odonto log i

23
KATA PENGANTAR Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah DENTAL FORENSIK ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad SAW,keluarga, serta sahabatnya. Makalah ini hadir untuk memenuhi tugas mata kuliah DENTAL FORENSIK yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen yang bersangkutan serta para pembaca sekalian. Besar harapan penulis , dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran 1

Upload: ratna

Post on 10-Jul-2016

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

odontologi

TRANSCRIPT

Page 1: Odonto Log i

KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas makalah DENTAL FORENSIK ini sesuai dengan

batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula, penulis kirimkan salam

dan salawat kepada junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad

SAW,keluarga, serta sahabatnya.

Makalah ini hadir untuk memenuhi tugas mata kuliah DENTAL

FORENSIK yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Penulis

menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen yang

bersangkutan serta para pembaca sekalian.

Besar harapan penulis , dengan hadirnya makalah ini dapat

memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan yang berarti demi

kemajuan ilmu pengetahuan bangsa.

Makassar , april 2016

Penulis

1

Page 2: Odonto Log i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….…….1

DAFTAR ISI………………………………………………….……...2

BAB I PENDAHULUAN………………………………….….……...3

A. Latar Belakang…………………………………………….……... 3

B.Rumusan Masalah……………………….……………....…………3

C.Tujuan Penulisan……………………………………......………….3

BAB II PEMBAHASAN…………………………..…….……………

A. Pengertian Odontologi Forensik……………. ……………………6

B .Tujuan dan Manfaat Dental Forensik…………...………………. 7

C .Sejarah Dental Forensik…………………………….…………… 7

D .Keuntungan Gigi sebagai Objek Pemeriksaan……………..…... 9

E .Jenis data odontologi forensik………….……………………….. 11

BAB III PENUTUP……………………………………..…….…….. 13

A. Kesimpulan……………………………………………..………… 14

B. Saran…………………………………….……………..………….. 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 15

2

Page 3: Odonto Log i

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, kita banyak dikejutkan oleh terjadinya

bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus

kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang

dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban

jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi.

Forensik odontologi adalah salah satu metode penentuan identitas individu

yang telah dikenal sejak era sebelum masehi. Kehandalan teknik identifikasi ini

bukan saja disebabkan karena ketepatannya yang tinggi sehingga nyaris

menyamai ketepatan teknik sidik jari, akan tetapi karena kenyataan bahwa gigi

dan tulang adalah material biologis yang paling tahan terhadap perubahan

lingkungan dan terlindung. Gigi merupakan sarana identifikasi yang dapat

dipercaya apabila rekaman data dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan

dapat dikemukakan mengapa gigi dapat dipakai sebagai sarana identifikasi adalah

sebagai berikut, pertama karena gigi bagian terkeras dari tubuh manusia yang

komposisi bahan organik dan airnya sedikit sekali dan sebagian besar terdiri atas

bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut yang

terlindungi. Kedua, manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan

masing-masing mempunyai lima permukaan.

3

Page 4: Odonto Log i

Berdasarkan pengalaman di lapangan, identifikasi korban meninggal massal

melalui gigi-geligi mempunyai kontribusi yang tinggi dalam menentukan identitas

seseorang. Pada kasus Bom Bali I, dimana korban yang teridentifikasi berdasarkan

gigi-geligi mencapai 56%, korban kecelakaan lalu lintas di Situbondo mencapai

60%, dan korban jatuhnya Pesawat Garuda di Jogyakarta mencapai 66,7%.

Identifikasi korban pada kasus-kasus ini diperlukan karena status kematian

korban memiliki dampak yang cukup besar pada berbagai aspek yang ditinggalkan.

Identifikasi tersebut merupakan perwujudan HAM dan merupakan penghormatan

terhadap orang yang sudah meninggal.selain itu juga merupakan menentukan

apakah seseorang tersebut secara hukum sudah meninggal atau masih hidup.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geografis terletak pada

wilayah yang rawan terhadap bencana alam baik yang berupa tanah longsor,

gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir dan lain-lain, yang dapat

memakan banyak korban, dan salah satu cara mengidentifikasi korban adalah

dengan metode forensik odontologi. Oleh karena itu forensik odontologi sangat

penting dipahami peranannya dalam menangani korban bencana massal.

4

Page 5: Odonto Log i

B . Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu ;

1. Apa yang dimaksud odontologi forensik ?

2. Apa tujuan odontologi forensik?

3. Bagaimana sejarah odontologi forensik?

4. Apa keuntungan gigi sebagai objek pemeriksaan?

5. Data apa yang digunakan odontologi forensic?

C .Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu ;

1. Untuk mengetahui pengertian dari odontologi forensik

2. Untuk mengetahui tujuan odontologi forensik

3. Untuk mengetahui sejarah odontologi forensic

4. Untuk mengetahui keuntugan gigi sebagai objek penelitian

5. Untuk mengetahui data yang digunakan odontologi forensik

5

Page 6: Odonto Log i

BABA II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Dental Forensik

Ilmu kedokteran gigi forensik memiliki nama lain yaitu forensic dentistry dan

odontology forensic. Odontologi forensik adalah penggunaan ilmu kedoteran gigi

terhadap hokum.Forensik odontologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi

yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara

evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan peradilan.

Bidang kedokteran gigi ini melibatkan pengumpulan dan interpretasi bukti

dental dan bukti lain yang berhubungan dalam semua bidang kriminalitas. Forensik

odontologi melibatkan pengumpulan, manajemen, interpretasi, evaluasi, dan

presentasi yang benar dari bukti dental untuk kepentingan kriminal atau

kepentingan masyarakat, kombinasi beberapa aspek dental, ilmiah, dan profesi

hukum. Kedokteran gigi forensik dapat diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran

gigi yang menggunakan pengetahuan dental untuk masalah masyarakat atau

criminal.

6

Page 7: Odonto Log i

B .Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari ilmu kedokteran gigi forensik adalah sebagai

berikut :

-  Mengenal sistem identifikasi forensik korban hidup dan korban bencana

dengan ilmu kedokteran gigi forensik dan menggali lebih dalam berbagai

metode terbaru.

-  Meningkatkan kesadaran, peran, dan kompotensi dokter gigi untuk ikut terlibat

dalam penanganan kasus forensik dan bencana massal secara lebih percaya

diri dan penuh tanggung jawab.

C . Sejarah Forensik Odontologi

Forensik odontologi telah ada sejak jaman prasejarah, akan tetapi baru mulai

mendapatkan perhatian pada akhir abad 19 ketika banyak artikel tentang forensik

odontologi ditulis dalam jurnal kedokteran gigi pada saat itu.

Sejarah forensik odontologi sudah ada sejak sebelum masehi (SM) yaitu

pada masa pemerintahan Kaisar Roma Claudius pada tahun 49 SM, Agrippina

( yang kelak akan menjadi ibu Kaisar Nero) membuat rencana untuk

mengamankan posisinya. Janda kaya Lollia Paulina merupakan saingannya dalam

menarik perhatian Kaisar, maka ia membujuk Kaisar untuk mengusir wanita

7

Page 8: Odonto Log i

tersebut dari Roma. Akan tetapi hal itu rupanya masih dianggapnya kurang dan ia

menginginkan kematian wanita tersebut. Tanpa setahu Kaisar, ia mengirim seorang

serdadu untuk membunuh wanita tersebut. Sebagai bukti telah melaksanakan

perintahnya, kepala Lollia dibawa dan ditunjukkan kepada Agrippina. Karena

kepala tersebut telah rusak parah mukanya, maka Agrippina tidak dapat

mengenalinya lagi dari bentuk mukanya. Untuk mengenalinya Agrippina

menyingkap bibir mayat tersebut dan memeriksa giginya yang mempunyai ciri

khas, yaitu gigi depan yang berwarna kehitaman. Adanya ciri tersebut pada gigi

mayat membuat Agrippina yakin bahwa kepala tersebut adalah benar kepala Lollia.

Pada tahun 1776, dalam suatu perang Bukker Hill terdapat korban Jenderal

Yoseph Warren, oleh drg. Paul Revere dapat dibuktikan bahwa melalui gigi palsu

yang dibuatnya yaitu berupa Bridge Work gigi depan dari taring kiri ke taring

kanan yang ia buat sehingga drg. Paul Revere dapat dikatakan dokter gigi pertama

yang menggunakan ilmu kedokteran gigi forensik dalam pembuktian.

Pada tahun 1887 Godon dari Paris merekomendasikan penggunaan gigi

untuk identifikasi orang yang hilang. Untuk itu ia menganjurkan agar para dokter

gigi menyimpan data gigi para pasiennya, untuk berjaga-jaga kalau-kalau kelak

data tersebut diperlukan sebagai data pembanding.

Kasus identifikasi personal yang terkenal adalah kasus pembunuhan Dr.

George Parkman, seorang dokter dari Aberdeen, oleh Professor JW Webster. Pada

kasus ini korban dibunuh, lalu tubuhnya dipotong-potong lalu dibakar di perapian.

Polisi mendapatkan satu blok gigi palsu dari porselin yang melekat pada potongan

tulang. Dr. Nathan Cooley Keep, seorang dokter bedah mulut memberikan

kesaksian bahwa gigi palsu itu adalah bagian dari gigi palsu buatannya pada tahun

1846 untuk Dr. Parkman yang rahang bawahnya amat protrusi.

8

Page 9: Odonto Log i

Pada tanggal 4 Mei 1897, sejumlah 126 orang Farisi dibakar sampai

meninggal di Bazaar de la Charite. Para korban sulit diidentifikasi secara visual

karena umumnya dalam keadaan terbakar luas dan termutilasi. Berdasarkan

pemeriksaan Dr. Oscar Amoedo (dokter gigi Kuba yang berpraktek di Paris) dan

dua orang dokter gigi Perancis, Dr. Davenport dan Dr. Braul untuk melakukan

pemeriksaan gigi-geligi para korban kemudian ternyata mereka berhasil

mengidentifikasi korban-korban ini.

Pada tahun 1917 di dermaga Brooklyn ditemukan mayat yang kemudian

dipastikan sebagai seorang wanita yang telah menghilang 8 bulan sebelumnya.

Identifikasi pada kasus ini ditegakkan berdasarkan temuan bridge pada gigi

geliginya.

Sekitar tahun 1960 ketika program instruksional formal kedokteran gigi

forensik pertama dibuat oleh Armed Force Institute of Pathology, sejak saat itu

banyak kasus penerapan forensik odontologi dilaporkan dalam literatur sehingga

forensik odontologi mulai banyak dikenal bukan saja di kalangan dokter gigi,

tetapi juga di kalangan penegak hukum dan ahli-ahli forensik.

D . Keuntungan Gigi sebagai Objek Pemeriksaan

Terdapat beberapa hal yang menjadi keuntungan gigi menjadi objek

pemeriksaan, antara lain adalah:

a. Gigi-geligi merupakan rangkaian lengkungan secara anatomis,

antropologis dan morfologis mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot

9

Page 10: Odonto Log i

bibir dan pipi sehingga apabila trauma mengenai otot-otot tersebut terlebih

dahulu.

b. Gigi-geligi sukar untuk membusuk kecuali gigi tersebut sudah mengalami

nekrotik atau gangren, biarpun dikubur, umumnya organ-organ tubuh lain

bahkan tulang telah hancur tetapi gigi tidak (masih utuh).

c.  Gigi-geligi di dunia ini tidak ada yang sama karena menurut SIMS dan

Furnes bahwa gigi manusia kemungkinan sama adalah 1:1000000000.

d.Gigi-geligi mempunyai ciri-ciri yang khusus apabila ciri-ciri gigi tersebut

rusak atau berubah maka sesuai dengan pekerjaan dan kebiasaan menggunakan

gigi bahkan setiap ras mempunyai ciri yang berbeda.

