rangkuman mid

Upload: santaulinasitorus

Post on 01-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

audit

TRANSCRIPT

KELOMPOK 1 GOOD CORPORATE GOVERNANCEA. PENGERTIAN GCGSuatu sistem yang mengatur, mengelola, dan mengawasi proses pengendalian usaha yang berjalan secara berkesinambungan (sustainable) untuk menaikan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholder, karyawan, kreditor dan masyarakat.B. PRINSIP DASAR GCG1. Transparansi (Transparency) Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.2. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.3. Responsibilitas (Responsibility) Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.4. Independensi (Independency) Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

C. TUJUAN GCG1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non pemegang saham.3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.D. PENGERTIAN KOMITE AUDITKomite yang bertugas untuk membantu dewan pengawas organisasi dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas tugas auditor eksternal dan auditor internal.

E. TUGAS KOMITE AUDITTugas-tugas komite audit difokuskan pada:1. Proses Pemeriksaan.2. Laporan Keuangan.3. Masalah Keuangan dan Pembelajanjaan.4. Sistem Informasi Manajemen.5. Sistem dan Pengendalian.

KELOMPOK 2 FRAUDA. PENGERTIAN FRAUDAssociation of Certified Fraud Examiners (ACFE) mendefinisikan kecurangan (fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain.B. JENIS-JENIS FRAUD1. Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation)Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value).2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement)Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing.3. Korupsi (Corruption)Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga factor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion)

C. FRAUD TRIANGLEFraud Triangle tersebut menunjukkan bahwa seseorang melakukan kecurangan didasarkan atas 3 faktor tersebut, yaitu:1. Pressure (tekanan). Cressey mempercayai bahwa pelaku kecurangan bermula dari suatu tekanan yang menghimpitnya. Pelaku mempunyai kebutuhan keuangan yang mendesak, yang tidak diceritakan kepada orang lain. Konsep yang penting disini adalah tekanan yang menghimpit hidupnya (kebutuhan akan uang), padahal ia tidak bisa berbagi dengan orang lain.2. Opportunity (Kesempatan). Pelaku kecurangan memiliki persepsi bahwa ada peluang baginya untuk melakukan kejahatan tanpa diketahui orang lain. Cressey berpendapat bahwa ada dua komponen dari persepsi tentang peuang. Yang pertama, general information, yang merupakan pengetahuan bahwa kedudukan yang mengandung trust atau kepercayaan, dapat dilanggar tanpa konsekuensi. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari apa yang ia dengar atau yang ia lihat. Kedua adalah technical skill atau keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kecurangan tersebut.3. Razionalization atau mencari pembenaran sebelum melakukan kecurangan bukan sesudah. Pembenaran merupakan bagian yang harus ada di dalam tindakan kejahatan itu sendiri, bahkan merupakan bagian dari motivasi pelaku.D. PERAN DAN TANGGUNGJAWAB AUDITOR EKSTERNALAuditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Pernyataan ini diungkapkan dalam SA Seksi 110 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen.Berdasarkan SA Seksi 316 tersebut, auditor eksternal harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laporan keuangan sebagai akibat dari kecurangan dan harus memperhatikan taksiran risiko ini dan mendesain prosedur audit yang akan dilaksanakan. Prosedur audit mungkin akan berubah, bila ada risiko fraud. Misalnya, bukti audit yang dikumpulkan mungkin lebih banyak dan bukti audit tersebut ditekankan pada bukti yang diperoleh dari sumber independen di luar perusahaan. Selain itu, pengujian mungkin lebih difokuskan pada pengujian yang dilaksanakan mendekati tanggal neraca. Semua hal tersebut dilakukan untuk menentukan dampak potensial fraud terhadap kewajaran laporan keuangan.Dalam SA Seksi 317 mengenai unsur tindakan pelanggaran hukum oleh klien, dijelasskan bahwa apabila terjadi unsur tindakan pelanggaran hukum (termasuk yang wujudnya fraud) maka auditor akan mengumpulkan informasi tentang sifat pelanggaran, kondisi terjadinya pelanggaran dan dampak potensialnya terhadap laporan keuangan. Terungkapnya fraud, yang berdampak pada denda dan kerugian, harus diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan. Lebih jauh lagi, fraud dapat memiliki dampak yang material terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sedemikian rupa sehingga auditor eksternal tidak dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.E. LANGKAH-LANGKAH MENDETEKSI FRAUDLangkah-langkah yang dapat dilakukan auditor dalam mendeteksi fraud adalah sebagai berikut:1. Bagaimana auditor dapat berkomunikasi dengan efektif sehingga pihak klien lebih termotivasi untuk menyumbangkan informasi tentang fraud. Dengan perkataan lain, diskusi ini merupakan langkah awal bagaimana auditor mendapatkan informasi mengenai fraud.2. Auditor menerapkan unsur unpredictability (tidak dapat ditebak) dalam prosedur auditnya, misalnya mengacak sifat, jadwal dan sampel pengujiannya.3. Auditor perlu mengasah sensivitasnya akan hal-hal yang sifatnya tidak lazim yang boleh jadi merupakan indikasi akan terjadinya fraud. Misalnya memeriksa manual journal entry, auditor melihat adanya angka yang secara ganjil jumlahnya bulat; sewaktu dicek lebih lanjut ternyata benar bahwa angka tersebut merupakan angka yang dimarkup dengan cara dibulatkan ke atas.4. Dalam menjalankan jasa profesionalnya, auditor perlu menerapkan praktik-praktik manajemen risiko secara lebih baik. Sebagai contoh, auditor akan melakukan penilaian, berdasarkan kriteria tertentu, atas hal-hal sebagai berikut:(1) apakah auditor dapat menerima suatu entitas sebagai kliennya, (2) apakah auditor dapat melanjutkan hubungan professional dengan kliennya dari satu periode ke periode berikutnya, (3) apakah auditor dapat menerima suatu penugasan tertentu dari kliennya. Dengan perkataan lain, bila auditor meragukan integritas dari manajemen suatu entitas, atau berdasarkan pengalaman entitas tersebut rentan terhadap fraud, maka auditor dapat memutuskan untuk secara professional tidak menerima entitas tersebut sebagai kliennya.F. PERAN DAN TANGGUNGJAWAB AUDITOR INTERNALTanggungjawab internal auditor dalam pencegahan, pendeteksian dan menginvstigasi perbuatan kecurangan masih menjadi perdebatan yang berkepanjangan dalam profesi audit, khususnya pada lembaga audit internal. Namun demikian tidak bisa dibantah baha internal auditor memegang peranan penting dalam mendukung penerapangood corporate governance.Keterlibatan internal auditor dengan aktivitas operasional sehari-hari termasuk keterlibatan dalam proses pelaporan transaksi keuangan dan struktur pengendalian intern memberi kesempatan internal auditor untuk melakukan penilaian secara berkala dan menyeluruh atas aspek-aspek kegiatan/operasional perusahaan yang memiliki risiko tinggi. Efektivitas peran internal auditor dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan sangat tergantung pada besar kecilnya status kewenangan yang dimiliki dan mekanisme pelaporan hasil investigasi kecurangan yang dapat dijalankan, karena belum semua jajaran direksi mau memberikan kewenangan penuh dalam proses pencegahan, pendeteksian dan investigasi kecurangan pada internal auditor.G. MENCEGAH TERJADINYA FRAUDUntuk hal tersebut , kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan cara cara berikut : 1.Membangun struktur pengendalian intern yang baik Lingkungan pengendalian ( control environment ) Penaksiran risiko ( risk assessment ) Standar Pengedalian ( control activities ) Informasi dan komunikasi ( information and communication ) Pemantauan ( monitoring ) 2.Mengefektifkan aktivitas pengendalian Review Kinerja Pengolahan informasi Pengengendalian fisik Pemisahan tugas

3.Meningkatkan kultur organisasi Keadilan ( Fairness ) Transparansi ( Transparancy ) Akuntabilitas ( Accountability ) Tanggung jawab ( Responsibility ) Moralitas Kehandalan ( Reliability ) Komitmen 4.Mengefektifkan fungsi internal audit mempunyai kedudukan yang independen mempunyai uraian tugas secara tertulis mempunyai internal audit manual dukungan yang kuat dari top manajemen memiliki sumber daya bekerjasama dengan akuntan public 5.Memberikan sanksi yang tegas kepada yang melakukan kecurangan dan berikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi 6.Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan kesulitan baik dalam hal keuangan maupun non keuangan 7.Menetapkan kebijakan perusahaan terhadap pemberian-pemberian dari luar harus diinformasikan dan dijelaskan pada orang-orang yang dianggap perlu agar jelas mana yang hadiah dan mana yang berupa sogokan dan mana yang resmi 8.Menyediakan saluran saluran untuk melaporkan telah terjadinya kecurangan hendaknya diketahui oleh staf agar dapat diproses pada jalur yang benar

KELOMPOK 3 INDEPENDENSIA. PENGERTIAN INDEPENDENSIindependensi auditor merupakan suatu tindakan baik sikap perbuatan atau mental auditor dalam sepanjang pelaksanaan audit dimana auditor dapat secara bebas dan tanpa tekanan dalam menjalankan semua kewajibannya serta tidak memihak oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil auditnya.B. JENIS-JENIS INDEPENDENSI1. Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mengompromikan penilaian professional, memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objektivitas dan skeptisme professional.2. Independensi dalam penampilan adalah penghindaran fakta dan kondisi yang sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir rasional dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan, akan tetapi dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme professional, objektivitas dan integritas anggota firma, atau tim penjaminan (assurance team) telah dikompromikan.Contoh independensi dalam pikiran dan penampilan : seorang auditor memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan di mana yang menjabat sabagai manajer akuntansi di perusahaan tersebut adalah adik kandungnya. Walaupun secara mental, auditor tersebut bisa saja bersikukuh akan bertindak independen, tetapi orang lain tentu saja meragukannya karena adanya fakta bahwa berdasarkan tampilan fisik auditor dengan manajer akuntansi perusahaan yang diauditnya masih bersaudara kandung sehingga tidak dapat disebut independence in appearance.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI INDEPENDENSI AUDITORAda beberapa bentuk ancaman yang menurut IFAC dapat mempengaruhi independensi auditor, diantaranya :a. Kepentingan diri (self interest), contohnya: Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan keuangan bersama pada suatu perusahaan klien. Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien. Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien. Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien. Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien. Fee kontijensi sehubungan dengan perikatan penjaminan (assurance engagement) Ada pinjaman dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari direktur atau pejabat dari klien (IFAC, 200. 4)b. Review diri (self review), contohnya: Temuan kesalahan material saat dilakukan evaluasi ulang. Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan dan implementasi sistem tersebut. Terlibat dalam pemberian jasa pencatatan akuntansi sebelum perikatan penjaminan. Menjadi anggota tim penjaminan setelah baru saja menjadi karyawan/pejabat di perusahaan klien yang memiliki pengaruh langsung berkaitan dengan perikatan penjaminan tersebut. Memberikan jasa kepada klien yang berpengaruh langsung pada materi perikatan penjaminan tersebut (IFAC, 200. 5)c. Advokasi (advocacy): Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, di mana perusahaan tersebut merupakan klien audit. Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga (IFAC, 200. 6)d. Kekerabatan (familiarity): Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur atau pejabat perusahaan klien. Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap pokok dari penugasan. Mantan rekan (partner) dari kantor akuntan yang menjadi direktur atau pejabat klien atau karyawan pada posisi yang berpengaruh atas pokok suatu penugasan. Menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya tidak signifikan. Hubungan yang terjalin lama dengan karyawan senior perusahaan klien (IFAC, 200. 7)e. Intimidasi (intimidation): Diancam dipecat atau diganti hubungannya dengan penugasan klien. Diancam dengan tuntutan hukum. Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan dengan maksud untuk mengurangi fee (IFAC, 200. 8)

D. PERBEDAAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERNAL DAN EKSTERNALSelanjutnya mengenai independensi auditor internal dan eksternal dapat dilihat bahwa, auditor internal secara subjek adalah seorang pegawai suatu organisasi atau perusahaan yang bertugas melayani kebutuhan manajemen dan merupakan bagian dari organisasi, fokus kepada masa depan, untuk membantu manajemen mencapai sasaran dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien, berkepentingan secara langsung dalam pencegahan fraud dalam berbagai bentuk, independen terhadap aktivitas yang diaudit tetapi siap merespon kebutuhan dan keinginan manajemen dan review atas aktivtas dilakukan secara terus menerus.Sedangkan untuk auditor eksternal subjeknya adalah pihak luar yang independen (akuntan publik) melayani kebutuhan pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang reliable, fokus pada akurasi dan dapat dipahaminya kejadian historis seperti yang diekpresikan dalam laporan keuangan, berkepentingan secara insidental dalam pencegahan dana pendeteksian fraud secara umum, tetapi berkepentingan secara langsung bila terdapat pengaruh yang bersifat material pada laporan keuangan, independen terhadap manajemen atau klien baik dalam penampilan, maupun sikap mental dan review atas catatan atau dokumen yang mendukung laporan keuangan secara periodik.

