r imun 2015

43
PER A N A N PROFESI K EPER A W A TA N DALAM T IN D A K A N IM U N ISASI O LEH RO SSYANA S HERM AW AN,S.Kp,M .Pd ASSALAM M U ALAIKU M W R W B

Upload: rizkirahman

Post on 01-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Keperawatan anak

TRANSCRIPT

Page 1: R Imun 2015

PERANAN PROFESI K EPERAWATAN DALAM TINDAK AN IMUNISASI

OLEH

ROSSYANA S HERMAWAN, S.Kp, M.Pd

ASSALAMMUALAIKUM WR WB

Page 2: R Imun 2015

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Dalam lingkup pelayanan kesehatan, bidang Dalam lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utamapreventif merupakan prioritas utama

Setiap tahun diseluruh dunia ratusan anak-Setiap tahun diseluruh dunia ratusan anak- anak dan dewasa meninggal dunia karena anak dan dewasa meninggal dunia karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.imunisasi.

Page 3: R Imun 2015

Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balitamenurunkan angka kematian bayi dan balita

Untuk mencapai hal tersebut perawat mempunyai Untuk mencapai hal tersebut perawat mempunyai peranan penting dalam upaya penurunan AKB dan peranan penting dalam upaya penurunan AKB dan AKABA AKABA pemberian imunisasi pemberian imunisasi

Untuk dapat melakukan pelayanan imunisasi yang Untuk dapat melakukan pelayanan imunisasi yang baik dan benar diperlukan pengetahuan dan baik dan benar diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang vaksinologiketerampilan tentang vaksinologi

Page 4: R Imun 2015

Peran perawat pada PPMPeran perawat pada PPM

Perawat merupakan salah satu anggota tim Perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang mempunyai peranan kesehatan yang mempunyai peranan penting sebagai:penting sebagai:

Pendidik, konselor, koordinasi, pembuat Pendidik, konselor, koordinasi, pembuat keputusan, perencana, pelaksana, penelitikeputusan, perencana, pelaksana, peneliti

Fokus utama dalam pelaksanaan Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan askep yaitu as berpusat pada pelayanan askep yaitu as berpusat pada keluarga dan perawatan yang atraumatikkeluarga dan perawatan yang atraumatik

Page 5: R Imun 2015

Peran profesi kep. Thdp Peran profesi kep. Thdp PPMPPM

Pencegahan PrimerPencegahan Primermelakukan promosi kes, memberikan melakukan promosi kes, memberikan perlindungan khususperlindungan khusus

Pencegahan sekunder:Pencegahan sekunder:pada dx dini dan pengobtn segerapada dx dini dan pengobtn segera mencegah penyebran penyakit, mencegah penyebran penyakit, pembatasan cacat pembatasan cacat pemantauan, pemantauan, evaluasi KIPIevaluasi KIPI

Pencegahan Tertier - Pencegahan Tertier - rehabilitasirehabilitasi

Page 6: R Imun 2015

pengertianpengertian

Imunisasi adalah suatu pemindahan atau Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasiftransfer antibodi secara pasif

Vaksinasi adalah pemberian vaksin Vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuhsistem imun di dalam tubuh

Page 7: R Imun 2015

Penyakit yang dapat Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dicegah dengan imunisasi (PD3I)(PD3I)

1.1. DifteriDifteri

2.2. PertusisPertusis

3.3. TetanusTetanus

4.4. TuberkulosisTuberkulosis

5.5. CampakCampak

6.6. PoliomielitisPoliomielitis

7.7. Hepatitis BHepatitis B

Page 8: R Imun 2015

Imunologi PD3IImunologi PD3I

1.1. Sistem kekebalan.Sistem kekebalan.

Perlindungan terhadap penyakit infeksi Perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan dengan suatu kekebalan, yaitu : dihubungkan dengan suatu kekebalan, yaitu : kekebalan aktif dan pasifkekebalan aktif dan pasif

a.a. Kek. aktif Kek. aktif perlindungan yang dihasilkan perlindungan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan seseorang itu sendirioleh sistem kekebalan seseorang itu sendiri

b.b. Kek. pasif Kek. pasif perlindungan yang diberikan perlindungan yang diberikan oleh zat-zat yang dihasilkan oleh hewan atau oleh zat-zat yang dihasilkan oleh hewan atau manusia yang diberikan oleh orang lainmanusia yang diberikan oleh orang lain

Page 9: R Imun 2015

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi efektifitas vaksin:efektifitas vaksin:

a.a. Sistem imun penerima vaksinSistem imun penerima vaksin

b.b. Faktor genetik penerima vaksinFaktor genetik penerima vaksin

c.c. Kualitas dan kuantitas vaksin: cara Kualitas dan kuantitas vaksin: cara pemberian, dosis, frekuensi pemberian, dosis, frekuensi pemberian,adjuvan, jenis vaksinpemberian,adjuvan, jenis vaksin

Page 10: R Imun 2015

Klasifikasi vaksinKlasifikasi vaksin

a.a. Vaksin Vaksin live attenuatedlive attenuated (vaksin hidup (vaksin hidup derivat virus atau bakteri liar yang derivat virus atau bakteri liar yang dilemahkandilemahkan

b.b. VaksinVaksin inactived inactived ( dengan menumbuhkan ( dengan menumbuhkan bakteri atau virus pada media kultur bakteri atau virus pada media kultur kemudia diinaktifkan)kemudia diinaktifkan)

c.c. Vaksin polisakarida (berasal dari molekul Vaksin polisakarida (berasal dari molekul gula yang melapisi dinding bakteri)gula yang melapisi dinding bakteri)

d.d. Vaksin rekombinan (rekayasa genetik)Vaksin rekombinan (rekayasa genetik)

Page 11: R Imun 2015

Jadwal pemberian Jadwal pemberian imunisasiimunisasi

umurumur vaksinvaksin

0 bulan0 bulan HB 0HB 0

1 bulan1 bulan BCG, Polio 1BCG, Polio 1

2 bulan2 bulan DPT/HB 1, Polio 2DPT/HB 1, Polio 2

3 bulan3 bulan DPT/HB2, Polio 3DPT/HB2, Polio 3

4 bulan 4 bulan DPT/HB3, Polio 4DPT/HB3, Polio 4

9 bulan9 bulan CampakCampak

Page 12: R Imun 2015

Jadwal pemberian imunisasi Jadwal pemberian imunisasi anak SD dan sederajatanak SD dan sederajat

Waktu Waktu Pemberian Pemberian imunisasiimunisasi

DosisDosis

Kelas 1Kelas 1 DTDT

CampakCampak

O,5 ccO,5 cc

0,5 cc0,5 cc

Kelas 2Kelas 2 TTTT O,5 ccO,5 cc

Kelas 3Kelas 3 TTTT O,5 ccO,5 cc

Page 13: R Imun 2015

BCGBCG

dosisdosis 0,05 cc0,05 cc

lokasilokasi Lengan kanan atas luarLengan kanan atas luar

caracara ICIC

Ukuran Ukuran jarumjarum

10 mm, ukuran 26 G10 mm, ukuran 26 G

jenisjenis Bubuk + pelarut Bubuk + pelarut

bentukbentuk Cairan putih keruh dengan sedimen Cairan putih keruh dengan sedimen yang melayang jika dikocokyang melayang jika dikocok

Page 14: R Imun 2015

DPT/HBDPT/HB

dosisdosis 0,5 cc0,5 cc

lokasilokasi Paha tengah bagian luarPaha tengah bagian luar

caracara IMIM

Ukuran Ukuran jarumjarum

25 mm, ukuran 23 G25 mm, ukuran 23 G

jenisjenis Siap pakaiSiap pakai

bentukbentuk Cairan putih keruh dengan sedimen Cairan putih keruh dengan sedimen yang melayang jika dikocokyang melayang jika dikocok

