vi. valuasi ekonomi sumberdaya mineral 6.1...

30
VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial Valuasi ekonomi mineral dilakukan untuk mengetahui prospek mineral yang ada di wilayah studi. Tabel 44 mendeskripsikan wilayah-wilayah yang memilki potensi cadangan dan mineralisasi yaitu porphiry Cu-Au, epitermal AU- AG-Cu dan epitermal Au-Ag yang telah didetilkan penelitian eksplorasinya yaitu daerah Sungai Mak dan Cabang Kiri. Potensi di wilayah lain sedang dalam perencanaan penelitian eksplorasi dan meskipun kegiatan eksplorasi ini tidak jauh dari kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI) di wilayah Motomboto dan Desa Bangio, namun belum pernah ada konflik yang terjadi. Tabel 44 Prospek Mineralisasi Kecamatan Tombulilato LOKASI POTENSI MINERALISASI Wilayah Konsesi Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals Porphyry Cu Au Cabang Kiri East Sungai Mak Kayubulan Cabang Kanan Gunung Lintah Epithermal Au Ag Cu Tulabolo Main Motomboto East Motomboto West Motomboto Mohutango Wilayah konsesi Ephitermal Au Ag Kaindundu Mamungaa Mootayu Sumber: Olahan Data PT Gorontalo Minerals Pada umumnya setiap valuasi ekonomi untuk suatu sektor usaha dilakukan tidak lepas dari aspek perspektif manajemen. Asumsi apa yang akan terjadi bila usaha ini diputuskan untuk dikerjakan dan bagaimana kita meresponnya adalah dua pertanyaan yang selalu muncul untuk dijawab baik secara konsepsi maupun dari aspek terapan dan umpan baliknya terhadap suatu usaha. Oleh karena itu metode valuasi ekonomi harus mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan strategi apa yang harus disiapkan untuk

Upload: duongkien

Post on 21-Aug-2018

247 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL

6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

Valuasi ekonomi mineral dilakukan untuk mengetahui prospek mineral

yang ada di wilayah studi. Tabel 44 mendeskripsikan wilayah-wilayah yang

memilki potensi cadangan dan mineralisasi yaitu porphiry Cu-Au, epitermal AU-

AG-Cu dan epitermal Au-Ag yang telah didetilkan penelitian eksplorasinya yaitu

daerah Sungai Mak dan Cabang Kiri. Potensi di wilayah lain sedang dalam

perencanaan penelitian eksplorasi dan meskipun kegiatan eksplorasi ini tidak jauh

dari kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI) di wilayah Motomboto dan Desa

Bangio, namun belum pernah ada konflik yang terjadi.

Tabel 44 Prospek Mineralisasi Kecamatan Tombulilato

LOKASI POTENSI MINERALISASI

Wilayah Konsesi

Kontrak Karya PT

Gorontalo Minerals

Porphyry Cu – Au

Cabang Kiri East

Sungai Mak

Kayubulan

Cabang Kanan

Gunung Lintah

Epithermal Au – Ag –

Cu

Tulabolo

Main Motomboto

East Motomboto

West Motomboto

Mohutango

Wilayah konsesi Ephitermal Au – Ag

Kaindundu

Mamungaa

Mootayu

Sumber: Olahan Data PT Gorontalo Minerals

Pada umumnya setiap valuasi ekonomi untuk suatu sektor usaha dilakukan

tidak lepas dari aspek perspektif manajemen. Asumsi apa yang akan terjadi bila

usaha ini diputuskan untuk dikerjakan dan bagaimana kita meresponnya adalah

dua pertanyaan yang selalu muncul untuk dijawab baik secara konsepsi maupun

dari aspek terapan dan umpan baliknya terhadap suatu usaha. Oleh karena itu

metode valuasi ekonomi harus mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi di

masa yang akan datang dan strategi apa yang harus disiapkan untuk

Page 2: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

132

menghadapinya serta tujuan dari memilih alternatif untuk memaksimalkan value.

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam melakukan perhitungan asset

pertambangan diantaranya:

Manajemen selalu diperhadapkan oleh suatu pengelolaan usaha

pertambangan dengan dihantui oleh ketidakpastian.

Bila demikian pendekatan apa yang seharusnya dilakukan untuk menilai

suatu proyek pertambangan?

Adakah infomasi pasar dari lembaga resmi yang menjadi pedoman

manajemen untuk menjual produk berbasis pertambangan?

Persoalan ini relatif dialami oleh manajemen PT Gorontalo Minerals untuk

melakukan perhitungan dan penilaian cadangan tambang baik dari aspek teknis

seperti hasil penelitian eksplorasi dan aspek non-teknis terkait. Hal tersebut terkait

dengan kondisi lingkungan eksternal perusahaan yang belum tentu dapat

digeneralisir dengan aspek teknis dan non-teknis yang berlaku di perusahaan

pertambangan yang lain. Akibatnya ada perbedan dalam pendekatan keputusan

manajemen.

Nilai waktu (time value) yang digunakan di awal penelitian sampai masuk

pada perhitungan cadangan sangat tergantung pada data yang diperoleh di lokasi

sangat krusial karena terkait dengan nilai waktu itu sendiri yang semakin hari

semakin naik nilainya. Data yang sangat dibutuhkan dalam studi ekonomi yaitu

adanya hasil kajian prospek cadangan tembaga, emas dan perak di wilayah

konsesi PT Gorontalo Minerals (PT.GM). Selain dilakukan studi berdasarkan

aspek-aspek teknis juga dilakukan studi berdasarkan aspek finansial dan

keekonomian. Analisis keekonomian dilakukan berdasarkan skenario rencana

penambangan dan produksi tahunan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya

pada bab perencanaan tambang.

Adapun hasil kajian teknis yang wajib disusun oleh perusahaan dalam

rangka mendukung operasi tambang meliputi aspek konstruksi maupun aspek

produksi yang meliputi, aspek geologi, penambangan, pengolahan tembaga-emas

serta kajian mengenai transportasi (baik konsentrat maupun tailing). Aspek-aspek

lain yang berkaitan dengan analisis keekonomian seperti discount rate, eskalasi

Page 3: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

133

harga dan biaya dan nilai tukar valas. Oleh karena itu besarnya nilai investasi serta

biaya operasi yang diperlukan maka analisis ini digunakan indikator-indikator

umum yang diperoleh dari operasi penambangan lainnya yang sejenis. Aliran kas

prospek cadangan tembaga-emas PT.GM disimulasi berdasarkan rencana

penambangan tembaga-emas dengan metode tambang bawah tanah yang

direncanakan akan berjalan selama 30 tahun. Kemudian dilanjutkan dengan

simulasi tambang terbuka selama 22 tahun yang dimulai setelah tambang bawah

tanah beroperasi sampai tahun ke 9, dengan umur tambang secara keseluruhan

adalah 30 tahun.

Asumsi operasi penambangan yang akan digunakan adalah metode

tambang bawah tanah dan tambang terbuka dengan rencana produksi masing-

masing 15.000 tpd untuk tambang bawah tanah dan 15.000 tpd untuk tambang

terbuka dengan 365 hari kerja selama satu tahun. Kegiatan penambangan dimulai

dengan operasi tambang terbuka. Pada tambang terbuka, di tahun-tahun awal

tingkat produksi tembaga-emas PT.GM diasumsikan terus ditingkatkan hingga

mencapai target produksi maksimum sebesar 15.000 pada tahun ke-3 dan konstan

sampai tahun ke-30. Produksi pada tahun ke-1 adalah 25 persen dari 15.000 tpd

atau sama dengan 3.750 tpd. Sedangkan produksi tahun ke-2 adalah 75 persen dari

rencana produksi maksimum atau sebesar 11.250 tpd.

