Pola dan Strategi Pengembangan Perkebunan

C 2011 2034 _ YELSHA AL ISRA C 2011 2082 _ MASDI

SEJARAH PERKEBUNAN DI INDONESIA

Abad XIX, usaha perkebunan untuk ekspor sebenarnya telah memiliki sejarah yang panjang di Indonesia.

Perubahan pola perdagangan pasar dunia pada akhir abad XV dan awal abad XVI yang disertai dengan pelayaran orang Barat langsung ke pusat – pusat produksi dan perdagangan di Asia Tenggara menimbulkan peningkatan permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang dihasilkan kepulauan Indonesia.

Komoditi seperti lada, pala, cengkeh, dan kayu manis yang sebelumnya hanya dikumpulkan dari tanaman liar mulai dibudidayakan penduduk di berbagai daerah di Indonesia.

RUANG LINGKUP PERKEBUNAN

Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 18 tahun 2004 tentang perkebunan, perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

Perusahaan perkebunan adalah pelaku usaha perkebunan

warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan

berkedudukan di Indonesia yang mengelola usaha

perkebunan dengan skala tertentu.

POLA DAN STRATEGI PERKEBUNAN

Pola pengembangan perkebunan yang dilakukan masyarakat petani, antara lain:

Bentuk Usahatani Perkebunan Indonesia

Perkebunan Rakyat, dilaksanakan dengan 3 pola, yaitu:

Perkebunan Besar Swasta, Badan Usaha Milik Swasta dengan komoditas yang dominan, misalnya karet, kelapa, kelapa sawit dan kakao.

ASAS PERKEBUNA

N

Asas manfaat dan berkelanjuta

n

Asas Keterpa

duan

Kebesamaan

Keterbukaan

Berkeadilan

Pembinaan Usaha Perkebunan dengan Pendekatan Sistem dan Usaha Agribisnis

Dengan memadukan keterkaitan berbagai subsistem

dimulai dari

penyediaan sarana produksi

produksi

pengolahan

pemasaran hasil perkebunan

subsistem jasa penunjang lainnya untuk meningkatkan pendapatan pelaku usaha perkebunan

Langkah - Langkah kebijaksanaan di Bidang Perkebunana. Peningkatan terhahap budidaya komoditi

dengan paket lengkap b. Sistem PIR akan terus dikembangkan,

diarahkan ke daerah pengembangan baru. c. Kegiatan pasca panen/pemasaran komoditi

akan ditingkatkan dengan berbentuk fasilitas pengolahan dan pemasaran hasil, sejauh mungkin dikaitkan kegiatan produksi yang ditunjang oleh dana kredit

d. Pembinaan petani akan terus ditingkatkan yang diarahkan kepada pengorganisasian petani berkelompok menuju sistem pengkoperasian

Langkah - Langkah Kebijaksanaan di Bidang Perkebunan

a) Terus memberikan pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat tani perkebnan sebagai suatu upaya untuk “Transfer of Technology” kepada Perkebunan Rakyat akan terus dikembangkan dan ditingkatkan.

b) Terus melaksanakan pengembangan perkebunan di lokasi baru untuk menunjang transmigrasi dam “resettlement”

c) Peningkatan investasi untuk eningkatan produksi untuk memperbaiki kedudukan Indonesia dipasaran dunia dan untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang semakin meninkat.

d) Akan terus merintis kerjasama dengan investor luar negeri dalam bentuk usaha patungan dengan modal terutama dari luar negeri dan manajemen oleh PNP/PTP.

e) Penyediaan dana kredit perbankan yang mencukupi dengan bunga yang disamakan dengan fasilitas bunga bagi Perkebunan Besar Swasta.

Langkah - Langkah Kebijaksanaan Perkebunan Swastaa) Intensifikasi pengawasan kebun-kebun

milik swasta asing dan pengendalian kebun swasta nasional ke arah kelestarian sumber daya atau kesejahteraan karyawan dan partisipasinya dalam pembangunan.

b) Perkebunan swasta nasional yang msih lemah akan dibimbing dalam peningkatan kemampuan manajemennya dan dikaitkan dengan perkreditan dan pengembangan kantor administrasi perkebunan.

c) Pengembangan PIR dengan Inti Perkebunan Swasta (PBS).

Kewajiban Perusahaan Inti a) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis

dalam pemeliharaan, panen pemasaran hasil tanaman pokok serta membantu usaha tani tanaman pdan pekarangan.

b) Membantu Penerbitan Sertifikat Tanah atas naman petani peserta.

c) Menampung dan membeli hasil kebun petani dengan harga sesuai keterangan pemerintah serta membantu kelancaran pengembalian kredit petani.

d) Mempersiapkan pelaksanaan konversi. e) Turut membina Petani Peserta melalui

Kelompok Tani dan KUD menjadi Mitra Kerja yang tangguh dan mandiri.