Page 15: R Imun 2015

POLIOPOLIO

dosisdosis 2 tetes2 tetes

lokasilokasi mulutmulut

caracara diteteskanditeteskan

Ukuran Ukuran jarumjarum

jenisjenis Botol dengan alat tetes mulutBotol dengan alat tetes mulut

bentukbentuk Cairan putih berwarna merah jambu Cairan putih berwarna merah jambu atau orangeatau orange

Page 16: R Imun 2015

Campak Campak

dosisdosis 0,5 cc0,5 cc

lokasilokasi Lengan kiri atasLengan kiri atas

caracara Subkutan Subkutan

Ukuran Ukuran jarumjarum

25 mm,25 mm,

Ukuran 23 GUkuran 23 G

jenisjenis Bubuk + pelarutBubuk + pelarut

bentukbentuk Cairan jernih kekuning-kuninganCairan jernih kekuning-kuningan

Page 17: R Imun 2015

HB Uniject HB Uniject

dosisdosis 0,5 cc0,5 cc

lokasilokasi Paha sebelah kanan bagian luarPaha sebelah kanan bagian luar

caracara intramuskuler intramuskuler

Ukuran Ukuran jarumjarum

Ukuran 26 GUkuran 26 G

jenisjenis Siap pakaiSiap pakai

bentukbentuk Cairan jernih Cairan jernih

Page 18: R Imun 2015

Pemakaian vaksin yang telah Pemakaian vaksin yang telah dibukadibuka

No.No. Jenis vaksinJenis vaksin Masa pakaiMasa pakai

1.1. BCGBCG 3 jam3 jam

2.2. CampakCampak 6 jam6 jam

3.3. PolioPolio 2 minggu2 minggu

4.4. DPT/HBDPT/HB 4 minggu4 minggu

5.5. TTTT 4 minggu4 minggu

6.6. DTDT 4 minggu4 minggu

Page 19: R Imun 2015

Pemeliharaan vaksinPemeliharaan vaksin1.1. Penempatan lemari esPenempatan lemari es

a.a. Tidak terkena sinar matahari secara langsungTidak terkena sinar matahari secara langsung

b.b. Pastikan bahwa alat ditempatkan jauh dari Pastikan bahwa alat ditempatkan jauh dari sumber panassumber panas

c.c. Ruangan harus berventilasi baikRuangan harus berventilasi baik

Page 20: R Imun 2015

d. Lemari es harus dalam posisi mendatard. Lemari es harus dalam posisi mendatar

e. Perhatikan jarak antara dinding dan e. Perhatikan jarak antara dinding dan plafon atasplafon atas

f. Atur stopkontak agar tidak menempel f. Atur stopkontak agar tidak menempel pada bagian belakang lemari espada bagian belakang lemari es

g. Pastikan satu steker untuk satu g. Pastikan satu steker untuk satu stopkontakstopkontak

h. Voltage listrik harus sesuaih. Voltage listrik harus sesuai

Pemeliharaan vaksin Lanjutan :

Page 21: R Imun 2015

Penyimpanan vaksin di Penyimpanan vaksin di lemari eslemari es

1. Semua vaksin disimpan pada suhu +2 s/d +8 1. Semua vaksin disimpan pada suhu +2 s/d +8 derajat celcius (pada lemari es bukan freezer)derajat celcius (pada lemari es bukan freezer)

2. Vaksin sensitif beku (TT,DT, HB, DPT/HB) 2. Vaksin sensitif beku (TT,DT, HB, DPT/HB) diletakkan jauh dari evaporatordiletakkan jauh dari evaporator

3. Vaksin sensitif panas (BCG,Campak, Polio) 3. Vaksin sensitif panas (BCG,Campak, Polio) diletakkan dekat dengan evaporatordiletakkan dekat dengan evaporator

4. Jarak antar dus vaksin 1-2 cm atau satu jari 4. Jarak antar dus vaksin 1-2 cm atau satu jari tangan untuk sirkulasi udaratangan untuk sirkulasi udara

Page 22: R Imun 2015

Penyimpanan vaksin lanjutan :Penyimpanan vaksin lanjutan :

5. Bagian bawah lemari es diletakan cool pack 5. Bagian bawah lemari es diletakan cool pack sebagai penahan dingin dan kestabilan suhusebagai penahan dingin dan kestabilan suhu

6. Untuk mengurangi paparan panas maka 6. Untuk mengurangi paparan panas maka vaksin harus selalu berada didalam dusvaksin harus selalu berada didalam dus

7. Pelarut disimpan pada ruang terhindar dari 7. Pelarut disimpan pada ruang terhindar dari sinar matahari langsungsinar matahari langsung

8. Sehari sebelum digunakan, pelarut disimpan 8. Sehari sebelum digunakan, pelarut disimpan pada lemari espada lemari es

Page 23: R Imun 2015

Menyiapkan pelayanan Menyiapkan pelayanan imunisasiimunisasi

1.1. LogistikLogistik

2.2. Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari lemari eslemari es

3.3. Memeriksa apakah vaksin aman Memeriksa apakah vaksin aman diberikandiberikan

4.4. Menyiapkan termos vaksinMenyiapkan termos vaksin

5.5. Menyiapkan tempat kerja Menyiapkan tempat kerja

Page 24: R Imun 2015

Pelaksanaan pelayanan Pelaksanaan pelayanan imunisasiimunisasi

1.1. Penyuluhan sebelum dan sesudah imunisasiPenyuluhan sebelum dan sesudah imunisasi

2.2. Pemeriksaan sasaran (usia dan status Pemeriksaan sasaran (usia dan status imunisasi, jarak pemberianimunisasi, jarak pemberian

3.3. Konseling Konseling membantu klien agar dapat membantu klien agar dapat membuat keputusan ttg imunisasi yang akan membuat keputusan ttg imunisasi yang akan diterimaditerima

4.4. Pemberian imunisasi dengan menggunakan Pemberian imunisasi dengan menggunakan vaksin yang tepat dan amanvaksin yang tepat dan aman

5.5. pendokumentasian pendokumentasian

Page 25: R Imun 2015

Contoh pesan yang Contoh pesan yang diberikan pada saat diberikan pada saat konselingkonseling

1.1. Manfaat dari vaksin yang diberikanManfaat dari vaksin yang diberikan

2.2. Tanggal imunisasi dan pentingnya. Buku Tanggal imunisasi dan pentingnya. Buku KIA/KMS disimpan secara aman dan di bawa KIA/KMS disimpan secara aman dan di bawa pada saat kunjungan berikutpada saat kunjungan berikut

3.3. Apa akibat ringan yang dapat dialami, cara Apa akibat ringan yang dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu kawatirmengatasi dan tidak perlu kawatir

4.4. Lima imunisasi dasar lengkap (LIL) untuk Lima imunisasi dasar lengkap (LIL) untuk melindungi si buah hati sebelum usianya 1 melindungi si buah hati sebelum usianya 1 tahuntahun

Page 26: R Imun 2015

Kegiatan akhir pelayanan Kegiatan akhir pelayanan imunisasiimunisasi

A.A. Tempat pelayanan statis (yang memiliki Tempat pelayanan statis (yang memiliki lemari es penyimpanan vaksin)lemari es penyimpanan vaksin)

1.1. Menangani sisa vaksinMenangani sisa vaksin

2.2. Membuang alat-alat suntik bekasMembuang alat-alat suntik bekas

3.3. Hasil imunisasi setiap bulan dilaporkanHasil imunisasi setiap bulan dilaporkan

Page 27: R Imun 2015

B. Pada tempat pelayanan lapanganB. Pada tempat pelayanan lapangan

1.1. Membereskan thermos (vaccine carrier)Membereskan thermos (vaccine carrier)

2.2. Meninggalkan tempat pelayanan keluar Meninggalkan tempat pelayanan keluar dengan keadaan bersih dan rapidengan keadaan bersih dan rapi

