rangkuman pengelolaan sumberdaya mineral

Upload: arif-kesumaningtyas

Post on 15-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    1/40

    SELAYANG PANDANG POTENSI DAN PEMANFAATAN BAHAN GALIAN DI

    KABUPATEN BANYUWANGI

    30-11--0001

    Berdasarkan Undang-Undang 32 tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 danKeputusn Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 1453.K/29/MEM/2000 bahwa

    pengelolaan Sumber Daya Mineral yang tidak masuk lintas Kabupaten/Kota dan lintas Propinsi

    adalah menjadi urusan Pemerintah Kabupaten / Kota. Pada tahun 2003 Pemerintah Kabupaten

    Banyuwangi telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 28 tahun 2003

    tentang Pertambangan Bahan Galian di Kabupaten Banyuwangi.

    Dengan meningkatnya perkembangan dunia yang mana manusia dituntut meningkat pertumbuhan

    ekonominya maka mau tidak mau eksploitasi sumber daya alam ( sumber daya mineral / bahan

    galian khususnya ) terus meningkat. Hal ini bisa dimungkinkan pertumbuhan ekonomi akan terhenti

    karena habisnya pasokan sumber daya alam. Untuk itu perlu adanya menejemen pengelolaan

    sumber daya alam yang efisien, efektif dan berwawasan lingkungan.

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 28 tahun 2003 tentang

    Pertambangan Bahan Galian di Kabupaten Banyuwangi, bahan galian dapat dibedakan menjadi 3

    (tiga) golongan :

    1. Bahan Galian Strategis ( Bahan Galian Golongan A )

    2. Bahan Galian Vital ( Bahan Galian Golongan B )

    Di Kabupaten Banyuwangi :

    - Emas, Perak, Tembaga

    - Belerang

    3. Bahan Galian bukan Strategis dan Vitaal ( Bahan Galian Golongan C )

    Di Kabupaten Banyuwangi :

    - Batu Kapur

    - Tanah Lempung

    - Pasir batu ( Sirtu )

    - Andesit ( batu gunung ) / Granodiorit

    Berdasarkan pemanfaatannya, bahan galian dapat dibagi menjadi :

    1. Bahan Galian Industri, bahan galian yang dipergunakan untuk bahan baku industri. Misalnya :

    Emas, Perak, Tembaga, Belerang dan Batu Gamping.

    2. Bahan Galian Keramik, bahan galian yang dipergunakan untuk bahan baku keramik. Misalnya :

    tanah lempung (clay) untuk pembuatan genteng, keramik porselin dan batu bata.

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    2/40

    3. Bahan Galian Bangunan, bahan galian yang dipergunakan untuk bahan bangunan. Misalnya :

    Andesit / Granodiorit / Batu Gunung, pasir, tanah urug.

    Potensi Bahan Galian dan Perkiraan Cadangannya

    Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa potensi bahan galian golongan B ( vital ) dangalian golongan C yang dapat ditambang dan dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan

    daerah dan kesejahteraan masyarakatnya.

    1. Bahan Galian Vital ( Golongan B )

    Bahan Galian Golongan B yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah Emas, Perak, Tembaga

    dan mineral pengikut yaitu terdapat Gunung Tumpang Pitu Kecamatan Pesanggaran, namun saat ini

    yang masih tahap eksplorasi. Adapun yang sudah dieksploitasi adalah bahan galian Belerang yaitu

    terdapat di Pegunungan Ungup-Ungup Merapi ( Kawah Ijen ).

    a. Bahan Galian Emas, Perak dan Tembaga dmp.

    Proses pembentukan mineral emas, perak atau tembaga berkaitan erat dengan proses

    pembentukan gunungapi dan proses pembentukan batuan intrusi. Kedua proses di atas

    menghasikan panas. Panas ini kemudian disebar melalui cairan yang masuk melaui rekahan yang

    ada dan terjadi arus konveksi panas. Arus konveksi panas yang terus menerus ini memungkinkan

    proses perubahan mineral-mineral dan akumulasi mineral-mineral emas, perak dan tembaga.

    PT. Hakman Platina Metalindo sebagai pemegang KP Eksplorasi atas bahan galian Emas, Perak

    dan Tembaga dmp, menyimpulkan bahwa dari data pemboran yang telah dilakukan oleh Golden

    Valley Mines dapat diperkirakan jumlah cadangan emas di Gunung Tumpangpitu dan sekitarnya,sebanyak lebih dari 60 ton emas, atau lebih dari 120 ton equivalent emas (dengan tingkat

    kepercayaan 60 % dan tanpa cut off). Adapun pemegang KP eksplorasi untuk saat ini adalah PT.

