rancang bangun pengering sepatu berdasarkan …

86
RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN KELEMBABAN MENGGUNAKAN METODE PID (PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) LAPORAN TUGAS AKHIR Program Studi S1 Sistem Komputer Oleh: Alamgumelar Bagus Rizkianto 13410200073 FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM JAWA TIMUR 2019

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN

KELEMBABAN MENGGUNAKAN METODE PID

(PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Komputer

Oleh:

Alamgumelar Bagus Rizkianto

13410200073

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM JAWA TIMUR

2019

Page 2: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN

KELEMBABAN MENGGUNAKAN METODE PID

(PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Tahap Akhir

Program Strata Satu (S1)

Disusun Oleh :

Nama : Alamgumelar Bagus Rizkianto

NIM : 13410200073

Program : Strata Satu (S1)

Jusuran : Sistem Komputer

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM JAWA TIMUR

2019

Page 3: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

ii

“Just Do It”

Page 4: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

iii

Segala Puji Kepada Allah dan damai sejahtera bagi kita semua

selesainya laporan tugas akhir ini.

Saya persembahkan kepada

Ayah, Ibu, Adik-Adik dan Keluarga saya tercinta

Dan rasa terima kasih banyak kepada Dosen Pembimbing dan Penyelia saya

yang selalu mendukung dan membimbing selama saya melakukan tugas akhir

Beserta semua teman dan saudara yang sangat saya sayangi.

Terima kasih.

Page 5: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

iv

RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN

KELEMBABAN MENGGUNAKAN METODE PID

(PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE)

Dipersiapkan dan disusun oleh

Alamgumelar Bagus Rizkianto

Nim : 13410200073

Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Penguji

Pada :Januari 2019

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing

I. Harianto, S.Kom., M.Eng.

NIDN. 0722087701

_____________________________

II. Yosefine Triwidyastuti, M.T.

NIDN. 0729038504

_____________________________

Pembahas

I. Dr. Susijanto Tri Rasmana, S.Kom., M.T.

NIDN. 0727097302

_____________________________

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar sarjana

Dr. Jusak

NIDN. 070817101

Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA

Page 6: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

v

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASIDAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Sebagai mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, saya :

Nama : Alamgumelar Bagus Rizkianto

NIM : 13410200073

Program Studi : S1 Sistem Komputer

Fakultas : Fakultas Teknologi dan Informatika

Jenis Karya : Tugas Akhir

Judul Karya : RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN

KELEMBABAN MENGGUNAKAN METODE PID

(PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE)

Menyatan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan Seni, saya menyetujui

memberikan kepada Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Hak Bebas Royalti

Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royaliti Free Right ) atas seluruh isi/ sebagian karya

ilmiah saya tersebut di atas untuk disimpan, dialih mediakan dan dikelola dalam bentuk

pangkalan data (database) untuk selanjutnya didistribusikan atau dipublikasikan demi

kepentingan akademis dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau

pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

2. Karya tersebut di atas adalah karya asli saya, bukan plagiat baik sebagian maupun

keseluruhan. Kutipan, karya atau pendapat orang lain yang ada dalam karya ilmiah ini

adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya.

3. Apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti terdapat tindakan plagiat pada karya

ilmiah ini, maka saya bersedia untuk menerima pencabutan terhadap gelar kesarjanaan

yang telah diberikan kepada saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, Januari 2019

Yang menyatakan

Alamgumelar Bagus Rizkianto

NIM : 13410200073

Page 7: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

vi

ABSTRAK

Selama ini perawatan sepatu di Indonesia jika sepatu dalam kondisi basah

masih dengan menggunakan cara konvensional yaitu dijemur dengan

memanfaatkan panas matahari. Dikarenakan ketersediaan energi surya yang tidak

dapat diprediksi terlebih pada saat musim hujan maka proses pengeringan dengan

energi surya tidak dapat dikendalikan. Maka dari itu, diperlukan alternatif lain

untuk dapat mengeringkan sepatu. Dengan alasan itulah penulis tertarik untuk

merancang membuat dan melakukan penelitian tentang mesin pengering sepatu

dengan kompor sebagai sumber panas. Mesin tersebut dikontrol oleh arduino yang

mendapatkan input berupa tombol dan sensor kelembaban. Output pada arduino

tersebut terdapat sinar ultraviolet, pengharum sepatu dan kompor. Dengan adanya

pengering sepatu otomatis tersebut diharapkan dapat mempermudah karyawan atau

ibu rumah tangga dalam proses pengeringan sepatu. Karena mesin pengering

tersebut tidak hanya pengering tetapi juga dapat menyimpan sepatu agar tetap

terjaga keharumannya. Hasil dari Kelembaban pada proses pengeringan sepatu

adalah 20 RH dan suhu kurang lebih 65 ̊C yang ditempuh dalam waktu kurang lebih

65 menit. Pada Kelembaban tersebut sepatu dinyatakan kering. Proses penyetabilan

suhu menggunakan metode PID mendapatkan hasil nilai Kp adalah 50 nilai Ki

adalah 5 dan nilai Kd adalah 1. Nilai tersebut didapatkan dari metode hand tuning

yang sudah diaplikasikan.

Kata Kunci : Pengering Sepatu, Arduino, Pengering Sepatu berbasis PID

Page 8: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan pertolongan

dalam setiap kesulitan yang ada selama pelaksanaan tugas akhir. Pelaksanaan tugas

akhir ini merupakan sebuah syarat untuk menempuh wisuda pada Program Studi S1

Sistem Komputer Institut Bisnis dan Informatika Stikom Jawa timur. Selama

menyelesaikan penulisan Laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak baik moral dan doa maupun materi. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih banyak dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada:

1. Orang Tua, saya tercinta yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik

moral maupun doa sehingga penulis dapat menempuh dan menyelesaikan Kerja

praktik maupun Laporan ini.

2. Teman-teman seperjuangan SK angkatan 13 yang selalu memberikan semangat

dan bantuannya.

3. Rekan-rekan pengurus HIMA SK

Surabaya, Januari 2019

Penulis

Page 9: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN SYARAT ........................................................................................... ii

MOTTO ................................................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

1.4 Manfaat ............................................................................................ 3

1.5 Batasan Masalah .............................................................................. 3

1.6 Sistematika Penulisan Laporan........................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................6

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 6

2.2 Arduino Uno .................................................................................... 8

2.3 Arduino IDE .................................................................................. 10

2.4 Sepatu ............................................................................................ 11

Page 10: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

ix

2.5 PID (Proportional Integral Derivatife) .......................................... 13

2.6 Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11 .......................................... 16

2.7 Modul Relay .................................................................................. 18

2.8 Kompor Gas................................................................................... 20

2.9 Servo .............................................................................................. 21

2.10 LCD ............................................................................................... 21

2.11 Tombol .......................................................................................... 22

2.12 Driver Motor (L298n).................................................................... 23

2.13 Fan ................................................................................................. 24

2.14 Pemantik Api (Kompor Quantum) ................................................ 24

2.15 Lampu UV (Ultraviolet) ................................................................ 24

2.16 Pewangi ......................................................................................... 26

2.17 Power Supply................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................28

3.1 Metodologi Penelitian ................................................................... 29

3.2 Blog Diagram ................................................................................ 30

3.3 Perancangan DHT11 ..................................................................... 30

3.4 Perancangan LCD 16x2 dan I2C ................................................... 32

3.5 Perancangan Servo ........................................................................ 34

3.6 Perancangan Relay 4 Channel ....................................................... 35

3.7 Perancangan Fan 12v ..................................................................... 38

3.8 Perancangan Pewangi .................................................................... 38

3.9 Flowchart ....................................................................................... 40

3.10 Perancangan Software Bagian Start .............................................. 41

Page 11: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

x

3.11 Perancangan Software Bagian Inisialisasi Program ...................... 42

3.12 Perancangan Software Bagian Pilih Sepatu .................................. 43

3.13 Perancangan Software Bagian Tombol ......................................... 44

3.14 Perancangan Software Bagian Setup ............................................. 45

3.15 Perancangan Software Bagian Loop ............................................. 45

3.16 Perancangan Software Finishing ................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................50

4.1 Hasil Pengujian Arduino Uno ........................................................ 50

4.2 Hasil Pengujian Sensor DHT11..................................................... 53

4.3 Hasil Pengujian LCD ..................................................................... 56

4.4 Hasil Pengujian Kompor Otomatis ................................................ 56

4.5 Pengujian Kontrol PID .................................................................... 57

4.6 Pengujian Alat Pengering Sepatu Jenis Fantovel .......................... 60

4.7 Pengujian Alat Pengering Sepatu Jenis Kets ................................. 63

4.8 Pengujian Alat Pengering Sepatu Jenis Boots ............................... 67

BAB V PENUTUP................................................................................................70

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................70

5.2 Saran .............................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................71

LAMPIRAN ...........................................................................................................72

BIODATA PENULIS ............................................................................................77

Page 12: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arduino Uno ........................................................................................... 9

Gambar 2.2 Arduino IDE ........................................................................................... 11

Gambar 2.3 Macam-macam sepatu ............................................................................ 12

Gambar 2.4 Blog Diagram PID .................................................................................. 16

Gambar 2.5 DHT11 .................................................................................................... 17

Gambar 2.6 Relay 5v.................................................................................................. 20

Gambar 2.7 Kompor Gas ........................................................................................... 20

Gambar 2.8 Servo....................................................................................................... 21

Gambar 2.9 LCD ........................................................................................................ 22

Gambar 2.10 Toggel Button ....................................................................................... 22

Gambar 2.11 Driver Motor L298n ............................................................................. 23

Gambar 2.12 Fan 12 v ................................................................................................ 24

Gambar 2.13 Pemantik Kompor Quantum................................................................. 24

Gambar 2.14 Pewangi ................................................................................................ 26

Gambar 2.15 Power Supply ....................................................................................... 27

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ........................................................... 28

Gambar 3.2 Blog Diagram Hardware ........................................................................ 29

Gambar 3.3 Perancangan DHT11 .............................................................................. 31

Gambar 3.4 Program DHT11 ..................................................................................... 32

Gambar 3.5 Perancangan LCD dan I2C ..................................................................... 33

Gambar 3.6 Program LCD ......................................................................................... 34

Gambar 3.7 Perancangan Servo ................................................................................. 35

Gambar 3.8 Program Servo ........................................................................................ 36

Page 13: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

xii

Gambar 3.9 Perancangan Relay ................................................................................. 37

Gambar 3.10 Program Relay ...................................................................................... 38

Gambar 3.11 Perancangan Fan .................................................................................. 39

Gambar 3.12 Program Fan ......................................................................................... 40

Gambar 3.13 Perancangan Pewangi ........................................................................... 41

Gambar 3.14 Program Pewangi ................................................................................. 41

Gambar 3.15 Flowchart .............................................................................................. 41

Gambar 3.16 Perancangan Software Bagian Start ..................................................... 42

Gambar 3.17 Program Bagian Setup .......................................................................... 42

Gambar 3.18 Bagian Inisialisasai Program ................................................................ 43

Gambar 3.19 Inisialisasi Program .............................................................................. 43

Gambar 3.20 Bagian Pilih Sepatu .............................................................................. 43

Gambar 3.21 Program Pilih Sepatu ............................................................................ 43

Gambar 3.22 Bagian Tombol ..................................................................................... 44

Gambar 3.23 Program Bagian Tombol ...................................................................... 45

Gambar 3.24 Bagian Setup ........................................................................................ 45

Gambar 3.25 Program setup ....................................................................................... 46

Gambar 3.26 Bagian loop .......................................................................................... 47

Gambar 3.27 Program Looping ................................................................................. 47

Gambar 3.28 Program Finishing ................................................................................ 48

Gambar 3.29 Desain Sistem Tampak Luar ................................................................ 48

Gambar 3.30 Desain Sistem Tampak Dalam ............................................................. 49

Gambar 4.1 Upload Berhasil pada Arduino IDE ....................................................... 52

Gambar 4.2 Hasi Dari Serial Monitor ........................................................................ 53

Page 14: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

xiii

Gambar 4.3 Hasil Pengujian LCD ............................................................................. 56

Gambar 4.4 Hasil Suhu dan Kelembaban .................................................................. 57

Gambar 4.5 Hasil PID ................................................................................................ 59

Gambar 4.6 Pengujian Sepatu Fantovel ..................................................................... 61

Gambar 4.7 Pengujian Sepatu Kets ............................................................................ 64

Gambar 4.8 Pengujian Sepatu Boots .......................................................................... 57

Page 15: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Hasil pengujian pada sensor DHT11 dengan Termometer .................... 55

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Kompor ........................................................................ 56

Gambar 4.3 Data suhu dan kelembaban ..................................................................... 57

Gambar 4.4 Percobaan Kp ......................................................................................... 58

Gambar 4.5 Percobaan Ki .......................................................................................... 58

Gambar 4.6 Percobaan Kd ......................................................................................... 59

Gambar 4.7 Hasil PID ................................................................................................ 60

Gambar 4.8 Pengujian Sepatu Fantovel ..................................................................... 62

Gambar 4.9 Pengujian Sepatu Kets ............................................................................ 64

Gambar 4.10 Pengujian Sepatu Boots ........................................................................ 66

Page 16: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin pengering pada umumnya digunakan untuk mengeringkan hasil-hasil

peertanian misalnya jagung, gabah, daun tembakau dll. Bukan hanya kondisi

agroindustri mesin pengering juga digunakan untuk keperluan industri misalnya

untuk pengering kertas, pengering sepatu, pengering pakaian, penutup kepala, kaos

kaki dll. Di industri obat-obatan serta di pabrik susu pada umumnya memerlukan

mesin pengering pakaian, kaos kaki, penutup kepala dan sepatu. Seperti diketahui,

karyawan pabrik obat-obatan setiap hari harus memakai pakaian, kaos kaki, sepatu

dan penutup kepala agar produksi tetap steril.

Pada tahun 2009 tingkat konsumsi sepatu di Indonesia meningkat 20%

(Hadi ,2009) dengan banyaknya tingkat konsumsi sepatu ini maka peluang untuk

membuat tempat perawatan sepatu memiliki prospek yang sangat menjanjikan.

Selama ini perawatan sepatu di Indonesia jika sepatu dalam kondisi basah masih

dengan menggunakan cara konvensional yaitu dijemur dengan memanfaatkan

panas matahari. Dikarenakan ketersediaan energi surya yang tidak dapat diprediksi

terlebih pada saat musim hujan maka proses pengeringan dengan energi surya tidak

dapat dikendalikan. Maka dari itu, diperlukan alternatif lain untuk dapat

mengeringkan sepatu.

Dengan alasan itulah penulis tertarik untuk merancang membuat dan

melakukan penelitian tentang mesin pengering sepatu dengan kompor sebagai

sumber panas. Mesin tersebut dikontrol oleh arduino yang mendapatkan input

berupa tombol dan sensor kelembaban. Output pada arduino tersebut terdapat sinar

ultraviolet, pengharum sepatu dan kompor. Dengan adanya pengering sepatu

Page 17: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

2

otomatis tersebut diharapkan dapat mempermudah karyawan atau ibu rumah tangga

dalam proses pengeringan sepatu. Karena mesin pengering tersebut tidak hanya

pengering tetapi juga dapat menyimpan sepatu agar tetap terjaga keharumannya.

2.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam pengerjaan tugas akhir ini

diantaranya adalah :

1. Bagaimana melakukan analisis pengaruh kelembaban ruangan terhadap

tingkat kekeringan sepatu?

2. Bagaimana mengatur nilai set point PID berdasarkan nilai kelembaban

ruangan pengeringan sepatu?

2.2 Batasan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan alat ini, terdapat beberapa batasan

masalah antara lain:

1. Sensor Suhu dan kelembaban yang digunakan adalah DHT11

2. Microcontroller yang digunakan adalah arduino uno

3. Metode yang digunakan adalah PID (Proportional Integral Derivative)

4. Jenis sepatu yang digunakan adalah sepatu fantovel, boots, dan sneakers.

2.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Dapat melakukan analisis pengaruh kelembaban ruangan terhadap tingkat

kekeringan sepatu.

2. Dapat mengatur nilai set point PID berdasarkan nilai kelembaban ruangan

pengeringan sepatu.

Page 18: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

3

2.4 Manfaat

Manfaat pada penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan mempercepat proses pengeringan sepatu.

2. Dapat digunakan di kelas menengah ke bawah.

3. Dapat mengeringkan sepatu di waktu hujan untuk menggantikan panas

matahari

2.5 Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir

Metodologi pengerjaan tugas akhir yang akan dikerjakan memiliki lima (5)

tahap. Kelima tahap tersebut antara lain:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai

pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal

penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan

waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut: menentukan judul tugas akhir, pembuatan proposal penyusunan tugas

akhir, dan menentukan kebutuhan data. Perencanaan jadwal pembuatan desain

persiapan diatas harus dilakukan secara cermat untuk menghindari pekerjaan

yang berulang, sehingga tahap pengumpulan data menjadi lebih optimal.

b. Tahap Perencanaan

Tahap ini memberikan gambaran mengenai langkah awal sampai dengan

akhir penyusunan laporan Tugas Akhir. Pengembangan penjelasannya

dituangkan dalam bentuk diagram alir yang tersusun secara berurutan sesuai

dengan proses kerjanya.

Page 19: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

4

c. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu sebagai berikut: Metode

Literatur, yaitu mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengolah data tertulis

serta metode kerja yang digunakan, Metode Observasi yang dilakukan dengan

tujuan untuk dapat mengetahui kondisi riil di lapangan sehingga dapat

diperoleh gambaran-gambaran sebagai pertimbangan dalam perencanaan

desain struktur.

d. Analisa dan Pengolahan Data

Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang

dibutuhkan, selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan

permasalahan, sehingga diperoleh analisa pemecahan yang efektif dan terarah.

e. Pemecahan Masalah

Apabila hasil-hasil dari analisa dan pengolahan data sudah didapat, maka

tahap pemecahan masalah bisa dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui sejauh

mana konstruksi yang sebenarnya di lapangan dan diproyeksikan terhadap

kondisi riil berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran ringkas mengenai isi laporan tugas akhir serta

untuk mempermudah pemahaman penelitian yang dilakukan, maka laporan tugas

akhir ini dibagi menjadi beberapa bab antara lain.

Page 20: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

5

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang permasalahan,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian serta

sistematika penulisan.

BAB II : STUDI PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian yang

dilakukan. Teori tersebut merupakan teori yang sudah ada dari penelitian

sebelumnya. Pengambilan teori tersebut dapat berasal dari buku, jurnal, maupun

materi dari internet.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi perancangan sistem tentang penelitian yang akan dibuat. Yaitu

pembuatan pengering sepatu dengan sensor berdasarkan kelembaban dengan

metode PID.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM

Bab ini berisi tentang analisa sistem baik dari segi kebutuhan hardware dan

software. Serta implementasi prototype dan penguian prototype.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil uji coba yang diperoleh

setelah menyelesaikan penelitian dan saran yang dapat digunakan sebagai masukan

dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

Page 21: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

1. Menurut (Masyhar, 2014), Telah dilakukan rancang bangun alat penyemir

dan penyemprot sepatu berbasis microcontroller ATMega 8535. Alat ini

dirancang untuk membantu orang membersihkan sepatu secara otomatis.

Rangkain ini terdiri dari sensor infrared, microcontroller ATMega 8535,

motor DC, dan motor AC. Dari pengujian diketahui bahw a peralatan dapat

berfungsi dengan baik. Sensor inframerah dapat mendeteksi dengan baik

yaitu menghasilkan tegangan 4,91 volt dengan jarak deteksi mencapai 35

cm. Jangkauan putaran motr AC yang dapat dicapai sangat lebar yaitu 1500

rpm dengan frekuensi 50 Hz. Sedangkan motor DC digunakan untuk

mengontrol penyemprot.

2. Menurut (Hudannafi'i, 2017), Alat pembasmi bakteri merupakan alat

penghilang bau sekaligus pengering yang dapat mengeringkan pakaian dan

sepatu. Alat ini dapat membantu masyarakat yang mempunyai masalah pada

sepatu dan pakaian, yaitu pada saat musim hujan, sapatu dan pakaian

dibiarkan basah atau lembab akan memberi peluang bakteri E.coli dalam

berkembang biak. Untuk malam hari pakaian biasa dicuci dengan mesin

cuci dan dihead dryer untuk menghilangkan bau dan pengeringan lebih

cepat, tetepi hal tersebut masih menyisakan bau jika diterapkan pada sepatu,

ditambah usaha yang besar dalam proses penghilangan bau tersebut dan

membuat malas untuk menerapkannya karena factor lelah dan sebagainya.

UV-C merupakan Sinar panjang gelombang 200-280 nanometer yang telah

Page 22: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

7

digunakan lebih seratus tahun untuk membunuh mikroorganisme berbahaya

yang ada di udara, seperti bakteri atau Virus. Alat Pembasmi bakteri tersebut

berdasarkan pada alat yang diciptakan oleh Silvia Rahmanita yaitu

Prototype Lemari Pengering Pakaian Bayi dari alumni D3 Teknik

Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Pengujian

keseluruhan sistem berjalan dengan baik yaitu ketika suhu dibawah 37ºC

dan MQ mendeteksi gas, maka komponen pengering dan pembasmi akan

ON. Salah satu Microcontroller yang mempunyai Port Analog to Digital

Converter (ADC) dalam jumlah banyak untuk pembacaran keluaran dari

sensor MQ, sensor DHT, dan juga PWM yang digunakan untuk

mengendalikan sistem alat adalah Microcontroller Arduino Mega 2560.

3. Menurut (Nugraha, 2018), Proses pengeringan pakaian biasanya dilakukan

dengan cara menjemur pakaian basah di panas matahari. Tetapi proses

tersebut sangat terbatas jika musim hujan telah dating. Pakaian tidak akan

kering, sehingga penulis mengusulkan alat pengering pakaian jenis jeans.

Pengering pakaian ini khusus untuk pakaian jenis jeans karena proses

pengeringan jenis jeans biasanya dilakukan selama kurang lebih 4-5 jam.

Tetapi dengan mesin ini dapat dihasilkan dengan rata-rata pengeringan

selama 1,5 jam atau satu jam setengah. Alat ini menggunakan kompor

sebagai sumber panas, sehingga lebih hemat listrik dan bahan bakar. Satu

tabung LPG 3 kg dapat melakukan proses pengeringan sejumlah kurang

lebih 24 kali proses. Untuk proses pengeringan memiliki kelembaban 20 RH

dimana kelembaban tersebut diperoleh dari sensor DHT11.

Page 23: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

8

Berdasarkan referensi diatas, penulis merancang alat pengering sepatu

otomatis dengan menggunakan metode PID dimana pada alat tersebut

menggunakan deteksi kelembaban dan menggunakan pemanas kompor.

2.2 Arduino Uno

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,

diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan

elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan

softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat

populer di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan

elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para

hobbyist atau profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi elektronik

menggunakan Arduino. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang

relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka

(libraries) Arduino.

Tidak perlu perangkat chip programmer karena didalamnya sudah ada

bootloadder yang akan menangani upload program dari komputer. Sudah memiliki

sarana komunikasi USB, Sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port

serial/RS323 bisa menggunakannya. Memiliki modul siap pakai ( Shield ) yang bisa

ditancapkan pada board arduino. Contohnya shield GPS, Ethernet,dll.

Soket USB adalah soket kabel USB yang disambungkan kekomputer atau laptop.

Yang berfungsi untuk mengirimkan program ke arduino dan juga sebagai port

komunikasi serial. Input/output digital atau digital pin adalah pin pin untuk

menghubungkan arduino dengan komponen atau rangkaian digital. contohnya , jika

ingin membuat LED berkedip, LED tersebut bisa dipasang pada salah satu pin input

Page 24: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

9

atau output digital dan ground. komponen lain yang menghasilkan output digital

atau menerima input digital bisa disambungkan ke pin pin ini.

Input analog atau analog pin adalah pin pin yang berfungsi untuk menerima sinyal

dari komponen atau rangkaian analog. contohnya , potensiometer, sensor suhu,

sensor cahaya, dll. pin pin catu daya adalah pin yang memberikan tegangan untuk

komponen atau rangkaian yang dihubungkan dengan arduino. Pada bagian catu

daya ini pin Vin dan Reset. Vin digunakan untuk memberikan tegangan langsung

kepada arduino tanpa melalui tegangan pada USB atau adaptor, sedangkan Reset

adalah pin untuk memberikan sinyal reset melalui tombol atau rangkaian eksternal.

Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai arduino dengan tegangan

dari baterai/adaptor 9V pada saat arduino sedang tidak disambungkan kekomputer.

Jika arduino sedang disambungkan kekomputer dengan USB, Arduino

mendapatkan suplai tegangan dari USB, Jika tidak perlu memasang baterai/adaptor

pada saat memprogram arduino. Arduino Uno dapat dilihat pada Gambar 2.1

dibawah ini.

Gambar 2.1 Arduino Uno

Page 25: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

10

2.3 Arduino IDE

IDE itu merupakan kependekan dari Integrated Developtment

Enviroenment, atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan terintegrasi

yang digunakan untuk melakukan pengembangan. Disebut sebagai lingkungan

karena melalui software inilah Arduino dilakukan pemrograman untuk melakukan

fungsi-fungsi yang dibenamkan melalui sintaks pemrograman. Arduino

menggunakan bahasa pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C. Bahasa

pemrograman Arduino (Sketch) sudah dilakukan perubahan untuk memudahkan

pemula dalam melakukan pemrograman dari bahasa aslinya. Sebelum dijual ke

pasaran, IC mikrokontroler Arduino telah ditanamkan suatu program

bernama Bootlader yang berfungsi sebagai penengah antara compiler Arduino

dengan mikrokontroler.

Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga

dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang membuat operasi

input dan output menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan dari

software Processing yang dirombak menjadi Arduino IDE khusus untuk

pemrograman dengan Arduino. Program yang ditulis dengan menggunaan Arduino

Software (IDE) disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan

disimpan dalam file dengan ekstensi .ino. Teks editor pada Arduino Software

memiliki fitur” seperti cutting/paste dan seraching/replacing sehingga

memudahkan kamu dalam menulis kode program. Pada Software Arduino IDE,

terdapat semacam message box berwarna hitam yang berfungsi menampilkan

status, seperti pesan error, compile, dan upload program. Di bagian bawah paling

Page 26: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

11

kanan Sotware Arduino IDE, menunjukan board yang terkonfigurasi beserta COM

Ports yang digunakan. Arduino IDE dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Arduino IDE

2.4 Sepatu

Sepatu adalah jenis alas kaki (Footweer) yang biasanya terdiri dari bagian-

bagian, sol, kap, tali sepatu, outsole, vamp atau upper, welt, tongue (lidah sepatu),

lancing (tempat mengikatkan tali sepatu) dan lain lain. Setiap jenis sepatu memiliki

bagian-bagian sepatu yang kadang berbeda dari sepatu jenis lainnya. Untuk

material atau bahan utama sepatu, bahan sepatu sendiri sangat beragam di antaranya

kulit/leather, kulit sintetis, kulit lak, suede, kulit buk, canvas, karet, nylon, bludru,

denim, daur ulang sampah dan lain-lain. Jenis bahan sepatu sendiri memiliki

kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung harga dan jenis

sepatunya.

Manfaat sepatu itu sendiri seperti yang kita ketahui fungsi dan kegunaannya

adalah untuk melindungi kaki dari benda tajam dan batu krikil di jalan. Sepatu juga

Page 27: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

12

biasa di gunakan untuk keperluan Fashion, Sekolah, Kerja, Olahraga, Pesta dan

sebagainnya Pengelompokan jenis sepatu biasanya dilakukan berdasarkan fungsi

atau tipenya, seperti.

Sepatu Fantovel

Sepatu Fantovel adalah sepatu yang digunakan untuk bekerja pada kantor.

Sepatu tersebut terbuat dari kulit dan memiliki warna hitam. Sepatu Fantovel

umumnya berwarna hitam.

Sepatu Boots

Sepatu Boots adalah sepatu yang digunakan pada pekerjaan yang memiliki

resiko tngg seperti bangunan. Sepatu tersebut tahan akan air kaerna terbuat dari

bahan tertentu

Sepatu Sneakers

Sepatu Sneakers adalah sepatu yang digunakan untuk mengikuti style.

Biasanya digunakan pada saat olahraga, sekolah dan kampus. Sepatu Sneakers

umumnya terbuat dari kain

Gambar 2.3 Macam-macam sepatu

Page 28: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

13

2.5 PID (Proportional Integral Derivatife)

Menurut (setiyawan, 2008), Intrumentasi dan control industri tentu tidak

lepas dari sistem intrumentasi sebagai pengontrol yang digunakan dalam keperluan

pabrik. Sistem kontrol paa pabrik tidak lagi manual seperti dahulu, tetapi saat

sekarang ini telah dibantu dengan perangkat kontroler sehingga dalam proses

produksinya suatu pabrik busa lebih efisien dan efektif. Kontoller juga berfungsi

untuk memastikan bahwa setiap proses produksi terjadi dengan baik. PID

(Proportional Integral Derivative) controller merupakan kontroller untuk

menentukan presisi suatu sistem intrumentasi dengan karakteristik adanya umpan

balik pada sistem tersebut. Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional yang

banyak dipakai dalam dunia industri. Pengontrol PID akan memberikan aksi kepada

control valve berdasarkan besar error yang diperoleh. Contoh valve akan menjadi

aktuator yang mengatur aliran fluida dalam proses industri yang terjadi level air

yang diinginkan disebut dengan set point. Error adalah perbedaan dari set point

dengan level air aktual (Nugroho, 2013)

1. Pengendali Proportional

Pengendali Proportional/gain bertindak sebagai penguat yang mampu

mengubah output dari sistem secara proporsional tanpa memberikan efek dinamik

pada kinerja pengendali tersebut. Respon dari pengendali proporsional dapat

dinyatakandengan persamaan:

P = K. E(t) (1)

Dimana: P = Output dari pengendali proportional

K = Konstanta again

E(t) = Error yang dinyatakan dalam waktu secara kontinou

Page 29: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

14

Pengendali proporsional yang digunakan pada tugas akhir ini adalah dalam bentuk

digital, sehingga rumus pengendalinya berubah menjadi :

Pout = KcEN (2)

Dimana: Pout = output dari pengendali proporsional

Kc = konstanta gain

EN = error yang dinyatakan secara diskrit

Pengaturan dengan pengendali proportional ini mampu meperbaiki respon transien

dari sistem, khususnya rise tme. Pengendali ini juga mampu meperbaik settling time

dari sistem.