Sementara itu, tambang bawah tanah mulai dikembangkan setelah

tambang terbuka mencapai produksi maksimum yaitu tahun ke-4. Dengan masa

pengembangan selama 3 tahun, tambang bawah tanah mulai dioperasikan pada

tahun ke-7 dengan produksi awal sebesar 33 persen dari 15.000 tpd atau sama

dengan 5.000 tpd. Produksi pada tahun ke-8 adalah 66 persen dari rencana

produksi maksimum atau sebesar 10.000 tpd dan produksi maksimum dicapai

pada tahun ke-9 sampai dengan tambang berakhir di tahun 30 sebesar 15.000 tpd.

Analisis ekonomi dilakukan dengan menggunakan konsep aliran kas

diskonto. Beberapa komponen dasar yang digunakan untuk analisis keekonomian

antara lain biaya kapital, biaya produksi dan jumlah produksi tembaga-emas.

Indikator utama yang digunakan untuk menentukan kelayakan rencana produksi

tembaga-emas adalah Net Present Value (NPV). NPV yang bernilai positif

menunjukkan bahwa rencana penambangan tembaga-emas PT.GM layak secara

Page 4: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

134

ekonomi. Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menentukan kelayakan

adalah Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PBP).

Mengingat terjadinya fluktuasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi

kelayakan ekonomi, pengambilan keputusan perlu didukung oleh analisis

sensitivitas atas indikator-indikator tersebut. Dengan analisis sensitivitas dapat

diketahui pengaruh faktor-faktor seperti harga dan biaya operasi terhadap nilai

NPVserta parameter mana yang paling sensitif terhadap perubahan. Dengan

adanya kegiatan produksi tembaga-emas oleh PT.GM, secara tidak langsung

Pemerintah Pusat maupun Pemda setempat akan mendapatkan keuntungan

melalui royalty dan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. Nominal royalty dan

pajak yang akan diterima oleh pemerintah ditunjukkan secara kuantitatif pada

proyeksi aliran kas.

6.1.1 Biaya Kapital

Faktor ketersediaan modal yang diperlukan untuk membiayai investasi-

investasi berkenaan dengan rencana produksi tembaga dan emas oleh perusahaan.

Dimana sampai saat ini perusahaan masih berada pada tahap penelitian dalam

rangka memperoleh data yang lebih akurat dan sesuai dengan rencana kerja.

Perusahaan akan mulai masuk pada tahap Analisis Dampak Lingkungan

(ANDAL) setelah itu akan dilanjutkan ke tahap konstruksi infrastruktur dan

bangunan tambang. Nantinya akan sampai pada tahap kegiatan operasional atau

kegiatan produksi pada wilayah Kuasa Pertambangan yang mereka miliki akan

berjalan sesuai dengan aturan dan mekanisme perundang-undangan yang berlaku.

Oleh karena itu sebelum memulai kegiatan produksi, PT.GM harus

menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana penunjang seperti misalnya akses

jalan, kantor, asrama (mess), fasilitas pengolahan, dsb. Biaya kapital yang

diperlukan untuk penambangan pada wilayah konsesi PT.GM mencakup biaya

perijinan, kompensasi untuk struktur dan bangunan yang digunakan, Processing

plant, Biaya konstruksi jalan, biaya tailing pond, konstruksi jetty, explorasi dan

biaya lainnya.

Biaya kapital yang diperlukan oleh perusahaan untuk memulai produksi

tembaga-emas dan perak diperkirakan dengan melakukan pendekatan unit cost

Page 5: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

135

method. Pada metode tersebut, biaya kapital untuk kegiatan penambangan

diperbandingkan atau asumsi umum yang dilakukan terhadap beberapa proyek

penambangan sejenis (sesuai dengan metode penambangan yang diterapkan).

Selain itu juga mempertimbangkan metode tersebut dengan memperhatikan

faktor-faktor non teknis dilapangan seperti faktor geopolitik di wilayah sekitar dan

faktor isu lingkungan yang selalu diidentikan dengan kegiatan pertambangan.

Dari pengumpulan dan evaluasi data pada beberapa tambang tembaga-

emas yang telah beroperasi, dapat diketahui bahwa unit biaya kapital untuk

penambangan tembaga-emas dengan metode tambang terbuka sebesar USD

12,500 tpd. Sedangkan unit biaya kapital untuk penambangan tembaga-emas

dengan metode tambang bawah tanah sebesar USD 17,500 tpd. Dengan kedua unit

biaya kapital tersebut, diturunkan perkiraan biaya yang dibutuhkan oleh

PT.Gorontalo Minerals untuk mencapai tingkat produksi maksimum sebesar

15.000 tpd seperti ditunjukkan pada Tabel 45.

Perhitungan yang membutuhkan dukungan data akurat yaitu di saat fase

konstruksi akan dimulai. Hal ini penting karena data mengenai karakter atau sifat

cadangan yang akan diproduksi diasumsikan telah melalui pengujian tahap

sebelumnya yaitu tahap penelitian eksplorasi. Adapun biaya capital tersebut

dikeluarkan berdasarkan lamanya waktu pembangunan (developmenent) tambang

bawah tanah (grounded mining) dan tambang terbuka (open pit).

Pada tambang bawah tanah rencana pembangunan dilakukan selama enam

tahun, sementara tambang terbuka development dilakukan selama tiga tahun.

Jadwal Investasi tambang bawah tanah dibagi kedalam enam tahap, yaitu pada

tahun ke -5 sebesar 50 persen dari total biaya kapital dan sebesar 50 persen dibagi

merata selama tahun ke -4 – 0. Sementara untuk investasi tambang terbuka juga

akan dilakukan dalam tiga tahap, sebesar 33 persen dari total biaya modal

tambang terbuka pada tahun ke 6 dan sisanya pada tahun ke 7 dan 8. Rencana

pembiayaan ini sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah terprogram dalam

jadwal kegiatan perusahaan.

Page 6: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

136

Tabel 45. Perkiraan Biaya Kapital PT. Gorontalo Minerals

CAPEX

Underground

Daily Ore Production 15,000 Ton

Average CAPEX 17500 USD/tpd

Estimated CAPEX 262,500,000 USD

Open Pit

Yearly Ore Production 15,000 Ton

Average CAPEX 12500 USD/tpd

Estimated CAPEX 187,500,000 USD

Total Estimated 450,000,000 USD

Sumber: Olahan Data PT Gorontalo Minerals

Biaya modal yang akan digunakan pada fase konstruksi (development)

terbagi menjadi dua jenis, dengan menggunakan data karakter mineral logam yang

akan diproduksi yaitu :

Pertambangan tertutup (under ground mining)

Pertambangan terbuka (open pit mining)

Kedua jenis tambang ini telah dianalisis asumsi pembiayaaan masing-

masing dimana bila dibandingkan maka pembiayaan yang paling banyak yaitu

pada model penambangan tertutup. Meskipun biaya tersebut diasumsikan akan

digunakan pada tahun ke 4 yaitu $ 52,500,000 atau 20 persen dari total biaya

kapital, namun pada tahun kelima biaya kapital yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan yaitu $ 105,000,000, atau 40 persen demikian pula pada tahun ke 6

proyek pembangunan berjalan yaitu $ 105,000,000 atau 40 persen. Meskipun

model penambangan terbuka biaya yang dibutuhkan tidak sebesar biaya kapital

pada penambangan tertutup namun pada tahun pertama biaya yang dibutuhkab

yaitu $ 61,875,000 atau 33 persen dari total pembiayaan, dan pada tahun kedua

dengan nilai yang sama yaitu $ 61,875,000 atau 33 persen, selanjutnya pada tahun

ke 3 biaya yang diperlukan yaitu $ 63,750,000. Sehingga waktu pembiayaan yaitu

selama 6 tahun.

Page 7: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

137

Tabel 46. Prosentase Biaya Kapital Digunakan Pada Fase Konstruksi

CAPEX

Distribution

Proporsi

Capex

-2

(USD

000)

-1

(USD

000)

0

(USD

000)

4

(USD

000)

5

(USD

000)

6

(USD

000)

Develop.

Year 1

(U/G)

20% 52,500

Develop.

Year 2

(U/G)

40% 105,000

Develop.

Year 3

(U/G)

40% 105,000

Develop.

Year 1

(Open Pit)

33% 61,875

Develop.

Year 2

(Open Pit)

33% 61,875

Develop.

Year 3

(Open Pit)

34% 63,750

Capital Cost USD 61,875 61,875 63,750 52,500 105,000 105,000

6.1.2 Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang digunakan oleh perusahaan untuk

melakukan kegiatan operasional dan membayar kewajiban jangka pendek sebelum

perusahaan memperoleh pendapatan dari penjualan melalui pembiayaan sendiri

atau melakukan pinjaman. Namun berdasarkan definisi tersebut modal kerja yang

diperlukan oleh PT.Gorobntalo Minerals meliputi biaya operasional dan

pembayaran kewajiban jangka pendek selama 3 bulan pada tahun pertama

produksi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan karena adanya asumsi

ketidakpastian iklim usaha saat ini.

Karena aliran kas dihitung dalam basis tahunan, maka dapat diasumsikan

bahwa PT Gorontalo Minerals tidak memerlukan modal kerja untuk memulai

usahanya. Bila asumsi pembiayaan ini akan digunakan bukan berarti bahwa

manajemen perusahaan tidak memiliki resiko pembiayaan. Keputusan manajemen

untuk memilih membiayai sendiri merupakan keputusan strategis yang telah

Page 8: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

138

disepakati di tingkat Dewan Komisaris (shareholder) karena perusahaan ini

adalah perusahaan Perseroan Terbuka (Go Public) yang memiliki tanggung

terhadapa para pemegang saham.

6.2 Model Pembiayaan dan Pendapatan

Secara umum, terdapat beberapa model pembiayaan yang diputuskan oleh

manajemen perusahaan. Diantaranya yaitu keputusan membiayai sendiri atau

keputusan melakukan pinjaman terhadap pihak Bank (Kreditur). Keputusan

pembiayaan sangat dipengaruhi oleh asset yang dimiliki oleh perusahaan karena

motif dari pembiayaan yaitu untuk mengoptimumkan asset yang dimiliki untuk

emningkatkan nilai perusahaan yang akan amsuk adalam arus kas.

Hasil informasi yang diperoleh dari manajemen perusahaan bahwa secara

umum sumber pembiayaan dapat diperoleh dari dua sumber. Pertama yaitu dari

dana perusahaan sendiri atau dari pinjaman, namun dalam perencanaan yang ada

bahwa seluruh pembiayaan untuk investasi diasumsikan diperoleh dari

PT.Gorontalo Minerals sendiri (100 persen equity). Kemampuan perusahaan dapat

meningkatkan kepercayaan diri manajemen yang dapat diharapkan berpengaruh

kepada kinerja perusahaan. Hasil pengamatan bahwa perusahaan ini merupakan

(Holding Company) PT Bumi Resources Minerals yang memiliki empat

Perusahaan Tambang Minerals dan logam yaitu PT. Dairi Minerals, PT Citra Palu

Minerals, PT Gorontalo Minerals dan PT Mauritania Minerals.

6.2.1 Biaya Produksi

Meskipun asumsi yang digunakan dalam biaya produksi adalah murni

diperoleh dari internal perusahaan, tidak berarti semua pembiayaan itu akan

menjadi lebih mudah pelaksanaanya. Hal ini karena keputusan manajemen

perusahaan untuk item ini merupakan hal yang normatif dan strategis.

Sehubungan dengan biaya produksi, dalam analisis investasi pada kegiatan

perusahaan ini menggunakan analisis atau estimasi biaya produksi meliputi biaya

penambangan, biaya pengolahan (mill), biaya G&A dan biaya lain-lain. Dimana

biaya produksi yang diperlukan oleh perusahaan ketika berada pada tahap operasi

produksi tembaga-emas dan perak diperkirakan dengan melakukan perbandingan

Page 9: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

139

biaya produksi terhadap beberapa operasi penambangan sejenis. Perincian biaya

operasi yang akan digunakan oleh PT.Gorontalo Minerals dalam aliran kas adalah

sebagai berikut:

- Tambang bawah tanah:

o Biaya penambangan : 1.50 USD/ton ore

o Biaya Pengolahan : 5.20 USD/ton ore

o G&A : 2.00 USD/ton ore

o Biaya lain-lain : 0.34 USD/ton ore (5 persen dari total biaya

penambangan dan pengolahan)

- Tambang terbuka:

o Biaya penambangan : 2.30 USD/ton ore

o Biaya Pengolahan : 5.20 USD/ton ore

o G&A : 2.00 USD/ton ore

o Biaya lain-lain : 0.38 USD/ton ore (5persen dari total biaya

penambangan dan pengolahan)

Nilai mata uang yang digunakan dalam melakukan analisis aliran kas

relatif dipengaruhi oleh negara mana yang dominan menjadi tempat transaksi

tembaga-emas dunia. Adapun analis aliran kas untuk evaluasi rencana produksi

tembaga-emas dan perak pada perusahaan akan dilakukan dengan metode analisis

dollar tereskalasi dimana faktor eskalasi biaya yang digunakan adalah 2 persen per

tahun. Perkiraan biaya dalam jangka panjang ditunjukkan pada (Tabel 41).

Tabel 47. Perkiraan Biaya Operasi

Komponen Biaya Operasi Underground Open Pit Unit

Mine 1.50 2.30 USD/t

Mill 5.20 5.20 USD/t

G&A 2.00 2.00 USD/t

Other 0.34 0.38 USD/t

Page 10: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

140

6.2.2 Pendapatan

Analisis aliran kas dalam analisis investasi rencana produksi tembaga-

emas dan perak sangat dipengaruhi oleh perkiraan harga jual produk yang

dihasilkan. Semakin akurat proyeksi dan perkiraan harga jual komoditi dimasa

yang akan datang akan semakin meningkatkan ketepatan perhitungan keuntungan

proyek. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi perhitungan analisis investasi

serta penentuan kelayakan proyek. Pengolahan bijih akan menghasilkan tiga

produk yaitu tembaga, emas dan perak. Untuk memperkirakan jumlah pendapatan

yang akan diperoleh dari penjualan ketiga produk tersebut maka digunakan

estimasi harga jual jangka panjang yaitu :

Tembaga : 3.0 USD/lb,

Emas : 1100 USD/oz,

Perak : 14.00 USD/oz.

Faktor eskalasi: 1 persen pertahun

Aspek penting dalam perkiraan pendapatan (revenue) yaitu asumsi dasar

yang digunakan untuk menghitung biaya produksi. Maksudnya adalah bila

cadangan telah terjual maka jumlah cadangan bijih yang menghasilkan logam

dalam jumlah yang cukup untuk menutupi biaya produksi diasumsikan bahwa

produk logam atau biji tersebut dijual dengan harga pasar yang berlaku.

Prosentase bijih yang terjual untuk tembaga, emas dan perak adalah sebagai

berikut:

Tembaga : 96.5 persen,

Emas : 97 persen,

Perak : 90 persen.