e. Gigi-geligi tahan asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang dibunuh

dan direndam di dalam drum berisi asam pekat, jaringan ikatnya hancur

sedangkan giginya masih utuh.

f. Gigi-geligi tahan panas, apabila terbakar sampai dengan suhu 4000C gigi

tidak akan hancur, kecuali dikremasi karena suhunya diatas 10000C. Gigi menjadi

abu sekitar suhu lebih dari 6490C. Apabila gigi tersebut ditambal menggunakan

amalgam maka bila terbakar akan menjadi abu sekitar suhu lebih dari 8710C,

sedangkan bila gigi tersebut memakai mahkota logam atau inlay alloy emas maka

bila terbakar akan menjadi abu sekitar suhu 871-10930C.

g. Gigi-geligi dan tulang rahang secara roentgenografis, biarpun terdapat

pecahan-pecahan rahang pada roentgenogramnya dapat diinterpretasi

kadang-kadang terdapat anomali dari gigi dan komposisi tulang rahang yang

khas.

h. Apabila korban telah dilakukan pencabutan gigi umumnya ia memakai gigi

palsu dengan berbagai macam model gigi palsu dan gigi palsu tersebut dapat

ditelusuri atau diidentifikasi. Gigi palsu akrilik akan terbakar menjadi abu

10

Page 11: Odonto Log i

pada suhu 5380C-6490C. Bridge dari porselen akan menjadi abu pada suhu

10930C.

i.Gigi-geligi merupakan sarana terakhir dalam identifikasi apabila sarana-

sarana atau organ lain tidak ditemukan.

a.       Rugae palatal tidak bisa digunakan pada kasus edentulus, ketika tidak ada

data antemortem, ketika ada patologi di palatal, dan jika korban terbakar,

mengalami dekomposisi, dan skeletonisasi karena rugae sering hancur.

b.      Sidik bibir tidak bisa digunakan 20 jam setelah kematian, jika ada patologi

di bibir seperti mukokel, dan cleft, atau jika ada perubahan postoperaso dari

bibir, ada scar, dan lain-lain.

c.       Bite mark tidak bisa digunakan 3 hari setelah kematian atau jika sudah

dekomposisi atau jika korban terbakar.

d.      Bisa terjadi kesalahan ketika mengambil foto dan radiograf. Kesalahan

dapat terjadi saat pengambilan sampel, proses, dan interpretasi.

Kontaminasi bakteri dan DNA orang lain dapat mengubah interpretasi.

E . Jenis Data Odontologi Forensik

a . Data Antemortem

Pencatatan data gigi dan rongga mulut semasa hidupnya, biasanya

berisikan:

11

Page 12: Odonto Log i

-Identitas pasien.

- Keadaan umum pasien.

- Odontogram (data gigi yang menjadi keluhan).

- Data perawatan kedokteran gigi.

-Nama dokter gigi yang merawat.

-Informed consent (hanya sedikit sekali dokter gigi di Indonesia yang

membuat informed consent baik di praktik pribadi maupun di rumah

sakit).

Menurut buku DEPKES tentang penulisan data gigi dan rongga mulut yang

berisikan standar baku mutu nasional antara lain:

-       Pencatatan identitas pasien mulai dari nomor file sampai dengan alamat

pekerjaan serta kelengkapan alat komunikasinya.

-       Keadaan umum pasien, berisi golongan darah, tekanan darah, kelainan-

kelainan darah, serta kelainan dari virus yang berkembang saat ini.

-       Odontogram. Data gigi dicatat dalam formulir odontogram dengan denah

dan nomenklatur yang baku nasional dengan lengkap.

-       Data perawatan kedokteran gigi, berisi waktu awal perawatan, runtut

waktu kunjungan, kelihan dan diagnosa, gigi yang dirawat, tindakan lain

yang dilakukan dokter gigi tersebut.

-       Roentgenogram, baik intraoral maupun ekstraoral.

-       Pencatatan status gigi dengan kode tertentu sesuai dengan standar

interpol.

