rangkuman teori akuntansi

68
Tugas 13 MAKALAH Kelas B: Deadline: 03 June 2013 Time: 06.00. Kelas A: Deadline: 04 June 2013 Time: 06.00. MAKALAH. Tulis sebuah makalah tentang teori akuntansi yang berisi rangkuman materi mata kuliah Teori Akuntansi dalam semester ini. Karakteristik makalah: 1) Makalah disusun secara sistematis komprehensif dengan disertai ilustrasi-ilustrasi yang bersifat teknis. 2) Makalah yang anda susun diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan/atau praktisi yang ingin memahami teori akuntansi, khususnya bagi mahasiswa akuntansi yang sedang mempersiapkan ujian komprehensif dalam materi akuntansi keuangan. 3) Penilaian makalah didasarkan pada: a) kualitas substansi (antara lain, kualitas kesesuaian substansi makalah dengan tujuan penugasan, kualitas referensi, kualitas deskripsi termasuk kualitas penggunaan gambar/grafik dan ilustrasi, dan kualitas pembahasan serta kualitas penyimpulan), dan b) kualitas penyajian (antara lain, kelengkapan, kualitas format—termasuk penulisan kutipan dan referensi, kualitas bahasa—kata, kalimat, paragraf, dst.). Keterangan: • Tugas ini merupakan tugas individual. • Pada perkuliahan dengan topik ybs., setiap mahasiswa diminta siap untuk presentasi. • File makalah menggunakan MSWord DAN PowerPoint (atau program aplikasi sejenis). • Kutip “deskripsi tugas” dan buat “surat pengantar” yang menjelaskan proses pengerjaan tugas ini.

Upload: khalid-qeis-muhammad-putra

Post on 19-Jan-2016

419 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

RMK TA

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Teori Akuntansi

Tugas 13 MAKALAH Kelas B: Deadline: 03 June 2013 Time: 06.00. Kelas A: Deadline: 04 June 2013 Time: 06.00. MAKALAH. Tulis sebuah makalah tentang teori akuntansi yang berisi rangkuman materi mata kuliah Teori Akuntansi dalam semester ini. Karakteristik makalah: 1) Makalah disusun secara sistematis komprehensif dengan disertai ilustrasi-ilustrasi yang bersifat teknis. 2) Makalah yang anda susun diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan/atau praktisi yang ingin memahami teori akuntansi, khususnya bagi mahasiswa akuntansi yang sedang mempersiapkan ujian komprehensif dalam materi akuntansi keuangan. 3) Penilaian makalah didasarkan pada: a) kualitas substansi (antara lain, kualitas kesesuaian substansi makalah dengan tujuan penugasan, kualitas referensi, kualitas deskripsi termasuk kualitas penggunaan gambar/grafik dan ilustrasi, dan kualitas pembahasan serta kualitas penyimpulan), dan b) kualitas penyajian (antara lain, kelengkapan, kualitas format—termasuk penulisan kutipan dan referensi, kualitas bahasa—kata, kalimat, paragraf, dst.). Keterangan: • Tugas ini merupakan tugas individual. • Pada perkuliahan dengan topik ybs., setiap mahasiswa diminta siap untuk presentasi. • File makalah menggunakan MSWord DAN PowerPoint (atau program aplikasi sejenis). • Kutip “deskripsi tugas” dan buat “surat pengantar” yang menjelaskan proses pengerjaan tugas ini.

Page 2: Rangkuman Teori Akuntansi

Surat Pengantar

Tugas individu ini dikerjakan Minggu, 02 Juni 2013 pukul 16.00 dengan diskusi bersama teman satu kelompok

Dalam pengerjaan kami menggunakan referensi buku Teori Akuntansi (Suwardjono) serta menggunakan bahan lain dari internet sebagai tambahan informasi.

Page 3: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 1

PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Ilmu akuntansi tidak hanya semata merupakan ilmu untuk menghitung aset

perusahaan, tetapi juga ilmu akuntansi mencakup bidang-bidang Seni, Sains dan

Teknologi.

Akuntansi sebagai Seni merupakan keterampilan mengerjakan sesuatu atau

menerapkan suatu konsep/pengetahuan yang memerlukan perasaan,

intuisi, pengalaman, bakat, dan pertimbangan (judgment).Keahlian dan

pengalaman untuk memilih perlakuan terbaik dalam rangka mencapai

suatu tujuan.Nilai (moral, ekonomik, dan sosial) menjadi basis

pertimbangan.

Akuntansi sebagai seni yaitu akuntansi sebagai bidang pengetahuan

keterampilan, keahlian, dan kerajinan yang menuntut praktik untuk

menguasainya.Akuntansi menuntut pertimbangan (judgment) dalam

penerapannya.Pertimbangan harus dituntun oleh pengalaman dan

pengetahuan (profesionalisma).

Akuntansi sebagai sains --> Akuntansi sebagai bidang pengetahuan yang

menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas

nilai. Penjelasan dinyatakan dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip

umum, atau hipotesis yang tidak langsung berkaitan dengan

kebijakan. Pertimbangan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah

ilmiah(rules of science).

Akuntansi sebagai teknologi adalah Penggunaan pengetahuan ilmiah

dalam suatu wilayah negara untuk menyediakan informasi keuangan

dalam rangka mencapai tujuan sosial dan ekonomik.

Pengertian Teori Akuntansi

Page 4: Rangkuman Teori Akuntansi

Suatu penalaran logis untuk mengevaluasi dan mengembangkan praktik

akuntansi. Hasil penalaran logis adalah suatu rerangka konseptual yang menjadi

semacam konstitusi akuntansi. Adanya tujuan sosial yang harus dicapai oleh

akuntansi menjadikan teori akuntansi banyak membahas pertimbangan nilai.

Pembagian atas dasar sasaran yang ingin dicapai

Teori akuntansi dibedakan menjadi teori positif dan normatif. Teori positif

menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar pengamatan

empiris. Teori normatif menjelaskan fenomena akuntansi untuk menjustifikasi

atau membenarkan standar akuntansi karena tujuan akuntansi tertentu harus

dicapai.

Teori Akuntansi sebagai Sains (Teori positif)

Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi (pernyataan) yang saling berkaitan

secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena

akuntansi.

Teori Akuntansi sebagai Teknologi (Teori normatif)

Penalaran logis yang melandasi praktik akuntansi. Proses penalaran untuk

menjustifikasi kelayakan praktik atau prinsip akuntansi tertentu. Teknologi

melekat pada perekayasaan pelaporan keuangan.

Sasaran Teori Akuntansi

Positif: Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah

kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai

fakta. Fakta sebagai sasaran.

Normatif: Penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu

perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Nilai sebagai sasaran.

Page 5: Rangkuman Teori Akuntansi

Pendekatan penalaran

Penalaran merupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan

mengevaluasi validitas/kelayakan suatu pernyataan, simpulan, penjelasan, atau

prinsip.

Page 6: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 2

PENALARAN (REASONING)

Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan

mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan

secara logis dan objektif apakah suatu pernyataan valid (benar atau salah)

sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri atas

masukan, proses, dan keluaran.

Unsur atau Komponen Penalaran

Pernyataan atau asersi (assertion) : pernyataan bahwa sesuatu adalah

benar atau penegasan tentang suatu realitas.

Keyakinan (belief) : kebersediaan untuk menerima kebenaran suatu

pernyataan.

Argumen (argument) : proses penurunan simpulan atau konklusi atas

dasar beberapa asersi yang berkaitan secara logis.

Argumen adalah serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang

terlibat di dalamnya. Simpulan dinyatakan pula dalam bentuk asersi. Merupakan

bukti rasional akan kebenaran suatu pernyataan. Argumen membentuk,

memelihara, atau mengubah keyakinan.

Jenis dan Fungsi Asersi

Jenis

Asumsi (assumption)

Hipotesis (hypothesis)

Pernyataan fakta (statement of facts)

Fungsinya sebagai pernyataan premis dan konklusi.

Page 7: Rangkuman Teori Akuntansi

Keyakinan adalah kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar

tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut

benar atau tidak.

Properitas Keyakinan

Keadabenaran

Bukan pendapat

Bertingkat

Berbias

Bermuatan nilai

Berkekuatan

Veridikal

Berketertempaan

Jenis Argumen

Argumen Deduktif : Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian

asersi umum yang disepakati atau dianggap benar (disebut premis baik major

maupun minor). Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut argumen

logis (logical argument).

Kriteria Kebenaran Argumen Deduktif

Kelengkapan

Kejelasan

Kesahihan

Keterpercayaian

Page 8: Rangkuman Teori Akuntansi

Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah kebenaran logis bukan

kebenaran empiris (realitas). Kriteria kebenaran logis:

1. Semua premis benar

2. Konklusi mengikuti semua premis

3. Semua premis dapat diterima

Argumen Induktif : Argumen yang simpulannya merupakan perampatan atau

generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus sebagai premis. Generalisasi

menjadikan argumen induktif merupakan argumen ada benarnya (plausible

argument) bukan argumen pasti benarnya atau logis (logical argument).

Argumen Sebab-Akibat (Causal Generalization) : Argumen untuk mendukung

bahwa perubahan faktor tertentu disebabkan oleh faktor yang lain. Kriteria

Penyebaban:

1. Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek).

2. Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor akibat.

3. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang diidenfikasi.

Kecohan (Fallacy)

Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu argumen yang

mengandung catat (faulty) atau tidak valid. Orang dapat terkecoh akibat taktik

membujuk selain dengan argumen yang valid.

Orang dapat mengecoh atau terkecoh lantaran:

1. Strategem

2. Salah nalar (reasoning fallacy)

3. Aspek manusia dalam berargumen

Kecohan lantaran Strategem

Page 9: Rangkuman Teori Akuntansi

• Persuasi taklangsung

• Membidik orangnya

• Menyampingkan masalah

• Misrepresentasi

• Imbauan cacah

• Imbauan autoritas

• Imbauan tradisi

• Dilema semu

• Imbauan emosi

Kecohan lantaran Salah Nalar

• Menyangkal anteseden

• Pentaksaan

• Perampatan-lebih

• Parsialitas

• Pembuktian dengan analogi

• Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban

• Menarik simpulan pasangan

Kecohan lantaran Aspek Manusia

• Puas dengan penjelasan sederhana

• Kepentingan mengalahkan nalar

Page 10: Rangkuman Teori Akuntansi

• Sindroma tes klinis

• Mentalitas Djoko Tingkir

• Merasionalkan daripada menalar

• Persistensi

• Fiksasi fungsional

Page 11: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 3

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Pelaporan Keuangan

Bagaimana informasi akuntansi dalam suatu masyarakat (negara) diatur,

disediakan, dan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu (sosial dan

ekonomik). Pelaporan keuangan yang berjalan merupakan hasil dari perekayasaan

pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi struktur dan proses.

Statement Keuangan

Media utama pelaporan keuangan. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU),

terutama standar akuntansi, menentukan bentuk, isi, dan susunan statement

keuangan. Pedoman resmi yang membentuk PABU ditetapkan dengan cara

seksama.

Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan

mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk menunjang pencapaian

tujuan negara. Perekayasaan melibatkan pemilihan dan pertimbangan ideologi,

teori, konsep dasar, dan teknologi yang tersedia secara praktis dan teoritis dengan

mempertimbangkan faktor lingkungan negara.

Hasil Perekayasaan

Didokumentasi dalam bentuk Rerangka Konseptual yang dapat dianalogi

fungsinya dengan konstitusi.

Langkah-Langkah Perekayasaan

1. Penentuan konsep dasar, postulat, faktor lingkungan.

Page 12: Rangkuman Teori Akuntansi

2. Penetapan tujuan pelaporan.

3. Pengidentifikasian pihak yang dituju oleh pelaporan

4. Pemilihan dan penentuan informasi yang diperlukan.

5. Penentuan cara menyampaikan informasi

6. Pengidentifikasian kendala-kendala pelaporan

7. Penyusunan dokumen resmi dalam bentuk pernyataan konsep

8. Penetapan standar akuntansi dan perancangan sistem akuntansi dalam

rangka penerapan standar.

Proses Saksama

1. Evaluasi masalah

2. Riset dan analisis

3. Diskusi dan penyusunan Memorandum Diskusi (MD)

4. Dengar pendapat terhadap MD

5. Diskusi dan pertimbangan terhadap dengar pendapat

6. Penebitan Draft Pernyataan (DP)

7. Analisis dan petimbangan atas tanggapan DP

8. Keputusan untuk menerbitkan pernyataan

9. Penerbitan secara resmi pernyataan

Rerangka Konseptual (FASB)

Pengertian

Beberapa tujuan dan hal mendasar yang saling berkaitan yang membentuk suatu

sistem/ rerangka terpadu yang melandasi penyusunan standar akuntansi yang

konsisten dan yang menetapkan sifat, fungsi, dan keterbatasan pelaporan

keuangan dan statement keuangan.

Sasaran

Melayani kepentingan publik dengan menyediakan struktur dan haluan pelaporan

akuntansi dan keuangan untuk memfasiltasi penyediaan informasi keuangan dan

yang berkaitan secara objektif yang bermanfaat dalam membantu bekerjanya

Page 13: Rangkuman Teori Akuntansi

pasar modal dan lainnya secara efisien dalam rangka alokasi sumber ekonomik

(langka) dalam perekonomian masyarakat (negara).

Manfaat atau fungsi

1. Pedoman bagi penyusun standar

2. Acuan pemecahan masalah praktik akuntansi

3. Batas pertimbangan penyusunan statement keuangan

4. Pendidikan dalam pemahaman dan peningkatan keyakinan

5. Peningkatan keterbandingan antarperusahaan

Komponen konsep

1. Tujuan pelaporan keuangan

2. Kriteria kualitas informasi

3. Elemen-elemen statement keuangan

4. Pengukuran dan pengakuan

dinyatakan dalambentuk pernyataan konsep (Statement of Financial Accounting

Concepts)

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Rerangka konseptual harus dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi sebagai

pedoman operasional pelaporan di tingkat perusahaan. Diperlukan rerangka

pedoman lebih dari sekedar standar akuntansi untuk menentukan kewajaran

penyajian statement keuangan. PABU merupakan rerangka pedoman membatasi

sumber-sumber prinsip akuntansi yang layak dianut berdasarkan

keautoritatifannya.

Page 14: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 4

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB

sebagai suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental

yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang

konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan

dan laporan keuangan.

Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan

fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasari

akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian,

dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan

pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-

konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan

sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan

menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting

Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting

concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:

1. SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”,

yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.

Page 15: Rangkuman Teori Akuntansi

2. SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”,

yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi

bermanfaat.

3. SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”,

yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan

keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.

4. SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of

business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan

pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.

5. SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan

SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan

organisasi-organisasi nirlaba.

6. SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in

accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi

pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang

(present value) sebagai dasar pengukuran

Pengurus pusat IAI pada tanggal 7 september 1994, menamakan kerangka

konseptual indonesia dengan istilah “ Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian

Laporan Keuangan “

PENGERTIAN DAN MANFAAT KERANGKA DASAR

IAI (2004, hal. 1) menyatakan bahwa tujuan kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

1. Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan

tugasnya

2. Penyusunan laporan keuangan untuk menanggulangi masalah

akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan

3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan

keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum

Page 16: Rangkuman Teori Akuntansi

4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang

disajikan dalam lk yang disusun sesuai PSAK

TUJUAN

Menurut IAI tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang

berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi hasil usaha serta perubahan posisi

keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

ASUMSI DASAR

Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004,

hal.6) menetapkan dua asumsi dasar yaitu:

1. Dasar Akrual

Asumsi ini mengandung arti bahwa pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui

pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar)

dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada

periode bersangkutan

2. Kelangsungan Usaha

Asumsi ini memiliki arti bahwa perusahaan diasumsikan akan beroperasi terus di

masa depan tanpa batasan, tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau

mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut

timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan

dasar yang digunakan harus diungkapkan.

IASB menyatakan bahwa kerangka konseptual meliputi:

1. Menentukan tujuan laporan keuangan

2. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna

Page 17: Rangkuman Teori Akuntansi

3. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk

pengakuan dan pengukuran mereka dalam laporan keuangan.

4. Konsep modal dan pemeliharaan modal

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

1. Informasi tentang posisi keuangan

2. Informasi tentang kinerja

3. Informasi tentang perubahan dalam posisi keuangan

ASUMSI DASAR

1. Dasar akrual

2. Kelangsungan usaha

KARAKTERISTIK KUALITATIF

1. Dapat dipahami

2. Relevan

3. Keandalan

4. Dapat dibandingkan

UNSUR LAPORAN KEUANGAN

1. Asset

2. Kewajiban

3. Ekuitas

4. Penghasilan

5. Beban

Page 18: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 5

KONSEP DASAR

Pengertian

Konsep yang dianut dan dijadikan dasar dalam penalaran dan perekayasaan.

Disebut dasar karena kalau dianut akan mempunyai implikasi tertentu. Standar

pada umumnya dilandasi konsep dasar tertentu. Disebut dengan berbagai nama.

Berbagai Nama

• Postulat (postulates)

• Asumsi dasar (basic assumptions)

• Sifat dasar (basic features)

• Prinsip mendasar/umum (pervasive/broad principles)

• Aksioma (axioms)

• Doktrin (doctrines)

• Konvensi (conventions)

• Fundamental (fundamentals)

• Premis dasar (basic premises)

• Kendala (constraints)

Sumber Konsep Dasar

• IAI/IASC

• Paul Grady

• Accounting Principles Board (APB)

• Wolk, Tearney, dan Dodd

• Anthony, Hawkins, dan Merchant

• Paton dan Littleton

• Sumber lain (buku-buku akuntansi keuangan pada umumnya termasuk

buku-buku teori akuntansi)

Page 19: Rangkuman Teori Akuntansi

Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dipandang sebagai badan atau orang

yang:

• berdiri sendiri,

• bertindak atas namanya sendiri, dan

• terpisah dari pemilik.

Konsep ini didukung secara administratif dan yuridis. Batas kesatuan adalah

ekonomik bukan yuridis.

Implikasi Konsep Kesatuan Usaha

• Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek pelaporan

• Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan bisnis sehingga

perlu adanya pertanggungjelasan

• Ekuitas bermakna sebagai “utang” perusahaan kepada pemilik

• Pendapatan merupakan kenaikan aset

• Biaya merupakan penurunan aset

• Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan

• Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar

• Statemen keuangan berartikulasi

Kontinuitas Usaha

Kesatuan usaha akan berlangsung terus bila tidak ada gejala atau rencana untuk

membubarkannya. Dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan.

Lawan/pasangan konsep likuidasi.

Dasar validitas konsep:

Page 20: Rangkuman Teori Akuntansi

• Masa datang tidak pasti

• Kelangsungan hidup merupakan harapan umum

Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha

• Laba periodik menjadi informasi penting dalam menilai daya melaba

(earning power)

• Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan aliran laba jangka

panjang sehingga bersifat tentatif

• Statemen laba-rugi periodik harus disajikan secara komparatif atau serial

• Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa

harus masuk dalam statemen laba-rugi (mendasari all-inclusive)

• Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa bukan nilai

perusahaan

Penghargaan Sepakatan

Jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau

pertukaran merupakan pengukur dan bahan olah akuntansi yang paling objektif.

Dasar validitas konsep:

• Sebagian kegiatan perusahaan melibatkan pertukaran

• Kesepakatan dua pihak independen menjamin objektivitas dan

keterandalan pengukuran.

Asumsi/Implikasi Penghargaan Sepakatan

• Pihak yang melakukan pertukaran merupakan pihak yang independen dan

setara dalam hal kemampuan dan kehendak (arm’s length bargaining).

• Satuan mata uang stabil.

• Kos merupakan pengukur bukan elemen statemen keuangan.

Page 21: Rangkuman Teori Akuntansi

• Biaya tidak tepat sebagai padan kata cost.

• Kos merepresentasi besarnya jasa di balik angka kos.

• Kos merupakan pengukur semua elemen statemen keuangan yang berbasis

kos historis

Kos Melekat

Kos melekat pada objek yang direpresentasinya. Gabungan berbagai objek untuk

membentuk objek baru hanya memerlukan gabungan kos yang melekat pada tiap

objek pembentuk.

Dasar validitas konsep:

• Tujuan penelusuran kos adalah untuk merunut upaya

• Kos dapat dipecah dan digabung seakan-akan mempunyai daya saling

mengikat

• Dilandasi kos terkandung (embodied cost)

Implikasi Kos Melekat

• Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.

• Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan, penelusuran, dan

pembebanan.

• Penggabungan kos tidak memperhitungkan/ mengakui tambahan utilitas

objek yang diikuti.

• Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen

terhadapnya (Gambar 5.8).

• Produk menjadi wadah penggabungan kos yang mudah dikaitkan dengan

produk.

• Perioda menjadi wadah penggabungan kos yang tidak mudah dikaitkan

dengan produk.

Page 22: Rangkuman Teori Akuntansi

Upaya dan Hasil

Biaya merupakan upaya dalam rangka mencapai hasil atau capaian berupa

pendapatan. Jadi, biaya (penyerahan barang dan jasa) menimbulkan pendapatan

bukan sebaliknya, pendapatan menanggung biaya.

Dasar validitas konsep:

• Untuk mendapatkan sesuatu orang harus berusaha.

• Pada umumnya, orang mengharapkan upayanya membuahkan hasil.

• Upaya dilakukan dengan senang hati dan bukan beban siksaan, atau

cobaan.

• Hasil pada umumnya sepadan dengan upaya.

Implikasi Upaya dan Hasil

• Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang bermakna.

• Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi pendapatan dan biaya

yang ideal.

• Laba akuntansi merupakan residual hasil penandingan.

• Hanya kos aktual yang ditandingkan.

• Dianutnya asas akrual.

• Depresiasi merupakan bagian dari upaya.

• Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka panjang.

Bukti Terverifikasi dan Objektif

Kebermanfaatan informasi akan tinggi kalau informasi didukung dengan bukti

yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Terverifikasi yaitu memungkinkan

orang untuk meyakinkan kebenaran akan sesuatu. Objektif yaitu penentuan

kebenaran didasarkan atas fakta bukan subjektivitas. Akuntansi mendasarkan diri

pada objektivitas relatif sesuai dengan keadaan yang melingkupi.

Page 23: Rangkuman Teori Akuntansi

Implikasi Bukti Terverifikasi dan Objektif

• Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan.

• Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.

• Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti yuridis.

• Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam akuntansi bersifat relatif

atau bertingkat (terbaik diperoleh) bukannya mutlak.

Asumsi

Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak dilandasi oleh asumsi-asumsi

tertentu yaitu:

• Harapan atau pengalaman umum menjadi landasan konsep kontinuitas

usaha.

• Perioda satu tahun diasumsi tidak terlalu pendek atau panjang.

• Kos sebagai pengukur dilandasi asumsi bahwa orang bertindak rasional.

• Unit moneter digunakan sebagai pengukur didasarkan pada asumsi bahwa

mata uang stabil.

• Penekanan pada penentuan laba didasarkan pada asumsi bahwa tujuan

umum perusahaan adalah mencari laba.

Konservatisma

Sikap dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengambil keputusan atas

dasar munculan yang terjelek.

Implikasi akuntansi:

Dalam kondisi ketidakpastian, akuntansi akan memilih perlakuan atau

menentukan standar atas dasar munculan yang kurang menguntungkan.

Akibatnya, biaya/rugi segera diakui walaupun belum pasti terjadi sementara

pendapatan/untung tidak diantisipasi atau diakui walaupun cukup pasti terjadi.

Page 24: Rangkuman Teori Akuntansi

Manfaat Konsep Dasar

• Menjadi komponen argumen dalam penalaran logis pada tingkat

perekayasaan, penetapan standar, atau penerapan standar.

• Terrefleksi di basis penyimpulan (basis for conclusion) dalam rerangka

konseptual sebagai hasil perekayasaan.

• Terrefleksi di latar belakang penyimpulan (background information)

dalam pernyataan standar akuntansi.

• Terrefleksi di kebijakan akuntansi (accounting policy) perusahaan dalam

buku pedoman akuntansi.

Page 25: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 6

ASET

Aset merupakan elemen neraca pembentuk informasi semantic berupa posisi

keuangan dan merepresentasi potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan

badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa.

aset adalah Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (probable) yang

diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian

masa lalu.

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat beberapa karakteristik utama yaitu:

1) Manfaat Ekonomik

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat

ekonomik di masa datang yang cukup pasti (probable). Ini mengisyaratkan

bahwa manfaat tersebut terukur dan dapat dikaitkan dengan kemampuannya

untuk mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa datang. Atau Manfaat

ekonomik aset ditunjukkan oleh potensi jasa atau utilitas yang melekat

padanya yaitu sumber daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan

kesatuan usaha dalam upayanya untuk mendatangkan pendapatan melalui

kegiatan ekonomik yaitu konsumsi, produksi, dan pertukaran.

2) Dikuasai oleh Entitas

Atas dasar konsep substansi daripada bentuk, suatu objek cukup dikuasai dan

tidak perlu dimiliki oleh kesatuan usaha untuk dapat disebut sebagai aset

kesatuan usaha. Penguasaan dapat diperoleh melalui pembelian, pemberian,

penemuan, perjanjian, produksi, penjualan, pertukaran, peminjaman,

penjaminan, pengkonsignaan (leasing), dan berbagai transaksi komersial

lainnya.

3) Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu

Page 26: Rangkuman Teori Akuntansi

Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. Bahwa

aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu adalah criteria untuk

memenuhi definisi tetapi bukan criteria untuk pengakuan. Manfaat ekonomik

dan penguasaan atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk memasukkan

suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha untuk dilaporkan via statemen

keuangan (neraca). Kriteria pengakuan yang lain harus dipenuhi

(keterandalan, keberpautan, dan keterukuran). Jadi, definisi aset harus

dibedakan dengan pengakuan aset. Definisi hanya merupakan salah satu

criteria pengakuan.

Beberapa karakteristik merupakan pendukung yang meyakinkan adanya aset.

Karakteristik tersebut adalah (1) melibatkan kos, (2) berwujud, (3) tertukarkan,

(4) terpisahkan, dan (5) penegasan atau kekuatan secara legal. Karakteristik

pendukung tersebut lebih menguatkan atau meyakinkan adanya aset tetapi tidak

harus dipenuhi untuk memasukkan suatu objek sebagai aset.

Dengan konsep kontinuitas usaha, pos atau sumber ekonomik akan mengalami

tiga tahap perlakuan sejalan dengan aliran fisis kegiatan usaha yaitu:

1) Tahap Pemerolehan (acquisition)

2) Tahap Pengolahan (processing)

3) Tahap Penjualan/Penyerahan (Sales/Delivery).

Secara aliran informasi, aliran fisis suatu sumber ekonomik atau objek harus

direpresentasi dalam kos sehingga hubungan antar objek bermakna sebagai

informasi. Kos merupakan representasi kuantitatif suatu objek. Oleh karena itu,

kos juga mengalami tiga tahap akuntansi mengikuti aliran fisis yaitu:

1) Pengukuran (Measurement)

2) Penelusuran (Tracing)

3) Pembebanan (Charging)

Page 27: Rangkuman Teori Akuntansi

Kriteria manfaat masa datang yang cukup pasti dalam definisi aset menjadikan

terjadinya pengeluaran yang menjadi kos mengalami masalah teknis yaitu dicatat

sebagai aset atau biaya.

1) Dicatat sebagai aset – pengeluaran untuk capital

2) Dicatat sebagai biaya – pengeluran untuk pendapatan.

Walaupun secara teknis kos dapat dicatat sebagai biaya, secara konseptual

dianggap badan usaha telah dicatat sebagai aset meskipun sekejap. Artinya,

dianggap kos dicatat sebagai aset dan pada saat yang sama langsung dipindah ke

biaya. Karena hal inilah makna kos, biaya, dan aset sering dirancukan.

Penentuan kos suatu objek pada saat pemerolehan merupakan hal yang sangat

kritis karena penentuan ini akan mempengaruhi pengukuran aset dan biaya

selanjutnya khususnya pada tahap pembebanan. Pengukur aset pada saat

pemerolehan yang paling objektif adalah penghargaan sepakatan. Penghargaan

sepakatan merupakan estimator terbaik nilai sebenarnya (true value). Penghargaan

sepakataan menghindari adanya transaksi sepihak dan menjamin bahwa kos

merupakan nilai wajar pada saat transaksi. Keobjektifan dapat dicapai khususnya

untuk barang-barang yang standar yang mudah dijumpai dipasar bebas.

Kos yang melekat pada suatu aset ditentukan oleh batas kegiatan pemerolehan dan

jenis penghargaan. Secara konseptual, pembentuk kos suatu aset adalah semua

pengeluaran (pengorbanan sumber ekonomik) yang terjadi atau yang diperlukan

akbat kegiatan pemerolehan suatu aset sampai ditempatkan dalam kondisi siap

pakai atau berfungsi sesuai dengan tujuan pemerolehannya. Pengeluaran selama

periode pemerolehan masuk sebagai unsure kos aset.

Jenis Penghargaan Kos:

Page 28: Rangkuman Teori Akuntansi

1) Bila transaksi terjadi dalam pemerolehan mekanisma pasar bebas anatara

pihak independen, kos tunai adalah adalah pengukuran aset yang paling valid

dan objektif.

2) Bila kos barang atau jasa yang diperoleh melalui pertukaran dengan barang

atau jasa lain (nonkas), KOS merupakan jumlah tunai yang secara implisit

melekat pada nilai jual barang atau jasa yang diserahkan dalam pertukaran

tersebut. Jumlah rupiah melekat ini disebut jumlah setara tunai atau kos tuai

terkandung atau implisit dari wujud penghargaann yang diserahkan oleh

pemeroleh aset.

