rabu, 6 oktober 2010 | media indonesia meraih posisi ... fileikan lemuru: nelayan menjemur ikan...

1
18 | Ekonomi Nasional RABU, 6 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA KEMENTERIAN Perdagangan menerbitkan izin ekspor pupuk tahap kedua tahun ini seba- nyak 492.061 ton bagi empat produsen pupuk nasional. Dengan tambahan ini, kuota ekspor pupuk 2010 menjadi 906.751 ton. Demikian diungkap Pelak- sana Tugas Dirjen Perdagang- an Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Ke mendag) Deddy Saleh di Jakarta, ke- marin. Menurutnya, izin ek- spor pupuk diberikan kepada PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kujang Cikampek, dan PT Petrokimia Gresik. “Sebanyak 152.061 ton untuk PT Pupuk Sriwijaya, 265 ribu ton untuk PT Pupuk Kaliman- tan Timur, 40 ribu ton bagi PT Petrokimia Gresik, dan 35 ribu ton untuk PT Pupuk Kujang.” Deddy menjelaskan, kepu- tusan ini didasari rekomen- dasi Kementerian Perindus- trian (Kemenperin). Karena itu, pihaknya menaikkan kuota ekspor pupuk tahun 2010 dari semula 729 ribu ton menjadi 906.751 ton. Sebelumnya Direktur Utama PKT Hidayat Nyakman menga- takan pihaknya membutuhkan tambahan kuota ekspor pupuk. Pasalnya, stok pupuk sudah berlebih. Tahap pertama 2010, PKT mendapatkan izin ekspor 198 ribu ton. Produksi pupuk PKT saat ini sebesar 9.000 ton per hari. Adapun penyerapan pupuk dalam negeri, rata-rata hanya 70%-80% dari alokasi. Dengan tambahan izin ekspor, akan membuat perusahaan bisa me- nyalurkan stok dan mengopti- malkan potensi produksi. “Dari sebanyak 2,2 juta ton yang disediakan, hanya 1,6 juta ton sampai 1,7 juta ton yang tersalur. Jadi kita potong produksi karena gudang di Bontang juga sudah tidak bisa tampung,” katanya. Sebagai salah satu barang dalam tata niaga, perdagangan pupuk diatur ketat oleh tiga kementerian yakni Kemendag, Kemenperin, dan Kementerian Pertanian. Karena itu, untuk melaksanakan ekspor, pro- dusen harus mendapat izin dari ketiga kementerian. Syarat ekspor ialah terpenuhinya ke- tentuan stok untuk memenuhi kebutuhan pupuk domestik. Khususnya pada masa tanam padi yang terjadi di akhir ta- hun. (Ant/E-6) Ekspor Pupuk 2010 Dinaikkan BESARNYA aliran modal asing yang masuk ke Indonesia terus mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Selain itu, jumlah cadangan devisa juga terdong- krak mencapai US$86,5 miliar pada akhir September 2010. Dalam konferensi pers pema- paran hasil rapat Dewan Gu- bernur BI di Jakarta, kemarin, Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan transaksi modal dan nansial masih mencatat surplus cukup besar. Secara ke- seluruhan, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2010 tercatat surplus cukup besar. Akibatnya, pada akhir September lalu, posisi cadang- an devisa Indonesia meningkat menjadi US$86,5 miliar atau setara dengan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono meminta agar masyarakat tidak mengkha- watirkan derasnya arus modal asing ke Indonesia ( capital inflow). Langkah antisipasi telah dilakukan BI dengan pe- nyempurnaan regulasi. Bahkan selama 2010, arus pembalikan ( reversal ) masih dalam level yang bisa dikendalikan. “Kekhawatiran kita akan terjadi reversal yang besar tidak perlu berlebihan. Yang pen- ting, bagaimana investor bisa nyaman dan stay longer di Indonesia. Itu tugas kita,” ujar Hartadi. Ia menambahkan, sejauh ini jumlah modal asing yang ma- suk ke Indonesia belum dalam jumlah yang besar dan masih bisa dikontrol sehingga arus modal asing yang masuk bela- kangan ini masih bisa mudah dikelola dengan baik. Deras- nya dana asing pada Sertikat Bank Indonesia (SBI) karena instrumen moneter itu masih mempunyai daya tarik yang tinggi. “Suku bunga yang me- narik membuat banyak investor asing menyimpan dananya.” Dengan kondisi itu, lanjut- nya, tidak perlu dikhawatirkan terjadi pembalikan arus modal yang akan berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Lebih jauh Hartadi menga- takan, saat ini Indonesia masih memerlukan suntikan modal asing. Pasalnya, investasi dari dalam negeri belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan pembangunan. “Kita masih me- merlukan tambahan biaya luar negeri, jangan keburu katakan setop,” ujarnya. Ia menambahkan, tren masuknya modal asing ke In donesia masih akan terus berlanjut. Apalagi adanya keputusan bank sentral Jepang menurunkan suku bunganya akan membuat arus modal a sing ke Indonesia semakin deras. (ST/E-5) Aliran Modal Asing Dongkrak Cadangan Devisa IKAN LEMURU: Nelayan menjemur ikan lemuru untuk dikeringkan di Tempat Pelelangan Ikan Puger, Jember, Jawa Timur, kemarin. Harga ikan lemuru kering naik dari Rp9.000/kg menjadi Rp12.000/kg. Kenaikan tersebut disebabkan terbatasnya hasil tangkapan akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi. Meraih Posisi Puncak Manufaktur ASEAN B ANYAK kekhawatir- an yang dikemuka- kan kalangan industri di dalam negeri atas berlakunya perjanjian perda- gangan bebas ASEAN-Chi- na (ASEAN-China Free Trade Agreement/ACFTA). Namun, pihak investor justru melihat- nya sebagai peluang untuk meningkatkan investasi, bukan sekadar menjadikan Indonesia sebagai pasar. Para pengusaha Taiwan, mi- salnya, melihat potensi Indone- sia untuk dikembangkan seba- gai pusat produksi manufaktur bagi kawasan ASEAN. “Ini merupakan kesempa- tan bagi Taiwan untuk se- makin meningkatkan nilai perdagangan dengan negara- negara ASEAN,” ujar Kepala Perwakilan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei, An- drew Hsia, dalam konferensi pers menyambut kegiatan Misi Dagang dan Investasi Taiwan ke Indonesia 2010 di Jakarta, pekan lalu. Menurut Hsia, posisi Indo- nesia yang cukup strategis sebagai tempat berinvestasi para pengusaha seiring dengan terus meningkatnya hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Taiwan. Dari situlah terbuka peluang untuk semakin meningkatkan penetrasi ke pasar ASEAN. Hal senada diungkapkan Menteri Perekonomian Taiwan Shi Yan Xiang yang memimpin misi dagang dan investasi Tai- wan kali ini. Bagi Taiwan, In- donesia adalah negara investasi penting di Asia Tenggara. Shi menyatakan saat ini korporasi-korporasi Taiwan mempunyai pemikiran yang agak berbeda mengenai lokasi investasi, dengan lebih me- nyampingkan China. Hal itu karena adanya peningkatan biaya buruh serta peraturan tenaga kerja dan modal yang ketat di China. Investasi Taiwan di Indone- sia sampai dengan Juni 2010 telah mencapai US$14 miliar. “Bukan tidak mungkin Taiwan bisa kembali menjadi mitra dagang utama Indonesia se- perti di masa lalu ketika Taiwan sempat menjadi mitra dagang nomor dua dengan Indonesia,” ujar Shi. Shi mengatakan para pengu- saha Taiwan melihat Indonesia sebagai negara yang cukup ideal untuk menjadi tempat berinvestasi. Beberapa inves- tor memasukkan Indonesia sebagai tambahan kelompok negara yang paling potensial dari sisi pasar maupun peluang investasi. Semula kelompok itu terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, atau disebut BRIC. Kini, Indonesia masuk di dalamnya sehingga menjadi BRIIC. Saling menguntungkan Menurut Shi, keunggulan Indonesia di antaranya terkait dengan pasar domestik, dengan tingkat ketergantungan terha- dap pasar ekspor hanya 22%. Belum lagi ditambah tingkat inasi yang relatif rendah. Indonesia adalah partner dagang kesepuluh terbesar bagi Taiwan. Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Taiwan pada Januari-Agustus 2010 mencapai US$6,6 miliar, atau meningkat 30,7% dari periode yang sama tahun lalu. Ekspor Taiwan ke Indonesia mencapai US$2,9 miliar dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 57,1%. Adapun impor Tai- wan dari Indonesia mencapai US$3,8 miliar. “Walaupun telah mengalami desit dagang sebesar US$900 juta di Indonesia, Taiwan tidak merasa rugi. Ini karena produk yang diperdagangkan merupa- kan barang yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak,” tutur Shi. Ia mengatakan Indonesia dan Taiwan telah memiliki ke- unggulan masing-masing di beberapa industri. Indonesia sangat kompetitif untuk per- dagangan minyak, gas alam, kayu lapis, dan tekstil, sedang- kan Taiwan pada elektronik, permesinan, dan suku cadang kendaraan. (E-2) [email protected] Indonesia cukup strategis sebagai tempat berinvestasi para pengusaha manufaktur dan basis industri untuk pasar Asia Tenggara Jajang Sumantri Kekhawatiran kita akan terjadi reversal yang besar tidak perlu berlebihan.” Hartadi Agus Sarwono Deputi Gubernur BI INDONESIA kini menjadi ne- gara percontohan untuk pe- ngembangan koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM) bagi negara-negara yang tergabung dalam Asia Pacific Economic Coopera- tion (APEC). Indonesia dinilai berhasil keluar dari hempasan dua kali krisis ekonomi karena kekuatan sektor KUKM. Demikian diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin. Syarief baru saja kembali dari pertemuan APEC SME Mi- nistrial Meeting ke-17 di Gifu, Jepang, yang digelar pada 1-3 Oktober 2010. Ia menyebutkan 21 negara yang tergabung dalam APEC memuji program pembiayaan terhadap KUKM yang dilaku- kan pemerintah Indonesia. Pemerintah 21 negara APEC menilai kekuatan KUKM yang dibina Indonesia berhasil meng- atasi krisis berkepanjangan be- berapa waktu lalu. “Mereka baru sadari penting- nya sektor KUKM, khususnya ketika negara sedang tertimpa krisis,” ungkap Syarief. Karena keberhasilan itu, lan- jutnya, kini pola pembiayaan sektor KUKM Indonesia men- jadi percontohan bagi negara- nega ra APEC. Syarief men- jelaskan pada pertemuan itu juga dilakukan pertemuan bi- lateral dengan menteri KUKM Amerika Serikat (AS), Taiwan, dan Korea Selatan. Hasilnya, Indonesia dan AS sepakat un- tuk bertukar pengalaman dan teknologi di sektor KUKM. Korea Selatan dan Indonesia pun sepakat untuk beker ja sama di bidang pemasar an produk-produk KUKM dan Taiwan sepakat meningkatkan kerja sama di bidang kewira- usahaan. “Kerja sama terus ditingkat- kan. Terutama dengan AS yang besaran biaya pembinaan KUKM-nya mirip dengan Indo- nesia. Mereka baru terkena kri- sis sehingga banyak masyarakat miskin bermunculan.” APEC SME Ministrial Meet- ing ke-17 di Gifu, Jepang, meru- pakan forum para menteri dari berbagai anggota yang tergabung dalam APEC, yang disebut economics members. Tiap economis member me- nyampaikan pengalaman dan pandangan dalam melakukan perbaikan sektor ekonomi dan UKM, terutama dalam meng- hadapi masa krisis moneter yang lalu. Syarief mewakili Indone- sia memaparkan pengalaman pembangunan ekonomi rakyat melalui KUKM dan menunjuk- kan pertumbuhan ekonomi yang positif. Semuanya itu tidak bisa terlepas dari peranan lembaga keuangan mikro yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. (Far/E-5) Indonesia Jadi Contoh bagi Asia Pasifik Syarief Hasan Menteri Koperasi dan UKM MI/AGUNG W ANTARA/SENO S

Upload: voduong

Post on 16-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

18 | Ekonomi Nasional RABU, 6 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

KEMENTERIAN Perdagangan menerbitkan izin ekspor pupuk tahap kedua tahun ini seba-nyak 492.061 ton bagi empat produsen pupuk nasional. De ngan tambahan ini, kuota ekspor pupuk 2010 menjadi 906.751 ton.

Demikian diungkap Pelak-sana Tugas Dirjen Perdagang-an Luar Negeri Ke menterian Perdagangan (Ke mendag) Deddy Saleh di Jakarta, ke-marin. Menurutnya, izin ek-spor pupuk diberikan kepada PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Sri wijaya, PT Pupuk Kujang Cikampek, dan PT Petrokimia Gresik.

“Sebanyak 152.061 ton untuk PT Pupuk Sriwijaya, 265 ribu ton untuk PT Pupuk Kaliman-tan Timur, 40 ribu ton bagi PT Petrokimia Gresik, dan 35 ribu ton untuk PT Pupuk Kujang.”

Deddy menjelaskan, kepu-tusan ini didasari rekomen-dasi Kementerian Perindus-trian (Kemenperin). Karena itu, pihaknya menaikkan kuota ekspor pupuk tahun 2010 dari semula 729 ribu ton menjadi 906.751 ton.

Sebelumnya Direktur Utama PKT Hidayat Nyakman menga-takan pihaknya membutuhkan tambahan kuota ekspor pupuk. Pasalnya, stok pupuk sudah berlebih. Tahap pertama 2010, PKT mendapatkan izin ekspor 198 ribu ton.

Produksi pupuk PKT saat ini sebesar 9.000 ton per hari. Adapun penyerapan pupuk dalam negeri, rata-rata hanya 70%-80% dari alokasi. Dengan tambahan izin ekspor, akan membuat perusahaan bisa me-nyalurkan stok dan mengopti-malkan potensi produksi.

“Dari sebanyak 2,2 juta ton yang disediakan, hanya 1,6 juta ton sampai 1,7 juta ton yang tersalur. Jadi kita potong produksi karena gudang di Bontang juga sudah tidak bisa tampung,” katanya.

Sebagai salah satu barang dalam tata niaga, perdagangan pupuk diatur ketat oleh tiga kementerian yakni Kemendag, Kemenperin, dan Kementerian Pertanian. Karena itu, untuk melaksanakan ekspor, pro-dusen harus mendapat izin dari ketiga kementerian. Syarat ekspor ialah terpenuhinya ke-tentuan stok untuk memenuhi kebutuhan pupuk domestik. Khususnya pada masa tanam padi yang terjadi di akhir ta-hun. (Ant/E-6)

Ekspor Pupuk 2010Dinaikkan

BESARNYA aliran modal asing yang masuk ke Indonesia terus mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Selain itu, jumlah cadangan devisa juga terdong-krak mencapai US$86,5 miliar pada akhir September 2010.

Dalam konferensi pers pema-paran hasil rapat Dewan Gu-bernur BI di Jakarta, kemarin, Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan transaksi modal dan fi nansial masih mencatat surplus cukup besar. Secara ke-seluruhan, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2010 tercatat surplus cukup besar. Akibatnya, pada akhir September lalu, posisi cadang-an devisa Indonesia meningkat menjadi US$86,5 miliar atau setara dengan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono meminta agar masyarakat tidak mengkha-watirkan derasnya arus modal asing ke Indonesia (capital inflow). Langkah antisipasi telah dilakukan BI dengan pe-nyempurnaan regulasi. Bahkan

selama 2010, arus pembalikan (reversal) masih dalam level yang bisa dikendalikan.

“Kekhawatiran kita akan terjadi reversal yang besar tidak perlu berlebihan. Yang pen-ting, bagaimana investor bisa nyaman dan stay longer di Indonesia. Itu tugas kita,” ujar Hartadi.

Ia menambahkan, sejauh ini jumlah modal asing yang ma-suk ke Indonesia belum dalam jumlah yang besar dan masih bisa dikontrol sehingga arus modal asing yang masuk bela-kangan ini masih bisa mudah

dikelola dengan baik. Deras-nya dana asing pada Sertifi kat Bank Indonesia (SBI) karena instrumen moneter itu masih mempunyai daya tarik yang tinggi. “Suku bunga yang me-narik membuat banyak investor a sing menyimpan da nanya.”

