qwertyu

11
BAB II PEMBAHASAN Pengertian hukum acara perdata: Menurut Sudikno mertokusumo, Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara menjamin ditaatinya hukum perdata materiel dengan perantaraan hakim atau peraturan hukum yang menentukan bagimana caranya menjamin pelaksanaan hukum perdata materiel. Konkretnya: hukum acara perdata mengatur bagaimana caranya mengajukan tuntutan hak, memeriksa serta memutusnya dan pelaksanaan daripada putusannya. Hukum acara perdata adalah hukum yang berfungsi untuk menegakkan, mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dalam praktik. Oleh karena itu, bagi orang yang merasa hak perdatanya dilanggar, tidak boleh diselesaikan dengan cara menghakimi sendiri (eigenrichting), tapi ia dapat menyampaikan perkaranya ke pengadilan, yaitu dengan mengajukan tuntutan hak (gugatan) terhadap pihak yang dianggap merugikannya, agar memperoleh penyelesaian sebagaimana mestinya Tuntutan hak adalah tindakan yang bertujuan memperoleh perlindungan hak yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah “eigenrichting”. Tuntutan hak ini dapat dibedakan menjadi 2 macam: 1) Permohonan 2

Upload: poethreeoelfharaihan

Post on 11-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

xcvbnm

TRANSCRIPT

Page 1: qwertyu

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian hukum acara perdata:

Menurut Sudikno mertokusumo, Hukum acara perdata adalah peraturan

hukum yang mengatur bagaimana cara menjamin ditaatinya hukum perdata

materiel dengan perantaraan hakim atau peraturan hukum yang menentukan

bagimana caranya menjamin pelaksanaan hukum perdata materiel. Konkretnya:

hukum acara perdata mengatur bagaimana caranya mengajukan tuntutan hak,

memeriksa serta memutusnya dan pelaksanaan daripada putusannya.

Hukum acara perdata adalah hukum yang berfungsi untuk menegakkan,

mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dalam praktik.

Oleh karena itu, bagi orang yang merasa hak perdatanya dilanggar, tidak boleh

diselesaikan dengan cara menghakimi sendiri (eigenrichting), tapi ia dapat

menyampaikan perkaranya ke pengadilan, yaitu dengan mengajukan tuntutan hak

(gugatan) terhadap pihak yang dianggap merugikannya, agar memperoleh

penyelesaian sebagaimana mestinya

Tuntutan hak adalah tindakan yang bertujuan memperoleh perlindungan

hak yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah “eigenrichting”. Tuntutan

hak ini dapat dibedakan menjadi 2 macam:

1)      Permohonan

Permohonan adalah tuntutan hak yang tidak mengandung sengketa, dimana hanya

terdapat satu pihak saja, yang disebut dengan pemohon. Permohonan termasuk

dalam lingkup peradilan volunteer (voluntaire jurisdictie) atau peradilan tidak

sesungguhnya. Ciri khas dari permohonan adalah bersifat reflektif, yaitu hanya

demi kepentingan pihaknya sendiri tanpa melibatkan pihak lain.

2)     Gugatan

Gugatan adalah tuntutan hak yang mengandung sengketa dimana sekurang-

kurangnya terdapat dua pihak, yaitu penggugat dan tergugat. Gugatan termasuk

dalam lingkup peradilan sesungguhnya. Ciri khas dari gugatan adalah bersifat

resiproksitif (terjadi secara berbalasan), berhubung tergugat kemungkinan besar

akan membalas kembali gugatan dari penggugat.

2

Page 2: qwertyu

Tata cara pengajuan gugatan:

1. Pendaftaran Gugatan

Langkah pertama mengajukan gugatan perdata adalah dengan melakukan

pendaftaran gugatan tersebut ke pengadilan. Menurut pasal 118 ayat (1) HIR,

pendaftaran gugatan itu diajukan ke Pengadilan Negeri berdasarkan kompetensi

relatifnya – berdasarkan tempat tinggal tergugat atau domisili hukum yang

ditunjuk dalam perjanjian . Gugatan tersebut hendaknya diajukan secara tertulis,

ditandatangani oleh Penggugat atau kuasanya, dan ditujukan kepada Ketua

Pengadilan Negeri. Pendaftaran gugatan itu dapat dilakukan di kantor

kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.

2. Membayar Panjar Biaya Perkara

Setelah gugatan diajukan di kepaniteraan, selanjutnya Penggugat wajib membayar

biaya perkara. Biaya perkara yang dimaksud adalah panjar biaya perkara, yaitu

biaya sementara yang finalnya akan diperhitungkan setelah adanya putusan

pengadilan. Dalam proses peradilan, pada prinsipnya pihak yang kalah adalah

pihak yang menanggung biaya perkara, yaitu biaya-biaya yang perlu dikeluarkan

pengadilan dalam proses pemeriksaan perkara tersebut, antara lain biaya

kepaniteraan, meterai, pemanggilan saksi, pemeriksaan setempat, pemberitahuan,

eksekusi, dan biaya lainnya yang diperlukan. Apabila Penggugat menjadi pihak

yang kalah, maka biaya perkara itu dipikul oleh Penggugat dan diambil dari

panjar biaya perkara yang telah dibayarkan pada saat pendaftaran. Jika panjar

biaya perkara kurang, maka Penggugat wajib menambahkannya, sebaliknya, jika

lebih maka biaya tersebut harus dikembalikan kepada Penggugat.

Bagi Penggugat dan Tergugat yang tidak mampu membayar biaya perkara,

Hukum Acara Perdata juga mengizinkan untuk berperkara tanpa biaya

(prodeo/free of charge). Untuk berperkara tanpa biaya, Penggugat dapat

3

Page 3: qwertyu

mengajukan permintaan izin berperkara tanpa biaya itu dalam surat gugatannya

atau dalam surat tersendiri. Selain Penggugat, Tergugat juga dapat mengajukan

izin untuk berperkara tanpa biaya, izin mana dapat diajukan selama

berlangsungnya proses persidangan. Permintaan izin berperkara tanpa biaya itu

disertai dengan surat keterangan tidak mampu dari camat atau kepada desa tempat

tinggal pihak yang mengajukan.

3. Registrasi Perkara

Registrasi perkara adalah pencatatan gugatan ke dalam Buku Register Perkara

untuk mendapatkan nomor gugatan agar dapat diproses lebih lanjut. Registrasi

perkara dilakukan setelah dilakukannya pembayaran panjar biaya perkara. Bagi

gugatan yang telah diajukan pendaftarannya ke Pengadilan Negeri namun belum

dilakukan pembayaran panjar biaya perkara, maka gugatan tersebut belum dapat

dicatat di dalam Buku Register Perkara, sehingga gugatan tersebut belum

terigstrasi dan mendapatkan nomor perkara dan karenanya belum dapat diproses

lebih lanjut – dianggap belum ada perkara. Dengan demikian, pembayaran panjar

biaya perkara merupakan syarat bagi registrasi perkara, dan dengan belum

dilakukannya pembayaran maka kepaniteraan tidak wajib mendaftarkannya ke

dalam Buku Register Perkara.

4. Pelimpahan Berkas Perkara Kepada Ketua Pengadilan Negeri

Setelah Penitera memberikan nomor perkara berdasarkan nomor urut dalam Buku

Register Perkara, perkara tersebut dilimpahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri.

Pelimpahan tersebut harus dilakukan secepat mungkin agar tidak melanggar

prinsip-prinsip penyelesaian perkara secara sederhana, cepat dan biaya ringan –

selambat-lambatnya 7 hari dari tanggal registrasi.

5. Penetapan Majelis Hakim Oleh Ketua Pengadilan Negeri

Setelah Ketua Pengadilan Negeri memeriksa berkas perkara yang diajukan

4

Page 4: qwertyu

Panitera, kemudian Ketua Pengadilan Negeri menetapkan Majelis Hakim yang

akan memeriksa dan memutus perkara. Penetapan itu harus dilakukan oleh Ketua

Pengadilan Negeri selambat-lambatnya 7 hari setelah berkas perkara diterima oleh

Ketua Pengadilan Negeri. Majelis Hakim yang akan memeriksa dan memutus

perkara tersebut terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang Hakim – dengan

komposisi 1 orang Ketua Majelis Hakim dan 2 lainnya Hakim Anggota.

6. Penetapan Hari Sidang

Selanjutnya, setelah Majelis Hakim terbentuk, Majelis Hakim tersebut kemudian

menetapkan hari sidang. Penetapan itu dituangkan dalam surat penetapan.

Penetapan itu dilakukan segera setelah Majelis Hakim menerima berkas perkara,

atau selambat-lambatnya 7 hari setelah tanggal penerimaan berkas perkara.

Setelah hari sidang ditetapkan, selanjutnya Majelis Hakim memanggil para pihak

(Penggugat dan Tergugat) untuk hadir pada hari sidang yang telah ditentukan itu.

Ada pun sumber – sumber hukum acara perdata:

A.    Undang-Undang

1.      UU Darurat No. 1 tahun 1951

Berdasar UU ini maka hukum acara perdata yang berlaku di Indonesia di bedakan

menjadi 2 :

a.       Untuk Jawa dan Madura berlaku HIR ( Het Herziene Indonesisch Reglement /

Reglemen Indonesia yang diperbaharui ; Stb 1848 No 16, Stb. 1941 No. 44).

b.      Untuk luar Jawa dan Madura berlaku Rbg ( Rechtsreglement Buitengewesten /

Reglemen daerah seberang Stb. 1927 No. 27)

2.      Reglement op de Burgerlijke Rechvordering ( Rv) Stadblad No 52, Stb. 1849

No. 63.

Rv ini sebenarnya merupakan ketentuan hukum acara perdata untuk golongan

eropa. Menurut Supomo, dengan dihapuskannya Raad Justitie dan

Hooggerechtshof , maka Rv menjadi sudah tidak berlaku lagi di Indonesia.

Pemberlakuan Rv di dalam acara perdata di pengadilan negeri sampai dengan saat

sekarang ini pada dasarnya karena praktek masah membutuhkan dan belum ada

5

Page 5: qwertyu

aturan hukum yang mengaturnya seperti ; aturan yang mengatur mengenai Isi

suatau Gugatan/Permohonan, beracara dengan tiga pihak dll

3.      Buku Ke IV KUHPerdata (BW) tentang Pembuktian dan Kadaluarsa.

4.      UU No. 14 tahun 2004 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan

Kehakiman (perubahan atas UU No. 14 tahun 1970 tentang ketentuan pokok

kekuasaan kehaklman).

5.      UU. No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan berikut peraturan pelaksanaannya PP

No. 9 tahun 1975, PP 10 tahun 1980 dan PP no. 45 tahun 1982

6.      UU. No. 14 tahun 1985 tentang MA

7.      UU. No. 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum

8.      UU. No. 5 tahun 1985 tentang PTUN

9.      UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama

10.  UU tentang Kepailitan, UU.tentang HKI , UU ttg Arbritrase dan UU lainya yang

didalamnya memuat tentang ketentuan beracara perdata.

Yurisprodensi

Yurisprodensie yaitu putusan-putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum yang pasti. Dan putusan hakim dibagi 2:

Putusan di tengah persidangan / Putusan sela:

Adalah putusan yang dijatuhkan sebelum putusan akahir yang diadakan

dengan tujuan untuk memungkinkan atau mempermudah kelanjutan pemeriksaan

perkara.

1. Preparatoir

hukum yang melihat benar atau tidaknya tempat digugat kejadian tersebut

sesuai tempat persoalan pelancaran persidangan.

2. Interlocutoir

putusan yang penimbulkan persidangan biasa dan sudah menjalankan

persidangan biasa.

3. Incidental

menghilangakan persidangan biasa dengan ada nya putusan langsung.

4. Provisionil

jika sebuah kasus yang sedang dipersengketakan akan objek yang

6

Page 6: qwertyu

disengketakan yang ada didalam kasus tersebut di tahan dulu proses

pembangunannya.

Putusan diakhir persidangan / Putusan akhir:

Adalah putusan yang mengakihri perkara meliputi pengadilan tingkat pertama,

pengadilan tinggi dan mahkamah agung.

1. Declaratoir

menerangkan atau sifatnya menjelasakan.

2. Constitutif

meniadakan atau menimbulkan hukum baru.

3. Condemanatoir

menghukum penggugat untuk mengembaliakan.

Yurisprodentie

merupakan sumber hukum yang hidup ( the living law) yang harus menjadi

perhatian yang cukup bagi para penegak hukum. Di Indonesia ajaran yang dianut

berkaiatan dengan yurisprodensi ini adalah lebih bersifat The persuasive force of

law ( hakim tidak terikat pada putusan hakim yang terdahulu untuk suatu perkara

yang sama dan sejenis), ini berbeda dengan Negara anglo saxon dimana hakim

sangat terikat pada putuisan hakim yang terdahulu untuk perkara yang sama dan

sejenis ( The binding force of law)

  Kebiasaan

Yaitu adat kebiasaan yang selalu dilakukan oleh para hakim di dalam melakukan

pemeriksaan perkara yang biasanya bersifat tidak tertulis.

Traktat / Perjanjian International

Yaitu perjanjian yang dibuat oleh pemerintah RI dengan negara lain yang

didalamnya memuat kerjasama dibidang peradilan.

Doktrin/ Ajaran Ilmu Pengetahuan

Doktrin sebenarnya bukanlah hukum, namun dapat digunakan oleh hakim dalam

menggali dan menemukan hukumnya khususnya apabila aturan hukumnya tidak

jelas dan atau belum ada.

7

Page 7: qwertyu

Eksekusi

Di bagi dua cara yaitu rill dan pembayaran uang:

Eksekusi Riil tata caranya :

Eksekusi ini ialah eksekusi nyata / eksekusi sesuatu yang di jadikan objek.

1. Siapa saja berhak menjalankan eksekusi dan tata cara eksekusi.

2. Biaya eksekusi

3. Putusan condentoir

Asas eksekusi ialah :

1. Putusannya berkekuatan hukum tetap.

2. Tidak di jalankan secara suka rela.

3. Putusan condenatoir

4. Eksekusi berada dibawah pengadilan yang bersangkutan.

Tata caranya ialah :

1. Pemohon eksekusi.

2. Pembayaran biaya eksekusi.

3. Aan maning ( teguran / peringtan)

4. Surat perintah eksekusi.

Upaya hukum

1. Biasa , verzet (mengulang kembali krna tergugat tidak hadir), banding

jangka waktu mengajukan banding 14 hari setelah siding putusan pertama

dan banding wajib memori. Dan setelah lewat maka keputusan tetap,

kasasi juga dalam 14 hari setelah banding dan kasasi tidak wajib memori.

2. Luar biasa , adanya PK (peninjauan kembali) denden verzet jangka

waktunya 180 hari / 4 bulan.

8