3) Bila aset tanpa peghargaan (misalnya hadiah), kos aset ditentukan atas dasar

setara tunai atau kos tunai terkandung aset yang diterima pada saat transaksi

atau kejadian. Cara penentuan kos adalah unik untuk berbagai jenis transaksi:

barter, saham sebagai penghargaan, reorganisasi, hadiah/hibah, temuan dan

pembelian kredit.

Potongan tunai secara teoritis tidak dapat diperlakukan sebagai pendapatan tetapi

lebih merupakan penghematan kos. Lebih jauh, kalau potongan tunai memang

ditawarkan, ketidakmampuan memanfaatkan potongan merupakan suatu salah

kelola sehingga jumlah itu harus diakui sebagai rugi. Kos yang merepresentasi

rugi tidak dapat menjadi bagian dari aset karena hilangnya atau tiadanya manfaat

ekonomik masa datang.

Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos

aset pada saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada

tanggal tertentu. Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset

yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis yang

sesuai. Penilaian dapat didasarkan pada nilai masukan atau keluaran bergantung

pada tujuan menrepresentasi aset. Secara umum nilai masukan terdiri kos historis,

kos pengganti, dan kos harapan sedangkan nilai keluaran terdiri atas harga jual

masa lalu, harga jual sekarang dan nilai terealisasi harapan.

Pengakuan dan penyajian aset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi yang

mengatur tiap pos aset. Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan biasanya

Page 29: Rangkuman Teori Akuntansi

berkaitan dengan masalah apakah suatu kos atau jumlah rupiah yang terlibat

dalam transaksi, kejadian, atau keadaan tertentu dapat diasetkan.

Page 30: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 7

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN – Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti

yang timbul dari keharusan (obligations) sekarang suatu entitas untuk mentransfer

aset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari

transaksi atau kejadian masa lalu.

Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:

1. Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang,

Kewajiban menjadi tegas adanya bila didukung oleh keharusan membayar kas,

teridentifikasinya terbayar, dan terpaksakan secara hukum. Untuk dapat

disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas (duty) atau

tanggung jawab (responsibility) kepada pihak lain yang mengharuskan

kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan

cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa datang.

Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau

penggunaan aset kesatuan. Cukup pasti di masa datang mengandung makna

bahwa jumlah rupiah pengorbanan dapat ditentukan dengan layak.

2. Menjadi keharusan sekarang (obligations)

Transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan keharusan sekarang pada

tanggal pelaporan yang berarti bahwa seandainya pada saat sekarang

perusahaan harus mengorbankan manfaat ekonomik maka hal tersebut harus

dilakukan. Kewajiban sekarang yang menimbulkan kewajiban bersifat

kontraktual, konstruktif, demi keadilan, dan bergantung.

3. Timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

Pengertian kewajiban merupakan bayangan cermin pengertian aset. Transaksi

atau kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan sekarang pemerolehan

manfaat ekonomik masa datang untuk aset sedangkan untuk kewajiban hal

Page 31: Rangkuman Teori Akuntansi

tersebut menimbulkan keharusan sekarang pengorbanan manfaat ekonomik

masa datang. Transaksi, kejadian atau keadaan dapat mempengaruhi aset dan

kewajiban secara bersamaan.

Timbulnya aset sering harus diimbangi dengan timbulnya kewajiban. Dalam

kondisi tertentu, kewajiban tidak dapat timbul tanpa diimbangi aset yang dikuasai

perusahaan. Hal ini disebut hak-kewajiban tak-bersyarat. Kalau aset mengalami

tiga tahap perlakuan (pemerolehan, pengolahan, dan penyerahan), kewajiban

sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan yaitu: penanggungan (pengakuan

terjadinya), penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian).

Kewajiban dapat diakui atas dasar criteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran,

keterandalan, dan keberpautan. Saat untuk menandai bahwa criteria pengakuan

dipenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu: (a) ketersedian dasar hukum, (b)

keterterapan konsep dasar konservatisma, (c) ketertentuan substansi ekonomik

transaksi, dan (d) keterukuran nilai kewajiban.

Secara umum, kewajiban harus diakui pertama kali dengan penghargaan

sepakatan dan bukan dengan nilai nominal kewajiban atau utang. Utang obligasi

diukur dan diakui atas dasar jumlah rupiah yang berterima dalam penerbitan

obligasi. Diskon dan premium obligasi merupakan jumlah rupiah penyesuai

bungan nominal untuk mendapatkan bunga efektif.

Kewajiban nonmoneter berupa keharusan menyerahkan barang atau jasa

masih memenuhi definisi kewajiban. Kewajiban nonmoneter ini tidak perlu

dipisahkan menjadi porsi yang menunjukkan kos untuk menutup penyediaan

barang atau jasa dan porsi yang menunjukkan laba tangguhan.

Pada setiap saat akan dilaporkan, kewajiban secara umum dinilai atas

dasar jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya saat itu kewajiban harus

dilunasi. Jumlah ini disebut nilai pelunasan sekarang (current settlement value).

Page 32: Rangkuman Teori Akuntansi

Sesuai dengan atributnya, kewajiban dapat dinilai atas dasar harga pasar sekarang,

nilai pelunasan neto, dan nilai diskunan aliran kas masa datang.

Kewajiban dapat dinyatakan lenyap dan diakui dari catatan bila debitor

telah:

1) membayar kreditor dan terbebaskan dari semua keharusan yang melekat

pada kewajiban dan

2) dibebaskan secara hukum sebagai penanggung utang utama oleh

keputusan pengadilan atau kreditor.

Keadaan pembebasan substantive tidak memenuhi criteria kritis untuk

mengakui kewajiban. Kewajiban tidak lenyap dengan sendirinya meskipun

perusahan telah menyediakan dana yang cukup untuk melunasinya.

Bila kewajiban dilunasi sebelum jatuh tempo, pada umumnya akan terjadi

selisih antara nilai bawaan dan nilai penebusan atau penarikan. Selisih ini harus

diakui sebagai laba atau rugi pada saat penarikan. Bila penarikan dilakukan

dengan pendanaan kembali, terdapat tiga perlakuaan terhadap selisih tersebut

yaitu: (a) diamortisasi selama sisa umur semua utang yang dilunasi, (b)

diamortisasi selama umur utang baru, dan (c) diakui sebagai laba atau rugi pada

saat penarikan.

Utang terkonversi menimbulkan masalah akuntansi karena dua sifat yang

melekat padanya yaitu sebagai kewajiban dan ekuitas. Masalah teoritis yang

ditimbulkan adalah apakah pada saat pengakuan pertama kali komponen utang

dan komponen hak konversi (ekuitas) dipisahkan. Pendukung pemisahan

beragumen bahwa hak konversi dapat dinilai karena hak tersebut tidak berbeda

dengan hak beli saham. Sementara itu, pendukung utang semata-mata berpendapat

bahwa karakteristik tidak dapat dipisahkan dan implementasi akan mengalami

kesulitan teknis.

Pembebasan substantive adalah suatu keadaan yang dicapai pada saat

debitor telah menempatkan kas atau aset lainnya ke perwalian yang ditujukan

semata-mata untuk pelunasan utang teetentu (dan tidak padat tertarik kembali) dan

Page 33: Rangkuman Teori Akuntansi

pada saat itu dapat dipastikan bahwa debitor tidak lagi harus melakukan

pembayaran karena dana yang terkumpul dan aliran kas dari aset tersebut cukup

untuk menutup pokok pinjaman dan bunga. Masalah teoritis akuntansi adalah

apakah pada saat tersebut kewajiban dapat dinyatakan lenyap dan diakui dari

catatan sehingga tidak tampak dalam neraca. Secara teoritis kewajiban tidak

lenyap dengan tidak terlibat dalam pembentukan dana sehingga secara yuridis

kreditor tidak membebaskan kewajiban yang bersangkutan. Lebih dari itu,

pengakuan kewajiban atas dasar pembebasan substantive dapat mendorong

debitor untuk melakukan manajemen laba dan perbaikan kinerja secara kosmetik.

Secara umum, kewajiban disajikan di neraca atas dasar urutan

likuiditasnya. Hal ini sesuai dengan urutan perlindungan dalam hal terjadi

likuidasi. Kewajiban hendaknya tidak dikompensasi dengan aser yang berkaitan

dan dilaporkan jumlah bersihnya saja kecuali dalam keadaan khusus yang di

dalamnya pihak pelapor mempunyai hak mengontra (right to setoff).

Page 34: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 8

PENDAPATAN

Terdapat beberapa sumber yang menjelaskan mengenai definisi dari pendapatan,

diantaranya adalah menurut FASB dalam SFAC No. 6, IAI yang mengadopsi

definisi dari IASC, dan APB No. 4. dari beberapa sumber tersaebut dapat didaftar

beberapa kharakteristik yang membentuk pengertian pendapatan dan untung.

Kharakteristik tersebut adalah kenaikan aset, operasi utama berlanjut, penurunan

kewaiban, suatu entitas, produk perusahaan, pertukaran produk, menyandang

beberapa nama, dan mengakibatkan kenaikan ekuitas.

Pendapatan dapat diadakan ada jika terjadi suatu transaksi atau kejadian yang

menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk kas. Paton dan Littleton

menyebutkan transaksi, kejadian dan peristiwa yang dapat menambah aset, yaitu:

transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor, laba yang berasal dari

kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, hadiah, donasi atau temuan,

revaluasi aset yang telah ada, dan penyediaan dan / atau penyerahan produk

(barang atau jasa). Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan

pendefinisian dengan konsep aliran masuk.

Tidak semua kenaikan dari aset dapat disebut sebagai pendapatan. Kegiatan

sentral menerus atau berlanjut merupakan kharakteristik yang membatasi

kenaikan aset sebagai pendapatan. Menurut kharakteristik operasi utama berlanjut,

pendapatan merupakan produk perusahaan yang dihasilkan sebagai upaya

produktif. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan bisa diklasifikasikan sebagai

pendapatan operasi dan non operasi.

Kharakteristik lain yang membentuk definisi pendapatan adalah penurunan

kewajiban. Penurunan Kewajiban terjadi bila suatu entitas telah mengalami

kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari

pelanggan. Penerimaan ini merupakan kewajiban sampai ada kegiatan dari

perusahaan berupa pengiriman barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang

Page 35: Rangkuman Teori Akuntansi

atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan

pendapatan.

Kata entitas atau perusahaan dimasukkan dalam pendefinisian suatu pendapatan,

hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefiisian.

Pendapatan merupakan kenaikan aset, dimana aset tersebut dikuasai oleh

perusahaan. Akan tetapi, antara perusahaan dan pemilik mempunyai hubungan

hutang piutang sehingga pada aset naik sebagai pendapatan, utang perusahaan

kepada pemilik juga naik dalam jumlah yang sama.

Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan.

Pendapatan dikatakan sebagai produk perusahaan karena pendapatan terbentuk

bersamaan atau selama kegiatan produktif tanpa harus menunggu kejadian atau

saat penyerahan produk kepada pelanggan. Paton dan Littleton juga memasukkan

kharakteristik pertukaran dalam pendefinisian pendapatan. Hal ini dikarenakan

pendapatan harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem

pembukuan. Satuan moneter yang paling obyektif adalah kalau jumlah rupiah

tersebut merupakan hasil dari transaksi atau pertukaran antar pihak yang

independen. Pendapatan juga merupakan suatu konsep yang bersifat generik dan

mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun, sehingga antara

perusahaan dagang atau jasa bisa memiliki nama yang berbeda dalam

pendefinisian pendapatan.

Banyak argumen yang diajukan mengenai pembedaan definisi antara pendapatan

dan untung. FASB membatasi pendapatan hanya untuk kenaikan aset yang

berkaitan dengan operasi utama. Sedangkan IAI dan APB tidak memebdakan

pendapatan dan untung, dan keduanya digabung dalam konsep income. Seperti

halnya pendapatan, terdapat kharakteristik yang membentuk pengertian untun,

yaitu kenaikan ekuitas, transaksi periferal atau insidental, dan selain yang berupa

pendapatan atau investasi oleh pemilik. FASB melalui SFAC No. 6 merinci lebih

lanjut mengenai transaksi, kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung, yaitu

Page 36: Rangkuman Teori Akuntansi

periferal dan insidental, transfer nontimbal-balik, penahanan aset, dan faktor

lingkungan.

Pengakuan pendapatan

Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam

sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.

Pendefinisian pendapatan harus dipisahkan dari pengetian pengakuan pendapatan.

Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh

karena itu secara konseptual, pendapatan hanya diakui kalau memenuhi kualitas

keterukuran dan keterandalan. Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam

bentuk kriteria pengakuan pendapatan.

Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pembentukan

pendapatan, terdapat dua konsep penting yang perlu dipahami yaitu pembentukan

pendapatan dan realisasi pendapatan. Pembentukan pendapatan merupakan suatu

konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya

pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep ini menyatakan bahwa

pendapatan terbentuk, terhimpun atau terhak bersamaan dengan dan melekat pada

seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan

sebagai hasil transaksi tertentu. Sementara itu, konsep Realisasi Pendapatan

menjelaskan bahwa Pendapatan terjadi atau terbentuk pada saat produk selesai

dikerjakan dan terjual langsung atau pada saat terjual atas dasar kontrak

penjualan. Konsep realisasi pendapatan lebih berkaitan dengan masalah

pengukuran pendapatan secara objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan

daripada bersifat makna pendapatan.

Untuk memenuhi kualitas keterukuran dan reliabilitas dan untuk memenuhi

konsep dasar upaya dan hasil, kriteria pengakuan pendapatan didasarkan atas dua

konsep yang saling melengkapi yaitu untuk dapat mengakui pendapatan,

pembentukan pendapatan harus dikonfirmasi dengan realitas. FASB mengajukan

dua kriteria pengakuan pendapatan yang keduanya harus dipenuhi, yaitu :

Page 37: Rangkuman Teori Akuntansi

terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi, terbentuk/terhak. Meskipun harus

dipenuhi, bobot pentingnya dua kriteria tersebut bisa berbeda untuk keadaan

tertentu.

Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi pendapatan.

Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat yaitu keterukuran nilai

aset, adanya suatu transaksi, dan proses penghimpunan secara substansial telah

selesai.

Saat Pengakuan Pendapatan

Pada Saat Kontrak Penjualan

Pendapatan diakui jika sudah terjadi penjualan. Jika saat kontrak dilakukan ada

pembayaran di muka, maka harus diakui sebagai kewajiban sampai barang atau

jasa diserahkan kepada pembeli.

Selama Proses Produksi Secara Bertahap

Dalam industri tertentu, pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama

dalam penyelesaiannya misalnya proyek pembangunan gedung atau jalan.

Pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap sejalan dengan kemajuan

proses produksi atau sekaligus pada saat proyek selesai dan diserahkan. Ada dua

metoda yang digunakan yaitu metoda prosentase selesai dan metoda kontrak

selesai. Terdapat beberapa masalah masalah yang terkait dengan pengakuan

selama proses produksi yaitu akresi, apresiasi dan penghematan kos. Secara

definisonal, akresi merupakan pendapatan karena tia merefleksi kenaikan aset dan

berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Akan tetapi jumlah kenaikan tidak

dapat diakui sebagai pendapatan karena kriteria realitas belum terpenuhi. Namun

demikian, akresi cukup pentinguntuk diukur dan dilaporkan sebagai data

tambahan. Selama jangka waktu persiapan, pemeliharaan, da pertumbuhan, semua

kos yang selayaknya telah terjadi dapat dapat diakumulasi menjadi kos yang akan

dibebankan terhadap pendapatan yang diharapkan.

Page 38: Rangkuman Teori Akuntansi

Seperti halnya akresi, apresiasi dapat dipandang sebagai pendapatan secara

definisonal khususnya untuk aset berupa produk atau barang dagangan. Akan

tetapi apresiasi tidak dapat dianggap sebagai pendapatan karena belum terealisasi

dan juga bukan hasil suatu proses pembentukan pendapatan.

Potongan tunai dan keringanan-keringanan yang terjadi dalam pembelian barang

atau jasa bukanlah merupakan suatu pendapatan melainkan merupakan pengurang

kos atau penghematan kos aset yang diperoleh. Demikian juga halnya dengan

penghematan kos yang terjadi dalam pembelian dengan harga murah bukanlah

merupakan suatu laba meskipun hal tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap

laba neto yang akhirnya akan terealisasi.

Pada Saat Produksi Selesai

Ini memiliki arti bahwa pendapatan diakui pada saat akhir tahap produksi.

Misalnya untuk produk pertambangan dan pertanian. Walaupun dasar pengakuan

pendapatan atas dasar saat produk selesai mempunyai alasan logis yang kuat

untuk industri ekstraktif, penggunaannya secara umum kurang dapat diterima

bahkan dalam industri ekstraktif sekalipun.

Pada Saat Penjualan

Saat penjualan kriteria penghimpunan dan realisasi telah dipenuhi. Saat penjualan

juga merupakan saat yang kritis dalam operasi perusahaan sehingga menjadi

standar utama dalam pengakuan pendapatan. Biasanya untuk perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri dan perdagangan. Masalah-masalah yang timbul

pada pengakuan ini adalah kepastian pengukuran pendapatan akibat kos pasca-jual

dan pengembalian barang. Cara-cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah sbb

:

1. Kembalian dan Potongan Tunai

Page 39: Rangkuman Teori Akuntansi

Kembalian atau return untuk suatu perioda yang timbul akibat barang cacat

atau rusak dicatat dengan membalik jurnal yang telah dibuat pada saat

penjualan dengan jumlah rupiah pengembalian. Potongan tunai sama sekali

tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan. Potongan tunai

adalah potongan yang ditawarkan penjual melalui penjualan.

2. Kos purna-jual

Prosedur umum yang dilakukan terkait dengan kos purna jual adalah dengan

mendebit jumlah rupiah taksiran kos kegiatan dan mengkredit jumlah rupiah

yang sama ke dalam suatu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.

Kerugian Piutang

Keberatan lain atas dasarpenjualan alah pendapat mengenai piutang yang bukan

merupakan bukti efektif terhadap realisasi pendapatan. Namun hal ini bisa diatasi

dengan membentuk cadangan kerugian piutang.

Transaksi Penjualan

Kontrak penjualan yang belum disertai transfer produk secara teknis belum dapat

dikatakan sebagai transaksi penjualan betapapun perusahaan telah menerima uang

muka.

Pada Saat Kas Terkumpul

Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan

pengakuan pendapatan berdasarkan asa kas. Berbeda dengan pengakun pada saat

kontrak yang barangnya belum diserahkan, pengakuan dasar kas digunakan untuk

transaksi penjualan yang barang atau jasanya telah diserahkan/dilaksanakan tetapi

kasnya baru akan diterima secara berkala dalam waktu yang cukup panjang.

Saat Pengakuan Penjualan Jasa

Page 40: Rangkuman Teori Akuntansi

Pengakuan pendapatan dari penjualan jasa secara umum mengikuti pemikiran

yang melandasi pengakuan pendapatan untuk penjualan barang. Masalah teoritis

yang dihadapi lebih banyak menyangkut kriteria realisasi daripada pembentukan

pendapatan. AICPA memberikan kaidah umum untuk penjualan jasa, yaitu Saat

jasa telah dilaksanakan atau dikonsumsi, selama proses pelaksanaan secara

bertahap, saat pelaksanaan jasa selesai sepenuhnya, dan saat kas terkumpul

Prosedur pengukuran

Saat atau kaidah pengakuan pendapatan merupakan ketentuan pada level penetap

standar. Agar dapat dilaksanakan pada level perusahaan, kaidah tersebut harus

dijabarkan secara teknis dan prosedural dalam bentuk kebijakan akuntansi

perusahaan. Kebijakan akuntansi perusahaan yang menetapkan kapan suatu

penjualan dianggap secara teknis telah terjadi sehingga memicu pencatatan jumlah

rupiah penjualan tersebut.

Page 41: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 9

BIAYA

Menurut FSAB

” expense are outflows or other using up of assets or incurrences of

liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods,

rendering, services, or carrying out other activities that constitute the entity’s on

going major or central operation”.

SAK (1994)

“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal”.

Menurut Vernon Kam (1986)

“Expenses are decreases in the value of assets or increases in the value of

liabilities due to the using up of goods or services in the major or central

operation of the entity”.

Pengukuran dan Pengakuan Biaya

1. Dasar Pengukuran

Meskipun ada berbagai dasar pengukuran namun dalam praktik dasar paling

banyak digunakan untuk mengukur biaya adalah biaya historis. Dasar pengukuran

tersebut antara lain:

• Biaya Historis

• Biaya Masuk Terkini

• Setara Kas

2. Pengakuan Biaya

Biaya pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut

dipenuhi (SFAC No.5):

• Konsumsi manfaat

Biaya diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah

dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang,

Page 42: Rangkuman Teori Akuntansi

penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasikan

operasi utama atau sentral entitas tersebut.

• Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang

Biaya diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah

berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.

Page 43: Rangkuman Teori Akuntansi

BAB 10

LABA (INCOME)

Makna income dalam konteks perpajakan berbeda dengan makna income

dalam akuntansi. Dalam perpajakan, income dimaknai sebagai penghasilan,

sedangkan di dalam buku-buku teks akuntansi, istilah income pada umumnya

dimaknai sebagai jumlah bersih. Di dalam FASB konsep income di dalam teori

akuntansi tersebut disebut dengan laba komprehensif. Karena secara

umum,akuntansi menganut konsep penandingan, konsep kos historis, dan asas

akrual, maka laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih

pendapatan dan biaya.

Tujuan pelaporan laba

Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual. Pengertian

seperti ini akan mempermudah di dalam pengukuran dan pelaporan laba secara

objektif. Pendefinisian laba seperti ini juga akan lebih bermakna sebagai pengukur

kembalian atas investasi daripada sekedar perubahan kas. Berdasarkan pengertian

dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai:

pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan manajemen, dasar penentuan

pajak, sarana alokasi sumber ekonomik, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi

kontrak utang-piutang, basis kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen

Konsep laba konvensional

Berdasarkan konsep ini, laba didefinisi sebagai selisih pendapatan dan biaya yang

diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Laba

akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi peluang

perbedaan antarentitas, berbasis kos histories, dan hanya sebagian masukan

informasi bagi investor.

Page 44: Rangkuman Teori Akuntansi

Konsep laba dalam tataran semantik

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang

harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba

sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Terdapat beberapa

konsep atau fungsi laba dalam tataran semantik, yaitu: pengukur kinerja,

konfirmasi harapan investor, dan sebagai estimator laba ekonomik.

Sebagai pengukur kinerja, laba dapat diinterpretasi sebagai sebagai pengukur

keefisienan (efisiensi) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efesiensi

secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks. Oleh investor, lana

sebagai pengukur efisiensi digunakan dalam bentuk kembalian atas investasi.

Laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA

dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Sebagai konfirmasi harapan investor.

Perekayasa pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan

bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja

perusahaan memang terrealisasi, sehingga laba dapat diinterpretasi sebagai sarana

untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut.

Laba ekonomik adalah laba dari kacamata investor karena keperluan untuk

menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif. Dalam

beberapa hal, laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomik. Jika laba akuntansi

bebas dari gangguan dan mendekati laba ekonomik, maka laba akuntansi akan

menjadi prediktor yang andal.

Pada dasarnya belum terdapat kesepakatan mengenai makna laba dalam tataran

semantik. Beberapa sumber dan penelitian memberikan definisi laba dalam tataran

semantik yang berbeda. Secara umum, dari beberapa pengertian laba yang ada

dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kharakteristik yang melekat pada

pengertian laba secara semantik, yaitu kenaikan kemakmuran (kapital), kenaikan

dalam suatu perioda, serta dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas

yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

Page 45: Rangkuman Teori Akuntansi

Pembahasan laba tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan kapital tetapi makna

keduanya harus dipisahkan. Kapital diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa,

dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. sementara itu

laba diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensi jasa

yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan

tingkat potensi jasa mula-mula.

Konsep pemertahanan kapital muncul karena adanya gagasan bahwa entitas

berhak mendapatkan kembalian atau imbalan dan menikmatinya setelah kapital

dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Harapan umum dalam

kegiatan bisnis adalah kapital atau investasi yang tertanam selalu berkembang.

Konsep ini memiliki arti penting dalam beberapa hal yang saling berkaitan, yaitu:

Kembalian atas investasi tidak sama dengan pengembalian investasi, transaksi

operasi tidak sama dengan transaksi dengan pemilik, membatasi distribusi ke

pemilik dalam rangka mempertahankan kapital mula-mula, menuntut jumlah

rupiah untuk penyesuaian kapital dalam rangka mempertahankan capital, serta

penerapan pendekatan aset-kewajiban dalam penilaian.

Konsep laba dalam tataran sintaktik

Makna semantik laba yang dikembangkan pada akhirnya harus dapat dijabarkan

dalam tataran sintaktik. Salah satu bentuk penjabarannya adalah mendefinisi laba

sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Konsep

laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba diukur, diakui,

dan disajikan. Terdapat beberapa criteria atau pendekatan dalam konsep ini, yaitu

pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan pemertahanan capital.

Berdasarkan pendekatan transaksi laba diukur dan diakui pada saat terjadinya

transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Pengukuran dan

pengakuan laba akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya.

Sedangkan menurut pendekatan kegiatan, laba dianggap timbul bersamaan dengan

berlangsungnya kegiatan atau kejadian. Pendekatan ini paralel dengan konsep

Page 46: Rangkuman Teori Akuntansi

penghimpunan atau pembentukan pendapatan sebagai basis pengakuan

pendapatan. Pada konsep pemertahanan kapital, laba didefinisikan sebagai

konsekuansi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Elemen

statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban.

Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena

dengan berjalannya waktu, beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan

harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal

lain yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau

finansial) dan dasar penilaian. Tiga jenis faktor penentu nilai kapital ini, dimana

ketiganya saling berinteraksi menimbulkan berbagai macam atau basis penilaian

kapital. Tiap pendekatan sebenarnya merefleksi kombinasi antara ketiga faktor

yang dipertimbangkan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain: kapitalisasi

aliran kas harapan, penilaian pasar, setara kas sekarang, harga masukan histories,

harga masukan sekarang, dan pemertahanan daya beli.

Konsep laba dalam tataran pragmatik

Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan

apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana

diarah, sedangkan dalam teori akuntansi Tataran pragmatik membahas mengenai

apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya

digunakan. Beberapa pendekatan laba dalam konsep laba tataran pragmatik yaitu

prediktor aliran kas, sarana kontrak efisien, alat pengendalian manajemen, dan

kandungan informasi laba dalam teori pasar efisien.

Berdasarkan pendekatan prediktor aliran kas ke investor, hubungan logis antara

laba dan aliran kas ke investor dan kreditor sebagaiman dinyatakan ole FASB

dalam tujuan pelaporan keuangan dapat membantu investor dan kreditor dalam

mengembangkan model untuk memprediksi aliran kas ke mereka guna menilai

investasi atau kapitalnya. Pendekatan yang lain adalah Perkontrakan efisien. Teori

ini merupakan bagian atau turunan dari teori keagenan, sehingga didasarkan atas

Page 47: Rangkuman Teori Akuntansi

berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan. Pemasukan angka akuntansi

(angka laba) dalam kontrak mendorong pihak berkontrak (terutama agen) untuk

mencapai tujuan kontrak sehingga kontrak menjadi efisien.

Dalam tataran pragmatik, laba juga dapat digunakan sebagai pengendalian

manajemen, yaitu sebagai pengukur kinerja divisi atau manajernya. Perilaku

manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan kompensasi dengan

laba sebagai pengukur kinerja.

Efisiensi pasar dalam kaitannya dengan konsep laba dalam tataran pragmatik

harus dikaitkan dengan sistem informasi, yaitu mekanisme penyediaan informasi

dengan segala regulasi yang berlaku dalam lingkup beroperasinya pasar modal.

Pasar modal dikatakan efisien terhadap suatu informasi bila harga saham

merefleksi secara penuh informasi tersebut. Karena efisiensi pasar hanya dapat

dikaitkan dengan informasi atau signal tertentu dalam suatu mekanisme

penyediaan informasi, terdapat tiga bentuk efisiensi pasar yaitu bentuklemah,

semi-kuat, dan kuat. Hipotesis pasar efisien juga merupakan sarana pengujian

empiris terhadap kandungan informasi laba. Terdapat dua bentuk pengujian

terhadap kandungan informasi laba yaitu pengujian peristiwa dan pengujian

asosiasi (nilai relevan laba)

Laba dan teori entitas

Membahas berbagai konsep entitas selain kesatuan usaha dan implikasinya

terhadap pengertian dan penyajian laba. Karena berkaitan dengan siapa yang

berhak atas laba, teori entitas (kesatuan) sering disebut pula dengan teori ekuitas.

Terdapat beberapa teori entitas atau teori ekuitas yang banyak dibahas dalam

literatur teori akutansi, yaitu entitas usaha bersama, entitas usaha atau bisnis,

entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendali, dan

entitas dana.

Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik.

Partispan tersebut merupakan pihak yang akhirnya meneima manfaat dari nilai

Page 48: Rangkuman Teori Akuntansi

tambahan yang timbul akibat kegiatan ekonomik. Teori kesatuan juga mempunyai

implikasi tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statemen

laba-rugi.

Penyajian laba

Masalah yang dibahas dalam penyajian laba ini lebih difokuskan pada masalah

konseptual tentang apa yang disebut laba. Masalah yang erat kaitannya dengan

penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos transaksi operasi dan pos-pos

transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi dalam arti luas

(transaksi nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba-rugi,

sedangkan pos-pos yang merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen

laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas