r imun 2015
DESCRIPTION
Keperawatan anakTRANSCRIPT
PERANAN PROFESI K EPERAWATAN DALAM TINDAK AN IMUNISASI
OLEH
ROSSYANA S HERMAWAN, S.Kp, M.Pd
ASSALAMMUALAIKUM WR WB
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Dalam lingkup pelayanan kesehatan, bidang Dalam lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utamapreventif merupakan prioritas utama
Setiap tahun diseluruh dunia ratusan anak-Setiap tahun diseluruh dunia ratusan anak- anak dan dewasa meninggal dunia karena anak dan dewasa meninggal dunia karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.imunisasi.
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balitamenurunkan angka kematian bayi dan balita
Untuk mencapai hal tersebut perawat mempunyai Untuk mencapai hal tersebut perawat mempunyai peranan penting dalam upaya penurunan AKB dan peranan penting dalam upaya penurunan AKB dan AKABA AKABA pemberian imunisasi pemberian imunisasi
Untuk dapat melakukan pelayanan imunisasi yang Untuk dapat melakukan pelayanan imunisasi yang baik dan benar diperlukan pengetahuan dan baik dan benar diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang vaksinologiketerampilan tentang vaksinologi
Peran perawat pada PPMPeran perawat pada PPM
Perawat merupakan salah satu anggota tim Perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang mempunyai peranan kesehatan yang mempunyai peranan penting sebagai:penting sebagai:
Pendidik, konselor, koordinasi, pembuat Pendidik, konselor, koordinasi, pembuat keputusan, perencana, pelaksana, penelitikeputusan, perencana, pelaksana, peneliti
Fokus utama dalam pelaksanaan Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan askep yaitu as berpusat pada pelayanan askep yaitu as berpusat pada keluarga dan perawatan yang atraumatikkeluarga dan perawatan yang atraumatik
Peran profesi kep. Thdp Peran profesi kep. Thdp PPMPPM
Pencegahan PrimerPencegahan Primermelakukan promosi kes, memberikan melakukan promosi kes, memberikan perlindungan khususperlindungan khusus
Pencegahan sekunder:Pencegahan sekunder:pada dx dini dan pengobtn segerapada dx dini dan pengobtn segera mencegah penyebran penyakit, mencegah penyebran penyakit, pembatasan cacat pembatasan cacat pemantauan, pemantauan, evaluasi KIPIevaluasi KIPI
Pencegahan Tertier - Pencegahan Tertier - rehabilitasirehabilitasi
pengertianpengertian
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasiftransfer antibodi secara pasif
Vaksinasi adalah pemberian vaksin Vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuhsistem imun di dalam tubuh
Penyakit yang dapat Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dicegah dengan imunisasi (PD3I)(PD3I)
