reaksi investor terhadap rasio-rasio keuangan yang

14
REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang BAD NEWS dan GOOD NEWS ABSTRAK Laporan keuangan memiliki kandungan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi, salah satunya yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja keuangan serta risiko perusahaan oleh para investor dalam pengambilan keputusan. tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian adalah untuk menguji secara empiris reaksi investor terhadap emiten yang memiliki rasio-rasio keuangan bad news dengan emiten yang memiliki rasio-rasio keuangan good news yang ditunjukkan dengan return abnormal. Metode yang digunakan adalah meode event study. Untuk menguji hipotesis dipakai paired sample t-test menggunakan program SPSS versi 16.00 dengan tingkat signifikansi 5% (0.05) yang sebelumnya melihat reaksi investor dengan menghitung average abnormal return (AAR). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan reaksi investor terhadap masing-masing rasio keuangan baik dalam kondisi Bad News maupun Good News dan terdapat perbedaan reaksi investor dilihat dari return abnormal rata-rata ketika informasi fundamental yang bersifat Bad News dan yang bersifat Good News. Kata Kunci: Rasio Keuangan, Saham, Investor, Abnormal Return Dwi Yuli Astuti Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok [email protected] PENDAHULUAN Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukan sebuah indikasi bahwa di samping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternative sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor. Proses perubahan teknologi, ekonomi, industri dan perdagangan selalu berganti seiring dengan perubahan zaman. Sehingga instrumen-instrumen perdagangan dan keuangan semakin beraneka ragam dan bertambah pula. Beberapa perusahaan tentu akan berpikir bahwa bisnis yang mereka terjuni dapat berkembang dengan adanya tambahan dana. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menambah dana yang ada adalah dengan go public, yang diartikan bahwa perusahaan akan mendapatkan tambahan dana dari masyarakat dengan cara menerbitkan saham. Perusahaan yang sudah melakukan go public akan mendapat tambahan modal dari para investor yang

Upload: nguyenphuc

Post on 14-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang BAD NEWS dan GOOD NEWS

ABSTRAK

Laporan keuangan memiliki kandungan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi, salah satunya yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja keuangan serta risiko perusahaan oleh para investor dalam pengambilan keputusan. tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian adalah untuk menguji secara empiris reaksi investor terhadap emiten yang memiliki rasio-rasio keuangan bad news dengan emiten yang memiliki rasio-rasio keuangan good news yang ditunjukkan dengan return abnormal. Metode yang digunakan adalah meode event study. Untuk menguji hipotesis dipakai paired sample t-test menggunakan program SPSS versi 16.00 dengan tingkat signifikansi 5% (0.05) yang sebelumnya melihat reaksi investor dengan menghitung average abnormal return (AAR). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan reaksi investor terhadap masing-masing rasio keuangan baik dalam kondisi Bad News maupun Good News dan terdapat perbedaan reaksi investor dilihat dari return abnormal rata-rata ketika informasi fundamental yang bersifat Bad News dan yang bersifat Good News. Kata Kunci: Rasio Keuangan, Saham, Investor, Abnormal Return

Dwi Yuli Astuti Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya No. 100 Depok

[email protected]

PENDAHULUAN

Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukan sebuah indikasi bahwa di samping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternative sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor. Proses perubahan teknologi, ekonomi, industri dan perdagangan selalu berganti seiring dengan perubahan zaman. Sehingga instrumen-instrumen perdagangan dan keuangan semakin beraneka ragam dan bertambah pula.

Beberapa perusahaan tentu akan berpikir bahwa bisnis yang mereka terjuni dapat berkembang dengan adanya tambahan dana. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menambah dana yang ada adalah dengan go public, yang diartikan bahwa perusahaan akan mendapatkan tambahan dana dari masyarakat dengan cara menerbitkan saham.

Perusahaan yang sudah melakukan go public akan mendapat tambahan modal dari para investor yang

Page 2: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

berinvestasi dengan cara membeli saham perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh investor sangat penting bagi perusahaan. Laporan keuangan memiliki kandungan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi, salah satunya yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja keuangan serta risiko perusahaan oleh para investor dalam pengambilan keputusan.

