r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · perkembangan hukum...

76
PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA (TINJAUAN UU NO. 03 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA) S/a·ipsi Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh : r··---.. I .. ..... KHOERUDIN AR-RIIiMO.. -···--·-··------._ NIM : I 030442281 J I Nrn<1£n-.,/ I KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUD I AHW AL AL-SY AKHSIYYAH FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: vuongdien

Post on 20-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA (TINJAUAN UU NO. 03 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN

ATAS UU NO. 7 TAHUN 1989 TENT ANG PERADILAN AGAMA)

S/a·ipsi Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh : r··---.. I .. --~ ..... KHOERUDIN AR-RIIiMO.. -···--·-··------._

NIM : I 030442281 ~3tcdl18tqf!W J I

Nrn<1£n-.,/ "'~-. I

4~---..._1

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUD I AHW AL AL-SY AKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAJVC DI INDONESIA (TINJAUAN UU NO. 03 TAHUN 2006 TENT ANG PERUBAHAN

ATAS UU NO. 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA)

SkrijJsi Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperole:h Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

~ ..

Oleh:

Khoerudin Ar-Ridho NIM: 103044228113

Di Bawah Bimbingan Pembimbing

Ors. 1-1. A. Basiq Djalil, SH, MA NIP. 150 169 102

j)Ftr. j. a mah Ismail NIP. 150075192

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUD I AHW AL AL-SY AKIISIYYAH

FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGEJlI

SY ARIF HIDA YATUJLLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM

DI INDONESIA (TINJAUAN UU NO. 03 TAHUN 2006 TENTANG

PERUBAHAN ATAS UU NO. 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN

AGAMA) telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28 Maret

2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah Konsentrasi

Administrasi Keperdataan Islam.

Jakarta, 28 Maret 2008

P ANITIA UJIAN

Ketua

Sekertaris

: Drs. H. A. Basiq Djalil, SH. MA NIP:150169102

: Kamarusdiana, S. Ag. M. Hum NIP: 150285972

Pembimbing I : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH. MA NIP:150169102

Pembimbing lI: Dra. Hj. Halimah Ismail NIP:150075192

Syari'ah clan Hukum

Penguji I : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (~~~{U;~~:;::-:

Penguji II

NIP: 150210422 ,_.-

: Drs. H. Odjo Kusnara N, M.Ag NIP: 150060388

( .......... ~~~::_::::::::.:di\ ~~~ --- -~~~

----"_..,-~,~

' V'"')'fl :;\Yf\f•<1\

Page 4: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

KATA PENGANTAR

(':!"')\ t).=-yl ..!ii~

Fuji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan berupa

Jlmu kepada kita sebagai hamba-Nya, sehingga dengan ilmu itu kita bisa

membedakan kebaikan dan keburukan di atas bumi ini. Dan patutlah kalimat

Alhamdulillahi Rabbi Al- 'Alamin yang pertama kali terucap oleh penulis karena

penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam semoga

senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, para

sahabatnya serta para pengikutnya dan mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

penulis jumpai, namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah-Nya,

kesungguhan, kerja keras dan kerja cerdas disertai dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi

dengan sebaik-baiknya sehingga pada akhimya skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya-lah pada kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

I. Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum, Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma,

SH, MA., MM.

2. Ketua Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah, Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA, juga

sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.

Page 5: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

3. Sekretaris Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah, Kamarusdiana, S.Ag, MH.

4. Ibu Dra. Hj. Halimah Ismail selaku dosen pembimbing penulis, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan

skri psi ini.

5. Kepala unit perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk

mengadakan studi kepustakaan sehingga selesainya skripsi ini.

6. Ayahanda H. Romli dan Ibunda Hj. Murkiyah yang :;enantiasa memberikan

motivasi, arahan serta doa yang tiada henti-hentinya dan bantuan moril

maupun materiil.

7. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis sewaktu memegang

amanah sebagai ketua umum BEM-FSH 2006-2007, terutama kepada

Ml.lhammad Dani, Andreansyah, Anna Madania dan penulis haturkan pula

kepada pengurus BEM-UIN 2007-2008.

8. Teman-teman diskusi Administrasi Keperdataan Islam Fakultas Syari'ah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2003, 2004, 2005 yang

penulis tidak dapat sebutkan namanya satu persatu. Mudah-mudahan jalinan

persahabatan kita tak terhenti sampai di sini dan bisa terjalin sampai kapan

pun dan di manapun kita berada.

Page 6: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

9. Sahabat-sahabat PMII KOMFAKSYAHUM dan PMH Cabang Ciputat yang

telah memberikan masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga

dengan itu, penulis dapat belajar ber-organisasi yang baik dan profesional.

I 0. Nur Sholah sebagai inspirator penulis dalam ber-organisasi, Muhammad

Yusuf Daulay sebagai sahabat pertama yang mernbantu penulis dalam

berbagai permasalahan terutama dalam berorganisasi, dan banyak lagi yang

lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

11. Secara khusus, penulis haturkan terima kasih sebesar-besamya kepada sahabat

Widya Alia, yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan sk1ipsi ini, terima kasih atas segala bantuanya, Semoga Allah

membalas kebaikannya.

Semoga amal baik semua dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang

berlipat ganda. Amin.

Akhimya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat, bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk kes•empumaan skripsi ini.

Jakarta, 18 Januari 2008

Penulis,

Page 7: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

DAFTARISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................ ...... ..... ... ........ ............ ..... ... ... I

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 6

C. Metode Penelitian ............................. ............... .................. .......... ....... ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ .................................. 9

E. Sistematika Penuhsan ............................................................................ I 0

BAB II SEKILAS TENTANG PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA

A. Peng.ertian dan Ruang Lingkup ............................ .................................. 13

B. Kedudukan Hukum Perdata Islam Dalam Tata Hukum Nasional....... 14

C. Hukum Perdata Islam dan Kekuatan Hukumnya di Indonesia........... 23

BAB HI ASPEK PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM

A. Eksistensi Hukum Perdata Islam di Indonesia ....................................... 27

B. Asas-Asas Hukum Perdata Islam di Indonesia ...................................... 28

C. Aspek Perdata Islam di Indonesia .......................................................... 38

I. Hukum Perkawinan .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. . . . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. 39

2. Hukum Perwakafan .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . . . .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. 40

3. Hukum Kewarisan ...... ............. .... .... .... ..... ...... .. .... .. ....... 44

D. Prospek Hukum Perdata Islam Di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 46

Page 8: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

BAB IV TINJAUAN UU NO. 03 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA

A. Peran Dan Eksistensi Peradilan Agama Pasca UU No. 3 Tahun 2006

Tentang Peradilan Agama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

B. Muatan Hukum Perdata Islam dalam UU No. 3 Tahun 2006 Tentang

Tentang Peradilan Agama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50

C. Perubahan mendasar UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

Menuju UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama .. . .. . . .. . . . . . ... 56

D. Analisa Penulis . . . . . .. .. . .. . . .. .. .. .. . .. .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . .. . .. .. .... . .. 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62

B. Saran-saran . .. .. .. .. .. .. . . .. . . . . . . . .. .. . . .. .. .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. 64

DAFTARPUSTAKA ......................................................................... 66

Page 9: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Sepanjang sejarah Indonesia, sejak era pra-kemerdekaan hingga era

kemerdekaan, sejarah dan dinamika Hukum Islan1 di Indonesia tidak bisa terlepas

dari wacana pergumulan sosial-politik, budaya dan kepentingan yang ada.

Indonesia sendiri sebuah Negara kepulauan yang penduduknya sangat

beragam dari segi etnik dan pengikut beberapa Agama (yang didominasi pemeluk

ber-Agama Islam sekitar 88%) yang telah mengalami sejarah panjang. Sebelum

dijajah Belanda selama 350 tahun, lnggris dan Jepang, bangsa Indonesia telah

mengikuti lmkum kebiasaan (customary law) yang kemudian diperkaya dengan

hukum Agama yang dipeluk. Hukum Agama sangat mendominasi tata kehidupan

masyarakat dan telah terjadi akulturasi secara antropologis. Kemudian datang

bangsa Eropa, khususnya Belanda, menjajah Indonesia. Sebagai konsekwensinya,

hukum Belanda juga berpengaruh dalam tata kehidupan, terutama sekali dalam

kehidupan formal berhubungan dengan Negara atau Pemerintahan. Dalam

kehidupan sehari-hari hukum yang secara antropologis telah meresap yang

kemudian berj al an paling dominan. Dalam ha! ini hukum kebiasaan, yang

kemudian disebut dengan hukum adat dan hukum Agama yang mereka peluk.

Dalam membicarakan Hukum Islam di Indonesia, tentulah banyak ha!

yang harus kita pahami terlebih dahulu, karena Indonesia merupakan negara yang

penuh dengan sejarah. Dalam literatur hukum, di Indonesia memiliki sistem

Page 10: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

2

hukum yang majemuk, karena di Indonesia berlaku berbagai sistem hukum yakni,

Adat, Islam dan Barat (/continental). 1

Hukum Islam sejak kedatangannya di bwni Nusantara Indonesia hingga

pada hari ini tergolong hukum yang hidup (living law) dan dinamis di dalam

masyarakat Indonesia, 2 ha! ini disebabkan karena Hukum Islam sudah menjadi

sebuah tradisi bagi masyarakat muslim Indonesia, selain itu perubahan dan

perkembangan Hukum Islam semakin pesat disebabkan karena perubahan zaman

dan tempat. Sebagaimana yang dijelaskan oleh lbnu Khaldun: Hal ihwal umat

manusia, adat kebiasaan dan peradabannya tidaklah pada satu gerak dan ketentuan

yang tetap, melainkan berubal1 dan berbeda-beda sesuai dengan perubahan zaman

dan keadaan. 3

Dilihat dari keberadaan Hukum Islam di Indonesia ada sejak Islam itu

sendiri ada yaitu pada abad ke ke-VII M, pertumbuhan dan perkembangannya di

Indonesia bersamaan dengan tahap-tahap perkembangan Islan1 dan umatnya,

yakni Islam masih di anut oleh orang-orang secara sendiri-sendiri.

Pada periode ini pemeluk Agama Islam belum mencapai bentuk

komunitas masyarakat Islam, tahap berikutnya terbentuknya komunitas Islam

1 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar I/mu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 207

2 Marzuki Wahid dan Rumadi, Fiqh Mazhab Negara Kritik Alas Politik Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, LKiS, 200 I, h. 81

3 Sobhi Mahmassani, Filsafat Hukum Dalam Islam Alih Bahasa: Ahmad Sudjono, Bandung: PT. Al-Ma'arif 1976, h. 214

Page 11: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

3

yang sudah teratur diberbagai wilayah, tetapi belum sampai pada masyarakat

Islam yang berpemerintah meskipun demikian diantara mereka ada orang-orang

tertentu yang oleh masyarakat dianggap dapat di-tua-kan dalam arti dapat

dimintakan nasihat-nasihatnya. Tahap yang terakhir adalah terbentuknya

komunitas masyarakat Islam yang teratur dan berpemerintah. 4

Sudut pandang filosofis bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila

memungkinkan bagi Hukum Islam untuk menjadi bagian dari pembangunan

hukum nasional, penegakan hukum (kaidah) Agama secara preventif itu sangat

membantu penetapan pola penegakan hukum (Law Inforcement) negara secara

preventif represif tujuannya agar masyarakat memahami dan mematuhi kaidah

hukum Negara dan kaidah Agama sekaligus.

Perkembangan Hukum Islam di Indonesia tidak terlepas dari konfigurasi

politik di Indonesia, karena konsekwensi logis clalam negara clemokrasi aclalah

tidak terlepas dari sebuah kehijakan pemerintah dalam menentukan sebuah aturan,

sehingga muncul-lah Istilah politik hukum, sebagaimana yang dikutip Abdul

Halim clalam Bukunya Peradilan Agama Dalam Politik Hukum Di Indonesia

menyatakan bahwa istilah politik hukum adalah kebijakan Pemerintah yang akan

atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah Indonesia. 5 Hal ini,

karena pranata politik berfungsi untuk mernenuhi kebutuhan clalam

4 Taufiq Hamami, Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama Da/am Tata Hukum di Indonesia, Bandung, Alumni 2003, h, 15

5 Abdul Halim, Peradilan Agama Da/am Politik Hukum Di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, h. 15

Page 12: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

4

mengalokasikan nilai-nilai dan kaidah-kaidah Islam melalui artikulasi politik di

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Artikulasi politik itu

dilakukan melalui infra dan supra struktur politik, untuk memenuhi kebntuhan itu

dilakukan penataan kehidupan politik melalui keputusan kekusaan negara, dengan

demikian nilai-nilai dan kaidah-kaidah Islam terintemalisasi ke Dalam Garis-

Garis Besar Hukum Negara dan peraturan perundang-undangan lainnya.6 Hal ini

sejalan apa yang dijelaskan oleh Moh. Mahfud MD7 bahwa karakter suatu produk

hukum senantiasa dipengaruhi atau ditentukan oleh kekuatan politik (konfigurasi

politik) yang melahirkannya; artinya, konfigurasi tertentu dari suatu kelompok

dominan (penguasa) selalu melahirkan karakter produk hukum tertentu sesuai

dengan visi politiknya. 8

Perlu digaris bawahi, walaupun sistem hukum di Indonesia bukan

berdasarkan pada Hukum Islam, namun Hukum Islam merupakan bagian dalam

sistem hukum yang ada di Indonesia, dan yang harus difahami bahwa Hukum

Islam yang berlaku di Indonesia adalah hukum keluarga!privat (perdata), salah

satu bukti riil pada tahun 1970-an pemerintah menerbitkan salah satu undang-

undang yang mengakui eksistensi Hukum Islam yakni dengan diakuinya Lembaga

Peradilan Agama sebagai Peradilan di Indonesia yang menangani sengketa orang-

orang Islam dalam bidang hukum ke-keluarga-an dan kemL1dian pada tahun 1974

6 Cik Hasan Bisri, Peradi/an Agama di Indonesia edisi revisi Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h.74

7 la adalah doktor dalam llmu Politik Hukum, Guru Besar Fakultas Hukum Ull Yogyakarta.

