silver

Bullet. Journal of Marketing Theory and Practice. Vol. 19. No. 2. Pp 139-151

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan

Teori, Kasus, dan Riset Bisnis). Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. (2003). Analisis Laporan Keuangan, Penerbit

UPP AMK YKPN, Yogyakarta.

Harahap, Syafri, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :

Rajawali Pers

Harahap, Syafri Sofyan. 2010. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali

Pers.

Harahap, Syafri Sofyan. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja

grafindo Persada.

Hermi dan A. Kurniawan. 2011. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return

Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

periode 2008-2010.” Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan

Punlik. Vol.6 No. 2 Juli 2011. Hal 83-95.

Hebble Annette. 2009. “Corporate Governance and Firm Characteristics.” Journal of

Busness of Economics. Universitas of St. Thomas

Hussein, Ananda Sabil. 2015. Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan

Partial Least Squares (PLS) dengan smartPLS 3.0. Modul Ajar. Univeristas

Brawijaya.

Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi

Kelima. Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. 2012 Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan (Edisi 13). Jakarta : Salemba empat

Iva, Indarnika., Cahaya Mrtha dan Indira Januarti 2013. “Pengaruh Siklus konversi

kas terhadap profitabilitas.” ISSN (online) : 2337-3806.

Indriantoro, nurdan Supomo, bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta : Penerbit BPFE

Jogiyanto, Hartono. 2003. Toeri Portofolio dan Analisis investasi, Edisi Kelima.

Yogyakarta: BPFE

Jogiyanto, Hartono. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. BPFE. Yogyakarta.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi

Aksara.

Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan keempat. Jakarta: Bumi

Aksara.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 29: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

28

Jogiyanto, Hartono. 2000.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua

,BPFE, Yogyakarta.

Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Online).

Available at: http://kbbi.web.id/kinerja.html

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Online).

Available at: http://kbbi.web.id/siklus.html

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Online).

Available at: http://kbbi.web.id/konversi.html

Khan, Muhhamad Bilal, Sajid Gul, Mardan, Shafiq Ur Rehman, Nasir Razzaq, Ali

Kamran. 2012. “Financial Ratio and Stock Return Predictability (Evidence

from Pakistan).” Research Journal of Finance and Accounting. 3(10), Pp 1-6.

Koesno. 1990. Investment Management. New York: Dryden Press

Komala, L. A. (2013). “The effect of Profitability Ratio, Liquidity, and Debt towards

Investment Return.” Journal Of Business and Economics. ISSN 2155-7950,

USA November 2013. Vol 4, No.11, 1176-1186

Mardiyati, U., Ahmad, G.N., dan Putri, R. 2012. “Pengaruh Kebijakan Dividen,

Kebijakan Hutang dan Profitabilitas tehadap Nilai Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010.” Jurnal Riset

Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). V 3(1). Hal, 1-17

Meythi. 2013. “Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi Nilai Perusahaan.”

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.2 Mei 2013, hlm. 200–210.

Mamduh. M. Hanafi dan Abdul Halim. 2004. Analisis Laporan Keuangan. UPP

AMK YKPN, Yogyakarta.

Munawir, 2010. “Analisis Laporan Keuangan.” Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.

Rasbin. 2017. Upaya Mnejaga Tren Kenaikan Industri Manufaktur. Eds. Majalah Info

Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol. IX, No. 09/I/Puslit/Mei/2017.

Raheman, Abdul and Mohamad Naasr. 2007. “Working Capital Management and

Profitability-Case of Pakistani Firms.” International Journal of Business

Research Papers, Vol.3 No. 1, pp. 279-300

Riyanto, Bambang 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

Penerbit GPFE

Rivai, Veithzal. 2005. Performance apppraisal, PT Raja Grafindo, Persada Jakarta :

2005.

Ross, S.A., R.W. Westerfield and B.D. Jordan, 2003. Fundamentals of Corporate

Finance. 6th Edn. McGraw-Hill Irwin Publications, New York, ISBN: 0-07-

246974-9, pp: 167.

Simanungkalit, Minar. 2009. “Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan

Terhadap Return Saham Pada Perusahaan makanan dan minuman terbuka di

Indonesia.” Skripsi S-1, Universitas Sumatera Utara. Medan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 30: PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon Stevanus...Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,

29

Singgih, S. 2011. Structural Equation Modeling (SEM). Elex Media Komputindo.

Jakarta

Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi

dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Syarief, Moch. Ednan, dan Wilujeng, Ita Prihatining. 2009. “Cash Conversion Cycle

dan Hubungannya dengan Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Manajemen

Modal Kerja.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun 14 Nomor 1 Maret 2009.

Tandelilin, Eduaradus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofoliio Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Wahyuni, Indah. 2013. “The Effect of Earning Per Share, Book value, Return On

Asset (ROA), and Return On Equity (ROE) to the Stock Return.” Fakultas

Ekonomika Universitas Muhammadiyah, Purwokerto. Hal 1-13.

www.idx.co.id (diakses tanggal 27 Oktober 2017)

Yulius., J Christiawan dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan

Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan keuangan.

Vol.1. mei 2007. Hal 1-8

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id