rabies
TRANSCRIPT
RABIESDisusun Oleh :
Ary Nahdiyani Amalia
DEFINISI
Infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak dan medulla spinalis
Menurut cara penularannya termasuk golongan zoonosis langsung (direct zoonosis) sedangkan menurut reservoir utamanya rabies digolongkan dalam antropozoonosis.
Rabies dapat ditularkan oleh satwa liar (wild life zoonosis), hewan piaraan (domesticated animal zoonosis) maupun hewan yang hidup dipemukiman manusia (domiciliated zoonosis)
EPIDEMIOLOGI
Tahun 2000, World Health Organization (WHO) setiap tahun di dunia terdapat sekurang-kurangnya 50.000 orang meninggal karena rabies.
Rabies bisa terjadi disetiap musim atau iklim, dan kepekaan terhadap rabies kelihatannya tidak berkaitan dengan usia, seks atau ras.
Menurut laporan Depkes RI, kasus gigitan rabies ke manusia mencapai jumlah 20.926 kasus gigitan per tahun pada tahun 2010 yang terlaporkan kepada Dinas-Dinas Kesehatan di seluruh Kabupaten di Indonesia.
ETIOLOGI
Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam familia Rhabdoviridae, genus Lyssa.
Virus berbentuk peluru atau silindris dengan salah satu ujungnya berbentuk kerucut dan pada potongan melintang berbentuk bulat atau elip (lonjong).
Pada suhu 600 C virus mati dalam waktu 1 jam dan dalam penyimpanan kering beku (freezedried) atau pada suhu 40 C dapat tahan selama bebarapa tahun.
ETIOLOGI
Virus peka terhadap sinar ultraviolet, zat pelarut lemak, alkohol 70 %, yodium, fenol dan klorofrom.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VIRUS RABIES
SKEMA PATOGENESIS INFEKSI VIRUS RABIES
PATOGENESIS Cara penularan melalui gigitan dan non gigitan
MASA INKUBASI
Masa inkubasi pada manusia yang khas adalah 1-2 bulan tetapi bisa 1 minggu atau selama beberapa tahun (mungkin 6 tahun atau lebih). Biasanya lebih cepat pada anak-anak dari pada dewasa.
Masa inkubasi tergantung dari lamanya pergerakan virus dari luka sampai ke otak : gigitan dikaki masa inkubasi kira-kira 60 hari, gigitan di tangan masa inkubasi 40 hari, gigitan di kepala masa inkubasi kira-kira 30 hari.
Masa inkubasi tergantung pada : umur pasien, latar belakang genetik, status immun, strain virus yang terlibat, jarak yang harus ditempuh virus dari titik pintu
masuknya ke susunan saraf pusat.
GEJALA KLINIS RABIES PADA MANUSIA
1. Stadium ProdromalGelisah, demam, malaise, mual, sakit kepala, gatal, merasa seperti terbakar, kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa hari.
2. Stadium SensorisNyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap ransangan sensoris.
3. Stadium EksitasiTonus otot-otot dan aktifitas simpatik meningkat, hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dilatasi pupil, hidrofobia, photophobia. Pada stadium ini dapat terjadi apneu, sianosis, kejang dan takikardi, cardiac arrest, tingkah laku penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai dengan respons yang berlebihan.
4. Stadium ParalisSebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadangkadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.
GEJALA KLINIS RABIES PADA HEWAN
Anjing muda lebih relatif lebih peka dibandingkan hewan dewasa. Masa inkubasi rata-rata 3 s.d 6 minggu dengan variasi yang tinggi. Virus rabies dijumpai pada air liur anjing segera setelah gejala klinis tampak.
Ada tiga bentuk rabies pada hewan yaitu : Furious rabies (bentuk ganas) Dumb rabies (bentuk tenang) Asimtomatik rabies
BENTUK GANAS (FURIOUS RABIES)
Masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda terlihat. Hewan menjadi penakut /galak; Senang bersembunyi di tempat-tempat yang dingin,
gelap dan menyendiri tetapi dapat menjadi agresif; Tidak menurut perintah majikannya; Nafsu makan hilang;
Air liur meleleh tak terkendali; Hewan akan menyerang benda yang ada
disekitarnya dan memakan barang, benda-bendaasing seperti batu, kayu dsb;
Menyerang dan menggigit barang bergerak apa saja yang dijumpai;
Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan; ekor diantara 2 (dua) paha.
