kampanye konsep kenegaraan hizbut tahrir indoesia hti

70
KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sajana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) Oleh Zakaria al-Anshori NIM: 104051001888 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA

HTI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sajana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh

Zakaria al-Anshori NIM: 104051001888

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H./2010 M.

Page 2: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA

(HTI)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh Zakaria al-Anshori NIM: 104051001888

Di Bawah Bimbingan

Dr. H. A.Ilyas Ismail, MA NIP: 19630405 19403 1001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H./2010 M.

Page 3: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA (HTI) Telah diujikan dalam siding munaqasyah pada 04 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Ciputat, 04 Juni 2010

Sidamg Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra, M.A Umi Musyarofah, M.A NIP: 19700903 199603 1001 NIP: 19710816 1999703 2002

Penguji I Penguji II

Drs. Jumroni, M.Si Drs. H. Sunandar, M.A NIP: 19630515 19203 1006 NIP: 19620626 1964031 1002

Pembimbing

Dr. H. A.Ilyas Ismail, MA NIP: 19630405 19403 1001

Page 4: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

ABSTRAK Zakaria al-Anshori Kampanye Konsep Kenegaraan Hizbut Tahrir Indoesia (HTI) Nuansa demokrasi saat ini seakan mengarah kepada gerak globalisasi politik dan globalisasi ekonomi yang seolah terbangun dengan spirit kavitalisme, namun dalam perjalanan nya paham ini ditantang dan dihadapkan dengan satu antitesa yaitu Islam, karena ideologi inilah yang dianggap mengancam kelangsungan ekonomi dan politik global, karena fahaminilah yang bisa menimbulkan gerakan massif dan radikal, namun dalam tulisan hanya dibahas pemahaman Islam saja dalam menghadapi globalisai tersebut yang dalam hal ini direferesentasikan oleh organisasi islam fundamental yang mengusung konsep Dawlah Khilafah Islamiyah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data hingga analisis data dengan studi kepustakaan maupun lapangan yang merujuk pada metode penelitian kwalitataif, untuk menemukan data-data yang berkaitan sekaligus jawaban atas rumusan masalah yang sudah ditentukan, tentang bagaimana Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengkonseptualisasikan system ekonomi dan politik menurut Islam dengan bangunan Khilafah Islamiyah. Bagimana mereka mampu memasarkan gagasan dan ide politik mereka kepada pasar politik, karena kampanye pada intinya adalah How to Shall dan How to Share.

Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori kampanye (Campaign Theory) Arnold Steinberg dan Karl W. Deutsch. kampanye merupakan proses komunikasi terencana dan sistematis yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, kampanye selalu melekat pada kegiatan komunikasi persuasif, karena kegiatan komunikasi persuasif secara sistematis mampu menciptakan ruang baru dan membentuk paradigma berfikir khalayak sasarannya atas satu ide dan gagasan. Yang dalam hal ini Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ingin mencapai proyek utama mereka yaitu tegaknya Khilafah Islamiyah atau sistem ketatanegaraan yang Islami di Indonesia.

Dalam waktu kurang lebih tujuh bulan mengadakan penelitian,secara garis besar penulis menemukan strategi kampanye Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) itu melalui beberapa tahapan; petama Marhalatu At-tasqif yaitu tahap pembinaan dan pengkaderan, kedua Marhalatu At-tafaul ma’a Al-ummah Yaitu tahap berinteraksi dan bergaul dengan umat, ketiga Al-kifahu As-siyasi yaitu tahap perjuangan piolitik dalam menghadapi kekuatan politik diluar Islam, dan keempat Istilamu Al-hukmi tahap penyerahan kekuasaan atau pengambilalihan kekuasaan dari pemerintah yang menerapkan hukum-hukum kufur, dan menerapakan hukum islam secara menyeluruh dalam system kenegaraan dan kegamaan. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mempunyai konsep ketatanegaraan sendiri, mereka mecoba mengkonseptualisasikan system ketatanegaraan dan semua aspek-aspek yang berhubungan dengan Negara dan kewarga negaraan, mulai dari Hubungan Internasional, Politik dan ekonomi dalam Islam, system pertanian, Bentuk-Bentuk Kepemilikan (individu maupun umum), dan semua factor-faktor yang mengarah kepada berdirinya suatu negara Islam (Dawlah Khilafah). Selain itu mereka sebelum melalui tahapan-tahapan marhalah diatas mereka membentuk partai bawah tanah terlebih dahulu, partai bawah tanah ini sering kali dimusuhi penguasa dimana partai itu berada, karena agenda-agenda yang diperjuangkan secara diametral bertentangan dengan ideologi negara ia berada. Namun, meskipun timbul-tenggelam partai ini tetap eksis hingga sekarang, partai yang berpusat di Yordania ini telah menyebar ke berbagai negara di hampir seluruh Timur Tengah dan di negara-negara lain dengan cara bergerak di bawah tanah.

i

Page 5: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin ungkapan rasa Syukur dari hati yang paling

dalam kepada Allah SWT, yang terucap lewat lisan insan lemah ini, yang

senantiasa memberikan inayah dan Hidayah Nya serta kekuatan dzahir dan bathin,

moril maupun materil, sehingga dalam upaya menyelasaikan penulisan skripsi ini

penulis merasa mendapat spirit tersendiri dalam menyelesaikannya ketika

mengingatya, terlepas dari kemungkinan ketidak sempurnaan penulisan skripsi ini

Shalawat dan Salam tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,

refererensi utama semua umat dalam memberikan ketauladan mencari ilmu

pengetahuan yang menjadi lentera dalam kehidupan baik dunia maupun akhirat

bagi umatnya dimanapun.

1. Treima kasih kepada Dr.Arief Subhan,M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi beserta jajarannya: Bpk.Drs.Wahidin Saputra,M.A selaku Pudek I,

Bpk. Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II, dan Bpk. Drs. Study Rizal

LK,M.A selaku Pudek III.

2. Terima kasih yang tinggi khusus kepada Bpk. Dr. A. Ilyas Ismail, M.A yang

setia membimbing penulis dalam penyusunan kripsi ini,

3. Terima kasih kepada Bpk. Drs. Jumroni, M.Si. selaku ketua Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, juga kepada Ibu Umi Musyarofa, M.A.

selaku Sekretaris Jurusan, yang kerap kali memberikan In-put dan solusi ketika

penulis menemukan Trouble dalam penulisan sehinnga memberi kemudahan

bagi penulis .

ii

Page 6: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

4. Terima kasih untuk Abi (Bpk. Ismail Ramli) dan Umi (Ibu. Martini), dengan

kekuatan cinta dan kasih sayang mereka memberikan rangsangan kasih yang

selalu mengiringi penulis dan sekaligus spirit energi bagi penulis untuk tetap

semangat dalam proses penulisan skripsi ini.

5. Terima kasih untuk pihak peugurus HTI DKI Jakarta pancoran, Bpk. Ismail

Yusanto Jubir HTI beserta yang mewakilinya Bpk Nidahar dan pengurus lain.

Yang juga sangat berkontribusi bagi penulis dalam mengumpulkan data-data

penulisan.

6. Terima kasih untuk kawan-kawan LS-ADI. Bagus, Ryphonk, Wahyu, Sule,

Munir, Ibenk serta yang lain yang dengan celetukan-celetukan persahabatan

mereka membuat penulis merasa gerah untuk bangkit kembali ketika malas.

Kawan-kawan HIMABO: Sopian, fauzi, Ipin, Fauzan, Riri dan teman-teman

HIMABO yang lain pula, yang juga memberikan motivasi kepada penulis

untuk terus berusaha menyelsaikan penulisan skripsi ini.

7. Terimakasih kawan di KPI D 2004, Mila, Odah, Solah, Opik yang ikut

membantu penulis dalam memberikan referensi pencarian data. kawan-kawan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi: Ade Rahmat, Lutfhi, Mukhlisin,

Nida, Arul, Anwar, Herdi, Irfa, Yayan dan kawan-kawan tahun 2004 yang

semuanya juga bagian dari stimulus bagi penulis.

8. Terima kasih untuk teman-teman IRPAJA, Enden, Lege, Iwan, Faris, Harli,

Tauhid, Nasef, Nunu, Tuti, Rika dan teman-teman pengurus lain yang

kesemuanya adalah teman suka-duka dalam membawa pemuda Parakan Jati

lebih peduli terhadap kemajuan kampong koe, sehinnga penulis merasa dengan

semangat mereka lebih giat menyelesaikan skripsi ini.

iii

Page 7: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

iv

9. Terima kasih untuk kawan di KNPI Bogor, kang Farid, bang haris, syarif,

Mama, Abe Januri dan yang lain juga yang ikut memberikan bantuan spirit dan

semangat nya.

10. Terima kasih kepada kawan-kawan Kobong crew, Membi, Rouf, Abe ganteng,

Caunk, Ma’mun, Abot dan sohib yang lain, sohib yang sering memberi tawa

kepada penulis disaat penulis mencari hiburan.

11. Tidak lupa terima kasih untuk Tri Kusumawati teman yang sering menemani

penulis dalam kesulitan, menghibur penulis sehingga penulis merasa lega

ketika lelah, pusing, dan jenuh untuk bangkit kembali melihat sampai dimana

penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis yang mohon maaf tidak saya sebutkan namanya, namun

jasanya akan selalu diingat. Penulis berharap skripsi ini menjadi satu bentuk

terima kasih kepada mereka sekaligus dapat bermanfaat setidaknya menjadi

tambahan catatan kecil bagi kontribusi pengetahuan yang mungkin nilainya

hanyan setetes dari lautan pengetahuan Tuhan. Penulis sangat membuka ruang

segala kritik dan masukan terhadap apa yang terkandung dalam tulisan ini.

Ciputat, 04 Juni 2010

Zakaria al-Anshori

Page 8: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

DAFTAR ISI

LEMBAR PERETUJUAN PEMBIMBING

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 9

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................... 9

D. Metodologi Penelitian .................................................................. 10

E. Tinjauan Pustaka........................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teori dan Pengertian Kampanye .................................. 14

B. Bentuk-Bentuk Kampanye ........................................................... 16

C. Pengertian Negara dan Sistem Ketatanegaraan .......................... 17

D. Bentuk-Bentuk Negara ................................................................. 22

E. Unsur-Unsur Negara .................................................................... 21

F. Hubungan Negara dengan Warga Negara, dan Agama ............... 23

BAB III PROPIL HIZBUT TAHRIR INDONESIA

A. Sejarah Singkat Hizbut Tahrir (HT) dan Gerakan

Transmisinya ke Indonesia ........................................................... 27

B. Gambaran Umum Hizbut Tahrir Indonesia Indonesia .................. 30

v

Page 9: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

vi

C. Akar Filoshofi Konsep bernegara dan ketatanegaraan

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ...................................................... 31

D. Tujuan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).......................................... 36

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

A. Pemikiran dan Konsep Sistem Kernegaraan Perspektif

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ....................................................... 39

1. Struktur Negara Islam (Dawlah Islamiyah) ............................. 39

2. Sistem Pemerintahan Islam........................................................ 40

a. Sistem sosial Politik .............................................................. 40

b..Sitem Sosial Ekonomi ........................................................... 41

c. Sistem Pertanian .................................................................... 43

d.Hubungan Internasional ......................................................... 44

B. Strategi dan Metode yang Dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia

(HTI) dalam Mengkampanyekan Konsep Ketatanegaraannya

dan Pikiran Politiknya ................................................................... 45

1. Partai Bawah Tanah .......................................................... 45

2. Tahapan-tahapan yang dijalankan HTI .............................. 49

3. Media komunikasi .............................................................. 50

C. Seruan Hizbut Tahrir Indonesia..................................................... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 54 B. Kritik dan Saran ..................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengkaji politik suatu negara sebesar dan sekomplek Indonesia selalu

merupakan sebuah tantangan dalam usaha menemukan konsep kenegaraan

maupun corak pemikiran serta ideologi apa yang cocok bagi negara Indonesia

yang komplek ini sudah barang tentu tidak bisa tanpa bantuan ilmu sejarah.

Memang ilmu sejarah tidak mugkin sama sekali mengadakan rekontruksi

keseluruhan masa lalu, tetapi hanya melalui hasil rekontruksi sejarah dan

dinamika masa lalu akan dapat diketahui dan dipahami arti peristiwa dan

kejadian-kejadian masa lalu, tanpa adanya intervensi pengetahuan yang diberikan

sejarah, masa lalu itu tidak lebih dari lautan peristiwa yang terus terjadi tanpa

henti dan tanpa pesan. Usaha rekontruksi sejarah masa lalu hanyalah satu corak

rangsangan yang diberikan oleh keprihatinan masa kini, keprihatinan itu bisa juga

menimbulkan berbagai renungan, pemikiran, dan perbuatan. Dikalangan

masyarakat yang cukup memiliki rangsangan yang didapat dari keprihatinan

intelektual masa kini itu sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif tentang

dinamika politik, ekonomi, sosial, maupun keagamaan.

Bebicara tentang bagaimana mengkonseptualisaikan arah bangsa dalam

perkara-perkara sosial dan politik tidak bisa serta-merta dengan mengagas satu ide

atau ideologi yang semata-mata hanya melihat satu komunitas maupun satu sisi

kekinian saja, tentunya kita harus melihat bagaimana sejarah mengukir dan

1

Page 11: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

2

meletakan Indonesia sejak masa lalu hingga kini. Semenjak Indonesia muncul

sebagai sebuah gagasan, sudah ada berbagai pandangan yang bersaing tentang

negara-bangsa seperti apa seharusnya Indonesia ini. Kaum Nasionalis Sekuler

seperti Mohammad Hatta misalnya, membayangkan sebuah Negara demokrasi

sosial modern yang berkomitmen pada pekembangan ekonomi kapitalis,

pendidikan, dan keadilan sosial. Kelompok komunis Indonesia juga memiliki

beberapa cita-cita yang sama dengan kaum nasionalis sekuler tetapi mereka

mengambil garis yang lebih keras terhadap Belanda. Penyebaran pemikiran Lenin

bahwa kolonialisme adalah perpanjangan logis dari kaptalisme juga banyak

berperan dalam mempersatukan rakyat Indonesia dan memobilisasinya untuk

melawan Belanda. Aliran ketiga yang lebih beragam dari pada yang dua terdahulu

adalah Islam. Organisasi Islam yang berpengaruh saat itu adalah Sarekat Islam

(SI) dan Muhammadiyah yang modernis. Organisasi-organisasi ini merupakan

kekuatan rakyat yang kokoh yang mempertalikan ratusan atau bahkan jutaan ribu

orang yang mendambakan suatu negara merdeka bedasarkan prinsip-prinsip

Islam.1 Jelas terlihat bahwa sejak awal munculnya Indonesia sebagai sebuah

gagasan Islam sudah menjadi oposisi yang cukup diperhitungkan yang pada

gilirannya menjadi kekuatan politik yang cukup mempunyai daya Propagate

terhadap ideologi politik keagamaan di Indonesia

Sedikit mengulas tentang sejarah Indonesia. Indonesia dikenal sebagai

negara Muslim terbesar di dunia, uniknya Indonesia bukanlah sebuah Negara

1 Bourchier, David. “pemikiran sosial Politik Indonesia Periode Orde lama-baru” PT

utama Graffiti. Jakarta: 2006.

Page 12: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

3

Islam, dari keunikan ini perdebatan pola hubungan Islam dan negara di Indonesia

merupakan perdebatan politik yang tak kunjung selesai. Perdebatan ini telah

muncul dalam perdebatan publik telah dimulai sebelum Indonesia merdeka.

Perdebatan tentang Islam dan Nasionalisme Indonesia antara tokoh Nasionalis

Muslim dan Nasionalis Sekuler pada 1920-an merupakan babak awal pergumulan

Islam dan negara pada kurun-kurun selanjutnya. Tulisan-tulisan tentang Islam dan

watak nasionalisme Indonesia menghiasi surat kabar pergerakan nasional pada

waktu itu, namun perdebatan tentang Islam dan konsep-konsep ideologi sekuler

menemukan titik klimaksnya pada persidangan formal dalam sidang-sidang majlis

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

pada tahun 1945. Namun perdebatan tentang Islam dan negara kembali

menghangat dikalangan kelompok Nasionalis Muslim yang direferesentasikan

oleh H.Agus Salim, KH. Mas Mansur, dan KH. Wachid Hasyim yang

menyuarakan aspirasi Islam dengan mengajukan usul konsep negara Islam dengan

menjadikan Islam sebagai dasar negara bagi Indonesia yang kemudian ditolak

oleh kaum nasionalis sekuler dengan alasan kemajemukan Indonesia dan perasaan

senasib melawan penjajah mendasari alasan mereka menolak konsep negara

agama (Islam).2

Diawal kemerdekaan pada Tahun 1945 Indonesia mampu merebut

kemerdekaan dalam mengusir pasukan Jepang yang saat itu secara tidak langsung

dibantu oleh tentara sekutu yang menyerang Hirosima dan Nagasaki, namun

Belanda mulai kembali mendatangi Indonesia untuk melancarkan jajahanya dan

2Tim ICCE UIN Jakarta “Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani” Jakarta

Timur: Rawa mangun. Jakarta Timur: Prenada Media. Mangun, 2003

Page 13: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

4

memperkuat cengkraman hegemoninya ditanah Indonesia ini. 1949, setelah

Indonesia berhasil merebut kemerdekaan secara resmi dari Belanda lewat

Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia menjalankan suatu sistem

pemerintahan Demokrasi Parlementer yang kemudian bermetamorfosis menjadi

demokrasi terpimpin yang dipimpin dan diduduki oleh Ir.Soekarno, hubungan

Islam dengan Negara kembali mengalami keteganagan dalam bentuk perseteruan

sengit antara kelompok partai politik Islam, seperti partai Masyumi dan partai NU

dengan partai politik sekuler seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai

Nasionalis Indonesia (PNI) dan sebagainya. Sistem pemerintahan demokrasi

terpimpin ala Presiden Soekarno berakhir pada tahun 1996 diawali dengan

peristiwa G-30 S PKI kemudian disusul dengan penandatanganan “super semar”

peristiwa ini sekaligus memberikan indikasi jatuhnya kekuasaan Ir.Soekarno ke

tangan Jendral.Soeharto.3

Ditangan Jendral Soeharto, sistem pemerintahan berubah menjadi

Demokrasi Pancasila dengan berlandasakan pada kemajuan pembangunan.

Singkatnya, melalui ideologi developmentalismenya Indonesia masuk ke dalam

program internasional pada abad 20, yang diawal abad 21-an program ini sering

disebut dengan perdagangan bebas atau Globalisasi ekonomi dan teknologi.

Dengan diterapkannya globalisasi diseluruh negara-negara belahan dunia

terwujudlah suatu sistem ekonomi mapun politik global yang sering disebut

dengan ekonomi Leberal dan Demokrasi Liberal serta ditandai dengan

perdebatan-perdebatan dikalangan elit-elit ekonom kaliber dan politisi-politisi

3 Bourchier, David. “pemikiran sosial Politik Indonesia Periode Orde lama-baru” Jakarta:

PT utama Graffiti. 2006.

Page 14: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

5

lokal yang mempunyai kemampuan tingkat internasional berupaya menyampaikan

asumsi mereka dengan interpretasi mereka dalam seminar-seminar, lokakarya,

maupun lewat media-media demi mewujudkan ekonomi politik yang diadopsi dari

dunia Barat,

Setelah diperhatikan ternyata sungguh Islam pun sedari dulu sarat sekali

dengan peranan-peranan tokoh yang bersifat politis. Yang kemudian muncul

dalam Main-set masyarakat sebagai umat Islam baik secara individu maupun

kolektif mempunyai tugas dakwah harus melihat sisi ini yang kemudian dalam

kontekstual mencoba menformulasikan serta mengkonstruk opini masyarakat

muslim upaya membentuk paradigma baru dalam melancarkan dakwah melalui

politik. Di Indonesia, hasil survei Roy Morgan menunjukkan bahwa sembilan

diantara sepuluh orang Islam dan Kristen, delapan di antara sepuluh orang

Konghucu dan Buddha, serta lima diantara sepuluh orang Hindu menganggap

agama merupakan bagian penting kehidupan sehari-hari.4 Hal itu menunjukkan

bahwa agama menjadi salah satu rujukan signifikan dalam setiap sikap dan

perilaku masyarakat Indonesia termasuk dalam dunia politik. Fenomena tersebut

tampaknya tidak disia-siakan kaum politisi. Dari perjalanan sejarah politik di

Indonesia, para politisi dari beragam ideologi selalu menjadikan agama sebagai

pertimbangan untuk mengembangkan kebijakan politik mereka. Dalam hal ini,

politisi yang berlatar belakang agamis dengan ideologi kanan mendirikan partai

dan yang berlatar belakang agama substantif mengusung nilai-nilai ajaran agama

4 (dikutip Guharoy, Jakarta Post, Edisi Oktober, 2007)

Page 15: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

6

yang dikemas dalam partai terbuka,5 dalam rangka mendapatkan kekuasaan,

kemudian ada pula kelompok yang mendirikan partai dengan berideologi Islam

namun bukan sekedar meraih kekuasan tapi mencoba untuk membuat ideolgi

negara menjadi negara Islam, organisasi ini direferentasikan oleh Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI), mereka ingin merubah ideologi negara, sistem perundang-

undangan negara, formalisasi syariat Islam dalam negara, dan semua aspek dalam

negara berlandaskan ajaran dan doktrin Islam, singkatnya sistem negara Indonesia

dengan warga negara mayoritas muslim harus kembali mengikuti apa yang

dicontohkan Rosulullah SAW memberlakukan sistem Islam dalam negara yaitu

Khilafah seperti di zaman Nabi Muhammad SAW.

Memang sekitar 13 abad lalu di kawasan Timur Tengah tempat dimana

ada begitu banyak khalifah yang berkuasa setelah Rosulullah SAW wafat, dimulai

dengan berdirinya khilafah Rasyidah setelah wafatnya Rasul, yang dipimpim oleh

Khulafaau Ar-rasyidin yakni sahabat dekat beliau Abu Bakar As-sidiq, Umar Ibnu

Khatab, Usman Ibnu ‘Affan, dan terakhir ‘Ali Ibnu Abi Thalib Radiyallahu

‘Anhum melalui empat kali pergantian kepemimpinan Khilafah, yang pada

giliranya pula setelah Khilafah Rasyidah pun berakhir diawali dengan jatuhnya

kekuasaan Khalifah Rasyidah ke tangan muawiyah bin Abu Sufyan dari tangan

Ali ibnu Abi Thalib, dan berdirinlah Bani Umayyah, kemudian Bani Abbasiyah,

sampai kepada Turki Utsmani.6

5 Oleh Abd A’la anggota Paripurna Komnas Perempuan “ Menggaet Agama untuk Politik”

Jakarta, 29 Juli 2008 6 A’la, Abdul “ Menggaet Agama untuk Politik” Jakarta: Anggota Paripurna Komnas

Perempuan 29 Juli 2008.

Page 16: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

7

Organisasi keislaman yang bernama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini

mencoba mengembalikan tata nilai kemasyarakatan dan ketatanegaraan yang

bercorak Islam dalam bidang politik dan sebagainya, sebagaimana ketika sistem

Khilafah diberlakukan, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mencoba berdakwah

melalui politik yang pada wujud akhirnya diharapakan Islam menemukan formasi

jurispudensi negara yang baik dan mengacu kepada syariat Islam, dan berupaya

menggolkan sistem Islam dengan mengkampanyekan bahwa sistem Khilafah

adalah sistem yang paling baik untuk mewujudkan negara yang Baldatun

Toyyibatun Wa Rabbun Gofuur.

Kelompok ini adalah kelompok yang terinspirasi oleh undang-undang

Islam yang berasumsi bahwa untuk menyelamatkan bangsa dari cengkraman

imperialisme barat diera globalisasi seperti sekarang ini hanya dengan sistem

islam “khilafah”. Karena berbicara tentang Islam syarat sekali dengan istilah

dakwah, karena apapun alasanya di tengah maraknya kehidupan beragama tidak

bisa dilepaskan dari kegiatan dakwah dari waktu ke waktu. Tidak hanya

melibatkan da’i-da’i propesional tetapi melibatkan semua orang islam yang

kemudian menyadari posisi mereka adalah Khalifah sekaligus sebagai pendakwah

(da’i). Doktrin “Sampaikanlah dari pesanku walaupun satu ayat” merupakan

sabda Rosulullah SAW yang telah didengar dan diketahui berabad-abad silam,

siapapun wajib berdakwah dengan pegetahuan yang minim sekalipun, setidaknya

seseorang itu berdakwah untuk keluarga dan dirinya sendiri.7 Sehingga banyak

sekali organisasi-organiasi masa maupun organisasi keislaman yang mencoba

7Fatwa, A.M. Demokrasi Teistis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Page 17: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

8

menginterpretsikan dakwah Islam dalam keseharian hidup lewat aspek sosial dan

politik, karena menegakan Islam bukan sekedar mengurus perkara-perkara

furu’iyah tetapi juga dalam aspek pelayanan publik (public service) dalam

melihat dinamika kehidupan yang selalu berkembang dengan sangat progress,

mau tidak mau siapapun dan agama apapun pasti melintasi jalur atau rel tersebut,

yang pada giliranya kemudian banyak diantaranya yang mencoba

mengimplementasikan hal tersebut lewat partai dan organisasi keislaman maupun

politik terbuka yang seakan mengarah kepada khilafah, karena kenyataannya

bagaimanapun Islam ketika ditegakan pasti menyentuh bahkan melewati ranah

politis.

Mereka menganggap kelompok mereka adalah bagian dari umat yang di

seru Allah SWT. untuk berdakwah membenahi sistem kenegaraan di negara-

negara dunia khususnya Indonesia dengan sistem Islam.

Firman Allah SWT.

☺ ☺

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung (yang akan masuk surga). (Qs. Ali-Imran, 104)8

8 Hizbut Tahrir “Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir” Bogor:

Pustaka Thariqul Izzah: 2007

Page 18: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Agar pembahasan tidak melebar maka demi efektifnya proses pembahasan

masalah ini, penulis membatasi hanya pada isi kampanye konsep

kenegaraan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

2. Mengacu dari batasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengkonseptualisasikan

sistem kenegaraan?

b. Seperti apa metode dan strategi atau konsep kampanye yang dijalankan

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam mengkampanyekan konsep

kenegaraan dan pikiran politiknya ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Untuk menemukan jawaban dari pertanyan-pertanyaan di atas, maka

penelitian ini bertujuan memberi gambaran dan jawaban yang konstruktif

tentang :

Gambaran umum tentang konsep kampanye kenegaraan Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI), Visi Misi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan tahapan-

tahapan yang dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam

mengkampanyekan pikiran politiknya

Page 19: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

10

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Peneliti dapat memahami akan teori-teori tentang konsep kampanye

kenegaraan yang dalam hal ini konsep kampanye konsep kenegaraan

yang dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

b. Manfaat Praktis

Menambah wawasan peneliti akan gambaran praktis dari organisasi

tersebut dalam menjalankan subtansi kampanye mereka.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini bersifat deskriptif kwalitatif, yaitu

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan penelitian ini

penulis menggunakan beberapa teknik :

a. Obervasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data yang

diperlukan.9

b. Interview (wawancara)

Wawancara adalah teknik dalam upaya menghimpun data yang akurat

untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu

yang sesuai dengan data.10 Dalam hal ini penulis mengadakan

wawancara dengan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (Bpk. Ismail

9 Urahmad, Winarno “Menyusun Rencana Penelitian” Bandung: CV. Tarsita,1989 .H.162 10 Bachtiar, Wardi “Metode Penelitian Ilmu Dakwah” Jakarta:Logos 1997. Cet. Ke-1, H 72

Page 20: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

11

Yusanto) dalam mencari atau memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian memlalui tanya jawab, dengan menggunakan alat panduan

wawancara.11

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data-data berupa buku, catatan,

artikel, arsip, foto dan sebagainya yang berkaitan dengan kampanye

dan konsep keNegaraan untuk diadakan pengamatan langsung.

