rancangan teknokratis rpjmn 2015-2019 bidang pembangunan perkotaan

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 09-Oct-2015

142 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

disampaikan oleh Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Bappenas pada FGD Evaluasi Program Pelestarian dan Penataan Kota Pusaka diselenggarakan oleh Ditjen Penataan Ruang KemenPU di Jakarta 22 September 2014.

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    1/25

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    2/25

    PERKEMBANGAN URBANISASI

    BERDASARKAN % PENDUDUK KOTA DAN

    DESA

    2

    Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.

    Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan sebesar 2,18% pertahun lebih tinggi dari tingkat

    pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1% pertahun. Sedangkan pertumbuhan

    penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun.

    Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 94 kota otonom (termasuk DKI Jakarta)

    hanya mencapai 40 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

    %

    terhadapjumlah

    penduduknasional

    ISU STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    3/25

    Pengendalian perkembangan

    penduduk di megapolitan/

    metropolitan dan kota besar,

    menyeimbangkan investasipembangunan antar tipologi kota.

    ISU STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN

    3

    Konsentrasi penduduk meningkat

    tinggi di megapolitan dan

    metropolitan, khususnya Jawa

    Menguasai sekitar 34% PDRB

    Nasional, dan semakin meningkat.

    Di luar Jawa, Kota-Kota Sedang

    berjumlah 56% dari seluruh kota,

    mendominasi peta perkotaan di

    Indonesia

    Hanya berperan 7% pada PDRB

    Nasional, dan semakin menurun.

    26% desa tergolong tertinggal, di

    perbatasan, di pulau2 terluar;

    Rendahnya akses perdesaan

    terhadap pusat kegiatan dan pasar

    Tingkat perkembangan ekonomi

    kabupaten 4,5% semakin

    menurun, sementara kota sebesar

    6,3% dan semakin meningkat. Kota sedang dan kecil sebagai

    penyangga urbanisasi dari desa

    ke kota besar, metropolitan, danmegapolitan.

    Membangun keterkaitan kegiatanekonomi kota-desa.

    Kota-Kota

    Sedang

    Kota-Kota

    Kecil

    Kota-Kota

    Besar

    Megapolitan

    Metropolitan

    Kawasan

    Perdesaan

    Ket.

    Arah Arus Urbanisasi Saat ini

    : Penyangga urbanisasi langsung ke kota

    besar, metropolitan dan megapolitan

    : Pembangunan dan penguatan desa/perdesaan

    sebagai upaya pengurangan urbanisasi

    Arah Arus urbanisasi setelah penguatan kota sedang

    dan kota kecil sebagai penyangga urbanisasi

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    4/25

    Sebaran Kota, Megapolitan dan Metropolitan Tahun 2014

    4

    ISU STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    5/25

    Isu Strategis Internal Perko taan

    1. Masih belum terpenuhinya Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)

    2. Meningkatnya masalah kemiskinan perkotaan

    3. Belum Optimalnya Pengembangan Modal Sosial Masyarakat Perkotaan

    4. Rendahnya daya saing kotadan rendahnya ketahanan sosial dan

    lingkungan kota secara berkelanjutan.5. Rendahnya kapasitas mitigasi bencana alam dan adaptasi

    terhadap perubahan iklim

    6. Belum lengkapnya regulasi, pembiayaan dan kelembagaanyangkhusus mengatur perkotaan

    7. Belum optimalnya tata kelola pembangunan perkotaan di era otonomidaerah

    8. Belum Optimalnya Pembinaan dan Pengembangan Ekonomi LokalPerkotaan

    9. Belum terintegrasinya Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    6/25

    20352015 20452025

    Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional

    (SPN)1

    3

    100% indikator

    Standar Pelayanan

    Perkotaan (SPP)

    terwujud di

    seluruh kota.

    100%

    indikatorKota Hijau &

    Layak Huni

    terwujud di

    seluruh kota.