Analisis rasio keuangan yang dilakukan dapat menghasilkan informasi kemampuan kinerja perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan. Mohammad Samsul (2006) menggolongkan informasi yang diterima oleh investor menjadi dua, berupa rasio keuangan bad news dan rasio keuangan good news. Rasio keuangan yang bad news adalah penurunan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan negatif kemanpuan perusahaan dari tahun sebelumnya dan berarti informasi akan berdampak negatif terhadap harga saham. Untuk rasio keuangan yang good news adalah pertambahan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan positif dari kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya dan diartikan informasi akan berdampak positif terhadap harga saham.

Informasi rasio keuangan yang good news atau bad news diterima oleh investor direspon secara negatif atau positif. Reaksi investor ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dengan menggunakan return sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan return abnormal (abnormal return) yang diterima oleh sekuritas kepada investor.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Laporan Keuangan

Laporan Keuangan menurut Muhamad Samsul (2006:128) adalah sarana yang paling penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan menurut S.Munawir (2004:2) adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pengertian Analisis Rasio

Menurut Muhamad Samsul (2006:143) analisis rasio adalah membandingkan antara unsur-unsur neraca, unsur-unsur laporan laba rugi, serta rasio keuangan emiten yang satu dan rasio rasio keuangan emiten yang lainnya. Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Jenis Rasio Keuangan

Lukas Setia Amatja (2002:415) membagi rasio keuangan menjadi lima golongan (5), yaitu:

1. Leverage ratios, memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan.

2. Liquidity ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.

3. Efficiency atau Turnover atau Assets Management ratios, mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya.

Page 3: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

4. Profitability ratios, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

5. Market-Valueratios, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor.

Pengertian Saham

Muhamad Samsul (2006:45) mendefinisikan saham sebagai tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder).

Pengertian Return Abnormal

Menurut Muhamad Samsul (2006:275) return abnormal adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information) sesudah informasi resmi diterbitkan

METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah beberapa perusahaan yang go public yang sahamnya tergolong dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Data Data yang diperlukan untuk mendukung analisis dan pengujian hipotesis adalah data sekunder yang disediakan perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia. Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi bukan pengelolanya.

Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return abnormal yaitu seberapa besar selisih return sesungguhnya pada hari ke t dengan return yang diharapkan pada hari ke t, maka perhitungan menggunakan rumus : AR = Rit – E(Rit) Ar it = Return Abnormal saham I pada periode peristiwa hari ke t Rit = Return Aktual untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t E(Rit) = Return Harapan untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t Metode Penentuan Sampel Populasi

Populasi meliputi emiten dan saham biasa yang masuk dalam kelompok Indeks LQ45 periode semester I 2009 di BEI. Menurut Fact Book 2000 dikutip dari Lako (2006) Indeks LQ45 terdiri atas 45 perusahaan yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga terdiri dari saham yang likuiditas tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut.

Sampel Sampel yang diteliti meliputi LQ45 periode semester I yang mengumumkan laporan keuangan tahunan auditan 2007 dan 2008. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dan penentuan sampel terakhir diperoleh setelah melakukan beberapa prosedur yang diperlukan : 1. Mengeluarkan emiten lembaga

keuangan (bank), karena memiliki pengukuran rasio yang berbeda.

Page 4: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

2. Mengeluarkan emiten yang tidak mengumumkan laporan keuangan tahunan periode 2007 dan 2008.

Metode Dan Teknik Analisis Data Metode studi peristiwa (event studies) digunakan dalam mempelajari dampak atau pengaruh suatu peristiwa terhadap harga saham dipasar. Teknik analisis data dan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdapat langkah-langkah yang dilakukan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan penghitungan untuk masing-masing rasio keuangan yang menjadi variabel bebas yaitu current ratio, debt equity ratio, net profit margin, return on equty dan total asset turnover. Kemudian melakukan penglompokkan masing-masing rasio keungan ke dalam rasio keuangan Good News (GN) dan Bad News (BN). Suatu rasio keuangan diklasifikasikan sebagai Good News (GN) apabila mengalami kenaikan atau pertambahan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan positif kemampuan perusahaan dari tahun sebelumnya. Penurunan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan negatif kemampuan perusahaan dari tahun sebelumnya diklasifikasikan sebagai Bad News (BN). Khusus rasio leverage, penurunan nilai rasio keuangan dari tahun sebelumnya diklasifikasikan sebagai Good News (GN) sedangkan kenaikan nilai rasio dari tahun sebelumnya diklasifikasikan sebagai Bad News (BN). Perhitungan dan pengelompokkan rasio dimaksudkan untuk mengkategorikan emiten yang menjadi sampel dalam penelitian,

karena itu setelah didapat kategori rasio maka masing-masing emiten dipisahkan ke dalam masing-masing kelompok dan kategori rasionya.

2. Menentukan waktu periode peristiwa atau periode pengamatan (window period) dan periode estimasi (estimation period). Penulis mengasumsikan bahwa informasi yang diterima investor sangat banyak dan peralihan informasi begitu cepat, karena itu periode peristiwa ditentukan selama 5 hari yaitu 2 hari sebelum (t-1, t-2), hari terjadinya peristiwa (t0) dan sesudah terjadinya peristiwa (t1, t2). Periode estimasi yang digunakan untuk membentuk struktur model return harapan (expected return model) adalah 30 hari sebelum periode pengamatan atau sebelum t-2.

3. Menghitung koefisien alpha (αi) dan beta (βi) masing-masing emiten dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Data yang digunakan adalah return harian saham biasa dan return saham pada periode estimasi untuk mengetahui nilai dari alpha (αi) dan beta (βi) yang digunakan dalam perhitungan return harapan.

4. Untuk menghitung return aktual pasar masing-masing emiten untuk periode estimasi dan periode peristiwa atau pengamatan. Digunakan rumus sebagai berikut:

Rit = Return aktual untuk saham i pada hari ke t Pt = Harga saham pada saat t Pt-1 = Harga saham pada hari (sebelumnya)ke t-1

Page 5: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

5. Mengingat data yang digunakan adalah data LQ45 maka perhitungan return pasar (market return) pada saat periode estimasi dan periode peristiwa digunakan indeks LQ45 sebagai indeks pasar. Perhitungan return pasar adalah sebagai berikut:

Rmt = Return pasar untuk saham i

pada periode estimasi hari ke t LQ45 = LQ45 pada periode estimasi hari ke t LQ45t-1=IHSG pada periode estimasi hari (sebelumnya) ke t-1

6. Mengestimasi return harapan dengan model pasar (market model), menurut beberapa peneliti merupakan model yang memiliki potensi yang lebih kuat dibandingkan dengan model lain. Return harapan berdasarkan model pasar di rumuskan sebagai berikut:

E (Rit) = αi + βi. Rmt

E(Rit)= Return harapan untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t αi = intercept untuk saham ke-i

βi = koefisien slope yang merupakan beta dari saham ke-i

Rmt = Market return untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t

7. Rumus menghitung Abnormal Return (AR) untuk masing-masing emiten

ARit = Return abnormal saham i pada periode peristiwa hari ke t Rit = Return aktual untuk saham i

pada periode peristiwa hari ke t E(Rit)= Return harapan untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t

8. Menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR)

CARi,t= Return abnormal kumulatif seluruh sekuritas pada waktu t ∑ARit= Return abnormal total saham i pada waktu t

9. Menghitung Average Abnormal Return (AAR)

AAR i,t = CARi,t n

AAR i,t= Return abnormal rata-rata seluruh sekuritas pada waktu t CARi,t= Return abnormal kumulatif seluruh sekuritas pada waktu t n = Jumlah sekuritas

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Data obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar dan termasuk kategori LQ45 periode semester I 2009 yang mengumumkan laporan keuangan tahunan auditan 2007 dan 2008 di Bursa Efek Indonesia dan bukan termasuk lembaga keuangan. Perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan, dengan menggunakan metode purposive sampling. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang dipilih untuk menjadi objek dalam penelitian:

Page 6: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

Table 1 Nama-nama Perusahaan Yang Menjadi Obyek Penelitian dan Tanggal

Pengumuman Laporan Keuangan

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan Tanggal pengumuman

laporan keuangan

1 Astra Agro Lestari Tbk. AALI 20 februari

2 Akr Corporindo Tbk AKRA 25 maret

3 Aneka Tambangaraya (Persero) Tbk. ANTM 20 maret

4 Astra Internasional Tbk. ASII 26 februari

5 Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 19 maret

6 Bakrie & Brother Tbk. BNBR 8 april

7 Bakrie Telecom Tbk. BTEL 24 maret

8 Bumi Resource Tbk. BUMI 27 maret

9 Charoen Pokphan Indonesia Tbk. CPIN 27 maret

10 Central Proteinaprima Tbk. CPRO 20 maret

11 Ciputra Development Tbk. CTRA 18 maret

12 Darma Henwa Tbk. DEWA 27 maret

13 Bakrieland Development Tbk. ELTY 16 maret

14 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 27 maret

15 Internasional Nickel Indonesia Tbk. INCO 18 maret

16 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 19 maret

17 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. INKP 24 maret

18 Indosat Tbk. ISAT 15 april

19 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 25 februari

20 Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA 22 april

21 Lippo Karawaci Tbk. LPKR 2 februari

22 PP London Sumatera Tbk. LSIP 10 februari

23 Medco Energi Internasional Tbk. MEDC 24 maret

24 Media Nusantara Citra Tbk. MNCN 29 april

25 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS 28 april

26 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 4 maret

27 Sampoerna Agro Tbk. SGRO 20 februari

28 Holcim Indonesia Tbk SMCB 9 februari

29 Semen Gresik (Persero) Tbk. SMGR 12 maret

30 Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA 25 maret

31 Timah Tbk. TINS 20 maret

32 Telekomunikasi Indonesia Tbk. TLKM 11 mei

33 Bakrie Sumatra Plantation Tbk. UNSP 29 maret

34 United Tractors Tbk. UNTR 20 februari Sumber : www.idx.co.id

Page 7: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

Penelitian ini menguji mengenai perbedaan abnormal return secara keseluruhan emiten yang memiliki kondisi rasio keuangan bad news dengan emiten yang memiliki kondisi good news. Return abnormal terlihat kuat bila menggunakan rata-rata return abnormal secara keseluruhan dalam penelitian tersebut. Menurut Samsul (2006:276) return abnormal rata-rata dapat menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif maupun negatif, dari

keseluruhan jenis saham pada hari-hari tertentu. Di bawah ini merupakan data return abnormal rata–rata untuk setiap jenis dan kategori rasio keuangan dan untuk perhitungan masing-masing return abnormal rata–rata dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 2 AAR Rasio - rasio keuangan yang Bad News dan Good news

hari CR DER NPM ROE TATO

ke-t BN GN BN GN BN GN BN GN BN GN

t-2 -0.005 0.045 0.027 0.004 0.030 0.002 0.033 0.000 -0.009 0.028

t-1 -0.012 0.043 0.024 -0.003 0.028 -0.007 0.028 -0.004 -0.014 0.024

t0 0.003 0.054 0.039 0.008 0.047 -0.001 0.045 0.005 0.000 0.037

t1 0.001 0.046 0.034 0.004 0.035 0.004 0.038 0.002 -0.006 0.032

t2 -0.011 0.033 0.027 -0.018 0.031 -0.021 0.031 -0.017 -0.015 0.019

Sumber: Data diolah Dari hasil perhitungan abnormal

return rata–rata seperti yang tampak dalam Tabel 4.2, untuk rasio lancar (CR) yang bad news, return abnormal rata-rata menunjukkan kecenderungan negatif yaitu pada hari t-2, t-1, dan t2 yang besarnya return abnormal rata–rata untuk masing-masing hari tersebut adalah sebasar -0.005, -0.012, dan -0.011. Hari t0 dan t1 menunjukan return abnormal rata–rata yang positif sebesar sebesar 0.003 dan 0.001. Pada t-1 melemah dan menguat kembali pada t0 dan setelah itu melemah kembali pada t1 dan t2. Untuk rasio lancar yang good news menujukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari yaitu hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing-masing hari tersebut adalah sebesar 0.045, 0.043, 0.054, 0.046, dan

0.033. Dimana pada hari t0 menguat yaitu 0.043 pada hari t-1 menjadi 0.054 dihari t dan melemh kembali pada t1 dan t2.

Pada rasio utang atas modal (DER) dalam kondisi bad news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.027, 0.024, 0.039, 0.034, dan 0.027. Dimana pada hari t0 menguat yaitu dari 0.024 pada hari t-1 menjadi 0.039 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada t1 dan t2 yang masing-masing sebesar 0.034 dan 0.027. Untuk rasio utang atas modal yang good news return abnormal rata-rata cenderung positif yaitu pada untuk keempat hari t-2, t0, dan t1 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap

Page 8: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.004, 0.008, dan 0.004. return abnormal rata – rata menunjukkan dimana t-1 melemah lalu menguat pada t0 dan meemah kembali pada t1 dan t2.

Untuk margin laba bersih (NPM) pada kondisi bad news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.030, 0.028, 0.047, 0.035 dan 0.031. Dimana pada hari t0 menguat yaitu dari 0.028 pada hari t-1 menjadi 0.047 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2 . pada margin laba bersih pada kondisi good news return abnormal rata–rata cenderung negatif yaitu pada hari t-1, t0, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar -0.007, -0.001, dan -0.021. Dimana hari t-1 dan t0 melemah kemudian menguat pada t1 kemudian melemah kembali pada t2.