1.1. DifteriDifteri
2.2. PertusisPertusis
3.3. TetanusTetanus
4.4. TuberkulosisTuberkulosis
5.5. CampakCampak
6.6. PoliomielitisPoliomielitis
7.7. Hepatitis BHepatitis B
Imunologi PD3IImunologi PD3I
1.1. Sistem kekebalan.Sistem kekebalan.
Perlindungan terhadap penyakit infeksi Perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan dengan suatu kekebalan, yaitu : dihubungkan dengan suatu kekebalan, yaitu : kekebalan aktif dan pasifkekebalan aktif dan pasif
a.a. Kek. aktif Kek. aktif perlindungan yang dihasilkan perlindungan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan seseorang itu sendirioleh sistem kekebalan seseorang itu sendiri
b.b. Kek. pasif Kek. pasif perlindungan yang diberikan perlindungan yang diberikan oleh zat-zat yang dihasilkan oleh hewan atau oleh zat-zat yang dihasilkan oleh hewan atau manusia yang diberikan oleh orang lainmanusia yang diberikan oleh orang lain
Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi efektifitas vaksin:efektifitas vaksin:
a.a. Sistem imun penerima vaksinSistem imun penerima vaksin
b.b. Faktor genetik penerima vaksinFaktor genetik penerima vaksin
c.c. Kualitas dan kuantitas vaksin: cara Kualitas dan kuantitas vaksin: cara pemberian, dosis, frekuensi pemberian, dosis, frekuensi pemberian,adjuvan, jenis vaksinpemberian,adjuvan, jenis vaksin
Klasifikasi vaksinKlasifikasi vaksin
a.a. Vaksin Vaksin live attenuatedlive attenuated (vaksin hidup (vaksin hidup derivat virus atau bakteri liar yang derivat virus atau bakteri liar yang dilemahkandilemahkan
b.b. VaksinVaksin inactived inactived ( dengan menumbuhkan ( dengan menumbuhkan bakteri atau virus pada media kultur bakteri atau virus pada media kultur kemudia diinaktifkan)kemudia diinaktifkan)
c.c. Vaksin polisakarida (berasal dari molekul Vaksin polisakarida (berasal dari molekul gula yang melapisi dinding bakteri)gula yang melapisi dinding bakteri)
d.d. Vaksin rekombinan (rekayasa genetik)Vaksin rekombinan (rekayasa genetik)
Jadwal pemberian Jadwal pemberian imunisasiimunisasi
umurumur vaksinvaksin
0 bulan0 bulan HB 0HB 0
1 bulan1 bulan BCG, Polio 1BCG, Polio 1
2 bulan2 bulan DPT/HB 1, Polio 2DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan3 bulan DPT/HB2, Polio 3DPT/HB2, Polio 3
4 bulan 4 bulan DPT/HB3, Polio 4DPT/HB3, Polio 4
9 bulan9 bulan CampakCampak
Jadwal pemberian imunisasi Jadwal pemberian imunisasi anak SD dan sederajatanak SD dan sederajat
Waktu Waktu Pemberian Pemberian imunisasiimunisasi
DosisDosis
Kelas 1Kelas 1 DTDT
CampakCampak
O,5 ccO,5 cc
0,5 cc0,5 cc
Kelas 2Kelas 2 TTTT O,5 ccO,5 cc
Kelas 3Kelas 3 TTTT O,5 ccO,5 cc
BCGBCG
dosisdosis 0,05 cc0,05 cc
lokasilokasi Lengan kanan atas luarLengan kanan atas luar
caracara ICIC
Ukuran Ukuran jarumjarum
10 mm, ukuran 26 G10 mm, ukuran 26 G
jenisjenis Bubuk + pelarut Bubuk + pelarut
bentukbentuk Cairan putih keruh dengan sedimen Cairan putih keruh dengan sedimen yang melayang jika dikocokyang melayang jika dikocok
DPT/HBDPT/HB
dosisdosis 0,5 cc0,5 cc
lokasilokasi Paha tengah bagian luarPaha tengah bagian luar
caracara IMIM
Ukuran Ukuran jarumjarum
25 mm, ukuran 23 G25 mm, ukuran 23 G
jenisjenis Siap pakaiSiap pakai
bentukbentuk Cairan putih keruh dengan sedimen Cairan putih keruh dengan sedimen yang melayang jika dikocokyang melayang jika dikocok
POLIOPOLIO
dosisdosis 2 tetes2 tetes
lokasilokasi mulutmulut
caracara diteteskanditeteskan
Ukuran Ukuran jarumjarum
jenisjenis Botol dengan alat tetes mulutBotol dengan alat tetes mulut
bentukbentuk Cairan putih berwarna merah jambu Cairan putih berwarna merah jambu atau orangeatau orange
Campak Campak
dosisdosis 0,5 cc0,5 cc
