rabu, 11 mei 2011 beratnya men untuk · untuk perkebunan, kebakaran ... (hti). “namun, fokus kami...

1
JAJANG SUMANTRI P ULAU Kalimantan adalah salah satu daratan terluas di du- nia. Ia juga dikenal sebagai paru-paru dunia. Keberadaan hutan hujan tropis di pulau tanpa gunung api itu menjadi penopang sup- lai oksigen dunia. Kawasan dengan kekuatan serupa ber- ada di sepanjang aliran Sungai Amazon di Amerika Selatan. Namun, di Borneo--begitu dunia mengenal pulau ini-- terus digerogoti penebangan liar. Ada juga pembakaran hutan yang disengaja untuk membuka lahan. Fenomena kerusakan makin bertambah akibat kebakaran hutan yang disebabkan gejala alam. Yang itu menyangkut ter- bakarnya lahan gambut, bagian terbesar di daratan ini. Lahan gambut yang tadinya tidak dihiraukan dunia terbukti menyimpan sekitar 120 Gt (gigaton) karbon atau 5% dari karbon terestrial global. Sekitar 38% stok karbon itu, atau 46 Gt, ada di gambut Indonesia. Gambut yang semestinya bisa menopang hidup banyak manusia justru jadi bumerang. Banyaknya emisi gambut mem- buat Indonesia kini dikenal sebagai negara emitor terbesar ketiga. Namun, dampak lain yang memiriskan para pemerhati lingkungan dan masyarakat dunia adalah emisi karbon yang berasal dari 5,7 juta hek- tare total lahan gambut di Kali- mantan. Sonder pembalakan liar dan pembakaran lahan untuk perkebunan, kebakaran akibat keringnya lahan gam- but sudah memberi kontribusi besar bagi perubahan iklim global. Kebakaran lahan gam- but mencapai rata-rata 25,1% untuk wilayah Kalimantan. Kalimantan Tengah juga kebagian beban tidak ringan. “Dari total luas wilayah Ka- limantan Tengah sekitar 5,3 juta hektare terdapat lahan gambut strategis sekitar 3 juta hektare. Kami berkomitmen untuk mempertahankan ke- beradaan gambut di wilayah Kalteng,” ujar Wakil Gubernur Achmad Diran saat menerima kunjungan Duta Besar Nor- wegia Eivind S Homme di Palangkaraya, akhir pekan lalu. Ikut hadir perwakilan perusahaan nasional dan mul- tinasional yang terlibat dalam pelestarian lahan gambut. Upaya menjaga gambut di- lakukan dengan penataan dan menyeimbangkan kepentingan pembangunan daerah, de- ngan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan. Karena itu, sekitar 67% dari lahan gambut yang ada dialokasikan untuk pem- bangunan kehutanan dan 33% untuk nonkehutanan, yakni perkebunan, infrastruktur, dan permukiman. Persoalan gambut di Ka- limantan Tengah merupakan kerusakan masif. Karena itu, sekitar 1,4 juta hektare lahan gambut rusak diprioritaskan untuk dipulihkan. Lahan seluas itu rusak akibat kebakaran la- han, juga akibat penyimpangan aktivitas perkebunan. Untuk mendorong pereko- nomian masyarakat dan me- ngundang investasi, pemerin- tah provinsi menargetkan lahan gambut seluas 800 ribu hektare SALAH satu contoh program memulihkan kerusakan hutan yang menarik ialah yang terjadi di Taman Nasional Sebangau. Penye- lamatan hutan tidak hanya dilakukan peme- rintah, tapi melibatkan perusahaan nasional dan multinasional. “Pelaku bisnis ditantang untuk mene- rapkan perencanaan dan praktik yang lebih berpihak pada pelestarian lingkungan. Ba- gaimana dampak bisnisnya dapat membantu menghapus kemiskinan serta masalah sosial yang ditimbulkan. Ini selaras dengan upaya pemerintah untuk memperkuat kriteria peng- gunaan lahan dan mengembangkan insentif ekonomi dan skal,” ujar Program Manager of World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Kalimantan Tengah (Kalteng) Rosenda Chan- dra Kasih di area penanaman pohon untuk reforestasi di area Taman Nasional Sebangau, Kalteng, Sabtu (30/4). Sejumlah pihak yang telah berkontribusi melakukan reforestasi di area itu di antaranya maskapai penerbangan nasional Garuda In- donesia, Bank Indonesia, Nokia, Body Shop, Siemens, dan Equinox. Sejak program itu dirilis pada 2006, setidaknya lahan kritis seluas 3.200 hektare sudah mendapat sentuhan pemulihan. “Kami terlibat dalam program pelesta- rian lingkungan sebagai salah satu komit- men menyelaraskan pertumbuhan bisnis yang bisa meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Selain itu, sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) Garuda Indonesia. Hal itu juga sebagai kelanjutan dari program satu penumpang satu pohon (one passenger one tree),” ujar Manajer Senior Humas PT Garuda Indonesia (persero) Tbk Ikhsan Rosan yang juga hadir di Taman Na- sional Sebangau. Untuk program yang melibatkan penum- pang, imbuh Ikhsan, pihaknya juga bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Penerbang- an Internasional (Internasional Air Transport Association/IATA) melalui penandatanganan kerja sama penukaran karbon (carbon offset) untuk mengurangi dampak emisi yang dike- luarkan perusahaan penerbangan. “Kami memberi kesempatan kepada pe- numpang memberikan dana guna pelaksa- naan program program pengurangan emisi,” tutur Ikhsan. Program itu direalisasikan di Kalteng mulai pertengahan 2007. Garuda Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalteng dan WWF meluncurkan program penanam- an pohon sebanyak 100 ribu pohon. Jenis yang ditanam adalah punai, jelutung, dan blangiran di areal seluas 250 hektare di Taman Nasional Sebangau. Ketika itu penanaman dilakukan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar bersama man- tan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim. Meski tergenang oleh luapan Sungai Sebangau, pohon-pohon tersebut kini tum- buh setinggi 30 sentimeter-3 meter. Daerah yang dulunya gersang itu pun kini terlihat menghijau. Partisipasi lainnya dilakukan Google In- corporation, penyedia layanan mesin pencari (search engine) internet. Engineering Manager of Google Earth Outreach and Engine Rebecca Moore mengutarakan peran usaha multina- sional itu dengan memberi layanan pantauan terhadap wilayah Taman Nasional Sebangau secara langsung (realtime). “Kami melihat komitmen yang sangat besar dari pengelola area ini. Kami tertarik untuk berpartisipasi sesuai dengan keahlian yang kami miliki. Misalnya untuk pemantauan terhadap pohon yang sudah ditanam dengan menggunakan tur Google Earth sehingga pihak yang menanam bisa terus memantau perkembangan pohon. Selain itu, kami meli- hat bisa turut mengampanyekan di jaringan yang kami miliki untuk mengajak sebanyak mungkin pihak global yang bisa terlibat da- lam pelestarian area ini,” ujar Rebecca. Layanan seperti itu, imbuhnya, sudah diterapkan perusahaan yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat, tersebut di kawasan hutan Amazon, Brasil, Amerika Selatan. (Jajang Sumantri/N-1) 22 RABU, 11 MEI 2011 F OKUS NU Beratnya Men untuk Dari Garuda hingga Google Kalimantan Tengah memiliki 3 juta hektare lahan gambut strategis. Akibat perusakan di masa lalu, sekitar 1,4 juta hektare di antaranya harus segera dipulihkan. digunakan untuk hutan tanam- an industri (HTI). “Namun, fokus kami ada- lah pengembangan ekonomi masyarakat. Perkebunan karet rakyat menjadi peluang terbe- sar untuk tetap memberi ke- sempatan pada masyarakat mengambil manfaat dari po- tensi alam,” papar Achmad Diran. Sekalipun tetap membuka lebar peluang masuknya inves- tor bidang kehutanan, bukan berarti pelanggaran yang di- lakukan pengusaha ditoleransi. Atas nama pelestarian hutan hujan tropis dan lahan gambut, ada sanksi berat bagi investor yang menyimpang. Pemberian izin penggunaan hutan dikeluarkan dengan pengawasan sangat ketat. Bah- kan, beberapa waktu lalu, ada pencabutan izin untuk lahan seluas 600 ribu hektare, yang sudah dikantongi perusahaan perkebunan asal Jakarta. Men- teri Kehutanan mencabut izin setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur Kalimantan Te- ngah Teras Narang. “Lahan di wilayah Kapuas, Ulan Pesdo, dan Barito itu akan dikembalikan untuk hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat. Kami juga mensyaratkan rakyat dilibat- kan dalam pembangunan ke- hutananan dan nonkehutanan,” tambah Diran. Untuk perkebunan, keterli- REFORESTASI: Pohon jelutung yang ditanam Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar pada pertengahan 2007 tergenang oleh aliran Sungai Sebangau. Sejumlah perusahaan nasional dan multinasional telah terlibat dalam program reforestasi di 3.200 hektare lahan yang berada di Taman Nasional Sebangau. BERGELANTUNGAN: Sekelompok monyet berhidung besar (bekantan) bergelantungan di sebuah pohon dalam kawasan Taman Nasional Sebangau. ANTARA/HERRY MURDY HERMAWAN MEMANCING IKAN: Seorang warga tengah memancing ikan menggunakan kelotok di tengah rimbunan tumbuhan Sebangau menjadi sumber mencari nafkah penduduk setempat.