Pada rasio return on equity (ROE) pada kondisi bad news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.033, 0.028, 0.045, 0.038 dan 0.031. Dimana pada

hari t0 menguat yaitu dari 0.028 pada hari t-1 menjadi 0.045 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2. untuk rasio ROE pada kondisi good news return abnormal rata–rata cenderung positif yaitu pada hari t-2, t0, dan t1 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.000, 0.005, dan 0.002. Dimana pada hari t-1 melemah dan menguat pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2.

Pada rasio total asset turn over (TATO) pada kondisi bad news return abnormal rata–rata cenderung negatif pada hari t-2, t-1, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar -0.009, -0.014, -0.006, dan -0.015. Dimana pada hari t-1 melemah dibandingkan t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2. Untuk rasio TATO pada kondisi good news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.028, 0.024, 0.037, 0.032 dan 0.019. Dimana pada hari t0 menguat dari 0.024 pada hari t-1 menjadi 0.037 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2 .

Analisis Uji Beda Return Abnormal Rata–Rata Rasio yang Bad News & Good News Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Lancar

Tabel 3

Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio Lancar

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AARCRBN -.00480 5 .006797 .003040

AARCRGN .04420 5 .007530 .003367

Sumber : hasil SPSS

Page 9: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki rasio lancar yang bad

news sebesar -0.00480 dan return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki rasio lancar yang good news sebesar0.04420.

Tabel 4 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio Lancar

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Lower Upper

Pair 1 AARCRBN - AARCRGN -.049000 .004528 .002025 -.054622 -.043378 -24.199 4 .000

Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil

thitung sebesar -24.199 dan ttable sebesar -2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi t), karena nilai thitung > ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho. Oleh karena nilai thitung tidak berada di daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata yang memiliki rasio lancar bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio lancar good news.

Dari tabel diatas dapat dilihat thitung sebesar -24.199 dengan probabilitas

sebesar 0.000. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai probabilitasnya sebesar 0 (0.000/2). Karena probabilitas < α (5%) atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio lancar bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio lancar good news secara signifikan terhadap reaksi investor yang dapat disebabkan oleh kondisi masing-masing perusahaan.

Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Utang Atas Modal

Tabel 5 Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio Utang atas Modal

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AARDERBN .03020 5 .006140 .002746

AARDERGN -.00100 5 .010296 .004604

Sumber : Hasil SPSS

Page 10: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki rasio utang atas modal

yang bad news sebesar 0.03020 dan return abnormal rata-rata untuk emiten yang memiliki rasio utang atas modal yang good news sebesar -0.00100.

Tabel 6 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio Utang atas Modal

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed) Lower Upper

Pair 1 AARDERBN - AARDERGN .031200 .008319 .003720 .020871 .041529 8.387 4 .001

Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung

sebesar 8.387 dan ttable sebesar 2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho. Oleh karena nilai thitung tidak berada di daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio utang atas modal bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio utang atas modal good news.

Dari tabel diatas dapat dilihat thitung sebesar 8.387 dengan probabilitas sebesar 0.001. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai

probabilitasnya sebesar 0.0005 (0.001/2). Karena probabilitas < α (5%) atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio utang atas modal bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio utang atas modal good news secara signifikan terhadap reaksi investor yang dapat disebabkan oleh kondisi masing-masing perusahaan.

Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Margin Laba Bersih Tabel 7

Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio Margin Laba Bersih

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AARNPMBN .03420 5 .007596 .003397

AARNPMGN -.00460 5 .010065 .004501

Sumber : Hasil SPSS Berdasarkan tabel diatas, maka

didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu

return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki rasio margin laba bersih yang bad news sebesar 0.03420 dan

Page 11: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki rasio margin laba bersih

yang good news sebesar -0.00460.

Tabel 8 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio Margin Laba Bersih

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Lower Upper

Pair 1 AARNPMBN - AARNPMGN .038800 .010616 .004748 .025618 .051982 8.172 4 .001

Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung

sebesar 8.172 dan ttable sebesar 2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho.

Oleh karena nilai thitung tidak berada di daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio margin laba bersih bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio margin laba bersih good news.