2. Analisis Data

Adapun analisis data dalam penelitian terhadap Kampanye Konsep

Kenegaraan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) penulis menggunakan analisis

deskriptif analitik. Dekriptif adalah gambaran suatu masyarakat atu

kelompok tertentu, atau gambaran tentang suatu gejala, hubungan antara

dua gejala atau lebih.12 sedangkan analalitik adalah uraian.13Deskriptif

analitik berarti suatu uraian yang dapat menggambarkan suatu peristiwa

atau gejala dan hubunganya dengan gejala lain.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis mengadakan pencarian data dengan mencari buku-buku,

membuka situs internet dan mengadakan wawancara untuk kemudian disusun

menjadi satu karya ilmiah, penulismengadakan studi pusataka atau tinjauan

kepustakaan dengan memlihat atau memeriksa skripsi-skripsi sebelumnya yang

membahas tentang organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesi (HTI), memang

11 Nazir, Muhammad “Metode Penelitian” Jakarta: Gaila Indonesia, 1998. Cet.ke-1 H 234 12 Suhartono, Irawan “Metode Penelitian Sosial” Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005

cet.ke-5,H.35 13 Artanto, Pius. M.Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Suabaya : Arloka,1999).H.29

Page 21: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

12

penulis menemukan ada pula skripsi yang membahas tentang Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI), namun skripsi tersebut fokus kepada pola komunikasi yang

diterapkan organisai tersebut ketika ketika pembelajaran atau Liqo, bukan konsep

kampanye atau konsep kenegaraan fersi mereka.

Untuk itu penulis mengadakan penelitian tentang Hizbut Tahrir Indonesia

(HTI), namun fokusnya berbeda, yaitu Konsep Kampanye Kenegaraan Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) yang akan condong membahas tentang konseptualisai

sistem kenegaraan dan strategi kampanye atau metode yang dijalankan Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) kepada umat Islam Indonesia secara umum maupun

khusus

. F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun menggunakan sistematika pembahasan bab per bab,

kemudian dijelaskan dalam sub-sub tema pembahasannya. Adapun sistematika

pembahasannya itu sebagai berikut:

BAB I : pada bab satu ini akan dijelaskan Pendahuluan, Latar Belakang

Masalah, Tujuan Penulisan, Pembatasan Dan Perumusan Masalah, Metode

Penelitian Dan Sistematika Penulisan.

BAB II : pada bab dua ini penulis terlebih dahulu akan dijelaskan

sekelumit tentang Pengertian Kampanye, Bentuk-Bentuk Kampanye, Pengertian

Negara, Bentuk-bentuk Negara, hubungan Negara dengan warga Negara dan

agama.

BAB III: pada bab tiga ini penulis akan mencoba memberikan gambaran

umum tentang Oganisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mencakup,

Page 22: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

13

Sejarah berdirinya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), gambaran umum Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI) dan gerakan transmisinya ke Indonesia, Akar Filoshofi Konsep

kenegaraan dan ketatanegaraan Versi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), serta tujuan

dari organisasi tersebut

BAB IV: pada bab empat penulis mencoba mengungkapkan temuan

analisis yang mencakup Pemikiran, Doktrin, dan Konsep Kernegaraan Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI), Strategi dan Metode yang dijalankan Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI) dalam Mengkampanyekan Konsep Ketatanegaraannya dan

Pikiran Politiknya, Bentuk-bentuk Kampanye yang dijalankan oleh Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI), dan seruan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

BAB V : Penutup, pada bab ini penulis menarik kesimpulan sebagai

jawaban atas masalah-masalah yang diangkat. Pada bab ini penulis juga membuat

saran-saran. Dan pada akhir tulisan, penulis menuliskan daftar pustaka sebagai

bahan acuan dalam penulisan skripsi ini.

Page 23: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teori dan Pengertian Kampanye

Sering terjadi kerancuan pengertian dalam istilah kampanye yang

disamakan dengan propaganda, secara operasional keduanya adalah sama-sama

melakukan kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan

tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya, diawal-

awal istilah propaganda terlebih dahulu dikenal dalam kegiatan komunikasi yang

dirancang untuk jangka panjang, misalnya dalam kegiatan ajaran keagamaan,

politik dan hingga kepentingan propoganda militer melalui komunikasi searah.,.

Namun Pada kurun waktu selanjutnya, konsep kampanye yang lahir kemudian dan

melakukan kegiatan komunikasi secara terencana yang lebih moderat, terbuka,

toleran, dengan waktu tebatas atau jangka pendek, dan program yang jelas,

persuasif serta dapat diidentifikasikan secara jalas nara sumbernya (komunikator)

dan selalu berkonotasi positif.1

Kampanye politik modern menurut Arnold Steinberg, adalah Usaha yang

legal dan formal yang terorganisir dengan baik untuk memperoleh kekuasaan,

artinya kampanye politik adalah suatu usaha yang terkelola, terorganisisr, dan

terkordinasi untuk memperoleh kekuasaan legal. Maka proses kegiatan kampanye

menurut Karl W Deuttsch bertujuan untuk a)The selective interest of the masses

(ketertarikan massa yang selektif) b) the actual characteristic of the political

1 Ruslan,Rosady S.H,M.M ” Strategi Kampanye Public Relation” Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1997. hal.23

14

Page 24: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

15

situation (karakter yang asli dari sebuah situasi politik c)The selective operations

by wich emotion, sense of the public (proses kampanye langsung lewat promosi

media). Dibawah ini kami paparkan pendapat beberapa pakar tentang kampanye.2

1. Leslie B. Snyder (2002)

A communication campaign is an organized communication activity,

directed at a particular audience, for at particular periode of time to

achieve a particular goal. Secara garis besar bahwa kampanye

komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganiasasi, secara

langsung ditujukan kepada khalayak tertentu pada periode waktu yang

telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Pfau dan Parrot (1993)

A campaign is consecious susteined and ancremental procces designed

to be implemented over a specified periode of time for the purpose of

influencing. Suatu kampanye yang secara sadar, menunjang dan

meningkatkan proses pelaksanan yang terencana pada periode tertentu

untuk bertujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu).

3. Roger dan Storey

Mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi

yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu

terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara bekelanjutan dalam

periode waktu tertentu.

2 Herman Ibrahim “Kampanye Tanpa Kekerasan” Depok: CV.Citra Utama. Jl.Cimanuk.

1999 hal.8

Page 25: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

16

B. Bentuk-Bentuk Kampanye

Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan suatu

kepentingan dan tujuan Apa? siapa khalayak sasaranya yang akan dibujuk? Dalam

rangka kegiatan apa? Dalam berbagai kegiatan tersebut, terdapat beberapa jenis

program kampanye yang dilaksanakan secara prinsip merupakan kegiatan yang

bertitik tolak untuk memotivasi atau membujuk, dan mencapai tujuan tertentu,

maka menurut Charles U.Larson, dalam bukannya berjudul persuasion, reception,

and responsibility (California. Wardsworth publishing Co.1992) yang telah

membagi jenis-jenis kampanye kegiatan menjual produk, kandidat dan ide atau

gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai berikut:

1. product – oriented campaigns

kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya

dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu

peluncuran produk yang baru. Misalnya peluncuran provider-seluler

Fleksi-Telkom, pergantian nama National ke panasonoc, pperubahan

logo baru BNI-46 dan Bank Danamon dan sebagainya.sedangkan

kampanye PR bertujuan untuk membangun citrea positif perusahaan

melalui program kepedulian dan tanggung jawab sosial.

2. candidate – oriented campaigns

kegiatan kampanye yang berorientsi bagi calon (kandidat) untuk

kepentingan kampanye politik (political campaign), dan misalnya

kampenye pemilu dalam era reformasi tahun 2004 lalu, untuk kampanye

Caleg (calon legislatif atau anggota DPR/MPR), serta kampanye pilpres

Page 26: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

17

– capres dan cawapres (pemilihan calon presiden dan wakil presiden)

hingga jabatan publik lainnya yang berupaya meraih dukungan yang

sebanyak-banyaknya dari masyarakat melalui kampenye politik serta

kampanye berkomunikasi pemasaran dan periklanan atau menggunakan

teknik-teknik kampanye PR dalam jangka waktu relatif pendek, 3-6

bulan dengan dukungan dana yang cukup besar (investasi) untuk

pengeluaran periklanan komersial, publikasi dan biaya perjalanan

kampanye beraudiensi dengan para pendukunganya diberbagai lokasi

yang tersebar di nusantara.

3. ideological or cause campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi bertujuan bersifat khusus dan dimensi

perubahan sosial (social change campaigns), misalnya kegiatan

kampanye sosial bersifat khusus non komersial, Anti HIV/AIDS, anti

narkoba, program keluarga berencana nasional (KBN), “Damai itu

indah”, “kampanye langit biru” serta termasuk kampanye “Sadar Bayar

Pajak” dan hingga Kadarkum (Kampanye Sadar Hukum), pelestarian

lingkungan alam dan sebagainya.

C. Pengertian Negara dan Sistem Ketatanegaraan

Pengertian sistem ketatanegaaran Menurut Wade and Philips dalam

teorinya Constitutional Theory ia merumuskan “Constitutional law is then that

body of rules which prescribes a)The Structure b)The functions of the organs of

central and local government” In the generally accepted of the term it means the

rules which the structure of the principal organs of government and their

Page 27: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

18

relationship to each other, and determine their principal functions”. (Hukum

konstitusional merupakan bentuk tubuh dari peraturan-peraturan yang mencakup:

Struktur, dan fungsi pemerintah pusat dan pemerintah local yang umumnya

diterima sebagai bentuk peraturan terrtulis yang prinsipil dalam hubungannya

dengan yang lainnya serta keseluruhannya). 3

Sedangkan pengertian Negara Secara Etimologi Negara atau state

(Bahasa Inggris), Staat (Bahasa Belanda dan Jerman) dan Etat (Bahasa Prancis)

semua kata-kata itu diambil dari bahasa latin Status atau Statum yang berarti

keadaan atau kedudukan yang tetap dan tegak atau sesuatu yang memiliki sifat-

sifat yang tegak dan tetap, istilah ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan

hidup manusia, yang juga sama dengan istilah status civitatis atau status

republica. dari pengertian terakhir inilah lahir istilah negara pada abad ke-16.

Secara terminologi negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara

satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu di derah

tertentu dan mempunyai daerah pemerintahan yang berdaulat, pengertian ini

mengandung nilai konsitutif dari sebuah negara yang meniscayakan adanya unsur

dalam sebuah negara, yakni adanya masyarakat (rakyat) adanya wilayah (daerah)

dan adanya pemerintah yang berdaulat.

Menurut Roger H.Soultau, negara didefinisikan dengan alat (agency) atau

wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan

bersama atas nama masyarakat. menurutnya negara merupakan suatu masyarakat

yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan

3 Moh.Kusnadi S.H “Hukum Tata Negara” Pusat Studi Hukum Tata Negara, Fakultas

Hukum UI. CV.Sinar Bhakti . Jakarta 1985

Page 28: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

19

secara sah lebih agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian

dari masyarakat itu. Masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang hidup

dan bekerjasama untuk mencapai keinginan-keinginan mereka bersama. Sejalan

dengan Max Weber pun medefinisikan bahwa negara adalah suatu kelompok

masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara

sah dalam suatu wilayah. Sadangkan dalam konsep Robert M. Mac Iver, Negara

diartikan dengan asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam sesuatu

masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang

diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan

kekuasaan memaksa.

Dalam konsep Islam, dengan mengacu pada al-Quran dan al-Sunah, tidak ditemukan rumusan tentang negara secara eksplisit, hanya saja di dalam al-Quran dan al-sunah terdapat prinsip-prinsip dasar dalam bermasyarakat, berbangsa dan kenegaraan. Selain itu, konsep Islam tentang negara juga berasal dari 3 (tiga) paradigma, yaitu :

1) paradigma tentang teori khilafah yang dipraktikan sesudah rosulullah SAW, terutama biasanya merujuk pada masa Khulafah al-Rasyidin ;

2) paradigma yang bersumber pada teori Imamah dalam paham islam Syi’ah; 3) paradigma yang bersumber dari teori Imamah atau pemerintahan.4

Teori tentang khilafah menurut Amin Rais, dipahami sebagai suatu misi kaum muslimin yang harus ditegakan di muka bumi ini untuk memakmurkan sesuai dengan petunjuk dan peraturan Allah SWT, maupun rasul Nya, adapun cara pelaksanaanya, al-Quran tidak menunjukan secara terperinci, tetapi dalam bentuk gelobal saja. Sedangkan untuk teori imamah (dalam pengertian Negara/state ) dalam al-Quran tidak tertulis. Akan tetapi kalau yang dimaksudkan dengan imamah itu adalah kepemimipinan yang harus diikuti oleh umat islam, hal itu jelas ada dalam al-quran, artinya al-Quran menyuruh kaum muslimin untuk mengikuti pemimpin yang benar, yang terdiri dari manusia-manusia atau pemimpin yang menggunakan Islam sebagai patron kepemimpinannya.

Dari beberapa pendapat tentang negara tersebut, dapat dipahami secara sederhana bahwa yang dimaksud dengan negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (gorverned) oleh sejumlah pejabat yang berhak

4. Tim ICCE UIN Jakarta “Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani”

Prenada Media. Rawa mangun.Jakarta Timur.2003

Page 29: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

20

menuntut dari warga negaranya untuk taat pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (control) monopolistis dari kekuasaan yang sah.5

D. Bentuk-Bentuk Negara Negara memiliki bentuk yang berbeda-beda. Secara umum dalam konsep

dan teori modern negara terbagi ke dalam dua bentuk, Negara Kesatuan (Unitarianisme) dan Negara serikat (Federasi).

1. Negara Republik Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan

berdaulat, dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam pelaksanaanya negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam sistem pemerintahan yaitu; sentral dan otonomi. a) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem

pemerintahan yang dipimpin oleh pemerintah pusat. Sementara pemerintah daerah di bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintah pusat. Model pemerintahan Orde baru dibawah pemerintahan Presiden Soeharto adalah salah satu contoh sistem pemerintahan model ini

b) Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah pemerintah yang kepala daerahnya diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengurus pemerintah di wilayahnya sendiri, sistem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra. Sistem pemerintahan negara Malaysia dan pemerintahan paska orde baru di Indonesia dengan sistem otonomi daerah dan sistem otonomi khusus dapat dimasukan kedalam model ini.

2. Negara Serikat Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang

terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari kekuasanya dan menyerahkannya kepada negara serikat. Penyerahan kekuasan dari negara-negara bagian kepada negara serikat tersebut dikenal dengan istilah Limitatif (satu demi Satu) dimana hanya kekuasaan yang diberikan oleh negara-negara bagian saja (delegated powers) yang menjadi kekuasaan negara serikat. Namun pada perkembangan selanjutnya, negara serikat, mengatur hal yang bersifat strategis seperti kebijakan politik luar negeri, keamanan, dan pertahanan negara. Di samping dua bentuk ini, dari sisi pelaksana dan

5 Surat-surat politik Nurcholis Madjid-Mohammad Roem “Tidak Ada Negara Islam”

.Jakarta: Djambatan,1997

Page 30: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

21

mekanisme pemilihannya, bentuk negara dapat digolongkan dalam tiga kelompok: Monarki, Oligarki, dan Demokrasi.

a. Monarki Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai

aleh raja atau ratu, dalam prakteknya, monarki memiliki dua jenis: monarki absolute dan monarki konstitusional. Monarki absolute adalah model pemerintahan dengan kekuasan tertinggi di tangan satu orang raja atau ratu, termasuk dalam kategori ini adalah Arab Saudi, sedangkan monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan raja atau ratunya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi negara. Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, Inggris, Jordania, dan lain-lain.

b. Oligarki Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan

oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.

c. Demokrasi Pemerintahan model ini adalah bentuk pemerintahan yang bersandsar

pada kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasan pada pilihan dan kehendak rakyat melalui mekanisme pemilihan umum (pemilu) yang dilaksanakan secara jujur, adil, bebas, dan aman.

E. Unsur-unsur Negara

Mengenai unsur-unsur negara beberapa pendapat mengatakan unsur

negara secara global membutuhkan tiga unsur pokok, yakni rakyat

(masyarakat/warga negara), wilayah dan pemerintahan. Lebih jelasnya unsur-

unsur pokok dalam negara ini, akan dijelaskan masing-masing tersebut.

1. Rakyat (Masyarakat)

Setiap negara tidak mungkin ada tanpa adanya rakyat atu warganya. Unsur

ini sangat penting dalam sebuah negara, karena secara kongkret rakyatlah

yang memiliki kepentingan agar negara itu dapat berjalan dengan baik dan

bagaimanapun manusialah yang akan mengatur dan menentukan sebuah

organisasi (Negara). Rakyat dalam konteks ini diartikan sebagai

Page 31: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

22

sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan

yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

2. Wilayah

Wilayah merupakan unsur yang harus ada dalam sebuah negara,

karena tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang

jelas.

a. Daratan (wilayah darat)

Wilayah suatu negara dibatasi oleh wilayah darat dan atau laut

{perairan) negara lain. Perbatasan wilayah sebuah negara ditentukan

berdasarkan perjanjian-perjanjian internasional yang dibuat antara dua

negara disebut perjanjian bilateral; perjanjian yang dibuat oleh banyak

negara disebut perjanjian multilateral. Perbatasan antara dua negara

dapat berupa, perbatasan alam (seperti sungai, danau, pegunungan atau

lembah) perbatasan buatan (seperti pagar tembok, pagar kawat, tiang

tembok) perbatasan menurut ilmu pasti (yakni dengan mengunakan

garis lintang atau bujur pada peta bumi).

b. Perairan (wilayah laut / perairan)

Perairan atau wilayah laut disebut perairan atau laut teritorial dari

negara yang bersangkutan. Adapun batas dari perairan teritorial itu

pada umumnya 3 mil laut (5,555 km) yang dihitung dari pantai ketika

air surut. Laut yang berada di luar peraiarn teritorial disebut lautan

bebas, karena wilayah tersebut tidak termasuk wilayah kekuasaan

suatu negara sehingga siapapun bebas memanfaatkannya

Page 32: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

23

c. Udara (wilayah udara)

Udara yang berada di atas wilayah darat (daratan) dan wilayah laut

(perairan) territorial suatu negara merupakan bagian dari wilayah udara

sebuah negara. Mengenai batas ketinggian suatu wilayah negara tidak

memiliki batas yang pasti, asalkan negara yang bersangkutan dapat

mempertahankannya

3. Pemerintah

Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin

organisasi negara untuk mencapai tujuan negara. Oleh karenanya,

pemerintah seringkali jadi personifikasi sebuah negara. Pemerintah

menegakan hukum dan memberantas kekacauan, mengadakan perdamaian

dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertentangan.

Pemerintah yang menetapkan, menyatakan, dan menjalankan kemauan

individu-individu yang tergabung dalam organisasi politik yang disebut

negara. Pemerintah adalah badan yang mengatur urusan sehari-hari, yang

menjalankan kepentingan-kepentingan bersama. Pemerintah melaksanakan

tujuan-tujuan negara, menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan negara.

F. Hubungan Negara dengan Warga Negara, dan Agama

1. Hubungan Negara dengan Warga Negara

Negara dan warga negara ibarat ikan dan airnya. Keduanya memiliki

hubungan timbal balik yang sangat erat. Negara Indonesia,sesuai dengan

konstitusi,misalnya berkewajiban untuk menjamin dan melindungi seluruh

Page 33: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

24

warga Negara Indonesia tanpa kecuali.secara jelas dalam UUD pasal 33

misalnya disebutkan bahwa fakir miskin dan anak–anak terlantar dipelihara

oleh Negara (ayat1);negara mengembangkan system jamminan social bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat kemanusiaan (pasal 2);Negara bertanggung jawab atas

atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas layanaan umum

yang layak (ayat 3); Selain itu, Negara juga bbertanggung jawab untuk

menjamin dan melindungi hak – hak warga Negara dalam beragama sesuai

dengan keyakinannya, hak mendapatkan pendidikan, kebebasan berorganisasi

dan berekreasi dan sebagainya.

Namun demikian, kewajiban Negara untuk memenuhi hak–hak

warganya tidak akan berlangsung dengan baik tanpa dukungan warga negara

dalam bentuk pelaksanaan kewajibannya sebagai warga negara.

misalnya,warga Negara berkewajiban membayar pajak dan mengontrol

jalannya pemerintahan baik melalui mekanisme control tidak langsung melalui

tidak langsung melalui wakilnya di lkembaga perwakilan rakyat (DPR,DPRD)

maupun secara langsung melalui cara – cara yang demokratis dan bertanggung

jawab. Cara melakukan control secara langsung bisa dilakukan melallui

misalnya,lembaga swadaya masyarakat,pers,atau demonstasi yang damai dan

tidak mengganggu ketertiban umum.pada saat yang sama,dalam rangka

menjamin hak –hak warga negara, negara harus mejamin keamanan dan

kenyamanan proses penyaluran aspirasi warga Negara melalui penyediaan

fasilitas-fasilitas publik yang berfungsi sebagai wadah untuk mengontrol

negara,selain memberikan pelayanan publik yang prfesional.

Page 34: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

25

2. Hubungan Negara dengan Agama

Negara dan agama adalah persoalan yang banyak menimbulkan

perdebatan (discourse) yang terus berkelanjutan dikalangan para ahli.hal ini

disebabkan oleh perbedaan pandangan dalam menterjemahkan agama sebagai

bagian dari negara atau negara bagian dari agama. Pada hakikatnya negara

sendiri secara umum diartikan sebagai suatu persekutuan hidup bersama

sebagai penjelmaan sifat kodrati manusia sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial. Oleh karena itu dasar kodrat manusia tersebut merupakan sifat

dasar negara pula sehingga negara sebagai manifestasi kodrat manusia secara

horizontal dalam hubungan manusia dengan manusia lain untuk

mencapaitujuan bersama. Dengan demikian, negara memiliki sebab akibat

langsung dengan manusia karena manusia itu adalah pendiri negara itu sendiri.

Perlu dikemukakan bahwa konsep negara bangsa dilahirkan oleh

pertimbangan politis daripada diasaskan pada doktrin agama. Kewilayahan

dan bukan bentuk agamalah basis nasionalisme karena nasionalisme selama

ini diasosiasikan pada kesamaan sejarah, budaya, bahsa dan etnisitas, tidak

dengan kesamaan agama. Jika Islam menjadi basis nasionalisme maka akan

ada satu negara bangsa saja. Islam Indonesia memiliki karakteristik budaya

dan sejarah yang unik. Dulunya, Hinduisme adalah kekuatan dominant

selama abad pertengahan.Namun fakta jelas memaparkan bahwa kesatuan

politik dann rasa kebangsan tidak bergantung pada kesatuan agam tetapi lebih

pada faktor politik.6

6 Asghar Ali Engineer “Islam Masa Kini” Pustaka Pelajar.Yogyakarta:2004.hal 96

Page 35: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

26

Dalam konteks Indonesia agama yang diakui resmi oleh pemerintah

Indonesia Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Kong hu Cu. Tiga agama pertama

Hindu, Budha dan hindu tidak hanya bergerak dalam bidang spiritual namun

juga bergerak dalam bidang politik (kenegaraan). Bagi mereka secara prinsip

agama adalah identik dengan negara. Hal yang demikian terwujud dalam

sejarah Nusantara dengan berdirinya kerajaan-kerajan hindu, budha dan Islam.

namun demikian dalam Republik Indonesia agam juga sebagai sumber

ketegangan dan perselisihan dapat diredakan dengan diterimanya Pancasila

dan UUD 1945 dimana prinsip kebebasan beragama dituangkan di dalamnya.

7

7 Drs.D.Hendropuspito,O.C.”Sosiologi Agama” Kanisius.Yogyakarta,1983.hal188

Page 36: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

27

Page 37: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

BAB III

PROFIL HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI

A. Sejarah Singkat Hizbut Tahrir dan Gerakan Transmisinya ke Indonesia

H;izbut Tahrir (HT) didirikan pada tahun 1952.M/1371.H oleh Syaikh

Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani

(1909-1979), kelahiran Ijzim sebuah kampung di daerah Haifa Palestina. Ia

mendapat pendidikan di kampung halamannya, kemudian melanjutkan

pendidikannya ke al-Azhar dan Dar al-Ulum Kairo. Ia adalah seorang ulama besar

dan seorang hakim (qhadi) pada Mahkamah Banding di al-Quds, beliau pernah

menjadi hakim di beberapa kota di Palestina, serta seorang politisi ulung. Beliau

berasal dari keluarga berilmu karena kedua orang tuanya adalah ahli syariah

Islam. Selain itu, kakek buyutnya Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhammad an-

Nabhani as-Syafi’i, adalah seorang ulama, penyair dan salah seorang hakim pada

masa Dawlah Khilafah. 1

Beliau mendirikan partainya Tahun 1952 M, dan dengan konsentrasi

penuh ia memimpin partai, ia menerbitkan buku-buku dan brosur-brosur yang

secara keseluruhan merupakan sumber pengetahuan pokok partai, beliau hidup

berpindah-pindah antara Yordania, Suriah, Libanon dan kemudian wafat serta

dimakamkan di Beirut. Setelah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani wafat pada tahun

1977 M / 1396 H, kedudukan beliau digantikan oleh Syaikh Abdul Qadim Yusuf

Zallum, salah seorang yang telah membantu dakwah beliau sejak Hizb berdiri,

1 A.Najiyulloh. “Gerakan Keagaman dan pemikiran” (akar ideologi dan penyebarannya), Jakarta Timur: Al-I’tishom, ,2003

27

Page 38: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

28

atas taufik Allah beliau mampu mengemban amanah itu sehingga ribuan orang

menjadi anggota dan pengemban pemikiranya, dan dibawah amir Hizb yang

kedua ini Hizbut Tahrir mampu memperluas medan dakwahnya diberbagai negeri

muslim dilebih 40 negara, dan menjadi partai terbesar di dunia yang

memperjuangkan tegaknya kembali Dawlah Khilafah.

Setelah ia wafat diteruskan oleh Amir yang ketiga yaitu, Syaik A’tha Abu

Rusythah, menjabat sejak tahun 2003 M / 1424 H. beliau adalah seorang insinyur

dan aktivis Hizbut Tahrir sejak masih sangat muda. Pada tahun-tahun terakhir ini,

Hizbut Tahrir semakin mendapat tempat dihati umat. Pada tahun 2007 yang lalu

Hizbut Tahrir mengadakan konferensi terbesar sepanjang sejarah tentang

penegakan Khilafah di Indonesia. Sekitar 100.000 orang hadir, dan jutaan lainya

mengarahkan pandanganya pada konferensi tersebut2.