    Indo Multi Niaga.

    b. Bahan Galian Belerang

    Endapan Belerang berasal dari pusat-pusat sisa aktivitas vulkanisma berupa solfatara dan fomarola

    yang berada di bagian tepi danau Kawah Ijen. Permukaan danau kawah berada pada + 2.148 m dpl,

    bagian kawah terendah berada pada ketinggian + 2.125 m dpl berada di sebelah barat yaitu di

    bagian hulu Kali Banyupait.

    Besarnya jumlah cadangan endapan belerang bergantung pada besarnya konsentrasi gas H2S dan

    SO2, makin tinggi konsentrasi gas volkanik tersebut, maka jumlah endapan belerang yang

    dihasilkan makin tinggi. Diperkirakan potensi yang dapat ditambang sebesar + 40 ton/hari.

    Cara penambangan belerang di daerah Kawah Ijen masih relatif cukup sederhana, yaitu dengan

    menyalurkan gas vulkanik tersebut melalui pipa-pipa dan keluar merupakan hasil proses sublimasi

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    3/40

    yag ditampung dalam bentuk bongkahan belerang (sublimat). Bongkahan belerang tersebut

    diangkut oleh penambang ke lokasi penampungan untuk ditimbang di Pondok Belerang yang berada

    pada ketinggian + 1.750 m dpl.

    Dari lokasi Pondok Belerang, para penambang mengangkut secara manual ke lokasi

    penampungan kedua di Pal Tuding untuk selanjutnya diangkut menggunakan truk ke daerah

    penampungan terakhir di Desa Tamansari. Pemegang KP Eksploitasi untuk bahan galian

    belerang ini adalah PT. Candi Ngrimbi.

    Jumlah produksi belerang tergantung dari jumlah pekerja penambang, cuaca di sekitar kawah dan

    tingkat kegiatan vulkanisma di Kawah Ijen. Rata-rata pengambilan bongkahan belerang 240

    ton/bulan. Sampai saat ini PT. Candi Ngrimbi hanya mampu mengambil sublimat sekitar 20 % dari

    total potensi bahan galian belerang. Informasi yang diperoleh dari Direktorat Vulkanologi,

    pengambilan sublimat dapat ditingkatkan hingga 80 % dari jumah keseluruhan uap sulfatara.

    2. Bahan Galian Bukan Strategis dan Vital ( Gologan C )

    Beberapa bahan galian golongan C yang mempunyai potensi di wilayah Kabupaten Banyuwangi

    adalah batugamping, sirtu, andesit / granodiorit dan lempung (clay).

    a. Batugamping

    Batugamping tersusun oleh mineral kalsit (CaCO3), terjadi secara organik, mekanik atau kimiawi,

    akan tetapi yang dijumpai di alam adalah cara organik. Jenis ini berasal dari kumpulan endapan,

    kerang atau siput, poraminifera serta gangga. Jenis kedua atau batugamping klastik, terjadi dari

    perombakan jenis pertama yang diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Jenis ketiga terjadi daripengendapan kalsium karbonat dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu, baik dalam

    lingkungan air laut maupun air tawar, atau disebut sinter kapur. Pada umumnya batugamping jenis

    ini berukuran butir halus, kompak, keras dan masif.

    Di wilayah Kabupaten Banyuwangi, batuan ini terdapat di Semenanjung Blambangan Kecamatan

    Tegaldlimo, Dsn. Curahjati Desa Grajagan Kecamatan Purwoharjo, Desa Ketapang dan Kapuran

    Kecamatan Kalipuro, Bangsring dan Wonorejo Kecamatan Wongsorejo. Potensi batugamping

    mencapai jutaan meter kubik dengan sebaran + 325 km2 .

    Batugamping daerah Karetan sebagian telah ditambang oleh masyarakat. Penambangan dilakukan

    dengan menggunakan peralatan sederhana seperti palu, pahat dan linggis, sedangkan alat angkut

    berupa truk. Lokasi pembakaran berdekatan dengan lokasi penambangan. Pemegang SIPD adalah

    Koperasi Unit Desa Gemi

    b. Bahan galian lempung

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    4/40

    Bahan galian lempung merupakan hasil pelapukan batuan volkanik muda dan berasosiasi dengan

    fragmen-fragmen bongkah andesit, terutama hasil pelapukan endapan mekanik tua dan hasil

    transportasi.