Dari tabel diatas dapat dilihat thitung sebesar 8.172 dengan probabilitas

sebesar 0.001. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai probabilitasnya sebesar 0.0005(0.001/2). Karena probabilitas < α (5%) atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata yang memiliki rasio margin laba bersih bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio margin laba bersih good news secara signifikan terhadap reaksi investor yang dapat disebabkan oleh kondisi masing-masingperusahaan.

Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Return on Equity

Tabel 9 Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio return on equity

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AARROEBN .03500 5 .006671 .002983

AARROEGN -.00280 5 .008585 .003839

Sumber : Hasil SPSS Berdasarkan tabel diatas, maka

didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu return abnormal rata–rata untuk emiten

yang memiliki return on equity yang bad news sebesar 0.03500 dan untuk emiten yang memiliki return on equity yang good news sebesar -0.00280.

Page 12: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

Tabel 10 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio return on equity

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed) Lower Upper

Pair 1 AARROEBN - AARROEGN .037800 .006496 .002905 .029734 .045866 13.011 4 .000

Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung

sebesar 13.011 dan ttable sebesar 2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho.

Oleh karena nilai thitung tidak berada di daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki return on equity bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki return on equity good news.

Dari tabel diatas dapat dilihat thitung sebesar 13.011 dengan probabilitas

sebesar 0.000. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai probabilitasnya sebesar 0 (0.000/2). Karena probabilitas < α (5%) atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki return on equity bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki return on equity good news secara signifikan terhadap reaksi investor yang dapat disebabkan oleh kondisi masing-masing perusahaan.

Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Total Asset Turn Over Tabel 11

Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio total asset turn over

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AARTATOBN -.00880 5 .006140 .002746

AARTATOGN .02800 5 .006964 .003114

Sumber : Hasil SPSS Berdasarkan tabel diatas, maka

didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki total asset turn over

yang bad news sebesar -0.00880 dan untuk emiten yang memiliki total asset turn over yang good news sebesar 0.02800.

Page 13: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

Tabel 12 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio total asset turn over

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed) Lower Upper

Pair 1 AARTATOBN - AARTATOGN -.036800 .001643 .000735 -.038840 -.034760 -50.078 4 .000

Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil

thitung sebesar -50.078 dan ttable sebesar -2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho. Oleh karena nilai thitung berada di daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki total asset turn over bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki total asset turn over good news.

Dari tabel diatas dapat dilihat thitung sebesar -50.078 dengan probabilitas sebesar 0.000. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai probabilitasnya sebesar 0 (0.000/2). Karena probabilitas < α (5%) atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang memiliki total asset turn over bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki total asset turn over good news news secara signifikan terhadap

reaksi investor yang dapat disebabkan oleh kondisi masing-masing perusahaan. KESIMPULAN

Terdapat perbedaan yang signifikan reaksi investor terhadap masing-masing rasio dan masing-masing kategori baik Bad News atau Good News dilihat dari return abnormal rata-rata ketika terjadi informasi fundamental yang bersifat Bad News dan yang bersifat Good News DAFTAR PUSTAKA

Andreas lako, 2006, Relevansi Informasi Akuntansi Untuk Pasar Saham Indonesia, Amara Books, Yogyakarta.

Bodie/Kane/marcus, 2006, Investasi, Edisi keenam, Buku 1, Salemba empat, Jakarta.

Chairul Anwar, 2004, Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Darsono, MBA.,Akt & Ashari, SE., Akt, 2004, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, ANDI, Yogyakarta.

Dega Cahyono, 2003, Analisis Fundamental Pada Perusahaan Rokok yang Terdapat diBEJ (Studi Kasus 1998-2002), Universitas Gunadarma, Jakarta.

Dian Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani, 2005, Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Pada

Page 14: REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang

Perusahaan Di Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEJ, Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Dwi priyatno, 2008, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom, Yogyakarta.

Frank J.Fabozzi, 1999, Manajemen Investasi, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Luciana Spica Almilia, S.E., M. Si. dan Lailul L. Sifa, S.E., 2006, Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi IX.

Lukas Setia Atmaja, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi revisi, Andi Offset, Yogyakarta.

Muhamad Samsul, 2006, Pasar Modal & Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta.

Pandji Anoraga & Piji Pakarti, 2006, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

Rahmawati dan Tri Suryani, 2005, Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII.

S. Munawir, akuntan, 2004, Analisa Laporan Keuangan, edisi 4, Liberty, Yogyakarta.

Tjiptono Darmadji & Hendy M.Fakhruddin, 2006, Pasar Modal Di Indonesia dan Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.