Dengan kondisi itu, lanjut-nya, tidak perlu dikhawatirkan terjadi pembalikan arus modal yang akan berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia.

Lebih jauh Hartadi menga-takan, saat ini Indonesia masih memerlukan suntikan modal asing. Pasalnya, investasi dari dalam negeri belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan pembangunan. “Kita masih me-merlukan tambahan biaya luar negeri, jangan keburu katakan setop,” ujarnya.

Ia menambahkan, t ren masuknya modal asing ke In donesia masih akan terus ber lanjut. Apalagi adanya kepu tusan bank sentral Jepang menurunkan suku bunganya akan membuat arus modal a sing ke Indonesia semakin deras. (ST/E-5)

Aliran Modal AsingDongkrak Cadangan Devisa

IKAN LEMURU: Nelayan menjemur ikan lemuru untuk dikeringkan di Tempat Pelelangan Ikan Puger, Jember, Jawa Timur, kemarin. Harga ikan lemuru kering naik dari Rp9.000/kg menjadi Rp12.000/kg. Kenaikan tersebut disebabkan terbatasnya hasil tangkapan akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi.

Meraih Posisi Puncak Manufaktur ASEAN

BANYAK kekhawatir-an yang dikemuka-kan kalangan industri di dalam negeri atas

berlakunya perjanjian perda-gangan bebas ASEAN-Chi-na (ASEAN-China Free Trade Agreement/ACFTA). Namun, pihak investor justru melihat-nya sebagai peluang untuk meningkatkan investasi, bukan sekadar menjadikan Indonesia sebagai pasar.

Para pengusaha Taiwan, mi-salnya, melihat potensi Indone-sia untuk dikembangkan seba-gai pusat produksi manufaktur bagi kawasan ASEAN.

“Ini merupakan kesempa-tan bagi Taiwan untuk se-makin meningkatkan nilai perd agang an dengan negara-negara ASEAN,” ujar Kepala Perwakilan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei, An-drew Hsia, dalam konferensi pers menyambut kegiatan Misi Dagang dan Investasi Taiwan ke Indonesia 2010 di Jakarta,

pekan lalu. Menurut Hsia, posisi Indo-

nesia yang cukup strategis sebagai tempat berinvestasi para pengusaha seiring dengan terus meningkatnya hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Taiwan. Dari situlah terbuka peluang untuk semakin meningkatkan penetrasi ke pasar ASEAN.

Hal senada diungkapkan Menteri Perekonomian Taiwan Shi Yan Xiang yang memimpin misi dagang dan investasi Tai-wan kali ini. Bagi Taiwan, In-donesia adalah negara investasi penting di Asia Tenggara.

Shi menyatakan saat ini kor porasi-korporasi Taiwan mempunyai pemikiran yang agak berbeda mengenai lokasi investasi, dengan lebih me-nyampingkan China. Hal itu karena adanya peningkatan biaya buruh serta peraturan tenaga kerja dan modal yang ketat di China.

Investasi Taiwan di Indone-sia sampai dengan Juni 2010 telah mencapai US$14 miliar. “Bukan tidak mungkin Taiwan

bisa kembali menjadi mitra dagang utama Indonesia se-perti di masa lalu ketika Taiwan sempat menjadi mitra dagang nomor dua dengan Indonesia,” ujar Shi.

Shi mengatakan para pengu-saha Taiwan melihat Indonesia sebagai negara yang cukup ideal untuk menjadi tempat berinvestasi. Beberapa inves-tor memasukkan Indonesia sebagai tambahan kelompok negara yang paling potensial dari sisi pasar maupun peluang investasi.

Semula kelompok itu terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, atau disebut BRIC. Kini, Indonesia masuk di dalamnya sehingga menjadi BRIIC.

Saling menguntungkanMenurut Shi, keunggulan

Indonesia di antaranya terkait dengan pasar domestik, dengan tingkat ketergantungan terha-dap pasar ekspor hanya 22%. Belum lagi ditambah tingkat infl asi yang relatif rendah.