    Adapun sebaran dan jumlah cadangan bahan galian ini cukup luas dengan cadangan yang banyak

    sekitar 5.430.000 m3 lebih. Bahan Galian ini yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat, tersebar diKecamatan Wongsorejo, Glagah, Kabat, Rogojampi, Muncar dan Tegaldlimo.

    c. Batuan Beku Andesit / Granodiorit

    Andesit adalah batuan beku yang terjadi akibat pembekuan magma intermedier di dekat atau di

    permukaan bumi. Batuan beku ini bertekstur porfiritik sampai fonerik halus, umumnya berwarna abu-

    abu sampai abu-abu kehitaman.

    Di Kabupaten Banyuwangi, bahan galian ini umumnya berupa batuan lelehan (lava), material lahar

    dan endapan sungai. Beberapa daerah yang mempunyai potensi bahangalian ini antara lain : di

    Desa Watukebo, Desa Pringgodani dan Desa Bangsring (Kecamatan Wongsorejo), Desa Parijatah

    Kulon (Kecamatan Srono), Desa Tambong (Kecamatan Kabat), Desa Wediireng (Kecamatan

    Pesanggaran), Desa Margosugih (Kecamatan Glenmore) dan beberapa daerah lainnya. Jumlah

    potensi bahan galian ini sekitar 1.185.000 m3 lebih.

    d. Sirtu

    Sirtu adalah merupakan campuran material pasir dan batu. Material pasir dan batu ini mempunyai

    pemilahan yang sangat jelek dengan butir berkisar dari pasir halus sampai kerakal. Sirtu ini

    merupakan material endapan yang terakumulasi pada lembah-lembah aliran sungai atau pada

    dataran-dataran rendah. Bahan galian ini umumnya berasal dari pasir dan batuan gunungapi,

    bersifat andesitik dan sering bercampur dengan pasir batuapung dan material pengotor lainnya.

    Di Kabupaten Banyuwangi daerah yang berpotensi adalah Kecamatan Banyuwangi ( Kelurahan

    Pakis ), Desa Bimo (Kecamatan Wongsorejo), Desa Sumberberas (Kecamatan Muncar), Desa

    Wonosobo, Rejoagung Kecamatan Srono, Desa Margosugih Kecamatan Glenmore dan hampir

    setiap aliran sungai di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Jumlah potensi berkisar 1.185.000 m3 lebih.

    Pada umumnya bahan galian golongan C, telah di eksploitasi oleh penduduk secara tradisional.

    Disamping itu ada yang menggunakan alat berat untuk penambangan pasir yang sulit dengan

    memakai alat linggis atau cangkul.

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    5/40

    Cara penambangan untuk bahan galian andesit dan batu kapur dengan peralatan : linggis, palu,

    gancu dan hammer. Dari segi keselamatan kerja metode konvensional ini riskan yaitu dapat

    tertimbun batu. Seharusnya memakai metode peledakan. Namun hal ini perlu ketrampilan dan biaya

    yang tinggi.

    Sumber:

    http://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.html

    KEWENANGAN !ENGE"#"AAN !E$%A&'ANGAN &(NE$A" )AN 'A%*'A$A

    KEWENANGAN !ENGE"#"AAN

    !E$%A&'ANGAN &(NE$A" )AN 'A%*'A$A

    menurut

    ** No + %ahun ,

    Pemerintah

    Pusat

    Pemerintah

    Provinsi

    ( Daerah Tingkat I )

    Pemerintah Kabupaten/Kotamadya

    (Daerah Tingkat II )

    Kewen

    anganpemerintah

    dalam

    pengelolaan

    pertambangan

    mineral dan

    batu bara,

    Kewenanga

    n pemerintahprovinsi dalam

    pengelolaan

    pertambangan

    mineral dan

    batubara, antara

    lain adalah:

    Kewenangan pemerintahkabupaten / kota dalampengolahan pertambangan mineraldan batubara antara lain :

    a. !embuatan peraturan perundang undangandaerah

    b. !emberian (*N dan (!$0 pembinaan0

    http://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.htmlhttp://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.htmlhttp://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.htmlhttp://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.html
  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    6/40

    antara lain,

    adalah :

    a. Penetapan

    kebijakan

    nasional;

    b. Pembuatanperaturan

    perundang-

    undangan;

    c. Penetapan

    standar

    nasional,

    pedoman, dan

    kriteria;

    d. Penetapan

    sistemperizinan

    pertambangan

    mineral dan

    batu bara

    nasional;

    e. Penetapan WP

    ang

    dilakukan

    setelah

    berkoordinasi

    dengan

    pemerintah

    daerah dan

    berkonsultasi

    dengan !ewan

    Perwakilan

    "akat

    "epublik

    #ndonesia;

