rabu, 25 agustus 2010 i media indonesia tim perumus ... filedana pencucian uang (ppt-ppu) dinilai...

1
tersebut, beberapa fraksi beru- paya memangkas pasal yang berkaitan dengan penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK. Yakni laporan hasil analisis (LHA) PPATK tidak dapat diserahkan kepada KPK. Padahal, hasil pembahasan panja menyebutkan jika LHA dapat diserahkan kepada kepolisian, kejaksaan, KPK, Badan Narkoti- ka Nasional (BNN), Bea Cukai, dan Perpajakan. Senada dengan Yunus, Koalisi Masyarakat Sipil juga menyata- kan tim perumus melanggar aturan. Karena dalam berkas ‘Mekanisme Kerja Pansus RUU Pencucian Uang DPR’ pada butir ke-4 huruf (c) disebutkan, tugas tim perumus merumuskan materi muatan yang dilimpah- kan oleh rapat kerja tetap tidak Sejumlah fraksi DPR yang menolak kewenangan KPK mengusut kasus pencucian uang dinilai promafia pencucian uang. Tim Perumus Lampaui Wewenang Nurulia Juwita Sari DINAMIKA PEMERINTAH Malaysia ternyata tidak memberikan fasilitas la- yak kepada tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Mereka bahkan diadili tanpa difasilitasi pendampingan dari Kedutaan Besar RI di Malaysia. Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat yang digelar Komisi I DPR RI dengan Ke- menterian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, kemarin. Turut hadir tiga petugas DKP tersebut, Seivo Grevo Wewengkang, As- riadi, dan Erwan Masdal. Seivo menuturkan ketika tiba di longkap (semacam penjara di tingkat polres) pada Sabtu (13/8) dini hari, mereka diperintahkan membuka seragam sehingga hanya tersisa celana pendek. Mereka ditempatkan di sel terpisah. Mereka juga sempat disidang tanpa didampingi oleh pihak KBRI atau Konjen RI hingga 18 Agustus 2010. Tangan mereka diborgol dan memakai baju tahanan. (Din/P-3) KBRI Lamban Dampingi Petugas DKP mengubah substansi. “Ketika mengubah, maka jadi inkonstitusional. Seharusnya perubahan di panja, karena domain konstitusionalnya di situ,” papar peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal T IM Perumus Rancang- an Undang-Undang (RUU) Pencegahan dan Penindakan Tindak Pi- dana Pencucian Uang (PPT- PPU) dinilai telah melanggar kewenangan. Karena tim yang terdiri dari 14 anggota DPR ini tidak berhak mengubah substan- si pasal yang sudah disepakati dalam panitia kerja (panja). “Kalau sudah disepakati panja, seharusnya tidak boleh berubah, karena bukan kewenangan tim perumus sesuai peraturan tatib,” ujar Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein kepada Media Indonesia, kemarin. Dalam pembahasan RUU MI/PANCA Kalau sudah disepakati panja, seharusnya tidak boleh berubah.’’ Yunus Husein Kepala PPATK KETERBATASAN waktu seleksi membuat tidak semua laporan rekam jejak calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan diverifikasi. “Ada dua bagian yang akan ditanyakan kepada calon pimpinan KPK tersebut, yaitu hal-hal umum dan hal-hal khusus. Tidak semua yang masuk akan diverifikasi karena waktu- nya hanya sejam,” ujar Sekretaris Panitia Seleksi (Pansel) KPK Ahmad Ubbe saat ditemui di kantornya, kemarin. Pansel KPK mendekati tugas akhir, yaitu mewawancarai tujuh calon pim- pinan KPK. Proses wawancara akan dilakukan pada 26 Agustus. Ditambahkan Ubbe, komitmen setiap calon akan dipertanyakan, termasuk kesiapan mereka menghadapi proses kriminalisasi yang mungkin dilakukan pihak yang tak senang dengan keberadaan KPK. (CC/P-3) Tidak Semua Rekam Jejak Diverifikasi Fariz dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin. Berdasarkan catatan koali- si yang dihimpun dari daftar inventarisasi masalah (DIM) tim perumus, terdapat empat fraksi yang diduga berupaya melemahkan KPK dan PPATK. Fraksi tersebut yakni Golkar, PDIP, PPP, dan Hanura. “Kalau memang ingin memperkuat komitmen pemberantasan ko- rupsi, seharusnya dilempar ke publik. Jangan upaya strategis ini lepas di tangan segelintir orang,” tukas Direktur Advokasi Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Ronald Rofiandri. Koalisi khawatir tim perumus disusupi orang-orang yang pro- mafia pencucian uang. Apalagi, pembahasan dilakukan secara tertutup. Sebatas pelaporan Sejumlah anggota tim peru- mus menyatakan, LHA transaksi keuangan mencurigakan dari PPATK harus diserahkan kepada Politik & HAM | 3 RABU, 25 AGUSTUS 2010 I MEDIA INDONESIA kepolisian dan kejaksaan. “Ini tugas penyidik, artinya ini tugas jaksa atau polisi. PPATK hanya menyerahkan LHA saja,” ujar anggota Tim Perumus RUU Pen- cucian Uang dari Fraksi PDIP, Muhammad Nurdin, kemarin. Menurutnya, DPR dan pe- merintah telah sepakat untuk tidak memberikan kewenangan kepada PPATK terlalu jauh. Ke- wenangan PPATK hanya sebatas pelaporan. Anggota Tim Perumus dari Fraksi Hanura Syarifuddin Sud- ding menekankan bahwa pem- batasan kewenangan PPATK sebatas pelapor LHA merupa- kan perintah undang-undang. “Kami tidak mengubah sub- stansi hasil panja. Kami hanya menyusunnya saja supaya tidak bertentangan dengan KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) dan peraturan perundang-undangan lainnya,” ungkapnya. (AO/P-3) [email protected]

Upload: doannguyet

Post on 29-May-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

tersebut, beberapa fraksi beru-paya memangkas pasal yang berkaitan dengan penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK. Yakni laporan hasil analisis (LHA) PPATK tidak dapat diserahkan kepada KPK. Padahal, hasil pembahasan panja menyebutkan jika LHA dapat diserahkan kepada kepolisian, kejaksaan, KPK, Badan Narkoti-ka Nasional (BNN), Bea Cukai, dan Perpajakan.

Senada dengan Yunus, Koalisi Masyarakat Sipil juga menyata-kan tim perumus melanggar aturan. Karena dalam berkas ‘Mekanisme Kerja Pansus RUU Pencucian Uang DPR’ pada butir ke-4 huruf (c) disebutkan, tugas tim perumus merumuskan materi muatan yang dilimpah-kan oleh rapat kerja tetap tidak

Sejumlah fraksi DPR yang menolak kewenangan KPK mengusut kasus pencucian uang dinilai promafia pencucian uang.

Tim Perumus Lampaui Wewenang

Nurulia Juwita Sari

DINAMIKA

PEMERINTAH Malaysia ternyata tidak memberikan fasilitas la-yak kepada tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Mereka bahkan diadili tanpa difasilitasi pendampingan da ri Kedutaan Besar RI di Malaysia. Hal itu terungkap dalam ra pat dengar pendapat yang digelar Komisi I DPR RI dengan Ke-menterian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, kemarin. Turut hadir tiga petugas DKP tersebut, Seivo Grevo Wewengkang, As-riadi, dan Erwan Masdal. Seivo menuturkan ketika tiba di longkap (semacam pen jara di tingkat polres) pada Sabtu (13/8) dini hari, mereka dipe rintahkan membuka seragam sehingga hanya tersisa celana pendek. Mereka ditempatkan di sel terpisah. Mereka juga sempat disidang tanpa didampingi oleh pihak KBRI atau Konjen RI hingga 18 Agustus 2010. Tangan mereka diborgol dan memakai baju tahanan. (Din/P-3)

