makalah observasi sumberdaya mineral dan tanah .docx

30
1 STUDY LINGKUNGAN UNTUK OPTIMALISASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR DAERAH MALANG \ PROPOSAL disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan yang dibina oleh Dr. Sueb, M.Kes. Oleh: Rifki Luthfidyanto (100341404608)

Upload: rifkiluthfidyanto1407

Post on 10-Aug-2015

247 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Pengetahuan Lingkungan Biologi UM

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

1

STUDY LINGKUNGAN UNTUK OPTIMALISASI KUALITAS DAN

KUANTITAS AIR DAERAH MALANG

\

PROPOSAL

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan

yang dibina oleh Dr. Sueb, M.Kes.

Oleh:

Rifki Luthfidyanto (100341404608)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI BIOLOGI

Februari 2013

Page 2: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan laporan study lingkungan ini tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan. Tujuan

dari pembuatan laporan ini adalah agar kami dapat mengetahui kualitas dan

kuantitas air PDAM di Kota Malang.

Dengan terselesaikannya penyusunan laporan study lingkungan ini kami

tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. SuebM.Kes., selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu

Lingkungan yang telah memberikan bimbingan pada kami sebagai modal

untuk melaksanakan study lingkungan di lapangan.

2. Teman-teman atas kerjasamanya selama proses study lingkungan.

3. Semua pihak yang telah membantu berupa masukan, saran dan kritik dalam

penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan study lingkungan

ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itulah penyusun mengharapkan

masukan, saran, dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi

perbaikan laporan ini, dan semoga laporan ini mempunyai manfaat bagi pembaca,

khususnya penyusun yang akan datang untuk dapat membantu masalah yang

dihadapi pemerintah Kota Malang.

Malang, Februari 2013

Penyusun

Page 3: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

3

DAFTAR ISI

COVER…...………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..3

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………..4

B. Rumusan Masalah …………………………………………………….4

C. Tujuan ………………………………………………………………...4

D. Ruang Lingkup ……………………………………………………….4

E. Definisi Operasional ………………………………………………….5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Tanah …………………………………………………7

B. Kondisi Umum Air Tanah ……………………………………………8

C. Kondisi Air Tanah Daratan Alluvial ………………………………….9

D. Kondisi Air Tanah Daerah Karst……………………………………..11

E. Sifat Kimia Air Tanah ……………………………………………….12

F. Kondisi Umum Air PDAM ………………………………………….15

BAB IV. METODE SURVEI

A. Design …………………………………………………………………...17

B. Populasi Sampel …………………………………………………………17

C. Instrumen …….…………………………………………………………..17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….18

Page 4: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi perusahaan air minum, infrastruktur air minum merupakan aset utama

yang nilainya signifikan. Oleh karena itu harus dikelola secara baik mulai sejak

perencanaan kebutuhan, penyediaan dana, pemasangan aset, pengoperasian,

pemeliharaan, hingga pada pemusnahan aset. Pengelolaan tersebut dikenal dengan

istilah manajemen aset. Yang dimaksud dengan aset jaringan distribusi PDAM

yaitu Titik saluran pelanggan, Pipa, Manhole, Junction, Valve, Hidran, Bridge,

Pompa, Spring Water, Tandon, Treatment Plant (PDAM Kotamadya Malang,

2008).

Untuk mencapai tujuan bisnisnya, seringkali perusahaan-perusahaan

menggunakan teknologi informasi sebagai basis dalam penciptaan layanan yang

berkualitas ataupun dalam optimalisasi proses bisnisnya. Dalam mengelola data

aset distribusi yang seringkali berubah, PDAM Kotamadya Malang membutuhkan

Sistem Informasi untuk mendukung fungsi dari proses bisnis pengelolaan Jaringan

Distribusinya. Fungsional sistem ini akan diwujudkan dalam sebuah rencana

program proyek.

Suatu proyek dikatakan baik jika penyelesaian proyek tersebut efisien

ditinjau dari segi waktu, biaya, dan mempertinggi efisiensi kerja baik manusia

maupun alat. Perencanaan proyek yang baik diperlukan untuk memenuhi sasaran

proyek yang berupa Sistem Informasi Manajemen Aset, karena kesuksesan dari

sebuah proyek bergantung pada usaha, perhatian dan kemampuan dalam

menerapkan perencanaan awal pada suatu proyek. Beberapa hal yang harus

dilakukan dalam perencanaan proyek pembangunan Sistem Informasi Manajemen

Aset yaitu : identifikasi ruang lingkup proyek, pembuatan jadwal dan daftar

aktivitas yang akan dikerjakan pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Sistem Informasi Manajemen Aset PDAM Kotamadya Malang merupakan

suatu pendekatan yang dapat memberikan semua informasi dan alat analisis yang

diperlukan untuk mengelola aset yang ada agar menjadi lebih efektif dan dapat

memenuhi kebutuhan saat ini dan masa mendatang, tidak terlepas dari peristiwa

Page 5: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

5

yang mungkin terjadi dan dapat menghambat pencapaian tujuan/sasaran

perusahaan. Peristiwa yang dapat menghambat pencapaian tujuan manajemen

tersebut atau biasa disebut dengan risiko.

Risiko yang timbul akibat penerapan rencana proyek yang salah akan

menyebabkan proses bisnis berjalan tidak optimal, kerugian finansial,

menurunnyareputasi perusahaan, atau bahkan hancurnya bisnis perusahaan. Oleh

karena itu diperlukan suatu pengukuran terhadap risiko proyek bagi perusahaan.

Dengan pedoman ISO/FDIS 31000:2009 Risk based management,

penelitian ini diharapkan bisa memberikan dan membuat gambaran tentang

bagaimana membuat perencanaan proyek yang baik sebelum dilakukan

pelaksanaan proyek. Perencanaan proyek digunakan untuk melaksanakan proyek,

bukan untuk analisis proyek, hal ini guna memenuhi sasaran proyek yang

diinginkan oleh pemilik proyek dan juga untuk meminimalkan kegagalan dalam

pelaksanaan proyek.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kualitas air PDAM Kota Malang?

2. Bagaimana kuantitas air PDAM Kota Malang?

3. Bagaimana upaya peningkatan kualitas dan kuantitas air PDAM Kota

Malang?

C. Tujuan

Untuk mengetahui:

1. kualitas air PDAM Kota Malang

2. kuantitas air PDAM Kota Malang

3. Bagaimana upaya peningkatan kualitas dan kuantitas air PDAM Kota

Malang

D. Ruang Lingkup

Untuk mempertegas ruang lingkup masalah yang distudy lingkungan

diadakan batasan masalah sebagai berikut:

Page 6: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

6

1. Model optimalisasi terbatas dalam hal study lingkungan sumberdaya air

dan tanah.

2. Subjek dalam study lingkungan ini adalah PDAM kota Malang terdekat.

3. Kajian dalam study lingkungan ini meliputi sistem pengairan dan

pemanfaatan tanah

4. Kualitas air PDAM yang baik untuk masyarakat adalah tidak mengandung

bahan kimia berbahaya dan organism penyebab penyakit.

5. Kuantitas air PDAM yang baik untuk masyarakat adalah banyaknya debit

air yang dikeluarkan perhari yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan

E. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitihan ini sebagai

berikut:

1. Keterlaksanaan penerapan study lingkungan ini adalah mendapatkan

data yang valid mengenai kualitas air PDAM yang didistrisibusikan di

kota Malang selama periode pengambilan data.

2. Keterlaksanaan penerapan study lingkungan ini adalah mendapatkan

data yang valid mengenai kuantitas air PDAM yang dikeluarkan

perhari dalam pendistrisibusiannya di kota Malang selama periode

pengambilan data.

3. Kualitas air adalah tingkat kelayakan air dari PDAM yang

distrisibusikan kepada masyarakat

4. Kuantitas air adalah banyaknya air yang keluar dari pusat PDAM

yang didistrisibusikan kepada masyarakat.

Page 7: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Tanah

Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di

dalam tanah yang terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang

meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang

disebut akuifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan

permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan

lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti

lapisan lempung atau geluh.

Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan

tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk

berasal dari air hujan dan air permukaan, yang meresap (infiltrate) mula-

mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin

dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.

Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi

(pemompaan, pencemaran dan perlakuan lainnya) terhadap air tanah akan

memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.