Upload: truongbao

Post on 01-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RABU, 11 MEI 2011 Beratnya Men untuk · untuk perkebunan, kebakaran ... (HTI). “Namun, fokus kami ada-lah pengembangan ekonomi masyarakat. Perkebunan karet rakyat menjadi peluang

JAJANG SUMANTRI

PULAU Kalimantan adalah salah satu darat an terluas di du-nia. Ia juga dikenal

sebagai paru-paru dunia. Keberadaan hutan hujan

tropis di pulau tanpa gunung api itu menjadi penopang sup-lai oksigen dunia. Kawasan de ngan kekuatan serupa ber-ada di sepanjang aliran Sungai Amazon di Amerika Selatan.

Namun, di Borneo--begitu dunia mengenal pulau ini--terus digerogoti penebangan liar. Ada juga pembakaran hutan yang disengaja untuk membuka lahan.

Fenomena kerusakan makin bertambah akibat kebakaran hutan yang disebabkan gejala alam. Yang itu menyangkut ter-bakarnya lahan gambut, bagian terbesar di daratan ini.

Lahan gambut yang tadinya tidak dihiraukan dunia terbukti menyimpan sekitar 120 Gt (gigaton) karbon atau 5% dari karbon terestrial global. Sekitar 38% stok karbon itu, atau 46 Gt, ada di gambut Indonesia.

Gambut yang semestinya bisa menopang hidup banyak manusia justru jadi bumerang. Banyaknya emisi gambut mem-buat Indonesia kini dikenal sebagai negara emitor terbesar ketiga.

Namun, dampak lain yang memiriskan para pemerhati lingkungan dan masyarakat dunia adalah emisi karbon yang berasal dari 5,7 juta hek-tare total lahan gambut di Kali-mantan. Sonder pembalakan liar dan pembakaran lahan untuk perkebunan, kebakaran akibat keringnya lahan gam-but sudah memberi kontribusi besar bagi perubahan iklim global. Kebakaran lahan gam-but mencapai rata-rata 25,1% untuk wilayah Kalimantan.