KELOMPOK 5 JENIS-JENIS OPINI AUDITORA. PENJELASAN OPINI AUDITORMenurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri dari lima jenis yaitu:1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) Adalah pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat keadaan berikut: Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapaty memastikan kerja lapangan telah ditaati. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja. Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan pula secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties) mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion) Adalah pendapat yang diberikan ketika suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar. Keadaan tertentu dapat terjadi apabila: Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor independen lain. Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan dibuat menyimpang dari SAK. Laporan dipengaruhi oleh ketidak[pastian peristiwa masa yang akan datang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit. Terdapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam penerapan prinsip akuntansi. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tidak disajikan.3. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu penyimpangan/ kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus dikecualikan. Dari pengecualian tersebut yang dapat mungkin terjadi, apabila: Bukti kurang cukup Adanya pembatasan ruang lingkup Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat ini diberikan apabila: Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak m,empengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion) Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan secara keseluruhan ini dapat terjadi apabila auditor harus memberi tyambahan paragraf untuk menjelaskan ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai dengan dampak dari akibat ketidakwajaran tersebut, pada laporan auditnya.5. Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion) Adalah pendapat yang diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI. Pembuatan laporannya auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak memberi pendapat.

B. PENJELASAN BUKTI AUDITBukti Audit : segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya.Kepentingan Auditor :mengumpulkan, menganalisis, Menginterpretasikan/menafsirkan, dan mendokumentasikan informasi (bukti) untuk mendukung hasil audit C. KRITERIA BUKTI AUDITcukup, kompeten, relevan, dan bermanfaat untuk memberikan dasar bagi temuan-temuan audit, dan penyusunan rekomendasi. Cukup faktual, layak, dan meyakinkan. Kompeten dapat diandalkan dan diperoleh melalui teknik audit yang tepat. Relevan mendukung temuan-temuan audit dan rekomendasi serta konsisten dengan sasaran audit. Bermanfaat dapat membantu dalam upaya mencapai tujuan.

KELOMPOK 6 KUALITAS AUDIT

A. KONSEPKUALITASAUDIT

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas audit yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, antara lain pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kepuasan klien.B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT1. ETIKA AUDITOREtika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal yang baik dan hal yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Guna meningkatkan kinerja auditor, maka auditor dituntut untuk selalu menjaga standar perilaku etis. Kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntutan masyarakat terhadap peran profesi akuntan, khususnya atas kinerja akuntan publik. Masyarakat sebagai pengguna jasa profesi membutuhkan akuntan professional. Label profesional disini mengisyaratkan suatu kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada kepentingan klien dan keinginan tulus dalam membantu permasalahan yang dihadapi klien sehingga profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan masyarakat.2. PRINSIP-PRINSIP ETIKAPrinsip etika seorang auditor terdiri dari enam yaitu:1. Rasa tanggung jawab (responsibility): mereka harus peka serta memiliki pertimbangan moral atas seluruh aktivitas yang mereka lakukan.2. Kepentingan publik,auditor harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat melayani kepentingan orang banyak, menghargai kepercayaan publik, serta menunjukan komitmennya pada profesionalisme.3. Integritas, yaitu mempertahankan dan memperluas keyakinan publik.4. Obyektivitas dan Indepensi, auditor harus mempertahankan obyektivitas dan terbebas dari konflik antar kepentingan dan harus berada dalam posisi yang independen.5. Due care, seorang auditor harus selalu memperhatikan standar tekhnik dan etika profesi dengan meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa, serta melaksanakan tanggung jawab dengan kemampuan terbaiknya.6. Lingkup dan sifat jasa,auditor yang berpraktek bagi publik harus memperhatikan prinsip-prinsip pada kode etik profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang disediakannya.Audit yang berkualitas sangat penting untuk menjamin bahwa profesi akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada investor, masyarakat umum dan pemerintah serta pihak-pihak lain yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan yang telah diaudit, dengan menegakkan etika yang tinggi.3. KOMPETENSIKualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki.

4. INDEPENDENSIAuditor harus memiliki kemampuan dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap independen merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independen seperti telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Tidak mudah menjaga tingkat independensi agar tetap sesuai dengan jalur yang seharusnya. Kerjasama dengan klien yang terlalu lama bisa menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan klien selama penugasan audit untuk auditor. Bukan tidak mungkin auditor menjadi mudah dikendalikan klien karena auditor berada dalam posisi yang dilematis.