radio log is

5
Radiologis Ada beberapa teknik radiologi yang dapat dilakukan untuk melihat gambaran rongga tergantung pada jenis lesi yang ditemukan. Contohnya adalah antero-posterior vie cephalometri, panoramic, x-ray periapikal, occlusal foto. Untuk lesi jaringan lu jenis pemeriksaan radiologi yang sering diperlukan adalah occlusal foto. Teknik digunakan untuk mengetahui letak dari batu kelenjar liur yang biasanya ditemukan saluran kelenjar liur submandibula. Untuk melihat gambaran regio ini, maka tekni paling tepat adalah occlusal foto. Dengan cara ini letak batu dapat diketahui a jauh atau dekat dengan muara duktus kelenjar liur. Letak batu berpengaruh pada peraatan yang akan dilakukan. !ila dekat dengan permukaan dapat dilakukan mass untuk mengeluarkan batu. "ika batu terletak di dalam kelenjar atau jauh dari per tentunya perlu dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan batu tersebut. Sialografi #ialogra$i merupakan pemeriksaan untuk melihat kondisi duktus dengan menggunakan kontras. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengidenti$ikasi adanya iregularitas duktus, identi$ikasi adanya polip, mucous plug atau $ibrin, serta area granuloma itu dapat pula diidenti$ikasi adanya kemungkinan obstruksi duktus maupun stenosi %emeriksaan dimulai dengan melakukan identi$ikasi terhadap duktus #tensen dan &h Langkah selanjutnya adalah dilakukan dilatasi duktus. #aat dilatasi duktus sudah maka dapat dimasukkan kateter sialogra$i. %ada pemeriksaan sialogra$i ini diguna yang bisa berupa etiodol atau sinogra$in. #ialogra$i dapat memberikan pemandanga jelas pada duktus secara keseluruhan dan dapat memberikan in$ormasi mengenai ar tidak dapat dijangkau dengan sialoendoskop, misalnya pada area di belakang lekuk tajam dan striktur. 'ekurangan dari pemeriksaan sialogra$i adalah paparan radias positi$ palsu pada pemeriksaan batu karena adanya air bubble (gelembung udara). Tomografi komputer %emeriksaan ini merupakan salah satu pilihan untuk menge*aluasi sistem duktus da parenkim pada kelenjar sali*a. +denti$ikasi dapat dilakukan pada potongan aksia maupun sagital. Dengan pemeriksaan ini dapat diidenti$ikasi adanya iregularitas duktus dengan melihat adanya penebalan dan penyangatan pada dinding duktus. %ada obstruksi yang disebabkan karena batu, kalsi$ikasi dapat dilihat berupa masa hip

Upload: bestarika

Post on 02-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kg

TRANSCRIPT

RadiologisAda beberapa teknik radiologi yang dapat dilakukan untuk melihat gambaran rongga mulut, tergantung pada jenis lesi yang ditemukan. Contohnya adalah antero-posterior view, cephalometri, panoramic, x-ray periapikal, occlusal foto. Untuk lesi jaringan lunak mulut, jenis pemeriksaan radiologi yang sering diperlukan adalah occlusal foto. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui letak dari batu kelenjar liur yang biasanya ditemukan pada saluran kelenjar liur submandibula. Untuk melihat gambaran regio ini, maka teknik yang paling tepat adalah occlusal foto. Dengan cara ini letak batu dapat diketahui ada di mana, jauh atau dekat dengan muara duktus kelenjar liur. Letak batu berpengaruh pada jenis perawatan yang akan dilakukan. Bila dekat dengan permukaan dapat dilakukan massage untuk mengeluarkan batu. Jika batu terletak di dalam kelenjar atau jauh dari permukaan tentunya perlu dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan batu tersebut.SialografiSialografi merupakan pemeriksaan untuk melihat kondisi duktus dengan menggunakan kontras. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengidentifikasi adanya iregularitas pada dinding duktus, identifikasi adanya polip, mucous plug atau fibrin, serta area granulomatosa. Selain itu dapat pula diidentifikasi adanya kemungkinan obstruksi duktus maupun stenosis. Pemeriksaan dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap duktus Stensen dan Wharton. Langkah selanjutnya adalah dilakukan dilatasi duktus. Saat dilatasi duktus sudah maksimal, maka dapat dimasukkan kateter sialografi. Pada pemeriksaan sialografi ini digunakan kontras, yang bisa berupa etiodol atau sinografin. Sialografi dapat memberikan pemandangan yang jelas pada duktus secara keseluruhan dan dapat memberikan informasi mengenai area yang tidak dapat dijangkau dengan sialoendoskop, misalnya pada area di belakang lekukan yang tajam dan striktur. Kekurangan dari pemeriksaan sialografi adalah paparan radiasi dan hasil positif palsu pada pemeriksaan batu karena adanya air bubble (gelembung udara).