6.3. Analisis Kelayakan

Pada analisis ekonomi dan investasi rencana produksi tembaga-emas

PT.Gorontalo Minerals akan dilakukan dengan menggunakan analisis aliran kas

diskonto. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis antara lain:

Discount rate sebesar 10 persen pertahun berdasarkan perhitungan WACC.

Page 11: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

141

Pajak sebesar 30 persen, sumber pembiayaan diasumsikan 100 persen

equity.

Royalty untuk setiap produk yaitu tembaga 4.00 persen, emas 3.75 persen,

perak 3.25 persen,

Perhitungan depresiasi dan amortisasi menggunakan metode linear dengan

jangka waktu depresiasi selama 20 tahun.

Asumsi-asumsi lain yang juga digunakan sebagai faktor pengurang dalam

perhitungan pendapatan bersih ditunjukkan dalam Tabel 48.

Adapun informasi tambahan (additional information) terkait dengan

asumsi-asumsi yang berpedoman pada mekanisme pertambangan yang berlaku

saat ini terutama bagaimana menghitung asumsi pendapatan bersih setelah

dikurangi pajak dan royalty serta perhitungan depresiasi dan amortisasi yang

mengasumsikan umur ekonomis dan umur teknis seluruh peralatan mesin yang

dimiliki yaitu 20 tahun. Hal yang menarik pada analisi ekonomi tambang tidak

memasukan faktor bunga bank dalam perhitungan pendapatan bersih karena

pembiayan produksi ini tidak menggunakan biaya atau anggaran pinjaman.

Asumsi untuk perhitungan pendapatan bersih dapat dilihat pada (Tabel 48).

Tabel 48. Asumsi untuk Perhitungan Pendapatan Bersih

Additional Information Value Unit

Copper Sales fee 0.005 USD/lb

Gold Sales fee 1.20 USD/oz

Silver Sales fee 1.20 USD/oz

Copper Refining Charges 0.08 USD/lb

Gold Refining Charges 4.00 USD/oz

Silver Refining Charges 0.30 USD/oz

VAT 10% Percent

Dari data biaya kapital, biaya produksi dan perkiraan pendapatan,

dihasilkan proyeksi aliran kas pertahun. Dimana proyeksi aliran kas dihasilkan

kriteria-kriteria untuk penilaian investasi antara lain IRR (Internal Rate of Return)

Page 12: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

142

21.39 persen, NPV (Net Present Value) USD 462.42 juta, PBP (Payback Period)

selama 7.84 tahun. Berdasarkan kriteria-kriteria investasi yang dievaluasi

berdasarkan analisis konstan dollar, dapat disimpulkan bahwa rencana produksi

tembaga-emas PT.GM layak secara ekonomi karena nilai NPV dan IRR

menunjukkan nilai positif. Lebih jelasnya perhitungan ini dapat ditunjukkan pada

Lampiran 3.

Namun demikian nilai keekonomian Proyek ini masih perlu untuk

dipertegas lagi, mengingat masih terdapat ketidakpastian terhadap besarnya

cadangan tertambang, kadar bijih dan faktor operasi lain, akibat kegiatan

eksplorasi yang belum selesai. Nilai keekonomian diperkirakan akan berubah

membaik sejalan dengan perubahan ketidakpastian terhadap besarnya cadangan

tertambang, kadar bijih, dan faktor operasi lain dengan dilakukannya kegiatan

eksplorasi dan kajian lebih detail.

Oleh karena itu faktor kehati-hatian dalam analisis kelayakan suatu proyek

pertambangan sangat dibutuhkan, aspek ini sangat menentukan berhasil atau

gagalnya suatu proyek pertambangan dimana cadangan yang menjadi indikator

perhitungan berada didalam tanah dengan kedalaman yang sulit diperkirakan serta

karakter cadangan yang berbeda di setiap wilayah prospek. Untuk meminimalisir

kondisi ini, perlu adanya model analisis yang dapat digunankan. Bila menyimak

proyek pertambangan wilayah lain seperti PT Aneka Tambang, analisis yang

digunakan yaitu analisis sensitivitas, lebih jelas dibahas pada bagian berikut ini.

6.4. Analisis Sensitivitas

Pada perhitungan analisis investasi dan penentuan kelayakan, faktor

ketidakpastian (uncertainty) menjadi masalah yang penting dan berhubungan

dengan tingkat kepercayaan hasil perhitungan yang diperoleh. Oleh karena itu

harus dilakukan klasifikasi dan analisis pengaruh faktor-faktor ketidakpastian

tersebut terhadap analisis investasi dan penentuan kelayakan. Analisis

ketidakpastian dalam investasi dapat dilakukan dengan menganalisis parameter-

parameter yang berpengaruh terhadap suatu kriteria investasi. Dalam hal ini nilai

NPV setiap parameter akan dibandingkan untuk mengetahui pengaruh parameter

tersebut terhadap tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Penentuan parameter

Page 13: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

143

yang paling berpengaruh terhadap perubahan tingkat keuntungan proyek dapat

dilakukan dengan menganalisis grafik sensitivitas, ditunjukkan dari parameter

yang memiliki kemiringan garis paling tegak. Terkait dengan rencana produksi

tembaga-emas dan perak oleh perusahaan, dibutuhkan analisis sensitivitas, dimana

hal ini hanya dilakukan terhadap parameter:

- Discount rate

- Harga tembaga,emas, dan perak

- Biaya produksi

- Biaya modal

Analisis untuk mengukur dapat ketidakpastian parameter aliran kas akan

dilakukan dengan dua metode yaitu metode deterministik dan probabilistik.

Berikut ini adalah analisis yang dilakukan dengan 2 metode tersebut:

6.4.1 Metode Deterministik

Analisis sensitivitas dengan metode deterministik dilakukan dengan

perubahan parameter harga, biaya produksi dan biaya modal serta discount rate

sebesar ± 5 persen, ± 10 persen, ± 15 persen, ± 20 persen, dan ± 25 persen untuk

perhitungan net present value (NPV). Adapun hasil pengujian sensitivitas dengan

metode deterministik memberikan hasil seperti pada Gambar 32. Garis warna biru

yaitu harga tembaga, garis warna jingga yaitu harga emas dan garis warna kuning

yaitu biaya operasi, sedangka garis warna biru langit yaitu nilai biji tembaga.

Transaksi yang digunakan yaitu dalam bentuk dollar Amerika ($) karena hampir

seluruh transaksi logam mulia di pasar internasional menggunakan alat tukar ini.

Gambar 32. Grafik Sensitivitas

Page 14: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

144

Dari analisis sensitivitas dapat diketahui bahwa pada sampai dengan

kenaikan 10 persen biaya operasi dari base case dan 10 persen penurunan harga

komoditas emas dan tembaga serta 10 persen penurunan kadar emas dan tembaga,

proyek masih layak untuk masuk ke dalam tahap selanjutnya. Artinya meskipun

asumsi discout rate berada jauh dari base rate yang digunakan dalam analisis

optimisme kelayakan masih dapat dipetahankan dengan asumsi bahwa faktor non-

teknis seperti isu lingkungan dan geopolitik di wilayah sekitar prospek terkendali

dengan baik.

6.4.2 Metode Probabilistik

Analisis sensitivitas dengan metode probabilistik dilakukan dengan input

berupa harga jual produk, biaya produksi, dan biaya modal. Untuk distribusi harga

komoditas adalah diasumsikan 20 persen dari nilai rata-rata harga yang ada. Jenis

distribusi yang digunakan untuk harga adalah distribusi log normal. Sama halnya

dengan harga, untuk biaya produksi dan biaya modal menggunakan standar

deviasi sebesar 20 persen dan menggunakan jenis distribusi log normal.

