rancangan clearing
TRANSCRIPT
RANCANGAN TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP
PT. FREEPORT INDONESIA COMPANY
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan
Oleh :
HENSON SAPUTRO
97111 / TA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2002
PROPOSAL
I. JUDUL
RANCANGAN TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP
PT. FREEPORT INDONESIA COMPANY
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang
sangat mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya juga akan semakin
cepat. Sesuai dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan produksi pada
setiap tahunnya, maka pengupasan lapisan tanah penutup juga selalu dilakukan
sesuai dengan kemampuan produksi dari alat mekanis yang dipakai dan metode-
metode yang dilakukan dalam pengupasan lapisan tanah penutup.
Sebelum pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan, terlebih dahulu
direncanakan bagaimana pengupasan lapisan tanah penutup tersebut dilakukan.
Mulai dari manakah pengupasan tersebut dilakukan, rencana pengupasan
tersebut dilakukan apabila sudah diketahui bentuk topografinya, yaitu melalui
peta topografi. Perencanaan tersebut dilakukan untuk dapat untuk dapat
menghasilkan produksi yang tinggi, oleh karena itu geometri dari endapan
mineral sangat mempengaruhi terhadap rencana pengupasan lapisan tanah
penutup. Sehingga jika sudah didapatkan rancangan yang sesuai, maka kegiatan
selanjutnya dapat dilakukan.
III. PERUMUSAN MASALAH
KAJSDFAJSDF
IV. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mendapatkan rancangan pengupasan lapisan tanah penutup yang
sesuai dengan bentuk topografi dan bentuk endapan mineral, dimana rancangan
tersebut untuk dapat memperbaiki waktu kerja yang, mengatasi hambatan yang
timbul dalam operasi penambangan dan yang terpenting didapatkan sinkronisasi
terhadap bagian-bagian yang berperanan penting dalam menunjang tercapainya
target produksi. Sehingga pada akhirnya didapatkan metode yang sesuai untuk
pengupasan lapisan tanah penutup tersebut
V. DASAR TEORI
Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan
suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar
bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung
dan sistimatika pengupasan yang baik.
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang
mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan
penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi, semakin baik
rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka rencana target produksi
semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat
yang mendukung pengupasan lapisan tanah penutup.
Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :
1. Back filling digging method
Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat sudah digali.
Cara ini cocok untuk tanah penutup yang bersifat :
- tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis)
- material atau batuannya lunak
- letaknya mendatar ( horizontal )
2. Benching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (benching).
Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus sambil
membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk :
- tanah penutup yang tebal
- bahan galian atau lapisan batugamping yang juga tebal
3. Multi Bucket Exavator System
Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah
digali atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah dengan
menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE), sistem ini cocok untuk tanah
penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.
4. Drag Scraper System
Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah
tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlabih
dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk
tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas ( loose ).
5. Cara Konvensional
Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis
(alat gali, alat muat, dan alat angkut) seperti kombinasi antara Bulldozer,
Wheel Loader dan Dump Truck.
Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat
gali muat, sedangkan bila materialnya keras mungkin menggunakan Ripper
atau pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, baru
kemudian dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut
ke tempat pembuangan dengan alat angkut.
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN
PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP
a. Material
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik
dan kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu
merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu
lahan. Beberapa jenis tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah
yang dapat langsung digusur dalam kondisi aslinya.
Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped) digali
(dug) atau dikupas (stripped). Hal ini tentu akan menurunkan produksi
alat mekanis yang digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya
diukur dengan alat “Ripper Mater“ atau “ Seismic Test“ dan satuannya
adalah meter per detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan
gelombang seismik pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus
harus dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat untuk menutupi tempat
penimbunan (reklamasi).
b. Alat mekanis yang digunakan.
Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat
mekanis merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan
konvensional, sehingga perlu pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan
tepat dan cepat. Pemilihan alat mekanis dapat menentukan cepat
lambatnya kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup terselesaikan.
c. Effesiensi kerja.
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat
mekanis. Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja
yang maksimum. Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui
penilaian mengenai effesiensi kerja, sering mengalami kesulitan. Karena
sekali ada perubahan maka kondisi dan keadaan akan berubah, sehingga
akan mempengaruhi kondisi effesiensi kerja.
B. RANCANGAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERSIHAN LAHAN
Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan pembersihan
tempat kerja dari semak-semak, pohon–pohon besar kecil, sisa pohon yang
sudah ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat
menghalangi pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan tersebut dapat
dikerjakan sebelum pemindahan itu sendiri dilakukan, atau dikerjakan
bersama-sama.
a. Cara Pembersihan Lahan
Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu
tergantung dari keadaan lapangan, misalnya:
1. Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-
pohon yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong. Tanah
yang berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi pada waktu
reklamasi.
2. Bila pohon-pohonya berdiameter agak (10 < < 25 cm ) dan
akarnya kokoh, maka ada dua cara :
a). Didorong beberapa kali pelan-pelan untuk menjatuhkan dahan-
dahan atau cabang-cabang yang sudah kering, lalu didorong
sekaligus secara mendadak dengan sedikit mengangkat bilah
sampai pohon itu roboh.
b). Dengan dua Bulldozer yang menarik rantai baja.
3. Jika pohon-pohonnya berdiameter besar, misalnya > 25 cm, maka
caranya adalah sebagai berikut :
a). Menggali tanah disekelilingnya dulu agar akar-akarnya putus
dan kekuatan pohon berkurang , baru pohon tersebut didorong
sampai roboh.
b). Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang
panjang untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer,
tetapi apabila ada dua, Bulldozer dengan arah masing-masing
menyerong agar lebih aman.
4. Bila selain semak-semak terdapat bongkah-bongkah batu besar
(boulders) yang akan menghalangi pekerjaan, maka kalau batu itu
sangat besar tidak boleh didorong sekaligus, karena akan melampaui
batas kemampuan dorong Bulldozer.
b. Pembersihan lahan dengan menggunakan bulldozer
Di dalam pelaksanaan pembersihan lahan dibedakan menjadi 7 metoda
yang didasarkan pada start, rute, dan akhir dari pekerjaan Bulldozer,
yaitu :
1. Metoda Siput luar, dimana bulldozer bergerak mulai dari tengah ke
arah luar menyusuri garis siput.
2. Metoda Siput dalam, dimana bulldozer bergerak mulai dari luar ke
arah tengah menyusuri garis siput.
3. Metoda Pegas ulir, dimana bulldozer bergerak sesuai dengan garis
yang serupa dengan pegas ulir.
4. Metode zigzag, dimana bulldozer bergerak dari kiri ke arah kanan
dan sebaliknya menurut garis lurus, baik untuk tanah datar.
5. Metode Pembakaran, dimana tumbuhan/tanaman dibakar dari arah
lawan angin baris per baris.
6. Metode kontur, dimana bulldozer bekerja pada kontur-kontur
dengan ketinggian tempat yang sama (untuk tanah miring).
7. Metode Penumpukan, dimana tumbuhan/tanaman digusur dan
ditumpuk segaris dengan arah angin untuk kemudian dibakar.
C. RANCANGAN TEKNIS PELAKSANAAN PENGUPASAN LAPISAN
TANAH PENUTUP
Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan teknis pelaksanaan
pengoperasian dengan memakai bulldozer untuk pekerjaan pengupasan
lapisan penutup, yaitu :
- Diusahakan agar kerja Bulldozer pada saat mengupas dan mendorong
material penutup dengan arah menuruni lereng, hal ini dimaksudkan
untuk memenfaatkan gaya gravitasi sehingga diharapkan tenaga
dorongnya akan bertambah.
- Jarak dorongnya diusahakan tidak terlalu jauh, dimana hal ini berkaitan
dengan waktu edar, apabila jarak dorong terlalu jauh maka akan dapat
mengurangi kemempuan produksinya. Jarak dorong rata-rata oleh
Bulldozer dalam pengupasan lapisan tanah penutup bisanya berkisar 50
meter.
Agar rancangan pengupasan lapisan tanah penutup dapat dilakukan dengan
baik maka perlu ditentukan daerah awal pengupasan. Urutan pengupasan
lapisan tanah penutup dapat dipisahkan dengan cara membagi atas beberapa
blok-blok dari muka kerja, yaitu dimulai dari :
a. Blok I, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat.
b. Blok II, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat
c. Blok III, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat
d. Blok IV, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat
e. Blok V, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat dan
utara
f. Blok VI, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat.
Sebelum rancangan pembuatan blok-blok penambangan dilakukan, harus
diketahui dulu batas penambangan (pit limit). Pit limit yang sesuai didapatkan
dari perhitungan Striping Ratio (SR).
D. METODE KERJA ALAT MEKANIS PADA PENGUPASAN
LAPISAN TANAH PENUTUP (CARA KONVENSIONAL)
a. Metode kerja Bulldozer
Cara kerja Bulldozer yang baik dan effisien dimana alat-alat lain tidak
dapat melakukannya yaitu :
1. Selalu mendorong ke bawah, jadi mengambil keuntungan dari gaya
gravitasi untuk menambah tenaga atau kecepatan. Cara ini disebut
Down Hill Dozing .
2. Menggali beberapa kali, dikumpulkan menjadi satu lalu didorong ke
lereng yang curam. sebelum tanaga habis terdorong ke lereng,
Bulldozer harus direm agar tidak ikut terjungkir ke lereng. Cara kerja
ini dinamakan High Wall Or Sloat Dozing.
3. Menggali melalui jalan yang sama akan menyebabkan terbentuknya
semacam dinding sebelah kiri dan kanan bilah yang disebut Spillages
sehingga pada pendorongan tanah berikutnya tidak ada tanah yang
keluar atau tercecer ke samping bilah. Cara ini dikenal sebagai Trench
or Slot Dozing.
4. Menggali dan mendorong material dengan dua bilah Bulldozer yang
bergerak berdampingan . Cara penggusuran ini disebut Side by Side
Dozing. Cara ini lebih baik dibandingkan cara atau metode lain karena
akan mengurangi atau menghindari kehilangan material.
b. Metode kerja Wheel Loader
Wheel Loader mempunyai gerakan yang penting yaitu menurunkan
mangkuk di atas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat/
menggusur), mengangkat magkuk, membawa dan membuang muatan.
Dengan dasar gerakan penting dari Wheel Loader, metode kerja untuk
memuat material hasil pengupasan lapisan tanah penutup ke Dump Truck
yaitu :
- Pola kerja V – Shape Loading adalah pola kerja pemuatan dengan
lintasan seperti bentuk huruf “ V “ atau membentuk sudut 45, dan alat
angkut tidak ikut aktif.
- Pola kerja Cross Loading adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan
saling berpotongan tegak lurus, dan alat angkut juga ikut aktif.
c. Metode kerja Dump Truck
Bila alat gali yang dipakai berupa Wheel Loader maka sangat perlu untuk
memilih alat angkut dengan kapasitas yang seimbang dengan Out put dari
Wheel Loader itu. Apabila penyesuaian pemilihan kapasitas alat angkut
dengan out put Wheel Loader tidak seimbang maka tidak akan mencapai
kondisi keserasian alat berat yang dipakai, ini akan mempengaruihi dalam
penanganan material dari rancangan pengupasan lapisan tanah penutup itu.
Adapun fungsi utama dari Dump Truck pada kegiatan pengupasan lapisan
tanah penutup yaitu sebagai pengangkut material yang telah digali dan
dimuat oleh Wheel Loader tadi ke tempat penimbunan material yang telah
direncanakan sebelumnya.
Ada tiga macam cara Dump Truck mengosongkan muatannya, yaitu :
- End dump or rear dump, mengosongkan muatan ke belakang
- Side dump, mengosongkan muatan ke samping
- Bottom dump, mengosongkan muatan ke arah bawah.
VI. PEMECAHAN MASALAH
Dalam suatu kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup diperlukan
suatu perhitungan yang cermat dan tepat. Karena dalam penentuanya akan
mempengaruhi target produksi yang telah ditentukan. Untuk itu diperlukan
suatu perancangan yang baik dan tepat.
Untuk menentukan bagaimana cara atau metode yang digunakan
untuk pengupasan lapisan tanah penutup memakai data-data antara lain
berupa geometri endapan bahan galian, batas penambangan, dan peta
topografi. Data-data tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam
perancangan nantinya, sehingga memerlukan masukan data-data yang akurat,
karena kesalahan data masukan tentunya akan menyebabkan kesalahan pada
analisis permasalahan.
VII. METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIANDalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya dapat
diambil pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pelaksanaan
penelitian sebagai berikut :
1. Studi literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan
pustaka yang menunjang, yang diperoleh dari instansi yang terkait,
perpustakaan brosur-brosur, dan informasi dari berbagai media.
2. Penelitian dilapangan
Dalam hal ini dilakukan dengna beberapa tahap :
a. Penentuan lokasi pengambilan data yang diperlukan.
b. Menguji ulang dengan perumusan masalah kembali, yang
bertujuan agar penelitian tepat sasaran dan data yang diambil
dapat digunakan secara efektif.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara :
a. melakukan pengamatan dan pengukuran di lapangan.
b. meneliti kambali sistem pengupasan lapisan tanah penutup yang
digunakan saat ini.
c. Melakukan wawancara atau tanya jawab dan mencatat kejadian
yang terjadi.
4. Keakuratan akusisi data
Akusisi data ini bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan data dari lapangan untuk memudahkan analisis
perancangan.
b. Menganalisis data-data yang diperoleh dari lapangan, sehingga
didapatkan data-data yang lebih akurat.
c. Melakukan pengolahan data melalui beberapa perhitungan serta
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk sketsa dalam
penyelesaian.
5. Analisis terhadap berbagai data dapat dilakukan secara kualitatif
maupun kuantitatif guna memperoleh kesimpulan sementara.
Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan dianalisa lebih lanjut
dalam bagian pembahasan.
6. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil analisis
data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.
B. DATA-DATA YANG DIPERLUKAN
1. Peta lokasi penambangan
- Peta topografi
- Peta pengupasan lapisan tanah penutup
2. Data geologi regional
3. Data litologi dan data topografi
4. Jumlah lapisan tanah penutup yang akan dipindahkan
5. Kegiatan penambangan
6. Kondisi jalan angkut dan kondisi front kerja.
VIII. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN.
IX. RENCANA DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Bab
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penelitian
1.3. Identifikasi masalah
1.4. Metode Pendekatan
II. TINJAUAN UMUM
II.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
II.2. Keadaan Topografi
II.3. Iklim dan Cuaca
II.4.Jumlah Cadangan
II.5.Kegiatan Penambangan
III. DASAR TEORI
III.1. Fakor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Lapisan Tanah
Penutup
No KegiatanWaktu (minggu)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Studi pustaka
2. Pengamatan
3. Pengambilan Data
4. Pengolahan data
5. Analisa Data
6. Pembuatan Draft
III.2. Rancangan Teknis Pelaksanaan Pembaersihan Lahan
III.3. Rancangan Teknis Pelaksanaan Pengupasan Lapisan Tanah
Penutup
III.4. Metode Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
IV. PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP
A. Jumlah Lapisan Tanah Penutup
B. Alat Mekanis Yang Digunakan
C. Pembersihan Lahan
D. Metode Pengupasan Yang Digunakan
E. Penimbunan Lapisan Tanah Penutup
V. PEMBAHASAN
5.1. Pemilihan Sistem Pengupasan Lappisan Tanah Penutup
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
X. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Carmichael. D.G.(1987), Engineering Queues in Construction and Mining,
Department of Civil Engineering University of Western Australia.
2. Howard L. Hartman, (1987), Introductory Mining Engineering, John Willey
and Sons, New York.
3. Peurifoy, RL., (1987), Construction Planning, Equipment and Methods,
Secound Edition, Mc Graw Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo, Singapura,
Sidney.