Distribusi air bawah tanah pada lapisan geologi dibagi atas zona-

zona yaitu : zona vadose, merupakan suatu zona yang terletak diantara

permukaan tanah sampai pada bidang batas air jenuh (Water table

saturated), zona phreatik , zona ini ditetapkan dari bidang batas air jenuh

sampai pada suatu lapisan dimana air secara ‘stasioner’ tak jenuh dan

pori-pori tanah atau batuan tak berhubungan, atau berada pada lapisan

semi kedap air (layer of semipermiable). Zona phreatik , disebut juga zona

air jenuh dapat mencapai kedalaman yang cukup besar, namun pada

kedalaman yang besar (lebih dari 3 km) jarang dijumpai air. Sebaliknya

pada kedalaman yang bertambah, kadang-kadang air dapat bertambah,

sehingga muncul akuifer tak tertekan pada zona phreatik (Todd,1980)

Page 8: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

8

B. Kondisi Air Tanah

Air tanah adalah salah satu fase dalam daur hidrologi, yakni suatu

peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari

atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer, penguapan dari darat atau laut

atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan,

pelonggokan dalam tanah atau badan air dan penguapan kembali. Dari

daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi

dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam

daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup,

penggunaan lahan, tumbuhan penutup, serta manusia yang berada di

permukaan (Handoyo, 2008). Objek material hidrologi dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut:

Gambar 1: Objek material hidrologi (Sumber: Sunarto, 1997).

Air tanah tidak dijumpai di semua tempat. Keterdapatan air tanah

tergantung dari ada tidaknya lapisan batuan yang dapat mengandung air

tanah yang disebut akuifer. Pada areal tertentu dapat muncul lapisan

akuifer, sebagai lapisan pembawa air yang dapat memindahkan air dari

suatu titik ke titik yang lain atau sebagai akuifer tertekan. Di bawah

permukaan bumi, air tanah terperangkap diantara celah-celah partikel

tanah atau batuan. Beberapa tipe batuan seperti pasir, batu pasir

Page 9: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

9

(sandstones), gravel atau batu konglomerat mempunyai kemungkinan

untuk memerangkap air tanah diantara celah partikelnya. Namun beberapa

tipe batuan seperti batuan beku, metamorfosa dan sedimen biasanya sedikit

mengandung air. Kemampuan batuan atau sedimen memerangkap air

bawah tanah diantara celah partikelnya disebut potensial air tanah.

Potensial air tanah akan besar, pada sedimen atau batuan yang memiliki

porositas yang besar. Pergerakan air tanah di bawah permukaan bumi juga

ditentukan oleh permeabilitas batuan atau tanah (Allan et al, 1982).

Menurut Todd (1980), permeabilitas merupakan suatu ukuran

kemudahan aliran melalui suatu media porous. Permeabilitas ini ditandai

dengan kemampuan zat cair untuk bergerak melewati lapisan batuan yang

bersangkutan. Kemampuan zat cair untuk menyusuf melalui suatu lapisan

batuan atau tanah. Kemudian jika pori-pori lapisan tidak saling

berhubungan, maka akan menghasilkan suatun lapisan yang tidak

permeabel meskipun porositasnya besar.

Jumlah air tanah yang dapat diperoleh di suatu daerah tergantung

pada sifatsifat akuifer yang ada di daerah tersebut serta pada luas cakupan

dan frekwensi imbuhan. Kapasitas suatu formasi untuk menampung air

diukur dengan porositas, yaitu perbandingan antara volume pori-pori

terhadap volume total formasi tersebut. Secara teoritis setiap lapisan

batuan mempunyai tahanan jenis yang dipengaruhi oleh komposisi mineral

yang dikandung oleh batuan tersebut.

C. Kondisi Air Tanah Dataran Alluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-

proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara

lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang

semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi

diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran

sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung,

dan dataran lembah sungai. Daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil

rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang

Page 10: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

10

lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan

tekstur batuan (Handoyo, 2008). Gerakan air tanah dan jenis lapisannya

dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Gerakan air tanah dan jenis lapisannya (Sumber: Bouwer, 1978 dalam Handoyo, 2008)).

Daerah pantai terdapat cukup luas di pantai timur Pulau Sumatera,

Pulau Jawa bagian Utara dan Selatan, Pulau Kalimantan dan Irian Jaya

bagian Selatan. Air tanah daerah dataran pantai selalu terdapat dalam

sedimen kuarter dan resen yang batuannya terdiri dari pasir, kerikil, dan

berinteraksi dengan lapisan lempung. Kondisi air tanah pada lapisan

tersebut semuanya dalam keadaan tertekan, mempunyai potensi yang

umumnya besar, namun masih bergantung pada luas dan penyebaran

lapisan batuan dan selalu mendapat ancaman intrusi air laut, apabila

pengambilan air tanah berlebihan. Dataran antar gunung di pulau Jawa

terdapat di Bandung, Garut, Madiun, Kediri, Nganjuk, dan Bondowoso,

daerah ini sebagian besar dibatasi oleh kaki gunung api. Lapisan batuan

terdiri atas bahan klastika hasil rombakan batuan gunung api sekitarnya.