2. Pengendali Integral

Pengendli integral/reset merupakan pengendali yang berfungsi untuk

memperbaiki respon tunak/steady state dari sitem sehingga pengendali ini mampu

memperkecil error sistem, respon dari pengendali integral dapat dinyatakan dalam

persamaan:

Iout = K i (3)

Dimana: Iout = output pengendali integral

Ki = konstanta integral

t = variabel integrase

Dengan mengatur nilai darei konstanta integral yang tepat, nilai error stady state

dapat diperkecil dalam waktu yang lebih cepat sehingga nilai output akan lebih

cepat mengikuti nilai set point.

Page 30: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

15

3. Pengendali Derivative

Pengendali derivative/rate merupakan suatu pengendali yang terutama

berfungsi untuk memperbaiki respon transien dari sistem. Respon pengedali

derivative dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

Dout = K d (4)

Dimana: Dout = output pengendali derivative

K d = konstanta derivative

E(t) = error yang dinyatakan dalam waktu kontinou

Rumus derivative yang digunakan diatas memiliki 2 kelemahan, yaitu apabila

terdapat perubahan besar pada set point akan mengakibatkan perubahan besar pada

error dan turunan dari perubahan step dapat memperbesar tak terhingga sehingga

dapat membahayakan suatu sistem/plant.

Selain mampu memperbaiki respon transien, pengendali derivative juga

mampu mengurangi nilai overshoot yang timbul akibat penggunaan pengendali

integral.

Nilai output dari pengendali PID didapatkan berdasarkan penjumlahan dari

Gambar blok aliran diagram dari pengendali PID diatas adalah tertera pada Gambar

2.2 dibawah ini.

Page 31: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

16

Gambar 2.4 Blok diagram PID

2.6 Sensor Suhu Dan Kelembaban DHT11

Menurut (Noviriyadi, 2013), Kelembaban udara menggambarkan

kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,

kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi adalah

membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan

jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.

Peralatan elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara disekitarnya

memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Olehg karena itu, informasi mengenai

kelembaban udara pada suatu area tertentu menjadi sesuatu hal yang penting untuk

diketahui karena menyangkut efek-efek yang ditimbulkannya.

Informasi mengenai nilai kelembaban udara diperoleh dari proses

pengukuran. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur kelembaban udara

adalah hygrometer. DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan

kelembaban diudara sekitarnya. Sensor ini sangat baik serta fitur kalibrasi yang

sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga

Page 32: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

17

ketika internal sensor mendeteksi sesuatu, maka modul ini menyertakan koefisien

tersebut dalam kalkulasinya, DHT11 ini termasuk sensor yang memiliki kualitas

terbaik, dinilai dari respon, pembacaran data yang cepat, dan kemampuan anti-

interference. Ukuran yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20meter,

dengan spesifikasi: Supply Voltage: +5 V, Temperature range : 0-50o C error of ±

2o, Humidity : 20-90% RH ± 5% RH error, dengan sesifikasi digital interfacing

sistem. Membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi

pengukuran suhu dan kelembaban. Sensor dapat dilihat pada gambar 2.5 dibawah

ini.

Gambar 2.5 Sensor kelembaban udara/Humidity (DHT11)

Dari penjelasan (Tabel 1) diatas bahwa struktur yang merupakan cara kerja

dari sensor kelembaban udara/Humidity DHT11 memiliki empat buah kaki yaitu:

pada bagian kaki (VCC), dihubungkan kebagian VSS yang bernilai sebesar V5, pada

board Arduino uno dan untuk bagian kaki GND dihubungkan ke ground (GND)

pada board Arduino uno, sedangkan pada bagian kaki data yang merupakan

keluaran (Output) dari hasil pengolahan data analog dari sensor DHT11 yang

dihubungkan ke bagian analog input (pin3), yaitu pada bagian pin PWM (Pulse

Width Modulation) pada board Arduino uno dan yang tak ketinggalan terdapat satu

kaki tambahan yaitu kaki NC (Not Connected), yang tidak dihubungkan ke pin

Page 33: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

18

manapun. Sensor kelembaban lain yang banyak dikembangkan adalah jenis sensor

serat optic yang menggunakan serat optic sebagai bahan sensor. Berbagai metode

dan bahan untuk sensor telah dikembangkan pada sensor serat optik ini.

Metode pengukuran yang digunakan seperti misalnya; pengukuran serapan

gelombang, pengukuran pelemahan gelombang, dan pengukuran intensitas.

Material yang digunakan untuk sensor kebanyakan adalah bahan-bahan hydrogel

seperti gelatin murni atau gelatin yang didoping, polimer yang didoping CoCl2 +

PV A, polianilin dengan nano Co, dan agarose. Pemanfaatan POF (polymer optical

fiber) sebagai sensor kelembaban telah dilakukan oleh Shinzo dengan konfigurasi

probe sensor berbentuk lurus, diperoleh rentang kelembaban yang dapat dideteksi

antara 20-90%. Penelitian lain oleh Arregui dengan gel agarosa yang digunakan

sebagai pengganti cladding dari probe, diperoleh hasil yang lebih baik. Rentang

kelembaban yang mampu dideteksi 10-100% dengan waktu respon 90detik. Oleh

karena itu pada penelitian ini telah dirancang dan dibuat sensor kelembaban

menggunakan POF dengan modifikasi cladding menggunakan bahan gelatin dan

chitosan, kemudian probe dari sensor dibengkokkan membentuk huruf “U”,

Dengan membuat probe sensor bengkok seperti huruf “U” diharapkan hasil

yang diperoleh akan lebih baik dari pada hasil-hasil penelitian sebelumnya. Dalam

penelitian ini dilakukan juga tentang uji life time untuk mendapatkan tingkat

ketahanan suatu sensor terhadap waktu.

2.7 Modul Relay

Menurut (Situmeang, 2013), Relay adalah sebuah peralatan listrik yang

dirancang untuk mendeteksi bila terjadi gangguan atau sistem tenaga listrik tidak

Page 34: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

19

normal. Relay pengaman merupakan kunci kelangsungan kerja dari suatu sistem

tenaga listrik, dimana gangguan segera dapat dilokalisir dan dihilangkan sbelum

menimnulkan akibat yang lebih luas. Pada relay terdapat 3 elemen yaitu : elemen

pembanding, elemen pengindra dan elemen pengukur.

1. Elemen pembanding

Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu

diterima oleh elemen pengindra untuk membandingkan besaran listrik pada

saat keadaan normal dengan besaran arus kerja relay.

2. Elemen pengindra

Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti arus,

tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang dipergunakan. Pada

bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadannya, apakah keadaan

yang diproteksi itu mendapatkan gangguanatau dalam keadaan normal, untuk

selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding.

3. Elemen pengukur

Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepat pada besaran

pengukurannya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT

atau memberikan sinyal.

Contoh Relay dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini.

Page 35: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

20

Gambar 2.6 Relay 5v

2.8 Kompor Gas

Kompor Gas adalah alat penghasil api yang menggunakan gas sebagai

sumber api yang digunakan untuk memanaskan suatu benda. Pemanasan benda

padat dapat dilakukan secara langsung diatas api atau secara tidak langsung dengan

memakai media tertentu. Pemanasan cairan hanya dapat dilakukan secara tidak

langsung melainkan memakai media. Dalam ukuran besar, kompor dipabrik yang

membutuhkan proses pemanasan dengan kebutuhan kalori tinggi. Sedangkan untuk

sekala kecil, kompor digunakan secara luas di setiap rumah tangga untuk memasak.

Selain untuk memasak, penulis ingin menggunakan kompor tersebut untuk

pengering pakaian. Kompor gas dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini.

Gambar 2.7 Kompor Gas

Page 36: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

21

2.9 Servo

Menurut (T.Simanjuntak, 2008), adalah sebuah motor DC dengan sistem

umpan balik tertutup dimana posisi rotor motor servonya akan diinformasikan

kembali ke rangkaian kontrol yang ada didalam motor servo. Motor ini terdiri dari

sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer, dan rangkaian kontrol.

Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo.

Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang

dikirim melalui kaki sinyal dari kebale motor servo. Servo bisa dilihat pada Gambar

2.8 dibawah ini.

Gambar 2.8 Servo

2.10 LCD

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang

menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan

diberbagai bidang misalnya alat-alat elektronik seperti televise, kalkulator atau pun

layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang digunakan ialah LCD dot matrik

dengan jumlah karakter 2x16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang

nantinya akan digunakan menampilkan status kerja alat. Fitur LCD 16x2

mempunyai fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah terdiri dari 16 karakter dan

Page 37: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

22

2 baris, mempunyai 192 karakter tersimpan, terdapat karakter generator terporgram,

dapat dialamati dengan mode 4 bit dan 8 bit, dan dilengkapi degan back light.

Gambar LCD bisa dilihat pada Gambar 2.9 dibawah ini.

Gambar 2.9 LCD 16x2

2.11 Tombol

Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau

penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar tekan

push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk

emergency. Push button memiliki kontak NC (Normally close) nan No (Normally

open). Akan berfungsi sebagai start menjalankan biasanya digunakan pada sistem

pengontrollan motor-motor induksi untuk menjalankan mematikan motor pada

industri-industri. Contoh bisa dilihat pada Gambar 2.10 dibawah ini.

Gambar 2.10 Toggle Button

Page 38: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

23

2.12 Driver Motor (L298n)

Driver motor L298n merupakan modul driver motor DC yang paling banyak

digunakan atau dipakai di dunia elektronika yang difungsikan untuk mengontrol

serta arah perputaran motor DC. ICL298 merupakan sebuah IC tipe H-Bridge yang

mampu mengendalikan beban-beban induktif seperti relay, solenoid, motor DC dan

motor stepper. Driver dapat dilihat pada Gambar 2.8 dibawah ini.

Gambar 2.11 Driver Motor L298n

2.13 Fan

Kipas angin (fan) adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk

membuat aliran gas kontinu seperti udara. Dalam setiap sistem pendingin, yang

menggunakan gas sebagai penghantar, kipas angin adalah unit wajib yang

menciptakan aliran udara dalam sistem. Sistem ini dapat dilihat dalam kipas angin

sederhana yang digunakan dirumah tangga atau kipas pendingin eksternal untuk

mesin pembakaran internal. Ketika membutuhkan tekanan yang lebih tinggi

diperlukan blower yang digunakan untuk pengganti kipas angin. Fan dapat dilihat

pada Gambar 2.12 dibawah ini.

Page 39: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

24

Gambar 2.12 Fan 12V

2.14 Pemantik Api (Kompor Quantum)

Pemantik Api adalah alat untuk menyalakan api dimana pemantik tersebut

menggunakan listrik 3,3v. jika pemantik api itu dihubungkan dengan 3,3v maka

pemantik tersebut aktif yang akan mengeluarkan listrik untuk mengaktifkan

kompor. Kompor tersebut akan mengeluarkan gas untuk api yang penting dalam

penggunaan kompor tersebut. Pemantik api quantum dapat dilihat pada Gambar

2.13 dibawah ini.

Gambar 2.13. Pemantik kompor Quantum

2.15 Lampu UV (Ultraviolet)

Sama halnya dengan jenis lampu yang lain, jenis lampu ultraviolet

mempunyai prinsip kerja yang juga hampir serupa. Sinar UV diancarkan lewat

Page 40: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

25

lampu tersebut yang telah dilindungi kaca bening. Ada 2 macam lampu UV didalam

keseluruhan perangkat sinar UV itu sendiri. Pertama, lampu dengan memancarkan

sinar gelombang yang panjangnya dibawah 366 nm dan kemudian yang kedua

dengan panjang gelombang sekitar 254 nm. Bila sinar yang diperlukan menyinari

sebuah alat biasanya berada dalam rentang panjang gelombang sekitar 300nm,

dengan begitu lampu pun menyala pada panjang gelombang sebesar 366 nm. tetapi

yang biasa digunakan dalam Desinfeksi. Lampu Ultraviolet memancarkan sinar

radiasi yang akan digunakan untuk membunuh bakteri, hindari untuk melihat secara

langsung lampu tersebut karena dapat mengakibatkan Radiasi atau radang terhadap

mata. Pada lampu uv, terdapat slongsong yang digunakan untuk mencegah air

masuk dan kontak langsung dengan lampu atau yang biasa di

sebut Ultraviolet Sleeves. Umumnya filter yang dipakai dengan sumber lampu UV-

A, yang merupakan bagian terpisah pada tabung atau bola maupun sebagai

komponen yang terpisah tentunya harus dijaga selalu dengan kondisi yang baik

tanpa retakan. Misalnya saja radiasi dalam panjang gelombang yang berada di

bawah rentangan 320 nm bisa begitu berbahaya. Hal tersebut harus dihindarkan dari

kontak secara langsung untuk menghindari kulit terkena iritasi. Pastikan pengguna

menggunakan kacamata dan lengan panjang pada saat lampu Ultraviolet tersebut

hendak di cek atau dinyalakan.

Kelebihan dari lampu UV ini yaitu sangat efektif untuk mendeaktifasi

bakteri, kista, jamur dan virus, lebih bersifat atau berkaitan dengan metode

fisik daripada metode kimia, tak menghasilkan efek dan residu yang berbahaya

terhadap lingkungan dan tak merubah rasa, tak memerlukan waktu lama,

penggunannya tergolong lebih mudah dan tak memerlukan energi yang besar dan

Page 41: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

26

tempat luas. Jenis pembunuh bakteri ini banyak digunakan dalam proses desinfeksi

bakteri untuk pabrik pabrik air minum dan minuman rasa lainnya selain dari metode

pembunuhan bakteri seperti Ozon (03), Sodium Hypochlorite (Naocl), dan metode

desifeksi lainnya.

2.16 Pewangi

Merupakan alat yang digunakan untuk mengharumkan ruangan dimana alat

tersebut memiliki beberapa timer, mulai dari 10 menit, 20 menit, 40 menit jadi

untuk menyemprotkan pengharum pengguna dapat memilih berapa waktu yang

digunakan pada alat pengarum ruangan tersebut untuk menyemprotkan

pengharumnya . Pengharum ruangan tersebut memiliki 220 volt. Pengharum

ruangan tersebut dapat diganti ketiga masuk dalam kondisi habis. Refill pada

pengharum dapat mudah untuk dicari pada toko-toko terdekat. Pewangi dapat

dilihat pada Gambar 2.14 dibawah ini.

Gambar 2.14. Pewangi

2.17 Power Supply

Power Supply adalah perangkat keras yang berfungsi untuk menyuplai

tegangan langsung kekomponen dalam casing yang membutuhkan tegangan,

misalnya motherboard, hardisk, kipas, dll. Input power supply berupa arus bolak-

Page 42: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

27

balik (AC) sehingga power supply harus mengubah tegangan AC menjadi DC

(arus searah), karena hardware komputer hanya dapat beroperasi dengan arus

DC. Power supplyberupa kotak yang umumnya diletakan dibagian belakang atas

casing. Power Supply dapat dilihat pada Gambar 2.15 dibawah ini

Gambar 2.15 Power Supply

Page 43: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

28

BAB III

RANCANGAN SISTEM

3.1 Metodologi Penelitan

Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum

benar - benar menciptakan sistem. Berikut adalah flowchart metodologi penilitian

yang ditunjukan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa pengerjaan penelitian ini diawali

dengan tahapan persiapan yaitu tahapan pencarian data lapangan dengan melakukan

survey secara langsung dan pengumpulan data melalui studi literatur. Tahapan

kedua setelah semua data persiapan di dapatkan adalah tahap perancangan sistem

yaitu tahap yang berisikan perancangan kebutuhan software dan hardware. Tahapan

berikutnya adalah tahapan pembuatan sistem yaitu tahapan inti dimana penulis

mulai membuat prototipe dan melakukan pemrograman software. Setelah prototipe

dan software tercipta langkah selanjutnya adalah pengujian sistem secara

Page 44: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

29

keseluruhan mulai dari percobaan skala kecil hingga skala besar. Terakhir adalah

pengolahan data hasil dari pegujian dan ditutup dengan analisa untuk mendapatkan

kesimpulan.

3.2 Blok Diagram

Secara umum gambar Blok Diagram pada rancangan perangkat keras dapat

dilihat pada Gambar 3.15 dibawah ini.

Gambar 3.15 Blok diagram Hardware

Pada Gambar 3.15 terdapat blok diagram hardware dimana terdapat pusat

kontrol berupa arduino uno. Dan memiliki input berupa tombol, DHT11 dan power

supply sedangkan output terdapat servo, pemantik api, Pewangi, LCD, Fan dan

lampu UV.

Penjelasan pada sistem ini adalah arduino menerima data suhu dan

kelembaban dari sensor DHT 11. Arduino juga mendapatkan input berupa

powersupply sebagai catu daya, dan tombol untuk trigger. Data suhu dan

kelembaban tersebut akan diolah dengan menggunakan PID (Proportional Integral

Pewangi

Page 45: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

30

Derivative) yang output nya akan menggerakkan servo untuk memperbesar dan

memperkecil volume kompor. Output LCD digunakan untuk menampilkan

informasi. Output Fan digunakan untuk mengalirkan angin panas dari kompor ke

daerah luar pada alat. Output Pewangi digunakan untuk memberi pengharum pada

sepatu yang sudah kering setelah diproses. Output pemantik digunakan untuk

menyalakan api.

Cara kerja pada alat ini adalah tahap pertama adalah tahap pemilihan jenis

sepatu dengan trigger tombol untuk memilih. Dari trigger tersebut dapat ditentukan

sepatu tersebut harus memiliki kelembaban dan suhu yang sesuai. Setelah tombol

ditekan maka kompor aktif dengan cara arduino memberi tegangan pada pemantik

api. Setelah kompor aktif, sensor DHT11 akan membaca suhu dan kelembaban

untuk diolah dengan metode PID. Output dari PID tersebut akan diberikan kepada

servo untuk mengatur besar kecilnya kompor. Untuk Fan akan selalau aktif ketika

kompor sudah aktif. Apabila kelembaban sudah sesuai dengan target maka Pewangi

akan aktif untuk menyemprotkan pengharum dan alat tersebut akan mengaktifkan

lampu UV untuk membersihkan kuman.

3.3 Perancangan DHT11

Pada perancangan DHT11 terapat 3 kaki pin yaitu pin VCC, Ground dan

data. Dan memiliki catu daya 5 VDC yang nantinya akan disambungkan pada

Arduino Uno proses penghubungan kabel Arduino dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Page 46: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

31

Gambar 3.3 Perancangan DHT11

Keterangan :

1. Kabel Hitam = Ground

2. Kabel Merah = Vcc

3. Kabel Kuning = Dout – A0

Pada Gambar 3.3 terdapat perancangan DHT11 dengan pin data yang

dihubungkan pada A0. Untuk mengakses DHT11 dapat menggunakan program

pada screenshot gambar dibawah ini.

Page 47: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

32

Gambar 3.4 Program DHT11

Penjelasan :

Include <dht.h> adalah library sensor dht11

DHT_PIN A0 adalah pin sensor dht11 adalah pin A0

DHT. Humidity adalah pengambilan data kelembaban

DHT. Temperature adalah pengambilan data suhu.

3.4 Perancangan LCD 16x2 dan I2C

Pada perancangan LCD terapat 4 kaki pin yaitu pin VCC, Grouns, SDA dan

SCL. Dan memiliki catu daya 5 VDC yang nantinya akan disambungkan pada

Arduino Uno proses penghubungan kabel Arduino dapat dilihat pada Gambar

dibawah ini.

Page 48: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

33

Gambar 3.5 Perancangan LCD dan I2C

Keterangan :

1. Kabel Hitam = Ground

2. Kabel Merah = Vcc

3. Kabel Hijau = A4 – SDA

4. Kabel Biru = A5 – SCL

Pada Gambar 3.5 terdapat perancangan LCD dengan pin SDA yang

dihubungkan pada pin A4 arduino dan pin SCL yang dihubungkan pada pin A5

Arduino. Untuk mengakses LCD dapat menggunakan program pada screenshot

gambar 3.6.

Gambar 3.6 Program LCD

Page 49: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

34

Penjelasan:

Include <Wire.h> adalah library koneksi kabel LCD

Include <LiquidCrystal_PCF8574.h adalah library lCD

3.5 Perancangan Servo

Pada perancangan Servo terapat 3 kaki pin yaitu pin VCC, Grouns, dan

Data. Dan memiliki catu daya 5 VDC yang nantinya akan disambungkan pada

Arduino Uno proses penghubungan kabel Arduino dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Perancangan Servo

Keterangan :

1. Kabel Hitam = Ground

2. Kabel Merah = Vcc

3. Kabel Kuning = Sout – pin 13

Pada Gambar 3.7 terdapat perancangan Servo dengan pin data dihubungkan

pada pin 13 arduino. Untuk mengakses Servo dapat menggunakan program pada

screenshot gambar 3.8

Page 50: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

35

Gambar 3.8 Program Servo

Penjelasan:

Include <Servo.h> adalah library servo

3.6 Perancangan Relay 4 Channel

Pada perancangan Relay terapat 6 kaki pin yaitu pin VCC, Ground, IN1,

IN2, IN3 dan IN4 Dan memiliki catu daya 5 VDC yang nantinya akan

disambungkan pada Arduino Uno proses penghubungan kabel Arduino dapat

dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Perancangan Relay

Page 51: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

36

Keterangan:

1. Kabel Merah = Vcc

2. Kabel Hitam = Ground

3. Kabel Kuning = pin 6, pin 7, pin 8, pin 9

Pada Gambar 3.9 terdapat perancangan Relay dengan pin data dihubungkan

pada pin 6, pin 7, pin 8 dan pin 9 arduino. Untuk mengakses Relay dapat

menggunakan program pada screenshot gambar 3.10.

Gambar 3.10 Program Relay

3.7 Perancangan Fan 12V

Pada perancangan Fan 12V membutuhkan Power supply untuk membantu

mengaktifkan fan. Sehingga harus melalui Relay terlebih dahulu. Bagian Fan

memiliki bagian atas dan bagian bawah. Perancangan dapat dilihat pada Gambar

3.11.

Page 52: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

37

Gambar 3.11 Perancangan Fan

Keterangan :

1. Kabel Merah = Vcc

2. Kabel Hitam = Ground

3. Kabel Kuning = pin 6, pin 7

Pada Gambar 3.11 terdapat perancangan Fan dengan pin data dihubungkan

pada pin 6 arduino. Untuk mengakses Relay dapat menggunakan program pada

screenshot gambar 3.12.

Page 53: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

38

Gambar 3.12 Program mengaktifkan Fan

3.8 Perancangan Pewangi

Pada perancangan Pewangi membutuhkan Power supply untuk membantu

mengaktifkan pewangi. Sehingga harus melalui Relay terlebih dahulu. Perancangan

dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Perancangan Pewangi

Page 54: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

39

Keterangan :

1. Kabel Merah = Vcc

2. Kabel Hitam = Ground

3. Kabel Kuning = pin 8

Pada Gambar 3.13 terdapat perancangan Pewangi dengan pin data dihubungkan

pada pin 8 arduino. Untuk mengakses Relay dapat menggunakan program pada

screenshot gambar 14.

Gambar 3.14 Program Pewangi

Page 55: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

40

3.9 Flowchart

Untuk dapat menuju pada sistem pengering sepatu diperlukan beberapa

tahapan seperti yang terlihat pada Gambar 3.15 dibawah ini.

Gambar 3.15 Perancangan Software

Start

No

No

Page 56: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

41

Pada Gambar 3.16 terdapat flowchart sistem yang dimulai dari start untuk

memulai program. Selanjutnya masuk pada inisialisasi program yang digunakan

untuk memasukkan library pada arduino uno dan deklarasi variable. Langkah

pertama adalah proses pemilihan sepatu yang ditriger dengan tombol untuk memilih

sepatu tersebut. Apabila tombol sudah ditekan maka arduino uno akan

mengaktifkan servo ke sudut 90 derajat yang diikuti dengan pemantik api. Pemantik

api tersebut aktif selama 10 detik. Kemudian pemantik tersebut akan non aktif.

Selanjtunya adalah output Fan akan aktif yang dilanjutkan dengan pengambilan

data suhu dan kelembaban. Data suhu tersebut akan diolah dengan menggunakan

metode PID dimana output dari metode tersebut adalah sudut servo. Apabila

kelembaban sudah sesuai dengan target maka dilanjutkan dengan menonaktifkan

servo dan fan. Setelah itu lampu UV akan aktif selama 10 menit dan Pewangi akan

akif selama 1 meni. Stop digunakan untuk mengakhiri program.

3.10 Perancangan Software Bagian Start

Gambar 3.16 Bagian Start

Pada Perancangan Software bagian start adalah bagian dimana program

akan memulai untuk proses pengeringan sepatu. Bagian program untuk memulai

adalah bagian setup. Program bagian setup dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Page 57: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

42

Gambar 3.17 Program bagian setup

Pada program bagian setup terdapat bebarapa program dimana program akan

berjalan satu kali tanpa terjadi perulangan. Penjelasan beberapa program tersebut

akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

3.11 Perancangan Software Bagian Inisialisasi Program

Gambar 3.18 Bagian Inisialisasi Program

Pada Perancangan Software bagian Inisialisasi adalah bagian dimana

program tedapat library yang digunakan dalam proses pngeringan sepatu dengan

Arduio. Program dapat dilihat pada Screenshot Gambar 3.19

Gambar 3.19 Inisialisasi Progam

Page 58: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

43

Pada Gambar inisialisasi program terdapat library dimana library tersebut

digunakan untuk mendukung program pada proses pengeringan sepatu.

3.12 Perancangan Software Bagian Pilih Sepatu

Gambar 3.20 Bagian Pilih Sepatu

Pada Gambar 3.20 terdapat Bagian pilih sepatu. Program pada bagian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.21 Program pilihan Sepatu

Pada Gambar 3.21 terdapat program Bagian pilih sepatu. Program pada

bagian tersebut adalah menggunakan logika if dimana jika tombol 1 ditekan maka

pilihan akan membuat variable indikator bernilai 1. Jika tombol 2 ditekan maka

pilihan akan membuat variable indikator bernilai 2. Jika tombol 3 ditekan maka

pilihan akan membuat variable indikator bernilai 3. Variable indikator bernilai 1

adalah sepatu cats, variable bernilai 2 adalah sepatu vantofel dan variable bernilai

3 maka sepatu boots.

Page 59: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

44

3.13 Perancangan Software Bagian Tombol

Gambar 3.22 Bagian tombol

Pada bagian tombol adalah dimana jika selesai memilih sepatu tombol di

aktifkan maka proses akan bejalan pada proses berikutnya. Program dapat dilihat

pada Gambar 3.22.

Gambar 3.23 Progarm Bagian Tombol

Jika tombol diaktifkan maka akan mengaktifkan LCD dengan bertulisan Mesin ON

tetapi jika tombol di nonaktifkan maka LCD akan bertulisan Mesin Off.

3.14 Perancangan Software Bagian Setup

Gambar 3.24 bagian Setup

Page 60: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

45

Pada program tersebut terdapat bagian setup dimana program akan memulai

hanya satu kali jalan. Program dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar 3.25 Program Setup

Pada Program tersebut program yang pertama adalah mengaktifkan lampu dan

kipas atas serta kipas bawah. Setelah itu akan mencetak LCD dengan tulisan Mesin

Pengering Sepatu. Setelah itu terdapat delay yang digunakan untuk jeda waktu pada

program. Setelah proses tersebut selesai maka akan dilanjutkan dengan proses

looping.

3.15 Perancangan Software Bagian Loop

Gambar 3.26 Bagian Loop

Page 61: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

46

Pada Gambar 3.25 adalah Bagian loop dimana digunakan untuk proses penyetabil

suhu dan kelembaban. Target yang digunakan adalah 20 RH apabila kelembaban

mencapai suhu tersebu proses akan dilanjutkan pada bagian finishing. Program

dapat dilihat pada Gambar 3.26

Gambar 3.27 Program Looping

3.16 Perancangan Software Finishing

Gambar 3.27 Bagian Finishing

Pada Gmbar 3.27 adalah program untuk bagian finishing yaitu dengan proses

mematikan kompor dan fan. Mengaktifkan lampu pembersih kuman seslama 10

Page 62: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

47

menit. Setelah itu ditambahkan dengan pewangi yang aktif selama 1 menit dengan

semprotan. Gambar program dapat dilihat pada Gambar3.28.

Gambar 3.28 Program Finishing

Page 63: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

48

3.17 Model Perancangan

Berikut ini desain rancang otomasi sistem Pengering sepatu seperti pada

Gambar dibawah ini.

Gambar 3.29 Desain Sistem Tampak Luar

LCD

Kayu HPL

Pintu Alat

Page 64: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

49

Gambar 3.30 Desain Sistem Tampak Dalam

Lampu UV

Pewangi

Rak Sepatu

Fan

Kompor

Page 65: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil serta pembahasan pada pengujian otomasi yang

telah dibuat penulis pada sistem pengering sepatu yang berupa perangkat keras dan

perangkat lunak

4.1 Hasil Pengujian Arduino Uno

Pada pengujian Arduino Uno, melakukan dengan memasukkan program

perintah sederhana kedalam arduino dengan menggunakan software Arduino IDE.

Arduino dan program yang baik dapat mengeksekusi dengan hasil yang baik.

Tujuan melakukan pengujian ini apakah pada Arduino yang digunakan pada

penelitian tidak mengalami kerusakan dan kegagalan pada saat mengeksekusi

program. Sehingga pada saat Arduino digunakan dapat berjalan dengan baik dan

lancar. Berikut alat yang dibutuhkan pada pengujian, antara lain:

a. PC (Personal Computer)/Laptop.

b. Arduino Uno

c. Kabel USB

d. Software Arduino IDE.

Berikut ini langkah-langkah pada prosedur pengujian Arduino Uno sebagai berikut:

a. Menghidupkan PC/Laptop

b. Menyambungkan PC/Laptop pada Arduino Uno dengan menggunakan

kabel Usb.

c. Membuka software Arduino IDE pada PC/Laptop. Program perintah dalam

Bahasa C pada Arduino IDE. Berikut contoh program pada Arduino IDE:

Page 66: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

51

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

Serial.begin(9600);

Serial.println("Arduino Tes");

}

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

Serial.print ("Data ke = ");

Serial.println(cek);

delay(1000);

cek ++;

}

d. Setelah selesai mengetikkan program perintah maka pada tekan icon

berbentuk centang “Verify” untuk mengecek apakah terdapat kesalahan

pada perintah program yang telah dibuat. Program dicek dalam Bahasa C.

selanjutnya mengkonfigurasi board dengan memilih Arduino Uno pada

kolom “Tools”, lalu mengkonfigurasi port Arduino yang terdeteksi oleh

Komputer /PC. Berikut tekan icon berbentuk arah ke kanan / “Upload”

untuk mengupload program kedalam Arduino Uno.

e. Apabila program telah berhasil di upload , maka tekan icon “Serial Monitor”

pada kanan atas. Maka akan tampil jendela berisikan hasil dari serial yang

dicetak.

Pengujian program pada Arduino Uno dengan Software Arduino IDE dapat dilihat

pada Gambar 4.1 bertuliskan “Done Uploading”, yang menekan bahwa program

yang ditulis telah benar dan berhasil di-upload pada Arduino Uno.

Page 67: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

52

Gambar 4.1 Upload Berhasil Pada Arduino IDE

Program yang dimasukan kedalam Arduino Uno merupakan program untuk

mengirimkan data menggunakan port serial. Proses pengiriman pada Arduino Uno

harus terhubung dahulu dengan USB PC agar dapat menerima data yang dikirim

Page 68: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

53

melalui menu serial monitor pada software Arduino IDE. Hasil dari serial monitor

dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil Dari Serial Monitor

Pada Gambar 4.2, menununjukkan bahwa data yang dikirim pada serial monitor

sesuai dengan program perintah yang dibuat dan di upload pada Arduino Uno.

Dengan begitu Arduino Uno ini dapat bekerja dengan baik dan dapat digunakan

dalam pembuatan sistem.

4.2 Hasil Pengujian Sensor DHT11

Pengujian ini merupakan pengambilan data dan hasil pembacaan sensor

DHT11. Hasil pengujian berupa nilai suhu dan kelembaban. Jadi output dari sensor

ini berupa nilai value. Berikut alat yang dibutuhkan pada pengujian, antara lain :

a. PC (Personal Computer)/Laptop.

b. Arduino Uno

c. Kabel USB

d. Software Arduino IDE.

e. Kabel Jumper

Page 69: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

54

f. Sensor DHT11.

Berikut ini langkah-langkah pada prosedur pengujian sensor DHT11, sebagai

berikut:

a. Menggabungkan antara arduino dengan sensor DHT11 dengan

menggunakan kabel jumper dimana alamatnya yaitu VCC, Ground dan data.

Untuk data hubungkan ke alamat A0 pada Arduino.

b. Menghidupkan PC/Laptop

c. Menyambungkan PC/Laptop pada Arduino Uno dengan menggunakan

kabel Usb.

d. Membuka software Arduino IDE pada PC/Laptop. Program perintah dalam

Bahasa C pada Arduino IDE. Berikut contoh program pada Arduino IDE:

#include <dht.h>

dht DHT;

#define DHT11_PIN A0

void setup()

{

Serial.begin(115200);

}

void loop()

{

// READ DATA

Serial.print("DHT11, \t");

DHT.read11(DHT11_PIN);

Serial.print(DHT.humidity, 1);

Serial.print(",\t");

Serial.println(DHT.temperature, 1);

delay(2000);

}

Page 70: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

55

e. Setelah selesai menekan icon “Verify” pada toolbars, jika tidak terdapat

kesalahan pada syntax maka melakukan upload pada program yang telah

dibuat. Jika sudah selesai maka tekan icon “Serial Monitor”.

f. Pada Jendela serial monitor akan menampilkan hasil dari program yang

telah di upload.

g. Mengamati hasil dari suhu dan kelembaban yang terbaca oleh sensor yang

ditampilkan oleh jendela serial minitor.

Pada pengujian ini data diambil dari sensor DHT11. Data yang diambil berupa suhu

dan kelembaban dimana suhu tersebut mempunyai satuan Celcius sedangkan

kelembaban mempunyai satuah RH.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Pada Sensor DHT11 dengan Termometer

Hasil Perbandingan Sensor DHT11 dengan Termometer

Menit

Sensor DHT 11 Termometer Rata-rata

Suhu sensor

DHT11 ( ̊C)

Simpangan (%)

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 1

Suhu ( ̊C) Suhu ( ̊C) Suhu ( ̊C)

0 33 32 32 32.5 0.5

1 34 33 33 33.5 0.5

2 36 36 35 35.5 0.5

3 38 37 39 38.5 0.5

4 40 41 42 41 1

5 42 41 41 41.5 0.5

6 44 43 44 44 0

7 46 45 45 45.5 0.5

8 48 48 47 47.5 0.5

9 50 50 50 50 0

10 52 51 52 52 0

Tabel diatas kemudian di hitung nilai rata-rata kesalahan dari pembacaan sensor

DHT11 dengan rumus:

= 4.5/11= 0.41%

Jadi nilai rata rata kesalahan dari pembacaan sensor DHT11 sebesar 0.41 %.

Page 71: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

56

4.3 Pengujian LCD

Pengecekan LCD dilakukan dengan cara menghubungkan pin-pin yang

digunakan disambungkan ke I2c yang disediakan. Dari I2c terdapat pin VCC,

Ground, SDA dan SCL. Dimana pin tersebut dihubungkan di arduino. Hasil dari

LCD tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil Pengujian LCD

4.4 Pengujian Kompor Otomatis

Pengujian Kompor Otomatis dilakukan dengan cara menghubungkan servo

dan juga pemantk kompor Quantum pada kompor Gas. Cara kerjanya adalah

dimulai dari servo yang memutar ke sudut 90 derajat sehingga gas akan keluar dari

kompor, kemudian akan mengaktifkan pemantik api selama beberapa 5 detik.

Setelah beberapa detik tersebut pemantik api akan non-aktif. Tabel pengujian dapat

dilihat pada table 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kompor

Page 72: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

57

4.5 Pengujian Kontrol PID

Pengujian ini dilakukan untuk melakukan penalaan PID dengan metode

hand tuning. Pada pengujian ini terdapat suhu dan kelembaban dimana suhu

dilambangkan dengan warna biru dan kelembaban mempunyai warna orange. Hasil

ini masih belum mendapatkan sentuhan PID. Input yang dipakai adalah input suhu.

Sedangkan kelaembaban hanya menyesuaikan suhu saja. Hasil bisa dilihat pada

Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil suhu dan kelembaban

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Data suhu dan Kelembaban

Menit Suhu Kelembaban

2 31 80

4 33 80

6 35 79

8 37 79

9 39 76

10 42 76

12 44 75

14 48 75

16 52 74

31 33 35 37 39 42 44 48 52 56 58 59 63 64 66 68

0

20

40

60

80

2 4 6 8 9 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Suhu

Suhu

Page 73: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

58

18 56 74

20 58 73

22 59 73

24 63 73

26 64 72

28 66 72

30 68 72

Setelah hasil yang tanpa PID pada Gambar 4.3 tersebut akan dilakukan hand

tuning dengan cara menguji coba nilai Kp untuk mempercepat respon. Cara

menggunakan hand tuning adalah dengan cara yang pertama adalah Kp, Ki, Kd

diberikan nilai 0. Setelah itu memberikan nilai Kp apabila proses naiknya suhu

masih kurang cepat. Apabila terlalau overshoot maka diberikan nilai Ki untuk

memberikan nilai dengan nilai Kd sebagai penyetabil tegangan.

Percobaan nilai KP bisa dilihat pada table 4.4.

Tabel 4.4 Percobaan KP

Kp Ki Kd SetPoint

( ̊C) Peak Time

( ̊C) Settling Time

(menit)

2 5 1 45 47 23

10 5 1 45 47 20

20 5 1 45 48 17

50 5 1 45 48 13

Selanjutnya adalah percobaan nilai Ki untuk memperkecil nilai overshoot atau peak

time. Hasil bisa dilihat pada table 4.5

Tabel 4.4 Percobaan KI

Kp Ki Kd SetPoint

( ̊C) Peak Time

( ̊C)

Settling Time

(menit)

50 50 1 45 49 15

50 20 1 45 49 15

50 10 1 45 48 14

50 5 1 45 48 13

Page 74: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

59

Langah terakhir yaitu percobaan nilai Kd untuk mempercepat sampai ke set point

tetapi harus menyesuaikan dengan fungsi yang lain. Hasil bisa dilihat pada Tabel

4.6.

Tabel 4.6 Percobaan KD

Kp Ki Kd SetPoint

( ̊C) Peak Time

( ̊C)

Settling Time

(menit)

50 5 50 45 49 15

50 5 20 45 49 15

50 5 10 45 48 14

50 5 1 45 48 13

Dari pengamatan tersebut penulis memilih nilai Kp = 50, Ki = 5 dan nilai Kd = 1

karena nilai peak time masih layak untuk digunakan. Jadi tidak akan terpengaruh

oleh perubahan tersebut sehingga telur tetap aman. Hasil PID dalam grafik bisa

dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Hasil PID

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2 4 6 8 9 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

PID

Suhu

Page 75: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

60

Pada Gambar 4.5 dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil PID

Menit Suhu

( ̊C)

Kelembaban

(RH)

2 31 80

4 33 80

6 35 79

8 37 79

9 39 76

10 42 76

12 45 75

14 47 75

16 45 74

18 45 74

20 45 73

22 45 73

24 45 73

26 45 72

28 45 72

30 45 72

4.7 Pengujian Alat Pengering Sepatu Jenis Fantovel

Pada pengujian pengering sepatu Jenis Fantovel yang dilakukan dengan

kondisi dimasukkan dalam mesin ketika menginjak menit ke 3. Mesin dalam

kondisi aktif tapi tidak diberi sepatu selama 3 menit. Hasil dapat dilihat pada Tabel

4.8.

Page 76: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

61

Gambar 4.6 Pengujian Sepatu Fantovel

Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat dengan jelas nilai suhu dan kelembaban

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Pengujian Sepatu Fantovel

Menit Kelembaban

(RH)

Suhu ( ̊C)

1 82 33

2 82 33

3 82 35

4 92 36

5 90 37

6 88 38

7 86 39

8 83 40

9 80 41

10 78 41

11 75 42

12 72 42

13 69 42

14 66 43

15 63 44

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65

Sepatu Fantovel

Kelembaban Suhu

Page 77: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

62

16 59 44

17 56 45

18 53 46

19 50 47

20 48 48

21 45 49

22 41 50

23 39 51

24 36 52

25 34 53

26 32 54

27 30 55

28 30 56

29 30 57

30 30 58

31 30 59

32 30 60

33 29 61

34 29 62

35 29 63

36 29 64

37 29 65

38 28 67

39 28 65

40 28 65

41 28 65

42 28 65

43 29 65

44 29 65

45 29 65

46 29 65

47 28 65

48 28 65

49 28 65

50 28 65

51 27 65

52 27 65

53 27 65

Page 78: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

63

54 26 65

55 26 65

56 26 65

57 25 65

58 25 65

59 25 65

60 24 65

61 24 65

62 23 65

63 23 65

64 22 65

65 20 65

Berdasarkan Tabel 4.4 terdapat hasil uji coba dimana hasil uji coba tersebut adalah

sepatu fantovel kering dengan kelembaban 20 RH dan suhu mencapai 65 ̊C yang

ditempuh dalam waktu kurang lebih 65 menit.

4.8 Pengujian Alat Pengering Sepatu Jenis Sneakers

Pada pengujian pengering sepatu Jenis Sneakers yang dilakukan dengan kondisi

dimasukkan dalam mesin ketika menginjak menit ke 3. Mesin dalam kondisi aktif

tapi tidak diberi sepatu selama 3 menit. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.9

Page 79: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

64

Gambar 4.7 Pengujian Sepatu Sneakers

Berdasarkan Gambar 4.7 dapat dilihat dengan jelas nilai suhu dan kelembaban

pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Pengujian Sepatu Sneakers

Menit Kelembaban

(RH)

Suhu ( ̊C)

1 82 33

2 82 33

3 82 35

4 92 36

5 90 37

6 88 38

7 86 39

8 83 40

9 80 41

10 78 41

11 75 42

12 72 42

13 69 42

14 66 43

15 63 44

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65

Sepatu Sneakers

Kelembaban Suhu

Page 80: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

65

16 59 44

17 56 45

18 53 46

19 50 47

20 48 48

21 45 49

22 41 50

23 39 51

24 36 52

25 34 53

26 32 54

27 30 55

28 30 56

29 30 57

30 30 58

31 30 59

32 30 60

33 29 61

34 29 62

35 29 63

36 29 64

37 29 65

38 28 67

39 28 65

40 28 65

41 28 65

42 28 65

43 29 65

44 29 65

45 29 65

46 29 65

47 28 65

48 28 65

49 28 65

50 28 65

51 27 65

52 27 65

53 27 65

Page 81: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

66

54 26 65

55 26 65

56 26 65

57 25 65

58 25 65

59 25 65

60 24 65

61 24 65

62 23 65

63 23 65

64 22 65

65 20 65

Berdasarkan Tabel 4.5 terdapat hasil uji coba dimana hasil uji coba tersebut adalah

sepatu Sneakers kering dengan kelembaban 20 RH dan suhu mencapai 65 ̊C yang

ditempuh dalam waktu kurang lebih 65 menit.

4.9 Pengujian Alat Pengering Sepatu Jenis Boots

Pada pengujian pengering sepatu Jenis Boots yang dilakukan dengan

kondisi dimasukkan dalam mesin ketika menginjak menit ke 3. Mesin dalam

kondisi aktif tapi tidak diberi sepatu selama 3 menit. Hasil dapat dilihat pada Tabel

4.10.

Page 82: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

67

Gambar 4.8 Pengujian Sepatu Boots

Berdasarkan Gambar 4.8 dapat dilihat dengan jelas nilai suhu dan kelembaban

pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Pengujian Sepatu Boots

Menit Kelembaban

(RH)

Suhu ( ̊C)

1 82 33

2 82 33

3 82 35

4 92 36

5 90 37

6 88 38

7 86 39

8 83 40

9 80 41

10 78 41

11 75 42

12 72 42

13 69 42

14 66 43

15 63 44

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65

Sepatu Boots

Kelembaban Suhu

Page 83: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

68

16 59 44

17 56 45

18 53 46

19 50 47

20 48 48

21 45 49

22 41 50

23 39 51

24 36 52

25 34 53

26 32 54

27 30 55

28 30 56

29 30 57

30 30 58

31 30 59

32 30 60

33 29 61

34 29 62

35 29 63

36 29 64

37 29 65

38 28 67

39 28 65

40 28 65

41 28 65

42 28 65

43 29 65

44 29 65

45 29 65

46 29 65

47 28 65

48 28 65

49 28 65

50 28 65

51 27 65

52 27 65

53 27 65

Page 84: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

69

54 26 65

55 26 65

56 26 65

57 25 65

58 25 65

59 25 65

60 24 65

61 24 65

62 23 65

63 23 65

64 22 65

65 20 65

Berdasarkan Tabel 4.6 terdapat hasil uji coba dimana hasil uji coba tersebut adalah

sepatu Sneakers kering dengan kelembaban 20 RH dan suhu mencapai 65 ̊C yang

ditempuh dalam waktu kurang lebih 65 menit.

Page 85: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

70

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari sistem

pengering sepatu. Pada hasil dari kesimpulan akan didapatkan dari hasil penelitian

bab 4. Untuk hasil dari saran akan didapatkan dari penulis dimana dapat digunakan

untuk pengembang alat tersebut.

1. Kelembaban pada proses pengeringan sepatu adalah 20 RH. Pada

Kelembaban tersebut sepatu dinyatakan kering dan suhu kestabilan untuk

proses pengeringan adalah kurang lebih 65 ̊C. Sedangkan waktu yang

dibutuhkan untuk proses mengeringkan sepatu adalah kurang lebih 65

menit.

2. Proses penyetabilan suhu menggunakan metode PID mendapatkan hasil

nilai Kp adalah 50 nilai Ki adalah 5 dan nilai Kd adalah 1. Nilai tersebut

didapatkan dari metode hand tuning yang sudah diaplikasikan.

5.2 Saran

Saran yang diperoleh adalah saran dar penulis untuk digunakan dalam

mengemabngkan alat ini.

1. Kompor memakai merk yang lebih baik agar tahan awet.

2. Mekanik lebih diperhatikan lagi dalam masalah pengkabelan

3. Sensor lebih baik menggunakan SHT.

Page 86: RANCANG BANGUN PENGERING SEPATU BERDASARKAN …

71

1 DAFTAR PUSTAKA

A.P, H. (2017). Pengering Pakaian Otomatis Berbasis Arduino Uno . Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

B, S. (2013). Under/Over Voltage Relay Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 328.

Batam: Politeknik Negri Batam.

D, M. (2010). Pembuatan Prototipe Alat Pengering Pakaian Berbasis

Mikrokontroller AT89S51. . Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Handoko, A. P. (2017). Pengering Pakaian Otomatis Berbasis Arduino Uno.

Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma .

Hudannafi'i. (2017). Alat pembasmi bakteri penyebab bau menggunakan ultraviolet

dan shoes dryer berbasis Arduino Mega 256. Ponorogo: Universitas

Muhammadiyah Ponorogo.

Jatmiko A, D. (2012). Perancangan Mesin Pengerng Pakaian Menggunakan

Elemen Panas Kapasitas 5 Kg. Surabaya: Universitas Wijaya Putra.

Jatmiko, A. D. (2012). Perancangan Mesin Pengering Pakaian Menggunakan

Elemen Panas Kapasitas 5 KG. Surabaya: Universitas Wijaya Putra .

Marpuah, D. (2010). Pembuatan Prototipe Alat Pengering Pakaian Berbasis

Mikrokontroller AT89S51. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Masyhar, N. (2014). Rancang bangun alat penyemir dan penyemprot sepatu

berbasis mikrokontroller ATMega 8535. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Noviriyadi. (2013). Pengukur Suhu dan Kelembaban (DHT11) Dengan Penampil

LCD Menggunakan Mikrokontoller ATMega 8535. Jakarta: Universitas

Mercu Buana.

Nugraha, I. (2018). Rancang Bangun Alat Pengering Pakaian Jenis Jeans.

Surabaya: Stikom Surabaya.

Owen. (2004). Dasar-dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.