Sedangkan transmisi Hizbut Tahrir sebagai gerakan di Indonesia terjadi

petama kali pada tahun 1982-1983 melalui M.Mustofa dan Abdurahman al-

Baghdadi. M.Mustofa adalah anak pengasuh pondok pesantren al-Ghazali Bogor,

seorang ulama yang berpandangan modernis dan dekat dengan DDII, Abdullah

bin Nuh. Mustofa adalah alumnus perguruan tinggi di Yordania. Sedangkan

Abdurahman berasal dari Libanon yang bermigrasi ke Australia yang kemudian

tinggal di Indonesia. Selama ia belajar di Yordania, Mustofa ikut aktif dalam

gerakan dakwah bawah tanah Hizbut Tahrir disana. Keterlibatannya dalam

gerakan ini bermula pada ketertarikannya kepada buku-buku karya Syekh

Taqiyuddin an-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir. Ia diperkenalkan dengan salah satu

2 HTI: Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, Indonesia, Jakarta Selatan: HTI Press,

2009

Page 39: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

29

buku Taqiyuddin Hadarah Al-Islamiyah (peradaban Islam) oleh ayahnya sendiri,

Abdullah bin Nuh, sebelum berangkat ke Yordania pada tahun 1979, ketika

sampai di Yordania secara tidak sengaja ia bertemu dengan para aktifis Hizbut

Tahrir dan mendapatkan buku-buku Taqiyuddin lebih lengkap Pendalamannya

terhadap karya-karya Taqiyuddin membuatnya mengagumi pemikiran tokoh ini.

Mustofa menganggap Taqiyuddin telah sampai pada taraf mujtahid mutlak, ia

adalah mujtahid besar abad ini karena istinbat al-ahkamnya (penggalian hukum)

dan cara berfikir fiqihnya khususnya dalam kitab al-Tafkir sama menariknya

dengan imam Syafi’i, Selain itu ketertarikan Mustofa kepada gerakan ini karena

organisai tidak pernah terprovokasi untuk menggunakan kekerasan apalagi

mengangkat senjata meskipun selalu berada di bawah tekanan pemerintah,

Kegiatan utama mereka adalah menyebarkan pemikiran Islam dan memperkuat

Aqidah dan Mabda (ideologi) Islam di tengah-tengah umat, melalui berbagai

forum halaqah (kelompok diskusi/pengajian), hingga akhirnya ia ikut aktif dalam

kegiatan dakwah pemikiran Hizbut Tahrir.

Pada tahun 1982, Mustofa pulang dari Yordania dalam rangka cuti

semester, dalam kesempatan ini ia memperkenalkan dan mengajarkan pemikiran-

pemikiran Hizbut Tahrir kepada para mahasiswa IPB Bogor yang memang sejak

lama mengaji kepada ayahnya yang pertama kali dikenalkan dengan pemikiran ini

adalah Fathul Hidayat seorang mahasiswa IPB yang kemudian menjadi motor

penggerak Hizbut Tahrir ketika Mustofa kembali meneruskan belajarnya di

Yordania pada masa-masa awal.3

3 M.Imdadun Rahmat, “Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah ke

Indonesi” Jakarta: Erlangga, Ciracas, 2005

Page 40: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

30

B. Gambaran Umum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang didirikan oleh Syaikh

Taqiyuddin an-Nabhany di al-Quds, Paletina tahun 1952. Kegiatan utama partai

ini adalah politik yang berasakan Islam, Agenda utama partai ini membangun

kembali sistem Khilafah Islamiyah dan menegakan hukum Islam dalam realitas

kehidupan. Hizbut Tahrir bercita-cita membangun tatanan masyarakat dan sistem

politik yang berlandaskan aqidah Islam karena Islam harus menjadi tata aturan

kemasyarakatan dan menjadi dasar konstitusi dan undang-undang.

Selain bermaksud membangun kembali umat Islam dari kemerosotan,

Hizbut Tahrir juga bermaksud membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-

undangan, dan hukum-hukum yang tidak berasal dari Islam, serta membebaskan

kaum Muslim dari dominasi dan pengaruh-pengaruh Barat, Hizbut Tahrir juga

bermaksud membangun kembali sistem Dawlah Khilafah Islamiyah di seluruh

dunia, melalui dawlah inilah Hizbut Tahrir berkeyakinan bahwa hukum Islam

dapat ditegakan. Gerakan yang dilakukan partai ini meliputi pendidikan,

pembinaan umat dengan Tsaqofah (wawasan) islam, melancarkan pertarungan

pemikiran (Syira’ul Fikri), dan aktifitas politik (Kifah as-Siyasi). Dalam upaya

membina umat Hizbut Tahrir menyebarkan pemikiran Islam, baik dalam kerangka

sosial maupun politik sambil membebaskan umat dari aqidah-aqidah yang rusak,

pemikiran-pemikiran yang salah, persepsi-persepsi yang keliru, serta

membebaskan dari ide-ide dan pandangan Barat yang dianggap kufur.

Gerakan pertarungan pemikiran mereka lakukan dengan mengupas

pemikiran-pemikiran sesat dan menawarkan kerangka berfikir yang islami.

Page 41: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

31

Sementara itu, gerakan politik dilakukan dengan cara menentang kaum imperialis

untuk membebaskan umat dari dominasi politik mereka, memerdekakan umat dari

cengkeraman pengaruh mereka serta mencerabut akar-akar kaum imperialis, baik

berupa pemikiran, kebudayaan, ekonomi, maupun militer dari seluruh negeri-

negeri Islam.4

Dalam rangka menjalankan agenda politiknya, Hizbut Tahrir

menempatkan diri sebagai kekuatan oposisi yang menentang para penguasa yang

tidak menerapkan sistem politik yang Islami, menerapkan syariah Islam dan

hukum-hukum Islam menurut konsepsi mereka, menghianati amanat rakyat dan

melakukan penindasan. Dari keseluruhan aktifitasnya, yang paling menonjol

adalah kegiatan kampanye untuk menolak sistem politik yang berasal dari Barat.

Mereka menolak konsep nasionalisme, demokrasi, Trias politika, kedaulatan

rakyat, sistem kekuasaan turun-temurun, hukum sekuler dan konsep politik lain

yang dianggap tidak berasal dari syariat Islam. Mereka menghendaki sebuah

sistem politik yang Islami yang hampir sama dengan sistem politik Islam Abul

a’la al-Maududi dan Sayyid Qutb.5

C. Akar Filoshofi Konsep kenegaraan dan ketatanegaraan Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI)

Sejak Pertengahan abad XII Hijriyah (ke-18 Masehi) dunia Islam

mengalami kemunduran dan kemerosotan yang paling buruk dari masa

kejayaannya dengan sangat cepat, sekalipun telah dilakukan berbagai upaya untuk

4 HTI: Hizbut Tahri walManhaj Hizbut Tahrir fi Taghyir (Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwahnya), diterjemahkan oleh Abi ‘afif & Nurkhalish. Jakrta: 2002

5 Rahmat, M.Imdadun “Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah ke Indonesia” Jakarta: Erlangga, 2005

Page 42: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

32

membagkitkannya kembali atau setidaknya mencegah agar kemerosotan dan

kemunduranya tidak berlanjut terus, akan tetapi tidak satupun upaya-upaya

tersebut membuahkan hasil. Sementara itu, dunia Islam masih tetap berada dalam

kebingungan di tengah-tengah kegelapan akibat kekacauan dan kemunduranya,

dan masih terus merasakan pedihnya keterbelekangan dan berbagai goncangan.

Sebab-sebab kemunduran dunia Islam ini dapat kita kembalikan kepada satu hal,

yaitu lemahnya pemahaman umat terhadap Islam yang sedang amat parah, yang

merasuk ke dalam pikiran kaum muslim, ini berawal tatkala Bahasa Arab mulai

diremehkan perananya untuk memahami Islam sejak awal abad ke-VII Hijriyah,

sehingga kekuatan yang dimiliki Bahasa Arab dengan Kharisma Islam terpisah.

Selama kekuatan Bahasa Arab tidak disatukan dengan kharisma Islam, yaitu

dengan cara menempatkan Bahasa Arab yang merupakan bahasa Islam sebagai

unsur yang sangat penting yang tidak terpisahkan dari Islam, maka kemunduran

itu akan tetap melanda kaum muslim karena Bahasa Arab merupakan kekuatan

besar yang telah turut ikut mengembangkan kharisma Islam. Islam dan Bahasa

Arab merupakan satu kesatuan, Islam tidak mungkin bisa dilaksanakan dengan

sempurna kecuali dengan Bahasa Arab, karena Bahasa Arab merupakan salah satu

syarat mendasar untuk memahami hukum islam dalam berijtihad, tanpa

memahami Bahasa Arab berarti menghilangkan ijtihad terhadap syari’at.

Kedudukan ijtihad itu sendiri teramat penting bagi umat Islam, sehingga umat

tidak akan memperoleh kemajuan tanpa adanya ijtihad.

Kegagalan berbagai upaya untuk membangkitkan kaum Muslim dapat

dikembalikan pada tiga sebab. Pertama, tidak adanya pemahaman yang mendalam

Page 43: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

33

mengenai Fikrah Islamiyah dikalangan para aktifis kebangkitan Islam. Kedua,

tidak adanya gambaran yang jelas mengenai Thariqah Islamiyah dalam

menerapkan Fikrah. Ketiga, tidak adanya usaha untuk menjalin Fikrah Islamiyah

dengan Thariqah Islamiyah sebagai satu hubungan yang solid, yang tidak

mungkin terpisahkan.

Apabila kita telusuri mengenai fikrah, ternyata banyak unsur-unsur

terselubung telah menyelinap masuk kedalam Fikrah Islamiyah yang tidak banyak

diketahui secara rinci oleh sebagian besar kaum Muslim. Unsur-unsur terselubung

mulai menyusup sejak awal abad II Hijriyah sampai munculnya periode

penjajahan. Filsafat-filsafat asing, seperti filsafat India, Persia, dan Yunani telah

mempengaruhi sebagian kaum Muslim dan menyeret mereka terjerumus dalam

kesalahan dengan berupaya mengkompromikan Islam dengan filsafat-filsafat ini.

Padahal jelas filsafat-filsafat ini bertentangan secara keseluruhan dengan Islam.

Usaha-usaha untuk mengkompromikan islam dengan Filsafat-filsafat tersebut

telah menimbulkan adanya interpretasi dan penafsiran yang menjauhkan sebagian

arti dan hakikat Islam dari benak kaum Muslim. Hal ini melahirkan

kesalahpahaman terhadap Islam dalam diri sebagian besar umat. Ditambah lagi

dengan kelalaian umat terhadap penguasaan Bahasa Arab dalam pengembanagn

Islam yang terjadi pada abad VII Hijriyah. Faktor-faktor inilah yang mendorong

kemunduran kaum muslim. Belum lagi sejak akhir abad XI Hijriyah (abad ke-17

Masehi) sampai sekarang dengan munculnya ghazwu ats-tsaqafi (invasi budaya),

kristenisai dan serangan politik yang datang dari Barat semakin menambah

parahnya kemerosotan, sekaligus menjadi problema baru dalam masyarakat Islam.

Page 44: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

34

Faktor-faktor tersebut memberikan andil yang cukup besar terhadap

kesalahpahaman kaum muslim mengenai Fikrah islamiyah, Sehingga mampu

melenyapkan kejernihan fikrah islamiyah yang hakiki dari benak kaum muslim.

Sedangkan terhadap thariqah Islamiyah, umat Islam jelas secara berangsur-angsur

telah kehilangan gambaran yang jelas mengenai Thariqah Islamiyah. Dahulu,

kaum muslim mengtahui bahwa keberadaannya dalam hidup ini adalah hanya

untuk Islam saja, dan bahwasanya tugas Dawlah Islamiyah adalah menerapkan

Islam, menjalankan hukum-hukum Islam di dalam negri dan menyebarluaskan

dakwah Islam ke luar negeri dan sesungguhnya metode praktis untuk

merealisasikannya adalah dengan jihad yang dilakukan oleh Negara. Namun

demikian, Kenyataan sebenarnya menunjukan bahwa umat Islam setelah

mngetahui semua itu mulai berpandangan bahwa tugas seorang muslim di dunia

ini terlebih dahulu, baru setelah itu sebagai tugas yang kedua menyampaikan

nasehat dan petunjuk. Itupun jika keadaannya mengijinkan. Di sisi lain, Negara

sudah tidak mempedulikan lagi kesalahan dan kelalaiannya dalam melaksanakan

hukum-hukum Islam. Negara tidak lagi merasa bersalah atas kelalaiannya dan

berpangku tangan dari aktifitas jihad fi sabilillah dalam rangka menyebarkan

Islam. Kaum muslim sendiri, setelah kehilangan negaranya disamping kekurangan

dan kelemahannya, mulai beranggapan bahwa kebangkita Islam dapat diraih

kembali melalui membangun masjid-masjid, menerbitkan buku-buku, tulisan atau

karangan, serta mendidik akhlak. Sementara mereka pada saat yang sama berdiam

diri terhadap kepemimpinan kufur yang menguasai dan menjajah mereka.