Pengertian susunan litologi dari butir kasar ke halus membentuk suatu

kondisi air tanah tertekan, cekungan air tanah antar gunung mempunyai

potensi yang cukup besar.

Page 11: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

11

Beberapa bentuk lahan asal fluvial menurut Handoyo (2008)

adalah sebagai berikut:

1. Kipas Alluvial (Alluvial fan)

2. Crevasse-Splays

3. Tanggul Alam (Natural lever)

4. Poin Bar

5. Dataran Banjir

6. Cekungan Fluvial (Flood plain)

7. Teras Alluvial

8. Delta

Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan

penyebaran permeabilitas dari akuifer yang terbentuk dalam aluvium dan

dilluvium yang mengendap dalam dataran. Apabila suatu daerah materi

penyusunnya atas materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya

kecil, sedangkan suatu daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil

permeabilitasnya besar. Air tanah yang mengendap di dataran banjir

ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air tanahnya

dangkal sehingga pengambilan air dapat dengan sumur dangkal (Handoyo,

2008).

D. Kondisi Air Tanah Daerah Karst

Bukit-bukit karst kerucut dan menara berkembang baik di

Indonesia, sehingga sebagian besar kawasan karst di Indonesia

mempunyai kedua macam bukit tersebut. Walaupun setiap kawasan karst

utama (Sinamar, Kyantan dan Takung di Sumatra; Kalapanunggal,

Karangbolong, Gunung Sewu di Jawa; Maros dan Boneo di Sulawesi;

Doberai, Fak Fak, Kumawa di Irian Jaya), mempunyai dominasi bentuk

tertentu, namun pada umumnya kedua .jenis bukit tersebut setempat-

setempat dapat diketemukan (Haryono, 2001).

Page 12: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

12

Kandungan air oleh Fetter (1988) didefinisikan sebagai berat air

dibagi dengan total berat tanah. Konduktivitas yang lambat inilah yang

merupakan bagian dari fungsi regulator dari sistem hidrologi kawasan

karst. Meskipun porositas sekunder karena diaklas dan rongga pelarutan

besar, akuifer karst tetap mampu menyisakan air dalam musim kemarau

untuk mensuplai sungai-sungai bawah tanah, sehingga sebagian besar

sungai bawah tanah bersifat perennial (mengalir sepanjang tahun).

Air yang tersimpan di bukit karst dikeluarkan perlahan-lahan baik

sebagai mata air maupun sungai bawah tanah. Menurut Fetter (1988)

adapun jenis sumber air daerah karst berdasarkan keberadaannya

dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

a. Sumber air permukaan, merupakan simpanan air yang berada pada

permukaan tanah. Sumber air ini umumnya terdapat di Sinhole,

doline, dan uvala.

b. Sumber air bawah tanah, merupakan simpanan air yang terdapat di

dalam tanah biasanya di dalam gua-gua atau disebut sungai bawah

tanah.

Sifat batuan lain yang berhubungan dengan air tanah adalah akuiklud

dan akuitard. Menurut Walton (1970), akuiklud adalah formasi batuan

yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat melalukannya dalam

jumlah yang berarti, misalnya liat, serpih, tuf halus dan batuan lain

yang butirannya berukuran liat, sedangkan akuitard adalah formasi

batuan dengan susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan

air, tetapi hanya dapat melalukannya dalam jumlah terbatas seperti

misalnya pada rembesan atau kebocoran.

E. Sifat Kimia Air Tanah

Sifat kimia airtanah merupakan salah satu sifat utama air yang

mempengaruhi kualitas airtanah selain sifat fisik, biologi dan radioaktif.

Page 13: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

13

Sifat kimia airtanah sangat berguna untuk penentuan kualitas airtanah.

Sifat kimia airtanah antara lain adalah kesadahan/kekerasan (total

hardness), jumlah padatan terlarut (total dissolved solid), daya hantar

listrik (electric conductance), keasaman dan kandungan ion. Sifat kimia

airtanah yang akan dibahas lebih rinci dalam pembahasan ini adalah

kandungan ion.

Kandungan ion dalam air yang penting antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Mn,

Cu, Fe, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2S, F, NH4, NO3, NO3, NO2,

KMNO4, SiO2 dan Boron. Selain itu ion – ion logam yang biasanya

jarang tapi bersifat racun antara lain As, Pb, Se, Cr, Cd, Hg, CO.