lokasilokasi Lengan kiri atasLengan kiri atas
caracara Subkutan Subkutan
Ukuran Ukuran jarumjarum
25 mm,25 mm,
Ukuran 23 GUkuran 23 G
jenisjenis Bubuk + pelarutBubuk + pelarut
bentukbentuk Cairan jernih kekuning-kuninganCairan jernih kekuning-kuningan
HB Uniject HB Uniject
dosisdosis 0,5 cc0,5 cc
lokasilokasi Paha sebelah kanan bagian luarPaha sebelah kanan bagian luar
caracara intramuskuler intramuskuler
Ukuran Ukuran jarumjarum
Ukuran 26 GUkuran 26 G
jenisjenis Siap pakaiSiap pakai
bentukbentuk Cairan jernih Cairan jernih
Pemakaian vaksin yang telah Pemakaian vaksin yang telah dibukadibuka
No.No. Jenis vaksinJenis vaksin Masa pakaiMasa pakai
1.1. BCGBCG 3 jam3 jam
2.2. CampakCampak 6 jam6 jam
3.3. PolioPolio 2 minggu2 minggu
4.4. DPT/HBDPT/HB 4 minggu4 minggu
5.5. TTTT 4 minggu4 minggu
6.6. DTDT 4 minggu4 minggu
Pemeliharaan vaksinPemeliharaan vaksin1.1. Penempatan lemari esPenempatan lemari es
a.a. Tidak terkena sinar matahari secara langsungTidak terkena sinar matahari secara langsung
b.b. Pastikan bahwa alat ditempatkan jauh dari Pastikan bahwa alat ditempatkan jauh dari sumber panassumber panas
c.c. Ruangan harus berventilasi baikRuangan harus berventilasi baik
d. Lemari es harus dalam posisi mendatard. Lemari es harus dalam posisi mendatar
e. Perhatikan jarak antara dinding dan e. Perhatikan jarak antara dinding dan plafon atasplafon atas
f. Atur stopkontak agar tidak menempel f. Atur stopkontak agar tidak menempel pada bagian belakang lemari espada bagian belakang lemari es
g. Pastikan satu steker untuk satu g. Pastikan satu steker untuk satu stopkontakstopkontak
h. Voltage listrik harus sesuaih. Voltage listrik harus sesuai
Pemeliharaan vaksin Lanjutan :
Penyimpanan vaksin di Penyimpanan vaksin di lemari eslemari es
1. Semua vaksin disimpan pada suhu +2 s/d +8 1. Semua vaksin disimpan pada suhu +2 s/d +8 derajat celcius (pada lemari es bukan freezer)derajat celcius (pada lemari es bukan freezer)
2. Vaksin sensitif beku (TT,DT, HB, DPT/HB) 2. Vaksin sensitif beku (TT,DT, HB, DPT/HB) diletakkan jauh dari evaporatordiletakkan jauh dari evaporator
3. Vaksin sensitif panas (BCG,Campak, Polio) 3. Vaksin sensitif panas (BCG,Campak, Polio) diletakkan dekat dengan evaporatordiletakkan dekat dengan evaporator
4. Jarak antar dus vaksin 1-2 cm atau satu jari 4. Jarak antar dus vaksin 1-2 cm atau satu jari tangan untuk sirkulasi udaratangan untuk sirkulasi udara
Penyimpanan vaksin lanjutan :Penyimpanan vaksin lanjutan :
5. Bagian bawah lemari es diletakan cool pack 5. Bagian bawah lemari es diletakan cool pack sebagai penahan dingin dan kestabilan suhusebagai penahan dingin dan kestabilan suhu
6. Untuk mengurangi paparan panas maka 6. Untuk mengurangi paparan panas maka vaksin harus selalu berada didalam dusvaksin harus selalu berada didalam dus
7. Pelarut disimpan pada ruang terhindar dari 7. Pelarut disimpan pada ruang terhindar dari sinar matahari langsungsinar matahari langsung
8. Sehari sebelum digunakan, pelarut disimpan 8. Sehari sebelum digunakan, pelarut disimpan pada lemari espada lemari es
Menyiapkan pelayanan Menyiapkan pelayanan imunisasiimunisasi
1.1. LogistikLogistik
2.2. Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari lemari eslemari es
3.3. Memeriksa apakah vaksin aman Memeriksa apakah vaksin aman diberikandiberikan
4.4. Menyiapkan termos vaksinMenyiapkan termos vaksin
5.5. Menyiapkan tempat kerja Menyiapkan tempat kerja
Pelaksanaan pelayanan Pelaksanaan pelayanan imunisasiimunisasi
1.1. Penyuluhan sebelum dan sesudah imunisasiPenyuluhan sebelum dan sesudah imunisasi
2.2. Pemeriksaan sasaran (usia dan status Pemeriksaan sasaran (usia dan status imunisasi, jarak pemberianimunisasi, jarak pemberian
3.3. Konseling Konseling membantu klien agar dapat membantu klien agar dapat membuat keputusan ttg imunisasi yang akan membuat keputusan ttg imunisasi yang akan diterimaditerima
4.4. Pemberian imunisasi dengan menggunakan Pemberian imunisasi dengan menggunakan vaksin yang tepat dan amanvaksin yang tepat dan aman
5.5. pendokumentasian pendokumentasian
Contoh pesan yang Contoh pesan yang diberikan pada saat diberikan pada saat konselingkonseling
1.1. Manfaat dari vaksin yang diberikanManfaat dari vaksin yang diberikan
2.2. Tanggal imunisasi dan pentingnya. Buku Tanggal imunisasi dan pentingnya. Buku KIA/KMS disimpan secara aman dan di bawa KIA/KMS disimpan secara aman dan di bawa pada saat kunjungan berikutpada saat kunjungan berikut
3.3. Apa akibat ringan yang dapat dialami, cara Apa akibat ringan yang dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu kawatirmengatasi dan tidak perlu kawatir
4.4. Lima imunisasi dasar lengkap (LIL) untuk Lima imunisasi dasar lengkap (LIL) untuk melindungi si buah hati sebelum usianya 1 melindungi si buah hati sebelum usianya 1 tahuntahun
Kegiatan akhir pelayanan Kegiatan akhir pelayanan imunisasiimunisasi
A.A. Tempat pelayanan statis (yang memiliki Tempat pelayanan statis (yang memiliki lemari es penyimpanan vaksin)lemari es penyimpanan vaksin)
1.1. Menangani sisa vaksinMenangani sisa vaksin
2.2. Membuang alat-alat suntik bekasMembuang alat-alat suntik bekas
3.3. Hasil imunisasi setiap bulan dilaporkanHasil imunisasi setiap bulan dilaporkan
B. Pada tempat pelayanan lapanganB. Pada tempat pelayanan lapangan
1.1. Membereskan thermos (vaccine carrier)Membereskan thermos (vaccine carrier)
2.2. Meninggalkan tempat pelayanan keluar Meninggalkan tempat pelayanan keluar dengan keadaan bersih dan rapidengan keadaan bersih dan rapi
3.3. Mengembalikan vaksin ke dalam lemari Mengembalikan vaksin ke dalam lemari eses
4.4. Membersihkan thermosMembersihkan thermos
5.5. Hasil imunisasi dilaporkan setiap bulanHasil imunisasi dilaporkan setiap bulan
KIPIKIPI
A. Definisi : semua kejadian sakit dan A. Definisi : semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasibulan setelah imunisasi
B. Klasifikasi KIPI (WHO B. Klasifikasi KIPI (WHO 1999)1999)
1.1. Reaksi vaksin (vaccine reaction) Reaksi vaksin (vaccine reaction) 2.2. Kesalahan Program (programatic error) Kesalahan Program (programatic error)
sebagian besar kasus KIPI berhubungan sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik dengan masalah program dan teknik pelaksanaan yang meliputi kesalahan pelaksanaan yang meliputi kesalahan penyimpanan, pengelolaan, tata laksana penyimpanan, pengelolaan, tata laksana pemebrianpemebrian
3.3. Kebetulan (coincidental)Kebetulan (coincidental)4.4. Reaksi suntikan (injection reaction)Reaksi suntikan (injection reaction)5.5. Penyebab tidak diketahuiPenyebab tidak diketahui
c. Tatalaksana kasus KIPIc. Tatalaksana kasus KIPI
KIPI : a. VaksinKIPI : a. Vaksin1.1. Reaksi lokal ringan Reaksi lokal ringan gejala: nyeri eritema, bengkak didaerah bekas gejala: nyeri eritema, bengkak didaerah bekas
suntikan <1 cm, timbul < 48 jam setelah penyuntikansuntikan <1 cm, timbul < 48 jam setelah penyuntikan Tindakan: kompres hangat, jika nyeri mengganggu Tindakan: kompres hangat, jika nyeri mengganggu
dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali pemberian. <6 bl: 60 mg/kali pemberian. 6-12 bl: 90 pemberian. <6 bl: 60 mg/kali pemberian. 6-12 bl: 90 mg/kali pemberian. 1-3 tahun: 120 mg/kali mg/kali pemberian. 1-3 tahun: 120 mg/kali pemberian.pemberian.
Keterangan: pengobatan dapat dilakukan oleh guru Keterangan: pengobatan dapat dilakukan oleh guru UKS atau orang tuaUKS atau orang tua
2. Reaksi lokal berat (jarang terjadi)2. Reaksi lokal berat (jarang terjadi) Gejala: eritema/indurasi > 8 cm,I perubahan nyeri Gejala: eritema/indurasi > 8 cm,I perubahan nyeri
bengkak dan manisfestasi sistemikbengkak dan manisfestasi sistemik Tindakan : kompres hangat, parasetamolTindakan : kompres hangat, parasetamol
jika tik ada perubahan hubungi puskesmasjika tik ada perubahan hubungi puskesmas
3. Reaksi3. Reaksi Gejala: nyeri, bengkak, indurasi dan edema, terjadi Gejala: nyeri, bengkak, indurasi dan edema, terjadi
akibat reimunisasi pada pasien dengan kadar antibodi akibat reimunisasi pada pasien dengan kadar antibodi yang masih tinggi, timbul beberapa jam dengan yang masih tinggi, timbul beberapa jam dengan puncaknya 12-36 jam setelah imunisasipuncaknya 12-36 jam setelah imunisasi
Tindakan: kompres, parasetamol, rujuk ke RSTindakan: kompres, parasetamol, rujuk ke RS
4. Reaksi umum (sistemik)4. Reaksi umum (sistemik) Gejala: demam, lesu, nyeri otot, nyeri Gejala: demam, lesu, nyeri otot, nyeri
kepala dan menggigilkepala dan menggigil
Tindakan : minum hangat, paracetamolTindakan : minum hangat, paracetamol
5. kolaps/keadaan seperti syok5. kolaps/keadaan seperti syok Gejala: episode hipotonik hiporesponsif, Gejala: episode hipotonik hiporesponsif,
anak tetap sadar tetapi tidak bereaksi anak tetap sadar tetapi tidak bereaksi terhadap rangsangan, pada pemeriksaan terhadap rangsangan, pada pemeriksaan frekuensi, amplitudo nadi serta tekanan frekuensi, amplitudo nadi serta tekanan darah tetap dalam batas normaldarah tetap dalam batas normal
Tindakan: rangsang dengan wangian atau Tindakan: rangsang dengan wangian atau bahan yang merangsang, bila belum dapat bahan yang merangsang, bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke puskesmas terdekatke puskesmas terdekat
6. Syok anafilaktik6. Syok anafilaktik Gejala: terjadi mendadak, gejala klasik kemerahan, Gejala: terjadi mendadak, gejala klasik kemerahan,
edem,urtikaria, sembab pada kelopak mata, sesak edem,urtikaria, sembab pada kelopak mata, sesak nafas, jantung berdebar kencang, anak pingsan/tidak nafas, jantung berdebar kencang, anak pingsan/tidak sadar, dapat pula terjadi langsung berupa tekanan sadar, dapat pula terjadi langsung berupa tekanan darah menurun dan pingsang tanpa dedahului oleh darah menurun dan pingsang tanpa dedahului oleh gejala lain.gejala lain.
Tindakan: suntikan adrenalin 1:1000 dosis 0,1-0,3 ml: Tindakan: suntikan adrenalin 1:1000 dosis 0,1-0,3 ml: jika pasien membaik dan stabilndilanjutkan dengan jika pasien membaik dan stabilndilanjutkan dengan suntikan deksametason(1 amp) secara IV/IM ; segera suntikan deksametason(1 amp) secara IV/IM ; segera pasang infus NaCl 0,9%, rujuk ke RS terdekatpasang infus NaCl 0,9%, rujuk ke RS terdekat
b. Tatalaksana programb. Tatalaksana program
1.1. Abses dinginAbses dingin Gejala: bengkak dan keras, nyeri daerah Gejala: bengkak dan keras, nyeri daerah
bekas suntikan, terjadi karena vaksin bekas suntikan, terjadi karena vaksin disuntikan masih dingindisuntikan masih dingin
Tindakan: kompres hangat, parasetamolTindakan: kompres hangat, parasetamol Jika tidak ada perubahan hubungi Jika tidak ada perubahan hubungi
puskesmas terdekatpuskesmas terdekat
2. Pembekakan2. Pembekakan Gejala: bengkak disekitar suntikan, terjadi Gejala: bengkak disekitar suntikan, terjadi
karena penyuntikan kurang dalamkarena penyuntikan kurang dalam Tindakan: kompres hangatTindakan: kompres hangat
3. Sepsis3. Sepsis Gejala: bengkas disekitar bekas suntikan, Gejala: bengkas disekitar bekas suntikan,
demam, terjadi karena jarum suntik tidak demam, terjadi karena jarum suntik tidak steril, gejala timbul 1 mg atau lebih setelah steril, gejala timbul 1 mg atau lebih setelah penyuntikanpenyuntikan
Tindakan: kompres hangat, parasetamol, Tindakan: kompres hangat, parasetamol, rujuk ke RS terdekatrujuk ke RS terdekat
4. kelumpuhan/kelemahan otot4. kelumpuhan/kelemahan otot Gejala: lengan sebelah (daerah yang Gejala: lengan sebelah (daerah yang
disuntik) tidak bisa digerakkan, terjadi disuntik) tidak bisa digerakkan, terjadi karena daerah penyuntikan salah (bukan karena daerah penyuntikan salah (bukan pertengahan muskulus deltoid)pertengahan muskulus deltoid)
Tindakan : rujuk ke RS terdekat untuk Tindakan : rujuk ke RS terdekat untuk fisioterapifisioterapi
Selain hal di atas ada Selain hal di atas ada beberapa hal yang perlu beberapa hal yang perlu dilaporkan ttg KIPIdilaporkan ttg KIPI
24 jam pasca imunisasi, diantaranya: menangis yang 24 jam pasca imunisasi, diantaranya: menangis yang tidak berhenti >3 jam, lemas, toxic syok syndromtidak berhenti >3 jam, lemas, toxic syok syndrom
5 hari pasca imunisasi, diantaranya: reaksi lokal hebat, 5 hari pasca imunisasi, diantaranya: reaksi lokal hebat, sepsis, abses pada bekas suntikan (infeksi)sepsis, abses pada bekas suntikan (infeksi)
30 hari pasca imunisasi (satu gejala atau lebih) seperti: 30 hari pasca imunisasi (satu gejala atau lebih) seperti: ensefalopati, kejang, trombositopeni, lumpuh layu ensefalopati, kejang, trombositopeni, lumpuh layu (acute flaccid paralysis), meninggal, MRS, reaksi lokal (acute flaccid paralysis), meninggal, MRS, reaksi lokal yang hebat, abses didaerah suntikanyang hebat, abses didaerah suntikan
3 bl pasca imunisasi, seperti lumpuh layu, neuritis 3 bl pasca imunisasi, seperti lumpuh layu, neuritis brakialisbrakialis
1-12 bulan pasca imunisasi, seperti limpadenitis, 1-12 bulan pasca imunisasi, seperti limpadenitis, osteomielitisosteomielitis
Imunisasi AnjuranImunisasi Anjuran
HibHib PneumokokusPneumokokus MMRMMR TyfoidTyfoid Hepatitis AHepatitis A VaricellaVaricella influenzainfluenza
Pelaporan KIPIPelaporan KIPI
Hal yang perlu diperhatikan pada pelaporan:Hal yang perlu diperhatikan pada pelaporan: Identitas: nama anak, tgl lahir (umur), Identitas: nama anak, tgl lahir (umur),
jenis kel, nama ortu dan alamatjenis kel, nama ortu dan alamat Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor
batch, siapa yang memberikan. Vaksin batch, siapa yang memberikan. Vaksin sisa disimpan dan diperlakukan seperti sisa disimpan dan diperlakukan seperti vaksin yang masih utuhvaksin yang masih utuh
Nama dokter yang bertanggung jawabNama dokter yang bertanggung jawab
Adakah KIPI pada imunisasi terdahuluAdakah KIPI pada imunisasi terdahulu Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis
(bila ada), pengobatan yang diberikan, (bila ada), pengobatan yang diberikan, perjalanan penyakit, hasil pemeriksaanyang perjalanan penyakit, hasil pemeriksaanyang pernah dilakukanpernah dilakukan
Waktu pemberian imunisasi (tgl, jam)Waktu pemberian imunisasi (tgl, jam) Saat timbulnya KIPI sehingga diketahui berapa Saat timbulnya KIPI sehingga diketahui berapa
lama interval waktu imunisasi dan kejadian KIPIlama interval waktu imunisasi dan kejadian KIPI Apakah terdapat hejala sisa setelah Apakah terdapat hejala sisa setelah
dirawat/sembuhdirawat/sembuh Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPIBagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI Adakah tuntutan dari dokterAdakah tuntutan dari dokter
Kesimpulan Kesimpulan
Perawat memiliki peranan sangat penting Perawat memiliki peranan sangat penting dalam pencegahan penyakit menular dalam pencegahan penyakit menular salah satu cara dengan menggalakkan salah satu cara dengan menggalakkan imunisasiimunisasi