Penggunaan jenis distribusi lognormal untuk harga karena dari data

historikal harga komoditas yang ada menunjukkan harga yang tinggi frekuensinya

kecil dibandingkan harga yang rendah. Sehingga jika ditunjukkan dalam bentuk

distribusi berbentuk distribusi lognormal. Untuk biaya produksi dan biaya modal

juga menggunakan distribusi lognormal.

Hal ini berdasarkan nilai biaya produksi dan biaya kapital diasumsikan

dapat mengalami peningkatan meskipun frekuensinya kecil. Metode probabilistik

ini menggunakan simulasi perhitungan Monte Carlo dengan software Crystal

Ball. Selanjutnya setelah penentuan jenis distribusi, kemudian dimasukkan

inputan nilai standar deviasi pada parameter harga, biaya produksi, dan biaya

modal. Setelah itu ditentukan forecast yaitu (net prent value) (NPV) dari PT.

Gorontaslo Minerals. Kemudian dilakukan iterasi sebanyak 2000 trial untuk

diperoleh hasil dari grafik distribusi NPV. Dari simulasi Monte Carlo diperoleh

hasil sebagaimana tertera pada (Gambar 33).

Page 15: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

145

Tabel 49. Probabilitas NPV Tembaga, Emas dan Perak

Percentiles

Forecast Probabilities NPV Values (USD M)

Tembaga emas perak

0% 0.73 62.01 94.11

10% 120.59 148.06 152.09

20% 140.64 160.95 165.41

30% 156.99 173.59 175.56

40% 171.51 182.50 182.45

50% 184.32 189.61 190.06

60% 197.87 197.54 196.85

70% 211.17 206.12 203.88

80% 227.85 215.23 212.30

90% 249.58 226.67 222.94

100% 428.50 285.50 270.67

Gambar 33. Grafik Frekuensi Probabilitas NPV Tembaga

Page 16: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

146

Dengan parameter harga tembaga, biaya produksi dan biaya modal maka

hasil simulasi Monte Carlo diperoleh rata-rata nilai NPV adalah sebesar USD M

184.5. Hasil tabulasi dari probabilitas NPV ditunjukkan pada (Tabel 49) :

Gambar 34. Grafik Frekuensi Probabilitas NPV Emas

Dengan parameter harga emas, biaya produksi dan biaya modal maka hasil

simulasi Monte Carlo diperoleh rata-rata nilai NPV adalah sebesar USD M

188.55. Hasil tabulasi dari probabilitas NPV ditunjukkan pada (Tabel 49):

Gambar 35. Grafik Frekuensi Probabilitas NPV Perak

Page 17: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

147

Dengan parameter harga silver, biaya produksi dan biaya modal maka dari

hasil simulasi Monte Carlo diperoleh rata-rata nilai NPV adalah sebesar USD M

188.78. Hasil tabulasi dari probabilitas NPV ditunjukkan pada (Tabel 49):

6.5. Kontribusi Ekonomi PT.Gorontalo Minerals Kepada Pemerintah

Bila menelaah Undang-Undang RI No 33 tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara Pemerintah pusat dan Pemerintahan daerah pada pasal 14 tentang

penerimaan Negara yang berasal dari sumberdaya alam sebagaiman dimaksud

dalam pasal 11 ayat (3) antara lain ditetapka pada huruf a yaitu penerimaan

kehutanan yang berasal dari penerimaan Iuran Hak Penguasaan Hutan (IHPH) dan

Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) yang dihasilkan dari wilayah Indonesia dibagi

20% (duapuluh persen) untuk pemerintah dan 80% (delapan puluh persen) untuk

daerah. Selanjutnya pada Pasal 15 ayat (2) dana bagi hasil dari penerimaan PSDH

yang menjadi bagian Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a,

dibagi denganrincian 16% (enam belas persen) untuk provinsi yang bersangkutan;

32% (tiga puluh dua persen) untuk kabupaten / kota penghasil; dan 32% (tiga

puluh dua persen) dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupaten / kota

lainnya dalam provinsi yang bersangkutan.

Kontribusi ekonomi baik berupa royalty maupun pajak dengan

menggunakan asumsi masa produksi awal dimulai tahun 2016 sampai 2045 dapat

dilihat pada (Tabel 50).

Page 18: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

148

Tabel 50. Kontribusi Ekonomi PT. Gorontalo Minerals

Th Royalty

($ m)

Pajak

( $m)

Total

( $m) Tahun

Royalty

( $m)

Pajak

( $m)

Total

( $m) 2016 1.71 3.14 4.85 2031 8.98 25.68 34.66

2017 3.29 9.74 13.03 2032 8.98 25.93 34.90

2018 5.01 17.32 22.34 2033 8.87 25.19 34.06

2019 4.90 16.55 21.45 2034 8.87 25.40 34.27

2020 4.90 16.59 21.49 2035 8.76 24.62 33.38

2021 5.23 19.17 24.40 2036 8.76 24.79 33.55

2022 5.23 18.30 23.53 2037 8.76 24.56 33.32

2023 5.34 18.29 23.63 2038 8.76 24.31 33.07

2024 6.12 17.79 23.92 2039 8.76 24.05 32.82

2025 7.80 19.26 27.06 2040 8.76 23.78 32.54

2026 8.58 22.23 30.81 2041 8.76 23.49 32.25

2027 8.79 23.85 32.64 2042 8.76 24.12 32.88

2028 8.82 23.87 32.69 2043 8.76 24.73 33.49

2029 8.98 23.98 32.96 2044 8.76 25.35 34.11

2030 8.98 23.85 32.83 2045 8.76 25.00 33.76

Secara tidak langsung rencana produksi tembaga-emas PT.GM akan

memberikan kontribusi kepada Pemerintah Pusat maupun Pemda setempat.

Bentuk kontribusi tersebut antara lain berupa royalty dan pajak. Tabel 52.

menunjukkan perincian kontribusi PT.GM per tahun. Total kontribusi PTGM

dalam bentuk royalty selama umur tambang adalah USD 334.99 miliyar dan pajak

selama umur tambang adalah USD 1499.90 juta, sehingga total kontribusi PTGM

selama umur tambang adalah USD 1834.88 juta.

Adapun skema bagi hasil berdasarkan Pasal 15 ayat (2) untuk sektor

pertambangan emas, tembaga dan perak yang di hitung dalam skema bagi hasil

yaitu komponen royalty, sedangkan komponen pajak dihitung dan di

distribusikan ke daerah melalui Dana Alokasi Umum (DAU) yang memiliki

ketentuan tersendiri dalam pengaturannya, antara lain luas wilyah dan jumlah

penduduk di daerah tersebut. Selanjutnya skema bagi hasil ke daerah pdapat

dilihat pada (Tabel 51).