Tomografi komputerPemeriksaan ini merupakan salah satu pilihan untuk mengevaluasi sistem duktus dan parenkim pada kelenjar saliva. Identifikasi dapat dilakukan pada potongan aksial, koronal maupun sagital. Dengan pemeriksaan ini dapat diidentifikasi adanya iregularitas pada dinding duktus dengan melihat adanya penebalan dan penyangatan pada dinding duktus. Pada obstruksi yang disebabkan karena batu, kalsifikasi dapat dilihat berupa masa hiperdens tanpa penyangatan pada pemeriksaan tomografi komputer. Adanya penyangatan dapat merupakan indikasi adanya obstruksi sialodenitis akut.

UltrasonografiDalam mendiagnosis kelainan pada kelenjar saliva terkadang diperlukan pemeriksaan ultrasonografi dengan resolusi tinggi. Pemeriksaan dengan ultrasonografi bermanfaat dalam mengidentifikasi massa dan membedakan konsistensi massa tersebut, apakah padat atau kistik. Ultrasonografi yang digunakan pada pemeriksaan kelenjar saliva adalah ultrasonografi dengan transduser beresolusi tinggi, yaitu 7,5-10,0 MHz. Pada kasus abses atau massa kistik kelenjar saliva terkadang dilakukan aspirasi jarum halus. Pada kasus ini, ultrasonografi dapat dimanfaatkan untuk menjadi panduan dalam aspirasi. Pemeriksaan ultrasonografi juga penting dilakukan untuk melihat adanya kelokan atau cabang-cabang duktus, yang bisa menimbulkan komplikasi pada proses obstruksi. Kekurangan pada pemeriksaan dengan ultrasonografi adalah, alat ini tidak dapat memvisualisasi kelenjar saliva secara keseluruhan. Pada penegakan kelainan obstruksi kelenjar saliva menggunakan ultrasonografi sering sulit untuk menentukan ukuran batu secara tiga dimensi begitu juga dengan struktur stenosisnya. Selain itu, pemeriksaan dengan alat ini tidak dapat memberikan informasi yang cukup jelas mengenai diameter bagian distal obstruksi sehingga sulit memastikan apakah duktusnya cukup lebar dan lurus sehingga memungkinkan masuknya instrumen pada endoskopi terapeutik.

Pemeriksaan Mikrobiologi Dua jenis pemeriksan mikrobiologi yang sering dilakukan untuk lesi jaringan lunak mulut adalah: oral mycological smear dan oral bacteriological smear.Oral Mycological Smear Oral mycological smear dilakukan untuk membuktikan adanya infeksi jamur pada lesi yang ditemukan. Pemeriksaan ini diawali dengan melakukan swab pada mukosa mulut yang dicurigai, dengan menggunakan cotton swab. Kemudian dengan cotton swab dan spesimen yang didapat, dilakukan streaking pada permukaan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dalam cawan petri. Setelah itu cawan petri tersebut dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 48 jam untuk membiakkan jamurnya. Seseudah 48 jam akan tumbuh koloni jamur berwarna putih- kekuningan. Langkah selanjutnya adalah melakukan streaking lagi pada petri lain untuk mengekstraksi bakteri. Setelah tumbuh koloni, lakukan streaking lagi pada agar yang miskin nutrisi. Dalam agar ini akan ditemukan hasil biakan murni

Oral Bacteriological SmearHasil dari biakan murni bakteri diletakkan pada desk glass selanjutnya diberi pewarnaan dan diperiksa di bawah mikroskop.

Biopsi Insisional Yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.Teknik suatu biopsi insisional antara lain : Tentukan daerah yang akan dibiopsi. Rancang garis eksisi dengan memperhatikan segi kosmetik. Buat insisi bentuk elips dengan skalpel nomor 15. Angkat tepi kulit normal dengan pengait atau pinset bergerigi halus. Teruskan insisi sampai diperoleh contoh jaringan. Sebaiknya contoh jaringan ini jangan sampai tersentuh. Tutup dengan jahitan sederhana memakai benang yang tidak dapat diserap.

Biopsi Eksisional Yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai disertai jaringan sehat di sekitarnya. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase . Tehnik biopsi eksisional, adalah sebagai berikut : Rancang garis eksisi, Sebaiknya panjang elips empat kali lebarnya. Lebar maksimum ditentukan oleh elastisitas, mobilitas, serta banyaknya kulit yang tersedia di kedua tepi sayatan. Banyaknya jaringan sehat yang ikut dibuang tergantung pada sifat lesi, yaitu: Lesi jinak, seluruh tebal kulit diangkat berikut kulit sehat di tepi lesi dengan sedikit lemak mungkin perlu dibuang agar luka mudah dijahit. Insisi dengan skalpel nomor 15 hingga menyayat seluruh tebal kulit. Inspeksi luka dan atasi perdarahan. Tutup dengan jahitan sederhana menggunakan benang yang tidak dapat diserap.

Pemeriksaan virology : Mendeteksijenis virus yang menjangkitpenderitaSerologi: Pemeriksaan system imunSpink analysis: Mengetahuiapakahdidarahterdapatkaitannyadenganadanya virus