puasa

Upload: refika-rahmi

Post on 07-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penjelasan tentang puasa

TRANSCRIPT

NAMA : REFIKA RAHMI

KELAS : III B

PRODI : S1 KEPERAWATAN

TUGAS : STUDI ISLAM IV

PUASA

1. PENGERTIAN PUASA

Shaum (puasa) berasal dari kata bahasa arab yaitu shaama-yashuumu, yang bermakna menahan atau mencegah.

Adapun puasa dalam pengertian terminology (istilah) agama adalah menahan diri dari makan, minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat-syarat tertentu.

Menurut syariat islam puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit matahari / fajar / subuh hingga matahari terbenam / maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya.

2. HUKUM DAN HIKMAH PUASA

A. Hukum puasa

Di dalam agama Islam, puasa adalah salah satu rukun Islam yang ketiga, yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Banyak jenis puasa yang ada di dalam ajaran agama Islam, ada yang wajib dilaksanakan dan ada yang sunah untuk dilaksanakan. Salah satu puasa wajib bagi umat Islam adalah puasa Ramadhan.Hal ini seperti dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya, Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkannya atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.

B. Hikmah puasa

1. Hikmah puasa secara kejiwaan adalah membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan , mengajari dan membantu menguasai diri, serta mewujudkan dalam membentuk ketakwaan yang kokoh dalam diri, yang ini merupakan hikmah puasa yang paling utama.

2. Hikmah puasa secara social adalah membiasakan umat berlaku disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan, juga melahirkan perasaan kasih sayang dalam diri orang-orang beriman dan mendorong mereka berbuat kebajikan sebagaimana ia juga menjaga masyarakat dari kejahatan dan kerusakan.

3. Hikmah puasa dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.

4. Mematahkan nafsu. Karena berlebihan, baik dalam makan dan minum serta menggauli istri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan dan enggan mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.

5. Mengosongkan hati untuk berzikir dfan berfikir. Sebaliknya, jika berbagai nafsu sahwat di turuti maka ia bisa mmenguraskan dan membutakan hati, selanjutnya menghalangi hati untuk berzikir dan berfikir, sehingga membuatnya lengah. Berbeda hanya dengan perut yangkosong dari makanan dan minuman, ia menyebabkan hati bercahaya dan lunak kekerasan hati akan menjadi sirna kemudian semata-mata akan dimanfaatkan untuk berzikir dan berfikir.

6. Orang kaya akan menjadi tau seberapa nikmat allah atas cirinya. Allah mengarunianinya nikmat tak terhingga, pada saat yang sama banyak orang-orang miskin yang tidak mendapat makanan dan minuman. Dengan terhalangnya dia dari menikmati hal-hal tersebut pada saat tertentu, srta rasa berat yang dihadapi karenanya, itu akan mengigatkan dia kepada orang-orang yang sama sekali tidak dapat menikmatinya. Ini akan mengharuskan dia mensyuuri nikmat allah atas dirinya berupa serba kecukupan, juga akan menjadikannya berbelas kasihan kepada saudaranya yang memerlukan, dan mendorongnya untuk membantu mereka.

7. Mempersempit jalan aliran darah yang merupakan jalan setan pada diri anak adam. Karena setan masuk kepada anak adam melalui jalan aliran darah, dengan berpuasa maka dia aman dari gangguan setan, serta kekuatan nafsu syahwat dan marah akan menjadi lumpuh. Karena itu nabi muhammad saw menjadikan puasa sebagai benteng untuk menghalangi nafsu syahwat nikah sehingga beliau memerintahkan orang-orang yang belum mampu menikah dengan berpuasa

3.RUKUN DAN SYARAT SYARAT PUASA

a. Rukun Puasa

1) Niat

Niat itu bersunber dari dalam lubuk hati orang yang akan berpuasa. Sebab itu, niat yang hanya diucapkan secara lisan tidak dianggap sebagai niat.

Batas waktu dari niat puasa para ulama fiqih berbeda pendapat. Imam Malik dan Al-Laits bin Saad berpendapat bahwa niat hendaklah dilakukan pada malam hari hingga terbit fajar, baik untuk puasa fardhu ataupun puasa sunnah.

menurut pendapat Imam SyafiI dan Imam Ahmad, waktu niat puasa fardhu adalah pada sebagian malam. Sementara itu niat puasa sunnah boleh dilakukan pada waktu malam hari atau siang hari.

Menurut pendapat Imam Hanafi, waktu niat untuk puasa sunnah dan puasa fardhu yang ditentukan waktunya boleh pada sebagian malam dan siang, yaitu sebelum tergelincir matahari. Sedangkan untuk puasa yang tidak ditentukan waktunya, niatnya adalah sebelum terbit fajar.

Menurut pendapat pengikut mazhab Maliki dan Ishak, niat pada satu malam saja itu daianggap sah, sehingga niat untuk malam-malam berikutnya tidak wajib, namun disunnahkan untuk dilakukan.

Menurut pendapat ulama mazhab Hanafi dan Syafii, serta jumhur ulama adalah wajib hukumnya berniat pada setiap malam

2) Menahan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 187 (QS. 2 : 187). Dalam puasa hal-hal yang harus ditahan atau dicegah tidak semata-mata makan, minum dan hubungan seksual, tetapi juga perkataan kotor dan perbuatan tidak pantasb. Syarat Syarat Puasa

1. Syarat wajib puasa

a. Islam

Orang kafir tidak berkewajiban berpuasa, karena puasa adalah suatu ibadah sedangkan orang kafir bukanlah ahli ibadah, karenanya tidak berkewajiban berpuasa. Kalau orang kafir berpuasa maka puasanya tidak sah

b. Berakal

Orang gila tidak wajib berpuasa

c. Baligh

Orang yang sudah berusia 15 tahun (qamariah) atau telah ada tanda-tanda baligh yang lain, seperti keluar mani bagi laki-laki, atau keluar darah haid bagi perempuan yang berumur sekurang-kurangnya sembilan tahun (qamariah). Maka anak-anak tidak wajib berpuasa.

d. Mampu berpuasa

Orang yang lemah karena terlalu tua atau sakit yang dapat membawa madarat pada dirinya dengan sebab berpuasa, maka tidak diwajibkan berpuasa baginya.

2. Syarat sah puasa

a. Islam

b. Mumayyiz

Mumayyiz adalah orang yang sudah tahu membedakan antara suci dan kotornya sesuatu; mengetahui cara,syarat dan sahnya suatu ibadah. Termasuk juga dalam hal ini tahu menilai sesuatu itu bernilai atau tidak.

c. Suci dari haid dan nifas

Perempuan yang sedang haid ataun nifas tidak sah berpuasa. Akan tetapi, dia diperintahkan untuk mengganti jumlah puasa yang ditinggalkannya pada bulan yang lain.

d. Dalam waktu yang dibolehkan berpuasa4 . HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

a. Membatalkan niat untuk berpuasa

Apabila seseorang membatalkan niatnya untuk berpuasa, puasanya menjadi batal, karena niat adalah salah satu rukun puasa.

b. Makan dan minum dengan sengaja

Seserang yang sengaja merusak puasanya dengan makan atau minum dengan sengaja maka sebagian ulama mewajibkan ia mengqdlakan puasanya.

c. Sengaja memasukan sesuatu benda kedalam rongga terbuka, meskipun benda itu sekecil apa pun. Rongga terbuka seperti mulut, hidung, telinga dan kemaluan

d. Keluar sesuatu dari perut, sepeeti muntah walapun sedikit dengan cara di sengaja. Tetapi jika tidak disengaja, maka puasanya tidak batal.

e. Bercampur (jima)

f. Keluar mani, apabila ada unsure kesengajaan. Adapun keluar mani sebab mimpi, maka hukumnya tidak batal.

5 . CARA MELAKSAKAN PUASA

6 . MACAM MACAM PUASA

A. PUASA FARDHUPuasa fardhu adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan syariat Islam. Yang termasuk ke dalam puasa fardhu antara lain:

( Puasa bulan RamadhanPuasa dalam bulan Ramadhan dilakukan berdasarkan perintah Allah SWT dalam

Al-Quran sebagai berikut : Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu terhindar dari keburukan rohani dan jasmani (QS. Al Baqarah: 183).-(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqoroh: 185

( Puasa KafaratPuasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk pelanggaran dengan kafaratnya antara lain :

1. Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang roqobah, maka ia harus melaksanakan puasa selama tiga hari.

2. Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut (An Nisa: 94).

3. Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa ada halangan yang telah ditetapkan, ia harus membayar kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari.

4. Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama dengan umrah, lalu tidak mendapatkan binatang kurban, maka ia harus melakukan puasa tiga hari di Mekkah dan tujuh hari sesudah ia sampai kembali ke rumah. Demikian pula, apabila dikarenakan suatu mudharat (alasan kesehatan dan sebagainya) maka berpangkas rambut, (tahallul) ia harus berpuasa selama 3 hari.( Puasa NazarAdalah puasa yang tidak diwajibkan oleh Tuhan, begitu juga tidak disunnahkan oleh Rasulullah saw., melainkan manusia sendiri yang telah menetapkannya bagi dirinya sendiri untuk membersihkan (Tazkiyatun Nafs) atau mengadakan janji pada dirinya sendiri bahwa apabila Tuhan telah menganugerahkan keberhasilan dalam suatu pekerjaan, maka ia akan berpuasa sekian hari. Mengerjakan puasa nazar ini sifatnya wajib. Hari-hari nazar yang ditetapkan apabila tiba, maka berpuasa pada hari-hari tersebut jadi wajib atasnya dan apabila dia pada hari-hari itu sakit atau mengadakan perjalanan maka ia harus mengqadha pada hari-hari lain dan apabila tengah berpuasa nazar batal puasanya maka ia bertanggung jawab mengqadhanya.

B. PUASA SUNNAT

Puasa sunnat (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnat itu antara lain :1. Puasa 6 (enam) hari di bulan SyawalBersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw. bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada bulan syawal , maka seakan akan dia berpuasa selama setahun.2. Puasa Tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah Pada suatu hari ada seorng Arabdusun datang pada Rasulullah saw. dengan membawa kelinci yang telah dipanggang. Ketika daging kelinci itu dihidangkan pada beliau maka beliau saw. hanya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar beliau saw. untuk menyantapnya, sedangkan beliau sendiri tidak ikut makan, demikian pula ketika si arab dusun tidak ikut makan, maka beliau saw. bertanya padanya, mengapa engkau tidak ikut makan? Jawabnya aku sedang puasa tiga hari setiap bulan, maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih setiap bulan. kalau engkau bisa melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke tiga belas, empat belas dan ke lima belas

3. Puasa hari Senin dan hari Kamis.Dari Aisyah ra. Nabi saw. memilih puasa hari senin dan hari kamis. (H.R. Turmudzi)

4. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)

Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang tekah lalu dan satu tahun yang akan datang (H. R. Muslim)5. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam.Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw. bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu.

6. Puasa nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka)

Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi Daud as. sembahyang yang paling d sukai oleh Allah ialah sembahyang Nabi Daud as. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia gunakan untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari .Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari Jumat atau dengan kata lain masuk puasa pada hari Jumat, hal ini dibolehkan. Karena yang dimakruhkan adalah berpuasa pada satu hari Jumat yang telah direncanakan hanya pada hari itu saja.

6. Puasa bulan Rajab, Syaban dan pada bulan-bulan suciDari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya tidaklah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Syaban.

C. PUASA MAKRUHMenurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :

1. Puasa pada hari Jumat secara tersendiriBerpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri. Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.Dari Abu Hurairah ra. berkata: Saya mendengar Nabi saw. bersabda: Janganlah kamu berpuasa pada hari Jumat, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.

2. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan RamadhanDari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: Janganlah salah seorang dari kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah hari itu.[10]

3. Puasa pada hari syak (meragukan) Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari yang diragukan Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagian kaum menjauh. Maka Ammar berkata: Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai Abal Qasim saw.

D. PUASA HARAMPuasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang diharamkan. Puasa-puasa tersebut antara lain:

a. Puasa pada dua hari rayaDari Abu Ubaid hamba ibnu Azhar berkata: Saya menyaksikan hari raya (yakni mengikuti shalat Ied) bersama Umar bin Khattab r.a, lalu beliau berkata:Ini adalah dua hari yang dilarang oleh Rasulullah saw. Untuk mengerjakan puasa, yaitu hari kamu semua berbuka dari puasamu (1 Syawwal) dan hari yang lain yang kamu semua makan pada hari itu, yaitu ibadah hajimuShahih Bukhari, jilid III, No.1901)

b. Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suamiDari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda: Tidak boleh seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah, di suatu hari selain bulan Ramadhan, kecuali mendapat izin suaminya Sunan Ibnu Majah, jilid II, No.1761)