Page 19: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

149

Tabel 51. Skema Bagi Hasil Ke Daerah

Tahun Royalty ($ m) Pajak ( $m) Total ( $m)

2016 1.369 1.2664803 2.64

2017 4.101 9.1551585 13.26

2018 5.459 18.739017 24.20

2019 5.446 18.60082 24.05

2020 5.497 18.235878 23.73

2021 5.772 17.910639 23.68

2022 8.325 30.112775 38.44

2023 10.692 43.04898 53.74

2024 13.106 56.387904 69.49

2025 13.106 56.661081 69.77

2026 13.106 56.92854 70.03

2027 13.106 57.190055 70.30

2028 13.106 57.445394 70.55

2029 13.106 57.694319 70.80

2030 13.106 57.936587 71.04

2031 13.106 58.171948 71.28

2032 13.106 58.400146 71.51

2033 13.106 58.620921 71.73

2034 13.106 59.762128 72.87

2035 13.106 60.895367 74.00

2036 13.106 62.048482 75.15

2037 13.106 62.236809 75.34

2038 13.106 62.416303 75.52

2039 13.106 62.586661 75.69

2040 13.106 63.535074 76.64

2041 13.106 65.261223 78.37

2042 13.106 66.977283 80.08

2043 13.106 67.107922 80.21

2044 13.106 67.227799 80.33

2045 13.106 67.336565 80.44

Total 334.99 1499.90 1834.88

Proyeksi yang dapat dilihat pada Tabel 51 yaitu asumsi nilai royalty, land

rent dan pajak yang akan diserahkan ke Pemerintah Pusat. Sesuai dengan aturan

berlaku maka sebagian bagi hasil ini akan diserahkan ke daerah penghasil, daerah

kabupaten dan kota disekitar daerah penghasil dan Provinsi wakil pemerintah

pusat di daerah tersebut. Bila melihat jumlah atau nilai dari pembagian ini nampak

Page 20: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

150

nilai royalty yang diserahkan ke pemerintah akan mengalami kenaikan sampai

tahun 10 masa produksi berjalan, selanjutnya pada tahun 11 sampai tahun 30 tidak

naik lagi. Hal yang menarik nilai yang akan diserahkan ke pemerintah pada land

rent, nampak dari tahun 1 produksi sampai tahun 30 produksi tidak pernah

mengalami kenaikan. Asumsi pajak yang akan diterima oleh pemerintah nampak

berbeda dengan nilai royalty dan land rent, karena pajak dari tahun 1 produksi

sampai tahun 30 produksi akan terus mengalami kenaikan. Artinya pendapatan

pemerintah pada sektor ini akan lebih banyak diperoleh dari sektor pajak.

Tabel 52. Skema Bagi Hasil Sesuai Peruntukan

Tahun Royalty

( $m)

Land-

Rent

Pajak

($ m)

Total

( $m)

Tahun Royalty

( $m)

Land-

Rent

Pajak

( $m)

Total

( $m)

2016 1.37 0.11 1.27 2.74 2031 13.11 0.11 58.17 71.39

2017 4.10 0.11 9.16 13.36 2032 13.11 0.11 58.40 71.61

2018 5.46 0.11 18.74 24.31 2033 13.11 0.11 58.62 71.83

2019 5.45 0.11 18.60 24.16 2034 13.11 0.11 59.76 72.98

2020 5.50 0.11 18.24 23.84 2035 13.11 0.11 60.90 74.11

2021 5.77 0.11 17.91 23.79 2036 13.11 0.11 62.05 75.26

2022 8.33 0.11 30.11 38.55 2037 13.11 0.11 62.24 75.45

2023 10.69 0.11 43.05 53.85 2038 13.11 0.11 62.42 75.63

2024 13.11 0.11 56.39 69.60 2039 13.11 0.11 62.59 75.80

2025 13.11 0.11 56.66 69.87 2040 13.11 0.11 63.54 76.75

2026 13.11 0.11 56.93 70.14 2041 13.11 0.11 65.26 78.47

2027 13.11 0.11 57.19 70.40 2042 13.11 0.11 66.98 80.19

2028 13.11 0.11 57.45 70.66 2043 13.11 0.11 67.11 80.32

2029 13.11 0.11 57.69 70.91 2044 13.11 0.11 67.23 80.44

2030 13.11 0.11 57.94 71.15 2045 13.11 0.11 67.34 80.55

Implikasi dari skema bagi hasil berdasarkan undang RI Nomor 33 tahun

2004 belum mampu memecahkan masalah ketimpangan wilayah antara daerah

penghasil dan daerah sekitarnya karena komponen royalty yang dibagi langsung

ke daerah cukup kecil nilainya bila dibandingkan dengan komponen pajak yang di

alokasikan pada dana alokasi umum (DAU) dimana kriteria alokasi yang

digunakan oleh pemerintah seperti luas wilayah dan jumlah penduduk tidak

memiliki hubungan langsung dengan komponen pajak yang dihasilkan di suatu

daerah. Selain itu komponen royalty memiliki tantangan (obstacle) tersendiri

dalam menghitung proyeksi penerimaan, karena komponen ini dipengaruhi oleh

Page 21: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

151

variable harga komoditi emas, tembaga dan perak di pasar internasional yaitu

Landon Metal exchange (LME). Aspek lain yang turut mempengaruhi yaitu

variable produksi, artinya perusahaan pertambangan akan terus meningkatkan

produksi apabila permintaan produknya cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada

(Tabel 53).

Tabel 53. Dana Bagi Hasil Atas Pengenaan Royalty ke Kabupaten Bone Bolango,

Kab/kota Sekitar serta Provinsi Gorontalo

tahun

Royalty

( $m)

daerah asal

($ m)

daerah sekitar

($ m)

Provinsi

($ m)

2016 1.37 0.4384 0.4384 0.2192

2017 4.1 1.312 1.312 0.656

2018 5.46 1.7472 1.7472 0.8736

2019 5.45 1.744 1.744 0.872

2020 5.5 1.76 1.76 0.88

2021 5.77 1.8464 1.8464 0.9232

2022 8.33 2.6656 2.6656 1.3328

2023 10.69 3.4208 3.4208 1.7104

2024 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2025 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2026 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2027 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2028 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2029 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2030 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2031 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2032 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2033 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2034 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2035 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2036 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2037 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2038 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2039 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2040 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2041 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2042 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2043 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2044 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

2045 13.11 4.1952 4.1952 2.0976

Page 22: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

152

Adapun hasil proyeksi pembagian pada Tabel 55 diatas mennjukan bahwa

jumlah yang diterima oleh daerah penghasil dan Kabupaten/Kota disekitarnya

sama, sedangkan yang diterima oleh provinsi lebih kecil. Akan tetapi

dibandingkan dengan nilai resiko yang diterima oleh daerah penghasil dengan

beban pembiayaan akibat pembukaan bentang alam yang akan berdampak

terhadap lingkungan tidak seimbang.

6.6 Model Analisis Hotelling

Ciri utama dari sumberdaya alam yang tidak terbarukan seperti tembaga,

emas dan perak adalah cadangannya bersifat tetap (unremovable stock). Oleh

karena itu salah satu faktor yang sulit ditentukan yaitu faktor waktu yang

pembentukannya memerlukan ribuan bahkan jutaan tahun sehingga penting untuk

menentukan produksi yang optimal. Meskipun dalam model ekonomi kompetitif

bahwa maksimisasi keuntungan ditentukan pada saat penerimaan marginal (p)

sama dengan biaya marginal (BM) atau p=B. Apabila sebagian stok atau cadangan

tidak terekstraksi hal ini dapat tercerminkan pada biaya oportunitasya, sehingga

biaya marginal harus memperhatikan biaya oportunitas. Adapun tujuannya

dilakukannya analisis Hotelling sebagai berikut:

1. Menjadi pendapat kedua (second opinion) dari model yang digunakan pada

valuasi ekonomi dimana manfaat bagi pembangunan wilayah

menggunanakan mekanisme rent transfer berupa pajak usaha pertambangan

yang pada dasarnya model itu hanya dapat mempengaruhi present value dari

sumberdaya yang diekstraksi namun tidak akan mempengaruhi laju

ekstraksi. Selanjuutnya kualitas informasi melalui analisis isu-isu

lingkungan eksternal perusahaan untuk mendukung kegiatan operasi usaha

sehingga resiko yang ditimbulkan atas kondisi lingkungan eksternal

perusahaan dapat dihitung dan dianalisis aspek-aspek lingkungan tersebut

dengan model penyederhanaan ekonometrika agar prinsip keberlanjutan

menjadi bagian dari dokumen keputusan manajemen perusahaan.

2. Memperkecil resiko kegagalan manajemen perusahaan yang diakibatkan

oleh isu-isu lingkungan yang dapat meningkat menjadi isu politik praktis

sehingga pemerintah sebagai regulator akan mengevaluasi izin kegiatan

Page 23: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

153

operasional perusahaan. Adapun model pendekatan ini telah banyak di

terapkan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan berskala besar, seperti

PT INCO, PT Aneka Tambang dan PT Kaltim Prima Coal. Untuk melihat

bagaimana ekstraksi yang optimal dengan skenario perubahan discount rate

dan harga serta biaya lingkungan yang harus dikeluarkan akibat usaha

penambangan, model Hoteling (Fauzi A, 2010) digunakan sebagai

instrumen analisis. Analisis model Hotelling dilakukan dengan

memperhatikan tiga aspek utama yakni pengaruh (discount rate) atau

(disconto), pengaruh perubahan harga mineral, dan biaya lingkungan yang

timbul akibat penambangan.

6.6.1 Pengaruh Diskonto Pada Ekstraksi

Tabel 55 menunjukkan bahwa pada 10 tahun pertama, faktor perubahan

diskonto sebesar 5 persen, 8 persen, 10 persen dan 15 persen. Hal ini cukup

memiliki pengaruh terhadap nilai cadangan karena pada T1 kecenderungan untuk

mengoptimalkan nilai ekstraksi semakin tinggi. Pada periode 10 tahun kedua

cenderung mengalami penurunan namun tidak seperti pada periode 10 tahun

pertama. Hal ini dipengaruhi karena pada periode ini perusahaan sudah

memperoleh keuntungan (profit), tetapi pada 10 tahun ketiga cadangan

tertambang terus mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi bila tidak penemuan

cadangan baru dan harga tidak mengalami kenaikan.

Tabel 54. Pengaruh Diskonto Terhadap Ekstraksi

t y10 y8 y5 y15

0 162.34 144.00 123.43 222.56 1 147.67 128.40 109.16 193.66 2 134.34 118.96 103.03 168.53 3 122.21 110.21 97.24 146.68 4 111.19 102.12 91.78 127.68 5 101.18 94.62 86.63 111.16 6 92.07 87.67 81.76 96.79 7 83.79 81.24 77.17 84.29 8 76.26 75.28 72.84 73.43 9 69.42 69.77 68.76 63.98

10 63.20 64.66 64.90 55.77

Dilanjutkan pada halaman berikutnya

Page 24: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

154

Lanjutan tabel 54

t y10 y8 y5 y15

11 57.55 59.93 61.26 48.62 12 52.41 55.54 57.82 42.41 13 47.73 51.48 54.58 37.01 14 43.49 47.72 51.51 32.31 15 39.62 44.23 48.62 28.23 16 36.11 41.00 45.89 24.68 17 32.92 38.01 43.31 21.59 18 30.02 35.24 40.88 18.90 19 27.38 32.67 38.58 16.57 20 24.98 30.28 36.40 14.54 21 22.80 28.07 34.35 12.77 22 20.82 26.02 32.41 11.24 23 19.02 24.12 30.57 9.90 24 17.38 22.35 28.84 8.74 25 15.89 20.72 27.20 7.73 26 14.54 19.19 25.65 6.85 27 13.31 17.78 24.18 6.09 28 12.19 16.46 22.79 5.43 29 11.17 15.24 21.47 4.85

rata-rata 56.77 56.77 56.77 56.77

Sebagaimana terlihat pada Tabel 54, hasil analisis menunjukkan bahwa

diskonto cukup berpengaruh pada periode awal dimana diskonto yang besar

cenderung meningkat ekstraksi pada periode awal. Ekstraksi akan menurun karena

berkurangnya cadangan. Proyeksi cadangan tambang pada Tabel 55 berdasarkan

lama waktu kontrak karya tahap satu selama 30 tahun dan diproyeksi berdasarkan

informasi harga komoditi logam mulia di pasar internasional.

Tabel 55. Nilai Diskonto Terhadap Ekstraksi

y5 y8 y10 y15

T1 88.79 97.90 105.79 122.23

T2 47.88 43.61 39.22 28.49

T3 27.49 21.11 16.35 8.18

Hasil uji simulasi nampak pada Gambar 36 garis kurva yang menunjukkan

bahwa bila jumlah cadangan mineral logam 88.79 juta ton dengan asumsi

discount rate 8,7 persen. Maka pada periode tahun ketiga cadangan tertambang

Page 25: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

155

sisa 8,18 juta ton. Gambar 36 memperjelas ketersediaan cadangan tertambang

dimana pada 10 tahun pertama kecenderungan peningkatan produksi tambang

cukup tinggi sehingga cadangan tertambang saat itu banyak yang dihasilkan untuk

menutupi biaya investasi yang telah dikeluarkan. Hal ini berakibat pada 10 tahun

kedua dan 10 tahun ketiga cadangan tertambang semakin mengalami penurunan

(deminishing). Kondisi tersebut tidak mempengaruhi kegiatan usaha

pertambangan karena harga logam mulia cenderung meningkat saat ini.

Gambar 36. Grafik Pengaruh Diskonto Pada Ekstraksi Cadangan

6.6.2. Pengaruh Perubahan Harga Pada Ekstraksi

Untuk melihat seberapa basar pengaruh perubahan harga pada jalur

ekstraksi yang optimal dalam model Hotteling, maka dilakukan analisis perubahan

harga pada asumsi $ 900, $ 1200, $ 1600 dan $ 2000. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 57 dimana pengaruh harga terhadap ekstraksi pada awal periode yang

cenderung mengalami peningkatan ekstraksi. Hal ini sering dilakukan perusahaan

untuk memenuhi permintaan pasar karena komoditi ini diperdagangkan dengan

sistem pasar terbuka (market mechanism) dan juga untuk menutupi biaya produksi

pada awal kegiatan perusahaan. Meskipun antara harga $ 900 dan harga $ 1200

sampai harga $ 2000 /troy/once posisi nilai ekstraksi tidak begitu mengalami

penurunan. Artinya, meskipun harga telah mencapai $ 2000 /troy/once namun hal

ini tidak akan menunda pengekstraksian cadangan oleh perusahaan.

Page 26: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

156

Bila disimak pada periode kedua, maka cadangan terus mengalami

penurunan dan mengikuti asumsi harga yang digunakan yang cukup

mempengaruhi cadangan itu. Dimana pada tahun ke dua puluh sisa cadangan yaitu

36,47 juta ton dengan asumsi harga $ 900 kemudian pada asumsi harga $ 1200

cadangan yaitu 36,16 juta ton, selanjutnya asumsi harga $ 1600 maka cadangan

tertambang saat itu 36,40 juta ton, sedangkan asumsi harga $ 2000 cadangan

tertambang 35, 92 juta ton.