    $. Pemberian

    #%P,pembinaan,

    penelesaian

    kon$lik

    masarakat,

    dan

    pengawasan

    usaha

    a.Pembuatan peraturan

    perundang undanga

    n daerah

    b.Pemberian

    #%P,pembinaan,

    penelesaian kon$lik

    masarakat dan

    pengawasan usaha

    pertambangan pada

    lintas wilaah,

    kabupaten&kota dan

    atau wilaah laut

    empat mil sampai

    dengan dua belas mil

    c. Pemberian #%P,

    pembinaan,penelesaian kon$lik

    masarakat dan

    pengawasan usaha

    pertambangan usaha

    produksi ang

    kegiatanna berada

    pada lintas wilaah

    kabupaten&kota dan

    atau wilaah laut

    empat mil sampai

    dengan dua belas mil

    d. Pemberian #%P,

    pembinaan,

    penelesaian kon$lik

    masarakat dan

    pengawasan usaha

    pertambangan

    ang berdampak

    lingkungan langsung

    lintas kabupaten&kota

    dan atau wilaah lautempat mil sampai

    dengan dua belas mil

    e. Penginventarisasian,

    penelidikan dan

    penelitian serta

    eksplorasi dalam

    rangka memperoleh

    penyelesaian kon1ik masyarakat dan pengawasanusaha penambangan diwilayah kabupaten / kotadan / wilayah laut sampai dengan + 2empat3 mil.

    4. !emberian (*N dan (!$0 pembinaan0penyelesaian kon1ik masyarakat dan pengawasan

    usaha penambangan operasi produksi yangkegiatannya berada di daera hkabupaten / kotadan / wilayah laut sampai dengan +2empat3 mil.

    d. !engin5entarisasian0 penyelidikan danpenelitian serta eksplorasi dalam rangkamemperoleh data daninformasi mineral danbatubara.

    e. !engolahan informasi geologi0 informasipotensi mineral dan batubara0 sertain formasipertambangan pada wilayah kabupaten/kota

    f. !enyusunan nera4a sumberdaya mineral danbatu bara pada wilayah kabupaten / kota

    g. !engembangan danpemberdayaanmasyarakat setempat dalam usahapertambangan dengan memperhatikankelestarian lingkungan.

    h. !engembangan dan peningkatan nilaitambah dan manfaat kegiatan usahapertambangan se4ara optimal

    i. !enyampaian informasi hasil in5estarisasi0penyelidikan umum dan penelitian0 sertaeksplorasi kepada menteri dan gubernur

    6. !enyampaian informasi hasil produksi0pen6ualan dalam negeri0 serta ekspor kepadamenteri dan gubernur

    k. !embinaan danpengawasan terhadapreklamasi lahan !as4atambang 7 dan

    l. !eningkatan kemampuan aparatur

    pemerintah kabupaten / kota dalammenyelenggara pengolahan usahapertambangan.

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    7/40

    pertambangan

    ang berada

    pada lintas

    wilaah

    provinsi

    dan&atauwilaah laut

    lebih dari '(

    )dua belas* mil

    dari garis

    pantai;

    g. Pemberian

    #%P,

    pembinaan,

    penelesaian

    kon$likmasarakat,

    dan

    pengawasan

    pertambang

    ang lokasi

    pertambangan

    na berada

    pada wilaah

    provinsi

    dan&atau

    wilaah laut

    lebih dari '(

    )dua belas* mil

    dari garis

    pantai;

    h. Pemberian

    #%P,

    pembinaan,

    penelasaian

    kon$lik

    masarakat,danpengawasa

    n usaha

    pertambangan

    operasi

    produksi ang

    berdampak

    lingkungan

    datadan in$ormasi

    mineral dan batubara

    sesuai dengan

    kewenanganna

    $. Pengelolaan

    in$ormasi geologi,

    in$ormasi potensi

    sumber daa mineral

    dan batubara, serta

    in$ormasipertambang

    an pada

    daerah&wilaah

    provinsi.