8 Marzuki Wahid dan Rumadi, Fiqh Mazhab Negara Kritik, h.5

Page 13: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

5

lahirlah UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang secara substansialnya

adalah Hukum Islam.

Setelah diundangkan undang-undang Perkawinan kemudian pada tahun

1989 pemerintah mengesahkan undang-undang Peradilan Agama (UU No. 7

Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama) sebagai lembaga peradilan untuk orang

Islam, dan Hukum Islam mulai berkembang pada tahun-talmn berikutnya seperti

adanya Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang dikeluarkan melalui Inpres. No. 1

Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam, kemudian paska reformasi tahun

1998 peraturan tentang Hukum Islam semakin meluas, banyalk undang-undang

yang lahir seperti UU l:l!o. 17 Tahun 1999 Tentang Haji, UU No. 38 tahun 1999

Tentang Zakat, UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, dan sebagai bukti Hukum

Islam berkembang, banyak para aktivis dan para pralktisi Hukum Islam yang

memperhatikan Hukum Islam tersebut, selain itu, dalam tata hukum nasional

pelembagaan Hukum Islam (Peradilan Agama) sudah disatu-atapkan dengan

Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi (UU No. 35 tahun 1999

tentang perubahan atas UU No. 14 Tahun 1970 Tentang K·ekuasaan Kehakiman),

dan dengan disahkannya UU No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas UU No. 7

Tabun 1989 Tentang Peradilan Agama, banyak hal didalamnya yang ditambah

terkait dengan perkembangan Hukum Islam di Indonesia.

Dari abstraksi di atas penulis mencoba mencari pengetahuan yang lebih

luas tentang perkembangan Hukum Islam di Indonesia dan sebagai pembahasan

yang lebih spesifik penulis mengambil judul tentang :

Page 14: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

6

"Perkembangan Hukum Perdata Islam di Indonesia (Tinjauan UU. No.

3 Tahun 2006 Teutang Perubahan Atas UU No. 7 TaJ'zuu 1989 Tentang

Peradilan Agama)"

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah di atas, permasalahan dibatasi pada

eksistensi perkembangan Hukum Perdata Islam di Indonesia dalam aspek

perkawinan, perwakafan, dan kewarisan serta bagaimana peran Peradilan

Agama dalam menanggulangi problematika Hukum Perdata Islam sebagai

wewenangnya.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah penulisan

ini dapat dirumuskan "Dalam satu negara hukum mestinya dengan keluarnya

suatu undang-undang atau perangkat peraturan yang mengatur tentang

sesuatu, secara se1ia merta dilaksanakan oleh perangkat yang ada, dalam ha!

lahirnya UU No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989

Tentang Peradilan Agama, dilapangan belum dilaksanakan sebagaimana

mestinya, sepe1ii misalnya dalam ha! ekonomi syari 'ah, zakat, perwakafan,

waris dan perkawinan, dalam skripsi ini ha! tersebut, yang ingin penulis

telusuri lebih jauh". Rumusan di atas dapat dirinci dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut :

Page 15: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

7

a. Bagaimana eksistensi perkembangan Hukum Perdata Islam dalam tata

hukum nasional?.

b. Apa saja aspek Hukum Perdata Islam yang berkembang hingga saat ini?.

c. Bagaimana peran Peradilan Agama sebagai lembaga yang diberi

kewenangan untuk menyelesaikan problematika Umat Islam?.

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian

kepustakaan (library reseach).

Penelitian kepustakaan yaitu mencari data-data yang diperoleh dari

literatur-literatur dan referensi yang berhubugan dengan judul skripsi diatas.

Referensi diambil dari Al-Qur'an dan Al-Hadist, juga kitab-kitab Fiqh klasik

dan kontemporer yang berkaitan dengan materi penelitian, kemudian buku­

buku yang berkaitan dengan Hukum Perdata Islam dan Undang-Undang yang

mengatur tentang Perdata Islam UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,

UU No. 41Tahun2004 Tentang Wakaf dan Inpres No.I Tahun 1991 Tentang

Kompilasi Hukum Islam serta dikomparasikan dengan UU. No. 3 Tahun 2006

Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama,

serta bahan-bahan lainnya yang dapat mendukung judul skripsi di alas.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam Penyusunan Penelitian, penulis menggunakan pendekatan

normatif yaitu pemecahan masalah dengan cara mengumpulkan informasi

Page 16: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

8

yang berbentuk sebuah peraturan-peraturan atau undang-undang dan buku­

buku yang berkaitan dengan judul penelitian, dan dokumen-dokumen yang

penulis anggap penting sebagai landasan penulisan pene:litian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri dari dua sumber yakni :

a) Sumber Primer, yaitu berupa dokumen-dokumen, buku-buku yang

menyangkut Hukum Perdata Islan1 di Indonesia, seperti UUD 1945, UU

No I Tahun 1974 tentang perkawinan, Inpres No. I Tahun 1991 Tentang

Kompilasi Hukum Islam, UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, UU.

No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No. 7·Tahun 1989

Tentang Peradilan Agama.

b) Sumber Sekunder, yakni memberikan penjelasan dan menguatkan data

primer yang mencakup Karya Tulis berupa, makalah, koran, majalah, dan

lain-lain dengan mengambil materi yang relevan dengan pembahasan

skripsi ini.

4. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian yang menggunakan metode library research ini,

dalam pengolahaan data digunakan metode kualitatif, yakni dengan cara

pengumpulan data sebanyak-banyaknya kemudian diolah menjadi satu­

kesatuan data untuk mendeskripsikan permasalahan yang akan dibahas

dengan mengambil materi-materi yang relevan dengan permasalahan lalu

dikomparasikan, yaitu berupa dokumen-dokumen, buku-buku yang

Page 17: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

9

menyangkut Hukum Perdata Islam di Indonesia, seperti UUD 1945, UU No 1

Tahun 1974 tentaug perkawinan, lnpres No. 1Tahun1991 Tentang Kompilasi

Hukum Islam, UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, UU. No. 3 Tahun

2006 Tentaug Perubahan Alas UU No. 7 Tahun 1989 Tentaug Peradilau

Agama

5. Teknik Analisa Data

Metode aualisa data dalam skripsi ini adalah kualitatif-normatif yakni

pengumpulau data dari berbagai dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

Hukum Perdata Islam di Indonesia.

Selain itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis juga menggunakau

metode analisis Induktif, yaitu dengan cara menganalisa data yang bertitik

tolak dari data yang bersifat khusus kemudian ditarik pada kesimpulan umum.

6. Penulisan Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Tahun 2007 yang diterbitkan oleh Fakultas Syari'ah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mrncoba mencari data yang valid yang

dapat menjelaskan berbagai literatur perkembangan Hukum Perdata Islam di

Indonesia dengan tujuan :

1. Mengetahui bagaimana eksistensi perkembaugan Hukum Perdata Islam

dalam tata hukum nasional.

Page 18: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

10

2. Mengetahui apa saja aspek Hukum Perdata Islam yang berkembang

hingga saat ini.

3. Mengetahui bagaimana peran Peradilan Agama sebagai lembaga yang

diberi kewenangan untuk menyelesaikan problematika umat Islam

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam

menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam perkembangan

Hukum Perdata Islam di Indonesia.

2. Secara Praktis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang

bermanfaat dalam menjawab perkembangan ·Hukum Perdata Islam di

Indonesia dalam tata hukum nasional.

3. Secara Pragmatis, hasil penelitian ini menjadi bahan utama penyusunan

penulisan hukum (skripsi) sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana

Hukum Islam pada Fak:ultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis mendeskripsikan dalam bab-bab yang akan

dibahas yakni :

Bab Pertama : Tentang Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, metodologi, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

Page 19: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

11

Bab Kedua : Tentang Sekilas Tentang Perkembangan Hukum Perdata Islam di

Indonesia, meliputi Pengertian dan Ruang Lingkup, Kedudukan

Hukum Perdata Islam Dalam Tata Hukum Nasional, Hukum

Perdata Islam dan Kekuatan Hukumnya di Indonesia.

Bab Ketiga Tentang Aspek Perkembangan Hukum Perdata Islam, meliputi

Eksistensi Hukum Perdata Islam dalam, Asas-asas Hukum Perdata

Islam di Indonesia, Aspek Perdata Islam di Indonesia, Perkawinan,

Perwakafan, Kewarisan serta Prospek Hukum Perdata Islam di

Indonesia.

Bab Keempat :Tentang Tinjauan UU. No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas

UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Terhadap

Perkembangan Hukum Perdata Islam di Indonesia, meliputi,

Muatan Hukum Perdata Islam dalam Undang-undang Peradilan

Agama, Perubahan mendasar UU. No. 3 Tahun 2006 Tentang

Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama,

serta Analisa Penulis.

Bab Kelima : Merupakan tahap akhir dari penulisan skripsi ini yang terdiri dari

kesimpulan penelitian dari awal sampai akhir, juga saran dari

penulis tentang persoalan yang diangkat dalam penulisan skripsi

ini sebagai masukan untuk perkembangan I-Iukum Perdata Islam di

Indonesia kedepan.

Page 20: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

BAB II

SEKILAS TENTANG PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI

INDONESIA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup

1. Pengertian

Dalarn kamus besar Bahasa Indonesia hukum adalah peraturan atau

adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa

atau pemerintah, sedangkan perdata adalah hak, harta benda dan hubungan

antar orang atas dasar logika. 1 Jika perdata digabungkan dengan hukum maka

maknanya adalah segala peraturan atau adat yang secara resmi dianggap

mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah untuk mengatur

hak, harta benda dan hubungan antar orang atas dasar logika. Narnun bila

dihubungkan dengan Islam, maka, Hukum Perdata adalah segala peraturan

atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikuknhkan oleh

penguasa atau pemerintah untuk mengatur hak, harta benda dan hubungan

antar orang berdasarkan Ajaran Islam.

Jadi, penge1tian Hukum Perdata Islam di Indonesia secara keseluruhan

adalah segala peraturan atau adai yang secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah untuk mengatur hak, harta benda

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Diknas, 2004

Page 21: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

13

dan hubungan antar orang berdasarkan aJaran Islam bagi umat Islam

Indonesia.

2. Ruang Lingkup Hukum Perdata Islam

Hukum Islam yang diformalisasikan ke dalam Sistem Hukum

Indonesia terdiri dalam dua bentuk yalmi Ibadah (hubungan antara manusia

dengan sang pencipta) dan Mu'amalah (hubungan amtara manusia dengan

. ) 2 manusia.

Hukum Islam di Indonesia kaitannya dengan ibadah, pemerintah

dalam meregulasikannya hanya sebatas sebuah penataan administrasi dan

kelembagaannya, seperti disahkan UU No. 38 Tahun 1999 Tentang Zakat dan

UU No. 17 Tahun 1999 Tentang Ibadah Haji .

Membicarakan Hukum Perdata Islam di Indonesia atau yang disebut

Fiqh Mu'amalah sebagaimana yang disebut dalam pasal 49 UU. No. 3 Tahun

2006 melingkupi :

a. Hukum Perkawinan

Hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan

perkawinan, perceraian serta akibat-akibat hukumnya. Sebagaimana yang

diatur dalam UU. No 1 Tahun 1974 dan Inpres No. 1Tahun1991 tentang

KHI Bab I.

2 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika 2006, h. I

Page 22: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

14

b. Hukum Kewarisan

Hukum yang mengatur segala persoalan yang berhubungan dengan

pewaris, waris, harta peninggalan, harta warisan, Herta pembagian harta

waris. Sebagaimana yang diatur dalam lnpres No. I Tahun 1991 tentang

KHI Bab IL

c. Hukum Perwakafan

Hukum yang mengatur segala persoalan yang berhubungan dengan

perwakafan di Indonesia yang meliputi, Wakafbenda bergerak dan Wakaf

benda tidak bergerak, sertifikasi wakaf, serta badan wakaf dan hal-hal lain

yang berkaitan dengan Wakaf.

d. Hukum Ekonomi Islan1

Hukum yang mengatur segala persoalan yang berhubungan dengan

Ekonomi berdasarkan Islam meliputi, aturan mengenai jual beli, sewa­

rnenyewa, pinjam meminjam, pe1janjian atau perikatan, persyarikatan

(kerjasama bagi hasil), pengalihan hak, dan segala yang berkaitan dengan

transaksi.3

B. Kedudukan Hukum Perdata Islam Dalam Tata Hukum Nasional

Yang dimaksud dengan kedudukan adalah tempat dan keadaan, sedangkan

tata hukum adalah susunan atau sistem hukum yang berlak.u di suatu daerah atau

3 Ibid

Page 23: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

15

Negara tertentu.4 Dengan demikian yang akan diabstraksikan dalam pembahasan

ini adalah tentang tempat, keadaan Hukmn Islam dalam susunan atau sistem

hukum yang berlaku di Indonesia.

Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, bahwa Indonesia memiliki

sistem hukum yang majemuk, karena di Indonesia berlaku berbagai sistem hukum

yakni, Ad at, Islam dan Barat (kontinenta/). 5 Ketiga sistem hukum itu mulai

berlaku di Indonesia pada waktu yang berlainan.

Hukum Islam telah ada di kepulauan Indonesia sejak orang Islam datang

dan bermukim di nusantara ini. Menurut pendapat yang disimpulkan oleh seminar

masulmya Islam ke Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada Tahun 1963,

Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah atau pada abad ke

tujuh Masehi.6

Mengenai kedudukan Hukum Islam dalam sistem hukum Indonesia yang

bersifat majemuk, dapat kita telusuri dengan historiografi Islam, Ibnu Batutah,

seorang pengembara Arab Islam asal Maroko, ketika singgah di Samudera Pasai

pada tahun 1345 M, mengagumi perkembangan Islam di negeri tersebut. Ia

mengagumi sultan Al-Malik Al-Zahir seorang raja pada Kerajaan Pasai, karena

selain seorang raja beliau juga seorang fuqoha (ahli hukurn) yang mahir tentang

·1 Mohammad Daud Ali, Hukum Isiam Pengantar //mu Hukum dan Tata Hukum Islam di

Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 23 l

5 Ibid, h. 207

6 Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam di Nusantara .. Bandung, Mizan, 2002, h. 28

Page 24: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

16

Hukum Islam. Yang dianut di Kerajaan Pasai waktu itu adalah Hukum Islam

Mazhab Syafi'i. 7 Menurut Hamka, dari Pasailah disebarkan paham Syafi'i ke

kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Indonesia. Bahkan s,~telah kerajaan Islam

Malaka berdiri (1400-1500 M) para ahli Hukum Islam Malaka datang ke Samudra

Pasai untuk meminta kata putus mengenai berbagai masa!ah hukum yang mereka

jumpai dalan1 masyarakat.

Dalam Perkembangan Hukum Islam pada masa-masa kerajaan banyak

para Ahli Hukum Islam nusantara menulis buku tentang Hukum Islam, seperti,

kitab Siratal Mustaqim karya Nuruddin Ar-Raniri (1628 M), Sabi/al Muhtadin

syarah (penjelasan lebih rinci) dari kitab Siratal Mustaqim Karya Syaikh

Muhammad Arsyad Al-Banjari. Kitab-kitab tersebut dijadikan sebagai rujukan

dalam menyelesaikan sengketa antara Umat Islam. Selain itu, banyak lagi kitab-

kitab tentang Hukum Islam yang dijadikan pegangan oleh Umat Islam dalam

menyelesaikan berbagai masalah, dikarang oleh syaikh-syaikh di Daerah

Kesultanan Palembang dan Banten seperti Syaikh Abdu Samad clan Syaikh

Nawawi Al-Bantani. Hukum Islam diikuti dan dilaksanakan juga oleh peme!uk

Agama Islam dalam kerajaan-kerajaan Demak, Jepara, Tuban, Gresik Ngampel

clan kemuclian Mataram.

Ketika VOC (vereenigde Oots-Indische compagnie = gabungan

perusahaan dagang belanda hindia timur) clatang ke-Inclonesia pacla akhir abacl

7 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Penganlar I/mu Hukum dan T ala Hukum Islam di Indonesia, h. 232

Page 25: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

17

ke-enam belas (1596 M), kebijakan yang telah dilaksanakan oleh parn sultan tetap

dipertahankan pada daerah-daerah kekuasaanya. Bahkan dalam banyak hal voe

memberikan kemudahan fasilitas agar Hnkum Islam dapat terns berkembang

sebagaimana mestinya. Bentnk kemudahan yang diberikan oleh voe adalah

bnku-buku karangan para ahli Hukum Islam di Indonesia dijadikan sebagai

pegangan para Hakim Peradilan Agama dalam memutus perkara. 8 Selain itu,

bentuk perhatian voe terhadap Hukum Islam di Indonesia, voe membuat

kodifikasi ringkasan Hukum Islam yang disusun oleh D.W. Freijer, yang

dijadikan untuk pegangan para Hakim Peradilan Islam dalam memutus perkara-

perkara umat Islam. Ringkasan kitab hukum yang disu:mn Freijer itu dalam

kepustakaan terkenal dengan nama compendium freijer. Kondisi ini terns

berlangsung sampai penyerahan kekuasaan voe kepada pemerintahan Kolonia!

Belanda selan1a lebih kurang dua abad lamanya (1602-1800 M).9

Setelah kekuasaan voe berakhir dan digantikan oleh pemerintah Belanda,

Eksistensi Hukum Islam di Indonesia masih tetap bertahan walaupun pemerintah

Belanda mernbah secara perlahan. Sebagai bukti riil ada beberapa teori-teori yang

dikeluarkan oleh para ahli hukum Belanda yang kemudian dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk kebijakan pemerintah Belanda terkait dengan Hukum

Islam yakni :

8 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di lndoensia. Jakarta: Kencana, 2006, h.Xii

9 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengan/ar I/mu Hukum don Tata Hukum Islam di Indonesia, h. 235

Page 26: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

18

a. Teori Receptie in Complexu

Teori ini digagas oleh Salomon Keyzer yang kernudian dikuatkan oleh

Christian Van den Berg (1845-1927 M). Maksud teori ini, hukum mengikat

Agama yang dianut seseorang, jika seseorang itu memeluk Agama Islam,

Hukum Islam-lah yang berlaku baginya. Dengan kata lain teori ini menyebut

bagi Rakyat Pribumi yang berlaku bagi mereka adalah hukum agamanya. 10

Walaupun dalam pelaksanaannya terbatas, Hukum Islam telah

teraplikasi dalam kehidupan masyarakat Islam sekalipun hanya dalam lingkup

hukum keluarga, perkawinan dan warisan. Dalam periode ini, pemerintahan

Belanda memberikan perhatian yang serius terhadap pe1jalanan Hukum Islam,

ha! ini dapat dilihat dengan dikeluarkan instruksi-instruksi yang diterbitkan

kepada bupati dan sultan-sultan berkenaan dengan pelaksanaan Hukum Islam

tersebut. Salah satu diantaranya adalah dikeluarkan stab!. No. 22 pasal 13

diperintahkan kepada Bupati untuk memperhatikan soal-soal Agama Islam

dan untuk menjaga supaya pemuka Agama dapat melakukan tugas mereka

sesuai dengan adat kebiasaan orang Jawa seperti dalam soal perkawinan,

pembagian pusaka dan yang sejenis.

Dapat dilihatjuga dalam Reglement Op Het Be/eid Der Regeering Van

Nederlandsch Indie, di singkat dengan regeerings reglement (R.R) yang

dimuat dalam stbl. Belanda 1854 : 129 atau stbl. Hindia Belanda 1855 : 2

'0 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmaal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia; Studi

Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqh, UU No.111974 sampai KHI, Jakarta: Kencana 2006, h. 10

Page 27: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

19

berlaku undang-undang Islam bagi orang Islam itu tel ah ditegaskan pasal 7 5

RR. Stbl. 1855 : 2 itu berbunyi dalam ayat (3)-nya : "Oleh hakim Indonesia

itu hendaklah di perlakukan undang-undag agama (gods dienstige wetten)

dan kebiasaan penduduk Indonesia itu". Ayat (4)-nya : "undang-undang

agama, instelling dan kebiasaan itu jugalah yang dipakai untuk mereka, oleh

hakim Eropa andai kata pada pengadilan tinggi terjadi Hoger beroep

(permintaan pemeriksaan banding) ". 11

Drs. Amrullah Ahmad mengatakan bahwa teori receptie in complexu

yang berarti bahwa hukum yang berlaku bagi pribumi adalah hukum Agama

yang dipeluknya. 12 Barang kali pendapat ini dipengaruhi oleh kenyataan

bahwa warga pribumi yang muslim sangat taat menjalankan syari'at

agamanya, sebagai pelaksana titah Allah di dalam Al-Qur'an surat Al-

Baqarah/2: 208 :

Artinya : Masuklah kalian semua ke dalam Islam secara total.

Dalam Statute Batavia 1642 disebutkan bahwa : "Sengketa warisan

antara orang pribumi yang beragama Islam harus diselesaikan dengan

memergunakan hukum Islam, yakni hukum yang dipakai oleh rakyat sehari-

11 Hazairin, Pe111baharuan f-fuk1an Jslan1 di Indonesia, Jakarta, lJniversitas Indonesia Press, 1976 h. 44

12 Amrullah Ahm"d, dkk, Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta, Gema Insani Press, 1996, h. 55

Page 28: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

20

hari ". 13 Yang selanjutnya kenyataan ini ditransformasi oleh Van Den Berg ke

dalam teori Receptie in Complexu. Yang didukung pula oleh para ahli

kebudayaan dari Belanda sendiri bahwa dari sekitar 1800 tahun dan

sesudahnya bahwa di Indonesia berlaku Hukum Islam (khususnya bagi

mereka yang memeluk Agama Islam).

b. Receptie

Teori ini digagas oleh sarjana terkemuka Belanda yang disebut sebagai

Islamolog Christian Snouck Hurgronje (1857-1936), yang selanjutnya

dikembangkan dan disistemisasikan secara ilmiah oleh C. Van Hollenhoven

dan Ter Harr Bzn.

Teori ini merupakan bantahan dari teori receptie: in complexu, maksud

teori ini, hukum yang berlaku bagi orang Islam bukanlah Hukum Islam, tetapi

hukum adat. Dalam gagasan mereka intinya bahwa sebenarnya hukum yang

berlaku di Indonesia adalah hukum adat asli. Kemudian hukum adat ini

memang ada yang dimasuki pengaruh hukum Islam, sedikit demi sedikit

pengaruh hukum Islam itu baru mempunyai kekuatm1 jika telah diterima

hukum adat dan lahirlah dia sebagai hukum adat bukan .sebagai hukum Islam.

Wujud nyata ini ditindak lanjuti lebih jauh dan diterapkan pada pasal

134 ayat (2) indische staatsregeling (IS) 1925 yaitu : "Dalam hal te1jadi

perkara perdata antara sesama orang Islam akan diselesaikan oleh hakim

" Imam Syaukani, Rekonstruksi Epistemology Hukum Islam Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada, 2006, h. 7 l

Page 29: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

21

agama Islam apabila keadaan tersebut telah diterima oleh hukum adat

mereka dan sejauh tidak ditentukan lain oleh ordonansi." Dalam teori

receptie, yang ada adalah adat, sementara hukum Islan1 dianggap tidak ada.

Hukum Islam dianggap eksis, berarti dan bermanfaat bagi kepentingan

pemeluknya, apabila I-Iukum Islam tersebut telah diresepsi oleh hukum adat. 14

Hal ini berdampak pada Perkara Kewarisan pada zaman itu, menurut ter harr

dan teman-temannya mengemukakan bahwa dalam kenyataannya Hukum

Islam tidak mendalam pengaruhnya pada aturan-aturan kewarisan di Jawa dan

di mana pun juga di Indonesia. Menurut mereka Hukum Islam mengenai

kewarisan sedikit sekali hubungannya dengan rnsa keadilan hukum

masyarakat Indonesia, karena hukum Kewarisan Islam itu bersifat individual

sedang hukum Kewarisan Adat bersifat komunal. Menurut mereka, karena

Hukum Islam mengenai kewarisan belum sepenuhnya diresepsi atau diterima

oleh Hukum Adat Jawa, maka wewenang untuk mengadili soal kewarisan

yang selama ini berada pada Pengadilan Agama d.i Jawa dan Madura,

diserahkan kepada Pengadilan Negeri yang akan mengadili dan memutus

perkara kewarisan menurut hukum adat yang sesuai dengan keadilan hukum

masyarakat setempat. 15 Hal inilah yang menjadi dasar dikeluarkan Staatsblad

Nomor 153 Tahun 1931 tentang pembentukan pengadilan penghulu dan yang

14 Ibid, h. 76

15 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar I/mu Hukum dan Tata Hukwn Islam di Indonesia, h. 250

Page 30: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

22

mengubah susunan serta wewenang Pengadilan Agama, dan pada tahun 193 7,

dengan Staatsblad Nomor 116 Tahun 1937, wewena11g mengadili perkara

kewarisan dialihkan dari Pengadilan Agama ke Pengadilan Negeri. Walaupun

dalam kenyataanya Pengadilan Negeri tidak mampu me:nerapkan hukum adat

yang sesuai dengan keadilan hukum masyarakat setempat, ha! ini disebabkan

karena para Hakim Pengadilan Negeri adalah orang-orang Belanda yang tidak

mengerti hukum adat yang sebenamya.

Atas dasar tersebut di atas jelaslah bahwa teori receptie merupakan

rekayasa pemerintah Kolonia! Belanda dalam rangka merintangi

perkembangan Hukum Islam di Indonesia. Rekayasa Ilmiah di bidang hukum

ini ditujukan untuk mengelementasi Hukum Islam, yang diminta pemerintah

Kolonia! Belanda karena dianggap menjadi penghalang kolonialisme dan

imperialisme.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17

Agustus 1945. Pemerintah Indonesia membentuk Departemen Agama, dan

melalui Departemen Agama pemerintah berusaha meluruskan persepsi tentang

pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia. 16 Langkah awal dari usaha ini

adalah memperbaharui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Nikah,

Thalaq dan Rujuk (NTR) yang diberlakukan pada tanggal 22 November 1946,

kemudian undang-undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang didalamnya

memuat tentang Perwakafan di Indonesia, Undang-undang No. 1 tahun 1974

16 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indoensia, h. xii

Page 31: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

23

tentang perkawinan, undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama, lnpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, dan

banyak Jagi undang-undang yang disahkan sebagai bukti eksistensi Hukum

Islam di Indonesia.

C. Hukum Perdata Islam dan Kekuatan Hukumnya di Indonesia

Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana yang termaktub dalam UUD

1945 pasal 1 ayat 3, selain itu, Indonesia adalah Negara yang berdasm· kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 ayat I) dan dalam Idiologi Indonesia

(Pancasila) juga termaktub Ketuhanan Yang Maha Esa, ha! inilah yang kemudian

menjadi dasar kekuatan Hukum Perdata Islam di Indonesia dalam Ketatanegaraan

Indonesia, yang kemudian dijabarkan melalui UU No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, UU No. 41 Tahun

2004 tentang Wakaf, dan beberapa lnstruksi Pemerintah serta Peraturan

Pemerintah terkait dengan Implementasi Hukum Perdata Islam di Indonesia. Oleh

karena itulah, pemberlakuan dan kekuatan Hukum Perdata Islam secara

ketatanegaraan di Negara Republik Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945.

Apabila kekuatan Hukum Perdata Islam di Indonesia dianalisis, 17 perlu

diungkapkan produk pemikiran Hukum Islam dalam sejarah perilaku umat Islam

dalam melaksanakan Hukum Islam di Indonesia, seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangannya, yaitu :

17 Zainu<ldin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 4

Page 32: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

24

1. Syari'ah

Hukum Islam dalam pengertian syari'ah (Islamic Law) merupakan

norma hukum dasar yang ditetapkan Allah SWT, yang wajib diikuti oleh umat

Islam berdasarkan iman, karena syari'ah memuat ketetapan-ketetapan Allah

dan Rasul-Nya, baik berupa larangan maupun berupa suruhan yang di

dalamnya menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia, baik yang

berhubungan dengan manusia dengan Tuhan-Nya, manusia dengan manusia,

maupun manusia dengan lingkungan kehiduparmya. Nom1a Hukun dasar ini

dijelaskan dan atau dirinci lebih lanjut oleh Nabi Muhammad SAW sebagai

Rasul-Nya. Karena itu, syari'ah terdapat di dalam Al-Qur'an dan Sunnah

Rasul (Hadits-Hadits Nabi). 18

2. Fiqh

Hukum Islam dalam pengertian Fiqh (Islamic .Jurisprudence) adalah

Hukum Islam yang berdasarkan pemahaman yang diperoleh seseorang dari

suatu dalil, ayat, nash Al-Qur'an dan/atau Hadits Nabi Muhammad SAW.

Atau dengan kata lain, suatu usaha seseorang untuk mernahami hukum-hukum

yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Dalam penge1iian Fiqh,

Hukum Islam sudah diamalkan oleh umat Islam Indonesia sejak orang

Indonesia memeluk agama Islam. Sehingga dalam perumusan sebuah Hukum

Islam di Indonesia dengan mengambil berbagai literatur Fiqh.

18 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar I/mu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, h. 47

Page 33: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

25

Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah puncak pemikiran Fiqh di

Indonesia, hal ini didasari oleh keterlibatan para Ulama, Cendikiawan, Tokoh

Masyarakat (tokoh agama dan tokoh adat) dalam menentukan Hukum Islam,

yang di dalamnya memuat hal perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, dan

wakaf. KHI yang kemudian dilegal formalkan dengan Inpres No. I Tahun

1991 dan ditindak lanjuti dengan Kepmenag. No. 154 Tahun 1991 dan

disebarluaskan melalui surat edaran Direktorat Pembinaan Badan Peradilan

agama No. 3694/EV /HK.003/ AZ/91. KHI sebagai Jjma' Ulama Indonesia

diakui keberadaannya dan diharapkan dijadikan pedoman hukum oleh umat

Islam Indonesia dalam menjawab setiap persoalan hukum yang muncul. 19

3. Fatwa

Hukum Islam yang berbentuk fatwa adalah Hukum Islam yang

dijadikan jawaban oleh seseorang dan/atau lembaga atas adanya pe1tanyaan

yang diajukan kepadanya. fatwa bersifat kasuistik dan tidak mempunyai daya

ikat secara yuridis formal terhadap peminta fatwa, hal ini karena Fatwa pada

umumnya bersifat dinamis terhadap perkembangan baru yang dihadapi oleh

umat Islam. 20

Fatwa biasanya dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kew<:nangan

dalam ha! tersebut, seperti, MUI (Majlis Ulama Indonesia), badan Peradilan

19 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 5

20 Ibid

Page 34: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

26

Agama serta lembaga-lembaga lain yang diberi wewenang untuk

mengeluarkan fatwa.

4. Keputusan Pengadilan Agama

Hukum Islam yang berbentuk keputusan Pengadilan Agama adalab

keputusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama atas adanya permohonan,

penetapan atau gugatan yang diajukan oleh seseorang atau lebih dan/atau

lembaga kepadanya. Keputusan dimaksud, bersifat mengikat pihak-pihak

yang berperkara. Selain itu, putusan Pengadilan Agama dapat bernilai sebagai

yurisprudensi, yang dalam kasus-kasus tertentu dapat dijadikan oleh Hakim

sebagai referensi hukum.21

5. Perundang-undangan di Indonesia

Hukum Islam dalam perundang-undangan di Indonesia adalah Hukum

Islam yang bersifat mengikat secara hukum ketatanegaraan bahkan daya

ikatnya lebih luas. Oleh karena asas hukum di Indonesia adalah legalitas,

makanya kemudian banyak hukum-hukum Islam yang dijadikan sebuab

undang-undang seperti, UU No. 1 Tahun 1991 tentang Perkawinan, UU No.

41 Tahun 2004 tentang Wakaf, semuanya memuat Hukum Islam dan

mengikat kepada setiap warga Negara Republik Indonesia.

21 Ibid

Page 35: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

BAB III

ASPEK PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM

A. Eksistensi Hukum Perdata Islam di Indonesia

Hukum Perdata Islam dilihat dari aspek keberadaannya dalam perumusan

dasar Negara yang dilakukan oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaba Persiapan

Kemerdekaan Indonesia), yaitu para pemimpin umat Islam berusaba memulihkan

dan mendudukkan Hukum Islam dalam Negara Indonesia Merdeka. Dalam tabap

awal, usaha para pemimpin dimaksud tidak sia-sia, yaitu lahir piagam Jakarta

pada tanggal 22 Juni 1945 telah disepakati oleh pendiri Negara bahwa Negara

berdasar kepada ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi

para pemeluknya. 1 Walaupun dalam perkembangannya banyak para tokoh

Nasionalis yang tidak sepakat dengan tujuh kata tersebut sehingga pembukaan

UUD 1945 diganti dengan kata "Ketuhanan Yang Maba Esa". Waiau demikian

eksistensi Hukum Islam di Indonesia masih tetap diakui dan dijadikan sebagai

salah satu sistem hukum di Indonesia.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam uraian sebelumnya bahwa eksistensi

Hukum Perdata Islam di Indonesia sudah memiliki kekuata.n hukum dalam sistem

hukum Indonesia dengan di-sahkan UU No. 14 Tahun 1970 Tentang Kekuasaan

Kehakiman dan UU No. 35 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas UU No. 14

Tahun 1970 Tentang Kekuasaan Kehakiman, UU No. 1 Tahun 1974 Tentang

1 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika 2006, h. 2

Page 36: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

2P

Perkawinan, UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU No. 3

Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama, Inpres No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI), UU

No. 38 Tahun 1999 Tentang Zakat dan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Dari sana dapat kita fahami bahwa dengan adanya kekuatan Hukum dalam sistem

Hukum di Indonesia sudah merupakan bentuk pengakuan terhadap Hukum

Perdata Islam di Indonesia, hingga saat ini. 2

B. Asas-Asas Hukum Perdata Islam di Indonesia

Kata Asas berasal dari bahasa Arab, asasun (u.;..i). Artinya dasar, basis,

pondasi. Kalau dihubungkan dengan pondasi berfikir, yang dimaksud dengan asas

adalah landasan berfikir yang sangat mendasar. 3 Jika kata asas dihubungkan

dengan hukum, yang dimaksud dengan asas adalah kebenaran yang dipergunakan

sebagai tumpuan berfikir dan alasan pendapat, terutama, clalam penegakkan dan

pelakasanaan hukum. Asas hukum pada umumnya, berfongsi sebagai rujukan

untuk mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan hukum.

Asas Hukum Islam berasal dari sumber Hukum Islam itu sendiri terutama

Al-Qur'an dan Al-Hadits baik yang bersifat rinci maupun yang bersifat umum dan

yang kemudian dikembangkan oleh aka! pikiran manusia yang memenuhi syarat

2 !bid, h. 4

3 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar I/mu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 127

Page 37: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

29

untuk itu (berijtihad).4 Hal demikian dapat diketahui bahwa asas Hukum Islam

meliputi : Asas Umum, Asas Hukum Pidana dan Asas Hukum Perdata, dan masih

banyak lagi asas-asas yang lainnya.

Hukum Islan1 sebagai salah satu hukum yang diakui oleh pemerintah

memiliki asas-asas yang dianggap penting dalam meng-lmplementasikan-nya atau

yang sering disebut sebagai Asas Umum yang meliputi semua bidang dan

lapangan Hukum Islam,5 yakni:

1. Asas Keadilan

Asas Keadilan adalah asas yang penting dan mencakup semua asas

dalan1 bidang Hukum Islam. Akibat dari pentingnya asas dimaksud, sehingga

Allah SWT Mengungkapkan di dalam Al-Qur'an lebih dari 1.000 kali,

terbanyak disebut setelah kata Allah dan ilmu pengetahuan. Banyak ayat Al-

Qur'an yang memerintahkan manusia berlaku adil dan menegakkan keadilan.

Dalam Al-Qur'an Surat Shaad (38) ayat 26 dijelaskan:

(~i:IA/LY")yl '.JS r~ 1_,_:.\ ~ ~~ Artinya : Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, 1\!faka berilah Keputusan (perkara) di antara

4 Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar I/mu Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika 2006, h. 45

5 Ibid h. 46

Page 38: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

30

manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafeu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan.

Allah memerintahkan penguasa, penegak hukum sebagai khalifah di

bumi untuk menyelenggarakan hukum sebaik-baiknya, berlaku adil terhadap

semua manusia, tanpa memandang stratifikasi sosial, yaitu kedudukan, asal-

usu!, keyakinan yang di anut oleh pencari keadilan.6

2. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum adalah asas yang menya1akan bahwa tidak ada

satu perbuatan yang dapat di hukum kecuali atas kekuatan ketentuan peraturan

yang ada dan berlaku pada perbuatan itu.7 Oleh karena itu, tidak ada sesuatu

pelanggaran sebelum ada ketentuan hukum yang mengatumya. asas 1111

berdasarkan atas Al-Qur'an surah Al-Israa' (17) Ayat 15 sebagi berikut:

' -_;y

Artinyah : Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk (kese/amatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul.