-       Formulir data antemortem dalam buku DEPKES ditulis dengan warna

kertas kuning. Di dalam formulir ini terdapat pula catatan data orang hilan

12

Page 13: Odonto Log i

b. Data Postmortem

Pencatatan data postmortem menurut formulis DEPKES berwarna merah

dengan catatan victim identification pada mayat. Yang pertama dilakukan adalah

fotografi kemudian proses pembukaan rahang untuk memperoleh data gigi dan

rongga mulut, lalu dilakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah. Bila

terjadi kaku mayat maka lidah yang kaku tersebut diikat dan ditarik ke atas

sehingga lengkung rahang bebas untuk dilakukan pencetakan. Studi model rahang

korban juga merupakan barang bukti.

Dilakukan pencatatan gigi pada formulir odontogram sedangkan kelainan-

kelainan di rongga mulut dicatat pada kolom tertentu. Catatan ini adalah lampiran

dari visum et repertum korban. Lalu dilakukan pemeriksaan sementara dengan

formulir baku mutu nasional dan internasional, lalu dituliskan surat rujukan untuk

pemeriksaan laboratorium dengan formulir baku mutu nasional pula.

Setelah diperoleh hasil laboratorium maka dilakukan pencatatan ke dalam

formulir lengkap baru dapat dibuatkan suatu berita acara sesuai KUHAP demi

proses peradilan. Visum yang lengkap ini sangat penting dengan lampiran-

lampirannya serta barang buktu dapat diteruskan ke jaksa penuntut kemudian ke

sidang acara hukum pidana.

13

Page 14: Odonto Log i

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Odontologi forensik sebagai suatu ilmu terapan Kedokteran Gigi telah lama

dikenal, meskipun sempat mengalami kevakuman perkembangan untuk waktu

yang cukup lama. Saat ini dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan dan

teknologi, kasus-kasus kematian massal dengan korban tidak dikenal juga

meningkat tajam. Pada kasus kasus ini serta kasus-kasus kriminil, bantuan dokter

gigi dalam melakukan pemeriksaan odontologi forensik merupakan kebutuhan

yang nyata.

B . Saran

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi sanagatlah penting dalam

peristiwa kriminalitas terutama pada jenazah yang tidak dikenal, jenazah yang

rusak , membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam, huru hara

yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau

kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain

seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orang tuanya.

14

Page 15: Odonto Log i

DAFTAR PUSTAKA

  1.      Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Heidelberg: Springer. 2013.

p.1-2, 6.

     2.      Senn DR, Stinson PG. Forensic Dentistry. 2nd Edition. USA: Taylor &

Francis Group. 2010. p.4

    3.      Averkari EL. Progress in Challenges in Forensic Odontology, Faculty of

Dentistry. University of Indonesia. Jakarta. 2013

    4.      Lukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Jilid 1. Jakarta:

Sagung Seto. p.1-2, 5-6, 45-6

1. Humas Universitas Airlangga. Peran Dokter Gigi dalam Identifikasi Korban Bencana. http://www.unair.ac.id.

2. International Criminal Police Organization. Disaster Victim Identification Guide. 1997.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1653/Menkes/SK/XII/2005/ tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang Kesehatan. http://125.160.76.194/peraturan/Permenkes%202005/KMK%20PENANGGULANGAN%20BENCANA.doc

4. Lukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Jilid 1. CV Sagung Seto. Jakarta: 2006. 3.

5. Dix J. Color Atlas Of. CRC Press. Boca Raton: 2000.6. Eckert WG. Forensic Odontology. In: Introduction to Forensic Sciences. 2nd

edition. CRC Press. Boca Raton: 1997.7. Forensic Dentistry. http://en.wikipedia.org. 8. Forensic Odontology. http//:www.policensw.com.9. Atmadja. Peranan Odontologi Forensik dalam Penyidikan.

http://odontologiforensikinvestigasi.blogspot.com.10. Gigi Dapat Mengidentifikasi Korban Bencana Massal.

http://www.jurnalnet.com.

15