Tabel 56. Pengaruh Perubahan Harga Pada Ekstraksi

T p900 P1200 P1600 P2000

0 121.91 128.15 123.43 134.12 1 109.17 109.16 109.16 109.14 2 103.03 103.02 103.03 102.99 3 97.25 97.22 97.24 97.19 4 91.79 91.76 91.78 91.71 5 86.64 86.59 86.63 86.54 6 81.78 81.72 81.76 81.66 7 77.19 77.13 77.17 77.06 8 72.86 72.79 72.84 72.71 9 68.78 68.69 68.76 68.60

10 64.92 64.82 64.90 64.72 11 61.29 61.17 61.26 61.06 12 57.85 57.72 57.82 57.60 13 54.61 54.47 54.58 54.33 14 51.55 51.39 51.51 51.24 15 48.66 48.49 48.62 48.31 16 45.94 45.74 45.89 45.55 17 43.36 43.15 43.31 42.94 18 40.93 40.70 40.88 40.47 19 38.64 38.38 38.58 38.14 20 36.47 36.19 36.40 35.92 21 34.42 34.12 34.35 33.83 22 32.49 32.16 32.41 31.85 23 30.66 30.30 30.57 29.97 24 28.93 28.55 28.84 28.18 25 27.30 26.88 27.20 26.49 26 25.75 25.31 25.65 24.89 27 24.29 23.81 24.18 23.36 28 22.91 22.40 22.79 21.91 29 21.61 21.05 21.47 20.53

Rata-rata 56.77 56.77 56.77 56.77

Page 27: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

157

Pada Tabel 56 menyajikan nilai periode masing-masing 10 tahun pengaruh

harga terhadap ekstraksi. Nampak bahwa pada harga $ 1600 /Troy/Once berada

pada harga yang cukup baik karena tingkat penurunan nilai ekstraksi berbeda

dengan harga-harga yang lain meskipun bila dilihat dari aspek periode masing

tetap mengalami penurunan juga.

Tabel 57. Pola Ekstraksi Pada Tingkat Harga yang Berbeda

p900 P1200 P1600 P2000

T1 88.67 89.19 88.79 89.68

T2 47.93 47.74 47.88 47.56

T3 27.60 27.17 27.49 26.78

Demikian juga bila dilihat pada penggambaran Grafik 37, hampir tidak ada

perbedaan antara harga yang satu dan lainnya, akan tetapi karena nilai ekstraksi

dalam jumlah yang besar (jutaan ton) maka hal itu memiliki yang besar juga

terhadap setiap perubahan harga pada cadangan tertambang dalam (juta ton).

Gambar 37. Grafik Ekstraksi Pada Tingkat Harga Berbeda

6.6.3 Pengaruh Biaya Lingkungan terhadap Ekstraksi

Salah satu aspek penting dalam ekstraksi mineral adalah adanya dampak

lingkungan. Dalam hal ini harus dihitung oleh pihak perusahaan dalam bentuk

biaya lingkungan baik untuk pengembangan program tanggung jawab perusahaan

(CSR) dan program pengembangan komunitas (community development) serta

pemulihan pascatambang yang secara konsisten dan konsekuen dilakukan oleh

Page 28: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

158

perusahaan agar tidak menimbulkan dampak sosial maupun dampak lingkungan.

Hal ini sangat terkait juga dengan aspek kredibilitas perusahaan yang

berkecimpung dalam dunia pertambangan sehingga nanti masyarakat sebagai

penerima manfaat sekaligus sebagai korban akan memiliki nilai empati dan

simpati kepada perusahaan itu. Pada model Hotelling biaya lingkungan ini

diasumsikan antara 1 persen, 1,5 persen dan 5 persen dari total biaya ekstraksi.

Adapun hasil analisis model ini dapat dilihat pada Tabel 58 berikut.

Tabel 58. Pengaruh Ekstraksi Pada Biaya Lingkungan Berbeda

t Yling5% Yling1.5% Yling1%

0 115.66 151.75 115.66

1 109.17 109.07 109.17

2 103.05 102.90 103.05

3 97.27 97.08 97.27

4 91.82 91.58 91.82

5 86.68 86.39 86.68

6 81.83 81.48 81.83

7 77.26 76.85 77.26

8 72.94 72.47 72.94

9 68.87 68.33 68.87

10 65.03 64.42 65.03

11 61.40 60.72 61.40

12 57.98 57.22 57.98

13 54.76 53.91 54.76

14 51.72 50.78 51.72

15 48.84 47.81 48.84

16 46.14 45.01 46.14

17 43.58 42.35 43.58

18 41.17 39.82 41.17

19 38.90 37.43 38.90

20 36.75 35.16 36.75

21 34.73 33.00 34.73

22 32.82 30.94 32.82

23 31.02 28.99 31.02

24 29.32 27.13 29.32

25 27.72 25.35 27.72

26 26.20 23.65 26.20

27 24.78 22.02 24.78

28 23.43 20.46 23.43

29 22.16 18.96 22.16

Page 29: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

159

Hasil simulasi model Hotelling, ditemukan bahwa perubahan biaya

lingkungan antara 1 persen, 1,5 persen dan 5 persen tidak memiliki perubahan

(sama). Maka hal ini memungkinkan manajemen perusahaan untuk meningkatkan

biaya lingkungan sehingga pada akhir masa produsi perusahaan tidak akan banyak

mengeluarkan biaya lagi kecuali untuk reklamasi dan revegetasi. Jika biaya

lingkungan berbeda antara 1,5 persen dan 5 persen yaitu perbedaan yang

signifikan terjadi pada periode 10 tahun pertama. Namun pada periode kedua

perbedaanya cenderung tidak signifikan lagi yaitu biaya lingkungan 1,5 persen

(47,02 juta ton) sedangkan biaya lingkungan 5 persen yaitu (48.12 juta ton). Pada

periode terakhir perbedaan ini nampak lagi, hal ini dipengaruhi oleh cadangan

tertambang yang semakin menurun. Rekapitulasi perubahan biaya lingkungan

dapat dilihat pada (Tabel 59).

Tabel 59. Pola Ekstraksi pada Biaya Lingkungan berbeda

Yling5% Yling1.5%

T1 88.14 91.12

T2 48.12 47.02

T3 28.02 25.61

Gambar 38 menunjukan pola ekstraksi terhadap biaya lingkungan, dimana

pengaruh antara pola pembiayaan lingkungan yang berbeda tidak cenderung

memiliki perbedaan pengaruh terhadap nilai ekstraksi dimasing-masing pola

pembiayaan. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memasukkan biaya

lingkungan dalam perhitungan valuasi ekonomi mineral.

Gambar 38. Grafik Pengaruh Ekstraksi Pada Biaya Lingkungan Berbeda

Page 30: VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL 6.1 …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58333/9/BAB VI... · VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL . 6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

160

Pendekatan ini hampir tidak dapat ditemui di setiap kegiatan perusahaan

baik perusahaan di bidang produksi maupun jasa. Isu yang sangat sensitif pada

kegiatan usaha pertambangan adalah isu lingkungan dimana kegiatan usaha

pertambangan selalu diidentikan dengan isu perubahan bentang alam dan hasil

limbahnya dapat menurunkan kualitas sumberdaya air yang sangat dibutuhkan

oleh semua mahluk di dunia ini. Pada bagian ini kemungkinan untuk menerapkan

telah dianalisis dengan menggunakan model matematika yang sama dengan

asumsi mengelurkan biaya ekstraksi 8 persen. Adapun hasil uji tersebut dapat

dilihat pada grafik dimana meskipun nilai cadangan mineral logam ini tidak

banyak mengalami penurunan sampai umur usaha pertambangan 30 tahun namun

penurunan nilai cadangan ini hampir memiliki tren yang sama dengan grafik

sebelumnya. Dari hasil di atas terlihat bahwa perubahan harga cukup sensitif pada

periode awal ekstraksi selanjutnya tidak banyak mengalami perubahan karena

menurunnya cadangan. Sementara besaran biaya lingkungan cukup berpengaruh

terhadap besar ekstraksi pada periode awal dimana biaya lingkungan yang rendah

akan meningkatkan ekstraksi pada periode awal dan ketika biaya tersebut

meningkat ekstraksi juga menurun karena pengaruh biaya yang harus dikeluarkan

menyebabkan ekstraksi tidak optimal jika harus dalam jumlah besar.