Page 45: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

35

Begitulah menyangkut aspek fikrah (konsep) dan thariqah (metode

penerapan). Sedangkan jika dilihat mengenai hubungan Fikrah dan thariqah,

ternyata kaum muslim hanya memperhatikan hukum-hukum syari’at yang

berkaitan dengan pemecahan problematika kehidupan yang menyangkut aspek

fikrah saja , mereka tidak lagi memperhatikan hukum-hukum yang menjelaskan

cara fraktis pemecahan problematika tersebut, yaitu hal-hal yang menjelaskan

thariqah. Pandangan seperti ini menjadikan kaum muslim hanya menitikberatkan

pada studi hukum-hukum syari’at dengan meninggalkan metode operasionalnya.

Mereka lebih banyak mempelajari hukum-hukum yang berkaitan masalah shalat,

nikah, talak, sedangkan hukum yang berkaitan dengan jihad, ghanimah, hukum-

hukum yang menyangkut khilafah, qadla (peradilan), hukum-hukum tentang

kharaj, dan sebagainya terlupakan. Cara seperti inilah yang akan membuat kaum

muslim memisahkan fikrah dan thariqah, antara teori dan praktek, sehingga

hasilnya kemustahilan untuk menerapkan fikrahnya karena tidak ada penerapan

thariqahnya.6

Semua itu menjadi lebih parah lagi dengan munculnya kesalahan dalam

memahami syariat yang akan diterapkan ditengah-tengah masyarakat, Islam

akhirnya ditafsirkan tidak sesuai dengan isi kandungan nash-nashnya dengan

tujuan agar disesuaikan dengan perkembangan jaman dan kondisi masyarakat

pada saat itu, padahal seharusnya masyarakatlah yang harus diubah agar sesuai

dengan Islam.7 Tindakan yang mereka lakukan ini tentu saja semakin menjauhkan

6 an-Nabhani , Taqiyuddin “Mafahim Hizbut Tahrir, Diterjemahkan oleh Abdullah, HTI,

Jakarta.2008 7 Syabab Hizbut Tahrir “bagaimana Membangun Kembali Negara Khilafah ´ judul asli The

Methode to Re-establish the Khilafah,diterjemhkan oleh M.Ramdan Adi, Bogor Pustaka Thariqul Izzah, 2004

Page 46: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

36

Islam dari kehidupan. Musuh-musuh Islam selalu menggunakan faham-faham

yang salah dan hukum yang batihl ini, sebagai alat untuk menyusupkan undang-

undang dan prinsip-prinsip mereka kepada umat Islam, yang tanpa disadari bahwa

hal ini bertentangan dengan agama Islam.

Bertolak dari penjelasan ini sudah seharusnya terdapat sebuah gerakan

yang memahami Islam, baik dalam aspek fikrah (konsep) maupun thariqah

(metoda penerapannya) lalu mengkaitkan keduanya dan berusaha melangsungkan

kembali kehidupan Islam di negeri-negeri Islam, sehingga menjadi titik awal

pergerakan yang memancarkan sinar dakwah Islam, dan kemudian menjadi titik

tolak penyebaran Dakwah Islamiyah. Atas dasar inilah Hizbut Tahrir berdiri

untukmendirikan Dawlah Khilafah Islamiyah yang akan menerapkan Islam secara

sempurna di negeri-negeri Islam serta mengemban dakwah islamke seluruh dunia.

D. Tujuan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Realitas yang dihadapi kaum Muslim saat ini dapat dirasakan oleh setiap

Muslim, saat ini negeri-negeri Muslim diperintah oleh sistem kufur, sehingga tak

diragukan lagi mereka hidup di Darul Kufur. Mereka terpecah ke dalam lebih

dari empat entitas, mulai dari Negara bercorak kebangsaan, keemiratan,

kesultanan dan kemullahan. Mereka terlalu lemah menentang kaum kuffar. Dalam

kondisi ini yang menjadi masalah bagi setiap Negara di dunia Islam adalah

bagaimana mengubah kondisi mereka dari Darul Kufur menjadi Darul Islam, lalu

menyatukannya dengan negera-negara Islam yang lain. Inilah yang menjadi

perkara bagi setiap Negara di dunia Islam. Lebih dari itu, hal ini merupakan

Page 47: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

37

pangkal dari seluruh perkara utama umat Islam sehingga pilihan hidup atau mati

dalam perkara ini merupakan hal yang urgen.

Hizbut tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi islam partai ini

didirikan untuk memenuhi perintah allah SWT,

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung (yang akan masuk surga). (Qs. Ali-Imran, 104) 8

Hizbut tahrir bertujuan membebaskan umat manusia dari dominasi

paham, pemikiran, sistem hukum, dan Negara kufur menuju paham, pemikiran

sistem hukum, dan Negara Islam dengan menerapkan syariat islam secara kaffah

dan mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia, tujuan ini tidak lain berarti

membawa umat Islam kembali pada kehidupan Islam di dalam darul Islam, yakni

Negara Islam dan masarakat Islam, sehingga seluruh persoalan kehidupan umat

diatur dengan syariat Islam dalam sebuah dawlah khlifah. ini merupakan satu-

satunya metode untuk membangkitkan umat islam.

Hizbut tahrir juga bertujuan melangsungkan kehidupan Islam dan

mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, ini berarti mengajak kaum

muslim untuk kembali hidup secara islami di Darul Islam dan di dalam

masyarakat Islam. Seluruh aktivitas kehidupan di dalamnya diatur sesuai dengan

hukum-hukum syara’ di bawah naungan dawlah Islammiah, yaitu dawlah khilafah

8 Hizbut Tahrir “Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir” , Bogor: Pustaka Thariqul Izzah: 2007

Page 48: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

38

islamiyah, yang dipimpin oleh seorang khalifah yang diangkat dan dibai’at oleh

kaum muslimin untuk didengar dan ditaati, dan agar menjalankan perintahnya

berdasarkan kitabullah dan sunah rasulNya, Juga untuk mengemban risalah Islam

ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.

Disamping itu Hizbut Tahrir bertujuan untuk membagkitkan kembali umat

islam dengan kebangkitan yang benar, melalui pola pikir yang cemerlang. Hizbut

Tahrir berusaha untuk mengembalikan posisi umat kemasa kejayaan dan

kemuliaannya, mengambil alih kendali negara-negara dan bangsa-bangsa di dunia,

danagan kembali menjadi negara super power di dunia seperti yang telah terjadi di

masa silam, dan memimpinnya sesuai dengan hukum-hukum Islam.

Kelompok ini (Hizbut Tahrir ) berkeyakinan mereka adalah kelompok

yang berusaha untuk menyampaikan hidayah (petunjuk syari’at) bagi umat

manusia, memimpin umat Islam untuk menentang ide-ide, dan sistem

perundangan-undangan kufur maupun kekupuran itu sendiri secara menyeluruh,

sehingga islam dapat menyelimuti seluruh dunia., yang pada tujuan adalah

mendirikan Daulah Islamiyah atau Khilafah Islamiyah, karena melalui jalan inilah

semua tujuan-tujuan dan keinginan mereka di atas dapat terlaksana.9

9 An-Nabhani, Taqiyuddin.” Daulah Islam terjemah Ad-Daulah Al-Islamiyah” HTI-

PressTebet, Jakarta Selatan.2002

Page 49: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

39

Page 50: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

BAB IV

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

A. Pemikiran dan Konsep Sistem Kernegaraan Perspektif Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI)

1. Struktur Negara Islam (ad-Dawlah al-Islamiyah)

Hizbut Tahrir selalu berusaha menjadikan metode dakwah

Rasulullah SAW sebagai referensinya, menurut mereka sistem dan struktur

Negara yang paling baik secara Islam adalah sebagaimana Rasulullh SAW

terapkan di Madinah. Ketika dimadinah Rosulullah SAW, menerapkan

sistem yang terkordinir seperti :

a. Rasulullah mengangkat wali-walidi tingkat propinsi, seperti ketika

rasul mengangkat Mu’adz bib Jabal menjadi wali di Janad, dan Khalid

bin Sa’id di Sanaa.

b. Menganklat Amil di Tingkat Kota, Rasul mengangkat Amru bin ‘Ash

di Oman

c. Rasul Mengambil zakat dari orang kaya dan diberikan kepada orang

fakir, bukan pajak seperti yang berlaku di Negara-negara mayoritas

Islam.

d. Mengangkat Qadli untuk memutuskan hokum yang berlandaskan al-

Qur’an, as-Sunah, Qiyas, baru kemudian Ijtihad.

e. Rasulillah SAW selalu bermusyawarah dengan para sahabat, para

pemikir yang berpandangan luas, serta memiliki keutamaan,memiliki

39

Page 51: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

40

kekuatan iman dan telah teruji dalam penyebarluasan dakwah Islam,

seperti Hamzah, Abu Bakar, Ja’far, Umar, Ali, ibnu Mas’ud dan lain-

lain.

Demikian Rasul menegakan sendiri struktur dawlah Islam dan

telah menyempurnakannya selama hidupnya. Negara dipimpin oleh sorang

Khlifah, Mu’awwim, Wali, ‘Amil, kemudian dalambidang hokum ada

Qadli sebagai pengambil keputusan berdasarkan hokum Islam, dan untuk

keamanan dan pertahanan ada pasukan tentara (militer), Kepala Biro,

Majlis Syuro tempat ia bermusyawarah. Struktur ini baik bentuk maupun

wewenangnya merupakan Thariqah yang wajib diikuti oleh negara-negara

Islam.1

Islam setelah Rasul hijrah ke Madinah bukan sekedar satu

komunitas, tetapi sebuah Negara, hal ini diperkuat oleh adanya Bai’at

Aqobah dari orang-orang muslim Madinah untuk mengangkat nabi sebagai

pemimpin sekaligus janji setia mereka kepada beliau untuk tidak

mensekutukan Allah SWT, tidak mencuri, tidak berzina, tidak berdusta,

serta tidak menghianati beliau2

2. Sistem Pemerintahan Islam (Dawlah Khilafah Islamiyah)

a. Sistem Sosial Politik

Politik adalah pengaturan seluruh umat dan negara, baik di dalam

maupun di luar negeri. Politik dijalankan Negara dengan cara menerapkan

1 an-Nabhani, Taqiyuddin “Mafahim Hizbut Tahrir” Jakarta: Diterjemahkan oleh Abdullah,

HTI,.2008 2 Iskandar, Arif ”Materi Dasar Islam” Bogor: Al-azhar Press. 2009. 16153

Page 52: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

41

sistem Islam di tengah-tengah masyarakat, mengatur urusan dan

kemaslahatan mereka di dalam negeri, mengetahui konstelasi politik

internasional serta politik negara-negara besar yang berpengaruh di dunia.

Juga, mencakup pembinaan hubungan luar negeri dengan berbagai negara

sesuai dengan kepentingan dakwah ke seluruh dunia dengan jalan dakwah

dan jihad.

Peranan politik umat dan partai-partai politik yang ada ditengah-

tengah umat dilakukan dengan cara mengawasi dan mengontrol para

penguasa yang mengatur urusan umat, meluruskan tingkah laku dan

memberikan nasehat kepada merakaketikamenyimpang dari aturan Islam

disamping memperhatikan semua urusan dan kepentingan umat muslim.

b. Sistem Sosial Ekonomi

Ekonomi dalam Islam merupakan jaminan bagi tercapainya

pemenuhan seluruh kebutuhan pokok untuk setiap individu rakyat secukup-

cukupnya, dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan kebutuhan

pelengkap sebatas kemampuannya. Dengan anggapan individu tersebut

hidup dalam masyarakat Islam mempunyai bentuk kehidupan yang khas

yang berbeda dengan sistem kehidupan yang lainnya.

Oleh karena itu syari’at Islam menjamin pemenuhan kebutuhan

pokok seperti sandang, pangan dan papan bagi setiap individu secara

sempurna. Semua itu bisa terwujud jika ada usaha dari setiap individu

untuk bekerja agar kebutuhan pokoknya terpenuhi, juga bagi orang-orang

yang menjadi tanggungannya, seperti anak-anaknya dan ahli warisnya.

Page 53: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

42

Tetapi jika tidak ada wali atau ada tapi tidak mampu memberikan nafkah,

maka kewajiban itu dipikul oleh Baitul Mal. Dengan demikian Islam

menjamin kebutuhannya secara layak bagi setiap individu.

i. Bentuk-Bentuk Kepemilikan

Pemilikan dalam konsep Dawlah Islam terdiri dari tiga jenis,

Pertama Kepemilikan Individu :Pemilikan individu merupakan izin

dari syar’i kepada umat dalam hal penggunaannya baik yang dipakai

langsung habis, dimanfaatkan atau ditukarkan. Islam telah

menjadikan pemilikan individu sebagai hak bagi seseorang secara

syar’i, seseorang boleh memiliki harta bergerak, seperti ternak, uang,

mobil, pakaian, ataupun yang tidak bergerak, seperti rumah, tanah,

pabrik. syara’ telah memberikan wewenang kepada individu terhadap

apa yang telah menjadi miliknya untuk mengaturnya sendiri. Namun

demikian syara’ juga telah menetapkan dan membatasi sebab-sebab

pemilikan harta yang boleh dimiliki manusia termasuk cara-cara

pengembangannya dan menetapkan pula cara-cara pengaturan harta.

Kedua Kepemilikan Umum: Pemilikan umum mencakup

benda-benda yang oleh Allah telah dijadikan milik bersama kaum

muslim. Setiap individu diperbolehkan memanfaatkannya, tetapi

dilarang memilikinya. Ada tiga sumber daya alam yang termasuk

dalam pemilikan umum, yaitu, Pertama fasilitas umum yang menjadi

kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari, dan jika tidak ada akan

menimbulkan kesulitan, seperti air. Rasulullah saw bersabda:

Page 54: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

43

“Masyarakat berserikat dalam tiga macam sumber (alam), yaitu air,

padang (rumput) pengembalaan dan api (energi)”.

Ketiga Kepemilikan Negara: Bentuk pemilikan Negara ini

mencakup segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat termasuk

di dalamnya setiap alat yang digunakan untuk menghasilkan

(memproses) ketiga macam sumber tadi. seperti instalasi air yang

menghubungkan santral dengan konsumen, alat pembangkit listrik

tenaga air (PLTA), tiang-tiang beserta kabelnya semua ini adalah

milik Negara.

c. Sistem Pertanian

Bidang pertanian merupakan bidang penting dalam sebuah Negara,

hasil-hasil pertanian digunakan untuk memenuhi kebutuhsn fisik manusia

seperti makan dan minum serta kebutuhan asasi individual, Belum lagi

berbagai produk olahan yang menunjang kenyamanan hidup manusia

seperti obat-obatan, kosmetilka, kerajinan dan sebagainya dengan

penduduk lebih 200 juta jiwa, Indonesia saat ini misalnya, membutuhkan

bahan pangan pokok sekurang- kurangnya 53 juta ton beras, 12.5 juta ton

jagung. Dan 3.0 juta kedelai dalam satu hari, masalah pertanian ini pun

sering digunakan dalam kancah politik luar negeri suatu negara. -Pada

perang ahzab di tengah-tengah kekhawatiran yang mengepung kaum

muslim rosulullah SAW, pergi menjumpai Uyainah bin hisnin bin

hudzaifah bin bard dan harits bin auf bin abu haritsah al-murri, yang saat itu

menjadi panglima perang gathfan, beliau menawarkan sepertiga hasil buah-

Page 55: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

44

buahan kota madinah kepada mereka dan sebagai kompensasinya

keduanya pulang bersama pasukannya, tidak terlibat dalam persekutuan

bersama-sama dengan pasukan quraisy. -Penghentian impor gandum

amerika ke uni soviet turut mempercepat keruntuhan Negara tirai besi

tersebut. Pada saat ini, isu penting dan sesitif dalam WTO (world terade

Organzation) adalah isu subsidi pertanian.3

d. Hubungan Internasional

Hubungan Dawlah Islamiyah dengan negara-negara lain di dunia

wajib disesuaikan dengan hukum-hukum Islam. Negara-negara yang ada

dewasa inidan tercakup dalam dunia Islam, seluruhnya dianggap berada di

dalam satu wilayah. Kaum muslim adalah satu umat yang berbeda dengan

umat manusia yang lainnya. Oleh karena itu, wajib bersatu dalam satu-

kesatuan negara dan kekuasaan yang berhubungan sesama kaum muslim

(negeri-negeri Islam) tidak dimasukan dalam hubungan maupun politik luar

negeri tetapi dianggap sebagai bagian dari politik dalam negeri, sehingga

tidak ada hubungan diplomatik, tidak ada perjanjian apapun, dan wajib di

laksanakan persatuan seluruh negeri-negeri tersebut dalam satu wadah

negara, yaitu Negara khilafah. Penduduk negeri-negeri itu tidak

digolongkan sebagai orang asing jika negara mereka masuk dalam Darul

Islam, mereka diperlakukan sebagai rakyat negara Khilafah. Berbeda halnya

jika negara mereka masih darul kufur (belum bergabung dengan negara

Khilafah), maka mereka diperlakukan sebagai penduduk darul kufur.

3 Buletin Dakwah. Al-Wa’ie “Barat dan Ideologi Setan” Edisi September 2005

.Jl.Kwitang 13. Jakarta

Page 56: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

45

Negara-negara lain, baik yang berada di Barat maupun di Timur,

seluruhnya dianggap darul kufur dan statusnya menurut syara’ adalah

termasuk Darul Harb. Hubungan dengan mereka didimasukan ke dalam

politik luar negeri dan ditentukan sesuai dengan keperluan jihad,

kemaslahatan kaum muslim dan kepentingan negara Khilafah berdasarkan

ketentuan hukum Syara’. Dengan negeri-negeri tersebut di atas di bolehkan

mengadakan perjanjian bertetangga baik, perjanjian perdagangan, ekonomi,

perjanjian ilmiah, perjanjian dalam bidang pertanian, dan perjanjian-

perjanjian lainnya yang di bolehkan menurut syar, perjanjian-perjanjian

tersebut harus ditentukan jangka waktunya dan harus dilakukan sesuai

dengan ketentuan jihad dan kepentingan kaum muslim serta kemaslahatan

negara Khalifah.

B. Strategi dan Metode yang Dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

dalam Mengkampanyekan Konsep Ketatanegaraannya dan Pikiran

Politiknya

1. Partai Bawah Tanah

Menurut penuturan Ismail Yusanto (Juru Bicara HTI), partai yang

berdiri sejak 1953 ini sepanjang sejarahnya selalu menjadi partai yang

dimusuhi penguasa. Karena agenda-agenda yang diperjuangkan

bertentangan secara diametral dengan ideologi negara ia berada. Namun,

meskipun timbul-tenggelam, partai ini tetap eksis hingga sekarang. Partai

yang berpusat di Yordania ini telah menyebar ke berbagai negara di hampir

Page 57: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

46

seluruh Timur Tengah dan di negara-negara lain dengan cara bergerak di

bawah tanah.

Dalam bentuk jaringan orang dan sistem Hizbut Tahrir telah

menyebar ke berbagai negara di hampir seluruh Timur Tengah, Inggris,

Jerman, Belanda, Austria, Pakistan, Malaysia, Singapura, Australia, jepang,

Uzbekistan, Azerbaizan, Kazakhstan, Kirgistan dan di beberapa negara

bagian di Amerika Serikat

Karena disemua tempat di larang, maka Hizbut Tahrir tidak tumbuh

sebagai organisai resmi, kecuali di Indonesia Hizbut Tahrir tumbuh sebagai

organisasi yang legal, meskipun pada awal pembentukannya pada 1982

hingga kejatuhan Orde Baru Hizbut Tahrir juga mengalami represi. Hizbut

Tahrir bergerak di bawah tanah dan tidak memiliki organisasi formal.

Mereka melakukan aktivitas organisasi dengan tingkat kerahasiaan yang

tinggi. Mereka menggunakan cara-cara khusus yang membuat aktivitas

mereka sulit terdeteksi dengan aparat negara. Dalam menjalankan kegiatan

politik yang tidak legal di mata penguasa ini, para pendukung Hizbut Tahrir

tertolong dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, dari

telepon, fax hingga internet. Teknologi terakhir inilah yang banyak

memudahkan mereka berhubungan dan mudah menghilangkan jejak.

Hal di atas sama dengan penuturan tokoh Hizbut Tahrir di

Uzbekistan bahwa gerakan Hizbut Tahrir di jalankan dengan tingkat

kerahasiaan yang tinggi. Diseluruh Asia Tengah gerakannya

terdesentralisasi pada Enam hingga Delapan orang per sel (kelompok). Sel-

Page 58: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

47

sel ini di sebut dawrah (sircle), yakni kelompok pengajian yang ditugasi

untuk menyebarkan dakwah Hizbut Tahrir. Ketua sel memberikan tugas-

tugas mingguan bagi anggotanya yang di harapkan untuk bergerak dan

merekrut anggota baru lalu dibentuk menjadi sel baru. Ketua sel merupakan

satu-satunya orang di dalam sel yang mengenal orang-orang di level yang

lebih atas. Dengan demikian berbagai upaya penguasa untuk

menyelundupkan agen rahasianya kedalam jaringan Hisbut Tahrir hanya

bisa menangkap sel itu.

Di tengah kesulitan yang menhimpit ini, Hizbut Tahrir tetap

terorganisasi dengan baik. Masing-masing jaringan diwajibkan berpegang

teguh kapada Qanun al-Idari (Undang-undang dasar gerakan). Qanun ini

memuat prinsip-prinsip pemikiran, ideologi dan manhaj gerakan. Qanun ini

disarikan dari berbagai kitab yang di tulis oleh para tokoh Hizbut Tahrir.

Kitab-kitab ini menjadi rujukan dalam wawasan, sikap dan tindakan para

aktivis Hizbut Tahrir diseluruh dunia. Sedangkan aktualisasi prinsip-prinsip

tersebut dalam bentuk kegiatan menjadi hak masing-masing jaringan

tingkat negara sesuai dengan konteks politik masing-masing, sebagai

contoh, Hizbut Tahrir menyelenggarakan pertemuan, diskusi, seminar,

demonstrasi, menerbitkan buku, majalah dan sebagainya.

Setiap wilayah harus selalu berhubungan dengan dewan pimpinan

pusat (Laznah Qiyadah Markaziyah) yang dipimpin oleh seorang amir.

Pengurus wilayah juga harus melakukan pertanggung jawaban kepada

pengurus internasionalnya. Semua proses-proses itu dilakukan melalui

Page 59: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

48

hubungan firtual. Tidak ada mekanisme temu langsung seperti kongres atau

muktamar. Aktivitas Hizbut Tahrir ditingkat regional (Negara) disebut

sistem kegiatan wilayah. Setiap wilayah organisasi ini dipimpin oleh panitia

khusus yang disebut “Lajnah Al-Wilayah” panitia khusus yang dibentuk

oleh dewan pimpinan pusat Hizbut Tahrir untuk mengembangkan pengaruh

politik, ideologi, serta aktualisasi aksi-aksi mereka, anggota panitia ini

terdiri dari tiga sampai sepuluh orang. Lajnah al-Wilayah ini akan selalu

tunduk kepada dewan pimpinan rahasia dalam struktur partai politik Hizbut

Tahrir.

Gerakan internal maupun eksternal dilakukan dengan sangat hati-

hati, karena ketika diketahui sebagai aktivis Hizbut Tahrir, maka akan

ditangkap. Bahkan di Yordania dan Timur Tengah sendiri Hizbut Tahrir

menghadapi tingkat represi yang tinggi. Buku-buku tentang Hizbut Tahrir

dilarang beredar dan tidak boleh dibaca atau disebarkan. Para aktivis

Hizbut Tahrir dikategorikan sebagai pemberontak, sehingga mereka yang

termasuk pemimpin tertinggi Hizbut Tahrir sendiri harus hidup berpindah-

pindah untuk menghindari penangkapan aparat pemerintah. Untuk

mensiasati situasi represif ini para pemimpin serta jaringan aktivis Hizbut

Tahrir berkomunikasi melalui media-media misalnya melalui dunia maya.

Hubungan dengan international board terbentuk melalui komunikasi

internet.4

4 Rahmat, M.Imdadun “Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah ke

Indonesia, Jakarta:.Erlangga, Ciracas, 2005.

Page 60: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

49

Kesulitan ini juga dialami oleh para aktivis dakwah Hizbut Tahrir

Indonesia yang belajar di Yordania dan Timur Tengah. Mereka tidak

mengetahui siapa para aktivis Hizbut Tahrir dan jika tahu mereka tidak bisa

berhubungan, sebab mereka diawasi dengan ketat, yang paling mungkin

mereka lakukan adalah membaca buku-buku karya para tokoh Hizbut

Tahrir dengan sembunyi-sembunyi. Dengan media on-line mereka agak

tertolong, karena media ini bisa diakses dimana-mana, sulit dilacak dan

mudah menyembunyikan diri, sehingga para mahasiswa yang menjadi

aktifis Hizbut Tahrir asal Indonesia di Timur Tengah sulit sekali berjejaring

dengan para aktivis dakwah Hizbut Tahrir disana.5

2. Tahapan-Tahapan Yang Dilalui Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Dalam Mengkampanyekan Konsep Kenegaraan Dan Pikiran

Politiknya.

Ketika mereka sudah menjadi organisasai yang reesmi atau tidak

mendapat sikap represif lagi dari pemerintah maka mereka tidak lagi

berinteraksi dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi, tetapi sudah lebih

mudah dan leluasa seperti di Indonesia. Mereka mencoba melakukan

perekrutan dengan metode yang lebih terorganisir dan komunikatif melalui

beberapa tahapan.

5 M. Imdadun Rahmat, “Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah ke

Indonesia”, (Ciracas. Jakarta: Erlangga, 2005), h. 54

Page 61: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

50

1) Marhalatu At-tasqif : yaitu tahap pembinaan dan pengkaderan untuk

melahirkan individu-individu yang meyakini fikrah dan metode Hizb

guna membentuk kerangka gerakan

2) Marhalatu At-tafaul ma’a Al-ummah: Yaitu tahap berinteraksi dengan

umat agar timbul kesadaran umum di tengah umat serta ikut memikul

kewajiban dakwah, sehingga berusaha untuk menerapkannya dalam

kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

3) Al-kifahu As-siyasi : yaitu tahap dimana dibutuhkan perjuangan politik

agar dapat berjuang menghadapi negara-negara kafir imperialis yang

menguasai dan mendominasi negeri-negeri Islam, serta menentang

para penguasa dan berusaha meluruskan mereka setiap kali mereka

merampas hak-hak rakyat, kemudian juga ketika mereka melalaikan

kewajibannya terhadap umat.

4) Istilamu Al-hukmi : Penyerahan kekuasaan atau pengambil alihan

kekuasaan dari pemerintah yang menerapkan hukum-hukum kufur, dan

menerapkan hokum Islam secara kenseluruhan lalu mengembannya ke

seluruh dunia sebagai risalah.6

3 Media Komunikasi massa

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) juga mencoba menyampaikan pikiran

politiknya kepada masyarakat luas lewat media-media komunikasi massa

seperti Koran, Majalah, Radio, pamplet dan sebagainya. Media-media

6 Syabab Hizbut Tahrir “bagaimana Membangun Kembali Negara Khilafah ´ judul asli The

Methode to Re-establish the Khilafah,diterjemhkan oleh M.Ramdan Adi, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2004

Page 62: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

51

komunikasi yang sudah siterbitkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) seperti

Koran (Media Umat), Majalah (al-Wa’i), Pamplet (al-Islam), maupun buku-

buku yang memaparkan tentang ide dan gagasan mereka.7 Serta slogan-slogan

provokatif yang mereka buat dan dimuat dimedia-media buatan mereka.

B Seruan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Pada tanggal 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M, negara penjajah kafir Inggris dan agennya, Musthafa Kamal, menghapus dawlah khilafah di Istanbul. Ini membuka pintu bagi negara-negara kolonialis untuk menguasai negara-negara Muslim, mereka memecah belah wilayah Islam yang demikian luas menjadi lebih dari 57 negara. Di atas negara-negara tersebut, kekuatan kolonialis mengangkat antek-antek mereka menjadi penguasa untuk melayani kepentingan-kepentingan mereka. Ketundukan kepada kepentingan negara-negara kafir tampak pada konstitusi, hukum, dan perundang-undangan di negeri-negeri Muslim, sehingga pergantian sosok penguasa disebuah negeri tidak akan dapat mengubah keadaan di negeri tersebut karena ideologi dan sistemnya tetap.

Sejak penghapusan khilafah, umat Islam ditimpa berbagai malapetaka, kemalangan dan penderitaan. Inggris menyerahkan Palestina -tanah yang diberkahi negeri Isra’ dan Mi’raj Rasulullah saw- kepada orang-orang Hindu bagian terbaik dari wilayah sub-benua India dan menyisakan wilayah-wilayah yang miskin kepada umat Islam. Inggris membiarkan Kashmir sebagai wilayah yang terus berdarah-darah, dimana orang-orang Hindu terus menerus menganiaya umat Islam sejak puluhan tahun yang lalu. Rusia membantai dan mengasingkan ribua Muslim di Asia Tengah;dan hingga kini Rusia masih menjalankan kebijakan yang bengis terhadap umat Islam di Chechnya. Sementara itu, Amerika Serikat, dengan dalih “perang melawan terorisme” menduduki Irak dan Afghanstan, merenggut kehormatan para muslimah, serta membantai ribuan lainnya.

Demikianlah, rangkaian permusuhan dan pelecehan orang-orang Kafir terhadap umat Islam terus berlangsung. Bukan hanya itu, mereka juga melontarkan serangan terbuka terhadap akidah Islam dengan berulang kali menghina Rasulullah saw yang mulya dan membuat tulisan,cerita,komik atau film yang melecehkan al-Quran.

Wahai umat Islam! Demikianlah keadan kita setelah Khilafah dihapuskan. Adalah sebuah

hal yang sangat hina dan memalukan, ketika kita diperlakukan bagaikan makanan yang diperebutkan oleh negara-negara yang rakus. Negeri-negeri kita menjadi sebuah arena persaingan antar negara-negar kafir

7 www. hizbut_tahrir.or.id

Page 63: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

52

Maka, tidak diaragukan lagi, bahwa satu-satunya jalan untuk membebaskan umat dari keadaan yang penuh kesulitan dan kehinaan ini adalah dengan menegakan kembali Dawlah Khilafah. Kita telah merasakan berbagai sistem dan ideologi, dari sistem demokrasi hingga sistem diktator, Inilah saat yang paling tepat bagi kita untuk bergerak bersama-sama menuju sebuah sistem yang sesuai dengan akidah kita. Sebuah sistem yang diperintahkan oleh Allah SWT, yang di dalamnya diterapkan syariah secara kaffah melalui penegakan kembali Daulah Khilafah.8

8 HTI: Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, Indonesia, Jakarta Selatan: HTI Press,

2009

Page 64: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konsep Sistem Kenegaraan Perspektif Hizbut Tahrir Indonesia

Dari hasil pencarian data-data baik melalui buku-buku, internet,

maupun hasil wawancara, penulis mendapatii bahwa sistem kenegaraan

islam adalah apabila sudah terpenuhi beberapa kriteria :

a. “Al-kuwah indal muslimin” kekuatan ditangan umat muslim.

Artinya kekuatan ada ditangan seluruh umat, bukan seperti dimayoritas

Negara-negara muslim sekarang keputusan ada dipenguasa atau

ditangan pemilik modal karena mereka tetap mengadopsi Demokrasi,

Sosialisme, Sekularisme, ataupun Liberalisme. umat Islam di Negara-

negara mayoritas muslim saat ini memisahkan antara negara dan

agama.

b. “at-tatbik al-ahkam as-sar’iyah fi kuli al-majal al-hayah” ada

penerapan Syariah secara menyeluruh dalam aspek kehidupan umat.

c. Dalam menerapkan hukum Selalu berlandaskan pada al-Qur’an dan as-

Sunah (Hadits Nabi SAW). Tidak mengadopsi sama sekali baik

Hukum, Sistem Ekonomi, Sistem Politik maupun Sistem Sosial dari

luar Islam karena Islam sudah sempurna, konseptualisasi tata

kehidupan manusia baik berkaitan dengan Ukhrawi (Shalat, Zakat,

Puasa, Haji, Jihad, dan sebagainya), maupun Duniawi (Sistem

keyakinan keagamaan, sosial Politik, sosial ekonomi, pertanian,

53

Page 65: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

54

maupun sistem pergaulan) serta urusan-urusan yang berkaitan dengan

Public service dan lain sebagainya sudah ada dalam al-Qur’an, Tinggal

kita sebagai muslim yang berkitabkan al-Qur’an bagaimana

menginterpretsikannya lewat pintu Ijtihad yang tentunya dengan

kemampuan Bahas Arab yang fasih dan kompeten. Allah SWT,

berfirman dalam al-Qur’an tentang kesempurnaan Islam.

☺ ☺

Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan atasmu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. (QS al-Maaidah : 3 )

2. Metode yang dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam

mengkampanyekan konsep kenegaraan dan pikiran politiknya

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) selalu menjadikan dakwah Rasul

sebagai referensinya. Rasul dalam berdakwah tahapannya itu kan ada tiga,

pertama, umat yang sudah memahami kepribadian dan kesadaran yang

Islami melakukan perjuangan dakwah dan politik untuk mewujudkan

Negara yang Islami pula.

Kedua, proses pembinaan yang tujuannya untuk menciptakan kesadaran

politik Islam dikalangan umat.

Ketiga, mewujudkan para pengemban dakwah Islam yang memiliki

kepribadian yang unik, yang keunikan itu Nampak kepada dua hal pola

pikirnya dan pola jiwanya. Seseorang dikatakan memiliki akidah Islam

bila menjadikan syariat Islam sebagai landasan dalam berpikir, seseorang

Page 66: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

55

dikatakan memiliki jiwa yang Islami jika ia tidak melakukan atau

meninggalkan satu perbuatan disertai pengetahuan hukum Allah atas

perbuatan tersebut.

a. Gerakan Bawah Tanah

Di negara-negara dimana ketika organisasi ini dilarang dan

organisai ini menjadi partai yang dimusuhi penguasa karena agenda-

agenda yang diperjuangkan bertentangan secara diametral dengan

ideologi Negara, mereka menyebar melalui jaringan orang dan sistem

dalam mengkomunikasikan pikiran politiknya kepada khalayak.

b. Marhaltud Da’wah (tahapan-tahapan dakwah)

Hizbut Tahrir melakukan beberapa tahapan dalam merekrut

anggota baru yaitu:

i. Tahap pembinaan dan pengkaderan (Marhalatu At-tasqif )

ii. Tahap berinteraksi dengan umat (Marhalatu At-tafaul ma’a Al-

ummah) untuk menimbulkan kesadaran di tengah umat.

iii. Tahap perjuangan politik (Al-kifahu As-siyasi)

iv. Tahap Penyerahan atau pengambilalihan kekuasaan (Istilamu Al-

hukmi) dari pemerintah.

c. Media Komunikasi massa

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) juga mencoba menyampaikan

pikiran politiknya kepada masyarakat luas lewat media-media

komunikasi massa seperti Koran (Media Umat), Majalah (al-Wa’i),

Pamplet (al-Islam), maupun buku-buku bacaan yang memuat ide dan

konsep mereka tentang kepemerintahan Negara islam.

Page 67: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

56

B. Kritik dan Saran

1. Secara umum konsep kenegaraan dengan tahapan-tahapan kampanye dan

metode yang dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah cukup

efektif dan mempunyai daya tawar karena mampu merekonstruksi

paradigma baru dikalangan umat dengan melibatkan proses komunikasi

yang efektif.

2. Kampanye yang dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)lebih mirip

kepada metode dakwah bukan kampanye karena tujuan kampanye adalah

khalayak tertentu dan waktu tertentu, tetapi Hizbut Tahrir Indonesia

(HTI) lebih menitik beratkan kepada ajakan jangka panjang dan lebih

bertujuan kepada cita-cita propaganda.

3. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bermaksud menggabungkan semua negeri-

negeri muslim melebur kedalam satu wilayah Darul Islam, sehingga tidak

ada lagi skat-skat pemisah antar Negara yang satu dengan Negara lain

dibawah komando kekuasaan tunggal Khilafah.

4. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) seolah ingin membekukan islam seperti di

zaman Rasul Muhammad SAW, mereka tidak memilah antara terma al-

Din (esensi agama) dan terma Syariah ( perumusan dan pembentukan

hukum berdasarkan konteks sosial keagamaan).

5. Mereka menolak berpikir ulang tentang isu yang berkembang dizaman

sekarang, dalam arti harus diberikan ruang beda mana yang termasuk

perkara-perkara transenden (Ilahiyah) dan mana perkara yang termasuk

Page 68: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

57

kerangka Syariah1. Mereka berpandangan Islam harus diterapkan dalam

semua aspek dan sistem baik hal-hal yang berkaitan dengan public

service, public interest, maupun sistem pergaulan sesama individu, sosial

dan hubungan internasional.

1 Ali Engineer, Asghar”Islam masa kini” Yogyakarta: .Pustaka Pelajar.2004

Page 69: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Abdul “ Menggaet Agama untuk Politik” Jakarta: Anggota Paripurna

Komnas Perempuan 29 Juli 2008. Al-maududi, Abul A’la. khilafah dan Kerajaan. Bandung: Mizan, Anggota

IKAPI, 1998. An-Nabhani, Taqiyuddin “Daulah Islam terjemah Ad-Daulah Al-Islamiyah” HTI-

Press Tebet, Jakarta Selatan.2002. An-Nabhani Taqiyuddin. Mafahim Hizbut Tahrir, Diterjemahkan oleh Abdullah,

HTI Press, Jakarta: 2008. Asghar Ali Engineer”Islam masa kini”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2004. A. Najiyulloh. Gerakan Keagaman dan pemikiran (Akar Ideology dan

Penyebarannya), Jakarta Timur: Al-I’tisham Cahaya Umat, 2004. Artanto, Pius, M.Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya :

Arloka,1999). hal.29. Buletin Dakwah. Al-Wa’ie “Barat dan Ideologi Syaithan” .Jl.Kwitang 13.

Jakarta: HTI Press. Edisi September. 2009. Bourchier, David. “pemikiran sosial Politik Indonesia Periode Orde lama-baru”

Jakarta: PT utama Graffiti. 2006. Fatwa, A.M. Demokrasi Teistis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. F. Isjwara S.H, LLM, “Pengantar Ilmu Politik” Bandung: Bina Cipta , 1976. Drs. D. Hendropuspito, O.C. ”Sosiologi Agama” Kanisius Yogyakarta, I’tisham,

Jakarta Timur: 2003. HTI: “Manifesto Hizbut Tahrir Indonesia” Jakarta Selatan,2009. HTI: Hizbut Tahrir wal Manhaj Hizbut Tahrir fi Taghyir (Mengenal Hizbut

Tahrir dan Strategi Dakwahnya), diterjemahkan oleh Abi ‘afif & Nurkhalish. Jakarta, 2002.

Hizbut Tahrir “Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir”

Bogor: Pustaka Thariqul Izzah: 2007. Ibrahim. Herman. “Kampanye Tanpa Kekerasan” Depok: CV.Citra Utama.

Jl.Cimanuk. 1999 hal.8.

58

Page 70: KAMPANYE KONSEP KENEGARAAN HIZBUT TAHRIR INDOESIA HTI

59

Irawan Suhartono “Metode Penelitian Sosial”(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2005)cet.ke-5,H.35.

Kusnadi, Moh. S.H “Hukum Tata Negara” Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata

Negara, Fakultas Hukum UI. CV.Sinar Bhakti .1985. Drs. H. Kencana, Inu. “Ilmu Pemerintahan da Al-qur’an”, Jakarta: Bumi Aksara.

1994. Drs. Kansil SH, “Sistem Pemerintahan Indonesi”, Jakarta: Aksara Baru, 1985. Nazir, Muhammad “Metode Penelitian” (Jakarta: Gaila Indonesia, 1998). Cet.ke-

1 H 234. Rosady, Ruslan. S.H, M.M ”Strategi Kampanye Public Relation” Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1997. Rahmat, M. Imdadun “Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah

ke Indonesia” Ciracas. Jakarta: Erlangga, 2005. Syabab Hizbut Tahrir “bagaimana Membangun Kembali Negara Khilafah”

Bogor: judul asli The Methode to Re-establish the Khilafah,diterjemhkan oleh M.Ramdan Adi, Pustaka Thariqul Izzah, 2004.

Surat-surat politik Nurcholis Madjid-Mohammad Roem “Tidak Ada Negara

Islam” Jakarta: Djambatan,1997. Tim ICCE UIN Jakarta “Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

Madani” Jakarta Timur: Rawa mangun. Jakarta Timur: Prenada Media. Mangun, 2003.

Urahmad. Winarno. “Menyusun Rencana Penelitian” (Bandung: CV. Tarsita,

1989). hal.162. Wardi, Bachtiar “Metode Penelitian Ilmu Dakwah”(Jakarta:Logos 1997). Cet.

Ke-1, hal 72. www. hizbut_tahrir.or.id