    100% indikatorKota BerdayaSaing terwujud

    di seluruh kota.

    Pemenuhan

    Pelayanan

    Perkotaan (SPP)2 Perwujudan Kota Masa

    Depan

    Baseline

    RPJPN 2005-2025 RPJPN 2025-2045

    +

    100% perkotaanmemenuhi fungsinya.

    100% indikator tata kelola kotaterwujud di seluruh kota.

    KSPPN 2015-2045ROADMAP PEMBANGUNAN PERKOTAAN NASIONAL

    KOTA MASA DEPAN

    INDONESIA: KOTABERKELANJUTAN

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    7/25

    Tujuan dan Sasaran Pokok Pengembangan

    Wilayah

    7

    Tujuan utama pembangunan perkotaan dan perdesaan tahun 2015-2019

    adalah mengurangi kesenjangan yang terjadi antara wilayah perkotaan dan

    perdesaan. Sedangkan sasaran pembangunan perkotaan dan perdesaan adalah

    :

    1. Tersebarnya investasi di 5 Kawasan Strategis Nasional (KSN) perkotaan

    baru di Luar Jawa dan terwujudnya efisiensi pengelolaan 7 KSN yang sudah

    ada.

    2. Terwujudnya optimalisasi peran dari sedikitnya 20 kota otonom sedang di

    Luar Jawa sebagai bufferurbanisasi.

    3. Terwujudnya 39 pusat pertumbuhan baru sebagai Pusat Kegiatan Lokal

    (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).4. Berkurangnya jumlah desa tertinggal sebesar 6%.

    Arah Kebijakan dan Strategi

    Pembangunan Perkotaan

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    8/25

    Arahan Kebijakan

    8

    1. Mewujudkan sistem perkotaan untuk pengurangan kesenjangan:

    a. Mengembangkan 7(tujuh) KSN sebagai Pusat Kegiatan skala global dan PusatKegiatan Nasional (PKN);

    b. Membentuk 5 KSN Perkotaan Baru sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi

    sekaligus pemerataan pembangunan di luar Jawa-Bali;

    c. Mewujudkan optimalisasi sedikitnya 20 Kota sedang

    d. Mengembangkan 39 pusat pertumbuhan baru sebagai Pusat Kegiatan Lokal

    (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).2. Mewujudkan Kota Layak Huni yang Aman dan Nyaman melalui Pemenuhan Standar

    Pelayanan Perkotaan (SPP)dengan prioritas sedikitnya 20 kota sedang di luar

    Pulau Jawa yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi dan

    diarahkan sebagai pusat pertumbuhan utama yang mendorong keterkaitan kota

    dan desa di wilayah sekitarnya

    3. Mewujudkan pengembangan kota-kota berkelanjutan (sustainable urban

    )dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan pada kota-kota metropolitan dan

    besar di Jawa-Bali, serta mendorong perwujudan sedikitnya 20 kota sedang yang

    menjadi lokasi prioritas di luar Pulau Jawa; dan

    4. Meningkatkan kapasitas tata kelola pembangunankota-kota metropolitan dan

    besar di Jawa-Bali serta mendorong perwujudan tata kelola pembangunan

    perkotaan pada sedikitnya 20 kota sedang yang menjadi lokasi prioritas di luarPulau Jawa.

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    9/25

    Mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional

    (SPN)

    Kebijakan

    a. Mengembangkan 7(tujuh) KSN sebagai Pusat Kegiatan skala global dan Pusat KegiatanNasional (PKN);

    b. Membentuk 5 KSN Perkotaan Baru sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi sekaliguspemerataan pembangunan di luar Jawa-Bali;

    c. Mewujudkan optimalisasi sedikitnya 20 Kota sedang

    d. Mengembangkan 39 pusat pertumbuhan baru sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atauPusat Kegiatan Wilayah (PKW).

    Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui strategi, sebagai berikut :

    1. Mengarahkan KSN di luar Pulau Jawa, dengan upaya mendorong kegiatan pusat industripengolahan SDA, jasa, dan perdagangan untuk melayani Kawasan Timur Indonesia sertamemantapkan fungsi keterkaitan dengan pusat pertumbuhan internasional;

    2. Mengarahkan KSN di Pulau Jawa untuk untuk spesialisasi fungsi jasa pendidikan,teknologi dan informasi, industri dan pariwisata perkotaan (urban tourism);

    3. Meningkatkan kualitas jaringan transportasi darat, laut dan udara antar kota, antarwilayah, dan antar simpul tarnsportasi, sebagai penghubung antar PKN dan PKW;

    4. Mengembangkan sarana prasarana industri pengolahan, serta pengembangan titiktransit pengangkutan barang (transhipment poin)

    9

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    10/25

    Mempercepat Pemenuhan Pelayanan Perkotaan

    (SPP) dan Perwujudan Kota Layak Huni

    Kebijakan

    a. Mewujudkan Kota Layak Huni yang Aman dan Nyaman melalui Pemenuhan Standar

    Pelayanan Perkotaan (SPP)dengan prioritas sedikitnya 20 kota sedang di luar PulauJawa yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi dan diarahkansebagai pusat pertumbuhan utama yang mendorong keterkaitan kota dan desa diwilayah sekitarnya

    Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui strategi, sebagai berikut :

    1. Mempercepat pemenuhan dan peningkatan pelayanan sarana prasarana permukiman(perumahan, air minum, sanitasi: pengelolaan sampah; pengolahan limbah; drainase,pedestrian, dan Ruang Terbuka Hijau);

    2. Menyediakan dan meningkatkan pelayanan sarana pemerintahan dan sarana prasaranaekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan jasa yang mampu mengakomodasi kegiatankoperasi, UMKM, industri pengolahan kecil dan menengah;

    3. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan sarana transportasi massal perkotaan yangberada diatas (upperground) dan dibawah tanah (under ground) antar moda darat, laut, danudara;

    4. Menyediakan peraturan, konsep insentif dan disinsentif dalam pemenuhan Standar PelayananPerkotaan (SPP);

    5. Meningkatkan pelayanan prasarana kesehatan, pendidikan , dan sosial budaya yang mudahdiakses oleh seluruh kalangan masyarakat kota;

    6. Meningkatkan keamanan kota melalui pencegahan kriminalitas dan konflik, sertamemberdayakan modal sosial

    10

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    11/25

    Mewujudkan Kota Berkelanjutan:Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana

    Kebijakan1. Menata, mengelola dan mengendalikan pemanfaatan ruang dan kegiatan

    perkotaan yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan;

    2. Meningkatkan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan Teknologi Informasi

    Komunikasi (TIK) dalam membangun ketahanan kota terhadap perubahan

    iklim dan bencana alam (urban resilience);

    3. Menyediakan standar minimum Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan; dan

    4. Mengembangkan konsepgreen infrastructure, green building, green economy,

    dan green waste, dan green transportation untuk mengurangi tingkat

    pencemaran di darat dan di laut dengan menggunakan energi alternatif dan

    terbarukan

    11

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    12/25

    Mewujudkan Kota Cerdas yang Berdaya

    Saing

    Kebijakan1. Mengembangkan pencitraan kota (city branding) melalui

    produk unggulandan karakter sosial budaya lokal;

    2. Meningkatkan jumlah tenaga kerja ahli dan terampilmelalui penyediaan sarana prasarana pendidikan tinggidan pelatihan kejuruan (higher education and vocationaltraining) agar memiliki daya saing;

    3. Menyediakan layanan publik serta perencanaan,pengoperasian dan pemeliharaan sarana prasarana kota

    melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi(TIK) dalam bentuk e-government;dan

    4. Menyederhanakan proses perizinan melalui peningkatankualitas layanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

    12

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    13/25

    Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan

    Perkotaan

    Kebijakan

    1. Menyediakan sistem, peraturan dan prosedur dalam birokrasikepemerintahan kota yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakatkota berkelanjutan;

    2. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah dalam pengelolaan kotaberkelanjutan melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan secarabersikenambungan;

    3. Mengembangkan fasilitas penyediaan bantuan teknis dan pembiayaaninfrastruktur perkotaan;

    4. Menyediakandan melakukan pemutakhiran data, peta dan informasiperkotaan;

    5. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan inovatif;

    6. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan

    keuangan pemerintah kota melalui pendampingan secara langsung daripemerintah pusat;

    7. Meningkatkan kapasitas supremasi hukum baik perangkat maupunkelembagaan;

    8. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang kota;

    9. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam

    manajemen pembangunan kota.13

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    14/25

    No. Kawasan Perkotaan Kota Inti TipologiJumlah

    Penduduk2011

    %pertumbuhan

    penduduk2007-2011

    JumlahPenduduk

    2025

    Eksisting

    1. Jabodetabek:Kota Jakarta, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kab.Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok,Kab. Bekasi, Kota Tangerang Selatan, KotaBogor

    Jakarta Megapolitan 24.567.458 4,28 32,467,033

    2. Kawasan Perkotaan cekunganBandung:Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab.

    Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab.Majalengka, Kab. Sumedang

    Bandung Metropolitan 6.244.837 0,56 7,160,734

    3. Kawasan Perkotaan GerbangKertosusila:Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik,Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab.Bangkalan, Kota Mojekerto

    Surabaya Metropolitan 3.168.039 3,72 8,568,995

    4. Kawasan Perkotaan Kedung Sepur:Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga,Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab.

    Demak, Purwodadi (Ibukota Kab.Grobogan)

    Semarang Metropolitan 2.589.373 0,82 3,315,170

    5 Mebidangro:

    Kota Medan, Binjai (Ibukota Kab. Langkat),

    Kab. Deli Serdang, Kab. Karo

    Medan Metropolitan 3.777.746 1,08 4,827,005

    6. Kawasan Perkotaan Sarbagita:Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar,Kab. Tabanan

    Denpasar Metropolitan 1.650.588 7,42 3,099,113

    7. Kawasan Perkotaan Maminasata:

    Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa(Ibukota Kab. gowa), Kab. Takalar

    Makassar Metropolitan 1.716.052 2,93 3,039,921

    Lokasi Eksisting KSN Perkotaan

    (PP 26/2008 RTRWN)

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    15/25

    Lokasi Usulan KSN Perkotaan

    No. Kawasan Perkotaan Kota Inti Tipologi

    Jumlah

    Penduduk

    2011

    %

    pertumbuhan

    penduduk

    2007-2011

    Jumlah

    Penduduk

    2025

    Jumlah

    Penduduk

    2045

    SUMATERA

    1. Kawasan Perkotaan ITBM

    Palapa

    Padang,Lubuk Alung, Pariaman,

    Indarung, Teluk Bayur, Bungus,

    Mandeh

    Padang Metropolitan 1.267.832 1,34 1,410,291 1,840,462

    2. Kawasan Perkotaan

    Palembang RayaKota Palembang, Kab. MusiBanyuasin, Kab. Banyuasin)

    Palembang Metropolitan 2.824.785 0,56 2.888.593 2.953.844

    NUSATENGGARA

    3. Kawasan PerkotaanMataram(Mataram, Lombok Barat,Lombok Timur,Lombok Tengah,Lombok Utara)

    Mataram Metropolitan 3.819.471 1,56 4.743.740 6.465.092

    KALIMANTAN

    4. Kawasan PerkotaanBanjarbakuala

    Kota Banjarmasin, Kab.Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab.Baritokuala, Kab. Tanah Laut

    Banjarmasin Metropolitan 1.102.699 1,94 1.126.693 1.654.619

    SULAWESI

    5. Kawasan Perkotaan Manado

    Raya

    (Manado,

    Bitung,Tomohon,Minahasa utara

    dan Minahasa Selatan)

    Manado Metropolitan1.206.897

    0,91,296,580 1,551,039

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    16/25

    Usulan Baru Sebaran KSN Perkotaan Dalam RPJMN

    Tahun 2015-2019 dan Revisi RTRWN

    16

    Mebidangro Banjar Bakula

    Jabodetabek

    Perkotaan Palembang

    Cekungan Bandung

    Kedung Sepur

    Gerbang Kertosusila

    Sarbagita

    Maminasata

    Manado

    ITBM Palapa

    Perkotaan Mataram

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    17/25

    Fokus Pengembangan KSN Perkotaan

    17

    No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan

    1 Mebidangro

    Kota Medan, Binjai (Ibukota Kab. Langkat),

    Kab. Deli Serdang, Kab. Karo)

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang diarahkan sebagai pusat

    administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet pemasaran untuk wilayah

    Sumatera Utara bagian Timur dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan

    dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional

    2 Jabodetabek

    Kota Jakarta, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kab.

    Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok,

    Kab. Bekasi, Kota Tangerang Selatan, Kota

    Bogor

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang mendukung pertumbuhan

    wilayah nasional dan memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat

    pertumbuhan atau kota-kota ditingkat internasional.

    3 Kawasan Perkotaan cekungan Bandung:

    Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. BandungBarat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab.

    Sumedang

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang berorientasi pada

    meningkatkan spesialisasi fungsi jasa pendidikan, teknologi sistem informasi,industri, dan dan pariwisata perkotaan (urban tourism)

    4 Kawasan Perkotaan Kedung Sepur:

    Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga,

    Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab.

    Demak, Purwodadi (Ibukota Kab. Grobogan)

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang berfungsi mendorong

    pertumbuhan sektor jasa, teknologi informasi, pariwisata, dan industri wilayah Jawa

    Tengah

    5 Kawasan Perkotaan Gerbang

    Kertosusila:

    Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik,

    Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab.

    Bangkalan, Kota Mojekerto

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang dipertahankan untuk

    berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional yang mendukung pelayanan

    pengembangan wilayah Indonesia bagian Timur

    6 Kawasan Perkotaan Sarbagita:

    Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar,

    Kab. Tabanan

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang mendorong pertumbuhan

    wilayah disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat

    kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata yang bertaraf internasional

    7 Kawasan Perkotaan Maminasata:

    Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa

    (Ibukota Kab. gowa), Kab. Takalar

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang mendorong pertumbuhan

    kota-kota disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat

    orientasi pelayanan berskala internasional dan penggerak utama bagi Kawasan TimurIndonesia;

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    18/25

    Fokus Pengembangan Usulan KSN

    Perkotaan

    18

    No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan8 Kawasan Perkotaan Patung Raya

    Kota Palembang, Kab. Banyuasin, Kab.

    Ogan Komering, dan Kab. Ogan

    Komering Ilir

    Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan sebagai sebagai

    outlet pemasaran untuk wilayah Sumatera bagian Selatan dengan tetap

    memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan

    wilayah internasional

    9 Kawasan Perkotaan ITBM Palapa

    Padang, Lubuk Alung, Pariaman,

    Indarung, Teluk Bayur, Bungus, Mandeh

    Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi padamendorong perkembangan sektor produksi prioritas seperti: Industri;Perikanan laut; Pariwisata; dan

    Perdagangan dan jasa10 Kawasan Perkotaan BanjarbakulaKota Banjarmasin, Kab. Banjarbaru,Kab. Banjar, Kab. Baritokuala, Kab.Tanah Laut

    Meningkatkan fungsi Manado Raya sebagai pusat kegiatan nasional

    (PKN) yang mendukung pertumbuhan wilayah nasional dan memantapkan

    fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan di wilayah

    Sulawesi bagian utara

    11 Kawasan Perkotaan Manado Raya

    (Manado, Bitung, Tomohon, Minahasa

    utara dan Minahasa Selatan)

    Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang berorientasi pada

    meningkatkan spesialisasi fungsi pariwisata, industri pengolahan dengan

    tetap mempertahankan budaya lokal

    12 Kawasan Perkotaan Gumi RinjaniRaya(Mataram, Lombok Barat, LombokTimur,Lombok Tengah, Lombok Utara)

    Diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasipada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah seperti

    kehutanan, pertambangan bijih besi dan agroindustri serta industri

    pengolahan

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    19/25

    Status Progres Penyelesaian RTR Kawasan

    Strategis Nasional

    Sudah Perpes

    1. KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur (Perpres No. 54 Tahun 2008)

    2. KSN Perkotaan Mebidangro (Perpres No. 62 Tahun 2011)

    3. KSN Perkotaan Maminasata (Perpres No. 55 Tahun 2011)

    4. KSN Perkotaan Sarbagita (Perpres No.45 Tahun 2011)

    RTR KSN dalam tahap Kesepakatan BKPRN eselon II

    1. KSN Perkotaan Cekungan Bandung

    2. KSN Perkotaan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan

    (Gerbangkertosusila)

    3. KSN Perkotaan Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi

    (Kedungsepur)

    Usulan Lokasi KSN Perkotaan Dalam Revisi RTRWN1. KSN Perkotaan Palembang Raya

    2. KSN Perkotaan Padang

    3. KSN Perkotaan Manado Raya

    4. KSN Perkotaan Mataram Raya

    5. KSN Banjarbakula19

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    20/25

    Lokasi Eksisting Kota Sedang

    20

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    21/25

    Usulan Lokasi Prioritas Kota sedang

    21

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    22/25

    Arah Kebijakan dan Strategi Lokasi

    Prioritas

    22

    No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan

    1 Jayapura Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang difokuskan dalam pengembangan Perdagangan dan Jasa (outlet pemasaran produksi

    tanaman pangan, hasil hutan, logam, dan perikanan), Industri (pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan

    pertambangan), serta dikembangkan sebagai transhipment point di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan pusat pelayanan administrasi

    pelintas batas negara (perbatasan Indonesia-PNG-Palau)

    2 Sorong Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada pengembangan kegiatan industri pengolahan: hasil hutan, bahan

    tambang dan hasil perikanan serta sebagai Penghubung/Hub Utama untuk Wilayah Papua dan Maluku

    3 Ternate Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) untuk mendukung sektor produksi wilayah yaitu hortikultura; tanaman tahunan; hasil hutan;

    dan industri Pengolahan

    4 Ambon Sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada kegiatan industri pengolahan perikanan, sebagai hub untuk Kawasan

    Papua dan Maluku, serta mendorong sebagai pusat kegiatan pariwisata kawasan Indonesia Timur.

    5 Gorontalo Diarahkan sebagai kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada upaya mendorong

    pertumbuhan produksi pertanian, pusat pengolahan ikan tangkap, dan wisata bahari yang memanfaatkan potensi Teluk Tomini

    6 Palu Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada pengembangan jasa perdagangan yang melayani kebutuhan

    pengembangan sentra-sentra produksi wilayah Sulawesi Tengah dan sekitarnya.

    7 Kendari Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan nasional (PKN) dan berorientasi pada kegiatan pariwisata,

    pengolahan hasil perkebunan, tangkapan ikan dan perdagangan yang melayani kebutuhan pengembangan sentra-sentra produksi

    wilayah Sulawesi Tenggara8 Palopo Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada kegiatan pelayanan sentra

    pengolahan hasil pertanian (sentra pangan nasional) dan perkebuanan

    9 Bau-bau Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah (PKW) yang berorientasi pada aktivitas pariwisata

    bahari-ekowisata yang memanfaatkan kawasan Taman Laut Nasional Wakatobi yang memiliki nilai global heritage di bidang

    keanekaragaman flora dan fauna laut dan pengolahan ikan tangkap.