Kalimantan Tengah juga kebagian beban tidak ringan. “Dari total luas wilayah Ka-limantan Tengah sekitar 5,3 juta hektare terdapat lahan gambut strategis sekitar 3 juta hektare. Kami berkomitmen untuk mempertahankan ke-beradaan gambut di wilayah Kalteng,” ujar Wakil Gubernur Achmad Diran saat menerima kunjungan Duta Besar Nor-wegia Eivind S Homme di Palangkaraya, akhir pekan lalu. Ikut hadir perwakilan perusahaan nasional dan mul-tinasional yang terlibat dalam pelestarian lahan gambut.

Upaya menjaga gambut di-lakukan dengan penataan dan menyeimbangkan kepentingan pembangunan daerah, de-ngan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan. Karena itu, sekitar 67% dari lahan gambut yang ada dialokasikan untuk pem-bangunan kehutanan dan 33% untuk nonkehutanan, yakni perkebunan, infrastruktur, dan permukiman.

Persoalan gambut di Ka-limantan Tengah merupakan kerusakan masif. Karena itu, sekitar 1,4 juta hektare lahan gambut rusak diprioritaskan untuk dipulihkan. Lahan seluas itu rusak akibat kebakaran la-han, juga akibat penyimpangan aktivitas perkebunan.

Untuk mendorong pereko-nomian masyarakat dan me-ngundang investasi, pemerin-tah provinsi menargetkan lahan gambut seluas 800 ribu hektare

SALAH satu contoh program memulihkan kerusakan hutan yang menarik ialah yang terjadi di Taman Nasional Sebangau. Penye-lamatan hutan tidak hanya dilakukan peme-rintah, tapi melibatkan perusahaan nasional dan multinasional.

“Pelaku bisnis ditantang untuk mene-rapkan perencanaan dan praktik yang lebih berpihak pada pelestarian lingkungan. Ba-gaimana dampak bisnisnya dapat membantu menghapus kemiskinan serta masalah sosial yang ditimbulkan. Ini selaras dengan upaya pemerintah untuk memperkuat kriteria peng-gunaan lahan dan mengembangkan insentif ekonomi dan fi skal,” ujar Program Manager of World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Kalimantan Tengah (Kalteng) Rosenda Chan-dra Kasih di area penanaman pohon untuk reforestasi di area Taman Nasional Sebangau, Kalteng, Sabtu (30/4).

Sejumlah pihak yang telah berkontribusi melakukan reforestasi di area itu di antaranya maskapai penerbangan nasional Garuda In-donesia, Bank Indonesia, Nokia, Body Shop, Siemens, dan Equinox.

Sejak program itu dirilis pada 2006, setidaknya lahan kritis seluas 3.200 hektare sudah mendapat sentuhan pemulihan.

“Kami terlibat dalam program pelesta-rian lingkungan sebagai salah satu komit-men menyelaraskan pertumbuhan bisnis yang bisa meminimalkan dampak terhadap lingkung an. Selain itu, sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) Garuda Indonesia. Hal itu juga sebagai kelanjutan dari program satu penumpang satu pohon (one passenger one tree),” ujar Manajer Senior Humas PT Garuda Indonesia (persero) Tbk Ikhsan Rosan yang juga hadir di Taman Na-sional Sebangau.

Untuk program yang melibatkan penum-pang, imbuh Ikhsan, pihaknya juga bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Penerbang-an Internasional (Internasional Air Transport Association/IATA) melalui penandatanganan kerja sama penukaran karbon (carbon offset)

untuk mengurangi dampak emisi yang dike-luarkan perusahaan penerbangan.

“Kami memberi kesempatan kepada pe-numpang memberikan dana guna pelaksa-naan program program pengurangan emisi,” tutur Ikhsan.

Program itu direalisasikan di Kalteng mulai pertengahan 2007. Garuda Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalteng dan WWF meluncurkan program penanam-an pohon sebanyak 100 ribu pohon. Jenis yang ditanam adalah punai, jelutung, dan blangiran di areal seluas 250 hektare di Taman Nasional Sebangau.

Ketika itu penanaman dilakukan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar bersama man-tan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim.

Meski tergenang oleh luapan Sungai Sebangau, pohon-pohon tersebut kini tum-buh setinggi 30 sentimeter-3 meter. Daerah yang dulunya gersang itu pun kini terlihat menghijau.

Partisipasi lainnya dilakukan Google In-corporation, penyedia layanan mesin pencari (search engine) internet. Engineering Manager of Google Earth Outreach and Engine Rebecca Moore mengutarakan peran usaha multina-sional itu dengan memberi layanan pantauan terhadap wilayah Taman Nasional Sebangau secara langsung (realtime).

“Kami melihat komitmen yang sangat besar dari pengelola area ini. Kami tertarik untuk berpartisipasi sesuai dengan keahlian yang kami miliki. Misalnya untuk pemantauan terhadap pohon yang sudah ditanam dengan menggunakan fi tur Google Earth sehingga pihak yang menanam bisa terus memantau perkembangan pohon. Selain itu, kami meli-hat bisa turut mengampanyekan di jaringan yang kami miliki untuk mengajak sebanyak mungkin pihak global yang bisa terlibat da-lam pelestarian area ini,” ujar Rebecca.

Layanan seperti itu, imbuhnya, sudah diterapkan perusahaan yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat, tersebut di kawasan hutan Amazon, Brasil, Amerika Selatan. (Jajang Sumantri/N-1)

22 RABU, 11 MEI 2011 FOKUS NU

Beratnya Menuntuk

Dari Garuda hingga Google

Kalimantan Tengah memiliki 3 juta hektare lahan gambut strategis. Akibat perusakan di masa lalu, sekitar 1,4 juta hektare di antaranya harus segera dipulihkan.

digunakan untuk hutan tanam-an industri (HTI).

“Namun, fokus kami ada-lah pengembangan ekonomi masyarakat. Perkebunan karet rakyat menjadi peluang terbe-sar untuk tetap memberi ke-sempatan pada masyarakat mengambil manfaat dari po-tensi alam,” papar Achmad Diran.

Sekalipun tetap membuka lebar peluang masuknya inves-tor bidang kehutanan, bukan

berarti pelanggaran yang di-lakukan pengusaha ditoleransi. Atas nama pelestarian hutan hujan tropis dan lahan gambut, ada sanksi berat bagi investor yang menyimpang.

Pemberian izin penggunaan hutan dikeluarkan dengan pengawasan sangat ketat. Bah-kan, beberapa waktu lalu, ada pencabutan izin untuk lahan seluas 600 ribu hektare, yang sudah dikantongi perusahaan perkebunan asal Jakarta. Men-

teri Kehutanan mencabut izin setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur Kalimantan Te-ngah Teras Narang.

“Lahan di wilayah Kapuas, Ulan Pesdo, dan Barito itu akan dikembalikan untuk hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat. Kami juga mensyaratkan rakyat dilibat-kan dalam pembangunan ke-hutananan dan nonkehutanan,” tambah Diran.

Untuk perkebunan, keterli-

REFORESTASI: Pohon jelutung yang ditanam Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar pada pertengahan 2007 tergenang oleh aliran Sungai Sebangau. Sejumlah perusahaan nasional dan multinasional telah terlibat dalam program reforestasi di 3.200 hektare lahan yang berada di Taman Nasional Sebangau.

BERGELANTUNGAN: Sekelompok monyet berhidung besar (bekantan) bergelantungan di sebuah pohon dalam kawasan Taman Nasional Sebangau.

ANTARA/HERRY MURDY HERMAWAN

MEMANCING IKAN: Seorang warga tengah memancing ikan menggunakan kelotok di tengah rimbunan tumbuhan Sebangau menjadi sumber mencari nafkah penduduk setempat.