6 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar I/mu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, h. 128

7 Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar I/mu Hukum Islam di Indonesia, h. 46

Page 39: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

31

3. Asas Kemanfaatan

Asas Kemanfaatan adalah asas yang menyertai asas keadilan dan kepastian

hukum. Dalam melaksanakan asas keadilan dan kepastian hukum, seyogianya

dipertimbangkan asas kemanfaatannya, baik kepada yang bersangkutan

sendiri maupun kepada kepentingan masyarakat. 8 Dalam melakukan

pencatatan setiap aqad, misalnya, dapat dipertimbangkan kemanfaatannya

bagi orang yang ber-'aqad dan bagi masyarakat. sebagaimana yang dijelaskan

dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 282 di sebut:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar ..

Dalam praktik Hukum Perdata terdapat asas-asas Hukum Islam yang

menjadi tumpuan atau landasan untuk melindungi kepentingan pribadi seseorang,

ha! ini sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. Muhammad Daud Ali, SH dalam

bukunya, asas-asas itu di antaranya adalah :

I. Asas Kebo/ehan atau Mubah

Asas ini menunjukan kebolehan melakukan semua hubungan

perdata (sebagian dari hubungan mu'amalah) sepanjang hubungan itu

tidak dilarang oleh Al-Qur'an dan As-Sunah. Dengan kata lain, pada

8 Ibid

Page 40: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

32

dasarnya segala bentuk hubungan perdata adalah boleh dilakukan, kecuali

kalau telah ditentukan lain dalarn Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Hal ini, sebagaimana yang tersebut didalam Kaidah Ushul fiqh

"r.1y>Jil ~ Jµ.JJJ u.J; u:b. ul-J)'f .t,i..:,511 u-9 J..,,yf",9 ini berarti bahwa Islam

memberi kesempatan luas kepada yang b1~rkepentingan untuk

mengembangkan bentuk dan macam hubungan perdata (baru) sesuai

dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Tuhan

memudahkan dan tidak menyempitkan kehidupan manusia seperti yang

dinyatakan-Nya antara lain dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah (2) ayat

185:

( \Ao·Y/o·~-1\) -·~11~~.' »:i---~1~~.'~I') . ..F.' ···~ ,-, ....l:1j- llJ_r. r-:: JJJ • ....l:1j-···

Artinya : . .. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu ...

2. Asas Kemaslahatan Hidup

Kemaslahatan hidup adalah segala sesuatu yang mendatangkan

kebaikan, berguna, berfaedah bagi kehidupan. Asas kemaslahatan hidup

adalah asas yang mengandung makna bahwa hubungan perdata apa pun

juga dapat dilakukan asal hubungan itu mendatangkan kebaikan, berguna

serta berfaedah bagi kehidupan manusia pribadi dan masyarakat,

kendatipun tidak ada ketentuuannya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

9 Imam Jalaluddin As-Shuyuthi, Al-Ashbah Wa An-Nazhair, Indonesia, Daar Al-Ahya Al­Kutub Al-'Arabiyah, h. 43

Page 41: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

33

Asas ini sangat berguna untuk pengembangan berbagai lembaga hubungan

perdata dan dalam menilai lembaga-lembaga hukum non-Islam yang ada

dalam sesuatu masyarakat.

3. Asas Kebebasan dan Kesukarelaan

Asas ini mengandung makna bahwa setiap hubungan perdata harus

dilakukan secara bebas dan sukarela. Kebebasan kehendak para pihak

yang melahirkan ke-sukarela-an dalam persetujuan harus senantiasa di

perhatiakan. Asas ini juga mengandung arti bahwa selama teks Al-Qur'an

dan As-Sunnah tidak mengatur suatu hubungan p<:rdata, selama itu pula

para pihak bebas mengatumya atas dasar kesuka:relaan masing-masing.

Asas ini bersumber dari Al-Qur'an surat An-Nisa (4) ayat 29. 10

4. Asas Menolak Mudharat dan Mengambil Manfaat

Asas ini mengandung makna bahwa harus dihindari segala bentuk

hubungan perdata yang mendatangkan kerugian (mudharat) dan

mengembangkan (hubungan perdata) yang bermanfaat bagi diri sendiri

dan masyarakat. 11 Dalan1 asas ini terkandung juga penge1tian bahwa

menghindari kerusakan harus diutamakan dari memperoleh (meraih)

keuntungan dalam suatu transaksi seperti perdagangan narkotika,

prostitusi, dan mengadakan perjudian misalnya.

IO Mohammad Daud Ali, Hukum /slam Pengan/ar I/mu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, h. I 29

II Ibid

Page 42: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

34

5. Asas Kekeluargaan

Asas kekeluargaan atau asas kebersamaan yang sederajat adalah

asas hubungan perdata yang disandarkan pada hormat-menghormati,

kasih-mengasihi serta tolong-menolong dalam mencapai tujuan bersama.

Asas ini menunjukkan suatu hubungan perdata antara para pihak yang

menganggap diri masing-masing sebagai anggota satu keluarga,

kendatipun, pada hakikatnya, bukan keluarga. 12 Asas ini dialirkan dari

Surat Al-Maidah (5) ayat 2 :

"" i)ri3 "sis.b.il3 _,,J~I ~ 1)3~ -03 ~)0

q!1f:;.;JI ~ 1)3~3 ... "" (~ :o /o:lJ WI) yLiJT ~;Ll, :&I oJ :&T

Artinya : ... Dan to/ong-meno/onglah kamu dalam (menge1jakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-meno/ong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

6. Asas Adil dan Berimbang

Asas keadilan mengandung makna bahwa hubungan perdata tidak

boleh mengandung unsur-unsur penipuan, penindasan, pengambilan

kesempatan pada waktu pihak lain sedang kese:mpitan. Asas ini juga

mengandung arti bahwa hasil yang diperoleh harus berimbang dengan

usaha atau ikhtiar yang dilakukan. 13

12 Ibid

13 Ibid, h. 134

Page 43: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

35

7. Asas Larangan Merugikan Diri Sendiri dan Orang Lain

Asas ini mengandung arti bahwa para pihak yang mengadakan

hubungann perdata tidak boleh merugikan diri sendiri dan orang lain

dalan1 hubungan perdatanya. Merusak harta, kendatipun tidak merugikan

diri sendiri, tetapi merugikan orang lain, tidak dibenarkan dalam Hukum

Islam. Ini berarti bahwa menghancurkan atau memusnahkan barang, untuk

mencapai kemantapan harga atau keseimbangan pasar, tidak dibenarkan

oleh Hukum Islam (QS. 2:188, 2:195, 3:130, 4:2, 4:29, 5:2, 66:6).14

8. Asas lvfendapatkan Hak Karena Usaha dan Jasa

Asas ini mengandung makna bahwa seseorang akan mendapat hak,

misalnya, berdasarkan usaha dan jasa, baik yang dilakukannya sendiri

maupun yang diusahakannya bersama-sama orang lain. Usaha dan jasa

haruslah usaha dan jasa yang baik yang mengandung kebajikan, bukan

usaha dan jasa yang mengandung unsur kejahatan, keji dan kotor. Usaha

dan jasa yang dilakukan melalui kejahatan, kekejian dan kekotoran tidak

dibenarkan oleh Hukum Islam. Asas ini bersumber dari Al-Qur'an antara

lain surat 6:164, 8:26, 16:72, 17:15, 17:19, 35:18, 39:7, 40:64, 53:38,

53:59. 15

14 Ibid, h. 135

15 Ibid

Page 44: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

36

9. Asas Perlindungan Hak

Asas ini mengandung arti bahwa semua hak yang di peroleh

seseorang dengan jalan halal dan sah, harus dilindungi. Bila hak itn

dilanggar oleh salah satu pihak dalam hubungan perdata, pihak yang

dirugikan berhak untuk menuntut pengembalian hak itu atau menuntut

pengembalian hak itu atau menuntut kerugian pada pihak yang

merugikannya. 16

l 0. Asas Yang Beri 'tikad Baik Harus Dilindungi

Asas ini berkaitan erat dengan asas lain yang menyatakan bahwa

orang melakukan perbuatan tertentu be1ianggung jawab atau menanggung

resiko perbuatanya. Namun, jika ada pihak yang melakukan suatu

hubungan perdata tidak mengetahui cacat yang tersembunyi dan

mempunyai i 'tikad baik dalam hubungan perdata, kepentingannya harus

dilindungi dan berhak untuk menuntut sesuatu jika ia dirµgikan karena

i'tikad baiknya. 17

11. Asas Mengatur dan Memberi Petunjuk

Sesuai dengan sifat hukum keperdataan pada umumnya, dalam

Hukum Islam berlaku asas yang menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan

Hukum Perdata, kecuali yang bersifat ijbari karena ketentuannya telah

qath 'i hanyalah bersifat mengatur dan memberi petunjuk saja kepada

16 Ibid

17 Ibid, 137

Page 45: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

37

orang-orang yang akan memanfaatkannya dalam mengadakan hubungan

perdata. Para pihak dapat memilih ketentuan lain berdasarkan

kesukarelaan, asal saja ketentuan itu tidak bertentangan dengan Hukum

Islam.18

12. Asas Tertulis Atau Diucapkan Di Depan Saksi

Asas ini mengandung makna babwa hubungan perdata selayaknya

dituangkan dalam perjanjian tertulis dihadapan saksi:-saksi. Namun, dalam

keadaan te1ientu, perjanjian itu dapat saja dilakukan secara lisan

dihadapan saksi-saksi yang memenuhi syarat baik mengenai jumlahnya

maupun mengenai kualitas orangnya. Sebagaimana yang disebut dalam

Surat Al-Baqarab (2): 282) :

! ). .... .... ,,, "'t ,;::: .... .,. ! :::- .... t .... .,,,., .,,,,. .... -;:,., .... .... ,,. (. p ....

01 t--f>-- ~~- ':]_,I I".;;::. _,I ~~I 9P <.>;\JI 0D' 0}9 \,_ "·

,_ ~1i;.· . .'- ~ 1 , ~>I· "-Ji;iL, ,~- 01:~i~ -' "1 , r--:. · l l.r ~~ j~j , -· -0 , - Y" ~ (\Ao:~/opi) ...

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan

18 Ibid, h. 138

Page 46: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

38

menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menu!is, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).

C. Aspek Perdata Islam di Indonesia

Reformasi hukum merupakan salah satu amanat penting dalam rangka

pelaksanaan agenda refomiasi hukum nasional. Di dalamnya tercakup agenda

penataan kembali berbagai institusi hukum dan politik, mulai dari tingkat pusat

sampai kepada tingkat yang paling bawah, pembaharuan berbagai perangkat

peraturan per-undang-undangan mulai dari UUD sampai kepada peraturan yang

paling bawah, dan pembaharuan dalam sikap, cara berfikir dan berbagai aspek

perilaku masyarakat hukum kita ke arah kondisi yang sesuai dengan tuntutan

zaman. Dengan perkataan lain, dalam agenda reformasi hukum itu tercakup

penge1tiann reformasi kelembagaan (institutional reform), reformasi per-undang-

undangan (instrumental reform), dan reformasi budaya hukum (kultural

reform). 19

Sehubungan dengan hai itu, perlu ditelaah mengenai berbagai aspek

perkembangan Hukum Perdata Islam itu dalam kaitannya dengan pelaksanaan

agenda reformasi hukum nasional yang sekarang sedang berlangsung di antaranya

adalah:

19 Departemen Agama RI, BULLETIN MJMBAR HU KUM, Jakarta, Depag RI, 1991.

Page 47: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

39

I. Hukum Perkawinan

h. xiv

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa Eksistensi Hukum

Islam di Indonesia, berawal, mengenai pennasalahan yang menyangkut hal­

hal perkawinan yang kemudian banyak peraturan tentang perkawinan

terutama paska kemerdekaan Republik Indonesia. Seperti dikeluarkan UU No.

22 Tahun 1946 Tentang NTRj.o UU No. 32 Tahun 1954 Tentang Perubahan

atas UU No. 22 Tahun 1946 Tentang Nikah, Thalaq, Rujuk (NTR), UU No. I

Talmn 1974 Tentang Perkawinan dan Inpres. No. I Tahun 1991 Tentang

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Bab I Tentang Perkawinan.20

Dalam kaitannya dengan perkembangan Hukum Islan1 di Indonesia,

peraturan tentang perkawinan merupakan hal yang sangat diprioritaskan oleh

pemerintah, ha! ini dapat kita lihat dengan peran aktif pemerintah dalam

mensosialisasikan Hukum Perdata Islam di Indonesia, dengan mengeluarkan

beberapa peratman pemerintah (PP) sebagai implementasi undang-undang

yang di sahkan.

Hukum Perkawinan, walau hingga saat ini belum ada peraturan yang

baru, namun wacana tentang pembaharuan hukum perkawinan bukanlah ha!

yang baru, ha! ini, karena masyarakat Indonesia, sadar akan perkembangan

zaman, sehingga banyak pasal-pasal yang dianggap sudah tidak relevan

dengan alasan perkembangan zaman tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya

20 Abdul Manan, Aneka Masa/ah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2006,

Page 48: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

40

CLD KHI (Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam) pada tahun 2004

yang di pelopori oleh Siti Musdah Mulia. CLD KHI ini muncul sebagai akibat

perkembangan zaman dalam kesetaraan gender (al-musawah al-jinsiyyah)

yang di dalamnya, juga membahas tentang hukum perkawinan di Indonesia.21

Walaupun CLD KHI hanya sebatas wacana, namun respon dari Umat Islam

sangatlah antusias untuk membahasnya, walau, banyak terjadi pro dan kontra

terhadap wacana tersebut.

Selain itu, wacana dari pihak pemerintah juga direalisasikan dengan

membuat RUU Terapan Peradilan Agama Tentang Perkawinan (Tahun 2006),

walaupun pada kenyataannya sampai saat ini tidak ada pollow up-nya, namun

dapat kita pahami bahwa usaha untuk pembaharuan hukum perkawinan tetap

berlanjut tidak surut begitu saja.

2. Hukum Perwakafan

Hukum wakaf merupakan cabang yang penting dalam Islam, sebab ia

terjalin ke dalam seluruh kehidupan ibadah dan merupakan perekonomian

. 1 h k l' . 22 sosia u um mus 1m111 .

lstilah wakaf di Indonesia sudah ada sebelum Islam datang ke-

Nusantara, walaupun tidak sepenuhnya persis dengan yang terdapat dalam

21 Marzuki Wahid dan Rumadi, Fiqh Mazhab Negara Kritik Atas Politik Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, LKiS, 200 I

22 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, Cet. I, Jakarta, Ciputat Press, 2005, h. 92

Page 49: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

41

ajaran Islam. Namun spiritnya sama dengan syari'at Islam tentang wakaf.23

Bahkan setelah para penjajah datang ke nusantara perwakafan diakui sebagai

hukum yang hidup dalam lingkungan masyarakat pribumi (Indonesia).

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, peraturan-peraturan tentang

perwakafan tanah yang dikeluarkan pada masa penjajahan masih tetap

diberlakukan. Dan mengenai wakaf, walau belum diatur dalam sebuah

peraturan tersendiri, namun pemerintah tidak diam begitu saja dalam

permasalahan wakaf, melalui Departemen Agama, pemerintah banyak

mengeluarkan petunjuk-petunjuk tentang wakaf. Dan pada perkembangan

berikutnya, permasalahan wakaf mulai dilegalisasikan walaupun masih sangat

terbatas, berdasarkan UUD 1945 Pasal 33 ayat (3), dicetuskan Undang-

undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria yang

mengatur tanah di Indonesia pada tanggal 24 September 1960.24 Pada bagian

XI, hak-hak tanah untuk keperluan suci dan sosial. Pada Pasal 49 ayat (3):

"Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah".

Setelah melihat kepada tujuan perwakafan tanah milik dan UU No. 5

Tahun 1960 Tentang Undang-undang Pokok Agraria pada Pasal 49 ayat (3)

tersebut di atas, maka Pemerintah berusaha mencari dan membentuk peraturan

tentang perwakafan tanah milik. Pada tanggal 17 Mei 1977 Pemerintah telah

23 Depag Rl, Pedoman Penge/olaan Dan Pengembangan Waka/, Jakarta, Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggara Hqji, 2005, h.19

24 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembenrtukan UU Pokok Agraria, Jsi dan Pelaksanaannya, Edisi Revisi, Cet 7, Jakarta, Djambatan, 1997, H. 122

Page 50: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

42

dapat menetapkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 Tentang

Perwakafan Tanah Milik.

Dalan1 perkembangannya, masalah wakaf juga dimuat dalam

Kompilasi Hukum Islam (Inpres No. I Tahun 1991) yang menjadi pedoman

para Hakim Pengadilan Agama di seluruh Indonesia. Peraturan yang ada itu

dan tersebar tersebut dirasakan kurang memadai karena permasalahan wakaf

yang mengemuka di masyarakat atau yang dihadapi oleh lembaga keagamaan

yang bertindak sebagai nazhir dari waktu ke waktu kian berkembang. Di

samping itu masyarakat amat membutuhkan pengaturan mengenai wakaf

produktif dan wakaf uang yang selama ini belum diatur dalam regulasi wakaf

di Negara kita.25

Di tengah problematika sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan

untuk kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberaclaaan lembaga wakaf

menjadi sangat strategis. Di samping sebagai salah satu aspek ajaran Islam

yang berdimensi spiritual, wakaf juga merupakan ajaran yang menekankan

pentingnya kesejahteraan ekonomi ( dimensi sosial). Karena itu, pendefinisian

ulang terhadap wakaf agar memiliki makna yang relevan dengan kondisi riil

persoalan kesej ahteraan menj adi sangat penting. 26

25 Depag RI, Proses Lahimya Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Jakarta, Direktorat Pengembangan Zakat dan WakafDitjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, 2005, h. 97

26 Depag RI, Paradigma Waka/ bal'll di Indonesia, Jakarta, Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bi mas Islam dan Penyelenggara Haji, 2005, h. I

Page 51: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

43

Sejak awal, perbincangan tentang wakaf kerap diarahkan kepada

wakaf benda tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, pohon untuk diambil

bualmya dan sumur untuk diambil airnya. Sedangkan wakaf benda yang

bergerak barn mengemuka belakangan. Di antara wakaf benda bergerak yang

ramai diperbincangkan belakangan adalal1 wakaf yang dikenal dengan istilali

Cash Waqf atau wakaf tunai. Namun kalau menilik obyek wakafnya, yaitu

uang, lebih tepat kiranya kalau wakaf tunai diterjemalikan dengan wakaf

uang.27

Perbincangan tentang wakaf tunai mengemuka belakangan. Hal ini

te1jadi seiring berkembangnya sistem perekonomian dan pembangunan yang

memunculkan inovasi-inovasi barn. Wakaf tunai sebagai instrument financial

(social instrument), keuangan social dan perbankan i;ocial, menurut M.A.

Maiman memang merupakan suatu produk barn dalam sejarah perekonomian

Islam. Instrument financial yang dikenal dalam perekonomian Islam selama

ini berkisar pada murabaliah28 untuk membiayai sector perdagangan dan

mudharabali atau musyarakah29 untuk membiayai investasi di bidang industri

dan pertanian. Bank juga tidak mau menerima tanah atau aset lain yang

27 Depag RI, Pedoman Pengelo/aan Waka/ Tunai, Jakarta, Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggara I-Jaji, 2005, h. I

28 Penjualan dengan mengunakan prinsip murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

29 Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau Jebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Page 52: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

44

merupakan harta wakaf untuk dijadikan jaminan. Karena harta wakaf bukan

hak milik. 30

Kaitannya dengan perwakafan di Indonesia, kini, tidak terlepas dalam

sebuah peraturan tersendiri mengenai wakaf yang telah disahkan menjadi

undang-undang yakni Undang-undang No.41 Talmo 2004 tentang Wakaf

yang isinya meliputi.31 Bab I Ketentuan Umum, Bab II Dasar-Dasar Wakaf,

Bab III Tentang Pendaftaran dan Pengumuman Benda Wakaf, Bab IV

Tentang Perubahan Status Benda Wakaf, Bab V Tentang Pengelolaan dan

Pengembangan Benda Wakaf, Bab VI Tentang Badan Wakaf Indonesia

(BWI), Bab VII Tentang Penyelesaian Sengketa, Bab VIII Tentang

Pembinaan dan Pengawasan, Bab IX Tentang Ketentuan Pidana dan Sanksi

Administratif, Bab X Tentang Ketentuan Peralihan, Bab XI Tentang

Ketentuan Penutup.

3. Hukum Kewarisan

Hukum Kewarisan di Indonesia sampai saat ini, masih belum memiliki

undang-undang tersendiri, atau dengan kata lain hukum kewarisan di

Indonesia masih mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan dalam Inpres No.

I Talmo 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam dalam Buku II bab I sampai

30 Depag RI, Pedoman Penge/olaan Waka/Tunai, h. 31

31 Depag RI, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tuhun 2004 Tentang Waka/ Jakarta, Dirjen. BIMAIS dan Penyelenggaraan Haji, 2006.

Page 53: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

2004.

45

dengan bab VI yang menjadi panduan bagi para Hakim Agama dalam perkara

kewarisan.

Adapun gambaran umum yang disebutkan dalam KHI Buku II tentang

kewarisan yakni,32 Bab I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 171) memuat

tentang kata-kata penting tentang kewarisan, kata-kata tersebut adalah hukum

kewarisan, pewaris, ahli waris, harta peninggalan, (haiia) warisan, wasiat,

hibah, anak angkat dan baitul mal. Bab II Tentang Ahli Waris (Pasal 172

sainpai dengan pasal 175). Bab III Tentang besarnya Bagian (Pasal 176

sampai dengan pasal 191). Bab IV Tentang Aul dan Rad (Pasal 192 sainpai

dengan pasal 193). Bab V Tentang Wasiat (Pasal 194 sainpai dengan pasal

209). Bab VI Tentang Hibah (Pasal 210 sainpai dengan pasal 214).

Kaitannya dengan perkembangan hukum kewarisan di Indonesia,

sebagai kompetensi kewenangan Peradilan Againa sebagaimana pasai 49 UU

No. 3 Tahun 2006, kewarisan pada saat ini sudah menjadi kewenangan mutlak

bagi Peradilan Againa. Sesuai dengan penjelasan umum UU No. 3 Tahun

2006 pada alinea kedua yang menyebutkan bahwa ''Dalam kaitannya dengan

perubahan Undang-Undang ini pula, kaiimat yang terclapat dalam penjelasan

umum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang

menyatakan: "Para Pihak sebelum berperkara dapat mempertimbangkan untuk

32 Depag RI, Kompilasi Hukum Islam, Jakarta, Dirjen. BIMAIS dan Penyelenggaraan Haji,

Page 54: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

46

memilih hukum apa yang dipergunakan dalam pembagian warisan",

dinyatakan dihapus". 33

D. Prospek Hukum Perdata Islam Di Indonesia

Berbicara prospek berarti sama saja kita bicara tujuan, jika kita bisa

meminjam istilah managemen modern di antara prinsipnya adalah menetapkan

tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, begitu pula dengan Hukum Perdata Islam

di Indonesia. Ia juga mempunyai tujuan untuk menertibkan hak dan kewajiban

demi kemaslahatan um at Islam. 34 Yang sangat prinspil yang perlu dikedepankan

adalah adanya kepastian hukum yang mengatur tentang pem1asalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Prospek dari Hukum Perdata Islam yaitu untuk ketertiban dalam

bermasyarakat dan bemegara, guna terciptanya keadaan tersebut yakni suatu

ketertiban di mana pun di dunia ini termasuk di Indonesia selalu berbarengan

dengan hukum, sebagai kaidah-kaidah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

dasar manusia yaitu ketertiban dan kedamaian. Dengan bahasa lain dapat

dikatakan bahwa masyarakat dan hukum merupakan dua gejala yang tidak dapat

dipisahkan. Oleh karena hukum dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang

33 MA RI, UU RI No. 3 Ta/nm 2006 Tentang Perubahan Atos UU RI No. 7 Ta/nm 1989 Jakarta, Ditjend. Badan Peradilan Agama, 2006, h. 26

34 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmaal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia; Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqh, UU No.111974 sampai KHI, Jakarta, Kencana 2006, h. 29

Page 55: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

47

tidak dapat dipisahkan maka salah satu tujuan hukurn adalah meluruskan

1. k 35 mora 1tas masyara at.

Dalam tata hukum nasional, prospek Hukum Perdata Islam bisa dikatakan

cukup signifikan perkembangannya, karena masyarakat Indonesia yang mayoritas

umat Islam dengan sendirinya akan sadar bahwa pe-legislasi-an Hukum Islam

sangatlah penting untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat dilihat

dengan banyak rancangan undang-undang (RUU) tentang Hukum Islam yang

masuk ke DPR RI walaupun masih banyak kontroversial.

35 Taufiq Hamami, Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama Dalam Tata Hukum di Indonesia, Bandung, Alumni, 2003, h. 15

Page 56: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

BAB IV

TINJAUAN UU NO. 3 TAHUN 2006 TENT ANG PERAOILAN AGAMA

TERHADAP PERKEMBANGAN HUKUM PER.DATA ISLAM DI

INDONESIA

A. Peran Dan Eksistensi Peradilan Agama Pasca UU No. 3 Tahun 2006 Tentang

Peradilan Agama

Peradilan Agama adalah proses pemberian keadilan berdasarkan hukum

agama Islam, kepada orang-orang Islam yang dilakukan di Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama. 1 Peradilan Agama, dalam sistem peradilan nasional, di

samping Peradilan Umum, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara,

merupakaa salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman dalam Negara Republik

Indonesia. Keempat peradilan itu mempunyai kedudukan yang sama, sederajat

dengan kekuasaan yang berbeda. Dan merupakan kekuasaan kehakiman, sesuai

dengan ruang lingkup wewenangnya masing-masing yang berpuncak pada

Mahkamah Agung.2 Hal ini, sebagaimana yang di muat dalam UU No. 4 Tahun

2004 Tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman pasal IO ayat (2) "badan

peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan

dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan

1 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar J/mu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 278

2 Cik Hasan Bisri, Peradi/an Agama di Indonesia edisi revisi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 220

Page 57: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

49

Peradilan Tata Usaha Negara. 3 ha! senada juga disebut dalam UU No. 3 Tahun

2006 Tentang Peradilan Agama pasal 5 ayat (I) yakni : "pembinaan teknis

peradilan, organisasi, administrasi, dan finansial pengadilan dilakukan oleh

Mahkamah Agung". 4 Berdasarkan pasal 5 ayat (!) tersebut di atas, maka

peradilan agama merupakan salah satu peradilan yang diakui eksistensinya dan

memiliki kekuatan hukum tetap.

Setiap lembaga peradilan, masing-masing memiliki kekuasaan atau

kewenangan (competentie) tersendiri, dalam pengertian, perkara apa saja dan

berada di wilayah mana saja lembaga tersebut dapat melakukan kewenangannya.

Peradilan Agama sebagai salah satu peradilan yang diakui eksistensinya, juga

memiliki kewenangan atau kekuasaan dalam kaitannya dengan hukum acara,

manyangkut dua ha!, yaitu, kekuasaan mutlak (absolute competentie) dan

kekuasaan relatif (relative competentie). 5 Kekuasaan mutlak Peradilan Agama

berkenaan dengan jenis perkara dan sengketa kekuasaan Peradilan Agama.

Sedangkan kekuasaan rdatif Peradilan Agama berhubungan dengan daerah

hukum suatu peradilan, baik peradilan tingkat pertama maupun peradilan tingkat

3 Undang-undang Republik Indonesia No. 4 Talnm 2004 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman.

4 MA RI, UV RI No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UV RI No. 7 Tahun 1989, Jakarta, Dirjend. Badan Peradilan Agama, 2006. h. 4

5 A. Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2006. h. 138

Page 58: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

50

banding. Artinya, cakupan dan batasan kekuasaan relatif pengadilan ialah

meliputi daerah hukumnya berdasarkan peratman perundang-undangan.6

Dalam kekuasaan mutlak Peradilan Agama sejak di undangkan dan

berlakunya UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agarna, menunjukan bahwa

kekuasaan mutlak Peradilan Agama bertambah, yakni dengan ditambahkannya

ekonomi syari'ah, walaupun hingga saat ini (maret 2008) masih dalam debatable

(controversial) dilingkungan para ahli hukum, terutama di tingkatan anggota

dewan (DPR-RI). Selain mengenai ekonomi syari'ah, kekuasaan mutlak Peradilan

Agama tentang kewarisan kini sudah ditetapkan sebagai perkara yang harus di

putus di Peradilan Agama tidak lagi ada hak opsi bagi para berpekara.

Kekuasaan Peradilan Agama pasca UU No. 3 Tahun 2006 Tentang

Peradilan Agama dalam menangani problematika umat Islam, menurut penulis

masih berputar mengenai sengketa hukum keluarga saja, belum kepada

permasalahan barn yakni dalam sengketa ekonomi syari' ah, hal ini, karena

perangkat dalam lembaga Peradilan Agama masih belum siap untuk menangani

problematika ekonomi syari'ah yang terjadi, baik para hakim Peradilan Agama

maupun rujukan legalitas tentang ekonomi syari'ah.

B. Muatan Hukum Perdata Islam dalam UU. No. 3 Tahun 2006 Tentang

Peradilan Agama

Kekuasaan mutlak pengadilan berkenaan dengan jenis perkara dan

sengketa kekuasaan pengadilan. Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama

6 Cik Hasan Bisri, Peradi/an Agama di Indonesia edisi revisi, h. 218

Page 59: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

51

memiliki kekuasaan memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara perdata

tertentu dikalangan golongan rakyat tertentu, yaitu orang-orang yang beragama

Islam.7

Yang dimaksud dengan "antara orang-orang yang beragama Islam" adalah

termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan diri

dengan sukarela kepada Hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi kekuasaan

Peradilan Agama.

Muatan Hukum Perdata Islam dalam kekuasaan Pengadilan Agama diatur

dalam Bab III pasal 49 UU. No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No.

7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. dan di dalam pasal 49 dinyatakan :

"Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama

Islam di bidang: a). Perkawinan, b). Waris, c). Wasiat, d). Hibah, e). Waka/, j).

Zakat, g). lnfaq, h). Shadaqah, dan i). Ekonomi Syari'ah". 8

Ketentuan pasal 49 itu, persis sama maksudnya dengan Penjelasan Umum

UU No. 3 Tahun 2006 alinea pertama.9 Dalam ketentuan-ketentuan itu

menunjukkan bahwa cakupan kekuasaan mutlak (absolute competentie)

pengadilan dalarn lingkungan Peradilan Agama, secara garis besar, meliputi

perkara-perkara perdata tertentu dikalangan orang-orang yang ber-Agama Islam.

7 Ibid, h. 220

8 MA RI, VU RI No. 3 Tahun 2006, h. 20

9 Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia edisi revisi, h. 221

Page 60: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

52

Berdasarkan pasal 49 tersebut di atas, maka perkara yang menjadi

kewenangan Pengadilan Agama dapat di rinci sebagai berikut :

I . Perkawinan

Yang dimaksud dengan perkawinan adalah hal-hal yang diatur dalam

atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku yang

dilakukan menurut syari'ah, antara lain :10

a. Izin beristri lebih dari seorang;

b. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 ( dua

puluh satu) tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis

lurus ada perbedaan pendapat;

c. Dispensasi kawin;

d. Pencegahan perkawinan;

e. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;

f. Pembatalan perkawinan;

g. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri;

h. Perceraian karena talak;

t. Gugatan perceraian;

J. Penyelesaian harta bersama;

k. Penguasaan anak-anak;

I. !bu dapat memikul biaya pemeliharaan clan pendidikan anak bilamana

10 Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam Dal am Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2001. h. 141

Page 61: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

53

Bapak yang seharusnya bertanggungjawab tidak m1~matuhinya;

m. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suarni kepada

bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;

n. Putusan tentang sah tidaknya seorang anak;

o. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

p. Pencabutan kekuasaan wali;

q. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam ha! kekuasaan

seorang wali dicabut;

r. Penunjukan seorang wali dalarn ha! seorang anak yang belum cukup umur

18 ( delapan be las) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;

s. Pembebanan kewajiban ganti kerngian atas harta benda anak yang ada di

bawah kekuasaannya;

t. Penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan hukum Islam;

u. Putusan tentang ha! penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan carnpuran;

v. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang ter;iadi sebelum Undang­

Undang Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurnt

peraturan yang lain.

2. Waris

Yang dimaksud dengan "Waris" adalah penentuan siapa yang menjadi

ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-

Page 62: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

54

masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalap tersebut,

serta penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan

siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris. 11

3. Wasiat

Yang dimakasud dengan "Wasiat" adalah perbuatan seseorang

memberikan suatu benda atau manfaat kepada orang lain atau lembaga/ badan

hukum, yang berlaku setelah yang memberi tersebut meninggal dunia. 12

4. Hibah

Yang dimakasud dengan "Hibah" adalah pemberian suatu benda

secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang/badan hukum kepada orang

lain/badan hukum untuk dimiliki.

5. Wakaf

1989.

Yang dimaksud dengan "Wakaf' adalah perbuatan seseorang atau

sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian

harts benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu

tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syari'ah. 13

11 Penjelasan Umum VU RI No. 3 Ta/nm 2006 Tentang Perubahan Alas VU RI No. 7 Tahun

12 Ibid

13 ibid

Page 63: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

55

6. Zakat

Yang dimakasud dengan "Zakat" adalah harta yang wajib disisihkan

oleh seorang muslim atau badan hukum yang memiliki oleh orang muslim

sesuai dengan ketentuan syari' ah untuk diberikan kepada yang berhak

• 14 menenmanya.

7. Infaq

Yang dimakasud dengan "Infaq" adalah perbuatan seseorang

memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa

makanan, minuman, mendermakan, memberikan rizqi (karnnia), atau

menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena

Allah Subhanahu Wata'ala. 15

8. Shadaqah

Yang dimaksud dengan "Shadaqah" adalah perbuatar; seseorang

memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembagalbadan hukum secara

spontan dan sukaTela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan

mengharap ridho Allah Subhanahu Wata'ala dan pahala semata. 16

14 Ibid

15 Ibid

16 Ibid

Page 64: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

56

9. Ekonomi syari'ah

Yang dimaksud dengan "Ekonomi Syar'ah" adalah perbuatan atau

kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari' ah, antara lain

l. . 17

me iputJ:

a. Bank syari 'ah;

b. Lembaga keuangan mikro syari'ah;

c. Asuransi syari' ah;

d. Reasuransi syari 'ah;

e. Reksa dana syari' ah;

f. Obligasi syari'ah dan surat berharga berjangka menengah syari'ah;

g. Sekulasi syari' ah;

h. Pembiayaan syari'ah;

1. Pegadaian syari'ah;

J. Dana pensiun lembaga keuangan syari'ah; clan

k. Bisnis syari'ah.

C. Perubahan mendasar UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

Menuju UU. No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun

1989 Tentang Peradilan Agama

Fenomena pembangunan hukum pada akhir-akhir ini, mulai akrab dengan

aspirasi teoritik dan meninggalkan ketergantungannya pada. kekuasaan. Salah satu

sub dari sistem hukum itu adalah kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh

17 Ibid

Page 65: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

57

sebuah Mahkamah Agung dengan badan-badan peradilan lainnya. Satu dari empat

lingkungan peradilan pelaksana kekuasaan kehakiman adalah Peradilan Agama

yang diatur dengan UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. 18

Sebagaimana diketahui bahwa pada masa lalu, sesuai dengan ketentuan

didalam undang-undang pokok kekuasaan kehakiman, lingkungan Paradilan

Umum dan Tata Usaha Negara, berada di bawah Departemen Kehakiman serta

Peradilan Agama berada di bawah Departemen Agama. Namun sesuai dengan

tuntutan ketetapan MPR tahun 1998, dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun

1999 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-pokok

Kekuasaan Kehakiman, kewenangan pembinaan itu beralih menjadi kewenangan

Mahkamah Agung.

Menyinggung posisi Peradilan Agama dalan1 Undang-undang Nomor 35

Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-

pokok Kekuasaan Kehakiman, pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan

Peradilan Umum dan Tata Usaha Negara. Yakni pengalihan kewenangan

administrasi, organisasi dan finansial Peradilan Agama dari Departemen Agama

ke Mahkamah Agung. 19

Dalam perkembangan lmkum di Indonesia terkbih paska reformasi,

kekuasaan kehakiman banyak mengalami perubahan dalan1 berbagai hal, terbukti

18 Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia edisi revisi, h. 217

19 Yusril Ihza Mahendra, Memantapkan possisi peradilan pada segi-segi hukum formal dan teknis peradilan (Sambutan Mentri 1-lukum dan Perundang-undangan selaku keynotes speaker pada Seminar Nasional 10 Tahun Undang-undang Peradilan Agama tanggal 2 D<:sember I 999 di Jakarta).

Page 66: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

58

selama kurang lebih 6 tahun paska reformasi, terjadi dua kali perubahan undang­

undang kekuasaan kehakiman, yakni pada tahun 1999 (UU No. 35 Tahun 1999)

dan pada tahun 2004 dengan di sahkan UU No. 4 tahun 2004 Tentang Pokok­

pokok Kekuasaan Kehakiman sebagai perubahan atas UU No. 14 Tahun 1970 j.o

UU No. 35 Tahun 1999 tentang kekuasaan kehakiman. Hal ini, disebabkan karena

banyak pasal-pasal di dalamnya sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman

terlebih dengan sistem hukum di Indonesia paska refmmasi. Dengan alasan

mendasar inilah, kemudian UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Aganm juga

mengikuti perubahan, yakni dengan UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan

Atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Menurut penulis perubahan mendasar disebabkan ka.rena, pertama, dengan

alasan dalam UU No. 4 Tahun 2004 tentang pokok-pokok kekuasaan kehakiman

pasal I 0 menyebutkan bahwa administrasi, organisasi dan finansial Peradilan

Agama dilakukan oleh Mahkamah Agung. Kedua, dengan alasan penambahan

kewenangan Peradilan Agama mengenai perkara ekonomi syari'ah.

D. Analisa Penulis

Hukum Perdata Islam pada saat ini, dapat dilihat dengan perkembangan

yang cukup signifikan dalam berbagai bidang, yakni bidang hukum keluarga yang

meliputi hukum perkawinan, waris, wakaf dan terutama hukum ekonomi syari'ah.

Hal ini, karena banyak peluang dalam Hukum Perdata Islam itu sendiri

disebabkan dengan kesadaran masyarakat akan perkembangan zaman, walaupun

Page 67: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

59

di dalamnya terdapat sejumlah hambatan bagi transformasi Hukum Perdata Islam

ke dalam hukum nasional. 20

Perkembangan Hukum Perdata Islam pada saat ini dapat dilihat pada

beberapa fenomena penting, seperti misalnya, hukum perkawinan, meskipun

undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan sampai saat ini belum

mengalami perubahan, namun, berdasarkan implementasi dilingkungan

masyarakat sudah cukup signifikan dalam perkembangannya, salah satu contoh

kecil tentang pencatatan perkawinan, yang dahulunya sering diabaikan oleh

masyarkat, kini, sudah hampir semua masyarakat memi:liki akte perkawinan,

walaupun belum secara keseluruhan. Kemudian hukum kewarisan di Indonesia

bagi umat Islam kini sudah menjadi hak dan wewenang pengadilan agama dalam

memutus dan menetapkan ahli waris, hal ini berdasarkan IJU No. 3 Tahun 2006

Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Kemudian mengenai perwakafan di Indonesia dengan disahkan UU No. 41 Tahun

2004 tentang wakaf, merupakan paradigma baru terhadap perwakafan di

Indonesia yang sebelumnya hanya mengatur wakaf per-tanah-an, kini, dalam

undang-undang tersebut mengatur berbagai ha! penting mengenai masalah wakaf

dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat terutama tentang wakaf

uang (wakaftunai).

Selanjutnya, UU No. 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama, berdasarkan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan

2° Cik Hasan Bisri. Peradilan Agama di Indonesia edisi revisi. h. 70

Page 68: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

60

dalam Pasal 24 ayat (2) bahwa Peradilan Agama merupakan salah satu

lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung bersama badan

peradilan lainnya di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara,

dan Peradilan Militer.

Peradilan Agama merupakan salah satu badan peradilan pelaku kekuasaan

kehakiman untuk menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat

pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di

bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan

ekonomi syari'ah.21 Dengan penegasan kewenangan Peradilan Agama tersebut

dimalrnudkan untuk memberikan dasar hukum kepada pengadilan agama dalam

menyelesaikan perkara te1tentu.

Dalam undang-undang 1111 kewenangan pengadilan di lingkungan

Peradilan Agama diperluas, ha! ini sesuai dengan perkembangan hukum dan

kebutuhan hukum masyarakat, khususnya masyarakat muslim. Perluasan tersebut

antara lain meliputi ekonomi syari'ah. Dalam kaitannya dengan perubahan

undang-undang ini pula, kalimat yang terdapat dalam penjelasan umum undang­

undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang menyatakan: "para

pi/wk sebelum berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum apa_

yang dipergunakan dalam pembagian warisan", dinyatakan dihapus.22

21 Penjelasan umum UU Rf No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU Rf No. 7 Tahun 1989

22 Ibid.

Page 69: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

61

Pe1iambahan kekuasaan mutlak Peradilan Agama dalam bidang ekonomi

syari'ah, tidak diseimbangkan dengan kompetensi para hakim dilingkungan

Peradilan Agama, sehingga lembaga Peradilan Agama bdum sepenuhnya siap

untuk memutus sengketa ekonomi syari'ah, ditambah dengan tidak adanya

peraturan legalitas yang secara khusus ten tang ekonomi syari' ah, baik form ii

maupun materil.

Selain itu, dalam teknis sengketa ekonomi syari'ah, yang dijelaskan dalam

pasal 49 UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama, hanya sesan1a orang

muslim bukan pada lembaga, sehingga paradigma yang muncul, bahwa

kebanyakan orang yang memiliki sengketa ekonomi syari' ah dengan lembaga

lebih memilih kepada Peradilan Umum bukan kepada Peradilan Agama ha! ini

disebabkan dengan asumsi di atas, yakni karena tidak jelasnya Peradilan Agama

dalam menangani sengketa ekonomi syari' ah.

Dengan fenomena penting diatas dapat difahami ba.'lwa, berlakunya

Hukum Perdata Islam dalam hukum nasional sangat ditentukan oleh sejauh mana

pendukung Hukum Islam memiliki kesadaran untuk menerima dan

melaksanakannya. Kenyataan sementara menunjukan bahwa, umat Islam sebagai

penduknng berlakunya Hukum Islam baru merupakan potensi, belum merupakan

basis sosial yang efektif. 23

23 Taufiq Hamami, Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama Dalam Tata Hukum di Indonesia (Bandung: Alumni, 2003). H. 17

Page 70: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

BABV

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis mengakhiri dengan memberikan

kesimpulan dan saran-saran yang menyangkut pembahasan.

A. KESIMPULAN

I. Hukum Perdata Islam dalam pengertian umum adalah norma hukum yang

memuat, hukum perkawinan, mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan

perkawinan, perceraian, serta akibat hukurnnya. da11 hukum kewarisan,

mengatur segala persoalan yang berkaitan dengan pewaris, ahli waris, harta

peninggalan, harta warisan, serta pembagian harta warisan. Adapun dalam

pengertian khusus, Hukum Perdata Islam adalah norma hukum yang mengatur

masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, aturan mengenai jual beli, sewa

menyewa, pinjam meminjam, persyarikatan, pengalihan hak, dan segala yang

berkaitan dengan transaksi.

2. Aspek perkembangan Hukum Perdata Islan1 dalam bidang perkawinan hingga

saat ini masih dikatakan statis-dinamis, statis dalan1 arti bahwa, hukum

perkawinan belum mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam sebuah

undang-undang, masih menggunakan UU No. I Tahun 1974 tentang

perkawinan. Dinamis dalam arti implementasi hukum perkawinan sudah

sangat cukup dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia, ha! ini, diketahui

dengan masyarakat Indonesia sudah memahami arti penting-nya sebuah

pencatatan perkawinan. Kemudian dalam bidang perwakafan sudah

Page 71: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

63

mengalami kemajuan jauh kedepan, dengan di undangkan dan diberlakukan

UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, sudah merupakan bukti, bahwa

hukum perwakafan di Indonesia semakin berkembang terutama terkait dengan

wakaf tunai (wakaf uang). Selanjutnya mengenai kewarisan di Indonesia hal

yang substansial dalam UU No. 3 Tahun 2006 adalah dengan dihapusnya hak

opsi dalam masalah waris bagi para pencari keadilan.

3. Eksistensi Hukum Perdata Islam dalam Tata Hukum Nasional bisa dilihat

dengan undang-undang yang sudah di-sahkan oleh pemerintah terkait dengan

pelembagaan Hukum Islam di Indonesia, terutama paska reformasi, yakni, UU

No. I Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Inpres. No. I Tahun 1991 Tentang

Kompilasi Hukum Islam (KHI), UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Pokok-pokok

Kekuasaan Kehakiman, didalamnya menjelaskan tentang Peradilan Agama

sebagai lembaga peradilan yang disetarakan dengan peradilan-peradilan lain

di Indonesia yakni di satu atapkan ke Mahkamah Agung, UU No. 41 Tahun

2004 tentang wakaf, dan UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU

No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

4. Peradilan Agama sejak di-sahkan UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama, hingga saat ini masih tetap diakui dalam lingkungan peradilan di

Indonesia, sebagai bukti konkrit dengan di undangkan IJU No. 3 Tahun 2006

Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan

kewenangan mutlak (competentie absolute) Peradilan Agama lebih dipertegas

dengan penambahan-penambahan,. seperti mengenai sengketa ekonomi

Page 72: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

64

syari'ah yang sebelumnya bukan merupakan kewenangim absolut di Peradilan

Aganm dan kewarisan yang sebelumnya masih ada hak opsi bagi para pencari

keadilan. Dengan penegasan kewenangan Peradilan Agama tersebut

dimaksudkan untuk memberikan dasar Hukum kepada Pengadilan Agama

dalam menyelesaikan problematika yang terjadi bagi umat Islam clan sebagai

bukti Peradilan Agama eksistensinya masih diakui dalam sistem hukum di

Indonesia.

B. SARAN-SARAN

I. Bagi masyarakat muslim, hendaknya sadar akan peratura.'l yang dilegalkan

sangatlah penting untuk kehidupan bermasyarakat dengan cara

merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi para pejabat hukum agar dalam penerapan clan pelaksanaan Hukum

Perdata Islam tidak terjadi kekeliruan, maka sosialisasi tidak hanya dilakukan

melalui dialog clan berdiskusi saja, namun lebih kepada pelatihan khusus

untuk masyarakat umum.

3. Bagi para intelektual Hukum Islam, hendaknya Hukmn Islam tidak hanya

dijadikan sebuah wacana, namun direalisasikan dengan cara berdiskusi kepada

masyarakat umum, deng<m tujuan agar tidal( terjadi kekeliruan masyarakat

dalam memahan1i makna substansi dari Hukurn Islam tersebut.

4. Bagi para akademisi, diharapkan lebih memantapkan lagi penelitian tentang

permasalahan Perkembangan Hukum Perdata Islam di Indonesia, karena

Page 73: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

65

banyak Hukum Islam yang sudab di-undang-kan tidak relevan dengan

dinamika sosial terlebih pada masyarkat Muslim Indonesia.

5. Untuk Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullab Jakarta,

hendaknya lebih mengkonsentrasikan tentang dinamika Hukum Islam di

Indonesia dengan cara membuat tim penelitian khusus, yang kemudian

hasilnya dijadikan sebagai dasar akademis dalam pembuatan undang-undang

tentang Hukum Islam.

Page 74: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

66

DAFT AR PUSTAKA

Al-Qur'an Al-Karim.

Ahmad, Amrnllah, dkk, Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Ali, Mohammad Daud, Hukum Islam Pengantar !!mu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Ali, Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika 2006.

_____ , Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika 2006.

As-Shuyuthi, Imam Jalaluddin, Al-Ashbah Wa An-Nazhair. Indonesia: Daaru Ahya Al-Kutub Al-'Arabiyah.

Azra, Azyumardi, Jaringan Global dan Lokal Islam di Nusantara. Bandung: Mizan, 2002.

Bisri, Cik Hasan, Peradilan Agama di Indonesia Edisi Revisi. Jakaiia: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Diknas, 2004.

Depag RI, Pedoman Penge/olaan Dan Pengembangan Wakaf Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan WakafDitjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, 2005.

____ , Terjemahan Al-Qur 'an Al-Karim. Semarang: PT. Toha Putra, 1987.

____ , Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Jakarta: Diljen. BIMAIS dan Penyelenggaraan Haji, 2006.

____ , Proses Lahirnya Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, 2005.

Page 75: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

67

____ , Paradigma Waka/ baru di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, 2005.

____ , Pedoman Pengelolaan Waka/ Tunai. Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, 2005.

----, Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Dirjen. BIMAIS dan Penyelenggaraan Haji, 2004.

____ , UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jakarta: Dirjen. BIMAIS dan Penyelenggaraan Haji, 2004.

Djalil, A. Basiq, Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2006.

Halim, Abdul, Peradilan Agama Dalam Politik Hukum Di Indonesia. Jakmia: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

_____ , Hukum Perwakafan di Indonesia, Cet 1. Jakarta: Ciputat Press, 2005.

Hamami, Taufiq, Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama Dalam Tata Hukum di Indonesia. Bandung: Alumni 2003.

Harsono, Boedi, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembenrtukan UU Pokok Agraria, lsi dan Pelaksanaannya, Edisi Revisi, Cet. 7. Jakarta: Djambatan, 1997.

Hazairin, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1976.

MA RI, UU RI No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU RI No. 7 Tahun 1989. Jakarta: Ditjen Badan Peradilan Agama, 2006.

_____ , Undang-undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2004 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman. Jakarta: Ditjen Badan Peradilan Agama, 2006.

Mahmassani, Sobhi, Filsafat Hukum Dalam Islam Alih Bahasa: Ahmad Sudjono. Bandung, PT. Al-Ma'arif 1976.

Page 76: r··---..repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20455/1... · PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA ISLAM DI ... sehingga dengan ilmu itu kita ... mengalokasikan nilai-nilai dan

68

Manan, Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indoensia. Jakaiia: Kencana, 2006.

Nuruddin, Amiur dan Tarigan, Azhari Akmaal, Hukum Perdata Islam di Indonesia; Studi Kritis Perkembangan Hukwn Islam dari Fiqh, UV No.111974 sampai KHJ. Jakarta: Kencana 2006.

Syaukani, Imam, Rekonstruksi Epistemologi Hukwn Islam Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006.

Usman, Suparman, Hukum Islam, Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia. Jakarta:. Gaya Media Prataina, 2001.

Wahid, Marzuki dan Rumadi, Fiqh Mazhab Negara Kritik Alas Politik Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: LKiS, 2001.