    10 Singkawang Diarahkan sebagai kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang mendorong pertumbuhan produksi

    pertanian dan perkebunan(kelapa sawit) di Wilayah Prop. Kalimantan Barat

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    23/25

    Arah Kebijakan dan Strategi Lokasi

    Prioritas

    23

    NoLokasi

    PrioritasFokus Pengembangan

    11 Palangkaraya Diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi

    wilayah seperti perdagangan, pertanian, dan pertambangan galian logam

    12 Tarakan Sebagai pusat pertumbuhan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang kedua pulau kalimantan dan pusat transit

    perdagangan dengan sektor produksi wilayah seperti: Perkebunan, Perikanan, dan pertambangan

    13 Bima Sebagai pusat pertumbuhan Wilayah (PKW), Bima sebagai hub untuk industri pengolahan sektor primer (pertanian dan perikanan)

    serta sektor tersier (pertambangan marmer)

    14 Kupang Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang mengembangkan sektor perdagangan dan jasa

    15 Lhokseumawe Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada mendorong perkembangan sektor produksi prioritas seperti:

    industri; pertambangan; perikanan tambak ;dan perkebunan16 Payakumbuh Sebagai pusat pertumbuhan wilayah (PKW) yang berorientasi mendorong sektor produksi prioritas seperti peternakan, dan

    pertanian

    17 Tanjung Pinang Diarahkan sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) dengan fokus pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet

    pemasaran untuk wilayah Kepulauan Riau bagian timur serta diarahkan untuk pelayanan administrasi pelintas batas negara,

    transhipment point, pertanian, kelautan, pariwisata dan industri.

    18 Tebing Tinggi Sebagai pusat pertumbuhan wilayah (PKW) yang berorientasi mendorong potensi produksi pertanian dengan cara meningkatkan

    spesialisasi fungsi sektor pertanian dan perdagangan

    19 Dumai Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dengan fokus pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet

    emasaran untuk wilayah Riau bagian timur serta berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah

    seperti perkebunan, industri,

    perdagangan, pertambangan dan perikanan

    20 Lubuklinggau Diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan wilayah (PKW) di wilayah Sumatera Selatan

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    24/25

    No Nama Kota Nomor Perda RTRW Kota

    1 Jayapura Perda Nomor 5 Tahun 2008

    2 Ternate Perda No 2 Tahun 2012

    3 Ambon Perda No 24 Tahun 2011

    4 Bitung Perda No 40 Tahun 2011

    5 Gorontalo Perda No 40 Tahun 2011

    6 Bau-Bau Perda No 1 Tahun 20127 Kendari Perda No 1 Tahun 2012

    8 Palopo Perda No 5 Tahun 2012

    9 Palu Perda No 16 Tahun 2011

    10 Singkawang Perda No 2 Tahun 2012

    11 Tarakan Perda No 4 Tahun 2012

    12 Tebing tinggi Perda No 4 Tahun 2013

    13 Lubuk Linggau Perda No 1 Tahun 2012

    14 Kupang Perda No 11 Tahun 2011

    15 Payakumbuh Perda No 2 Tahun 2013

    24

    No Nama Kota Nomor Perda RTRW Kota

    1 Sorong Belum menetapkan

    2 Palangkaraya Belum menetapkan

    3 Lhoksumawe Belum menetapkan

    4 Tanjung Pinang Belum menetapkan

    5 Dumai Belum menetapkan

    Status Peraturan Daerah RTRW Lokasi

    Prioritas

  • 5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan

    25/25

    25