pusat penelitian dan pengembangan …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29...

149
Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i LAPORAN KINERJA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2018 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2019

Upload: phungdieu

Post on 02-May-2019

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

LAPORAN KINERJA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN PANGAN

2018

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

Page 2: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ii

Page 3: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya

sehingga Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) 2018

telah selesai disusun. Laporan Kinerja merupakan

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi

yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah

atas penggunaan anggaran.

Laporan Kinerja ini memuat perencanaan dan

perjanjian kinerja, serta akuntabilitas kinerja sesuai

tugas dan fungsi Puslitbangtan. Capaian kinerja selama tahun 2018 merupakan

pelaksanaan tahun ke-empat dari Rencana Strategis Puslitbangtan 2015 – 2019,

diukur atas dasar penilaian Penetapan Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja Utama

(IKU) yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.

Penyusunan Laporan Kinerja ini mengacu pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sejalan dengan pelaksanaan reformasi

birokrasi, keberhasilan Puslitbangtan diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja

yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan

sebagaimana telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Puslitbangtan tahun 2018.

Capaian kinerja kegiatan Puslitbangtan secara umum dapat memenuhi

target yang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis dan evaluasi obyektif yang

dilakukan melalui Laporan Kinerja diharapkan dapat terjadi optimalisasi peran

kelembagaan, peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja lingkup

Puslitbangtan pada periode selanjutnya dalam mewujudkan Good Governance

dan Clean Government.

Bogor, Januari 2019

Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan,

Dr. Ir. Moh. Ismail Wahab, M.Si.

Page 4: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iv

Page 5: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian v

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan)

merupakan salah satu Unit Kerja Badan Litbang Pertanian dengan mandat

melakukan penelitian dan pengembangan di bidang tanaman pangan

(Permentan RI nomor 43 tahun 2015). Visi Puslitbangtan adalah “Menjadi

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Terkemuka, Penghasil

Teknologi dan Inovasi Pertanian Modern untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan

dan Kesejahteraan Petani”. Mandat tersebut dilaksanakan bersama dengan Balai

Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi Jawa Barat, Balai Penelitian

Tanaman Aneka Kacang dan Umbi di Malang Jawa Timur, Balai Penelitian

Tanaman Serealia di Maros Sulawesi Selatan, dan Loka Penelitian Penyakit

Tungro di Lanrang Sulawesi Selatan.

Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman pangan pada

periode Renstra 2015 – 2019 diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi

tanaman pangan yang produktif dan efisien serta ramah lingkungan yang siap

diadopsi/dimanfaatkan serta penyediaan layanan jasa dan informasi teknologi

tanaman pangan bagi stakeholders (pengguna).

Target outcome yang dicapai merupakan indikator kinerja dalam

Penetapan Kinerja (PK) Puslitbangtan tahun 2018 yaitu: 1) Jumlah hasil

penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan; 2) Rasio

hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan

terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan; 3) Jumlah

rekomendasi kebijakan; 4) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan

publik Puslitbangtan beserta Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup

Puslitbangtan; dan 5) Jumlah temuan Inspektorat Jenderal (Itjen) atas

implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instnasi Pemerintah (SAKIP) yang

terjadi berulang di lingkup Puslitbangtan.

Target output dituangkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu: 1)

Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan; 2) Jumlah teknologi budi daya,

panen, dan pascapanen primer tanaman pangan; 3) Jumlah produksi benih

sumber tanaman pangan; dan 4) Jumlah rekomendasi kebijakan

pengembangan tanaman pangan.

Ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2018 ditetapkan

berdasarkan laporan capaian IKU Satker lingkup Puslitbangtan yang dipantau

setiap triwulan melalui aplikasi i-Monev, PMK 214, dan e-Monev, serta monitoring

dan evaluasi melalui kunjungan ke lapangan setiap semester. Kriteria penilaian

terbagi menjadi empat kategori, yaitu: 1) Sangat berhasil (capaian sasaran

>100%); 2) Berhasil (capaian sasaran 80-100%); 3) Cukup berhasil (capaian

sasaran 60-<80%); dan 4) Kurang berhasil (capaian sasaran <60%).

Page 6: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vi

Kinerja Puslitbangtan tahun 2018 termasuk dalam kategori Berhasil

dengan capaian sasaran 100%, dengan uraian sebagai berikut: 1) Telah

dihasilkan 16 teknologi hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan

yang dimanfaatkan; 2) Rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman

pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan

tanaman pangan yang dilakukan pada tahun berjalan adalah 100%; 3)

Dihasilkan sebanyak lima Rekomendasi Kebijakan Tanaman Pangan; 4) Tercapai

skala 4 pada Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik di lingkup

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; dan 5) Tidak ada atau 0

temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang.

Kinerja keuangan lingkup Puslitbangtan adalah baik, berdasarkan capaian

realisasi anggaran dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang melebihi

target rencana. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2018 sebesar

Rp191.530.473.953,- (90,54%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp49.687.552.314,-

(93,99%), Belanja Barang Operasional Rp18.543.118.921,- (96,71%), Belanja

Barang Non-Operasional Rp35.675.529.599,- (85,56%), dan Belanja Modal

Rp15.037.363.500,- (83,31%).

Realisasi PNBP sampai dengan 31 Desember 2018 adalah Penerimaan

Umum sebesar Rp1.112.670.236,- (1.851,61%) dan Penerimaan Fungsional

Rp11.008.681.948,- (112,53%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbangtan

sebesar Rp12.121.352.184,- (123,15%) dari target Rp9.842.718.000.

Sumber Daya Manusia pendukung kinerja instansi di lingkup Puslitbangtan

sampai dengan 31 Desember 2018 berjumlah 665 orang, berkurang sekitar 8,9%

daripada tahun 2017 yang semula adalah 730 orang. Penyebab utamanya adalah

pegawai yang purna tugas. Kualitas SDM terus ditingkatkan melalui pendidikan

jangka pendek dan jangka panjang. Ketersediaan sarana dan prasarana telah

dimanfaatkan secara optimal untuk penelitian dengan ketersediaan laboratorium

yang telah terakreditasi.

Kerja sama penelitian telah terjalin dengan lembaga penelitian

internasional (IRRI, CYMMIT, CIP) dan dalam negeri (perguruan tinggi, BATAN,

LIPI), serta swasta.

Produk Puslitbangtan untuk varietas unggul padi yang dilisensikan selama

tahun 2018 dengan pihak swasta adalah: 1) Padi Hibrida Hipa 8 dengan PT.

Dupont Indonesia; 2) Padi Hibrida Hipa 12 dan Hipa 14 dengan PT. Saprotan

Benih Utama; dan 3) Padi Hibrida Hipa Jatim 1, 2 dan 3 dengan Dinas Pertanian

Propinsi Jatim. Begitu pula dengan produk aneka kacang dan ubi yaitu Kacang

Hijau Varietas Vima 3 dengan CV. Semi dengan masa perjanjian selama 5 tahun.

Page 7: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vii

Sementrara itu komoditas jagung produk Puslitbangtan yang diminati dan

telah dilisensikan pada tahun 2018 adalah: 1) Jagung Hibrida varietas Bima 14

Batara dan Jagung Hibrida Bima 19 Uri masa perjanjian selama 5 tahun dengan

PT. Sangkara Putra Pertiwi Jakarta, Jagung Bima 10 dan 20 dengan PT. Soka

Mitra Manunggal Jawa Timur; 2) Jagung Bima 2 Bantimurung dengan PT. Karya

Parawansa Group Sulawesi Selatan; 3) Jagung Bima 19 dan JH 27 dengan PT.

Wahana Baru Sejahtera NTB; 4) Jagung Bima 2 Bantimurung dengan PT. Pertani

(Persero) Jakarta; 5) Jagung Bima 14, 15 dan 19 dengan PT. Hanjaya Mas

Plosjom Jombang Jawa Timur; 6) Jagung HJ 21 Agritan, JH 27 dan Nasa 29

dengan PT. Benih Jatim Nusantara Jombang Jawa Timur; 7) Jagung Nasa 29

dengan PT. Pertani Persero; 8) Jagung Nasa 29 dengan PT. Benindo Perkasa

Utama Sulawesi Selatan; 9) Jagung HJ 21 Agritan dengan PT. Sangkara Putra

Pertiwi Jakarta; 10) Jagung Nasa 29 dan HJ 21 Agritan dengan PT. Rahmat Rodel

Sulawesi Selatan; 11) Jagung Bima 14 Batara dengan PT. Karya Parawansa

Group Sulawesi Selatan; 12) Jagung Nasa 29 dengan PT. Mulya Agro Sarana

Jakarta; 13) Jagung Nasa 29 dan HJ 21 Agritan dengan PT. Jafran Indonesia

Jember Jawa Timur; 14) Jagung Bima 20 URI dan Bima 19 URI dengan CV.

Bunga Tani Sejahtera Jember Jawa Timur; 15) Jagung HJ 28 Agritan dengan PT.

Petrosida Gresik; 16) Jagung Bima 9 dan HJ 22 Agritan dengan PT. Srijaya

Internasional Kediri Jawa Timur; 17) Jagung Bima 3 Bantimurung dan HJ 21

Agritan dengan PT. Golden Indonesia Seed Malang Jawa Timur; 18) Jagung Bima

20 URI dengan PT. Anugrah Cemerlang Indonesia Sulawesi Selatan; 19) Jagung

Nasa 29 dengan PT.Samudra Artha Abadi Medan Sumatera Utara; 20) Jagung

Bima 14 Batara, Nasa 29 dan Bima 20 URI dengan PT. Petro Kimia Gresik Jawa

Timur; 21) Jagung Bima 19 URI, HJ 21 Agritan dan Nasa 29 dengan CV. Adi Jaya

Nganjuk Jawa Timur; dan 22) Jagung Bima 10 dan HJ 21 Agritan dengan CV.

Tani Makmur Pekalongan Jawa Tengah.

Ini merupakan suatu bentuk scientific dan impact recognition terhadap

kinerja outcome Puslitbangtan. Capaian kinerja 2018 telah menjadi acuan

penyusunan rencana kegiatan tahun mendatang dan bahan reviu Renstra

Puslitbangtan 2015-2019 dalam mendukung program Kementerian Pertanian.

Page 8: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... .…` xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

I. Pendahuluan ............................................................................... 3 1.1. Latar Belakang ..................................................................... 3

1.2. Kedudukan Tugas dan Fungsi ............................................... 4

1.3. Sumber Daya Manusia .......................................................... 5

1.4. Dukungan Anggaran ............................................................. 5

II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ............................................. 9

2.1. Visi ...................................................................................... 9

2.2. Misi ..................................................................................... 9

2.3. Tujuan dan Sasaran ............................................................. 9

2.4. Arah Kebijakan Litbang Pertanian .......................................... 10

2.5. Program dan Sasaran ........................................................... 10

2.6. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ...... 11

2.7. Target Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan ........................... 14

2.8. Perjanjian Kinerja Tahun 2018……………………………………………. 14

III. Akuntabilitas Kinerja .................................................................... 19

3.1. Analisis Kinerja ..................................................................... 19

3.1.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2018 ..................... 22

3.1.2. Pengukuran Capaian Antar Tahun ............................... 69

3.1.3.Pengukuran Capaian Kinerja Satker dengan Target Renstra 2015-2019 ..................................................... 73

3.1.4. Pengukuran Capaian Kinerja TA 2018 dengan Standar Nasional ………………………………………………………………. 74

3.1.5. Keberhasilan, Kendala dan Langkah Antisipasi .............. 76

3.1.6. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .......... 79

3.2. Akuntabilitas Keuangan ........................................................ 81

Page 9: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ix

3.2.1. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Tanaman

Pangan ………………………………………………………………….. 81

3.2.2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ........ 82

IV. Penutup …………………………………………………………………………………. 89

Lampiran ........................................................................................... 95

Page 10: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian x

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1 Rencana Kinerja Tahunan Puslitbang Tanaman Pangan 2018 15

2 Matriks tingkat capaian kinerja Puslitbangtan TA. 2018 21

3 Target dan realisasi capaian indikator kinerja 1 tahun 2018 23

4 Produksi benih varietas Dena 1 dan Devon 1 tahun 2015-2018 33

5 Distribusi Varietas Dena 1 dan Devon Kelas Benih BS 35

6 Distribusi Varietas Dena 1 dan Devon Kelas Benih FS 36

7 Teknologi Budidaya Kedelai Naungan 36

8 Daftar Perusahaan Penerima Lisensi Jagung Nasa 40

9 Daftar Perusahaan Penerima Lisensi Jagung Hibrida Bima 20 URI 41

10 Target dan realisasi capaian indikator kinerja 2 42

11 Kegiatan Utama Pendukung Indikator Kinerja 2 43

12 Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan TA 2018 44

13 Teknologi budidaya panen dan pasca panen primer tanaman pangan

52

14 Komponen Teknologi Produksi Ubi Kayu Lahan Pasang Surut 55

15 Capaian kinerja kegiatan produksi benih sumber tanaman pangan tahun 2018

59

16 Hasil Analisis IKM Puslitbangtan 2018 66

17 Pengukuran capaian antar tahun 2013-2017 69

18 Perbandingan capaian indikator kinerja 2 tahun 2018 dan 2017 71

19 Perbandingan capaian indikator kinerja 3 tahun 2018 dan 2018 72

20 Perbandingan capaian indikator kinerja 4 tahun 2018 dan 2017 72

21 Perbandingan nilai capaian 2015-2019 74

22 Nilai efisiensi kinerja indikator kinerja utama Puslitbangtan TA. 2018

80

23 Realisasi anggaran satker lingkup Puslitbangtan per 31 Desember 2018

82

24 Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbangtan 2018 82

25 Matriks tingkat capaian kinerja Puslitbangtan TA 2018 83

26 Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan pendidikan, 31 Desember 2018

98

27 Pagu anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan 2012-2018 98

28 Komponen Teknologi Produksi Ubi Kayu Lahan Pasang Surut 112

29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114

30 Deskripsi Teknologi Budidaya kacang hijau di Lahan Kering Iklim

Kering

115

Page 11: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1 Varietas Unggul Padi Inpari 32 HDB 24

2 Varietas Padi Inpari 33 25

3 Varietas Padi Inpari 34 dan Inpari 35 Agritan 25

4 Varietas Padi Inpago 10 26

5 Varietas Padi Inpara 8 Agritan 27

6 Varietas Padi Hibrida HiPa 18 27

7 Varietas Padi Inpari 36 Lanrang 28

8 Diseminasi Budidaya Padi Jajar Legowo Super 29

9 Diseminasi PTT Padi Sawah dan Juknis GP-PTT Padi 30

10 Diseminasi PTT Padi Gogo 31

11 Diseminasi PTT Padi Rawa Pasang Surut 32

12 Varietas Kedelai Dena 1 33

13 Pohon Kedelai Dena 1 34

14 Keragaan Tanaman Kedelai Devon 35

15 Keragaan kedelai naungan tegakan jati 37

16 Keragaan kedelai naungan kayu putih dan benih hasil naungan

kayu putih yang siap didistribusikan

38

17 Keragaan kedelai naungan pohon sawit 39

18 Keragaan VUB jagung Nakula Sadewa (NASA 29) bertongkol 2

dengan potensil hasil 13,7 ton/ha

39

19 Keragaan VUB jagung Bima Uri 20 40

20 Penampilan tanaman, beras dan gabah VUB Purwa 44

21 Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Inpara 10 BLB 45

22 Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Luhur 1 45

23 Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Luhur 2 46

24 Penampilan tanaman, malai, gabah dan beras VUB Siliwangi

Agritan

46

25 Penampilan tanaman, malai, gabah dan beras VUB Padjadjaran Agritan

47

26 Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Cakrabuana Agritan

47

27 Keragaan tanaman, umbi dan granula pati klon CMM 02040-/Vati1

49

28 Keragaan tanaman, umbi, dan granula pati klon CMM 03038-7/Vati 2

49

29 Penampilan jagung hibrida Jhana 1 50

30 Penampilan jagung komposit Sinhas 1 50

31 Penampilan jagung komposit Jakarin 1 51

Page 12: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xii

32 Panen dan Temu Lapang Demfarm RAISA 53

33 Susu beras fortifikasi BB Padi 54

34 Formulir pendaftaran paten susu beras fortifika 54

35 Keragaan GH K13 pada lahan salin di Lamongan tahun 2018

dengan DHL 10-15 dS/m

55

36 Keragaan tanaman kacang tanah di lahan kering iklim kering 56

37 Penampilan varietas GURI-3 dibanding yang lainnya 57

38 Peta sebaran varietas 58

39 Grafik perbandingan capaian antar tahun varietas unggul baru tanaman pangan dan realisasi anggaran 2013-2017

69

40 Grafik perbandingan capaian antar tahun teknologi budidaya panen dan pasca panen primer tanaman pangan dan realisasi anggaran

2013-2017

70

41 Grafik perbandingan capaian antar tahun benih sumber tanaman

pangan dan realisasi anggaran 2013-2017

70

42 Grafik perbandingan capaian antar tahun rekomendasi kebijakan

tanaman pangan dan realisasi anggaran 2013-2017

70

43 Distribusi 1,7 juta kilogram benih sumber di BB Padi 76

44 Struktur Organisasi Puslitbang Tanaman Pangan

berdasarkan Permentan 43/2015

97

Page 13: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Penetapan Kinerja Puslitbangtan 2018 95

2 Struktur Organisasi Puslitbangtan, Keragaan SDM lingkup Puslitbangtan dan Pagu Anggaran lingkup Puslitbangtan

97

3 Kegiatan 1 dan 2 pendukung Indikator Kinerja 2 99

4 Lima Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Tanaman Pangan

122

Page 14: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xiv

Page 15: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

Page 16: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

Page 17: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian di Indonesia masih akan menghadapi tantangan

yang terkait dengan penambahan jumlah penduduk, perubahan iklim, dan

perubahan pasar global yang mempengaruhi lingkungan strategis sektor

pertanian Indonesia. Terkait dengan dinamika perubahan lingkungan strategis

domestik dan global tersebut, maka perlu mencermati potensi (kekuatan dan

peluang) maupun permasalahan/kelemahan dan implikasinya yang dihadapi

subsektor tanaman pangan. Pembangunan pertanian dalam lima tahun ke

depan berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) ke tiga (2015-2019), di mana RPJMN sebagai penjabaran dari Visi,

Program Aksi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Visi pembangunan dalam RPJM 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi

tersebut dijabarkan menjadi Tujuh Misi serta Sembilan Agenda Prioritas (NAWA

CITA) yaitu: 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa

dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2) Membangun tata

kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; 3)

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan; 4) Memperkuat kehadiran negara dalam

melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas dari korupsi,

bermartabat, dan terpercaya; 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; 7)

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis

ekonomi domestik; 8) Melakukan revolusi karakter bangsa; dan 9)

Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Berdasarkan rincian dari Sembilan Agenda Prioritas, maka agenda prioritas di

bidang pertanian terdiri dari dua hal, yaitu Peningkatan Agroindustri dan

Peningkatan Kedaulatan Pangan.

Teknologi pertanian yang dibutuhkan ke depan harus sejalan dengan era

revolusi bioekonomi (Modern Agriculture) sesuai konsep Ekonomi Biru yang

digerakkan oleh revolusi bioteknologi dan bioenjinering untuk menghasilkan

biomasa sebesar-besarnya yang akan diolah menjadi bahan pangan, pakan,

energi, obat-obatan, dan beragam bioproduk lain secara berkelanjutan.

Page 18: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan)

akan semakin strategis guna mendukung pengembangan Modern Agriculture

yang ditandai dengan pengembangan 1) Bio-Science (Genom Research), 2)

Teknologi Inovasi menjawab Perubahan Iklim, dan 3) Aplikasi IT (Bioinformatika,

Agrimap Info, dan Diseminasi). Puslitbangtan, sebagai lembaga pendukung

Sektor Pertanian telah merumuskan perencanaan strategis lima tahun ke depan

secara lebih kontekstual dalam merespon dinamika dan perubahan lingkungan

strategis.

1.2. Kedudukan Tugas Dan Fungsi

Puslitbangtan merupakan salah satu Unit Kerja di bawah koordinasi Badan

Litbang Pertanian yang memperoleh mandat melaksanakan penelitian dan

pengembangan di bidangan tanaman pangan (padi, anrka kacang dan umbi,

serta jagung dan serealia lainnya). Tugas yang diemban Puslitbangtan

menyiapkan perumusan kebijakan dan program serta melaksanakan penelitian

dan pengembangan tanaman pangan. Penelitian yang dilakukan bersifat

mendasar dan strategis untuk mendapatkan teknologi tinggi dan inovatif yang

berlaku bagi agroekologi dominan di beberapa wilayah. Penelitian yang bersifat

hulu (upstream) ditujukan untuk mengembangkan teknologi dasar dan teknologi

generik yang akan diuji daya adaptasi oleh BPTP sebelum disebarluaskan kepada

petani.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbangtan menyelenggarakan fungsi

yaitu: a) penyiapan rumusan dan kebijakan penelitian dan pengembangan; b)

perumusan program penelitian dan pengembangan; c) pelaksanaan kerja sama dan

pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan; d) pelaksanaan penelitian

dan pengembangan; e) evaluasi serta pelaporan pelaksanaan penelitian dan

pengembangan tanaman pangan; dan f) pelaksanaan urusan tata usaha dan

rumah tangga di tingkat pusat.

Puslitbangtan dipimpin oleh Kepala Pusat dan dibantu oleh: 1) Bidang

Program dan Evaluasi membawahi Subbidang Program dan Subbidang Evaluasi; 2)

Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian membawahi Subbidang

Kerja Sama Penelitian dan Subbidang Pendayagunaan Hasil Penelitian; dan 3)

Bagian Tata Usaha membawahi Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga

serta Subbagian Keuangan dan Perlengkapan. Struktur Organisasi Puslitbangtan

disampaikan dalam Lampiran Gambar 1 (terlampir).

Page 19: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

Kegiatan operasional penelitian dilaksanakan oleh satu Balai Besar, dua Balai,

dan satu Loka Penelitian sebagai berikut:

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Sukamandi Jawa Barat,

bertugas melakukan penelitian tanaman padi.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang Jawa

Timur, bertugas melakukan penelitian tanaman aneka kacang dan umbi.

Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Maros Sulawesi Selatan,

bertugas melakukan penelitian tanaman jagung dan serealia lain.

Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro), di Lanrang Sulawesi

Selatan, bertugas melakukan penelitian penyakit tungro tanaman padi.

1.3. Sumber Daya Manusia

Puslitbangtan dalam melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya,

didukung oleh sarana kebun percobaan sejumlah 13 KP, 21 laboratorium dan 8

diantaranya sudah terakreditasi, dan didukung oleh 205 tenaga fungsional

peneliti.

Jumlah pegawai di lingkup Puslitbangtan setiap tahun berkurang secara

alamiah karena purna tugas. Hal tersebut tidak sebanding dengan penerimaan

SDM pendukung kinerja yang diharapkan sebagai generasi penerus. Pada tahun

2018 jumlah SDM lingkup Puslitbangtan adalah 665 orang, sedangkan pada

tahun 2017 berjumlah 730 orang. Berarti mengalami penurunan sebanyak 65

orang. Delapan tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2010, jumlah SDM lingkup

Puslitbangtan adalah 901 orang. Dalam kurun waktu delapan tahun tersebut

telah terjadi penurunan junlah SDM sebanyak 236 orang, dengan rata-rata

pengurangan setiap tahunnya adalah sekitar 30 SDM. Distribusi SDM lingkup

Puslitbangtan pada tahun 2018 dalat dilihat pada Tabel 26 (Lampiran 2).

1.4. Dukungan Anggaran

Dukungan anggaran sangat diperlukan untuk merakit teknologi menjawab

berbagai tantangan pembangunan pertanian, seperti pengelolaan lahan

suboptimal yang sangat luas guna meningkatkan produktivitas lahan dan

produksi padi, jagung, dan kedelai, serta tanaman pangan lainnya. Puslitbangtan

memperoleh anggaran guna menunjang kegiatan manajemen dan pelaksanaan

penelitian dan pengembangan tanaman pangan.

Page 20: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

Alokasi anggaran bervariasi dari tahun 2012 – 2018. Pada tahun 2018

Puslitbangtan memperoleh anggaran sebesar Rp.211.537.665.000,- yang lebih

tinggi dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp.128.460.000.000,-. Pagu anggaran

lingkup Puslitbangtan dapat dilihat dalam Tabel 27 (terlampir). Kenaikan

anggaran pada TA 2018 karena adanya penambahan dua kegiatan yaitu

kegiatan Denfarm dan Inovasi Perbenihan. Hal ini menjadi tantangan kinerja

lembaga sesuai dengan sasaran yang akan dicapai dan diamanatkan guna

mendukung peningkatan agroindustri dan kedaulatan pangan.

Page 21: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

Page 22: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

Page 23: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Visi

Visi dan Misi Puslitbangtan 2015 – 2019 mengacu pada visi dan misi Badan

Litbang Pertanian dan merupakan bagian integral dari visi dan misi Kementerian

Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi yang diharapkan pada tahun 2019.

Visi Badan Litbang Pertanian adalah “Menjadi lembaga penelitian terkemuka

penghasil teknologi dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan

pangan dan kesejahteraan petani”.

Sejalan dengan visi Badan Litbang Pertanian, maka Puslitbangtan merumuskan

visi yaitu: ”Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Terkemuka, Penghasil Teknologi dan Inovasi Pertanian Modern untuk

Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”.

2.2. Misi

1. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pertanian modern yang

memiliki scientific recognition dengan produktivitas dan efisiensi tinggi.

2. Mewujudkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

sebagai institusi yang mengedepankan transparansi, profesionalisme

dan akuntabilitas.

2.3. Tujuan Dan Sasaran

Tujuan kegiatan Puslitbangtan tahun 2015 – 2019 antara lain:

1. Menyediakan teknologi tanaman pangan yang produktif dan efisien

serta ramah lingkungan yang siap diadopsi/dimanfaatkan oleh

stakeholder (pengguna).

2. Menyediakan layanan jasa dan informasi teknologi tanaman pangan

terhadap pengguna.

3. Mewujudkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Sasaran kegiatan Puslitbangtan 2015 – 2019 yaitu:

1. Dimanfaatkannya Inovasi teknologi tanaman pangan.

2. Meningkatnya kualitas layanan publik Puslitbang Tanaman Pangan.

3. Terwujudnya akuntabilitas kinerja pemerintah di lingkungan Puslitbang

Tanaman Pangan.

Page 24: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

2.4. Arah Kebijakan Litbang Pertanian

Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan ke depan

disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2015 –

2019 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif,

efisien, dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi

terhadap perkembangan IPTEK dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri

berkelanjutan. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan

sumber daya penelitian secara optimal dan meningkatkan jejaring kerja sama

dengan institusi lain, baik nasional maupun internasional.

Balitbangtan pada periode 2015 – 2019, sebagai masa periode kurva

kedua (second curve) yang sudah dimulai sejak tahun 2005, memfokuskan

pengembangan sarana dan prasarana yang high profile/high quality system

dengan sumber daya manusia yang andal dan berkualitas. Manajemen dikelola

secara profesional dalam kerangka corporate management serta menerapkan

standar mutu (ISO) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan

penelitian, pengembangan, dan manajemen.

Arah kebijakan pengembangan Badan Litbang Pertanian adalah:

1. Dalam lima tahun ke depan fokus pada upaya percepatan pemanfaatan hasil

penelitian dan pengembangan bagi stakeholders dan pengguna secara luas.

2. Mendorong pengembangan dan penerapan advanced technology yang

produktif, efisien dan ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing dan

kualitas produk pangan dan pertanian.

3. Membangun terciptanya suasana kehidupan berorganisasi yang kondusif bagi

pengembangan potensi dan kapasitas sumber daya manusia dalam

pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasil penelitian

sehingga dijamin akuntabilitasnya.

4. Meningkatkan kerja sama dan sinergi sumber daya penelitian yang saling

menguatkan antara UK/UPT di lingkup Badan Litbang Pertanian dan antara

Badan Litbang Pertanian dengan berbagai lembaga riset di dalam dan luar

negeri.

2.5. Program dan Sasaran

Program Badan Litbang Pertanian pada periode 2015 – 2019 diarahkan

untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan.

Oleh karena itu, Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang

Page 25: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

menurut fokus komoditas yang terdiri dari delapan kelompok produk yang

ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok

Nasional: Padi, Jagung, Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2)

Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar);

(3) Produk Pertanian Penting Pengendali Inflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang

Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada,

Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5) Bahan Baku Industri: Sorgum,Gandum, Tanaman

Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk Industri Pertanian Prospektif: Aneka Tepung dan

Jamu; (7) Produk Energi Pertanian (prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan

(8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Substitusi Impor: Buah-buahan

(Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/ Domba, Babi, Florikultura.

Dalam delapan kelompok produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang

ditetapkan sebagai komoditas strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging

sapi/kerbau, cabai merah, dan bawang merah.

2.6. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Sasaran kegiatan Litbang Tanaman Pangan dalam upaya mempertahankan

swasembada padi dan jagung, pencapaian swasembada kedelai serta

peningkatan produksi tanaman pangan lainnya untuk pangan, pakan dan energi

adalah: (1) tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru; (2) tersedianya

teknologi dan inovasi pertanian; (3) tersedianya model pengembangan inovasi;

(4) tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian; dan (5)

tersedianya dan terdistribusinya produk inovasi pertanian.

Adapun kegiatan strategis Litbang Tanaman Pangan diarahkan untuk

mendukung: (1) swasembada padi, (2) swasembada jagung, (3) swasembada

kedelai dan (4) peningkatan produksi tanaman pangan lainnya.

Rencana aksi Kegiatan Litbang Tanaman Pangan mendukung swasembada

padi, jagung dan kedelai untuk pencapaian sasaran program dalam upaya

penyediaan varietas dan galur unggul baru diarahkan pada perakitan varietas

unggul tanaman pangan, terutama padi, jagung, dan kedelai, dengan

keunggulan salah satu atau lebih seperti potensi hasil (produktivitas) tinggi,

adaptif spesifik lokasi pada lahan basah maupun kering (ampibi), umur sangat

pendek (sangat genjah), dan tahan/toleran terhadap cekaman biotik/abiotik,

adaptif dikembangkan pada lahan-lahan suboptimal dan lahan terdampak

perubahan iklim akibat fenomena pemanasan global. Perakitan varietas unggul

dirancang dengan melibatkan konsumen dan stakeholder agar sesuai preferensi

konsumen. Sementara peningkatan produksi tanaman pangan lainnya khususnya

Page 26: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

untuk sorgum dan ubikayu, upaya penyediaan varietas tidak hanya untuk

pangan, tetapi juga untuk bahan baku industri dan bahan bakar nabati (BBN).

Penyediaan teknologi dan inovasi pertanian guna meningkatkan

produktivitas aktual dan indeks panen dilakukan dalam rencana aksi: 1)

Perakitan dan perbaikan komponen teknologi spesifik lokasi, pra dan pasca-

panen padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya di lahan sub optimal

dan optimal; 2) Perakitan teknologi pengelolaan hara dan air tanaman pangan

lainnya; 3) Pengembangan pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan; 5)

Perakitan teknologi untuk antisipasi dinamika perubahan iklim; 6) Teknologi

peningkatan mutu dan rendemen beras, pengembangan beras fungsional dan

pemanfaatan hasil samping/limbah padi untuk pakan, material maju berbasis

nano dan pupuk; dan 7) Teknologi penanganan pascapanen dan pengolahan

untuk meningkatkan mutu, daya simpan dan keamanan pangan, serta

pengembangan produk pangan lokal fungsional non beras dengan cita rasa dan

citra yang tinggi.

Penyediaan model pengembangan inovasi berbasis tanaman pangan yang

efisien dan ramah lingkungan dilaksanakan dalam bentuk pengembangan model

pertanian bioindustri tanaman pangan berbasis komoditas (padi, jagung dan

kedelai) diintegrasikan dengan komoditas unggulan daerah. Inovasi teknologi

untuk mendukung model tersebut misalnya teknologi penyimpanan/pengolahan

limbah pertanian (jerami/sekam padi) untuk produksi pakan, teknologi

pembuatan pupuk organik, teknologi produksi silika, teknologi pengolahan

kotoran sapi untuk produksi biogas skala rumah tangga, teknologi pengawetan

hijauan (jerami padi dan jagung, pucuk tebu) dalam bentuk silase, teknologi

berkaitan dengan manajemen usaha tani-ternak. Pengembangan model

usahatani skala ekonomi ditujukan untuk mendukung pencapaian swasembada

padi dan kedelai. Dari sisi kebijakan, masalah pembangunan pertanian semakin

kompleks seiring dengan globalisasi ekonomi dan perubahan lingkungan

strategis. Pada periode TA 2015 – 2019, kegiatan penelitian sosial ekonomi dan

kebijakan pertanian adalah menghasilkan rekomendasi kebijakan bidang pangan.

Terkait dengan hal tersebut, untuk mewujudkan sasaran program tersebut

beberapa rencana aksi dalam rangka pencapaian swasembada padi, jagung dan

kedelai dan peningkatan produksi tanaman pangan lainnya seperti:

1. Analisis kelayakan inovasi teknologi padi, jagung dan kedelai;

2. Analisis kebijakan sumber-sumber pertumbuhan baru jagung dan kedelai di

lahan sub optimal;

Page 27: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

3. Analisis kebijakan HPP jagung dan kedelai;

4. Analisis kebijakan subsidi pada komoditi pangan;

5. Analisis dampak kebijakan perdagangan terhadap kinerja produksi jagung,

kedelai, dan pangan lainnya;

6. Analisis kebijakanpembangunan pertanian wilayah, mendukung swasembada

jagung, kedelai dan peningkatan produksi aneka tanaman pangan lainnya

unggulan daerah;

7. Analisis nilai tambah dan rantai pasok padi, jagung dan kedelai

8. Kajian desentraliasi kebijakan pembangunan Pertanian.

Terobosan hilirisasi diperlukan untuk mempercepat diseminasi produk

inovasi pertanian berupa varietas unggul yang baru dilepas, teknologi yang telah

dihasilkan dan benih sumber yang diproduksi sesuai dengan sistem manajemen

mutu (ISO 9001:2008) serta akselerasi penyebaran dan distribusi benih sumber.

Ketersediaan benih dalam mendukung peningkatan produksi menuju

swasembada dan swasembada berkelanjutan, tidak terlepas dari peran sistem

logistik benih nasional. Pemberdayaan Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)

pada balit penelitian komoditas dan UPBS seluruh BPTP dalam satu jaringan

produksi dan distribusi benih merupakan salah satu strategi untuk mendukung

ketersediaan benih dan bibit disetiap wilayah. Manajemen UPBS yakni

manajemen program dan sumber daya UPBS selalu ditingkatkan menuju UPBS

high profile, sehingga sistem produksi,distribusi dan stok benih sumber (BS, FS,

dan SS), bahkan benih sebar (ES) terjaga secara kontinyu mendukung sistem

logistik benih.

Upaya lain dalam mendukung sistem logistik benih sumber dan benih

sebar dikembangkan Model Desa Mandiri Benih dimana Jaringan UPBS Balit

komoditas, BPTP-petani/calon penangkar memanfaatkannya untuk memenuhi

kebutuhan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai preferensi. Model ini

mengimplementasikan pula sekolah lapang (SL) mandiri benih guna

meningkatkan kemampuan petani/calon penangkar menghasilkan benih bermutu

varietas yang disukai. Pelaksanaannya dalam bentuk pendampingan dan

pemberdayaan petani/calon penangkar benih padi, jagung dan kedelai yang

dilaksanakan pada sentra-sentra produksi di setiap kabupaten.

Diseminasi produk inovasi pertanian lain dalam rangka swasembada padi,

jagung dan kedelai adalah model pengembangan inovasi pertanian spesifik

Page 28: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

lokasi, penyiapan materi diseminasi inovasi teknologi dan penyebaran informasi,

publikasi teknologi, penyediaan koleksi perpustakaan (materi cetak dalam bentuk

audio – visual). Materi diseminasi diditribusikan keseluruh stakeholder, terutama

kepada petani pengguna akhir teknologi pertanian.

2.7. Target Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Sesuai dengan sasaran strategis, target kinerja Puslitbangtan adalah:

1. Penciptaan varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing

dengan memanfaatkan advanced technology dan bioscience.

2. Penciptaan teknologi dan inovasi budi daya, pascapanen, dan prototipe

alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan

advanced techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi,

bioinformatika, dan bioprosesing yang adaptif.

3. Penyediaan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.

4. Penyediaan dan pendistribusian produk inovasi pertanian (benih sumber) dan

materi alih teknologi.

5. Pengembangan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park).

6. Pengembangan Model Sekolah Lapang (SL)-Kedaulatan Pangan mendukung

1.000 Desa Mandiri Benih.

7. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga

litbang pertanian yang andal dan terkemuka, serta meningkatkan HKI.

2.8. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Penyusunan Perjanjian Kinerja kegiatan penelitian diselaraskan dengan

sasaran Renstra Puslitbangtan 2015 – 2019. Sejalan dengan hal tersebut

Puslitbang Tanaman Pangan setiap tahun telah menyusun Penetapan Kinerja

(PK) 2018 yang berisi: 1) Sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan; 2)

Indikator kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara terukur, efektif, efisien,

dan akuntabel; dan 3) Target yang akan dihasilkan.

Rencana kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan telah

dituangkan dalam PK tahun 2018 yang disajikan pada Tabel 1.

Page 29: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan Puslitbangtan 2018.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Dimanfaatkannya

inovasi teknologi tanaman pangan

Jumlah hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) (Jumlah)

16

Rasio hasil penelitian dan pengem-bangan tanaman pangan pada tahun

berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun

berjalan (%)

100

Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan (Rekomendasi)

5

2. Meningkatnya kualitas layanan publik Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan

Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan beserta UPT di lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Skala Likert 1 –

4)

4

3. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di

lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan

Jumlah temuan Itjen atas implement-tasi SAKIP yang terjadi berulang (Jumlah temuan)

0

Anggaran 211.537.655.000

Dokumen Penetapan Kinerja yang sudah ditandatangani oleh Kepala

Puslitbangtan dan Kepala Badan Litbang Pertanian disampaikan pada Lampiran 1

Page 30: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

Page 31: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

Page 32: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

Page 33: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Analisis Kinerja

Hasil-hasil penelitian tanaman pangan memberikan kontribusi pencapaian

program Kementerian Pertanian, seperti meningkatnya produksi padi, jagung,

dan kedelai, serta tersebarnya benih unggul dan teknologi tanaman pangan.

Inovasi yang dihasilkan meliputi varietas unggul baru, benih sumber, dan

teknologi budi daya. Informasi teknologi tersebut dapat diperoleh melalui

berbagai pertemuan ilmiah, ekspose dan gelar teknologi, serta publikasi ilmiah

tercetak dalam bentuk jurnal, prosiding, buletin, dan website yang telah

terbangun di seluruh Satker lingkup Puslitbangtan.

Keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan tidak terlepas dari telah

diterapkannya melalui monitoring dan evaluasi serta Sistem Pengendalian Intern

(SPI) di lingkup Puslitbangtan. Mekanisme monitoring dan evaluasi penelitian

dilakukan setiap triwulan melalui pelaporan dari masing-masing Satker, serta

setiap semester melakukan kunjungan ke Satker untuk pemeriksaan dokumen

dan peninjauan lapang. Realisasi keuangan dipantau melalui aplikasi i-Monev

berbasis web yang di-update setiap hari Jumat oleh masing-masing Satker, serta

penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011, pelaporan e-Monev Bappenas, e-

Sakip Kementan dan SPAN setiap bulan.

Pencapaian sasaran tersebut didukung oleh berbagai faktor, yaitu

komitmen yang kuat dari pimpinan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan,

sumber daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana penelitian serta

sumber daya anggaran. Dari aspek tata kelola, Puslitbangtan telah

menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar ISO 9001:2008 untuk

meningkatkan jaminan mutu hasil litbang, termasuk didalamnya aspek

monitoring dan evaluasi.

Puslitbangtan senantiasa berupaya meningkatkan akuntabilitas kinerja

yang dilaksanakan dengan menggunakan indikator kinerja yang meliputi efisiensi

masukan (input), kualitas perencanaan dan pelaksanaan (proses) dan keluaran

(output). Metode yang digunakan dalam pengukuran pencapaian kinerja sasaran

adalah membandingkan antara target indikator kinerja setiap sasaran dengan

realisasinya. Berdasarkan perbandingan tersebut dapat diperoleh informasi

capaian kinerja setiap sasaran pada tahun 2018. Informasi ini menjadi bahan

Page 34: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

tindak lanjut untuk perbaikan perencanaan dan dimanfaatkan untuk memberi

gambaran kepada pihak internal dan eksternal mengenai sejauh mana

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan tujuan, misi, dan

Puslitbangtan.

Penerapan monitoring dan evaluasi kegiatan litbang tanaman pangan

dilakukan secara periodik mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir kegiatan,

sehingga fungsi pengawasan pada setiap tahapan kegiatan dapat berjalan

dengan baik. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk

memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah

dengan memantau kemajuan pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerjanya

secara bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan beserta kendala dan

permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, kemungkinan tidak tercapainya

target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal. Secara umum indikator

kinerja memiliki fungsi yaitu: (1) dapat memperjelas tentang apa, berapa dan

kapan suatu kegiatan dilaksanakan; dan (2) membangun dasar bagi pengukuran,

analisis dan evaluasi kinerja unit kerja.

Indikator kinerja yang berlaku untuk semua kelompok kinerja harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) spesifik dan jelas; (2) dapat diukur

secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif; (3) harus relevan;

(4) dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan

masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak; (5) harus fleksibel dan

sensitif; serta (6) efektif dan data/informasi yang berkaitan dengan indikator

dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis.

Pada Renstra tahun 2015 – 2019 edisi Revisi Kedua, Puslitbangtan telah

menetapkan tiga sasaran strategis yang akan dicapai pada perjanjian kinerjanya.

Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diukur dengan lima indikator kinerja.

Berdasarkan data hasil akhir kegiatan lingkup Puslitbangtan, capaian indikator

kinerja kegiatan utama tahun 2018 disajikan pada Tabel 2.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa capaian indikator kinerja Puslitbangtan

tahun 2018 rata-rata melebihi 100% atau termasuk dalam kategori sangat

berhasil. Penetapan kategori keberhasilan tersebut sesuai dengan kriteria yang

telah disepakati oleh seluruh unit eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Empat

kategori keberhasilan dalam pengukuran kinerja sasaran, yaitu: 1) sangat

berhasil jika capaian >100%; 2) berhasil jika capaian 80-100%; 3) cukup

berhasil jika capaian 60-79%; dan 4) tidak berhasil jika capaian 0-59%.

Page 35: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

Tabel 2. Matriks tingkat capaian kinerja Puslitbangtan TA 2018

No. Sasaran Indikator Kinerja Persentase

% Uraian Target Realisasi

1. Dimanfaatkannya inovasi teknologi tanaman pangan

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

16 16 100

Rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun berjalan (%)

100 100 100

Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan Rekomendasi)

5 5 100

2. Meningkatnya kualitas layanan publik Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Pangan beserta UPT di lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Skala Likert 1 – 4)

4 4 100

3. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Jumlah temuan Itjen atas implementtasi SAKIP yang terjadi berulang (Jumlah temuan)

0 0 100

Rata-rata 100

Page 36: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

3.1.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018

Evaluasi dan analisis capaian kinerja Puslitbangtan tahun 2018 dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1: Dimanfaatkannya Inovasi Teknologi Tanaman Pangan

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja

sasaran, yaitu: 1) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan

yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir); 2) Rasio hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan

penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun

berjalan dan 3) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan pada tahun

berjalan.

Indikator Kinerja 1

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang

dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

Pencapaian target indikator kinerja sasaran “jumlah hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun

terakhir)” disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan data realisasi indikator kinerja

tersebut, jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang

dimanfaatkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir telah berhasil diperoleh sesuai

dengan target pada tahun 2018 sebanyak 16 teknologi tanaman pangan atau

realisasi mencapai 100% dari target 16 teknologi dan termasuk ke dalam

kategori sangat berhasil. Rincian capaian jumlah hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir terdiri dari 16 teknologi yaitu: (1) varietas unggul padi Inpari 32 HDB;

(2) varietas unggul padi Inpari 33; (3) varietas unggul padi Inpari 35 Salin

Agritan; (4) varietas unggul padi Inpago 10; (5) varietas unggul padi Inpara 8;

(6) varietas unggul padi Hipa 18; (7) VUB padi tahan tungro Inpari 36 Lanrang;

(8) Teknologi Jajar Legowo Super; (9) Perbaikan Komponen Teknologi PTT di

Lahan Sawah; (10) Perbaikan Komponen Teknologi PTT Padi Gogo; (11)

Perbaikan Komponen Teknologi PTT di Lahan Rawa; (12) varietas kedelai Dena1;

(13) varietas kedelai Devon 1; (14) Teknologi kedelai dibawah naungan; (15)

Varietas jagung hibrida Nakula Sadewa 29; dan (16) Varietas jagung hibrida

Bima 20 URI.

Page 37: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

Pemanfaatan teknologi tersebut dilakukan melalui kegiatan SL-PTT, GP-

PTT Dirjen Tanaman Pangan pada tahun 2015 di seluruh provinsi melalui BPTP-

BPTP provinsi. Teknologi jajar legowo super di-launching tahun 2016 pada

demfarm 100 hektar di Indramayu. Pada tahun 2017 dilakukan pengembangan

Jarwo Super pada kawasan 10.000 ha di 11 Provinsi sentra produksi padi, yaitu

Jabar, Jateng, Jatim, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh,

Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, NTB. Selain program tersebut,

pemanfaatan teknologi dilakukan melalui demfarm, bimbingan teknis,

penyuluhan, ekspose, gelar teknologi, dan website lingkup Puslitbang Tanaman

Pangan di http://pangan.litbang.pertanian.go.id. Sedangkan publikasi ilmiah

disampaikan dalam bentu buku maupun leaflet publikasi ilmiah.

Tabel 3. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 1 tahun 2018

Indikator Kinerja Target (teknologi)

Realisasi (teknologi)

Persentase (%)

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun

terakhir)

16 16 100

Berdasarkan perjanjian kinerja tersebut, target dan capaian kinerja

outcome terhadap indikator jumlah hasil penelitian tanaman pangan yang

dimanfaatkan selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

1. Varietas Unggul Padi Inpari 32 HDB

Pemanfaatan varietas Inpari 32 HDB (Gambar 1) sudah dilakukan

diantaranya oleh petani di Kabupaten Pati Jawa Tengah (Antara News, 30-

01-18) dan Kabupaten Merauke Papua (Swadayaonline, 05-05-18). Varietas

turunan Ciherang dan IRBB 64 ini walaupun memiliki potensi hasil yang

seimbang dengan Ciherang, namun di banyak lokasi mampu menghasilkan

rata-rata 8 ton per hektare. Dengan rasa nasi yang setara dengan Ciherang

(medium), tidak heran jika dalam waktu yang relatif singkat, varietas Inpari

32 HDB mulai menjadi primadona di lahan-lahan sawah irigasi. Keunggulan

lainnya adalah ketahanannya terhadap penyakit HDB ras III di lahan

endemis HDB sehingga dapat menekan penyemprotan bakterisasi (informasi

selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran Evidence).

Page 38: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

Gambar 1. Varietas Unggul Padi Inpari 32 HDB

2. Varietas Unggul Padi Inpari 33

Varietas Inpari 33 (Gambar 2) telah dimanfaatkan oleh para petani Desa

Sukadana, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang Jawa Barat melalui

Kelompok Tani Moga yang berjumlah 35 kepala keluarga

(www.sembadapangan.com, 13-04-18). Mereka bersepakat untuk menanam

padi varietas unggul baru Inpari 33 karena varietas ini sangat hemat dalam

penggunaan input dibanding varietas Ciherang dan Mekongga. Hasilnya pun

luar biasa yaitu untuk satu ubinan berukuran 3 meter kali 4 meter adalah 15

kg atau secara keseluruhan mencapai 9,2 ton per ha.

Disisi lain, melalui demonstrasi area (demarea) di Kabupaten Ogan Komering

Ulu Timur (OKU), Sumatera Selatan (Antara News, 26-01-18), pertanaman

varietas Inpari 33 menunjukkan hasil 11,89 ton per hektare GKP atau setara

10,10 ton per hektare GKG. Hasil tersebut sangat membanggakan, sehingga

Kepala Dinas Pertanian OKU menyampaikan bahwa rata-rata provitas

pertanaman musim sebelumnya (sebelum demfarm) di lokasi ini sekitar 6-7 t

GKP per ha dan lebih rendah lagi ketika adanya serangan WBC sehingga

pemanfaatan varietas Inpari 33 dapat terus dilanjutkan (informasi

selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran Evidence).

Page 39: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

Gambar 2. Varietas Padi Inpari 33

3. Inpari 35 Salin Agritan

Penggunaan Varietas Inpari 35 Salin Agritan (Gambar 3) merupakan inovasi

terobosan Balitbangtan dalam menyelamatkan petani dari cekaman salinitas

di Kampung Hidup Baru, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua

(Swadayaonline.com, 19-12-17). Hamparan lahan sawah 550 ha pada

umumnya petani tanam padi dua kali (IP 200)(MK Mei dan MH Desember)

setahun. Petani IP 300 memanfaatkan air long storage. Produktivitas padi

varietas Inpari 34 Salin Agritan saat panen mencapai 6-7 ton GKP/ha, lebih

tinggi dari varietas eksisting Ciherang 4 ton GKP/ha. Perbedaan hasil

disebabkan oleh penerapan VUB padi toleran salin dan pola tanam jarwo

super 2:1, pemupukan spesifik lokasi berbasis BWD (informasi selengkapnya

dapat dilihat dalam Lampiran Evidence).

Gambar 3. Varietas Padi Inpari 34 dan Inpari 35 Agritan

Page 40: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

4. Varietas Unggul Padi Inpago 10

Varietas Padi Inpago 10 (Gambar 4) telah diadopsi di Desa Ujung Baruh,

Kecamatan Tringgadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi NAD melalui kegiatan

introduksi yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh (www.celebeschanel, 12-09-

18). Inovasi Balitbangtan VUB padi gogo awalnya dicirikan dengan umur

tanaman 6 bulan sekarang sudah menjadi antara 3-4 bulan dengan provitas

6-8 ton, sehingga menjadi harapan untuk pengembangan padi gogo ke depan

(informasi selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran Evidence).

Gambar 4. Varietas Padi Inpago 10

5. Varietas Unggul Padi Inpara 8

Varietas Inpara 8 Agritan (Gambar 5) telah dimanfaatkan di berbagai

propinsi yang memiliki lahan rawa karena memiliki sifat istimewa, yakni

mampu memanjangkan tinggi tanamannya mengikuti tinggi muka air,

sehingga dapat bertahan pada kondisi genangan (stagnant flooding) antara

60 sampai 80 cm hingga fase generative, dengan produktivitas 6 hingga 9,5

ton per hectare, dan toleran terhadap penyakit blast (detikfinance, 22-08-

18).

Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menargetkan lahan rawa lebak

menjadi lahan pertanian produktif untuk menambah pasokan pangan

nasional. Lahan rawa lebak yang sedang digencarkan oleh Kementan di

antaranya ada di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan (informasi

selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran Evidence).

Page 41: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

Gambar 5. Varietas Padi Inpara 8 Agritan

6. Varietas Unggul Padi HiPa 18

Varietas unggul padi hibrida yang dirilis tahun 2013 dengan potensi hasil 10,3

ton/ha, rasa nasi pulen aromatik, umur tanaman 115 hari, nomor galur H190,

telah lulus dalam sidang Pelepasan Varietas bulan Juni 2013, diberi nama

HiPa 18. Rata-rata hasil gabah kering giling ± 7,8 t/ha, potensi hasil 10,3

t/ha. Mampu beradaptasi pada lingkungan yang luas, jumlah gabah isi/malai

± 144 butir/malai. Tahan penyakit blas ras 073 dan 173, agak tahan WBC

biotipe1, HDB patotipe IV dan VIII, dan penyakit blas ras 133, tekstur nasi

pulen, aromatik dengan satus komersial.

Gambar 6. Varietas Padi Hibrida HiPa 18

Page 42: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

Pemanfaatan Varietas Padi Hibrida HiPa 18 di Desa Mernek, Kecamatan Maos,

Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah dengan hasil panen di atas 10 ton

per ha, rendemen bagus dan harga gabah di pasaran mencapai Rp3.900 per

kilogram (informasi selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran Evidence).

7. Varietas Unggul Padi Inpari 36 Lanrang

Varietas Padi Inpari 36 Lanrang (Gambar 7) merupakan salah satu

varietas yang mendapatkan persetujuan dari Menteri Pertanian RI untuk

dipamerkan pada Ritech Expo tahun 2017. Setelah diakui dan memiliki

SK dari Menteri Pertanian pada tahun 2015, pemasaran padi Inpari ini

sudah disebar sampai ke Provinsi Sumatera Utara dan Papua, dan

diharapkan dapat mengurangi gagal panen para petani padi di Indonesia

akibat serangan penyakit tungro (ristekdikti.go.id).

Kehadiran varietas ini di wilayah Sulawesi Selatan disambut baik oleh petani

di sekitaran Sidrap yaitu Wajo, Pinrang, Bone dan wilayah lainnya di Sulawesi

Selatan, hal ini terlihat dari antusiasme petani di sekitar wilayah tersebut

untuk mengunjungi Kebun Percobaan Lanrang untuk mengetahui dan

mengenal lebih jauh teknologi yang dihasilkan berupa varietas tahan tungro

yang terbaru.

Varietas inpari 36 Lanrang diminati oleh petani dikarenakan performa

tanaman serta potensi hasil yang terbilang tinggi, dengan peforma tanaman

yang juga tahan blas selain keunggulan utama sebagai varietas tahan tungro

dan potensi hasil. Berkat varietas ini, UPBS Lolittungro dalam memproduksi

benih unggul tersebut telah banyak diketahui oleh petani sekitar sebagai

penghasil produksi benih bermutu (informasi selengkapnya dapat dilihat

dalam Lampiran Evidence).

Gambar 7. Varietas Padi Inpari 36 Lanrang

Page 43: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

8. Teknologi Tanam Jajar Legowo Super

Teknologi Budidaya Tanam Padi Jajar Legowo Super (Gambar 8) telah

diimplementasikan oleh petani di Desa Talohen Hulu, Kecamatan

DusunTengah, Kabupaten Barito Timur dalam rangka menghasilkan calon

benih sebar VUB padi Inpari 30 Ciherang (Antara News, 10-10-17). Salah

seorang petani penangkar menyatakan bahwa penggunaan teknologi jarwo

super mampu meningkatkan produksi pada pertanaman, tampilan tanaman

terlihat lebih tegak dan berwarna lebih hijau, dan lebih hemat pada

penggunaan pupuk Urea. Dengan demikian diharapkan mampu mendukung

ketersediaan benih pada musim tanam OKMAR 2017/2018 dan meningkatkan

pendapatan keluarga petani penangkar padi.

Penerapan teknologi tersebut juga dilaksanakan di beberapa Desa pada

Kabupaten Poso, Provinsai Sulawesi Tengah yang sebelumnya menggunakan

sistem hambur kiri kanan (hakika) (Antara News, 30-01-18). Apresiasi Wakil

Bupati Poso menyatakan bila teknologi itu bisa diaplikasikan di seluruh areal

persawahan di Poso akan membuat daerah itu surplus beras, yang selama ini

hasilnya memang sangat terbatas, dengan rata-rata 2,5 ton per ha (informasi

selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran Evidence).

Gambar 8. Diseminasi Budidaya Tanam Padi Jajar Legowo Super

Page 44: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

9. Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Sawah

Pengelolaan tanaman terpadu sangatlah membantu untuk lebih

mengedepankan peningkatan produktivitas hasil, mempermudah

pengendalian hama dan penyakit, penggunaan pupuk lebih efisien, dan dapat

meningkatkan pendapatan usahatani. Teknologi hasil Balitbangtan ini diteliti

oleh para peneliti Institut Pertanian Bogor yang berhubungan dengan

penerapan PTT padi sawah di Ds. Tolisu, Ds. Tirta Sari, Ds. Sindang Baru,

dan Ds. Mekar Kencana, Kec. Toili, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah pada

Agustus 2015 – Juli 2016. Hasilnya adalah pencapaian keuntungan yang

relatif sudah sangat menguntungkan dalam penerapannya, kompatibilitas

sudah sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani, dan observabilitas

sudah dapat dicoba dalam skala luasan yang lebih kecil (Jurnal Penyuluhan

IPB Vol 13, No 2 Tahun 2017).

Disamping itu, PTT juga dijadikan sebagai kajian oleh Mahasiswa dan Staf

Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang melaksanakan

studi kasusnya di Ds. Pematang Setrak, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Serdang

Bedagai, Sumatera Utara dengan judul DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI

PADI SAWAH. Tujuannya antara lain adalah untuk mengidentifikasi tingkat

adopsi PTT oleh keluarga petani di daerah tersebut dan dampaknya terhadap

pendapatan petani. Hasilnya antara adalah: 1) tingkat adopsi petani padi

sawah terhadap PTT di daerah penelitian adalah sangat berhasil; 2)

penerapan PTT berdampak terhadap tingginya pendapatan petani padi sawah

di daerah penelitian (Media neliti) (informasi selengkapnya dapat dilihat

dalam Lampiran Evidence).

Gambar 9. Diseminasi PTT Padi Sawah dan Juknis GP-PTT Padi

Page 45: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

10. Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Gogo

Secara umum komponen utama pendekatan model pengelolaan tanaman

dan sumberdaya terpadu (PTT) padi gogo adalah: (a) penggunaan varietas

unggul dengan sistem mozaik (3 – 4 varietas/petani) dan penerapan rotasi

varietas; (b) penambahan bahan organik tanah dan konservasi tanah; (c)

pemupukan berimbang berdasarkan status kesuburan tanah; dan (d) usaha

efsiensi pemupukan dengan sistem jajar legowo dan cara pupuk dengan

larikan serta waktu pemupukan yang tepat.

Gambar 10. Diseminasi PTT Padi Gogo

11. Komponen Teknologi PTT di lahan Rawa

Komponen teknologi yang dapat diintroduksikan dalam pengembangan

usahatani padi melalui pendekatan PTT padi lahan rawa pasang surut terdiri

atas:

a. Varietas unggul baru yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan,

bentuk gabah maupun rasa nasi yang diinginkan oleh petani setempat;

b. Benih bermutu (kemurnian dan daya kecambah tinggi);

c. Jumlah bibit 2-3 batang per lubang dan tanam dengan system jajar

legowo 2:1, 4:1 dan lainnya dengan populasi minimum 2.500

rumpun/ha, atau dengan system tanam tabela;

Page 46: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

d. Pengelolaan tanah air mikro dengan sistem tata air satu arah dengan

saluran keliling dan kemalir, pintu-pintu air (flapgate) masuk dan keluar

serta stoplog. Saluran kemalir dibuat dengan interpal 6-8 m yang disertai

dengan caren-caren;

e. Mengaplikasikan pupuk urea tablet/granul dengan dosis 200 kg/ha.

Pemberian pupuk N berdasarkan pembacaan BWD;

f. Pemberian pupuk P dan K didasarkan pada status hara tanah.

Pemakaian perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) atau menggunakan petak

omisi;

g. Amelioran lahan dengan mengaplikasi 1-2 t/ha kapur pertanian atau

dolomit;

h. Pengendalian gulma secara terpadu;

i. Pengendalian hama penyakit secara terpadu (PHT);

j. Panen beregu dan pasca panen menggunakan alat perontok.

Gambar 11. Diseminasi PTT Padi Rawa Pasang Surut

Page 47: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

12. Kedelai Dena 1

Varietas Dena 1 (Gambar 12 dan 13) mulai termanfaatkan pada tahun 2015

yaitu kelas benih FS sebanyak 885,5 kg, dimana pengguna terbanyak adalah

BPTP (558 kg) dan Dinas (205 kg). Sampai tahun 2018 untuk kelas benih BS

Dena 1 telah digunakan oleh peneliti Balitkabi (1432,5 kg), BBI (160 kg),

BPSB (16 kg), BPTP (62 kg), Dinas (134 kg), perguruan tinggi (41,5 kg),

petani (5 kg) dan swasta (1 kg). Sedangkan untuk kelas benih FS varietas

Dena 1 telah digunakan oleh peneliti Balitkabi (2080 kg), BBI (45 kg), BPSB

(46 kg), BPTP (1878 kg), Dinas (358,5 kg), Perguruan Tinggi (125,5 kg),

Petani (143 kg) dan swasta (1019 kg).

Tabel 4. Produksi benih varietas Dena 1 dan Devon 1 tahun 2015-2018

Varietas 2015 2016 2017 2018 Total

BS FS BS FS BS FS BS FS BS FS

Dena 1 176 2656 1970 5525 521,5 2373 2747 6401 5.414,5 16.955

Devon 1 - - 4853 3517 532 8078 967 1777 6.352 13.372

Gambar 12. Varietas Kedelai Dena 1

Page 48: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

Gambar 13. Tanaman Kedelai Dena 1

13. Kedelai Devon 1

Benih sumber varietas Devon 1 (Gambar 14) mulai diproduksi pada tahun

2016, sampai tahun 2018 varietas ini telah didistribusikan sebanyak 6.352

kg untuk kelas benih BS dan 13.372 kg untuk kelas benih FS. Jika kelas

benih BS ini ditanam luasan yang akan tertanami mencapai 127 ha, yang

akan menghasilkan 127 t dengan kelas benih FS atau setara dengan luasan

2.540 ha. Benih kelas FS yang telah terdistribusi 13.372 kg atau seluas

267,5 ha. Jika diasumsi tiap hektar akan menghasilkan benih sebanyak 1

t/ha maka akan menghasilkan benih setara 267,5 t kelas benih SS atau

setara dengan luasan 5.350 ha.

Varietas Devon 1 ini mulai banyak terdistribusi pada tahun 2017. Sampai

tahun 2018 varietas Devon 1 untuk kelas benih BS telah dimanfaatkan oleh

swasta (800,5 kg), BPTP (454 kg), BBI (135 kg), Dinas (45 kg), petani (7

kg) dan perguruan tinggi sebanyak 5,25 kg serta digunakan oleh peneliti

Balitkabi sekitar 872 kg. Sedangkan untuk kelas benih FS telah digunakan

oleh swasta (857 kg), BPTP (688 kg), BPSB (121 kg), Dinas (63,5 kg),

petani (105 kg) dan perguruan tinggi sebanyak 114,5 kg serta digunakan

oleh peneliti Balitkabi sekitar 2928 kg.

Page 49: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

Gambar 14. Keragaan Tanaman Kedelai Devon 1

Distribusi kedelai BS dan FS hingga bulan November 2018 untuk Dena

1 telah mencapai 1.700 kg untuk kelas benih BS dan 4.150 kg untuk kelas

benih FS, sedangkan varietas Devon mencapai 592 kg untuk kelas benih BS

dan 912 kg untuk kelas benih FS. Lima varietas yang terdistribusi dalam

jumlah besar antara lain berturut-turut adalah Devon 1, Dena 1, Anjasmoro,

Dega 1, dan Dering 1. Distribusi kedelai terbanyak ada di propinsi Jawa

Timur. Selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Distribusi Varietas Dena 1 dan Devon Kelas Benih BS

No Instansi 2015 2016 2017 2018

Dena 1 Devon 1 Dena 1 Devon 1 Dena 1 Devon 1 Dena 1 Devon 1

1 Balai 0,00 0,00 120,00 0,00 1219,5 871,50 93,00 0,50

2 BBI 0,00 0,00 0,00 0,00 60,00 135,00 100,00 0,00

3 BPP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4 BPSB 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 11,00 0,00

5 BPTP 0,00 0,00 0,00 0,00 67,00 19,00 25,00 435,00

6 Dinas 0,00 0,00 0,00 0,00 64,00 5,00 70,00 40,00

7 P. Tinggi 0,00 0,00 0,00 0,00 13,50 2,75 28,00 2,50

8 Petani 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 7,00

9 Sekolah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

10 Swasta 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 800,5 1,00 0,00

Jumlah 0,00 0,00 120,00 0,00 1429,0 1833,7 333,00 485,0

Page 50: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

Tabel 6. Distribusi Varietas Dena 1 dan Devon Kelas Benih FS

No Instansi 2015 2016 2017 2018

Dena 1 Devon 1 Dena 1 Devon 1 Dena 1 Devon 1 Dena 1 Devon 1

1 Balai 46,00 0,00 65,00 0,00 978,5 99,50 991,0 2829

2 BBI 0,00 0,00 0,00 0,00 45,00 0,00 0,00 0,00

3 BPP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4 BPSB 7,00 0,00 0,00 0,00 37,00 59,00 2,00 62,00

5 BPTP 558,0 0,00 400,0 0,00 915,0 587,0 5,00 101,0

6 Dinas 205,0 0,00 26,00 0,00 127,0 31,00 0,50 32,50

7 P. Tinggi 8,50 0,00 10,50 0,00 90,00 88,50 16,50 26,00

8 Petani 51,00 0,00 15,00 0,00 67,00 35,00 10,00 70,00

9 Sekolah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

10 Swasta 10,00 0,00 0,00 0,00 1009 856,0 0,00 1,00

TOTAL 885,5 0,00 516,5 0,00 3268,5 1756,0 1025,0 3121,5

14. Teknologi BUDENA

BUDENA, teknologi budidaya kedelai pada lahan naungan, merupakan

sistem perluasan areal tanam kedelai pada kawasan hutan/perkebunan

sebagai peluang untuk memanfaatkan lahan yang masih kosong pada

tanaman-tanaman muda atau pada kawasan tanaman yang belum

menghasilkan dengan harapan dapat membantu peningkatan produktivitas

kedelai nasional dalam mendukung swasembada kedelai tahun 2020.

Penjelasan tentang Budena disampaikan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Teknologi Budidaya Kedelai Naungan

No Komponen teknologi Teknologi

1. Penyiapan lahan Sisa tanaman sebelumnya dibersihkan, gulma disemprot

herbisida kontak, TOT/olah tanah minimal (tergantung kepadatan tanah)

2. Saluran drainase Dibuat saluran drainase, lebar bedengan sesuai kondisi setempat

3. Persiapan benih Benih berkualitas, daya tumbuh >80%

4. Varietas Dena 1, argomulyo dan Anjasmoro

5. Perlakuan benih Agrisoy dicampur benih sebelum tanam, dosis 20 g/10 kg

benih

6. Cara tanam Tugal, 2-3 biji/lubang, menggunakan alsintan

7. Jarak tanam 40 cm x 15 cm

8. Pupuk organik 1 t/ha

9. Pupuk NPK majemuk 250 kg Phonska/ha + 100 kg SP36/ha

11. Dolomit 1 t/ha (tanah masam)

12. Penyiangan Penyiangan ke-I umur 15-20 hari. Penyiangan ke-II pada

umur 28-30 hari.

13. Pengendalian

hama/penyakit

Secara preventif dengan pestisida kimia

14. Saat panen Bila polong berwarna coklat, cara manual

15. Pembijian Menggunakan thresher

Page 51: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

Pada tahun 2018 pengembangan Budena adalah sebagai berikut:

a. BUDENA kayu jati (Pengembangan Teknologi Budidaya Kedelai pada

lahan naungan di bawah tegakan kayu jati) di Jawa Tengah,

menggunakan varietas unggul baru Dena 1, Dega 1, Argomulyo, dan

Anjasmoro di lahan naungan di bawah tegakan jati. Berdasarkan

keragaan hasil, varietas kedelai yang sesuai ditanam pada BUDENA Jati

adalah Dena 1. Keragaan pertumbuhan empat varietas tersebut di

bawah tegakan jati relatif baik, dengan produktivitas tertinggi 1,83 t/ha.

Dari hasil analisis ekonomi, dengan menggunakan perhitungan biaya

produksi eksplisit, pertanaman kedelai pada periode tanggal tanam 8 s.d.

18 Februari 2018 masih dapat memberikan hasil kedelai yang

menguntungkan bagi petani (R/C ratio >1). Gambar 15 menunjukkan

keragaan kedelai naungan tegakan pada perkebunan jati.

Gambar 15. Keragaan kedelai naungan tegakan jati

b. BUDENA kayu putih (Pengembangan Teknologi Budidaya Kedelai pada

lahan naungan di bawah tegakan kayu putih) di Jawa Timur,

dilaksanakan di bawah tegakan kayu putih milik Perum Perhutani KPH

(Kesatuan Pemangkuan Hutan) Mojokerto pada bulan Januari – Juli 2018

pada areal seluas 40 ha. Lokasi kegiatan di desa Simo Ngagrok,

Kecamatan Dawar Blandong, kabupaten Mojokerto. Petani/pesanggem

berjumlah 164 orang rata-rata luas lahan 0,1 - 0,5 ha per pesanggem.

Tanaman kayu putih berumur 5 bulan hingga 9 tahun dengan persentase

hidup tanaman kayu putih 87-98%. Keragaan pertumbuhan empat

varietas (Anjasmoro, Argomulyo, Dena1 dan Dega 1) di bawah tegakan

kayu putih relatif baik, dengan produktivitas tertinggi 2,36 t/ha. Hasil

benih yang dapat disertifikasi dari kegiatan ini sebanyak 23.440 kg, dan

hingga saat ini telah terdistribusi ke daerah Jawa dan Sumatera

sebanyak 21.025 kg (89%). Hasil analisis ekonomi kegiatan superimpose

Page 52: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

(varietas Dena 1 ditanam baris ganda maupun baris tunggal) yang

mampu menghasilkan 1,8 - 2,36 t/ha mempunyai peluang secara

ekonomi menguntungkan dan juga layak dikembangkan. Petani

mempunyai respon positif terhadap teknologi BUDENA kayu putih

dengan penggunaan varietas kedelai yang berkualitas. Gambar 17

menunjukkan keragaan kedelai naungan tegakan pada perkebunan kayu

putih.

Gambar 16. Keragaan kedelai naungan kayu putih dan benih hasil naungan kayu putih yang siap didistribusikan

c. BUDENA kelapa sawit (Pengembangan Teknologi Budidaya Kedelai pada

lahan naungan di bawah tegakan kelapa sawit) dilaksanakan di Desa

Tanjungjati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Kelompok tani yang berperan menanam yaitu kelompok tani Sinar Tani

(11 ha), Tunas Mekar (17 ha) dan Sederhana (12 ha), total 40,0 hektar.

Area kegiatan di lahan tanaman kelapa sawit, jarak tanam antar kelapa

sawit adalah 9 m x 8 m, sedangkan lorong yang ditanami kedelai pada

ukuran 9 m. Untuk TBM1 (tanaman kelapa sawit sekitar umur 1 tahun)

lahan yang ditanami kedelai dengan lebar lorong 7 m, sedangkan pada

TBM2 (tananam kelapa sawit sekitar umur 2 tahun) hanya 4,5 m hingga

6,0 m. Teknologi budidaya kedelai untuk naungan yang diterapkan di

lahan kelapa sawit pada lahan TBM1 potensi hasil biji mencapai 2,57 t/ha

(Anjasmoro), sedangkan di TBM2 mecapai 2,32 t/ha (Dena 1). Produksi

hasil biji kedelai di lahan kelapa sawit terdiri dari varietas Anjasmoro

(21,88 ton), Dena 1 (7,45 ton), Dega 1 (3,45 ton) dan Argomulyo (10,59

ton), total sebanyak 43,37 ton. Dari hasil tersebut sebanyak 9,2 ton

tersertifikasi yang terdiri dari varietas Anjasmoro (7,2 t), Dena 1 (1,0 t)

dan Dega 1 (1,0 t). Selain itu, sebanyak 5,0 ton benih (varietas

Page 53: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

d. Anjasmoro) terdistribusikan ke Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, dan

sebanyak 1,2 ton varietas Anjasmoro kelas SS ditanam di Gapoktan

Wampo Jaya, Kec. Wampo, Kab. Langkat (10 ha), Kel. Sinar Tani Ds.

Tanjungjati. Kec. Binjai. Kab. Langkat (7 ha) dan Kel. Tani Rahmad III.

Ds. Mangga. Kec. Stabat, Kab. Langkat (3 ha). Gambar 17 menunjukkan

keragaan kedelai naungan tegakan pada perkebunan kelapa sawit.

Gambar 17. Keragaan kedelai naungan pohon sawit

15. Varietas Jagung Nakula Sadewa 29

Gambar 18. Keragaan VUB jagung Nakula Sadewa (NASA 29)

bertongkol 2 dengan potensil hasil 13,7 ton/ha

Gelar teknologi varietas jagung Nasa 29 telah dilaksanakan di propinsi

Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Maluku, Nusa Tenggara

Page 54: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan

tengah dan Papua. Gelar teknologi dilakukan bekerja sama dengan Balai

Pengkajian Teknologi (BPTP), Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah

setempat. Tahun 2018, varietas jagung hibrida Nasa 29 dilisensi oleh 8

perusahaan benih jagung. Daftar perusahaan penerima lisensi jagung

hibrida Nasa 29 disampaikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Daftar Perusahaan Penerima Lisensi Jagung Nasa 29

No Nama Perusaan Tanggal Lisensi Masa

Lisensi

1. CV. Adi Jaya 28 November 2018 5 tahun

2. PT. Benindo Perkasa Utama 30 Oktober 2018 5 tahun

3. PT. Benih Jatim Nusantara 19 Juli 2018 5 tahun 4. PT. Jafran Indonesia 30 Oktober 2018 5 tahun

5. PT. Mulya Agro Sarana 30 Oktober 2018 5 tahun 6. PT. Petrokimia Gresik 28 November 2018 5 tahun

7. PT. Rahmat Rodel 30 Oktober 2018 5 tahun

8. PT. Samudera Artha Abadi 28 November 2018 5 tahun

16. Varietas Jagung Hibrida Bima 20 URI

Gambar 19. Keragaan VUB jagung Bima 20 Uri

Teknologi subak identik dengan penggunaan kearifan lokal dalam budi daya

tanaman padi. Dengan sedikit modifikasi, teknologi subak juga bisa

diterapkan dalam budidaya jagung, perbedaan hanya pada alokasi air yang

Page 55: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

lebih sedikit sesuai dengan lebutuhan air tanaman dalam satu musim.

Demplot varietas unggul litbang dilakukan bekerjasama dengan BPTP Bali.

Balitsereal menyediakan benih sumber dan tenaga pendamping lapangan

sementara pelaksanaan lapangan dilakukan oleh BPTP Bali. Kajian tahun

2018 ini dilakukan di kelompok tani Tulus Bakti, Desa Musi, Kec. Gerokgak,

Kab. Buleleng. Dari hasil ubinan diketahui ternyata Jagung Bima 20 URI

dengan sistem tanam Jajar Legowo jarak tanam 25 x (50 x 100) serta

ditambah aplikasi Bio Silika, memiliki produktivitas tertinggi yaitu sebesar

11, 048 ton/ha, Jagung pipilan kering (Gambar 19). Dalam Tabel 9

disampaikan daftar perusahaan penerima lisensi jagung hibrida Bima 20

URI.

Tabel 9. Daftar Perusahaan Penerima Lisensi Jagung Hibrida Bima 20 URI

No. Nama Perusahaan Tanggal Lisensi Masa Lisensi

1. PT. Mulya Agro Sarana 10 Januari 2017 5 tahun

2. PT. Pertani Persero 10 Januari 2017 5 tahun

3. PT. Sang Hyang Seri 12 Januari 2017 5 tahun

4. PT. Tani Solusi 7 Pebruari 2017 5 tahun

5. PT. Golden Indonesia Seed 10 Juli 2017 5 tahun

6. PT. Sarwa Guna Adinata 10 Juli 2017 5 tahun

7. PB. Oryza Sativa 10 Juli 2017 5 tahun

8. PT. Agro Indo Mandiri 9 OKtober 2017 5 tahun

9. PT. Tunas Wiji Inti Nayottama 18 Desember 2017 5 tahun

10. PT. Soka Mitra Manunggal 26 Januari 2018 5 tahun

11. CV. Bunga Tani Sejahtera 30 Oktober 2018 5 tahun

12. PT. Anugrah Cemerlang Indonesia 28 November 2018 5 tahun

13. PT. Petro Kimia Gresik 28 November 2018 5 tahun

Page 56: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

Indikator Kinerja 2

Rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun

berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman

pangan yang dilakukan pada tahun berjalan (%)

Indikator kinerja sasaran ke-2 yang memberikan kontribusi dalam

perjanjian kinerja (PK) Puslitbangtan adalah “Rasio hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan

penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun

berjalan”. Realisasi indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2018 telah sesuai

target (realisasi 100%) dan termasuk ke dalam kategori berhasil.

Tabel 10. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 2

Indikator Kinerja Target (%) Realisasi (%) Persentase

(%)

Rasio hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian

dan pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun berjalan.

100 100 100

Page 57: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

Target tersebut dicapai melalui empat kegiatan penelitian utama penelitian dan

pengembangan tanaman pangan pada tahun 2018, dengan rincian hasil

sebagaimana disampaikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Kegiatan Utama Pendukung Indikator Kinerja 2

Kegiatan 1 Target (%) Realisasi (%) Persentase

(%)

Terciptanya Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan

12 VUB 16 VUB 100

Tersedianya teknologi budidaya

panen dan pasca panen primer

tanaman pangan

12 Teknologi 12 Teknologi 100

Tersedianya benih sumber

varietas unggul baru padi,

serealia serta kacang dan ubi

untuk penyebaran varietas

berdasarkan SMM ISO

9001:2008

162 Ton 175,78 Ton 100

Tersedianya rekomendasi

kebijakan pengembangan

tanaman pangan

5 Rekomendasi 5 Rekomendasi 100

Kegiatan 1: Terciptanya Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan

(12 VUB)

Kegiatan perakitan varietas unggul baru tanaman pangan telah

menghasilkan 16 varietas unggul baru dari target 12 VUB yang terdiri dari 7 VUB

padi, 6 CVUB kacang dan ubi, dan 3 CVUB tanaman serealia dengan penjelasan

sebagaimana disampaikan dalam Tabel 12. Sedangkan untuk deskripsi lengkap

hal VUB disampaikan dalam Lampiran 3.

Page 58: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

Tabel 12. Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan TA 2018

1. Varietas Purwa

Dirilis dengan SK Mentan No: 324/Kpts/TP.010/5/2018. Varietas ini Baik

ditanam pada lahan rawa pasang surut dan lebak. Agak toleran terhadap

keracunan Fe, agak toleran terhadap cekaman salinitas fase vegetatif, agak

toleran genangan pada fase vegetative.

Gambar 20. Penampilan tanaman, beras dan gabah VUB Purwa

Page 59: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

2. Varietas Inpara 10 BLB

Dirilis dengan SK Mentan No: 325/Kpts/TP.010/05/2018. Varietas ini Agak tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, dan VII, agak rentan patotipe IV dan VIII, rentan terhadap penyakit tungro, tahan terhadap

penyakit blas ras 001, 041, agak tahan ras 003, 073, 133, 173, rentan ras 033, 061, 211 dan 213. Baik ditanam pada lahan rawa pasang surut dan lebak. Toleran terhadap keracunan Fe.

Gambar 21. Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Inpara 10 BLB

3. Varietas Luhur 1

Dirilis dengan SK Mentan No: 323/Kpts/TP.010/05/2018. Varietas ini Tahan terhadap penyakit blas ras 013, 101, agak tahan terhadap blas ras 041, 033,

dan 023 juga baik ditanam pada lahan kering di dataran menengah dan dataran tinggi (700-1.000 mdpl). Toleran terhadap kekeringan fase vegetatif dan agak toleran terhadap keracunan aluminium

Gambar 22. Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Luhur 1

Page 60: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

4. Varietas Luhur 2

Dirilis dengan SK Mentan No: 330/Kpts/TP.010/05/2018. Varietas ini Baik ditanam pada lahan kering di dataran menengah dan dataran tinggi (700-1.000 mdpl). Toleran terhadap kekeringan fase vegetatif dan toleran

terhadap keracunan aluminium.

Gambar 23. Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Luhur 2

5. Varietas Siliwangi Agritan

Dirilis dengan SK Mentan No: 326/Kpts/TP.010/05/2018. Varietas ini tahan

terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, rentan hawar daun bakteri

strain IV dan VII. Juga tahan terhadap penyakit blas ras 033, 073, dan 133.

Baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian

600 mdpl

Gambar 24. Penampilan tanaman, malai, gabah dan beras VUB Siliwangi Agritan

Page 61: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

6. Varietas Padjadjaran Agritan

Dirilis dengan SK Mentan No: 327/Kpts/TP.010/05/2018. Varietas ini gak

tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, agak rentan wereng

batang coklat biotipe 3, agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri

strain III, rentan hawar daun bakteri strain IV dan VIII, dan baik ditanam

pada lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 600 mdpl.

Gambar 25. Penampilan tanaman, malai, gabah dan beras VUB Padjadjaran Agritan

7. Varietas Cakrabuana Agritan

Dirilis dengan SK Mentan No: 328/Kpts/TP.010/05/2018. Varietas ini agak

tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3, agak tahan

terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, rentan hawar daun bakteri

strain IV dan VIII. Tahan penyakit blas ras 033, dan 173. Agak tahan

penyakit tungro inokulum Purwakarta, dan baik ditanam pada lahan sawah

irigasi dataran rendah dan menegah sampai ketinggian 600 mdpl.

Gambar 26. Penampilan tanaman, gabah dan beras VUB Cakrabuana Agritan

Page 62: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

8. Calon Varietas Unggul Baru Kedelai Derek

Kedelai Derek merupakan hasil seleksi persilangan Tanggamus dengan

Anjasmoro, yang memiliki keunggulan: potensi hasil 3,56 t/ha dengan rata-

rata hasil 2,61 t/ha, tahan terhadap hama penggerek polong dan agak

tahan terhadap hama pengisap polong dan penyakit karat, rentan terhadap

ulat grayak, ukuran biji sedang, umur masak genjah (84 hari), tahan

terhadap pecah polong serta memiliki kandungan protein 36,13%.

9. Calon Varietas Unggul Baru Kedelai Depas

VUB Kedelai DEPAS merupakan hasil seleksi persilangan Burangrang x

MLGG 0511, yang memiliki keunggulan: potensi hasil 2,84 t/ha dengan rata-

rata hasil 2,35 t/ha, tahan terhadap penyakit karat, agak tahan terhadap

ulat grayak, dan agak tahan terhadap hama pengisap polong, serta memiliki

kandungan protein 39,83%.

10. Calon Varietas Unggul Baru Kacang Tanah Tasia 1

Varietas unggul Tasia 1 merupakan hasil persilangan varietas Talam 1

dengan Lokal Malang (T3) memiliki keunggulan: potensi hasil 4,19 t/ha

polong kering dengan rata-rata hasil 2,79 t/ha polong kering, tahan

penyakit layu bakteri, agak tahan penyakit karat, agak tahan penyakit

bercak daun, serta toleran hama kutu kebul.

11. Calon Varietas Unggul Baru Kacang Tasia 2

Tasia 2 merupakan hasil persilangan varietas Talam 1 dengan varietas Takar

1 memiliki keunggulan: potensi hasil 4,32 t/ha polong kering dengan rata-

rata hasil 2,77 t/ha polong kering, tahan penyakit layu bakteri, agak tahan

penyakit bercak daun, serta toleran hama kutu kebul.

12. Calon Varietas Unggul Baru Ubi Kayu Vati 1

Varietas unggul Vati 1 merupakan hasil persilangan antara tetua betina MLG

10098 dengan tetua jantan MLG 10025. Varietas ini memiliki keunggulan:

potensi hasil 46,88 t/ha dengan rata-rata hasil 37,46 t/ha, agak tahan

terhadap hama tungau, rentan terhadap penyakit busuk akar/umbi

(Fusarium spp.)

Page 63: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

Granula pati CMM 02040-1

Gambar 27. Keragaan tanaman, umbi dan granula pati klon CMM 02040-/Vati1

13. Calon Varietas Unggul Baru Ubi Kayu Vati 2

Sedangkan Vati 2 merupakan hasil persilangan antara tetua betina Adira 4

dengan tetua jantan UJ 4. Varietas ini memiliki keunggulan: potensi hasil

66,79 t/ha dengan rata-rata hasil 42,54 t/ha, agak tahan terhadap hama

tungau, tahan terhadap penyakit busuk akar/umbi (Fusarium spp.)

Granula pati CMM 03038-7 Vati 2

Gambar 28. Keragaan tanaman, umbi, dan granula pati klon CMM 03038-7/Vati 2

14. Calon Varietas Unggul Baru Jagung hibrida Jhana 1

CVUB jagung Jhana 1 berumur sedang 101 hari, tahan terhadap penyakit

Bulai jenis pathogen Peronosclerospora philippinensis, agak tahan terhadap

penyakit bulai jenis pathogen Peronosclerospora maydis, hawar daun

(Helminthosporium maydis) dan karat daun (Puccinia polysora). Toleran

Page 64: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

pada kondisi intensitas naungan cahaya 50% sehingga cocok dibudidayakan

pada lahan di bawah tegak tanaman tahunan dengan intensitas naungan

cahaya sebesar 50% dengan potensi hasil 7,85 ton/ha. CVUB ini telah

disidangkan tinggal menunggu SK pelepasan varietas (Gambar 29).

Gambar 29. Penampilan jagung hibrida Jhana 1.

15. Calon Varietas Unggul Baru Jagung Komposit Sinhas 1

CVUB jagung Sinhas 1 berumur sedang 101 hari, tahan terhadap penyakit

bulai jenis patogen Peronosclerospora philippinensis, dan agak tahan

terhadap penyakit bulai jenis patogen Peronosclerospora maydis, hawar

daun (Helmintosporium maydis) dan karat daun (Puccinia polysora) Toleran

pada kondisi cekaman kekeringan pada fase menjelang berbunga sampai

panen dan pemupukan N rendah sehingga cocok dibudidayakan pada lahan

dengan ketersediaan air rendah dan kurang subur. Hasil tinggi pada kondisi

lingkungan dan pemeliharaan optimum potensi hasil 10,71 ton/ha. CVUB ini

telah disidangkan tinggal menunggu SK pelepasan varietas (Gambar 30).

Gambar 30. Penampilan jagung komposit Sinhas 1.

Page 65: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

16. Calon Varietas Unggul Baru Jagung Komposit Jakarin 1

CVUB jagung Jakarin 1 berumur sedang 100 hari, tahan terhadap penyakit

bulai jenis patogen Peronosclerospora philippinensis, dan agak tahan

terhadap penyakit bulai jenis patogen Peronosclerospora maydis, hawar

daun (Helmintosporium maydis) dan karat daun (Puccinia polysora). Hasil

cukup stabil dan toleran pada kondisi cekaman kekeringan pada fase

menjelang berbunga sampai panen dan pemupukan N rendah sehingga

cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketersediaan air rendah dan

kurang subur potensi hasil 10 ton/ha. CVUB ini telah disidangkan tinggal

menunggu SK pelepasan varietas Gambar 31).

Gambar 31. Penampilan jagung komposit Jakarin 1.

Kegiatan 2. Tersedianya teknologi budidaya panen dan pasca panen

primer tanaman pangan (12 Teknologi)

Kegiatan 2 yaitu hal “Tersedianya teknologi budidaya panen dan pasca

panen primer tanaman pangan menargetkan untuk menghasilkan 12 teknologi.

Pada tahun 2018 target tersebut tercapai sehingga 12 teknologi dapat

mendukung kinerja dalam rangka meningkatkan produksi pangan nasional. Dari

ke 12 teknologi tersebut adalah 5 terkait tanaman padi, 4 terkait tanaman

pangan palawija lainnya dan 3 untuk tanaman serealia sebagaimana diuraikan

dalam Tabel 13. Sedangkan untuk deskripsi lengkap hal teknologi tersebut

disampaikan dalam Lampiran.

Page 66: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

Tabel 13. Teknologi budidaya panen dan pasca panen

primer tanaman pangan

Untuk lebih jelasnya akan keunggulan masing-masing teknologi disampaikan

dalam keterangan sebagai berikut:

1. Perakitan paket teknologi budidaya padi sawah produksi tinggi

ramah lingkungan (Isabela)

Hasil kegiatan Perakitan Paket Teknologi Budidaya Padi Sawah Produksi

Tinggi Ramah Lingkungan telah menghasilkan teknologi intensifikasi sebar

benih langsung (Isabela) pada lahan sawah tadah hujan. Varietas unggul

yang ditanam terdiri dari 8 varietas spesifik lahan tadah hujan yaitu Inpari 7

Lanrang, Inpari 38 Tadah Hujan Agritan, Inpari 39 Tadah Hujan Agritan,

Inpari 37 Lanrang, Inpari 41 Tadah Hujan Agritan, Inpari 42 Agritan GSR

dan Inpari 43 Agritan GSR. Hasil panen ubinan Inpari 42 Agritan GSR 7,2

t/ha GKP lebih tinggi dengan rata-rata produksi wilayah tersebut 5,1 t/ha.

2. Optimalisasi Produktivitas Padi Rawa Mendukung Kedaulatan

Pangan Dan Swasembada Beras Nasional

Hasil kegiatan Optimalisasi Produktivitas Padi Rawa Mendukung Kedaulatan

Pangan dan Swasembada Beras Nasional telah menghasilkan teknologi

sistem produksi padi sawah pasang surut intensif, super dan aktual (RAISA).

Page 67: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

Teknologi RAISA merupakan rangkai komponen teknologi yang pada

prinsipnya mengambil dari Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi

pasang surut.

Teknologi RAISA telah di launching dalam kegiatan Demonstrasi Farming

(Demfarm) seluas 50 hektar di Desa Sukaraya, Kecamatan Tungkal Ilir,

Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Terdapat peningkatan

hasil 1-2 ton/ha setelah menggunakan teknologi RAISA untuk varietas

Inpara 2, Inpara 3 dan Inpara 8 Agritan (Gambar 32).

Gambar 32. Panen dan Temu Lapang Demfarm RAISA

3. Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman Padi

Hasil kegiatan Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman

Padi telah menghasilkan teknologi teknologi pengendalian hama penggerek

batang padi secara preventif. Bertujuan untuk mengurangi penggunaan

insektisida dan penggunaan penegndalian cara kuratif yang kurang efektif.

Preventif mengutamakan pemantauan populasi penggerek batang padi

sebagai tindakan early warning system. Dengan teknologi ini diharapkan

penggerek batang padi dapat terkendali sebelum menyerang tanaman padi.

4. Teknologi Pasca Panen Primer Padi

Hasil kegiatan Tekonologi Pasca Panen Primer Padi telah menghasilkan

teknologi pemanfaatan produk samping penggilingan padi (menir dan beras

patah) menjadi susu beras fortifikasi.

Hasil penelitian telah didapatkan formulasi susu beras fortifikasi dengan

mutu rasa yang lebih disukai dan mutu nutrisi yang jauh lebih tinggi

dibanding susu beras impor Australia dan Korea. Kandungan senyawa

fenolik susu beras fortifikasi mencapai 132.8 mg/100 mL yaitu 200-500%

lebih tinggi dibandingkan susu sapi, susu kedelai, dan susu beras lainnya.

Page 68: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54

Sedangkan aktivitas antioksidan susu beras fortifikasi adalah 17.8 mg

AAE/100 mL. Susu beras fortifikasi setidaknya mengandung 4 mineral, 3

vitamin serta asam lemak Omega 3 dan Omega 6. Kandungan vitamin B2

susu beras fortifikasi sangat tinggi yaitu mencapai 37% AKG. Susu beras

fortifikasi tidak hanya dapat meningkatkan nilai ekonomis beras patah dan

menir tetapi juga berpotensi menjadi pangan fungsional. Susu beras

fortifikasi BB Padi ini sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak paten

(Gambar 33 dan 34).

Gambar 33. Susu beras fortifikasi BB Padi

Gambar 34. Formulir pendaftaran paten susu beras fortifikasi

Page 69: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

5. Teknologi Budidaya Kedelai Pada Lahan Salin

Teknologi budidaya ini disusun berdasarkan hasil penelitian pada lahan salin dengan DHL 10-15 dS/m yang diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai galur harapan (GH) K13 mencapai 1,3 t/ha (Gambar 35).

Gambar 35. Keragaan GH K13 pada lahan salin di Lamongan tahun 2018 dengan

DHL 10-15 dS/m.

6. Inovasi Teknologi Produksi Ubi Kayu di Lahan Pasang Surut

Rakitan inovasi teknologi produksi ubi kayu dilahan pasang surut (Kalsel) dengan penjelasan sesuai Tabel 14.

Tabel 14. Komponen Teknologi Produksi Ubi Kayu Lahan Pasang Surut

Komponen

Teknologi

Teknologi

Eksisting Paket Inovasi

Lahan Bajak 2x Bajak 2x & garu 2x

Varietas Gajah Kristal

Jarak tanam 100 x 200 100 x 200

Popuk 2 t/ha 5 t/ha

Pupuk 400 kg (ditugal) 600 kg (dialurkan)

Anorganik

Dolomit 1 t/ha 5 t/ha

PPC-ZPT 0, 2 dan 4 BST 0, 2 dan 4 BS

Wiwil (tunas) 2 dan 4 BST

Penyiangan 1 x 2 x

Pengendalian Tanpa BeBas & SBM

OPT Pengendalian

Panen 8-10 BST 8-10 BST

Page 70: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56

7. Teknologi Budidaya Kacang Tanah di Lahan Kering Beriklim Kering

Sumba Timur NTT

Khusus di lahan kering iklim kering (LKIK) bertipe iklim D3 dan E, usahatani

kacang tanah secara agronomis dan ekonomis layak dikembangkan meski

secara bio-fisik menghadapi kendala antara lain kekurangan air pada fase

generatif tanaman, investasi gulma dan penyakit. Teknologi budidaya

kacang tanah di LKIK tipe iklim D3 (3-4 bulan basah/tahun) ditanam pada

akhir musim hujan (Januari-Maret), telah tersedia. Teknologi budidaya

kacang tanah di lahan kering iklim kering disampaikan dalam Tabel

terlampir.

Pada lahan kering beriklim kering di Sumba Timur, dengan penerapan

teknologi budidaya tersebut, pertanaman tumbuh cukup baik, dan diperoleh

hasil polong segar 3.422 kg/ha atau 2396 kg/ha polong kering. Selain hasil

polong, juga diperoleh hasil panen dalam bentuk hijuan sebanyak 5,5 – 13,0

t/ha, yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, diantaranya kuda dan

sapi yang banyak dipelihara oleh petani/masyarakat wilayah lahan kering

iklim kering Sumba Timur (Gambar 36).

Gambar 36. Keragaan tanaman kacang tanah di lahan kering iklim kering

8. Komponen Teknologi Budidaya Kacang Hijau di Lahan Kering Iklim Kering

Dengan paket teknologi tersebut produktivitas kacang hijau bisa mencapai

1,63 t/ha. Deskripsi teknologi dijelaskan sesuai pada Tabel terlampir.

9. Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Batang dan Hama Utama Kedelai dengan Kombinasi beberapa cara Pengendalian

Pengendalian hama utama kedelai tidak mudah dilakukan dengan hanya

mengandalkan satu cara pengendalian saja, mengingat jenis dan sifat

hama, stadia menyerang serta waktu menyerang tidak bersamaan. Oleh

Page 71: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

karena itu, diperlukan kombinasi beberapa cara pengendalian untuk

menekan serangan hama utama. Rakitan pengendalian hama penggerek

batang dan hama utama kedelai dilakukan dengan mengkombinasikan

antara: (1) varietas toleran; (2) perlakuan benih; dan (3) biopestisida

ekstrak serbuk biji mimba (SBM), entomovirus SlNPV (VIR-GRA), dan

entomopatogen Beauveria bassiana (Be-bas). Sebagai pembanding diujikan

pengendalian dengan biopestisida terjadwal yang efektif di lahan pasang

surut dan pengendalian kimiawi. Lebih lengkapnya dapat dilihat dalam

halaman Lampiran.

Hasil biji kedelai yang diperoleh dari petak pengendalian kombinasi (2,2

t/ha) setara dengan pengendalian biopestisida terjadwal (2,2 t/ha), tetapi

masih lebih rendah dibandingkan pengendalian pestisida kimia (2,4 t/ha).

Menurut deskripsi varietas, potensi hasil varietas Dena 1 adalah 2,9 t/ha

dengan rerata hasil 1,7 t/ha.

10. Teknologi Pengendalian Hama/Penyakit Pada Tanaman Gandum

Dengan melaksanakan penerapan pengelolaan yang baik dapat menghindari

dampak negatif tarhadap lingkungan akibat penggunaan pestisida sintetik.

Tindakan tepat yang harus dilakukan ada Pengendalian Hama dan Penyakit

secara Terpadu (PHT), baik dengan cara bercocok tanam, fisik, mekanik,

biologi, maupun cara kimia.

Varietas GURI-3 menunjukkan tingkat serangan hama dan penyakit yang

lebih rendah daripada varietas lainnya. Pestisida nabati Mitol 20EC

menunjukkan hasil yang terbaik dalam mengendalikan hama dan penyakit

sesuai pada Gambar 37.

Gambar 37. Penampilan varietas GURI-3 dibanding yang lainnya.

Page 72: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58

11. Peta Sebaran Varietas di Sulsel

Peta adopsi varietas unggul jagung nasional dibuat dengan menggunakan

software pembuat peta untuk membuat Batasan wilayah/kabupaten/kota

berdasarkan tingkat adopsi VUB jagung nasional. Database penyebaran

varietas disusun berdasarkan data skala kabupaten dan entri data luas

tanam dilakukan pada setiap sel. Interpretasi hasil dilakukan dengan

membagi tingkat adopsi dalam 4 kategori yaitu adopsi tinggi (> 10.000 ha),

Adopsi sedang (3000-5000 ha), adopsi agak rendah (1000-3000 ha) dan

adopsi rendah (< 1000 ha). Adopsi tinggi hanya didapatkan pada 2

kabupaten yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto. Peta ini

bermanfaat untuk perencanaan kebutuhan benih hibrida, delineasi wilayah

untuk penyaluran bantuan pupuk/saprodi, memudahkan dalam

melaksanakan program perluasan areal tanam baru (PATB) serta dapat

dijadikan pengambilan keputusan/pedoman dalam pembagian alokasi

bantuan benih berdasarkan tingkat ketersediaan lahan, penguasaan

teknologi oleh petani serta kemudahan dalam penyaluran bantuan. Peta ini

juga bisa diintegrasikan dengan hasil pencitraan satelit untuk pemantauan

standing crop tanaman jagung yang secara jelas terdapat dalam Gambar

38.

Gambar 38. Peta sebaran varietas

Page 73: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59

12. Teknologi Pengendalian Tungro Terpadu di Daerah Endemis Tungro

Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung,

sehungga tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan.

Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta

menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Mengingat

banyaknya faktor yang berpengaruh pada terjadinya serangan dan

intensitas serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, upaya

pengendalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi: waktu tanam,

tanam serempak, menggunakan varietas tahan tungro, memusnahkan

tanaman terserang, pemupukan N yang tepat dan penggunaan pestisida.

Lengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran.

Kegiatan 3. Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi,

serealia serta kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan

SMM ISO 9001:2008 (162 ton)

Target produksi benih sumber padi yang telah ditetapkan pada IKU 2018

sebanyak 162 ton. Hasil capaian kinerja dari kegiatan ini telah menghasilkan

benih padi BS/FS/SS sebanyak 175,78 ton, dengan uraian sebagaimana dalam

Tabel 15.

Tabel 15. Capaian kinerja kegiatan

produksi benih sumber tanaman pangan tahun 2018

Indikator Kinerja Target

(ton)

Realisasi

(ton)

Fisik

(%)

Jumlah produksi benih sumber padi (BS, FS, SS)

110 118,28 107,52

Jumlah produksi benih sumber tanaman aneka kacang dan ubi

(BS, FS, SS)

26 29,4 113,07

Jumlah produksi benih sumber tanaman Serealia (BS, FS, SS)

26 28,1 108,07

Benih tersebut telah disebarkan ke pengguna baik BPTP, penangkar swasta, dan

petani untuk memproduksi benih yang akan ditanam pada musim tanam

berikutnya.

Page 74: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 60

Kegiatan 4. Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan

tanaman pangan (5 rekomendasi kebijakan)

Untuk mencapai sasaran kegiatan tersebut sesuai dengan yang

ditetapkan dalam IKU 2018 yaitu tersedianya 5 rekomendasi kebijakan tanaman

pangan. Sasaran tersebut telah dicapai seluruhnya yaitu 5 rekomendasi

kebijakan tanaman pangan dengan perincian sebagai berikut:

1. Kelayakan teknis, sosial dan ekonomi inovasi teknologi larikan padi gogo

2. Menimbang performa “Nasa 29” melalui sudut pandang petani sudahkankah

harapan sesuai dengan kenyataan

3. Pupuk hayati gliocompost untuk mendukung pengembangan produsi padi

gogo dan hortikultura nasional

4. Sebaran varietas unggul padi Inpari masih lambat

5. Kebijakan system bantuan benih sebar varietas unggul jagung hibrida rakitan

Balitbangtan perlu diperbaiki.

Indikator Kinerja 3

Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Tanaman Pangan

(5 Rekomendasi)

Pada tahun anggaran 2018, Puslitbangtan menargetkan untuk dapat

menghasilkan rekomendasi kebijakan yang diharapkan menjadi acuan bagi

pelaksana bidang tanaman pangan dalam beraktivitas menghasilkan kebutuhan

pangan. Target lima rekomendasi dapat dihasilkan lima rekomendasi sehingga

tercapai 100%. Berikut disampaikan judul-judul rekomendasi kebijakan (policy

brief) secara ringkas, dan selengkapnya disampaikan dalam Lampiran 4 dan

Lampiran Evidence.

1. Kelayakan Teknis, Sosial, dan Ekonomi Inovasi Teknologi Larikan Padi Gogo (LARGO)

Rekomendasi Kebijakan

Keberlanjutan penyediaan benih VUB padi gogo yang diperkenalkan kepada

petani melalui penerapan paket teknologi Largo Super maupun tanaman

pangan lainnya akan dapat dicapai apabila petani mampu memproduksi

Page 75: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 61

benihnya sendiri secara mandiri Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) melalui langkah-langkah:

a. Pengembangan sistem produksi benih berbasis korporasi melalui

konsolidasi manajemen usahatani perbenihan.

b. Pembentukan kelembagaan korporasi petani yang berbadan hukum agar

memiliki akses ke sumber keuangan baik dalam bentuk Korporasi Mandiri

atau Korporasi Kemiteraan sebagai berikut.

1) Korporasi Petani Mandiri: Konsolidasi manajemen sistem usahatani

dalam bentuk lembaga korporasi yang melaksanakan kegiatan

usahatani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna

meningkatkan produktivitas dan efisiensi Usaha Tani, baik yang

berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum.

2) Korporasi Kemitraan: Lembaga korporasi yang dibentuk oleh, dari,

dan untuk petani sebagai plasma yang bermitra dengan swasta

sebagai inti dengan syarat contract agreement dikehendaki oleh

kedua pihak, saling menguntungkan, dan berbagi keuntungan dan

resiko secara proposional

c. Menggunakan model Desa Mandiri Benih (DMB) dalam penerapan sistem

produksi benih berbasis korporasi baik dalam bentuk korporasi mandiri

maupun kemiteraan.

d. Rancang bangun Prototipe Pengembangan Korporasi Kemiteraan yang

membutuhkan dukungan kebijakan untuk pengembangan Desa Mandiri

Benih yang terlanjutkan.

e. Pemanfaatan Demonstration Farm (Dem-Farm) skala luas (50-100 ha)

per lokasi sebagai show window dalam percepatan proses diseminasi dan

masalisasi penerapan paket teknologi introduksi termasuk Largo Super.

f. Pemanfaatan Keterkaitan antar Komponen Pertumbuhan Produksi Benih

berkelanjutan sebagai berikut:

1) Keterkaitan kelembagaan petani/KT, swasta, BUMN, BUMD, sumber

modal dan lain-lain.

2) Keterkaiatan horizontal (diversifikasi produk perbenihan)

3) Keterkaitan vertikal (penciptaan nilai tambah di tingkat petani

produsen)

Page 76: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 62

4) Keterkaitan regional (Jalur Benih antar Lapang dan Musim (Jabalsim)

baik tingkat kawasan maupun antar kawasan.

2. Menimbang Performa “Nasa 29” Melalui Sudut Pandang Petani, Sudahkah Harapan Sesuai Dengan Kenyataan

Rekomendasi Kebijakan Teknis

a. Tingkat kepuasan petani calon penangkar terhadap performa dan

atribut2 NASA 29 perlu terus diperbaiki karena berimplikasi terhadap

tingkat kepercayaan dan komitmen petani calon penangkar untuk terus

mendukung sub sistem penyediaan benih dalam rangka masalisasi dan

hilirisasi VUB tsb.

b. Permintaan pasar terhadap benih yang dihasilkan oleh petani calon

penangkar perlu terus diciptakan. BPTP dan Pemda harus melakukan

upaya2 untuk menghubungkan petani kepada mitra bisnis pengguna

benih, memberikan akses petani terhadap dukungan permodalan, dan

untuk tahap awal pengembangan ini Pemda perlu memprioritaskan

opkup terhadap benih yang telah dihasilkan untuk didistribusikan lebih

lanjut ke CP/CL yg lebih luas di dalam wilayah pengembangan

Kabupaten Berau.

c. Keterjangkauan harga saprodi pendukung perbanyakan benih dapat

dilakukan dengan melakukan upaya2 mendekatkan petani dengan

penyedia saprodi. Hal ini selain dapat memangkas biaya transportasi

saprodi juga memberikan akses yang lebih besar kepada petani

terhadap produk2 pengendali OPT unggul untuk meningkatkan

produksi benih yang dihasilkannya.

d. Perbaikan tingkat kemudahan budidaya perbanyakan/penangkaran

benih dapat diupayakan dengan jalan meningkatkan kapasitas petani

calon penangkar. Dalam hal ini peran pendampingan intens oleh BPTP,

Balitsereal, dan BPSB mutlak diperlukan.

e. Keberlanjutan penyediaan benih VUB introduksi sebagai salah satu

komponen paket inovasi teknologi hasil Balitbangtan, mutlak diperlukan

untuk menjamin hilirisasi VU tersebut, dapat dilakukan melalui:

1) Sistem produksi benih berbasis korporasi di tingkat petani, oleh

dan untuk petani (kelembagan petani korporasi mandiri)

Page 77: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 63

2) Sistem produksi benih kemitraan yang melibatkan kelembagaan

petani sebagai plasma dengan mitra bisnis (swasta, BUMN, BUMD)

sebagai inti yang: (1) dikehendaki dan disepakati oleh kedua belah

pihak, (2) saling menguntungkan, (3) saling berbagi resiko secara

proporsional.

3. Pupuk Hayati Gliocompost Untuk Mendukung Pengembangan

Produksi Padi Gogo dan Hortikultura Nasional

Rekomendasi Kebijakan

a. Penggunaan pupuk hayati Gliocompost untuk mendukung usahatani

padi gogo dan hortikultura dalam skala luas layak dikembangkan, karena

disamping dapat meningkatkan produktivitas per satuan luas, juga dapat

mengurangi biaya pemupukan.

b. Penggunaan pupuk hayati Gliocompost dalam jangka panjang akan

memperbaiki degradasi lahan pertanian yang makin parah dan mampu

mengembalikan kesuburan tanah.

4. Sebaran Varietas Unggul Padi Inpari Masih Lambat Rekomendasi Kebijakan

Saran kebijakan yang diajukan untuk percepatan adopsi varietas unggul baru

padi Inpari guna peningkatan produktivitas padi nasional sebagai berikut:

a. Memperluas program teknologi Jarwo Super dengan bantuan benih dan

input pendukungnya dari Ditjen Tanaman Pangan. Apabila dilakukan

program massalisasi teknologi Jarwo Super seluas 1 juta ha dengan

peningkatan produktivitas minimal 1,00 ton GKG/ha, maka akan diperoleh

tambahan produksi 1 juta ton GKG.

b. Mengevaluasi adopsi/keberlanjutan petani menggunakan Inpari 30, Inpari

32 dan/atau Inpari 33 di lokasi-lokasi yang telah mampu meningkatkan

hasil padi melalui uji coba Teknologi Jarwo Super seluas 10.000 ha di 10

Provinsi pada tahun 2017. Walaupun komponen pendukung Jarwo Super

(Agrimeth, Biodekomposer, Bioprotektor, dll) belum/tidak tersedia di lokasi

tersebut, minimal petani/Poktan masih menggunakan benih Inpari 30,

Inpari 32 dan/atau Inpari 33 khususnya melalui kegiatan penangkaran

benih Inpari tersebut oleh salah satu Poktan di wilayah pengembangan

Jarwo Super 2017.

Page 78: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 64

c. Mengembangkan Desa-desa di sekitar Desa yang telah menerima program

1.000 Desa Mandiri Benih (DMB) padi untuk menggunakan benih bermutu

Inpari adaptif spesifik lokasi di setiap Desa melalui program bantuan benih

dari Ditjen Tanaman Pangan. Pengembangan DMB terutama di luar Jawa

dalam pengembangan budidaya padi spesifik lokasi secara berkelanjutan

akan menjamin benih dari VUB Inpari yang direkomendasikan tersedia di

lapang, dengan memperbanyak jumlah DMB untuk lokasi yang terpencil

dan belum ada penangkar di Kabupaten tersebut.

d. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP/BP3K) pada Provinsi yang varietas Inpari

belum masuk peringkat 10 besar, agar lebih meningkatkan pendampingan

pengembangan Inpari melalui diseminasi (display/demfarm) dengan

supervisi oleh BPTP sebagai perpanjangan tangan (agen pemasaran

teknologi) Balitbangtan, Kementan di Provinsi.

e. BB Padi agar mengurangi secara bertahap produksi benih kelas Benih

Penjenis (BS) varietas-varietas lama (Ciherang, Mekongga, Situbagendit,

IR64, dan IR42) untuk mempercepat berkembangnya varietas-varietas

unggul Inpari spesifik

5. Kebijakan Sistem Bantuan Benih Sebar Varietas Unggul Jagung

Hibrida Rakitan Balitbangtan Perlu Diperbaiki

Rekomendasi Kebijakan

Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan adopsi benih varietas jagung

hibrida Balitbangtan adalah sebagai berikut:

a. Balitbangtan (melalui BPTP) agar bekerjasama dengan Diperta

Kabupaten (melalui BPP/BP3K di Kecamatan) dan produsen

benih/lisensor varietas tertentu untuk memperbanyak diseminasi atau

pengenalan varietas rakitan Balitbangtan berupa dermplot/demfarm di

lokasi/wilayah yang belum pernah menanam jagung hibrida

Balitbangtan.

b. Untuk lokasi/wilayah yang kelompok taninya telah biasa menanam benih

jagung hibrida non-Balitbangtan yang umumnya hibrida Silang Tunggal,

maka apabila akan diberikan benih bantuan Balitbangtan sebaiknya

diberikan hibrida Silang Tunggal Balitbangtan yang rata-rata hasilnya

lebih tinggi atau minimal sebanding dengan hibrida non-Balitbangtan,

sehingga tidak terjadi penurunan hasil, mengingat program kita adalah

untuk meningkatkan produktivitas dan produksi jagung.

Page 79: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 65

c. BPTP bersama Balitsereal hendaknya memetakan lokasi/wilayah yang

mengalami endemik penyakit bulai atau penyakit/hama lainnya,

sehingga di daerah tersebut perlu diuji beberapa varietas hibrida

Balitbangtan yang tahan bulai atau penyakit/hama lainnya dengan

karakter utama hasil biji yang tinggi atau minimal sebanding dengan

hibrida non-Balitbangtan.

d. Ke depan, bantuan benih hibrida hibrida Silang Tiga Jalur varietas Bima

19 URI dan Bima 20 URI Balitbangtan sebaiknya diarahkan ke lahan

potensial (lahan kering, lahan masam, dll) di luar Jawa yang umumnya

masih menanam jagung komposit (varietas unggul atau lokal) sehingga

akan terjadi peningkatan produktivitas dan produksi jagung di lahan-

lahan tersebut.

e. Memperbanyak pelepasan dan uji coba varietas jagung hibrida Silang

Tiga Jalur adaptif lahan potensial (lahan kering, lahan masam, dll) di luar

Jawa. Hal ini berkaitan dengan potensi hasil benih hibrida Silang Tiga

Jalur yang mencapai dua kali dibandingkan dengan hibrida Silang

Tunggal, sehingga harga benih hibrida Silang Tiga Jalur lebih murah

(sekitar 3 kali harga jagung komposit) dibandingkan dengan hibrida

Silang Tiga Jalur, dengan potensi hasil di atas jagung komposit.

f. Hibrida Silang Tiga Jalur sebaiknya ditujukan untuk menggantikan

jagung komposit unggul (seperti varietas Bisma dan Lamuru) yang

berdasarkan data tahun 2016 luasnya mencapai 663.454 ha (13,94%)

dari total luas tanam 4,41 juta ha. Sedangkan bantuan benih jagung

komposit unggul (varietas Lamuru dan Bisma) dapat diprogramkan untuk

menggantikan jagung komposit lokal yang berdasarkan data tahun 2016

luasnya mencapai 460.609 ha (10,44%) dari luas tanam 4,41 juta ha.

Bantuan benih jagung komposit unggul (varietas Lamuru dan Bisma) ini

juga dapat diprogramkan untuk lahan bukaan baru yang umumnya

kesuburan tanahnya masih rendah. Apabila dari 1.124.063 ha luas lahan

yang masih menggunakan jagung komposit (varietas unggul dan lokal)

ditanami jagung hibrida hibrida Silang Tiga Jalur dengan peningkatan

produktivitas minimal 1 ton/ha di atas jagung komposit unggul atau

lokal, maka akan diperoleh peningkatan produksi sebesar 1,12 juta ton.

Page 80: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 66

Indikator Kinerja 4

Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Layanan Publik Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan berserta UPT di

lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Skala

Liker 1 – 4)

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang

tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh

pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan

membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.

Hasil Analisis IKM Puslitbang Tanaman Pangan tahun 2018 setelah

dikonversi dengan angka 86,936 berdasarkan Permen Pan RB nomor 14 tahun

2017 masuk dalam nilai persepsi 4 (76,61 – 88,30) dengan mutu pelayanan A

(baik).

Hasil Analisis IKM Puslitbang Tanaman Pangan tahun 2018 setelah

dikonversi dengan angka 86,11 berdasarkan Permen Pan RB nomor 14 tahun

2017 masuk dalam nilai persepsi 4 (76,61 – 88,30) dengan mutu pelayanan A

(baik).

Tabel 16. Hasil Analisis IKM Puslitbangtan 2018

No

Unsur Pelayanan

Nilai

Rata-Rata

1. Persyaratan 3,30

2. Sistem Manajemen dan Prosedur 3,22

3. Waktu Penyelesaian 3,35

4. Biaya/Tarif 4,00

5. Produk spesifikasi jenis pelayanan 3,22

6. Komptensi pelaksana 3,32

7. Prilaku Pelaksana 3,37

8. Penanganan Pengaduan Saran dan Masukan 3,33

9. Sarana dan Prasarana 3,90

NRR Tertimbang Unsur 3,44

Sumber Permenpan RB No. 14 tahun 2017

Page 81: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67

Jumlah Indek pelayanan 3,44

a. Nilai IKM setelah dikonversi = 86,11

b. Mutu Pelayanan = A

c. Kinerja pelayanan Puslitbangtan Baik.

Keterangan :

Nilai IKM : Jumlah NRR Tertimbang x 25 : 3,44 X 25 : 86,00

Interval Nilai IKM Pelayanan

Analisa:

Berdasarkan dari hasil rekapitulasi data, diperoleh nilai IKM Unit Pelayanan

86,11 yang termasuk ke dalam kategori Baik (81,26-100). Hal ini

menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh Puslitbangtan telah

memberikan kepuasan kepada pengguna jasa karena pelayanan dinilai mudah,

cepat dan adil. Berdasarkan kepada unsur pelayanan yang dinilai, nilai terbesar

diperoleh untuk unsur Biaya/Tarif dengan nilai 4,00 yang menunjukkan bahwa

pengguna jasa merasa terbantu dan puas bahwa pelayanan di Puslitbangtan

tidak memungut biaya, nilai terbesar lainnya Sarana dan Prasarana dengan

nilai 3,90 hal tersebut menunjukkan bahwa pengguna merasa nyaman dengan

kondisi sarana, prasarana dan lingkungan pelayanan yang bersih, rapi, dan

teratur. Nilai tertinggi lainnya yaitu Prilaku Pelaksana dengan nilai 3,37 yang

menunjukkan bahwa petugas pelayanan memiliki keahlian dan keterampilan,

serta memiliki prilaku yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pengguna

jasa. Nilai terendah diperoleh untuk unsur pelayanan Sistem, Mekanisme

Prosedur dengan nilai 3,22 hal tersebut akan menjadi perhatian dan perbaikan

dimasa yang akan datang.

Page 82: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 68

Indikator Kinerja 5

Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang

(5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB No.12/2015 meliputi:

perencanaan, pengukuran, pelaporan kinerja, evaluasi internal, dan

capaian kinerja) di lingkup Puslitbangtan (temuan)

Terhadap indicator jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP diperoleh dari

evaluasi yang dilakukan Inspektorat Jenderal atas lima aspek SAKIP sesuai

PermenPAN RB no 12 Tahun 2015 yang meliputi Rencana Strategis, Pengukuran

Kinerja, Pelaporan Kinerja, Capaian Kinerja, dan Evaluasi Kinerja pada tahun

2018 tidak ada. Hal ini karena Puslitbangtan tidak menjadi sampling dalam

evaluasi atas implementasi SAKIP oleh Itjen, sehingga indikator ini tidak dapat

diukur tingkat keberhasilannya.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang

terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB

Nomor 12 tahun 2015 meliputi: perencanaan,

pengukuran, pelaporan kinerja, evaluasi internal, dan

capaian kinerja)

0 N/A N/A

Page 83: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 69

3.1.2. PENGUKURAN CAPAIAN ANTAR TAHUN

Indikator Kinerja 1: Jumlah hasil penelitian dan pengembangan

tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

Tahun 2018, merupakan tahun pertama diberlakukannya PK berbasis

outcome sedangkan pada tahun 2013 - 2017 masih menggunakan PK berbasis

output dengan empat output utama yaitu varietas, teknologi, benih sumber dan

rekomendasi kebijakan, sehingga perbandingan capaian kinerja hanya bisa

diperbandingkan dengan PK output dari tahun 2013-2017 sedangkan untuk PK

2018 hanya dapat diperbandingkan dengan PK 2019. Capaian kinerja tiap tahun

pada setiap indikator kinerja rata-rata tercapai 100%. Perbandingan capaian

output utama tahun 2013-2017 dapat dilihat pada (Tabel 17).

Tabel 17. Pengukuran capaian antar tahun 2013-2017

Indikator Kinerja Target/ Realisasi

2013 2014 2015 2016 2017

Varietas unggul baru tanaman pangan

Target 20 16 16 17 10

Realisasi 22 16 16 21 11

Teknologi budidaya panen dan

pasca panen primer tanaman pangan

Target 11 17 21 20 11

Realisasi 14 21 21 20

11

Jumlah produksi benih sumber

tanaman pangan

Target 219 203 231,8 218 173

Realisasi 223,18 256,04 254,80 232,47 188,6

Rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan

Target 10 11 9 9 6

Realisasi 13 11 9 9 6

Gambar 39. Grafik perbandingan capaian antar tahun varietas unggul baru tanaman pangan dan realisasi anggaran 2013-2017

Page 84: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 70

Gambar 40. Grafik perbandingan capaian antar tahun teknologi budidaya panen dan pasca panen primer tanaman pangan dan realisasi anggaran 2013-2017

Gambar 41. Grafik perbandingan capaian antar tahun benih sumber tanaman pangan dan realisasi anggaran 2013-2017

Gambar 42. Grafik perbandingan capaian antar tahun rekomendasi kebijakan tanaman pangan dan realisasi anggaran 2013-2017

Page 85: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 71

Indikator Kinerja 2: Rasio hasil penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun berjalan

Capaian indikator kinerja 2 jika dibandingkan tahun sebelumnya relatif

stabil, dimana dari 7 kegiatan penelitian pada tahun 2017 telah dihasilkan 7

laporan hasil penelitian (100%) yang didalamnya mencakup 15 teknologi yang

menjadi target pada tahun tersebut. Demikian juga dengan tahun ini, dari 14

kegiatan penelitian telah dihasilkan 14 laporan hasil penelitian (100%) yang

didalamnya mencakup 36 teknologi yang dihasilkan dari 20 teknologi yang telah

ditargetkan (180%).

Tabel 18. Perbandingan capaian indikator kinerja 2 tahun 2018 dan 2017

Indikator Kinerja

Target

(kegiatan penelitian)

Capaian (hasil

kegiatan penelitian)

Persentase Capaian (%)

2017 2018 2017 2018 2017 2018

Rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan

pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun berjalan

4 keg

22 tek

4 keg

28 tek

11 VUB

11 tek

16 VUB

12 tek

100

100

100

180

Indikator Kinerja 3: Jumlah rekomendasi yang dihasilkan pada tahun berjalan

Capaian indikator kinerja 3 jika dibandingkan tahun sebelumnya

mengalami penurunan, dimana pada tahun 2017 capaian jumlah rekomendasi

kebijakan tanaman pangan tercapai 6 rekomendasi (100%), sedangkan pada

tahun 2018 turun sebanyak 1 rekomendasi, dari 5 rekomendasi yang ditargetkan

telah dicapai 5 rekomendasi (100%).

Page 86: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 72

Tabel 19. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 tahun 2018 dan 2017

Indikator Kinerja

Target (rekomendasi)

Capaian (rekomendasi)

Persentase Capaian (%)

2017 2018 2017 2018 2017 2018

Jumlah rekomendasi yang dihasilkan pada tahun berjalan

6 5 6 5 100 100

Indikator Kinerja 4: Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Capaian indikator kinerja 4 jika dibandingkan tahun sebelumnya tidak

mengalami perubahan, jika dilihat dari nilai IKM berdasarkan nilai persepsi (skala

likert), yaitu berada pada nilai tertinggi (4). Pada tahun 2017, nilai indeks unit

pelayanan mencapai 3,367 (skala likert 4). Jika dikonversi ke nilai IKM mencapai

84,17 dengan mutu pelayanan masuk kategori A, sehingga kinerja unit

pelayanan Puslitbangtan pada tahun 2017 memiliki nilai Sangat Baik.

Tabel 20. Perbandingan capaian indikator kinerja 4 tahun 2018 dan 2017

Indikator Kinerja

Target (skala

likert)

Capaian (skala

likert)

Persentase

Capaian (%)

2017 2018 2017 2018 2017 2018

Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) atas layanan publik

Puslitbang Tanaman Pangan

- 4 4 4 - 100

Catatan:

Indikator kinerja 5 tidak dapat diukur pada tahun 2018, karena untuk level

Eselon II pemeriksaan implementasi SAKIP tidak disampling, termasuk

Puslitbangtan. Demikian juga pada tahun 2017 sehingga tidak ada perbandingan.

Page 87: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 73

3.1.3. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA SATKER DENGAN TARGET

RENSTRA 2015-2019

Pada Renstra Revisi Puslitbangtan 2015–2019 terjadi perubahan indikator

kinerja dibandingkan dengan Renstra sebelumnya. Pada renstra sebelumnya

indikator kinerja Puslitbangtan terdiri atas jumlah varietas unggul, jumlah

teknologi, jumlah benih sumber dan rekomendasi kebijakan.

Pada Tabel 21 disampaikan perbandingan target dan realisasi capaian

indikator kinerja Puslitbangtan selama periode tahun 2015–2019. Secara umum

capaian kinerja Puslitbangtan tahun 2018 telah mencapai target yang ditetapkan

Renstra. Indikator yang mencapai target sesuai dengan sasaran yang ditetapkan

dengan capaian 100% yaitu indikator kinerja 2, rasio hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan pertanian pada tahun berjalan terhadap

kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada

tahun berjalan dan indikator kinerja 4, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas

layanan publik Puslitbangtan.

Indikator yang nilai capaiannya telah sesuai dengan target Renstra Revisi

yaitu indikator kinerja 1, jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman

pangan pertanian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) dengan

capaian sebesar 100,00%, dan indikator 3, Jumlah rekomendasi yang dihasilkan

pada tahun berjalan (100,00%). Sedangkan indikator kinerja 5 tidak dapat

diukur, karena tidak ada nilainya.

Dengan adanya penyempurnaan IKU, Renstra Puslitbangtan direvisi pada

tahun 2018, sehingga untuk perbandingan nilai capaian selama tahun 2015 –

2018 dengan target Renstra Revisi tahun 2015 – 2019, hanya dapat dilakukan

pada dua tahun terakhir (2018 dan 2019) seperti tercantum pada Tabel 21.

Indikator kinerja 1, jumlah hasil penelitian dan pengambangan tanaman

pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) capaiannya dari target

Renstra Revisi 2015-2019 telah mencapai 100,00%. Sedangkan untuk indikator

kinerja 3, jumlah rekomendasi kebijakan tanaman pangan yang dihasilkan,

capaiannya sebesar 100,00% dari total target Renstra Revisi. Indikator kinerja 2,

rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan

terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang

dilakukan pada tahun berjalan sebasar 100,00% dan indikator kinerja 4, Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Puslitbangtan capaiannya sudah

mencapai 100% dari target renstra.

Page 88: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 74

Tabel 21. Perbandingan nilai capaian 2015-2019

Indikator Kinerja Target/ Realisasi

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan

yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

Target - - - 12 12

Realisasi - - - 16 -

Persentase capaian

133,33 -

Rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan

pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun berjalan

Target - - - 100,00 100,00

Persentase

capaian

- - - 100,00 -

Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan pada tahun berjalan

Target 10 11 9 9 6

Realisasi 13 11 9 9 6

Persentase capaian

130,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Penelitian

dan Pengembangan Tanaman Pangan

Target 4 4

Realisasi 4 4

Persentase capaian

100,00 100,00

Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12 tahun

2015 meliputi: perencanaan, pengukuran, pelaporan kinerja, evaluasi internal, dan capaian kinerja) di lingkup Pusat Penelitian

dan Pengembangan Tanaman Pangan

Target 0 0

Realisasi 0 0

Persentase

capaian

100,00 100,00

Khusus untuk indikator kinerja 5, jumlah temuan Itjen atas implementasi

SAKIP yang terjadi berulang di lingkup Puslitbangtan, tidak dapat dibandingkan

pencapaiannya karena tidak ada nilai dan tidak dapat diukur, hal ini disebabkan

oleh tidak adanya penilaian itjen terkait implementasi SAKIP di Puslitbangtan

pada tahun 2018.

3.1.4. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TA 2018 DENGAN STANDAR

NASIONAL

Puslitbang Tanaman Pangan sesuai dengan visinya yaitu Menjadi Lembaga

Penelitian dan Pengembangan Terkemuka, Penghasil Teknologi dan Inovasi

Tanaman Pangan Modern untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan

Kesejahteraan Petani, telah banyak menghasilkan varietas dan teknologi

perpadian yang diadopsi oleh petani Indonesia. Melalui BB Padi, sebagai pioner

dalam konsorsium padi nasional yang bertujuan agar perakitan varietas unggul

Page 89: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 75

dapat lebih cepat dan efektif. Konsorsium tersebut terdiri dari instansi lingkup

Balitbangtan maupun instansi lain seperti Batan, LIPI, Unsoed dan IPB.

Hasil konsorsium padi nasional telah melepas varietas Inpago Lipigo 4

pada tahun 2014 (LIPI), pada tahun 2014 melepas Inpari Unsoed 79 Agritan

(Unsoed), dan pada tahun 2017 melepas Mustaban Agritan (Batan) dan Parimas

Unsoed (Unsoed). Selain dari konsorsium tersebut, Puslitbangtan telah melepas

35 varietas dari 2013-2018, jauh lebih unggul secara jumlah dibandingkan

dengan anggota konsorsium yang lain.

Kementerian Pertanian menjadikan tahun 2018 sebagai Tahun Benih

Nasional. Puslitbangtan mendapat mandat untuk memproduksi benih Varietas

Unggul Baru (VUB) padi dalam skala besar. Sebanyak 1.700 ton atau 1,7 juta

kilogram benih sumber berbagai VUB padi dengan kelas Benih Pokok (BP/Stock

Seed=SS) berlabel ungu telah diproduksi. Kelas benih pokok berpotensi untuk

dikembangkan menjadi kelas benih di bawahnya, yaitu benih sebar

(BR/Extension Seed=ES) yang berlabel biru.

Benih sumber VUB padi yang diproduksi pada tahun 2018 untuk padi

sawah irigasi terdiri dari Varietas Inpari 24 Gabusan, Inpari 30 Ciherang Sub 1,

Inpari 32 HDB, Inpari 33, Inpari 34 Salin Agritan, Inpari 42 Agritan GSR, Inpari

43 Agritan GSR, dan Tarabas. Sedangkan untuk padi gogo, diproduksi benih VUB

Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Situ Bagendit, Rindang 1 Agritan, dan Rindang 2

Agritan. Sementara itu, untuk agroekosistem rawa, diproduksi Inpara 2, Inpara

3, dan Inpara 8 Agritan.

Dalam upaya memperderas adopsi varietas dan membantu kemudahan

ketersediaan benih di tingkat petani, Puslitbangtan bersama dengan BB Padi

telah mendistribusikan 1,7 juta kilogram benih sumber untuk dikembangkan

menjadi benih sebar. Benih 1,7 juta kg tersebut dapat memenuhi kebutuhan

benih untuk penangkaran seluas 68.000 hektar, dengan asumsi 1 hektar

menggunakan 25 kg benih. Jika 1 hektar pertanaman produksi benih pokok

menghasilkan benih sebar sebanyak 3 ton, maka diperkirakan dapat

menyediakan 204.000 ton benih sebar atau dapat mencukupi kebutuhan

pertanaman produksi seluas 8,1 juta hektar. Dengan asumsi tersebut, kebutuhan

benih nasional untuk luas baku lahan sawah Indonesia menurut BPS dengan

metode KSA seluas 7,1 juta hektar dapat terpenuhi.

Page 90: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 76

Gambar 43. Distribusi 1,7 juta kilogram benih sumber di BB Padi

3.1.5. KEBERHASILAN, KENDALA DAN LANGKAH ANTISIPASI

Keberhasilan

Secara umum sasaran strategis penelitian dan pengembangan tanaman

pangan yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019 telah berhasil dicapai dalam

mendukung program Balitbangtan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi

pertanian bioindustri berkelanjutan. Dampak nyata dalam menunjang pencapaian

4 sukses Kementerian Pertanian secara tidak langsung tercapainya peningkatan

produksi padi, jagung, dan kedelai. Keberhasilan ini tidak dapat dipisahkan peran

hasil-hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang Tanaman Pangan.

Kontribusi nyata Puslitbang Tanaman Pangan adalah varietas unggul

baru padi dan palawija, teknologi budi daya panen dan pascapanen, benih

sumber, serta kebijakan tanaman pangan, turut mewarnai keberhasilan

pencapaian swasembada beras dan jagung sejak tahun 2016. Puslitbang

Tanaman Pangan terus berupaya memacu kinerja melalui penyusunan program

secara komprehensif sesuai dengan keinginan pengguna dan program

pembangunan pertanian dari Kementerian Pertanian. Produksi dan produktivitas

tanaman pangan akan terus dipacu untuk mencapai swasembada padi dan

jagung berkelanjutan, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2020.

Target produksi padi nasional tahun 2018 sebesar 80 juta ton atau

setara dengan beras 46,5 juta ton sementara perkiraan total konsumsi beras

nasional hanya 33,4 juta ton sehingga akan ada surplus sebesar 13,03 juta ton.

Hal tersebut dapat dicapai mengingat pada awal tahun 2019 sudah memasuki

musim panen. Target produksi beras sebesar 80 juta ton adalah angka yang

realistis dan Kementan optimis bisa mencapai. Angka tersebut bisa diprediksi

dengan melihat data kecenderungan produksi beras Badan Pusat Statistik (BPS)

Page 91: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 77

dalam sepuluh tahun terakhir yang terus meningkat. Produksi padi 2007 sebesar

57,15 juta ton, lalu meningkat menjadi 60,32 juta ton di tahun 2008. Tahun

2009 mencapai 64,39 juta ton, dan 2010 naik lagi menjadi 66,47 juta ton. Sejak

tahun 2011 hingga 2017 trend kenaikan produksi beras juga terus mengalami

kenaikan yakni 65,75 juta ton pada tahun 2011 dan 81,38 juta ton pada tahun

2017. Capaian 2017 sebenarnya sudah melampaui target produksi beras yang

ditetapkan yakni sebesar 79 juta ton, membuat pertumbuhan capaian dari tahun

sebelumnya sebesar 2,56%

Berdasarkan hitungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP)

Kementan, produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49

persen per tahun artinya untuk tahun 2018 produksi jagung diperkirakan

mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK). Hal ini juga didukung oleh data luas

panen per tahun yang rata-rata meningkat 11,06 persen, dan produktivitas rata-

rata meningkat 1,42 persen (ARAM I, BPS 2018). Sementara dari sisi kebutuhan,

berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, kebutuhan

jagung tahun ini diperkirakan sebesar 15, 5 juta ton, terdiri dari: pakan ternak

sebesar 7,76 juta ton, peternak mandiri 2,52 juta ton, untuk benih 120 ribu ton,

dan industri pangan 4,76 juta ton. Data tersebut menunjukkan bahwa ada

surplus sebesar 12,98 juta ton, dan bahkan Indonesia telah ekspor jagung ke

Philipina dan Malaysia sebanyak 372.990 ton.

Menurut data Angka Ramalan (ARAM) I BPS-KEMENTAN 2018, produksi

kedelai nasional mencapai 982.598 ton Biji Kering (BK) atau naik sebesar

443.870 ton biji kering (82,39 persen) dibandingkan dengan periode sama tahun

lalu. Tahun lalu (2017), produksinya sebesar 538.728 ton biji kering. Luas

tanam kedelai periode oktober – Agustus 2018 mencapai 747.863 ha. Angka ini

lebih besar dibandingkan luas tanam Oktober 2016 - Agustus 2017 sebesar

343.469 ha, sehingga terjadi surplus 403.394 ha (117,74 persen) atau setara

dengan 583.945 ton. Berdasarkan perkiraan tersebut di atas, produksi kedelai

sampai dengan sub-round II adalah sebesar 1,09 juta ton. Selain hal tersebut

pada tahun 2018 ada penambahan luas tanam kedelai berasal dari 20 provinsi.

Adapun 20 provinsi itu meliputi Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Barat,

Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur

(NTT), Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Barat, dan Gorontalo.

Saat ini, Puslitbangtan tengah mengembangkan pola baru tanam

Page 92: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 78

tumpangsari jagung kedelai dan padi kedelai dengan populasi rapat. Hasilnya,

kualitas produksi kedelai nasional lebih unggul dibandingkan kedelai impor

karena kedelai nasional adalah kedelai hayati non GMO yang memiliki rasa lebih

gurih, sehat, dan renyah.

Peningkatan produksi tanaman pangan dicapai melalui penerapan GP-

PTT, UPSUS, serta pelaksanaan kegiatan mendukung 1000 desa mandiri benih.

Berbagai varietas padi, jagung, dan kedelai yang diminati petani telah ditanam

petani melalui pembinaan calon penangkar benih di sentra produksi padi, jagung

dan kedelai di Indonesia. Hal ini dapat terlaksana karena ketersediaan benih

sumber yang diproduksi oleh UPBS lingkup Puslitbang Tanaman Pangan untuk

memenuhi kebutuhan benih bermutu di tingkat petani.

Adopsi teknologi dipercepat dengan diseminasi multichannel melalui

kerja sama dengan berbagai pihak, terutama penyuluh lapang dan dukungan

pemerintah daerah. Penyebarluasan inovasi teknologi baik melalui media cetak,

ekspose lapang, dan media elektronik sangat bermanfaat dengan meningkatnya

adopsi teknologi yang telah dihasilkan. Memperbanyak jumlah Demplot di

berbagai daerah ditengarai mampu meningkatkan adopsi varietas unggul baru

dan teknologi produksi lainnya.

Capaian kinerja tahun 2018 telah menjadi acuan dalam penyusunan

rencana dan pemantauan kegiatan pada tahun mendatang, serta menjadi bahan

reviu Renstra Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019.

Kendala

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian sangat bergantung pada kondisi

lingkungan seperti temperatur, iklim, dan musim. Kondisi lapang yang tak

terduga terkadang menyebabkan munculnya serangan hama dan penyakit yang

meski sudah diantisipasi tetap tidak dapat terkendali. Seperti halnya hama tikus

atau jenis hama dan penyakit lainnya yang mempengaruhi hasil penelitian di

lapang. Seperti kedelai misalnya, tahun 2018 belum mencapai produksi yang

menggembirakan. Peningkatan produksi kedelai dihadapkan pada beberapa

kendala antara lain persaingan dengan komoditas lain yang lebih

menguntungkan, seperti padi, jagung dan komoditas lainnya. "Belum adanya

jaminan pemasaran hasil, harga kedelai impor yang lebih murah dan risiko

kegagalan usaha tani kedelai. Serta rentannya kedelai terhadap serangan OPT

dan DPI dan tidak tersedianya tambahan lahan untuk perluasan areal juga

menjadi faktor utama," kata Menteri Pertanian beberapa waktu lalu.

Page 93: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 79

Pengaruh pemanasan global juga terasa di lapang seperti penentuan saat

musim hujan tiba atau awal musim kemarau sangat sulit diprediksi. Hal ini

mempengaruhi saat penentuan musim tanam dan pelaksanaan penelitian di

lapang.

Langkah Antisipasi

Solusi untuk menghadapi berbagai kendala di lapang terus dilakukan baik

dengan memanfaatkan inovasi teknologi yang telah dihasilkan melalui penelitian,

maupun meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama penyuluh

lapang dan pemerintah daerah. Penyebarluasan inovasi teknologi baik melalui

media cetak, ekspose lapang, dan media elektronik sangat bermanfaat dengan

meningkatnya adopsi teknologi yang telah dihasilkan. Termasuk pula

pengembangan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

di seluruh Indonesia. Memperbanyak jumlah demplot di berbagai daerah

ditengarai mampu meningkatkan adopsi varietas unggul baru dan teknologi

produksi lainnya.

Terbukti, Kabupaten Aceh Timur siap untuk mendukung program

pemerintah pusat untuk pencapaian swasembada kedelai 2020. Selanjutnya

Bupati mengatakan tekad mengembalikan Kabupaten Aceh Timur sebagai sentra

produksi di NAD telah menyiapkan lahan untuk kedelai seluas 35.000 ha, di

kawasan lahan sawah tadah hujan, lahan kering, dan perkebunan dengan

sasaran produktivitas di atas 1,7 t/ha. Badan Litbang Pertanian melalui

Puslitbang Tanaman Pangan telah mempunyai teknologi budi daya kedelai

spesifik lokasi, yang dirakit dari komponen teknologi yakni varietas unggul, benih

berkualitas, teknologi budi daya spesifik lokasi (untuk lahan sawah, sawah tadah

hujan, lahan kering, kering masam dan tumpangsari dengan tanaman karet dan

sawit muda) melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).

Penerapan teknologi budi daya kedelai spesifik lokasi melalui pendekatan PTT

telah diteliti di berbagai lokasi mampu meningkatkan produksi 1,3 t/ha dari rata-

rata nasional menjadi 1,7 – 2,77 t/ha. Badan Litbang Pertanian siap membantu

Kabupaten Aceh Timur untuk mengembalikan menjadi daerah sentra produksi

kedelai.

3.1.6. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA

Salah satu indikator pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan

rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga dalam PMK No. 214 Tahun

2017 adalah nilai efisiensi kinerja. Nilai efisiensi merupakan efisiensi keluaran

Page 94: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 80

(output) kegiatan untuk evaluasi kinerja anggaran atas aspek

implementasi tingkat satuan kerja/kegiatan. Data yang dibutuhkan untuk

mengukur nilai efisiensi, meliputi: data capaian keluaran (output) kegiatan, data

capaian, pagu anggaran; dan realisasi anggaran. Pengukuran nilai efisiensi

dilakukan dengan membandingkan selisih antara pengeluaran seharusnya dan

pengeluaran sebenarnya dengan pengeluaran seharusnya. Pengeluaran

seharusnya merupakan jumlah anggaran yang direncanakan untuk menghasilkan

capaian keluaran (output) kegiatan. Pengeluaran sebenarnya merupakan jumlah

anggaran yang terealisasi untuk menghasilkan capaian keluaran (output)

kegiatan. Jika efisiensi diperoleh lebih dari 20%, maka nilai efisiensi (NE) yang

digunakan dalam perhitungan nilai kinerja adalah nilai skala maksimal (100%).

Tabel 22 menyajikan nilai efisiensi kinerja dari setiap indikator kinerja

yang ada pada Perjanjian Kinerja (PK) Puslitbangtan yang menggunakan

anggaran pada tahun 2018. Nilai efisiensi indikator kinerja Puslitbangtan

mencapai angka rata-rata 58,18%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan

efisiensi penggunaan sumber daya anggaran di lingkup Puslitbangtan, meskipun

belum dapat mencapai 100%.

Tabel 22. Nilai efisiensi kinerja indikator kinerja utama Puslitbangtan TA. 2018

Indikator Kinerja/

Kegiatan

Target Volume

Output

Realisasi Volume

Output

Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi Anggaran

(Rp)

Harga satuan

(pagu)

Harga Total

seharusnya

Nilai Efisiensi

Rasio hasil

penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap

kegiatan penelitian dan pengem-bangan tanaman pangan yang

dilakukan pada tahun berjalan

24 28 10.226.814.000 10.164.721.538 426.117.250 11.6931.283.000

51,52

Jumlah

rekomendasi kebijakan yang dihasilkan pada tahun berjalan

5 5 1.175.000.000 1.105.117.689 235.000.000 1.175.000.000

64,84

Rata-rata 58,18

Page 95: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 81

Pada indikator pertama jumlah hasil penelitian dan pengembangan

tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) tidak dapat

diukur efisiensinya yang disebabkan oleh teknologi yang dihasilkan merupakan

kumpulan dari RPTP lima tahun terakhir dimana tiap RPTP dapat menghasilkan

lebih dari satu teknologi sedangkan anggarannya tergabung dalam satu kegiatan

sehingga tidak dapat diukur efisiensinya karena teknologi yang dihasilkan adalah

bagian dari kegiatan RPTP.

Efisiensi indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan

publik Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan beserta UPT di

lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Skala Likert 1 –

4) tidak dapat diukur karena tidak mempunyai anggaran dalam kegiatannya.

Efisiensi indikator kinerja jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP

yang terjadi berulang khusus untuk tahun 2018 Puslitbangtan tidak menjadi

sampling oleh Itjen sehingga tidak dapat diukur efisieninya.

3.2. AKUNTABILITAS KEUANGAN

3.2.1. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Tanaman Pangan

Total anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan TA 2018 sebesar

Rp211.537.655.000, yang tersebar di Puslitbangtan Rp21.830.878.000, BBPadi

Rp108.616.324.000, Balitkabi Rp34.692.330.000, Balitsereal Rp36.391.022.000,

dan Lolit Tungro Rp10.007.101.000.

Belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbangtan dilakukan

dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, namun tetap menjamin

terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

perencanaan. Rincian anggaran per jenis belanja TA 2018, terdiri dari Belanja

Pegawai Rp52.306.687.000, Belanja Barang Rp117.535.663.000, dan Belanja

Modal Rp41.695.305.000,-.

Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2018 sebesar

Rp191.530.474.953,- (90,54%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp49.687.552.314,-

(94,99%), Belanja Barang Operasional Rp18.543.118.921, (96,71%), Belanja

Barang Non-Operasional Rp87.624.274.119, (89,08%), dan Belanja Modal

Rp35.675.529.599, (85,56%). Nampak, realisasi belanja modal lebih rendah dari

pos belanja lainnya karena terkendala dengan sumber dana yang berasal dari

SMARTD (Tabel 23).

Page 96: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 82

Tabel 23. Realisasi anggaran satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan per 31

Desember 2018.

Satker Pagu Anggaran Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja Total %

Pegawai Barang

Operasional

Barang Non

Operasional

Modal

Puslitbangtan 21.830.878.000 5.821.240.199 2.723.804.038 7.528.195.446 5.236.074.500 21.309.314.183 97,61

BBPadi 108.616.324.000 13.928.912.885 7.530.304.710 55.500.701.587 14.921.229.896 91.881.148.078 84,59

Balitkabi 34.692.330.000 14.647.724.212 3.979.126.334 12.498.993.473 3.087.337.140 34.031.181.159 98,09

Balitsereal 36.391.022.000 13.520.508.193 3.348.148.423 9.009.830.613 9.477.656.263 35.356.143.492 97,16

Lolit Tungro 10.007.101.000 1.769.167.825 1.143.734.416 3.086.553.000 2.953.231.800 8.952.687.041 89,46

211.537.655.000 49.687.552.314 18.543.117.921 87.624.474.119 35.675.529.599 191.530.473.953 90,54

3.2.2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan peraturan yang berlaku

mengumpulkan dan menyetorkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Secara umum target yang ditetapkan pada tahun 2018 dapat terlampaui tercapai

123,15%.

Adapun Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

sampai dengan 31 Desember 2018 antara lain Penerimaan Umum sebesar

Rp1.112.670.236,- (1.851,61%) dan Penerimaan Fungsional Rp11.008.681.948,-

(112,53%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sebesar

Rp12.121.352.184,- (123,15%) dari target Rp9.842.718.000,-.

Tabel 24. Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Satker

Target (Rp) Realisasi (Rp)

Penerimaan

Umum

Penerimaan

Fungsional

Penerimaan

Umum

Penerimaan

Fungsional

Puslibangtan 4.200.000 - 80.510.052 -

BB Padi - 6.837.781.000 573.501.813 7.706.732.548

Balitkabi 5.000.000 1.101.376.000 162.859.866 1.194.985.100

Balitsereal 32.992.000 1.674.719.000 288.312.605 1.861.423.300

Lolit Tungro 17.900.000 168.750.000 7.485.900 245.541.000

Total 60.092.000 9.782.626.000 1.112.670.236 11.008.681.948

Page 97: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 83

Capaian Organisasi

Tahun 2018 merupakan tahun keempat dalam pelaksanaan Rencana

Strategis Puslitbangtan 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan

membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja dari masing-

masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja.

Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing

indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa

yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil

guna dan berdaya guna. Capaian kinerja Puslitbangtan pada tahun 2018 akan

diuraikan menurut Sasaran Strategis Puslitbangtan sebagaimana disebutkan

dalam Renstra tahun 2015-2019. Terdapat lima Sasaran Strategis yang akan

dicapai oleh Puslitbangtan dalam kurun waktu lima tahun. Uraian capaian lima

Sasaran Strategis tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 25. Matriks tingkat capaian kinerja Puslitbangtan TA. 2018

No. Sasaran Indikator Kinerja Persentase

% Uraian Target Realisasi

1. Dimanfaatkannya

inovasi teknologi tanaman pangan

Jumlah hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

16 16 100

Rasio hasil penelitian dan

pengembangan tanaman pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman

pangan yang dilakukan pada tahun berjalan (%)

100 100 100

Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan Rekomendasi)

5 5 100

2. Meningkatnya kualitas layanan publik Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan

Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Pangan

beserta UPT di lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Skala Likert 1 – 4)

4 4 100

3. akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di

lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Jumlah temuan Itjen atas implementtasi SAKIP yang

terjadi berulang (Jumlah temuan)

0 Na Na

Rata-rata 100

Page 98: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 84

Indikator Kinerja 1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan

tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

Perhitungan capaian sasaran kinerja dengan perhitungan polarisasi

maximize sesuai dengan Permentan Nomor : 45/Permentan/OT.210/11/2018

Tentang Standar Pengelolaan Kinerja Organisasi Lingkup Kementerian Pertanian

sebagai berikut :

Realisasi jumlah hasil penelitian pengembangan tanaman pangan yang

dimanfaatkan 5 tahun terakhir sesuai target dengan formulasi perhitungan

sebagai berikut :

16

Indeks Capaian PK = ------------ x 100 = 100,00 % 16

Indikator Kinerja 2. Rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman

pangan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan

pengembangan tanaman pangan yang dilakukan pada tahun berjalan

Realisasi jumlah Rasio hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada

tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman

pangan yang dilakukan pada tahun berjalan sesuai target dengan formulasi

perhitungan sebagai berikut :

100 Indeks Capaian PK = ------------ x 100 = 100,00 % 100

Indikator Kinerja 3. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan

Realisasi jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan Puslitbangtan tahun

2018 adalah 5 rekomendasi, berdasarkan perhitungan polarisasi maksimize

seluruhnya tercapai 100% dengan perhitungan sebagai berikut :

5 Indeks Capaian PK = ------------ x 100 = 100,00 % 5

Page 99: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 85

Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat

Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Pangan beserta UPT di

lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Skala

Likert 1 – 4)

Realisasi jumlah Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan beserta UPT di lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Skala Likert 1 – 4) sesuai

target dengan formulasi sebagai berikut :

4 Indeks Capaian PK = ------------ x 100 = 100,00 %

4

Indikator Kinerja 4. Jumlah temuan Itjen atas implementtasi SAKIP

yang terjadi berulang

Realisasi jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang,

berdasarkan perhitungan polarisasi maksimize seluruhnya tercapai 100% dengan

perhitungan sebagai berikut :

0 Indeks Capaian PK = ------------ x 100 = 100,00 %

0

Page 100: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 86

Page 101: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 87

Page 102: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 88

Page 103: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 89

IV. PENUTUP

Secara umum sasaran strategis penelitian dan pengembangan tanaman

pangan yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019 telah berhasil dicapai dalam

mendukung program Balitbangtan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi

pertanian bioindustri berkelanjutan. Dampak nyata dalam menunjang pencapaian

program Kementerian Pertanian adalah tercapainya peningkatan produksi padi,

jagung, dan kedelai serta palawija lainnya. Keberhasilan ini tidak dapat

dipisahkan dari peran hasil-hasil penelitian yang dilakukan Puslitbangtan.

Ketersediaan varietas unggul padi (hibrida dan VUB), jagung (hibrida dan

komposit), dan kedelai adalah untuk memenuhi kebutuhan food, feed dan fibre.

Keberhasilan perakitan varietas unggul baru didukung oleh pengkayaan dan

pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan yang terus menerus

dilakukan. Sedangkan untuk fuel telah dikembangkan ubi kayu dan sorgum

termasuk ketersediaan varietas unggul baru yang sesuai untuk bahan baku

alternatif BBM berasal dari fosil. Ubi kayu, sorgum, limbah pertanian lainnya, dan

kotoran ternak dapat diolah menjadi sumber energi alternatif terbarukan

menunjang penciptaan masyarakat yang mandiri energi yang kini sudah banyak

dikembangkan di berbagai daerah.

Teknologi budi daya tanaman pangan telah tersedia untuk optimalisasi

pemanfaatan lahan kering yang banyak tersedia di luar Jawa dan peningkatan

indeks panen memanfaatkan anomali iklim seperti La-Nina lahan petani tidak

dapat tanam palawija diganti tanam padi umur genjah. Termasuk

mengembangkan Mikroba untuk menghasilkan pestisida hayati yang ramah

lingkungan sehingga dapat mengurangi biaya usahatani, namun produksi tetap

meningkat.

Peningkatan produksi tanaman pangan dicapai melalui penerapan UPSUS,

serta pelaksanaan kegiatan mendukung 1000 desa mandiri benih. Berbagai

varietas padi, jagung, dan kedelai yang diminati petani telah ditanam petani

melalui pembinaan calon penangkar benih di sentra produksi padi, jagung dan

kedelai di Indonesia. Hal ini dapat terlaksana karena ketersediaan benih sumber

yang diproduksi oleh UPBS lingkup Puslitbang Tanaman Pangan untuk memenuhi

kebutuhan benih bermutu di tingkat petani.

Puslitbang Tanaman Pangan merupakan lembaga penelitian pada tanaman

semusim seperti padi, jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan umbi-umbian

lainnya. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini sangat bergantung pada

Page 104: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 90

kondisi lingkungan seperti temperatur, iklim, dan musim. Pengaruh pemanasan

global juga terasa di lapang seperti penentuan saat musim hujan tiba atau awal

musim kemarau sangat sulit diprediksi. Hal ini mempengaruhi saat penentuan

musim tanam dan pelaksanaan penelitian di lapang.

Sebagai dampak perubahan iklim menyebabkan kondisi lapang yang tak

terduga seperti munculnya serangan hama dan penyakit yang meski sudah

diantisipasi tetap tidak dapat terkendali karena lokasi penelitian hanya sebagian

kecil dari hamparan pertanaman. Seperti halnya ledakan hama tikus, hama

wereng coklat yang disertai penyakit virus grassy stunt dan ragged stunt yang

ditularkannya mempengaruhi hasil penelitian padi di lapang.

Varietas unggul dan teknologi budidaya tanaman pangan yang telah

dihasilkan pada periode 2015-2018 sudah banyak yang didukung oleh

ketersediaan sumber daya genetik dan logistik benih untuk diseminasi varietas,

meskipun hanya sebagian kecil yang sampai di lahan petani. Adopsi teknologi

sangat bergantung pada daya saing komoditas. Adopsi teknologi untuk

peningkatan produksi kedelai dihadapkan pada beberapa kendala antara lain

persaingan dengan komoditas lain yang lebih menguntungkan, seperti padi,

jagung dan komoditas lainnya. "Belum adanya jaminan pemasaran hasil, harga

kedelai impor yang lebih murah dan risiko kegagalan usahatani kedelai, serta

rentannya kedelai terhadap serangan OPT dan DPI dan tidak tersedianya

tambahan lahan untuk perluasan areal juga menjadi faktor utama tidak

tercapainya target produksi kedelai.

Menghadapi kendala dampak perubahan iklim yang dicirikan dengan

musim yang sulit diprediksi, pelaksanaan penelitian diupayakan dengan optimasi

pemanfaatan laboratorium, rumah kaca, dan kebun percobaan. Sarana dan

prasarana penelitian terus ditingkatkan dan laboratorium yang terakreditasi

diperbanyak.

Adopsi teknologi dipercepat dengan diseminasi multichannel melalui kerja

sama dengan berbagai pihak, terutama penyuluh lapang dan dukungan

pemerintah daerah. Penyebarluasan inovasi teknologi baik melalui media cetak,

ekspose lapang, dan media elektronik sangat bermanfaat dengan meningkatnya

adopsi teknologi yang telah dihasilkan. Termasuk pula pengembangan melalui

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di seluruh Indonesia.

Page 105: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 91

Memperbanyak jumlah Demplot di berbagai daerah ditengarai mampu

meningkatkan adopsi varietas unggul baru dan teknologi produksi lainnya.

Pelaksanaan Demfarm dalam skala luas di berbagai daerah ditengarai mampu

meningkatkan adopsi varietas unggul baru dan teknologi produksi lainnya, yang

selanjutnya berdampak terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani.

Keberhasilan kinerja Kementerian Pertanian ini tidak luput dari perhatian

dan mendapat apresiasi Presiden RI. Bahkan Presiden RI berkesempatan untuk

memberi nama varietas unggul baru Jagung bertongkol 2 dengan nama Nasa 29.

Ini merupakan suatu tantangan untuk meningkatkan kinerja Puslitbang Tanaman

Pangan di masa mendatang didukung anggaran yang mencukupi.

Capaian kinerja tahun 2018 telah menjadi acuan dalam penyusunan

rencana dan pemantauan kegiatan pada tahun mendatang, serta menjadi bahan

reviu Renstra Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019.

Page 106: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 92

Page 107: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 93

LAMPIRAN

Page 108: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 94

Page 109: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 95

Lampiran 1. Penetapan Kinerja Puslitbangtan TA. 2018

Page 110: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 96

Page 111: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 97

Lampiran 2. Struktur Organisasi Puslitbangtan, Keragaan SDM lingkup

Puslitbangtan dan Pagu Anggaran lingkup Puslitbangtan

Gambar 44. Struktur Organisasi Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan

Permentan 43/2015

Page 112: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 98

Tabel 26. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan

pendidikan, 31 Desember 2018.

Satker

SDM berdasarkan tingkat pendidikan

Total S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP/SD

Puslitbangtan 8 10 18 6 35 7 84

BBPadi 16 23 48 7 82 16 192

Balitkabi 19 27 43 8 53 23 173

Balitsereal 12 33 31 14 60 34 184

Lolit Tungro 1 7 10 2 9 3 32

Jumlah 56 100 150 37 239 83 665

Tabel 27. Pagu anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan 2012-2018

Satker Jumlah anggaran per tahun (x Rp.juta)

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Puslitbangtan 19.979 56.148 20.976 22.909 17.606 16.477 21.830

BBPadi 53.740 55.109 44.349 52.800 59.805 43.898 108.616

Balitkabi 29.478 31.854 31.995 37.491 44.200 27.344 36.391

Balitsereal 28.597 31.634 26.363 45.527 37.229 35.568 34.692

Lolit Tungro 4.376 6.792 4.786 5.750 4.982 5.170 10.007

Jumlah 136.172 181.539 128.472 164.480 163.825 128.460 211.537

Page 113: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 99

Lampiran 3. Kegiatan 1 dan 2 pendukung Indikator Kinerja 2

Kegiatan 1: Terciptanya Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan (12 VUB)

1. Varietas Purwa

Dirilis dengan SK Mentan No: 324/Kpts/TP.010/5/2018. Deskripsi tanaman sebagai berikut:

Nomor Seleksi : TDK1-Sub1-MR-1-2 (IR07F289) Asal Persilangan : Introduksi dari IRRI (TDK1/IR40931//3*TDK1) Golongan : Cere Umur Tanaman : ± 121 Hari Bentuk Tanaman : Tegak Tinggi Tanaman : ± 105 Cm Jumlah Gabah Isi per Malai : ± 115 Butir Anakan Produktif : ± 17 Batang Warna Kaki : Hijau Warna Batang : Hijau Warna Telinga Daun : Tidak Berwarna/Transparan Warna Lidah Daun : Tidak Berwarna/Transparan Warna Helai Daun : Hijau Warna Daun : Hijau Permukaan Daun : Kasar Posisi Daun : Tegak Posisi Daun Bendera : Tegak Bentuk Gabah : Ramping Warna Gabah : Kuning Jerami Warna Ujung Gabah : Kuning Jerami Warna Beras Pecah Kulit : Coklat Muda Bentuk Beras : Ramping Kerontokan : Sedang Kerebahan : Tahan Potensi Hasil : 6,7 Ton/Ha Rata-rata Hasil : 4,9 Ton/Ha Berat 1000 Butir : ± 28,8 Gram Tekstur Nasi : Ketan Rendemen Beras Pecah Kulit : ± 75,5 % Rendemen Beras Giling : ± 66,5 % Persentase Beras Kepala : ± 90,0 % Pengapuran : - Kadar Amilosa : 3,8 % Ketahanan Terhadap Hama : Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2

dan 3 Ketahanan Terhadap Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III pada

fase vegetatif dan tahan terhadap penyakit HDB patotipe II pada generatif, agak rentan HDB patotipe IV dan VIII, tahan terhadap penyakit blas ras 001, 041, 061, 133, agak tahan ras 003, 033, 073, 213, rentan ras 173 dan 211, rentan terhadap penyakit tungro

Keterangan : Baik ditanam pada lahan rawa pasang surut dan lebak. Agak toleran terhadap keracunan Fe, agak toleran terhadap keracunan Fe, agak toleran terhadap cekaman salinitas fase vegetatif, agak toleran genangan pada fase vegetatif

Page 114: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 100

2. Varietas Inpara 10 BLB

Dirilis dengan SK Mentan No: 325/Kpts/TP.010/05/2018. Deskripsi tanaman sebagai berikut:

Nomor Seleksi : B13100-2-MR-3-KY-3

Asal Persilangan : Pokhali/Conde//B11578E-MR-B-17/IUF5-10

Golongan : Cere

Umur Tanaman : ± 126 Hari

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : ± 101 Cm

Jumlah Gabah Isi per Malai : ± 117 Butir

Anakan Produktif : ± 17 Batang

Warna Kaki : Hijau

Warna Batang : Hijau

Warna Telinga Daun : Tidak Berwarna/Transparan

Warna Lidah daun : Tidak Berwarna/Transparan

Warna Helai Daun : Hijau

Muka Daun : Kasar

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Ramping

Warna Gabah : Kuning Jerami

Warna Ujung Gabah : Kuning Jerami

Warna Beras Pecah Kulit : Coklat Muda

Bentuk Beras : Ramping

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Potensi Hasil : 6,8 Ton/Ha

Rata-rata Hasil : 5,0 Ton/Ha

Berat 1000 Butir : ± 26,3 Gram

Tekstur Nasi : Sedang

Rendemen Beras Pecah Kulit : 77,1 %

Rendemen Beras Giling : 70,2 %

Rendemen Beras Kepala : 89,0 %

Pengapuran : 0,1 %

Kadar Amilosa : 24,9 %

Ketahanan Terhadap Hama : Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : Agak tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, dan VII, agak rentan patotipe IV dan VIII, rentan terhadap penyakit tungro, tahan terhadap penyakit blas ras 001, 041, agak tahan ras 003, 073, 133, 173, rentan ras 033, 061, 211 dan 213

Keterangan : Baik ditanam pada lahan rawa pasang suruty dan lebak. Toleran terhadap keracunan Fe

Page 115: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 101

3. Varietas Luhur 1

Dirilis dengan SK Mentan No: 323/Kpts/TP.010/05/2018. Deskripsi tanaman sebagai berikut:

Nomor Seleksi : B14168E-MR-10

Asal Persilangan : Jatiluhur/B10580E-KN-28-1-1

Umur Tanaman : ± 124 Hari Setelah Semai

Tinggi Tanaman : ± 120 Cm

Jumlah Gabah Isi per Malai : ± 118 Butir

Anakan Produktif : ± 14 Batang Per Rumpun

Potensi Hasil : 6,4 Ton/Ha

Rata-rata Hasil : 4,8 Ton/Ha

Bobot 1000 Butir : ± 26,4 Gram

Tekstur Nasi : Pulen

Rendemen Beras Giling : ± 67 %

Pengapuran : Sedikit

Kadar Amilosa : ± 21,0 %

Ketahanan Terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan terhadap penyakit blas ras 013, 101, agak tahan terhadap blas ras 041, 033, dan 023

Keterangan : Baik ditanam pada lahan kering di dataran menengah dan dataran tinggi (700-1.000 mdpl). Toleran terhadap kekeringan fase vegetatif dan agak toleran terhadap keracunan aluminium

Page 116: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 102

4. Varietas Luhur 2

Dirilis dengan SK Mentan No: 330/Kpts/TP.010/05/2018. Deskripsi tanaman sebagai berikut:

Nomor Seleksi : B11592F-MR-23-2-2

Asal Persilangan : IR60080-23/BP303

Umur Tanaman : ± 123 Hari Setelah Semai

Tinggi Tanaman : ± 110 Cm

Jumlah Gabah Isi per Malai : ± 111 Butir

Anakan Produktif : ± 14 Batang Per Rumpun

Potensi Hasil : 6,9 Ton/Ha

Rata-rata Hasil : 4,6 Ton/Ha

Bobot 1000 Butir : ± 24,6 Gram

Tekstur Nasi : Sedang

Rendemen Beras Giling : ± 68,4 %

Pengapuran : Sedang

Kadar Amilosa : ± 24,3 %

Ketahanan Terhadap Hama : Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan terhadap penyakit blas ras 073, 023, agak tahan terhadap blas ras 001, 013, 033, 013, 173 dan 101

Keterangan : Baik ditanam pada lahan kering di dataran menengah dan dataran tinggi (700-1.000 mdpl). Toleran terhadap kekeringan fase vegetatif dan toleran terhadap keracunan aluminium

Page 117: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 103

5. Varietas Siliwangi Agritan

Dirilis dengan SK Mentan No: 326/Kpts/TP.010/05/2018. Deskripsi tanaman sebagai berikut:

Nomor Seleksi : CRS1274

Asal Persilangan : IR40750/OM1490

Golongan : Cere

Umur Tanaman : ± 111 Hari setelah semai

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : ± 111 Cm

Jumlah Gabah Isi per Malai : ± 138 Butir

Anakan Produktif : ± 16 Malai

Warna Kaki : Hijau

Warna Batang : Hijau

Warna Telinga Daun : Hijau

Warna Lidah Daun : Hijau

Warna Daun : Hijau

Warna Helai Daun : Hijau

Permukaan Daun : Kasar

Posisi Daun : Tegak

Posisi Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Panjang Ramping

Warna Gabah : Kuning Bersih

Warna Ujung Gabah : Kuning Jerami

Warna Beras Pecah Kulit : Coklat Muda

Bentuk Beras : Medium

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Potensi Hasil : 10,7 Ton/Ha

Rata-rata Hasil : 7,4 Ton/Ha

Bobot 1000 butir : 26,4 Gram

Tekstur Nasi : Pulen

Rendemen Beras Pecah Kulit : ± 76 %

Rendemen Beras Giling : ± 64 %

Rendemen Beras Kepala : ± 92 %

Persentase Beras Kepala : 74,56 %

Pengapuran : Medium

Kadar Amilosa : 21,2 %

Ketahanan terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3

Ketahanan terhadap Penyakit : Tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, rentan hawar daun bakteri strain IV dan VII. Tahan penyakit blas ras 033, 073, 133

Keterangan : Baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian 600 mdpl

Page 118: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 104

6. Varietas Padjadjaran Agritan

Dirilis dengan SK Mentan No: 327/Kpts/TP.010/05/2018. Deskripsi tanaman sebagai berikut:

Nomor Seleksi : BP19562B-WBC-1-7-1

Asal Persilangan : Inpari 5/IR66

Golongan : Cere

Umur Tanaman : ± 105 Hari Setelah Semai

Bentuk Tanaman : Agaak Tegak

Tinggi Tanaman : ± 97 Cm

Jumlah Gabah Isi per Malai : ± 135 Butir

Anakan Produktif : ± 17 Batang

Warna Kaki : Hijau

Warna Telinga Daun : Tidak Berwarna

Warna Lidah Daun : Tidak Berwarna

Warna Daun : Hijau

Warna Helai Daun : Hijau

Permukaan Daun : Agak Kasar

Posisi Daun : Agak Tegak

Posisi Daun Bendera : Agak Tegak

Warna Batang : Hijau

Kerebahan : Tahan Rebah

Kerontokan : Sedang

Bentuk Gabah : Ramping

Warna Gabah : Kuning Jerami

Warna Ujung Gabah : Kuning Jerami

Warna Beras Pecah Kulit : Coklat Muda

Bentuk Beras : Medium

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Toleran

Jumlah Gabah per Malai : ± 138 Butir

Potensi Hasil : 11,0 Ton/Ha

Rata-rata Hasil : 7,8 Ton/Ha

Bobot 1000 Butir : 26 Gram

Tekstur Nasi : Pulen

Rendemen Beras Pecah Kulit : ± 79 %

Rendemen Beras Giling : ± 69 %

Rendemen Beras Kepala : ± 87 %

Pengapuran : Sedikit

Kadar Amilosa : 20,6 %

Ketahanan Terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, agak rentan wereng batang coklat biotipe 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, rentan hawar daun bakteri strain IV dan VIII

Keterangan : Baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 600 mdpl

Page 119: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 105

7. Varietas Cakrabuana Agritan

Dirilis dengan SK Mentan No: 328/Kpts/TP.010/05/2018. Deskripsi tanaman sebagai berikut:

Nomor Seleksi : BP17280M-27D-SKI-1-3-IND-1

Asal Persilangan : Iradiasi Sinar Gamma Co60 dosis 0,1 kGy terhadap Inpari 13

Golongan : Cere

Umur Tanaman : ± 104 Hari Setelah Semai

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : ± 105 Cm

Jumlah Gabah Isi per Malai : ± 131 Butir

Anakan Produktif : ± 16 Batang

Warna Kaki : Hijau

Warna Telinga Daun : Putih

Warna Lidah Daun : Hijau

Warna Batang : Hijau

Warna Helai Daun : Hijau

Warna Daun : Hijau

Permukaan Daun : Kasar

Posisi Daun : Tegak

Posisi Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Panjang Ramping

Warna Gabah : Kuning Bersih

Warna Ujung Gabah : Kuning Jerami

Warna Beras Pecah Kulit : Coklat Muda

Bentuk Beras : Panjang Ramping

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Potensi Hasil : 10,2 Ton/Ha

Rata-rata Hasil : 7,5 Ton/Ha

Bobot 1000 Butir : 27,1 Gram

Tekstur Nasi : Pulen

Rendemen Beras Pecah Kulit : ± 80 %

Rendemen Beras Giling : ± 68 %

Rendemen Beras Kepala : ± 85 %

Pengapuran : Sedikit

Kadar Amilosa : 22,0 %

Ketahanan Terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, rentan hawar daun bakteri strain IV dan VIII. Tahan penyakit blas ras 033, dan 173. Agak tahan penyakit tungro inokulum Purwakarta

Keterangan : Baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah dan menegah sampai ketinggian 600 mdpl

Page 120: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 106

8. Calon Varietas Unggul Baru Kedelai Derek

Kedelai Derek merupakan hasil seleksi persilangan Tanggamus dengan

Anjasmoro, yang memiliki keunggulan: potensi hasil 3,56 t/ha dengan rata-

rata hasil 2,61 t/ha, tahan terhadap hama penggerek polong dan agak

tahan terhadap hama pengisap polong dan penyakit karat, rentan terhadap

ulat grayak, ukuran biji sedang, umur masak genjah (84 hari), tahan

terhadap pecah polong serta memiliki kandungan protein 36,13%.

9. Calon Varietas Unggul Baru Kedelai Depas

VUB Kedelai DEPAS merupakan hasil seleksi persilangan Burangrang x

MLGG 0511, yang memiliki keunggulan: potensi hasil 2,84 t/ha dengan rata-

rata hasil 2,35 t/ha, tahan terhadap penyakit karat, agak tahan terhadap

ulat grayak, dan agak tahan terhadap hama pengisap polong, serta memiliki

kandungan protein 39,83%.

10. Calon Varietas Unggul Baru Kacang Tanah Tasia 1

Varietas unggul Tasia 1 merupakan hasil persilangan varietas Talam 1

dengan Lokal Malang (T3) memiliki keunggulan: potensi hasil 4,19 t/ha

polong kering dengan rata-rata hasil 2,79 t/ha polong kering, tahan

penyakit layu bakteri, agak tahan penyakit karat, agak tahan penyakit

bercak daun, serta toleran hama kutu kebul.

11. Calon Varietas Unggul Baru Kacang Tasia 2

Tasia 2 merupakan hasil persilangan varietas Talam 1 dengan varietas Takar

1 memiliki keunggulan: potensi hasil 4,32 t/ha polong kering dengan rata-

rata hasil 2,77 t/ha polong kering, tahan penyakit layu bakteri, agak tahan

penyakit bercak daun, serta toleran hama kutu kebul.

12. Calon Varietas Unggul Baru Ubi Kayu Vati 1

Varietas unggul Vati 1 merupakan hasil persilangan antara tetua betina MLG

10098 dengan tetua jantan MLG 10025. Varietas ini memiliki keunggulan:

potensi hasil 46,88 t/ha dengan rata-rata hasil 37,46 t/ha, agak tahan

terhadap hama tungau, rentan terhadap penyakit busuk akar/umbi

(Fusarium spp.)

Page 121: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 107

13. Calon Varietas Unggul Baru Ubi Kayu Vati 2

Sedangkan Vati 2 merupakan hasil persilangan antara tetua betina Adira 4 dengan

tetua jantan UJ 4. Varietas ini memiliki keunggulan: potensi hasil 66,79 t/ha dengan

rata-rata hasil 42,54 t/ha, agak tahan terhadap hama tungau, tahan terhadap

penyakit busuk akar/umbi (Fusarium spp.)

14. Calon Varietas Unggul Baru Jagung hibrida Jhana 1

CVUB jagung Jhana 1 berumur sedang 101 hari, tahan terhadap penyakit Bulai jenis

pathogen Peronosclerospora philippinensis, agak tahan terhadap penyakit bulai jenis

pathogen Peronosclerospora maydis, hawar daun (Helminthosporium maydis) dan

karat daun (Puccinia polysora). Toleran pada kondisi intensitas naungan cahaya 50%

sehingga cocok dibudidayakan pada lahan di bawah tegak tanaman tahunan dengan

intensitas naungan cahaya sebesar 50% dengan potensi hasil 7,85 ton/ha. CVUB ini

telah disidangkan tinggal menunggu SK pelepasan varietas.

15. Calon Varietas Unggul Baru Jagung Komposit Sinhas 1

CVUB jagung Sinhas 1 berumur sedang 101 hari, tahan terhadap penyakit bulai jenis

patogen Peronosclerospora philippinensis, dan agak tahan terhadap penyakit bulai

jenis patogen Peronosclerospora maydis, hawar daun (Helmintosporium maydis) dan

karat daun (Puccinia polysora) Toleran pada kondisi cekaman kekeringan pada fase

menjelang berbunga sampai panen dan pemupukan N rendah sehingga cocok

dibudidayakan pada lahan dengan ketersediaan air rendah dan kurang subur. Hasil

tinggi pada kondisi lingkungan dan pemeliharaan optimum potensi hasil 10,71 ton/ha.

CVUB ini telah disidangkan tinggal menunggu SK pelepasan varietas.

16. Calon Varietas Unggul Baru Jagung Komposit Jakarin 1

CVUB jagung Jakarin 1 berumur sedang 100 hari, tahan terhadap penyakit bulai jenis

patogen Peronosclerospora philippinensis, dan agak tahan terhadap penyakit bulai

jenis patogen Peronosclerospora maydis, hawar daun (Helmintosporium maydis) dan

karat daun (Puccinia polysora). Hasil cukup stabil dan toleran pada kondisi cekaman

kekeringan pada fase menjelang berbunga sampai panen dan pemupukan N rendah

sehingga cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketersediaan air rendah dan

kurang subur potensi hasil 10 ton/ha. CVUB ini telah disidangkan tinggal menunggu

SK pelepasan varietas Gambar 27).

Page 122: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 108

Kegiatan 2. Tersedianya teknologi budidaya panen dan pasca panen

primer tanaman pangan (12 Teknologi)

1. Perakitan paket teknologi budidaya padi sawah produksi tinggi

ramah lingkungan (Isabela)

Hasil kegiatan Perakitan Paket Teknologi Budidaya Padi Sawah Produksi

Tinggi Ramah Lingkungan telah menghasilkan teknologi intensifikasi sebar

benih langsung (Isabela) pada lahan sawah tadah hujan. Teknologi ini

dikembangkan dalam demfarm seluas 56 hektar di Kecamatan Takkalalla,

Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Tujuan utama demfarm tersebut untuk

mempercepat proses diseminasi sekaligus memperkenalkan teknologi

budidaya padi produksi tinggi, spesifik agro-ekosistem (Tepat-Sae) untuk

peningkatan produksi padi di lahan sawah tadah hujan dengan teknologi

intensifikasi sebar benih langsung (Isabela). Varietas unggul yang ditanam

terdiri dari 8 varietas spesifik lahan tadah hujan yaitu Inpari 7 Lanrang,

Inpari 38 Tadah Hujan Agritan, Inpari 39 Tadah Hujan Agritan, Inpari 37

Lanrang, Inpari 41 Tadah Hujan Agritan, Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari

43 Agritan GSR. Hasil panen ubinan Inpari 42 Agritan GSR 7,2 t/ha GKP

lebih tinggi dengan rata-rata produksi wilayah tersebut 5,1 t/ha. Berikut ini

komponen teknologi Tepat-Sae Isabela antara lain (1) penggunaan varietas

unggul tahan yang punya potensi hasil tinggi, dengan sistem tanam

sebar/hambur benih langsung maksimal 40 kg/ha hal ini untuk menjaga

populasi optimal per ha, (2) Optimalisasi daya kecambah benih, dengan

perendaman benih selama 48 jam, dilanjutkan dengan penirisan selama 12

jam, hingga calon bibit tumbuh, dan siap untuk diberikan tambahan pupuk

hayati Agrimeth (Seed treatment); atau pada lahan sawah tadah hujan yang

tergenang air lebih dari 5 cm diatas permukaan tanah, dianjurkan untuk

menggunakan (iron coated seed). Coating seed merupakan benih yang

diselimuti iron sebagai bahan pemberat benih sehingga benih dapat

menancap di permukaan tanah meskipun benih disebar/dihambur dalam

kondisi air tergenang, juga untuk mengurangi serangan hama keong-mas;

(3) Hambur dengan jarak antar lorong maksimal 4m, untuk memudahkan

perawatan tanaman dan aplikasi pupuk, pestisida/herbisida; (4).

Pemupukan spesifik sawah tadah hujan untuk menghindari rebah tanpa

menurunkan hasil panen; (5). Aplikasi bio-silika dosis 1l/ha pada saat

vegetatif maksimal dan panicle initiation untuk meningkatkan

kekuatan/kekerasan batang dan menghindari rebah; (6) Penggunaan

Page 123: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 109

combine harvester untuk panen. Kedepan, Isabela bisa dikembangkan

dengan menggunakan alat/mesin hambur dengan menggunakan boom-

sprayer atau drone-hambur benih.

2. Optimalisasi Produktivitas Padi Rawa Mendukung Kedaulatan

Pangan Dan Swasembada Beras Nasional

Hasil kegiatan Optimalisasi Produktivitas Padi Rawa Mendukung Kedaulatan

Pangan dan Swasembada Beras Nasional telah menghasilkan teknologi

sistem produksi padi sawah pasang surut intensif, super dan aktual (RAISA).

Teknologi RAISA merupakan rangkai komponen teknologi yang pada

prinsipnya mengambil dari Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi

pasang surut. Namun demikian komponennya menjadi aktual, karena

menggunakan hasil inovasi Balitbangtan terkini untuk pengelolaan dan

sistem produksi padi di lahan rawa pasang surut. Dikatakan intensif karena

teknologi ini mendorong peningkatan hasil dan peluang peningkatan indeks

pertanaman dari 1 menjadi 2 atau 3 kali dalam satu tahun.

Komponen penting dari teknologi RAISA adalah: 1) Persiapan Lahan; 2)

Pengelolaan Tata Air Mikro; 3) Pengaturan cara tanam dan populasi

tanaman; 4) Varietas Unggul Baru (VUB) Potensi Hasil Tinggi; 5) Aplikasi

Pupuk Hayati; 6) Ameliorasi dan Remediasi;7) Pemupukan berimbang

berdasarkan Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR); 8) Pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) Terpadu; dan 9) Alat dan mesin pertanian,

khususnya untuk tanam dan panen (combine harvester).

Teknologi RAISA ini telah di launching dalam kegiatan Demonstrasi Farming

(Demfarm) seluas 50 hektar di Desa Sukaraya, Kecamatan Tungkal Ilir,

Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Terdapat peningkatan

hasil 1-2 ton/ha setelah menggunakan teknologi RAISA untuk varietas

Inpara 2, Inpara 3 dan Inpara 8 Agritan.

3. Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman Padi

Hasil kegiatan Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman

Padi telah menghasilkan teknologi teknologi pengendalian hama penggerek

batang padi secara preventif.

Pengendalian hama penggerek batang padi di lahan sawah irigasi masih

bertumpu pada penggunaan insektisida kimia. Kondisi tersebut sangat

beresiko karena penggunaan insektisida yang terus menerus berdampak

Page 124: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 110

negatif terhadap lingkungan. Selain itu, untuk mengendalikan hama

penggerek batang padi umumnya petani menggunakan cara pengendalian

secara kuratif. Cara pengendalian seperti ini kurang efektif karena tanaman

sudah rusak dan kehilangan hasil sudah terjadi. Untuk itu perlu mencari

teknologi pengendalian penggerek batang padi yang sifatnya preventif,

salah satunya dengan pemantauan populasi penggerek batang padi sebagai

tindakan early warning system. Dengan teknologi ini diharapkan penggerek

batang padi dapat terkendali sebelum menyerang tanaman padi.

Pemantauan populasi penggerek batang padi umumnya dilakukan dengan

menggunakan light trap, namun hal ini tidak efektif untuk penggerek batang

padi merah jambu (Sesamia inferens), karena ngengat penggerek batang

padi merah jambu kurang tertarik cahaya. Untuk mengatasi masalah ini

perlu dipelajari perilaku lain dari serangga hama ini, diantaranya dengan

mempelajari tanggapan (respons) serangga terhadap rangsangan

(stimulant) yang berasal dari tanaman sehingga serangga tertarik datang.

Pada saat ini hama S. inferens dapat dipantau dengan menggunakan trap

yang berisi atraktan yang berasal dari ekstrak daun tanaman jagung.

Ekstrak tanaman jagung dari bagian daun ini efektif terhadap daya tangkap

ngengat S. inferens disebabkan daun tanaman jagung memiliki komponen

minyak atsiri metil eugenol dengan persentase area kandungan sebesar

16,58% dalam waktu retensi 1,533 menit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun tanaman

jagung yang efektif terhadap daya tangkap ngengat S. inferens yaitu 200

gram serbuk daun jagung kering yang diekstrak dalam 2 liter air dan

konsentrasi hasil ekstraknya 12,5%. Populasi hama S. inferens tertinggi

terpantau pada saat pengolahan lahan dan persemaian. Semakin pekat

konsentrasi hasil ekstrak semakin kecil kemampuan menguapnya, dan

semakin encer konsentrasi hasil ekstrak semakin besar kemampuan

menguapnya. Serangan penggerek batang padi di lokasi yang dipasang trap

rata-rata intensitas serangan berkisar 0,00–5,93%.

4. Teknologi Pasca Panen Primer Padi

Hasil kegiatan Tekonologi Pasca Panen Primer Padi telah menghasilkan

teknologi pemanfaatan produk samping penggilingan padi (menir dan beras

patah) menjadi susu beras fortifikasi.

Susu beras adalah minuman yang dibuat dari ekstrak beras. Produk susu

beras yang telah beredar di pasar saat ini belum memanfaatkan produk

Page 125: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 111

samping produksi beras kelas mutu premium yaitu beras patah dan menir

sebagai bahan bakunya. Padahal potensi pengembangan beras patah

sebagai bahan baku pembuatan susu beras sangat tinggi. Selain itu belum

ada penambahan pengkaya bahan pangan alami terutama wortel dan

kacang hijau untuk menghasilkan susu beras fortifikasi yang bernutrisi.

Pengembangan susu beras fortifikasi ini melalui 5 tahapan yaitu (1)

Penentuan karakteristik susu beras, (2) Penentuan teknik pembuatan susu

dan konsentrasi ekstrak beras; (3) Penentuan formulasi susu beras

campuran; (4) Pembuatan susu beras fortifikasi; dan (5) Analisa kandungan

nutrisi susu beras fortifikasi. Berdasarkan Focus Group Discussion,

karakteristik susu beras yang diinginkan panelis adalah beraroma netral dan

atau menyegarkan, rasa sedikit nutty (seperti ada kacang) dan creamy

(seperti ada unsur fat/lemak), serta tekstur sedikit lebih kental dari air

biasa.

Hasil penelitian telah didapatkan formulasi susu beras fortifikasi dengan

mutu rasa yang lebih disukai dan mutu nutrisi yang jauh lebih tinggi

dibanding susu beras impor Australia dan Korea. Kandungan senyawa

fenolik susu beras fortifikasi mencapai 132.8 mg/100 mL yaitu 200-500%

lebih tinggi dibandingkan susu sapi, susu kedelai, dan susu beras lainnya.

Sedangkan aktivitas antioksidan susu beras fortifikasi adalah 17.8 mg

AAE/100 mL. Susu beras fortifikasi setidaknya mengandung 4 mineral, 3

vitamin serta asam lemak Omega 3 dan Omega 6. Kandungan vitamin B2

susu beras fortifikasi sangat tinggi yaitu mencapai 37% AKG. Susu beras

fortifikasi tidak hanya dapat meningkatkan nilai ekonomis beras patah dan

menir tetapi juga berpotensi menjadi pangan fungsional. Susu beras

fortifikasi BB Padi ini sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak paten.

5. Teknologi Budidaya Kedelai Pada Lahan Salin

Teknologi budidaya ini disusun berdasarkan hasil penelitian pada lahan salin dengan DHL 10-15 dS/m. Keterangannya adalah sebagai berikut:

a. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya.

b. Tanah diolah ringan dengan bajak/rotari, atau tanpa olah tanah.

c. Saluran drainase setiap 3 m.

d. Varietas Anjasmoro atau galur harapan K13 (toleran salin hingga DHL

tanah sekitar 15 dS/m).

e. Jarak tanam 40 cm x 10-15 cm, 2-3 tanaman/rumpun.

Page 126: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 112

f. Dosis pupuk 75 kg Urea + 100 kg SP36 + 50 kg KCl per ha (setara 200

kg Phonska + 25 kg SP36).

g. Mulsa jerami 3,5 t/ha (bila tersedia). Pemulsaan mencegah peningkatan

DHL tanah selama pertumbuhan tanaman.

h. Ameliorasi tanah dengan salah satu bahan sebagai berikut (disebar

bersamaan atau setelah pengolahan tanah):

1. 750 kg S/ha

2. 5 t/ha gipsum pertanian

3. 5 t/ha pupuk kandang

4. 1,5 t/ha gipsum + 5 t/ha pupuk kandang.

i. Pengairan sesuai kebutuhan. Air dengan DHL 4,0 dS/m masih dapat

digunakan untuk pengairan.

j. Pengendalian gulma, hama dan penyakit sesuai kebutuhan.

k. Panen bila tanaman sudah siap dipanen.

Dengan cara budidaya tersebut, hasil kedelai galur harapan (GH) K13

mencapai 1,3 t/ha.

6. Inovasi Teknologi Produksi Ubi Kayu di Lahan Pasang Surut

Rakitan inovasi teknologi produksi ubi kayu dilahan pasang surut (Kalsel) dengan penjelasan sesuai Tabel 28.

Tabel 28. Komponen Teknologi Produksi Ubi Kayu Lahan Pasang Surut

Komponen

Teknologi

Teknologi

Eksisting Paket Inovasi

Lahan Bajak 2x Bajak 2x & garu 2x

Varietas Gajah Kristal

Jarak tanam 100 x 200 100 x 200

Popuk 2 t/ha 5 t/ha

Pupuk 400 kg (ditugal) 600 kg (dialurkan)

Anorganik

Dolomit 1 t/ha 5 t/ha

PPC-ZPT 0, 2 dan 4 BST 0, 2 dan 4 BS

Wiwil (tunas) 2 dan 4 BST

Penyiangan 1 x 2 x

Pengendalian Tanpa BeBas & SBM

OPT pengendalian

Panen 8-10 BST 8-10 ST

Page 127: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 113

7. Teknologi Budidaya Kacang Tanah di Lahan Kering Beriklim Kering

Sumba Timur NTT

Kacang tanah merupakan salah satu sumber pendapatan tunai bagi petani.

Khusus di lahan kering iklim kering (LKIK) bertipe iklim D3 dan E, usahatani

kacang tanah secara agronomis dan ekonomis layak dikembangkan meski

secara bio-fisik menghadapi kendala antara lain kekurangan air pada fase

generatif tanaman, investasi gulma dan penyakit. Teknologi budidaya

kacang tanah di LKIK tipe iklim D3 (3-4 bulan basah/tahun) ditanam pada

akhir musim hujan (Januari-Maret), telah tersedia.

Teknologi kunci budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering sesuai

Tabel 29 adalah:

1. Penggunaan varietas toleran kekeringan.

2. Tanam tepat waktu.

3. Memanfaatkan ketersediaan air tanah.

4. Pemupukan yang berimbang untuk menjaga kesuburan tanah.

Pada lahan kering beriklim kering iklim kering di Sumba Timur, dengan

penerapan teknologi budidaya tersebut, pertanaman tumbuh cukup baik, dan

diperoleh hasil polong segar 3.422 kg/ha atau 2396 kg/ha polong kering. Selain

hasil polong, juga diperoleh hasil panen dalam bentuk hijuan sebanyak 5,5 –

13,0 t/ha, yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, diantaranya kuda dan

sapi yang banyak dipelihara oleh petani/masyarakat wilayah lahan kering iklim

kering Sumba Timur.

Page 128: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 114

Tabel 29. Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering

Uraian Pelaksanaan

Sistem tanam Monokultur

Pilihan Varietas Kancil, Hypoma 1, Hypoma 3

Penyiapan lahan Olah sempurna, dibajak dan diratakan (dengan traktor atau

tenaga ternak).

Perlakuan benih (daya

tumbuh > 80%)

Thiamektosan untuk mengendalikan serangan lalat kacang

(dosis sesuai dengan petunjuk dalam kemasannya).

Perlakuan benih juga menghindari benih dimakan oleh

binatang dan Captan untuk pengendalian penyakit.

Jarak tanam 40 cm x 15 cm, satu biji/lubang.

Waktu dan Cara tanam Kacang tanah ditanam pada saat awal musim hujan, tanah

sudah lembab pada kedalaman 10-15 cm. Tanam secara

tugal (kedalaman lubang tugal 2-4 cm, ditanam 1 benih per

lubang tugal, setelah tanam lubang tugal segera ditutup

tanah untuk menghindari benih kacang tanah kering.

Pengendalian gulma Apabila sebelum tanah diolah gulmanya banyak, gulma

disemprot dengan herbisida kontak-sistemik. Penyiangan I

pada umur 15-20 hst, dengan herbisida (nozle pakai

sungkup agar herbisida tidak mengenai tanaman) atau

manual (cangkul, parang, tangan). Jika diperlukan,

penyiangan II pada umur 30-35 hst (manual).

Pemupukan 50 kg Ponska/ha + 25 kg SP-36/ha, dilakukan bersamaan

setelah tanam (Dosis rendah karena tanahnya subur,

berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah saja)

Pengairan Hujan

Pengendalian hama &

penyakit

Berdasarkan pemantauan. Pengendalian dengan insekstisida

atau pestisida sesuai dengan hama dan penyakit yang

menyerang, dosis sesuai yang tertera pada kemasan.

Panen Kacang tanah dipanen pada saat kemasakan biji yang tepat,

yang ditandai dengan polong yang keras, kelihatan berserat

dan bagian dalam berwarna coklat, biji telah terisi penuh.

Umumnya dipanen berumur 90-105 hari (tergantung

varietas).

8. Komponen Teknologi Budidaya Kacang Hijau di Lahan Kering Iklim Kering

Deskripsi teknologi dijelaskan sesuai pada Tabel 30.

Page 129: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 115

Tabel 30. Deskripsi Teknologi Budidaya kacang hijau di Lahan Kering Iklim

Kering

Uraian Pelaksanaan

Pilihan Varietas Vima 1, Sriti, Perkutut, Murai

Penyiapan lahan Olah tanah sempurna

Jarak tanam 40 x 15 cm

Waktu dan Cara tanam Pada awal atau akhir musim hujan

Pengendalian gulma Apabila sebelum tanah diolah gulmanya banyak, gulma

disemprot dengan herbisida kontak-sistemik. Penyiangan I

pada umur 15-20 hst, dengan herbisida (nozle pakai sungkup

agar herbisida tidak mengenai tanaman) atau manual

(cangkul, parang, tangan). Jika diperlukan, penyiangan II

pada umur 30-35 hst (manual).

Pemupukan 150 kg Phoska/ha atau 50 kg Urea/ha + 50-100 kg SP36/ha +

50-100 kg KCl/ha

Pengairan Hujan

Pengendalian hama &

penyakit

Berdasarkan pemantauan. Pengendalian dengan insekstisida

atau pestisida sesuai dengan hama dan penyakit yang

menyerang, dosis sesuai yang tertera pada kemasan.

Panen Warna polong sudah hitam atau coklat

Dengan paket teknologi tersebut produktivitas kacang hijau bisa mencapai

1,63 t/ha.

9. Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Batang dan Hama Utama Kedelai dengan Kombinasi Beberapa Cara Pengendalian

Pengendalian hama utama kedelai tidak mudah dilakukan dengan hanya

mengandalkan satu cara pengendalian saja, mengingat jenis dan sifat

hama, stadia menyerang serta waktu menyerang tidak bersamaan. Oleh

karena itu, diperlukan kombinasi beberapa cara pengendalian untuk

menekan serangan hama utama. Rakitan pengendalian hama penggerek

batang dan hama utama kedelai dilakukan dengan mengkombinasikan

antara: (1) varietas toleran; (2) perlakuan benih; dan (3) biopestisida

ekstrak serbuk biji mimba (SBM), entomovirus SlNPV (VIR-GRA), dan

entomopatogen Beauveria bassiana (Be-bas). Sebagai pembanding diujikan

pengendalian dengan biopestisida terjadwal yang efektif di lahan pasang

surut dan pengendalian kimiawi.

Page 130: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 116

Kombinasi Pengendalian Hama Utama Kedelai:

1) Varietas toleran

Beberapa varietas unggul kedelai telah diuji tingkat ketahanannya

terhadap penggerek batang. Dari 12 varietas unggul kedelai yang diuji

(Anjasmoro, Argomulyo, Grobogan, Dega 1, Dena 1, Dena 2, Gema,

Demas 1, Dering 1, Detam 4, Gepak ijo dan Gepak kuning), Dena 1

terindikasi toleran dengan tingkat serangan terendah dan kehilangan

hasil rendah. Dena 1 juga teridentifikasi agak tahan hingga tahan

terhadap kutu kebul dibandingkan Anjasmoro (sangat peka), Dega 1

(peka hingga agak tahan), Gema (agak tahan), dan Devon 1 (peka

hingga agak tahan).

2) Perlakuan benih/seed treatment, cara aplikasi dan hama sasaran.

Varietas toleran dikombinasi dengan perlakuan benih menggunakan

insektisida berbahan aktif tiametoksam 3 ml/kg benih dapat mengurangi

serangan penggerek batang kedelai. Bahan aktif ini juga dapat

mengurangi serangan lalat bibit (Ophiomyia phaseoli). Cara aplikasi

dengan mencampurkan tiap 1 kg benih dengan 3 ml tiametoksam secara

merata sebelum tanam.

3) Biopestisida, penyiapan, cara aplikasi dan hama sasaran Bahan aktif

biopestisida SBM, VIRGRA dan BeBas, hama sasaran yang dikendalikan,

dosis, cara penyiapan dan aplikasi

Cara kerja biopestisida:

a. Ekstrak SBM. Bahan aktif mempengaruhi daya makan, pertumbuhan,

daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan

komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan menghambat

pembentukan kitin. Senyawa volatil mampu mengusir hama.

b. VIRGRA yang mengandung Sl-NPV bekerja setelah partikel virus

tertelan bersama bagian tanaman yang dimakan hama. Partikel virus di

usus tengah mereplikasi dengan cepat hingga memenuhi tubuh hama.

Polihedral diproduksi dalam sel dan secara perlahan hama akan

mengalami kematian. Hama terinfeksi akan hancur dan polihedral yang

terbentuk dilepaskan ke alam dan siap menginfeksi hama lain dari

spesies yang sama.

Page 131: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 117

c. Bahan aktif Be-Bas berupa konidia cendawan berkecambah pada tubuh

serangga dan menggunakan darah serangga sebagai sumber

makanan. Serangga yang terinfeksi akan mati 47 hari setelah aplikasi

yang berbentuk seperti mumi berwarna putih. Telur serangga yang

terkoloni tidak menetas.

Hama-hama utama yang dapat dikendalikan dengan kombinasi antara

varietas toleran, perlakuan benih dan bioinsektisida SBM, VIRGRA dan Be-

Bas pada tanaman kedelai adalah:

a. Hama penggerek batang kedelai Varietas toleran peng-gerek batang

kedelai yang dikombinasikan dengan perlakuan benih menggunakan

tiametoksam menurunkan intensitas serangan penggerek batang

sebesar 42,1% dan 33,3% pada umur 28 hst dan 35 hst dibandingkan

perlakuan pestisida kimia.

b. Hama kutu kebul Aplikasi biopestisida SBM mampu menekan separoh

populasi kutu kebul. Populasi kutu kebul yang tertangkap perangkap

kuning (yellow trap) pada perlakuan kombinasi pengendalian (18 ekor)

lebih rendah dibandingkan dengan pengendalian pestisida kimia (38

ekor) pada umur 40 hst. Apabila kutu kebul membawa vektor virus,

maka risiko penularan virus di lahan dapat dikurangi dengan

tertekannya populasi vektor.

c. Hama pemakan daun Ulat grayak memakan tanaman kedelai pada

berbagai umur tanaman. Pengamatan intensitas serangan (IS) ulat

grayak hingga umur tanaman 50 hst menunjukkan bahwa

pengendalian dengan cara kombinasi menekan serangan ulat grayak

(IS = 4%) hampir setara dengan pengendalian pestisida kimia (IS =

3%). Akan tetapi, intensitas serangan hama penggulung daun lebih

tinggi (IS = 1,8%) dibandingkan dengan pengendalian pestisida kimia

(IS = 0,4%).

d. Hama pengisap, penggerek, pemakan polong dan biji Aplikasi bio-

insektisida pada kombinasi pengendalian menurunkan intensitas

serangan pengisap, penggerek dan pemakan pada polong (Gambar

1a). Polong yang diserang oleh hamahama tersebut tidak berdampak

pada kerusakan.

Hasil biji kedelai yang diperoleh dari petak pengendalian kombinasi (2,2

t/ha) setara dengan pengendalian biopestisida terjadwal (2,2 t/ha), tetapi

Page 132: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 118

masih lebih rendah dibandingkan pengendalian pestisida kimia (2,4 t/ha).

Menurut deskripsi varietas, potensi hasil varietas Dena 1 adalah 2,9 t/ha

dengan rerata hasil 1,7 t/ha.

10. Teknologi Pengendalian Hama/Penyakit Pada Tanaman Gandum

Kondisi lingkungan yang sesuai, beberapa serangga dapat menyebabkan

kehilangan hasil gandum secara signifikan. Beberapa diantaranya merusak

langsung ke malai atau bagian tanaman lainnya. Untungnya, kemungkinan

terjadinya serangan berat dapat ditekan dengan penerapan pengelolaan

yang baik. Menghadapi masalah OPT tersebut, perlu dilakukan pengendalian

yang tepat yaitu Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHT),

baik dengan cara bercocok tanam, fisik, mekanik, biologi, maupun cara

kimia. Untuk menghindari dampak negatif tarhadap lingkungan akibat

penggunaan pestisida sintetik, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengendalikan hama utama gandum dengan cara yang ramah

lingkungan yakni menggabungkan pestisida nabati dan varietas tahan.

Varietas GURI-3 menunjukkan tingkat serangan hama dan penyakit yang

lebih rendah daripada varietas lainnya. Pestisida nabati Mitol 20EC

menunjukkan hasil yang terbaik dalam mengendalikan hama dan penyakit

sesuai pada.

11. Peta Sebaran Varietas di Sulsel

Peta adopsi varietas unggul jagung nasional dibuat dengan menggunakan

software pembuat peta untuk membuat Batasan wilayah/kabupaten/kota

berdasarkan tingkat adopsi VUB jagung nasional. Database penyebaran

varietas disusun berdasarkan data skala kabupaten dan entri data luas

tanam dilakukan pada setiap sel. Interpretasi hasil dilakukan dengan

membagi tingkat adopsi dalam 4 kategori yaitu adopsi tinggi (> 10.000 ha),

Adopsi sedang (3000-5000 ha), adopsi agak rendah (1000-3000 ha) dan

adopsi rendah (< 1000 ha). Adopsi tinggi hanya didapatkan pada 2

kabupaten yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto. Peta ini

bermanfaat untuk perencanaan kebutuhan benih hibrida, delineasi wilayah

untuk penyaluran bantuan pupuk/saprodi, memudahkan dalam

melaksanakan program perluasan areal tanam baru (PATB) serta dapat

dijadikan pengambilan keputusan/pedoman dalam pembagian alokasi

bantuan benih berdasarkan tingkat ketersediaan lahan, penguasaan

teknologi oleh petani serta kemudahan dalam penyaluran bantuan. Peta ini

Page 133: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 119

juga bisa diintegrasikan dengan hasil pencitraan satelit untuk pemantauan

standing crop tanaman jagung.

12. Teknologi Pengendalian Tungro Terpadu di Daerah Endemis

Tungro

Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase

pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan

berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan

daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda

sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan

panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun

yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua

terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens

adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.

Cara pengendalian

Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung

artinya, tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan.

Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta

menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Mengingat

banyaknya faktor yang berpengaruh pada terjadinya serangan dan

intensitas serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, upaya

pengedalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi :

Waktu tanam tepat

Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi populasi wereng hijau

yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu.Waktu tanam diupayakan

agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah memasuki fase

generatif (berumur 55 hari atau lebih).Karena serangan yang terjadi setelah

masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.

Tanam serempak

Upaya menanam tepat waktu tidak efektif apabila tidak dilakukan secara

serempak. Penanaman tidak serempak menjamin ketersediaan inang dalam

rentang waktu yang panjang bagi perkembangan virus tungro, sedangkan

bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan

keberadaan sumber inokulum. Penularan tungro tidak akan terjadi apabila

tidak tersedia sumber inokulum walaupun ditemukan wereng hijau,

Page 134: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 120

sebaliknya walaupun populasi wereng hijau rendah akan terjadi penularan

apabila tersedia sumber inokulum.

Menanam varietas tahan

Menanam varietas tahan merupakan komponen penting dalam pengendalian

penyakit tungro.Varietas tahan artinya mampu mempertahankan diri dari

infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau.Walaupun

terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga

dapat menghasilkan secara normal. Sejumlah varietas tahan yang

dianjurkan untuk daerah NTB antara lain: Tukad Patanu, Tukad Unda,

Bondoyudo dan Kalimas. IR-66, IR-72 dan IR-74.Sejumlah varietas Inpari

yang baru dilepas juga dinyatakan tahan tungro. Hasil penelitian di daerah

endemis membuktikan Tukad Unda cukup tahan dengan intensitas serangan

0,0%-9,14% sedangkan varietas peka IR-64 berkisar 16,0%-79,1%.

Penelitian di Lanrang Sulawesi Selatan juga menunjukkan daya tahan Tukad

Patanu terhadap tungro dengan intensitas serangan 18,20% sedangkan

varietas peka Ciliwung mencapai 75,7%.

Memusnahkan (eradikasi) tanaman terserang

Memusnahkan tanaman terserang merupakan tindakan yang harus

dilakukan untuk menghilangkan sumber inokulum sehingga tidak tersedia

sumber penularan. Eradikasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah ada

gejala serangan dengan cara mencabut seluruh tanaman sakit kemudian

dibenamkan dalam tanah atau dibakar. Pada umumnya petani tidak

bersedia melakukan eradikasi karena mengira penyakit bisa disembuhkan

dan kurang memahami proses penularan penyakit. Untuk efektifitas upaya

pengendlian, eradikasi mesti dilakukan diseluruh areal dengan tanaman

terinfeksi, eradikasi yang tidak menyeluruh berarti menyisakan sumber

inokulum.

Pemupukan N yang tepat

Pemupukan N berlebihan menyebab-kan tanaman menjadi lemah, mudah

terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro,

karena itu penggunaan pupuk N harus berdasarkan pengamatan dengan

Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengetahui waktu pemupukan yang

paling tepat. Dengan BWD, pemberian pupuk N secara berangsur-angsur

Page 135: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 121

sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan menyerap N

secara berlebihan.

Penggunaan pestisida

Penggunaan pestisida dalam mengendalikan tungro bertujuan untuk

eradikasi wereng hijau pada pertanaman yang telah tertular tungro agar

tidak menyebar ke pertanaman lain dan mencegah terjadinya infeksi virus

pada tanaman sehat. Penggunaan insektisida sistemik butiran (carbofuran)

lebih efektif mencegah penularan tungro. Mengingat infeksi virus dapat

terjadi sejak di pesemaian, sebaiknya pencegahan dilakukan dengan antara

lain tidak membuat pesemaian di sekitar lampu untuk menghindari

berkumpulnya wereng hijau di pesemaian dan menggunakan insektisida

confidor ternyata cukup efektif. Insesektisida hanya efektif menekan populasi

wereng hijau pada pertanaman padi yang menerapkan pola tanam

serempak. Karena itu pengendalian penyakit tungro yang sangat berbahaya

akan berhasil apabila dilakukan secara bersama-sama dalam hamparan

relatif luas, utamakan pencegahan melalui pengelolaan tanaman yang tepat

(PTT) untuk memperoleh tanaman yang sehat sehinga mampu bertahan dari

ancaman hama dan penyakit.

Page 136: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 122

Lampiran 4. Lima Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Tanaman

Pangan

Indikator Kinerja 3

Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Tanaman Pangan

(5 Rekomendasi)

1. Kelayakan Teknis, Sosial, dan Ekonomi Inovasi Teknologi Larikan

Padi Gogo (LARGO)

Terkait dengan upaya peningkatan produksi padi nasional, Balitbangtan

pada tahun 2008 telah menghasilkan inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu

(PTT) padi sawah. Inovasi ini kemudian diadopsi dan dikembangkan oleh

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan diimplementasikan dalam bentuk

Sekolah Lapang PTT (SL-PTT). Komponen teknologi penyusun PTT terus

disempurnakan dari waktu ke waktu. Berbagai komponen teknologi yang

dihasilkan dirakit menjadi paket teknologi yang disebut teknologi padi

“Largo Super”. Keunggulan teknologi Larikan Padi Gogo Super (Largo

Super) telah diuji melalui dem-farm seluas 50 ha pada lahan sawah irigasi di

Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, musim tanam 2017, dengan melibatkan

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat. Berdasarkan panen ubinan

Tim Terpadu BPS, Peneliti Balitbangtan, varietas Inpago ternyata

mempunyai potensi produksi > 7ton GKP/ha, sementara produktivitas

varietas Ciherang yang diusahakan petani di luar dem-farm hanya 5,0 ton

GKP/ha. Penerapan teknologi Largo Super secara utuh oleh petani diyakini

mampu memberikan hasil > 7 ton GKP/ha per musim, sementara hasil padi

yang diusahakan petani hanya 4 t GKP/ha. Kalau Teknologi Largo Super

diimplementasikan secara utuh pada 20% lahan kering dan sawah tadah

hujan akan diperoleh tambahan produksi padi sekitar 3,8 juta ton GKG per

musim. Sistem tanam Larikan Gogo bertujuan untuk meningkatkan populasi

tanaman per satuan luas, pengaruh tanaman pinggir dan mempermudah

pemeliharaan tanaman. Teknologi Largo Super merupakan implementasi

terpadu teknologi budidaya padi berbasis cara tanam jajar legowo 2:1.

Beberapa keunggulan tambahan yang melengkapi paket Teknologi Largo

Super adalah: (1) pemberian biodekomposer untuk mempercepat

pengomposan jerami, (2) pemberian pupuk organik, (3) pemberian pupuk

hayati sebagai seed treatment yang dapat menghasilkan fitohormon

(pemacu tumbuh tanaman), penambat nitrogen dan pelarut fosfat serta

Page 137: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 123

meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah, (4) pestisida nabati yang

efektif dalam pengendalian hama tanaman padi seperti wereng batang

cokelat, dan (5) penggunaan alat mesin pertanian untuk penghematan

biaya tenaga kerja serta penurunan kehilangan hasil panen.

Varietas unggul merupakan komponen utama teknologi Largo Super yang

sangat berperan dalam upaya meningkatkan produksi dan kontribusi padi

gogo dalam total produksi padi nasional. Upaya perakitan varietas terus

dilakukan sebagai kegiatan yang strategis guna mengatasi kondisi

agroekosistem yang beragam yang memiliki keunggulan di spesifik lokasi.

Beberapa varietas unggul padi yang telah berkembang luas di lahan kering

adalah Inpago 8-11. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat

kemurnian dan vigor yang tinggi. Benih varietas unggul berperan tidak

hanya sebagai pengantar teknologi tetapi juga menentukan potensi hasil

yang bisa dicapai, kualitas gabah yang akan dihasilkan, dan efisiensi

produksi. Penggunaan benih bersertifikat atau benih dengan vigor tinggi

menghasilkan bibit yang sehat dengan perakaran lebih banyak, sehingga

pertumbuhan tanaman lebih cepat dan merata. Keberhasilan difusi suatu

teknologi dipengaruhi oleh empat faktor penting, salah satunya yaitu

kelayakan sosial ekonomi inovasi itu sendiri. Largo Super sebagai inovasi

paket teknologi budidaya padi perlu diuji kelayakan sosial ekonominya

dalam penerapannya ditingkat petani. Selain itu, dalam pelaksanaan

penerapan suatu inovasi paket teknologi tertentu di tingkat pengguna yang

bervariasi (petani) selalu muncul hambatan atau kendala tersendiri yang

perlu diidentifikasi.

Dalam budidaya tanaman pangan khususnya padi, perakitan rekomendasi

komponen teknologi budidaya terus diperbaiki dan disempurnakan. Melalui

pengkajian yang mendalam di lapangan, secara teknis produktivitas padi

dapat ditingkatkan sekitar 60% dari pada hasil yang dicapai petani melalui

penerapan teknologi Larikan Padi Gogo Legowo Super (Largo Super).

Analisis kelayakan usahatani yang dilakukan pada kegiatan Dem-Farm Largo

Super di Kabupaten Kebumen seluas 50 hektar menunjukan bahwa hasil

padi gogo pada kegiatan Largo Super mencapai rata-rata sebesar 5,25

ton/ha dibandingkan dengan usahatani petani sebesar 3.28 ton/ha. Analisis

kelayakan teknis dan finansial terhadap uasahatani Pra Largo Super

menunjukkan bahwa hasil panen sebesar 3.96 ton GKP/ha dengan R/C dan

B/C masing-masing 1,63 dan 0,63. Indikator ini menunjukkan bahwa kurang

kompetitif atau biaya produksi sebesar Rp 10 jt hanya mendapat

keuntungan bersih Rp 6,30 jt/ha. Sedangkan dengan menerapkan Largo

Super sesuai dengan rekomendasi, petani mampu menghasilkan padi gogo

Page 138: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 124

5.26 ton GKG/ha atau sekitar 32,8% lebih tinggi dari hasil sebelum

menerapkan Largo Super dengan R/C dan B/C masing-masing 2,26 dan

1,26 atau dengan biaya usatani Rp 10 jt/ha mampu memberikan

keuntungan bersih Rp 12,6 jt/ha. Apabila dibandingkan dengan petani non-

kooperator hasil Largo Super masih sekitar 18.2% lebih tinggi (4,44 ton/ha).

Pembentukan kelembagaan petani dalam sistem produksi benih korporasi

baik mandiri maupun kemitraan diharapkan mampu mewujudkan

penyediaan benih berkelanjutan di tingkat petani melalu Desa Mandiri Benih

(DMB) dan antar kawasan sentra produksi (KSP) padi termasuk padi gogo.

Rekomendasi Kebijakan

Keberlanjutan penyediaan benih VUB padi gogo yang diperkenalkan kepada

petani melalui penerapan paket teknologi Largo Super maupun tanaman

pangan lainnya akan dapat dicapai apabila petani mampu memproduksi

benihnya sendiri secara mandiri Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) melalui langkah-langkah:

a. Pengembangan sistem produksi benih berbasis korporasi melalui

konsolidasi manajemen usahatani perbenihan.

b. Pembentukan kelembagaan korporasi petani yang berbadan hukum agar

memiliki akses ke sumber keuangan baik dalam bentuk Korporasi Mandiri

atau Korporasi Kemiteraan sebagai berikut.

1) Korporasi Petani Mandiri: Konsolidasi manajemen sistem usahatani

dalam bentuk lembaga korporasi yang melaksanakan kegiatan

usahatani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna

meningkatkan produktivitas dan efisiensi Usaha Tani, baik yang

berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum.

2) Korporasi Kemitraan: Lembaga korporasi yang dibentuk oleh, dari,

dan untuk petani sebagai plasma yang bermitra dengan swasta

sebagai inti dengan syarat contract agreement dikehendaki oleh

kedua pihak, saling menguntungkan, dan berbagi keuntungan dan

resiko secara proposional

c. Menggunakan model Desa Mandiri Benih (DMB) dalam penerapan sistem

produksi benih berbasis korporasi baik dalam bentuk korporasi mandiri

maupun kemiteraan.

d. Rancang bangun Prototipe Pengembangan Korporasi Kemiteraan yang

membutuhkan dukungan kebijakan untuk pengembangan Desa Mandiri

Benih yang terlanjutkan.

Page 139: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 125

e. Pemanfaatan Demonstration Farm (Dem-Farm) skala luas (50-100 ha)

per lokasi sebagai show window dalam percepatan proses diseminasi dan

masalisasi penerapan paket teknologi introduksi termasuk Largo Super.

f. Pemanfaatan Keterkaitan antar Komponen Pertumbuhan Produksi Benih

berkelanjutan sebagai berikut:

1) Keterkaitan kelembagaan petani/KT, swasta, BUMN, BUMD, sumber

modal dan lain-lain.

2) Keterkaiatan horizontal (diversifikasi produk perbenihan)

3) Keterkaitan vertikal (penciptaan nilai tambah di tingkat petani

produsen)

4) Keterkaitan regional (Jalur Benih antar Lapang dan Musim (Jabalsim)

baik tingkat kawasan maupun antar kawasan.

Rekomendasi kebijakan secara lengkap disampaikan dalam Lampiran

Evidence.

2. Menimbang Performa “Nasa 29” Melalui Sudut Pandang Petani,

Sudahkah Harapan Sesuai Dengan Kenyataan

Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) jagung hibrida merupakan salah

satu upaya khusus dalam peningkatan produksi jagung dan keberhasilan

usahatani jagung. Salah satunya melalui penggunaan varietas NASA 29

yang memiliki produktivitas tinggi dengan tingkat persentase prolifik

(tongkol dua) dapat mencapai ≥ 70% di dataran tinggi. Selama tahun 2018

pengembangan dan diseminasi NASA 29 telah dilakukan secara masif oleh

Kementerian Pertanian, khususnya Balitbangtan. Kinerja Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 2014-2018 mencatatkan NASA 29 sebagai

varietas jagung Balitbangtan yang paling banyak ditanam petani dalam

kurun waktu tersebut. NASA 29 sudah didiseminasikan di daerah sentra

pengembangan jagung hibrida seperti di Provinsi Jawa Timur seluas 15 ha

dengan produktivitas 12,5 – 13,5 t/ha, di Jawa Barat seluas 10 ha dengan

produktivitas mencapai 11,5 – 12,5 t/ha, di Jambi seluas 5 ha dengan

produktivitas 11,35 – 12 t/ha, di Sulawesi Selatan mencapai luasan 30 ha

dengan produktivitas 11,5 – 12,6 t/ha, di Sulawesi Utara seluas 10 ha

dengan produktivitas 12,15 – 13,0 t/ha, di Sulawesi Tenggara seluas 15 ha

dengan produktivitas 11,25 – 12 t/ha dan di NTB seluas 30 ha menghasilkan

12,13 – 13,41 t/ha. Diharapkan setelah melihat performa NASA 29 di

lapangan secara langsung, petani akan tertarik dan berminat untuk

Page 140: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 126

membudidayakan varietas ini secara mandiri. Komitmen petani untuk

kembali menanam NASA 29 tentunya sangat ditentukan oleh tingkat

kepuasan mereka terhadap performanya serta terpenuhinya aspek-aspek

pendukung pengembangan varietas ini.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbang TP)

selama tahun 2017-2018 telah melakukan analisis kelayakan sosial ekonomi

pengembangan inovasi teknologi jagung berupa VUB hibrida prolifik

(tongkol ganda) NASA 29 di sejumlah area target pengembangan yaitu

Lamongan (Jawa Timur), Lombok Timur (NTB), dan Berau (Kalimantan

Timur). Hasil analisis pada tahun 2017 mengerucutkan rekomendasi

pengembangan VUB jagung hibrida NASA 29 dapat diarahkan ke dua

kategori area pengembangan dengan penekanan aspek diseminasi yang

berbeda, yaitu AREA MANTAP dan AREA PENGEMBANGAN. Area Mantap

dicirikan dengan produktivitas jagung yang tinggi, pilihan varietas jagung

hibrida swasta banyak dan mudah tersedia, kesejahteraan petani relatif

baik, sehingga pada area yang demikian NASA 29 perlu dilengkapi dengan

paket budidaya efisien dan tahan OPT utama. Area Pengembangan, di sisi

lain, memiliki karakteristik produktivitas jagung yang sedang/rendah, akses

terhadap varietas jagung hibrida swasta terbatas, kesejahteraan petani

sedang/rendah, sehingga untuk pengembangan ke area-area yang demikian

NASA 29 perlu didukung dengan inisiasi pembinaan penangkar lokal sebagai

mitra penyedia benih serta penyediaan paket budidaya yang efisien.

Bertolak dari hasil yang telah diperoleh di tahun sebelumnya, pada 2018

titik berat analisis kelayakan sosial ekonomi “NASA 29” diarahkan ke Area

Pengembangan, yaitu di Berau (Kalimantan Timur). Petani dilibatkan secara

aktif dalam proses budidaya dan produksi benih NASA 29 dengan

pendampingan teknis dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Kalimantan Timur dan Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal). Hasil

telaah terhadap sikap dan persepsi petani calon penangkar di Berau

memperlihatkan tingkat kepuasan petani berada pada level 72,79%

terhadap performa NASA 29 yang baru mereka tanam dan perbanyak

benihnya selama 1 musim tanam. Terdapat 3 atribut/aspek dari NASA 29

yang masih perlu ditingkatkan kinerjanya, yaitu permintaan pasar,

keterjangkauan harga saprodi, serta kemudahan budidaya perbanyakan

benih. Permintaan pasar terhadap benih yang dihasilkan oleh petani calon

penangkar perlu terus diciptakan. BPTP dan Pemda harus melakukan upaya-

upaya untuk menghubungkan petani kepada mitra bisnis pengguna benih,

Page 141: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 127

memberikan akses petani terhadap dukungan permodalan, dan untuk tahap

awal pengembangan ini Pemda perlu memprioritaskan opkup terhadap

benih yang telah dihasilkan untuk didistribusikan lebih lanjut ke CP/CL yg

lebih luas di dalam wilayah pengembangan Kabupaten Berau.

Keterjangkauan harga saprodi pendukung perbanyakan benih dapat

dilakukan dengan melakukan upaya-upaya mendekatkan petani dengan

penyedia saprodi. Hal ini selain dapat memangkas biaya transportasi saprodi

juga memberikan akses yang lebih besar kepada petani terhadap produk2

pengendali OPT unggul untuk meningkatkan produksi benih yang

dihasilkannya. Terakhir, perbaikan tingkat kemudahan budidaya

perbanyakan/penangkaran benih dapat diupayakan dengan jalan

meningkatkan kapasitas petani calon penangkar. Dalam hal ini peran

pendampingan intensif oleh BPTP, Balitsereal, dan Badan Pengawasan dan

Sertifikasi Benih (BPSB) mutlak diperlukan.

Rekomendasi Kebijakan Teknis

a. Tingkat kepuasan petani calon penangkar terhadap performa dan

atribut2 NASA 29 perlu terus diperbaiki karena berimplikasi terhadap

tingkat kepercayaan dan komitmen petani calon penangkar untuk terus

mendukung sub sistem penyediaan benih dalam rangka masalisasi dan

hilirisasi VUB tsb.

b. Permintaan pasar terhadap benih yang dihasilkan oleh petani calon

penangkar perlu terus diciptakan. BPTP dan Pemda harus melakukan

upaya2 untuk menghubungkan petani kepada mitra bisnis pengguna

benih, memberikan akses petani terhadap dukungan permodalan, dan

untuk tahap awal pengembangan ini Pemda perlu memprioritaskan

opkup terhadap benih yang telah dihasilkan untuk didistribusikan lebih

lanjut ke CP/CL yg lebih luas di dalam wilayah pengembangan

Kabupaten Berau.

c. Keterjangkauan harga saprodi pendukung perbanyakan benih dapat

dilakukan dengan melakukan upaya2 mendekatkan petani dengan

penyedia saprodi. Hal ini selain dapat memangkas biaya transportasi

saprodi juga memberikan akses yang lebih besar kepada petani

terhadapproduk2 pengendali OPT unggul untuk meningkatkan produksi

benih yang dihasilkannya.

d. Perbaikan tingkat kemudahan budidaya perbanyakan/penangkaran benih

dapat diupayakan dengan jalan meningkatkan kapasitas petani calon

Page 142: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 128

e. penangkar. Dalam hal ini peran pendampingan intens oleh BPTP,

Balitsereal, dan BPSB mutlak diperlukan.

f. Keberlanjutan penyediaan benih VUB introduksi sebagai salah satu

komponen paket inovasi teknologi hasil Balitbangtan, mutlak diperlukan

untuk menjamin hilirisasi VU tersebut, dapat dilakukan melalui:

1) Sistem produksi benih berbasis korporasi di tingkat petani, oleh dan

untuk petani (kelembagan petani korporasi mandiri)

2) Sistem produksi benih kemitraan yang melibatkan kelembagaan

petani sebagai plasma dengan mitra bisnis (swasta, BUMN, BUMD)

sebagai inti yang: (1) dikehendaki dan disepakati oleh kedua belah

pihak, (2) saling menguntungkan, (3) saling berbagi resiko secara

proporsional.

Rekomendasi kebijakan secara lengkap disampaikan dalam Lampiran

Evidence.

3. Pupuk Hayati Gliocompost Untuk Mendukung Pengembangan

Produksi Padi Gogo dan Hortikultura Nasional

Saat ini banyak jenis pupuk hayati telah dihasilkan oleh lembaga riset

nasional dan swasta yang sudah dikomersialkan atau beredar di pasaran

dengan kualitas yang beragam. Namun yang direkomendasikan oleh Komite

Inovasi Nasional (KIN) hanya 12 jenis yang sudah mengalami uji multilokasi

di seluruh Indonesia, salah satu diantaranya adalah Gliocompost. Pupuk

hayati Gliocompost mengandung mikroba Gliocladium Sp. yang fungsinya

disamping sebagai pupuk hayati juga sebagai pestisida hayati. Dari hasil

penelitian yang sudah dipublikasikan diketahui bahwa Gliocladium memiliki

manfaat yang sangat besar untuk mengurangi penggunaan pestisida.

Berdasarkan pengujian multilokasi pada tahun 2010-2015 diperoleh hasil

sebagai berikut: a) Aplikasi Gliocompost pada tanaman padi gogo dapat

menekan penggunaan pupuk anorganik N, P, K sebesar 50%, b) Hasil padi

gogo dari petak percobaan yang diaplikasi Gliocompost dengan takaran

pupuk anorganik (N,P,K) 50% sama dengan hasil padi dari petak percobaan

yang diaplikasi pupuk anorganik saja dengan dosis 100%, c) Dari percobaan

Gliocompost di Magelang pada tahun 2013, diketahui bahwa hasil cabe

varietas Jacko 99 mencapai 6,83 t/ha. Hasil tersebut lebih baik dari

perlakuan kontrol dengan dosis pupuk sebanyak 200 kg/ha yang

menghasilkan 3,31 t/ha. Demikian juga pada percobaan aplikasi gliocompost

di Garut pada tahun 2013, hasil cabai mencapai 4,55 t/ha, sedangkan

Page 143: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 129

kontrol hasilnya hanya 3,60 t/ha. Hal ini disebabkan oleh aktivitas enzimatik

dan fitohormon yang berpengaruh positif terhadap pengambilan hara makro

dan mikro tanah, peningkatan vigor dan viabilitas benih, efisiensi

penggunaan pupuk NPK anorganik dan produktivitas tanaman.

Sejak tahun 1970-an, lahan-lahan pertanian di Indonesia mulai

menggunakan pupuk anorganik secara massal dan terus-menerus. Hal ini

menyebabkan terjadinya proses degradasi kesuburan lahan pertanian

terutama pada lahan sawah yaitu ditunjukkan dengan menurunnya kualitas

sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang mengakibatkan rendahnya

kandungan bahan organik terutama pada lahan sawah, bahkan juga terjadi

penurunan pH tanah. Sementara itu, beberapa sumberdaya alam yang

dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal. Misalnya udara yang

mengandung 78% Nitrogen tidak dapat digunakan oleh tanaman

sepenuhnya, padahal mikroba mampu menambat nitrogen yang berlimpah

di udara. Demikian juga dengan fosfat dan kalium yang tersedia di alam.

Hanya 20-30% P dan K di tanah yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman,

sisanya berada dalam keadaan tidak tersedia. Sementara itu mikroba

mampu melarutkan fosfat (P) dan kalium (K) yang tidak tersedia di tanah.

Rekomendasi Kebijakan

a. Penggunaan pupuk hayati Gliocompost untuk mendukung usahatani

padi gogo dan hortikultura dalam skala luas layak dikembangkan, karena

disamping dapat meningkatkan produktivitas per satuan luas, juga dapat

mengurangi biaya pemupukan.

b. Penggunaan pupuk hayati Gliocompost dalam jangka panjang akan

memperbaiki degradasi lahan pertanian yang makin parah dan mampu

mengembalikan kesuburan tanah.

Rekomendasi kebijakan secara lengkap disampaikan dalam Lampiran

Evidence.

4. Sebaran Varietas Unggul Padi Inpari Masih Lambat

Program pemerintah agar Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada

tahun 2045 memerlukan peningkatan produksi padi sebesar 18,65%

dibandingkan produksi tahun 2017. Badan Litbang Pertanian sejak era

dilepasnya varietas populer Ciherang, telah melepas padi inbrida yang diberi

nama varietas Inpari. Mulai tahun 2008, lebih dari 50 varietas Inpari telah

dilepas yaitu Inpari 1 (tahun 2008) hingga Inpari Padjadjaran Agritan (tahun

Page 144: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 130

2018). Hingga tahun 2017, beberapa varietas Inpari telah diadopsi petani

tetapi dalam luasan terbatas atau adopsinya tergolong lambat. Sebaran luas

tanam pada tahun 2016 rata-rata dari 34 Provinsi masih didominasi oleh

varietas Ciherang (dilepas tahun 2000) yang menempati peringkat I dengan

luas tanam 4.702.214 ha (31,92% dari total luas tanam nasional 14.731.252

ha). Beberapa varietas Inpari yang berkembang, terutama Inpari 30 Ciherang

Sub 1 (dilepas tahun 2012) dalam waktu lima tahun telah menempati

peringkat ke-enam pada tahun 2016, tetapi dengan luas tanam yang masih

rendah yaitu 437.447 ha (2,97%) dibandingkan dengan varietas Ciherang

(31,92%). Sedangkan peringkat ke-lima hingga ke-dua dengan luas tanam

3,41% hingga 15,24% ditempati oleh varietas Cigeulis, Situbagendit, IR64,

dan Mekongga. Pada tahun 2017 Balitbangtan telah berhasil melakukan

pengembangan teknologi Jajar Legowo (Jarwo) Super seluas 10.000 ha di 10

Provinsi sentra padi menggunakan varietas Inpari 30, Inpari 32 dan Inpari 33

dengan komponen pendukungnya (Agrimeth, Biodekomposer, Bioprotektor,

dll). Peningkatan produktivitas padi melalui Jarwo Super dibandingkan dengan

petani non-Jarwo Super rata-rata dari tiga provinsi di Sumatera yaitu sebesar

30% (1,79 ton GKP/ha) dan paket teknologi Jarwo Super layak diusahakan.

Akan tetapi pada tahun 2018, belum ada program massalisasi teknologi Jarwo

Super oleh Ditjen Tanaman Pangan untuk meningkatkan luas tanam varietas

Inpari tersebut. Oleh karena itu, beberapa saran kebijakan untuk percepatan

adopsi varietas unggul baru padi Inpari guna meningkatkan produktivitas padi

nasional, yaitu: a). Memperluas program teknologi Jarwo Super dengan

bantuan benih dan input pendukungnya melalui program Ditjen Tanaman

Pangan; b). Mengevaluasi adopsi serta keberlanjutan petani menggunakan

Inpari 30, Inpari 32 dan/atau Inpari 33 di lokasi-lokasi yang telah terbukti

mampu meningkatkan hasil padi melalui uji lapang Teknologi Jarwo Super

seluas 10.000 ha di 10 Provinsi pada tahun 2017; c). Mengembangkan Desa-

desa di sekitar Desa yang telah menerima program 1.000 Desa Mandiri Benih

(DMB) padi untuk menggunakan benih bermutu Inpari adaptif spesifik lokasi

melalui program bantuan benih dari Ditjen Tanaman Pangan, Kementan; d).

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP/BP3K) pada Provinsi yang varietas Inpari

belum masuk peringkat 10 besar, agar lebih meningkatkan pendampingan

pengembangan Inpari melalui diseminasi; dan e). BB Padi agar mengurangi

secara bertahap produksi benih kelas Benih Penjenis (BS) varietas-varietas

lama (Ciherang, dll) untuk mempercepat berkembangnya varietas-varietas

unggul Inpari spesifik lokasi.

Page 145: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 131

Rekomendasi Kebijakan

Saran kebijakan yang diajukan untuk percepatan adopsi varietas unggul baru

padi Inpari guna peningkatan produktivitas padi nasional sebagai berikut:

a. Memperluas program teknologi Jarwo Super dengan bantuan benih dan

input pendukungnya dari Ditjen Tanaman Pangan. Apabila dilakukan

program massalisasi teknologi Jarwo Super seluas 1 juta ha dengan

peningkatan produktivitas minimal 1,00 ton GKG/ha, maka akan diperoleh

tambahan produksi 1 juta ton GKG.

b. Mengevaluasi adopsi/keberlanjutan petani menggunakan Inpari 30, Inpari

32 dan/atau Inpari 33 di lokasi-lokasi yang telah mampu meningkatkan

hasil padi melalui uji coba Teknologi Jarwo Super seluas 10.000 ha di 10

Provinsi pada tahun 2017. Walaupun komponen pendukung Jarwo Super

(Agrimeth, Biodekomposer, Bioprotektor, dll) belum/tidak tersedia di lokasi

tersebut, minimal petani/Poktan masih menggunakan benih Inpari 30,

Inpari 32 dan/atau Inpari 33 khususnya melalui kegiatan penangkaran

benih Inpari tersebut oleh salah satu Poktan di wilayah pengembangan

Jarwo Super 2017.

c. Mengembangkan Desa-desa di sekitar Desa yang telah menerima program

1.000 Desa Mandiri Benih (DMB) padi untuk menggunakan benih bermutu

Inpari adaptif spesifik lokasi di setiap Desa melalui program bantuan benih

dari Ditjen Tanaman Pangan. Pengembangan DMB terutama di luar Jawa

dalam pengembangan budidaya padi spesifik lokasi secara berkelanjutan

akan menjamin benih dari VUB Inpari yang direkomendasikan tersedia di

lapang, dengan memperbanyak jumlah DMB untuk lokasi yang terpencil

dan belum ada penangkar di Kabupaten tersebut.

d. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP/BP3K) pada Provinsi yang varietas Inpari

belum masuk peringkat 10 besar, agar lebih meningkatkan pendampingan

pengembangan Inpari melalui diseminasi (display/demfarm)

dengansupervisi oleh BPTP sebagai perpanjangan tangan (agen

pemasaran teknologi) Balitbangtan, Kementan di Provinsi.

e. BB Padi agar mengurangi secara bertahap produksi benih kelas Benih

Penjenis (BS) varietas-varietas lama (Ciherang, Mekongga, Situbagendit,

IR64, dan IR42) untuk mempercepat berkembangnya varietas-varietas

unggul Inpari spesifik

Page 146: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 132

Rekomendasi kebijakan secara lengkap disampaikan dalam Lampiran

Evidence.

5. Kebijakan Sistem Bantuan Benih Sebar Varietas Unggul Jagung Hibrida Rakitan Balitbangtan Perlu Diperbaiki

Kebutuhan jagung terus meningkat dengan bertambahnya penduduk dan

pada tahun 2045 diperkirakan 45,628 juta ton, sehingga perlu program

peningkatan produksi jagung. Tahun 2017, produksi jagung 28,92 juta ton

dan produktivitas 5,53 ton/ha. Pada tahun 2045 pemerintah mentargetkan

produksi jagung sebesar 63,16 juta ton atau meningkat 118% dibandingkan

dengan tahun 2017. Untuk mencapai target produksi jagung tersebut, maka

diperlukan peningkatan luas panen dan produktivitas antara lain dengan

menanam jagung hibrida. Pada tahun 2016 luasnya baru mencapai 74,44%,

sedangkan sisanya adalah jagung komposit yang produktivitasnya lebih

rendah daripada hibrida. Untuk mempercepat dan meningkatkan adopsi

varietas jagung hibrida Balitbangtan, maka Kementerian Pertanian tahun

2017 memberikan porsi bantuan benih bersubsidi varietas jagung hibrida

sebanyak 40% (sekitar 1.120.122 ha) dari total 3 juta ha luas jagung yang

mendapat bantuan pemerintah kepada petani. Sisanya 60% adalah benih

jagung hibrida yang diproduksi umumnya oleh Multy National Companies

(MNC). Untuk mengetahui respon petani penerima bantuan benih dari

pemerintah pada tahun 2017 tersebut terhadap varietas jagung hibrida

Balitbangtan, maka pada tahun 2018 dilakukan survey di tiga Provinsi utama

jagung di pulau Jawa (Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat). Tujuan

survey ini untuk memberikan saran perbaikan kebijakan bantuan benih lebih

lanjut.

Dari survey yang telah dilakukan di 9 Kabupaten terpilih 55 kelompok tani dan

diperoleh informasi bahwa kelompok tani penerima bantuan benih jagung

hibrida Balitbangtan berupa hibrida Silang Tiga Jalur varietas Bima 19 URI

dan Bima 20 URI yang belum pernah mereka tanam sebelumnya. Mereka

telah biasa menanam benih jagung hibrida non-Balitbangtan yang umumnya

hibrida Silang Tunggal. Pada lokasi endemik penyakit bulai, hibrida

Balitbangtan Bima 19 URI dan Bima 20 URI lebih tahan bulai sehingga

diperoleh hasil biji lebih tinggi dibandingkan dengan hibrida non-Balitbangtan.

Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan adopsi benih varietas jagung

hibrida Balitbangtan adalah: 1) memperbanyak diseminasi atau pengenalan

hibrida Balitbangtan berupa dermplot/demfarm di lokasi/wilayah yang belum

pernah menanam jagung hibrida Balitbangtan; 2) untuk lokasi/wilayah yang

Page 147: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 133

telah biasa menanam benih jagung hibrida non-Balitbangtan, maka sebaiknya

diberikan hibrida Silang Tunggal Balitbangtan yang rata-rata hasilnya lebih

tinggi atau minimal sebanding dengan hibrida non-Balitbangtan, sehingga

tidak terjadi penurunan hasil; 3) perlunya memetakan lokasi/wilayah yang

mengalami endemik penyakit bulai atau penyakit/hama lainnya; dan 4)

bantuan benih hibrida hibrida Silang Tiga Jalur Balitbangtan sebaiknya

diarahkan ke lahan potensial (lahan kering, lahan masam, dll) di luar Jawa

yang umumnya masih menanam jagung komposit (varietas unggul atau lokal)

sehingga akan terjadi peningkatan produktivitas dan produksi jagung di

lahan-lahan tersebut.

Rekomendasi Kebijakan

Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan adopsi benih varietas jagung

hibrida Balitbangtan adalah sebagai berikut:

a. Balitbangtan (melalui BPTP) agar bekerjasama dengan Diperta

Kabupaten (melalui BPP/BP3K di Kecamatan) dan produsen

benih/lisensor varietas tertentu untuk memperbanyak diseminasi atau

pengenalan varietas rakitan Balitbangtan berupa dermplot/demfarm di

lokasi/wilayah yang belum pernah menanam jagung hibrida

Balitbangtan.

b. Untuk lokasi/wilayah yang kelompok taninya telah biasa menanam benih

jagung hibrida non-Balitbangtan yang umumnya hibrida Silang Tunggal,

maka apabila akan diberikan benih bantuan Balitbangtan sebaiknya

diberikan hibrida Silang Tunggal Balitbangtan yang rata-rata hasilnya

lebih tinggi atau minimal sebanding dengan hibrida non-Balitbangtan,

sehingga tidak terjadi penurunan hasil, mengingat program kita adalah

untuk meningkatkan produktivitas dan produksi jagung.

c. BPTP bersama Balitsereal hendaknya memetakan lokasi/wilayah yang

mengalami endemik penyakit bulai atau penyakit/hama lainnya,

sehingga di daerah tersebut perlu diuji beberapa varietas

hibridaBalitbangtan yang tahan bulai atau penyakit/hama lainnya dengan

karakter utama hasil biji yang tinggi atau minimal sebanding dengan

hibrida non-Balitbangtan.

d. Ke depan, bantuan benih hibrida hibrida Silang Tiga Jalur varietas Bima

19 URI dan Bima 20 URI Balitbangtan sebaiknya diarahkan ke lahan

potensial (lahan kering, lahan masam, dll) di luar Jawa yang umumnya

Page 148: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 134

e. masih menanam jagung komposit (varietas unggul atau lokal) sehingga

akan terjadi peningkatan produktivitas dan produksi jagung di lahan-

lahan tersebut.

f. Memperbanyak pelepasan dan uji coba varietas jagung hibrida Silang

Tiga Jalur adaptif lahan potensial (lahan kering, lahan masam, dll) di luar

Jawa. Hal ini berkaitan dengan potensi hasil benih hibrida Silang Tiga

Jalur yang mencapai dua kali dibandingkan dengan hibrida Silang

Tunggal, sehingga harga benih hibrida Silang Tiga Jalur lebih murah

(sekitar 3 kali harga jagung komposit) dibandingkan dengan hibrida

Silang Tiga Jalur, dengan potensi hasil di atas jagung komposit.

g. Hibrida Silang Tiga Jalur sebaiknya ditujukan untuk menggantikan

jagung komposit unggul (seperti varietas Bisma dan Lamuru) yang

berdasarkan data tahun 2016 luasnya mencapai 663.454 ha (13,94%)

dari total luas tanam 4,41 juta ha. Sedangkan bantuan benih jagung

komposit unggul (varietas Lamuru dan Bisma) dapat diprogramkan untuk

menggantikan jagung komposit lokal yang berdasarkan data tahun 2016

luasnya mencapai 460.609 ha (10,44%) dari luas tanam 4,41 juta ha.

Bantuan benih jagung komposit unggul (varietas Lamuru dan Bisma) ini

juga dapat diprogramkan untuk lahan bukaan baru yang umumnya

kesuburan tanahnya masih rendah. Apabila dari 1.124.063 ha luas lahan

yang masih menggunakan jagung komposit (varietas unggul dan lokal)

ditanami jagung hibrida hibrida Silang Tiga Jalur dengan peningkatan

produktivitas minimal 1 ton/ha di atas jagung komposit unggul atau

lokal, maka akan diperoleh peningkatan produksi sebesar 1,12 juta ton.

Page 149: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/lakip2018.pdf29 Teknologi budidaya kacang tanah di lahan kering iklim kering 114 30 Deskripsi Teknologi

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 135