3.3. Mengembalikan vaksin ke dalam lemari Mengembalikan vaksin ke dalam lemari eses

4.4. Membersihkan thermosMembersihkan thermos

5.5. Hasil imunisasi dilaporkan setiap bulanHasil imunisasi dilaporkan setiap bulan

Page 28: R Imun 2015

KIPIKIPI

A. Definisi : semua kejadian sakit dan A. Definisi : semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasibulan setelah imunisasi

Page 29: R Imun 2015

B. Klasifikasi KIPI (WHO B. Klasifikasi KIPI (WHO 1999)1999)

1.1. Reaksi vaksin (vaccine reaction) Reaksi vaksin (vaccine reaction) 2.2. Kesalahan Program (programatic error) Kesalahan Program (programatic error)

sebagian besar kasus KIPI berhubungan sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik dengan masalah program dan teknik pelaksanaan yang meliputi kesalahan pelaksanaan yang meliputi kesalahan penyimpanan, pengelolaan, tata laksana penyimpanan, pengelolaan, tata laksana pemebrianpemebrian

3.3. Kebetulan (coincidental)Kebetulan (coincidental)4.4. Reaksi suntikan (injection reaction)Reaksi suntikan (injection reaction)5.5. Penyebab tidak diketahuiPenyebab tidak diketahui

Page 30: R Imun 2015

c. Tatalaksana kasus KIPIc. Tatalaksana kasus KIPI

KIPI : a. VaksinKIPI : a. Vaksin1.1. Reaksi lokal ringan Reaksi lokal ringan gejala: nyeri eritema, bengkak didaerah bekas gejala: nyeri eritema, bengkak didaerah bekas

suntikan <1 cm, timbul < 48 jam setelah penyuntikansuntikan <1 cm, timbul < 48 jam setelah penyuntikan Tindakan: kompres hangat, jika nyeri mengganggu Tindakan: kompres hangat, jika nyeri mengganggu

dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali pemberian. <6 bl: 60 mg/kali pemberian. 6-12 bl: 90 pemberian. <6 bl: 60 mg/kali pemberian. 6-12 bl: 90 mg/kali pemberian. 1-3 tahun: 120 mg/kali mg/kali pemberian. 1-3 tahun: 120 mg/kali pemberian.pemberian.

Keterangan: pengobatan dapat dilakukan oleh guru Keterangan: pengobatan dapat dilakukan oleh guru UKS atau orang tuaUKS atau orang tua

Page 31: R Imun 2015

2. Reaksi lokal berat (jarang terjadi)2. Reaksi lokal berat (jarang terjadi) Gejala: eritema/indurasi > 8 cm,I perubahan nyeri Gejala: eritema/indurasi > 8 cm,I perubahan nyeri

bengkak dan manisfestasi sistemikbengkak dan manisfestasi sistemik Tindakan : kompres hangat, parasetamolTindakan : kompres hangat, parasetamol

jika tik ada perubahan hubungi puskesmasjika tik ada perubahan hubungi puskesmas

3. Reaksi3. Reaksi Gejala: nyeri, bengkak, indurasi dan edema, terjadi Gejala: nyeri, bengkak, indurasi dan edema, terjadi

akibat reimunisasi pada pasien dengan kadar antibodi akibat reimunisasi pada pasien dengan kadar antibodi yang masih tinggi, timbul beberapa jam dengan yang masih tinggi, timbul beberapa jam dengan puncaknya 12-36 jam setelah imunisasipuncaknya 12-36 jam setelah imunisasi

Tindakan: kompres, parasetamol, rujuk ke RSTindakan: kompres, parasetamol, rujuk ke RS

Page 32: R Imun 2015

4. Reaksi umum (sistemik)4. Reaksi umum (sistemik) Gejala: demam, lesu, nyeri otot, nyeri Gejala: demam, lesu, nyeri otot, nyeri

kepala dan menggigilkepala dan menggigil

Tindakan : minum hangat, paracetamolTindakan : minum hangat, paracetamol

Page 33: R Imun 2015

5. kolaps/keadaan seperti syok5. kolaps/keadaan seperti syok Gejala: episode hipotonik hiporesponsif, Gejala: episode hipotonik hiporesponsif,

anak tetap sadar tetapi tidak bereaksi anak tetap sadar tetapi tidak bereaksi terhadap rangsangan, pada pemeriksaan terhadap rangsangan, pada pemeriksaan frekuensi, amplitudo nadi serta tekanan frekuensi, amplitudo nadi serta tekanan darah tetap dalam batas normaldarah tetap dalam batas normal

Tindakan: rangsang dengan wangian atau Tindakan: rangsang dengan wangian atau bahan yang merangsang, bila belum dapat bahan yang merangsang, bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke puskesmas terdekatke puskesmas terdekat

Page 34: R Imun 2015

6. Syok anafilaktik6. Syok anafilaktik Gejala: terjadi mendadak, gejala klasik kemerahan, Gejala: terjadi mendadak, gejala klasik kemerahan,

edem,urtikaria, sembab pada kelopak mata, sesak edem,urtikaria, sembab pada kelopak mata, sesak nafas, jantung berdebar kencang, anak pingsan/tidak nafas, jantung berdebar kencang, anak pingsan/tidak sadar, dapat pula terjadi langsung berupa tekanan sadar, dapat pula terjadi langsung berupa tekanan darah menurun dan pingsang tanpa dedahului oleh darah menurun dan pingsang tanpa dedahului oleh gejala lain.gejala lain.

Tindakan: suntikan adrenalin 1:1000 dosis 0,1-0,3 ml: Tindakan: suntikan adrenalin 1:1000 dosis 0,1-0,3 ml: jika pasien membaik dan stabilndilanjutkan dengan jika pasien membaik dan stabilndilanjutkan dengan suntikan deksametason(1 amp) secara IV/IM ; segera suntikan deksametason(1 amp) secara IV/IM ; segera pasang infus NaCl 0,9%, rujuk ke RS terdekatpasang infus NaCl 0,9%, rujuk ke RS terdekat

Page 35: R Imun 2015

b. Tatalaksana programb. Tatalaksana program

1.1. Abses dinginAbses dingin Gejala: bengkak dan keras, nyeri daerah Gejala: bengkak dan keras, nyeri daerah

bekas suntikan, terjadi karena vaksin bekas suntikan, terjadi karena vaksin disuntikan masih dingindisuntikan masih dingin

Tindakan: kompres hangat, parasetamolTindakan: kompres hangat, parasetamol Jika tidak ada perubahan hubungi Jika tidak ada perubahan hubungi

puskesmas terdekatpuskesmas terdekat

Page 36: R Imun 2015

2. Pembekakan2. Pembekakan Gejala: bengkak disekitar suntikan, terjadi Gejala: bengkak disekitar suntikan, terjadi

karena penyuntikan kurang dalamkarena penyuntikan kurang dalam Tindakan: kompres hangatTindakan: kompres hangat

Page 37: R Imun 2015

3. Sepsis3. Sepsis Gejala: bengkas disekitar bekas suntikan, Gejala: bengkas disekitar bekas suntikan,

demam, terjadi karena jarum suntik tidak demam, terjadi karena jarum suntik tidak steril, gejala timbul 1 mg atau lebih setelah steril, gejala timbul 1 mg atau lebih setelah penyuntikanpenyuntikan

Tindakan: kompres hangat, parasetamol, Tindakan: kompres hangat, parasetamol, rujuk ke RS terdekatrujuk ke RS terdekat

Page 38: R Imun 2015

4. kelumpuhan/kelemahan otot4. kelumpuhan/kelemahan otot Gejala: lengan sebelah (daerah yang Gejala: lengan sebelah (daerah yang

disuntik) tidak bisa digerakkan, terjadi disuntik) tidak bisa digerakkan, terjadi karena daerah penyuntikan salah (bukan karena daerah penyuntikan salah (bukan pertengahan muskulus deltoid)pertengahan muskulus deltoid)