Bentuk Diam (Dumb Rabies) Masa eksitasi pendek, paralisa cepat terjadi. Bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk Kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahakan
sering tidak terlihat. Lumpuh, tidak dapat menelan, mulut terbuka. Air liur keluar terus menerus (berlebihan).
Bentuk Asimtomatis: Hewan tidak menunjukkan gejala sakit dan atau
hewan tiba-tiba mati.
Rabies Pada Kucing mempunyai gejala atau tanda-tanda yang hampir sama dengan gejala pada anjing, seperti : menyembunyikan diri, banyak mengeong, mencakar-cakar lantai dan menjadi agresif.
DIAGNOSIS
Darah rutin : dapat ditemukan peningkatan leukosit (8000 – 13000/mm) dan penurunan hemoglobin serta hematokrit.
Urinalisis : dapat ditemukan albuminuria dan sedikit leukosit.
Mikrobiologi : Kultur virus rabies dari air liur penderita dalam waktu 2 minggu setelah onset.
Histologi : dapat ditemukan tanda patognomonik berupa badan Negri (badan inklusi dalam sitoplasma eosinofil) pada sel neuron
Serologi : DFA Testing and RT-PCR melaluii biopsy kulit, Reverse-Transcription Polymerase Chain Reaction (RTPCR) dalam saliva.
Cairan serebrospinal : Rabies Virus–Specific Antibodies dalam serum dan LCS (Rapid fluorescent focus inhibition test/RFFIT), dapat ditemukan monositosis sedangkan protein dan glukosa dalam batas normal.
PENATALAKSANAAN RABIES
Berikut ini beberapa tips dan langkah-langkah penanganan luka gigitan:
Segera luka dibersihkan, bisa menggunakan sabun/deterjen, dibilas dgn air bersihmengalir 5-10 menit. Lalu dikeringkan dgn kain/tissue bersih dan dapat ditambahkan antiseptik betadin ataupun alkohol 70%.
Lakukan eksplorasi pada luka. lakukan pembersihan dgn NaCl 0,9%, atau dgn H2O2 3%.
Luka yg ada jangan dijahit, kalau luka terlalu lebar bisa dilakukan penjahitan secara longgar dgn menggunakan benang non absorbable, dan dipasang drain.
Dapat dikombinasikan dgn antibiotik, untuk mencegah adanya infeksi kuman atau bakteri yg lain.
PENCEGAHAN RABIES
Pencegahan primer Pencegahan sekunder Penceghan tersier
Pencegahan Primer
Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan sebangsanya yang masuk tanpa izin ke daerah bebas rabies.Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing dan kera, 70% populasi yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus.Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran, harus didaftarkan ke Kantor Kepala Desa/Kelurahan atau Petugas Dinas Peternakan setempat.
Anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak boleh lebih dari 2 meter. Anjing yang hendak dibawa keluar halaman harus diikat dengan rantai tidak lebih dari 2 meter dan moncongnya harus menggunakan berangus (beronsong).
Menangkap dan melaksanakan observasi hewan tersangka menderita rabies, selama 10 sampai 14 hari, terhadap hewan yang mati selama observasi atau yang dibunuh, maka harus diambil spesimen untuk dikirimkan ke laboratorium terdekat untuk diagnosa.
Pencegahan Sekunder
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko tertularnya rabies adalah mencuci luka gigitan dengan sabun atau dengan deterjen selama 5-10 menit dibawah air mengalir/diguyur. Kemudian luka diberi alkohol 70% atau Yodium tincture. Setelah itu pergi secepatnya ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan
Pencegahan Tersier
Membatasi atau menghalangi perkembangan ketidakmampuan, kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif yang mencakup pembatasan terhadap ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi.
PROGNOSIS
Penyakit rabies tidak dapat disembuhkan sehingga prognosisnya jelek.
Tanpa pencegahan, penderita hanya bertahan sekitar 8 hari, sedangkan dengan penangan suportif, penderita dapat bertahan hingga beberapa bulan. Sebelum ditemukan pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari.