pulpotomi.docx

Upload: nabila-rizkika

Post on 04-Apr-2018

281 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    1/26

    PULPOTOMI

    Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal gigi yang telah mengalami

    infeksi, sedangkan jaringan pulpa yang terdapat dalam saluran akar ditinggalkan.(Tarigan, 1994:117)

    atau dapat diartikan pembuangan pulpa vital dari ruang pulpa, dengan meninggalkan jaringan pulpapada saluran akar dalam keadaan sehat dan vital. Kemudian diikuti penempatan medikamen di atas

    orifice yang akan menstimulasikan perbaikan atau memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar.

    Konsekuensi umum pulpotomi adalah permulaan terjadinya perubahan-perubahan degenerative yang

    kemudian akan mengakibatkan klasifikasi saluran akar. Saluran akar gigi-gigi tersebut akan tidak

    memungkinkan untuk perawatan endodontic jika nantinya diperlukan karena adanya kelainan

    periapeks. (Bence. 1990: 12)

    Tujuan perawatan pulpotomi

    Tujuan perawatan pulpotomi adalah menghilangkan semua jaringan pulpa yang terinfeksi.

    Indikasi perawatan pulpotomi

    PenderitaKooperatif

    Keadaan umum baik

    Penderita dengan kontra indikasi pencabutan

    Gigi :Perforasi

    Perdarahan sedikit

    Gigi permanen muda

    Gigi yang perforasi karena karies namun lebih menguntungkan bila dirawat daripada

    dilakukan pencabutan

    Peradangan pulpa hanya terbatas pada ruang pulpa.

    (Soekidjo, 2008)

    Pada perawatan pulpotomi penggunaan formokresol ditujukan sebagai pengganti kalsium

    hidroksida. Bahan aktif dari formokresol yaitu 19% formaldehid, 35% trikresol ditambah 15% gliserin

    dan air. Trikresol merupakan bahan aktif yang kuat dengan waktu kerja pendek dan sebagai bahan

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    2/26

    antiseptic untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami infeksi atau inflamasi

    sedangkan formaldehid berpotensi untuk memfiksasi jaringan. Sweet mempelopori penggunaan

    formokresol untuk perawatan pulpotomi. Awalnya perawatan pulpotomi dengan formokresol ini

    dilakukan sebanyak empat kali kunjungan namun saat ini perawatan pulpotomi dengan formokresol

    dapat dilakukan untuk satu kalikunjungan.

    Beberapa studi telah dilakukan untuk membandingkan formokresol dengan kalsium

    hidroksida dan hasilnya memperlihatkan bahwa perawatan pulpotomi dengan formokresol pada gigi

    sulung menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada penggunaan kalsium hidroksida.

    Formokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuk suatu zona fiksasi dengan

    kedalaman yang bervariasi yang berkontak dengan jaringan vital. Zona ini bebas dari bakteri dan

    dapat berfungsi sebagai pencegah terhadap infiltrasi mikroba25. Keuntungan formokresol pada

    perawatan pulpa gigi sulung yang terkena karies yaitu formokresol akan merembes melalui pulpa dan

    bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan. Penelitian-penelitian secara histologis

    dan histokimia menunjukkan bahwa pulpa yang terdekat dengan kamar pulpa menjadi terfiksasi lebih

    ke arah apikal sehingga jaringan yang lebih apikal dapat tetap vital. Jaringan pulpa yang terfiksasi

    kemudian dapat diganti oleh jaringan granulasi vital.Perawatan pulpotomi formokresol hanya

    dianjurkan untuk gigi sulung saja,

    diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih vital, gigi sulung yang pulpanya

    terbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan.(Riyanti,2008:9-10)

    Tindakan pulpotomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pulpotomi vital dan pulpotomi

    non vital.

    PULPOTOMI VITAL

    Pulpa vital adalah membuang seluruh jaringan pulpa bagian koronal namun tetap

    meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar tetap vital.

    Indikasi

    Pulpa vital, bebas dari supurasi ataupun tanda-tanda lain dari nekrosis. Pulpa terbuka oleh karena faktor mekanis (trauma preparasi) selama preparasi kavitas yang

    kurang hati-hati atau tidak sengaja.

    Pulpa terbuka oleh karena trauma dimana pulpa sudah lebih dari 2 jam tetapi tidak lebih dari24 jam dan belum terjadi infeksi periapikal

    Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang kar Tidak ada kehilangan tulang bagian interdental

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    3/26

    Pada gigi posterior dimana exterpasi pulpa sulit dilakukan Apeks akar belum tertutup sempurna

    Kontra indikasi

    Sakit bila diperkusi atau dipalpasi Adanya radiolusen pada daerah periapikal atau interradikuler Mobility patologik Ada pus pada pulpa terbuka Kesehatan umum penderita kurang

    Keuntungan

    Dapat diselesaikan dengan waktu singkat, hanya 1-2 kali kunjungan Pengambilan pulpa hanya di bagian koronal, hal ini menguntungkan karena pengambilan

    jaringan pulpa bagian saluran akar sukar, karena adanya ramifikasi.

    Iritasi instrument atau obat-obatan terhadap jaringan periapikal dapat dihindarkan Bila perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpotomi devital/ pulpektomi.

    (Tarigan, 1994: 117-119)

    Cara perawatan Pulpotomi vital:

    Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit saat perawatan

    Isolasi gigi dengan memasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasidengan kapas dan saliva ejectordan jaga keberadaannya selama perawatan.

    Preparasi kavitas perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh permukaan oklusaluntuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.

    Ekskavasi karies yang dalam. Buang atap pulpa dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece berkecepatan

    rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial dan distal seperlunya

    untuk membuang atap kamar pulpa.

    Buang pulpa bagian korona, hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator besar ataudengan bor bundar kecepatan rendah.

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    4/26

    Cuci dan keringkan kamar pulpa, semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril, syringedisposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan sisa-sisa pulpa dari kamar

    pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas steril.

    Aplikasikan formokresol, celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol, buangkelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar pulpa, menutupi

    pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.

    Berikan bahan antiseptic, siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol danformokresol dalam bagian yang sama denganzinc oxide. Keluarkan kapas yang mengandung

    formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa di bagian akar. Serap pasta

    dengan kapas basah secara perlahan dalam tempatnya.Dressing antiseptik digunakan bila ada

    sisa-sisa infeksi.

    Restorasi gigi, tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal denganamalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota stainless steel.

    (Riyanti, 2008:10-12)

    DEVITAL PULPOTOMIPulpotomi devital adalah pengambilan jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa yang

    sebelumnya telah di devitalisasi, kemudian dengan pemberian obat-obatan jaringan pulpa dalam

    saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptic dan diawetkan.(Tarigan, 1994: 119). Prinsip dasar

    perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah untuk mencegah sepsis dengan caramembuang jaringan pulpa non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal,

    memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar.()

    Indikasi :

    Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka oleh karena karies dan trauma Penderita dengan perdarahan yang berat Gigi dengan saluran akar yang bengkok, atau lokasi gigi sukar untuk dilakukan suatu

    pulpektomi

    Bila perawatan vital sukar dilakukan misalnya kesukaran untuk melakukan penyuntikan atauanastesi lokal.(Tarigan. 1994: 120)

    Cara perawatan devital pulpotomi :

    Kunjungan pertama:

    Siapkan instrumen dan bahan. Isolasi gigi dengan rubber dam.

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    5/26

    Preparasi kavitas. Ekskavasi karies yang dalam. Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril dengan handpiece kecepatan rendah Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar. Cuci dan keringkan pulpa dengan air /saline steril, syringe disposible dan jarum steril. Letakkan paraformaldehid pada bagian terdalam dari kavitas. Tutup kavitas dengan tambalan sementara. Dengan memakai paraformaldehid instruksikan pasien untuk kembali 7 sampai dengan 10

    hari

    Kunjungan kedua :

    Isolasi gigi dengan rubber dam. Buang tambalan sementara, lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non vital. Bila masih

    vital lakukan lagi, perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa sudah non vital

    lakukan perawatan selanjutnya.

    Jaringan pulpa dikamar pulpa dibuang dan dibersihkan Aplikasi sub basse semenzinc oxide eugenol + formokresol Basis ZnPO4 Restorasi gigi dengan tambalan permanen.(Riyanti,2008:12-14)

    Keberhasilan Pulpotomi

    Perawatan pulpotomi dinyatakan berhasil apabila kontrol setelah 6 bulan tidak ada keluhan, tidak

    ada gejala klinis, tes vitalitas untuk pulpotomi vital (+), dan pada gambaran radiografik lebih baik

    dibandingkan dengan foto awal.

    PERAWATAN PULPA GIGI SULUNG

    September 10, 2008, 9:18 pm

    Filed under: artikel kedokteran gigi

    I. ANATOMI GIGI SULUNG

    http://shoekidjo.blog.friendster.com/2008/09/perawatan-pulpa-gigi-sulung/http://shoekidjo.blog.friendster.com/category/artikel-kedokteran-gigi/http://shoekidjo.blog.friendster.com/category/artikel-kedokteran-gigi/http://shoekidjo.blog.friendster.com/2008/09/perawatan-pulpa-gigi-sulung/
  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    6/26

    Tanduk pulpa gigi sulung lebih besar daripada tanduk pulpa gigi permanen dan relatif dekat

    ke permukaan karena lapisan enamel dan dentin gigi sulung lebih tipis, hanya setengah

    tebal gigi permanen. Tanduk pulpa merupakan perluasan jaringan pulpa yang sangat besar,

    terutama pada molar pertama sulung. Molar atas sulung mempunyai 3 tanduk pulpa yang

    berhubungan dengan tiga akar (mesiobukal, distobukal, dan palatal). Molar pertama bawah

    mempunyai 4 tanduk pulpa yang berlokasi di bawah masing-masing tonjol : mesiobukal,

    mesiolingual, distobukal dan distolingual. Ada 2 akar, dan biasanya 2 atau 3 saluran akar;

    akar mesial mungkin mempunyai 1 atau 2 saluran. Jalan masuk ruang pulpa paling baik

    dicapai melalui permukaan oklusal dengan menetukan tempat semua tanduk pulpa dahulu

    kemudian menghubungkannya dengan mengebor.

    Kedalaman pulpa di mahkota sangat bervariasi; radiografik preoperatif akan memberikan

    gambaran yang bagus bagi operator bukan hanya kedalamannya saja, tetapi juga ketebalan

    dasar pulpa dan tempat orifice dalam arah mesiodistal. Dasar pulpa yang tipis mungkin

    mempunyai saluran-saluran tambahan meskipun jarang terlihat secara radiografik. Saluran-

    saluran tambahan ini bersama-sama dasar pulpa porus yang terlihat dalam molar sulung

    non-vital dapat menyebabkan kebocoran produk peradangan dari kamar pulpa ke daerah

    inter-radikuler. Hal ini dapat menerangkan mengapa kehilangan tulang inter-radikuler pada

    molar sulung non-vital lebih tinggi dibandingkan kehilangan tulang periapikal yang terlihat

    pada gigi permanen non-vital. Pulpa gigi sulung menua sama seperti pulpa gigi permanen.

    Dengan demikian saluran akar molar sulung pada usia 3 tahun terlihat sangat luas pada

    radiografik sementara pada usia 8 tahun pada anak yang sama terlihat sangat kecil atau

    hilang. Selain itu, pulpa gigi sulung mampu mengadakan perubahan fisiologik dan patologik

    seperti gigi permanen misalnya pembentukan dentin sekunder, resorbsi internal, dan

    kalsifikasi.

    Akar gigi sulung lebih panjang dan lebih tipis dalam arah mesiodistal daripada gigi permanen

    penggantinya. Akar gigi molar sulung menyebar untuk memungkinkan perkembangan

    premolar di bawahnya.Retensi akar molar sulung setelah resorbsi fisiologis ataupencabutan biasanya disebabkan oleh akar sem[it dan bengkok. Pulpa saluran akar gigi

    molar sulung mengikuti alur yang pipih, berbelit dan bercabang. Banyaknya percabangan

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    7/26

    pulpa gigi sulung mengakibatkan perawatan endodontik konvensionalnya lebih sulit

    dilakukan daripada gigi permanen.

    Perawatan biasanya meliputi pembuangan bagian pulpa gigi sulung kemudian diikuti

    pemberian obat-obatan baik untuk devitalisasi pulpa yang tertinggal atau untuk

    menyembuhkannya. Mengingat bahwa gigi permanen pengganti terletak dekat akar molar

    sulung, berarti bahwa bur, jarum ekstirpasi, jarum file, dan reamer harus ditangani dengan

    sangat hati-hati serta penggunaan obat-obat yang ditempatkan dalam ruang pulpa atau

    saluran akar harus dapat diresorbsi. Penilaian praoperatif secara radiografik yang teliti

    merupakan suatu keharusan untuk membantu membuat diagnosis patologi pulpa.

    II. TUJUAN PERAWATAN GIGI SULUNG

    1. Mempertahankan gigi dalam keadaan non patologis

    2. Agar gigi berfungsi dengan baik

    3. Menjaga fungsi bicara

    4. Mempertahankan panjang lengkung gigi

    5. Mencegah kebiasaan jelek

    6. Mencegah trauma psikologis

    III. PRINSIP PERAWATAN PULPA GIGI SULUNG

    Prinsip utama perawatan pulpa pada gigi sulung adalah menghilangkan rasa sakit.

    IV.

    MACAM PERAWATAN PULPA GIGI SULUNG

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    8/26

    1. Pulp Capping Indirect

    2. Pulp Capping Direct

    3. Pulpotomi

    4. Pulpektomi

    1. Pulp Capping Indirect

    Adalah penempatan suatu lapisan atau bahan pelindung di atas dentin yang tipis akibat

    adanya karies yang dalam. Indikasinya antara lain karies yang dalam atau fraktur yang

    melibatkan dentin namun pulpanya masih tertutup lapisan tipis dentin. Tekniknya meliputi

    pembuangan sebagian besar jaringan karies tetapi membiarkan jaringan karies secukupnya

    untuk tetap berada diatas tanduk pulpa untuk menghindari terbukanya pulpa.

    Tujuan Pulp capping Indirectadalah mempertahankan pulpa tetap vital dengan

    menempatkan basis pelindung pulpa (kalsium hidroksida) di dasar kavitas yang telah

    dibersihkan kariesnya sehingga merangsang terbentuknya dentin sekunder.

    2. Pulp Capping Direct

    Adalah penempatan bahan pelindung pulpa biokompatibel (kalsium hidroksida) di atas

    pulpa sehat yang terbuka oleh karena kesalahan yang tidak disengaja pada saat preparasi

    atau trauma. Reaksi pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan membentuk

    dentin sekunder. Indikasinya pulpa yang terbuka tersebut harus vital supaya mampu

    melakukan perbaikan, pulpa terbuka 1mm terutama karena alat dan penderita sehat.

    Merupakan kontra indikasi bila ada inflamasi pada pulpa yang terbuka atau perdarahan

    yang banyak. Jika inflamasi meluas ke seluruh ruang pulpa, kemungkinan berhasil akan

    musnah. Oleh karena itu terapi ini akan lebih cocok bagi terbukanya pulpa vital yang kecil

    baik karena karies maupun trauma.

    *Keuntungan Pulp Capping antara lain :

    - Proses karies terhenti

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    9/26

    - Bakteri rongga mulut terhenti aktivitasnya

    - Bakteri dalam kavitas mati oleh karena Ca(OH)2 bersifat basa

    - Gigi dapat berfungsi kembali

    - Mencegah perforasi pulpa

    *Tata cara perawatan Pulp Capping :

    - Isolasi daerah dengan rubberdam atau dengan cotton roll

    - Preparasi kavitas dengan bur bulat putaran rendah

    - Pengambilan jaringan karies di dasar kavitas dengan escavator

    - Pembersihan dengan irigasi H2O2 3% / Thymol + aquadest

    - Letakkan Ca(OH)2 pada dasar kavitas kemudian di basis dengan ZnPO4

    - Dilakukan restorasi tetap.

    3. PULPOTOMI

    Adalah pembuangan pulpa vital dari ruang pulpa, dengan meninggalkan jaringan pulpa pada

    saluran akar dalam keadaan sehat dan vital. Kemudian diikuti penempatan medikamen di

    atas orifice yang akan menstimulasikan perbaikan atau memfiksasi sisa jaringan pulpa pada

    saluran akar. Tujuan perawatan pulpotomi adalah menghilangkan semua jaringan pulpa

    yang terinfeksi.

    Gambar 3. Gigi setelah perawatan

    pulpotomi dan direstorasi tetap

    Indikasi pulpotomi pada gigi sulung:

    1. Penderita :

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    10/26

    Kooperatif

    Keadaan umum baik

    Penderita dengan kontra indikasi pencabutan

    2. Gigi :

    Perforasi < 2mm

    Perdarahan sedikit

    Gigi permanen muda

    Gigi yang perforasi karena karies namun lebih menguntungkan bila dirawat daripada

    dilakukan pencabutan

    Peradangan pulpa hanya terbatas pada ruang pulpa

    Macam-macam pulpotomi

    i. Vital Pulpotomi

    Membuang seluruh jaringan pulpa bagian koronal namun tetap meninggalkan jaringan

    pulpa pada saluran akar tetap vital (dalam 1 kunjungan).

    Indikasi :

    - Pulpa vital

    - Pulpa terbuka oleh karena faktor mekanis (trauma preparasi)

    - Pulpa terbuka oleh karena trauma < 24 jam (belum terjadi infeksi periapikal)

    Kontra indikasi :

    -

    Perkusi sakit

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    11/26

    - Ada pus pada pulpa terbuka

    - Kesehatan umum penderita kurang

    Bahan yang digunakan Ca(OH)2

    Pada umumnya pulpotomi vital jarang digunakan pada gigi sulung

    Cara perawatan vital pulpotomi:

    - Anestesi

    - Jaringan pulpa pada ruang pulpa diambil

    - Luka pulpa ditekan dengan larutan formokresolb + 3-5 menit

    - Perdarahan berhenti,

    - Pasta formokresol

    - Basis

    - Restorasi tetap SSC

    ii. Devital Pulpotomi

    Indikasi :

    - Gigi sulung dengan pulpa terbuka oleh karena karies dan trauma, sulit dilakukan

    anestesi lokal

    - Penderita dengan perdarahan yang berat

    - Gigi dengan saluran akar yang tidak jelas

    Cara perawatan devital pulpotomi :

    Visit 1 :

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    12/26

    - Isolator karet dipasang,

    - Kavitas dipreparasi tanpa menimbulkan rasa sakit,

    - Bahan devitalisasi (Caustinerf fort) di masukkan kavitas,

    - Kavitas ditumpat dengan tumpatan sementara (ditunggu beberapa hari tergantung

    bahan devital).

    Visit 2 :

    - Isolator karet dipasang,

    - Tumpatan sementara diambil,

    - Atap pulpa diambil,

    - Jaringan pulpa dalam ruang pulpa diambil hingga bersih dan terlihat orifice,

    - Pasta antiseptik dimasukkan kavitas kemudian dibasis ZnPO4,

    - Restorasi tetap SSC, karena gigi dengan pulpa non-vital rapuh dan mudah pecah

    iii. Mortal Pulpotomi

    Indikasi :

    Gigi sulung non-vital,

    - Ada resorbsi akar

    - Saluran akar tidak jelas

    - Akar membengkok

    - Nonkooperatif

    Cara perawatan mortal pulpotomi :

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    13/26

    Visit 1 :

    - Pengambilan atap pulpa,

    Gambar 6. Gambar atap pulpa yang telah diambil hingga orifice tampak

    - Jaringan nekrotik bagian koronal dibersihkan,

    - Sterilisasi dengan obat sterilisasi,

    - Tumpatan sementara.

    Visit 2 (3 hari sampai 1 minggu) :

    - Isolasi gigi, tumpatan sementara dan obat sterilisasi diambil,

    - Ruang pulpa diisi pasta antiseptik (dengan ditekan),

    - Basis ZnPO4,

    - Restorasi tetap SSC

    Perawatan pulpotomi dinyatakan berhasil apabila kontrol setelah 6 bulan tidak ada

    keluhan, tidak ada gejala klinis, tes vitalitas untuk pulpotomi vital (+), dan pada gambaran

    radiografik lebih baik dibandingkan dengan foto awal.

    4. PULPEKTOMI

    Adalah pembuangan seluruh jaringan pulpa nekrotik pada ruang pulpa dan saluran akar

    diikuti pengisian saluran akar dengan bahan semen yang dapat diresorbsi.

    Indikasi pulpektomi pada gigi sulung :

    - Pasien kooperatif

    - Gigi vital atau non-vital, serta ada tanda-tanda keradangan

    - Akar masih utuh (dari gambaran radiografik)

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    14/26

    - Akar tidak bengkok

    - Saluran akar terlihat jelas.

    Macam-macam Pulpektomi :

    o Pulpektomi Sebagian (Partial Pulpectomy)

    Indikasi :

    - Bila jaringan pulpa bagian koronal dan saluran akar vital, tetapi ada tanda-tanda klinis

    keradangan

    - Dari gambaran radiografik, tidak ada kerusakan akar atau pelebaran periodontal

    ligamen

    Prosedur Pulpektomi Sebagian :

    Isolasi daerah kerja

    Anestesi Lokal

    Pengambilan atap pulpa hingga orifice terlihat

    Pembersihan jaringan pulpa bagian koronal

    Pengukuran panjang gigi (dwf)

    Pengambilan jaringan pulpa pada saluran akar dengan ekstirpasi

    Preparasi SA dengan file (panjang gigi-2mm)

    Irigasi dengan H2O2 3% bergantian dengan H2O / NaOCl 2%

    Keringkan dengan paper point

    SA diisi dengan pasta ZnO Eugenol

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    15/26

    Basis semen ZnPO4

    Restorasi tetap SSC

    o Pulpektomi Lengkap (Full Pulpectomy)

    Indikasi :

    (Sama dengan indikasi perawatan pulpa)

    - Gigi vital atau nonvital

    - Akar masih utuh, belum ada resorbsi akar

    - Saluran akar terlihat jelas

    Prosedur Pulpektomi Lengkap :

    (Sama dengan prosedur pulpektomi sebagian)

    -

    Preparasi saluran akar sampai ujung

    - Preparasi secara mekanis dengan hati-hati

    - Panjang gigi dihitung dulu dari gambaran radiografik

    Kesulitan Pulpektomi

    - Banyak visit

    - Penderita dan orang tua mengabaikan karena sudah tidak sakit

    - Untuk Molar sulung sulit dilakukan karena :

    Morfologi saluran akar molar sulung :

    Pipih

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    16/26

    Membengkok

    Banyak percabangan

    Banyak penggabungan akar

    Jumlah saluran akar 2-5 saluran

    Resorbsi akar tidak jelas

    Preparasi akar kurang hati-hati

    Membahayakan benih gigi

    o Perawatan Pulpotomi dan Pulpektomi Di xxxx

    a. PULPOTOMI

    Indikasi sama dengan indikasi perawatan pulpa gigi sulung

    - Gigi vital atau nonvital

    - Ada resorbsi akar +1/3 panjang akar

    - Saluran akar tidak terlihat (obliterasi)

    - Akar membengkok tajam

    -

    Penderita tidak kooperatif

    Prosedur Perawatan Pulpotomi :

    - Bila gigi vital, didevitalisasi dahulu

    - Gigi Nonvital :

    1. Pengambilan atap pulpa hingga orifice terlihat,

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    17/26

    2. Bersihkan dengan antiseptik,

    3. Sterilisasi dengan obat sterilisasi (minimal 2 kali) dengan jarak pemanggilan 3 hari

    sampai tidak berbau,

    4. Pengisian dengan pasta antiseptik, beri kapas, tumpat sementara,

    5. Foto pengisian, bila jelek pengisian diulang lagi sampai di foto baik. Bila sudah baik

    dibasis dengan ZnPO4,

    6. Restorasi tetap (mahkota) SSC

    b. PULPEKTOMI

    Indikasi sama dengan indikasi perawatan pulpa gigi sulung

    - Gigi vital atau nonvital

    - Akar terlihat masih utuh

    - Saluran akar terlihat jelas

    - Dapat dilakukan preparasi mekanis

    - Penderita kooperatif

    Prosedur Perawatan Pulpektomi :

    o Foto diagnosa

    o Bila vital, devitalisasi

    o Pengambilan atap pulpa

    o Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal

    o

    Pengukuran panjang gigi

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    18/26

    Panjang gigi sebenarnya =Panjang Gigi foto x Panjang Alat Sebenarnya

    Panjang Alat Foto

    o Ekstirpasi saluran akar

    o Preparasi saluran akar

    o Jangan mengenai apeks (panjang gigi 2 mm)

    o Foto preparasi

    o Irigasi, keringkan denagan paperpoint steril

    o Sterilisasi saluran akar (min. 2 kali) atau hingga paperpoint kering dan tidak berbau

    o Isi saluran akar dengan pasta ZnOE dengan Lentulo baru

    Mula-mula konsistensi cair kemudian agak kental kemudian ditekan dengan kapas steril

    sampai penuh

    o Tutup kapas + tumpat sementara

    o Foto pengisian

    o Basis semen ZnPO4

    o Tumpatan sementara

    o Kontrol 1 minggu kemudian

    o Restorasi tetap SSC

    I.I Latar Belakang

    Pulpotomi adalah pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa kemudian diikuti oleh

    penempatan obat di atas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan atau

    memumifikasikan sisa jaringan pulpa vital di akar gigi. Pulpotomi disebut jugapengangkatan sebagian jaringan pulpa. Biasanya jaringan pulpa di bagian korona yang

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    19/26

    cedera atau mengalami infeksi dibuang untuk mempertahankan vitalitas jaringan pulpa

    dalam saluran akar. Pulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus yang

    melibatkan kerusakan pulpa yang cukup serius namun belum saatnya gigi tersebut

    untuk dicabut, pulpotomi juga berguna untuk mempertahankan gigi tanpa menimbulkan

    simtom-simtom khususnya pada anak-anak. Indikasi pulpotomi adalah anak yang kooperatif,

    anak dengan pengalaman buruk pada pencabutan, untuk merawat pulpa gigi sulung yangterbuka, merawat gigi yang apeks akar belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat

    direstorasi .

    .

    I.II Masalah

    Bagaimana perawatan lebih lanjut pada kasus kedua pasien dengan keluhan :

    1. Pasien I : Tampak gigi 85 karies profunda perforasi dengan pemeriksaan rontgen akarsudah 2/3 teresorbsi

    2. Pasien II : Tampak gigi 46 karies profunda dengan perforasi seujung jarum dandengan pemeriksaan rontgen akar masih terbuka lebar

    3. II. TINJUAN PUSTAKA

    II.I Kasus Gigi 85

    Kasus Gigi 85

    (Gejala Klinis)

    Nyeri spontan tanpa rangsangan dan stimulus secara terus-menerus, berdenyut karena

    mengenai pulpa dimana terdapat pembuluh saraf dan darah dan adanya pembengkakan.

    Karies Profunda

    Respon inflamasi fenula pasca kapiler padat sirkulasi pulpa terhambat nekrosis PMN

    datang rx inflamasi akut fagosit PMN melepas enzim lisosomlisis stroma pulpabersama

    debris seluler membentuk pusabses akutmeningkatkan interleukin osteoclas aktif

    II.II Prosedur Diagnosa Kasus Gigi 85

    PR: Nyeri bila terkena rangsangan, nyeri tajam, singkat dan tidak terus-menerus

    Objektif: pemeriksaan intraoral (palpasi, sondasi, perkusi, tes vitalitas) dan ekstraoral

    (palpasi)

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    20/26

    PR : Ekstraoral tidak ada pembengkakan, IO :perkusi negatif, karies mengenai dentin, pulpa

    belum terbuk, sondasi +, tes thermal +

    PI :

    Subjektif PI : Terasa lebih sakit pada malam hari, pada waktu tidur

    1. PI Akut : nyeri spontan dan menjalar, tidak dapat menyebutkan letak yang sakit.Gejala Klinis EO nya tdk ada kelainan, IO pulpa bisa perforasi atau tidak, sondasi +,

    jika diberi CE +, perkusi +/-

    2. PI Kronis : asymptomatik tetapi pulpa terbuka, pada anak-anak terdapat pulpitishiperplastik, jika pada radiografis terdapat resorbsi

    GP :

    Warnanya kecoklatan (diskolorisasi karena transluensi menyebabkan warna tidak cemerlang),

    jika dipalpasi sakit tetapi tidak terdapat pembengkakan, tes penciuman +, tes thermal panas +,perkusi -, mobilitas gigi normal, gigi tampak normal dengan pulpa nekrotik tetapi tidak

    menimbulkan sakit

    Gejala umum : nyeri spontan, memiliki perubahan di radiografik seperti pelebaran

    jar.periodontal karena kehilangan lamina dura, lesi radiolusen bisa berukuran kecil/besar

    Tipe GP :

    1. Koagulasi : bagian jaringan ada yang larut kemudian mengendap dan menempatibagian yang padat

    2. Liquefaction : enzim proteulitik mengubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan yanglunak/cair

    IO palpasi dan sondasi (-), perkusi (+), tes vitalitas (-)

    Meliputi jaringan lunak di bibir, kemudian dilihat dari jar.lunak dan jar.keras padalidah/gingiva apakah ada perubahan warna,pembengkakan,jka pada gigi dilihat

    kedalaman karies dan derajad mobilitasnya.

    Pemeriksaan penunjang : Dental Rontgen

    Foto bitewing,perapikal dan panoramik Jenis Pemeriksaan Subjektif Objektif Pemeriksaan

    Penunjang (Rasa sakit malam hari : Pulpitis Irreversibel, Dental

    Rontgen :

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    21/26

    Rangsangan panas/dingin : Foto Panoramik Pulpitis Reversibel) Pulpitis Reversibel : Pulpitis Irreversibel Ekstraoral tidak ada pembengkakan, IO :perkusi negatif, karies mengenai dentin, pulpa belum terbuk, sondasi +, tes thermal + PI Akut : PI Kronis : nyeri spontan dan menjalar, asymptomatik tetapi tidak dapat menyebutkan lb bbbbbetak yang

    sakit. pulpa terbuka, pada

    Gejala Klinis EO nya tdk ada kelainan, anak-anak terdapat IO tidak, sondasi +, pulpitis hiperplastik jika diberi CE +, perkusi +/- jika pada radiografis terdapat

    resorbsi

    II.III Diagnosa pulp desease pada gigi 85 Pulpitis Irreversible Kronis, karena sudah terjadi resorbsi eksternal dan sudah

    berlangsung lama

    II.IV Pertimbangan yang dilakukan untuk menentukan keputusan perawatan

    yang dilakukan ? Apakah dirawat atau diekstraksi ? Jika dirawat, perawatan

    apa yang dilakukan ?

    Pertimbangan : Usia, karena mempengaruhi hasil perawatan dipengaruhi masa erupsi gigi, selain

    itu apakah masih bisa dilakukan tindakan perawatan space maintainer

    Kesehatan umum/ penyakit sistemik (misal penyakit jantung endokarditis) Keadaan rongga mulut Sikap orang tua (edukasi ; perawatan radikal jika orang tua tidak kooperatif) Perawatan gigi sendiri (umur gigi) Pemilihan perawatan pulpa (indirect pulp caping jika pulpa masih tebuka, direct

    jika sudah hiperemi)

    1. 1. Lihat keadaan umum : umur, kesehatan umum, sikap ortu, keadaan sosek2. 2. Lihat keadaan gigi dan jar.mulut : masa erupsi gigi, evaluasi keadaan pulpa,

    periodontal dan periapikal, lihat keadaan mahkota (penting untuk penentuan jenis

    restorasi yang akan dilakukan), keadaan akar (lihat pada bifurkasi, jika sudah rusak

    bukan indikasi PSA berarti indikasi cabut)

    Pada gigi 85 : Jaringan terinfeksi dibuang, kemudian sudah bersih maka bisa menguat

    kembali oleh jaringan-jaringan sekitar ; Bisa mortal pulpotomi jika gigi non vital (karies

    profunda dengan resorbsi 2/3), namun jika akar masih bagus dilakukan pulpektomi

    II.V Perawatan pulpa konservatif dan radikal

    Pulpa Konservatif

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    22/26

    Macam :

    1. Pulp Direct Caping (sedikit hiperemi di bagian corona)2. Indirect Pulp Caping (sedikit perforasi)3. Pulpotomy (misal, kamar pulpa terbuka karena prosedur mekanis, gigi masih ditahan

    atau didukung oleh 2/3 panjang akar)

    Jika diagnosa nya Pulpitis Irreversible kontraindikasi Pulp Caping dan Pulpotomy

    Pulpa RadikalMacam :

    Pulpektomi (kerusakan pulpa sudah mencapai radiks dan mahkota masih memungkinkan

    untuk restorasi, terjadi resorbsi internal tetapi belum perforasi akar, untuk gigi permanen,

    tidak dianjurkan untuk gigi decidui)

    II.VI PULPOTOMI

    1. PULPOTOMI VITALIndikasi :

    Tidak ada tanda-tanda gejala peradangan pulpa dalam kamar pulpa Tidak dijumpai rasa sakit spontan/terus menerus Tidak ada kelainan patologis Gigi masih bisa dipertahankan/diperbaiki minimal didukung lebih dri 2/3 panjang

    akar gigi

    Dilakukan pada pulpa yang terbuka karena adanya pengeboran saat restorasi, jikaterbuka kemungkinan karena trauma jangan dibiarkan lebih dari 24 jam

    Tidak kehilangan tulang bagian interdental Apeks akar belum tertutup sempurna.

    Kontraindikasi :

    Rasa sakit spontan Rasa sakit terutama bila diperkusi/dipalpasi Ada mobiliti yang patologik Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa (obat yang baik untuk

    penyembuhan pulpa menggunakan formokresol)

    Terlihat radiolusen pada daerah periapikal Kalsfikasi pulpa

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    23/26

    Resorbsi akar eksterna atau interna Berdasarkan cara kerja bahan yang digunakan1. 1. Pulpotomi dengan kalsium hidroksida : Indikasi pada gigi permanen muda,

    pembentukan dentin sekunder menyebabkan foramen apikal tertutup sempurna (tidakdilakukan pada gigi sulung, karena kalsium hidroksida bersifat iritatif, dan gigi sulung

    tidak memiliki dentin reparatif)

    2. 2. Pulpotomi dengan formokresol : Indikasi pada gigi sulung yang masih vital Diantara keduanya formokresol lebih baik, karena formokresol memfiksasi sel

    jaringan dan membentuk barier yang mengapur, selain itu juga mendesinfeksi.

    1. PULPOTOMI DEVITALIndikasi :

    Gigi sulung dengan pulpa terbuka karena karies/trauma Gigi dengan saluran akar yang tidak jelas Penderita dengan perdarahan hebat/hemofili Pada pasien yang tidak dapat dilakukan anestesiKontraindikasi :

    Kerusakan gigi bagian koronal terlalu besar

    Sehingga restorasi tidak dapat dilakukan Infeksi periapikal Adanya kelainan patologis pulpa secara klinis maupun rontgenologi

    Bahan nya pasta formaldehid (salah satu kandungan formokresol)

    1. NON VITALIndikasi :

    Gigi sulung non vital akibat karies atau trauma Gigi yang telah mengalami dentoalveolar kronis 2/3 akar telah teresorbsi masih memerlukan SM Gigi sulung patologis karena abses akutKontraindikasi :

    Bifurkasi sudah mengalami kerusakan (indikasi cabut)II.VII PULPEKTOMI

    1. VITAL

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    24/26

    Indikasi :

    Resorbsi akar kurang dari 1/3 Resorbsi internal belum perforasi akar Kelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal Bisa pada m2 dengan syarat sebelum erupsi M pada umur 6 tahun

    Kontraindikasi :

    Gigi tidak dapat direstorasi Panjang akar kurang dari 2/3 disertai resorbsi internal atau eksternal

    1. DEVITALIndikasi :

    Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis tetapi jugabisa pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi

    Kontraindikasi : -

    1. NON VITALIndikasi :

    Gigi tidak goyah Periodontal masih normal Dilihat dari rontgen resorbsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal Kondisi pasien baik

    Kontraindikasi :

    Kondisi pasien jelek Penderita penyakit sistemik Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma yang sukar diambil

    III.I Gejala dan tanda klinis pada gigi 46

    1. Karies profunda dengan perforasi seujung jarum2. Perforasi seujung jarum masih dapat dilakukan perawatan yang mendukung dentin

    reparatif

    3. Pemeriksaan rontgen : akar masih terbuka

    III.II Prosedur diagnosa pada gigi 46

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    25/26

    1. Perkusi (-)2. CE (+)3. Sondasi (+)4. Palpasi (+)

    III.IIIDiagnosa pulp desease pada gigi 46

    Pulpitis Reversible

    III.IV Jenis perawatan yang dilakukan pada gigi 46

    Pulpotomi Vital denganKalsium Hidroksida

    III.V Perbedaan struktur jaringan pulpa gigi permanen dan gigi decidui

    Gigi Decidui

    1. Vaskularisasi masih banyak karena foramen apikal masih besar dibandingkan gigipermanen

    2. Distribusi saraf berakhir di odontoblas3. Tanduk pulpa masih tinggi4. Ruang pulpa lebih lebar5. Akar lebih devergen (menyembung karena masih ada gigi permanen yang akan

    erupsi)

    6. Akar terbentuk sempurna setelah 1 tahun erupsiGigi Permanen

    1. Vaskularisasi sedikit2. Distribusi saraf dari odontoblas hingga ke pre dentin3. Tanduk pulpa rendah4. Akar konvergen5. Akar terbentuk sempurna setelah kurang lebih 3 tahun erupsi

    III.VI Proses penutupan foramen apikal gigi (apeksogenesis)

    Apeksogenesis untuk gigi vital, apeksifikasi untuk gigi non vital . Keduanya bisa

    menggunakan kalsium hidroksida dan MTA (Mineral Trioxide Agregate)

    Kalsium hidrokside merangsang new odontoblast like cellmembentuk dentin sekunder

    Cara mempercepat penutupan foramen apikal pada kasus gigi 46

    Menggunakan kalsium hidroksida

  • 7/29/2019 PULPOTOMI.docx

    26/26