Tindakan : rujuk ke RS terdekat untuk Tindakan : rujuk ke RS terdekat untuk fisioterapifisioterapi

Page 39: R Imun 2015

Selain hal di atas ada Selain hal di atas ada beberapa hal yang perlu beberapa hal yang perlu dilaporkan ttg KIPIdilaporkan ttg KIPI

24 jam pasca imunisasi, diantaranya: menangis yang 24 jam pasca imunisasi, diantaranya: menangis yang tidak berhenti >3 jam, lemas, toxic syok syndromtidak berhenti >3 jam, lemas, toxic syok syndrom

5 hari pasca imunisasi, diantaranya: reaksi lokal hebat, 5 hari pasca imunisasi, diantaranya: reaksi lokal hebat, sepsis, abses pada bekas suntikan (infeksi)sepsis, abses pada bekas suntikan (infeksi)

30 hari pasca imunisasi (satu gejala atau lebih) seperti: 30 hari pasca imunisasi (satu gejala atau lebih) seperti: ensefalopati, kejang, trombositopeni, lumpuh layu ensefalopati, kejang, trombositopeni, lumpuh layu (acute flaccid paralysis), meninggal, MRS, reaksi lokal (acute flaccid paralysis), meninggal, MRS, reaksi lokal yang hebat, abses didaerah suntikanyang hebat, abses didaerah suntikan

3 bl pasca imunisasi, seperti lumpuh layu, neuritis 3 bl pasca imunisasi, seperti lumpuh layu, neuritis brakialisbrakialis

1-12 bulan pasca imunisasi, seperti limpadenitis, 1-12 bulan pasca imunisasi, seperti limpadenitis, osteomielitisosteomielitis

Page 40: R Imun 2015

Imunisasi AnjuranImunisasi Anjuran

HibHib PneumokokusPneumokokus MMRMMR TyfoidTyfoid Hepatitis AHepatitis A VaricellaVaricella influenzainfluenza

Page 41: R Imun 2015

Pelaporan KIPIPelaporan KIPI

Hal yang perlu diperhatikan pada pelaporan:Hal yang perlu diperhatikan pada pelaporan: Identitas: nama anak, tgl lahir (umur), Identitas: nama anak, tgl lahir (umur),

jenis kel, nama ortu dan alamatjenis kel, nama ortu dan alamat Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor

batch, siapa yang memberikan. Vaksin batch, siapa yang memberikan. Vaksin sisa disimpan dan diperlakukan seperti sisa disimpan dan diperlakukan seperti vaksin yang masih utuhvaksin yang masih utuh

Nama dokter yang bertanggung jawabNama dokter yang bertanggung jawab

Page 42: R Imun 2015

Adakah KIPI pada imunisasi terdahuluAdakah KIPI pada imunisasi terdahulu Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis

(bila ada), pengobatan yang diberikan, (bila ada), pengobatan yang diberikan, perjalanan penyakit, hasil pemeriksaanyang perjalanan penyakit, hasil pemeriksaanyang pernah dilakukanpernah dilakukan

Waktu pemberian imunisasi (tgl, jam)Waktu pemberian imunisasi (tgl, jam) Saat timbulnya KIPI sehingga diketahui berapa Saat timbulnya KIPI sehingga diketahui berapa

lama interval waktu imunisasi dan kejadian KIPIlama interval waktu imunisasi dan kejadian KIPI Apakah terdapat hejala sisa setelah Apakah terdapat hejala sisa setelah

dirawat/sembuhdirawat/sembuh Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPIBagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI Adakah tuntutan dari dokterAdakah tuntutan dari dokter

Page 43: R Imun 2015

Kesimpulan Kesimpulan

Perawat memiliki peranan sangat penting Perawat memiliki peranan sangat penting dalam pencegahan penyakit menular dalam pencegahan penyakit menular salah satu cara dengan menggalakkan salah satu cara dengan menggalakkan imunisasiimunisasi