Indonesia adalah partner dagang kesepuluh terbesar bagi

Taiwan. Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Taiwan pada Januari-Agustus 2010 mencapai US$6,6 miliar, atau meningkat 30,7% dari periode yang sama tahun lalu.

Ekspor Taiwan ke Indonesia mencapai US$2,9 miliar dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 57,1%. Adapun impor Tai-wan dari Indonesia mencapai US$3,8 miliar.

“Walaupun telah mengalami defi sit dagang sebesar US$900 juta di Indonesia, Taiwan tidak merasa rugi. Ini karena pro duk yang diperdagangkan merupa-kan barang yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak,” tutur Shi.

Ia mengatakan Indonesia dan Taiwan telah memiliki ke-unggulan masing-masing di beberapa industri. Indonesia sangat kompetitif untuk per-dagangan minyak, gas alam, kayu lapis, dan tekstil, sedang-kan Taiwan pada elektronik, permesinan, dan suku cadang kendaraan. (E-2)

[email protected]

Indonesia cukup strategis sebagai tempat berinvestasi para pengusaha manufaktur dan basis industri untuk pasar Asia Tenggara

Jajang Sumantri

Kekhawatiran kita akan terjadi reversal yang besar tidak perlu berlebihan.”

Hartadi Agus SarwonoDeputi Gubernur BI

INDONESIA kini menjadi ne-gara percontohan untuk pe-ngembangan koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM) bagi negara-negara yang tergabung dalam Asia Pacific Economic Coopera-tion (APEC). Indonesia dinilai berhasil keluar dari hempasan dua kali krisis ekonomi karena kekuatan sektor KUKM.

Demikian diungkapkan Men teri Koperasi dan UKM Syarief Hasan kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin. Syarief baru saja kembali dari pertemuan APEC SME Mi-nistrial Meeting ke-17 di Gifu, Jepang, yang digelar pada 1-3 Oktober 2010.

Ia menyebutkan 21 negara yang tergabung dalam APEC memuji program pembiayaan terhadap KUKM yang dilaku-kan pemerintah Indonesia. Pe merintah 21 negara APEC me nilai kekuatan KUKM yang dibina Indonesia berhasil meng-atasi krisis berkepanjang an be-berapa waktu lalu.

“Mereka baru sadari penting-nya sektor KUKM, khususnya

ketika negara sedang tertimpa krisis,” ungkap Syarief.

Karena keberhasilan itu, lan-jutnya, kini pola pembiayaan sektor KUKM Indonesia men-jadi percontohan bagi negara-nega ra APEC. Syarief men-jelaskan pada pertemuan itu juga dilakukan pertemuan bi-lateral dengan menteri KUKM Ame rika Serikat (AS), Taiwan, dan Korea Selatan. Hasilnya, Indonesia dan AS sepakat un-tuk bertukar pengalaman dan teknologi di sektor KUKM.

Korea Selatan dan Indonesia pun sepakat untuk beker ja sama di bidang pemasar an produk-produk KUKM dan Taiwan sepakat meningkatkan

kerja sama di bidang kewira-usahaan.

“Kerja sama terus ditingkat-kan. Terutama dengan AS yang besaran biaya pembina an KUKM-nya mirip de ngan Indo-nesia. Mereka baru terkena kri-sis sehingga banyak ma syarakat miskin bermunculan.”

APEC SME Ministrial Meet-ing ke-17 di Gifu, Jepang, meru-pakan forum para menteri dari berbagai anggota yang tergabung dalam APEC, yang disebut economics members.

Tiap economis member me-nyampaikan pengalaman dan pandang an dalam melakukan perbaikan sektor ekonomi dan UKM, ter utama dalam meng-hadapi masa krisis moneter yang lalu.

Syarief mewakili Indone-sia memaparkan pengalaman pembangunan ekonomi rakyat melalui KUKM dan menunjuk-kan pertumbuhan ekonomi yang positif. Semuanya itu tidak bisa terlepas dari peranan lembaga keuangan mikro yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. (Far/E-5)

Indonesia Jadi Contoh bagi Asia Pasifik

Syarief HasanMen teri Koperasi dan UKM

MI/AGUNG W

ANTARA/SENO S