KBRI Lamban Dampingi Petugas DKP

mengubah substansi.“Ketika mengubah, maka jadi

inkonstitusional. Seharusnya perubahan di panja, karena domain konstitusionalnya di situ,” papar peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal

TIM Perumus Rancang-an Undang-Undang (RUU) Pencegahan dan Penindakan Tindak Pi-

dana Pencucian Uang (PPT-PPU) dinilai telah melanggar kewenangan. Karena tim yang terdiri dari 14 anggota DPR ini tidak berhak mengubah substan-si pasal yang sudah disepakati dalam panitia kerja (panja).

“Kalau sudah disepakati panja, seharusnya tidak boleh berubah, karena bukan kewenangan tim perumus sesuai peraturan tatib,” ujar Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein kepada Media Indonesia, kemarin.

Dalam pembahasan RUU

MI/PANCA

“Kalau sudah disepakati panja, seharusnya tidak boleh berubah.’’Yunus Husein Kepala PPATK

KETERBATASAN waktu seleksi membuat tidak semua laporan re kam jejak calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan diverifi kasi. “Ada dua bagian yang akan ditanyakan kepada ca lon pimpinan KPK tersebut, yaitu hal-hal umum dan hal-hal khu sus. Tidak semua yang masuk akan diverifi kasi karena waktu-nya hanya sejam,” ujar Sekretaris Panitia Seleksi (Pansel) KPK Ah mad Ubbe saat ditemui di kantornya, kemarin. Pansel KPK mendekati tugas akhir, yaitu mewawancarai tujuh calon pim-pinan KPK. Proses wawancara akan dilakukan pada 26 Agustus.Ditambahkan Ubbe, komitmen setiap calon akan dipertanyakan, termasuk kesiapan mereka menghadapi proses kriminalisasi yang mungkin dilakukan pihak yang tak senang dengan keberadaan KPK. (CC/P-3)

Tidak Semua Rekam Jejak Diverifikasi

Fariz dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Berdasarkan catatan koali-si yang dihimpun dari daftar inventarisasi masalah (DIM) tim perumus, terdapat empat frak si yang diduga berupaya melemahkan KPK dan PPATK. Fraksi tersebut yakni Golkar, PDIP, PPP, dan Hanura. “Kalau memang ingin memperkuat komitmen pemberantasan ko-rupsi, seharusnya dilempar ke publik. Jangan upaya strategis ini lepas di tangan segelintir orang,” tukas Direktur Advokasi Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Ronald Rofi andri.

Koalisi khawatir tim perumus disusupi orang-orang yang pro-mafi a pencucian uang. Apalagi, pembahasan dilakukan secara tertutup.

Sebatas pelaporan

Sejumlah anggota tim peru-mus menyatakan, LHA transaksi keuangan mencurigakan dari PPATK harus diserah kan kepada

Politik & HAM | 3RABU, 25 AGUSTUS 2010 I MEDIA INDONESIA

kepolisian dan ke jaksaan. “Ini tugas penyidik, artinya ini tugas jaksa atau polisi. PPATK hanya menyerahkan LHA saja,” ujar anggota Tim Perumus RUU Pen-cucian Uang dari Fraksi PDIP, Muhammad Nurdin, kemarin.

Menurutnya, DPR dan pe-merintah telah sepakat untuk tidak memberikan kewenangan kepada PPATK terlalu jauh. Ke-wenangan PPATK hanya sebatas pelaporan.

Anggota Tim Perumus dari Fraksi Hanura Syarifuddin Sud-ding menekankan bahwa pem-batasan kewenangan PPATK sebatas pelapor LHA merupa-kan perintah undang-undang. “Kami tidak mengubah sub-stansi hasil panja. Kami hanya menyusunnya saja supaya tidak bertentangan dengan KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) dan peraturan perundang-undangan lainnya,” ungkapnya. (AO/P-3)

[email protected]