bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

32
Disusun Oleh: 1. Miftahuddin (2013002009) 2. Nurul Aini (2013002006) Senin, 27 Oktober 2014 Bank dan Lembaga Keuangan “kegiatan mengalokasikan dana” STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

Upload: miftah-iqtishoduna

Post on 20-Jun-2015

1.026 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

kegiatan mengalokasikan dana

TRANSCRIPT

Page 1: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

Disusun Oleh:1. Miftahuddin (2013002009)2. Nurul Aini (2013002006)

Senin, 27 Oktober 2014

Bank dan Lembaga Keuangan“kegiatan mengalokasikan dana”

STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

Page 2: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

A.    PENGERTIAN PENGALOKASIAN DANA

• Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah juga menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan istilah alokasi dana.

• Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat juga dilakukan dengan membeli berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank.

• Alokasi dana itu sendiri berarti menjual kembali dana yang diperoleh dari

penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini ditujukan agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin.

KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

Page 3: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

B.  PENGERTIAN KREDIT DAN PEMBIAYAAN

Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarka persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Page 4: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil.

2. Adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian juga dengan masalah sanssi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah disepakati bersama.

Page 5: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

C.   UNSUR-UNSUR KREDIT

1.   KepercayaanYaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2.   KesepakatanDi samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ii dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3.   Jangka WaktuSetiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup massa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

Page 6: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

4.  RisikoAdanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsure kesengajaan lainnya.

5.  Balas JasaMerupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Page 7: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

D.    TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT

1.   Mencari keuntunganYaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil terebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2.   Membantu usaha nasabahTujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

3.   Membantu pemerintahBagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai factor.

Page 8: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

Selain memiliki tujuan, suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut :

1.    Untuk meningkatkan daya guna uangDengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasikan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

2.   Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uangDalam hal ini uang yang diberikan atay dissalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3.    Untuk meningkatkan daya guna barangKredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

Page 9: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

4.    Meningkatkan peredaran barangKredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5.    Sebagai alat stabilitas ekonomiPemberian kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit juga membantu dalam mengekskpor barang dari dalam ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa Negara.

6.    Untuk meningkatkan kegairahan usahaBagi si penerima kredit tentu akan dapat meningatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

Page 10: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

7.    Untuk meningkatkan pemerataan pendapatanSemakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun sebuah pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

8.    Untuk meningkatkan hubungan internasionalDalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

Page 11: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

E.     JENIS-JENIS KEDIT

1.    Dilihat dari tujuan penggunaan

a.   Kredit komersial, yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan (ditujukan untuk membiayai kebutuhan dunia usaha), baik dalam bentuk kredit revolving maupun kredit dalam bentuk nonrevolving. Contohnya adalah kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor.

b.   Kredit konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang tertentu bukan keperluan usaha (aktivitas produktif) melainkan untuk pemakaian (konsumsi) dan merupakan pinjaman yang bersifat nonrevolving

c.   Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dalam rangka memperlancar kegiatan produksi debitur. Kredit ini mencakup antara lain kredit untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah.

Page 12: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

2.      Dilihat dari penggunaan

a.  Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk tujuan komersial yaitu membuat perusahaan mampu menjalankan usahanya sekalipun arus kas masuk untuk sementara lebih kecil dari arus kas keluar. Besarnya kredit modal kerja dapat diketahui dengan menghitung selisih terbesar antara kewajiban lancar dengan aktiva lancar. Besar maksimum selisih tersebut menunjukkan jumlah dana yang harus didukung oleh perbankan.

b.   Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada debitur agar dapat membeli barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, moderniasi, ekspansi, relokasi, dan pendirian usaha baru.

Page 13: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

3.    Dilihat dari jangka waktu pengembalian

a.   Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk kelancaran usaha, khususnya penyediaan dana untuk modal kerja.

b.   Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu di atas satu tahun sampai dengan tiga tahun. Kredit ini umumnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja perusahaan-perusahaan besar atau kredit investasi perusahaan-perusahaan kecil.

c.   Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. Umumnya kredit jangka panjang digunakan untuk membiayai investasi. Makin besar investasinya, makin panjang jangka waktu pembayarannya. Dalam kasus-kasus khusus, yaitu untuk investasi yang mencapai ratusan miliar rupiah bahkan triliunan rupiah, jangka waktu kredit bisa mencapai puluhan tahun. Misalnya kredit untuk pembangunan hotel berbintang lima atau pabrik kimia raksasa yang investasinya mencapai lebih dari dua puluh tahun

Page 14: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

4.   Dilihat dari bentuk jaminan

a.   Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan karena adanya jaminan dari debitur, baik berupa harta yang bergerak maupun harta yang tidak bergerak. Namun kadang-kadang jaminan yang diberikan bukan barang atau asset financial, melainkan seseorang atau pribadi yang sangat dipercaya oleh bank. Jika terjadi sesuatu yang merugikan dengan kredit, maka orang tersebutlah yang dimintai pertanggungjawaban.

b.   Kredit tanpa jaminan, yaitu pemberian kredit dengan tidak berdasarkan barang jaminan. Kredit tanpa jamina biasanya diberikan kepada nasabah lama yang oleh pihak bank telah diketahui benar-benar memiliki reputasi baik dalam membayar angsuran pinjaman (sangat dikenal, teruji, dan dipercaya oleh pihak bank). Selain itu kredit jenis ini dikabulkan oleh bank jika prospek usaha debitur sangat baik dan terkait dengan reputasi debitur tersebut.

Page 15: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

5.   Dilihat dari segi badan hukum debitur

a.   Kredit bagi debitur korporasi, yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus badan hukum (corporate loans) dan dalam jumlah kredit berskala menengah/besar.

b.   Kredit bagi debitur perorangan, yaitu kredit yang diberikan bagi debitur berstatus perorangan (personal loans) dan jumlah kredit berskala kecil.

Page 16: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

6.    Dilihat dari segi segmen usaha

a.    Kredit pertanian, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor usaha pertanian seperti peternakan dan perkebunan.

b.    Kredit industri, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor industri, baik industri rumah tangga, industri kecil maupun industri besar, misalnya industri garmen, tempe, kerajinan tangan, farmasi, otomotif dan lain-lain.

c.    Kredit jasa, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor jasa baik UKM maupun besar.

d.   Kredit pertambangan, yaitu kredit yang disalurkan kepada beraneka macam pertambangan.

e.   Kredit perdagangan, restoran dan hotel, yaitu kredit yang diberikan kepada usaha perdangan,hotel, dan restoran, misalnya kredit kepada eksportir dan atau importir beraneka barang.

f.   Kredit koperasi, yaitu kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi.g.  Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada beraneka macam profesih. Kredit konstruksi, yaitu kredit yang diberikan pada usaha pembangunan dan perbaikan jalan, pasar, lapangan udara, dan lain-lain

Page 17: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

7.   Dilihat dari segi sifat pemakaian dana

a.   Kredit revolving, yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang artinya kredit dapat ditarik sekaligus atau secara bertahap tergantung pada kebutuhan debitur.b.   Kredit non-revolving, yaitu dana yang ditarik sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus.

8.   Dilihat dari segi sumber dana pembiayaan

a.   Kredit likuiditas, yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).b.   Kredit pihak ketiga, yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito).

Page 18: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

9.    Dilihat dari segi golongan debitur

a.   Kredit kepada penduduk, adalah kredit yang diberikan kepada penduduk, warga negara atau perusahaan yang mempunyai status penduduk Indonesia.b.   Kredit bukan kepada penduduk, adalah kredit yang diberikan kepada bukan penduduk Indonesia tetapi kepada warga negara asing atau perusahaan yang berstatus perusahaan asing (PMA).

10.  Dilihat dari segi dasar kebijaksanaan

a.   Kredit umum, adalah kredit-kredit yang diberikan oleh bank, lebih ditekankan pada untung rugi dan prinsip-prinsip bisnis yang berlaku atau dikenal dengan ketentuan bank teknis.b.   Kredit prioritas, adalah kredit yang penyalurannya berdasarkan prioritas yang disyaratkan oleh pemerintah, misalnya kredit untuk usaha skala kecil.

Page 19: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

F.     JAMINAN KREDIT

Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut :

1.      Dengan Jaminana.   Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan

jaminan seperti :· Tanah· Bangunan· Kendaraan bermotor· Mesis-mesin/peralatan· Barang dagangan· Tanaman/kebun/sawah· Dan lainnya

Page 20: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

b.   Jaminan benda tidak berwujud, yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti :

· Sertifikat saham· Sertifikat obligasi· Sertifikat tanah· Sertifikat deposito· Rekening tabungan yang dibekukan· Rekening giro yang dibekukan· Promes· Wesel· Dan surat tagihan lainnya

c.   Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung risikonya.

Page 21: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

2.  Tanpa JaminanKredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan professional sehingga kemungkinan kredit macet tersebut sangat kecil. Kredit tanpa jaminan dapat pula hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.

Page 22: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

G.    PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Dalam melakukan penilaian kredit, pihak perbankan menggunakan prinsip perkreditan yang lazim disebut dengan 5C. Konsep 5C ini dapat memberikan informasi mengenai itikad baik dan kemampuan membayar nasabah untuk melunasi pinjamannya. Prinsip perkreditan adalah:

1. CharacterPada prinsipnya penilaian karakter nasabah ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana itikad baik dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya. Penilaian karakter nasabah merupakan masalah yang cukup kompleks karena berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang, baik secara individual maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya. Analis perlu memperhatikan sifat-sifat: kejujuran, ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, temperamental, dan sebagainya.

2. CapacityCapacity berkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola usahanya secara sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai yang diperkirakan. Penilaian kemampuan tersebut perlu untuk mengetahui sejauh mana hasil usaha debitur dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit

Page 23: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

3. CapitalPenilaian capital (modal) dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Semakin besar jumlah modal yang ditanamkan oleh debitur ke dalam usaha yang akan dibiayai dengan dana bank, semakin menunjukkan keseriusan debitur untuk menjalankan usahanya tersebut.

4. CollateralPenilaian collateral (barang jaminan) yang diserahkan kepada debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan atau agunan tersebut dapat menutupi resiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur.

5. Condition of economyDalam hal ini berkaitan dengan keadaan perekonomian pada saat tertentu, saat yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha debitur. Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain: masalah pemasaran (perkiraan permintaan, daya beli masyarakat, persaingan), masalah proses produksi (perkembangan teknologi, ketersediaan bahan baku), keberadaan pasar modal dan pasar uang (kredit, perubahan suku bunga).

Page 24: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

Kemudian penilain kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut :

1.   PersonalityYaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2.   PartyYaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atas golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan tertentu dan kana mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3.  PurposeYaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh adalah untuk modal kerja atau investarsi, konsumsi atau produksi, dan lain sebagainya.

Page 25: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

4.   ProspectYaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

5.   PaymentMerupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.Semakin besar sumber penghasilan debitur, akan semakain baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

Page 26: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

6.   ProfitabilityUntuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7.  ProtectionTujuannya adalah bagaimana menjaga agar usah dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan baran atau orang atau jaminan asuransi.

Page 27: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

H.    ASPEK-ASPEK PENILAIAN KREDIT

1) Aspek yuridis/hukum => SIUI, SIUP, TDP, NPWP, Sertifikat tanah, dll.

2) Aspek pemasaran =>pemasaran produk, rencana penjualan, peta kekuatan pesaing, prospek prosedur secara keseluruhan

3) Aspek keuangan => kriteria kelayakan investasi: rasio-rasio keuangan, payback period, Net Present Value (NPV), Profitability indek (PI), Internal Rate of Return (IRR) dan Break Even Point (BEP)

4) Aspek teknis/operasi => berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin, masalah lokasi, lay out ruangan, termasuk mesin yang digunakan.

Page 28: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

5) Aspek manajemen => menilai struktur organiasi, sumber daya manusia.

6) Aspek sosial ekonomi =>menganalisa dampak terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti:- Meningkatkan ekspor barang- Mengurangi pengangguran - Meningkatkan pendapatan masyarakat- Tersedianya sarana prasarana- membuka isolasi daerah tertentu

7) Aspek amdal => menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Pencemaran yang sering terjadi antara lain:- tanah/darat menjadi gersang- air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna dan rasa- udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas.

Page 29: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

I. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET

Kemungkinan terjadinya kredit macet dalam perbankan pasti ada sebagus apapun analis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit. Adapun hal tersebut disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut:

1.   Dari pihak perbankanDalam melakukan analisis, pihak analis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat juga terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisnya dilakukan secara subjektif.

2.      Dari pihak nasabahDari pihak nasabah kemacetan kredit dapat terjadi diakibatkan dua hal yaitu:· Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsure kemauan untuk membayar.· Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, terserang hama, kebanjiran, dan sebagainya. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.

Page 30: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

Langkah penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan bank bagi nasabah yang masih mempunyai prospek dan mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya adalah:

1.   Penagihan intensif oleh bankTerhadap nasabah yang usahanya masih berprospek dan dianggap masih mempunyai iktikad baik, namun telah menunjukkan gejala-gejala kearah kredit bermasalah harus dilakukan penagihan secara intensif kepada nasabah agar memenuhi seluruh kewajibannya.

2.   ReschedulingRescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali kredit atau jangka waktu, termasuk grace period baik termasuk besarnya jumlah angsuran atau tidak

3.   Reconditioning Reconditioning ialah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.

Page 31: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

4.   RestructuringRestructuring ialah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning

5.   Management AssistancyManagement Assistancy adalah bantuan konsultansi dan manajemen professional yang diberikan bank kepada nasabah yang masih mempunyai prospek dan mempunyai itikad baik untuk melunasi kewajibannya, namun lemah didalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara menempatkan petugas bank maupun meminta bantuan pihak ketiga (konsultan) sebagai anggota manajemen.

6.   Penyitaan JaminanPenyitaan jaminan adalah jalan terakhir yang dapat ditempuh apabila nasabah sudar benar-benar tidak punya iktikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untu membayar semua utang-utangnya.

Page 32: Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

Sekian dan Terima kasih…