Kandungan ion – ion mayor yang akan dibahas yaitu magnesium

(Mg), kalsium (Ca), Potassium (K), Sodium (Na), sulfat (SO4), nitrat

(NO3), klorida (Cl) dan alkalinitas (HCO3).

1. Magnesium (Mg2+)

Magnesium (Mg2+) sebagai kation yang dijadikan parameter besar

kecilnya pengaruh pelarutan litologi dalam air. Magnesium pada

batuan beku berasal dari mineral-mineral feromagnesium berwarna

gelap,yakni olivine, piroksen, amfibol. Dalam batuan alterasi hadir

dalam klorit, montmorilonit dan serpentin. Magnesium juga hadir

dalam sedimen karbonat sebagai magnesit dan hidromagnesit serta

hydroxide brucite.

2. Kalsium (Ca2+)

Nilai kandungan kalsium (Ca2+) terlarut akan digunakan untuk

menganalisis pengaruh litologi terhadap komposisi kimia airtanah.

Kalsium adalah salah satu unsur penting dalam mineral-mineral

batuan beku yakni dalam rantai silika, piroksen, amfibol dan feldspar.

Kalsium berada dalam air karena kontak air dengan batuan beku dan

batuan metamorf umumnya mempunyai konsentrasi yang rendah

karena laju dekomposisinya lambat. Kebanyakan kalsium terdapat

dalam batuan sedimen karbonat. Kalsium hadir dalam gipsum

Page 14: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

14

(CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4), dan florit (CaF2). Dalam batupasir

sebagai semen.

3. Potassium (K+)

Potassium merupakan kation yang tidak dominan ditemukan dalam

airtanah. Terdapat dalam feldspar ortoklas dan mikroklin (KAlSI3O8),

mika, feldspathoid leucite (KAlSi2O6). Dalam batuan sedimen

Potassium umumnya hadir sebagai feldspar, mika atau illit atau

mineral lempung lainnya.

4. Sodium (Na+)

Sodium melimpah dalam grup logam alkali. Dalam batuan sedimen,

Sodium hadir dalam mineral-mineral yang resisten sebagai semen. Air

yang terjebak dalam sedimen dan tersimpan dalam waktu yang lama

akan mempunyai konsentrasi Na+ yang tinggi.

5. Sulfat (SO42-)

Kandungan sulfat (SO42-) terlarut merupakan parameter utama yang

digunakan untuk menentukan ada tidaknya proses oksidasi mineral

sulfida terhadap komposisi kimia airtanah. Sumber lain adalah dari

mineral gipsum (CaSO4.2H2O) dan mineral anhidrit (CaSO4) yang

akan mudah terlarut oleh air menjadi Ca2+ dan SO42-.

6. Nitrat (NO3-)

Nitrat (NO3-) merupakan anion yang penting. Nitrat dengan

konsentrasi tinggi merupakan indikasi adanya sumber polutan dalam

airtanah. Kandungan nitrat umumnya kurang dari 10 mg/l untuk

airtanah dengan komposisi biasa (Todd, 1980). Tingginya konsentrasi

nitrat (NO3-) dalam airtanah dapat disebabkan karena adanya aktivitas

mikroba nitrat.

Kadar nitrat lebih dari 5 mg/l menggambarkan terjadinya pencemaran

antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Air

hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/l. Pada perairan yang

Page 15: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

15

menerima limpasan air dari daerah pertanian yang banyak

mengandung pupuk, kadar nitrat dapat mencapai 1.000 mg/l.

7. Klorida (Cl-)

Analisis klorida (Cl-) dimaksudkan untuk memperkecil nilai

ketidakseimbangan kation-anion dalam hasil perhitungan. Selain itu

klorida juga digunakan untuk mengetahui berapa besar kadar Sodium

klorida (NaCl) yang terlarut dalam air. Pelapukan batuan dan tanah

melepaskan klorida ke perairan.

8. Alkalinitas (HCO3-)

Tingkat kebasaan suatu sampel airtanah dinyatakan dalam nilai yang

disebut alkalinitas. Dengan kata lain alkalinitas dapat diartikan

sebagai berapa besar asam yang digunakan untuk menetralkan

airtanah. Tingginya alkalinitas dalam air disebabkan oleh ionisasi

asam karbonat, terutama pada air yang banyak mengandung

karbondioksida (kadar CO2 mengalami saturasi/jenuh).

Karbondioksida dalam air bereaksi dengan basa yang terdapat pada

batuan dan tanah membentuk bikarbonat.

F. Air Pdam

Air PDAM berasal dari air sungai yang diolah. Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Proses pengolahan air sungai menjadi air kran biasanya memiliki 4 langkah: koagulasi/flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfeksi.

1. Koagulasi/flokulasi adalah proses untuk mengeliminasi partikel-partikel

yang berukuran ‘besar’ dengan cara menambahkan koagulan pada air

sehingga partikel-partikel tersebut bisa mengendap. Kekeruhan yang kita

lihat pada air adalah karena adanya partikel-partikel tersebut (bisa dari

tanah, hasil dekomposisi tanaman, kotoran hewan, atau senyawa kimia).

2. Setelah proses ini, air akan dialirkan ke tempat penampungan sementara

untuk proses sedimentasi (pengendapan). Dalam jangka waktu tertentu,

partikel-partikel ‘besar’ tadi diharapkan mengendap di bawah sehingga

proses pemisahannya menjadi lebih mudah.

Page 16: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

16

3. Bagian atas (airnya saja) kemudian menuju proses berikutnya, filtrasi

atau penyaringan. Filter atau saringan yang dipakai biasanya sand filter

atau gravel filter, yang memiliki kemampuan untuk memisahkan

partikel-partikel yang jauh lebih kecil sehingga air yang dihasilkan lebih

bersih.

4. Terakhir, disinfeksi. Untuk membunuh mikroorganisme yang dapat

membahayakan manusia, disinfektan seperti chlorine ditambahkan ke

air. Chlorine inilah yang baunya sering kita cium saat mengambil air

dari kran. Setelah disinfeksi, air ditampung kemudian disalurkan ke

rumah-rumah

Page 17: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

17

BAB III

METODE SURVEI

A. Design

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metodologi

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena

merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian ini terfokus

pada upaya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya air yang ada di Kota

Malang. Data yang didapat diperoleh dari hasil wawancara pada narasumber yang

berhubungan dengan hal terebut yaitu Kepala PDAM kota Malang.

B. Populasi dan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan saat peneliti mulai

memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling

design). Dalam hal ini, sampel yang digunakan adalah Kepala PDAM yang berada

di Kota Malang. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sample yaitu teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu yaitu orang yang dianggap paling tahu tentang

apa yang kita harapkan

C. Instrumen

Instrumen pada penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai human

instrument yang akan menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas penemuan yang diperoleh

nantinya. Kemudian instrument penelitian yang akan digunakan yaitu :

1. Interview guide, berupa daftar pertanyaan terkait persoalan yang akan

diobservasi yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti sebagai pedoman

untuk kegiatan observasi atau wawancara

Page 18: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

18

2. Documentary, berupa pengambilan foto sebagai bukti dari kegiatan observas

yang dilakukan di lapangan

3. Alat alat wawancara, yaitu buku catatan dan kamera

Page 19: MAKALAH Observasi Sumberdaya mineral dan Tanah .docx

19

DAFTAR PUSTAKA

Allan, L. Nicholas K., Koch, 1982, Physical Geology, New York.

Anonim. 2010. Pengertian dan macam-macam sungai. (Online).

(http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2068816-pengertian-dan-

macam-macam-sungai/#ixzz2KBewndLL), diakses tanggal 5 Februari

2013

Anonim. 2010. Sifat Kimia Air Tanah. (Online).

(http://wiretes.wordpress.com/2010/01/14/sifat-kimia-airtanah/), diakses

tanggal 5 Februari 2013

Fetter, C.W. 1988. Applied Hydrogeology. Second edition. MacMillan, New

York.

Handoyo, B. 2008. http://www.malang.ac.id/e-Learning/FMIPA/BudiHandoyo/

geografi.htm. tanggal 5 Mei 2008.

Haryono, E.; Hadi, M.P.; Suprojo, S.W. dan Sunarto. 2000. Kajian Mintakat

Epikarst Gunung Kidul untuk Penyediaan Air Bersih. Laporan PHB VIll,

LIT-UGM, Yogyakarta.

Herlambang, A. 1996. Kualitas Air tanah Dangkal di Kabupaten Bekasi. Program

Pascasarjana, IPB. Bogor.

Todd, D.K. 1980. Ground Water Hydrology. John Wiley and Sons Inc., New

York.

Walton, W.C. 1970. Ground Water Resources Evaluation. John Wiley and Sons

Inc., New York.