    g. Penusunan neraca

    sumber daa mineral

    dan batubara padadaerah&wilaah

    provinsi

    h. Pengembangan dan

    peningkatan nilai

    tambah kegiatan

    usaha pertambangan

    di provinsi

    i. Pengembangan dan

    peningkatan peran

    serta masarakat

    dalam usaha

    pertambangan

    dengan mempe

    rhatikan kelestarian

    lingkungan ;

    j. Pengoordinasian

    perizinan dan

    pengawasan

    penggunaan bahan

    peledak diwilaah

    tambang sesuaidengan

    kewenanganna

    k.Penampaian

    in$ormasi hasil

    produksi, penjualan

    dalam negeri, serta

    eksplorasi kepada

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    8/40

    langsung lintas

    provinsi

    dan&atau dalam

    wilaah laut

    lebih dari '(

    )dua belas* mildari garis

    pantai;

    i. Pemberian

    #%PK

    +ksplorasi dan

    #%PK perasi

    Produksi;

    j. Pengevaluasia

    n #%P perasi

    Produksi, angdi keluarkan

    oleh

    pemerintah

    daerah, ang

    telah

    menimbulkan

    kerusakan

    lingkungan

    serta ang

    tidak

    menerapkan

    kaidah

    pertambangan

    ang baik;

    k. Penetapan

    kebijaksanaan

    produksi,

    pemasaran,

    peman$aatan,

    dan

    konservasi;l. Penetapan

    kebijakan

    kerja sama,

    kemitraan, dan

    pemberdaaan

    masarakat;

    m. Perumusan

    menteri dan

    bupati&walikota ;

    l. Penampaian

    in$ormasi hasil

    produksi, penjualan

    dalam negeri, serta

    ekspor kepada

    menteri dan

    bupati&walikota

    m.Pembinaan dan

    pengawasan terhadap

    reklamasi lahan

    pasca tambang; dan

    n. Peningkatan

    kemampuan aparatur

    pemerintah provinsidan pemerintah

    kabupaten&kota

    dalam

    penelenggaraan

    pengelolaan usaha

    pertambangan.

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    9/40

    dan petapan

    penerimaan

    negara bukan

    pajak dari hasil

    usaha

    pertambanganmineral dan

    batu bara;

    n. Pembinaan

    dan

    pengawasan

    penelenggara

    an pengelolaan

    pertambangan

    mineral dan

    batu bara angdilaksanakan

    oleh pemerinta

    daerah;

    o. Pembinaan

    dan

    pengawasan

    penusunan

    peraturan

    daerah di

    bidang

    pertambangan;

    p. Penginvestaris

    asian,

    penelidikan,

    dan penelitian

    serta

    eksplorasi

    dalam rangka

    memperoleh

    data dan

    in$ormasimineral dan

    batu bara

    sebagai bahan

    penusunan

    W%P dan

    WP;

    . Pengelolan

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    10/40

    in$ormasi

    geologi,

    in$ormasi

    potensi sumber

    daa mineral

    dan batu bara,serta in$ormasi

    pertambangan

    pada tingkat

    nasional;

    r. Pembinaan

    dan

    pengawasan

    terhadap

    reklamasi

    lahanpascatambang;

    s. Penusunan

    neraca sumber

    daa mineral

    dan batu bara

    tingkat

    nasional;

    t. Pengembanga

    n dan

    peningkatan

    nilai tambah

    kegiatan usaha

    pertambangan;

    dan

    u. Peningkatan

    kemampuan

    aparatur

    pemerintah,

    pemerintah

    provinsi, dan

    pemerintahkabupaten&kota

    dalam

    penelenggara

    an pengelolaan

    usaha

    pertambangan.

  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    11/40

    Sumber:

    http://mineritysriwi6aya.blogspot.4om/,8,/8,/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.html

    !eraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang Energi Sumber )aya dan &ineral :

    8. *ndang-*ndang

    No. Nomor Peraturan Tahun Tentang

    8 9 ,

    Energi

    , + ,

    !ertambangan &ineral dan 'atubara

    9 9 ,

    Ketenagalistrikan

    ,. !eraturan !emerintah

    No. Nomor Peraturan Tahun Tentang

    8 8 8;

    !enyediaan dan !emanfaatan %enaga "istrik

    http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/http://indag.tangerangkab.go.id/portal/wp-content/uploads/2013/03/UU-NO.-30-TAHUN-2009_KETENAGALISTRIKAN.pdfhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/http://indag.tangerangkab.go.id/portal/wp-content/uploads/2013/03/UU-NO.-30-TAHUN-2009_KETENAGALISTRIKAN.pdfhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/
  • 7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral

    12/40

    , ,< 8