pt jasa marga (persero) tbk.cms.jasamarga.com/id/hubunganinvestor/prospektus...risiko utama yang...
TRANSCRIPT
PR
OS
PE
KT
US
JADWAL
Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
: 29 Agustus 2016 Distribusi Sertifikat Bukti HMETD : 1 Desember 2016
Tanggal Pernyataan Pendaftaran HMETD menjadi Efektif : 18 November 2016 Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia : 2 Desember 2016
Tanggal Terakhir Pencatatan (Recording Date) untuk memperoleh HMETD
: 30 November 2016 Periode Perdagangan HMETD : 2 – 8 Desember 2016
Tanggal Terakhir Perdagangan Saham Dengan HMETD (Cum-Right) Periode Pendaftaran, Pembayaran dan Pelaksanaan
HMETD : 2 – 8 Desember 2016
Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 25 November 2016 Periode Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD
: 6 – 13 Desember 2016
Pasar Tunai : 30 November 2016 Tanggal Terakhir Pembayaran Pemesanan Tambahan Saham
: 13 Desember 2016
Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD (ExRight)
: Tanggal Penjatahan Pemesanan Tambahan Saham : 14 Desember 2016
Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 28 November 2016 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Tambahan Saham
: 16 Desember 2016
Pasar Tunai : 1 Desember 2016 Tanggal Pembeli Siaga Melaksanakan Kewajibannya 21 Desember 2016
OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN.
PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI FAKTA, DATA, ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. Kegiatan Usaha Utama:
Merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol, serta mengembangkan dan mengusahakan lahan di ruang milik jalan tol dan usaha lain yang terkait
Berkedudukan di Jakarta Timur, Indonesia
Kantor Pusat Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta 13550 Telp.: (021) 841-3630, 841-3526 Fax.: (021) 841-3540
E-mail: [email protected] Situs: www.jasamarga.com
Kantor Cabang 9 (sembilan) kantor cabang yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Medan
PENAWARAN UMUM TERBATAS UNTUK PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU I (“PMHMETD I”)
Perseroan telah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) untuk menerbitkan sebanyak 457.871.200 (empat ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus) saham baru (Seri B) atau maksimum sebesar 2,40% (dua koma empat nol persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham (“Saham HMETD”). Setiap pemegang 500.000 (lima ratus ribu) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 30 November 2016 pukul 16.00 WIB berhak memperoleh sebanyak 33.667 (tiga puluh tiga ribu enam ratus enam puluh tujuh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru (Seri B) dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp3.900,- (tiga ribu sembilan ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Jumlah Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I dengan cara penerbitan HMETD ini adalah jumlah maksimum saham yang seluruhnya akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Jumlah dana yang akan diterima oleh Perseroan dalam PMHMETD I ini adalah sebesar Rp1.785.697.680.000,- (satu triliun tujuh ratus delapan puluh lima miliar enam ratus sembilan puluh tujuh juta enam ratus delapan puluh ribu Rupiah).
Seluruh Saham hasil pelaksanaan HMETD ini akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Saham hasil pelaksanaan HMETD memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal (termasuk hak atas dividen) dengan saham lain Perseroan yang telah disetor penuh. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down).
Pemegang Saham Perseroan yakni Negara Republik Indonesia akan melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikan dalam PMHMETD I ini sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 juncto Undang-Undang No. 12 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.
Jika Saham hasil pelaksanaan HMETD yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD porsi publik, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan, masih terdapat sisa Saham hasil pelaksanaan HMETD, maka seluruh sisa Saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut wajib dibeli oleh Pembeli Siaga. PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas akan bertindak sebagai Pembeli Siaga dalam PMHMETD I ini, sebanyak-banyaknya sebesar 137.361.360 (seratus tiga puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh satu ribu tiga ratus enam puluh) saham, dengan jumlah dana yang disiapkan sebesar Rp535.709.304.000,- (lima ratus tiga puluh lima miliar tujuh ratus sembilan juta tiga ratus empat ribu Rupiah). Sisa Saham hasil pelaksanaan HMETD yang wajib dibeli oleh Pembeli Siaga tersebut tidak termasuk saham yang berasal dari pelaksanaan HMETD Pemegang Saham Utama dalam PMHMETD I ini.
PMHMETD I INI MENJADI EFEKTIF SETELAH DISETUJUI OLEH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (“RUPSLB”) PERSEROAN YANG TELAH DIADAKAN PADA TANGGAL 29 AGUSTUS 2016 DAN DIPEROLEHNYA PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK.
HMETD AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA (“BEI”). HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BEI SELAMA TIDAK KURANG DARI 5 (LIMA) HARI BURSA MULAI TANGGAL 2 DESEMBER 2016 SAMPAI DENGAN 8 DESEMBER 2016. PENCATATAN SAHAM BARU (SERI B) HASIL PELAKSANAAN HMETD AKAN DILAKUKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 2 DESEMBER 2016. TANGGAL TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 8 DESEMBER 2016 DENGAN KETERANGAN BAHWA HAK YANG TIDAK DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TANGGAL TERSEBUT TIDAK BERLAKU LAGI.
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM
DALAM HAL PARA PEMEGANG SAHAM MINORITAS TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA UNTUK MEMBELI SAHAM HMETD YANG DITAWARKAN DALAM PMHMETD I INI SESUAI DENGAN HMETD-NYA MAKA PARA PEMEGANG SAHAM MINORITAS AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN SAHAMNYA (DILUSI) DALAM JUMLAH MAKSIMUM SEBESAR 6,31%.
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO INVESTASI. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PMHMETD I INI, TETAPI SAHAM BARU (SERI B) HASIL PELAKSANAAN HMETD AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA.
PEMBELI SIAGA
PT Bahana Securities (Terafiliasi)
PT Danareksa Sekuritas
(Terafiliasi)
PT Mandiri Sekuritas
(Terafiliasi)
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI INVESTOR ADALAH RISIKO HARGA DAN LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONDISI PASAR MODAL INDONESIA.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2016
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus disebut “Perseroan”) telah menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan PMHMETD I dalam rangka penerbitan HMETD kepada
OJK di Jakarta melalui Surat No. AA.KU03.1387 pada tanggal 19 September 2016, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 tanggal 22 Desember 2015
tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (“POJK No. 32/2015“) dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015
tentang Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan
Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“POJK No. 33/2015“) yang merupakan pelaksanaan
dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608 (“UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya.
Semua Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang disebut dalam rangka PMHMETD I ini
bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi dan kedudukan mereka,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan di sektor Pasar Modal, dan kode etik,
norma, serta standar profesi masing-masing.
Sehubungan dengan PMHMETD I ini, setiap Pihak terafiliasi dilarang untuk memberikan keterangan
atau pernyataan mengenai data atau hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini tanpa
sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dari Perseroan.
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam PMHMETD I ini tidak mempunyai hubungan
afiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan
dalam UUPM.
Jika Saham HMETD yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang
HMETD porsi publik, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang
melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau
Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan hak yang telah
dilaksanakan. Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan, masih terdapat sisa Saham
HMETD, maka berdasarkan Perjanjian Pembelian Sisa Saham beserta addendumnya, seluruh sisa
Saham HMETD tersebut wajib dibeli oleh Pembeli Siaga. Sisa Saham HMETD yang wajib dibeli oleh
Pembeli Siaga tersebut tidak termasuk saham yang berasal dari pelaksanaan HMETD Pemegang
Saham Utama dalam PMHMETD I ini. Saham hasil PMHMETD I memiliki hak yang sama dan sederajat
dalam segala hal (termasuk hak dividen) dengan saham lain Perseroan yang telah disetor penuh.
Sesuai dengan POJK No. 32/2015, dalam hal pemegang saham memiliki Surat Bukti Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (“SBHMETD”) dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut
menjadi milik Perseroan dan akan dijual oleh Perseroan serta hasil penjualannya akan dimasukkan ke
rekening Perseroan.
PMHMETD I INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/PERATURAN LAIN
SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH INDONESIA
MENERIMA PROSPEKTUS INI ATAU SBHMETD, ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG
BERKAITAN DENGAN PMHMETD I INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT TIDAK
DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM BIASA
ATAS NAMA HASIL PELAKSANAAN HMETD, KECUALI BILA PENAWARAN, PEMBELIAN
ATAU PELAKSANAAN HMETD TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN DENGAN ATAU BUKAN
MERUPAKAN SUATU PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU DI
NEGARA TERSEBUT.
PROSPEKTUS DITERBITKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN/ATAU PERATURAN
YANG BERLAKU DI INDONESIA. TIDAK SATUPUN YANG TERCANTUM DALAM DOKUMEN
INI DAPAT DIANGGAP SEBAGAI SEBUAH PENAWARAN EFEK UNTUK MENJUAL DI
WILAYAH YANG MELARANG HAL TERSEBUT. SETIAP PIHAK DILUAR WILAYAH INDONESIA
BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA UNTUK MEMATUHI KETENTUAN YANG BERLAKU DI
NEGARA TERSEBUT.
PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH
PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN, SEHINGGA
TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................i
DEFINISI DAN SINGKATAN .................................................................................................................. iii
RINGKASAN .......................................................................................................................................... xi
I. PENAWARAN UMUM TERBATAS UNTUK PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN
HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU I ............................................................................1
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM
DALAM RANGKA PMHMETD I...................................................................................................10
III. PERNYATAAN UTANG ............................................................................................................... 11
1. LIABILITAS JANGKA PENDEK............................................................................................12
2. LIABILITAS JANGKA PANJANG..........................................................................................24
3. KOMITMEN ..........................................................................................................................25
4. KONTINJENSI .....................................................................................................................37
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING....................................................................................44
1. LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN ...........................................................44
2. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN .... 46
3. LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN...........................................................................47
4. RASIO KEUANGAN .............................................................................................................48
V. PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN DAN ANALISIS KONDISI KEUANGAN SERTA
KINERJA USAHA ........................................................................................................................49
1. UMUM ..................................................................................................................................49
2. KONDISI PEREKONOMIAN ................................................................................................49
3. PERSAINGAN USAHA ........................................................................................................52
4. KEBIJAKAN PEMERINTAH .................................................................................................53
5. HASIL KEGIATAN OPERASIONAL......................................................................................53
6. ESTIMASI PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ...........................................................57
7. KONDISI KEUANGAN .........................................................................................................61
8. LIKUIDITAS ..........................................................................................................................82
9. SOLVABILITAS.....................................................................................................................82
10. IMBAL HASIL .......................................................................................................................82
11. BELANJA MODAL (CAPITAL EXPENDITURE) ...................................................................83
12. ANALISIS PENDAPATAN BERSIH PERSEROAN DENGAN INDUSTRI SEJENIS ............83
13. MANAJEMEN RISIKO .........................................................................................................83
VI. FAKTOR RISIKO .........................................................................................................................86
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ...................90
4
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN, KEGIATAN USAHA,
SERTA KECENDERUNGAN DAN PROYEK USAHA .................................................................91
1. UMUM ..................................................................................................................................91
2. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN......................................................................................92
3. SUSUNAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN .............................................................95
4. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN ...............................................................................95
5. PPJT YANG DIMILIKI PERSEROAN ...................................................................................96
6. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN...............................................................................101
7. KEGIATAN USAHA ............................................................................................................ 110
8. PROSPEK USAHA............................................................................................................. 117
9. STRATEGI USAHA ............................................................................................................ 119
10. PERSAINGAN USAHA ......................................................................................................120
11. KEUNGGULAN KOMPETITIF ...........................................................................................122
12. OPERASI DAN MANAJEMEN JALAN BEBAS HAMBATAN .............................................122
13. PROSES TENDER PEROLEHAN RUAS JALAN TOL ......................................................128
14. SUMBER DAYA MANUSIA.................................................................................................129
15. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN.........................................................................133
16. HUBUNGAN KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN ....................................................134
17. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN
ENTITAS ANAK..................................................................................................................135
18. KETERANGAN PENYERTAAN SAHAM ATAS ENTITAS ANAK .......................................136
19. TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) ......194
20. PERATURAN MENGENAI LINGKUNGAN ........................................................................209
21. PENGHARGAAN YANG PERNAH DITERIMA SELAMA SEJAK TAHUN 2011................. 211
22. PROPERTI .........................................................................................................................217
23. KETERANGAN TENTANG TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK AFILIASI ...217
24. PERJANJIAN DENGAN PIHAK KETIGA ...........................................................................238
25. PERKARA YANG DIHADAPI PERSEROAN, ENTITAS ANAK, ANGGOTA DIREKSI
PERSEROAN DAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS PERSEROAN/ENTITAS ANAK ....245
IX. EKUITAS KONSOLIDASIAN .....................................................................................................255
X. KEBIJAKAN DIVIDEN ...............................................................................................................256
XI. PERPAJAKAN ...........................................................................................................................257
XII. KETERANGAN TENTANG PEMBELI SIAGA ...........................................................................259
XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL ......................................................264
XIV. TATA CARA PEMESANAN SAHAM ..........................................................................................267
XV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN SERTIFIKAT BUKTI HAK MEMESAN EFEK
TERLEBIH DAHULU .................................................................................................................273
XVI. INFORMASI TAMBAHAN..........................................................................................................274
DEFINISI DAN SINGKATAN
3
Afiliasi : Berarti:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris
dari pihak tersebut;
hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau
lebih anggota direksi atau komisaris yang sama;
hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun
tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Agen Pembayaran : Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI, berkedudukan
di Jakarta Selatan, beserta para pengganti dan penerima hak dan
kewajibannya, yang ditunjuk dengan perjanjian tertulis oleh Perseroan,
dan berkewajiban membantu melaksanakan pembayaran Bunga
Anak Perusahaan atau
Entitas Anak
Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi beserta Denda (jika ada)
kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening untuk dan atas
nama Perseroan setelah Agen Pembayaran menerima dana tersebut
dari Perseroan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagaimana
diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran, dengan memperhatikan
ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
: Berarti perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan
Perseroan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia.
Anggota Bursa : Berarti
Perusahaan Efek yang telah memperoleh persetujuan
keanggotaan bursa untuk menggunakan sistem dan/atau sarana BEI
dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan efek di BEI sesuai
dengan peraturan BEI.
BAE : Berarti Biro Administrasi Efek dalam hal ini PT Datindo Entrycom.
Bank Kustodian : Berarti bank umum yang telah memperoleh persetujuan Bapepam atau
Bapepam dan LK atau Otoritas Jasa Keuangan untuk menjalankan
usaha sebagai Kustodian, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Pasar Modal.
Bapepam dan LK : Berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan yang merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan sesuai dengan atau para pengganti
dan penerima hak dan kewajibannya, sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 30 Desember
2005 No. 606/KMK.01/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Pasar Modal dan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan atau para pengganti
dan penerima hak dan kewajibannya. Per tanggal 31 Desember 2012
fungsi Bapepam dan LK telah beralih menjadi OJK.
4
BEI atau Bursa Efek
Indonesia
: Berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1 angka
4 UUPM yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia,
berkedudukan di Jakarta Selatan atau penerus, pengganti dan penerima
hak dan kewajibannya.
BUMN : Berarti Badan Usaha Milik Negara.
DPS : Berarti Daftar Pemegang Saham yang memuat keterangan tentang
kepemilikan saham dalam Perseroan.
EBITDA : Berarti laba usaha ditambah beban depresiasi dan amortisasi ditambah
beban provisi dikurangi marjin konstruksi.
Efek : Berarti surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi termasuk Obligasi ini, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, Kontrak Berjangka atas Efek dan
setiap Derivatif Efek.
Efektif : Berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai
dengan ketentuan Peraturan No. IX.A.2 angka 4 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009,
yaitu:
1) Atas dasar lewatnya waktu yaitu 45 (empat puluh lima) hari sejak
tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima OJK secara lengkap, yaitu
telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan
yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka
Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran
Umum; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan
terakhir atas Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau
yang diminta OJK dipenuhi; atau
2) Atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi
perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan;
dengan ketentuan waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir
yang diperiksa Akuntan yang dimuat dalam prospektus dan tanggal
efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak lebih dari 6 (enam) bulan.
Entitas Anak : Berarti perusahaan dimana Perseroan memiliki penyertaan saham baik
secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% (lima puluh
persen) atau lebih dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor
dalam perusahaan tersebut dan laporan keuangannya dikonsolidasikan
dengan Perseroan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
Harga Pelaksanaan : Berarti harga yang harus dibayarkan dalam PMHMETD I untuk setiap
pelaksanaan 1 (satu) HMETD menjadi saham baru (Seri B) yaitu sebesar
Rp3.900,- (tiga ribu sembilan ratus Rupiah) per saham.
Hari Bank : Berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Bank Indonesia
menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
Hari Bursa : Berarti hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa Efek, yaitu
hari Senin sampai dengan Jum’at, kecuali hari libur nasional atau hari
yang dinyatakan sebagai hari libur oleh Bursa Efek.
Hari Kalender : Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius
tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang
sewaktu-waktu ditetapkan oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang
karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
5
Hari Kerja : Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
HMETD : Berarti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang merupakan hak yang
melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham
yang ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat
dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada
Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan.
IAPI : Berarti Institut Akuntan Publik Indonesia.
KSEI : Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia berkedudukan di Jakarta
Selatan, yang merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.
Kustodian : Berarti pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang
berkaitan dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan
hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang
Rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM,
yang meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
Marjin EBITDA : Berarti EBITDA/ Pendapatan Usaha (diluar Pendapatan Konstruksi).
Masyarakat : Berarti perorangan, baik Warga Negara Indonesia maupun Warga
Negara Asing dan/atau badan hukum, baik badan hukum Indonesia
maupun badan hukum asing yang bertempat tinggal/berkedudukan di
Indonesia maupun bertempat tinggal berkedudukan di luar negeri.
Menkumham : Berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia(dahulu
bernama Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Menteri Kehakiman Republik Indonesia atau Menteri Hukum
dan Perundang-Undangan Republik Indonesia atau nama lainnya).
Otoritas Jasa Keuangan
atau OJK
: Berarti lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan
pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang nomor: 21 tahun 2011 (dua ribu sebelas) tanggal
22-11-2011 (dua puluh dua November tahun dua ribu sebelas) tentang
Otoritas Jasa Keuangan (UU Nomor: 21 Tahun 2011). Sejak tanggal 31-
12-2012 (tiga puluh satu Desember tahun dua ribu dua belas), fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
keuangan di sektor Pasar Modal, beralih dari Menteri Keuangan dan
Bapepam dan LK ke Otoritas Jasa Keuangan, sesuai dengan Pasal 55
UU Nomor: 21 Tahun 2011, atau para pengganti dan penerima hak dan
kewajibannya.
Pembeli Siaga : Berarti Pembeli Sisa Saham, dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam Perjanjian, yang dalam hal ini adalah PT Bahana Securities, PT
Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas, yang masing-masing
akan membeli Sisa Saham dengan porsi sebagai berikut PT Bahana
Securities sebanyak-banyaknya sebesar 45.787.120 (empat puluh lima
juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu seratus dua puluh) saham,
PT Danareksa Sekuritas sebanyak-banyaknya sebesar 45.787.120
(empat puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu seratus dua
puluh) saham dan PT Mandiri Sekuritas sebanyak-banyaknya sebesar
45.787.120 (empat puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu
seratus dua puluh) saham.
Pemegang Saham Utama : Berarti Negara Republik Indonesia.
6
Pemegang Rekening : Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di
KSEI, yang meliputi Bank Kustodian atau Perusahaan Efek atau pihak
lain yang disetujui oleh KSEI, dengan memperhatikan Undang-undang
Pasar Modal dan Peraturan KSEI.
Pemerintah : Berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
Penawaran Umum untuk
Penambahan Modal
dengan Memberikan Hak
Memesan Efek Terlebih
Dahulu I atau PMHMETD I
: Berarti penawaran atas 457.871.200 (empat ratus lima puluh tujuh
juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus) saham baru (Seri B)
dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham. Saham
dari PMHMETD I memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala
hal termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh
lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke
bawah (round down).
Penitipan Kolektif : Berarti jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari
satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian, sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal.
Peraturan KSEI : Berarti peraturan KSEI No. KEP-0013/DIR/KSEI/0612 tanggal 11 Juni
2012 tentang Jasa Kustodian Sentral sebagaimana telah disetujui oleh
OJK sesuai dengan surat Keputusan Bapepam dan LK No. S-6953/
BL/2012 tanggal 6 Juni 2012 perihal Persetujuan atas rancangan
Peraturan KSEI tentang Jasa Kustodian Sentral, berikut perubahan-
perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya, dan/atau
perubahan-perubahannya di kemudian hari.
Peraturan No. IX.E.1 : Berarti Peraturan No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. Kep-412/BL/2009 tanggal 29-11-2009 (dua puluh sembilan November
tahun dua ribu sembilan) tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu.
Peraturan No. IX.E.2 : Berarti Peraturan No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28-11-2011 (dua puluh delapan November
tahun dua ribu sebelas) tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha Utama.
Peraturan No. IX.J.1 : Berarti Peraturan No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14-05-2008 (empat belas Mei tahun dua
ribu delapan) tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang
Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan
Publik.
Periode Perdagangan : Berarti periode dimana Pemegang Saham dan/atau pemegang HMETD
dapat menjual atau mengalihkan HMETD yang dimilikinya serta
melaksanakan HMETD yang dimilikinya.
Perjanjian Pembelian Sisa
Saham
: Berarti Perjanjian Pembelian Sisa Saham Penawaran Umum Untuk
Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu I Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga (Indonesia
Highway Corporatama) Tbk. disingkat PT Jasa Marga (Persero) Tbk
No. 29 tanggal 14 November 2016 yang dibuat di hadapan Notaris Ir.
Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta antara
Perseroan dan PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT
Mandiri Sekuritas.
Pernyataan Efektif : Berarti telah diterimanya surat dari Kepala Eksekutif Pengawas Pasar
Modal OJK oleh Perseroan yang memberitahukan bahwa OJK tidak
memerlukan informasi tambahan dan tidak mempunyai tanggapan
lebih lanjut secara tertulis terhadap Pernyataan Pendaftaran yang telah
disampaikan oleh Perseroan dalam rangka PMHMETD I.
7
Pernyataan Pendaftaran : Berarti pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 Angka 19 Undang-undang Pasar Modal juncto Peraturan No. IX.C.1
lampiran Keputusan Ketua Bapepam tanggal 27-10-2000 (dua puluh
tujuh Oktober tahun dua ribu) No. Kep-42/PM/2000 tentang Pedoman
Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka
Penawaran Umum dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.I Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK tanggal 30-12-2011 (tiga puluh
Desember tahun dua ribu sebelas) Nomor: Kep 690/BL/2011 tentang
Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, dan dengan
memperhatikan Peraturan No. IX.A.15, berikut dokumen-dokumennya
yang diajukan oleh Perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan sebelum
melakukan Penawaran Umum kepada Masyarakat termasuk perubahan-
perubahan, tambahan-tambahan serta pembetulan-pembetulan untuk
memenuhi persyaratan Otoritas Jasa Keuangan.
Perseroan : Berarti PT Jasa Marga (Persero) Tbk, suatu perseroan terbatas yang
berkedudukan di Jakarta Timur.
Perusahaan Afiliasi Negara : Berarti badan atau badan hukum yang mempunyai hubungan Afiliasi
Republik Indonesia karena:
(i) kepemilikan atau penyertaan modal Negara Republik Indonesia baik
langsung maupun tidak langsung; atau
(ii) dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh Pemerintah
Republik Indonesia;
tidak termasuk Entitas Anak Perseroan.
Perusahaan Efek : Berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perantara Pedagang Efek atau Manajer Investasi sebagaimana
dimaksud dalam UUPM.
POJK No. 32/2014 : Berarti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014
Tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan Terbuka.
POJK No. 33/2014 : Berarti Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
POJK No. 34/2014 : Berarti Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan
Publik.
POJK No. 35/2014 : Berarti Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.
POJK No. 30/2015 : Berarti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 30 /POJK.04/2015
Tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
POJK No. 32/2015 : Berarti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015 Tentang
Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu.
POJK No. 33/2015 : Berarti Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2015 tentang Bentuk dan isi
Prospektus Dalam Rangka Penambahan Modal Perusahaan Terbuka
Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
POJK No. 55/2015 : Berarti Peraturan OJK No. 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
POJK No. 56/2015 : Berarti Peraturan OJK No. 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015
tentang Pembentukan dan Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.
PPJT : Perjanjian Pengelolaan Jalan Tol
8
Prospektus : Berarti dokumen penawaran sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1
angka 26 UUPM.
Prospektus Ringkas : Berarti ringkasan Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh
Perseroan dan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional atau situs web
BEI dan situs web Perseroan.
PSAK : Berarti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di
Indonesia.
PMHMETD I : Berarti penawaran atas 457.871.200 (empat ratus lima puluh tujuh juta
delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus) dengan nilai nominal
Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap saham. Setiap pemegang 500.000
(lima ratus ribu) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 29 November
2016 pukul 16.00 WIB berhak memperoleh 33.667 (tiga puluh tiga ribu
enam ratus enam puluh tujuh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1
(satu) Saham Baru (Seri B) dengan Harga Pelaksanaan Rp3.900,- (tiga
ribu sembilan ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh
pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.
Rekening Efek : Berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana
milik pemegang saham yang diadministrasikan di KSEI, atau Pemegang
Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek yang
ditandatangani pemegang saham dengan Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian.
RUPS : Berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para
pemegang saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan dan Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UUPM serta
peraturan-peraturan pelaksanaannya.
RUPSLB : Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.
SABH : Berarti Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia.
Saham Baru : Berarti saham biasa atas nama yang akan dikeluarkan oleh Perseroan
dalam PMHMETD I dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah).
Saham HMETD : Berarti seluruh saham hasil pelaksanaan HMETD yang merupakan
saham baru (Seri B) yang diperoleh oleh pemegang HMETD dalam
PMHMETD I yaitu sebanyak 457.871.200 (empat ratus lima puluh tujuh
juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus) Saham.
Saham Lama : Berarti saham biasa atas nama Perseroan yang telah ditempatkan dan
disetor penuh oleh Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan.
SBHMETD : Berarti singkatan dari Sertifikat Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu,
yaitu surat bukti hak atau sertifikat yang dikeluarkan oleh Perseroan
kepada pemegang saham yang membuktikan hak memesan efek terlebih
dahulu, yang dapat diperdagangkan selama Periode Perdagangan
Sertifikat Bukti HMETD.
Tanggal Surat Efektif : Berarti tanggal dimana OJK memberikan surat pernyataan efektifnya
atas Pernyataan Pendaftaran PMHMETD I.
9
TERP : Berarti Theoritical Ex-Right Price atau Harga Pasar Teoritis.
USD : Berarti Dolar Amerika Serikat.
UU : Berarti Undang-Undang.
UUPM atau Undang-
Undang Pasar Modal
: Berarti Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 64 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995, Tambahan No. 3608.
UUPT : Berarti Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007
tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 106 tahun 2007, Tambahan No. 4756.
UUWDP : Berarti Undang-Undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 7 tahun 1982,
Tambahan No. 3214.
10
SINGKATAN ENTITAS ANAK
CSJ : Berarti PT Cinere Serpong Jaya, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki rencana
pengusahaan Jalan Tol Ruas Cinere-Serpong.
JBS : Berarti PT Jasamarga Balikpapan Samarinda, merupakan Entitas Anak Perseroan yang
memiliki rencana pengusahaan Jalan Tol Ruas Balikpapan-Samarinda.
JBT : Berarti PT Jasamarga Bali Tol, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
pengusahaan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa.
JKT Berarti PT Jasamarga Kualanamu Tol, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
rencana pengusahaan Jalan Tol Ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
JLJ : Berarti PT Jalantol Lingkarluar Jakarta, merupakan Entitas Anak Perseroan yang bergerak di
bidang usaha operator Jalan Tol JORR.
JLO : Berarti PT Jasa Layanan Operasi, merupakan Entitas Anak Perseroan yang bergerak di
bidang layanan operasi jalan tol.
JLP : Berarti PT Jasa Layanan Pemeliharaan, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
usaha di bidang jasa konstruksi, pemeliharaan jalan tol dan persewaan kendaraan tol.
JMB : Berarti PT Jasamarga Manado Bitung, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
rencana pengusahaan Jalan Tol Ruas Manado-Bitung.
JMP : Berarti PT Jasamarga Properti, merupakan Entitas Anak Perseroan yang bergerak
di bidang pembangunan, perdagangan dan jasa terkait properti.
JPM : Berarti PT Jasamarga Pandaan Malang, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
rencana pengusahaan Jalan Tol Pandaan-Malang.
JPT : Berarti PT Jasamarga Pandaan Tol, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol-Pandaan.
JSB : Berarti PT Jasamarga Semarang Batang, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
rencana pengusahaan Jalan Tol Ruas Batang-Semarang.
JSM : Berarti PT Jasamarga Surabaya Mojokerto, merupakan Entitas Anak Perseroan yang
memiliki pengusahaan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto.
MKC : Berarti PT Marga Kunciran Cengkareng, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
rencana pengusahaan Jalan Tol Kunciran-Cengkareng.
MLJ : Berarti PT Marga Lingkar Jakarta, merupakan Entitas Anak Perseroan yang rencana memiliki
pengusahaan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi W2 Utara.
MSJ : Berarti PT Marga Sarana Jabar, merupakan Entitas Anak Perseroan yang bergerak di bidang
jasa pengusahaan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road.
MTN : Berarti PT Marga Trans Nusantara, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
rencana pengusahaan Jalan Tol Kunciran-Serpong.
NKJ : Berarti PT Ngawi Kertosono Jaya, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki rencana
pengusahaan Jalan Tol Ruas Ngawi-Kertosono.
SNJ : Berarti PT Solo Ngawi Jaya, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki rencana
pengusahaan Jalan Tol Ruas Solo-Ngawi.
TJP : Berarti PT Transmarga Jatim Pasuruan, merupakan Entitas Anak Perseroan yang memiliki
rencana pengusahaan Jalan Tol Gempol-Pasuruan.
TMJ : Berarti PT Trans Marga Jateng, merupakan Entitas Anak Perseroan yang bergerak di bidang
jasa pengusahaan Jalan Tol Semarang-Solo.
11
RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari, dan harus dibaca bersama-sama
dengan keterangan yang lebih terperinci. Ringkasan ini dibuat berdasarkan fakta dan pertimbangan
yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini
bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan, yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
A. TINJAUAN UMUM
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas terbuka yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
yang berlaku di Republik Indonesia. Perseroan didirikan dengan nama PT Jasa Marga (Indonesia
Highway Corporation) berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 1 tanggal 1 Maret 1978,
yang kemudian diubah berdasarkan Akta No.187 tanggal 19 Mei 1981 dan nama Perseroan diubah
menjadi PT Jasa Marga (Persero). Dengan pengalaman selama 38 tahun, Perseroan tetap menjadi
pemimpin pasar industri jalan tol Indonesia. Jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan jalan tol
pertama yang dibangun Perseroan pada tahun 1978 dan menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan
industrijalan tol Tanah Air. Hingga saat ini, Perseroan telah mengoperasikan 593 km jalan tol atau 61%
dari total panjang tol di Tanah Air.
Perseroan telah melalui berbagai peristiwa penting dan perubahan dalam perjalanannya. Pada
awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi juga memikul tanggung
jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Perseroan menjadi satu-satunya
penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana
berasal dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi. Namun dengan diterbitkannya Peraturan
Pemerintah No. 15 Tahun 2005 yang mengatur tentang jalan tol, peran otoritas dikembalikan Perseroan
kepada Pemerintah. Dengan demikian, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah
perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan izin penyelenggaraan tol dari
Pemerintah.
Untuk mendukung ekspansi dan pengembangannya, Perseroan menjadi perusahaan terbuka dan tercatat
di Bursa Efek Indonesia sejak Pemerintah melepas 30% sahamnya kepada masyarakat pada tanggal
12 November 2007. Proses Initial Public Offering (IPO) ini ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah
nomor No. 52 tahun 2007 tanggal 4 September 2007 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham
Negara melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru pada Perusahaan Perseroan PT. Jasa Marga
Sejalan dengan Privatisasi Perseroan, telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar yang disahkan oleh
Departemen Hukum dan HAM RI, sehingga mulai tanggal 12 September 2007, Perseroan berganti
nama menjadi PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 12 November 2007.
Akta Perubahan Anggaran dasar terakhir adalah Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
No. 61 tanggal 26 Maret 2015 yang dibuat dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.,
Notaris di Jakarta Selatan, dan telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Adinistrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“SABH”) berdasarkan Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Menkumham berdasarkan surat No. AHU-
AH.01.03-0019825 tanggal 27 Maret 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.
AHU-0036530.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 27 Maret 2015 (“Akta No. 61/2015”).
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Akta No. 61/2015 tidak didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
sesuai UUWDP. Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan tidak pernah memperoleh gugatan,
tuntutan ataupun teguran, baik lisan maupun tertulis dari pihak manapun terkait tidak didaftarkannya
Akta No. 61/2015 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan sesuai UUWDP.
12
Jenis Penawaran : HMETD
Nilai Nominal : Rp500,- (li
Harga Pelaksanaan : Rp3.900,-
Rasio Konversi : 500.000 (
sebanyak
tujuh) HM
Dilusi Kepemilikan : 6,31% (en
Periode Perdagangan HMETD : 2-8 Dese
Periode Pelaksanaan HMETD : 2-8 Dese
Tanggal Pencatatan Efek di Bursa : 2 Desemb
Pencatatan : BEI
Jumlah Saham
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan sebagaimana termaktub dalam Akta No. 61
tanggal 26 Maret 2015, maksud dan tujuan Perseroan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya pembangunan di bidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan
menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas.
B. PENAWARAN UMUM TERBATAS
ma ratus Rupiah)
(tiga ribu sembilan ratus Rupiah)
lima ratus ribu) Saham Lama berhak memperoleh
33.667 (tiga puluh tiga ribu enam ratus enam puluh
ETD
am koma tiga satu persen)
mber2016
mber 2016
er 2016
Berdasarkan laporan dari BAE PT Datindo Entrycom, struktur permodalan dan susunan pemegang
saham Perseroan sesuai dengan DPS per tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Modal Dasar
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) (%)
- Seri A Dwiwarna
- Seri B 1
19.039.999.999 500
9.519.999.999.500
Jumlah Modal Dasar 19.040.000.000 9.520.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
- Saham Preferen (Seri A Dwiwarna)
1. Pemerintah Republik Indonesia 1 500 0,00
- Saham Biasa (Seri B)
2. Pemerintah Republik Indonesia 4.759.999.999 2.379.999.999.500 70,00
3. Dewan Komisaris dan Direksi - Ir. Hasanudin, M.Eng.Sc. 8.500 4.250.000 0,00
- Ir. Muh. Najib Fauzan, MSc. 110.200 55.100.000 0,00
- Ir. Subakti Syukur 154.000 77.000.000 0,00
4. Masyarakat 2.039.727.301 1.019.863.650.500 29,99
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 6.800.000.000 3.400.000.000.000 100,0000
Saham dalam Portepel 12.240.000.000 6.120.000.000.000
Apabila seluruh pemegang saham Perseroan melaksanakan HMETD yang menjadi haknya dalam
PMHMETD I ini, maka susunan modal saham Perseroan setelah PMHMETD I secara proforma adalah
sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%) Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 19.040.000.000 9.520.000.000.000 19.040.000.000 9.520.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham Preferen (Seri A
Dwiwarna)
1. Pemerintah Republik
Indonesia
1 500 0,00 1 500 0,00
13
Jumlah Saham
Jumlah Saham
Nama Pemegang Saham
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Saham Biasa (Seri B)
2. Pemerintah Republik
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%) Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%)
Indonesia 4.759.999.999 2.379.999.999.500 70,00 5.080.509.839 2.540.254.919.500 70,00
3. Publik 2.040.000.000 1.020.000.000.000 30,00 2.177.361.360 1.088.680.680.000 30,00
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
6.800.000.000 3.400.000.000.000
100,00
7.257.871.200
3.628.935.600.000
100,00
Saham dalam Portepel 12.240.000.000 6.120.000.000.000 11.782.128.800 5.891.064.400.000
Apabila seluruh saham HMETD yang ditawarkan dalam rangka PMHMETD I ini tidak dilaksanakan
oleh seluruh pemegang saham Perseroan, kecuali pemegang saham Negara Republik Indonesia
melaksanakan haknya dan apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa Saham Baru (Seri
B) yang belum dilaksanakan, maka susunan modal saham Perseroan setelah PMHMETD I secara
proforma adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%) Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 19.040.000.000 9.520.000.000.000 19.040.000.000 9.520.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham Preferen (Seri A
Dwiwarna)
1. Pemerintah Republik 1 500 0,00 1 500 0,00 Indonesia
Saham Biasa (Seri B)
2. Pemerintah Republik
Indonesia
3. Publik
4. Pembeli Siaga
4.759.999.999 2.379.999.999.500 70,00 5.080.509.839 2.540.254.919.500 70,00
2.040.000.000 1.020.000.000.000 30,00 2.040.000.000 1.020.000.000.000 28,10
- - - 137.361.360 68.680.680.000 1,90
Jumlah Modal Ditempatka
dan Disetor Penuh
n
6.800.000.000 3.400.000.000.000
100,00
7.257.871.200
3.628.935.600.000
100,00
Saham dalam Portepel 12.240.000.000 6.120.000.000.000 11.782.128.800 5.891.064.400.000
Pemegang Saham Utama Perseroan yakni Negara Republik Indonesia akan melaksanakan haknya
sesuai dengan porsi kepemilikan dalam PMHMETD I ini sebagaimana diatur Undang-Undang No. 14
Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 juncto Undang-
Undang No. 12 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, pelaksanaannya ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2016.
Dalam hal para pemegang saham publik tidak melaksanakan haknya untuk membeli Saham HMETD
yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini sesuai dengan HMETD-nya, maka para pemegang saham
publik akan mengalami penurunan kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar
6,31%.
Keterangan selengkapnya mengenai PMHMETD I dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.
14
C. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM
DALAM RANGKA PMHMETD I
Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PMHMETD I ini (setelah dikurangi komisi, biaya, imbal jasa
dan beban-beban emisi lainnya), akan digunakan untuk mendanai pembangunan Jalan Tol tersebut
khususnya 3 Ruas Jalan Tol baru yang akan dibangun yaitu:
- Sekitar 50% untuk ruas Semarang – Batang sepanjang 75 km;
- Sekitar 30% untuk ruas Pandaan – Malang sepanjang 37,6 km; dan
- Sekitar 20% untuk ruas Jakarta – Cikampek II sepanjang 64 km.
Keterangan lebih lanjut mengenai rencana penggunaan dana dari hasil PMHMETD I dapat dilihat pada
Bab II Prospektus ini.
D. STRATEGI USAHA
Perseroan bertujuan untuk menjadi salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara. Dimana untuk
mencapai tujuan tersebut, Perseroan secara khusus memiliki beberapa strategi utama antara lain:
a. Strategi Utama
Untuk mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut, Perusahaan menetapkan 3 strategi utama
sebagai berikut:
1. Pengembangan Bisnis Jalan Tol
2. Pengoperasian Jalan Tol
3. Pengembangan Bisnis Lain
b. Strategi Pendukung
a. Pengendalian Keuangan
b. Peningkatan Organisasi dan SDM
c. Teknologi Informasi dan Rekayasa Teknik
d. Kepatuhan dan Manajemen Risiko
e. Kemitraan dan Bina Lingkungan
Keterangan lebih lanjut mengenai strategi usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII Prospektus ini.
E. PROSPEK USAHA
Saat ini Perseroan mengoperasikan ±593 km tol atau menguasai 61% jalan tol di Indonesia dari total
972 km jalan tol yang beroperasi di Indonesia. Saat ini Perseroan sedang membangun 14 ruas tol baru,
antara lain:
§ BORR (Bogor Outer Ring Road)
§ Semarang – Solo
§ Gempol – Pasuruan
§ Cengkareng – Kunciran
§ Kunciran – Serpong
§ Surabaya – Mojokerto
§ Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi
§ Solo – Ngawi
§ Ngawi – Kertosono
§ Cinere – Serpong
§ Semarang – Batang
§ Pandaan – Malang
§ Balikpapan – Samarinda
§ Manado – Bitung
15
Dari 14 ruas tol tersebut, beberapa diantaranya dalam tahap pembebasan lahan dan konstruksi, dan
tiga diantaranya telah beroperasi sebagian yang terdiri dari ruas tol Semarang-Solo (telah beroperasi
23,1 Km dari total 72,6 Km), ruas Bogor Outer Ring Road (telah beroperasi 5,8 Km dari total 11 Km),
ruas tol Surabaya-Mojokerto (telah beroperasi 20,77 Km dari total 36,3 Km). Pengoperasian ruas-ruas
tol tersebut akan mendorong pertumbuhan pendapatan Perseroan di tahun-tahun mendatang.
Setelah 14 ruas tol tersebut selesai, Perseroan akan terus melakukan ekspansi dalam penambahan
jalan tol baru melalui tender, menambah penyertaan saham serta mengakuisisi ruas-ruas baru yang
potensial. yang pemegang konsesinya memiliki hambatan untuk membangun jalan tol tersebut, terutama
jalan tol yang terletak di kota-kota besar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sedapat mungkin
terhubung dengan jalan tol eksisting Perseroan/Entitas Anak. Dalam usaha pengembangan ruas-ruas
tol baru tersebut, perseroan mempunyai kebijakan sebagai berikut: 1. Perseroan harus menjadi pemegang saham mayoritas di Perusahaan Patungan (Joint Venture)
jalan tol baru;
2. Ruas tol baru tersebut harus memiliki tingkat kelayakan finansial yang baik; dan
3. Ruas tol baru tersebut sedapat mungkin merupakan kelanjutan dari ruas jalan tol yang dikelola oleh
Perseroan atau Entitas Anak.
Perseroan mendapatkan dukungan dari Pemerintah melalui regulasi dimana Pemerintah terlebih dahulu
akan melakukan pendanaan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol. Setelah beberap ruas
atau seksi jalan tol selesai dibangun, investor jalan tol berkewajiban untuk membayar kembali dana
yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah. Di samping pemerintah juga menjamin biaya tanah maksimum
dengan menyediakan dukungan biaya terhadap risiko kenaikan harga tanah. Undang-Undang No. 2
tahun 2012 dan Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012 juga menambah kondusif iklim investasi di
industri jalan. Ketentuan mengenai pengadaan tanah yang diatur dalam Perpres tersebut menyatakan
bahwa pengadaan tanah dilaksanakan oleh Pemerintah sebelum investor ditetapkan Pemerintah.
Secara makro ada beberapa faktor yang membuat prospek industri jalan tol Perseroan semakin menarik,
antara lain:
1. Volume lalu lintas pada ruas tol yang dikelola Perseroan diperkirakan akan tetap tumbuh secara
positif, sehingga memberikan jaminan pertumbuhan pendapatan berkesinambungan;
2. Masa konsesi yang masih panjang dengan mayoritas akan berakhir pada tahun 2044 untuk 13 ruas
yang sedang dioperasikan Perseroan;
3. Jalan tol baru yang terkoneksi dengan jalan tol yang sudah ada, sehingga memberi jaminan volume
lalu lintas yang telah terbentuk;
4. Adanya potensi penambahan konsesi penguasan jalan tol melalui rencana untuk mengambil alih
ruas-ruas jalan tol investor lain yang terhenti proses investasinya (akuisisi);
5. Posisi Perseroan sebagai pemimpin dalam industri jalan tol lndonesia;
6. Perkembangan penduduk yang pesat;
7. Perkembangan industri properti;
8. Pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat yang merupakan pasar terbesar dari pengguna
jalan tol.
Keterangan lebih lanjut mengenai prospek usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII Prospektus ini.
F. FAKTOR RISIKO
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang merupakan perusahaan konstruksi, Perseroan tidak terlepas
dari risiko-risiko baik secara internal maupun eksternal.
Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan
1. Risiko Investasi
2. Risiko Penyesuaian Tarif
3. Risiko Perubahan Peraturan
4. Risiko Bencana Alam atau Akibat Perbuatan Manusia
5. Risiko Volume Lalu Lintas Tidak Sesuai Perkiraan Awal
6. Risiko Perubahan Suku Bunga
7. Risiko Terputusnya Konstruksi Jalan Tol
8. Risiko Kehilangan Pendapatan Akibat Perselisihan dengan Pihak Lain
16
Risiko Terkait Kepemilikan Saham
Di samping risiko yang dihadapi oleh Perseroan, kegiatan usaha dan industri Perseroan, kepemilikan
saham mengandung risiko-risiko di bawah ini:
1. Kondisi pasar modal Indonesia dapat mempengaruhi harga atau likuiditas Saham.
2. Harga Saham Perseroan dapat berfluktuasi.
3. Penjualan saham Perseroan di masa mendatang dapat mempengaruhi harga pasar dari saham
tersebut
4. Keterbatasan secara regulasi bagi pemegang saham untuk berpartisipasi dalam penawaran umum
Keterangan lebih lanjut mengenai risiko usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VI Prospektus ini.
G. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada 30 Juni
2016 2015
(dalam Ribuan Rupiah)
Tahun yang berakhir pada 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
PENDAPATAN 6.711.456.768 4.115.122.236 9.848.242.050 9.173.817.307
BEBAN PENDAPATAN
(4.416.676.168) (2.245.043.935) (5.720.422.089) (5.483.825.405)
LABA BRUTO
LABA USAHA
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
LABA PERIODE BERJALAN
PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN
2.294.780.600 1.870.078.301 4.127.819.961 3.689.991.902
1.959.081.308 1.608.674.531 3.477.665.145 3.072.723.524
1.209.182.090 929.655.924 2.068.304.233 1.850.661.310
874.315.900 571.742.027 1.319.200.546 1.237.014.172
(76.547.018) 19.671.020 (16.822.501) (56.798.985)
797.768.882
591.413.047
1.302.378.045
1.180.215.187
Total penghasilan komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 849.284.536 662.653.844 1.449.326.765 1.365.670.215
Kepentingan nonpengendali (51.515.654) (71.240.797) (146.948.720) (185.455.028)
TOTAL 797.768.882 591.413.047 1.302.378.045 1.180.215.187
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan Kepada
Pemilik entitas induk 925.509.663 642.914.315 1.466.381.586 1.421.729.172
Kepentingan nonpengendali (51.193.763) (71.172.288) (147.181.040) (184.715.000)
TOTAL 874.315.900 571.742.027 1.319.200.546 1.237.014.172
LABA PER SAHAM (RUPIAH PENUH) 136,1 94,55 215,64 209,08
Catatan: *) Disajikan kembali
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Keterangan
Per 30 Juni 2016
(dalam Ribuan Rupiah)
Per 31 Desember
2015 2014*
Aset Lancar 5.051.788.653 3.729.046.503 3.545.784.137
Aset Tidak Lancar 35.160.514.596 32.995.935.984 28.314.178.506
TOTAL ASET 40.212.303.249 36.724.982.487 31.859.962.643
Liabilitas Jangka Pendek
11.088.631.898
7.743.786.951
4.301.009.557
Liabilitas Jangka Panjang 15.722.652.821 16.612.531.070 16.538.223.765
TOTAL LIABILITAS 26.811.284.719 24.356.318.021 20.839.233.322
TOTAL EKUITAS
13.401.018.530
12.368.664.466
11.020.729.321 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 40.212.303.249 36.724.982.487 31.859.962.643
Catatan: *) Disajikan kembali
17
RASIO KEUANGAN
Keterangan Per 30 Juni
2016
Per 31 Desember
2015 2014*
Rasio Keuangan (%) Marjin Laba Bersih 21,96% 19,22% 19,67%
Marjin Operasi 46,49% 45,57% 42,51%
Marjin EBITDA 61,08% 59,79% 59,61%
EBITDA terhadap Beban Bunga 345,53% 324,71% 354,53%
Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (ROE) 6,91% 11,86% 12,90%
Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA) 2,30% 3,99% 4,46%
Rasio Lancar 45,56% 48,16% 82,44%
Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas 200,07% 196,92% 189,09%
Rasio Liabilitas Terhadap Aset 66,67% 66,32% 65,41%
Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan 63,09% 7,35% -10,69%
Laba Usaha 21,78% 13,18% 36,01%
Laba Bersih 43,96% 3,14% 42,69%
Total Aset 9,50% 15,27% 13,52%
Total Liabilitas 10,08% 16,88% 16,58%
Total Ekuitas 8,35% 12,23% 8,16%
Catatan: *) Disajikan kembali
Rasio Keuangan di Perjanjian Kredit atau
Kewajiban Lainnya
Rasio Keuangan Perseroan pada
tanggal 30 Juni 2016
Rasio Keuangan Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2015
Debt to Equity ratio tidak melebihi 5,0x 1) 2,00x 1,97x
Interest Coverage Ratio tidak kurang dari 1,25x 2) 3,45x 3,25x
1) Perhitungan Debt to Equity ratio yaitu Total Liabilitas dibagi Total Ekuitas
2) Perhtiungan Coverage ratio yaitu EBITDA dibagi dengan beban bunga Perseroan
Keterangan lebih lanjut mengenai ikhtisar data keuangan penting dapat dilihat pada Bab IV Prospektus
ini.
H. KEBIJAKAN DIVIDEN
Perseroan memiliki kebijakan untuk membagikan dividen dalam bentuk uang tunai kepada seluruh
Pemegang Saham Perseroan, dengan memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan
Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan
pembagian dividen yang akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.
Berikut merupakan keterangan mengenai pembayaran dividen Perseroan untuk tahun buku 2011
sampai dengan 2015, yang masing-masing dibayarkan pada tahun berikutnya:
Tahun
Dividen (Rp miliar)
Rasio Terhadap Bersih Perser
(%)
Laba dividen / oan lembar
(Rp)
Tanggal Pembayaran
Nomor Berita Acara Keputusan RUPS
2015 293,28 20 43,13 29 April 2016 BA RUPS Nomor 38 tanggal 18 Maret 2015
2014 491,19 35 72,24 17 April 2015 BA RUPS Nomor 08 tanggal 11 Maret 2014
2013 534,53 40 78,61 23 April 2014 BA RUPS Nomor 74 tanggal 29 April 2013
2012 640,83 40 94,24 18 Juni 2013 BA RUPS Nomor 16 tanggal 09 Mei 2012
2011 535,78 40 78,88 21 Juni 2012 BA RUPS Nomor 44 tanggal 14 Juni 2011
Keterangan lebih lanjut mengenai kebijakan dividen dapat dilihat pada Bab X Prospektus ini.
18
I. TATA CARA PEMESANAN SAHAM
Perseroan telah menunjuk PT Datindo Entrycom sebagai Pelaksana Pengelola Administrasi Saham
dan sebagai Agen Pelaksana PMHMETD I Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksana Dalam Rangka PMHMETD I Perseroan No. 52
tanggal 16 September 2016, yang dibuat dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.,
Notaris di Jakarta Selatan
Keterangan lebih lanjut mengenai persyaratan pemesanan pembelian PMHMETD I dapat dilihat pada
Bab XIII Prospektus ini.
J. KETERANGAN TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU
Perseroan telah mendapatkan persetujuan RUPSLB untuk menerbitkan sebanyak 457.871.200 (empat
ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus) saham baru (Seri B) atau
maksimum sebesar 2,40% (dua koma empat nol persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh
setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham. Setiap pemegang
500.000 (lima ratus ribu) Saham Lama yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal
30 November 2016 pukul 16.00 WIB berhak memperoleh sebanyak 33.667 (tiga puluh tiga ribu enam
ratus enam puluh tujuh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya
untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru (Seri B) dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp3.900,-
(tiga ribu sembilan ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan
pemesanan pelaksanaan HMETD. Jumlah Saham Baru (Seri B) yang ditawarkan dalam PMHMETD
I dengan cara penerbitan HMETD ini adalah jumlah maksimum saham yang seluruhnya akan
dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan peraturan perundangan
yang berlaku. Jumlah dana yang akan diterima oleh Perseroan dalam PMHMETD I ini adalah sebesar
Rp1.785.697.680.000,- (satu triliun tujuh ratus delapan puluh lima miliar enam ratus sembilan puluh
tujuh juta enam ratus delapan puluh ribu Rupiah).
Perseroan memiliki hak untuk melakukan perubahan pada ketentuan-ketentuan HMETD ini dengan
mempertimbangkan perubahan atas keadaan dan faktor-faktor lain yang dianggap sesuai. Ketentuan-
ketentuan penerbitan HMETD dalam PMHMETD I, termasuk Harga Pelaksanaan dan jumlah final dari
saham yang akan ditawarkan akan diumumkan pada waktunya.
Keterangan Tentang HMETD
Saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang akan dikeluarkan
Perseroan kepada pemegang saham yang berhak. HMETD dapat diperdagangkan selama masa
perdagangan melalui pengalihan kepemilikan HMETD dengan sistem pemindahbukuan HMETD antar
Pemegang Rekening Efek di KSEI.
Pemegang HMETD yang hendak melakukan perdagangan wajib memiliki rekening pada Anggota Bursa
atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening Efek di KSEI. Beberapa ketentuan yang
harus diperhatikan dalam HMETD ini adalah:
1. Yang Berhak Menerima SBHMETD
Para Pemegang Saham yang berhak memperoleh HMETD adalah Pemegang Saham yang namanya
tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 30 November 2016 pukul 16.00 WIB.
2. Pemegang Sertifikat HMETD Yang Sah
Pemegang HMETD yang sah adalah:
a. Para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam DPS Perseroan pada
tanggal 30 November 2016 sampai dengan pukul 16.00 WIB yang tidak dijual HMETD-nya sampai
dengan akhir periode perdagangan HMETD
b. Pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD sampai dengan akhir
periode perdagangan HMETD, atau
c. Para pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI sampai dengan akhir periode perdagangan
HMETD
19
3. Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD
Pemegang HMETD dapat memperdagangkan SBHMETD yang dimilikinya selama periode perdagangan,
yaitu mulai tanggal 2 Desember 2016 sampai dengan tanggal 8 Desember 2016.
Perdagangan HMETD tanpa warkat harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan
perpajakan dan ketentuan di bidang Pasar Modal termasuk peraturan bursa dimana HMETD tersebut
diperdagangkan, yaitu PT Bursa Efek Indonesia dan peraturan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI). Bila pemegang HMETD mengalami keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sebaiknya
anda berkonsultasi atas biaya sendiri dengan penasehat investasi, perantara pedagang efek, manajer
investasi, penasehat hukum, akuntan publik, atau penasehat profesional lainnya.
HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif di KSEI diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia,
sedangkan HMETD yang berbentuk SBHMETD hanya bisa diperdagangkan di luar bursa.
Penyelesaian perdagangan HMETD yang dilakukan melalui Bursa akan dilaksanakan dengan cara
pemindahbukuan antar rekening efek atas nama Bank Kustodian atau Anggota Bursa di KSEI.
Segala biaya dan pajak yang mungkin timbul akibat perdagangan dan pemindahtanganan HMETD
menjadi tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD.
4. Bentuk Dari SBHMETD
Bagi pemegang saham Perseroan yang sahamnya belum dimasukkan dalam sistem Penitipan Kolektif
di KSEI, Perseroan akan menerbitkan SBHMETD yang mencantumkan nama dan alamat pemegang
HMETD, jumlah saham yang dimiliki, jumlah HMETD yang dapat digunakan untuk membeli Saham
HMETD, jumlah Saham HMETD yang akan dibeli, jumlah harga yang harus dibayar, jumlah pemesanan
Saham HMETD tambahan, kolom endosemen dan keterangan lain yang diperlukan.
Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan
tidak akan menerbitkan SBHMETD, melainkan akan melakukan pengkreditan HMETD ke rekening
efek atas nama Bank Kustodian atau Anggota Bursa yang ditunjuk masing-masing pemegang saham
di KSEI.
5. Permohonan Pemecahan SBHMETD
Bagi pemegang SBHMETD yang ingin menjual atau mengalihkan sebagian dari HMETD yang
dimilikinya, maka pemegang SBHMETD yang bersangkutan dapat menghubungi BAE Perseroan untuk
mendapatkan denominasi HMETD yang diinginkan. Pemegang HMETD dapat melakukan pemecahan
SBHMETD mulai tanggal tanggal 2 Desember 2016 sampai dengan tanggal 8 Desember 2016.
SBHMETD hasil pemecahan dapat diambil dalam waktu 1 (satu) Hari Bursa setelah permohonan
diterima lengkap oleh BAE Perseroan.
6. Nilai HMETD
Nilai dari HMETD yang ditawarkan oleh pemegang HMETD yang sah akan berbeda-beda dari HMETD
yang satu dan lainnya, berdasarkan permintaan dan penawaran dari pasar yang ada.
Sebagai contoh, perhitungan nilai HMETD di bawah ini merupakan salah satu cara untuk menghitung
nilai HMETD, tetapi tidak menjamin bahwa hasil perhitungan nilai HMETD yang diperoleh adalah nilai
HMETD yang sesungguhnya.
20
Penjabaran di bawah ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum untuk menghitung nilai
HMETD:
- Harga penutupan saham pada hari bursa terakhir sebelum
perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu = Rp a
- Harga Pelaksanaan PMHMETD I = Rp b
- Jumlah saham yang beredar sebelum PMHMETD I = A
- Jumlah saham yang diterbitkan dalam PMHMETD I = B
- Harga teoritis Saham HMETD = (Rp a x A) + (Rp b x B)
(A + B)
= Rp c
Dengan demikian, secara teoritis harga HMETD per saham adalah: = Rp a - Rp c
7. Penggunaan SBHMETD
SBHMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegang HMETD untuk membeli
Saham HMETD. SBHMETD hanya diterbitkan bagi pemegang saham yang berhak yang belum
melakukan konversi saham dan digunakan untuk memesan Saham HMETD. SBHMETD tidak berlaku
dalam bentuk fotokopi. SBHMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau apapun pada Perseroan.
Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI akan diberikan
oleh KSEI melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.
8. Pecahan HMETD
Sesuai dengan POJK No. 32/2015, dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk
pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya
akan dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.
9. Lain-lain
Segala biaya yang timbul dalam rangka pemindahan HMETD menjadi beban Pemegang SBHMETD
atau calon pemegang HMETD.
1
I. PENAWARAN UMUM TERBATAS UNTUK PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU I
Perseroan telah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) untuk
menerbitkan sebanyak 457.871.200 (empat ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus) saham baru (Seri B) atau maksimum sebesar 2,40% (dua koma empat nol persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham (“Saham
HMETD”). Setiap pemegang 500.000 (lima ratus ribu) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 30 November 2016 pukul 16.00 WIB berhak memperoleh sebanyak 33.667 (tiga puluh tiga ribu enam ratus enam puluh tujuh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru (Seri B) dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp3.900,- (tiga ribu sembilan ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Jumlah Saham Baru (Seri B) yang ditawarkan dalam PMHMETD I dengan cara
penerbitan HMETD ini adalah jumlah maksimum saham yang seluruhnya akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Jumlah dana yang akan diterima oleh Perseroan dalam PMHMETD I ini adalah sebesar Rp1.785.697.680.000,- (satu triliun
tujuh ratus delapan puluh lima miliar enam ratus sembilan puluh tujuh juta enam ratus delapan puluh ribu Rupiah).
Seluruh Saham hasil pelaksanaan HMETD ini akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Saham hasil pelaksanaan HMETD memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal (termasuk hak atas dividen) dengan saham lain Perseroan yang telah disetor penuh. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down).
Pemegang Saham Perseroan yakni Negara Republik Indonesia akan melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikan dalam PMHMETD I ini sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 juncto Undang-Undang No. 12 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.
Jika Saham hasil pelaksanaan HMETD yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD porsi publik, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Formulir
Pemesanan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan, masih terdapat sisa Saham hasil pelaksanaan HMETD, maka seluruh sisa Saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut wajib dibeli oleh Pembeli Siaga. PT Bahana Securities,
PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas akan bertindak sebagai Pembeli Siaga dalam PMHMETD I ini, sebanyak-banyaknya sebesar 137.361.360 (seratus tiga puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh satu ribu tiga ratus enam puluh) saham, dengan jumlah dana yang disiapkan sebesar Rp535.709.304.000,- (lima ratus tiga puluh
lima miliar tujuh ratus sembilan juta tiga ratus empat ribu Rupiah). Sisa Saham hasil pelaksanaan HMETD yang wajib dibeli oleh Pembeli Siaga tersebut tidak termasuk saham yang berasal dari pelaksanaan HMETD Pemegang Saham Utama dalam PMHMETD I ini.
PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.
Kegiatan Usaha Utama:
Merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol, serta mengembangkan dan mengusahakan lahan di ruang milik jalan tol dan usaha lain yang terkait
Berkedudukan di Jakarta Timur, Indonesia
Kantor Pusat
Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta 13550
Telp.: (021) 841-3630, 841-3526 Fax.: (021) 841-3540 E-mail: [email protected]
Situs: www.jasamarga.com
2
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO INVESTASI. RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.
DALAM KURUN WAKTU 12 (DUA BELAS) BULAN SETELAH EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PMHMETD I INI, PERSEROAN TIDAK AKAN MENERBITKAN ATAU MENCATATKAN SAHAM BARU ATAU EFEK LAINNYA YANG DAPAT DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM DI LUAR YANG DITAWARKAN DALAM PMHMETD I INI
SETIAP HMETD DALAM BENTUK PECAHAN AKAN DIBULATKAN KE BAWAH (ROUND DOWN), SESUAI DENGAN KETENTUAN POJK NO. 32/2015, DALAM HAL PEMEGANG SAHAM MEMILIKI HMETD DALAM BENTUK PECAHAN, MAKA HAK ATAS PECAHAN EFEK TERSEBUT WAJIB DIJUAL OLEH PERSEROAN DAN HASIL PENJUALANNYA DIMASUKKAN KE DALAM REKENING PERSEROAN
Perseroan didirikan berdasarkan Akta No.1 tanggal 1 Maret 1978, dengan nama, “PT Jasa
Marga (Indonesia Highway Corporation)”, yang kemudian diubah berdasarkan Akta No.187 tanggal 19
Mei 1981 dan nama Perseroan diubah menjadi “PT Jasa Marga (Persero)”, keduanya dibuat dihadapan
Kartini Muljadi, S.H., pada saat itu Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusannya No.Y.A.5/130/1 tertanggal 22 Pebruari 1982 dan
didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut dibawah No.766 dan
No.767 tanggal 2 Maret 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.73 tanggal
10 September 1982, Tambahan No.1138 (untuk selanjutnya akta No.1 tanggal 1 Maret 1978 dan akta
No.187 tanggal 19 Mei 1981 tersebut disebut “Akta Pendirian”). Pendirian Perseroan tersebut sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UU No.9 tahun 1969 tentang Penetapan PP Pengganti
UU No.1 tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi UU, PP No.12 tahun 1969 tentang
Perusahaan Jasa Marga (Persero) dan PP No.4 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia Dalam Pendirian Perusahaan Jasa Marga (Persero) Di Bidang Pengelolaan, Pemeliharaan
dan Pengadaan Jaringan Jalan Tol serta Surat Keputusan Menkeu RI No.90/KMK.06/1978 tanggal 27
Pebruari 1978 tentang Penetapan Modal Perusahaan Jasa Marga (Persero) Di Bidang Jalan Tol.
Privatisasi Perseroan melalui Initial Public Offering (IPO) ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah
nomor No. 52 tahun 2007 tanggal 4 September 2007 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham
Negara melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru pada Perusahaan Perseroan PT. Jasa Marga
Sejalan dengan Privatisasi Perseroan, telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar yang disahkan oleh
Departemen Hukum dan HAM RI, sehingga mulai tanggal 21 September 2007, Perseroan berganti
nama menjadi PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 12 November 2007.
Perseroan telah menyesuaikan Anggaran Dasar sesuai dengan UU No. 40/2007 sebagaimana termaktub
dalam Akta No. 28 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.,
Notaris di Jakarta yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan dengan Surat Keputusan No. AHU-
54231.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 22 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
Nomor AHU-0074564.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 22 Agustus 2008, serta telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan di Kantor Perusahaan Kotamadya Jakarta Timur No. 1845/RUB 0-04/XI/08 tanggal
13 November 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 100 tanggal 12
Desember 2008, Tambahan Berita Negara Indonesia No. 27404 (“Akta No. 28/2008”), telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
No. 61 tanggal 26 Maret 2015 yang dibuat dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.,
Notaris di Jakarta Selatan, dan telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Adinistrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“SABH”) berdasarkan Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Menkumham berdasarkan surat No. AHU-
AH.01.03-0019825 tanggal 27 Maret 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.
AHU-0036530.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 27 Maret 2015 (“Akta No. 61/2015”).
3
Jumlah Saham
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan sebagaimana termaktub dalam Akta No. 61/2015,
maksud dan tujuan Perseroan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya
pembangunan di bidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan menerapkan
prinsip-prinsip perusahaan terbatas.
Berdasarkan laporan dari BAE PT Datindo Entrycom, struktur permodalan dan susunan pemegang
saham Perseroan sesuai dengan DPS per tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Modal Dasar
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) (%)
- Seri A Dwiwarna
- Seri B 1
19.039.999.999 500
9.519.999.999.500
Jumlah Modal Dasar 19.040.000.000 9.520.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
- Saham Preferen (Seri A Dwiwarna)
1. Pemerintah Republik Indonesia 1 500 0,00
- Saham Biasa (Seri B)
2. Pemerintah Republik Indonesia 4.759.999.999 2.379.999.999.500 70,00
3. Dewan Komisaris dan Direksi - Ir. Hasanudin, M.Eng.Sc. 8.500 4.250.000 0,00
- Ir. Muh. Najib Fauzan, MSc. 110.200 55.100.000 0,00
- Ir. Subakti Syukur 154.000 77.000.000 0,00
4. Masyarakat 2.039.727.301 1.019.863.650.500 29,99
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 6.800.000.000 3.400.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 12.240.000.000 6.120.000.000.000
Apabila seluruh pemegang saham Perseroan melaksanakan HMETD yang menjadi haknya dalam
PMHMETD I ini, maka susunan modal saham Perseroan setelah PMHMETD I secara proforma adalah
sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%) Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 19.040.000.000 9.520.000.000.000 19.040.000.000 9.520.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham Preferen (Seri A
Dwiwarna)
1. Pemerintah Republik
Indonesia
1 500 0,00 1 500 0,00
Saham Biasa (Seri B)
2. Pemerintah Republik
Indonesia 4.759.999.999 2.379.999.999.500 70,00 5.080.509.839 2.540.254.919.500 70,00
3. Publik 2.040.000.000 1.020.000.000.000 30,00 2.177.361.360 1.088.680.680.000 30,00
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
6.800.000.000 3.400.000.000.000
100,00
7.257.871.200
3.628.935.600.000
100,00
Saham dalam Portepel 12.240.000.000 6.120.000.000.000 11.782.128.800 5.891.064.400.000
4
Jumlah Saham
Apabila seluruh saham HMETD yang ditawarkan dalam rangka PMHMETD I ini tidak dilaksanakan
oleh seluruh pemegang saham Perseroan, kecuali pemegang saham Negara Republik Indonesia
melaksanakan haknya dan apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa Saham Baru (Seri
B) yang belum dilaksanakan, maka susunan modal saham Perseroan setelah PMHMETD I secara
proforma adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%) Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 19.040.000.000 9.520.000.000.000 19.040.000.000 9.520.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham Preferen (Seri A
Dwiwarna)
1. Pemerintah Republik
Indonesia
1 500 0,00 1 500 0,00
Saham Biasa (Seri B)
2. Pemerintah Republik
Indonesia 4.759.999.999 2.379.999.999.500 70,00 5.080.509.839 2.540.254.919.500 70,00
3. Publik 2.040.000.000 1.020.000.000.000 30,00 2.040.000.000 1.020.000.000.000 28,10
4. Pembeli Siaga - - - 137.361.360 68.680.680.000 1,90
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh 6.800.000.000 3.400.000.000.000 100,00 7.257.871.200 3.628.935.600.000 100,00
Saham dalam Portepel 12.240.000.000 6.120.000.000.000 11.782.128.800 5.891.064.400.000
Pemegang Saham Utama Perseroan yakni Negara Republik Indonesia akan melaksanakan haknya
sesuai dengan porsi kepemilikan dalam PMHMETD I ini sebagaimana diatur Undang-Undang No. 14
Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 juncto Undang-
Undang No. 12 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, pelaksanaannya ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2016.
Dalam hal para pemegang saham publik tidak melaksanakan haknya untuk membeli Saham HMETD
yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini sesuai dengan HMETD-nya, maka para pemegang saham
publik akan mengalami penurunan kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 6,31%
Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli saham dalam rangka PMHMETD I
ini dapat menjual haknya kepada pihak lain dari tanggal 2 Desember 2016 sampai dengan 8 Desember
2016 baik melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek sesuai dengan POJK No. 32/2015.
Perseroan telah menyelenggarakan RUPSLB pada tanggal 29 Agustus 2016 dengan dan telah
memperoleh persetujuan sebagai berikut:
1. Menyetujui Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu untuk menerbitkan
sebanyak 457.871.200 (empat ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua
ratus) lembar saham baru (Seri B) dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah), yang akan
dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan sesuai dengan peraturan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Memberikan Kuasa dan Wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan
yang diperlukan sehubungan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang
mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan
Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang meliputi :
a. Menentukan kepastian jumlah saham yang dikeluarkan dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
b. Menentukan rasio-rasio pemegang saham yang berhak atas Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.
c. Menentukan harga pelaksanaan dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan
persetujuan Dewan Komisaris.
5
d. Menentukan kepastian tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu.
e. Menentukan kepastian penggunaan dana;
f. Menentukan kepastian jadwal Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.
g. Menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan dalam rangka Penambahan Modal
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, termasuk akta-akta Notaris berikut perubahan-
perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya.
3. Memberikan Kuasa dan Wewenang kepada Direksi untuk meningktkan Modal Ditempatkan dan
Modal Disetor dan melakukan perubahan ketentuan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan tentang
Modal terkait pelaksanaan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Sesuai dengan POJK No. 32/2015, PMHMETD I ini menjadi efektif setelah disetujui oleh RUPSLB
Perseroan yang telah diadakan pada tanggal 29 Agustus dan diperolehnya pernyataan efektif dari OJK.
Berdasarkan data dari Bursa Efek, berikut merupakan harga perdagangan tertinggi, harga terendah
dan total volume perdagangan setiap bulannya selama 12 bulan terakhir, sejak bulan November 2015
hingga Oktober 2016.
Tabel Historis Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia
Tahun Bulan Harga Tertinggi Harga Terendah Total Volume
2015 November 5.200 4.500 153.976.900
Desember 5.250 4.575 120.052.700
2016 Januari 6.075 4.995 152.224.700
Februari 6.250 5.200 199.869.000
Maret 5.700 5.200 148.691.800
April 5.575 5.250 73.182.700
Mei 5.525 5.200 55.820.800
Juni 5.575 4.990 96.437.600
Juli 5.650 5.125 106.616.300
Agustus 5.675 4.810 236.364.600
September 4.910 4.550 235.690.000
Oktober 4.750 4.500 141.600.000
1. Tata Cara Penerbitan dan Penyampaian Bukti HMETD
Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan
didistribusikan secara elektronik ke dalam rekening efek di KSEI melalui rekening efek Anggota Bursa
atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah tanggal
pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 30 November 2016. Prospektus dan
petunjuk pelaksanaan akan didistribusikan oleh Perseroan melalui KSEI yang dapat diperoleh oleh
pemegang saham Perseroan dari masing-masing Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.
Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukan dalam penitipan kolektif di KSEI, Perseroan
akan menerbitkan SBHMETD atas nama pemegang saham, yang dapat diambil oleh pemegang saham
yang berhak atau kuasanya di BAE pada setiap hari dan jam kerja mulai tanggal 2 Desember 2016
dengan membawa:
a. Fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham perorangan) dan fotokopi
anggaran dasar (bagi pemegang saham badan hukum/lembaga). Pemegang saham juga wajib
menunjukkan asli dari fotokopi tersebut.
b. Asli surat kuasa (jika dikuasakan) dilengkapi fotokopi identitas diri lainnya yang masih berlaku baik
untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas pemberi dan penerima kuasa wajib
diperlihatkan).
6
2. Kriteria Penerima dan Pemegang HMETD Yang Berhak
Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 30 November
2016 berhak untuk mengajukan pemesanan Saham HMETD dalam rangka PMHMETD I ini dengan
ketentuan bahwa setiap pemegang 500.000 (lima ratus ribu) saham lama berhak atas 33.667 (tiga
puluh tiga ribu enam ratus enam puluh tujuh) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak untuk
membeli 1 (satu) Saham HMETD dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham dengan
Harga Pelaksanaan Rp3.900,00,- (tiga ribu sembilan ratus Rupiah) per saham.
Pemesan yang berhak untuk melakukan pembelian saham baru (Seri B) adalah:
a. Para pemegang SBHMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat HMETD atau yang
memperoleh HMETD secara sah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; atau
b. Pemegang HMETD elektronik yang tercatat dalam Penitipan Kolektif pada KSEI sampai dengan
periode perdagangan HMETD.
Pemesan dapat terdiri atas perorangan, warga negara Indonesia dan/atau asing dan/atau lembaga dan/
atau badan hukum/badan usaha baik Indonesia/asing sebagaimana diatur dalam UUPM berikut dengan
peraturan pelaksanaannya.
Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka para
pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan menggunakan
haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan kepemilikan sahamnya
disarankan untuk mendaftar di BAE sebelum batas akhir pendaftaran pemegang saham yaitu tanggal
8 Desember 2016.
3. Perdagangan HMETD
Pelaksanaan HMETD dapat dilakukan mulai tanggal 2 Desember 2016 sampai dengan tanggal 8
Desember 2016.
a. Para pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI yang akan melaksanakan HMETD-nya
wajib mengajukan permohonan pelaksanaan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian yang ditunjuk
sebagai pengelola efeknya. Selanjutnya Anggota Bursa/Bank Kustodian melakukan permohonan
atau instruksi pelaksanaan (exercise) melalui sistem Central Depository – Book Entry Settlement
System (C-BEST) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh KSEI. Dalam melakukan
instruksi pelaksanaan, Anggota/Bursa Bank Kustodian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
i. Pemegang HMETD harus menyediakan dana pelaksanaan HMETD pada saat mengajukan
permohonan tersebut.
ii. Kecukupan HMETD dan dana pembayaran atas pelaksanaan HMETD harus telah tersedia di
dalam rekening efek pemegang HMETD yang melakukan pelaksanaan.
Satu hari kerja berikutnya KSEI akan menyampaikan Daftar Pemegang HMETD dalam Penitipan
Kolektif di KSEI yang melaksanakan haknya dan menyetorkan dana pembayaran pelaksanaan
HMETD tersebut ke rekening bank Perseroan.
Saham HMETD hasil pelaksanaan HMETD akan didistribusikan oleh Perseroan/BAE Perseroan
dalam bentuk elektronik ke rekening yang telah ditentukan oleh KSEI untuk selanjutnya didistribusikan
ke masing-masing rekening efek pemegang HMETD yang bersangkutan yang melaksanakan
haknya oleh KSEI. Saham HMETD hasil pelaksanaan akan didistribusikan Perseroan/BAE
Perseroan selambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan diterima dari KSEI
dan dana pembayaran telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan.
b. Para pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang akan melaksanakan HMETD-
nya harus mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE Perseroan, dengan
menyerahkan dokumen sebagai berikut:
i. Asli SBHMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap.
ii. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan
7
dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
iii. Fotokopi KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran
dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum).
iv. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermeterai Rp 6.000 (enam ribu Rupiah) dilampiri
dengan fotokopi KTP/paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa.
v. Apabila pemegang HMETD menghendaki Saham HMETD hasil pelaksanaan dalam bentuk
elektronik maka permohonan pelaksanaan kepada BAE Perseroan melalui Anggota Bursa
atau Bank Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen tambahan berupa:
• Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian
untuk mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan efek
atas saham hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI atas nama
pemberi kuasa.
• Asli formulir penyetoran efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani
dengan lengkap. Perseroan akan menerbitkan saham hasil pelaksanaan HMETD dalam
bentuk fisik Surat Kolektif Saham (SKS) jika pemegang SBHMETD tidak menginginkan
saham hasil pelaksanaannya dimasukkan dalam Penitipan Kolektif di KSEI.
Setiap dan semua biaya konversi atas pengalihan saham Perseroan dalam bentuk warkat menjadi
bentuk elektronik dan/atau sebaliknya dari bentuk elektronik menjadi bentuk warkat harus dibayar
dan ditanggung sepenuhnya oleh pemegang saham Perseroan yang bersangkutan.
Pendaftaran pelaksanaan SBHMETD dilakukan di kantor BAE Perseroan pada hari dan jam kerja
(Senin sampai dengan Jumat, 09.00 – 15.00 WIB).
Bilamana pengisian SBHMETD tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat pemesanan saham
yang tercantum dalam SBHMETD dan Prospektus, maka hal ini dapat mengakibatkan penolakan
pemesanan. HMETD hanya dianggap telah dilaksanakan pada saat pembayaran tersebut telah
terbukti diterima dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam syarat-syarat pembelian.
Keterangan selengkapnya mengenai tata cara pemesanan saham PMHMETD I dapat dilihat pada Bab
XIII Prospektus ini.
4. Keterangan Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Perseroan telah mendapatkan persetujuan RUPSLB untuk menerbitkan sebanyak 457.871.200 (empat
ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus) saham baru (Seri B) atau
maksimum sebesar 2,40% (dua koma empat nol persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh
setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham. Setiap pemegang
500.000 (lima ratus ribu) Saham Lama yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 30
November 2016 pukul 16.00 WIB berhak memperoleh sebanyak 33.667 (tiga puluh tiga ribu enam ratus
enam puluh tujuh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya
untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru (Seri B) dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp3.900,-
(tiga ribu sembilan ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan
pemesanan pelaksanaan HMETD. Jumlah Saham Baru (Seri B) yang ditawarkan dalam PMHMETD
I dengan cara penerbitan HMETD ini adalah jumlah maksimum saham yang seluruhnya akan
dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan peraturan perundangan
yang berlaku. Jumlah dana yang akan diterima oleh Perseroan dalam PMHMETD I ini adalah sebesar
Rp1.785.697.680.000,- (satu triliun tujuh ratus delapan puluh lima miliar enam ratus sembilan puluh
tujuh juta enam ratus delapan puluh ribu Rupiah).
Perseroan memiliki hak untuk melakukan perubahan pada ketentuan-ketentuan HMETD ini dengan
mempertimbangkan perubahan atas keadaan dan faktor-faktor lain yang dianggap sesuai. Ketentuan-
ketentuan penerbitan HMETD dalam PMHMETD I, termasuk Harga Pelaksanaan dan jumlah final dari
saham yang akan ditawarkan akan diumumkan pada waktunya.
8
Keterangan Tentang HMETD
Saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang akan dikeluarkan
Perseroan kepada pemegang saham yang berhak. HMETD dapat diperdagangkan selama masa
perdagangan melalui pengalihan kepemilikan HMETD dengan sistem pemindahbukuan HMETD antar
Pemegang Rekening Efek di KSEI.
Pemegang HMETD yang hendak melakukan perdagangan wajib memiliki rekening pada Anggota Bursa
atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening Efek di KSEI. Beberapa ketentuan yang
harus diperhatikan dalam HMETD ini adalah:
1) Yang Berhak Menerima SBHMETD
Para Pemegang Saham yang berhak memperoleh HMETD adalah Pemegang Saham yang namanya
tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 30 November 2016 pukul 16.00 WIB.
2) Pemegang Sertifikat HMETD Yang Sah
Pemegang HMETD yang sah adalah:
a. Para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam DPS Perseroan pada
tanggal 30 November 2016 sampai dengan pukul 16.00 WIB yang tidak dijual HMETD-nya sampai
dengan akhir periode perdagangan HMETD
b. Pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD sampai dengan akhir
periode perdagangan HMETD, atau
c. Para pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI sampai dengan akhir periode perdagangan
HMETD
3) Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD
Pemegang HMETD dapat memperdagangkan SBHMETD yang dimilikinya selama periode perdagangan,
yaitu mulai tanggal 2 Desember 2016 sampai dengan tanggal 8 Desember 2016.
Perdagangan HMETD tanpa warkat harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan
perpajakan dan ketentuan di bidang Pasar Modal termasuk peraturan bursa dimana HMETD tersebut
diperdagangkan, yaitu PT Bursa Efek Indonesia dan peraturan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI). Bila pemegang HMETD mengalami keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sebaiknya
anda berkonsultasi atas biaya sendiri dengan penasehat investasi, perantara pedagang efek, manajer
investasi, penasehat hukum, akuntan publik, atau penasehat profesional lainnya.
HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif di KSEI diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia,
sedangkan HMETD yang berbentuk SBHMETD hanya bisa diperdagangkan di luar bursa.
Penyelesaian perdagangan HMETD yang dilakukan melalui Bursa akan dilaksanakan dengan cara
pemindahbukuan antar rekening efek atas nama Bank Kustodian atau Anggota Bursa di KSEI.
Segala biaya dan pajak yang mungkin timbul akibat perdagangan dan pemindahtanganan HMETD
menjadi tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD.
4) Bentuk Dari SBHMETD
Bagi pemegang saham Perseroan yang sahamnya belum dimasukkan dalam sistem Penitipan Kolektif
di KSEI, Perseroan akan menerbitkan SBHMETD yang mencantumkan nama dan alamat pemegang
HMETD, jumlah saham yang dimiliki, jumlah HMETD yang dapat digunakan untuk membeli Saham
HMETD, jumlah Saham HMETD yang akan dibeli, jumlah harga yang harus dibayar, jumlah pemesanan
Saham HMETD tambahan, kolom endosemen dan keterangan lain yang diperlukan.
9
Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan
tidak akan menerbitkan SBHMETD, melainkan akan melakukan pengkreditan HMETD ke rekening efek
atas nama Bank Kustodian atau Anggota Bursa yang ditunjuk masing-masing pemegang saham di
KSEI.
5) Permohonan Pemecahan SBHMETD
Bagi pemegang SBHMETD yang ingin menjual atau mengalihkan sebagian dari HMETD yang
dimilikinya, maka pemegang SBHMETD yang bersangkutan dapat menghubungi BAE Perseroan untuk
mendapatkan denominasi HMETD yang diinginkan. Pemegang HMETD dapat melakukan pemecahan
SBHMETD mulai tanggal tanggal 2 Desember 2016 sampai dengan tanggal 8 Desember 2016.
SBHMETD hasil pemecahan dapat diambil dalam waktu 1 (satu) Hari Bursa setelah permohonan
diterima lengkap oleh BAE Perseroan.
6) Nilai HMETD
Nilai dari HMETD yang ditawarkan oleh pemegang HMETD yang sah akan berbeda-beda dari HMETD
yang satu dan lainnya, berdasarkan permintaan dan penawaran dari pasar yang ada.
Sebagai contoh, perhitungan nilai HMETD di bawah ini merupakan salah satu cara untuk menghitung
nilai HMETD, tetapi tidak menjamin bahwa hasil perhitungan nilai HMETD yang diperoleh adalah nilai
HMETD yang sesungguhnya.
Penjabaran di bawah ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum untuk menghitung nilai
HMETD:
- Harga penutupan saham pada hari bursa terakhir sebelum
perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu = Rp a
- Harga Pelaksanaan PMHMETD I = Rp b
- Jumlah saham yang beredar sebelum PMHMETD I = A
- Jumlah saham yang diterbitkan dalam PMHMETD I = B
- Harga teoritis Saham HMETD = (Rp a x A) + (Rp b x B)
(A + B)
= Rp c
Dengan demikian, secara teoritis harga HMETD per saham adalah: = Rp a - Rp c
7) Penggunaan SBHMETD
SBHMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegang HMETD untuk membeli
Saham HMETD. SBHMETD hanya diterbitkan bagi pemegang saham yang berhak yang belum
melakukan konversi saham dan digunakan untuk memesan Saham HMETD. SBHMETD tidak berlaku
dalam bentuk fotokopi. SBHMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau apapun pada Perseroan.
Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI akan diberikan
oleh KSEI melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.
8) Pecahan HMETD
Sesuai dengan POJK No. 32/2015, dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk
pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya
akan dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.
9) Lain-lain
Segala biaya yang timbul dalam rangka pemindahan HMETD menjadi beban Pemegang SBHMETD
atau calon pemegang HMETD.
10
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI
HASIL PENAWARAN UMUM DALAM RANGKA PMHMETD I
Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PMHMETD I ini (setelah dikurangi komisi, biaya, imbal jasa
dan beban-beban emisi lainnya), akan digunakan untuk mendanai pembangunan Jalan Tol tersebut
khususnya 3 Ruas Jalan Tol baru yang akan dibangun yaitu:
- Sekitar 50% untuk ruas Semarang – Batang sepanjang 75 km.
- Sekitar 30% untuk ruas Pandaan – Malang sepanjang 37,6 km.
- Sekitar 20% untuk ruas Jakarta – Cikampek II sepanjang 64 km.
Sesuai dengan POJK No.30/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum, total biaya yang dikeluarkan Perseroan sehubungan dengan PMHMETD I termasuk Pajak
diperkirakan berjumlah sekitar 1,00 % dari total dana yang diperoleh dari PMHMETD I. Perkiraan biaya
tersebut dialokasikan sebagai berikut:
§ Biaya jasa penasehat keuangan sekitar 0,63%;
§ Biaya jasa konsultan hukum sekitar 0,03%;
§ Biaya notaris sekitar 0,01%;
§ Biaya lain-lain (antara lain biaya pencatatan saham di BEI, biaya pernyataan pendaftaran ke OJK,
biaya audit penjatahan
§ dan verifikasi biaya, biaya pemasaran, dan biaya percetakan) sekitar 0,33%.
Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari PMHMETD I ini akan dilaksanakan sepenuhnya sesuai
dengan peraturan pasar modal yang berlaku di Indonesia. Perseroan bertanggung jawab atas realisasi
penggunaan dana yang diperoleh dari PMHMETD I ini dan akan melaporkan realisasi penggunaan
dana tersebut secara berkala kepada Pemegang Saham dalam RUPS Perseroan dan kepada OJK
sesuai dengan POJK No. 30/2015.
Apabila Perseroan berencana mengubah rencana pengunaan dana yang diperoleh dari PMHMETD
I ini, setiap rencana yang menunjukkan perubahan tersebut wajib dilaporkan kepada OJK sebagai
penjelasan atas perubahan yang diusulkan. Perseroan wajib memperoleh persetujuan Pemegang
Saham atas perubahan tersebut melalui RUPS sebagaimana diatur dalam POJK No. 30/2015.
Apabila Perseroan akan melakukan transaksi menggunakan dana yang diperoleh dari PMHMETD
I, dan transaksi tersebut merupakan transaksi material atau transaksi dengan pihak terafiliasi atau
transaksi dengan benturan kepentingan, maka Perseroan wajib mematuhi ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama, lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
Kep-614/Bl/2011 serta Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.I tentang Transaksi Afiliasi Dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu, lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan
Lembaga Keuangan Nomor: Kep-412/Bl/2009.
Adapun laporan penggunaan dana hasil aksi korporasi sebelumnya yang dilakukan Perseroan yaitu
Emisi Obligasi Jasa Marga Tahap II Tahun 2014 Seri T senilai Rp 1 triliun, telah dilaporkan kepada
OJK sesuai dengan surat Nomor BF.KU09.02.199 tanggal 09 Januari 2015. Dana hasil Emisi Obligasi
tersebut setelah dikurangi biaya-biaya emisi sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 telah digunakan
seluruhnya sesuai dengan rencana penggunaan dana sebagaimana telah diungkapkan dalam
Prospektus Penawaran Umum Obligasi tersebut. Dana dari Penawaran Umum Obligasi tersebut
seluruhnya dialokasikan untuk refinancing hutang.
11
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
82.012.682
Utang kontraktor 1.459.622.804
Utang pajak 314.777.648
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 219.237.540
Beban akrual 1.296.493.511
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 126.108.989
Utang lembaga keuangan bukan bank
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank
750.000.000
2.497.305.316
Utang obligasi 2.900.000.000
Liabilitas pembebasan tanah 1.124.018.714
Utang sewa pembiayaan 21.889.999
Provisi pelapisan jalan tol 297.164.695
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 11.088.631.898
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Pendapatan diterima di muka
146.890.866
Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
486.203.441
Utang bank
8.899.610.827
Utang obligasi 3.173.524.260
Liabilitas kerjasama operasi 820.300
Liabilitas pembebasan tanah 1.429.591.393
Utang sewa pembiayaan 26.515.220
Provisi pelapisan jalan tol 239.913.709
Liabilitas jangka panjang lainnya 295.927.200
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 1.023.655.605
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 15.722.652.821
TOTAL LIABILITAS 26.811.284.719
III. PERNYATAAN UTANG
Pernyataan utang berikut diambil dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan pada tanggal 30 Juni
2016, yang tercantum dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst & Young Global Limited), akuntan publik independen, berdasarkan
standar audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa modifikasian, yang laporannya
tercantum dalam Prospektus ini.
Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan mempunyai liabilitas yang seluruhnya berjumlah Rp26.811.284.719
ribu, terdiri atas Liabilitas Jangka Pendek sebesar Rp11.088.631.898 ribu dan Liabilitas Jangka Panjang
sebesar Rp 15.722.652.821 ribu. Perincian kewajiban konsolidasian Perseroan pada tanggal 30 Juni
2016 disajikan di bawah ini.
dalam satu tahun
12
1. LIABILITAS JANGKA PENDEK
a. Utang Usaha
Utang usaha Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp82.012.682 ribu yang merupakan
utang kepada pemasok untuk pengadaan barang cetakan, alat tulis kantor, karcis tol, obat-obatan dan
pakaian dinas serta utang usaha atas jasa pemeliharaan dan pembersihan jalan tol.
b. Utang kontraktor
Utang kontraktor Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.459.622.804 ribu yang
merupakan utang kepada kontraktor, konsultan dan rekanan sehubungan dengan pembangunan jalan,
pelapisan ulang, pengadaan fasilitas tol dan bangunan lain.
Rincian utang kontraktor adalah sebagai berikut:
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
Pihak Berelasi 1.298.327.391
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. 512.058.022
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 426.454.235
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 137.552.955
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. 148.795.878
PT Nindya Karya (Persero) 43.957.619
Wika – Adhi – Hutama JO 18.282.640
PT Hutama Karya (Persero) 3.271.300
PT Yodya Karya (Persero) 2.402.896
PT Virama Karya (Persero) 4.170.942
Lain-lain dibawah Rp2 miliar 1.380.903
Pihak Ketiga 161.295.413
PT Kadi International 12.011.855
PT Delameta Bilano 11.122.383
PT Eskapindo Matra 10.241.472
PT Multi Phi Beta 9.958.779
PT Buana Archicon 7.051.646
PT Aremix Planindo 6.688.861
PT Perkasa Adiguna Sembada 6.027.891
PT Module Intracs Yasatama 5.826.591
PT Widya Sapta Colas 5.743.764
PT Marga Maju Mapan 5.479.683
PT Perentjana Djaja 5.139.812
PT Cipta Marga Mandiri 4.716.003
PT Annisa Bintang Blitar 4.009.587
KSO Cipta Strada, Adhy Duta Prima Hasfan Dian 2.987.628
PT Pancatunggal Karsasejati 2.815.667
PT Roadmixindo Raya 2.877.169
PT Amber Hasya 2.756.099
PT Tata Guna Patria 2.640.309
PT Sarana Dwi Makmur 2.319.324
KSO Dressa Badja 2.052.380
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1Miliar) 48.828.510
Total 1.459.622.804
13
c. Utang pajak
Utang pajak Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp314.777.648 ribu dengan rincian
sebagai berikut:
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
Perseroan
Pajak Penghasilan
Pasal 4 (2) 766.695
Pasal 21 2.924.839
Pasal 22 3.426.526
Pasal 23 716.668
Pasal 25 42.675.901
Pasal 29 96.938.383
Pajak Pertambahan Nilai 19.513.645
Pajak Bumi dan Bangunan 117.429.362
284.392.019
Entitas Anak
Pajak Penghasilan:
Pasal 4 (2) 13.127.918
Pasal 21 2.375.163
Pasal 22 1.696
Pasal 23 581.968
Pasal 25 1.183.640
Pasal 26 15.988
Pasal 29 4.781.335
Pajak Bumi dan Bangunan 2.937.016
Pajak Pertambahan Nilai 5.217.119
Kewajiban Pajak Lainnya 163.786
30.385.629
Total 314.777.648
d. Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp219.237.540
ribu dimana Rp2.388.715 ribu adalah sumbangan area Pramuka Cibubur dan TMII.
e. Beban akrual
Beban akrual pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.296.493.511 ribu dengan rincian sebagai
berikut:
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
Beban Kontraktor 893.683.533
Beban Umum dan Administrasi 204.297.248
Beban Bunga
Utang Pembebasan Tanah (BLU) 89.163.597
Utang Obligasi 75.034.007
Utang Bank Sindikasi 14.375.630
Utang Lembaga Keuangan Bukan Bank 2.005.208
Utang Dana Talangan 687.412
Utang Bank
PT Bank Central Asia Tbk 3.560.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.883.680
Beban Kerjasama Operasi 792.321
Lain-lain 11.010.875
Total 1.296.493.511
14
f. Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 126.108.989
ribu. Liabilitas imbalan kerja jangka pendek menngakui liabilitas imbalan kerja jangka pendek (jika ada)
ketika jasa diberikan oleh karyawan dan imbalan atas jasa tersebut akan dibayarkan dalam waktu dua
belas bulan setelah jasa tersebut diberikan.
g. Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar
Rp6.840.378.724 ribu.
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
Utang bank 2.497.305.316
Utang obligasi 2.900.000.000
Liabilitas pembebasan tanah 1.124.018.714
Utang sewa pembiayaan 21.889.999
Provisi pelapisan jalan 297.164.695
Total 6.840.378.724
h. Utang Bank
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
Utang Bank Jangka Pendek Pihak Berelasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.005.194.125
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 87.748.362
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 74.325.059
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 553.493
2.167.821.039
Pihak Ketiga PT Bank Central Asia Tbk 301.061.348
PT Bank DKI 13.995.500
PT Bank Jawa Timur 7.751.500
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 3.912.469
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk 2.232.787
PT Bank Pembangunan Daerah Bali 530.673
329.484.277
Total 2.497.305.316
Pihak Berelasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 3.187.808.256
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 2.206.798.369
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1.914.193.613
PT Sarana Multi Infrastruktur 89.726.822
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 73.536.612
7.472.063.672
Pihak Ketiga PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 318.905.031
PT Bank DKI 239.782.735
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara 239.126.098
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk 154.876.908
PT Bank Central Asia Tbk 141.009.803
PT Bank Bukopin 116.893.685
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 95.037.479
PT Bank Pembangunan Daerah Bali 70.504.902
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 68.384.767
PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 15.016.297
1.459.537.705
Biaya belom diamortisasi (31.990.550)
Total 8.899.610.827
15
Pinjaman pada PT Bank Central Asia Tbk
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 37 tanggal 25 Oktober 2005 dibuat dihadapan Notaris
Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Perseroan mendapatkan fasilitas kredit investasi
dengan tujuan untuk pembiayaan proyek jalan tol JORR II (Seksi E1, E3) sebesar Rp350.000.000 ribu.
Akta ini diubah dengan Akta Addendum Perjanjian Kredit Investasi No. 53 tanggal 28 April 2006 untuk
fasilitas kredit investasi sebesar Rp310.000.000 ribu dan Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 28 April
2006 sebagaimana terakhir kali diubah dengan Akta Perubahan atas Perjanjian Kredit No.06 tanggal 2
Oktober 2015 yang dibuat dihadapan Karin Christiana Basoeki S.H. Notaris di Jakarta.
Perseroan memperoleh fasilitas time loan revolving sebesar Rp40.000.000 ribu untuk jangka waktu 1
tahun dan mendapat tambahan jumlah pokok fasilitas kredit sebesar Rp596.000.000 ribu. Sehingga
jumlah fasilitas yang diterima Perseroan menjadi sebesar Rp636.000.000 ribu.
Tingkat suku bunga pinjaman sama dengan suku bunga deposito rupiah untuk jangka waktu 3 (tiga)
bulan yang berlaku di BCA untuk nilai nominal deposito lebih besar atau sama dengan Rp25.000.000
ribu yang dipublikasikan secara umum ditambah 3,9% per tahun. Berdasarkan Akta Addendum No. 6
tanggal 2 Oktober 2015 oleh Notaris Karin Christiana Basoeki, S.H., jangka waktu kredit diperpanjang
tanggal dari 13 Agustus 2015 menjadi jatuh tempo pada tanggal 13 Agustus 2016. Perseroan tidak
memberikan jaminan terhadap pinjaman ini. Utang bank diberikan secara Negative Pledge, sehingga
debitur tidak menyerahkan jaminan/ agunan yang sifatnya preferen dan/atau separatis baik kepada
bank maupun kepada kreditur lainnya. Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan masih memiliki saldo
hutang pada fasilitas pinjaman tersebut sebesar Rp300.000.000 ribu.
Pada tanggal 11 Agustus 2016, Perseroan telah memperpanjang jangka waktu pinjaman
Pinjaman pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 22 tanggal 9 Agustus 2010, yang telah mengalami perubahan
terakhir dengan Akta Addendum No.38 tanggal 13 Juni 2016 dari Notaris lr. Nanette Cahyanie Handari
Adi Warsito, S.H., Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman sebesar Rp1.000.000.000 ribu untuk
jangka waktu 1 tahun. Tingkat bunga pinjaman mengacu pada suku bunga deposito 3 (tiga) bulan
Bank ditambah 2,4% (dua koma empat persen). Batas waktu jatuh tempo fasilitas kredit modal kerja
tersebut diperpanjang menjadi tanggal 8 Agustus 2016 Perseroan wajib membayar provisi kepada
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 0,25% per tahun dihitung secara proporsional. Perseroan tidak
memberikan jaminan terhadap pinjaman ini. Utang bank diberikan secara Negative Pledge, sehingga
debitur tidak menyerahkan jaminan/ agunan yang sifatnya preferen dan/atau separatis baik kepada
bank maupun kepada kreditur lainnya.
Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan masih memiliki saldo hutang fasilitas pinjaman kepada PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp750.000.000 ribu.
Berdasarkan Akta Perjanjian Pinjaman Transaksi Khusus No. 40 tanggal 13 Juni 2016, dari Notaris
lr. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman sebesar
Rp1.400.000.000 ribu untuk jangka waktu 1 tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian atau
maksimum 1 (satu) bulan setelah dana penerbitan obligasi diterima, mana yang terjadi lebih dahulu.
Tingkat bunga pinjaman sebesar 8,90% per tahun. Perseroan wajib membayar provisi kepada
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 0,25% per tahun dihitung secara proporsional. Perseroan tidak
memberikan jaminan terhadap pinjaman ini. Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan masih memiliki
saldo hutang pada fasilitas pinjaman ini sebesar Rp1.000.000.000 ribu.
Pinjaman pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 15 tanggal 11 Januari 2013 dibuat dihadapan Notaris Imran
Ilyas S. Guchita, S.H., JLP, entitas anak, memperoleh fasilitas kredit investasi dengan tujuan pembelian
mesin AMP Almix Model ALB 1500 (120 TPH) beserta mesin-mesin sarana pendukung lainnya serta
fasilitas bank garansi dengan batas maksimum masing-masing sebesar Rp21.000.000 dan Rp5.000.000
16
yang akan jatuh tempo pada tanggal 11 Januari 2018 atau masa kredit selama 60 bulan, sementara
fasilitas bank garansi akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan. Atas pinjaman ini, JLP dikenakan suku bunga sebesar 10% per tahun.
JLP memperoleh fasilitas pinjaman sebagai berikut:
• Kredit modal kerja konstruksi Plafond sebesar Rp25.000.000 dengan maksimum CO tetap. • Fasilitas Penangguhan Jaminan Import sebesar Rp5.000.000
Fasiltas bank garansi sebesar Rp15.000.000
Atas fasilitas pinjaman ini JLP dikenakan suku bunga sebesar 11,50% per tahun yang dibayarkan efektif
setiap bulan dengan jaminan sebagai berikut: • Mesin AMP dan mesin pendukung yang telah terikat secara fidusia sebesar Rp20.159.549
• Tagihan yang akan timbul atas proyek yang dibiayai BRI sebesar Rp60.000.000 • Sebidang tanah hak guna bangunan No. 404/Cipayung berukuran 801m2 yang terletak di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, Kota Jakarta Timur, Kecamatan Cipayung, Kelurahan Cipayung sebesar
Rp3.519.000.
Pada tanggal 30 Juni 2016, JLP masih memiliki saldo hutang fasilitas pinjaman kepada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp13.349.890.
Pinjaman Sindikasi dengan beberapa bank
a. PT Marga Sarana Jabar (MSJ)
Pada tanggal 18 November 2009, MSJ mengadakan perjanjian kredit sindikasi antara MSJ dengan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk, berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Sindikasi No. 64 tanggal 18 November 2009 oleh Notaris Fatimah, S.H.
Fasilitas kredit yang diterima MSJ adalah maksimum sebesar Rp1.053.447.000 ribu yang terdiri dari
Fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp960.939.000 ribu dan Fasilitas Bunga Masa Konstruksi (Interest During Construction) sebesar Rp92.508.000 ribu yang jatuh tempo pada tanggal 6 Maret 2022.
Pinjaman ini dikenakan suku bunga dengan menghitung average time deposit ditambah margin 6 % per tahun. Saldo pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp532.407.499 ribu, dengan jaminan hak
pengusahaan jalan tol dan seluruh tagihan serta pendapatan dari pengusahaan jalan tol, termasuk pendapatan tol dan tagihan atas pendapatan usaha lain selama masa konsesi yang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp1.535.742.000 ribu. Pada tanggal 22 Juli 2016, MSJ telah melunasi
perjanjian kredit sindikasi.
b. PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto (JSM)
Pada tanggal 24 Januari 2007, JSM telah mengadakan perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Bukopin Tbk
berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Sindikasi No. 33 yang kemudian terakhir kali diubah dengan Akta Perubahan II atas Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Kredit Sindikasi No. 01 tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat dihadapan notaris Rina Utami Djauhari, S.H.
Maksimum fasilitas kredit yang diterima JSM adalah sebesar Rp2.652.845.000 ribu yang terdiri dari Fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp2.304.104.000 ribu dan Fasilitas Bunga Masa Konstruksi (Interest During Construction) sebesar Rp348.741.000 ribu dengan jangka waktu kredit sejak tanggal efektif
perjanjian sampai dengan tanggal 23 Desember 2026. Atas pinjaman ini Perseroan dikenakan suku bunga secara Weighted Average yang akan diperhitungkan oleh Agen Fasilitas yaitu PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan ketentuan Suku Bunga yang disepakati dan diberlakukan kepada
para Kreditur.
Jaminan pinjaman adalah, antara lain, tagihan atas pendapatan tol dan pendapatan usaha lain yang
akan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp3.789.789.000 ribu. Saldo fasilitas kredit
pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.833.823.278 ribu.
17
c. PT Trans Marga Jateng (TMJ)
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 21 tanggal 11 Desember 2009, TMJ mengadakan perjanjian kredit
sindikasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, dan PT Sarana Multi
Infrastruktur (Persero) yang kemudian terakhir kali diubah dengan Akta Perubahan II dan Pernyataan
Kembali Perjanjian Kredit Sindikasi No. 4 tanggal 27 Januari 2016 yang dibuat dihadapan Ny. Ati Mulyati,
S.H., M.Kn.
Maksimum fasilitas kredit yang diterima TMJ adalah sebesar Rp5.112.935.972 ribu yang terdiri dari
fasilitas kredit Investasi Senior Tranche I sebesar Rp1.726.556.301 ribu, fasilitas kredit Investasi
Senior Tranche IA sebesar Rp350.703.940 ribu, fasilitas kredit Investasi Senior Tranche II sebesar
Rp1.765.009.000 ribu , dan fasilitas kredit Investasi Junior Tranche III sebesar Rp635.000.000 ribu
serta fasilitas kredit investasi senior bunga masa konstruksi (Interest during construction) Tranche I
sebesar Rp 225.824.731 ribu dan Tranche II sebesar Rp409.842.000 ribu. Jangka waktu fasilitas kredit
termasuk masa tenggang adalah sebagai berikut:
• Fasilitas kredit Investasi Senior – Tranche I akan berakhir pada tanggal 6 Maret 2022
• Fasilitas kredit Investasi Senior – Tranche IA dan Tranche II berlaku sampai dengan tanggal 31
Desember 2026.
• Fasilitas kredit Investasi Junior – Tranche III berlaku untuk 15 tahun sejak tanggal penandatanganan
perjanjian kredit.
Pinjaman kredit investasi senior - Tranche I, IA, dan II dikenakan tingkat suku bunga Average time deposit
untuk jangka waktu 3 bulan dari bank-bank sindikasi dimuat di media massa ditambah margin sebesar
5% per tahun untuk masa konstruksi dan 4,75% per tahun untuk masa pengoperasian, sedangkan
untuk pinjaman kredit investasi junior - Tranche III dikenakan margin sebesar 7% per tahun.
Jaminan pinjaman adalah antara lain, tagihan atas pendapatan tol dan pendapatan usaha lain yang
akan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp7.304.510.000 ribu. Saldo fasilitas kredit
pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.959.624.267 ribu.
d. PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ)
Berdasarkan Perjanjian Kredit Sindikasi No. 13 tanggal 13 Oktober 2011 dibuat di hadapan Fathiah
Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah diubah berdasarkan Akta Addendum I (Pertama)
Perjanjian Kredit No. 56 tanggal 25 Maret 2015 dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta
dan Akta Perubahan II atas Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Kredit Sindikasi
No. 01 tanggal 3 Desember 2015 dibuat di hadapan Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di Jakarta, MLJ
menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank DKI
untuk pembiayaan proyek pembagunan jalan tol Lingkarluar Jakarta Seksi W2 Utara.
Maksimum kredit yang tersedia adalah sebesar Rp1.554.000.000 ribu yang terdiri dari Fasilitas
Kredit Investasi sebesar Rp1.386.000.000 ribu dan Fasilitas Bunga Masa Konstruksi (Interest During
Construction) sebesar Rp168.000.000 ribu. Jangka waktu fasilitas kredit adalah 15 tahun sejak
ditandatanganinya akta perjanjian kredit.
Tingkat suku bunga untuk 1 tahun pertama adalah 10%, untuk selanjutnya menggunakan tingkat suku
bunga Average Time Deposit untuk jangka waktu 3 bulan dari bank-bank sindikasi yang dimuat di media
massa ditambah margin 4% dengan jaminan berupa tagihan atas pendapatan tol dan pendapatan
usaha lainnya yang akan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp2.149.000.000 ribu.
Saldo fasilitas kredit pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.300.897.105 ribu.
18
e. PT Jasamarga Bali Tol
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Sindikasi No. 79 tanggal 22 Juni 2012, JBT telah memperoleh fasilitas Kredit Investasi (KI) Sindikasi Pembiayaan Proyek Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa dari PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah Bali yang kemudian terakhir kali diubah dengan Akta Addendum I Perjanjian
Kredit No.32 tanggal 19 Desember 2014 yang dibuat dihadapan Ny. Fathiah Helmi, S.H.
Maksimum fasilitas kredit sebesar Rp1.739.300.000 ribu yang terdiri dari kredit investasi sebesar
Rp1.622.000.000 ribu dan fasilitas bunga masa konstruksi sebesar Rp117.300.000 ribu. Jangka waktu fasilitas kredit adalah 15 tahun sejak ditandatanganinya akta. Tingkat suku bunga untuk 1 tahun pertama adalah 10%, untuk selanjutnya menggunakan tingkat suku bunga Simple Interest Rate ditambah marjin
sebesar 5% dengan jaminan berupa hak konsesi, pendapatan tol dan pendapatan usaha lainnya yang akan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp2.484.780.000 ribu. Saldo fasilitas kredit
pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.235.521.762 ribu.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 15 tanggal 7 Juni 2016, dari Notaris Fathiah Helmi, S.H., JBT memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebesar Rp45.000.000
ribu dengan jangka waktu 1 tahun jatuh tempo atau sampai dengan tanggal 7 Juni 2017. Tingkat bunga pinjaman sebesar 10,5% per tahun. Pada tanggal 30 Juni 2016, JBT masih memiliki saldo hutang pada
fasilitas pinjaman ini sebesar Rp5.100.000 ribu.
f. PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT)
Berdasarkan Perjanjian Kredit Sindikasi No. 38 tanggal 12 Juni 2012, JPT menandatangani perjanjian
kredit sindikasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk serta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk untuk pembiayaan proyek pembangunan jalan tol Gempol–Pandaan yang terakhir kali diubah dengan Akta Addendum II
Perjanjian Kredit Sindikasi No. 35 tanggal 14 September 2015 yang dibuat dihadapan Ny. Nanette C.H. Adi Warsito, S.H., kemudian pada tanggal 14 September 2015 JPT telah mengadakan perjanjian kredit
sindikasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur untuk pembiayaan tambahan biaya proyek
pembangunan jalan tol Gempol-Pandaan (Tranche IA).
Maksimum fasilitas kredit adalah sebesar Rp817.000.000 ribu termasuk Fasilitas IDC sebesar
Rp84.000.000 ribu. Jangka waktu fasilitas kredit adalah 15 tahun sejak ditandatanganinya akta. Tingkat suku bunga untuk 1 tahun pertama adalah 10,50%, untuk selanjutnya menggunakan tingkat suku bunga
Simple Interest Rate ditambah margin 5,25%, sedangkan maksimal fasilitas kredit sindikasi Tranche IA adalah sebesar Rp126.290.000 ribu termasuk IDC sebesar Rp7.000.000 ribu.
Tingkat suku bunga yang dikenakan sebesar Average Time Deposit 3 bulanan para kreditur yang
dipublikasikan dalam harian Bisnis Indonesia ditambah margin sebesar 5% per tahun. Jaminan berupa tagihan atas pendapatan tol dan pendapatan usaha lainnya yang akan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp1.489.999.000 ribu. Saldo fasilitas kredit pada tanggal 30 Juni 2016 adalah
sebesar Rp841.664.560 ribu.
g. PT Transmarga Jatim Pasuruan (TJP)
Berdasarkan Perjanjian Kredit Sindikasi No. 5 tanggal 1 Juni 2012, TJP menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk untuk pembiayaan proyek pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan.
Maksimum fasilitas kredit yang diberikan adalah sebesar Rp1.937.600.000 ribu yang terdiri dari Fasilitas
Kredit Investasi sebesar Rp1.801.100.000 ribu dan Fasilitas Bunga Masa Konstruksi (Interest During
Construction) sebesar Rp136.500.000 ribu dengan jangka waktu kredit sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 30 Juni 2027. Tingkat suku bunga menggunakan rata-rata deposito
berjangka untuk jangka waktu 3 bulan dari bank-bank sindikasi ditambah margin 5,25% selama masa
konstruksi dan 5,00% sejak tanggal pengoperasian.
19
Jaminan pinjaman berupa hak konsesi pengusahaan jalan tol, pendapatan tol dan pendapatan
usaha lainnya selama masa konsesi. Saldo fasilitas kredit pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar
Rp490.146.285 ribu.
h. PT Jasamarga Kualanamu Tol (JKT)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Sindikasi No. 33 tanggal 14 Juli 2015, JKT menandatangani
perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara
untuk pembiayaan proyek pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
Maksimum fasilitas kredit yang disediakan sebesar Rp2.850.000.000 ribu yang terdiri dari Fasilitas
Kredit Investasi sebesar Rp2.638.395.000 ribu dan Fasilitas Bunga Masa Konstruksi (Interest During
Construction) sebesar Rp211.605.000 ribu dengan jangka waktu kredit maksimum 15 tahun terhitung
sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 14 Juli 2030. Tingkat suku bunga
menggunakan Average Time Deposit untuk jangka waktu 3 bulan dari bank-bank sindikasi ditambah
margin 3,25% selama masa konstruksi dan 3,00% sejak tanggal pengoperasian. Jaminan pinjaman
berupa hak konsesi, pendapatan tol dan pendapatan usaha lainnya selama masa konsesi. Saldo
fasilitas kredit pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp460.665.588 ribu.
i. PT Solo Ngawi Jaya (SNJ)
Berdasarkan Perjanjian Kredit Sindikasi No. 7 tanggal 14 April 2016 yang dibuat dihadapan Notaris Ati
Mulyati, S.H.M.Kn., SNJ menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah, PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk pembiayaan
proyek pembangunan jalan tol Solo-Mantingan-Ngawi.
Maksimum fasilitas kredit yang diberikan adalah sebesar Rp4.370.220.000 ribu, yang terdiri dari Fasilitas
Kredit Investasi Pokok Tranche I maksimum sebesar Rp3.196.990.000 ribu, Fasilitas Kredit Investasi
Pokok Tranche II maksimum sebesar Rp642.137.000 ribu dan Fasilitas Bunga Masa Konstruksi
(Interest During Construction) Tranche I sebesar maksimum Rp383.248.000 ribu, Fasilitas Bunga Masa
Konstruksi (Interest During Construction) Tranche II sebesar maksimum Rp147.845.000 ribu
Jangka waktu kredit sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 14 April 2031.
Tingkat suku bunga menggunakan Average Time Deposit untuk jangka waktu 3 bulan ditambah margin
4,75% selama masa konstruksi dan 4,50% sejak tanggal pengoperasian. Jaminan pinjaman berupa hak
konsesi pengusahaan jalan tol, pendapatan tol dan pendapatan usaha lainnya selama masa konsesi.
Saldo fasilitas kredit pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp458.234.090 ribu.
j. PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ)
Berdasarkan Perjanjian Kredit Sindikasi No. 14 tanggal 14 April 2016 yang dibuat dihadapan Notaris Ati
Mulyati, S.H.M.Kn., NKJ menanda-tangani perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah, PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk pembiayaan
proyek investasi pembangunan ruas jalan tol Ngawi-Kertosono.
Maksimum fasilitas kredit yang diberikan adalah sebesar Rp3.369.158.000 ribu, yang terdiri dari
Fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp2.682.363 ribu (Tranche I sebesar Rp2.396.549.000 ribu dan
Tranche II sebesar Rp285.814.000 ribu) dan Fasilitas Bunga Masa Konstruksi (Interest During
Construction) sebesar Rp686.795.000 ribu (Tranche I sebesar Rp553.558.000 ribu dan Tranche II
sebesar Rp133.237.000 ribu).
20
Jangka waktu kredit sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 14 April 2031.
Tingkat suku bunga menggunakan Average Time Deposit untuk jangka waktu 3 bulan ditambah margin
4,75% selama masa konstruksi dan 4,50% sejak tanggal pengoperasian. Jaminan pinjaman berupa hak
konsesi pengusahaan jalan tol, rekening konstruksi, seluruh tagihan dari pendapatan tol dan pendapatan
usaha lainnya selama masa konsesi. Saldo fasilitas kredit pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar
Rp247.472.369 ribu.
Semua perjanjian pinjaman di atas mencakup pembatasan-pembatasan tertentu, antara lain, menjadi
penjamin pinjaman atau menjaminkan aset kepada pihak lain. Kelompok Usaha juga diminta untuk
memelihara rasio keuangan Rasio Utang terhadap Ekuitas (DER) maksimal 5:1 dan Interest Coverage
Ratio (ICR) minimal 1,25:1. Pada tanggal 30 Juni 2016, Kelompok Usaha telah memenuhi semua
pembatasan dan memelihara rasio keuangan.
Selama tahun 2016 dan 2015, jumlah pokok hutang bank yang telah dibayarkan oleh Kelompok Usaha
masing-masing sebesar Rp644.344.039 ribu dan Rp453.866.145 ribu.
i. Utang Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pinjaman pada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)
Berdasarkan akta notaris No. 44 tanggal 19 Juni 2015 dari Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.,
tentang Perjanjian Pembiayaan Modal Kerja, Perseroan memperoleh fasilitas kredit dari SMI sebesar
Rp750.000.000 ribu yang jatuh tempo pada tanggal 19 Juni 2016. Tingkat bunga pinjaman sebesar
8,75% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang ditarik dan/atau digunakan dan belum dibayar kembali
oleh Perseroan per tahun. Pada tanggal 16 Juni 2016, Perusahaan telah memperpanjang jangka waktu
fasilitas pembiayaan menjadi tanggal 18 Juni 2017.Pada tanggal 30 Juni 2016, saldo hutang fasilitas
kredit ini adalah sebesar Rp750.000.000 ribu.
Berdasarkan akta No. 42 tanggal 30 Oktober 2015, NKJ, entitas anak, memperoleh pinjaman dari
SMI dengan pagu pinjaman sebesar Rp230.000.000 ribu untuk yang digunakan sebagai modal kerja.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9,85% per tahun. Pada tanggal 30 Juni 2016, NKJ sudah tidak
memiliki saldo hutang pada fasilitas pinjaman tersebut.
Berdasarkan akta No. 40 tanggal 30 Oktober 2015, SNJ, entitas anak, memperoleh pinjaman dari
SMI dengan pagu pinjaman sebesar Rp470.000.000 ribu untuk yang digunakan sebagai modal kerja.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9,85% per tahun. Pada tanggal 30 Juni 2016, SNJ sudah tidak
memiliki saldo hutang pada fasilitas pinjaman tersebut.
Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan.
j. Utang Obligasi
Jumlah pembayaran kembali untuk utang obligasi menurut tahun jatuh tempo pada tanggal 30 Juni
2016 adalah sebagai berikut:
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
Obligasi Jasa Marga: XIII Seri R 1.500.000.000
XII Seri Q 1.000.000.000
XIV Seri JM – 10 1.000.000.000
Seri S C 1.000.000.000
Seri T 1.000.000.000
Seri S B 400.000.000
JORR II 181.777.192
Total 6.081.777.192
Biaya Penerbitan yang Belum Diamortisasi (8.252.932)
Total Utang Obligasi 6.073.524.260
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun (2.900.000.000)
Utang obligasi Bagian Jangka Panjang 3.173.524.260
21
Jumlah pembayaran kembali untuk utang obligasi menurut tahun jatuh tempo pada tanggal 30 Juni
2016 adalah sebagai berikut:
Tahun Jatuh
Tempo Total
2016 1.400.000.000
2017 1.500.000.000
2018 1.077.377.192
2019 1.000.000.000
2020 1.000.000.000
2021 104.400.000
Total 6.081.777.192
Persyaratan rasio keuangan Perseroan untuk semua perjanjian obligasi adalah Rasio Utang terhadap
Ekuitas maksimal 5:1 dan Interest Coverage Ratio minimal 1,25:1.
a) Obligasi Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007
Berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007 No.
26 tanggal 4 Mei 2007, sebagaimana terakhir dirubah oleh Akta Addendum IV No. 81 tanggal 27
Desember 2010 yang seluruhnya dibuat oleh Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., dengan
nilai nominal obligasi sebesar Rp1.500.000.000 ribu dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,25%
per tahun.
Obligasi ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok. Bunga obligasi dibayarkan setiap
triwulan. Jangka waktu obligasi yaitu 10 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 21 Juni 2017.
Bertindak selaku wali amanat adalah PT Bank Mega Tbk peringkat obligasi adalah idA+ dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Berdasarkan Akta Addendum I Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Jasa Marga XIII Seri R, tujuan
penerbitan obligasi tersebut adalah untuk melunasi sebagian pinjaman (refinancing) Bank BCA,
Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank Jabar dan utang bantuan pemerintah dengan proporsi masing-
masing sekitar 48%, 25%, 10%, 14% dan 3%.
Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan memiliki saldo hutang obligasi tersebut sebesar
Rp1.500.000.000 ribu.
b) Obligasi Jasa Marga XII Seri Q Tahun 2006
Berdasarkan Akta No. 66 tanggal 18 Mei 2006, Akta Addendum I No. 74 tanggal 19 Juni 2006, Akta
Addendum II No. 89 tanggal 26 Juni 2006 dan Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Jasa Marga
XII Seri Q Tahun 2006 dari Notaris Imas Fatimah, S.H., dan terakhir kembali diubah oleh Akta
Addendum VI No. 80 tanggal 27 Desember 2010 dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi
Warsito, S.H., Notaris di Jakarta.
Nilai nominal obligasi sebesar Rp1.000.000.000 ribu, tingkat bunga tetap sebesar 13,5% per tahun.
Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan
setiap triwulan. Jangka waktu penyelesaian obligasi yaitu 10 tahun dan jatuh tempo pada tanggal
6 Juli 2016. Bertindak selaku wali amanat adalah PT Bank Mega Tbk. Peringkat obligasi tersebut
adalah idA+ dari Pefindo.
Berdasarkan Akta Addendum II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Jasa Marga XII Seri Q, tujuan
penerbitan obligasi tersebut adalah untuk melunasi sebagian pinjaman (refinancing) Bank BCA,
Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank Jabar dengan proporsi masing-masing sebesar 15%, 28%, 53%
dan 4%.
Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan memiliki saldo hutang obligasi tersebut sebesar
Rp1.000.000.000 ribu.
22
c) Obligasi Jasa Marga XIV Seri JM-10 Tahun 2010
Pada bulan Oktober 2010, Perusahan memperoleh pernyataan dari Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) untuk efektivitas menerbitkan Obligasi Jasa Marga XIV Seri JM-10 tahun 2010. Nilai
nominal obligasi adalah sebesar Rp1.000.000.000.000 (rupiah penuh) dengan tingkat bunga tetap
9,35% per tahun. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi. Bunga
obligasi dibayarkan setiap triwulan.
Jangka waktu penyelesaian obligasi yaitu 10 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal
12 Oktober 2020. Bertindak selaku wali amanat PT Bank Mega Tbk Berdasarkan surat No.1044/
PEF-DirN11/2010 tanggal 29 Juli 2010, peringkat obligasi dari Pefindo adalah idAA+ (double A:
Stable Outlook).
Berdasarkan Akta Perjanjian Penjamin Efek Obligasi tanggal 4 Agustus 2010 juncto Addendum
1 Akta Perjanjian Penjamin Emisi Efek Obligasi No. 45 tanggal 26 Agustus 2010 tujuan penerbitan
obligasi adalah untuk pelunasan Obligasi Jasa Marga X Seri O Tahun 2002, percepatan pelunasan
Kredit Investasi Bank BCA, pengembangan investasi pada bidang usaha non-tol (bidang properti,
bidang teknologi informasi dan komunikasi, serta bidang engineering), dan pembiayaan modal
kerja Perusahaan dengan proporsi masing-masing sebesar 43%, 27%, 25% dan 5%.
Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan memiliki saldo hutang obligasi tersebut sebesar
Rp1.000.000.000 ribu.
d) Obligasi Jasa Marga JORR II Tahun 2005
Berdasarkan Akta Perjanjian Penerbitan Obligasi Jasa Marga JORR II Tahun 2005 No. 2 tanggal
5 Januari 2006, Perseroan menerbitkan obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp261.000.000
yang terbagi dalam 3 Tranche, sebagai berikut:
• Tranche A sebesar Rp78.300.000 untuk jangka waktu 10 tahun dan dikenakan bunga sebesar
11,5% per tahun untuk 5 tahun pertama, dan sebesar 15,25% per tahun untuk 5 tahun
setelahnya;
• Tranche B sebesar Rp78.300.000 untuk jangka waktu 12 tahun dan dikenakan bunga sebesar
12,5% per tahun untuk 5 tahun pertama, dan sebesar 15,25% per tahun untuk tahun ke enam
dan selanjutnya; dan
• Tranche C sebesar Rp104.400.000 untuk jangka waktu 15 tahun dan dikenakan bunga sebesar
13,5% per tahun untuk 5 tahun pertama, dan sebesar 15,5% per tahun untuk tahun ke enam
dan selanjutnya.
Pada tanggal 24 November 2008, Perusahaan telah membeli kembali sebagian dari JORR II ini
sejumlah Rp1.845.625 ribu yang meliputi sertifikat yang dimiliki Bank IFI dan menurut ketetapan
surat Direktur Keuangan Perusahaan No.BA.KU2.1746 tanggal 28 November 2008 atas pengalihan
tersebut dianggap sebagai pelunasan dipercepat.
Rincian jumlah sertifikat yang dimiliki oleh para kreditur pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebagai
berikut:
Keterangan Tranche B* Tranche C Total
PT Bank Pan Indonesia (Panin) Tbk 67.414.389 89.885.851 157.300.240
PT Bank Bukopin Tbk 4.454.792 5.939.723 10.394.515
PT Bank Pembangunan Daerah DKI 3.319.367 4.425.822 7.745.189
PT Interartha Multi Finance 431.549 575.398 1.006.947
PT Bank Harapan Santosa (dalam likuidasi/ in liquidation ) 265.905 354.540 620.445
PT Bank Guna Internasional (dalam likuidasi/ in liquidation ) 202.882 270.509 473.391
PT Bank Windu Kentjana International Tbk 201.204 268.273 469.477
PT Bank Mega Tbk 189.200 252.267 441.467
PT Syariah Mega Indonesia 189.200 252.267 441.467
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 143.329 191.105 334.434
23
Keterangan Tranche B* Tranche C Total
PT Bank Swadesi Tbk 129.464 172.619 302.083
PT Bank Permata Tbk 128.670 171.560 300.230
PT Bank Bisnis lnternasional 107.887 143.850 251.737
PT Bank Antardaerah 86.310 115.080 201.390
PT Bank Kesawan Tbk 69.254 92.339 161.593
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 43.790 58.386 102.176
PT Bank IFI - 1.230.411 1.230.411
Total 77.377.192 104.400.000 181.777.192
Catatan: persentase jumlah utang obligasi Tranche B adalah 50%.
Pada tanggal 5 Januari 2016, Perusahaan telah membayar lunas Tranche A sebesar Rp77.377.192
ribu.
e) Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S
Pada bulan September 2013, Perseroan memperoleh pernyataan dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk efektivitas menerbitkan Obligasi berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S
dengan nilai nominal sebesar Rp2.100.000.000 ribu yang terdiri dari Obligasi Seri A dengan tingkat
bunga tetap sebesar 8,40% per tahun berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) hari dengan nilai
nominal Rp700.000.000 ribu, Obligasi Seri B dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,70% per tahun
berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai nominal Rp400.000.000 ribu, Obligasi Seri C dengan
tingkat bunga tetap sebesar 8,90% per tahun berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan nilai nominal
Rp1.000.000.000 ribu.
Berdasarkan Prospektus Final Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S
tujuan penerbitan obligasi adalah sekitar 84,36% digunakan untuk Pelunasan Obligasi Perseroan
XI Seri P Tahun 2003, pelunasan Obligasi Jasa Marga I Seri JM-10 Tanpa Bunga (zero coupon), dan
pelunasan Obligasi Jasa Marga JORR I, kemudian 7,48% digunakan untuk kegiatan pengembangan
usaha Perusahaan melalui penyertaan modal di Entitas Anak Perusahaan (JSM, MLJ, JPT) dan
8,16% digunakan untuk modal kerja Perusahaan, yaitu peningkatan kapasitas jalan. Bertindak
selaku wali amanat adalah PT Bank Mega Tbk. Berdasarkan hasil pemeringkat atas surat utang
jangka panjang sesuai dengan surat dari Pefindo No. 1150/PEF-Dir/IV/2013 tanggal 26 Juni 2013,
hasil pemeringkat atas Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2013 Perseroan adalah idAA (double A).
Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan memiliki saldo hutang obligasi Seri B sebesar Rp400.000.000
ribu dan obligasi Seri C sebesar Rp1.000.000.000 ribu.
f) Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap II Tahun 2014 Seri T
Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap II Tahun 2014 seri T diterbitkan tanggal 19 September
2014. Nilai nominal Obligasi adalah sebesar Rp1.000.000.000 ribu dengan tingkat bunga tetap
9,85% dan jangka waktu 5 (lima) tahun.
Berdasarkan Informasi Tambahan (INTAM) Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap II Tahun
2014 Seri T tujuan penerbitan obligasi adalah sekitar 70% digunakan untuk pelunasan Obligasi
Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S-A, dan sisanya sekitar 30% digunakan
untuk pembayaran sebagian pinjaman kredit modal kerja Perseroan. Bertindak selaku wali amanat
adalah PT Bank Mega Tbk.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang dalam surat No. 884/PEF-Dir/
VI/2014 tanggal 4 Juni 2014 dari Pefindo, hasil pemeringkat atas Obligasi Berkelanjutan I Tahun
2013 Perseroan adalah idAA (double A).
Pada tanggal 30 Juni 2016, Perseroan memiliki saldo hutang obligasi tersebut sebesar
Rp1.000.000.000 ribu.
24
k. Liabilitas Pembebasan Tanah
Akun ini merupakan liabilitas Kelompok Usaha atas dana talangan pembelian tanah, untuk pembangunan
ruas Jalan, dengan menggunakan dana talangan Badan Layanan Umum Badan Pengatur Jalan Tol.
Penggunaan dana talangan tersebut oleh JSM adalah untuk pembangunan ruas jalan tol Surabaya -
Mojokerto, untuk TMJ adalah untuk ruas Tol Semarang - Solo, untuk TJP adalah untuk ruas tol Gempol-
Pasuruan, untuk MTN adalah ruas Tol Kunciran-Serpong, dan untuk MLJ adalah ruas Tol Ulujami-
Kebon Jeruk (JORR W2 Utara), serta untuk MKC adalah ruas tol Cengkareng - Batu Ceper - Kunciran.
Selain itu, kewajiban pembebasan tanah merupakan kewajiban pembebasan tanah untuk pelunasan
utang ganti rugi Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo ke Badan Layanan Umum-Badan Pengatur Jalan Tol
(BLU-BPJT).
l. Utang Sewa Pembiayaan
Perseroan mengadakan kerjasama dengan PT Module Intracs Yasatama, PT New Module Int Efkom AG
untuk Pekerjaan Pengadaan dan Pemeliharaan Peralatan Tol pada Jalan Tol Jakarta - Cikampek, Jalan
Tol Cipularang dan Jalan Tol Padaleunyi dengan sistem pendanaan dari pihak kontraktor. Selanjutnya
Pihak Kontraktor menyewakan peralatan tol kepada Perseroan untuk jangka waktu 8 (delapan) tahun
terhitung sejak ditandatanganinya Berita Acara Pengoperasian.
Tingkat bunga utang sewa pembiayaan adalah 13%.
Saldo utang sewa pembiayaan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Keterangan 30 Juni 2016
Utang Sewa Pembiayaan 48.405.219
Bagian yang Jatuh Tempo Dalam Waktu Satu Tahun (21.889.999)
Bagian Jangka Panjang 26.515.220
m. Provisi Pelapisan Jalan Tol
Saldo Provisi pelapisan jalan tol pada 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp297.164.695 ribu.
2. LIABILITAS JANGKA PANJANG
a. Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp146.890.866 ribu.
b. Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas pajak tangguhan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp486.203.441 ribu.
c. Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2016
adalah sebesar Rp13.769.975.709 ribu.
d. Liabilitas kerjasama operasi
Liabilitas kerjasama operasi pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp820.300 ribu.
e. Liabilitas pembebasan tanah
Liabilitas pembebasan tanah pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.429.591.393 ribu.
f. Utang sewa pembiayaan
Utang sewa pembiayaan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp26.515.220 ribu.
g. Provisi pelapisan jalan tol
Provisi pelapisan jalan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 239.913.709 ribu.
25
h. Liabilitas jangka panjang lainnya
Liabilitas jangka panjang lainnya pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 295.927.200 ribu.
i. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.023.655.605
ribu dengan rincian sebagai berikut.
(dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2016
Perseroan
Program Kesehatan Pensiunan 523.215.751
Program Pensiun 228.782.639
Program Purna Karya 145.145.162
Program Pasca Kerja Lainnya 83.684.431
Entitas Anak
Program Pensiun dan Imbalan
Pasca Kerja Lainnya
980.827. 983
PT Jalantol Lingkarluar Jakarta 27.925.095
PT Jasamarga Surabaya Mojokerto 5.504.886
PT Jasa Layanan Operasi 5.888.954
PT Jasa Layanan Pemeliharaan 655.906
PT Marga Lingkar Jakarta 1.448.738
PT Jasamarga Bali Tol 705.673
PT Marga Sarana Jabar 122.633
PT Trans Marga Jateng 300.593
PT Jasamarga Pandaan Tol 275.144
Sub Total 42.827.622
Total 1.023.655.605
3. KOMITMEN
a. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT)
(i) Perseroan telah memperoleh penetapan hak pengusahaan jalan tol (Hak Konsesi) yang
diterbitkan oleh Pemerintah meliputi 13 (tiga belas) ruas jalan tol berdasarkan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum No. 242/KPTS/M/2006. tanggal 8 Juni 2006 yang kemudian
ditindaklanjuti dengan penandatanganan PPJT pada tanggal 7 Juli 2006 untuk masing-masing
ruas jalan tol, dengan masa konsesi selama 40 (empat puluh) tahun, yang berlaku efektif sejak
tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan tanggal 31 Desember 2045, dengan rincian sebagai
berikut::
1. Ruas Jakarta-Bogor-Ciawi, berdasarkan PPJT No. 246/PPJT/VII/Mn/2006;
2. Ruas Jakarta-Tangerang, berdasarkan PPJT No. 247/PPJT/VII/Mn/2006;
3. Ruas Surabaya-Gempol, berdasarkan PPJT No. 248/PPJT/VII/Mn/2006;
4. Ruas Jakarta-Cikampek, berdasarkan PPJT No. 249/PPJT/VII/Mn/2006;
5. Ruas Padalarang-Cileunyi, berdasarkan PPJT No. 250/PPJT/VII/Mn/2006;
6. Ruas Prof. Dr. Ir. Soedijatmo, berdasarkan PPJT No. 251/PPJT/VII/Mn/2006;
7. Ruas Cawang-Tomang-Pluit, berdasarkan PPJT No. 252/PPJT/VII/Mn/2006;
8. Ruas Belawan-Medan-Tanjung Morawa, PPJT No. 253/PPJT/VII/Mn/2006;
9. Ruas Semarang Seksi A, B, C, berdasarkan PPJT No. 254/PPJT/VII/Mn/2006;
10. Ruas Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami, berdasarkan PPJT No. 255/PPJT/VII/
Mn/2006;
11. Ruas Palimanan-Kanci, berdasarkan PPJT No. 256/PPJT/VII/Mn/2006;
12. Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Ruas E1, E2, E3, W2, berdasarkan PPJT No.257/
PPJT/VII/Mn/2006; dan
13. Ruas Cikampek-Padalarang, berdasarkan PPJT No. 258/PPJT/VII/Mn/2006.
26
Sehubungan dengan perolehan Hak Konsesi dimaksud, Perseroan diwajibkan membentuk
jaminan pemeliharaan dengan nilai sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari realisasi
pendapatan tol dan pendapatan usaha lain yang diterima pada atau sebelum tahun terakhir
masa konsesi dimana besarannya berdasarkan laporan keuangan tahunan terakhir yang
tersedia dan telah diaudit. Jaminan pemeliharaan tersebut diserahkan kepada Pemerintah
melalui Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum masa konsesi
berakhir dan jaminan pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12 (dua belas) bulan
setelah berakhirnya masa konsesi.
(ii) Perjanjian Investasi Jalan Tol:
1. Ruas Bogor Outer Ring Road
Perseroan dan PT Jasa Sarana telah menandatangani Akta Kerjasama Pendanaan dan
Investasi Pengusahaan Jalan Tol Ruas Lingkar Luar No. 10 tanggal 3 Oktober 2006
dari Notaris Agus Madjid, S.H., dan Perjanjian Usaha Patungan No. 9 tanggal 11 Mei
2007, dari Notaris Iwan Ridwan, S.H., untuk melaksanakan pengusahaan jalan tol yang
meliputi pendanaan. perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan
pemeliharaan jalan tol, serta usaha-usaha lainnya yang terkait. Perjanjian Usaha Patungan
tersebut berlaku sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan akhir masa
konsesi sesuai PPJT.
2. Ruas Gempol-Pasuruan
Perseroan dan PT Jatim Marga Utama telah menandatangani Akta Kerjasama Pendanaan
dan Investasi Pengusahaan Jalan Tol Gempol - Pasuruan No. 11 tanggal 3 Oktober 2006,
dari Notaris Agus Madjid, S.H., dan Akta Perjanjian Usaha Patungan No. 28 tanggal 8
Mei 2007 dari Notaris Retno Suharti, S.H., untuk melaksanakan pengusahaan jalan tol
yang meliputi pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian
dan pemeliharaan jalan tol, serta usaha-usaha lainnya yang terkait. Perjanjian Usaha
Patungan tersebut berlaku sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan
akhir masa konsesi sesuai PPJT.
3. Ruas Semarang-Solo
Perseroan dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah telah menandatangani Akta
Perjanjian Usaha Patungan No. 35 tanggal 8 Juni 2007 dari Notaris Prof. Dr. Liliana
Tedjosaputro, S.H., M.H., untuk melaksanakan pengusahaan jalan tol yang meliputi
pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan
pemeliharaan jalan tol serta usaha-usaha lainnya yang terkait. Perjanjian Usaha Patungan
tersebut berlaku sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan akhir masa
konsesi sesuai PPJT.
4. Ruas Cengkareng-Kunciran
Perseroan telah menandatangani Akta Perjanjian Konsorsium No. 03/CMS/PKK-XII/05
berdasarkan Akta No. 53 tanggal 21 Mei 2007 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito,
SH. Notaris Konsorsium tersebut terdiri dari (i) Perseroan; (ii) CMS Works International
Limited. Malaysia; (iii) PT Wijaya Karya (Persero); (iv) PT Nindya Karya (Persero); dan
(v) PT Istaka Karya (Persero) untuk membangun ruas tol Cengkareng - Kunciran. Porsi
Perseroan dalam penyertaan saham di konsorsium tersebut sebesar 20% (dua puluh
persen).
Berdasarkan Addendum Perjanjian Konsorsium No. 03/CMS/PKK-XII/05 dengan Akta No.
52 tanggal 21 Mei 2007 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito. S.H., porsi Perseroan
dalam penyertaan saham di konsorsium tersebut mengalami perubahan menjadi sebesar
55%. Berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tanggal 14 Mei 2008 dari Notaris Suzy Anggraini
Muharam, S.H., telah didirikan PT Marga Kunciran Cengkareng sehubungan dengan
proyek Jalan Tol Kunciran - Cengkareng.
27
Berdasarkan Akta No. 22 tanggal 13 Desember 2010, Akta No. 23 tanggal 13 Desember
2010, Akta No. 32 tanggal 15 Desember 2010 dan Akta No. 37 tanggal 16 Desember
2010 yang seluruhnya dari Notaris Dra. Ayu Tiara Siregar, S.H., perihal Jual Beli Saham
antara Perseroan dengan PT Istaka Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk dan CMS Works International Limited (CMS WIL) dan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham PT Marga Kunciran Cengkareng
No. 40 tanggal 17 Desember 2010, Proporsi Perseroan dalam penyertaan saham atas PT
Marga Kunciran Cengkareng berubah menjadi 76,2%.
5. Ruas Kunciran-Serpong
Perseroan telah menandatangani Akta Perjanjian Konsorsium No. 60 tanggal 22 Mei
2007, dari Notaris Benny Kristianto, S.H., Konsorsium tersebut terdiri dari (i) Perseroan;
(ii) PT Astratel Nusantara; (iii) PT Leighton Contractors Indonesia; dan (iv) PT Transutama
Arya Sejahtera untuk membangun ruas tol Kunciran - Serpong. Porsi Perseroan dalam
penyertaan saham di konsorsium tersebut sebesar 10%.
Berdasarkan Perjanjian Para Pendiri Konsorsium dengan Akta No. 24 tanggal 22 Mei 2007
dari Notaris Benny Kristianto, S.H., antara lain menyebutkan bahwa porsi kepemilikan
Perseroan dalam konsorsium tersebut meningkat menjadi 60%, dimana para pihak setuju
untuk merealisasikan porsi kepemilikan final sesegera mungkin sesuai dengan ketentuan
yang ada. Para pihak mengindikasikan bahwa realisasi tersebut akan diusahakan untuk
diberlakukan segera setelah konsorsium dinyatakan sebagai pemenang proyek dan
sebelum pembentukan Perseroan.
Pada tanggal 14 Mei 2008, telah berdiri perusahaan konsorsium PT Marga Trans Nusantara
berdasarkan Akta No. 18 yang dibuat dihadapan Suzy Anggraini Muharam, S.H., Notaris
di Jakarta, sehubungan dengan proyek Jalan Tol Kunciran-Serpong.
6. Ruas JORR Seksi W2 Utara
Pada tanggal 2 April 2007, Perseroan bersama-sama dengan PT Jakarta Propertindo telah
menandatangani Perjanjian Pendahuluan tentang Rencana Kerjasama Pengusahaan
Jalan Tol JORR W2 Utara. Pada tanggal 24 Agustus 2009, berdiri Perusahaan konsorsium
PT Marga Lingkar Jakarta berdasarkan Akta No. 26 dari Notaris Edi Priyono, S.H., dan
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-98-HT.03.02-Th 2002.
Porsi Perseroan dalam penyertaan saham dalam konsorsium tersebut sebesar 65%.
7. Ruas Solo Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
Perseroan sebagai salah satu peserta konsorsium telah menandatangani Akta Perjanjian
Konsorsium pada tanggal 5 Desember 2012. Akta telah disahkan berdasarkan Surat
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-36748.40.10.2014 tanggal
27 November 2014 dengan kemitraan terdiri dari (i) Perseroan; (ii) PT Waskita Karya
(Persero) Tbk; (iii) PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk; dan (iv) PT Hutama Karya
(Persero); untuk membangun ruas tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Porsi Perseroan
dalam penyertaan saham di konsorsium tersebut sebesar 55%.
Berdasarkan Akta Pendirian No. 56 tanggal 25 November 2014 dari Notaris Ni Nyoman
Rai Sumawati. S.H., telah didirikan PT Jasamarga Kualanamu Tol sehubungan dengan
proyek Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
JMKT telah menandatangani PPJT untuk ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
8. Ruas Solo-Ngawi-Kertosono
Perseroan bersama-sama dengan PT Waskita Toll Road memiliki SNJ selaku badan
usaha pemegang hak pengusahaan Jalan Tol Ruas Solo–Ngawi dan NKJ selaku badan
usaha pemegang hak pengusahaan Jalan Tol Ruas Ngawi–Kertosono.
28
Pengambilalihan dilakukan melalui Perjanjian Penjualan dan Pembelian saham Bersyarat
sesuai Akta No. 71 tanggal 31 Maret 2015 dan Amandemen Perjanjian Penjualan dan
Pembelian Saham Bersyarat sesuai Akta No. 54 tanggal 29 Mei 2015 serta ditindaklanjuti
dengan Akta Jual Beli No. 33 tanggal 15 Mei 2015.
Dengan adanya pengambilalihan tersebut, maka Perseroan memiliki penyertaan saham
pada SNJ sebesar 59,99% dan pada NKJ sebesar 59,99%.
9. Ruas Cinere-Serpong
Perseroan bersama-sama dengan PT Waskita Tol Road dan PT Jakarta Propertindo telah
melakukan pengambilalihan saham CSJ selaku badan usaha pemegang hak pengusahaan
Jalan Tol Ruas Cinere-Serpong.
Pengambilalihan dilakukan melalui Perjanjian Penjualan dan Pembelian saham Bersyarat
sesuai Akta No. 33, tanggal 15 Mei 2015, serta ditindaklanjuti dengan Akta Jual Beli No.
79 tanggal 29 Juni 2015.
Dengan adanya pengambilalihan tersebut, maka Perseroan memiliki penyertaan saham
dalam CSJ sebesar 55%.
10. Ruas Gempol-Pandaan
Perseroan bersama dengan PT Margabumi Matraya, PT Tirtobumi Adyatunggal dan
PT Adhika Prakarsatama mengadakan Perjanjian Usaha Patungan No. 141 tanggal
25 September 1996 untuk menyelenggarakan Jalan Tol Gempol - Pandaan dengan
mendirikan PT Margabumi Adhikaraya berdasarkan Akta No. 142 tanggal 25 September
1996.
PT Margabumi Adhikaraya berubah nama menjadi PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT)
melalui Keputusan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa No. 04 tanggal 20 Juni 2013.
Perseroan melakukan pembelian saham PT Margabumi Matraya melalui Akta Jual Beli
No. 30 tanggal 17 Juni 2015 sebesar 10,52%. Sehingga dengan adanya pembelian saham
tersebut, maka Perseroan memiliki penyertaan saham di JPT sebesar 87%.
Pada Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham JPT tanggal 26 November 2015 telah terjadi kesepakatan untuk peningkatan
modal dasar JPT sehingga dengan penyetoran yang dilakukan oleh Perseroan maka porsi
saham Perseroan pada JPT menjadi sebesar 90,71%.
11. Ruas Nusa Dua-Tanjung Benoa
PT Jasamarga Bali Tol (JBT) didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.
2 tanggal 22 Agustus 2011, yang dibuat dihadapan Paulina Siti Suprimulyanti Endah Putri,
S.H., Notaris di Depok dalam rangka pengusahaan ruas tol Nusa Dua-Tanjung Benoa. Akta
pendirian JBT telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-57740.AH.01.01 Tahun 2011 tanggal 25 November 2011.
JBT mulai beroperasi secara komersial tanggal 1 Oktober 2013. Pada tanggal 30 Juni
2016, kepemilikan saham Perseroan di JBT adalah sebesar 55%.
12. Ruas Surabaya-Mojokerto
PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (dahulu PT Marga Nujyasmo Agung) didirikan
berdasarkan akta notaris No. 121 tanggal 19 Agustus 1994 dari Sutjipto, S.H., dalam
rangka pengusahaan ruas tol Surabaya – Mojokerto. Akta pendirian disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C2-3473 Tahun 1995 tanggal
22 Maret 1995.
29
Anggaran Dasar perseroan telah beberapa kali diubah, dengan perubahan terakhir adalah
tentang perubahan nama menjadi PT Jasamarga Surabaya Mojokerto yang telah disahkan
melalui Keputusan Menteri dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0011880.AH.01.02 Tahun
2016 tanggal 23 Juni 2016.
Perseroan memiliki 1.256.937.000 saham dengan nilai nominal Rp. 1.000 (Rupiah penuh)
per saham atau setara dengan Rp. 1.256.937.000, yang merupakan 55% kepemilikan.
Ruas yang sudah beroperasi diantaranya : Waru – Sepanjang (Seksi 1) dan Krian –
Mojokerto (Seksi 4).
13. Ruas Semarang-Batang
Perseroan sebagai salah satu peserta konsorsium telah menandatangani Akta Perjanjian
Konsorsium pada tanggal 23 Desember 2015 dengan kemitraan terdiri dari (i) Perseroan;
(ii) PT Waskita Toll Road untuk membangun ruas tol Semarang - Batang. Porsi Perseroan
dalam penyertaan saham di konsorsium tersebut sebesar 60%.
Berdasarkan Akta Pendirian No. 128 tanggal 21 April 2016 dari Notaris H. Rizul Sudarmadi.
S.H., M.Kn., telah didirikan PT Jasamarga Semarang Batang sehubungan dengan proyek
Jalan Tol Semarang - Batang.
Pada tanggal 27 April 2016, JSB telah menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
untuk ruas Semarang – Batang.
14. Ruas Manado-Bitung
Perseroan sebagai salah satu peserta konsorsium telah menandatangani Akta Perjanjian
Konsorsium pada tanggal 26 Agustus 2015 dengan kemitraan terdiri dari (i) Perseroan;
(ii) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk; (iii) PT PP (Persero) Tbk untuk membangun ruas tol
Manado - Bitung.
Porsi Perseroan dalam penyertaan saham di konsorsium tersebut sebesar 65%.
Berdasarkan Akta Pendirian No. 07 tanggal 6 Juni 2016 dari Notaris Ni Nyoman Rai
Sumawati. S.H., M.Kn telah didirikan PT Jasamarga Manado Bitung sehubungan dengan proyek Jalan Tol Manado - Bitung.
Pada tanggal 9 Juni 2016, JMB telah menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
untuk ruas Manado – Bitung.
15. Ruas Balikpapan-Samarinda
Perseroan sebagai salah satu peserta konsorsium telah menandatangani Akta Perjanjian
Konsorsium pada tanggal 26 Agustus 2015 dengan kemitraan terdiri dari (i) Perseroan; (ii)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk; (iii) PT PP (Persero) Tbk; (iv) PT Bangun Tjipta Sarana
untuk membangun ruas tol Balikpapan - Samarinda. Porsi Perseroan dalam penyertaan
saham di konsorsium tersebut sebesar 55%.
Berdasarkan Akta Pendirian No. 05 tanggal 6 Juni 2016 dari Notaris Ni Nyoman Rai
Sumawati. S.H., M.Kn, telah didirikan PT Jasamarga Balikpapan Samarinda sehubungan
dengan proyek Jalan Tol Balikpapan - Samarinda.
Pada tanggal 9 Juni 2016, JBS telah menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
untuk ruas Balikpapan – Samarinda.
30
16. Ruas Pandaan-Malang
Perseroan sebagai salah satu peserta konsorsium telah menandatangani Akta Perjanjian
Konsorsium pada tanggal 19 Oktober 2015 dengan kemitraan terdiri dari (i) Perseroan; (ii)
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk; (iii) PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
untuk membangun ruas tol Pandaan - Malang. Porsi Perseroan dalam penyertaan saham
di konsorsium tersebut sebesar 60%.
Berdasarkan Akta No. 09 tanggal 6 Juni 2016 dari Notaris Ni Nyoman Rai Sumawati. S.H.,
M.Kn., telah didirikan JPM untuk pembangunan proyek Jalan Tol Pandaan - Malang.
JPM telah menandatangani Akta Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Pandaan – Malang
No. 04 tanggal 9 Juni 2016 yang dibuat dihadapan Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di
Jakarta.
b. Perjanjian Fasilitas Kredit Investasi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Pada tanggal 7 Maret 2007, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp2.881.802.800.000 (Rupiah penuh) terdiri dari:
(I) Perjanjian Kredit Investasi No. KP.COD/PK.KI/006/2007 sebesar Rp1.879.184.000.000 (Rupiah
penuh) untuk pembiayaan Proyek Pembangunan Jalan Tol ruas Semarang-Solo dengan jangka
waktu fasilitas kredit selama 15 tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dengan floating rate
tingkat bunga pinjaman 14% per tahun, (ii) Perjanjian Kredit Investasi No. KP.COD/PK.K1/007/2007
sebesar Rp450.682.000.000 (Rupiah penuh) untuk pembiayaan proyek pembangunan jalan tol
ruas Bogor Outer Ring Road dengan jangka waktu fasilitas kredit selama 15 tahun. Pembayaran
bunga dilakukan setiap bulan dengan floating rate tingkat bunga pinjaman 14% per tahun dan
(iii) Perjanjian Kredit Investasi No. KP.COD/PK.KI/008/2007 sebesar Rp551.936.800.000 (Rupiah
penuh) untuk pembiayaan Proyek Pembangunan Jalan Tol ruas Gempol-Pasuruan dengan jangka
waktu fasilitas kredit selama 13 tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dengan floating
rate tingkat bunga pinjaman 14% per tahun.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Pada tanggal 7 Maret 2007, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp2.521.577.450.000 (Rupiah penuh)
terdiri dari: (i) Perjanjian Kredit Investasi No.13/PK/KPI/2007 sebesar Rp394.346.750.000 (Rupiah
penuh) untuk pembiayaan Proyek Pembangunan Jalan Tol ruas Bogor Outer Ring Road. Jangka
waktu fasilitas kredit selama 15 tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dengan floating
rate tingkat bunga pinjaman 14% per tahun, (ii) Perjanjian Kredit Investasi No.14/PK/KPI/2007
sebesar Rp482.944.700.000 (Rupiah penuh) untuk pembiayaan proyek pembangunan jalan tol ruas
Gempol-Pasuruan. Jangka waktu fasilitas kredit selama 15 tahun. Pembayaran bunga dilakukan
setiap bulan dengan floating rate tingkat bunga pinjaman 14% per tahun dan (iii) Perjanjian Kredit
Investasi No.15/PK/KPI/2007 sebesar Rp1.644.286.000.000 (Rupiah penuh) untuk pembiayaan
Proyek Pembangunan Jalan Tol ruas Semarang-Solo. Jangka waktu fasilitas kredit selama 15
tahun, Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dengan floating rate tingkat bunga pinjaman
14% per tahun.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Pada tanggal 7 Maret 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian untuk Memberikan Fasilitas
Kredit Investasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan jumlah seluruhnya sebesar
Rp1.537.089.043.000 (Rupiah penuh) yang akan berlaku efektif setelah Perjanjian Kredit Investasi
atas fasilitas pinjaman tersebut ditandatangani terdiri dari: (i) Perjanjian untuk Memberikan Fasilitas
Kredit Investasi No.12/2007 sebesar Rp184.750.000.000 (Rupiah penuh) untuk pembiayaan Proyek
Pembangunan Jalan Tol ruas Bogor Outer Ring Road, (ii) Perjanjian untuk Memberikan Fasilitas
Kredit Investasi No.13/2007 sebesar Rp326.500.000.000 (Rupiah penuh) untuk pembiayaan Proyek
Pembangunan Jalan Tol ruas Gempol-Pasuruan dan (iii) Perjanjian untuk Memberikan Fasilitas
Kredit Investasi No.14/2007 sebesar Rp1.025.839.043.000 (Rupiah penuh) untuk pembiayaan
Proyek Pembangunan Jalan Tol ruas Semarang-Solo.
31
c. Perjanjian Penggunaan Dana Bergulir Pembelian Tanah untuk Jalan Tol dengan BLU-BPJT
Perseroan telah memiliki perjanjian dengan BLU-BPJT, mengenai penggunaan dana bergulir untuk
penggantian pembelian tanah senilai total Rp3.994.933.341 ribu dalam rangka pengusahaan ruas
jalan tol yang dioperasikan oleh PT Marga Kunciran Cengkareng senilai Rp1.219.460.000 ribu, PT
Marga Trans Nusantara senilai 973.636.000 ribu, PT Marga Lingkar Jakarta senilai Rp610.170.000
ribu, PT Trans Marga Jateng senilai Rp558.800.000 ribu, PT Marga Nujyasomo Agung senilai
Rp376.867.341 ribu dan PT Transmarga Jatim Pasuruan Rp256.000.000 ribu.
Tata cara penggunaan dana bergulir pada Badan Layanan Umum-Badan Pengatur Jalan Tol (BLU-
BPJT) untuk pengadaan tanah jalan tol diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (“Menteri
PU”) No.04/PRT/M/2007, tanggal 26 Februari 2007. BLU-BPJT akan melaksanakan pembayaran
terlebih dahulu (dana talangan), untuk pembelian tanah untuk pembangunan ruas jalan tol yang
merupakan kewajiban dari Perseroan kepada Pemerintah sebagaimana diatur dalam PPJT. Dalam
hal 1 (satu) Seksi selesai dibebaskan, Badan Usaha harus mentransfer seluruh biaya ganti rugi
tanah termasuk bunga ke Rekening BLU-BPJT dan BLU-BPJT membuat Berita Acara Serah Terima
Tanah kepada entitas.
Dalam hal Perjanjian Pengusahaan Ruas Jalan Tol untuk ruas jalan tol dialihkan kepada Entitas
Anak dari Perseroan, maka hak dan kewajiban Perseroan dalam Perjanjian Penggunaan Dana
BLU ini akan dialihkan kepada Entitas Anak.
Menunjuk Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.14/PRT/M/2008 tentang tata cara penggunaaan
dana bergulir pada Badan Layanan Umum-Badan Pengatur Jalan Tol untuk pengadaan tanah jalan
tol, mengatur penghapusan surety bond (jaminan) dalam perjanjian Penggunaan Dana Bergulir
BLU, maka sebagai pengganti jaminan atas pengembalian dana bergulir ini akan diberlakukan
cross default PPJT apabila badan usaha gagal membayar dana bergulir BLU.
d. Perjanjian Dana Talangan Tanah untuk Anak Perusahaan
Sesuai dengan amandemen PPJT pada bulan Mei 2016, untuk kepentingan percepatan
penyelesaian pembebasan lahan, Perseroan telah memberikan pinjaman dana talangan untuk
Anak Perseroan TMJ, SNJ, NKJ, JSM, JMKT, TJP, MTN, MKC, CJS, JSB.
e. Kerjasama Pengoperasian Jalan Tol dengan PT Jalan tol Lingkarluar Jakarta
Berdasarkan Surat Kuasa No.111/SK/2003, tanggal 21 Nopember 2003, Perseroan telah memberi
kuasa kepada PT Jalantol Lingkarluar Jakarta Entitas Anak JLJ untuk melakukan pengoperasian,
pengamanan dan pemeliharaan Aset proyek JORR termasuk penyerahan pelaksanaan pekerjaan
penyelenggaraan usaha lain. Surat Kuasa tersebut terakhir diubah dengan Surat Perubahan
II tanggal 29 Desember 2006, jangka waktu kuasa selama 1 tahun terhitung sejak tanggal 29
Desember 2006.
Berdasarkan akta perjanjian No: 068/KONTRAKDIR/ 2010 tanggal 30 Desember 2010, Perseroan
telah menyerahkan pelaksanaan pengoperasian, pengamanan dan pemeliharaan Jalan Tol Ruas
JORR dan Ruas Ulujami-Pondok Aren selama jangka waktu 3 tahun terhitung sejak tanggal 1
Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2013. Pada tanggal 29 Desember 2011 akta perjanjian
tersebut telah diubah dengan Addendum I, Addendum II, Addendum III, Addendum IV, Addendum V
dan Addendum VI atas Perjanjian pengoperasian, Pengamanan dan Pemeliharaan Jalan Tol Ruas
JORR Seksi W2, S, El dan E2+E3 serta Ruas Ulujami-Pondok Aren.
Berdasarkan Addendum VI kedua belah pihak menyepakati tentang penambahan waktu perjanjian
selama 3 (tiga) tahun dan berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan tanggal
31 Desember 2016. Selanjutnya, pada Adendum VII, Adendum VIII, dan Adendum IX, kedua belah
pihak menyepakati tentang perubahan biaya pengoperasian, pengamanan dan pemeliharaan atas
ruas tersebut untuk tahun 2014 dan 2015.
32
f. Kerjasama Pengoperasian Jalan Tol dengan PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP)
Perseroan mengadakan kerjasama dengan CMNP dalam bentuk pengoperasian jalan tol secara
terpadu yang dimuat dalam Akta No.42, tanggal 4 Juni 1993 juncto Akta No.386, tanggal 31
Desember 1994. Dalam Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum No.272-A/KPTS/2996 dan
Menteri Keuangan No.434/KMK.016/2996, tanggal 20 Juni 1996 tentang Pengoperasian Terpadu
Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta (Tomang-Cawang Tanjung Priok-Ancol Timur-Jembatan
Tiga Pluit-Grogol Tomang) serta Penetapan Angka Perbandingan Pembagian Pendapatan Tol
dinyatakan bahwa jalan tol lingkar dalam kota dijadikan sebagai satu kesatuan sistem jaringan jalan
tol dalam kota Jakarta yang pengoperasiannya dilakukan secara terpadu dengan bagi pendapatan
tol masing-masing sebesar 25% untuk Perseroan dan sebesar 75% untuk CMNP.
Berdasarkan Surat Keputusan Menkimpraswil No.JL.01.04-Mn/582, tanggal 7 November 2002,
ditetapkan persentase bagi hasil jalan tol dalam kota Jakarta antara CMNP dan Perseroan sebagai
berikut:
Keterangan Persentase Bagi Hasil
CMNP Perseroan
Mulai Awal Konsesi s/d 9 Mei 2002 75% 25%
Mulai 10 Mei 2002 s/d 31 Desember 2002 65% 35%
Mulai 1 Januari 2003 s/d Akhir Masa Konsensi (Tahun 2025) 55% 45%
g. Kerjasama Pengoperasian Jalan Tol dengan PT Bintaro Serpong Damai (BSD)
Perseroan telah mengadakan kerjasama kontrak manajemen dengan BSD sebagai operator jalan
tol berdasarkan perjanjian kerjasama pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol Pondok Aren-
Serpong No.004/SPK-DIR/1998, tanggal 19 Mei 1998, yaitu dimulai sejak tanggal pengoperasian
sampai dengan berkahirnya masa penyelenggaraan jalan tol Pondok Aren-Serpong atau pada saat
diakhirinya perjanjian ini mana yang lebih awal. Berdasarkan Putusan Badan Arbitrase Nasional
Indonesia No.217/1/ARB-BANI/2006 tanggal 31 Agustus 2006, lingkup pengoperasian Perseroan
sebagai berikut:
(i) Pengoperasian gerbang tol Pondok Ranji (Pondok Aren Timur).
(ii) Pelayanan latu lintas dan keamanan pengguna jalan tol, serta pengamanan Aset, dengan
catatan yang dilakukan oleh Perseroan adalah yang menyangkut patroli seperti kendaraan
rusak, kecelakaan sesuai lingkup pekerjaan patroli. Mengenai standar jumlah sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) jalan tol yang dikeluarkan Menteri Pekerjaan Umum.
h. Perjanjian Kerjasama Operasi
Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama operasi dengan sejumlah investor dalam rangka
pembangunan, pembiayaan dan penyelengaraan jalan tol. Secara umum pokok yang diatur dalam
perjanjian kerjasama operasi tanpa kuasa penyelenggaraan sebagai berikut:
(i) Investor membangun dan mendanai pembangunan jalan tol sesuai dengan desain, spesifikasi
dan persyaratan yang telah ditetapkan.
(ii) Investor menyerahkan jalan tol tersebut yang telah selesai dibangun kepada Perseroan untuk
dikelola dan dioperasikan.
(iii) Perseroan menanggung seluruh beban dan risiko yang timbul sehubungan dengan pengelolaan
dan pengoperasian jalan tol.
(iv) Pembayaran kepada investor selama masa kerja operasi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Bagi hasil pendapatan tol; atau
b. Bagi hasil pendapatan tol dengan jaminan pembayaran minimum; atau
c. Pembayaran secara angsuran dalam jumlah tetap (angsuran pasti), selama masa
kerjasama operasi.
33
Rincian proyek kerjasama operasi tanpa kuasa penyelenggaraan pada 30 Juni 2016 sebagai
berikut:
Investor Proyek Kerjasama Operasi Bagian Pendapatan Tol Masa Kerjasama Operasi
Bagi Hasil Pendapatan Tol
Pelebaran Ruas Jalan
PT Bangun Tjipta Sarana Cikampek Cibitung 69% 20 Tahun, sejak 1989
Cawang Cibitung 41% 22 Tahun, sejak 1994
PT Adhika Prakarsatama Jakarta-Tangerang 27% 17 Tahun 9 Bulan, sejak 1984
Simpang Susun
PT Surya Cipta Swadaya Karawang Timur II 4-14% 17 Tahun, sejak 1998
Perjanjian kerjasama operasi yang telah mengalami perubahan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Perjanjian Kerjasama Operasi dengan PT Bangun Tjipta Sarana
BTS dan Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama pelebaran jalan tol Jakarta-Cikampek
sebagai berikut:
a. Kerjasama Ruas Cibitung-Cikampek
Kerjasama ini berdasarkan akta notaris No. 109 tanggal 16 Oktober 1992 beserta
perubahannya, berlaku untuk jangka waktu 26 tahun sejak Surat Perintah Mulai Kerja
tanggal 10 Juli 1989.
b. Kerjasama Ruas Cawang-Cibitung
Perseroan dan BTS telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil Pelebaran
Jalan Tol Jakarta-Cikampek ruas Cawang-Cibitung sesuai Akta No. 171 tanggal 17 Maret
1993, yang kemudian diubah dengan Akta No. 139 tanggal 15 Februari 1997 dan Akta No.
236 tanggal 23 September 2004.
2. Perjanjian Kerjasama Operasi dengan PT Surya Cipta Swadaya Tbk
SCS melakukan pembangunan Modifikasi Simpang Susun Karawang Timur Jalan Tol Jakarta-
Cikampek. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama yang tertuang dalam Akta Notaris No. 50
tanggal 13 Juli 1998 oleh Notaris Agus Madjid. S.H., dengan Addendum I No.171 tanggal 20
September 1998 dan Addendum ke II No. 1 Tanggal 1 Maret 1998, bagi Hasil dilakukan apabila
SCS telah menyelesaikan proyek tersebut.
Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (4), Ayat (3), dan Pasal 2 ayat (7) Perjanjian, Perseroan
berkewajiban untuk membayar bagi hasil kepada SCS atas pembangunan modifikasi Simpang
Susun Karawang Timur Jalan Tol Jakarta - Cikampek selama 16 tahun 4 bulan terhitung sejak
Simpang Susun dioperasikan dan berakhir pada tanggal 31 Januari 2015.
Perjanjanjian Kerjasama ini telah berakhir yang ditandai dengan ditandatanganinya Berita
Acara Pembayaran Bagi Hasil Terakhir dan Pengakhiran Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil
dalam Rangka Pembangunan Modifikasi Simpang Susun Karawang Timur Jalan Tol Jakarta-
Cikampek pada tanggal 28 April 2015.
i. Restrukturisasi Utang JORR
Estimasi nilai liabilitas yang diambil alih sesuai dengan Surat Keputusan Komite Kebijakan Sektor
Keuangan (KKSK) No.KEP-02/K.KKSK/02/2001, tanggal 5 Februari 2001 sebesar Rp1.070.521.000
ribu dengan rincian sebagai berikut:
Ruas Jalan Tol dan Investor Estimasi Kewajiban
(ribu Rupiah)
Surat Ketetapan Dasar Estimasi
Pondok Pinang-Cikunir (Seksi S dan El)-MNB 721.149.000 No. IJK/5/0257 tanggal 12 Januari 2001
Cikunir-Tanjung Priok (Seksi E2, E3, N)-CBMP 243.415.000 No. SFN/031/2000 tanggal 11 Januari 2000
Kebon Jeruk-Pondok Pinang (Seksi W2)-CMSP 105.957.000 No. 2000.1128/DIRCO-DPI tanggal
1 Nopember 2000
Total 1.070.521.000
34
Berdasarkan Akta No.42 dan 43 tanggal 19 Nopember 2003, dari Notaris Imas Fatimah, S.H.,
dicapai kesepakatan antara Perseroan, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (PPA sebelumnya
disebut BPPN) dan para kreditur JORR berkenaan dengan penyelesaian utang yang terkait dengan
proyek JORR sebagai berikut:
1. Utang kepada PPA dan para kreditur JORR lainnya senilai Rp1.070.521.000.000 (Rupiah
penuh) tidak dikonversi menjadi ekuitas di JLJ melainkan akan diselesaikan oleh Perseroan;
2. Utang yang berhubungan dengan JORR Seksi non S sebesar Rp548.521.000.000 (Rupiah
penuh) diselesaikan dengan pembayaran tunai sebesar Rp274.260.500 ribu dan sisanya
dengan penerbitan obligasi JORR I Tahun 2003 sebesar Rp274.260.500 ribu kepada PPA dan
para kreditur JORR; dan
3. Sisa utang JORR sebesar Rp522.000.000 ribu yang berhubungan dengan Seksi S akan
diselesaikan Perseroan setelah terdapat pelaksanaan eksekusi atas Putusan Mahkamah
Agung.
Memperhatikan Putusan Mahkamah Agung No. 720 K/Pid/2001, tanggal 11 Oktober 2001, Surat
Perintah Pelaksanaan Putusan dari Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat No.154/01.10/FU.1/10/2003
tanggal 14 Oktober 2003 dan Berita Acara Pelaksanaan Putusan Perampasan Barang Bukti, tanggal
7 April 2004, Menteri Pekerjaan Umum dalam Surat Keputusan No.276/KPTS/M/2005, tanggal 9
Juni 2005 tentang Perubahan Wewenang Penyelenggaraan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi
Pondok Pinang-Jagorawi (JORR S) kepada Perseroan, telah diputuskan antara lain:
1. Mengubah wewenang penyelenggaraan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi Pondok Pinang-
Jagorawi (JORR S) kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. untuk melunasi kredit dari Kreditur
Sindikasi; dan
2. Dana sebesar Rp50.431.648 ribu dalam Escrow Account yang tidak ada kaitan dan relevansi
yang dapat dipertanggungjawabkan dengan tegas dan jelas terhadap JORR S untuk sementara
tidak diperhitungkan dalam pembayaran utang sampai adanya klarifikasi berdasarkan penelitian
lebih lanjut oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
3. Setelah seluruh kredit dari Kreditur Sindikasi untuk pembangunan JORR S dilunasi, Pemerintah
akan menentukan kemudian pengelolaan JORR S sesuai dengan keputusan Mahkamah
Agung RI.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 276/KPTS/M/2005 dan Perjanjian
Penyelesaian Utang (PPH) JORR S tanggal 29 Desember 2005, Perseroan mencatat aset tetap
hak pengusahaan jalan tol dan kewajiban karena pemberian hak pengusahaan jalan tol masing-
masing sebesar Rp522.000.000.000 (Rupiah penuh). Perseroan telah melunasi kewajiban Utang
JORR Seksi S sebesar Rp522.000.000.000 (Rupiah penuh) dengan pembayaran tunai sebesar
Rp261.000.000.000 (Rupiah penuh) pada tanggal 3 Januari 2006 dan sisanya diselesaikan melalui
penerbitan obligasi JORR II Tahun 2005 pada tanggal 5 Januari 2006.
Di dalam surat dari Badan Pengelolaan Jalan Tol (BPJT) No. 845/BPJT/KE/PW.10.01/2009 tanggal
15 Oktober 2009 dan No. 993/BPJT/KU.09.03/2009 tanggal 15 Desember 2009 disebutkan bahwa
wewenang penyelenggaraan jalan tol JORR Seksi S diberikan kepada Perseroan sampai dengan
tercapainya pelunasan Utang dari Kreditur Sindikasi. Sehingga, perlu dilakukan penunjukan pihak
independen untuk melakukan analisa/kajian terhadap pendapatan tol, beban serta arus kas JORR
Seksi S dalam kaitannya dengan proyeksi pelunasan utang tersebut.
Perseroan telah mengirimkan surat kepada BPJT pada bulan September 2011, mengenai hasil
analisa/kajian pihak independen tersebut. Perseroan pada tanggal 23 Januari 2013 mendapatkan
surat dari Sekretaris Jenderal Pekerjaan Umum (PU) perihal pemisahaan pendapatan tol JORR S
dari pendapatan JORR, dan Perseroan telah melakukannya.
35
Pada tanggal 20 Maret 2013 Perseroan telah menerima Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor (Kepmen) 80.1/KPTS/M/2013 tanggal 25 Pebruari 2013 tentang Pengoperasian Sementara
Jalan Tol Lingkarluar Jakarta Seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR “S”), yang berisi antara lain:
1. Menugaskan Perseroan untuk melaksanakan pengoperasian sementara dan pemeliharaan
Jalan Tol JORR “S” sampai dengan ditetapkan Badan Usaha Jalan Tol sebagai operator tetap.
2. Tugas Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol JORR “S” meliputi sebagai berikut:
a. Pengoperasian dan pemeliharaan rutin Jalan Tol JORR “S” termasuk penanganan darurat.
b. Pemeliharaan berkala dan rehabilitasi/ rekonstruksi kerusakan akibat bencana alam,
setelah mendapat persetujuan Menteri cq. Kepala BPJT.
3. Pendapatan dan Pengoperasian Jalan Tol JORR “S” setelah dikurangi biaya sebagaimana
dimaksud diktum kedua, dipisahkan dan dimasukkan kedalam rekening khusus.
4. Melaporkan secara periodik setiap bulan pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan Jalan
Tol JORR “S” termasuk status rekening khusus kepada Menteri Pekerjaan Umum cq. Kepala
Badan Pengatur Jalan Tol.
5. Konsesi Jalan Tol JORR “S” akan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum secara proporsional
berdasarkan hasil audit dari auditor yang ditunjuk bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT
Hutama Karya (Persero) dan PT Marga Nurindo Bhakti.
6. Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 276/
KPTS/M/2005 tentang Perubahan Wewenang Penyelenggaraan Jalan Tol Lingkarluar Jakarta
Seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR “S”) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
7. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Pada tanggal 26 Juni 2013, melalui surat No. JL.01.03-Mn/417 Menteri Pekerjaan Umum
memerintahkan agar PT Hutama Karya (Persero), PT Marga Nurindo Bhakti dan Perseroan
membuat kesepakatan bersama untuk menunjuk auditor independen dalam rangka mengaudit
JORR Seksi S selambat-lambatnya 14 hari setelah tanggal diterimanya surat dimaksud. Apabila
sampai dengan waktu yang ditetapkan PT Hutama Karya, PT Marga Nurindo Bhakti dan Perseroan
tidak menyerahkan kesepakatan bersama terkait penunjukan auditor independen dimaksud maka
Pemerintah akan menunjuk auditor untuk mengaudit Pengusahaan Tol JORR Seksi S.
Mengingat tidak tercapainya kesepakatan dalam waktu 14 hari tersebut, maka Pemerintah
menunjuk BPK sebagai auditor untuk melakukan audit terhadap JORR Seksi S.
Pada tanggal 5 September 2014, Perseroan menerima Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 515/KPTS/M/2014 dimana antara lain berisi:
1. Hak Pengusahaan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR “S”)
diberikan kepada: (i) PT Marga Nurindo Bhakti untuk melunasi kewajiban sisa hutang kepada
sindikasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; dan (ii) Perseroan untuk pengembalian
biaya investasi terkait Jalan Tol JORR “S” dengan masa konsesi sampai tahun 2029.
2. Sisa hutang PT Marga Nurindo Bhakti kepada sindikasi PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, sedangkan pengembalian
biaya investasi Perseroan sesuai dengan hasil audit BPK.
3. PT Marga Nurindo Bhakti dan Perseroan berkewajiban untuk:
a. Melaksanakan pengoperasian, pemeliharaan rutin dan berkala serta rehabilitasi/
rekonstruksi kerusakan Jalan Tol JORR S akibat Bencana Alam.
b. Memenuhi aturan Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol sebagaimana diatur dalam
peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 390/PRT/M/2005 tentang Standar Pelayanan
Minimum Jalan Tol, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Melaporkan secara periodik setiap triwulan pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan
Jalan Tol JORR S termasuk tetapi tidak terbatas mengenai pendapatan tol kepada Menteri
PU cq. Kepala BPJT.
4. PT Marga Nurindo Bhakti wajib membayar hutangnya kepada negara cq. Kementerian
Keuangan RI qq Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana dimaksud diktum KEDUA
dan melaporkan status pelunasan hutang secara periodik setiap triwulan kepada Menteri PU
cq. Kepala BPJT.
5. PT Marga Nurindo Bhakti dan Perseroan berhak mendapatkan jasa pengoperasian dan
keuntungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan selama masa pengoperasian
sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA.
36
6. Dalam hal pelunasan sisa hutang PT Marga Nurindo Bhakti dan pengembalian biaya investasi
Perseroan sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA telah terpenuhi sebelum masa
konsesi berakhir sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA, maka pengusahaan Jalan
Tol JORR S wajib diserahkan kepada Negara/Pemerintah cq PT Hutama Karya (Persero).
7. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol JORR “S” akan ditandatangani oleh Badan Pengatur Jalan
Tol berdasarkan kesepakatan antara PT Marga Nurindo Bhakti dan Perseroan, dengan masa
konsesi yang berlaku sejak pelunasan hutang PT Marga Nurindo Bhakti yang ditanggung PPA
oleh Perseroan, sedangkan hal-hal terkait tindakan korporasi dari pihak lain wajib diselesaikan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 80.1/
KPTS/M/2013 tentang Pengoperasian Sementara Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi Pondok
Pinang - Jagorawi (JORR S) telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
9. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
JORR “S”.
Perseroan telah menindaklanjuti Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 515/KPTS/M/2014
dengan mengirimkan surat No. AA.HK.1092 tanggal 16 Oktober 2014. dimana antara lain berisi:
• Perseroan telah menghitung kembali tambahan investasi di JORR S dan fee jasa pengoperasian.
Atas perhitungan tersebut, Perseroan menyatakan lunas pada bulan April 2013.
• Dengan penyelesaian Penetapan Pengembalian tambahan investasi dan fee jasa
pengoperasian, Perseroan tidak menjadi pihak dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
(PPJT) JORR S.
Pada tanggal 17 Oktober 2014, Menteri Pekerjaan Umum Repubilk Indonesia melalui surat No. JL
03.04-Mn/546 menyampaikan sebagai berikut:
1. Kementerian PU memahami bahwa seluruh nilai investasi tambahan dari Perseroan dan fee
jasa pengoperasian jalan Tol JORR S sudah terlunasi pada bulan April 2013, dan juga usulan
mengenai Perseroan tidak menjadi pihak dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
2. Berdasarkan hal tersebut dan dalam rangka penetapan PPJT JORR S kiranya Perseroan segera
membahas lebih lanjut dengan Badan Pengatur Jalan Tol untuk: i) penetapan pengembalian
investasi, dan ii) fee jasa pengoperasian jalan Tol JORR S.
Atas hal tersebut, mengingat investasi di JORR S telah lunas sejak bulan April 2013 dan selain itu
sejak tanggal 25 Februari 2013, Perseroan tidak lagi mengakui pendapatan tol dari aset tersebut,
maka Perseroan mengubah kebijakan akuntansi atas aset pengusahaan jalan tol JORR S dan
menghapusbukukan aset JORR S dari laporan keuangan Perseroan mulai bulan Mei 2013.
Pada tanggal 16 Maret 2016, Perseroan telah menyerahkan kembali penugasan pelaksanaan
pengoperasian sementara dan pemeliharaan Jalan Tol JORR S (sebagaimana yang diamanatkan
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 80.1/KPTS/M/2013 tanggal 25 Februari 2013)
kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Berita Acara Kesepakatan
Penyerahan Kembali Penugasan Pelaksanaan Pengoperasian Sementara dan Pemeliharaan Jalan
Tol JORR Seksi S (Pondok Pinang-Jagorawi) Nomor 01/BA/M/2016 dan Nomor 12/BA-DIR/2016.
Adapun lingkup penyerahan dari Berita Acara tersebut meliputi penyerahan seluruh aset jalan tol
JORR Seksi S dan hasil pengoperasian jalan tol JORR Seksi S sejak shift 1 tanggal 25 Februari
2013 sampai dengan shift 3 tanggal 15 Maret 2016, yang terdapat dalam escrow account Bank
tersendiri sebesar Rp1.112.606.719.
j. Perjanjian Pengoperasian Jalan Tol Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 391/KPTS/M/2009 tanggal 4 Juni 2009
tentang Penugasan Kepada Kepala Badan Pengatur Jalan Tol untuk menandatangani Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol, maka Perseroan telah menandatangani Surat Perintah Mulai Kerja No.
446/BPJT/SPMK/KE/2009 dengan Badan Pengatur Jalan Tol atas nama Menteri Pekerjaan Umum.
37
Sesuai surat Menteri Pekerjaan Umum No. KU.03.01-Mn/339 tanggal 18 Juni 2012, perihal
Penetapan Pemenang Pelelangan Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Suramadu,
Perseroan ditetapkan untuk melaksanakan Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jembatan
Suramadu dengan jadwal pelaksanaan selama 6 tahun (2012-2017).
Pada tanggal 11 Juli 2014, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan
Badan Pelaksana Pengembangan Wilayah Suramadu, Perseroan (BP-BPWS) No. 72/KONTRAK-
DIR/2014 mengenai pengusahaan Jalan Tol Jembatan Suramadu yang merupakan bagian dari
pengusahaan Jalan Tol Jembatan Suramadu.
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Jembatan Suramadu telah ditandatangani antara
Perseroan dengan BPJT dalam akta notaris Rina Utami Djauhari, S.H. No. 15 tanggal 20 Agustus
2014.
4. KONTINJENSI
a. Kewajiban Karena Pengakhiran Perjanjian Kuasa Penyelenggaraan
Pada tahun 1994, Perseroan melakukan kerjasama operasi dengan PT Citra Ganesha Marga
Nusantara (CGMN) untuk pembangunan Jalan Tol Cikampek - Padalarang, sebagaimana tertuang
dalam Perjanjian Kuasa Penyelenggaraan (PKP) No. 297 tanggal 21 Desember 1994. Namun
demikian, pada 18 Juli 2001, Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Menkimpraswil) dengan
Surat Keputusan No.417 mencabut keputusan pemberian izin Kerjasama Penyelenggaraan Jalan
Tol antara Perseroan dengan CGMN. Pada tanggal 25 Juli 2001, Perseroan mengakhiri PKP
dengan CGMN.
Perjanjian Kuasa Penyelengaraan (“PKP”) No. 297 tanggal 21 Desember 1994 menyebutkan
bahwa bila terjadi pengakhiran masa penyelenggaraan jalan tol lebih awal sebelum masa konsesi
berakhir, maka Perseroan berkewajiban untuk mengambil-alih seluruh utang dan harus memenuhi
hak Penanam Modal (CGMN). Dalam pasal 14.1 PKP disebutkan bahwa Perseroan harus
membayar sejumlah uang atas nilai buku jalan tol setelah dikurangi nilai kewajiban yang harus
diambil alih Perseroan.
Perseroan telah melakukan estimasi nilai aset akibat pengakhiran PKP dengan CGMN sebesar
Rp202.454.407 yang merupakan nilai buku yang telah diaudit atas aset dalam penyelesaian pada
tanggal 31 Desember 1999. Perseroan masih terus mengupayakan penyelesaian penetapan
secara definitif atas jumlah liabilitas.
Perseroan telah membentuk tim untuk mengkaji penyelesaian permasalahan akibat pengakhiran
PKP Jalan Tol Cikampek - Padalarang antara Perseroan dan CGMN.
Pada tanggal 23 Juni 2014 melalui surat No. AA.HK05.0.645, Perseroan telah memberikan
tanggapan atas surat dari Kementerian BUMN No. S-268/MBU/D2/2014 tanggal 10 Juni 2014
mengenai rencana pengajuan gugatan oleh Trafalgar House Construction (Jersey) Limited (THCJ)
yang bertindak sebagai pemegang saham mayoritas CGMN melalui Arbitrase Internasional kepada
Pemerintah.
b. Tuntutan Ganti Rugi Kepada PT Lapindo Brantas dan Penutupan Sebagian Jalan Tol
Surabaya-Gempol Seksi Porong-Gempol.
Sebagai dampak dari bencana luapan Lumpur PT Lapindo Brantas yang mengakibatkan kerusakan
pada sebagian Jalan Tol Surabaya-Gempol, Perseroan telah mengirimkan beberapa surat
permintaan ganti rugi dan somasi pada tahun 2006 atas kehilangan pendapatan tol dan pengeluaran
berbagai biaya kepada PT Lapindo Brantas. Klaim kerusakan jalan tol tersebut akan meningkat
menjadi klaim biaya relokasi ruas jalan tol Porong-Gempol, yang akan diselesaikan sesuai dengan
ketentuan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Surabaya-Gempol dan kebijakan Pemerintah
dalam penyelesaian dampak semburan Lumpur di Sidoarjo, sesuai dengan Keputusan Menteri
38
Pekerjaan Umum No.394/KPTS/M/2006, tanggal 30 November 2006 tentang Penutupan sebagian
Jalan Tol Surabaya-Gempol.
Berdasarkan Keputusan Presiden No.13 Tahun 2006, tanggal 3 September 2006 mengenai Tim
Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo, semua biaya yang timbul sebagai akibat
relokasi pembangunan jalan tol dimaksud selain biaya rehabilitasi kerusakan sarana menjadi
tanggung jawab PT Lapindo Brantas. Selain itu, Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.394/
KPTS/M/2006, tanggal 30 Nopember 2006, mengenai Penutupan sebagian Jalan Tol Surabaya -
Gempol Seksi Porong Gempol, menyatakan antara lain sebagai berikut:
1. Menutup dan tidak mengoperasikan kembali sebagian jalan tol Surabaya-Gempol Seksi
Porong -Gempol; dan
2. Segala hal yang timbul pada pengusahaan jalan tol Surabaya-Gempol sebagai akibat
dari penutupan seksi Porong Gempol akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan dalam
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Surabaya-Gempol dan kebijakan pemerintah dalam
penyelesaian dampak semburan lumpur di Sidoarjo.
Berdasarkan Surat Menteri Pekerjaan Umum No.JL. 0103-Mn/131, tanggal 30 Maret 2007, dalam
rangka relokasi jalan tol seksi Porong Gempol, kebutuhan tanah untuk relokasi infrastruktur akan
disediakan oleh Pemerintah dan pelaksana konstruksi.
Berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.S-196/MBU/2007, tanggal 4 April
2007 kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Keuangan, sehubungan dengan kerugian atas
hilangnya sebagian aset jalan tol Porong-Gempol, maka sejalan dengan Undang-undang Jalan
No.38 Tahun 2004 dan Undang-undang Keuangan Negara No.17 Tahun 2003, klaim atas kerugian
dimaksud seyogyanya dilakukan oleh Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum kepada
PT Lapindo Brantas.
Pada tanggal 17 Juli 2007, melalui Surat Perseroan No. AA.TN.02.1153, Perseroan mengajukan
tuntutan ganti rugi akibat genangan lumpur pada ruas Porong -Gempol kepada PT Lapindo Brantas.
Klaim atas kerugian kehilangan pendapatan tol dan biaya tambahan lainnya akibat genangan
lumpur pada ruas Porong Gempol sampai dengan bulan Mei 2007 adalah sebesar Rp24.724.788
ribu dan klaim atas kerusakan jalan tol sebesar Rp16.334.396 ribu.
Dalam Surat Perseroan No.AA.KU.02.1268, tanggal 7 Agustus 2007 kepada Menteri Pekerjaan
Umum, Perseroan menyampaikan antara lain mengenai kesediaan Perseroan untuk membiayai
pembangunan relokasi jalan tol Porong-Gempol dengan memperhitungkan pengembalian investasi
dari tarif baru (termasuk pengembalian akibat tidak berfungsinya ruas jalan tol Porong-Gempol).
Surat Ketua Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo/ Menteri Pekerjaan Umum
No.20/DP-BPLS/2007, tanggal 24 September 2007 kepada Menteri Negara BUMN, menyebutkan
antara lain mengenai usulan pelaksanaan konstruksi jalan tol Porong-Gempol dapat dilakukan oleh
Perseroan.
Pada tanggal 14 Januari 2008, melalui Surat Perseroan No.AA.TN.02.50 kepada Menteri Negara
BUMN, Perseroan menyampaikan antara lain mengenai jumlah klaim total kerugian sampai
dengan bulan Mei 2007 sebesar Rp24.724.788.651 (Rupiah penuh), dan permohonan bantuan
agar Pemerintah memfasilitasi melalui Biro Hukum dan Humas Kementerian BUMN dalam
menyelesaikan permasalahan dengan PT Lapindo Brantas dengan musyawarah mufakat, dan
apabila musyawarah mufakat tersebut tidak dapat ditempuh dapat mempertimbangkan untuk
melakukan upaya hukum di Pengadilan.
Pada tanggal 13 Mei 2009, melalui Surat Perseroan No.AA.TN.02.730 kepada Direktur Utama PT
Lapindo Brantas, Perseroan kembali mengajukan tuntutan ganti rugi akibat penutupan Ruas Jalan
Tol Porong-Gempol. Adapun klaim atas kehilangan pendapatan tol dan kehilangan keuntungan
atas bunga sampai dengan periode Maret 2009, beserta biaya-biaya lainnya, termasuk biaya
pembongkaran Jembatan Tol Porong adalah sebesar Rp71.976.187 ribu.
39
Pada tanggal 17 September 2009, melalui surat Perseroan No.AA.TN.02.1286 kepada Direktur
Utama PT Lapindo Brantas, Perseroan kembali mengajukan tambahan kenaikan besaran rugi atas
kehilangan pendapatan tol sebesar Rp76.942.149 ribu, dan kehilangan keuntungan atas bunga
sampai dengan periode Juni 2009 yakni sebesar Rp4.965.962 ribu.
Pada tanggal 9 Februari 2010, Perseroan mengirimkan surat No.AA.PR.02.94 tentang Relokasi
Jalan Tol Ruas Porong-Gempol kepada BPJT yang ditembuskan kepada Menteri Negara BUMN.
Surat tersebut dibuat dengan dasar bahwa pemerintah (Kementerian Pekerjaan Umum) mempunyai
rencana untuk melakukan relokasi terhadap jalan tol Ruas Porong-Gempol yang terendam luapan
lumpur Sidoarjo.
Sejak bulan Mei 2011, Perseroan telah melakukan aktivitas pembangunan relokasi jalan tol ruas
Porong – Gempol dan sampai dengan tanggal 30 Juni 2016, Perseroan telah mengeluarkan dana
sebesar Rp589.325.511 ribu.
c. Gugatan Ganti Rugi dari Pemilik Tanah untuk Jalan Tol
Perseroan masih menghadapi perkara litigasi/ gugatan dari beberapa orang yang mengklaim
sebagai pemilik tanah yang tanahnya digunakan untuk pembangunan Ruas Jalan Tol Surabaya,
Jalan Tol JORR E1, Jalan Tol Sediyatmo, Jalan Tol JORR W2, Jalan Tol Pondok Aren-Ulujami,
Jalan Tol Belmera (Gerbang Tol Mabar dan Kantor Cabang Belmera). Penanganan perkara litigasi
tersebut masih dalam proses peradilan di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan kasasi di
Mahkamah Agung.
d. Tagihan dari PT Bangun Tjipta Sarana (BTS) Terkait Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil Jalan
Tol Jakarta-Cikampek Ruas Cawang-Cibitung
Perseroan dan BTS telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil Pelebaran Jalan Tol
Jakarta-Cikampek ruas Cawang-Cibitung. Perjanjian ini dinyatakan di dalam akta notaris No. 171
tanggal 17 Maret 1993 yang kemudian diubah dengan Akte No. 139 tanggal 15 Februari 1997 dan
Akta No. 236 tanggal 23 September 2004 (selanjutnya disebut Perjanjian Bagi Hasil).
BTS berkewajiban membangun atau melebarkan 2 lajur Jalan Tol tambahan dari arah Cawang
ke arah Cibitung dan sebaliknya beserta sarana penunjangnya dan atas hal tersebut BTS akan
mendapatkan bagi hasil sesuai dengan perjanjian.
Sampai ada kesepakatan rekonsiliasi data, Perseroan menunda pembayaran atas bagi hasil
pendapatan tol kepada BTS dan telah mencatat utang bagi hasil tersebut dalam Catatan 8 laporan
keuangan konsolidasian interim tentang beban akrual sebesar Rp66.098.674 ribu dan telah
dibayarkan oleh Perseroan pada tanggal 10 September 2014.
Pada tanggal 13 Oktober 2014, sesuai dengan surat No. 04/BTS/X/2014, BTS mengajukan
kompensasi atas keterlambatan pembayaran bagi hasil dimaksud.
Di dalam Perjanjian Kerjasama Bagi hasil Pelebaran Jalan Tol Jakarta-Cikampek ruas Cawang-
Cibitung tidak ada satu ketentuan pun yang mengatur terkait denda atau bunga akibat keterlambatan
pembayaran bagi hasil pendapatan tol kepada BTS. Untuk itu atas tagihan kompensasi tersebut
Perseroan meminta pendapat dan rekomendasi kepada Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) melalui surat No. AA.KS01.02.1137 tanggal 23 Oktober 2014.
Hasil Audit BPKP Nomor LHR-12/0501/3/2015 tanggal 20 Februari 2015, menyatakan bahwa
Perseroan tidak punya dasar untuk membayar denda atau bunga keterlambatan.
Pada tanggal 22 Juni 2016, BTS mengajukan permohonan arbitrase terhadap Perseroan ke Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
40
e. Gugatan terkait Perjanjian Kerjasama Bagi hasil Jalan Jakarta-Cikampek Ruas Cikampek-
Cibitung dari BTS
Saat ini Perseroan sedang berperkara dengan BTS terkait Akta No.109 tanggal 16 Oktober 1992
beserta perubahannya. Perkara tersebut telah diputus ditingkat Mahkamah Agung pada tanggal
24 Juli 2012 dengan bunyi “Menolak permohonan kasasi dari para pemohon: 1. Perseroan,
2. PT Bangun Tjipta Sarana”. Salinan resmi pemberitahuan isi putusan diterima oleh Perseroan
pada tanggal 24 April 2013.
Atas putusan tersebut, pada tanggal 9 Oktober 2013, Perseroan mengajukan permohonan
Peninjauan Kembali (PK) ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan akta No: 20/SRT.PDT.
PK/2013/ PN.JKT.PSTJo. Nomor: 200/PDT.G/2009/PN.JKT.PST Permohonan PK Perseroan telah
ditanggapi BTS dengan kontra memori PK yang telah dikirimkan ke Mahkamah Agung melalui
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 16 Desember 2013.
Terhadap permohonan PK tersebut, Pada tanggal 10 Februari 2016, Perseroan menerima
pemberitahuan isi putusan PK Nomor 59 PK/PDT/2014 tanggal 3 September 2015 yang isinya
menolak permohonan PK Perseroan. Akibat dari terbitnya Putusan PK Nomor 59 PK/PDT/2014
tanggal 3 September 2015 adalah :
1. Posisi Perseroan dan BTS kembali ke keadaan semula, mengingat baik gugatan Perseroan
meupun gugatan rekonpensi BTS sama sama ditolak seluruhnya;
2. Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil Jalan Tol Jakarta – Cikampek Ruas Cikampek-Cibitung Akta
Nomor 109 tanggal 16 Oktober 1929 dianggap berlaku yaitu sejak 1989 dan berakhir pada
9 Juli 2015 pukul 24.00 WIB.
f. Gugatan Perpanjangan Bagi Hasil Pendapatan Tol untuk Pelebaran Kebon Jeruk-Tangerang
dari PT Tirtobumi Prakarsatama
Berdasarkan amandemen kerjasama bagi hasil pembangunan pelebaran jalan tol Jakarta-Merak
No. 8 tanggal 28 Februari 2003, Perseroan dan PT Adhika Prakarsatama telah menyepakati
pengurangan masa kerjasama bagi hasil yang semula 18 tahun menjadi 17 tahun 9 bulan dan
berakhir pada 29 Februari 2012.
Pada tanggal 4 Januari 2011 dan 2 Pebruari 2011 PT Tirtobumi Prakarsatama (dahulu bernama
PT Adhika Prakarsatama) menyampaikan permohonan kepada Perseroan untuk melakukan
pengkajian perpanjangan masa kerjasama bagi hasil dan meminta Perseroan meneruskan hal
tersebut kepada Menteri Pekerjaan Umum. Alasan permohonan perpanjangan adalah karena PT
Tirtobumi Prakarsatama berpendapat tidak ada kenaikan tarif tol dari tahun 1993 sampai dengan
2005. Masa perpanjangan kerjasama bagi hasil yang diajukan sekitar 24 tahun 2 bulan. Perseroan
telah menjawab permohonan tersebut dengan surat No. EC.HK.02.082 pada tanggal 9 Pebruari
2011 yang intinya menyatakan bahwa Perseroan sedang mengkaji permohonan dimaksud.
Pada tanggal 7 Juni 2011 PT Tirtobumi Prakarsatama mengajukan gugatan di BANI (Badan
Arbitrase Nasional Indonesia) dengan tuntutan sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan PT Tirtobumi Prakarsatama untuk seluruhnya.
2. Menyatakan PT Jasa Marga tidak berhak dan/ atau berwenang untuk melakukan kajian dan/
atau mengambil pertimbangan apapun terkait permohonan perpanjangan masa kerjasama
bagi hasil yang diajukan oleh PT Tirtobumi Prakarsatama melalui PT Jasa Marga kepada pihak
yang berwenang.
3. Kelalaian PT Jasa Marga untuk meneruskan permohonan perpanjangan masa kerjasama
bagi hasil kepada pihak yang berwenang dapat menimbulkan kerugian bagi PT Tirtobumi
Prakarsatama.
4. Memerintahkan PT Jasa Marga untuk dengan segera meneruskan permohonan PT Tirtobumi
Prakarsatama tersebut di atas kepada pihak yang berwenang.
5. Menghukum PT Jasa Marga untuk mengganti segala kerugian yang mungkin timbul sebagai
akibat kelalaian tersebut di atas serta membayar seluruh biaya proses arbitrase ini, termasuk
mengganti biaya-biaya yang telah dan akan dikeluarkan oleh PT Tirtobumi Prakarsatama.
41
BANI menerbitkan keputusan No. 406/VI/ARB-BANI/2011 pada tanggal 5 Januari 2012 dengan
uraian sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan PT Tirtobumi Prakarsatama untuk sebagian.
2. Mewajibkan PT Jasa Marga untuk menyampaikan dan mendiskusikan kajian mengenai perpanjangan kerjasama bagi hasil kepada PT Tirtobumi Prakarsatama dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal Putusan.
3. Mewajibkan Perseroan dalam Jangka waktu 40 hari sejak Putusan diterbitkan, untuk meneruskan permohonan PT Tirtobumi Prakarsatama disertai hasil Kajian Perseroan kepada Menteri Pekerjaan Umum.
4. Menolak permohonan PT Tirtobumi Prakarsatama untuk selebihnya.
5. Menyatakan Putusan ini merupakan Putusan dalam tingkat pertama dan terakhir serta mengikat Para Pihak.
6. Memerintahkan kepada Sekretaris Majelis untuk mendaftarkan salinan Putusan ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
BANI mendaftarkan keputusan No. 406/VI/ARB-BANI/2011 tanggal 5 Januari 2012 pada tanggal 30
Januari 2012 Ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan disampaikan kepada Para Pihak oleh BANI melalui surat No. 12.209/II/BANI/ED tanggal 7 Februari 2012 dengan tambahan amar Putusan menjadi sebagai berikut :
1. Mengabulkan permohonan PT Tirtobumi Prakarsatama untuk sebagian.
2. Mewajibkan PT Jasa Marga untuk menyampaikan dan mendiskusikan kajian mengenai perpanjangan kerjasama bagi hasil kepada PT Tirtobumi Prakarsatama dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal Putusan diucapkan.
3. Mewajibkan Perseroan dalam Jangka waktu 40 hari sejak Putusan diucapkan, untuk meneruskan permohonan PT Tirtobumi Prakarsatama disertai hasil Kajian Perseroan kepada
Menteri Pekerjaan Umum 4. Menolak Permohonan PT Tirtobumi untuk selebihnya.
5. Menyatakan Putusan ini merupakan Putusan dalam tingkat pertama dan terakhir serta mengikat Para Pihak.
6. Mewajibkan Jasa Marga untuk mengembalikan setengah biaya administrasi sebesar Rp255.000.000 (Rupiah penuh) kepada PT Tirtobumi Prakarsatama.
7. Memerintahkan kepada Sekretaris Majelis untuk mendaftarkan salinan Putusan ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pada tanggal 27 Februari 2012, Perseroan telah melaksanakan keputusan BANI tersebut dengan
mengirimkan hasil kajian dan permohonan perpanjangan kerjasama bagi hasil kepada Menteri Pekerjaan Umum.
Pada tanggal 15 Maret 2012, Perseroan telah membayarkan setengah dari biaya perkara yang menjadi kewajibannya sebesar Rp255.000.000 (Rupiah penuh) kepada PT Tirtobumi Prakarsatama.
Terdapat perbedaan persepsi terhadap Putusan BANI: PT Tirtobumi Prakarsatama berpendapat
bahwa hasil Putusan tersebut seharusnya dipenuhi setelah Putusan diterbitkan, sedangkan Perseroan meyakini bahwa berdasarkan Hukum Arbitrase Pasal 59, seharusnya Putusan BANI dilaksanakan setelah Putusan didaftarkan ke Pengadilan Negeri.
Berdasarkan perbedaan persepsi di atas, PT Tirtobumi Prakarsatama menuntut Perseroan di
Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan alasan Perseroan tidak melaksanakan putusan BANI. Perkara ini telah diputuskan berdasarkan Putusan No. 64/PDT.G/2012/PN.JKT.TIM pada tanggal
10 Desember 2012 yang menyatakan bahwa Perseroan harus mengganti rugi kepada PT Tirtobumi Prakarsatama sebesar Rp1.247.576.000.000, atau setara dengan perpanjangan waktu bagi hasil
tol selama 24 tahun 2 bulan.
Atas putusan ini Perseroan telah mengajukan upaya banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Putusan banding telah dibacakan pada tanggal 15 Juli 2013 dengan inti putusan mengabulkan
permohonan banding Perseroan dan Menteri Pekerjaan Umum dan membatalkan Putusan No. 64/
PDT.G/2012/PN.JKT.TIM pada tanggal 10 Desember 2012.
42
Atas Putusan Banding tersebut, PT Tirtobumi mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung RI pada
tanggal 24 Februari 2014 dan telah diputus tanggal 22 Desember 2014.
Pada tanggal 5 Februari 2016, Perseroan menerima Rilis Pemberitahuan dari MA atas Permohonan
Kasasi PT Tirtobumi Nomor 1946 K/PDT/2014.Jo.No.64/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Tim, dengan Isi
Putusan yaitu mengabulkan Gugatan PT Tirtobumi untuk sebagian dan Perseroan wajib membayar
ganti rugi PT Tirtobumi sebesar Rp1.247.576.000.000 (satu triliun dua ratus empat puluh tujuh
miliar lima ratus tujuh puluh enam juta rupiah) atau setara dengan tambahan waktu Kerjasama Bagi
Hasil selama 24 (dua puluh empat) tahun 2 (dua) bulan;
Atas Putusan Kasasi Nomor 1946 K/Pdt/2014 tersebut, pada tanggal 12 Mei 2016, Perseroan telah
mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung melalui PN Tangerang.
Sampai dengan tanggal 11 November 2016, hasil Peninjauan Kembali belum dapat ditentukan.
g. Penggantian Lahan
1. Berkaitan dengan penggunaan tanah Hak Pengelolaan Lahan (HPL) milik PT Angkasa
Pura I (AP I) dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) (Pelindo III) yang digunakan untuk
pembangunan jalan tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa, JBT memiliki kewajiban untuk
memberikan penggantian lahan untuk AP I dan Pelindo III dengan nilai sebagai berikut:
No. Dimiliki Area NJOP Harga Penilaian
1 Angkasa Pura I 3.404 m2 3.581.003.000 29.291.420.000
2 Pelindo III (darat)
Pelindo III (perairan)
522 m2
41.490 m2
1.227.744.000
-
2.589.120.000
-
Total 4.808.747.000 31.880.540.000
Sampai dengan tanggal 11 November 2016 keputusan uang ganti rugi terhadap tanah HPL
milik AP I dan Pelindo III masih dalam proses menunggu arahan dari Direktorat Jenderal Bina
Marga, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2. JBT memiliki kewajiban untuk membangun gedung kantor sesuai ketentuan di PPJT.
Pembangunan gedung kantor tersebut akan dilakukan di area lahan yang dimiliki oleh Pelindo
III. JBT sudah mendapat persetujuan dari Pelindo III untuk menggunakan lahan perairan
pelabuhan seluas +/- 5000 m2 sesuai Surat No Pj.06/349/P.III tanggal 31 Desember 2014
untuk pembangunan gedung kantor JBT. Sampai dengan tanggal 7 Oktober 2016, Perseroan
masih mengurus ijin-ijin yang berlaku untuk pembangunan gedung kantor.
h. Permasalahan Potensi Klaim Kontraktor
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (“Waskita”) adalah kontraktor untuk paket 2 dan 4 jalan tol ruas
Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa. Pada tanggal 5 November 2015, kantor hukum Nengah Sujana
& Rekan dalam hal ini bertindak sebagai perwakilan Waskita telah mengirimkan surat kepada JBT
terkait klaim atas penambahan pekerjaan untuk paket 2 dan 4 dengan total nilai klaim sebesar
Rp54.342.889 ribu (tidak termasuk PPN dan bunga). JBT dan Waskita telah menunjuk Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai mediator atas kondisi ini. BPKP telah
berkonsultasi kepada Lembaga Pengadaan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) dan LPJKN telah
menunjuk Bapak Sarwono Hadjomujadi sebagai tenaga ahli FIDIC.
Pada tanggal 14 Desember 2015, JBT telah menerima surat pemanggilan dari Pengadilan Negeri
Denpasar. Berdasarkan berita acara menyatakan bahwa JBT telah diminta untuk membayar klaim
dengan nilai sebesar Rp54.342.889 ribu, bunga sebesar Rp9.633.177 ribu dan klaim tidak material
sebesar Rp30.000.000 ribu dan Waskita meminta untuk menggabungkan paket 2 dan 4 dari ruas
jalan tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa.
43
Pada tanggal 20 Juni 2016, JBT telah menerima Putusan dari Pengadilan Negeri Denpasar No 903/
Pdt.G/2015/PN.DPS yang menyatakan bahwa JBT harus membayar klaim kepada Waskita sebesar
Rp64.576.068 ribu(belum termasuk PPN) dan bunga keterlambatan sebesar 2% setiap bulannya.
Pada tanggal 28 Juni 2016, JBT telah menyatakan banding ke Pengadilan Tinggi Denpasar.
Sampai dengan tanggal 11 November 2016, JBT masih dalam proses pengadilan dengan Waskita
di Pengadilan Tinggi Denpasar.
i. Pengembalian Investasi Pemerintah
JKT, entitas anak, wajib mengembalikan investasi Pemerintah sebesar Rp203.792.000 yang
dilakukan atas pembangunan ruas tol seksi I dan II, investasi tersebut akan dikembalikan sesuai
berita acara yang terlampir di PPJT. Sampai dengan tanggal 11 November 2016, JKT belum
mengakui besaran jumlah terhutang karena belum adanya nilai estimasi yang valid atas progres
dan belum ada serah terima atas aset tersebut.
j. Gugatan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tangerang (YLKI T)
Pada tanggal 2 Mei 2016, YLKI T menggugat Perseroan, JLJ, MLJ, PT Bank Mandiri Tbk, BPJT dan
turut menggugat Kementerian BUMN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan
Kementerian Perhubungan mengenai penggunaan Gerbang Toll Otomatis (GTO) dan kartu E-Toll
pada ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi, ruas tol Jakarta-Cikampek, ruas tol dalam kota Cawang-Pluit,
ruas tol Pluit-Bandara (Prof. Dr. Ir. Soedijatmo), ruas tol Jakarta-Tangerang, ruas tol S (Pondok
Pinang-Taman Mini), ruas tol E1 (Taman Mini-Cikunir), ruas tol E2 (Cikunir-Cakung), ruas tol E3
(Cakung-Cilincing), dan ruas tol W2 (Kembangan-Pondok Pinang) karena dianggap merugikan
konsumen pengguna jalan tol pada ruas tol tersebut dengan nilai gugatan sebesar Rp2.117.850.000
ribu. Pada tanggal 28 September 2016, Pengadilan Tinggi Tangerang mengeluarkan Putusan Sela
yang menolak gugatan YLKI-T.
SELURUH KEWAJIBAN PERSEROAN PER TANGGAL 30 JUNI 2016 TELAH DIUNGKAPKAN DI
DALAM PROSPEKTUS DAN PERSEROAN TELAH MELUNASI SELURUH KEWAJIBANNYA YANG
TELAH JATUH TEMPO. TIDAK ADA KEWAJIBAN YANG TELAH JATUH TEMPO YANG BELUM
DILUNASI OLEH PERSEROAN.
DARI TANGGAL 30 JUNI 2016 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN
DARI TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN EFEKTIFNYA PERNYATAAN
PENDAFTARAN INI, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DAN IKATAN-
IKATAN BARU SELAIN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL
PERSEROAN SERTA KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG
TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN PROSPEKTUS INI.
MANAJEMEN DALAM HAL INI BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA PERSEROAN SERTA
SEHUBUNGAN DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM PERSEROAN DENGAN INI
MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK MEMENUHI LIABILITAS-LIABILITASNYA YANG TELAH
DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN SERTA DISAJIKAN DALAM
PROSPEKTUS INI.
PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK TELAH MEMENUHI SEMUA RASIO KEUANGAN YANG
DIPERSYARATKAN DALAM PERJANJIAN UTANG PERSEROAN.
TIDAK ADA FAKTA MATERIAL YANG MENGAKIBATKAN PERUBAHAN SIGNIFIKAN PADA LIABILITAS
DAN/ATAU PERIKATAN SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR SAMPAI DENGAN
TANGGAL LAPORAN AKUNTAN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN SAMPAI DENGAN
TANGGAL EFEKTIFNYA PERYATAAN PENDAFTARAN.
TIDAK TERDAPAT NEGATIVE COVENANTS YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG
SAHAM PUBLIK.
44
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang disajikan dibawah ini diambil dari laporan keuangan
konsolidasian auditan Perseroan pada (i) tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 serta untuk
periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016, disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan terdapat di bagian lain dalam Prospektus ini. Laporan
keuangan konsolidasian auditan pada tanggal dan untuk periode-periode tersebut telah diaudit
berdasarkan standar audit yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”) oleh Kantor
Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst & Young Global Limited), akuntan
publik independen, berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh IAPI, yang laporan auditnya telah
ditandatangani oleh akuntan publik Tjoa Tjek Nien, CPA pada tanggal 26 Agustus 2016 yang telah
diterbitkan kembali pada tanggal 7 Oktober 2016, dengan pendapat wajar tanpa modifikasian dan yang
laporannya tercantum dalam Prospektus ini.
Ikhtisar data laporan keuangan konsolidasian auditan Perseroan pada (ii) 31Desember 2014, dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut yang disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia dan terdapat di bagian lain dalam Prospektus ini. Laporan keuangan
konsolidasian auditan pada tanggal dan untuk tahun-tahun tersebut telah diaudit berdasarkan standar
audit yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”) oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto,
Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ), akuntan publik independen, yang laporan auditnya telah
ditandatangani oleh akuntan publik Saptoto Agustomo, CPA pada tanggal 28 Januari 2015 dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian.
1. LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Keterangan Per 30 Juni
2016
(dalam Ribuan Rupiah)
Per 31 Desember
2015 2014*
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
4.046,532.960
3.323.221.103
3.290.783.678
Investasi jangka pendek 7.738.683 6.955.133 7.143.512
Piutang lain-lain 811.427.994 164.374.388 48.089.417
Persediaan 11.847.446 20.153.707 21.959.567
Biaya dibayar dimuka 34.082.874 69.922.865 55.174.260
Pajak dibayar dimuka 140.158.696 144.419.307 122.633.703
TOTAL ASET LANCAR 5.051.788.653 3.729.046.503 3.545.784.137
ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain 148.922.279 132.813.579 99.281.519
Dana dibatasi penggunaannya 825.706.529 1.486.630.839 816.903.789
Aset pajak tangguhan 22.267.427 12.431.574 2.839.975
Investasi pada entitas asosiasi - neto 160.151.180 166.001.306 171.345.274
Aset tetap - neto 922.623.790 913.842.793 701.684.883
Properti investasi 83.963.473 84.335.110 -
Aset tak berwujud - neto Hak pengusahaan jalan tol 28.170.751.083 24.864.720.272 23.941.404.497
Lainnya 3.203.325.262 3.957.069.367 2.169.943.359
Goodwill 41.848.567 41.848.567 41.848.567
Aset keuangan lainnya 337.297.444 329.107.444 244.607.444
Aset tidak lancar lainnya 1.243.657.562 1.007.135.133 124.319.199
TOTAL ASET TIDAK LANCAR 35.160.514.596 32.995.935.984 28.314.178.506
TOTAL ASET 40.212.303.249 36.724.982.487 31.859.962.643
Catatan: *) Disajikan kembali
45
Keterangan 30 Juni
2016
(dalam Ribuan Rupiah)
31 Desember
2015 2014*
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 82,012.682 137.465.749 182.096.348
Utang kontraktor 1.459.622.804 1.661.724.335 998.080.943
Utang pajak 314.777.648 163.865.088 263.524.321
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 219.237.540 47.430.707 73.167.095
Beban akrual 1.296.493.511 356.947.861 320.441.733
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 126.108.989 132.089.594 84.437.680
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Utang bank 2.497.305.316 1.121.696.392 653.660.986
Utang lembaga keuangan bukan bank 750.000.000 1.347.897.302 -
Utang obligasi 2.900.000.000 1.477.377.192 -
Liabilitas pembebasan tanah 1.124.018.714 1.119.336.038 1.500.719.209
Utang sewa pembiayaan 21.889.999 14.246.400 15.484.840
Provisi pelapisan jalan tol 297.164.695 163.710.293 209.396.402
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 11.088.631.898 7.743.786.951 4.301.009.557
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Pendapatan diterima dimuka 146.890.866 122.481.772 74.577.125
Liabilitas pajak tangguhan 486.203.441 556.877.839 390.457.191
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun
Utang bank 8.899.610.827 7.303.051.412 6.484.840.290
Utang obligasi 3.173.524.260 4.671.253.480 6.144.430.063
Liabilitas kerjasama operasi 820.300 820.300 22.206.213
Liabilitas pembebasan tanah 1.429.591.393 1.523.256.730 1.369.223.143
Utang sewa pembiayaan 26.515.220 21.890.917 34.479.992
Provisi pelapisan jalan tol 239.913.709 176.067.644 153.254.266
Liabilitas jangka panjang lainnya 295.927.200 1.281.190.306 819.424.909
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 1.023.655.605 955.640.670 1.045.330.573
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 15.722.652.821 16.612.531.070 16.538.223.765
TOTAL LIABILITAS 26.811.284.719 24.356.318.021 20.839.233.322
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas
Induk
Modal saham – nilai nominal Rp500
(rupiah penuh) per saham
Modal dasar – 19.040.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 1 saham seri A Dwiwarna dan
6.799.999.999 saham seri B 3.400.000.000 3.400.000.000 3.400.000.000
Tambahan modal disetor – neto 2.453.890.100 2.453.890.100 2.453.890.100
Saldo laba 5.527.563.691 4.895.330.345 3.920.148.320
Penghasilan komprehensif lain:
Keuntungan yang belum direalisasi dari
efek tersedia untuk dijual
Kerugian actuarial liabilitas imbalan
kerja jangka panjang
Ekuitas Neto yang Dapat Diatribusikan kepada
3.209.032 2.425.483 2.613.862
(410.471.210) (333.140.643) (316.506.521)
Pemilik Entitas Induk 10.974.191.613 10.418.505.285 9.460.145.761
Kepentingan Nonpengendali 2.426.826.917 1.950.159.181 1.560.583.560
TOTAL EKUITAS 13.401.018.530 12.368.664.466 11.020.729.321
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 40.212.303.249 36.724.982.487 31.859.962.643
Catatan: *) Disajikan kembali
46
2. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada 30 Juni
2016 2015
(dalam Ribuan Rupiah)
Tahun yang berakhir pada 31 Desember
PENDAPATAN
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Pendapatan tol dan usaha lainnya 4.214.206.289 3.639.352.831 7.630.678.119 7.227.786.012
Pendapatan konstruksi 2.497.250.479 475.769.405 2.217.563.931 1.946.031.295
Total 6.711.456.768 4.115.122.236 9.848.242.050 9.173.817.307
BEBAN PENDAPATAN
Beban tol dan usaha lainnya (1.935.555.463) (1.774.271.640) (3.518.021.450) (3.562.757.971)
Beban konstruksi
Total
(2.481.120.705) (470.772.295) (2.202.400.639) (1.921.067.434)
(4.416.676.168) (2.245.043.935) (5.720.422.089) (5.483.825.405)
LABA BRUTO 2.294.780.600 1.870.078.301 4.127.819.961 3.689.991.902
Penghasilan lain-lain 34.397.721 68.442.772 90.042.786 126.290.856
(Penghasilan) keuangan 115.655.157 112.665.173 210.791.793 191.583.765
Beban pajak atas penghasilan keuangan (23.131.031) (21.811.436) (27,925,767) (30,017,014)
Beban umum and administrasi (443.372.314) (403.543.224) (893.258.848) (884.842.796)
Beban lain-lain (19.248.825) (17.157.055) (29.804.780) (20.283.190)
LABA USAHA 1.959.081.308 1.608.674.531 3.477.665.145 3.072.723.524
Biaya keuangan - neto (744.944.677) (675.937.938) (1.405.042.942) (1.215.320.255)
Bagian atas rugi neto entitas asosiasi (4.954.541) (3.080.669) (4.317.970) (6.741.959)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 1.209.182.090 929.655.924 2.068.304.233 1.850.661.310
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Kini (394.005.208) (296.460.683) (585.399.690) (533.602.367)
Tangguhan 59.139.018 (61.453.214) (163.703.997) (80.044.771)
TOTAL BEBAN PAJAK PENGHASILAN (334.866.190) (357.913.897) (749.103.687) (613.647.138)
LABA PERIODE BERJALAN 874.315.900 571.742.027 1.319.200.546 1.237.014.172
PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi periode berikutnya
Keuntungan (Kerugian) aktuarial atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang
(77.330.567)
19.773.646
(16.634.122)
(57.314.587)
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi periode berikutnya
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual 783.549 (102.626) (188.379) 515.602
PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN
(76.547.018)
19.671.020
(16.822.501)
(56.798.985)
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 797.768.882 591.413.047 1.302.378.045 1.180.215.187
Total penghasilan komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 849.284.536 662.653.844 1.449.326.765 1.365.670.215
Kepentingan nonpengendali (51.515.654) (71.240.797) (146.948.720) (185.455.028)
TOTAL 797.768.882 591.413.047 1.302.378.045 1.180.215.187
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 925.509.663 642.914.315 1.466.381.586 1.421.729.172
Kepentingan nonpengendali (51.193.763) (71.172.288) (147.181.040) (184.715.000)
TOTAL 874.315.900 571.742.027 1.319.200.546 1.237.014.172
LABA PER SAHAM (RUPIAH PENUH) 136,1 94,55 215,64 209,08
Catatan: *) Disajikan kembali
47
3. LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada 30 Juni
2016 2015
(dalam Ribuan Rupiah)
Tahun yang berakhir pada
31 Desember
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Penerimaan kas dari pendapatan tol 3.851.848.425 3.410.197.461 7.121.024.701 6.646.392.546
Penerimaan kas dari pendapatan lainnya 219.903.692 219.000.336 419.856.168 581.393.466
Pembayaran kepada pemasok (1.462.391.514) (905.376.197) (1.649.711.061) 1.954.389.874)
Pembayaran kepada karyawan (913.322.975) (819.264.433) (1.585.759.184) (1.288.704.552)
Pembayaran beban kerjasama operasi (118.881.942) (173.306.693) (294.224.080) (313.039.817)
Pembayaran biaya pelapisan ulang (38.125.633) (35.700.415) (289.329.811) (348.405.365)
Kas neto diperoleh dari operasi 1.539.030.053 1.695.550.059 3.721.856.733 3.323.246.404
Penerimaan bunga 95.870.800 90.699.369 178.822.453 255.622.494
Pembayaran bunga (743.558.774) (586.785.312) (1.172.057.381) (1.117.383.678)
Pembayaran pajak penghasilan (419.758.070) (443.496.616) (1.015.078.776) (702.099.525)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 471.584.009 755.967.500 1.713.543.029 1.759.385.695
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penambahan hak pengusahaan jalan tol dan aset tak
berwujud lainnya (1.779.020.300) (702.853.640) (3.366.145.268) (3.327.023.000)
Penambahan investasi jangka panjang - neto (7.736.669) (406.090.065) (472.046.200) -
Penambahan aset tetap dan properti investasi (105.385.183) (111.630.152) (174.763.419) (232.164.307)
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (1.892.142.152) (1.220.573.857) (4.012.954.887) (3.559.187.307)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan liabiliitas jangka panjang:
Utang bank 3.639.159.873 263.990.859 1.936.892.064 1.225.125.080
Utang lembaga keuangan bukan bank - 500.000.000 1.349.281.896 -
Penerbitan utang obligasi - - - 997.124.948
Penerimaan dari tambahan penerbitan saham di
entitas anak oleh pihak nonpengendali 528.681.542 335.686.541 536.756.661 185.248.474
Penempatan dana dibatasi penggunaannya - neto (322.093.904) (30.516.154) 47.199.454 (374.312.610)
Pembayaran dividen (293.276.317) (491.199.561) (491.199.561) (537.102.256)
Pembayaran liabilitas jangka panjang
Utang bank (644.344.039) (453.866.145) (821.884.270) (495.195.199)
Utang obligasi (77.377.192) - - (700.000.000)
Utang lembaga keuangan bukan bank (597.897.302) - - -
Pembayaran liabilitas pembebasan tanah (88.982.661) (189.836.139) (225.196.961) 1.275.635.518
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 2.143.870.000 (65.740.599) 2.331.849.283 1.576.523.955
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN
SETARA KAS 723.311.857 (530.346.956) 32.437.425 (223.277.657)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3.323.221.103 3.290.783.678 3.290.783.678 3.514.061.335
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4.046.532.960 2.760.436.722 3.323.221.103 3.290.783.678
Catatan: *) Disajikan kembali
48
4. RASIO KEUANGAN
Keterangan Per 30 Juni Per 31 Desemb er
2014* 2016 2015
Rasio Keuangan (%)
Marjin Laba Bersih
21,96%
19,22%
19,67%
Marjin Operasi 46,49% 45,57% 42,51%
Marjin EBITDA 61,08% 59,79% 59,61%
EBITDA terhadap Beban Bunga 345,53% 324,71% 354,53%
Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (ROE) 6,91% 11,86% 12,90%
Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA) 2,30% 3,99% 4,46%
Rasio Lancar 45,56% 48,16% 82,44%
Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas 200,07% 196,92% 189,09%
Rasio Liabilitas Terhadap Aset
Rasio Pertumbuhan (%)
Pendapatan
66,67%
63,09%
66,32%
7,35%
65,41%
-10,69%
Laba Usaha 21,78% 13,18% 36,01%
Laba Bersih 43,96% 3,14% 42,69%
Total Aset 9,50% 15,27% 13,52%
Total Liabilitas 10,08% 16,88% 16,58%
Total Ekuitas 8,35% 12,23% 8,16%
Catatan: *) Disajikan kembali
Rasio Keuangan Perjanjian Kredit Atau Kewajiban Lainnya dan Pemenuhannya
Rasio Keuangan di Perjanjian Kredit atau
Kewajiban Lainnya
Rasio Keuangan Perseroan pada
tanggal 30 Juni 2016
Rasio Keuangan Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2015
Debt to Equity ratio tidak melebihi 5,0x 1) 2,00x 1,97x
Interest Coverage Ratio tidak kurang dari 1,25x 2) 3,45x 3,25x
1) Perhitungan Debt to Equity ratio yaitu Total Liabilitas dibagi Total Ekuitas
2) Perhtiungan Coverage ratio yaitu EBITDA dibagi dengan beban bunga Perseroan
PERSEROAN TELAH MEMENUHI RASIO TOTAL LIABILITAS/ JUMLAH EKUITAS YANG
DIPERSYARATKAN DALAM PERJANJIAN UTANG YANG TELAH DIUNGKAPKAN PERSEROAN
DALAM PROSPEKTUS INI.
49
V. PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN DAN ANALISIS
KONDISI KEUANGAN SERTA KINERJA USAHA
Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen berikut ini disusun berdasarkan informasi yang tercantum
dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan, yang
dicantumkan dalam Prospektus ini. Investor harus membaca Analisis dan Pembahasan oleh
Manajemen berikut ini bersama-sama dengan laporan keuangan konsolidasian Perseroan, beserta
catatan atas laporan keuangan tersebut. Pembahasan ini mengandung pernyataan tinjauan ke depan
yang mencerminkan pandangan Perseroan pada saat ini sehubungan dengan peristiwa-peristiwa dan
kinerja keuangan di masa mendatang. Hasil aktual Perseroan dapat berbeda secara material dari hasil
yang diperkirakan dalam pernyataan tinjauan ke depan tersebut sebagai akibat dari faktor-faktor seperti
yang diuraikan dalam Usaha dan bagian lain dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian
Perseroan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
1. UMUM
Didirikan pada tanggal 1 Maret 1978, Perseroan adalah perintis penyelenggaraan jalan tol di Indonesia.
Dengan pengalaman selama 38 tahun, Perseroan tetap menjadi pemimpin pasar industri jalan tol
Indonesia. Jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan jalan tol pertama yang dibangun
Perseroan pada tahun 1978 dan menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol Tanah
Air. Hingga saat ini, Perseroan telah mengoperasikan ±593 km jalan tol atau 61% dari total panjang tol
di Tanah Air.
Perseroan telah melalui berbagai peristiwa penting dan perubahan dalam perjalanannya. Pada
awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi juga memikul tanggung
jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Perseroan menjadi satu-satunya
penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana
berasal dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi. Namun dengan diterbitkannya Peraturan
Pemerintah No. 15 Tahun 2005 yang mengatur tentang jalan tol, peran otoritas dikembalikan Perseroan
kepada Pemerintah. Dengan demikian, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah
perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan izin penyelenggaraan tol dari
Pemerintah.
Untuk mendukung ekspansi dan pengembangannya, Perseroan menjadi perusahaan terbuka dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak Pemerintah melepas 30% sahamnya kepada masyarakat pada
tanggal 12 November 2007.
Sebagai perusahan terbuka, Perseroan terus meningkatkan kinerjanya dan memilki komitmen untuk
memuaskan seluruh pemangku kepentingannya, yaitu antara lain pemegang saham, Pemerintah,
pengguna jalan tol dan masyarakat umum. Untuk menjaga kepercayaan pemangku kepentingan,
Perseroan memiliki komitmen untuk menerapkan praktik tata kelola yang baik (good corporate
governance) dengan memperhatikan prinsip-prinsip GCG sesuai ketentuan dan peraturan serta best
practice.
2. KONDISI PEREKONOMIAN
Pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini masih menghadapi tantangan yang cukup signifikan di
tengah penurunan harga komoditas dunia seperti minyak dan mineral setelah mengalami penurunan
yang signifikan sejak tahun 2014. Implementasi dari keputusan rakyat Inggris Raya untuk keluar dari
Eropa (Brexit) juga manjadi tantangan bagi perekonomian global dimana hal tersebut meningkatkan
risiko ketidakpastian bagi dunia usaha di seluruh dunia terkait dengan adanya negosiasi ulang seluruh
kontrak antar negara maupun antar korporasi diseluruh dunia yang sedang melakukan kerjasama dengan
Inggris dimana hal tersebut berpotensi terhadap terjadinya biaya tambahan yang akan membebani
perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini diperkirakan akan berada pada
kisaran 2,4% – 3,1% dimana pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat diperkirakan hanya mencapai
50
1,9% - 2,2%, permintaan domestik negara konsumen terbesar di dunia tersebut relatif stagnan yang
tercermin dari rendahnya angka inflasi Amerika Serikat yang hanya berada dikisaran 0,8% hingga akhir
bulan Juli 2016. Menguatnya nilai tukar USD terhadap mata uang global dalam beberapa tahun terakhir
telah menyebabkan barang dan jasa Amerika Serikat cenderung semakin kehilangan daya saingnya
dibandingkan dengan produk global lainnya yang berasal dari Tiongkok dan Eropa, hal ini berpotensi
untuk menahan laju pertumbuhan ekonomi AS untuk menjadi lebih baik lagi seiring dengan semakin
selektifnya konsumen untuk melakukan pilihan konsumsi yang tercermin dari relatif stabilnya harga
agregat di dalam negeri.
Sementara itu, Jepang juga masih mengalami kesulitan yang sama untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonominya di tengah penguatan nilai tukar JPY terhadap USD dalam beberapa kuartal terakhir yang
menahan laju ekspor global negara tersebut. Di tengah melemahnya permintaan global terhadap
barang dan jasa dari Jepang, Pemerintah Jepang menerapakan berbagai upaya untuk meningkatkan
konsumsi domestik dengan mengeluarkan berbagai stimulus fiskal yang didukung oleh stimulus moneter
oleh Bank Of Japan. Namun penerapan upaya ini masih belum efektif untuk mendorong mendorong
konsumsi agregat yang tercermin dari rendahnya angka inflasi Jepang yaitu negatif 0,4% pada akhir
bulan Juli 2016 atau jauh dibawah target Bank Sentral Jepang untuk mencapai level 2%. Pertumbuhan
ekonomi Jepang pada tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 0,3%% - 0,5% seiring dengan
turunnya harga-harga secara agregat akibat selektifnya masyarakat Jepang dalam hal membelanjakan
pendapatannya.
Pertumbuhan ekonomi Zona Euro pada tahun ini diperkirakan akan mencapai kisaran 1,5% - 1,6%,
perkiraan pertumbuhan tersebut relatif baik ditengah masih berlanjutnya krisis utang dibeberapa negara
anggota Euro tersebut seperti di Portugal, Spanyol dan Yunani. Kebijakan penghematan anggaran dan
juga stimulus moneter yang diterapkan di Zona Euro telah berhasil menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi wilayah tersebut, namun demikian, rendahnya angka inflasi yang hanya sekitar 0.2% dan
tingginya tingkat pengangguran yang mencapai lebih dari 10% masih menjadi kendala utama dalam
pemulihan ekonomi di zona mata uang tunggal tersebut.
Pada tahun ini pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan masih menjadi lokomotif pertumbuhan
ekonomi global. Proyeksi pertumbuhan ekonomi negara tersebut hingga akhir tahun nanti diperkirakan
akan mencapai kisaran 6,5—6,7%. Meskipun laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Tiongkok diperkirakan masih
mampu untuk menjaga momentumbuhan ekonomi negara tersebut dengan melakukan perubahan
orientasi pertumbuhan ekonomi dari orientasi ekspor menuju peningkatan konsumsi domestik dan
peningkatan investasi infrastruktur dalam negeri maupun investasi global yang dapat meningkatkan
daya saing produk Tiongkok dan sekaligus membuka pasar baru dan sekaligus mendapatkan sumber
pemasukan lainnya dari luar negeri melalui jalur investasi, baik dalam bentuk investasi di pasar keuangan
maupun investasi langsung diluar negeri.
Kebijakan Bank Sentral negara-negara maju saat ini masih cenderung longgar dimana ECB dan BOJ
masih mempertahankan tingkat suku bunga yang sangat rendah dikisaran 0% dan bahkan tingkat suku
bunga negatif untuk mendorong konsumsi nasional dimasing-masing negara. Untuk mendorong tingkat
konsumsi nasional tersebut ECB dan BOJ bahkan secara konsisten juga melakukan pembelian obligasi
pemerintah dan korporasi dimasing-masing dengan tujuan untuk menggairahkan perekonomian
domestik. Hal yang berbeda dilakukan oleh bank sentral AS dimana The Fed yang telah menginisisasikan
normalisasi kebijakan moneternya sejak tahun 2014 terus berupaya untuk menaikkan tingkat suku bunga
acuannya (FFR) seiring dengan membaiknya data-data ekonomi nasional AS dalam beberapa tahun
terakhir. Namun demikian, The Fed terlihat masih belum cukup yakin terhadap data perekonomian yang
ada, terutama data mengenai soliditas tenaga kerja, sehingga the Fed masih belum memutuskan untuk
seberapa jauh bank sentral AS tersebut akan menaikkan FFR nya yang saat ini berada dilevel 0.25—
0.5% yang tercermin dari keputusan FOMC meeting untuk cenderung bertahan dengan kebijakan yang
ada sambil menunggu data-data perekonomian domestik yang lebih meyakinkan bagi AS. Normalisasi
kebijakan moneter oeh The Fed hingga saat ini berhasil dinetralisir oleh kebijakan moneter negara maju
lainnya, ECB, BOJ, BOE dan BOK, yang cenderung longgar dan ekspansif dimana hal tersebut telah
membantu perekonomian internasinal dan pasar keuangan diseluruh dunia seiring dengan semakin
ketatnya likuiditas USD dipasar global.
51
Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama tercatat sebesar 4,91% (yoy) atau lebih baik
dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,73% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi tersebut terus membaik dan berlanjut pada pada kuartal kedua yang tercatat
melebihi ekspektasi para analis dan berada dilevel 5,18% (yoy). Kebijakan Pemerintah yang semakin
kredibel dan disiplin dalam mengelola fiskal yang disertai dengan kebijkan moneter bias-ketat yang
cenderung longgar oleh Bank Indonesia (BI) terus menjadi perhatian para pelaku industri yang
sebelumnya merasa skeptis terhadap pertubuhan ekonomi nasional. Indikator makroekonomi nasional
sejak awal tahun tercatat terus membaik dan diperkirakan akan semakin membaik hingga akhir tahun
nanti.
Inflasi sejak awal tahun hingga akhir bulan Agustus tercatat hanya sebesar 1,74% (ytd) dan hingga akhir
tahun diperkirakan akan berada dalam target moderat dikisaran 3-5% dengan kecenderungan untuk
menuju level bawah atau menembus level tersebut dan berada dikisaran 2-3%. Relatif rendahnya angka
inflasi pada tahun ini disebabkan membaiknya sisi suplai agregat dimana kemampuan pemerintah dalam
menjaga sisi suplai, terutama bahan kebutuhan pokok masyarakat, yang terus membaik. Koordinasi
antar-instansi pemerintahan dan lembaga nasional terlihat semakin membaik dalam merealisasikan
kebijakan Pemerintah sehingga terjadi peningkatan sisi suplai yang dapat mengimbangi peningkatan
sisi permintaan agregat. Kebijakan pemerintah terkait denga harga barang dan jasa yang diatur oleh
pemerintah seperti harga listrik, bahan bakar minyak, dan lainnya cenderung mengalami penurunan
sehingga menjadi katalis positif bagi penurunan harga-harga secara keseluruhan sebagai bagian
dari komponen pembentuk inflasi nasional. Sementara itu, kebijakan bias-ketat yang diterapkan oleh
BI, dengan tingkat suku bunga relatif ketat dan cenderung turun, terbukti efektif dalam menjaga sisi
permintaan agregat dimana masyarakat semakin terdorong untuk melakukan belanja secara selektif
ditengah tekanan nilai tukar pada tahun lalu yang menyebabkan naiknya harga-harga barang impor.
Kecenderungan turunnya konsumsi barang impor oleh masyarakat juga membantu penurunan tingkat
inflasi dalam setahun terakhir dan sekaligus meningkatkan konsumsi produk lokal sebagai substitusi
produk impor.
Nilai tukar IDR sejak setahun terakhir tercatat terus mengalami penguatan. Hingga akhir Agustus
IDR tercatat berada dilevel IDR 13.288 per USD atau menguat relatif signifikan dibandingkan dengan
bulan yang sama pada tahun sebelumnya dimana Rupiah tercatat berada dilevel IDR 14.095 per
USD. Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut terjadi akibat surplus transaksi eksternal dimana transaksi
perdagangan cenderung mengalami surplus dalam beberapa tahun terakhir dan transaksi investasi
yang masuk ke Indonesia, baik dalam bentuk investasi di pasar keuangan maupun investasi langsung,
semakin membaik dikarenakan kepercayaan investor semakin tinggi terhadap iklim investasi di dalam
negeri. Penarikan utang luar negeri produktif yang dilakukan oleh BI dan Pemerintah juga menjadi salah
satu catatan penting terhadap keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar Rupiah sejak
awal tahun.
Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal kedua tercatat mengalami surplus pembayaran sebesar
USD 2,16 miliar dimana transaksi finansial baik dalam bentuk investasi langsung maupun dalam bentuk
invetasi portofolio masih menjadi pendorong utama surplus neraca pembayaran. Investasi portofolio
pada 2Q16 tercatat sebesar USD 8,38 miliar atau meningkat sekitar 50% dibandingkan periode yang
sama pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai sekitar USD 5,57 miliar. Sementara itu, untuk
investasi langsung pada 2Q16 tercatat mencapai sebear USD 3 miliar atau meningkat sekitar 11%
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar USD 2.68 miliar. Hal tersebut menunjukkan
secara factual tentang semakin membaiknya tingkat kepercayaan investor untuk melakukan investasi
di Indonesia seiring dengan membaiknya iklim investasi dalam negeri.
Kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) hingga saat ini telah terbukti dapat sinergi dan mendukung
upaya pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Sejak awal tahun BI
telah menurunkan tingkat suku bunga acuan BI rate secara bertahap dan sedikit agresif dari posisi 7,5%
menjadi 6,5% dalam jangka waktu enam bulan, kebijakan tersebut juga diikuti dengan pelonggaran
peraturan pemberian kredit dengan tujuan untuk mendorong konsumsi masyarakat yang diharapkan
akan mampu menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijakan BI
tersebut dilakukan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dimana BI juga mengeluarkan regulasi
ekspor dan juga penerapan beberapa pengaturan transaksi valas seperti penerapan hedging dan swap
52
atas utang korporasi yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari setahun. Kombinasi kebijakan
moneter BI tersebut disatu sisi dapat meningkatkan konsumsi agregat nasional dan disisi lain juga
terbukti efektif dalam mengurangi konsumsi impor sehingga dapat mendukung pertumbuhan industri
dan perekonomian dalam negeri ditengah masih lambatnya pemulihan ekonomi global.
3. PERSAINGAN USAHA
Untuk dapat meningkatkan daya saing nasional serta pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan,
Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 yang
salah satunya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas nasional baik melalui darat, laut dan udara.
Untuk meningkatkan konektivitas di darat. Pemerintah menargetkan pembangunan 1.000 km jalan
tol baru. Ditetapkannya target tersebut memberikan optimisme dan keyakinan kepada Perseroan
untuk lebih meningkatkan kinerja untuk mendukung program-program Pemerintah, khususnya dalam
pembangunan jalan tol serta meningkatkan nilai Perseroan dalam jangka panjang.
Industri jalan tol merupakan industri yang kompetitif dan kompetisi di antara penyedia layanan jalan
tol menjadi semakin intensif pada tahun-tahun belakangan ini. Persaingan pada industri jalan tol
semakin ketat dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan jalan
tol. Walaupun demikian, Perseroan meyakini masih ada peluang-peluang lain di pasar dan untuk itu
Perseroan berencana untuk terus mengembangkan secara selektif ruas-ruas di seluruh Indonesia.
Sampai saat ini Perseroan tetap mampu mempertahankan posisi sebagai pemimpin di industri jalan
tol dengan menguasai 61% pangsa pasar jalan tol beroperasi dan 80% pangsa pasar volume lalu
lintas transaksi di Indonesia. Dalam upaya mendorong Perseroan untuk terus tumbuh dan berkembang,
Perseroan menerapkan strategi baik untuk pengembangan usaha jalan tol maupun usaha lain.
Pengembangan usaha jalan tol merupakan fokus utama bisnis Perseroan. Sebagai perusahaan
pengembang dan operator jalan tol yang berpengalaman, sampai saat ini Perseroan memiiki market
share yang besar dibanding perusahaan sejenis. Sampai dengan 30 Juni 2016, Perseroan merupakan
salah satu pengelola jalan tol di Indonesia, dengan jumlah konsesi sepanjang 1.224 km, dimana
sepanjang 593 km telah beroperasi dan sepanjang 629,70 km dalam tahap pembebasan lahan dan
konstruksi yang akan dioperasikan bertahap hingga 2020.
Untuk mendapatkan hak pengusahaan untuk membangun dan mengoperasikan jalan tol baru, Perseroan
juga bersaing dengan perusahaan lokal dan luar negeri. Selain persaingan dalam mendapatkan hak
pengusahaan, jalan tol memiliki persaingan usaha dengan moda transportasi lain, seperti transportasi
udara dan kereta api. Namun demikian, sejauh ini moda transportasi kendaraan roda empat di Indonesia
masih mendominasi dalam kegiatan transportasi penumpang dan transportasi domestik angkutan
barang.
Keberadaan jalan negara/non tol pada wilayah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya dianggap bukan
menjadi kompetitor keberadaan jalan tol yang saat ini dikuasi oleh Perseroan, dikarenakan jalan tol
Perseroan pada umumnya adalah jalur alternatif dan jalan negara/non tol sebagai jalan utama yang
memiliki keterbatasan dalam hal kapasitas lalu lintas, jarak dan kualitas jalan. Namun demikian untuk
daerah diluar 3 wilayah tersebut diatas, tingkat kemauan untuk membayar tol (willingness to pay) masih
rendah dan kebutuhan kecepatan perjalanan masyarakat masih rendah.
Di masa mendatang, Perseroan berkeyakinan bahwa pesaing utama untuk proyek-proyek jalan tol
baru adalah perusahaan operator infrastruktur internasional yang bekerja sama dengan perusahaan
Indonesia. Sebagian dari operator tersebut memiliki kekuatan finansial atau sumber daya lainnya
yang lebih besar dari Perseroan, skala ekonomi yang lebih besar, diversifikasi usaha, pengalaman
internasional dan akses terhadap material ataupun bahan baku yang dibutuhkan untuk mengerjakan
konstruksi jalan dengan biaya yang lebih rendah. Kompetitor tersebut juga mungkin memiliki infrastruktur
dan peralatan terbaru serta lebih efisien untuk konstruksi jalan tol. Untuk mendapatkan hak pengusahaan
baru, Perseroan juga menghadapi persaingan usaha dari perusahaan jalan tol lainnya.
53
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, persaingan yang berkenaan dengan industri jalan tol terutama sehubungan
dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembagunan untuk Kepentingan Umum
b. Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera
c. Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastruktur
4. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Kebijakan Pemerintah seperti fiskal, moneter, pajak atau kebijakan lain yang mempengaruhi kegiatan
operasional Perseroan adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan moneter seperti kenaikan tingkat suku bunga yang terjadi dapat mempengaruhi laba
Perseroan karena dapat meningkatkan potensi kenaikan beban bunga yang muncul dari pinjaman
bank dan obligasi sebagai pendanaan Perseroan.
b. Kebijakan fiskal seperti perubahan tarif pajak tertentu akan berdampak pada meningkatnya beban
pajak yang dapat mengurangi laba bersih Perseroan.
c. Kebijakan infrastuktur yang muncul sebagai realisasi dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dapat mendorong pertumbuhan infrastruktur nasional, terutama
potensi percepatan pembangunan jalan tol sebagai bisnis utama Perseroan.
Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi posisi keuangan keseluruhan Perseroan termasuk
dampaknya bagi kondisi keuangan Perseroan adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan terkait dana bergulir dan dana talangan untuk pembebasan lahan akan mempengaruhi
posisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak.
b. Kebijakan penyesuaian tarif akan mempengaruhi pertumbuhan pendapatan jalan tol Perseroan.
c. Kebijakan tarif pajak yang akan mempengaruhi beban pajak dan laba bersih Perseroan.
d. Kebijakan ketenagakerjaan seperti perubahan tingkat upah minimum regional (UMR)/upah umum
minimum provinsi (UMP) dan Jaminan sosial yang akan mempengaruhi biaya upah dan gaji pekerja/
pegawai Perseroan.
5. HASIL KEGIATAN OPERASIONAL
Berikut adalah hasil kegiatan operasional yang dilakukan Perseroan.
A. Panjang Jalan Tol yang Beroperasi
Saat ini, Perseroan adalah pemegang konsesi untuk 30 ruas jalan tol yang 19 ruas di antaranya dengan
panjang ±593 km telah beroperasi. Total panjang tol yang telah dan akan dioperasikan oleh Perseroan
adalah 1.224 km dengan rincian sebagai berikut.
NO
RUAS JALAN TOL CABANG/ANAK
PERUSAHAAN
PANJANG KONSESI
JALAN TOL (KM)
KETERANGAN
1 Jakarta-Bogor-Ciawi Jagorawi 59,00 Beroperasi Penuh
2 Jakarta-Tangerang Jakarta-Tangerang 33,00 Beroperasi Penuh
3 Ulujami-Pondok Aren JLJ 5,55 Beroperasi Penuh
4 Jakarta Inner Ring Road (JIRR) Cawang-Tomang-Cengkareng 23,55 Beroperasi Penuh
5 Prof. Dr. Ir. Soedijatmo Cawang-Tomang-Cengkareng 14,30 Beroperasi Penuh
6 Jakarta Outer Ring Road (JORR) JLJ 28,27 Beroperasi Penuh
7 JORR W2 Utara MLJ 7,70 Beroperasi Penuh
8 Cengkareng-Kunciran MKC 14,19 Beroperasi Penuh
9 Kunciran-Serpong MTN 11,19 Belum Beroperasi
10 Cinere-Serpong CSJ 10,14 Belum Beroperasi
11 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek 83,00 Beroperasi Penuh
12 Cikampek-Padalarang Purbaleunyi 58,50 Beroperasi Penuh
13 Padalarang-Cileunyi Purbaleunyi 64,40 Beroperasi Penuh
14 Palimanan-Kanci Palikanci 26,30 Beroperasi Penuh
54
NO RUAS JALAN TOL CABANG/ANAK
PERUSAHAAN
PANJANG KONSESI
JALAN TOL (KM) KETERANGAN
15 Bogor Outer Ring Road (BORR) MSJ 11,00 Beroperasi Sebagian
16 Belawan-Medan-Tanjung Morawa Belmera 42,70 Beroperasi Penuh
17 Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi JKT 61,70 Belum Beroperasi
18 Semarang Seksi A,B,C Semarang 24,75 Beroperasi Penuh
19 Semarang-Solo TMJ 72,64 Beroperasi Sebagian
20 Solo-Ngawi SNJ 90,10 Belum Beroperasi
21 Ngawi-Kertosono NKJ 87,02 Belum Beroperasi
22 Semarang-Batang JSB 75,00 Belum Beroperasi
23 Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol 49,00 Beroperasi Penuh
24 Gempol-Pasuruan TJP 34,15 Belum Beroperasi
25 Surabaya-Mojokerto JSM 36,27 Beroperasi Sebagian
26 Gempol-Pandaan JPT 13,61 Belum Beroperasi
27 Pandaan-Malang JPM 37,62 Belum Beroperasi
28 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa JBT 10,00 Beroperasi Penuh
29 Balikpapan-Samarinda JBS 99,35 Belum Beroperasi
30 Manado-Bitung JMB 39,90 Belum Beroperasi
Total panjang tol yang telah dan akan dioperasikan oleh Perseroan 1.224
B. Pendapatan Usaha dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Konsolidasian Perseroan
Kegiatan usaha utama Perseroan adalah bisnis jalan tol. Di samping itu, Perseroan juga memiliki
bisnis pengembangan usaha lainnya (non tol) untuk meningkatkan nilai tambah. Pendapatan tol adalah
pendapatan yang dihasilkan dari pengoperasian jalan tol dan menjadi pendapatan yang diakui pada
saat penjualan atas karcis tol. Pendapatan BBM SPBU yang diperoleh dari pengoperasian SPBU
disepanjang jalan tol milik Perseroan. Pendapatan sewa lahan merupakan pendapatan yang diperoleh
dari pengembangan rest area di ruas-ruas jalan tol. Pendapatan iklan adalah pendapatan dari hasil
pemasangan iklan di jalan tol. Perseroan juga memperoleh pendapatan atas jasa pengoperasian jalan
tol pihak lain.
Tabel di bawah ini menyajikan rincian jumlah pendapatan usaha Perseroan berdasarkan sumber
pendapatan dan persentasenya terhadap total pendapatan usaha untuk masing-masing periode
sebagai berikut:
Keterangan
Pendapatan Tol dan
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni
2016 % 2015
(Tidak Diaudit)
(dalam ribuan Rupiah dan persentase)
Tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember
% 2015 % 2014 %
Usaha Lainnya 4.214.206.289 62,79 3.639.352.831 88,44 7.630.678.119 77,48 7.227.786.012 78,79
Pendapatan Konstruksi 2.497.250.479 37,21 475.769.405 11,56 2.217.563.931 22,52 1.946.031.295 21,21
Total Pendapatan
Usaha 6.711.456.768 100,00 4.115.122.236 100,00 9.848.242.050 100,00 9.173.817.307 100,00
Catatan: *) Disajikan kembali
55
Berikut ini adalah rincian pendapatan tol dan usaha lainnya serta kontribusinya terhadap total pendapatan
tol dan usaha lainnya.
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni
2016 % 2015
(Tidak Diaudit)
(dalam Ribuan Rupiah)
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember % 2015 % 2014* %
Perseroan:
Jakarta Cikampek
596.601.156
14,16%
556.336.450
15,29%
1.137.849.976
14,91%
1.023.430.461
14,16%
Cikampek – Padalarang 484.189.932 11,49% 381.194.700 10.47% 867.261.082 11,37% 835.992.083 11,57%
JORR Seksi Non S 496.003.629 11,77% 391.348.862 10.75% 836.850.642 10,97% 848.929.473 11,75%
Cawang – Tomang – Pluit 454.567.945 10,79% 423.889.488 11.65% 791.412.780 10,37% 754.275.560 10,44%
Jakarta – Bogor – Ciawi 343.183.477 8,14% 300.287.281 8,25% 620.188.543 8,13% 607.461.070 8,40%
Jakarta – Tangerang 287.575.646 6,82% 246.573.877 6,78% 507.524.728 6,65% 467.116.715 6,46%
Prof. Dr. Ir. Soedijatmo 234.898.288 5,57% 230.325.491 6,33% 455.583.922 5,97% 458.046.022 6,34%
Surabaya – Gempol 200.028.276 4,75% 155.249.164 4,27% 335.771.274 4,40% 309.024.660 4,28%
Padalarang- Cileunyi 177.265.163 4,21% 158.622.557 4,36% 330.259.396 4,33% 339.934.058 4,70%
JORR S 12.973.883 0,31% 83.191.029 2,29% 213.586.791 2,80% 210.821.056 2,92%
Palimanan – Kanci 80.092.797 1,90% 56.222.388 1,54% 132.986.335 1,74% 112.435.751 1,56%
Pondok Aren – Bintaro
Viaduct – Ulujami
77.042.225
1,83%
57.810.175
1,59%
113.271.614
1,48%
122.698.516
1,70%
Semarang Seksi A, B, C 65.627.825 1,56% 54.129.109 1,49% 113.188.337 1,48% 106.496.438 1,47%
Belawan – Medan – Tanjung
Morawa
51.818.652
1,23%
44.321.424
1,22%
90.168.513
1,18%
91.347.977
1,26%
3.561.868.894 84,52% 3.139.501.995 86,27% 6.545.903.933 85,78% 6.288.009.840 87,00%
Entitas Anak: Ulujami – Kebon Jeruk 90.672.816 2,15% 100.418.056 2,76% 188.033.908 2,46% 59.035.018 0,82%
Semarang – Solo 70.702.760 1,68% 60.647.914 1,67% 129.479.169 1,70% 107.250.609 1,48%
Nusa Dua – Benoa 66.462.091 1,58% 56.622.683 1,56% 122.710.789 1,61% 106.140.831 1,47%
Bogor Outer Ring Road 46.208.126 1,10% 41.870.204 1,15% 86.912.540 1,14% 67.171.369 0,93%
Gempol – Pandaan 27.755.626 0,66% 1.444.128 0.04% 27.842.220 0,36% - 0,00%
Surabaya – Mojokerto 15.232.040 0,36% 9.692.481 0,27% 20.142.143 0,26% 18.784.879 0,26%
317.033.459 7,52% 270.695.466 7,44% 575.120.769 7,54% 358.382.706 4,96%
Sub total pendapatan tol 3.878.902.353 92,04% 3.410.197.461 93,70% 7.121.024.702 93,32% 6.646.392.546 91,96%
Pendapatan usaha lainnya
Pendapatan BBM SPBU 91.300.389 2,17% 94.971.545 2,61% 204.561.536 2,68% 178.707.288 2,47%
Sewa lahan 64.326.344 1,53% 54.558.553 1,50% 123.538.172 1,62% 104.360.355 1,44%
Jasa pengoperasian jalan
tol pihak lain
98.925.663
2,35%
23.477.866
0,65%
13.661.864
0,18%
100.599.915
1,39%
Pendapatan iklan 2.795.745 0,07% 3.299.193 0,09% 6.061.001 0,08% 6.313.541 0,09%
Lain-lain 77.955.795 1,85% 52.848.213 1,45% 161.830.844 2,12% 191.412.367 2,65%
335.303.936 7,96% 229.155.370 6,30% 509.653.417 6,68% 581.393.466 8,04%
Total 4.214.206.289 100,00% 3.639.352.831 100,00% 7.630.678.119 100,00% 7.227.786.012 100,00%
*) Disajikan kembali
C. Profitabilitas Segmen Operasi
Berikut adalah ringkasan laporan laba rugi dan nilai aset dan liabilitas berdasarkan segmen usaha yang
terdiri dari beberapa cabang.
30 Juni 2016 *)
(dalam jutaan Rupiah)
Pendapatan
Pusat Jagorawi Jakarta-
Cikampek
Purbaleunyi Jakarta-
Tangerang
Camareng Lainnya Eliminasi Konsolidasian
Pendapatan tol dan usaha lainnya 609.241 349.685 605.762 668.782 293.579 707.655 1.183.922 (204.420) 4.214.206
Pendapatan konstruksi 2.455 - - - - - 2.494.795 - 2.497.250
Total Pendapatan 611.696 349.685 605.762 668.782 293.579 707.655 3.678.717 (204.420) 6.711.456
56
30 Juni 2016 *)
(dalam jutaan Rupiah)
Beban Pendapatan
Beban tol dan usaha
Pusat Jagorawi Jakarta-
Cikampek
Purbaleunyi Jakarta-
Tangerang
Camareng Lainnya Eliminasi Konsolidasian
lainnya (379.216) (140.506) (323.744) (180.978) (112.683) (172.824) (759.495) 133.891 (1.935.555)
Beban konstruksi (2.410) - - - - - (2.478.711) - (2.481.121)
Laba bruto 230.070 209.179 282.018 487.804 180.896 534.831 440.511 (70.529) 2.294.780
Penghasilan lain-lain 58.901 4.909 1.527 466 533 1.654 6.297 (39.889) 34.398
Penghasilan keuangan 80.498 79 118 44 86 93 34.737 - 115.655
Beban pajak atas
penghasilan
keuangan 16.265) - - - - - (6.866) - (23.131)
Beban umum dan
administrasi (294.244) (15.151) (11.848) (11.437) (12.944) (16.242) (152.035) 70.529 (443.372)
Beban lain-lain (129.300) (115) (3) (870) (866) (120) (5.811) 117.836 (19.249)
Laba Usaha (70.340) 198.901 271.812 476.007 167.705 520.216 316.833 77.947 1.959.081
Laba Rugi
Biaya keuangan-neto (384.786) - - - - - (360.159) - (744.945)
Bagian atas rugi neto (4.955) - - - - - - - (4.955)
Laba (rugi) sebelum
pajak penghasilan
(460.081)
198.901
271.812
476.007
167.705
520.216
(43.326)
77.947
1.209.181
Beban Pajak Penghasilan (369.261) - - (1) - (7) 34.403 - (334.866)
Laba Periode Berjalan (829.342) 198.901 271.812 476.006 167.705 520.209 (8.923) 77.947 874.315
Aset segmen
dilaporkan
12.764.294 1.103.352
1.311.237
3.292.262
855.885
1.593.899 25.459.299
(6.167.925)
40.212.303
Liabilitas segmen
dilaporkan
11.206.791
105.013
153.500
152.709
94.883
238.449 15.737.612
(877.672)
26.811.285
*) Tidak diaudit
Sedangkan marjin segmen tol dan usaha lainnya pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing-masing adalah sebesar 54,07%, 53,90% dan 50,71%.
30 Juni 2016 31 Desember 2015 31 Desember 2014
Pendapatan Tol dan Usaha Lainnya 4.214.206.289 7.630.678.119 7.227.786.012
Beban Tol dan Usaha Lainnya (1.935.555.463) (3.518.021.450) (3.562.757.971)
Laba bruto pendapatan tol dan usaha lainnya 2.278.650.826 4.112.656.669 3.665.028.041
Marjin tol 54,07% 53,90% 50,71%
D. Volume Lalu Lintas dan Jalan Tol dalam Pembangunan
Berikut adalah perkembangan volume lalu lintas khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang
menjadi lokasi-lokasi pengoperasian jalan tol oleh Perseroan.
(dalam juta kendaraan)
No Ruas Cabang/Anak
Prshn
2011
∆
2012
∆
2013
∆
2014
∆
2015 30 Juni
2016
102,29 1 Jagorawi Jagorawi 169,99 11,72% 189,92 5,10% 199,61 0,86% 201,32 1,41% 204,16
2 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek 176,35 10,50% 194,87 3,77% 202,21 1,94% 206,13 4,30% 215,00 110,87
3 Jakarta-Tangerang Jakarta-Tangerang 97,88 10,21% 107,88 4,76% 113,02 6,02% 119,83 6,34% 127,43 64,51
4 Prof. Dr. Ir. Cawang-Tomang-
Soedijatmo Cengkareng
66,54
8,36%
72,11
3,76%
74,82
2,15%
76,43
-0,36%
76,15
38,78
5 Jakarta Inner Ring Cawang-Tomang-
Road Cengkareng 196,63
4,46%
205,4
1,40%
208,27
-0,91%
206,38
1,03%
208,51
106,10
6 Padalarang-
Cileunyi Purbaleunyi
52,84
4,05%
54,98
5,55% 58,03
3,46% 60,04
0,08% 60,00
29,80
7 Cikampek-
Padalarang Purbaleunyi
5,94
-10,16%
5,34
10,11% 5,88
7.31% 6,31
1,00% 6,25
3,21
8 Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol 67,68 11,58% 75,51 8,18% 81,69 1,45% 82,87 8,07% 89,56 47,92
9 Semarang Semarang 37,72 20,02% 45,27 7,93% 48,86 -1,51% 48,12 4,75% 50,41 24,79
10 Belmera Belmera 19,49 11,25% 21,68 10,93% 24,05 5,56% 25,39 -2,32% 24,80 12,58
11 Palikanci Palikanci 16,59 16,44% 19,32 4,50% 20,19 -1,27% 19,93 15,60% 23,04 11,94
12 JORR JLJ 131,08 6,75% 139,93 4,85% 146,72 3,35% 151,63 5,11% 159,38 80,19
57
13
14
15
Ulujami-Pondok
Aren
JLJ
41,31
7,30%
44,33
5,82% 46,91
-3,79% 45,13
-3,09% 43,73
22,50
BORR MSJ 9,08 23,72% 11,24 11,39% 12,52 9,25% 13,68 12,11% 15,34 7,98
Surabaya- 30,63% 7,04% 8,03% Mojokerto JSM 2,12 306,27% 8,62 11,26 12,05 13,02 7,34
7 Semarang-Solo TMJ 0,52 852,40% 4,96 32,66% 6,58 136,47% 15,56 20,48% 18,75 9,51
Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa JBT - - - - 3,29 335,54% 14,31 15,56% 16,54 8,15
18 JORR W2 Utara MLJ - - - - - - 14,49 70,58% 24,71 12,97
19 Gempol-Pandaan JPT - - - - - - - - 2,80 2,71
TOTAL 1.091,78 10,04% 1.201,37 5,21% 1.263,91 4,41% 1.319,60 4,54% 1.379,57 704,15
Sumber: Perseroan, 2016
No Ruas
Cabang/Anak
Prshn 2011 ∆ 2012 ∆ 2013 ∆ 2014 ∆ 2015
30 Juni
2016
17
Saat ini Perseroan sedang membangun 14 ruas tol sebagai berikut:
No.
Konsesi/Ruas
Konsesi Berakhir Panjang
(km)
Mitra Kepemilikan
Perseroan
1 BORR 2054 11,00 BUMD 65,00%
2 Semarang-Solo 2055 72,64 BUMD 73,91%
3 Gempol-Pasuruan 45 tahun sejak tanggal efektif 34,15 BUMD 98,09%
4 Cengkareng-Kunciran 35 tahun sejak tanggal efektif 14,19 BUMN & Swasta 76,20%
5 Kunciran-Serpong 35 tahun sejak tanggal efektif 11,19 Swasta 60,00%
6 Surabaya-Mojokerto 2049 7,70 BUMD 65,00%
7 Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 40 tahun sejak tanggal efektif 61,70 BUMN 55,00%
8 Solo-Ngawi 35 tahun sejak tanggal efektif 90,10 Swasta 59,99%
9 Ngawi-Kertosono 35 tahun sejak tanggal efektif 87,02 Swasta 59,99%
10 Cinere-Serpong 35 tahun sejak tanggal efektif 10,14 Swasta 55,00%
11 Semarang-Batang 45 tahun sejak tanggal efektif 75,00 Swasta 60,00%
12 Pandaan-Malang 35 tahun sejak tanggal efektif 37,62 BUMN 60,00%
13 Balikpapan-Samarinda 40 tahun sejak tanggal efektif 99,35 BUMN 55,00%
14 Manado-Bitung 40 tahun sejak tanggal efektif 39,00 BUMN 65,00%
6. ESTIMASI PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha mensyaratkan manajemen untuk
membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas
pendapatan, beban, aset dan liabilitas, serta pengungkapan laporan keuangan konsolidasian. Namun,
ketidakpastian atas asumsi dan estimasi ini dapat menyebabkan hasil yang memerlukan penyesuaian
material atas nilai tercatat aset dan liabilitas pada masa mendatang.
a. Pertimbangan
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha, manajemen telah membuat
pertimbangan-pertimbangan berikut ini, yang terpisah dari estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh
paling signifikan terhadap jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian:
• Pengelompokan aset keuangan dan liabilitas keuangan
Kelompok Usaha menetapkan pengelompokan aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan
dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan dalam PSAK 55 terpenuhi.
Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi
Kelompok Usaha seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan Perseroan Catatan 2o.
• Perjanjian konsesi jasa
ISAK 16 menjelaskan pendekatan untuk membukukan perjanjian konsesi jasa akibat dari
penyediaan jasa kepada publik. ISAK 16 mengatur bahwa operator (pihak penerima konsesi jasa)
tidak membukukan infrastruktur sebagai aset tetap, namun diakui sebagai aset keuangan dan/atau
aset tak berwujud.
58
BPJT memberikan hak, kewajiban dan keistimewaan kepada Kelompok Usaha termasuk
kewenangan dalam pendanaan, desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan jalan tol. Pada
akhir masa konsesi jasa, Kelompok Usaha harus menyerahkan jalan tol kepada BPJT tanpa
biaya, dalam keadaan beroperasional dan kondisi yang baik, termasuk setiap dan semua tanah
yang diperlukan, pekerjaan, fasilitas jalan dan peralatan tol yang secara langsung berkaitan dan
berhubungan dengan pengoperasian fasilitas jalan tol.
Kelompok Usaha berpendapat bahwa PPJT memenuhi kriteria sebagai model aset tak berwujud, di
mana aset konsesi diakui sebagai aset tak berwujud sesuai dengan PSAK 19, “Aset Tak berwujud”.
Kelompok Usaha diharuskan oleh ISAK 16 untuk menyajikan unsur pendapatan yang merefleksikan
pendapatan dari jasa konstruksi atas aset konsesi atau peningkatan kemampuan aset konsesi
yang dilakukan selama tahun berjalan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian. Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016, Kelompok
Usaha mengakui pendapatan dari jasa konstruksi atas aset konsesi sebesar Rp2.497.250.479 ribu.
Kelompok Usaha mengakui pendapatan konstruksi aset konsesi dan biaya konstruksi atas aset
konsesi sesuai dengan PSAK 34. Kelompok Usaha mengukur pendapatan konstruksi atas
aset konsesi pada nilai wajar atas imbalan yang diterima atau akan diterima dan menambahkan
marjin, berdasarkan estimasi terbaik manajemen yang dihitung dengan model tertentu, pada saat
penentuan tarif awal jalan tol sebelum jalan tol dioperasikan.
• Pengakuan pendapatan penjualan properti
Ketika kontrak untuk penjualan properti atas penyelesaian konstruksi dinilai berdasarkan kontrak
konstruksi, pendapatan diakui dengan metode persentase penyelesaian, sesuai dengan tahapan
konstruksi (Catatan 2q). Persentase penyelesaian dibuat berdasarkan tahapan penyelesaian
proyek atau kontrak, ditentukan berdasarkan pembagian biaya-biaya kontrak yang dikeluarkan
sampai dengan saat ini terhadap estimasi biaya proyek atau kontrak.
• Pengklasifikasian properti
JMP menentukan apakah sebuah properti yang diperoleh diklasifikasikan sebagai properti investasi
atau persediaan properti:
- Properti investasi terdiri dari tanah dan bangunan (terutama kantor dan properti ritel) yang
tidak bertujuan untuk digunakan oleh atau dalam kegiatan operasi Kelompok Usaha, tidak juga
untuk dijual dalam kegiatan bisnis, tetapi digunakan untuk memperoleh pendapatan sewa dan
peningkatan nilai.
- Persediaan properti terdiri dari properti yang bertujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis.
Secara khusus, berkaitan dengan properti hunian yang dikembangkan oleh Kelompok Usaha
dan digunakan untuk dijual sebelum atau pada saat penyelesaian konstruksi.
b. Estimasi dan asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan
yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas
untuk periode/tahun berikutnya diungkapkan dalam paragraf berikut. Kelompok Usaha mendasarkan
asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun.
Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar
atau situasi diluar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait
pada saat terjadinya.
• Instrumen keuangan
Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan
penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar
ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, nilai perubahan nilai wajar dapat
berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai
wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi
Kelompok Usaha.
59
• Penyusutan aset tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset
tetap antara 3 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam
industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan
perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan
karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
• Amortisasi hak pengusahaan jalan tol
Berdasarkan penelahaan manajemen Kelompok Usaha, mulai tanggal 1 Januari 2015, Kelompok
Usaha memutuskan untuk mengganti metode amortisasi hak pengusahaan jalan tol - jalan dan
jembatan dari metode garis lurus selama masa konsesi menjadi metode “Pola konsumsi jalan tol
yang diakibatkan oleh lalu lintas” selama masa konsesi. Perubahan metode amortisasi ini diterapkan
secara prospektif. Nilai tercatat neto atas hak pengusahaan jalan tol Kelompok Usaha pada tanggal
30 Juni 2016 sebesar Rp28.170.751.083 ribu.
• Estimasi volume lalu lintas
Dalam menentukan amortisasi hak pengusahaan jalan tol, manajemen memproyeksikan volume
lalu lintas setelah tahun berjalan selama sisa periode perjanjian konsesi. Volume lalu lintas
diproyeksikan berdasarkan jumlah kendaraan dan disesuaikan dengan perbandingan terhadap
volume lalu lintas aktual. Namun seiring berjalannya waktu, volume lalu lintas aktual dapat berbeda
dengan estimasi tersebut, bergantung pada perubahan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
tarif tol dan volume lalu lintas.
Manajemen melakukan penilaian secara periodik terhadap total proyeksi volume lalu lintas.
Kelompok Usaha akan menunjuk suatu konsultan lalu lintas profesional independen untuk
melakukan studi lalu lintas profesional independen dan membuat penyesuaian yang tepat apabila
terdapat perbedaan yang material antara proyeksi volume lalu lintas dan volume lalu lintas aktual.
• Pengendalian atas entitas anak
Direksi Perseroan menilai apakah Kelompok Usaha memiliki pengendalian atas Entitas Anak
berdasarkan kemampuan Kelompok Usaha untuk mengarahkan kegiatan yang relevan dari Entitas
Anak secara sepihak. Dalam membuat pertimbangannya, direksi menganggap ukuran absolut
kepemilikan Kelompok Usaha pada Entitas Anak dan ukuran relatif dan penyebaran kepemilikan
saham yang dimiliki oleh pemegang saham lainnya. Setelah penilaian, direksi menyimpulkan
bahwa Kelompok Usaha memiliki hak suara yang cukup dominan untuk mengarahkan kegiatan
yang relevan dari Entitas Anak dan karenanya Kelompok Usaha memiliki pengendalian atas Entitas
Anak.
• Provisi pelapisan jalan tol
Biaya pelapisan ini akan dicadangkan secara berkala berdasarkan estimasi seiring dengan
penggunaan jalan tol oleh pelanggan. Provisi diukur dengan nilai kini atas estimasi manajemen
terhadap pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas kini pada tanggal pelaporan.
• Aset konsesi dalam pengerjaan
Umur konsesi atas hak konsesi jalan tol mulai berlaku efektif sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) oleh BPJT, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum kegiatan konstruksi
dimulai atau biaya pra konstruksi jalan tol, termasuk biaya pembebasan lahan atau tanah
ditangguhkan sehingga belum dihitung margin konstruksinya.
• Imbalan kerja
Penentuan kewajiban Kelompok Usaha untuk menyediakan imbalan kerja bergantung pada
pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung nilai-nilai tersebut.
Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat
pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
60
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan oleh Kelompok Usaha langsung diakui
dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa
asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan
signifikan atas asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material
atas estimasi liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat atas estimasi
liabilitas imbalan kerja pada tanggal 30 Juni 2016 sebesar Rp1.023.655.605 ribu.
• Pajak penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan liabilitas atas pajak penghasilan badan.
Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti
sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan
badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Rincian
atas sifat dan nilai tercatat pajak penghasilan diungkapkan pada laporan keuangan Perseroan
catatan 19.
• Aset pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang
besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga semua bagian dari
aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam
menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan
tingkat penghasilan kena pajak masa yang akan datang serta strategi perencanaan pajak masa
depan.
c. Perubahan Kebijakan Akuntansi Penting
Terdapat perubahan kebijakan akuntansi yang material dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir:
1. Imbalan Kerja
Terdapat perubahan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013) atas Imbalan Kerja yang efektif tanggal 1 Januari
2015 dan penerapannya secara retrospektif. Sebelum tahun 2015, imbalan kerja dihitung dengan
menggunakan metode “Pendekatan Koridor” dan sejak tahun 2015 dihitung dengan pembebanan
langsung ke akun “Penghasilan Komprehensif Lain”. PSAK ini menetapkan antara lain, (i) menghapuskan
“corridor approach” yang digunakan dalam PSAK sebelumnya dan (ii) perubahan signifikan dalam
pengakuan, penyajian dan pengungkapan imbalan pasca-kerja yang antara lain sebagai berikut:
§ Keuntungan dan kerugian aktuaria saat ini diharuskan untuk diakui dalam pendapatan\ komprehensif
lain (OCI) dan dikeluarkan secara permanen dari laba atau rugi.
§ Keuntungan yang diharapkan atas plan assets tidak lagi diakui dalam laba atau rugi. Keuntungan
yang diharapkan digantikan dengan mengakui pendapatan bunga (atau beban) atas program
manfaat pasti bersih (atau liabilitas) dalam laba atau rugi, yang dihitung menggunakan tingkat
diskonto untuk mengukur kewajiban pensiun.
§ Biaya jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan tidak bisa lagi ditangguhkan dan diakui periode
mendatang. Semua biaya jasa lalu akan diakui lebih awal ketika amandemen/kurtailmen terjadi
atau ketika Kelompok Usaha mengakui biaya restrukturisasi atau biaya pemutusan terkait.
Perubahan tersebut dibuat supaya aset atau liabilitas pensiun bersih diakui dalam posisi laporan
keuangan konsolidasian untuk menggambarkan nilai penuh dari defisit atau surplus program
2. Amortisasi Hak Pengelolaan Jalan Tol
Terjadi perubahan kebijakan akuntansi atas metode amortisasi hak pengusahaan jalan tol – jalan dan
jembatan dari metode garis lurus selama masa konsesi menjadi metode “Pola konsumsi jalan tol yang
diakibatkan oleh lalu lintas” selama masa konsesi. Perubahan ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2015
dan diterapkan secara prospektif.
Perseroan meyakini bahwa pembebanan amortisasi berdasarkan pola konsumsi jalan tol yang
diakibatkan oleh lalu lintas lebih tepat diterapkan di industri jalan tol, dimana terdapat beberapa ruas
jalan tol yang belum sepenuhnya memiliki stabilitas pendapatan.
61
Berikut adalah rincian dampak kuantitatif atas perubahan tersebut.
Laporan posisi keuangan interim tanggal 30 Juni 2015
Aset
Dilaporkan
sebelumnya
Penyesuaian atas
penyajian kembali
Setelah penyajian
kembali
Hak pengusahaan jalan tol - neto 24.140.713.354 234.453.005 24.375.166.359
Liabilitas dan ekuitas
Liabilitas imbalan kerja 909.815.299 52.675.565 962.490.864
Utang pajak 258.679.844 (148.318) 258.531.526
Liabilitas pajak tangguhan 639.249.603 (183.889.053) 455.360.550
Saldo laba awal tahun 3.990.653.813 (561.705.054) 3.428.948.759
Keuntungan (kerugian) aktuaria atas program imbalan kerja (553.543.688) 258.031.636 (295.512.052)
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian interim untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Beban tol dan usaha lainnya 2.138.580.182 (364.308.542) 1.774.271.640
Beban umum dan administrasi 592.491.059 (188.947.836) 403.543.223
Beban pajak penghasilan 263.977.130 93.936.767 357.913.897
Keuntungan (kerugian) aktuaria atas program imbalan kerja (120.778.796) 140.552.442 19.773.646
Laba periode berjalan 589.789.008 (18.046.981) 571.742.027
7. KONDISI KEUANGAN
A. Posisi Keuangan Konsolidasian
Keterangan 30 Juni
2016
(dalam ribuan Rupiah)
31 Desember
2015 2014*
Aset Lancar 5.051.788.653 3.729.046.503 3.545.784.137
Aset Tidak Lancar 35.160.514.596 32.995.935.984 28.314.178.506
Total Aset 40.212.303.249 36.724.982.487 31.859.962.643
Liabilitas Jangka Pendek 11.088.631.898 7.743.786.951 4.301.009.557
Liabilitas Jangka Panjang 15.722.652.821 16.612.531.070 16.538.223.765
Total Liabilitas 26.811.284.719 24.356.318.021 20.839.233.322
Kepentingan Non Pengendali 2.426.826.917 1.950.159.181 1.560.583.560
Total Ekuitas 13.401.018.530 12.368.664.466 11.020.729.321
Total Liabilitas Dan Ekuitas 40.212.303.249 36.724.982.487 31.859.962.643
*) disajikan kembali
Berikut merupakan grafik pertumbuhan aset, liabilitas dan ekuitas Perseroan.
62
a. Aset
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Aset Perseroan tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp40.212.303.249 ribu yang terdiri dari aset
lancar sebesar Rp5.051.788.653 ribu dan aset tidak lancar sebesar Rp35.160.514.596 ribu. Aset
Perseroan meningkat sebesar Rp3.487.320.762 ribu atau 9,50% dibandingkan aset Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp36.724.982.487 ribu. Kenaikan ini terutama disebabkan karena
meningkatnya aset tak berwujud neto Perseroan seiring dengan pembangunan pada ruas-ruas jalan tol
baru yang dibangun oleh Perseroan.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp36.724.982.487 ribu yang
terdiri dari aset lancar sebesar Rp3.729.046.503 ribu dan aset tidak lancar sebesar Rp32.995.935.984
ribu. Aset Perseroan meningkat sebesar Rp4.865.019.844 ribu atau 15,27% menjadi Rp36.724.982.487
ribu jika dibandingkan aset Perseroan pada 31 Desember 2014 sebesar Rp31.859.962.643 ribu.
Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya aset tak berwujud-neto Perseroan seiring
dengan meningkatnya proses pembebasan lahan dan pembangunan konstruksi yang dilakukan oleh
Perseroan. Pada tahun 2015, Perseroan telah mengoperasikan ruas Gempol-Pandaan sepanjang
13,61 km melalui Entitas Anak PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT).
i. Aset Lancar
Keterangan 30 Juni
2016
(dalam ribuan Rupiah)
31 Desember
2015 2014*
Kas dan setara kas 4.046.532.960 3.323.221.103 3.290.783.678
Investasi jangka pendek 7.738.683 6.955.133 7.143.512
Piutang lain-lain lancar 811.427.994 164.374.388 48.089.417
Persediaan 11.847.446 20.153.707 21.959.567
Biaya dibayar di muka 34.082.874 69.922.865 55.174.260
Pajak dibayar di muka 140.158.696 144.419.307 122.633.703
Total Aset Lancar 5.051.788.653 3.729.046.503 3.545.784.137
*) disajikan kembali
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar Perseroan terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang lain-lain
lancar, persediaan, biaya dibayar di muka dan pajak dibayar dimuka. Aset lancar Perseroan tanggal
30 Juni 2016 adalah sebesar Rp5.051.788.653 ribu, meningkat sebesar Rp1.322.742.150 ribu atau
35,47%% dibandingkan dengan aset lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar
Rp3.729.046.503 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningaktnya nilai kas dan setara
kas sebesar Rp723.311.857 ribu atau 21,77% dari Rp3.323.221.103 ribu menjadi Rp4.046.532.960
ribu. Peningkatan kas dan setara kas terjadi terutama karena Perseroan menerima kas dari pendapatan
tol serta diperolehnya utang bank yang berasal dari pihak berelasi. Perolehan kas dari utang bank ini
akan digunakan untuk pelunasan obligasi seri Q yang jatuh tempo pada 6 Juli 2016.
Piutang lain-lain lancar meningkat sebesar Rp647.053.606 ribu atau 393,65% menjadi Rp811.427.994
ribu pada 30 Juni 2016 dibandingkan dengan nilai piutang lain-lain lancar pada tanggal 31 Desember
2015 sebesar Rp164.374.388 ribu. Sebagian besar peningkatan ini terjadi karena adanya piutang
kepada Pemerintah atas realisasi dana talangan untuk pembebasan lahan di Entitas Anak.
Persediaan Perseroan menurun Rp8.306.261 ribu atau 41,21% dari sebesar Rp20.153.707 ribu menjadi
Rp11.847.446 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Penurunan ini disebabkan karena properti yang dimiliki
oleh JMP, Entitas Anak, sebagian besar telah terjual.
63
Biaya dibayar dimuka Perseroan menurun sebesar Rp35.839.991 ribu atau sebesar 51,26% dari
sebesar Rp69.922.865 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp34.082.874 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Turunnya biaya dibayar di muka Perseroan ini disebabkan karena menurunnya
uang muka internal yang nantinya digunakan untuk pembelian alat tulis kantor, pembelian bahan bakar dan spare part, dan lain sebagainya.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp3.729.046.503 ribu, meningkat sebesar Rp183.262.366 ribu atau 5,17% dibandingkan dengan aset lancar Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp3.545.784.137 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya jumlah piutang lain-lain dan meningkatnya kas dan setara kas. Piutang lain-lain
meningkat sebesar Rp116.284.971 ribu atau 241,81% dibandingkan nilai piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp48.089.417 antara lain disebabkan oleh Perseroan membiayai terlebih dahulu pembebasan tanah (land capping) yang menjadi tanggungan Pemerintah melalui Kementerian
Pekerjaan Umum, seperti pada PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) (sekarang JSM) sebesar Rp9,78 miliar dalam rangka pengusahaan jalan tol Surabaya-Mojokerto.
Kas dan setara kas Perseroan juga meningkat sebesar Rp32.437.425 ribu atau sebesar 0,99% menjadi
Rp3.323.221.103 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan kas dan setara kas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp3.290.783.678 ribu. Kas dan setara kas Perseroan
meningkat disebabkan karena Perseroan menerima pendanaan dari bank dan lembaga keuangan bukan bank untuk pembangunan jalan tol yang akan digunakan pada awal tahun 2016.
Nilai investasi jangka pendek Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp188.379 ribu atau 2,64%
dari Rp7.143.512 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp6.955.133 ribu pada tanggal 31 Desember 2015. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan nilai pasar reksa dana.
Nilai persediaan Perseroan turun sebesar Rp1.805.860 ribu dari Rp21.959.567 ribu pada tanggal
31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp20.153.707 ribu pada tanggal 31 Desember 2015. Hal ini disebabkan karena telah terjualnya sebagian rumah tinggal yang dimiliki oleh JMP, Entitas Anak.
Biaya dibayar di muka Perseroan juga meningkat sebesar Rp14.748.605 ribu atau 26,73% dari
Rp55.174.260 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp69.922.865 ribu pada tanggal 31 Desember 2015. Meningkatnya biaya dibayar di muka Perseroan ini disebabkan karena Perseroan menerima uang muka internal dimana nantinya digunakan untuk aktivitas internal Perseroan.
Pajak dibayar dimuka Perseroan juga meningkat sebesar Rp21.785.604 ribu atau sekitar 17,76% dari sebesar Rp122.633.703 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp144.419.307 ribu pada
tanggal 31 Desember 2015. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya Pajak Pertambahan Nilai seiring dengan kegiatan konstruksi pembangunan jalan tol di Entitas Anak.
ii. Aset Tidak Lancar
Keterangan 30 Juni
2016
(dalam ribuan Rupiah
31 Desember
2015 2014*
Piutang Lain-lain 148,922.279 132.813.579 99.281.519
Dana dibatasi penggunaannya 825.706.529 1.486.630.839 816.903.789
Aset pajak tangguhan 22.267.427 12.431.574 2.839.975
Investasi pada Entitas Asosiasi-neto 160.151.180 166.001.306 171.345.274
Aset tetap-neto 922.623.790 913.842.793 701.684.883
Properti investasi 83.963.473 84.335.110 -
Aset tak berwujud-neto Hak pengusahaan jalan tol 28.170.751.083 24.864.720.272 23.941.404.497
Lainnya 3.203.325.262 3.957.069.367 2.169.943.359
Goodwill 41.848.567 41.848.567 41.848.567
Aset keuangan lainnya 337.297.444 329.107.444 244.607.444
Aset tidak lancar lainnya 1.243.657.562 1.007.135.133 124.319.199
Total Aset Tidak Lancar 35.160.514.596 32.995.935.984 28.314.178.506
*) disajikan kembali
64
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Aset tidak lancar Perseroan terdiri dari piutang lain-lain, dana dibatasi penggunaannya, aset pajak
tangguhan, investasi pada Entitas Asosiasi, aset tetap-neto, properti investasi, Aset tak berwujud-neto,
goodwill, aset keuangan lainnya dan aset lain-lain. Nilai aset tidak lancar Perseroan pada tanggal 30
Juni 2016 adalah sebesar Rp35.160.514.596 ribu, meningkat sebesar Rp2.164.578.612 ribu atau
6,56% dibandingkan dengan aset tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar
Rp32.995.935.984 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya aset tak berwujud
Perseroan seiring dengan kegiatan konstruksi ruas-ruas tol baru Perseroan di Entitas Anak.
Piutang lain-lain tidak lancar Perseroan meningkat sebesar Rp16.108.700 ribu atau setara 12,13% dari
Rp132.813.579 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp148.922.279 ribu pada 30 Juni 2016.
Hal ini meningkat karena Perseroan mendapatkan kontrak pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol
jembatan Suramadu selama 6 tahun, berlaku mulai tahun 2012-2017, sesuai surat Menteri Pekerjaan
Umum No. KU.03.01-Mn/339 tanggal 18 Juni 2012.
Dana dibatasi penggunaannya Perseroan turun sebesar Rp660.924.310 ribu dari sebesar
Rp1.486.630.839 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp825.706.529 ribu pada
tanggal 30 Juni 2016. Penurunan ini disebabkan karena pendapatan dari pengoperasian JORR Seksi
S yang sebelumnya dicatatkan dalam rekening khusus Perseroan telah diserahkan kepada Pemerintah
sesuai Berita Acara Kesepakatan Penyerahan Kembali Penugasan Pelaksanaan Pengoperasian
Sementara dan Pemeliharaan Jalan Tol JORR Seksi S (Pondok Pinang-Jagorawi) Nomor 01/BA/M/2016
dan Nomor 12/BA-DIR/2016 tanggal 16 Maret 2016 senilai Rp1.112.606.718.513.
Aset pajak tangguhan Perseroan meningkat sebesar Rp9.835.853 ribu atau sebesar 79,12% dari
sebesar Rp12.431.574 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp22.267.427 ribu pada tanggal
30 Juni 2016. Hal ini disebabkan akibat perbedaan temporer antara jumlah yang tercatat di laporan
keuangan atas kenaikan provisi pelapisan ulang jalan tol yang tidak diakui oleh fiskal.
Aset tetap neto meningkat sebesar Rp8.780.997 ribu atau meningkat 0,96% dari sebesar Rp913.842.793
ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp922.623.790 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Hal ini
terutama disebabkan karena peningkatan penambahan aset tetap di Induk Perseroan dan Entitas Anak.
Aset tak berwujud neto dalam bentuk Hak Pengusahaan Jalan Tol meningkat sebesar Rp 3.306.030.811
ribu dari sebesar Rp 24.864.720.272 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp 28.170.751.083
ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Peningkatan ini terjadi seiring dengan kegiatan konstruksi ruas-ruas tol
baru Perseroan di Entitas Anak.
Aset tak berwujud neto lainnya menurun hingga Rp753.744.105 ribu atau 19,05% dari sebesar
Rp3.957.069.367 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp3.203.325.262 ribu pada
tanggal 30 Juni 2016. Penurunan ini disebabkan karena adanya kegiatan konstruksi pada ruas-ruas tol
baru.
Aset keuangan lainnya meningkat sebesar Rp8.190.000 ribu atau 2,49% dari Rp329.107.444 ribu
pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp337.297.444 ribu pada tanggal 30 Juni 2016.
Peningkatan ini disebabkan karena Perseroan melakukan penyertaan saham pada PT Pilar Sinergi
BUMN Indonesia (“PSBI”) yang merupakan sebuah konsorsium dalam rangka pengoperasian kereta
cepat Jakarta-Bandung serta penyertaan pada PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) yang
merupakan pemegang hak konsesi ruas tol Bekasi Timur-Cawang-Kampung Melayu.
Aset tidak lancar lainnya meningkat sebesar Rp236.522.429 ribu dari sebesar Rp1.007.135.133 ribu
pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp1.243.657.562 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Kenaikan
ini terutama disebabkan akibat meningkatnya uang muka kontraktor dalam rangka pembangunan ruas-
ruas tol baru.
65
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp32.995.935.984 ribu,
meningkat sebesar Rp4.681.757.478 ribu atau 16,54% dibandingkan dengan aset tidak lancar Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp28.314.178.506 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan
karena meningkatnya aset tak berwujud neto Perseroan sebesar Rp2.710.441.783 ribu atau sebesar
10,38% jika dibandingkan dengan nilai aset tak berwujud Perseroan pada tahun sebelumnya sebesar
Rp26.111.347.856 ribu. Peningkatan aset tak berwujud neto disebabkan oleh kegiatan konstruksi dan
pembebasan lahan pada ruas-ruas tol baru.
Piutang lain-lain tidak lancar Perseroan meningkat sebesar Rp33.532.060 ribu atau 33,77% dari
Rp99.281.519 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp132.813.579 ribu pada tanggal
31 Desember 2015. Hal ini meningkat karena Perseroan mendapatkan kontrak pengoperasian dan
pemeliharaan jalan tol jembatan Suramadu selama 6 tahun, berlaku mulai tahun 2012-2017, sesuai
surat Menteri Pekerjaan Umum No. KU.03.01-Mn/339 tanggal 18 Juni 2012.
Dana dibatasi penggunaannya mengalami kenaikan sebesar Rp669.727.050 ribu atau sekitar 81,98%
dari Rp816.903.789 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp1.486.630.839 ribu pada tanggal
31 Desember 2015. Kenaikan tersebut disebabkan adanya pembentukan rekening khusus atas
pendapatan dari pengoperasian JORR Seksi S sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 80.1/ KPTS/M/ 2015 tanggal 25 Pebruari 2015 tentang Pengoperasian Sementara Jalan Tol Lingkar
Luar Jakarta Seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR S).
Aset tetap neto Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp212.157.910 ribu atau 30,24% dari
Rp701.684.883 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp913.842.793 ribu pada tanggal 31
Desember 2015. Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan melakukan penambahan aset tetap
pemilikan langsung berupa gedung kantor dan bangunan lain serta peralatan operasi dan kantor.
Properti investasi Perseroan meningkat Rp84.335.110 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 karena
Perseroan melakukan investasi pada bangunan yang terletak di TB Simatupang dan Hayam Wuruk,
Jakarta dan Perseroan menyewakan properti investasi ini.
Aset tak berwujud neto dalam bentuk Hak Pengusahaan Jalan Tol meningkat sebesar Rp 923.315.775
ribu dari sebesar Rp 23.941.404.497 ribu pada 31 Desember 2014 menjadi Rp 24.864.720.272 ribu
pada 31 Desember 2015. Peningkatan ini terjadi seiring dengan kegiatan konstruksi ruas-ruas tol baru
Perseroan di Entitas Anak.
Aset keuangan lainnya meningkat sebesar Rp84.500.000 ribu atau 34,55% dari Rp244.607.444 ribu
pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp329.107.444 ribu pada tanggal 31 Desember 2015.
Peningkatan ini disebabkan karena Perseroan melakukan penyertaan saham pada PT Pilar Sinergi
BUMN Indonesia senilai Rp90.000.000 ribu atau setara dengan 12% kepemilikan PT Pilar Sinergi BUMN
Indonesia (“PSBI”) pada tanggal 31 Desember 2015 serta menjual seluruh kepemilikan saham atas PT
Margabumi Matraraya senilai Rp5.500.000 ribu pada Juni 2015. PSBI merupakan sebuah konsorsium
dalam rangka pengoperasian kereta cepat Jakarta-Bandung.
Aset tidak lancar lainnya juga meningkat sebesar Rp882.815.934 ribu atau 710,12% dari sebesar
Rp124.319.199 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp1.007.135.133 ribu pada tanggal 31
Desember 2015 yang terutama disebabkan karena Perseroan menerima uang muka dari kontraktor
atas pembangunan ruas-ruas tol baru.
66
b. Liabilitas
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Liabilitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp26.811.284.719 ribu yang terdiri
dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp11.088.631.898 ribu dan liabilitas jangka panjang sebesar
Rp15.722.652.821 ribu. Liabilitas Perseroan meningkat sebesar Rp2.454.966.698 ribu atau 10,08%
dibandingkan liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp24.356.318.021 ribu.
Kenaikan ini terutama disebabkan karena Perseroan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak
berelasi yang digunakan untuk pembangunan ruas tol-tol baru.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Jumlah liabilitas Perseroan pada tahun 2015 meningkat sebesar Rp3.517.084.699 ribu atau 16,88%
menjadi Rp24.356.318.021 ribu jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp20.839.233.322
ribu. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya liabilitas jangka pendek Perseroan sebesar
Rp3.442.777.394 ribu atau sekitar 80,05% karena Perseroan mengajukan utang ke lembaga keuangan
bukan bank senilai Rp1.347.897.302 ribu yang akan digunakan untuk pembangunan ruas tol-tol baru.
i. Liabilitas Jangka Pendek
Keterangan 30 Juni
2016
(dalam Ribuan Rupiah)
31 Desember
2015 2014*
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 82.012.682 137.465.749 182.096.348
Utang kontraktor 1.459.622.804 1.661.724.335 998.080.943
Utang pajak 314.777.648 163.865.088 263.524.321
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 219.237.540 47.430.707 73.167.095
Beban akrual 1.296.493.511 356.947.861 320.441.733
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 126.108.989 132.089.594 84.437.680
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank 2.497.305.316 1.121.696.392 653.660.986
Utang lembaga keuangan bukan bank 750.000.000 1.347.897.302 -
Utang obligasi 2.900.000.000 1.477.377.192 -
Liabilitas pembebasan tanah 1.124.018.714 1.119.336.038 1.500.719.209
Utang sewa pembiayaan 21.889.999 14.246.400 15.484.840
Provisi pelapisan jalan 297.164.695 163.710.293 209.396.402
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 11.088.631.898 7.743.786.951 4.301.009.557
Catatan: *) Disajikan kembali
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Liabilitas jangka pendek Perseroan terdiri dari utang usaha, utang kontraktor, utang pajak, liabilitas
keuangan jangka pendek lainnya, beban akrual, liabilitas imbalan kerja jangka pendek serta liabilitas
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tanggal 30 Juni
2016 adalah sebesar Rp11.088.631.898 ribu, meningkat sebesar Rp3.344.844.947 ribu atau 43,19%
dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar
Rp7.743.786.951 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya utang obligasi dan
utang bank yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun masing-masing sebesar Rp2.900.000.000
ribu dan Rp2.497.305.316 ribu.
Utang usaha turun sebesar Rp55.453.067 ribu atau 40,34% dari sebesar Rp137.465.749 ribu pada
tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp82.012.682 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Penurunan ini
disebabkan karena menurunnya utang kepada pemasok terkait pengadaan barang dan jasa baik dari
pihak ketiga maupun pihak berelasi.
67
Utang kontraktor turun sebesar Rp202.101.531 ribu atau 12,16% dari sebesar Rp1.661.724.335 ribu
pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp1.459.622.804 ribu pada 30 Juni 2016. Penurunan ini
disebabkan karena Perseroan telah membayar sebagian utangnya kepada PT Waskita Karya (Persero)
Tbk dan melunasi utang kepada PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT Aremix 3M, PT Wanita
Mandiri Perkasa, PT Barito Permai dan PT Helga Prima sehubungan dengan pembangunan jalan,
pelapisan ulang, pengadaan fasilitas tol dan bangunan lain.
Utang pajak meningkat sebesar Rp150.912.560 ribu atau sebesar 92,10% dari sebesar Rp163.865.088
ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp314.777.648 ribu pada tanggal 30 Juni 2016.
Peningkatan ini terjadi karena pengakuan beban Pajak Bumi dan Bangunan senilai Rp117.429.362 ribu
pada periode berjalan.
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya meningkat sebesar Rp171.806.833 ribu atau 362,23% dari
sebesar Rp47.430.707 ribu menjadi Rp219.237.540 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Peningkatan ini
berasal dari utang dana talangan entitas anak kepada pemegang saham minoritas.
Beban akrual Perseroan meningkat sebesar Rp939.545.650 ribu atau 263,22% pada tanggal
31 Desember 2015 dari sebesar Rp356.947.861 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi
Rp1.296.493.511 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya
beban kontraktor untuk pembangunan ruas-ruas tol baru.
Utang bank yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun meningkat sebesar Rp1.375.608.924 ribu
atau 122,64% dari Rp1.121.696.392 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp2.497.305.316
ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan memperoleh utang
bank dari pihak berelasi sehingga nilai yang harus dilunasi dalam jangka waktu setahun mencapai
Rp2.167.821.039 ribu.
Utang lembaga keuangan bukan bank menurun sebesar Rp597.897.302 ribu atau 44,36% dari
Rp1.347.897.302 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp750.000.000 ribu pada tanggal 30
Juni 2016. Penurunan ini disebabkan Perseroan melalui Entitas Anaknya sudah melunasi pinjaman
modal kerja kepada PT Sarana Multi Infrastruktur.
Utang obligasi yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun meningkat sebesar Rp1.422.622.808 ribu
atau sebesar 96,29% dari sebesar Rp1.477.377.192 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi
Rp2.900.000.000 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Peningkatan ini terjadi karena Perseroan memiliki
kewajiban untuk membayar utang obligasi seri Q, S-B dan R dengan total senilai Rp2.900.000.000 ribu.
Provisi pelapisan jalan Perseroan meningkat sebesar Rp133.454.402 ribu atau 81,52% dari sebesar
Rp163.710.293 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp297.164.695 ribu pada tanggal 30 Juni
2016. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas pelapisan jalan tol di masa mendatang.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp7.743.786.951
ribu, meningkat sebesar Rp3.442.777.394 ribu atau 80,05% dibandingkan dengan liabilitas jangka
pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp4.301.009.557 ribu. Peningkatan ini
disebabkan karena adanya utang obligasi dan utang lembaga keuangan bukan bank yang akan jatuh
tempo dalam satu tahun terutama masing-masing sebesar Rp1.477.377.192 ribu dan Rp1.347.897.302
ribu.
Utang usaha turun sebesar Rp44.630.599 ribu atau 24,51% dari Rp182.096.348 ribu pada tanggal 31
Desember 2014 menjadi Rp137.465.749 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 yang disebabkan karena
sebagian utang usaha telah dilunasi Perseroan.
Utang kontraktor meningkat Rp663.643.392 ribu atau 66,49% dari Rp998.080.943 ribu pada tanggal
31 Desember 2014 menjadi Rp1.661.724.335 ribu pada 31 Desember 2015 yang disebabkan karena
meningkatnya aktivitas konstruksi jalan tol sehubungan dengan pembangunan ruas-ruas tol baru.
68
Utang pajak menurun sebesar Rp99.659.233 ribu atau 37,82% dari Rp 263.524.321 ribu pada tanggal
31 Desember 2014 menjadi Rp163.865.088 ribu pada tanggal 31 Desember 2015. Penurunan ini
disebabkan terutama karena Perseroan telah membayar Pajak Penghasilan pasal 29 tahun 2014 yang
terutang.
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya turun sebesar Rp25.736.388 ribu atau 35,17% dari
Rp73.167.095 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp47.430.707 ribu pada tanggal 31
Desember 2015. Penurunan ini disebabkan karena karena sebagian liabilitas keuangan lainnya telah
dilunasi Perseroan.
Beban akrual Perseroan meningkat sebesar Rp36.506.128 ribu atau 11,39% dari Rp320.441.733
ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp356.947.861 ribu pada tanggal 31 Desember 2015.
Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya beban bunga utang bank sindikasi, beban bunga utang
obligasi serta beban bunga utang lembaga keuangan bukan bank serta beban nilai tambah liabilitas
pembebasan tanah
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek meningkat sebesar Rp47.651.914 ribu atau 56,43% dari Rp
84.437.680 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp132.089.594 ribu pada tanggal 31
Desember 2015. Peningkatan ini disebabkan karena pengakuan beban jasa produksi untuk kinerja
tahun 2015.
Utang bank yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun naik sebesar Rp468.035.406 ribu atau
71,6% dari sebesar Rp653.660.986 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp1.121.696.392 ribu
pada tanggal 31 Desember 2015. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2015, Perseroan memperoleh
pinjaman modal kerja dari pihak berelasi.
Utang obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun meningkat sebesar Rp1.477.377.192
ribu. Hal ini disebabkan oleh adanya obligasi JORR II Tahun 2005 Tranche A sebesar Rp77,3 miliar
yang akan jatuh tempo pada tanggal 2 Januari 2016.
Liabilitas pembebasan tanah yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun turun sebesar
Rp381.383.171 ribu atau 25,41% dari sebesar Rp1.500.719.209 ribu pada tanggal 31 Desember 2014
menjadi sebesar Rp1.119.336.038 ribu pada tanggal 31 Desember 2015. Penurunan ini disebabkan
karena pelunasan utang Badan Layanan Usaha (“BLU”) pada ruas-ruas yang telah beroperasi.
ii. Liabilitas Jangka Panjang
Keterangan 30 Juni
2016
31 Desember
2015 2014*
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Pendapatan diterima dimuka
146.890.866
122.481.772
74.577.125
Liabilitas pajak tangguhan 486.203.441 556.877.839 390.457.191
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank 8.899.610.827 7.303.051.412 6.484.840.290
Utang obligasi 3.173.524.260 4.671.253.480 6.144.430.063
Liabilitas kerjasama operasi 820.300 820.300 22.206.213
Liabilitas pembebasan tanah 1.429.591.393 1.523.256.730 1.369.223.143
Utang sewa pembiayaan 26.515.220 21.890.917 34.479.992
Provisi pelapisan jalan tol 239.913.709 176.067.644 153.254.266
Liabilitas jangka panjang lainnya 295.927.200 1.281.190.306 819.424.909
Liabilitas imbalan kerjajangka panjang 1.023.655.605 955.640.670 1.045.330.573
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 15.722.652.821 16.612.531.070 16.538.223.765
Catatan: *) Disajikan kembali
69
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Liabilitas jangka panjang Perseroan terdiri dari pendapatan diterima dimuka, liabilitas pajak tangguhan,
utang bank, utang obligasi, liabilitas kerjasama operasi, liabilitas pembebasan tanah, utang sewa
pembiayaan, provisi pelapisan jalan, liabilitas jangka panjang lainnya dan liabilitas imbalan kerja jangka
panjang. Liabilitas jangka panjang Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar 15.722.652.821
ribu, turun sebesar Rp889.878.249 ribu atau 5,36% dibandingkan dengan liabilitas jangka panjang
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp16.612.531.070 ribu. Penurunan ini terutama
disebabkan karena utang obligasi Perseroan menurun sebesar Rp1.497.729.220 ribu atau 32,06% dari
sebesar Rp4.671.253.480 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp3.173.524.260 ribu pada
tanggal 30 Juni 2016. Penurunan utang obligasi terutama ini disebabkan oleh reklasifikasi obligasi Seri
R senilai Rp1.500.000.000 ribu yang jatuh tempo pada tahun 2017 menjadi utang jangka pendek.
Pendapatan diterima di muka Perseroan meningkat Rp24.409.094 ribu atau 19,93% dari Rp122.481.772
ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp146.890.866 ribu pada tanggal 30 Juni 2016.
Kenaikan ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan sewa iklan, lahan, tempat peristirahatan
dan lahan lainnya yang digunakan atas pemanfaatan Ruang Milik Jalan Tol (Rumijatol).
Utang bank Perseroan meningkat sebesar Rp1.596.559.415 ribu atau 21,86% dari sebesar
Rp7.303.051.412 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp8.899.610.827 ribu pada
tanggal 30 Juni 2016. Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan memperoleh pinjaman kredit investasi
untuk pembangunan ruas-ruas tol baru.
Liabilitas pembebasan tanah turun sebesar Rp93.665.337 ribu atau 6,15% dari sebesar Rp1.523.256.730
ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp1.429.591.393 ribu pada tanggal 30 Juni
2016. Penurunan ini disebabkan karena adanya pelunasan pada ruas-ruas tol yang sudah sepenuhnya
beroperasi.
Utang sewa pembiayaan naik sebesar Rp4.624.303 ribu atau 21,12% dari sebesar Rp21.890.917 ribu
pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp26.515.220 ribu pada tanggal 30 Juni 2016. Peningkatan
ini disebabkan karena meningkatnya Pekerjaan Pengadaan dan Pemeliharaan Peralatan Tol pada
Jalan Tol Jakarta - Cikampek, Jalan Tol Cipularang dan Jalan Tol Padaleunyi.
Provisi pelapisan jalan meningkat sebesar Rp63.846.065 ribu atau 36,26% dari sebesar Rp176.067.644
ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp239.913.709 ribu pada tanggal 30 Juni 2016.
Peningkatan utang provisi pelapisan jalan terjadi karena meningkatnya aktivitas pelapisan jalan tol.
Liabilitas jangka panjang lainnya turun sebesar Rp985.263.106 ribu atau 76,90% dari sebesar
Rp1.281.190.306 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp295.927.200 ribu pada
tanggal 30 Juni 2016. Penurunan ini disebabkan karena pendapatan dari pengoperasian JORR Seksi
S yang sebelumnya dicatatkan dalam rekening khusus Perseroan telah diserahkan kepada Pemerintah
sesuai Berita Acara Kesepakatan Penyerahan Kembali Penugasan Pelaksanaan Pengoperasian
Sementara dan Pemeliharaan Jalan Tol JORR Seksi S (Pondok Pinang-Jagorawi) Nomor 01/BA/M/2016
dan Nomor 12/BA-DIR/2016 tanggal 16 Maret 2016.
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang meningkat sebesar Rp68.014.935 ribu dari sebesar
Rp955.640.670 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp1.023.655.605 ribu pada
tanggal 30 Juni 2016. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya liabilitas program kesehatan
pensiunan dan program purna karya Perseroan.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Liabilitas jangka panjang Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp16.612.531.070 ribu, meningkat sebesar Rp74.307.305 ribu atau 0,45% dibandingkan dengan
liabilitas jangka panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp16.538.223.765 ribu.
Kenaikan ini terutama disebabkan karena peningkatan pinjaman kepada pihak ketiga guna mendukung
kegiatan konstruksi ruas-ruas tol baru yang sedang dilaksanakan Perseroan melalui Entitas Anak.
Selain itu, terdapat liabilitas yang merupakan dana talangan pembelian tanah untuk pembangunan
ruas tol baru.
70
Pendapatan diterima di muka Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp47.904.647 ribu atau
sebesar 64,24% dari sebesar Rp 74.577.125 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi sebesar
Rp122.481.772 ribu pada tanggal 31 Desember 2015. Kenaikan ini disebabkan karena meningkatnya
pendapatan sewa iklan, lahan, tempat peristirahatan dan lahan lainnya yang digunakan atas pemanfaatan
Ruang Milik Jalan Tol (Rumijatol).
Utang bank meningkat sebesar Rp818.211.122 ribu atau 12,62% dari sebesar Rp6.484.840.290 ribu
pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp7.303.051.412 ribu pada tanggal 31 Desember 2015.
Peningkatan ini terjadi terutama karena Perseroan memperoleh utang bank terutama dari pihak berelasi.
Hal ini sejalan dengan adanya aktivitas konstruksi jalan tol baru.
Utang obligasi Perseroan menurun sebesar Rp1.473.176.583 ribu atau 23,98% dari sebesar
Rp 6.144.430.063 ribu pada 31 Desember 2014 menjadi Rp 4.671.253.480 ribu pada tanggal
31 Desember 2015. Penurunan utang obligasi ini terutama disebabkan oleh reklasifikasi obligasi Seri Q
senilai Rp1.000.000.000 ribu yang jatuh tempo pada tahun 2016 menjadi utang jangka pendek.
Liabilitas kerja sama operasi Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp21.385.913 ribu dari sebesar
Rp22.206.213 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp820.300 ribu pada tanggal
31 Desember 2015. Hal ini terjadi karena pada April 2015 Perseroan telah menandatangani berita
acara pembayaran bagi hasil terakhir dan pengakhiran perjanjian kerjasama bagi hasil dalam rangka
pembangunan modifikasi simpang susun Karawang Timur Jalan Tol Jakarta – Cikampek dengan
PT Surya Cipta Swadaya.
Provisi pelapisan jalan jangka panjang meningkat sebesar Rp22.813.378 ribu atau 14,89% dari sebesar
Rp153.254.266 ribu pada tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp176.067.444 ribu pada tanggal
31 Desember 2015. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas pelapisan jalan tol.
c. Ekuitas
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp13.401.018.530 ribu, meningkat
sebesar Rp1.032.354.064 ribu atau 8,35% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp12.368.664.466 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena
meningkatnya saldo laba Perseroan sebesar Rp632.233.346 ribu dari sebesar Rp4.895.330.345 ribu
pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp5.527.563.691 ribu pada tanggal 30 Juni 2016.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp12.368.664.466 ribu, meningkat sebesar Rp1.347.935.145 ribu atau 12,23% dibandingkan dengan
ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp11.020.729.321 ribu. Peningkatan ini
terutama disebabkan karena meningkatnya saldo laba Perseroan sebesar Rp975.182.025 ribu dari
sebesar Rp 3.920.148.320 ribu pada 31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp 4.895.330.345 ribu pada
31 Desember 2015.
B. Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
(dalam ribuan Rupiah)
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Pendapatan 6.711.456.768 4.115.122.236 9.848.242.050 9.173.817.307
Laba Usaha 1.959.081.308 1.608.674.531 3.477.665.145 3.072.723.524
Biaya keuangan – neto (744.944.677) (675.937.938) (1.405.042.942) (1.215.320.255)
Bagian atas rugi neto entitas asosiasi (4.954.541) (3.080.669) (4.317.970) (6.741.959)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 1.209.182.090 929.655.924 2.068.304.233 1.850.661.310
71
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
2016 2015
(dalam ribuan Rupiah)
Tahun yang berakhir pada
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Total Beban Pajak Penghasilan (334.866.190) (357.913.897) (749.103.687) (613.647.138)
Laba Tahun Berjalan 874.315.900 571.742.027 1.319.200.546 1.237.014.172
Beban komprehensif lain tahun berjalan (76.547.018) 19.671.020 (16.822.501) (56.798.985)
Total Penghasilan Komprehensif Tahun Berjalan 797.768.882 591.413.047 1.302.378.045 1.180.215.187
Total penghasilan komprehensif tahun berjalan yang
dapat diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk 849.284.536 662.653.844 1.449.326.765 1.365.670.215
Kepentingan Non Pengendali (51.515.654) (71.240.796) (146.948.720) (185.455.028)
Total laba tahun berjalan yang dapat
diatribusikan Kepada:
Pemilik Entitas Induk 925.509.663 642.914.315 1.466.381.586 1.421.729.172
Kepentingan Non Pengendali (51.193.763) (71.172.288) (147.181.040) (184.715.000)
Catatan: *) Disajikan kembali
Berikut adalah grafik pertumbuhan pendapatan dan laba berjalan Perseroan
a. Pendapatan Usaha
Pendapatan Perseroan terutama berasal dari pendapatan tol dan usaha lainnya serta pendapatan
konstruksi. Hingga saat ini, Perseroan telah mengoperasikan ruas-ruas tol di Indonesia dengan
total panjang 593 km di mana ruas tol Jakarta-Cikampek menjadi yang terpanjangserta memberikan
kontribusi terbesar bagi pendapatan usaha Perseroan.
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dengan
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan Perseroan terdiri dari pendapatan tol dan usaha lainnya serta pendapatan konstruksi.
Pendapatan usaha Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 adalah sebesar Rp6.711.456.768 ribu. meningkat sebesar Rp2.596.334.532 ribu atau 63,09%
dibandingkan dengan pendapatan Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30
Juni 2015 sebesar Rp4.115.122.236 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya
pendapatan konstruksi hingga 424,89% atau sebesar Rp2.021.481.074 ribu. Di samping itu, pendapatan
tol dan usaha lainnya juga meningkat sebesar Rp574.853.458 ribu atau 15,80% dari sebesar
Rp3.639.352.831 ribu menjadi sebesar Rp4.214.206.289 ribu.
72
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp9.848.242.050 ribu, meningkat sebesar Rp674.424.743 ribu atau 7,35% dibandingkan dengan
pendapatan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp9.173.817.307 ribu. Peningkatan ini
terutama disebabkan karena meningkatnya pendapatan tol dan usaha lainnya sebesar Rp402.892.107
ribu atau 5,57% dari sebesar Rp7.227.786.012 ribu menjadi sebesar Rp7.630.678.119 ribu. Selain
itu, pendapatan konstruksi Perseroan juga meningkat sebesar Rp271.532.636 ribu atau 13,95% dari
sebesar Rp1.946.031.295 ribu menjadi sebesar Rp2.217.563.931 ribu.
i. Pendapatan tol dan usaha lainnya
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan tol dan usaha lainnya Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2016 adalah sebesar Rp4.214.206.289 ribu, meningkat sebesar Rp574.853.458 ribu atau
15,79% dibandingkan dengan pendapatan tol dan usaha lainnya Perseroan pada periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada 30 Juni 2015 sebesar Rp3.639.352.831 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan
karena meningkatnya pendapatan dari ruas tol JORR Seksi Non S dan Cikampek-Padalarang.
Pendapatan dari ruas tol JORR Seksi Non S meningkat sebesar Rp104.654.767 ribu atau 26,74%
dari sebesar Rp391.348.862 ribu menjadi Rp496.003.629 ribu. Sedangkan pendapatan dari ruas tol
Cikampek Padalarang meningkat sebesar Rp102.995.232 ribu atau 27,02% menjadi Rp484.189.932
ribu. Di samping itu, secara keseluruhan peningkatan ini terjadi karena meningkatnya volume lalu lintas
transaksi dan penyesuaian tarif tol pada jalan tol milik Perseroan.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan pada pendapatan usaha lainnya sebesar Rp106.148.567
ribu atau sekitar 46,32% dari sebesar Rp229.155.370 ribu menjadi Rp335.303.937 ribu. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh meningkatnya jasa pengoperasian jalan tol pihak lain sebesar Rp75.447.797
ribu atau 321,36% dari sebesar Rp23.477.866 ribu menjadi Rp98.925.663 ribu.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan tol dan usaha lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp7.630.678.119 ribu, meningkat sebesar Rp402.892.107 ribu atau 5,57% dibandingkan
dengan pendapatan tol dan usaha lainnya Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar
Rp7.227.786.012 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya pendapatan tol dari
ruas tol Ulujami – Kebon Jeruk dan ruas tol Jakarta – Cikampek. Pendapatan tol dari ruas tol Ulujami
– Kebon Jeruk yang dioperasikan oleh Entitas Anak Perseroan PT Marga Lingkar Jakarta meningkat
sebesar Rp128.998.890 ribu atau 218,51% dari Rp59.035.018 ribu menjadi sebesar Rp188.033.908
ribu. Sedangkan pendapatan tol dan usaha lainnya dari ruas Jakarta – Cikampek yang dioperasikan
Perseroan meningkat sebesar Rp114.419.515 ribu atau 11,18% dari sebesar Rp1.023.430.461 ribu
menjadi Rp1.137.849.976 ribu. Peningkatan ini terjadi karena volume lalu lintas transaksi meningkat
sebesar 4,54% dari tahun 2014 sebesar 1.319,60 juta transaksi kendaraan menjadi 1.379,57 juta
transaksi kendaraan. Di samping itu, peningkatan ini juga disebabkan karena adanya penyesuaian
tarif tol pada jalan tol milik Perseroan. Ketentuan penyesuaian tarif telah ditetapkan dalam Undang
Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan Pasal 48 dan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005
Pasal 6 ayat (1) dan (2) yang menyebutkan bahwa operator jalan tol dapat menyesuaikan tarif setiap
dua tahun sekali berdasarkan laju inflasi. Pada tahun 2015, beberapa Entitas Anak juga telah mulai
berkontribusi terhadap pencapaian volume lalu lintas Perseroan, seperti Jalan Tol Bogor Ring Road
seksi Sentul-Kedung Halang dan Kedung Halang-Kedung Badak, Jalan Tol Surabaya- Mojokerto seksi
Waru-Sepanjang, Jalan Tol Semarang-Solo Seksi Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen, Jalan Tol
Bali- Mandara, Jalan Tol JORR W2 Utara seksi Kebon Jeruk-Cileduk dan Cileduk-Ulujami, serta yang
terbaru diresmikan beroperasi pada 12 Juni 2015, yaitu Jalan Tol Gempol-Pandaan.
73
Keterangan
2016
2015 (Tidak Diaudit)
2015 2014*
Beban Tol dan Usaha Lainnya
Gaji dan tunjangan 608.838.030 570.073.927 1.033.369.685 934.375.417
Penyusutan dan amortisasi 379.848.637 383.581.364 677.119.204 794.046.895
Provisi pelapisan ulang, pembersihan jalan dan pertamanan 226.486.985 163.362.737 361.644.648 417.660.225
HPP Jasa layanan pemeliharaan BBM SPBU dan properti 156.338.549 143.547.932 354.282.610 385.718.659
Beban kerja sama operasi 118.881.942 173.306.693 294.224.080 313.039.817
Beban pajak 160.949.655 97.967.401 290.575.012 279.907.911
Perbaikan dan pemeliharaan aset 80.240.239 71.882.445 152.032.207 146.626.203
Bahan bakar. listrik dan air 47.767.196 48.167.378 99.669.571 96.494.846
Sewa kendaraan dan peralatan tol 31.456.147 27.316.668 56.599.848 46.406.233
Administrasi dan perlengkapan tol 26.609.634 22.792.871 43.153.523 40.147.917
Pelayanan pemakai jalan tol 25.784.239 25.472.241 42.530.324 37.146.089
Jasa penjemputan hasil tol 17.215.288 16.859.544 36.969.714 36.395.737
Lain-lain (masing-masing dibawah 3 miliar) 34.936.606 29.940.439 75.851.024 34.792.022
Total beban tol dan usaha lainnya 1.935.555.463 1.774.271.640 3.518.021.450 3.562.757.971
Perseroan mencatatkan penurunan dari pendapatan usaha lainnya sebesar Rp71.740.049 ribu atau
12,34% dari Rp581.393.466 ribu selama tahun 2014 menjadi sebesar Rp509.653.417 ribu selama tahun 2015. Hal ini terutama disebabkan karena pendapatan jasa pengoperasian jalan tol pihak lain
oleh Perseroan mengalami penurunan hingga 86,42% dari sebesar Rp100.599.915 ribu selama tahun 2014menjadi sebesar Rp13.661.864 ribu selama tahun 2015.
ii. Pendapatan konstruksi
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan konstruksi Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp2.497.250.479 ribu, meningkat sebesar Rp2.021.481.074 ribu atau 424,89% dibandingkan dengan pendapatan konstruksi Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2015 sebesar Rp475.769.405 ribu. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya aktivitas konstruksi pada ruas-ruas tol baru.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan konstruksi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp2.217.563.931 ribu, meningkat sebesar Rp271.532.636 ribu atau 13,95% dibandingkan dengan pendapatan konstruksi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
sebesar Rp1.946.031.295 ribu. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya aktivitas konstruksi pada ruas-ruas tol baru.
b. Beban Pendapatan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
Catatan: *) Disajikan kembali
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Beban pendapatan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 adalah sebesar Rp4.416.676.168 ribu, meningkat sebesar Rp2.171.632.233 ribu atau 96,73%
dibandingkan dengan beban pendapatan Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada
30 Juni 2015 sebesar Rp2.245.043.935 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya
beban konstruksi dengan signifikan sebesar Rp2.010.348.410 ribu setara 427,03%.
74
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Beban pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp5.720.422.089 ribu, terdiri dari beban tol dan usaha lainnya sebesar Rp3.518.021.450 ribu
dan beban konstruksi sebesar Rp2.202.400.639 ribu. Beban pendapatan Perseroan meningkat sebesar
Rp236.596.684 ribu atau 4,31% dibandingkan dengan beban pendapatan Perseroan pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp5.483.825.405 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena
meningkatnya beban konstruksi sebesar Rp281.333.205 ribu setara 14,64%.
i. Beban tol dan usaha lainnya
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Beban tol dan usaha lainnya Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.935.555.463 ribu, meningkat sebesar Rp161.283.823 ribu atau
9,09% dibandingkan dengan beban tol dan usaha lainnya Perseroan pada periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada 30 Juni 2015 sebesar Rp1.774.271.640 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh peningkatan provisi pelapisan ulang sebesar Rp 82.100.418 ribu atau 56,86% dari Rp144.386.567
menjadi Rp 226.486.985 ribu. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya aktivitas Perseroan dalam
pelapisan ulang selama tahun 2016.
Beban gaji dan tunjangan Perseroan meningkat sebesar Rp38.764.103 ribu atau 6,80% dari sebesar
Rp570.073.927 ribu menjadi Rp608.838.030 ribu. Peningkatan ini disebabkan karena adanya kenaikan
upah berkala serta adanya penyesuaian upah sesuai dengan UMR.
Beban HPP jasa layanan pemeliharaan BBM SPBU dan properti Perseroan meningkat sebesar
Rp12.790.617 ribu atau 8,91% dari sebesar Rp143.547.932 ribu menjadi sebesar Rp156.338.549 ribu.
Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya penjualan usaha lain.
Beban kerja sama operasi Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp54.424.751 ribu atau 31,40%
dari sebesar Rp173.306.693 ribu menjadi Rp118.881.942 ribu. Penurunan ini terjadi karena pada April
2015 Perseroan telah menandatangani berita acara pembayaran bagi hasil terakhir dan pengakhiran
perjanjian kerjasama bagi hasil dalam rangka pembangunan modifikasi simpang susun Karawang Timur
Jalan Tol Jakarta – Cikampek dengan PT Surya Cipta Swadaya sehingga tidak ada pembagian hasil
pendapatan tol kepada PT Surya Cipta Swadaya.
Beban lain-lain meningkat sebesar Rp4.996.167 ribu atau 16,69% dari sebesar Rp29.940.439 ribu
menjadi sebesar Rp 34.936.606 ribu. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan di
lapangan seiring dengan meningkatnya volume lalu lintas.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Beban tol dan usaha lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp3.518.021.450 ribu, turun sebesar Rp44.736.521 ribu atau 1,26% dibandingkan
dengan beban tol dan usaha lainnya selama tahun 2014 sebesar Rp3.562.757.971 ribu. Penurunan
ini terutama disebabkan karena turunnya beban penyusutan dan amortisasi Perseroan sebesar
Rp116.927.691 ribu atau 14,73% dari Rp794.046.895 ribu selama 2014 menjadi Rp677.119.204 ribu
pada tahun 2015. Beban penyusutan dan amortisasi Perseroan turun karena perubahan metode
perhitungan dari sebelumnya menggunakan straight line method menjadi unit of usage method yang
berdasarkan volume lalu lintas.
75
Beban gaji dan tunjangan Perseroan meningkat sebesar Rp98.994.268 ribu atau 10,59% dari
sebesar Rp934.375.417 ribu selama tahun 2014 menjadi sebesar Rp1.033.369.685 ribu selama
tahun 2015. Peningkatan beban gaji dan tunjangan disebabkan karena kenaikan upah berkala serta
adanya penyesuaian upah sesuai dengan UMR dan bertambahnya ruas tol yang beroperasi sehingga
meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia.
Provisi pelapisan ulang, pembersihan jalan dan pertamanan menurun sebesar Rp56.015.577 ribu atau
13,41% dari sebesar Rp417.660.225 ribu selama tahun 2014 menjadi sebesar Rp361.644.648 ribu
selama tahun 2015. Penurunan ini terjadi karena turunnya aktivitas Perseroan dalam pelapisaan ulang,
pembersihan jalan dan pertamanan selama tahun 2015.
Beban HPP jasa layanan pemeliharaan BBM SPBU dan properti turun sebesar Rp31.436.049 ribu atau
8,15% menjadi Rp354.282.610 ribu selama tahun 2015 dari Rp385.718.659 ribu selama tahun 2014.
Hal ini disebabkan akibat penurunan penjualan dari jasa layanan pemeliharaan.
Beban kerja sama operasi Perseroan turun sebesar Rp18.815.737 ribu atau 6,01% dari Rp313.039.817
ribu selama tahun 2014 menjadi Rp294.224.080 ribu selama tahun 2015. Beban kerja sama operasi
adalah selisih antara jumlah pendapatan tol untuk investor dengan pembayaran liabilitas kerja sama
operasi tanpa kuasa penyelenggaraan, termasuk bagian bunga atas kewajiban kerjasama operasi
dalam bentuk bagi pendapatan tol dengan jumlah minimum dan angsuran pasti. Beban ini merupakan
beban kerja sama operasi dengan PT BangunTjipta Sarana yang perjanjiannya berakhir pada 10 Juli
2015 dan PT Surya Cipta Swadaya yang perjanjiannya berakhir pada 28 April 2015.
Beban pajak meningkat sebesar Rp10.667.101 ribu atau 3,81% dari Rp279.907.911 ribu selama tahun
2014 menjadi sebesar Rp290.575.012 ribu pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena kenaikan tarif
Pajak Bumi dan Bangunan.
Beban lain-lain meningkat sebesar Rp41.059.002 ribu atau 118,01% dari sebesar Rp34.792.022 ribu
selama tahun 2014 menjadi Rp75.851.024 ribu selama tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan operasional baik pemeliharaan, pelayanan dan aktivitas pengumpulan tol.
ii. Beban konstruksi
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Beban konstruksi Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016
adalah sebesar Rp2.481.120.705 ribu, meningkat sebesar Rp2.010.348.410 atau 427,03% dibandingkan
dengan beban konstruksi Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015
sebesar Rp470.772.295 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya aktivitas
pembangunan ruas-ruas tol baru.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Beban konstruksi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp2.202.400.639 ribu, meningkat sebesar Rp281.333.205 ribu atau 14,64% dibandingkan
dengan beban konstruksi Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
sebesar Rp1.921.067.434 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya aktivitas
pembangunan ruas-ruas tol baru.
76
c. Beban dan Pendapatan Lainnya
i. Penghasilan dan beban lain-lain
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Penghasilan bunga deposito 107,741,443 109.155.957 163.066.766 258.560.991
Penghasilan jasa giro 7.913.714 3.509.216 11.174.481 6.937.089
(21.548.289) (21.109.593) - -
(1.582.742) (701.843) - -
Keuntungan penjualan aset tetap 123.969 531.793 1.346.027 342.264
Lainnya 34.273.752 67.910.979 97.321.538 22.017.264
Total 126.921.847 159.296.509 272.908.812 287.857.608
Catatan: *) Disajikan kembali
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Penghasilan lain-lain Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016
adalah sebesar Rp126.921.847 ribu, menurun sebesar Rp32.374.662 ribu atau 20,32% dibandingkan
dengan penghasilan lain-lain Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015
sebesar Rp159.296.509 ribu. Penurunan ini terutama disebabkan karena menurunnya penghasilan
lainnya.
Beban lain-lain Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016
adalah sebesar Rp19.248.825 ribu, meningkat sebesar Rp2.091.770 ribu atau 12,19% dibandingkan
dengan beban lain-lain Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015
sebesar Rp17.157.055 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya beban pajak
giro seiring dengan meningkatnya penghasilan jasa giro.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Penghasilan lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp272.908.812 ribu, turun sebesar Rp14.948.796 ribu atau 5,19% dibandingkan dengan
penghasilan lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar
Rp287.857.608 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena penghasilan bunga deposito Perseroan
turun hingga Rp95.494.225 ribu atau 36,93% akibat dana yang ada sebagian besar dipindahkan ke jasa
giro untuk digunakan sebagai pembayaran kontraktor.
Beban lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp29.804.780 ribu, meningkat sebesar Rp9.521.590 ribu atau 46,94% dibandingkan dengan beban
lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp20.283.190
ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya beban administrasi bank, provisi
pinjaman, dan lainnya.
77
ii. Beban umum dan administrasi
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Gaji dan tunjangan 288,080.362 249.628.821 524.702.786 540.135.225
Penyusutan dan amortisasi 24.711.255 28.145.573 61.076.657 49.160.510
Perbaikan dan pemeliharaan aset tetap 18.820.899 15.614.103 58.265.713 39.873.725
Administrasi kantor dan sumbangan 21.008.164 23.922.586 55.262.752 79.805.273
Pajak. iuran dan retribusi 6.302.099 10.246.037 52.364.416 32.212.751
Jasa profesional 11.438.876 7.782.242 27.105.288 21.785.431
Bahan bakar. listrik dan air 9.610.296 10.775.878 24.100.509 25.261.023
Sewa 13.539.864 11.223.953 23.954.453 35.474.113
Transportasi dan perjalanan dinas 9.428.375 8.420.160 18.705.240 23.013.763
Publikasi 4.383.001 5.317.608 11.744.195 16.934.103
Provisi dan administrasi fasilitas pembiayaan - - 3.671.611 3.121.376
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar) 36.049.123 32.466.263 32.305.228 18.065.503
Total 443.372.314 403.543.224 893.258.848 884.842.796
Catatan: *) Disajikan kembali
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Beban umum dan administrasi Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2016 adalah sebesar Rp443.372.314 ribu, meningkat sebesar Rp39.829.090 ribu atau
9,87% dibandingkan dengan beban umum dan administrasi Perseroan pada periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada 30 Juni 2015 sebesar Rp403.543.224. Peningkatan ini terutama disebabkan
karena meningkatnya beban gaji dan tunjangan karyawan sebesar Rp38.451.541 ribu dari sebesar
Rp249.628.821 ribu menjadi sebesar Rp288.080.362 ribu. Peningkatan beban gaji dan tunjangan
disebabkan karena adanya kenaikan tarif upah berkala serta bertambahnya Entitas Anak khususnya di
bidang jalan tol.
Beban penyusutan dan amortisasi Perseroan menurun sebesar Rp3.434.318 ribu atau 12,20% dari
sebesar Rp28.145.573 ribu menjadi Rp24.711.255 ribu. Penurunan ini disebabkan karena Perseroan
menunda penggantian aset-aset baru.
Beban perbaikan dan pemeliharaan aset tetap meningkat sebesar Rp3.206.796 ribu atau 20,54% dari
Rp15.614.103 ribu menjadi Rp18.820.899 ribu. Peningkatan ini dilakukan untuk meningkatkan masa
manfaat aset tetap Perseroan .
Beban administratif kantor dan sumbangan meningkat sebesar Rp2.914.422 ribu atau 12,18%
dari Rp23.922.586 ribu menjadi sebesar Rp21.008.164 ribu. Peningkatan ini disebabkan karena
bertambahnya Entitas Anak khususnya jalan tol.
Pajak, iuran dan retribusi turun sebesar Rp3.943.938 ribu atau 38,49% dari Rp10.246.037 ribu menjadi
sebesar Rp6.302.099 ribu. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan
khususnya untuk gedung serta bertambahnya Entitas Anak.
Jasa profesional meningkat sebesar Rp3.656.634 ribu atau 46,99% dari sebesar Rp7.782.242 ribu
menjadi Rp11.438.876 ribu. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas Perseroan dalam
melakukan kajian-kajian bisnis.
Beban sewa Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp2.315.911 ribu atau 20,63% dari sebesar
Rp11.223.953 ribu menjadi Rp13.539.864 ribu. Peningkatan ini disebabkan karena karena bertambahnya
Entitas Anak khususnya jalan tol.
78
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Beban umum dan administrasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp893.258.848 ribu, meningkat sebesar Rp8.416.052 ribu atau 0,95% dibandingkan dengan
beban umum dan administrasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp884.842.796 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya biaya pajak, iuran dan retribusi sebesar Rp20.151.665 ribu atau 62,56% dari sebesar Rp32.212.751 ribu selama tahun 2014 menjadi
Rp52.364.416 ribu selama tahun 2015 akibat adanya kenaikan dari beban pajak bumi dan bangunan (PBB).
Beban gaji dan tunjangan karyawan Perseroan menurun sebesar Rp15.432.439 ribu atau 2,86% dari
sebesar Rp540.135.225 ribu selama tahun 2014 menjadi Rp524.702.786 ribu selama tahun 2015. Hal ini disebabkan karena menurunya jumlah karyawan tetap Perseroan dari 4.692 karyawan pada tahun 2014 menjadi sebesar 4.561 karyawan pada tahun 2015.
Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar Rp11.916.147 ribu dari sebesar Rp49.160.510
ribu selama tahun 2014 atau 24,24% menjadi Rp61.076.657 ribu selama tahun 2015. Peningkatan ini seiring dengan penambahan gedung, peralatan kantor dan kendaraan bermotor yang dimiliki oleh
Perseroan.
Beban perbaikan dan pemeliharaan aset tetap Perseroan meningkat sebesar Rp18.391.988 ribu atau 46,13% dari Rp39.873.725 ribu selama tahun 2014 menjadi Rp58.265.713 ribu selama tahun 2015. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kegiatan perbaikan dan pemeliharaan aset tetap Perseroan
seperti aset dalam pelaksanaan, peralatan operasi dan kantor, gedung kantor dan bangunan lain serta kendaraan.
Beban administrasi kantor dan sumbangan turun sebesar Rp24.542.521 ribu atau 30,75% dari
Rp79.805.273 ribu menjadi Rp55.262.752 ribu. Penurunan ini disebabkan karena adanya efisiensi- efisiensi yang dilakukan Perseroan seperti rapat-rapat dan penyediaan alat tulis kantor.
Beban sewa turun sebesar Rp11.519.660 ribu atau 32,47% dari 35.474.113 ribu selama tahun 2014 menjadi Rp23.954.453 ribu selama tahun 2015. Penurunan ini disebabkan karena efisiensi biaya sewa
yang dilakukan Perseroan.
Beban transportasi dan perjalanan dinas Perseroan turun sebesar Rp4.308.523 ribu atau18,72% dari Rp23.013.763 ribu selama tahun 2014 menjadi Rp18.705.240 ribu selama tahun 2015. Penurunan ini
disebabkan oleh efisiensi aktivitas pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi.
Beban publikasi turun sebesar Rp5.189.908 ribu atau 30,65% dari Rp16.934.103 ribu selama tahun 2014 menjadi Rp11.744.195 ribu selama tahun 2015. Hal ini dikarenakan Perseroan mengurangi kegiatan publikasinya.
Beban lain-lain meningkat Rp14.239.725 ribu atau 78,82% dari sebesar Rp18.065.503 ribu selama tahun
2014 menjadi Rp32.305.228 ribu selama tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan karena penambahan
Entitas Anak.
iii. Biaya keuangan – neto
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Utang bank 378.648.281 352.416.037 724.064.776 590.686.471
Utang obligasi 319.172.504 322.751.068 646.771.152 624.633.784
Utang lembaga keuangan bukan bank 34.958.333 770.833 34.207.014 -
12.165.559 - - -
Total 744.944.677 675.937.938 1.405.042.942 1.215.320.255
Catatan: *) Disajikan kembali
79
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Biaya keuangan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016
adalah sebesar Rp744.944.677 ribu, meningkat sebesar Rp69.006.739 ribu atau 10,21% dibandingkan
dengan biaya keuangan Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015
sebesar Rp675.937.938 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya beban bunga
atas utang lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp34.187.500 ribu atau 4.435,14% dari sebesar
Rp770.833 menjadi Rp34.958.333 ribu untuk pembangunan ruas-ruas tol baru.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Biaya keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp1.405.042.942 ribu, meningkat sebesar Rp189.722.687 ribu atau 15,61% dibandingkan dengan
biaya keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar
Rp1.215.320.255 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya beban bunga sebesar
Rp133.378.305 ribu atau 22,58% atas utang bank Perseroan dari Rp590.686.471 ribu menjadi sebesar
Rp724.064.776 ribu. Selain itu, beban bunga dari utang lembaga keuangan bukan bank juga meningkat
sebesar Rp34.207.014 ribu. Beban bunga atas obligasi juga meningkat sebesar Rp22.137.368 ribu
atau 3,54% dari Rp624.633.784 ribu menjadi Rp646.771.152 ribu. Peningkatan utang digunakan untuk
pembangunan ruas-ruas tol baru.
iv. Beban Pajak Penghasilan
Keterangan
Periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
Beban pajak kini
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Perseroan 381.489.955 292.113.932 (569.596.292) (527.121.294)
Entitas Anak 12.515.253 4.346.752 (15.803.398) (6.481.073)
Total pajak penghasilan 394.005.208 296.460.683 (585.399.690) (533.602.367)
Beban pajak tangguhan
Perseroan
(12.220.049)
39.725.964
(106.927.454)
(39.594.463)
Entitas Anak (46.918.969) 21.727.250 (56.776.543) (40.450.308)
Total beban pajak tangguhan (59.139.018) 61.453.214 (163.703.997) (80.044.771)
Total beban pajak penghasilan 334.866.190 357.913.897 (749.103.687) (613.647.138)
Catatan: *) Disajikan kembali
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Beban pajak penghasilan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 adalah sebesar Rp334.866.190 ribu, menurun sebesar Rp23.047.707 ribu atau 6,44% dibandingkan
dengan beban pajak penghasilan Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni
2015 sebesar Rp357,913,897 ribu. Beban pajak penghasilan konsolidasian Perseroan untuk periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 terdiri dari beban pajak kini sebesar Rp394.005.208
ribu dikurangi beban pajak tangguhan sebesar Rp59.139.018 ribu. Sedangkan untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015, beban pajak kini adalah sebesar Rp296.460.683 ribu dan
beban pajak tangguhan sebesar Rp61.453.214 ribu.
80
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp749.103.687 ribu, meningkat sebesar Rp135.456.549 ribu atau 22,07% dibandingkan dengan beban
pajak penghasilan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp613.647.138 ribu. Beban
pajak penghasilan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 terdiri
dari beban pajak kini sebesar Rp585.399.690 ribu dan beban pajak tangguhan sebesar Rp163.703.997
ribu. Sedangkan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, beban pajak kini adalah sebesar
Rp533.602.367 ribu dan beban pajak tangguhan sebesar Rp80.044.771 ribu.
d. Penghasilan Komprehensif Tahun Berjalan
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Penghasilan komprehensif tahun berjalan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp797.768.882 ribu, meningkat sebesar Rp206.355.835 ribu atau
34,89% dibandingkan dengan beban penghasilan komprehensif Perseroan untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp591.413.047 ribu. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya laba tahun berjalan Perseroan sebagai akibat dari meningkatanya pendapatan Peseroan.
Marjin penghasilan komprehensif tahun berjalan Perseroan per 30 Juni 2016 adalah sebesar 11,89%,
menurun dari marjin penghasilan tahun berjalan per 30 Juni 2015 sebesar 14,37%.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Penghasilan komprehensif tahun berjalan Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp1.302.378.045 ribu, meningkat sebesar Rp122.162.858 ribu atau 10,35%
dibandingkan dengan penghasilan komprehensif Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar
Rp1.180.215.187 ribu. Hal ini disebabkan karena meningkatnya laba tahun berjalan Perseroan sebagai
akibat dari meningkatanya pendapatan Peseroan. Marjin penghasilan komprehensif tahun berjalan
Perseroan per 31 Desember 2015 adalah sebesar 13,22%, meningkat dari marjin penghasilan tahun
berjalan per 31 Desember 2014 sebesar 12,87%.
e. Laba Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemillik entitas induk Perseroan untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp925.509.663 ribu, meningkat
sebesar Rp282.595.348 ribu atau 43,96% dibandingkan dengan laba tahun berjalan untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp642.914.315 ribu. Marjin laba bersih
tahun berjalan Perseroan per 30 Juni 2016 adalah sebesar 13,79%, menurun dari marjin laba bersih
per 30 Juni 2015 sebesar 15,62%.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemillik entitas induk Perseroan untuk tahun
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1.466.381.586 ribu, meningkat sebesar
Rp44.652.414 ribu atau 3,14% dibandingkan dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemillik entitas induk untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 sebesar Rp1.421.729.172
ribu. Marjin laba bersih Perseroan per 31 Desember 2015 adalah sebesar 14,89%, menurun dari marjin
laba bersih per 31 Desember 2014 sebesar 15,50%.
81
C. Arus Kas Konsolidasian
Keterangan Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
(dalam ribuan
Rupiah)
Untuk Tahun Yang Berakhir
PadaTanggal 31 Desember
2016 2015 2015 2014*
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 471.584.009 755.967.500 1.713.543.029 1.759.385.695
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (1.892.142.152) (1.220.573.857) (4.012.954.887) (3.559.187.307)
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 2.143.870.000 (65.740.599) 2.331.849.283 1.576.523.955
Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas 723.311.857 (530.346.956) 32.437.425 (223.277.657)
Kas setara kas awal tahun 3.323.221.103 3.290.783.678 3.290.783.678 3.514.061.335
Kas dan setara kas akhir tahun 4.046.532.960 2.760.436.722 3.323.221.103 3.290.783.678
Catatan: *) Disajikan kembali
Perbandingan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk periode 6 bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp471.584.009 ribu, menurun 37,62% atau sebesar
Rp284.383.491 dari posisi 30 Juni 2015. Penurunan tersebut disebabkan oleh peningkatan pembayaran
kepada pemasok dan pembayaran bunga pinjaman.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk periode 6 bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp1.892.142.152 ribu, menurun 55% atau sebesar
Rp671.568.295 dari posisi 30 Juni 2015. Penurunan tersebut disebabkan oleh penambahan hak
pengusahaan jalan tol seiring dengan progress konstruksi jalan tol di Enitas Anak
Arus kas bersih yang diperoleh untuk aktivitas pendanaan Perseroan untuk periode 6 bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp2.143.870.000 ribu, meningkat 3.361% atau
sebesar Rp2.209.610.599 dari posisi 30 Juni 2015. Kenaikan tersebut disebabkan oleh penambahan
utang bank di tahun 2016 sebesar Rp3.375.169.014.
Perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasional Perseroan pada tahun 2015 adalah sebesar
Rp1.713.543.029 ribu, turun 2,60% atau sebesar Rp45.842.666 ribu dari posisi tahun 2014. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya kas dari pendapatan tol sebesar Rp474.632.155 ribu atau 7,14%
dari Rp6.646.392.546 ribu pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp7.121.024.701 ribu pada tahun
2015. Di samping itu, pembayaran kepada pemasok turun sebesar Rp304.678.813 ribu dari sebesar
Rp1.954.389.874 ribu pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp1.649.711.061 ribu pada tahun 2015.
Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan pada tahun 2015 adalah sebesar
Rp4.012.954.887 ribu, meningkat 12,75% atau sebesar Rp453.767.580 ribu dari posisi tahun 2014.
Hal ini disebabkan karena Perseroan melakukan penambahan investasi jangka panjang sebesar
Rp472.046.200 ribu. Selain itu Perseroan juga melakukan penambahan hak pengusahaan jalan tol
sebesar Rp39.122.268 ribu.
Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Perseroan pada tahun 2015 adalah sebesar
Rp2.331.849.283 ribu, meningkat 47,91% atau sebesar Rp755.325.328 ribu dari posisi tahun 2014
sebesar Rp1.576.523.955 ribu. Hal ini disebabkan karena Perseroan memperoleh kas yang berasal
dari bank dan pinjaman lembaga keuangan bukan bank masing-masing sebesar Rp1.936.892.064 ribu
dan Rp1.349.281.896 ribu.
82
8. LIKUIDITAS
Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya,
yang dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu: (i) rasio lancar (ii) rasio kas. Rasio lancar Perseroan,
yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah aktiva lancar dengan jumlah liabilitas lancar untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
adalah 45,56%, 48,16% dan 82,44%. Rasio kas Perseroan, yang dihitung dengan cara membandingkan
jumlah kas dan setara kas dengan jumlah liabilitas lancar untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah 36,49%, 42,91% dan 76,51%.
Sumber utama likuiditas Perseroan adalah berasal dari eksternal yaitu pinjaman perbankan atau
obligasi. Perseroan berupaya untuk mendanai 70% dari belanja modal yang diperlukan untuk proyek
jalan tol baru melalui pendanaan utang yang diperoleh anak perusahaan (dengan garansi/jaminan dari
para pemegang saham, jika diperlukan), dan mendanai 30% sisanya dengan kontribusi modal (equity
contribution) dari para pemegang saham anak perusahaan tersebut. Perseroan memperkirakan bahwa
pinjaman perbankan atau obligasi akan tetap menjadi sumber utama likuiditas Perseroan.
Perseroan tidak memiliki sumber likuiditas yang material yang belum digunakan.
Di luar perjanjian kredit, tidak ada permintaan, perikatan atau komitmen, kejadian, dan/atau ketidakpastian
yang akan mengakibatkan terjadinya peningkatan atau penurunan yang material terhadap likuiditas
Perseroan.
Sumber likuiditas dan modal Perseroan mencukupi kebutuhan modal kerja untuk melakukan aktivitas
bisnis sehari-hari. Perseroan melakukan kontrol secara rutin atas kegiatan operasi dan menjaga
covenant yang telah diperjanjikan kepada kreditur untuk memelihara dan menjaga sumber likuiditas
dan modal Perseroan.
9. SOLVABILITAS
Tingkat solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitasnya dengan
menggunakan seluruh aset yang dimiliki dan modal sendiri, yang diukur dengan perbandingan seluruh
liabilitas dengan ekuitas atau dengan seluruh aktiva.
Tingkat Solvabilitas Perseroan dengan cara membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 masing-
masing adalah 200,07%, 196,92% dan 189,09%
Tingkat Solvabilitas Perseroan dengan cara membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah aktiva
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 masing-
masing adalah 66,67%, 66,32% dan 65,41%
Angka-angka di atas menunjukkan rata-rata solvabilitas yang stabil sehingga risiko Solvabilitas
Perseroan menjadi relatif kecil karena seluruh aset Perseroan memiliki kualitas dan likuiditas yang baik.
10. IMBAL HASIL
Imbal Hasil Ekuitas atau Return On Equity (ROE) adalah kemampuan Perseroan untuk menghasilkan
laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan, yang diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan
ekuitas. Imbal Hasil Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing adalah sebesar 6,91%, 11,86% dan 12,90%.
Imbal Hasil Investasi atau Return On Asset (ROA) adalah kemampuan Perseroan untuk menghasilkan
laba bersih dari aktiva yang dimiliki, yang diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah
aktiva. Imbal Hasil Investasi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing adalah sebesar 2.30%, 3.99% dan 4,46%.
83
11. BELANJA MODAL (CAPITAL EXPENDITURE)
Pada tahun 2016, belanja modal diperkirakan mencapai Rp 13,89 triliun atau meningkat 234,07%
dibandingkan belanja modal pada tahun 2015. Belanja modal ini sebagian besar digunakan untuk
kegiatan pembangunan proyek baru. Realisasi belanja modal pada tahun 2015 mencapai Rp 4,16
triliun, menurun dibanding dengan Rp 4,78 triliun pada tahun 2014.
Kebijakan Perseroan untuk belanja modal antara lain sebagai berikut:
- Untuk belanja modal yang sifatnya rutin, maka dibiayai melalui sumber dana internal Perseroan,
yaitu dari pendapatan operasi.
- Untuk belanja modal yang sifatnya non rutin dan berskala besar, diupayakan menggunakan sumber
dana internal. Dan apabila dana dari sumber internal tidak mencukupi, maka dibiayai melalui dana
eksternal yaitu utang perbankan atau utang Obligasi.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak melakukan pengikatan untuk pembelian barang
modal. Perseroan juga memiliki kebijakan untuk tidak melakukan pembelian belanja modal dalam
bentuk valuta asing, sehingga tidak diperlukan adanya transaksi lindung nilai.
Tidak terdapat investasi barang modal yang dikeluarkan dalam rangka pemenuhan persyaratan regulasi
dan isu lingkungan hidup. Pembangunan jalan tol yang dilakukan Perseroan telah memenuhi ketentuan-
ketentuan terkait isu lingkungan hidup dengan didapatkannya izin lingkungan atas setiap proyek jalan
tol.
12. ANALISIS PENDAPATAN BERSIH PERSEROAN DENGAN INDUSTRI SEJENIS
Pendapatan Usaha Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 sebesar
Rp6.711.456.768 ribu, dibandingkan dengan PT Citra Marga Nusaphala Tbk (“CMNP”) Rp1.414.639.444
ribu. Sementara itu, Laba Bersih Perseroan tercatat Rp874.315.900 ribu dibandingkan dengan CMNP
sebesar Rp271.581.067 ribu. Besarnya Pendapatan Perseroan ditopang dari pendapatan tol dan usaha
lainnya sedangkan pendapatan CMNP ditopang oleh pendapatan jasa konstruksi.
13. MANAJEMEN RISIKO
Dengan visi dan misi untuk menjadi pemimpin dalam industri jalan tol, Perseroan mengadopsi teknologi
dan sistem manajemen modern untuk senantiasa meningkatkan daya saing Perseroan. Salah satu
unsur penting dalam manajemen modern adalah pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko membantu
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan ketidakpastian dan pengaruhnya terhadap
pencapaian tujuan strategis Perseroan.
Dalam menjalankan kegiatan usaha, Perseroan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam setiap kegiatan operasionalnya dan dapat mempengaruhi hasil usaha dan
kinerja Perseroan. Mengingat bisnis jalan tol merupakan investasi besar dengan pengembalian jangka
panjang dan memiliki ketidakpastian tinggi selama masa pembangunan serta pengoperasiannya,
maka penerapan manajemen risiko menjadi semakin penting bagi gerak langkah Perseroan dalam
menjalankan usahanya.
Pengelolaan manajemen risiko dilakukan dengan pendekatan yang sistimatis, terstruktur dan
terintegrasi untuk mengantisipasi suatu ketidakpastian atau kerugian yang mungkin terjadi dalam
pengelolaan Perseroan yang meliputi 3 (tiga) bidang utama yaitu bidang pengembangan usaha jalan
tol, pengoperasian jalan tol dan pengembangan usaha lain serta 5 (lima) bidang pendukung yaitu
bidang keuangan, bidang SDM, bidang Regulasi, Hukum dan Lingkungan, bidang Teknologi Informasi
serta bidang citra dan reputasi Perseroan.
84
Sejak tahun 2007, Perseroan telah menerapkan Sistem Manajemen Risiko yang berbasis pada standar
AS/NZS 4360:1999 sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direksi No. 139/KPTS/2007 tentang
Manual Pengelolaan Risiko. Selanjutnya, dengan terbitnya ISO 31000:2009 pada tanggal 31 Oktober
2009, Perseroan melakukan tinjauan manajemen untuk mengubah pedoman penerapan manajemen
risiko dengan standar baru yang berorientasi pada Enterprise Risk Management (ERM) dengan
menerbitkan Keputusan Direksi Perseroan No. 129.2/KPTS/2010 tentang Kebijakan Manajemen Risiko
dan Manual Manajemen Risiko di Lingkungan Perseroan.
Direksi menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko sebagai acuan dalam mencapai Sasaran Jangka
Panjang Perseroan dan Manual Manajemen Risiko sebagai wujud komitmen untuk penerapan
manajemen risiko di seluruh organisasi secara luas dan terintegrasi, dalam rangka menunjang kepastian
pencapaian Sasaran Jangka Panjang Perseroan, serta memberikan kerangka penerapan manajemen
risiko secara sistematis dan terukur sesuai persyaratan internasional.
Kebijakan Manajemen Risiko dan Manual Manajemen Risiko di lingkungan Perseroan menggunakan
ISO 31000:2009 sebagai acuan dan tertuang dalam Keputusan Direksi Perseroan No. 129.2/KPTS/2010
tentang Kebijakan Manajemen Risiko dan Manual Manajemen Risiko di Lingkungan Perseroan.
Selain ISO 31000:2009, pengelolaan risiko di Perseroan juga mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perseroan yang Baik
(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara yang direvisi dengan Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perseroan
yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.
Kebijakan Manajemen Risiko Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka menerapkan kebijakan Risiko, Perseroan telah menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan
Fairness.
2. Risiko harus dipahami sebagai semua peristiwa yang mungkin dapat terjadi dalam proses bisnis
Perseroan dalam pencapaian sasaran bisnisnya.
3. Semua risiko Perseroan harus dikelola secara maksimal dengan memanfaatkan sumber daya
Perseroan sehingga tetap berada dalam batas Toleransi Risiko Perseroan.
4. Direksi, seluruh Karyawan dan Mitra Usaha Perseroan memiliki peran dalam pengelolaan risiko
sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing.
5. Menyempurnakan sistem pengelolaan risiko secara terus menerus sesuai kondisi terkini dan
mendorong seluruh Karyawan untuk selalu mengembangkan dan memelihara budaya sadar risiko
dalam rangka menjaga nilai Perseroan dan kepercayaan para pemangku kepentingan.
Tujuan dari penerapan manajemen risiko di Perseroan adalah:
1. Meningkatkan kesadaran terhadap adanya dampak dari aktifitas dan tindakan bisnis maupun
pengaruh faktor eksternal yang mengandung risiko.
2. Menurunkan potensi frekuensi kejadian-kejadian berbahaya yang mungkin terjadi.
3. Meminimalkan potensi kerugian sebagai dampak yang ditimbulkan oleh kejadian-kejadian tersebut.
Dalam melaksanakan aktivitas usaha sehari-hari, Perseroan dihadapkan pada berbagai risiko terkait
kegiatan usaha Perseroan sebagaimana diuraikan pada Bab Risiko Usaha. Perseroan menelaah dan
menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko seperti di bawah ini:
1. Risiko Investasi
Perseroan memitigasi risiko adanya keterlambatan dan klaim atas pembebasan lahan atau pengadaan
tanah dengan berkoordinasi dan mendorong instansi terkait untuk mempercepat pelaksanaan
pembebasan lahan dan pembangunan jalan tol serta menyediakan dana talangan atas keterbatasan
dana pemerintah. Selain itu, pembengkakan biaya konstruksi dapat dikompensasikan dengan
penyesuaian dari tarif yang disetujui di awal pengoperasian jalan tol.
85
2. Risiko Penyesuaian Tarif (Keterlambatan dan Kenaikan Besaran Tarif Tidak Sesuai Undang-
Undang)
Perseroan memitigasi risiko adanya keterlambatan dan kenaikan besaran tarif yang tidak sesuai dengan
undang-undang dengan cara mempertahankan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimal (SPM).
3. Risiko Perubahan Peraturan
Perseroan memitigasi risiko perubahan peraturan oleh Pemerintah pembayaran ganti rugi atas potensi
pendapatan yang hilang oleh Pemerintah.
4. Risiko Bencana Alam atau Akibat Perbuatan Manusia
Risiko bencana alam dapat dimitigasi dengan perencanaan konstruksi yang disesuaikan dengan kondisi
alam atau lingkungan dari ruas tersebut.
5. Risiko Volume Lalu Lintas Tidak Sesuai Perkiraan Awal
Untuk memitigasi risiko ini, Perseroan mempunyai kebijakan untuk membangun jalan tol baru yang
terkoneksi dengan jalan tol yang sudah beroperasi sehingga dapat saling mendukung terjaminnya
pencapaian target volume lalu lintas, baik untuk ruas yang telah beroperasi maupun ruas tol yang baru.
6. Risiko Perubahan Suku Bunga
Risiko bunga atas arus kas adalah risiko dimana arus kas masa datang suatu instrumen keuangan akan
berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur risiko terhadap suku bunga Perseroan dinilai
rendah apabila ditinjau dari sisi neraca, namun Perseroan terus memonitor hal ini untuk meminimalkan
dampak negatif terhadap Perseroan. Pinjaman yang dikeluarkan pada tingkat suku bunga variabel
mengekspose Perseroan terhadap arus kas dari risiko tingkat suku bunga.
7. Risiko Terputusnya Konstruksi Jalan Tol
Upaya yang dilakukan Perseroan bila konstruksi jalan tol tidak memungkinkan untuk diteruskan
atau terputus akan berdampak bertambahnya biaya dan tertundanya pendapatan Perseroan adalah
membuat alternatif rute jalan tol sebagai pengganti, meminta jaminan Pemerintah serta bekerjasama
dengan Pemerintah Daerah untuk mendukung perubahan rute.
8. Risiko Kehilangan Pendapatan Akibat Perselisihan dengan Pihak Lain
Tindakan preventif yang dilakukan Perseroan adalah berupaya untuk mendapat dukungan dari
Kementerian BUMN.
86
VI. FAKTOR RISIKO
Investasi dalam Saham mengandung risiko tinggi. Calon pemegang HMETD disarankan
mempertimbangkan seluruh informasi dalam Prospektus ini, termasuk risiko-risiko yang diuraikan di
bawah ini, secara seksama sebelum membuat keputusan investasi. Apabila salah satu dari risiko-risiko
tersebut di bawah ini terjadi, maka kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan kinerja operasi
Perseroan dapat mengalami dampak merugikan yang material, harga pasar Saham HMETD dapat
mengalami penurunan, dan calon pemegang HMETD mungkin mengalami kerugian atas sebagian atau
seluruh investasi. Perseroan telah mengungkapkan risiko-risiko yang dipandang material, dan faktor-
faktor risiko di bawah ini telah disusun berdasarkan bobot dampak risiko tersebut terhadap kondisi
keuangan dan kinerja Perseroan secara keseluruhan.
Dalam menjalankan kegiatan usaha, Perseroan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam setiap kegiatan operasionalnya dan dapat mempengaruhi hasil usaha dan kinerja
Perseroan.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing risiko usaha material yang dihadapi oleh Perseroan
yang telah disusun berdasarkan bobot dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan,
dimulai dari risiko utama Perseroan.
RISIKO TERKAIT KEGIATAN USAHA PERSEROAN
1. Risiko Investasi
Dalam melakukan kegiatan investasi, Perseroan menghadapi risiko pembebasan lahan atau pengadaan
tanah (keterlambatan dan klaim) serta risiko membengkaknya biaya konstruksi. Salah satu kunci
sukses pembangunan jalan tol adalah tersedianya lahan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 02
tahun 2012 dan Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012, Pemerintah bertanggung jawab atas dana
dan proses pengadaan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan jalan tol. Untuk tender jalan
tol yang baru, semua risiko yang terkait dengan pembebasan lahan atau pengadaan lahan berpindah
ke Pemerintah. Karena pendanaan dan pelaksanaan pembebasan tanah untuk pembangunan jalan
dilaksanakan sepenuhnya oleh Pemerintah. Risiko yang dihadapi dalam masa pembebasan lahan ini
adalah kurangnya dana Pemerintah yang diperlukan untuk mengakuisisi lahan tersebut.
Risiko utama lain dari bisnis jalan tol adalah membengkaknya biaya konstruksi. Risiko ini dapat
disebabkan oleh proses pembebasan lahan yang berlarut-larut sehingga skenario biaya konstruksi pun
berubah. Selain itu, adanya kesalahan desain pembangunan jalan tol juga dapat berisiko meningkatkan
biaya konstruksi. Biaya proyek yang membengkak akan berpengaruh pada kelayakan ekonomis dari
proyek jalan tol dan dapat mempengaruhi tingkat keuntungan, arus kas, kegiatan usaha, prospek,
kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan.
2. Risiko Penyesuaian Tarif (Keterlambatan dan Kenaikan Besaran Tarif Tidak Sesuai Undang-
Undang)
Berdasarkan Undang-Undang No.38 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2005,
Pemerintah berkewajiban untuk melakukan penyesuaian tarif tol untuk setiap jalan tol yang dioperasikan
Perseroan setiap dua tahun sekali berdasarkan angka inflasi yang dikeluarkan oleh Biro Pusat
Statistik. Namun demikian, ada risiko penyesuaian tarif tertunda atau besarannya tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Tertundanya penyesuaian tarif bisa disebabkan oleh belum terpenuhinya Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan penolakan masyarakat. Tertundanya penyesuaian tarif akan membawa
dampak negatif terhadap tingkat keuntungan, arus kas, kegiatan usaha, kondisi keuangan dan prospek
usaha Perseroan.
87
3. Risiko Perubahan Peraturan
Usaha jalan tol merupakan usaha yang diatur oleh Undang-undang dan Peraturan Pemerintah. Oleh
karena itu, potensi risiko lain yang dihadapi Perseroan adalah terjadinya perubahan Undang-undang
dan Peraturan Pemerintah, terkait tanah dan tarif yang dapat berpengaruh pada kegiatan usaha dan
prospek usaha Perseroan. Perubahan peraturan yang terkait desentralisasi pihak yang berwenang
terhadap pekerjaan pengembangan jalan tol kepada Pemerintah Daerah dapat menimbulkan biaya
tambahan, yang pada akhirnya menambah beban usaha, prospek dan kondisi keuangan Perseroan.
4. Risiko Bencana Alam atau Akibat Perbuatan Manusia
Perseroan tidak memiliki asuransi khusus untuk properti atau asuransi pendapatan untuk kerusakan
pada masing-masing jalan tol yang dimilikinya. Jika jalan tol Perseroan rusak, baik sebagian atau
seluruhnya untuk periode yang cukup lama, dapat berpengaruh pada volume arus kendaraan dan pada
akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha, pendapatan, prospek dan kinerja keuangan Perseroan.
5. Risiko Volume Lalu Lintas Tidak Sesuai Perkiraan Awal
Volume lalu lintas berpengaruh langsung pada pendapatan Perseroan. Volume lalu lintas yang ramai
akan berdampak positif pada pendapatan Perseroan. Namun, Perseroan juga menghadapi risiko
volume kendaraan tidak sesuai dengan prediksi, terutama pada jalan tol yang baru beroperasi. Hal
ini dapat terjadi karena proyeksi yang terlalu optimis dan kebijakan-kebijakan yang tidak terpadu.
Penurunan volume kendaraan juga dapat terjadi pada jalan tol yang sudah beroperasi akibat kenaikan
BBM, melambatnya pertumbuhan ekonomi, perubahan tata ruang, pembangunan jaringan jalan baru
tersedianya alternatif transportasi lain seperti kereta api, kenyamanan dan waktu tempuh jalan non-tol.
6. Risiko Perubahan Suku Bunga
Sebagian besar pendanaan proyek-proyek yang dikembangkan Perseroan berasal dari pinjaman
bank atau penerbitan obligasi. Dengan demikian, beban bunga dapat berbeda dan berubah bila terjadi
perubahan suku bunga bank atau bunga kupon obligasi. Kenaikan tingkat suku bunga dapat berdampak
negatif terhadap beban pembayaran suku bunga pinjaman, kondisi keuangan dan kegiatan usaha
Perseroan.
7. Risiko Terputusnya Konstruksi Jalan Tol
Jalan tol baik yang dalam proses konstruksi maupun yang telah beroperasi dapat terputus karena
beberapa hal, antara lain berada pada zona yang tidak aman, tanah rendah, atau area potensi
longsor. Bila konstruksi jalan tol tidak memungkinkan untuk diteruskan atau terputus, maka hal ini akan
berdampak bertambahnya biaya konstruksi dan tertundanya pendapatan Perseroan. Sedangkan untuk
jalan tol yang telah beroperasi akan berdampak pada berkurangnya pendapatan Perseroan.
8. Risiko Kehilangan Pendapatan Akibat Perselisihan dengan Pihak Lain
Dalam mengembangkan jalan tol, Perseroan dapat menjalin partner dengan pihak lain. Karena itu tidak
tertutup kemungkinan terjadinya perselisihan (dispute) dengan pihak lain yang berujung pada proses
pengadilan. Bila keputusan pengadilan tidak berpihak pada Perseroan, hal itu akan berakibat pada
risiko hilangnya pengusahaan jalan tol, yang pada akhirnya berakibat pada berkurangnya pendapatan
Perseroan.
Selain risiko usaha yang dapat terjadi dengan partner usaha, tidak menutup juga adanya gugatan
dari pihak lainnya mengingat usaha yang dijalankan Perseroan digunakan oleh seluruh masyarakat,
sehingga selalu terdapat potensi gugatan dari masyarakat yang tidak puas dengan pelaksanaan
usaha oleh Perseroan tersebut. Hal ini dapat berujung pada proses pengadilan dan risiko hilangnya
pengusahaan jalan tol sebagaimana telah disebutkan di atas.
88
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko yang berdampak material terhadap kinerja
Perseroan telah diungkapkan dan disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko
terhadap kegiatan usaha utama dan keuangan Perseroan dalam Prospektus.
RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN KEPEMILIKAN SAHAM
1. Risiko Kondisi pasar modal Indonesia dapat mempengaruhi harga atau likuiditas saham
Kondisi bursa saham Indonesia dapat mempengaruhi harga atau likuiditas saham pasar saham Indonesia
memiliki sifat kurang likuid dan dapat lebih volatile dibandingkan dengan pasar saham di negara-negara
yang lebih maju. BEI, tempat dimana saham Perseroan tercatat, telah mengalami fluktuasi substansial
di masa lalu pada harga saham-saham yang tercatat. BEI telah menghadapi berbagai masalah yang,
apabila terus berlangsung atau muncul kembali, dapat mempengaruhi harga pasar dan likuiditas saham-
saham emiten Indonesia, termasuk saham Perseroan. Masalah-masalah yang pernah terjadi antara
lain adalah penutupan perdagangan, kebangkrutan dan mogoknya pialang saham, dan keterlambatan
penyelesaian (settlement). Selain itu, BEI juga dari waktu ke waktu menerapkan larangan perdagangan
saham-saham tertentu dan batasan pergerakan harga. Peraturan dan pemantauan BEI dan kegiatan
para investor, pialang serta partisipan pasar lainnya tidaklah sama dengan di negara lain. Perseroan
tidak dapat menjamin bahwa pemegang saham Perseroan dapat menjual saham yang dimiliki pada
harga atau saat yang diinginkan.
2. Risiko Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi
Harga pasar Saham HMETD dapat berfluktuasi secara signifikan, tergantung pada beberapa faktor,
diantaranya:
• Pandangan tentang prospek usaha dan operasi Perseroan;
• Perbedaan antara kinerja keuangan dan hasil kegiatan usaha yang sebenarnya dibandingkan
dengan perkiraan para investor dan analis;
• Pengumuman Perseroan mengenai akuisisi, aliansi strategis atau usaha patungan yang signifikan;
• Perubahan rekomendasi atau persepsi analis mengenai Perseroan atau Indonesia yang
mempengaruhi sektor-sektor usaha dimana Perseroan beroperasi;
• Perubahan kondisi ekonomi atau pasar secara umum di Indonesia;
• Perubahan harga saham perusahaan asing (khususnya di Asia) dan harga saham perusahaan-
perusahaan di negara berkembang;
• Perubahan komposisi manajemen kunci;
• Kemungkinan keterlibatan Perseroan dalam kasus litigasi yang material; dan/atau
• Fluktuasi pasar saham.
Harga saham Perseroan berdenominasi dalam Rupiah. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
asing lain akan mempengaruhi jumlah dividen (apabila ada), nilai investasi, nilai buku dari aset dan
liabilitas dalam mata uang asing, serta penghasilan dan beban dan juga aliran dana tunai dalam laporan
keuangan Perseroan.
3. Risiko Penjualan saham Perseroan di masa mendatang dapat mempengaruhi harga pasar
dari saham tersebut
Penjualan di masa mendatang atas sejumlah saham Perseroan di pasar publik, atau adanya persepsi
atas kemungkinan terjadinya penjualan saham tersebut, dapat menurunkan harga pasar serta
kemampuan Perseroan untuk meningkatkan modal melalui penawaran atas penambahan modal atau
penawaran umum atas equity-linked securities.
89
4. Risiko keterbatasan secara regulasi bagi pemegang saham untuk berpartisipasi dalam
penawaran umum
Kepatuhan terhadap undang-undang pasar modal atau peraturan lain pada sebagian yurisdiksi dapat
menghalangi investor tertentu untuk berpartisipasi dalam penerbitan HMETD di masa yang akan
datang dan oleh karena itu menimbulkan dilusi saham yang dimilikinya. Perseroan tidak berkewajiban
untuk mencatatkan sahamnya pada yurisdiksi manapun agar investor asing dapat berpartisipasi dalam
penawaran HMETD yang akan dilakukannya di masa yang akan datang.
Kewajiban pemegang saham mayoritas, dewan komisaris dan direksi terhadap pemegang saham
minoritas berdasarkan hukum Indonesia mungkin lebih terbatas jika dibandingkan dengan kewajiban
tersebut berdasarkan hukum beberapa negara lain. Akibatnya, pemegang saham minoritas berdasarkan
undang-undang di Indonesia yang berlaku saat ini mungkin tidak dapat melindungi kepentingannya
sebagaimana yang berlaku di beberapa negara lain.
Prinsip-prinsip hukum korporasi terkait, antara lain, keabsahan tindakan korporasi, fiduciary duties dari
manajemen Perseroan, direksi, dewan komisaris dan pemegang saham pengendali, diatur dalam UUPT,
peraturan OJK dan anggaran dasar Perseroan dapat berbeda dengan prinsip hukum yang berlaku bagi
suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum di negara lain. Tidak dapat dipastikan bahwa hak
pemegang saham minoritas berdasarkan hukum Indonesia akan tetap sama dengan hak pemegang
saham minoritas berdasarkan hukum di yurisdiksi lain.
MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SELURUH RISIKO YANG DIHADAPI TELAH
DIUNGKAPKAN DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DARI DAMPAK MASING-MASING
RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN SERTA ENTITAS ANAK.
90
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak
material terhadap posisi keuangan dan hasil usaha konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak yang
terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen Wajar tanpa Modifikasian tertanggal 7 Oktober
2016 yang diterbitkan oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro &Surja (anggota dari Ernst
& Young Global Limited) untuk Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada
tanggal dan untuk periode enam bulan berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 tersebut hingga tanggal
efektifnya Pernyataan Pendaftaraan selain dari perihal berikut:
• Pinjaman pada PT Bank ICBC Indonesia
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah melakukan penarikan pinjaman
pada fasilitas ini sebesar Rp750.000.000.000.
• Pinjaman pada PT Bank CIMB Niaga Tbk
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 105/CB/JKT/2016 tanggal 19 Oktober 2016 yang sudah legalisasi
oleh Notaris Karin Christiana Basoeki, SH., Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman sebesar
Rp1.000.000.000.000 untuk jangka waktu 1 tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
Sampai dengan tanggal prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah melakukan penarikan pinjaman
pada fasilitas ini sebesar Rp350.000.000.000
• Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. KU.03.01-
Mn/1037 Tanggal 3 November 2016, Perusahaan yang berkonsorsium bersama PT Ranggi Sugiron
Perkasa telah ditetapkan sebagai Pemenang pada Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated.
91
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN
ANAK PERUSAHAAN, KEGIATAN USAHA,SERTA
KECENDERUNGAN DAN PROYEK USAHA
1. UMUM
Didirikan tanggal 1 Maret 1978, Perseroan adalah perintis penyelenggaraan jalan tol di Indonesia.
Dengan pengalaman selama 38 tahun, Perseroan tetap menjadi pemimpin pasar di industri jalan tol
di Tanah Air. Jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan jalan tol pertama Perseroan dan
merupakan tonggak sejarah bagi pengembangan industri jalan tol di Tanah Air. Hingga saat ini Perseroan
telah mengoperasikan ±593 km jalan tol atau 61% dari total panjang jalan tol di Tanah Air.
Pada era tahun 1980-an, berbagai jalan tol lain dibangun Perseroan bersama Pemerintah. Kemudian
pada dasawarsa 1990-an, Perseroan lebih diperankan sebagai Lembaga Otoritas untuk memfasilitasi
investor-investor swasta yang ternyata sebagian besar gagal mewujudkan proyeknya. Sesuai peraturan
yang berlaku saat itu, Perseroan mengambil alih dan meneruskan proyek-proyek jalan tol tersebut,
seperti JORR dan Cipularang. Pada tahun 2005 Perseroan memperoleh konsesi JORR W2 Utara yang
berlokasi di Kebon Jeruk-Ulujami. Pada tahun 2006 Perseroan berhasil memenangkan tiga konsesi
ruas jalan tol baru, yaitu: Bogor Outer Ring Road, Semarang-Solo, Gempol-Pasuruan. Sementara
Perseroan memperoleh konsesi untuk dua ruas JORR 2 yaitu Kunciran-Cengkareng pada tahun 2008
dan Serpong-Kunciran pada tahun 2009. Pada tahun 2009 Perseroan juga mengakuisisi MNA yang
memiliki konsesi untuk ruas Surabaya-Mojokerto. Selanjutnya untuk 2011, Perseroan mengakuisisi
MBAR yang memiliki konsesi untuk ruas Gempol-Pandaan dan Perseroan memperoleh konsesi untuk
ruas Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Pada tahun 2014 Perseroan memperoleh konsesi untuk ruas tol
Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, pada tahun 2015 kembali memperoleh konsesi untuk tiga ruas tol
baru yaitu Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, dan Cinere-Serpong, dan terakhir, sampai dengan Semester
I 2016, Perseroan memperoleh 4 hak konsesi jalan tol baru yaitu Semarang-Batang, Pandaan-Malang,
Balikpapan-Samarinda dan Manado-Bitung. Secara keseluruhan, sejak tahun 2005 terdapat total 17
proyek ruas tol baru yang dikembangkan oleh Perseroan.
Hingga akhir Agustus 2016, tiga ruas tol baru telah beroperasi secara penuh, yaitu ruas JORR W2
Utara (7,7 Km), ruas Gempol-Pandaan (13,6 Km), dan ruas Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 Km).
Sementara itu tiga ruas tol baru lainnya beroperasi sebagian karena beberapa seksi masih dalam tahap
pembebasan lahan dan konstruksi, yaitu ruas tol Semarang-Solo (telah beroperasi 23,1 Km dari total
72,6 Km), ruas Bogor Outer Ring Road (telah beroperasi 5,8 Km dari total 11 Km), ruas tol Surabaya-
Mojokerto (telah beroperasi 2,3 Km dari total 36,3 Km). Terakhir, 11 dari 17 proyek ruas tol baru masih
belum beroperasi karena masih dalam tahap pembebasan lahan dan konstruksi, yaitu ruas Gempol-
Pasuruan (34,1 Km), JORR 2 Cengkareng-Kunciran (14,1 Km), JORR 2 Kunciran-Serpong (11,1 Km),
ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,7 Km), Solo-Ngawi (90,1 Km), Ngawi-Kertosono (87 Km),
Cinere-Serpong (10,2 Km), Batang-Semarang (75 Km), Pandaan-Malang (37,6 Km), Balikpapan-
Samarinda (99,3 Km) dan Manado-Bitung (39,9 Km). Seluruh proyek baru tersebut merupakan ruas-
ruas potensial dan berprospek bagi Perseroan.
Perseroan telah melalui berbagai peristiwa dan perubahan penting dalam perjalanan usahanya. Pada
awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi juga memikul tanggung jawab
sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Tahun 2004, peran otorisator dikembalikan kepada Pemerintah
dengan dikeluarkannya Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan. Peran otorisator dilaksanakan
oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Sebagai konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi
sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol dengan berorientasi pada
kaidah-kaidah korporasi.
Perubahan ini mendorong Perseroan untuk lebih fokus dalam mengembangkan bisnis jalan tol, mulai
dari perencanaan, pembangunan hingga pengoperasian jalan tol. Perseroan pun semakin mendapatkan
kepercayaan terutama investor karena Perseroan dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan nilai
Perseroan.
92
Perubahan peran ini juga menjadi basis transformasi Perseroan untuk mencapai visinya yakni menjadi
perusahaan pengembang dan operator jalan tol terkemuka di Indonesia. Sebagai upaya untuk
meningkatkan kinerja, Perseroan mencatatkan 30% sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang kini
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) tanggal 12 November 2007. Dengan demikian statusnya pun
berubah dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki Negara menjadi
perusahaan BUMN terbuka yang 30% sahamnya dimiliki publik. Dengan harga perdana sebesar
Rp1.700 per lembar saham, Perseroan memperoleh dana ekuitas sebesar Rp3,4 triliun. Dana tersebut
dipakai untuk pengembangan lima ruas jalan tol, yaitu Bogor Ring Road, Semarang-Solo, Gempol-
Pasuruan, Serpong-Kunciran, Kunciran-Cengkareng. Di tahun 2009, Perseroan melakukan RUPSLB
mengenai perubahan rencana penggunaan dana IPO untuk akuisisi MNA yang memiliki konsesi jalan
tol ruas Surabaya-Mojokerto dan menambah pernyertaan saham di JLB yang memiliki konsesi jalan tol
ruas JORR W1 (Kebon Jeruk-Penjaringan).
Sehubungan dengan rencana Perseroan dalam mengembangkan kegiatan usahanya dalam bidang
non-tol, Perseroan telah mengakuisisi SMU pada akhir tahun 2010 yang beroperasi dalam bidang jasa
konstruksi, perdagangan dan persewaan kendaraan untuk kemudian berubah nama menjadi JLP dengan
fokus kegiatan pada jasa konstruksi, pemeliharaan jalan tol, dan persewaan kendaraan tol. Selain
itu, pada awal tahun 2013, Perseroan juga mendirikan JMP yang bergerak dibidang pembangunan,
perdagangan dan jasa terkait properti. Pada tahun 2015, Perseroan mendirikan JLO yang bergerak
dalam bidang usaha layanan pengoperasian jalan tol. Hal ini sejalan dengan strategi pengembangan
Perseroan dalam rangka mengoptimalkan aset yang berada di koridor jalan tol yang dioperasikan
dengan melakukan pengembangan bisnis yang memanfaatkan kompetensi Perseroan.
Berdasarkan jenis usaha yang dilakukan maka pendapatan usaha Perseroan berasal dari transaksi
kendaraan yang melewati jalan tol (pendapatan tol) dan pendapatan usaha lain yang terdiri dari sewa
lahan, pendapatan iklan, tempat peristirahatan dan jasa pengoperasian jalan tol pihak lain serta jasa
pemeliharaan.
Memperhatikan pengalaman Perseroan selama 38 tahun dan peluang bisnis dibidang pengembangan
dan pengoperasian jalan tol, maka pada tanggal 1 Maret 2013, Perseroan melakukan upaya transformasi
untuk menangkap peluang bisnis dengan mencanangkan visi menjadi perusahaan pengembang dan
operator jalan tol terkemuka di Indonesia. Dengan visi yang baru, Perseroan akan terus meningkatkan
hak pengusahaan jalan tol melalui akuisisi, tender dan inisiasi. Dari sisi pengoperasian, Perseroan juga
terus melakukan peningkatan dan pelayanan serta upaya-upaya efisiensi. Selain itu, Perseroan juga
berupaya meningkatkan pendapatan usaha melalui pengembangan usaha lain yang terkait dengan
bisnis jalan tol.
2. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
Perseroan didirikan berdasarkan Akta No.1 tanggal 1 Maret 1978, dengan nama, “PT Jasa
Marga (Indonesia Highway Corporation)”, yang kemudian diubah berdasarkan Akta No.187 tanggal 19
Mei 1981 dan nama Perseroan diubah menjadi “PT Jasa Marga (Persero)”, keduanya dibuat dihadapan
Kartini Muljadi, S.H., pada saat itu Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusannya No.Y.A.5/130/1 tertanggal 22 Pebruari 1982 dan
didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut dibawah No.766 dan
No.767 tanggal 2 Maret 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.73 tanggal
10 September 1982, Tambahan No.1138 (untuk selanjutnya akta No.1 tanggal 1 Maret 1978 dan akta
No.187 tanggal 19 Mei 1981 tersebut disebut “Akta Pendirian”). Pendirian Perseroan tersebut sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UU No.9 tahun 1969 tentang Penetapan PP Pengganti
UU No.1 tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi UU, PP No.12 tahun 1969 tentang
Perusahaan Jasa Marga (Persero) dan PP No.4 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia Dalam Pendirian Perusahaan Jasa Marga (Persero) Di Bidang Pengelolaan, Pemeliharaan
dan Pengadaan Jaringan Jalan Tol serta Surat Keputusan Menkeu RI No.90/KMK.06/1978 tanggal 27
Pebruari 1978 tentang Penetapan Modal Perusahaan Jasa Marga (Persero) Di Bidang Jalan Tol.
93
Privatisasi Perseroan melalui Initial Public Offering (IPO) ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah
nomor No. 52 tahun 2007 tanggal 4 September 2007 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham
Negara melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru pada Perusahaan Perseroan PT. Jasa Marga
Sejalan dengan Privatisasi Perseroan, telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar yang disahkan oleh
Departemen Hukum dan HAM RI, sehingga mulai tanggal 21 September 2007, Perseroan berganti
nama menjadi PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 12 November 2007.
Perseroan telah menyesuaikan anggaran dasar sesuai dengan UU No. 40/2007 sebagaimana termaktub
dalam Akta No. 28 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito,
S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham dengan Surat Keputusan
No. AHU-54231.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 22 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan Nomor AHU-0074564.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 22 Agustus 2008 serta telah didaftarkan
dalam Daftar Perusahaan di Kantor Perusahaan Kotamadya Jakarta Timur No. 1845/RUB 0-04/XI/08
tanggal 13 November 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 100
tanggal 12 Desember 2008, Tambahan Berita Negara Indonesia No. 27404 (“Akta No. 28/2008”).
Sejak Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga II Tahun 2014 Seri T sampai dengan
tanggal Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami perubahan berdasarkan
Akta No. 61/2015, di mana telah disetujui perubahan pada Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 14, Pasal
15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 19, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 27, Pasal 28,
dan Pasal 29 Anggaran Dasar Perseroan.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan sebagaimana termaktub dalam Akta No. 61
tanggal 26 Maret 2015, maksud dan tujuan Perseroan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya pembangunan di bidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan
menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan adalah
sebagai berikut:
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya
pembangunan dibidang Pengusahaan Jalan Tol dengan sarana penunjangnya dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan terbatas.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan yang dimaksud ayat 1 pasal ini Perseroan dapat melaksanakan
kegiatan usaha utama sebagai berikut:
(i) Melakukan perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan/atau
pemeliharaan jalan tol.
(ii) Mengusahakan lahan di ruang milik jalan tol (Rumijatol) dan lahan yang berbatasan dengan
Rumijatol untuk tempat istirahat dan pelayanan, berikut dengan fasilitas-fasilitasnya dan usaha
lainnya.
3. Selain kegiatan usaha utama Perseroan tersebut ayat 2 pasal ini, Perseroan dapat menjalankan
kegiatan usaha penunjang dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:
(i) Bidang pengembangan properti di wilayah yang berdekatan dengan koridor jalan tol.
(ii) Bidang pengembangan jasa untuk usaha-usaha yang terkait dengan moda-moda/sarana
transportasi, pendistribusian material cair/padat/gas, jaringan sarana informasi, teknologi dan
komunikasi, terkait dengan koridor jalan tol.
(iii) Bidang jasa dan perdagangan untuk layanan konstruksi, pemeliharaan dan pengoperasian
jalan tol.
Hingga bulan Juni 2016, Perseroan telah memiliki 13 (tiga belas) konsesi (pengusahaan jalan tol) jalan
tol yang dikelola oleh 9 (sembilan) kantor cabang Perseroan serta 17 (tujuh belas) konsesi jalan tol
yang dikelola oleh 17 (tujuh belas) Entitas Anak. Secara keseluruhan ruas tol terkonsolidasi Perseroan
adalah sebanyak 30 (tiga puluh) konsesi jalan tol dengan total panjang 1224 Km dimana sepanjang 593
Km sudah beroperasi dan sisanya sepanjang 629,70 km dalam tahap pengembangan yang ditargetkan
akan beroperasi penuh pada tahun 2020.
94
Perseroan telah melakukan penawaran umum Obligasi kepada masyarakat sebanyak 28 (dua puluh
delapan) kali dan Obligasi yang saat ini belum jatuh tempo adalah sebesar Rp 4,08 triliun.
Pada tahun 2007 Perseroan telah melakukan penawaran umum perdana sebanyak 2.040.000.000 (dua
miliar empat puluh juta) saham biasa atas nama Seri B dengan nilai nominal Rp500 (lima ratus rupiah)
setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp1.700. (seribu tujuh ratus rupiah). Pernyataan
pendaftaran Perseroan dalam rangka penawaran umum perdana tersebut telah memperoleh efektif
pada tanggal 1 Nopember 2007 sesuai dengan Surat Bapepam dan LK No.5526/BL/2007 tanggal
1 Nopember 2007 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran.
Perseroan memiliki penyertaan saham pada beberapa perusahaan sehubungan dengan kerjasama
pengusahaan jalan tol yang didasarkan pada Keputusan Menteri PU dan PPJT.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, berikut tabel penyertaan saham Perseroan pada 21 (dua puluh
satu) Entitas Anak yang memiliki nilai ekonomis bagi Perseroan, sebagai berikut:
Nama Perusahaan Kegiatan Usaha Persentase
Kepemilikan
Entitas Anak (Badan Usaha Jalan Tol)
Tahun
Penyertaan
Status
Operasional
1. PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Pengusahaan jalan tol Bogor
Outer Ring Road
55,00% 2007 Beroperasi
2. PT Trans Marga Jateng (TMJ) Pengusahaan jalan tol
Semarang-Solo
73,91% 2007 Beroperasi
3. PT Marga Kunciran Cengkareng
(MKC)
Rencana Pengusahaan jalan tol
Kunciran-Cengkareng
76,20% 2008 Belum Beroperasi
4. PT Marga Trans Nusantara (MTN) Rencana Pengusahaan jalan tol
Kunciran Serpong
60,00% 2008 Belum Beroperasi
5. PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) Pengusahaan jalan tol Lingkar
Luar Jakarta Seksi W2 Utara
65,00% 2009 Beroperasi
6. PT Jasamarga Surabaya Mojokerto
(JSM)
Pengusahaan jalan tol
Surabaya-Mojokerto
55,00% 1994 Beroperasi
7. PT Transmarga Jatim Pasuruan
(TJP)
Rencana Pengusahaan jalan tol
Gempol-Pasuruan
98,59% 2010 Belum Beroperasi
8. PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT) Pengusahaan jalan tol ruas
Gempol-Pandaan
91,17% 2011 Beroperasi
9. PT Jasamarga Bali Tol (JBT) Pengusahaan jalan tol ruas
Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa
55,00% 2011 Beroperasi
10. PT Jasamarga Kualanamu Tol (JKT) Rencana Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Medan-Kualanamu-
Tebing Tinggi
55,00% 2014 Belum Beroperasi
11. PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) Rencana Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Solo-Ngawi
59,99% 2015 Belum Beroperasi
12. PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) Rencana Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Ngawi-Kertosono
59,99% 2015 Belum Beroperasi
13. PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) Rencana Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Cinere-Serpong
55,00% 2015 Belum Beroperasi
14. PT Jasamarga Semarang Batang
(JSB)
Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Batang-Semarang
60,00% 2016 Belum Beroperasi
15. PT Jasamarga Balikpapan
Samarinda (JBS)
Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Balikpapan-Samarinda
55,00% 2016 Belum Beroperasi
16. PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Manado-Bitung
65,00% 2016 Belum Beroperasi
17. PT Jasamarga Pandaan Malang
(JPM)
Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Pandaan-Malang
60,00% 2016 Belum Beroperasi
Entitas Anak (Badan Usaha Non Jalan Tol)
18. PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) Operator jalan tol JORR 99,90% 2000 Beroperasi
19. PT Jasa Layanan Pemeliharaan
(JLP)
Jasa Konstruksi, Pemeliharaan
Jalan Tol, Persewaan
Kendaraan Tol
99,68% 2010 Beroperasi
20. PT Jasamarga Properti (JMP) Pembangunan, Perdagangan
dan Jasa terkait Properti
99,80% 2013 Beroperasi
21. PT Jasa Layanan Operasi (JLO) Layanan operasi jalan tol 99,90% 2015 Beroperasi
95
3. SUSUNAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sejak tahun 1978 sampai dengan Penawaran Umum
Saham Perdana telah disajikan dalam Prospektus Penawaran Umum Perdana Saham yang diterbitkan
di Jakarta pada tanggal 5 November 2007. Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sejak
Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan hingga Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Jasa
Marga II Tahun 2014 Seri T telah dimuat dalam prospektus penerbitan surat utang yang bersangkutan.
Sejak Penawan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga II Tahun 2014 Seri T hingga
tanggal Prospektus ini diterbitkan terdapat perubahan susunan pemegang saham Perseroan. Adapun
Susunan Pemegang Saham Perseroan per tanggal 31 Oktober 2016 berdasarkan Daftar Pemegang
Saham yang diberikan oleh PT Datindo Entrycom adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Modal Dasar
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) (%)
- Seri A Dwiwarna
- Seri B 1
19.039.999.999 500
9.519.999.999.500
Jumlah Modal Dasar 19.040.000.000 9.520.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
- Saham Preferen (Seri A Dwiwarna)
1. Pemerintah Republik Indonesia 1 500 0,00
- Saham Biasa (Seri B)
2. Pemerintah Republik Indonesia 4.759.999.999 2.379.999.999.500 70,00
3. Dewan Komisaris dan Direksi - Ir. Hasanudin, M.Eng.Sc. 8.500 4.250.000 0,00
- Ir. Muh. Najib Fauzan, MSc. 110.200 55.100.000 0,00
- Ir. Subakti Syukur 154.000 77.000.000 0,00
4. Masyarakat 2.039.727.301 1.019.863.650.500 29,99
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 6.800.000.000 3.400.000.000.000 100,0000
Saham dalam Portepel 12.240.000.000 6.120.000.000.000
4. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN
Dalam menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan telah memperoleh perizinan yang wajib
dipenuhi terkait dengan kegiatan usaha yang dilakukan yaitu:
1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 389/KPTS/1999 tertanggal 4
November 1999 tentang Penetapan Status Kelola Atas Tanah Departemen Pekerjaan Umum
kepada PT Jasa Marga (Persero) Tahap Ke Satu.
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 242/KPTS/M/2006 tanggal 8 Juni
2006 tentang Penetapan Pemberian Konsesi Terhadap Ruas Jalan Yang Diusahakan Oleh PT
Jasa Marga. Dalam Keputusan Menteri tersebut Perseroan diberikan konsesi Pengusahaan Jalan
Tol untuk ruas-ruas jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi, Jakarta-Tangerang, Surabaya-Gempol, Jakarta-
Cikampek, Padalarang-Cileunyi, Prof. Dr. Ir. Sedijatmo, Cawang-Tomang-Pluit, Belawan-Medan-
Tanjung Morawa, Semarang Seksi A, B, C, Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami, Palimanan-
Kanci, Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi E1, E2, E3 dan W2, serta Cikampek-Padalarang, dengan
masa Konsesi untuk seluruh ruas-ruas tersebut diatas ditetapkan selama 40 (empat puluh) tahun
terhitung sejak tanggal 1 Januari 2005.
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 365/KPTS/M/2007 tertanggal 28
Agustus 2007 tentang Penetapan Pengoperasian Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi E 1 Utara
4 (Ruas Jatiasih-Cikunir) dan Ram Kalimalang sebagai bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
(JORR), Penambahan Gerbang Tol Cikunir pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Penetapan
Golongan Jenis Kendaraan Bermotor serta Besarnya Tarif Tol pada Jalan Lingkar Luar Jakarta
(JORR).
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 370/KPTS/M/2007 tertanggal 31
Agustus 2007 tentang Penetapan Golongan Jenis Kendaraan Bermotor Pada Ruas Jalan Tol Yang
Sudah Beroperasi Dan Besarnya Tarif Tol Pada Beberapa Ruas Jalan Tol.
96
5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 513/KPTS/M/2009 tanggal 31 Agustus
2009 tentang Penetapan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol Dan Tarif Tol Pada Ruas Jalan Tol
Prof. Dr. Ir. Soedijatmo.
6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 247/KPTS/M/2011 tertanggal 26 Agustus 2011 tentang
Penetapan Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor dan Tarif Tol Pada Gerbang Tol
Waru Dari Arah Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Seksi 1A (Waru-Sepanjang) Menuju Sidoarjo/Porong
Dan Dupak Pada Jalan Tol Surabaya-Gempol.
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 24/KPTS/M/2012 tertanggal 3 Februari 2012 tentang
Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, Dan Tarif Tol Pada
Jalan Tol Cinere-Jagorawi Seksi I (Simpang Susun Cimanggis – Simpang Susun Raya Bogor) dan
Seksi Jakarta I C – Simpang Susun Cimanggis Pada Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi.
8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI tanggal 3 Januari 2011 Nomor: 01 /KPTS/M/2011 Tentang
Penetapan Simpang Susun Cemara Sebagai Bagian Dari Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung
Morawa dan Penetapan Golongan Jenis Kendaraan Bermotor Serta Besarnya Tarif Tol Pada
Gerbang Tol H. Anif.
9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI tanggal 6 Januari 2011 Nomor: 02 /KPTS/M/2011 Tentang
Penetapan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol Pada Seksi Jakarta I C-Cimanggis dan Tarif Tol
Pada Ruas Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi.
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI tanggal 23 Februari 2011 Nomor: 49 /KPTS/M/2011
Tentang Penetapan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol Pada Seksi Jakarta I C-Cikarang Barat
dan Tarif Tol Pada Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
11. Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. KU.03.01-Mn/339 tanggal 18 Juni 2012
Perihal: Penetapan Pemenang Lelang Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jembatan
Surabaya-Madura (Suramadu).
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 171/KPTS/M/2014 tertanggal 28 Maret 2014 tentang
Penetapan Simpan Susun Cibatu Sebagai Bagian dari Jalan Tol Jakarta – Cikampek.
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 507/KPTS/M/2015 tertanggal 28
Oktober 2015 tentang Penyesuaian Tarif Tol Pada Beberapa Ruas Jalan Tol;
14. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 783/KPTS/M/2016 tertanggal 6
Oktober 2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada ruas Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo;
15. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 799/KPTS/M/2016 tertanggal 14
Oktober 2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek; dan
16. Surat No JL.03.04-P/62 perihal Ijin Pengoperasian Gerbang Tol Bekasi Barat 3 pada Jalan Tol
Jakarta-Cikampek dari Kepala BJPT kepada Dirut Jasa Marga.
Dalam hal jangka waktu perizinan berakhir, Perseroan akan melakukan perpanjangan atas izin-izin
tersebut
5. PPJT YANG DIMILIKI PERSEROAN
a. Hak Pengusahaan Jalan Tol yang Telah Beroperasi
Masing-masing dari ke-13 (tiga belas) PPJT untuk jalan tol yang telah dioperasikan Perseroan sebelum
2004 (jalan tol yang dioperasikan oleh cabang dan JLJ), seluruhnya ditandatangani pada tanggal 7 Juli
2006 dan berlaku efektif pada 1 Januari 2005 dan masa hak pengusahaannya akan berakhir tanggal
31 Desember 2044.
Seluruh jalan tol yang saat ini hak pengusahaannya dimiliki oleh Perseroan dan telah beroperasi,
dikelola dan dioperasikan oleh Perseroan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam PPJT yang
dibuat antara Perseroan dengan Pemerintah. Menurut PPJT, jalan tol tetap menjadi milik Pemerintah
oleh karenanya setelah berakhirnya masa hak pengusahaan atau berakhirnya PPJT, Perseroan harus
mengembalikan dan menyerahkan kembali jalan tol kepada BPJT. Selama masa hak pengusahaan,
Perseroan memiliki hak untuk menguasai seluruh tanah yang dibutuhkan bagi Pengusahaan Jalan
Tol dan melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol. Perseroan juga berhak baik atas seluruh pendapatan
tol maupun pendapatan non-tol dari kegiatan lainnya seperti penyewaan ruang iklan atau billboard.
Perseroan juga bertanggung jawab atas seluruh biaya dan kewajiban yang timbul yang terkait dengan
pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol, serta diwajibkan untuk mengoperasikan dan memelihara
jalan tol sesuai dengan PPJT dan peraturan serta ketentuan Pemerintah yang berlaku.
97
Walaupun menurut PPJT Perseroan dilarang mengalihkan atau memindahkan hak, tanggung jawab
dan kewajibannya berdasarkan PPJT kepada pihak lain (kecuali kepada anak perusahaan yang
beroperasi yang secara khusus didirikan untuk mengambil alih hak pengusahaan jalan tol tertentu) tanpa
memperoleh persetujuan terlebih dahulu kepada Pemerintah, namun Perseroan dapat memindahkan
atau mengalihkan hak atas pendapatan tol berdasarkan PPJT kepada penerima jaminan untuk
pembayaran, pembayaran kembali, atau pembayaran dimuka, pinjaman yang diberikan oleh pemberi
pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman.
Dalam hal Perseroan gagal mengoperasikan dan memelihara jalan tol sesuai dengan PPJT serta
peraturan dan ketentuan lain, Pemerintah berhak untuk menghentikan PPJT tersebut apabila setelah
berakhirnya masa 90 hari atau jangka waktu lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diberikan
bagi Perseroan untuk memperbaiki cidera janji dimaksud, Perseroan gagal memperbaiki cidera janji
dimaksud. Setelah dihentikan, Pemerintah bersama-sama dengan Perseroan akan melakukan inspeksi
untuk menentukan apakah terjadi kerusakan atas jalan tol dan biaya perbaikan atas kerusakan yang
ditemukan tersebut akan dibebankan kepada Perseroan. Jika Perseroan gagal memperbaiki kerusakan
tersebut, Pemerintah dapat menunjuk pihak ketiga untuk melakukan perbaikan tersebut dengan biaya
yang tetap menjadi tanggungan Perseroan. Dalam waktu 90 hari setelah berakhinya PPJT, Perseroan
diharuskan untuk menyerahkan seluruh peralatan, bahan dan perlengkapan jalan tol kepada Pemerintah.
Dalam hal terjadi pengakhiran PPJT akibat Perseroan lalai untuk memenuhi kewajibannya, Pemerintah
akan memberikan kompensasi kepada Perseroan sebesar biaya investasi dikurangi dengan depresiasi
dan amortisasi serta kontribusi Perseroan (equity contribution) terhadap proyek tersebut, yang ditetapkan
melalui hasil penilaian yang dilakukan auditor independen.
Perseroan juga berhak untuk mengakhiri PPJT dalam hal terjadi Pemerintah lalai untuk memenuhi
kewajibannya yang berdampak merugikan terhadap hak dan kewenangan Perseroan dalam pengusahaan
jalan tol. Dalam hal tersebut, Pemerintah akan memberikan kompensasi kepada Perseroan untuk biaya
konstruksi dan biaya pemeliharaan (termasuk biaya pendanaan), termasuk kontribusi Perseroan (equity
contribution) terhadap proyek tersebut dikurangi depresiasi dan amortisasi serta dividen yang diterima
oleh pemegang saham, yang ditetapkan melalui hasil penilaian yang dilakukan auditor independen.
Baik Pemerintah maupun Perseroan berhak untuk mengakhiri PPJT dalam hal terjadinya force majeure
yang berlangsung terus menerus dalam periode lebih dari 6 bulan. Dalam hal ini Pemerintah akan
diharuskan untuk memberikan kompensasi lepada Perseroan sejumlah maksimum 50% dari biaya
investasi dikurangi depresiasi dan amortisasi serta kontribusi ekuitas Perseroan pada proyek tersebut,
yang ditentukan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh auditor independen.
Enam bulan sebelum berakhirnya masa hak pengusahaan jalan tol, Perseroan diwajibkan untuk
menyerahkan jaminan berupa garansi bank sejumlah 10% dari realisasi pendapatan Perseroan selama
masa hak pengusahaan berdasarkan laporan keuangan tahunan terakhir sebelum berakhirnya masa
hak pengusahaan, kepada Pemerintah untuk memperbaiki kerusakan atas jalan tol selama 12 bulan
kedepan setelah berakhirnya masa hak pengusahaan.
b. Restrukturisasi JORR dan Hak Pengoperasian Sementara JORR Seksi S
PembangunanJORRdimulaipadatahun1992denganPerjanjianKuasaPenyelenggaraanantaraPerseroan
(dulunya sebagai regulator) dengan beberapa perusahaan jalan tol: PT Marga Nurindo Bhakti (MNB),
PT Citra Bhakti Margatama Persada (CBMP) dan PT Citra Mataram Satriamarga Persada (CMSP).
Konstruksi proyek JORR termasuk konstruksi JORR Seksi S oleh MNB yang belum diselesaikan saat
proyek ini masuk ke pengadilan pada bulan Juni 1997 terkait perkara korupsi yang dilakukan salah
satu direktur MNB dan salah satu direktur PT Hutama Karya (Persero) yang merupakan anggota
konsorsium dalam pembangunan JORR Seksi S. Pada saat yang sama, beberapa bank di Indonesia
yang telah memberikan pinjaman sindikasi kepada MNB (dimana PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk bertindak sebagai facility agent) dialihkan pada BPPN akibat krisis keuangan di Asia. Sebagai
konsekuensinya, BPPN menjadi kreditur utama MNB.
98
Pada tahun 2001, Perseroan telah mengambil alih penyelesaian kewajiban pinjaman sindikasi kepada
kreditur sebagai konsekuensi dari pengakhiran perjanjian kuasa penyelenggaraan dengan MNB, CBMP
dan CMSP sebagai investor pada pembangunan proyek JORR. Proyek JORR kemudian direstrukturisasi
oleh Pemerintah berdasarkan Surat Keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan No.KEP-02/K.
KKSK/02/2001 dan No.KEP-01/K.KKSK/01/2002 melalui BPPN serta penerusnya PPA.
Sesuai dengan surat keputusan tersebut, pada tahun 2003, tercapai kesepakatan antara Perseroan
dengan BPPN dan para kreditur lain dari MNB, CBMP dan CMSP, atau para kreditur JORR:
1. utang senilai Rp1.070,5 miliar yang terkait dengan keseluruhan proyek JORR akan diselesaikan
oleh Perseoan;
2. utang yang terkait dengan JORR seksi non S diatas dengan jumlah sekitar Rp548,5 miliar
diselesaikan melalui (i) pembayaran tunai oleh Perseroan sebesar sekitar Rp274,2 miliar pada bulan
Nopember 2003 dan (ii) sisanya sebesar sekitar Rp274,2 miliar diselesaikan melalui penerbitan
Obligasi Jasa Marga JORR Seri I Tahun 2003 pada bulan Nopember 2003; dan
3. sisa utang JORR di atas yang terkait dengan Seksi S senilai Rp522,0 miliar diselesaikan Perseroan
setelah terdapat pelaksanaan eksekusi atas Putusan Mahkamah Agung atas perkara pidana
korupsi No.720 K/Pid/2001 seperti dijelaskan di bawah ini.
Perseroan telah menyelesaikan utang JORR sebesar Rp1.070,5 miliar melalui pembayaran tunai dan
penerbitan obligasi JORR I tahun 2003 dan JORR II tahun 2005.
Perseroan tidak menjadi pihak pada perkara pidana korupsi diatas. Namun pada bulan Juni 1999,
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas perkara tersebut, memutuskan bahwa jalan tol JORR S dirampas
oleh Negara dengan ketentuan setelah fasilitas kredit dari BNI dilunasi dari penghasilan operasional
jalan tol oleh MNB, selanjutnya hak pengelolaan/konsesi diserahkan kepada Negara cq PT Hutama
Karya (Persero). Putusan Pengadilan Negeri yang terkait dengan perampasan jalan tol JORR S tersebut
setelah diperbaiki dikuatkan dengan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta pada bulan Januari 2000 dan
Putusan Mahkamah Agung pada bulan Oktober 2001. Putusan Mahkamah Agung telah berkekuatan
hukum tetap.
Pada bulan April tahun 2004, Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat melaksanakan eksekusi Putusan
Mahkamah Agung tersebut dengan menyerahkan hak konsesi jalan tol JORR Seksi S kepada Menteri
Pemukiman dan Prasarana Wilayah atas nama Negara RI.
Sebagai kelanjutan dari keputusan Mahkamah Agung di atas, disetujui:
1. pada bulan Juni 2005, Departemen Pekerjaan Umum memberikan wewenang penyelenggaraan
JORR Seksi S kepada Perseroan untuk melunasi kewajiban utang sejumlah Rp522,0 miliar
(termasuk utang fasilitas BNI) kepada PPA (dahulu BPPN) dan para kreditur JORR Seksi S lain.
2. pada bulan Desember 2005, PPA (dahulu BPPN) dan kreditur JORR Seksi S lain melepaskan
Perseroan dari kewajiban membayar Rp176,9 miliar, yang merupakan pendapatan tol di rekening
escrow para kreditur JORR Seksi S sejumlah Rp271,9 miliar, setelah dikurangi biaya operasi
sejumlah Rp19,1 miliar dan utang pajak sejumlah Rp75,8 miliar.
Perseroan telah menyelesaikan utang pemegang konsesi lama dari JORR seksi S berdasarkan
perjanjian restrukturisasi dengan PPA dan kreditur JORR Seksi S lainya sebesar Rp522,0 miliar dengan
pembayaran tunai sebesar Rp261,0 miliar pada 3 Januari 2006 dan melalui penerbitan Obligasi Jasa
Marga JORR II Tahun 2005 sejumlah Rp261,0 miliar pada 5 Januari 2006.
Pada bulan Juni 2005, bersamaan dengan ditanggungnya kewajiban dari pemegang konsesi JORR
Seksi S sebelumnya kepada Kreditur Sindikasi oleh Perseroan, Menteri Pekerjaan Umum mengeluarkan
keputusan yang memberikan Perseroan wewenang penyelenggaraan JORR Seksi S, Perseroan untuk
melunasi kredit dari Kreditur Sindikasi dan penyelenggaraan jalan tol tersebut berakhir sampai dengan
seluruh kredit dari Kreditur Sindikasi dilunasi. Setelah seluruh Kreditur Sindikasi untuk pembangunan
JORR Seksi S dilunasi, pemerintah akan menentukan kemudian pengelolaan JORR S sesuai dengan
Putusan Mahkamah Agung RI. Mengingat jangka waktu Obligasi Jasa Marga JORR II yang diterbitkan
oleh Perseroan untuk kepentingan Kreditur Sindikasi dalam rangka penyelesaian utang JORR S adalah
99
15 tahun atau hingga 2021. Pada bulan Juni 2006, Perseroan membuat risalah rapat dengan BPJT
yang menyatakan bahwa PPJT untuk JORR Seksi S akan dibuat secara tersendiri dengan masa
penyelenggaraan selama 15 tahun terhitung sejak 1 Januari 2006 atau sampai dengan seluruh kredit
dari kreditur sindikasi JORR S lunas.
Pada tanggal 6 Februari 2013, Kementerian PU menyerahkan kembali pelaksanaan (Eksekusi) kepada
Jaksa Eksekutor Kejaksaan Agung RI, yang menurut Kejaksaan belum terlaksana sesuai Putusan MA
RI No. 720 K/Pid/2001 melalui Berita Acara Penyerahan Kembali Pelaksanaan (Eksekusi) Putusan MA
RI No. 720 K/Pid/2001 tanggal 11 Oktober 2011, untuk selanjutnya oleh Jaksa Eksekutor, Hak Konsesi
JORR “S” diserahkan kepada PT Marga Nurindo Bhakti dan PT Hutama Karya (Persero) melalui Berita
Acara Pelaksanaan Putusan MA RI No. 720 K/Pid/2001 tanggal 11 Oktober 2011. Selanjutnya jalan
tol lingkar luar Jakarta seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR “S”) dioperasikan dan dipelihara secara
sementara oleh Perseroan sampai dengan ditetapkan Badan Usaha Jalan Tol sebagai operator tetap
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 80.1/KPTS/M/2013 tentang
Pengoperasian Sementara Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR “S”)
tanggal 25 Februari 2013. Pada pokoknya, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.80.1/KPTS/M/2013
tersebut memutuskan hal hal sebagai berikut:
1. Menugaskan PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk melaksanakan pengoperasian sementara dan
pemeliharaan Jalan Tol JORR “S” sampai dengan ditetapkan Badan Usaha Jalan Tol sebagai
operator tetap.
2. Tugas Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol JORR “S” meliputi sebagai berikut:
a. Pengoperasian dan pemeliharaan rutin Jalan Tol JORR “S” termasuk penanganan darurat;
b. Pemeliharaan berkala dan Rehabitilasi/Rekonstruksi kerusakan akibat Bencana Alam, setelah
mendapat persetujuan Menteri cq. Kepala BPJT;
3. Pendapatan dari pengoperasian Jalan Tol JORR “S,” setelah dikurangi biaya sebagaimana
dimaksud diktum kedua, dipisahkan dan dimasukkan kedalam rekening khusus.
4. Melaporkan secara periodik setiap bulan pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan Tol
JORR “S” termasuk status rekening khusus kepada Menteri Pekerjaan Umum cq. Kepala Badan
Pengatur Jalan Tol.
5. Konsesi Jalan Tol JORR “S” akan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum secara proporsional
berdasarkan hasil audit dari auditor yang ditunjuk dan disepakati bersama oleh PT Jasa Marga
(Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Marga Nurindo Bhakti.
6. Dengan berlakunya Keputusan ini, maka keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 276/
KPTS/M/2005 tentang Perubahan Wewenang Penyelenggaraan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR “S”) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan Berupa Hak Konsesi Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta Seksi Pondok Pinang – Jagorawi (JORR “S”)) Nomor 02/BA/M/2016 tanggal 16 Maret 2016 dan
Berita Acara Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan, telah diserahkan Hak Konsesi Jalan Tol JORR S
kepada PT Hutama Karya (Persero).
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 106/KPTS/M/2016
tentang Pengusahaan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi Pondok Pinang – Jagorawi (JORR “S”) oleh
PT Hutama Karya (Persero), Hak Pengusahaan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi Pondok Pinang
– Jagorawi (JORR “S”) oleh PT Hutama Karya (Persero) dengan masa konsesi selama 19 (Sembilan
belas) tahun 3 (tiga) bulan sejak Keputusan tersebut ditetapkan.
c. Hak Pengusahaan Jalan Tol Baru
Pada tanggal 6 Mei 2010, telah dilakukan spin-off atau pemisahan PPJT ruas JORR W2 Utara dari
Perseroan kepada anak perusahaan PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ). Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan atas sharing risk dan percepatan pembebasan tanah.
100
Secara keseluruhan, dari tahun 2005 hingga sekarang Perseroan melalui entitas anak telah memperoleh
hak pengusahaan atas 17 ruas tol baru. Dari 17 ruas tol baru tersebut, 3 diantaranya telah beroperasi
secara penuh yaitu ruas JORR W2 Utara (7,7 Km), ruas Gempol-Pandaan (13,6 Km), dan ruas Nusa
Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 Km). Sementara itu tiga ruas tol baru lainnya beroperasi sebagian karena
beberapa seksi masih dalam tahap pembebasan lahan dan konstruksi, yaitu ruas tol Semarang-Solo
(telah beroperasi 23,1 Km dari total 72,6 Km), ruas Bogor Outer Ring Road (telah beroperasi 5,8 Km
dari total 11 Km), ruas tol Surabaya-Mojokerto (telah beroperasi 2,3 Km dari total 36,3 Km). Terakhir, 11
dari 17 proyek ruas tol baru masih dalam tahap pembebasan lahan dan konstruksi, yaitu ruas Gempol-
Pasuruan (34,1 Km), JORR 2 Cengkareng-Kunciran (14,1 Km), JORR 2 Kunciran-Serpong (11,1 Km),
ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,7 Km), Solo-Ngawi (90,1 Km), Ngawi-Kertosono (87 Km),
Cinere-Serpong (10,2 Km), Batang-Semarang (75 Km), Pandaan-Malang (37,6 Km), Balikpapan-
Samarinda (99,3 Km) dan Manado-Bitung (39,9 Km).
d. Kebijakan Pengadaan Tanah
Pada bulan Juni 2007, Perseroan membuat kesepakatan dengan Badan Layanan Umum (”BLU”)
BPJT, dimana BLU menyetujui untuk memberikan dana talangan atas biaya pengadaan lahan
masing-masing hingga Rp127 miliar, Rp100 miliar dan Rp80 miliar untuk proyek jalan tol Semarang-
Solo, Gempol-Pasuruan dan Bogor Ring Road. Saat diselesaikannya pengadaan lahan tersebut dan
tersedianya suatu lahan yang cukup untuk konstruksi suatu bagian (segmen) ruas jalan tol, Perseroan
diwajibkan untuk melakukan penggantian (reimbursement) kepada BLU untuk seluruh dana yang telah
dipergunakan untuk pengadaan lahan suatu bagian (segmen) ruas jalan tol, serta pembayaran bunga
atas pendanaan yang digunakan berdasarkan tingkat bunga Lembaga Penjaminan Simpanan ditambah
dengan 1% per tahun, yang dibayarkan selambat-lambatnya 14 hari setelah menerima pemberitahuan
penyelesaian pembebasan tanah. Setelah menerima penggantian (reimbursement) dari Perseroan,
BLU akan menyerahkan lahan yang telah dibebaskan tersebut dalam waktu 7 hari kerja. Ketentuan
dalam perjanjian ini berlaku 24 bulan sejak Juni 2007, atau Juni 2009. Perjanjian dana bergulir BLU
untuk ruas Bogor Ring Road dan Semarang-Solo telah dialihkan kepada MSJ dan TMJ, sedangkan
untuk ruas Gempol-Pasuruan sedang dalam proses pengalihan kepada TMJP.
Pada tanggal 16 Desember 2011, Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan Rancangan Undang
Undang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Undang Undang No. 02
tahun 2012 mengenai Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum ini telah pula
ditandatangani oleh Presiden pada tanggal 14 Januari 2012 sehingga telah berlaku efektif.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 53 dan Pasal 59 Undang Undang No. 2 tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, pada tanggal 07 Agustus 2012 telah
disahkan Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Peraturan Presiden (Perpres) yang terdiri dari 126 pasal ini
mengatur tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum dari tahapan perencanaan, tahapan
persiapan, tahapan pelaksanaan, sampai dengan penyerahan hasil.
Perpres tersebut mengatur hal-hal pokok berupa antara lain sebagai berikut:
1. Setiap instansi yang memerlukan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum diharuskan
menyusun kelengkapan dokumen yang diperlukan, untuk selanjutnya dibentuk Tim Persiapan oleh
Gubernur untuk antara lain melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan, melakukan
pendataan awal lokasi rencana pembangunan, dan melaksanakan konsultasi publik rencana
pembangunan.
2. Pengadaan tanah diselenggarakan oleh BPN.
3. Ketentuan dan tata cara pelaksanaan pengadaan tanah meliputi antara lain inventarisasi dan
identifikasi data fisik tanah serta data pihak yang berhak; penetapan besarnya nilai ganti kerugian
berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai publik; pelaksanaan musyawarah; pemberian
ganti kerugian; pelepasan hak obyek pengadaan tanah; serta penyerahan hasil pengadaan tanah
kepada instansi yang memerlukan tanah.
4. Pengaturan pemberian ganti kerugian yang dapat diberikan dalam bentuk uang, tanah pengganti,
permukiman kembali, kepemilikan saham, atau bentuk lain yang disetujui kedua belah pihak.
Sumber pendanaan pengadaan tanah berasal dari APBN dan/atau APBD.
101
Komisaris Utama / Komisaris Independen : Refly Harun
Komisaris : Boediarso Te
Komisaris : Agus Suharyo
Komisaris : Taufik Widjoy
Komisaris : Muhammad S
Komisaris Independen : Sigit Widyawa
Direktur Utama : Desi Arryani
Direktur Keuangan/Independen : Anggiasari
Direktur Operasi I : Muh Najib Fa
Direktur Operasi II : Subakti Syuku
Direktur Pengembangan : Hasanudin
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : Christantio Pri
6. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN
Menurut UU di Indonesia, Komisaris dan Direksi adalah terpisah dan jabatan ini tidak boleh dirangkap
oleh masing-masing anggota Komisaris dan Direksi tersebut.
Direksi dan Komisaris Perseroan sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Bapepam
No.IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Perseroan dan Perusahaan Publik.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 29 tanggal 7 September 2016 dibuat di
hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat
di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia
dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0078946
tanggal 8 September 2016, serta dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0105634.AH.01.11.Tahun
2016 tanggal 8 September 2016 (“Akta No. 29/2016”) juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan Perseroan No. 64 tanggal 27 April 2016 dibuat di hadapan Ashoya Ratam,
S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0044532 tanggal 28 April 2016, yang
serta dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0053682.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 28 April 2016
(“Akta No. 64/2016”), yakni sebagai berikut:
Dewan Komisaris
guh Widodo
no
ono
apta Murti
n
Sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan, masa jabatan masing-masing anggota Dewan Komisaris
adalah terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya (mereka) dan berakhir pada penutupan
RUPS Tahunan yang ke-5 (lima) setelah tanggal pengangkatannya masing-masing.
Direksi
uzan
r
hambodo
Sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan, masa jabatan masing-masing anggota Direksi adalah
terhitung sejak tanggal RUPS dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 (lima) setelah
tanggal pengangkatannya masing-masing.
102
Berikut adalah keterangan singkat dari masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi:
Dewan Komisaris
Refly Harun
Komisaris Utama / Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 26 Januari 1970 (umur 46 tahun).
Menjabat sebagai Komisaris Utama / Komisaris Independen sejak tanggal 18
Maret 2015 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 18 Maret 2015.
Saat ini juga menjadi Konsultan Hukum Tata Negara pada Refly Harun & Partners
(sebelumnya Harpa Law Firm) (sejak 2009), Pengajar (tidak tetap) pada Program
Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (sejak 2014), serta
Pendiri dan Ketua Rumah Konstitusi (sejak 2016). Sebelumnya pernah menjabat
sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Bidang Hukum (Desember
2014-Maret 2015), Direktur Eksekutif Constitutional and Electoral Reform Centre
(2013-2014), Staf Ahli Kelompok DPD di MPR (2009-2014), Peneliti Senior
Centre for Electoral Reform (2008-2013), dan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi
(2003-2007).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada (1995), gelar Magister Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia
(2002), dan gelar LL.M. (Master Hukum) dari University of Notre Dame, Amerika
Serikat (2007).
Boediarso Teguh Widodo
Komisaris
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 23 Agustus 1958 (umur 58 tahun).
Menjabat sebagai Komisaris sejak tanggal 11 Maret 2014 berdasarkan Keputusan
RUPS Tahunan tanggal 11 Maret 2014.
Saat ini juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
(2005-sekarang) dan anggota Dewan Komisaris RSUP Sanglah (2011- sekarang).
Sebelumnya pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris PT Pupuk
Petrokimia (2012-April 2014), Direktur Jenderal Pembendaharaan (September-
November 2013), Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara (2012-
2013), Direktur Penyusunan APBN pada DJA (2005-2012), Anggota Dewan
Komisaris PT Bank Bukopin (2005-2009), Anggota Dewan Komisaris PT Biro
Klasifikasi Indonesia (2004-2009), Kepala Pusat Analisa Pendapatan Negara
dan Pembiayaan Anggaran pada BAF merangkap Direktur Penyusunan APBN
pada DJAPK (2001-2005), Sekretaris Dewan Pengawas Perum Pegadaian
(2000-2004) dan Kepala Pusat Analisa Belanja Negara pada BAF (2000-2001).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana dalam bidang Ekonomi Umum pada tahun
1982 dari Universitas Dipenogoro Semarang, gelar S2–Magister dalam bidang
Keuangan Publik (Perencanaan dan Kebijakan Publik) pada tahun 2005 dari
Universitas Indonesia, dan memperoleh gelar S3-Doktor dalam bidang Ekonomi
Publik pada tahun 2012 dari Universitas Indonesia.
103
Agus Suharyono
Komisaris
Warga Negara Indonesia, lahir pada pada tanggal 15 Agustus 1965 (umur 51
tahun). Menjabat sebagai Komisaris sejak tanggal 30 Maret 2016 berdasarkan
Keputusan RUPS Tahunan tanggal 30 Maret 2016.
Saat ini menjabat Asisten Deputi Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan
Pariwisata II, Kementerian BUMN (2015-Sekarang). Sebelumnya menjabat
sebagai Asisten Deputi Bidang Usaha Perdagangan, Logistik, dan Kawasan
Industri, Kementerian BUMN (2014-2015), Komisaris PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) (2014-2016), Direktur Keuangan PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
(2000-2003).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana dalam bidang teknik pada tahun 1987 dari
Universitas Brawijaya dan meraih gelar S2-Master of Agricultural Economic
pada tahun 1994 dari University of Maine, Amerika Serikat.
Taufik Widjoyono
Komisaris
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 18 Agustus 1956 (umur 60 tahun).
Menjabat sebagai Komisaris sejak tanggal 18 Maret 2015 berdasarkan Keputusan
RUPS Tahunan tanggal 18 Maret 2015.
Saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat/PUPR (sejak 2015). Sebelumnya pernah
menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum/ PU (2014-
2015), Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PU (2013-
2014) dan Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat
Jenderal Kementerian PU (2011-2013).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana dalam bidang Teknik Sipil pada tahun 1981 dari
Institut Teknologi Bandung dan gelar S2 pada bidang Highway Engineering pada
tahun 1993 dari University of Strathclyde, Glasgow, Skotlandia.
Muhammad Sapta Murti
Komisaris
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 28 Maret 1958 (umur 58 tahun).
Menjabat sebagai Komisaris sejak tanggal 30 Maret 2016 berdasarkan Keputusan
RUPS Tahunan tanggal 30 Maret 2016.
Saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-Undangan,
Kementerian Sekretariat Negara (2007-Sekarang), dan sebelumnya pernah
menjabat sebagai Dewan Komisaris PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (2008-
2016).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana dalam bidang Hukum pada tahun 1983 dari
Universitas Trisakti, Program Magister pada tahun 1994 di Reading University,
Inggris, dan Magister Kenotariatan pada tahun 2003 dari Universitas Indonesia.
104
Sigit Widyawan
Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 14 Juli 1965 (umur 51 tahun).
Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak tanggal 18 Maret 2015
berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 18 Maret 2015.
Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur PT Roda Pembangunan Jaya,
Yogyakarta (2003-2015), Direktur Keuangan Roda Jati Group (2002-2013),
Kepala Bagian Perpajakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (1994-1997) dan
Kepala Bagian Keuangan PT Wijaya Karya Beton (1997-2001).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret tahun
1988 dan gelar S2-Magister Akuntansi dari Universitas Indonesia tahun 2001.
Direksi
Desi Arryani
Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 29 Desember 1962 (umur 54 tahun).
Menjabat sebagai Direktur Utama berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 29
Agustus 2016.
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi I PT Waskita Karya (Persero)
Tbk. (2013-2016) dan Direktur Operasi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (2011-
2012).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana Teknik pada tahun 1987 dari Teknik Sipil
Universitas Indonesia dan gelar S2-Magister Manajemen pada tahun 2008 dari
Prasetiya Mulya. Anggiasari
Direktur Keuangan/Direktur Independen
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 2 Agustus 1970 (umur 46 tahun).
Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 2016 berdasarkan Keputusan RUPS
Tahunan tanggal 30 Maret 2016.
Saat ini menjabat juga sebagai Komisaris Utama PT. Krakatau Bandar Samudra
(2015-Sekarang). Sebelumnya pernah Menjabat sebagai Direktur Keuangan
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tahun 2015-2016, Komisaris Utama PT AIRIN
tahun 2014-2015, dan Direktur Keuangan PT Dok&Perkapalan Kodja Bahari
Tahun 2012-2015.
Beliau meraih gelar S1-Sarjana pada tahun 1994 dari Universitas Gadjah Mada
dan meraih gelar S2-Magister Manajemen pada tahun 2014 dari Universitas
Indonesia.
105
Muh Najib Fauzan
Direktur Operasi I
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 02 Juni 1960 (umur 56 tahun).
Bergabung dengan Jasa Marga pada tahun 1990. Menjabat sebagai Direktur
Operasi I berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 29 Agustus 2016.
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum tahun 2012-2016.
Kepala Biro Perencanaan Perusahaan (2006-2012), Ketua Tim IPO Jasa Marga
(2007). Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Jasamarga Surabaya
Mojokerto (2009-sekarang).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana dalam bidang Teknik Sipil pada tahun 1985 dari
Institut Teknologi Bandung dan meraih gelar S2-Magister dalam bidang Teknik
Jalan Raya pada tahun 1989 dari Institut Teknologi Bandung.
Subakti Syukur
Direktur Operasi II
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 07 Juli 1962 (umur 54 tahun).
Bergabung dengan Jasa Marga pada tahun 1986. Menjabat sebagai Direktur
Operasi II berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 29 Agustus 2016.
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Marga Lingkar Jakarta (2014-
2016) dan General Manager Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng (2013-2014).
Beliau meraih gelar S1-Sarjana dalam bidang Teknik Sipil pada tahun 1986 dari
Institut Teknologi Bandung dan meraih gelar S2-Magister Manajemen pada tahun
2010 dari Unkris Jakarta.
Hasanudin
Direktur Pengembangan
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 26 September 1963 (umur 53
tahun). Bergabung dengan Jasa Marga tahun 1988. Menjabat sebagai Direktur
Pengembangan berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 29 Agustus 2016.
Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Trans Lingkar Kita Jaya
(sejak 2015). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris PT Trans Marga
Jateng (2012-2015), Kepala Divisi Pemeliharaan (2006-2012), Komisaris PT
Marga Mandala Sakti (2008-2010), dan Pemimpin Proyek Pembangunan Jalan
Tol Cipularang (2004-2005).
Beliau meraih gelar pendidikan S1-Sarjana Teknik dalam bidang Transportasi
pada tahun 1987 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dan
meraih gelar S2-Master Engineering bidang Transportasi pada tahun 1989 dari
University of New South Wales, Sydney, Australia.
106
Christiantio Prihambodo
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 04 Mei 1963 (umur 53 tahun).
Bergabung dengan Jasa Marga tahun 1988. Menjabat sebagai Direktur Sumber
Daya Manusia dan Umum berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 29
Agustus 2016.
Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Transmarga Jatim Pasuruan
(sejak 2015). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Operasi (2015-
2016), VP Highway and Traffic Engineering (2015), GM Surabaya-Gempol (2014-
2015) dan GM Purbaleunyi (2012-2014).
Beliau meraih gelar pendidikan S1-Sarjana Teknik dalam bidang Sipil pada tahun
2002 dari Universitas Indonesia.
Kompensasi dan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Komisaris dan Direksi menerima kompensasi yang ditentukan oleh pemegang saham pada saat
RUPS tahunan dan dibayarkan bulanan. Bentuk tunjangan dan fasilitas, serta komponen lain yang
telah termasuk didalam komponen penghasilan tersebut juga mengacu pada Peraturan Menteri Negara
BUMN RI No.PER-02/MBU/2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris
dan Dewan Pengawas BUMN dan sebagaimana ditetapkan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
Dewan Komisaris dan Direksi tidak menerima uang jasa atas kehadiran mereka dalam rapat-rapat Dewan
Komisaris maupun Direksi. Jumlah remunerasi yang diterima Dewan Komisaris untuk tahun-tahun yang
berakhir pada 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, dan 2014 masing-masing sebesar Rp10.089.690.000,
Rp9.768.501.000 dan Rp9.518.926.000. Sedangkan Jumlah remunerasi yang diterima Dewan Direksi
untuk tahun-tahun yang berakhir pada 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, dan 2014 masing-masing
sebesar Rp21.690.660.000, Rp18.678.659.000 dan Rp21.105.824.000.
Sekretaris Perusahaan
Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik. Penunjukkan
Sekretaris Perusahaan Perseroan adalah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 092/AA.P-6a/2015
tanggal 29 Juni 2015, yakni terhitung sejak 1 Juli 2015 telah ditunjuk Mohammad Sofyan sebagai
Sekretaris Perusahaan.
Sekretaris Perusahaan diangkat oleh Direksi dan bertanggung jawab kepada Direksi. Tugas utama
Sekretaris Perusahaan adalah membantu Direksi melalui beberapa aktivitas seperti:
1. Mengelola informasi yang berkaitan dengan lingkungan bisnis dan menjalin hubungan baik antara
Perseroan dengan para pihak lembaga penunjang industri pasar modal dan regulator pasar
modal;
2. Memastikan Perseroan menjalankan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) serta
memenuhi peraturan perundangan yang berlaku;
3. Menyelenggarakan kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan;
4. Menyelenggarakan kegiatan komunikasi antara Direksi/manajemen dengan stakeholder dalam
rangka membangun citra perusahaan;
5. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan pengurus Perseroan serta memfasilitasi hubungan
Perseroan/pimpinan dengan para stakeholders.
107
Ketua merangkap anggota : Sigit Widyawan
Anggota : Teguh Indra Prast
Anggota : Triono Junoasmo
Komite Audit
Perseroan telah memiliki Komite Audit sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/ POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Susunan Keanggotaan Komite Audit Perseroan saat ini diangkat berdasarkan keputusan Dewan Komisaris Perseroan No. KEP 036/III/2016 tanggal 29 Maret 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Audit PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Susunan anggota Komite Audit terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Komite merangkap sebagai anggota dan 2 (dua) orang anggota Komite. Susunan keanggotaan Komite Audit Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:
iyo
no
Pemberhentian anggota Komite Audit dapat dilakukan apabila yang bersangkutan berakhir masa jabatan keanggotaannya dan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris, diberhentikan karena tidak memenuhi kinerja yang telah ditetapkan dan/atau tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya.
Keanggotan Komite Audit
Sigit Widyawan
Ketua merangkap Anggota
Menjadi Ketua Komite Audit Jasa Marga sejak April 2015. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris
Independen Jasa Marga. Riwayat Singkat beliau terdapat di dalam Riwayat Singkat Dewan Komisaris.
Teguh Indra Prastiyo Anggota
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 16 September 1965 (umur 50 tahun) dan bergabung dengan Komite Audit Jasa Marga sejak tahun 2016. Meraih gelar Sarjana Ekonomi (S1) dari Universitas Negeri Sebelas Maret.
Saat ini menjabat sebagai Managing Partner di Tax Accounting & Management Consultants Prastiyo & Co (2007-sekarang). Mulai berkarir di AJB Bumi Putera 1912 pada tahun 1991-1992. Beberapa riwayat pekerjaan sebelumnya adalah anggota Komite Audit di PT Reasuransi Nasional Indonesia (2014-2016), Partner di Tax Accounting & Management Consultants ABW & Co (2000-2007), Auditor Eksternal di KAP S. Darmawan & Co sebagai Manajer (1996-2000) dan Auditor Eksternal di KAP Prasetio Utomo (Arthur Andersen SGV Utomo) sebagai Auditor Senior (1992-1996).
Triono Junoasmono
Anggota
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 4 Juni 1971 (umur 45 tahun) dan bergabung dengan Komite Audit Jasa Marga sejak tahun 2016. Meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Trisakti pada tahun 1994, gelar Magister Teknik Sipil dalam Bidang Manajemen Konstruksi dari Universitas Tarumanegara pada tahun 1998 dan gelar Doktor Teknik Sipil dalam bidang Highway Planning, Management and Financing dari University of Birmingham, Inggris.
Saat ini menjabat sebagai Kepala Subdit Keterpaduan Perencanaan dan Sistem Jaringan Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan, Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sebelumnya pernah memegang beberapa jabatan di Ditjen Bina Marga yaitu menjadi Kepala Bidang Pelaksanaan II, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV, (2011-2015), Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Flyover Merak dan Balaraja, Satker Pembangunan Provinsi Banten (2007- 2009), Kepala Seksi Pengembangan Sistem, Subdit Pengembangan Sistem dan Evaluasi Kinerja,
Direktorat Bina Program (2006-2008), dan Tim Khusus Percepatan Pembangunan Jalan Tol, Direktoran
Jalan Bebas Hambatan dan Kota (2005-2006).
108
Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko
Perseroan telah memiliki Komite Nominasi dan Remunerasi berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau
Perusahaan Publik. Pembentukan Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko (KNRR) Perseroan
ditetapkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No. KEP-063/IV/2015 tanggal 20 April
2015. Sedangkan pengangkatan anggota Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko ditetapkan melalui
Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No.KEP-065/IV/2015 tanggal 24 April 2015. Pemberhentian
anggota Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko dapat dilakukan apabila yang bersangkutan berakhir
masa jabatan keanggotaannya dan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris, diberhentikan karena
tidak memenuhi kinerja yang telah ditetapkan dan/atau tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya.
Susunan anggota Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Komite,
1 (satu) orang Wakil Ketua Komite dan 2 (dua) orang anggota Komite. Susunan keanggotaan Komite
Nominasi, Remunerasi dan Risiko Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:
Ketua : Refly Harun Wakil
Ketua : Agus Suharyono Anggota:
Abram Elsajaya Barus
Anggota : Vera Diyanty
Keanggotan Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko
Refly Harun
Ketua
Menjadi Ketua Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko Jasa Marga sejak Desember 2015. Saat ini
juga menjabat sebagai Komisaris Utama/Independen Jasa Marga. Riwayat Singkat beliau terdapat di
dalam Riwayat Singkat Dewan Komisaris.
Agus Suharyono
Wakil Ketua
Menjadi Wakil Ketua Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko Jasa Marga sejak Maret 2016. Saat
ini juga menjabat sebagai Komisaris Jasa Marga. Riwayat Singkat beliau terdapat di dalam Riwayat
Singkat Dewan Komisaris.
Abram Elsajaya Barus
Anggota
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 15 Juli 1966 (umur 50 tahun) dan bergabung
dengan Komite Audit Jasa Marga sejak tahun 2016. Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut
Teknologi Bandung pada tahun 1990 dan gelar Magister Transportasi dari University of New South
Wales pada tahun 2000.
Saat ini menjabat sebagai Kepala Subdit Manajemen dan Evaluasi Jalan Daerah Direktorat Jalan Bebas
Hambatan, Perkotaan dan Fasilitasi Jalan Daerah, Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat. Sebelumnya pernah memegang beberapa jabatan di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yaitu menjadi Kepala Bidang Teknik, Sekretariat Badan Pengatur Jalan
Tol (2014-2015), Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan, Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol
(2008-2014), Kepala Bidang Teknis, Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol (2005-2008) dan Kepada
Sub Bidang Pemberdayaan, Bidang Pembinaan, Pusat Pengembangan Investasi BAPEKIN (2001-
2005).
109
Vera Diyanty
Anggota
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 2 Juli 1974 (umur 42 tahun) dan bergabung
dengan Komite Audit Jasa Marga sejak tahun 2016. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Indonesia ppadaTeknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1997, gelar Magister Manajemen
dari Universitas Indonesia pada tahun 2000 dan gelar Doktor dalam bidang Akuntansi dari Unversitas
Indonesia pada tahun 2012.
Saat ini menjabat sebagai Direktur Program Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia sejak tahun 2014 serta dosen akuntansi di tempat yang sama sejak tahun 2000. Selain itu,
menjabat sebagai Komite Audit di PT PLN Tarakan dari tahun 2010 sampai sekarang. Sebelumnya
pernah menjadi Konsultan Senior di Pusat Pengembangan Akuntansi FEUI (2007-2009), Pjs Direktur
Keuangan dan Akuntansi di PT Balai Pustaka (Persero) (2006-2007), Audit Internal Senior FEUI (2005-
2006), Chief Accounting Officer di KAP AAJM (2003-2005), Konsultan Senior di Lembaga Manajemen
FEUI (2001-2003), dan Auditor di KAP Arthur Andersen (1996-2000) dengan posisi terakhir sebagai
Auditor Senior.
UNIT AUDIT INTERNAL
Perseroan telah memiliki unit audit internal dan piagam audit internal sebagaimana diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Unit Audit Internal (“POJK 56/2015”) sebagaimana Struktur Organisasi Internal
Audit terakhir dinyatakan dalam Keputusan Direksi Perseroan No. 111/KPTS/2016 tanggal 30 Juni 2016.
Berdasarkan Keputusan Direksi Perseroan No. 092/AA.P-6a/2015 tanggal 29 Juni 2015 tentang Mutasi
dan Penempatan Karyawan, antara lain menyatakan bahwa Drs. Haris Prayudi ditugaskan sebagai
Head of Internal Audit terhitung sejak tanggal 1 Juli 2015.
Adapun, Piagam audit internal Perseroan adalah berdasarkan ketetapan Direksi Perseroan pada
tanggal 1 Maret 2013 yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan. Berdasarkan Piagam Audit
Internal tersebut, tanggung jawab Satuan Pengawas Internal adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan Program kerja Audit Tahunan (PKAT).
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Perseroan dan Sistem
Manajemen Resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan.
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang keuangan, akutansi,
operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
semua tingkat manajemen.
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris cq Komite Audit, selaras dengan Piagam Komite Audit (Audit Committee
Charter) memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
6. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya.
7. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
8. Melakukan Manajemen Audit Internal di Anak Perusahaan sebagai penugasan khusus dari Direktur
Utama, dalam rangka melakukan bimbingan (guidance), pengawasan (supervision), pembelajaran
(learning) dan konsultasi (consulting) dalam mempersiapkan dan melaksanakan Audit Internal
di Anak Perusahaan.
110
7. KEGIATAN USAHA
Kegiatan usaha Perseroan adalah mengembangkan dan mengoperasikan jalan tol milik Perseroan.
Hingga saat ini, melalui 9 (sembilan) Cabang dan 17 (tujuh belas) Anak Perusahaan di bidang usaha
jalan tol, Perseroan merupakan pemegang konsesi untuk 30 ruas jalan tol, dimana 19 ruas tol yang
memilki panjang ±593 km telah beroperasi. 19 ruas tol ini merupakan representasi atas total marketshare
Jasa Marga sebesar 61% dari total panjang jalan tol yang beroperasi di Indonesia.
Berikut adalah peta pengoperasian jalan tol di diseluruh Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan:
Sumber: Perseroan, Q2 2016
Keterangan Jalan Tol yang Telah Beroperasi:
(1) Panjang Jalan Tol Jakarta dan sekitarnya 260 Km (43,8%)
(2) Panjang Jalan Tol di luar Jakarta 333 Km (56,2%)
Secara garis besar perkembangan kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Ruas Jalan Tol yang Dikelola Perseroan
Dari total 30 konsesi ruas jalan tol yang dimiliki oleh Perseroan, 16 ruas telah beroperasi secara penuh
dan 3 ruas baru beroperasi sebagian. Sementara itu 11 ruas lainnya masih dalam tahap pembebasan
lahan dan konstruksi.
Panjang Jalan Tol yang telah dan akan dioperasikan oleh Perseroan
NO RUAS JALAN TOL CABANG/ANAK
PERUSAHAAN
PANJANG
KONSESI
JALAN TOL
(KM)
PANJANG
JALAN TOL
BEROPERASI
(KM)
KETERANGAN
1 Jakarta-Bogor-Ciawi Jagorawi 59,00 59,00 Beroperasi Penuh
2 Jakarta-Tangerang Jakarta-Tangerang 33,00 33,00 Beroperasi Penuh
3 Ulujami-Pondok Aren JLJ 5,55 5,55 Beroperasi Penuh
4 Jakarta Inner Ring Road
(JIRR)
Cawang-Tomang-
Cengkareng
23,55 23,55 Beroperasi Penuh
5 Prof. Dr. Ir. Soedijatmo Cawang-Tomang-
Cengkareng
14,30 14,30 Beroperasi Penuh
6 Jakarta Outer Ring Road
(JORR)
JLJ 28,27 28,27 Beroperasi Penuh
7 JORR W2 Utara MLJ 7,70 7,70 Beroperasi Penuh
8 Cengkareng-Kunciran MKC 14,19 - Belum Beroperasi
9 Kunciran-Serpong MTN 11,19 - Belum Beroperasi
111
169,99 11,72% 189,92
176,35 10,50% 194,87
7
13
15
NO RUAS JALAN TOL CABANG/ANAK
PERUSAHAAN
PANJANG
KONSESI
JALAN TOL
(KM)
PANJANG
JALAN TOL
BEROPERASI
(KM)
KETERANGAN
10 Cinere-Serpong CSJ 10,24 - Belum Beroperasi
11 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek 83,00 83,00 Beroperasi Penuh
12 Cikampek-Padalarang Purbaleunyi 58,50 58,50 Beroperasi Penuh
13 Padalarang-Cileunyi Purbaleunyi 64,40 64,40 Beroperasi Penuh
14 Palimanan-Kanci Palikanci 26,30 26,30 Beroperasi Penuh
15 Bogor Outer Ring Road
(BORR)
MSJ 11,00 5,80 Beroperasi Sebagian
16 Belawan-Medan-Tanjung
Morawa
Belmera 42,70 42,70 Beroperasi Penuh
17 Medan-Kualanamu-Tebing
Tinggi
JKT 61,70 - Belum Beroperasi
18 Semarang Seksi A,B,C Semarang 24,75 24,75 Beroperasi Penuh
19 Semarang-Solo TMJ 72,64 23,10 Beroperasi Sebagian
20 Solo-Ngawi SNJ 90,10 - Belum Beroperasi
21 Ngawi-Kertosono NKJ 87,02 - Belum Beroperasi
22 Semarang-Batang JSB 75,00 - Belum Beroperasi
23 Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol 49,00 49,00 Beroperasi Penuh
24 Gempol-Pasuruan TJP 34,15 - Belum Beroperasi
25 Surabaya-Mojokerto JSM 36,27 20,77 Beroperasi Sebagian
26 Gempol-Pandaan JPT 13,61 13,61 Beroperasi Penuh
27 Pandaan-Malang JPM 37,62 - Belum Beroperasi
28 Nusa Dua-Ngurah Rai-
Benoa
JBT 10,00 10,00 Beroperasi Penuh
29 Balikpapan-Samarinda JBS 99,35 - Belum Beroperasi
30 Manado-Bitung JMB 39,90 - Belum Beroperasi
Total panjang tol yang telah dan akan dioperasikan
oleh Perseroan
1.224 593,30
2. Perkembangan Volume Lalu Lintas
Sebagian besar jalan tol yang dimiliki Perseroan telah menjadi jalur utama transportasi strategis bagi
pengguna jalan, khususnya di wilayah ibukota Jakarta dan sekitarnya. Berikut adalah tabel volume lalu
lintas transaksi per tahun.
No Ruas Cabang/Anak
(dalam juta kendaraan)
30 Juni
Prshn 2011 ∆ 2012 ∆ 2013 ∆ 2014 ∆ 2015 2016
1 Jagorawi Jagorawi
2 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek
3 Jakarta-
5,10% 199,61 0,86% 201,32 1,41% 204,16 102,29
3,77% 202,21 1,94% 206,13 4,30% 215,00 110,87
Tangerang Jakarta-Tangerang 97,88 10,21% 107,88 4,76% 113,02 6,02% 119,83 6,34% 127,43 64,51
4 Prof. Dr. Ir. Soedijatmo
5 Jakarta Inner Ring Road
6 Padalarang-
Cawang-Tomang-
Cengkareng 66,54 8,36% 72,11
3,76% 74,82
2,15% 76,43
-0,36% 76,15 38,78
Cawang-Tomang-
Cengkareng 196,63 4,46% 205,4
1,40% 208,27
-0,91% 206,38
1,03% 208,51 106,10
Cileunyi Purbaleunyi 52,84 4,05% 54,98 5,55% 58,03 3,46% 60,04 0,08% 60,00 29,80
Cikampek-
Padalarang Purbaleunyi 5,94 -10,16% 5,34 10,11% 5,88 7.31% 6,31 1,00% 6,25 3,21
8 Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol 67,68 11,58% 75,51 8,18% 81,69 1,45% 82,87 8,07% 89,56 47,92
9 Semarang Semarang 37,72 20,02% 45,27 7,93% 48,86 -1,51% 48,12 4,75% 50,41 24,79
10 Belmera Belmera 19,49 11,25% 21,68 10,93% 24,05 5,56% 25,39 -2,32% 24,80 12,58
11 Palikanci Palikanci 16,59 16,44% 19,32 4,50% 20,19 -1,27% 19,93 15,60% 23,04 11,94
12 JORR JLJ 131,08 6,75% 139,93 4,85% 146,72 3,35% 151,63 5,11% 159,38 80,19
Ulujami-Pondok
Aren JLJ 41,31 7,30% 44,33 5,82% 46,91 -3,79% 45,13 -3,09% 43,73 22,50
14 BORR MSJ 9,08 23,72% 11,24 11,39% 12,52 9,25% 13,68 12,11% 15,34 7,98
Surabaya-
Mojokerto JSM 2,12 306,27% 8,62 30,63% 11,26 7,04% 12,05 8,03% 13,02 7,34
16 Semarang-Solo TMJ 0,52 852,40% 4,96 32,66% 6,58 136,47% 15,56 20,48% 18,75 9,51
112
No Ruas Cabang/Anak
(dalam juta kendaraan)
30 Juni
17
Nusa Dua-Ngurah
Prshn 2011 ∆ 2012 ∆ 2013 ∆ 2014 ∆ 2015 2016
Rai-Benoa JBT - - - - 3,29 335,54% 14,31 15,56% 16,54 8,15
18 JORR W2 Utara MLJ - - - - - - 14,49 70,58% 24,71 12,97
19 Gempol-Pandaan JPT - - - - - - - - 2,80 2,71
TOTAL 1.091,78 10,04% 1.201,37 5,21% 1.263,91 4,41% 1.319,60 4,54% 1.379,57 704,15
Sumber: Perseroan, 2016
Posisi ruas jalan tol yang strategis dimana keberadaannya menjadikan trafik roda empat beralih dari
ruas-ruas jalan nasional ataupun jalan arteri menyebabkan pertumbuhan trafik ruas tol Perseroan
cenderung stabil setiap tahunnya. Ruas jalan tol yang baru selesai dibangun dan baru dioperasikan
memberikan pertumbuhan trafik yang cukup signifikan pada beberapa tahun awal. Hal ini dapat dilihat
pada ruas tol Surabaya – Mojokerto dan Semarang – Solo pada tahun 2011-2013, ruas Nusa Dua-
Ngurah Rai-Benoa pada 2013-2014, serta ruas JORR W2 Utara pada 2014-2015.
Perlambatan pada pertumbuhan perekonomian nasional tidak berdampak besar pada kondisi trafik
di ruas tol milik Perseroan. Hal ini secara sekilas dapat dilihat pada pertumbuhan trafik di 2015,
dimana perlambatan pada pertumbuhan perekonomian nasional pada tahun tersebut tidak berimbas
negatif terhadap pertumbuhan trafik, justru sebaliknya, rata-rata trafik yang melalui ruas tol Perseroan
cenderung meningkat.
3. Perkembangan Tarif Tol
Penentuan tarif jalan tol di Indonesia diatur oleh Pemerintah. Pada masa lalu, penerapan kebijakan
Pemerintah dalam menentukan tarif jalan tol dilakukan secara tidak konsisten. Sebagai suatu industri
yang diatur oleh Pemerintah, industri jalan tol di Indonesia seringkali dipengaruhi oleh pertimbangan
politis. Pada tahun 2005, Pemerintah mengumumkan rencana untuk menerapkan prosedur penetapan
tarif yang disederhanakan terkait dengan jasa pelayanan infrastruktur, sebagai bagian dari kebijakan
untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pengembangan infrastruktur. Badan pengatur
akan dibentuk, yang akan bertanggung jawab untuk memonitor tarif dan memastikan bahwa tarif
yang ditetapkan adalah wajar dilihat dari sudut kebutuhan masyarakat dan kebutuhan investor dalam
pengembangan infrastruktur.
Dengan berlakunya UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2005 tentang Jalan Tol dan Peraturan-peraturan BPJT, penentuan tarif perdana dan penyesuaian tarif
jalan tol dinegosiasikan antara pemegang konsesi dengan BPJT, dan berdasarkan rekomendasi BPJT,
disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum. Besarnya tarif jalan tol dihitung berdasarkan kemampuan
pengguna tol untuk membayar, penghematan biaya operasi pengguna jalan, risiko pemegang konsesi,
tingkat keuntungan dan kelayakan investasi, yang didefinisakan sebagai estimasi biaya investasi
terhadap proyeksi pendapatan selama periode konsesi. Pada masa lalu, negosiasi penetapan tarif jalan
tol dilakukan setelah selesainya konstruksi jalan tol, sedangkan saat ini dilakukan bersamaan dengan
proses persetujuan konstruksi jalan tol dan disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum. Penyesuaian
tarif jalan tol dapat dilakukan setiap dua tahun oleh BPJT berdasarkan tarif yang berlaku, dengan
persetujuan Menteri Pekerjaan Umum, dengan memperhitungkan faktor inflasi dengan menggunakan
formula standar yang telah ditentukan: tarif tol baru = tarif sebelumnya x (1 + tingkat inflasi). Dengan
diterapkannya mekanisme ini, diharapkan pengaruh pertimbangan politis dalam penetapan tarif jalan
tol dapat dihindari, sehingga memungkinkan pemegang konsesi jalan tol dapat menerima penyesuaian
tarif jalan tol secara berkala. Berikut merupakan penyesuaian tarif tol dari tahun 2011 hingga prospektus
ini diterbitkan:
113
I II III IV V
9.000 11.000 14.500 18.000 21.500
a. Penyesuaian tarif tol tahun 2011 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 227/
KPTS/M/2011 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Beberapa Ruas Jalan Tol, antara lain:
i. Jalan Tol Padalarang-Cileunyi
ii. Jalan Tol Surabaya-Gempol
iii. Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa
iv. Jalan Tol Semarang
v. Jalan Tol Dalam Kota Jakarta
vi. Jalan Tol Jakarta-Serpong Ruas Serpong-Pondok Aren dan Pondok Aren-Ulujami
vii. Jalan Tol Palimanan-Kanci
viii. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR)
ix. Jalan Tol Jakarta-Tangerang
x. Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi
xi. Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang
b. Penyesuaian tarif tol tahun 2012 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 212/
KPTS/M/2012 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo.
c. Penyesuaian tarif tol tahun 2012 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 311/
KPTS/M/2012 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
d. Penyesuaian tarif tol tahun 2013 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 394/
KPTS/M/2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Beberapa Ruas Jalan Tol, antara lain:
i. Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi
ii. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR)
iii. Jalan Tol Jakarta-Serpong Ruas Serpong-Pondok Aren dan Pondok Aren-Ulujami
iv. Jalan Tol Jakarta-Tangerang
v. Jalan Tol Tangerang-Merak
vi. Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang
vii. Jalan Tol Padalarang-Cileunyi
viii. Jalan Tol Palimanan-Kanci
ix. Jalan Tol Semarang
x. Jalan Tol Surabaya-Gempol
xi. Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa
xii. Jalan Tol Ujung Pandang
e. Penyeusaian tarif tol tahun 2013 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 490/
KPTS/M/2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Ruas Dalam Kota Jakarta.
f. Penyesuaian tarif tol tahun 2014 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 522/
KPTS/M/2014 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo.
g. Penyesuaian tarif tol tahun 2014 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 539/
KPTS/M/2014 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
h. Penyesuaian tarif tol tahun 2015 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 507/
KPTS/M/2015 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Dalam Kota.
Berikut merupakan tarif tol hasil penyesuaian untuk ruas tersebut yang berlaku hingga saat ini:
Ruas Jalan Tol Besarnya Tarif Tol (Rp)
Jalan Tol Dalam Kota
114
I II III IV V
Jakarta-Bogor-Ciawi
-Ramp Taman Mini/Dukuh
2.500
2.500
2.500
2.500
3.000
-Jakarta IC-Cimanggis (Sistem Transaksi Terbuka) 3.500 4.000 5.000 6.000 7.500
-Cimanggis Ciawi (Sistem Transaksi Tertutup) 5.000 6.000 9.500 11.500 13.500
Lingkar Luar Jakarta (JORR)
9.500
11.500
13.500
17.000
20.500
Serpong-Pondok Aren
6.000
11.000
13.000
16.500
19.500
Pondok Aren-Ulujami
3.000
5.500
6.500
8.500
10.000
Jakarta-Tangerang
-Ramp Meruya/Meruya Utara/Kebon Jeruk
2.500
2.500
2.500
3.000
3.500
-Tomang IC-Tangerang Barat 5.500 6.500 9.000 11.000 13.000
Cipularang
37.500
56.000
75.000
93.500
112.000
Padaleunyi
9.000
14.500
16.500
21.000
25.000
Palikanci
5.500
6.500
10.000
12.500
15.000
Semarang (Jatingaleh-Krapyak)
2.500
2.500
3.500
4.500
5.000
Semarang (Jatingaleh-Srondol) 2.500 2.500 3.500 4.500 5.000
Semarang (Jatingaleh-Kaligawe) 2.500 3.500 4.500 5.500 7.000
Semarang (Jatingaleh-Gayamsari) 2.500 3.500 4.500 5.500 7.000
Semarang (Gayamsari-Kaligawe) 2.500 3.500 4.500 5.500 7.000
Surabaya-Gempol
Sistem Transaksi Terbuka (Dupak-Waru)
3.500
4.500
5.500
7.000
8.000
Sistem Transaksi Tertutup 4.500 5.500 9.000 11.000 13.000
Belmera
7.000
12.000
13.000
16.500
19.500
Besarnya Tarif Tol (Rp)
I II III IV V VI
Bali Mandara (Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa) 11.000 16.500 22.000 27.500 33.000 4.500
i. Penyesuaian tarif tol tahun 2015 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 507/
KPTS/M/2015 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Beberapa Ruas Jalan Tol, antara lain:
i. Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi
ii. Jalan Tol Palimanan-Kanci
iii. Jalan Tol Semarang
iv. Jalan Tol Surabaya-Gempol
v. Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa
vi. Jalan Tol Jakarta-Tangerang
vii. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR)
viii. Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang
ix. Jalan Tol Padalarang-Cileunyi
x. Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit
xi. Jalan Tol Jakarta-Serpong Ruas Serpong-Pondok Aren dan Pondok Aren-Ulujami
xii. Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa
Berikut merupakan tarif tol terjauh hasil penyesuaian untuk ruas tersebut yang berlaku hingga saat
ini:
Ruas Jalan Tol Besarnya Tarif Tol (Rp)
Ruas Jalan Tol
115
No
Ruas
Cabang/Anak
Prshn
2011
∆
2012
∆
2013
∆
2014
∆
2015
30 J
20
1 Jagorawi Jagorawi 428,8 18,5% 508,1 7,9% 548,2 10,8% 607,5 2,1% 620,2 343
2 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek 806,8 11,1% 896,2 8,9% 976,6 4,8% 1.023,4 11,2% 1.137,8 596
3 Jakarta- 7,5% 14,5% 8,7% Tangerang Jakarta-Tangerang
323,7 17,3% 379,6 408,0 467,1 507,5
287
4 Prof. Dr. Ir. Cawang-Tomang- Soedijatmo Cengkareng
360,8 7,7% 388,8 8,8% 423,2 8,2% 458,0 -0,5% 455,6 234
5 Jakarta Inner Cawang-Tomang- Ring Road Cengkareng
585,7 15,2% 674,8 1,8% 686,8 9,8% 754,3 4,9% 791,4 454
6 Padalarang- 2,5% 23,0% -2,9% Cileunyi Purbaleunyi
219,4 22,8% 269,5 276,3 339,9 330,3
177
7 Cikampek- 13,1% 12,8% 3,7% Padalarang Purbaleunyi
588,5 11,4% 655,4 741,1 835,9 867,3
484
8 Surabaya- 12,3% 14,2% 8,7% Gempol Surabaya-Gempol
206,2 16,8% 240,8 270,5 309,0 335,8
200
9 Semarang Semarang 79,8 21,9% 97,2 7,8% 104,8 1,6% 106,5 6,3% 113,2 65,
I II III IV V
Sistem Transaksi Terbuka 4.500 6.500 9.000 11.000 13.000
Sistem Transaksi Tertutup 10.500 17.000 21.000 26.000 31.000
Ramp 1.500 1.500 1.500 2.000 2.500
4.
Perkembangan Pendapatan Tol
(dalam Rp Miliar)
j. Penyesuaian tarif tol tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 191/
KPTS/M/2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-
Ungaran) dan Seksi II (Ungaran-Bawen).
Berikut merupakan penyesuaian tarif tol yang berlaku saat ini:
Ruas Jalan Tol Besarnya Tarif Tol (Rp)
I II III IV V
Semarang-Ungaran 7.000 10.500 14.000 17.500 21.000
Ungaran-Bawen 7.500 11.500 15.000 19.000 22.500
k. Penyesuaian tarif tol tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 322/
KPTS/M/2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Jalan Tol Bogor Outer Ring Road Seksi I dan
Seksi IIA.
Berikut merupakan penyesuaian tarif tol yang berlaku saat ini:
Ruas Jalan Tol Besarnya Tarif Tol (Rp)
I II III IV V
Bogor Outer Ring Road Seksi I dan Seksi IIA 6.000 9.000 12.000 15.000 18.000
l. Penyesuaian tarif tol tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 783/
KPTS/M/2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo.
Berikut merupakan penyesuaian tarif tol yang berlaku saat ini:
Ruas Jalan Tol Besarnya Tarif Tol (Rp)
I II III IV V
Prof. Dr. Ir. Soedijatmo 7.000 8.500 10.000 12.500 15.000
m. Penyesuaian tarif tol tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 799/
KPTS/M/2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Berikut merupakan penyesuaian tarif tol terjauh yang berlaku saat ini:
Ruas Jalan Tol Besarnya Tarif Tol (Rp)
uni
16
,2
,6
,6
,8
,5
,2
,1
,0
6
116
No
Ruas
Cabang/Anak
Prshn
2011
∆
2012
∆
2013
∆
2014
∆
2015
30 Juni
2016
10 Belmera Belmera 62,2 17,6% 73,2 11,4% 81,6 11,9% 91,3 -1,3% 90,2 51,8
11 Palikanci Palikanci 82,5 21,9% 100,5 6,9% 107,5 4,6% 112,4 18,3% 133,0 80,0
12 JORR JLJ 959,7 14,6% 1.100,2 -13,9% 946,4 12,0% 1.059,7 -0,9% 1.050,4 508,9
13 Ulujami-Pondok 14,1% -7,0% -7,7%
Aren JLJ 103,9 11,2% 115,6
131,9 122,7 113,3 77,0
14 BORR MSJ 29,1 41,3% 41,1 10,9% 45,6 47,4% 67,2 29,4% 86,9 46,2
15 Surabaya- Mojokerto JSM
3,3 309,7% 13,4 30,9% 6,8% 7,2%
17,6 18,8 20,1 15,2
32,9% 36,5 194,0% 107,3 20,7% 129,5 70,7
- 23,7 347,7% 106,1 15,6% 122,7 66,4
- - - 59,0 218,5% 188,0 90,6
- - - - - 27,8 27,7
4,4% 5.825,9 10,5% 6.646,4 7,1% 7.121,0 3.878,9
7 Semarang-Solo TMJ 2,9 859,7% 27,5
17 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa JBT
- - -
18 JORR W2 Utara MLJ - - -
19 Gempol-Pandaan JPT - - -
TOTAL 4.843,3 15,2% 5.581,8
Sumber: Perseroan, Q2 2016
Pendapatan dari hasil pengoperasian jalan tol Perseroan diakui pada saat penjualan karcis tol.
Pendapatan tol dari hasil kerjasama pengoperasian jalan tol dengan investor dengan kuasa
penyelenggaraan diakui pada saat penjualan karcis tol setelah dikurangi bagian investor tersebut.
Dari tabel, terlihat pertumbuhan hampir disemua ruas tol Perseroan. Kontribusi terbesar pendapatan
tol berasal dari ruas jalan tol Jakarta-Cikampek yang mencapai Rp1,137 triliun atau 15,98% dari total
Pendapatan Tol secara keseluruhan, sedangkan ruas-ruas yang berlokasi di Jakarta dan sekitarnya
masih penyumbang terbesar pendapatan yang diperoleh Perseroan. Tahun 2015 total pendapatan tol
yang berasal dari ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta (Jakarta Inner Ring Road) mencapai Rp791 miliar
dengan kontribusi sebesar 11,11% dari total keseluruhan pendapatan tol.
5. Perkembangan Pendapatan Non Tol
(dalam Rp Miliar)
No Keterangan 2011 ∆ 2012 ∆ 2013 ∆ 2014 ∆ 2015 30 Juni
2016
1 Sewa Lahan 58,40 28,8% 75,23 19,7% 90,06 15,9% 104,36 18,4% 123,54 64,32
2 Pendapatan Iklan 14,26 -59,5% 5,78 16,3% 6,72 -6,1% 6,31 -4,0% 6,06 2,79
3
Jasa
Pengoperasioan
10,87 101,7%
21,93
47,7%
32,41
210,4%
100,60
-86,4%
13,66
98,92
Jalan Tol Pihak Lain 4
Pendapatan BBM
SPBU - - - - 153,07 16,8% 178,71 14,5% 204,56 91,30
5 Lainnya 62,78 -35,4% 40,53 457,5% 225,94 -15,3% 191,41 -15,5% 161,83 77,95
Total 146,31 -1,9% 143,47 254,2% 508,20 14,4% 581,39 -12,3% 509,65 335,30
Sumber: Perseroan, Q2 2016
Segmen Usaha Pengembangan Usaha Non Tol merupakan segmen usaha yang berasal dari
pemanfaatan aset Perseroan baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam rangka meningkatkan
nilai tambah, Perseroan melakukan pengembangan usaha non tol yang terkait dengan pengembangan
dan pengoperasian jalan tol melalui optimalisasi aset pada koridor jalan tol dan pengembangan bisnis
dengan memanfaatkan kompetensi Perseroan. Hal ini dilakukan dengan mengkapitalisasi lahan yang
ada menjadi area komersil, seperti properti, rest area dan SPBU, atau jaringan fiber optic. Kerja sama
usaha non tol ini dilakukan baik secara mandiri atau dikerjasamakan dengan mitra strategis.
Pada tahun 2015, Pendapatan Non Tol didominasi oleh Pendapatan BBM SPBU yang diperoleh dari
pengoperasian SPBU disepanjang jalan tol milik Perseroan. Di samping itu pengembangan rest area
di ruas-ruas jalan tol juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan dalam bentuk Pendapatan
Sewa Lahan. Jumlah Pendapatan Non Tol ini diproyeksikan akan terus bertambah seiring dengan terus
bertambahnya panjang jalan tol yang dikelola Perseroan.
117
8. PROSPEK USAHA
Perseroan adalah perusahaan tol berpengalaman, dan saat ini menjadi salah satu perusahaan jalan
tol yang mengoperasikan ±593 km tol dengan pangsa pasar sebesar 61% dari total jalan tol yang
beroperasi di Indonesia. Total panjang jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia mencapai 972 km.
Saat ini Perseroan sedang membangun 14 ruas tol, sebagai berikut:
No.
Konsesi/Ruas
Konsesi Berakhir
Panjang
(km)
Dalam tahap
konstruksi
(km)
Mitra
Kepemilikan
Perseroan
1 Bogor Outer Ring Road 2054 11,00 5,20 BUMD 55,00%
2 Semarang-Solo 2055 72,64 49,54 BUMD 73,91%
3 Gempol-Pasuruan 45 tahun sejak tanggal efektif 34,15 34,15 BUMD 98,09%
4 Cengkareng-Kunciran 35 tahun sejak tanggal efektif 14,19 14,19 BUMN & Swasta 76,20%
5 Kunciran-Serpong 35 tahun sejak tanggal efektif 11,19 11,19 Swasta 60,00%
6 Surabaya-Mojokerto 2049 36,27 15,50 BUMD 65,00%
7 Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
40 tahun sejak tanggal efektif 61,70 61,70 BUMN 55,00%
8 Solo-Ngawi 35 tahun sejak tanggal efektif 90,10 90,10 Swasta 59,99%
9 Ngawi-Kertosono 35 tahun sejak tanggal efektif 87,02 87,02 Swasta 59,99%
10 Cinere-Serpong 35 tahun sejak tanggal efektif 10,24 10,24 Swasta 55,00%
11 Semarang-Batang 45 tahun sejak tanggal efektif 75,00 75,00 Swasta 60,00%
12 Pandaan-Malang 35 tahun sejak tanggal efektif 37,62 37,62 BUMN 60,00%
13 Balikpapan-Samarinda 40 tahun sejak tanggal efektif 99,35 99,35 BUMN 55,00%
14 Manado-Bitung 40 tahun sejak tanggal efektif 39,90 39,90 BUMN 65,00%
Sumber: Perseroan, Q2 2016
TOTAL 679,37 630,70
Dari 14 ruas tol tersebut, beberapa diantaranya dalam tahap pembebasan lahan dan konstruksi, dan tiga
diantaranya telah beroperasi sebagian yang terdiri dari ruas Bogor Outer Ring Road (telah beroperasi
5,8 Km dari total 11 Km), ruas tol Semarang-Solo (telah beroperasi 23,10 Km dari total 72,64 Km), ruas
tol Surabaya-Mojokerto (telah beroperasi 20,77 Km dari total 36,27 Km). Pengoperasian ruas-ruas tol
tersebut akan mendorong pertumbuhan pendapatan Perseroan di tahun-tahun mendatang.
Perseroan menargetkan ruas jalan tol baru nomor 1-10 dapat beroperasi penuh pada tahun 2018,
meskipun target tersebut sangat dipengaruhi pembebasan lahan oleh Pemerintah
Setelah 14 ruas tol yang baru tersebut selesai, maka Perseroan akan menambah jalan tol baru melalui
tender, menambah penyertaan saham serta mengakuisisi ruas-ruas baru yang potensial, yang pemegang
konsesinya memiliki hambatan untuk membangun jalan tol tersebut, terutama jalan tol yang terletak di
kota-kota besar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sedapat mungkin terhubung dengan jalan tol
eksisting Perseroan/Entitas Anak. Perseroan juga mengusulkan adanya pembangunan ruas tol baru
untuk dibangun (unsolicited).
Kebijakan pokok Perseroan dalam pengembangan ruas-ruas tol baru, yaitu:
1. Perseroan harus menjadi pemegang saham mayoritas di Perusahaan Patungan (Joint Venture)
jalan tol baru;
2. Ruas tol baru tersebut harus memiliki tingkat kelayakan finansial yang baik; dan
3. Ruas tol baru tersebut sedapat mungkin merupakan kelanjutan dari ruas jalan tol yang dikelola oleh
Perseroan atau Entitas Anak.
Jalan tol sebagai salah satu infrastruktur jalan merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur
yang dilakukan oleh Pemerintah saat ini. Pembangunan jalan tol terbukti memberikan multiplier effect
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
118
Dengan kondisi seperti ini, maka prospek industri jalan tol ke depan akan tetap cerah, apalagi Pemerintah
telah menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu program prioritas. Perseroan,
sebagai salah satu pengembang dan operator jalan tol terbesar di tanah air, berada pada posisi yang
strategis untuk mendukung program Pemerintah tersebut.
Saat ini konsep tol dalam penyediaan infrastruktur jalan masih sangat dibutuhkan mengingat kondisi
anggaran Pemerintah yang terbatas dalam penyediaan dan pengoperasian infrastruktrur jalan. Partisipasi
BUMN dan swasta dalam pembangunan jalan tol di masa yang akan datang masih sangat dibutuhkan
karena alokasi pembangunan infrastruktur tidak lagi bertumpu pada alokasi anggaran Pemerintah.
Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan tol diperlukan dukungan regulasi yang kondusif
dari Pemerintah, terutama yang terkait dengan pembebasan lahan. Perbaikan regulasi mengenai
pengadaan lahan yang telah dilakukan Pemerintah saat ini adalah kebijakan untuk menyediakan dana
bergulir dimana Pemerintah terlebih dahulu mendanai pembebasan lahan. Setelah lahan untuk satu
seksi jalan tol selesai dibebaskan, investor jalan tol berkewajiban untuk membayar kembali dana tersebut
ke Pemerintah. Selanjutnya Pemerintah dapat menggunakan dana tersebut untuk pembebasan lahan
pada seksi berikutnya atau untuk jalan tol lainnya.
Pemerintah juga menjamin biaya tanah maksimum dengan menyediakan dukungan biaya terhadap
risiko kenaikan harga tanah. Land capping adalah kebijakan Pemerintah menanggung kelebihan biaya
pembebasan lahan apabila melebihi biaya yang disepakati dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol.
Kelebihan dihitung dengan dua cara, yakni jika lebih besar 110% dari biaya pengadaan tanah yang
diperjanjikan atau 2%, dari biaya investasi, diambil angka terbesar.
Kebijakan tersebut diatas sangat membantu investor jalan tol dalam pengendalian cash flow maupun
kepastian biaya pengadaan tanah sehingga dapat memitigasi risiko yang timbul dalam pembiayaan
pengadaan lahan. Kebijakan ini sudah terbukti berhasil diterapkan dengan baik pada beberapa ruas
baru yang dikembangkan oleh Perseroan antara lain Bogor Ring Road, Semarang-Solo dan Gempol-
Pasuruan.
Undang-Undang No. 2 tahun 2012 dan Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012 juga menambah kondusif
iklim investasi di industri ini. Ketentuan mengenai pengadaan tanah yang diatur dalam Perpres tersebut
menyatakan bahwa pengadaan tanah dilaksanakan oleh Pemerintah sebelum investor ditetapkan
Pemerintah. Saat ini Pemerintah juga sedang menyiapkan Undang-Undang baru mengenai pembebasan
lahan bagi kepentingan umum, yang diharapkan dapat mempercepat proses pembebasan tanah oleh
Pemerintah. Dengan demikian risiko pembebasan tanah kedepan menjadi hilang karena investor baru
masuk setelah lahan tersedia.
Prospek Usaha Perseroan secara Makro
Indonesia dengan populasi sekitar 250 juta orang pada tahun 2015 memiliki laju pertumbuhan penduduk
tahunan rata-rata 1,49% dari tahun 2000 s.d. 2010, dan jumlah penduduk diperkirakan tumbuh menjadi
300 juta orang pada tahun 2030. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk perkotaan
mencapai 50% pada tahun 2010 dan diperkirakan mencapai 67% pada tahun 2035. Hal ini berimplikasi
pada pola konsumsi dan kebutuhan infrastruktur yang layak untuk mendukung meningkatnya penduduk
perkotaan. Tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah di angka 69 mobil per 1.000 orang
pada tahun 2011 dan sekitar 77 mobil per 1.000 orang tahun 2015, relatif rendah jika dibandingkan
dengan Amerika Serikat yang mencapai 800 mobil per 1.000 orang. Hal ini menunjukkan potensi
pertumbuhan yang besar karena Indonesia diproyeksikan melampaui Jerman untuk menjadi negara
dengan perekenomian ketujuh terbesar di dunia pada tahun 2030, menurut perkiraan McKinsey &
Company.
Selama tahun 2015, perekonomian Indonesia masih mengalami pertumbuhan. Hal ini terlihat dari
indikator-indikator ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 4,73%. Di lain
pihak inflasi mencapai 3,35% (data BPS), dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika melemah
pada kisaran Rp 13.795 (data Bloomberg). Namun indikator terakhir tersebut, tidak terlalu signifikan
berpengaruh bagi bisnis Perseroan mengingat Perseroan tidak mempunyai transaksi bisnis dengan
119
menggunakan mata uang asing. Pertumbuhan ekonomi yang masih tumbuh tersebut tercermin dari
kebutuhan penguatan konektivitas nasional. Salah satu upaya untuk memperkuat konektivitas nasional
tersebut, dibutuhkan penambahan jaringan jalan tol yang merupakan salah satu program RJPMN 2015-
2019, dimana salah satu targetnya adalah menambah panjang jalan tol beroperasi sepanjang 1.000 km.
Pada tahun 2015 panjang jalan tol nasional tumbuh sebesar 18,3%, dari posisi ±802 km pada tahun
2014 menjadi ±9.409 km.
Perseroan sampai dengan saat ini telah mengoperasikan 593 km jalan tol, atau 61% dari keseluruhan
total panjang jalan tol beroperasi di Indonesia ±972 km. Sampai dengan tahun 2020, Perseroan
berencana akan menambah ± 700 km jalan tol baru sehingga total jalan tol yang dioperasikan pada
tahun 2020 akan menjadi ±1.300 km. Di sisi lain, jumlah kendaraan yang melewati jalan tol pun, sekitar
80% (1,4 Miliar) melewati jalan tol yang dioperasikan oleh Perseroan. Dengan kondisi-kondisi tersebut
di atas, menjadikan Perseroan sebagai pemimpin dalam industri jalan tol di Indonesia baik dari sisi
panjang jalan tol beroperasi maupun volume lalu lintas transaksi yang melalui jalan tol.
Disamping panjang jalan tol yang terus bertambah, ada beberapa faktor lain yang membuat prospek
industri jalan tol yang dikembangkan Perseroan semakin menarik. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Volume lalu lintas pada ruas tol yang dikelola Perseroan diperkirakan akan tetap tumbuh secara
positif, sehingga memberikan jaminan pertumbuhan pendapatan berkesinambungan;
2. Masa konsesi yang masih panjang dengan mayoritas akan berakhir pada tahun 2044 untuk 13 ruas
yang sedang dioperasikan Perseroan;
3. Jalan tol baru yang terkoneksi dengan jalan tol yang sudah ada, sehingga memberi jaminan volume
lalu lintas yang telah terbentuk;
4. Adanya potensi penambahan konsesi penguasan jalan tol melalui rencana untuk mengambil alih
ruas-ruas jalan tol investor lain yang terhenti proses investasinya (akuisisi);
5. Posisi Perseroan sebagai pemimpin dalam industri jalan tol lndonesia;
6. Perkembangan penduduk yang pesat;
7. Perkembangan industri properti;
8. Pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat yang merupakan pasar terbesar dari pengguna
jalan tol.
9. STRATEGI USAHA
Perseroan bertujuan untuk menjadi salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara. Dimana untuk
mencapai tujuan tersebut, Perseroan secara khusus memiliki beberapa strategi utama antara lain:
a. Strategi Utama
Untuk mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut, Perusahaan menetapkan 3 strategi utama
sebagai berikut:
1. Pengembangan Bisnis Jalan Tol
Menambah panjang Jalan Tol untuk meningkatkan Nilai Perusahaan dan untuk tetap
mempertahankan Pangsa Pasar paling sedikit 50% Panjang Jalan Tol.
2. Pengoperasian Jalan Tol
Mengoperasikan jalan tol yang modern dengan melakukan modernisasi peralatan transaksi
dan informasi lalu lintas yang terintegrasi serta menerapkan metode pemeliharaan berbasis IT
untuk meningkatkan kinerja layanan konstruksi.
3. Pengembangan Bisnis Lain
Mengembangkan usaha lain dengan memanfaatkan Sumber Daya Perusahaan untuk
memperkuat strategi pengembangan dan pengoperasian Jalan Tol serta untuk meningkatkan
Pendapatan Usaha.
120
b. Strategi Pendukung
1. Pengendalian Keuangan
Pengendalian Keuangan untuk meningkatkan Nilai Perusahaan, mendukung pertumbuhan
Perusahaan dan mempertahankan Financial Sustainability.
2. Organisasi dan SDM
• Peningkatan produktivitas karyawan melalui:
√ Penataan organisasi dan pengendalian formasi jabatan yang didasarkan pada Man
Power Planning.
√ Penerapan sistem manajemen dan pengelolaan human capital berbasis ICT.
• Rekrutmen kebutuhan kader pemimpin mengacu pada Man Power Planning dengan
sumber eksternal dan internal serta Professional Hire sesuai kebutuhan pengembangan
bisnis.
• Pengembangan Human Capital Development Plan (HCDP) yang terintegrasi untuk
penyiapan kader pemimpin perusahaan masa depan.
• Transformasi JMDC dari Learning Center menjadi Toll Road Institute terkemuka dengan
pendekatan Corporate University.
3. Teknologi Informasi dan Rekayasa Teknik
Rekayasa teknik dan implementasi teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.
4. Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Pengelolaan risiko dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik untuk meningkatkan
kepercayaan dan nilai perusahaan.
5. Kemitraan dan Bina Lingkungan
Memaksimalkan dana Program Kemitraan agar efektivitas penggunaan dana tercapai
dan memaksimalkan angsuran kolektibilitas angsuran mengalami peningkatan serta
mendayagunakan semaksimal mungkin program PKBL Perusahaan secara terencana,
sistematis dan berkesinambungan untuk dapat meningkatkan citra Perusahaan dan
menjalankan tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya di sekitar Jalan Tol.
10. PERSAINGAN USAHA
Untuk mendapatkan hak pengusahaan untuk membangun dan mengoperasikan jalan tol baru, Perseroan
juga bersaing dengan perusahaan lokal dan luar negeri.
Selain persaingan dalam mendapatkan hak pengusahaan, jalan tol memiliki persaingan usaha dengan
moda transportasi lain, seperti transportasi udara dan kereta api. Namun demikian, sejauh ini moda
transportasi kendaraan roda empat di Indonesia masih mendominasi dalam kegiatan transportasi
penumpang dan transportasi domestik angkutan barang.
Keberadaan jalan negara/non tol pada wilayah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya dianggap bukan
menjadi kompetitor keberadaan jalan tol yang saat ini dikuasi oleh Perseroan, dikarenakan jalan tol
Perseroan pada umumnya adalah jalur alternatif dan jalan negara/non tol sebagai jalan utama yang
memiliki keterbatasan dalam hal kapasitas lalu lintas, jarak dan kualitas jalan. Namun demikian untuk
daerah diluar 3 wilayah tersebut diatas, tingkat kemauan untuk membayar tol (willingness to pay) masih
rendah dan kebutuhan kecepatan perjalanan masyarakat masih rendah.
Di sektor industri jalan tol sendiri pada saat ini Perseroan masih berada di posisi terdepan, dimana
sebagai pemimpin pasar Perseroan memiliki pangsa pasar sebesar 61% dari total panjang jalan tol di
Tanah Air.
121
Panjang Jalan Tol yang telah dimiliki oleh Perseroan
NO RUAS JALAN TOL CABANG/ANAK PERUSAHAAN PANJANG (KM) PANGSA PASAR
1 Jakarta-Bogor-Ciawi Jagorawi 59,00 6,07%
2 Jakarta-Tangerang Jakarta-Tangerang 33,00 3,40%
3 Ulujami-Pondok Aren JLJ 5,55 0,57%
4 Jakarta Inner Ring Road (JIRR) Cawang-Tomang-Cengkareng 23,55 2,42%
5 Prof. Dr. Ir. Soedijatmo Cawang-Tomang-Cengkareng 14,30 1,47%
6 Jakarta Outer Ring Road (JORR) JLJ 28,27 2,91%
7 JORR W2 Utara MLJ 7,70 0,79%
8 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek 83,00 8,54%
9 Cikampek-Padalarang Purbaleunyi 58,50 6,02%
10 Padalarang-Cileunyi Purbaleunyi 64,40 6,63%
11 Palimanan-Kanci Palikanci 26,30 2,71%
12 Bogor Outer Ring Road (BORR) MSJ 5,80 0,60%
13 Belawan-Medan-Tanjung Morawa Belmera 42,70 4,39%
14 Semarang Seksi A,B,C Semarang 24,75 2,55%
15 Semarang-Solo TMJ 23,10 2,38%
16 Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol 49,00 5,04%
17 Surabaya-Mojokerto JSM 20,77 2,14%
18 Gempol-Pandaan JPT 13,61 1,40%
19 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa JBT 10,00 1,03%
Total panjang tol yang telah dioperasikan oleh Perseroan 593,30 61,05%
Panjang Jalan Tol yang dimiliki oleh Perusahaan Lain
NO RUAS JALAN TOL PERUSAHAAN PENGELOLA PANJANG (KM) PANGSA PASAR
1 Tangerang-Merak PT Marga Mandala Sakti 73,00 7,51%
2 Jakarta Harbor Road PT Citra Marga Nusaphala 11,50 1,18%
3 Ir.Wiyoto Wiyono PT Citra Marga Nusaphala 15,50 1,59%
4 Ujung Pandang Tahap I PT Bosowa Marga Nusantara 6,05 0,62%
5 Serpong-Pondok Aren PT Bintaro Serpong Damai Tol 7,25 0,75%
6 SS Waru - Juanda PT Citra MargatamaSurabaya 12,80 1,32%
7 JORR W1 PT Jalan Lingkar Barat 9,85 1,01%
8 Cikopo-Palimanan PT Lintas Marga Sedaya 116,75 12,01%
9 Kanci-Pejagan PT MNC 35,00 3,60%
10 Pejagan-Pemalang PT Pejagan Pemalang Toll Road 20,20 2,08%
11 Jembatan Tol Suramadu Pemerintah (Kementerian PU) 5,40 0,56%
12 Makassar Seksi 4 PT Jalan Tol Seksi Empat 11,60 1,19%
13 Surabaya-Gresik PT Marga Bumi Mataraya 20,70 2,13%
14 Kertosono-Mojokerto PT Marga Harjaya Infrastruktur 14,41 1,48%
15 Cinere-Jagorawi PT Translingkar Kita Jaya 3,70 0,38%
16 JORR Seksi S PT Hutama Karya 14,83 1,53%
Total panjang tol yang dioperasikan oleh Perusahaan lain 378,54 38,95%
Total panjang keseluruhan jalan tol yang telah beroperasi 971,84 100,00%
Di masa mendatang, Perseroan berkeyakinan bahwa pesaing utama untuk proyek-proyek jalan tol
baru adalah perusahaan operator infrastruktur internasional yang bekerja sama dengan perusahaan
Indonesia. Sebagian dari operator tersebut memiliki kekuatan finansial atau sumber daya lainnya
yang lebih besar dari Perseroan, skala ekonomi yang lebih besar, diversifikasi usaha, pengalaman
internasional dan akses terhadap material ataupun bahan baku yang dibutuhkan untuk mengerjakan
konstruksi jalan dengan biaya yang lebih rendah. Kompetitor tersebut juga mungkin memiliki infrastruktur
dan peralatan terbaru serta lebih efisien untuk konstruksi jalan tol. Untuk mendapatkan hak pengusahaan
baru, Perseroan juga menghadapi persaingan usaha dari perusahaan jalan tol lainnya.
122
11. KEUNGGULAN KOMPETITIF
Kemampuan Perseroan untuk memberikan pelayanan yang unggul, jasa pelayanan yang lengkap,
serta prospek usaha yang berkesinambungan berkaitan langsung dengan keunggulan-keunggulan
kompetitifnya yang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mitra yang menarik dalam investasi Jalan Tol di Indonesia
Dengan pengalaman selama 35 tahun, Jasa Marga adalah pengembang dan operator Jalan Tol
yang pertama di Indonesia dan memiliki keunggulan sebagai “first mover” dibandingkan dengan
para pesaingnya. Hal ini menjadikan Perusahaan memiliki daya tarik bagi Perusahaan lainnya untuk
bermitra dalam pengembangan Jalan Tol di Indonesia. Mitra Perusahaan dalam pengembangan
Jalan Tol melalui Anak Perusahaan sangat bervariasi dari Pihak BUMD dan Swasta baik dalam
maupun luar negeri.
b. Menguasai Jalan Tol yang menguntungkan dan konsesi yang panjang
Perusahaan memiliki ruas-ruas Jalan Tol yang menguntungkan dengan konsesi yang panjang, yang
mayoritas berada pada jaringan Jalan Tol dalam dan di sekitar Jabodetabek yang memiliki tingkat
volume lalu lintas yang tinggi. Perusahaan menguasai ruas-ruas tersebut dengan masa konsesi
hingga Tahun 2044, dan merupakan sumber mayoritas pendapatan Perusahaan. Penguasaan ruas-
ruas memberikan kekuatan fundamental keuangan Perusahaan yang kuat sehingga memungkinkan
Perusahaan melakukan ekspansi pembangunan Jalan Tol baru.
c. Kondisi keuangan yang cukup kuat
Kondisi Keuangan Perusahaan sampai dengan saat ini dirasakan cukup kuat, hal ini tercermin
dari proyeksi rasio hutang terhadap modal (DER) hingga 2022 maksimal 4,42 kali di tahun 2018,
pada saat seluruh Jalan Tol baru yang dibangun Perusahaan beroperasi. Sementara itu, Interest
Coverage Ratio (ICR) hingga Tahun 2022 minimum sebesar 1,29 di tahun 2016. Posisi tersebut
masih tidak melanggar batas yang dipersyaratkan dalam perjanjian perwaliamanatan (covenant),
yaitu sebesar 5 kali untuk DER dan 1,25 untuk ICR. Dengan kondisi ini, maka Perusahaan masih
memiliki ruang yang cukup besar untuk investasi dalam Jalan Tol maupun usaha lain. Kekuatan
keuangan ini tercermin dalam rating yang dimiliki Perusahaan walaupun Perusahaan tengah
melakukan kegiatan ekspansi, namun masih dapat mempertahankan rating pemeringkatan Hutang
idAA Negative Outlook.
d. Manajemen berpengalaman dengan komitmen pada Tata Kelola Perusahaan
Dengan adanya perubahan status Perusahaan menjadi Perusahaan Tbk, mengharuskan
Perusahaan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatannya, dibuktikan
dengan komitmen Manajemen untuk menjadikan GCG sebagai bagian dari budaya Perusahaan.
Hal ini tercermin dalam Nilai Assessment GCG dan Nilai Assestment KPKU yang terus meningkat.
e. Jaringan Jalan Tol yang panjang dan terdiversifikasi
Perusahaan menguasai hak pengusahaan Jalan Tol yang panjang dan terdiversifikasi hampir di
seluruh Pulau Jawa. Selain itu, Perusahaan juga masih mengembangkan bisnis usaha selain Jalan
Tol yang meliputi: membangun dan mengoperasikan sejumlah tempat istirahat, menyewakan ruang
iklan, membangun kabel fiber optik, jasa Pengoperasian Jalan Tol dan mengembangkan properti.
12. OPERASI DAN MANAJEMEN JALAN BEBAS HAMBATAN
Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan pengembang dan operator jalan tol terkemuka
di Indonesia, Perseroan melakukan langkah-Iangkah strategis agar dapat mempertahankan eksistensi
posisinya di industri jalan tol yang saat ini telah semakin berkembang dengan adanya operator-operator
lain sebagai pesaing baru.
123
Langkah-Iangkah strategis ini tentunya harus didukung dengan peningkatan pelayanan yang tercermin
dari kepuasan pelanggan (pengguna jalan tol) dan masyarakat. Terkait peningkatan pelayanan,
Perseroan terus berupaya untuk mempertahankan Standar Pelayanan Minimal (SPM), mengelola pusat
layanan terpadu atau lebih dikenal dengan Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC), dan program
peningkatan layanan kepada konsumen melalui penyediaan kamera CCTV, penempatan Variable
Message Sign (VMS) pada lokasi-Iokasi strategis dan penerapan sistem transaksi elektronik melalui
penggunaan e-Toll Card.
Disamping itu, secara internal, Perseroan juga mengimplementasi Enterprise Resources Planning
(ERP) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. Semua ini merupakan bagian dari
upaya modernisasi pelayanan Perseroan.
a. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol
Sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas jalan sehingga tetap nyaman dipakai pengguna jalan,
Perseroan secara terus-menerus mempertahankan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM)
Jalan Tol. SPM yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.392/PRT/M/2005
tanggal 31 Agustus 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol adalah ukuran yang harus
dicapai oleh Badan Usaha Jalan Tol dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pengguna jalan tol.
Standar pelayanan minimal untuk jalan tol dinilai sangat penting karena sebagai jalan bebas hambatan,
kendaraan bermotor yang melewati jalan tol disarankan untuk mematuhi standar kecepatan minimum
yang telah ditentukan.
Perseroan telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol. Pemenuhan standar ini
diperlukan sebagai syarat kenaikan tarif jalan tol yang mulai diberlakukan tanggal 28 September 2009.
Namun, bagi Perseroan menjaga kerataan jalan dan aspek penting lainnya dalam keamanan dan
kenyamanan di jalan tol merupakan komitmen dan bentuk tanggung jawab Perusahaan yang wajib
dilaksanakan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen pengguna jalan.
SPM meliputi substansi pelayanan sebagai berikut:
1) Kondisi jalan
Perseroan bekewajiban untuk selalu memelihara kondisi perkerasan jalan tol. Salah satu upaya dalam
rangka perencanaan dan aktivitas pemeliharaan perkerasan jalan tol adalah dengan melaksanakan
survey kekesatan dan ketidakrataan. Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sekali data ini selalu diperbarui
guna mendapatkan gambaran terkini kondisi perkerasan jalan tol.
Indikator substansi pelayanan kondisi jalan tol terdiri dari:
• Kekesatan : tolok ukur > 0,33 μm
• Ketidakrataan : tolok ukur IRI ≤ 4 m/km dan;
• Tidak ada lubang : tolok ukur tidak ada lubang 100% (zero pothole)
Untuk memperoleh data-data tersebut, Perseroan melakukan survey kekesatan permukaan dengan
alat Mu-meter, survey ketidakrataan permukaan dengan alat NAASRA Roughness-meter dan survey
kondisi visual yang dilakukan oleh Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementerian Pekerjaan Umum
(PU).
2) Kecepatan tempuh rata-rata
Indikator dari substansi pelayanan kecepatan tempuh rata-rata adalah kecepatan tempuh rata-rata
dengan tolok ukur:
• JalanTol Dalam Kota: ≥ 1,6 kali kecepatan tempuh rata-rata Jalan Non Tol;
• Jalan Tol Luar Kota : ≥ 1,8 kali kecepatan tempuh rata-rata Jalan Non ToI;
124
Perseroan melakukan pengukuran untuk mendapatkan hasil kecepatan tempuh rata-rata dengan
melakukan survey kecepatan tempuh. Metode yang digunakan adalah dengan Test-Car Runs/Test
Vehicle Method dengan menggunakan teknik average car, dimana surveyor/pengemudi dapat memilih
kecepatan kendaraan yang sesuai, yang dapat mewakili kecepatan kendaraan untuk setiap titik/lokasi
dan waktu (traffic stream’s speed).
Rute non-tol dipilih berdasarkan atas pertimbangan (1) mempunyai panjang rute yang relatif sama
dengan rute jalan tol; (2) merupakan rute alternatif terdekat dengan rute jalan tol; (3) merupakan rute
yang paling umum dilalui jika tidak melewati jalan tol.
Waktu pelaksanaan survey dilakukan,pada jam-jam padat dan jam-jam kosong sehingga diharapkan
dapat mengakomodasi kebutuhan waktu yang digunakan untuk melewati rute-rute tersebut.
Sama halnya dengan pemilihan waktu, survey dilakukan pada hari-hari sibuk dan hari-hari tidak sibuk
(kosong). Umumnya hari libur yaitu Sabtu dan Minggu digunakan untuk mewakili hari-hari tidak sibuk.
Survey waktu tempuh dilakukan 2 (dua) kali setahun dengan populasi pencapaian 100%.
3) Aksesibilitas
Indikator dari substansi pelayanan aksesibilitas adalah:
• Kecepatan Transaksi Rata-rata
Tolok ukur kecepatan transaksi dibagi berdasarkan lingkup sebagai berikut:
a. Gerbang tol sistem terbuka:
- ≤ 8 detik setiap kendaraan;
b. Gerbang tol sistem tertutup:
- Gardu masuk: ≤ 7 detik setiap kendaraan;
- Gardu keluar: ≤11 detik setiap kendaraan
• Jumlah Gardu Tol
Tolok ukur jumlah gardu (kapasitas gardu) dibagi berdasarkan lingkup sebagai berikut:
a. Kapasitas sistem terbuka:
- ≥ 450 kendaraan per jam per gardu;
b. Kapasitas sistem tertutup:
- Gardu masuk: ≥ 500 kendaraan per jam per gardu;
- Gardu keluar: ≥ 300 kendaraan per jam per gardu
Pengukuran kecepatan transaksi rata-rata dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan populasi
pencapaian:
- 100% petugas pengumpul jalan tol pada shift operasi di masing-masing gerbang tol, untuk gerbang
tol dengan jumlah gardu tol ≤ 5 gardu toI;
- 80% petugas pengumpul tol pada shift operasi di masing-masing gerbang tol, untuk gerbang tal
dengan jumlah gardu tol > 5 gardu tol.
Pengukuran kapasitas gardu rata-rata dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali, berdasarkan data hasil
pengukuran kecepatan transaksi.
4) Mobilitas
Indikator dari substansi pelayanan mobilitas adalah kecepatan penanganan hambatan lalu lintas yang
mencakupi:
1. Wilayah pengamatan observasi patroli dengan tolok ukur 30 menit per siklus (satu siklus adalah
satu kali putaran pengamatan yang dilakukan oleh petugas patroli/kendaraan patroli untuk ke posisi
semula);
2. Response time dengan tolok ukur ≤30 menit (waktu yang dihitung mulai dari informasi diterima
oleh petugas komunikasi (sentral komunikasi) sampai dengan petugas patroli tiba di lokasil/tempat
kejadian);
125
3. Penanganan akibat kendaraan mogok dengan tolok ukur: melakukan penderekan ke pintu gerbang
tol terdekat/bengkel terdekat dengan menggunakan derek resmi (gratis); 4. Patroli kendaraan Derek dengan tolok ukur: 30 menit per siklus pengamatan.
Pengukuran dilakukan setiap bulan berdasarkan data-data laporan dari petugas komunikasi, dengan
populasi pencapaian: 1. 80% kendaraan patroli, untuk jumlah kendaraan patroli > 5 kendaraan;
2. 100% kendaraan patroli, untuk jumlah kendaraan patroli ≤ 5 kendaraan.
5) Keselamatan
Indikator dari substansi pelayanan keselamatan terdiri dari:
1. Sarana Pengaturan Lalu Lintas, terdiri dari:
a. Perambuan, dengan tolok ukur: jumlah 100%;
b. Marka jalan, dengan tolok ukur: jumlah 100% dan reflektivitas ≥ 80%; c. Guide post/reflector, dengan tolok ukur: jumlah 100% dan reflektivitas ≥ 80%
d. Patok KM setiap 1 kilometer, dengan tolok ukur: jumlah 100%
2. Penerangan Jalan Umum (PJU) wilayah perkotaan, dengan tolok ukur: lampu menyala 100%;
3. Pagar ruang milikjalan, dengan tolok ukur: keberadaan 100%;
4. Penanganan kecelakaan yang terdiri dari:
a. Korban kecelakaan, dengan tolok ukur: dievaluasi gratis ke rumah sakit rujukan; b. Kendaraan kecelakaan, dengan tolok ukur: melakukan penderekan gratis sampai ke pool
derek (masih di dalam jalan tol)
5. Pengamanan dan penegakan hukum, dengan tolok ukur: keberadaan Polisi Patroli Jalan Raya
(PJR) yang siap panggil 24 jam.
6) Unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan
Indikator dari substansi pertolonga n/penyela matan pelayanan adalah:
1. Ambulans, dengan tolok ukur: 1 unit per 25 km atau minimum 1 unit (dilengkapi standar P3K dan
Paramedis);
2. Kendaraan Derek, dengan cakupan ruas jalan tal sebagai berikut:
a. LHR > 100.000 kendaraan/hari: 1 unit per 5 km atau minimum 1 unit;
b. LHR ≤100.000 kendaraan/hari: 1 unit per 10 km atau minimum 1 unit;
3. Polisi Patroli Jalan Raya (PJRl, dengan cakupan ruas jalan tal sebagai berikut:
a. LHR> 100.000 kendaraan/hari: 1 unit per 15 km atau minimum 1 unit;
b. LHR ≤ 100.000 kendaraan/hari: 1 unit per 20 km atau minimum 1 unit.
4. Patroli Jalan Tol (Operator): 1 unit per 15 km atau minimum 2 unit; 5. Kendaraan Rescue: 1 unit per ruas jalan tal (dilengkapi dengan peralatan penyelamatan);
6. Sistem informasi: setiap gerbang masuk.
Pengawasan dan evaluasi SPM dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Menindaklanjuti
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut, BPJT mengeluarkan Keputusan Kepala Badan Pengatur
Jalan Tol No.03/KPTS/BPJT/2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Pedoman Pemantauan dan Penilaian
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol, yang mengatur tentang pedoman pengukuran
pemenuhan SPM, bentuk laporan pemenuhan SPM dan penyampaian laporan oleh Badan Usaha Jalan
Tol dilakukan 2 (dua) kali setahun dan harus disampaikan paling lambat setiap tanggal 10 pada bulan
Februari dan Agustus. Sebagai bentuk tindak lanjut dari Keputusan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol
No.03/KPTS/BPJT/2006 tersebut, Perseroan membuat ketetapan yakni Surat Edaran Direksi No.17/
SE-DIR/2006 tanggal 28 Juli 2006 tentang Pedoman Pengukuran Pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal Jalan Tol.
Beberapa hal penting untuk dibenahi, dalam pandangan pengguna tol, adalah kemacetan/lalu lintas
padat dan jalan banyak yang rusak/bergelombang/tidak rata.
Survei tersebut digunakan Perseroan sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan. Peningkatan
kualitas layanan yang telah dilakukan, diantaranya pelebaran jalur, penambahan GTO (Gardu Tol
Otomatis) dan pemberlakukan e-Toll Pass bagi pengguna jalan tol.
126
b. Program Peningkatan Layanan Kepada Konsumen Electronic Payment
Salah satu langkah maju yang diambil untuk menunjang Perseroan tahun 2009 adalah memasyarakatkan
penggunaan electronic toll card atau e-TollCard yang dapat dipakai untuk membayar tol. Grand
launching produk e-Toll Card dilakukan tanggal 30 Januari 2009, setelah dilakukan soft launching
15 Desember 2008. Kartu elektronik tersebut diluncurkan atas hasil kerja sama antara Perseroan dan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dengan menggunakan kartu tol, waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan transaksi menjadi lebih cepat, yaitu dari 7 detik secara manual menjadi 3 detik.
Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya kartu tol ini. Bagi pengguna jalan tol, di samping waktu
menjadi lebih cepat dalam bertransaksi, mereka merasa lebih nyaman karena tidak harus repot mencari
uang recehan untuk membayar tol. Dengan lebih cepatnya waktu membayar tol, otomatis antrian ketika
membayar tol juga berkurang.
Untuk mendapatkan e-Toll Card juga tidak lagi sulit. Pengguna jalan tol dapat membelinya di beberapa
point of sale, seperti di sejumlah pasar swalayan Indomart, ATM Bank Mandiri dan Kantor Cabang
Bank Mandiri dengan nilai nominal hingga mencapai Rp1 juta. Mereka juga dapat melakukan isi ulang
(top up) di beberapa tempat yang telah ditentukan atau transaksi online Bank Mandiri.Tidak ada batas
kadaluarsa dan batas minimal nilai nominal kartu.
Tujuan lain dari pengembangan electronic payment bagi Perusahaan adalah mengurangi penyediaan
uang kembalian, menambah pilihan metode transaksi, mengurangi pengelolaan uang tunai,
meningkatkan citra perusahaan serta mendapat tambahan pendapatan lain-lain.
Ketika pertama kali diluncurkan bulan Januari, e-Toll Card hanya dapat dipakai untuk membayar tol
untuk ruas tol dalam kota Jakarta, tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo, serta tol Cikupa-Merak. Penggunaan
e-Toll Card pun terus diperluas. Bahkan Bank Mandiri telah menyanggupi untuk melayani berapapun
kebutuhan e-Toll Card termasuk untuk tol yang baru beroperasi.
Pada tahap awal kartu ini hanya digunakan untuk pembayaran tol (single purpose) namun saat ini telah
dikembangkan menjadi alat untuk membayar di SPBU, parkir di rest area, dan lain-lain (multi purpose).
Hingga akhir Juni 2016, tingkat penggunaan e-Toll Card pada ruas-ruas yang telah mengimplementasikan
e-Toll Card adalah sekitar 22% dari total transaksi Perseroan.
Perseroan akan terus melakukan sosialisasi atas e-Toll Card. Rencananya, kartu ini dapat dipergunakan
diseluruh jalan tol Perseroan, sehingga bagi pemilik e-Toll Card dapat menggunakan kartu tersebut untuk
bertransaksi di semua ruas tol Perseroan dan juga operator lainnya yang tergabung dalam kerjasama
penerapan e-Toll Card ini.
Komitmen Perseroan untuk terus melakukan upaya-upaya modernisasi juga tercermin dari peluncuran
dedicated lane e-Toll Pass pada tanggal 1 Oktober 2012. Sebagai pengembangan dan generasi
selanjutnya dari teknologi e-Toll Card, pengguna jalan tol dengan e-Toll Pass tidak perlu lagi berhenti
ketika bertransaksi di gardu tol. Hal ini dimungkinkan dengan memasang e-Toll Card pada alat bernama
On Board Unit (OBU) yang diletakkan pada bagian kaca depan kendaraan, sehingga pada saat OBU
menerima sinyal dari alat yang berada pada Gardu Tol Otomatis, saldo e-Toll Card berkurang secara
otomatis dan barrier terbuka.
c. Closed Circuit Television
Perseroan telah mengaplikasikan kamera pemantau atau CCTV di sejumlah tempat, khusus di tempat-
tempat titik rawan macet agar masyarakat dapat mengantisipasi kemana jalur yang bisa dilalui.
Kehadiran CCTV dapat memberikan informasi secara real time kepada pengguna kendaraan mengenai
kondisi jalan tol, sehingga pengendara dapat mencari alternatif lain.
Bagi pengendara yang ingin mengetahui kondisi jalan, dapat menghubungi pusat informasi (information
center) Perseroan untuk mengetahui lokasi-Iokasi yang tengah dilanda kemacetan.
127
Tujuan lain dari penempatan CCTV ini adalah untuk mempercepat Informasi kondisi lalu lintas di jalan
tol secara real time; mempercepat penanganan gangguan lalu lintas, sehingga dapat mengurangi
panjang kemacetan; mengurangi frekuensi observasi patroli menambah Pelayanan Informasi kondisi
ruas jalan; serta meningkatkan citra Perusahaan. Sistem CCTV yang dipasang di ruas jalan tol yang
dikelola, diintegrasikan seluruhnya dengan yang sudah terpasang di ruas jalan tol yang lain, dengan
menggunakan IP camera (internet protocol camera) dan wireless LAN (local area network). Di samping
itu, seluruh jaringan CCTV yang sudah terpasang diintegrasikan sehingga saling terkoneksi.
d. Pusat Layanan Informasi Kondisi Lalu Lintas Jalan Tol
Langkah-Iangkah strategis lain yang dilakukan Perseroan untuk peningkatan kepuasan pelanggan dan
masyarakat adalah dengan cara mendirikan pusat layanan terpadu atau lebih dikenal dengan Jasa
Marga Traffic Information Center (JMTIC) dengan menghubungi 14080. Dengan pendirian JMTIC,
diharapkan terjadinya peningkatan kepuasan pelanggan melalui pelayanan terpadu yang mudah
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan sekaligus menciptakan peningkatan image Perseroan
serta mempermudah Perseroan untuk mendeteksi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat
berkaitan dengan operasional jalan tol. Fungsi utama JMTIC adalah sebagai berikut:
• Menyediakan pusat layanan informasi kondisi lalu lintas dan pengaduan yang dapat diakses
dengan mudah.
• Memudahkan pelanggan menyampaikan berbagai keluhan dan informasi lainnya yang perlu
mendapat tanggapan yang cepat dari Perseroan untuk memuaskan pelanggan.
• Memudahkan pelanggan menyampaikan kebutuhan, keinginan dan saran atas jasa yang diberikan
oleh Perseroan sebagai masukan dalam pengembangan di masa mendatang.
Dengan berdirinya JMTIC ini, diharapkan akan tercapai keinginan untuk menjadi Perseroan yang unggul
dan terpercaya melalui terciptanya kepuasan pelanggan atas jasa dan produk Perseroan. Secara
bertahap JMTIC diharapkan dapat melayani seluruh stakeholders, antara lain masyarakat, pelanggan,
mitra usaha, dan keperluan internal (pekerja, unit-unit operasi, dan lain-lain). Jenis layanan juga dapat
dikembangkan lebih lanjut secara bertahap meliputi layanan informasi, dan layanan-Iayanan lain yang
menggunakan multimedia, sehingga bisa menjadi sarana layanan yang terpadu dan komprehensif
dengan dukungan teknologi informasi dan telekomunikasi. Saat ini informasi lalu Iintas dapat diakses
melalui http://www.jasamargalive.com dan http://m.jasamargalive.com untuk telepon seluler.
Selain itu, untuk meningkatkan Informasi Lalu Lintas yang dapat diterima secara real time, Perseroan
mengaktifkan twitter sebagai media komunikasi kepada pengguna jalan tol. Twitter merupakan sebuah
situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jaringan sosial berupa
mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut
tweet. Saat ini akun yang digunakan untuk mengetahui kondisi info lalu lintas terkini milik PT Jasa
Marga (Persero) Tbk adalah @PTJASAMARGA.
e. Keselamatan Berkendaraan
Perseroan secara terus-menerus melakukan kampanye tertib lalu lintas salah satunya untuk menghindari
kecelakaan. Data Perseroan menunjukkan kecelakaan yang paling banyak terjadi di jalan tol adalah di jalan tol Jakarta-Cikampek dan kedua di jalan tol Jagorawi. Dari jumlah kecelakaan yang terjadi,
faktor pengemudi masih menjadi penyebab utama kecelakaan yang terjadi di jalan tol. Faktor kedua yang menjadi penyebabkan kecelakaan adalah pecah ban. Diharapkan ke depan kecelakaan dapat
diminimalisasi dengan gencarnya publikasi dan sosialisasi keselamatan dalam berkendaraan yang dilakukan oleh Perseroan maupun instansi lain.
128
13. PROSES TENDER PEROLEHAN RUAS JALAN TOL
Dengan berlakunya UU No.38/2004 juncto PP No.15/2005, serta Permen PU No. 13/PRT/M/2010
tentang Pedoman Pengadaan Pengusahaan Jalan Tol yang disempurnakan melalui Permen PU No. 21/PRT/M/2012, Perseroan berkeyakinan bahwa kedepannya proses penawaran (lelang) akan menjadi
kunci sukses berjalannya pembangunan konstruksi dan beroperasinya hak pengusahaan baru untuk jalan tol. Karena prasyarat dan ketentuan untuk menentukan pemberian hak pengusahaan seperti
struktur tarif, adalah bersifat tetap saat dokumen penawaran diterima oleh Pemerintah dan operator yang mendapatkan hak pengusahaan memiliki kemampuan yang terbatas dalam melakukan perubahan pada prasyarat dan kondisi selama masa pembangunan konstruksi atau fase pengoperasian konsesi jalan tol. Oleh sebab itu, forecast terhadap pendapatan dan beban menjadi sangat penting dalam tahap seleksi
dan penawaran (lelang) sehingga Perseroan dapat secara tepat mengidentifikasi dan mengenali risiko
potensial yang mungkin timbul. Perseroan memiliki keahlian dalam mempersiapkan studi kelayakan yang akan digunakan dan dengan dibantu konsultan traffic untuk mengevaluasi volume lalu lintas dari
konsesi jalan tol akan dapat membantu Perseroan dalam memperkirakan risiko yang berhubungan
dengan volume lalu lintas sepanjang proses seleksi dan penawaran. Perseroan juga mempersiapkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam proses penawaran, meliputi persiapan analisis dan studi
kelayakan, perhitungan volume lalu lintas yang dituangkan dalam dokumen penawaran.
Selain itu, Perseroan dapat diminta oleh Pemerintah untuk membangun tambahan jalan tol yang secara ekonomis kurang layak namun dilakukan untuk alasan sosial dan politis. Jika diminta seperti
itu, Perseroan berencana untuk meminta kompensasi atau subsidi Pemerintah yang akan mencapai tingkat pengembalian investasi yang wajar bagi Perseroan untuk pembangunan dan pengoperasian jalan tol tersebut. Apabila Perseroan diminta oleh Pemerintah untuk melakukan proyek seperti itu, maka
Perseroan berencana untuk melakukan studi dan analisis kelayakan, termasuk kajian atas volume lalu lintas, dengan tujuan menetapkan tingkat kompensasi atau subsidi yang akan dibayarkan kepada
Perseroan oleh Pemerintah dalam kaitannya dengan proyek tersebut, yang memperhitungkan tingkat pengembalian investasi yang wajar. Pada saat ini Perseroan tidak memiliki pengalaman melakukan proyek subsidi Pemerintah dan tidak ada kepastian bahwa kompensasi atau subsidi tersebut akan
dibayarkan oleh Pemerintah secara tepat waktu, atau tidak dibayar sama sekali, atau tidak sesuai dengan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan.
Sesuai ketentuan dalam dokumen lelang, akan didirikan anak perusahaan yang mayoritas sahamnya
dimiliki Perseroan untuk membangun dan mengoperasikan pengusahaan jalan tol tersebut. Pada langkah ini Perseroan dapat menawarkan kepada Swasta, BUMN dan/atau Pemerintah Daerah setempat untuk menjadi bagian dalam proyek jalan tol baik sebagai pengembang, investor atau pemegang saham
minoritas dalam pendirian anak perusahaan. Perseroan berkeyakinan bahwa partisipasi Pemerintah Daerah pada kegiatan operasional hak pengusahaan jalan tol akan sangat membantu Perseroan,
khususnya dalam tahap pembebasan lahan untuk proyek jalan tol.
Anak perusahaan yang dimaksud di atas adalah merupakan Perseroan yang berbadan hukum dengan
hak dan kewajiban menjalankan perjanjian pengusahaan. Pada prakteknya Perseroan yang akan melakukan manajemen proyek atas nama anak perusahaan dan juga akan mengoperasikan jalan
tol. Setiap manajemen anak perusahaan akan melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap
proses konstruksi, termasuk pertemuan dengan kontraktor ataupun pihak ketiga lainnya. Dalam skema
pembiayaan proyek jalan tol, Perseroan/anak perusahan mendapatkan kredit melalui peminjaman
dana dari bank, Pemerintah. Pada saat suatu proyek telah dioperasikan, Perseroan/anak perusahaan biasanya melakukan pembiayaan kembali atas kredit-kredit tersebut melalui penerbitan obligasi melalui
pasar modal.
Perseroan selalu berupaya untuk memperoleh pendanaan bagi proyek-proyek jalan tol dengan syarat
dan ketentuan yang menarik, diantaranya dengan melakukan skema pembiayaan terpisah untuk masing-
masing proyek. Sebagai contoh, Perseroan telah mengadakan perjanjian kredit untuk pembangunan
proyek jalan tol Bogor Ring Road, Semarang-Solo dan Gempol Pasuruan, yang selanjutnya kredit
ini dialihkan kepada anak perusahaan yang akan melakukan pembangunan, pengembangan dan
pengoperasian jalan tol tersebut tergantung kepada pemenuhan kondisi-kondisi tertentu dari perjanjian-
perjanjian kredit tersebut.
129
Perseroan berencana untuk mengembangkan setiap proyek jalan tol baru melalui anak perusahaan
yang khusus ditujukan untuk masing-masing proyek. Perseroan berupaya untuk mendanai 70% dari
belanja modal yang diperlukan untuk proyek jalan tol baru melalui pendanaan utang yang diperoleh anak
perusahaan (dengan garansi/jaminan dari para pemegang saham, jika diperlukan), dan mendanai 30%
sisanya dengan kontribusi modal (equity contribution) dari para pemegang saham anak perusahaan
tersebut. Dengan demikian direncanakan kontribusi modal Perseroan atas capital expenditure yang
dibutuhkan pada setiap proyek jalan tol baru hanya terbatas pada kepemilikan saham.
Desain dan tahapan konstruksi dapat dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan saat pembiayaan
didapatkan. Perseroan berhubungan dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam
melakukan pembebasan lahan, selain juga bekerjasama dengan perusahaan teknik engineering dan
kontraktor untuk menyelesaikan proses rancang bangun, desain dan rencana pembangunan konstruksi
jalan tol yang diusulkan kepada dan disetujui oleh Menteri PU. Selama tahap ini, Perseroan dapat
mengendalikan dan memonitor seluruh proses pembangunan proyek jalan tol dengan tujuan untuk
mengendalikan biaya dan keterlambatan.
Perseroan memulai pembangunan konstruksi jalan tol setelah memperoleh lahan dari Pemerintah yang
sesuai untuk pembangunan konstruksi ruas jalan tol. Di bawah Hukum dan Peraturan yang berlaku di
Indonesia, khususnya pada UU No.38/2004 juncto PP No.15/2005, Pemerintah bertanggung jawab untuk
proses pembebasan lahan yang diperlukan dalam pembangunan konstruksi proyek jalan tol yang telah
disetujui. Akses terhadap lahan akan diserahkan oleh Pemerintah kepada Perseroan saat pengadaan
lahan telah memadai untuk memulai konstruksi ruas jalan tol. Perseroan diwajibkan untuk membayar
biaya pengadaan lahan (termasuk biaya pendanaan) yang ditalangi Pemerintah, dan Perseroan memulai
konstruksi jalan tol hanya jika proses pengadaan lahan telah selesai dilakukan untuk masing-masing
seksi jalan tol pada sebuah proyek ruas jalan tol. Perseroan bekerja sama dengan Pemerintah dan
pemerintah daerah terkait untuk meminimalkan penundaan konstruksi yang ditimbulkan oleh kesulitan
dalam proses pengadaan lahan, termasuk akibat ketidakinginan pemilik lahan untuk menjual tanahnya,
atau menjualnya dengan harga wajar serta klaim-klaim hukum yang dilakukan oleh para pemilik lahan.
14. SUMBER DAYA MANUSIA
Pada tanggal 30 Juni 2016 Perseroan dan Entitas Anak memiliki 9.171 karyawan. Berikut adalah
gambaran profil dan komposisi Komposisi Karyawan Perseroan:
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Jabatan
Jabatan 30 Juni 31 Desember
2016 2015 2014 2013
Manajemen Puncak 86 89 87 93
Manajemen Madya 197 189 186 186
Manajemen Dasar 345 304 321 339
Pelaksana 8.543 8.587 7.814 8.454
Total 9.171 9.169 8.408 9.072
Komposisi Direksi dan Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan
Jabatan 30 Juni 31 Desember
2016 2015 2014 2013
S3 1 1 1 1
S2 117 109 96 115
S1 1.817 1.623 782 741
Akademi / Diploma 282 423 124 75
SMA 6.867 6.952 7.291 8.006
SMP 51 21 66 54
SD 36 40 48 80
Total 9.171 9.169 8.408 9.072
130
Komposisi Direksi dan Karyawan Menurut Usia
Jabatan 30 Juni 31 Desember
2016 2015 2014 2013
≤ 25 tahun 2.434 2.600 1.288 2.325
26-30 1.166 1.021 1.247 818
31-35 463 405 564 534
36-40 881 915 1.081 1.314
41-45 1.385 1.363 1.395 1.506
46-50 1.526 1.502 1.628 1.552
>51 tahun 1.316 1.363 1.205 1.023
Total 9.171 9.169 8.408 9.072
Komposisi Karyawan Berdasarkan Status Karyawan
Status 30 Juni 31 Desember
2016 2015 2014 2013
Tetap 8.233 8.078 5.552 5.399
Tidak Tetap 938 1.091 2.856 3.673
Total 9.171 9.169 8.408 9.072
Dalam pengelolaan sumber daya manusia, Perseroan meletakkan beberapa prinsip dasar
yang senantiasa menjadi pedoman bagi setiap pimpinan di semua jajaran unit organisasi
Perseroan dalam melaksanakan supervisi terhadap masing-masing karyawan yang berada
dibawah tanggung jawabnya, sehingga setiap karyawan akan dapat dengan mudah menerima
nilai-nilai perusahaan sebagai nilai pribadi masing-masing.
Agar tercipta kualitas karyawan yang diinginkan, Perseroan selalu berusaha menciptakan suasana
kerja yang baik yang dapat mendorong karyawan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya
melalui kompetisi yang sehat dengan tetap menggalang rasa kebersamaan, persaudaraan maupun
kekeluargaan. Selain itu juga Perseroan selalu memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
karyawan untuk berkembang seluas-luasnya sesuai kemampuan, minat, dan potensi yang dimiliki,
melalui program-program pendidikan (internal maupun eksternal) dan pelatihan yang diadakan secara
berkesinambungan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Tenaga Asing
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mempunyai tenaga kerja asing, semua tenaga
kerja Perseroan adalah berkebangsaan Indonesia.
Kesejahteraan karyawan
Aspek kesejahteraan karyawan menjadi perhatian Jasa Marga agar karyawan dapat merasa aman dan
nyaman dalam bekerja, sehingga hal tersebut memotivasi tiap individu untuk terus meningkatkan prestasi
dan produktivitas kerja. Perseroan menyediakan beberapa macam fasilitas dan program kesejahteraan
bagi karyawan dan keluarganya. Fasilitas dan program kesejahteraan tersebut diperuntukan bagi
seluruh karyawan organik Perseroan dengan beberapa pengecualian seperti fasilitas rumah dan mobil
dinas yang hanya diberikan kepada karyawan-karyawan tertentu, dan jaminan asuransi kecelakaan
risiko tinggi yang hanya diberikan kepada petugas-petugas operasional. Fasilitas dan program tersebut
antara lain meliputi sebagai berikut:
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);
2. Fasilitas kesehatan;
3. Program pensiun;
4. Tunjangan pajak;
5. Tunjangan Hari Raya Keagamaan;
6. Ongkos Cuti Tahunan;
131
7. Jaminan Asuransi Kecelakaan Risiko Tinggi (bagi Petugas Operasional);
8. Santunan kematian;
9. Seragam dinas dan Ongkos Jahit;
10. Fasilitas pinjaman karyawan (untuk perumahan, kendaraan, pendidikan anak, dan multiguna);
11. Fasilitas rumah dan mobil dinas serta pulsa telepon genggam bagi karyawan tertentu;
12. Fasilitas pelatihan dan pengembangan;
13. Pencegahan polusi kerja (Petugas Pengumpul Tol);
14. Jasa produksi sesuai dengan kinerja pegawai;
15. Fasilitas olah raga, kesenian, keagamaan dan rekreasi;
16. UKB (Uji Kesehatan Berkala) bagi seluruh Karyawan;
17. Tunjangan Purna Karya.
Kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas tersebut sudah memenuhi Upah Minimum Regional
yang berlaku dan memiliki Kesepakatan Bersama antara karyawan dengan Perseroan.
Program Pensiun
Program pensiun yang dimiliki oleh Perseroan diatur oleh Keputusan Direksi No.127/KPTS/2015
tanggal 30 Juni 2015 mengenai regulasi dan pensiun Perseroan. Program pensiun yang diterapkan
oleh Perseroan untuk Karyawan yang bekerja sebelum 1 Juli 2012 adalah Program Manfaat Pasti,
sesuai Keputusan Direksi No. 117/KPTS/2013 tanggal 28 Agustus 2013
Tujuan dari didirikannya program pensiun Perseroan adalah untuk memberikan penghasilan yang
berkesinambungan kepada karyawan setelah mereka pensiun. Usia normal bagi karyawan untuk
pensiun adalah 56 tahun, dengan pengecualian usia pensiun dipercepat yaitu pada usia 46 tahun.
Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua pegawai tetap yang dikelola
oleh Dana Pensiun Perseroan (DPJM) dimana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan
penghasilan dasar pensiun dan masa kerja pegawai. Jumlah iuran karyawan untuk program pensiun
adalah 3,00% (tiga persen) dari gaji pokok dan sisa pendanaan sebesar 14,6% (empat belas koma
enam persen) menjadi beban Perseroan.
Dalam rangka memberikan kesinambungan penghasilan kepada karyawan yang memasuki pensiun,
Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam Pogram Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) bagi karyawan
yang bekerja sebelum tanggal 21 Juli 2014 yang dikelola oleh Dana Pensiun Jasa Marga (DPJM).
Sementara bagi karyawan yang bekerja setelah tanggal 1 Juli 2014 dan setelahnya diikutsertakan pada
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Program Purna Karya
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.43/KPTS/2008 tanggal 11 April 2008 tentang Pemberian
Tunjangan Purna Karya Kepada Karyawan, Perseroan akan memberikan Tunjangan Purna Karya
berupa pembayaran sekaligus sebanyak 24 kali penghasilan Dasar Asuransi (PHDA) kepada karyawan
yang berhenti bekerja karena pensiun, meninggal, atau cacat dan diangkat sebagai Direksi Perushaan.
Sedangkan karyawan yang berhenti di luar ketentuan tersebut, akan mendapatkan manfaat sesuai
perhitungan manfaat purna karya.
Program Kesehatan Pensiunan
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.228/KPTS/2006, tanggal 26 Desember 2006 juncto
Surat Keputusan Direksi No. 141/KPTS/2012 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pensiunan dan
Keluarga, Perseroan memberikan fasilitas kesehatan kepada para pensiunan dan keluarga, meliputi :
1. Perawatan dan pengobatan rawat jalan.
2. Perawatan dan pengobatan rawat inap.
Dengan maksud dan tujuan membantu meringankan beban pensiunan dan menjaga pola hidup sehat.
Pemberian bantuan fasilitas kesehatan dibatasi dengan jumlah anak sebanyak-banyaknya 3 orang dan
telah terdaftar di Perseroan.
132
Perseroan menghitung liabilitas imbalan kerja lainnya dengan metode projected unit credit, sesuai
dengan PSAK 24 (Revisi 2004). Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan. Biaya jasa lalu sebagai dampak perubahan asumsi aktuaria bagi karyawan aktif diakui dalam laporan laba rugi
selama sisa masa kerja rata-rata karyawan tersebut.
Imbalan kerja atas pemutusan hubungan kerja diakui sebagai liabilitas dan beban pada saat terjadi.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perseroan memberikan kesempatan yang sama untuk setiap karyawan untuk mengembangkan kemampuan dan potensial mereka melalui program pelatihan yang dilaksanakan secara teratur (secara internal maupun eksternal), baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Jasa Marga menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan elemen penting yang akan menunjang produktivitas kinerja Perseroan. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat menuntut manusia untuk
selalu berkembang menjadi lebih baik. Untuk menjawab tantangan jaman yang semakin global saat ini, Jasa Marga berkomitmen untuk terus melakukan program pembinaan karyawan secara intensif guna mencetak insan Jasa Marga yang handal dan kompeten dalam dunia bisnis khususnya industri
jalan tol. Komitmen ini ditunjukkan dengan mengikutsertakan karyawan dalam berbagai pendidikan dan pelatihan serta program pengembangan Sumber Daya Manusia.
Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia termasuk jalan tol, memberi peluang dan tantangan
bagi pengelolaan Sumber Daya Manusia Perseroan.
Kondisi tersebut menuntut adanya kesiapan Perseroan dalam hal penyediaan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kompeten serta mempunyai daya saing tinggi.
Melalui pengelolaan SDM yang terintegrasi dan berkesinambungan, diharapkan dapat tercipta sumber daya manusia yang unggul dan profesional dalam jumlah yang memadai berdasarkan keahlian, sehingga mampu mewujudkan komitmen Perseroan dalam melakukan yang terbaik bagi peserta atau pelanggan
serta mendukung keberhasilan Perseroan dalam mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.
Struktur Pengelolaan SDM
Pengelolaan SDM Perseroan dijalankan oleh Divisi Human Capital Services (DHCS), Divisi Human Capital Strategy And Policy (DHCSP) dan Unit Jasa Marga Development Center (JMDC). Tanggung
jawab utama dari masing-masing Divisi/Unit tersebut adalah sebagai berikut:
1. Divisi Human Capital Strategy And Policy
Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pengembangan organisasi serta pengembangan sumber daya manusia, penyusunan dan pemeliharaan sistem pengelolaan sumber daya manusia, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program pembelajaran, serta
analisa risiko terhadap dampak pengembangan organisasi dan sistem pengelolaan sumber daya manusia, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku dan kemampuan keuangan Perseroan, serta prinsip-prinsip Good Corporate Governance, agar organisasi Perseroan dapat berkembang dengan
baik serta pendayagunaan Karyawan dapat berjalan secara maksimal.
2. Divisi Human Capital Services
Menyelenggarakan kegiatan perekrutan, seleksi, penempatan dan hubungan industrial, pembayaran kompensasi dan kesejahteraan Karyawan, pelayanan dan pembayaran hak-hak Karyawan berhenti
termasuk Pensiunan, pengelolaan jaminan pemeliharaan kesehatan, pengendalian jumlah karyawan, penyusunan program kerja dan anggaran belanja Karyawan, pengelolaan data karyawan, penegakkan
hukum dan disiplin karyawan, penyelesaian kasus-kasus Karyawan termasuk melalui pihak ketiga (Serikat Karyawan, Lembaga Ketenagakerjaan, dan Lembaga Peradilan), administrasi pemeriksaan
terhadap Karyawan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, monitoring kinerja Dana Pensiun, serta analisa risiko terhadap pengelolaan sumber daya manusia, dengan memperhatikan sistem dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, agar terpenuhinya hak dan kewajiban baik Karyawan
maupun Perseroan serta terjalinnya hubungan industrial yang harmonis.
133
3. Unit JMDC
Mengelola pusat pembelajaran sebagai unit penyelenggara pelatihan dan pembelajaran serta jasa
manajemen lainnya terkait dengan pengembangan SDM terutama untuk lingkungan Perseroan termasuk
Entitas Anak maupun perusahaan lain, mengembangkan pusat pembelajaran, agar mempunyai daya
saing melalui kualitas jasa bertaraf nasional/ internasional, mengidentifikasi peluang dan kelayakan
program, menyusun bisnis plan dan mengendalikan risiko, mengelola sumber daya dan keuangan serta
aset lainnya, dalam rangka mendukung bisnis dan pertumbuhan Perseroan berkelanjutan, dengan
memperhatikan praktek terbaik (best practice) dalam industri sejenis, kebijakan, etika dan tata kelola
serta ketentuan yang berlaku.
Serikat Karyawan
Pada bulan Juli 1999, karyawan Perseroan membentuk serikat pekerja yang dikenal dengan nama
Serikat Karyawan Jasa Marga atau SKJM. SKJM yang merupakan serikat pekerja di Tingkat Nasional,
dan telah terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja (Pusat) dengan Nomor pendaftaran No.62/GSP.
DPP-SKJM/DFT/BW/VIII/1999.
Perseroan telah menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan para karyawan untuk jangka
waktu dua tahunan. Seluruh karyawan Perseroan merupakan anggota SKJM. Hingga saat ini hubungan
antara Perseroan dan SKJM berjalan baik dan Perseroan belum pernah mengalami pemogokan kerja,
demonstrasi atau gangguan-gangguan dari pekerja lain yang dapat menghentikan operasi. Namun,
tidak ada jaminan bahwa hubungan baik ini akan terus berjalan dikemudian hari.
15. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN
Berdasarkan Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) TBbk Nomor 156/KPTS/2016 tentang
Perubahan atas Keputusan Direksi Nomor 111/KPTS/2016 Tetang Struktur Organisasi PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. berikut adalah Struktur Organisasi Perseroan per tanggal 29 September 2016:
134
16. HUBUNGAN KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN
Diagram kepemilikan perseroan dengan entitas anak dan pemegang saham
135
17. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN ENTITAS ANAK
Berikut ini hubungan pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Entitas Anak*:
Nama Perseroan MSJ TMJ MKC MTN MLJ JSM TJP JPT JBT JKT SNJ
Refly Harun Komisaris Utama/ Komisaris
Independen
- - - - - - - - - - -
Boediarso Teguh
Widodo
Komisaris - - - - - - - - - - -
Agus Suharyono Komisaris - - - - - - - - - - -
Taufik Widjoyono Komisaris - - - - - - - - - - -
Muhammad Sapta
Murti
Komisaris - - - - - - - - - - -
Sigit Widyawan Komisaris Independen - - - - - - - - - - -
Desi Arryani Direktur Utama - - - - - - - - - - -
Anggiasari Direktur Keuangan/
Independen
- - - - - - - - - - -
Muh Najib Fauzan Direktur Operasi I - - - - - K - - - - -
Subakti Syukur Direktur Operasi II - - - - - - - - - - -
Hasanudin Direktur Pengembangan - - - - - - - - - - -
Christantio
Prihambodo
Direktur Sumber Daya
Manusia dan Umum
- - - - - - KU - - - -
Nama Perseroan NKJ CSJ JSB JBS JMB JPM JLJ JLP JMP JLO
Refly Harun Komisaris Utama/ Komisaris
Independen
- - - - - - - - - -
Boediarso Teguh
Widodo
Komisaris - - - - - - - - - -
Agus Suharyono Komisaris - - - - - - - - - -
Taufik Widjoyono Komisaris - - - - - - - - - -
Muhammad Sapta
Murti
Komisaris - - - - - - - - - -
Sigit Widyawan Komisaris Independen - - - - - - - - - -
Desi Arryani Direktur Utama - - - - - - - - - -
Anggiasari Direktur Keuangan/
Independen
- - - - K - - - - -
Muh Najib Fauzan Direktur Operasi I - - - - - - - KU - -
Subakti Syukur Direktur Operasi II - - - - - - - - - -
Hasanudin Direktur Pengembangan - - - - - KU - - - -
Christantio
Prihambodo
Direktur Sumber Daya
Manusia dan Umum
- - - - - - - - - -
Keterangan:
KU : Komisaris Utama
K : Komisaris
*Keterangan mengenai singkatan dari nama Entitas Anak dapat dilihat di Daftar Istilah.
136
18. KETERANGAN PENYERTAAN SAHAM ATAS ENTITAS ANAK
Perseroan memiliki penyertaan saham pada beberapa perusahaan sehubungan dengan kerjasama
pengusahaan jalan tol yang didasarkan pada Keputusan Menteri PU dan PPJT.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, berikut tabel penyertaan saham Perseroan pada 21 (dua puluh
satu) Entitas Anak yang memiliki nilai ekonomis bagi Perseroan, sebagai berikut:
Nama Perusahaan Kegiatan Usaha Persentase
Kepemilikan
Entitas Anak (Jalan Tol)
Tahun
Penyertaan
Status Operasional
1. PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Pengusahaan jalan tol Bogor
Outer Ring Road
55,00% 2007 Beroperasi
2. PT Trans Marga Jateng (TMJ) Pengusahaan jalan tol
Semarang-Solo
73,91% 2007 Beroperasi
3. PT Marga Kunciran Cengkareng
(MKC)
Rencana Pengusahaan jalan tol
Kunciran-Cengkareng
76,20% 2008 Belum Beroperasi
4. PT Marga Trans Nusantara
(MTN)
Rencana Pengusahaan jalan tol
Kunciran Serpong
60,00% 2008 Belum Beroperasi
5. PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) Pengusahaan jalan tol Lingkar
Luar Jakarta Seksi W2 Utara
65,00% 2009 Beroperasi
6. PT Jasamarga Surabaya
Mojokerto (JSM)
Pengusahaan jalan tol Surabaya-
Mojokerto
55,00% 1994 Beroperasi
7. PT Transmarga Jatim Pasuruan
(TJP)
Rencana Pengusahaan jalan tol
Gempol-Pasuruan
98,59% 2010 Belum Beroperasi
8. PT Jasamarga Pandaan Tol
(JPT)
Pengusahaan jalan tol ruas
Gempol-Pandaan
91,17% 2011 Beroperasi
9. PT Jasamarga Bali Tol (JBT) Pengusahaan jalan tol ruas Nusa
Dua-Ngurah Rai-Benoa
55,00% 2011 Beroperasi
10. PT Jasamarga Kualanamu Tol
(JKT)
REncana Pengusahaan Jalan Tol
Ruas Medan-Kualanamu-
Tebing Tinggi
55,00% 2014 Belum Beroperasi
11. PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) Rencana Pengusahaan Jalan Tol
Ruas Solo-Ngawi
59,99% 2015 Belum Beroperasi
12. PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) Rencana Pengusahaan Jalan Tol
Ruas Ngawi-Kertosono
59,99% 2015 Belum Beroperasi
13. PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) Rencana Pengusahaan Jalan Tol
Ruas Cinere-Serpong
55,00% 2015 Belum Beroperasi
14. PT Jasamarga Semarang
Batang (JSB)
Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Batang-Semarang
60,00% 2016 Belum Beroperasi
15. PT Jasamarga Balikpapan
Samarinda (JBS)
Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Balikpapan-Samarinda
55,00% 2016 Belum Beroperasi
16. PT Jasamarga Manado Bitung
(JMB)
Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Manado-Bitung
65,00% 2016 Belum Beroperasi
17. PT Jasamarga Pandaan Malang
(JPM)
Rencana Pengusahaan jalan tol
ruas Pandaan-Malang
60,00% 2016 Belum Beroperasi
18.
PT Jalantol Lingkarluar Jakarta
(JLJ)
Entitas Anak (Non Jalan To
Operator jalan tol JORR
l)
99,90%
2000
Beroperasi
19.
PT Jasa Layanan Pemeliharaan
(JLP)
Jasa Konstruksi, Pemeliharaan Jalan Tol,
Persewaan Kendaraan Tol
99,68%
2010
Beroperasi
20.
PT Jasamarga Properti (JMP)
Pembangunan, Perdagangan
dan Jasa terkait Properti
99,80%
2013
Beroperasi
21. PT Jasa Layanan Operasi (JLO) Layanan operasi jalan tol 99,90% 2015 Beroperasi
137
Keterangan mengenai penyertaan Perseroan pada Entitas Anak:
a. PT Marga Sarana Jabar (“MSJ”)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Marga Sarana Jabar (MSJ), berkedudukan di Bogor-Jawa Barat, berdasarkan
Akta No. 10 tanggal 11 Mei 2007 yang dibuat dihadapan Iwan Ridwan, S.H., Notaris Kabupaten Bogor,
berkedudukan di Ciawi. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.W8-01909 HT.01.01.TH.2007 tanggal 6 Juli 2007dan
telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP dengan No. TDP 100417401758 di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Bogor No. 96/BH/10-04/IX/2007 tanggal 24 Juli 2007 di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kota Bogor, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 82 tanggal 12 Oktober 2007, Tambahan No. 10370 (Untuk selanjutnya disebut sebagai “Akta
Pendirian MSJ”).
MSJ telah menyesuaikan anggaran dasar sesuai dengan UU No. 40/2007 sebagaimana termaktub
dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT
Marga Sarana Jabar No. 1 tanggal 4 Nopember 2008 yang dibuat dihadapan Iwan Ridwan, S.H., Notaris
di Kabupaten Bogor,yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham dengan Surat Keputusan No.
AHU-85245.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Nopember 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan
dengan Nomor AHU-0108629.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 12 Nopember 2008.
Sesuai ketentuan Anggaran Dasarnya, MSJ berusaha dalam bidang Pengusahaan Jalan Tol Bogor
Ring Road.
MSJ memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol ruas Bogor Ring Road dengan masa konsesi 45 tahun
terhitung sejak 29 Mei 2006 berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Bogor Ring Road
No. 194/PPJT/V/Mn/2006 tanggal 29 Mei 2006, yang kemudian dialihkan kepada MSJ berdasarkan
Akta Perjanjian Pengalihan Pengusahaan Jalan Tol sebagaimana tertuang dalam Akta No. 3 tanggal 2
April 2008, serta diubah berturut-turut dengan: (i) Akta Amandemen I No. 5 tanggal 2 April 2008, dan
(ii) Akta Amandemen II No. 2 tanggal 3 Desember 2008,yang kemudian diubah secara keseluruhan
dan menyatakan kembali seluruh ketentuannya di dalam Akta Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas
Bogor Ring Road No. 4 tanggal 08 Agustus 2011, yang keseluruhannya dibuat dihadapan Rina Utami
Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta, antara MSJ dengan Pemerintah RI.
MSJ memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: JL.01.03-Mn/174F tanggal 16 Mei
2006 perihal Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road.
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: JL.01.03-Mn/169A tanggal 30 April
2007 perihal Persetujuan Pengalihan Pengusahaan Jalan Tol Bogor Ring Road.
- Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 258/KPTS/M/2014 tanggal 28 Mei 2014 tentang
Penetapan Pengoperasian Jalan Tol Bogor Ring Road Segmen Sentul Selatan – Kedung Badak.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 322/KPTS/M/2016 tertanggal 30
Mei 2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol Pada Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi I dan IIA (Sentul
Selatan – Kedung Badak).
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No.03517/10-20/PB/PO/XII/2012 tanggal 14
Desember 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Bogor.
- Surat Wakil Gubernur Jawa Barat No. 660/521-BPLHD tanggal 22 Februari 2007 mengenai
persetujuan penilaian studi AMDAL dan RKL/RPL Pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road di
Kabupaten/Kota Bogor.
138
Komisaris Utama : Anggi Tjetje
Komisaris : Sarwono Oet
Komisaris : Dyah Sosotya
Direktur Utama : Hendro Atmodjo
Direktur Keuangan : Muhdor Nurohma
Direktur : Tita Paulina Purba
MSJ beralamat di: PT Marga Sarana Jabar
Plaza Tol Sentul Barat, Jalan
Tol Lingkar Luar Bogor Bogor
16710
PO BOX 2012
Tel.: 62 251 837 1310, 833 3375
Fax.: 62 251 834 6232
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham (Secara Sirkuler) Perseroan Terbatas PT Marga Sarana Jabar No. 1 tanggal 21 Juli 2016,
dibuat dihadapan Zulhendrif, SH., Notaris di Bogor, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat
di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor:
AHU-AH.01.03-0066828 tanggal 26 Juli 2016 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan dengan No.
AHU-0087219.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 26 Juli 2016, susunan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi MSJ adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
omo
Hudjwalawurjan Wahyu Sari
Direksi
n
sari
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta MSJ No. 3/2015 tersebut, struktur permodalan MSJ adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp10.000 per saham
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar)
Jumlah Nilai Nominal %
(Rp)
A. Modal Dasar 47.500.000 475.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 20.582.650 205.826.500.000 55
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 11.226.900 112.269.000.000 30
PT Jasa Sarana 5.613.450 56.134.500.000 15
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 37.423.000 374.230.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 10.077.000 100.770.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting MSJ pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
139
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bula
berakhir pada tanggal 30 J
n yang Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
uni 31 Desember
2016 2015
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Pendapatan 46.456.080.344 47.167.208.935 93.017.062.031 132.278.963.882
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (3.793.191.437) (22.700.236.754) (15.544.083.463) (22.700.236.755)
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan (7.600.127.644)
(26.430.733.871) (23.193.726.382) (26.430.733.871)
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014*
Aset Lancar 10.987.814.383 28.799.851.550 22.384.001.597
Aset Tidak Lancar 839.256.627.711 839.834.041.257 843.950.431.090
Jumlah Aset 850.244.442.094 868.633.892.807 866.334.432.687
Liabilitas Jangka Pendek 14.702.330.488 31.000.884.043 56.885.581.657
Liabilitas Jangka Panjang 560.736.362.637 555.227.132.151 533.848.948.037
Jumlah Liabilitas 575.438.693.125 586.228.016.194 590.734.829.694
Jumlah Ekuitas 274.805.748.969 282.405.876.613 275.599.602.993
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 850.244.442.094 868.633.892.807 866.334.432.687
*) disajikan kembali
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar menurun sebesar Rp17.812.037.167 atau setara 61,85% dari sebesar Rp 28.799.851.550
menjadi sebesar Rp 10.987.814.383 karena kas yang tersedia digunakan untuk membayar utang
kepada kontraktor.
Liabilitas jangka pendek MSJ turun sebesar Rp16.298.553.555 atau setara 52,57% dari sebesar
Rp31.000.884.043 menjadi sebesar Rp14.702.330.488 terutama disebabkan karena telah dibayarnya
utang kontraktor serta utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Liabilitas jangka pendek MSJ menurun hingga Rp25.884.997.614 atau 45,50% dari sebesar
Rp56.885.581.657 menjadi sebesar Rp 31.000.884.043. Penurunan ini disebabkan oleh pelunasan
sebagian utang kontraktor dan utang retensi pihak berelasi seiring dengan selesainya pembangunan
ruas tol BORR seksi 2A.
Laporan Laba Rugi
*)disajikan kembali
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Rugi sebelum pajak menurun sebesar Rp7.156.153.291 atau setara 31,52% dari sebesar
Rp22.700.236.754 menjadi sebesar Rp3.793.191.437 seiring dengan pertumbuhan pendapatan tol
akibat meningkatnya volume kendaraan yang lebih besar dari beban tol.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Rugi sebelum pajak MSJ turun sebesar Rp7.156.153.291 atau sebesar 31,52% dari Rp22.700.236.754
menjadi Rp15.544.083.463 karena peningkatan pendapatan tol akibat meningkatnya volume kendaraan
serta penerapan metode amortisasi unit of usage berdasarkan volume lalu lintas.
140
b. PT Trans Marga Jateng (“TMJ”)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Trans Marga Jateng (TMJ), berkedudukan di Semarang-Jawa Tengah,
berdasarkan Akta No. 27 tanggal 7 Juli 2007 dan ketentuan anggaran dasar yang tercantum dalam akta pendirian diubah seluruhnya sebagaimana termaktub dalam Akta No. 84 tanggal 21 September
2007, keduanya berturut-turut dibuat dihadapan Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, S.H., MM., Notaris di Semarang. Akta pendirian TMJ telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. C-03976 HT.01.01-TH.2007 tanggal 22 Nopember 2007 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 25 Januari
2008 Nomor: 8, Tambahan Nomor: 914.
Anggaran Dasar TMJ telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 01 tanggal
3 Desember 2015 yang dibuat dihadapan Endang Sri Handayani Soekarno, S.H., Sp.N., Notaris di Semarang dimana akta tersebut telah dicatat dan diterima di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sebagaimana Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0988064, tanggal 15 Desember 2015 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-3593158.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 15 Desember 2015 (selanjutnya disebut “Akta TMJ No. 1/2015”).
Sesuai ketentuan Anggaran Dasarnya, TMJ berusaha dalam bidang Pengusahaan Jalan Tol Semarang- Solo.
TMJ memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol Ruas Semarang-Solo dengan masa konsesi 45 tahun
terhitung sejak 15 Desember 2006 berdasarkan Akta Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Semarang- Solo No.10 tanggal 30 Maret 2012, dibuat dihadapan Rina Utami Djauhari SH, Notaris di Jakarta, yang
kemudian diubah dengan: (i) Akta Amandemen I Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Semarang-Solo No. 23 tanggal 24 Desember 2013, (ii) Akta Amandemen II Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol No. 12 tertanggal 18 Juni 2015 dan (iii) Akta Amandemen III Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Jalan
Tol Semarang – Solo No. 17 tertanggal 20 April 2016, yang seluruhnya dibuat dihadapan Rina Utami Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta, antara TMJ dengan Pemerintah RI.
TMJ memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: JL.01.08-Mn/2005 tanggal 10 Februari 2005 perihal Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo, Gempol-Pasuruan dan Bogor Ring Road.
- Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor:665.1/15/2005 tanggal 5 Oktober 2005 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo.
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: JL.01.03-Mn/170A tanggal 30 April 2007 perihal Persetujuan Pengalihan Pengusahaan Jalan Tol Semarang-Solo.
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No.005/11.01/PB/XI/2007 tanggal 30 Novemer 2007 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Pemberdayaan BUMD dan Aset Daerah Kota Semarang.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 191/KPTS/M/2014 tanggal 8 April 2016 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) dan Seksi II
(Ungaran-Bawen). - Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 176/KPTS/M/2014 tanggal 3 April 2014 tentang Penetapan
Pengoperasian Jalan Tol Semarang – Solo Segmen Semarang – Bawen.
TMJ beralamat di: PT Trans Marga Jateng
Jln. Murbei No. 1 Sumur Boto Banyumanik
Semarang Jawa Tengah
Tel.: 62 24 747 5735
Fax.: 62 24 747 5735
141
Komisaris Utama : Irawan Santoso
Komisaris : Reynaldi Herman
Komisaris : Sunaryo
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 01 tanggal 1 Juli 2016 yang dibuat
dihadapan Endang Sri Handayani Soekarno, S.H., Sp.N., Notaris di Semarang, yang telah memperoleh
surat penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan dari Menkumham berdasarkan surat
Menkumham No. AHU-AH.01.03-0063970 tanggal 12 Juli 2016 dan dicatatkan pada Daftar Perseroan
No. AHU-0082960.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 12 Juli 2016, susunan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi TMJ adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
sjah
Direksi
Direktur Utama : Djadjat Sudradjat
Direktur Administrasi & Keuangan : Halim Wahjana
Direktur Teknik & Operasi : Ali Zainal Abidin
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta TMJ No. 1/2015 tersebut, struktur permodalan TMJ adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp10.000 per saham
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar) Jumlah Nilai Nominal
(Rp) %
A. Modal Dasar 239.135.000 2.391.350.000.000 B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan
175.449.260
1.754.492.600.000
73,91
PT Astratel Nusantara 59.345.030 593.450.300.000 25
PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah 2.585.830 25.858.300.000 1,09
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 237.380.120 2.373.801.200.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 1.754.880 17.548.800.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting TMJ pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014*
Aset Lancar 114.320.829.602 70.287.540.212 118.066.642.988
Aset Tidak Lancar 4.325.213.868.765 3.968.206.126.359 3.611.193.194.851
Jumlah Aset 4.439.534.698.367 4.038.493.666.571 3.279.259.837.839
Liabilitas Jangka Pendek 532.626.652.679 402.954.881.970 246.850.511.026
Liabilitas Jangka Panjang 2.246.161.909.865 1.981.767.790.169 2.190.371.680.216
Jumlah Liabilitas 2.778.788.562.544 2.384.722.672.139 2.437.222.191.242
Jumlah Ekuitas 1.660.746.135.823 1.653.770.994.432 1.292.037.646.597
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 4.439.534.698.367 4.038.493.666.571 3.729.259.837.839
*)disajikan kembali
142
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar meningkat sebesar Rp 44.033.289.390 atau sebesar 62,65% dari sebesar Rp70.287.540.212
pada 31 Desember 2015 menjadi Rp 114.320.829.602 pada 30 Juni 2016 terutama disebabkan
meningkatnya piutang lain-lain akibat munculnya piutang dana talangan tanah kepada Pemerintah.
Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar Rp129.671.770.709 atau sebesar 32,18% dari
Rp402.954.881.970 menjadi sebesar Rp532.626.652.679 disebabkan karena meningkatnya aktivitas
konstruksi untuk pembagunan ruas tol Bawen-Salatiga.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset lancar menurun sebesar Rp47.904.680.776 atau 40,47% dari sebesar Rp 118.066.642.988 pada
tahun 2014 menjadi Rp 70.287.540.212 pada tahun 205. Penurunan ini disebabkan karena telah
dilunasinya sebagian pinjaman perbankan.
Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar Rp113.762.947.291 atau 39,34% dari sebesar
Rp 246.850.511.026 pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 402.954.881.970 pada tahun 2015.
Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya utang kepada kontraktor, konsultan
pembangun jalan, pengadaan fasilitas tol dan bangunan lain terutama dari PT Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero) seiring dengan
pembangunan ruas tol Bawen-Salatiga.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Pendapatan 502.955.387.941 91.293.284.431 431.789.807.255 228.253.078.155
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (58.284.290.205) 75.155.249.233 (146.280.083.579) (212.237.880.847)
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan 6.975.141.391 91.449.325.521 (180.152.381.868) (226.221.504.012)
*)disajikan kembali
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan meningkat sebesar Rp411.662.103 atau sebesar 450,92% dari sebesar Rp 91.293.284.431
menjadi sebesar Rp 502.955.387.941 terutama disebabkan karena meningkatnya pendapatan
konstruksi akibat meningkatnya aktivitas konstruksi untuk pembagunan ruas tol Bawen-Salatiga.
TMJ mencatatkan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 6.975.141.391 yang meningkat sebesar
Rp98.424.466.912 setara 107,63% dari sebelumnya mencatatkan rugi komprehensif tahun berjalan
sebesar Rp91.449.325.521. Hal ini terutama disebabkan akibat adanya manfaat pajak tangguhan
sebesar Rp65.309.693.638 sesuai dengan perhitungan pajak tangguhan TMJ.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan meningkat sebesar Rp203.536.729.100 atau 89,17% dari Rp 228.253.078.155 pada tahun
2014 menjadi sebesar Rp 431.789.807.255 pada tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan
karena meningkatnya pendapatan konstruksi seiring dengan pembangunan ruas tol Bawen-Salatiga.
Rugi sebelum pajak menurun sebesar Rp 65.957.797.268 atau sebesar 31,08% dari sebesar Rp
212.237.880.847 pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp146.280.083.579 pada tahun 2015 terutama
disebabkan karena penerapan metode amortisasi unit of usage berdasarkan volume lalu lintas.
143
c. PT Marga Kunciran Cengkareng (MKC)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan MKC, berkedudukan di Jakarta Selatan, berdasarkan Akta Perubahan Anggaran
Dasar PT Marga Kunciran Cengkareng No. 07 tanggal 14 Mei 2008 bertalian dengan Akta No. 06
tanggal 23 Desember 2008, kedua akta tersebut dibuat dihadapan Suzy Anggraini Muharam S.H.,
Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia dengan keputusannya No. AHU-04634.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 12 Pebruari 2009,
telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-04634.AH.01.01 Tahun 2009, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 1 Mei 2009 No. 35, Tambahan No. 11805/2009 (untuk
selanjutnya disebut “Akta Pendirian MKC”).
Anggaran Dasar MKC telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham PT Marga
Kunciran Cengkareng No. 01 tanggal 18 Juli 2016 yang dibuat dihadapan Efemia Surjawati Salim,
SH, M.Hum Notaris di Kota Tangerang, telah menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor
MKC sebesar Rp 25.480.000.000 (dua puluh lima miliar empat ratus delapan puluh juta Rupiah) dan
perubahan pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar. Akta perubahan anggaran dasar tersebut pemberitahuannya
telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia sesuai dengan surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahaan Anggaran Dasar No.
AHU.AH.01.03-0070050 tanggal 9 Agustus 2016, serta dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-
0092187.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 9 Agustus 2016.
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, MKC berusaha dalam bidang Pengusahaan Jalan Tol Kunciran-
Cengkareng.
MKC memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol Ruas Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran dengan masa
konsesi 35 tahun terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh BPJT berdasarkan
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol JORR II Ruas Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran No. 01 tanggal
2 Maret 2009, yang diubah seluruhnya dan dinyatakan kembali dalam Akta Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Ruas Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran No. 6 tanggal 7 Juli 2011, yang keduanya dibuat
dihadapan Rina Utami Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta antara MKC dengan Pemerintah RI.
MKC memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : JLJ 01.03-Mn/561 tanggal 11 Oktober
2007 Perihal : Penetapan Konsorsium Cahaya Mata Sarawak – Jasa Marga- Wijaya Karya –
Nindya Karya - Istaka Karya sebagai Pemenang Lelang Pengusahaan Jalan Tol Batch II, Jalan Tol
Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran.
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: JL.01.03-Mn/271 tanggal 6 Juni 2011
perihal Penerusan Pengusahaan Jalan Tol Ruas Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran.
- Surat Persetujuan Penanaman Modal No. 1307/I/PMA/2008 tanggal 11 Agustus 2008 dikeluarkan
oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) perihal pemberian izin untuk memulai
usaha MKC dengan rencana waktu penyelesain proyek 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal
dikeluarkan dan rencana seluas 151.800 M2.
- Surat Kepala BKPM No. 2228/A.8/2011 tanggal 11 Oktober 2011 perihal Perubahan Rencana
Proyek.
- Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal Asing Nomor 419/1/IP-PB/PMA/2014 tanggal 24 April
2014, yang dikelaurkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal perihal perubahan komposisi
pemegang saham MKC.
- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 655 Tahun 2008 tanggal 9 September 2008 perihal
Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Tol.
144
MKC Beralamat di: PT Marga Kunciran Cengkareng
Ruko Business Park Tangerang City No. A 19
Jln. Jend. Sudirman No. 1 Cikokol
Tangerang 15117
Tel.: 62 21 5578 2453
Fax.: 62 21 5578 2456
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham No. 05 tanggal 17 Juni 2016, yang dibuat dihadapan Efemia Surjawati Salim, SH, MHum,
Notaris di Kota Tangerang,yang telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahaan Anggaran Dasar No. AHU.AH.01.03-0060906 tanggal 25 Juni 2016, serta didaftarkan
dalam Daftar Perseroan No. AHU-0078699.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 25 Juni 2016 (“Akta MKC
No. 5/2016”), susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi MKC adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dedi Krisnariawan Sunoto
Komisaris : Mohamad bin Husin
Direksi
Direktur Utama : Albert Mangiring Parluhut Silaen
Direktur Keuangan : Zaidi bin Ibrahim
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Para Pemegang Saham PT Marga Kunciran
Cengkareng No. 01 tanggal 18 Juli 2016, yang dibuat dihadapan Efemia Surjawati Salim, SH, MHum,
Notaris di Kabupaten Tangerang, yang telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi
Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, struktur permodalan
MKC adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp9.100 (USD 1) per saham
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar)
Jumlah Nilai Nominal %
(Rp)
A. Modal Dasar 44.500.000 404.950.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 22.476.977 204.540.490.700 76,20
CMS Works International Limited 6.194.370 56.368.767.000 21,00
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 619.379 5.636.348.900 2,10
PT Nindya Karya (Persero) 83.054 755.791.400 0,28
PT Istaka Karya (Persero) 123.220 1.121.302.000 0,42
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 29.497.000 268.422.700.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 15.003.000 136.527.300.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting MKC pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
145
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 114.307.350.742 8.786.298.091 32.699.943.416
Aset Tidak Lancar 1.014.483.285.301 979.510.721.444 908.250.766.676
Jumlah Aset 1.128.790.636.043 988.297.019.535 940.950.710.092
Liabilitas Jangka Pendek 106.537.450.212 7.022.340.736 6.853.443.063
Liabilitas Jangka Panjang 765.536.356.329 764.593.304.062 764.848.936.329
Jumlah Liabilitas 872.073.806.541 771.615.644.798 771.702.379.392
Jumlah Ekuitas 256.716.829.502 216.681.374.737 169.248.330.700
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.128.790.636.043 988.297.019.535 940.950.710.092
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar MKC meningkat sebesar Rp105.521.052.651 atau sebesar 1.200,97% dari sebesar Rp
8.786.298.091 menjadi sebesar Rp114.307.350.742 disebabkan karena adanya peningkatan saldo kas
dan setara kas akibat adanya dana talangan tanah dari pemegang saham mayoritas.
Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar Rp99.515.109.476 atau setara 1.417,12% dari sebesar Rp
7.022.340.736 menjadi sebesar Rp 106.537.450.212 terutama disebabkan karena munculnnya utang
dana talangan tanah yang diperoleh dari pemegang saham.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset lancar MKC menurun sebesar Rp23.913.645.325 atau 73,13% dari sebesar Rp32.699.943.416
pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 8.786.298.091 pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan
karena adanya penggunaan kas untuk perolehan tanah pra konstruksi ruas tol Kunciran-Cengkareng.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bula
berakhir pada tanggal 30
n yang Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
Juni 31 Desember
2016 2015
(Tidak Diaudit) 2015 2014
Pendapatan - - - -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (1.401.176.835) (470.863.164) (2.296.283.363) (1.639.393.721)
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan (1.401.176.835) (470.863.164) (2.296.283.363) ( 1.639.393.721)
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Rugi sebelum pajak dan rugi komprehensif tahun berjalan meningkat sebesar Rp930.313.671 atau
setara 197,58% dari sebesar Rp470.863.164 menjadi sebesar Rp1.401.176.835 karena menurunnya
pendapatan keuangan akibat menurunnya suku bunga deposito.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Rugi sebelum pajak dan rugi komprehensif tahun berjalan meningkat sebesar Rp656.889.642 atau
sebesar 40,07% dari sebesar Rp1.639.393.721 pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp2.296.283.363
pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena Entitas Anak belum mencatatkan pendapatan atas usaha
dan menurunnya pendapatan keuangan seiring dengan penurunan saldo akhir kas.
146
d. PT Marga Trans Nusantara (MTN)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Marga Trans Nusantara (MTN), berkedudukan di Tangerang Selatan,
berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Marga Trans Nusantara No. 08 tanggal 14 Mei
2008 yang dibuat dihadapan Suzy Anggraini Muharam, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut
telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan keputusannya No.
AHU-37791.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 2 Juli 2008, telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-
0054638.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juli serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 3 Februari 2009 Nomor: 10 Tambahan Nomor: 3177 (untuk selanjutnya disebut “Akta
Pendirian MTN”).
Anggaran Dasar MTN telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Marga Trans Nusantara No. 09 tanggal 15
Juni 2016 yang dibuat dihadapan Nanny Wiana Setiawan, S.H., Notaris di Jakarta, yang menyetujui
pengeluaran 14.600 (empat belas ribu enam ratus) saham dalam simpanan MTN dengan nilai nominal
Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah) per lembar atau keseluruhannya sebesar Rp. 14.600.000.000,-
(empat belas miliar enam ratus juta Rupiah) dan menyetujui perubahan modal ditempatkan dan disetor
dalam MTN menjadi Rp. 223.400.000.000,- (dua ratus dua puluh tiga miliar empat ratus juta Rupiah)
sehingga dengan dilakukannya penambahan modal ditempatkan dan disetor tersebut mengubah Pasal
4 ayat 2 anggaran dasar MTN. Perubahan anggaran dasar tersebut telahditerima dan dicatat di dalam
database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar MTN No. AHU-
AH.01.03-0057788 tanggal 16 Juni 2016, dan telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0074103.
AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 16 Juni 2016 (“Akta MTN No. 09/2016”).
Sesuai ketentuan Anggaran Dasarnya, MTN berusaha dalam bidang Pengusahaan Jalan Tol Kunciran-
Serpong.
MTN memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kunciran-Serpong dengan masa konsesi 35 tahun
terhitung sejak SPMK berdasarkan Akta Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road
II (JORR II) Ruas Kunciran-Serpong No. 71 tanggal 22 September 2008, yang dibuat dihadapan Mala
Mukti, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, sebagaimana diubah secara keseluruhan dan dinyatakan kembali
dengan Akta Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Kunciran-Serpong No. 07 tanggal 7 Juni 2011, yang
dibuat dihadapan Rina Utami Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta, serta diubah kembali dengan Akta Akta
Amandemen I Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Jalan Tol Kunciran – Serpong No. 27 tanggal
21 April 2016 yang dibuat dihadapan Rina Utami Djauhari, SH., Notaris di Jakarta antara MTN dengan
Pemerintah RI.
MTN memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: JL.01.03-Mn/560 tanggal 11 Oktober
2007 tentang Penetapan konsorsium Astratel-Leighton-Jasa Marga-Transutama sebagai
pemenang lelang Pengusahaan Jalan Tol Batch 2 dalam Tol Kuncirang-Serpong.
- Surat Izin Tempat Usaha No. 503.3/219-SRP/2009 tanggal 23 Desember 2009 yang dikeluarkan
oleh Walikota Tangerang Selatan.
- Izin Usaha Perdagangan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Tangerang Selatan No. 503/000059-BP2T/30-08/PB/X/2013 yang diterbitkan tanggal 11 Oktober
2013..
- Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 655 Tahun 2008 tanggal 9 September 2008
Tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Tol.
- Surat Keterangan Domisili Usaha No.503/460-Kel.Lkg/2015 tanggal 30 September 2015 yang
dikeluarkan oleh Lurah Lengkong Gudang, dan dinyatakan diketahui oleh Camat Serpong tanggal
30 September 2015 No.503/1180-Kec.Srp/2015 Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.
147
Presiden Komisaris : Irawan Santoso
Wakil Presiden Komisaris : Subagyo
Komisaris : Wiwiek Dianawati
Presiden Direktur : Agus Achmadi
Direktur : Rachmat Soulis
MTN beralamat di: PT Marga Trans Nusantara
Ruko Bidex Blok H. No. 7
Jln. Pahlawan Seribu, BSD City
Tangerang
Tel.: 62 21 5315 4680
Fax.: 62 21 5315 4681
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Marga Trans Nusantara No.
42 tanggal 27 Mei 2016 yang dibuat dihadapan Nanny Wiana Setiawan, S.H., Notaris di Jakarta,
yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-00544577 tanggal 6 Juni 2016, dan
telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0068910.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 6 Juni 2016,
susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi MTN adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Santoso
Direksi
a
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Marga Trans Nusantara No.
25 tanggal 19 Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Kumala Tjahyani Widodo, S.H., M.H., M.Kn.,
Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham dengan Surat Keputusan
No. AHU-06988.40.20.2014 tanggal 26 Agustus 2014 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan
No.AHU-0083628.40.80.2014 Tanggal 26 Agustus 2014 (“Akta MTN No. 25/2014 juncto Akta MTN No.
09/2016 tersebut, struktur permodalan MTN adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar)
Jumlah Nilai Nominal %
(Rp)
A. Modal Dasar 480.000 480.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 134.040 134.040.000.000 60,00
PT Astratel Nusantara 67.020 67.020.000.000 30,00
PT Transutama Arya Sejahtera 22.340 22.340.000.000 10,00
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 223.400 223.400.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 256.600 256.600.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting MTN pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
148
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember 2016 2015 2014
Aset Lancar 106.807.803.258 8.419.531.223 7.502.011.944
Aset Tidak Lancar 870.454.908.150 840.909.094.825 780.849.059.850
Jumlah Aset 977.262.711.408 849.328.626.048 788.351.071.794
Liabilitas Jangka Pendek 751.817.672.449 651.466.171.612 650.814.630.217
Liabilitas Jangka Panjang - - -
Jumlah Liabilitas 751.817.672.449 651.466.171.612 650.814.630.217
Jumlah Ekuitas 225.445.038.959 197.862.454.436 137.536.441.577
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 977.262.711.408 849.328.626.048 788.351.071.794
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar meningkat sebesar Rp98.388.272.035 atau setara 1.168,57% dari sebesar Rp 8.419.531.223 menjadi sebesar Rp106.807.803.258 disebabkan karena meningkatnya piutang lain-lain akibat munculnnya piutang dana talangan tanah kepada Pemerintah.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014 Ekuitas MTN meningkat sebesar Rp 60.326.012.859 atau 43,86% dari sebesar Rp137.536.441.577 pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp197.862.454.436 pada tahun 2015. Peningkatan ekuitas ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan modal berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham di mana Pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp61.400.000.000 sehingga totalnya menjadi Rp195.200.000.000.
Laporan Laba Rugi
Keterangan Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2016 2015 2014
Pendapatan - - - -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (617.415.477) (10.503.176) (1.073.987.141) (507.358.609)
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan (617.415.477) (10.503.176) (1.073.987.141) (507.358.609)
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Rugi sebelum pajak dan rugi komprehensif tahun berjalan meningkat sebesar Rp606.912.301 atau sebesar 5.778,37% dari sebesar Rp10.503.176 menjadi sebesar Rp617.415.477. Hal ini disebabkan karena Perseroan belum mencatatkan pendapatan atas usaha, meningkatnya beban usaha serta menurunnya pendapatan lain-lain MTN.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Rugi sebelum pajak dan rugi komprehensif tahun berjalan meningkat sebesar Rp566.628.532 atau sebesar 111,68% dari sebesar Rp507.358.609 pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp1.073.987.141 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena Perseroan belum mencatatkan pendapatan atas usaha, meningkatnya beban usaha serta menurunnya pendapatan lain-lain MTN.
e. PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan MLJ, berkedudukan di Jakarta Selatan, berdasarkan Akta No. 26 tanggal 24 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Edi Priyono, S.H., Notaris di Jakarta, dimana akta pendirian
tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan keputusannya No. AHU-45700. AH.01.01Tahun 2009 tanggal 15 September 2009, telah dicatat dalam Daftar Perseroan No.AHU-0061511.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 15 September 2009 serta diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 24 Agustus 2010 No. 66, Tambahan No. 14210/2010 (untuk selanjutnya disebut “Akta Pendirian”).
149
Komisaris Utama : Abdul Hadi Hs.
Komisaris : Frans Satyaki Su
Komisaris : Taruli M. Hutape
Direktur Utama : Subakti Syukur*
Direktur Keuangan dan Umum : Sonhadji Surahm
Anggaran Dasar MLJ telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana terakhir diubah berdasarkan
Akta No. 07 tanggal 23 Februari 2016 yang dibuat di hadapan Tatyana Indrati Hasjim, S.H., Notaris
di Jakarta , sehubungan dengan perubahan kedudukan MLJ . Perubahan anggaran dasar tersebut
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai
dengan Surat Keputusan No. AHU-0003772.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 25 Februari 2016 dan
Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0026420 tanggal 25
Februari 2016.
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, MLJ berusaha dalam bidang Pengusahaan Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta Seksi W2 Utara.
MLJ memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta Seksi W2 Utara dengan masa
konsesi 40 tahun terhitung sejak 1 Januari 2005 berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas
Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara No. 07 tanggal 6 Mei 2010, yang dibuat dihadapan Rina
Utami Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta, antara MKC dengan Pemerintah RI.
MLJ memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: JL.01.03-Mn/650 tanggal 30 November
2009 perihal Pemisahan (Spin Off) Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Ruas Jalan Tol
Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara (Ulujami-Kebon Jeruk) dari JORR.
MLJ beralamat di: PT Marga Lingkar Jakarta
Plaza Pondok Indah 3 Blok B No. 7
Jln. T. B. Simatupang
Jakarta Selatan
Tel.: 62 21 75900256/75900257
Fax.: 62 21 7660547
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Luar Biasa Para Pemegang Saham MLJ No. 03 tanggal 4 Mei
2016 dibuat di hadapan Tatyana Indrati Hasjim, S.H., Notaris di Jakarta sebagaimana telah memperoleh
surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perusahaan No. AHU-AH.01.03-0049066 tanggal
17 Mei 2016 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum atas nama Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia jo. Akta Berita Acara Rapat Tahunan Para
pemegang Saham MLJ No. 02 tanggal 4 Mei 2016 dibuat di hadapan Tatyana Indrati Hasjim, S.H.,
Notaris di Jakarta jo. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham MLJ No. 07 tanggal 23 Februari 2016 dibuat di hadapan Tatyana Indrati Hasjim, S.H., Notaris
di Jakarta yang telah memperoleh surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No.
AHU-AH.01.03-0026420 tanggal 25 Februari 2016, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
MLJ adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
nito
a
Direksi
an
*Berdasarkan RUPSLB Perseroan tanggal 29 Agustus 2016, yang bersangkutan telah ditunjuk menjadi Direktur Operasi II
Perseroan
150
2016 2015
(Tidak Diaudit)
2015
2014
90.672.815.874 100.418.056.038 189.554.103.643 375.544.564.233
(44.406.210.649) (36.473.215.012) (79.602.563.130) (111.716.086.890)
(40.159.453.207) (25.592.291.368) (61.520.418.640) (120.317.675.585)
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat Umum Pemegang Saham
PT Marga Lingkar Jakarta No. 3 tanggal 7 Agustus 2014, yang dibuat dihadapan Tatyana Indrati Hasjim,
SH, Notaris di Jakarta Pusat, yang mana telah diberitahukan kepada Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi
Badan Hukum sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-
05025.40.21.2014 tanggal 12 Agustus 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.
AHU-0080584.40.80.2014 tanggal 12 Agustus 2014, struktur permodalan MLJ adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000 per saham
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar)
Jumlah Nilai Nominal %
(Rp)
A. Modal Dasar 644.700.000 644.700.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 372.922.550 372.922.550.000 65,00
PT Jakarta Marga Jaya 200.804.450 200.804.450.000 35,00
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 573.727.000 573.727.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 70.973.000 70.973.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting MLJ pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 24.476.359.603 83.101.803.382 90.665.492.307
Aset Tidak Lancar 1.914.003.115.632 1.919.370.645.880 1.936.056.612.669
Jumlah Aset 1.938.479.475.235 2.002.472.449.262 2.026.722.104.976
Liabilitas Jangka Pendek 392.752.886.994 395.107.684.092 519.000.726.721
Liabilitas Jangka Panjang 1.174.250.973.754 1.195.729.697.476 1.034.565.891.921
Jumlah Liabilitas 1.567.003.860.748 1.590.837.381.568 1.553.566.618.642
Jumlah Ekuitas 371.475.614.487 411.635.067.694 473.155.486.334
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.938.479.475.235 2.002.472.449.262 2.026.722.104.976
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar MLJ menurun sebesar Rp58.625.443.779 atau setara 70,55% dari sebesar
Rp83.101.803.382 menjadi sebesar Rp24.476.359.603. Penurunan ini terutama disebabkan karena
MLJ melunasi sebagian besar utang retensi serta mulai melakukan pelunasan utang bank secara
bertahap.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
Pendapatan
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan
151
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Rugi komprehensif tahun berjalan meningkat sebesar Rp14.567.161.839 atau setara 56,92% dari
sebesar Rp25.592.291.368 menjadi sebesar Rp40.159.453.207. Peningkatan kerugian ini terutama
disebabkan karena menurunnya pendapatan tol akibat penyesuaian profit sharing serta menurunnya
penghasilan keuangan dan manfaat pajak penghasilan tangguhan.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan MLJ menurun sebesar Rp185.990.460.590 atau 49,53% dari sebesar Rp 375.544.564.233
pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 189.554.103.643 pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan
karena kegiatan konstruksi yang telah selesai pada tahun 2014 dan telah beroperasinya ruas tol JORR
W2 Utara secara penuh pada tahun 2015.
f. PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (“JSM”)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
JSM, didirikan dengan nama PT Marga Nujyasumo Agung, berkedudukan di Jakarta Selatan, didirikan
berdasarkan Akta No.121 tanggal 19 Agustus 1994 dibuat dihadapan Achmad Abid, S.H., pengganti
dari Notaris Sutjipto, S.H., di Jakarta juncto Akta No.143 tanggal 24 Pebruari 1995 dibuat dihadapan
Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-3473.HT.01.01-Th.95 tanggal 16 Maret 1995 dan telah
didaftarkan dalam register di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berturut-turut dibawah
No. 430/A PT/HKM/1995/PN.JAK.SEL dan No. 605/A Not/HKM/1995/PN.JAK.SEL tanggal 22 Maret
1995 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 32 tanggal 21 April 1995,
Tambahan 3477/1995.
JSM telah menyesuaikan anggaran dasar sesuai dengan UUPT sebagaimana termaktub dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas No. 478 tanggal 16 Agustus 2008 yang dibuat
dihadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.J., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh
persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No.AHU-63977.AH.01.02.Tahun 2008
tanggal 16 September 2008, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0086597.AH.01.09.
Tahun 2008 tanggal 16 September 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 30 Desember 2008 No. 105, Tambahan No. 29827/2008.
JSM yang semula bernama PT Marga Nuyasumo Agung berubah nama menjadi PT Jasamarga
Surabaya Mojokerto berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 69
tangal 31 Mei 2016, yang dibuat dihadapan Hajjah Eva Fitri Sagitarina, S.H., Notaris di Surabaya, yang
telah memperoleh persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-0011880.
AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 23 Juni 2016 dan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan No. AHU-AH.01.03-0060073 tanggal 23 Juni 2016, dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0077497.AH.01.11.Tahun 2016 tertanggal 23 Juni 2016.
Anggaran Dasar JSM telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 15 tangal 23 Juli 2016, yang
dibuat dihadapan Rina Utami Djauhari SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan Pasal 4
Anggaran Dasar JSM. Pemberitahuan atas Pengubahan Anggaran Dasar JSM tersebut telah diterima
dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan
Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-AH.01.03-0067745 tanggal
29 Juli 2016 dan didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0088577.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 29
juli 2016.
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, JSM berusaha dalam bidang Pengusahaan Jalan Tol Surabaya-
Mojokerto.
152
JSM memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol Ruas Surabaya-Mojokerto dengan masa konsesi 42
tahun terhitung sejak penerbitan SPMK Tahun 2007 berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
Ruas Surabaya-Mojokerto No. 131/PPJT/IV/Mn/2006 tanggal 6 April 2006, serta diubah dengan: (i)
Amandemen I No. 764A/KU.68.10-SJ/2006 tanggal 10 Nopember 2006 yang dibuat dibawah tangan,
(ii) Akta Amandemen II No. 13 tanggal 22 April 2009, (iii) Akta Amandemen III No. 10 tanggal 6 Mei
2010, keduanya dibuat dihadapan Rina Utamai Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta, antara JSM dengan
Pemerintah RI.
JSM memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: 103/KPTS/1995 tanggal 31 Maret
1995 tentang Pemberian Izin Kerjasama Penyelenggaraan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto kepada
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga dalam bentuk usaha patungan JSM.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: 247/KPTS/2011 tanggal 26
Agustus 2011 tentang Penetapan Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor dan Tarif
Tol Pada Gerbang Tol Waru Dari Arah Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Seksi 1 A (Waru-Sepanjang)
menuju Sidoarjo/Porong Dan Dupa Pada Jalan Tol Surabaya-Gempol.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: 248/KPTS/2011 tanggal 26
Agustus 2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor
dan Tarif Tol Pada Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Seksi 1 A (Waru-Sepanjang).
- Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri No. 633/I/PMDN/1994 tanggal 3 Oktober 1994
yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM.
- Surat Persetujuan No. 110/III/PMDN/2006 tanggal 20 September 2006 tentang Persetujuan
Perpanjangan Waktu Penyelesaian Proyek, yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM.
- Surat Gubernur Jawa Timur No. 560/9324/031/2006 tanggal 31 Juli 2006 perihal Persetujuan
Review Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pembangunan Jalan Tol Surabaya-
Mojokerto.
JSM beralamat di: PT Jasamarga Surabaya Mojokerto
Jln. Pagesangan Baru No. 9
Surabaya
Tel.: 62 31 829 7696/32
Fax.: 62 31 827 5419
Kantor Jakarta
Tel.: 62 21 798 0394/7640
Fax.: 62 21 799 4694, 798 0464
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 3 tanggal 6 Desember
2011 juncto AktaPernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No. 13 tanggal 11 Pebruari 2013, keduanya dibuat dihadapan Rina Utami Djauhari
SH, Notaris di Jakarta junctoAkta Pernyataan Keputusan Rapat No. 35 tanggal 28 Juni 2013 yang
dibuat Hj. Eva Fitri Sagitarina, SH, Notaris di Surabaya, junctoAkta Pernyataan Keputusan Para
Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas No 11 tanggal 14
Juli 2014 yang dibuat dihadapan Rina Utami Djauhari, SH Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan
kepada Kementerian Hukum dan Ham dengan No. AHU-18895.40.22.2014, tanggal 10 Juli 2014 serta
telah didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0070628.40.80.2014, Tanggal 10 Juli 2014 juncto Akta
Pernyataan Keputusan Rapat JSM No. 23 tanggal 18 Mei 2016 yang dibuat di hadapan Hj. Eva Fitri
Sagitarina, S.H., Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada Kementerian Hukum dan HAM
dengan No. AHU-AH.01.03-0049876 tanggal 19 Mei 2016 serta telah didaftar dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0061783.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 19 Mei 2016, susunan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi JSM adalah sebagai berikut:
153
Komisaris Utama : Agung Yunanto
Komisaris : Amien Moeladi
Komisaris : Muh Najib Fauza
Direktur Utama : Budi Pramono
Direktur Keuangan : Syafaruddin A.R
Direktur Teknik dan Operasional : Ari Wibowo
Direktur Administrasi & Umum : Kamil Rusnanda
Dewan Komisaris
n
Direksi
.
r
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 15 tangal 23
Juli 2016, yang dibuat dihadapan Rina Utami Djauhari SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan
perubahan Pasal 4 Anggaran DasarJSM. Pemberitahuan atas Pengubahan Anggaran Dasar JSM
tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum dan Hak Asasi
Manusia sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-
AH.01.03-0067745 tanggal 29 Juli 2016 dan didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0088577.
AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 29 Juli 2016, struktur permodalan JSM adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000 per saham
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar)
Jumlah Nilai Nominal %
(Rp)
A. Modal Dasar 1.256.937.000 1.256.937.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 665.500.000 665.500.000.000 55,18
PT Moeladi 298.500.000 298.500.000.000 24,75
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 242.000.000 242.000.000.000 20,07
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.206.000.000 1.206.000.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 50.937.000 50.937.000.000
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JSM pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014*
Aset Lancar 201.662.094.844 143.670.762.208 100.746.278.681
Aset Tidak Lancar 3.075.813.418.244 2.854.093.752.155 2.187.127.352.090
Jumlah Aset 3.277.475.513.088 2.997.764.514.363 2.287.873.630.771
Liabilitas Jangka Pendek 261.205.294.777 80.149.099.265 116.465.049.930
Liabilitas Jangka Panjang 2.113.522.000.621 1.997.782.448.651 1.350.141.183.691
Jumlah Liabilitas 2.374.727.295.398 2.077.931.547.916 1.466.606.233.621
Jumlah Ekuitas 902.748.217.690 919.832.966.447 821.267.397.150
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 3.277.475.513.088 2.997.764.514.363 2.287.873.630.771
*) disajikan kembali
154
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar JSM mengalami peningkatan sebesar Rp57.991.332.636 atau setara 40,36% dari sebesar
Rp 143.670.762.208 menjadi sebesar Rp201.662.094.844. Peningkatan ini disebabkan karena
meningkatnya uang muka yang dibayarkan kepada kontraktor pihak berelasi meningkat dari sebesar
Rp25.164.595.489 menjadi sebesar Rp90.044.257.083 seiring dengan meningkatnya pembagunan
ruas tol Surabaya-Mojokerto.
Liabilitas jangka pendek JSM juga meningkat sebesar Rp181.056.195.512 atau setara 225,90% dari
sebesar Rp 80.149.099.265 menjadi sebesar Rp261.205.294.777. Peningkatan liabilitas jangka pendek
ini disebabkan karena adanya liabilitas pembebasan tanah yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
senilai Rp94.608.390.000.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Seiring dengan meningkatnya hak pengusahaan jalan tol yang diperoleh JSM terkait penyelesaian
konstruksi, aset tidak lancar JSM meningkat sebesar Rp 716.902.922.700 atau setara 33,54% dari
Rp2.187.127.352.090 menjadi Rp2.854.093.752.155. Hal ini menyebabkan saldo total aset JSM
meningkat sebesar Rp709.890.883.592 setara 31,03% dari sebesar Rp 2.287.873.630.771 menjadi
sebesar Rp2.997.764.514.363.
Liabilitas jangka pendek JSM mengalami penurunan sebesar Rp38.514.633.311 atau setara 32,46%
dari sebesar Rp116.465.049.930 menjadi sebesar Rp 80.149.099.265 yang disebabkan karena JSM
telah melunasi liabilitas pembebasan tanah yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Liabilitas jangka
panjang JSM meningkat sebesar Rp649.839.947.606 setara 48,21% dari sebesar Rp 1.350.141.183.691
menjadi sebesar Rp1.997.782.448.651. Meningkatnya liabilitas jangka panjang ini terutama disebabkan
karena JSM memperoleh tambahan utang bank seiring dengan meningkatnya hak pengusahaan
jalan tol yang diperoleh JSM. Dengan meningkatnya liabilitas jangka panjang ini, maka total liabilitas
JSM turut mengalami peningkatan dari sebesar Rp611.325.314.295 atau setara 41,68% dari sebesar
Rp1.466.606.233.621 menjadi sebesar Rp 2.077.931.547.916.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bula
berakhir pada tanggal 30
n yang Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
Juni 31 Desember
2016 2015
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Pendapatan 210.237.423.233 249.886.502.539 738.916.190.743 520.334.870.174
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (37.430.579.729) (22.360.877.883) (36.999.982.245) (42.553.361.579)
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan (43.084.748.757) (24.662.733.438) (41.434.430.703) (46.740.408.486)
*)disajikan kembali
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Rugi sebelum pajak JSM meningkat sebesar Rp15.069.701.847 atau setara 67,39% dari sebesar Rp
22.360.877.883 menjadi sebesar Rp37.430.579.729. Peningkatan ini terutama disebabkan karena
meningkatnya beban keuangan atas utang bank sebagai pendanaan aktivitas pembangunan ruas tol
Surabaya-Mojokerto.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan usaha JSM juga meningkat hingga Rp 218.581.320.569 setara 42,01% dari sebesar Rp
520.334.870.174 menjadi sebesar Rp 738.916.190.743 yang disebabkan karena meningkatnya
pendapatan konstruksi akibat meningaktnya aktivitas konstruksi pada ruas tol Surabaya-Mojokerto.
155
g. PT Transmarga Jatim Pasuruan (TJP)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Transmarga Jatim Pasuruan (TJP), berkedudukan di Kabupaten Pasuruan-
Propinsi Jawa Timur, didirikan berdasarkan Akta No. 57 tanggal 28 Juni 2010 yang dibuat dihadapan
Retno Suharti, S.H., Notaris di Kraton-Pasuruan. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dengan Keputusannya No. AHU-35558.AH.01.01.Tahun
2010 tanggal 15 Juli 2010 dan telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0053478.AH.01.09 Tahun
2010 tanggal 15 Juli 2010, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63
tanggal 9 Agustus 2011, Tambahan No. 23344/2011.
Anggaran Dasar TJP telah beberapa kali mengalami perubahan, dimana terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 2 tanggal 15 Juni 2016,
yang dibuat dihadapan Dra.EC. Inggriati Djojoseputro SH, Notaris di Kota Surabaya, sehubungan
dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Akta perubahan anggaran dasar tersebut telah
memperoleh penerimaan pemberitahuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-
AH.01.03-0058039Tahun 2016 tanggal 16 Juni 2016, dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan No.
AHU-0074451.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 16 Juni 2016 (untuk selanjutnya disebut “Akta TJP No.
2/2016”).
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, TJP berusaha dalam bidang Pengusahaan Jalan Tol Gempol-
Pasuruan.
TJP memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol-Pasuruan dengan masa konsesi 45
tahun terhitung sejak 14 Maret 2013 berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol-
Pasuruan No. 195/PPJT/V/Mn/2006 tanggal 29 Mei 2006, yang telah diubah dengan Akta Amandemen
I No. 16 tanggal 25 Agustus 2010, yang kemudian dialihkan kepada TJP berdasarkan Akta Perjanjian
Pengalihan Pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol-Pasuruan sebagaimana tertuang dalam Akta No.
14 tanggal 25 Agustus 2010, yang kemudian diubah seluruhnya dan dinyatakan kembali dalam Akta
Perjanjian Pengusahaan Jalan TolGempol-Pasuruan No. 5 tanggal 7 Juni 2011, serta diubah berturut-
turut dengan: (i) Akta Amandemen I No. 2 tanggal 8 Maret 2012, (ii) Akta Amandemen II No. 18 tanggal
20 April 2016, dan (iii) Akta Amandemen III No. 5 tanggal 9 Agustus 2016, yang seluruhnya dibuat
dihadapan Rina Utami Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta, antara TJP dengan Pemerintah RI.
TJP memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaan Umum No. JL.01.03-Mn/498 tanggal 24 September 2010 tentang
Persetujuan Pengalihan Pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol – Pasuruan.
- Surat Menteri Pekerjaan Umum No. JL.01.03-Mn/268 tanggal 6 Juni 2011 tentang Penerusan
Pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol – Pasuruan.
- Surat Gubernur Jawa Timur No. 5601051031/2007 tanggal 11 Januari 2007 perihal Persetujuan
AMDAL, RKL dan RPL untuk Pembangunan Jalan Tol Ruas Gempol-Pasuruan.
TJP beralamat di: PT Transmarga Jatim Pasuruan Plaza
Tol Pandaan Lantai 3, Pandaan
Pasuruan
Jawa Timur
Tel.: 031 8955707
Fax.: 031 8955707
156
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham No. 6 tanggal 15 September 2015, yang dibuat dihadapan Dra. EC. Inggriati Djojoseputro,
S.H., Notaris di Surabaya, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-AH.01.03-0967427 tanggal
25 September 2015 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU-3558548.AH.01.11.
TAHUN 2015 tanggal 25 September 2015, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi TJP adalah
sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Christantio Prihambodo
Komisaris : M. Noor Marzuki
Komisaris : Imron
Direksi
Direktur Utama : Agus Purnomo
Direktur Keuangan : Syachriani Atim
Direktur Teknik : Rahardjo
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta TJP No. 2/2016, struktur permodalan TJP adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp10.000 per saham
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar)
Jumlah Nilai Nominal %
(Rp)
A. Modal Dasar 83.040.000 830.400.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 52.326.732 Rp 523.267.320.000 98,59
PT Jatim Marga Utama 750.000 7.500.000.000 1,41
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 53.076.732 530.767.320.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 29.963.268 299.632.680.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting TJP pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 52.933.607.124 41.243.484.064 37.301.881.844
Aset Tidak Lancar 1.275.269.920.334 1.093.324.055.145 895.600.267.771
Jumlah Aset 1.328.203.527.458 1.134.567.539.209 932.902.149.615
Liabilitas Jangka Pendek 332.890.189.535 250.240.649.545 193.667.773.679
Liabilitas Jangka Panjang 460.693.532.045 489.293.945.254 468.960.022.824
Jumlah Liabilitas 793.583.721.580 739.534.594.799 662.627.796.503
Jumlah Ekuitas 534.619.805.878 395.032.944.410 270.274.353.112
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.328.203.527.458 1.134.567.539.209 932.902.149.615
157
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar Rp82.649.539.990 atau setara 33,03% dari sebesar
Rp250.240.649.545 menjadi sebesar Rp332.890.189.535. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
pinjaman kepada pihak berelasi yang akan digunakan sebagai dana talangan tanah yang diperoleh dari
pemegang saham. Selain itu, terdapat peningkatan utang bank yang akan jatuh tempo dalam waktu
kurang dari satu tahun.
Ekuitas meningkat sebesar Rp139.586.861.468 atau setara 35,34% dari sebesar Rp 395.032.944.410
menjadi sebesar Rp 534.619.805.878 dikarenakan adanya peningkatan setoran modal ditempatkan
dan disetor penuh yang dilakukan oleh pemegang saham.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Ekuitas meningkat sebesar Rp 124.758.591.298 atau setara 46,16% dari sebesar Rp 270.274.353.112
menjadi sebesar Rp 395.032.944.410. Peningkatan ini disebabkan karena para pemegang saham TJP
menyetujui peningkatan setoran modal ditempatkan dan disetor TJP sebesar Rp125.000.000.000 atau
setara dengan 12.500.000 lembar saham yang dipenuhi oleh Perseroan.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bula
berakhir pada tanggal 30
n yang Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
Juni 31 Desember
2016 2015
(Tidak Diaudit) 2015 2014
Pendapatan 160.033.178.339 116.504.723.551 198.546.014.067 314.905.483.797
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 1.419.534.970 (506.785.966) (216.489.521) 1.511.119.537
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan 1.419.534.970 (533.033.567) (241.408.702) 1.684.988.521
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan meningkat sebesar Rp43.528.454.788 dari sebesar Rp116.504.723.551 menjadi sebesar
Rp160.033.178.339. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya pendapatan konstruksi
seiring dengan meningkatnya aktivitas konstruksi. Hal ini menyebabkan laba sebelum pajak meningkat
sebesar Rp1.926.320.936 atau setara 380,11% dari rugi sebesar Rp 506.785.966 menjadi laba sebesar
Rp1.419.534.970. Peningkatan ini juga menyebabkan laba komprehensif tahun berjalan meningkat
sebesar Rp1.952.568.537 atau setara 366,31% dari sebesar Rp533.033.567 menjadi sebesar Rp
1.419.534.970
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan TJP turun sebesar Rp116.359.469.730 dari sebesar Rp314.905.483.797 menjadi sebesar
Rp198.546.014.067. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya pendapatan konstruksi sesuai
dengan aktivitas konstruksi TJP.
TJP mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp216.489.521 dari sebelumnya mencatatkan laba
di tahun 2014 sebesar Rp1.511.119.537. Penurunan ini terjadi sebagai akibat dari penurunan marjin
konstruksi akibat aktivitas konstruksi yang menurun.
158
h. PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
JPT, berkedudukan di Pasuruan, didirikan dengan nama PT Margabumi Adhikaraya berdasarkan Akta
Pendirian PT Margabumi Adhikaraya No.142 tanggal 25 September 1996 yang dibuat dihadapan
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Nomor C2-995 HT.01.01.Th.97 tanggal
7 Pebruari 1997, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Pusat tanggal 9 Juni 2004 dibawah Nomor : 1331/09/VI/2004, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27 Agustus 2004 No. 69, Tambahan No. 8361/2004,
(selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian JPT”).
JPT telah menyesuaikan anggaran dasar sesuai dengan UU No. 40/2007 sebagaimana termaktub
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Margabumi Adhikaraya No. 28 tanggal 16 Oktober
2008 dibuat dihadapan Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta, telah disetujui perubahan seluruh
anggaran dasar untuk disesuaikan dengan UU No. 40/2007. Akta perubahan anggaran dasar tersebut
telah memperoleh persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan Nomor: AHU-80954.
AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 3 November 2008 dan telah dicatat dalam Daftar Perseroan Nomor
AHU-0103882.AH.01.09.TAHUN 2008 tanggal 3 November 2008, serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 28 Agustus 2009 No. 69, Tambahan No. 23199 (selanjutnya disebut
dengan “Akta JPT No. 28/2008”).
JPT telah melakukan perubahan nama dari yang semula PT Margabumi Adhikaraya menjadi
PT Jasamarga Pandaan Tol, berkedudukan di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, sebagaimana
termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa JPT No. 04 tanggal
20 Juni 2013, yang dibuat dihadapan Dra. EC. Inggriati Djojoseputro, SH, Notaris di Kota Surabaya.
Pengubahan Anggaran Dasar dimaksud telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar JPT No. AHU-AH.01.10-39474 tanggal
23 September 2013 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. 0088750.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 23 September 2013 (selanjutnya disebut dengan “Akta JPT No. 04/2013”).
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, JPT berusaha dalam bidang Penyelenggaraan Jalan Tol Gempol-
Pandaan.
JPT memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaaan Umum Republik Indonesia No. JL.01.03-Mn/266 tanggal 6 Juni 2011
Perihal : Penerusan Pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol- Pandaan; dan
- Surat Menteri Pekerjaaan Umum Republik Indonesia No. Kl.03.02-Mn/507 tanggal 10 Nopember
1998 Perihal : Penetapan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) beserta RKL dan RPL
Pembangunan Jalan Tol Gempol – Pandaan, Propinsi Jawa Timur.
JPT beralamat di:
PT Jasamarga Pandaan Tol
Plaza Tol Pandaan Jalan Tol
Gempol - Pandaan
Pasuruan, Jawa Timur
Tel.: 0343 5650727-30
Fax.: 0343 5650727
159
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan JPT No. 03 tanggal 13 Mei
2016 yang dibuat dihadapan Dra. EC. Inggriati Djojoseputro, SH, Notaris di Kota Surabaya dan telah
diterima dan dicatat dalam database Sistem Adminsitrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-
AH.01.03-0053024 tanggal 31 Mei 2016 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066633.
AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 31 Mei 2016 (selanjutnya disebut dengan “Akta JPT No. 03/2016”),
susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi JPT adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Muslim
Komisaris : Rudy Hermawan Karsaman
Direksi
Direktur Utama : Setiyono
Direktur Keuangan & SDM : Tri Riyaningsih
Direktur Operasi & Umum : Bahrul Alam
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham JPT No. 02 tanggal 10 September 2015, yang dibuat dihadapan Dra. EC. Inggriati Djojoseputro,
SH, Notaris di Kota Surabaya, yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham dengan Surat
Keputusan No. AHU-0941963-AH.01.02 TAHUN 2015 tanggal 10 September 2015, serta telah
dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-3552140.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 10 September 2015
(selanjutnya disebut dengan “Akta JPT No. 02/2015”) juncto Akta JPT No. 07/2016, struktur permodalan
JPT adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 442.000.000 442.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 402.700.000 402.700.000.000 91,17
PT Jalan Tol Kabupaten Pasuruan 39.000.000 39.000.000.000 8,83
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
441.700.000 441.700.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 300.000 300.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JPT pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
160
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 40.300.152.634 42.412.243.116 33.017.263.820
Aset Tidak Lancar 1.195.507.788.652 1.201.354.567.755 1.120.781.948.079
Jumlah Aset 1.235.807.941.286 1.243.766.810.871 1.153.799.211.899
Liabilitas Jangka Pendek 79.617.173.024 183.547.055.280 181.069.369.754
Liabilitas Jangka Panjang 813.673.679.340 702.127.557.112 624.519.642.077
Jumlah Liabilitas 893.290.852.364 885.674.612.392 805.589.011.831
Jumlah Ekuitas 342.517.088.922 358.092.198.479 348.210.200.068
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.235.807.941.286 1.243.766.810.871 1.153.799.211.899
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Liabilitas jangka pendek menurun sebesar Rp103.929.882.256 dari sebesar Rp183.547.055.280
menjadi sebesar Rp79.617.173.024 disebabkan karena JPT telah melunasi liabilitas pembebasan
tanah dan telah melunasi sebagian utang kepada kontraktor.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2016 2015
(Tidak Diaudit) 2015 2014
Pendapatan 28.836.626.834 71.454.862.767 98.006.549.348 369.037.767.977
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (30.852.634.693) (9.410.252.442) (52.415.904.389) (639.079.275)
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan (37.275.109.557) (10.736.516.733) (60.118.001.589) (482.603.586)
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan JPT menurun sebesar Rp42.618.235.933 atau setara 59,64% dari sebesar
Rp 71.454.862.767 menjadi sebesar Rp 28.836.626.834. Hal ini disebabkan karena menurunnya
pendapatan konstruksi akibat berkuranganya aktivitas konstruksi. Beban keuangan meningkat dari
Rp5.222.235.578 menjadi Rp42.781.673.753 dikarenakan ruas tol Gempol-Pandaan telah beroperasi
secara penuh pada tahun 2016. Dengan adanya peningkatan beban keuangan ini maka rugi sebelum
pajak penghasilan meningkat sebesar Rp21.442.382.251 atau 227,86% dari Rp9.410.252.442 menjadi
sebesar Rp30.852.634.693. Hal ini juga menyebabkan meningkatnya kerugian komprehensif tahun
berjalan.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Pendapatan JPT menurun sebesar Rp271.031.218.629 atau 73,44% dari sebesar Rp369.037.767.977
menjadi sebesar Rp 98.006.549.348. Hal ini disebabkan karena menurunnya pendapatan konstruksi
JPT seiring dengan penyelesaian ruas tol Gempol-Pandaan.
JPT mengalami peningkatan beban keuangan seiring dengan telah mulai beroperasinya ruas tol Gempol-
Pandaan sehingga menyebabkan rugi sebelum pajak JPT meningkat sebesar Rp51.776.825.114
dari sebesar Rp639.079.275 menjadi sebesar Rp 52.415.904.389. Adanya beban keuangan ini juga
menyebabkan JPT mencatatkan rugi komprehensif tahun berjalan sebesar Rp60.118.001.589 atau
menurun sebesar Rp59.635.398.003 atau 12.357,02% dari sebesar Rp482.603.586.
161
i. PT Jasamarga Bali Tol (JBT)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
PT Jasamarga Bali Tol berkedudukan di Denpasar, Bali, didirikan berdasarkan Akta Pendirian
No. 02 tanggal 22 Agustus 2011 yang dibuat dihadapan Paulina Siti Suprimulyanti Endah Putri, S.H.,
Notaris di Depok dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No.AHU-57740.AH.01.01 Tahun 2011 tanggal 25 Nopember 2011 dan telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0095744.AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 25 Nopember
2011. (selanjutnya disebut sebagai “Akta Pendirian JBT”).
Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Jasamarga Bali Tol No. 01 tanggal 11 Desember 2013 dibuat
dihadapan Paulina Siti Suprimulyanti Endah Putri, SH, Notaris di Depok, mengenai perubahan Pasal 4
ayat 2 Anggaran Dasar JBT sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor.
Akta perubahan Anggaran Dasar tersebut pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam
database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar JBT No. AHU-
AH.01.10-54457 tanggal 16 Desember 2013 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah
No. AHU-0120354.AH.01.09.2013 tanggal 16 Desember 2013 (untuk selanjutnya disebut “Akta JBT
No. 1/2013”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan perusahaan adalah berusaha dalam bidang
pengusahaan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa yang meliputi pendanaan, perencanaan teknik,
pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol, serta usaha-usaha lainnya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
JBTmemperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol ruas Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa dengan masa konsesi
45 tahun yang terhitung sejak tanggal 10 September 2012, berdasarkan Akta Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Ruas Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa No. 10 tanggal 16 Desember 2011 dibuat dihadapan Rina
Utami Jauhari, S.H., Notaris di Jakarta, antara JBT dengan Pemerintah RI.
JBT memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 375/KPTS/M/2013 tanggal 18 September 2013
tentang Penetapan Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol Pada Jalan
Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa
- Keputusan Gubernur Bali No. 1545/04-B/HK/2011 tanggal 04 Nopember 2011, tentang Kelayakan
Lingkungan Hidup Rencana Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai – Benoa
- Keputusan Gubernur Bali No. 1245/04-B/HK/2013 tanggal 16 Mei 2013, tentang Izin Lingkungan
Rencana Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai – Benoa. Keputusan sebagaimana
dimaksud menetapkan Izin Lingkungan Rencana Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai
– Benoa.
JBT beralamat di:
PT Jasamarga Bali Tol
Ikat Plaza
Jln. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 505
Pemogan 80221
Denpasar, Bali
Tel.: 0361-725326
Fax.: 0361-725327
162
Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) A. Modal Dasar 745.434 745.434.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan 409.993 409.993.000.000 55,00
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 131.048 131.048.000.000 17,58
PT Angkasa Pura I (Persero) 59.635 59.635.000.000 8
Pemerintah Provinsi Bali 59.707 59.707.000.000 8,01 Pemerintah Kabupaten Badung 59.707 59.707.000.000 8.01
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) 7.454 7.454.000.000 1,00
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 2.982 2.982.000.000 0,40
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 7.454 7.454.000.000 1,00
PT Hutama Karya (Persero) 7.454 7.454.000.000 1,00
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 745.434 745.434.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 0 0 -
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Jasamarga Bali Tol No. 104 tanggal 28 April 2015 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Jasamarga Bali Tol No. 11 tanggal 1 Juni 2016, keduanya
dibuat dihadapan Leolin Jayayanti, S.H., MK.n., Notaris di Jakarta, yang berturut-turut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan (i) Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan JBT No. AHU-AH.01.03-0928711 tanggal 30 April 2015 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-3499587.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 30 April 2015 dan (ii) Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan JBT No. AHU-AH.01.03-0054541 tanggal 6 Juni Desember 2016 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0069027.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 6 Juni 2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi JBT adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Abdul Hadi Hs Komisaris : U Saefudin Noer Komisaris : I Gusti Putu Nuriatha Komisaris : Kompyang R. Swandika Komisaris : Robert Daniel Waloni Komisaris : I Wayan Blayu Suarjaya
Direksi
Direktur Utama : Akhmad Tito Karim Direktur Keuangan : Ronny Haryanto Direktur Teknik & Operasional : Ali Sodikin
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris JBT sebagai pengganti Rapat Dewan Komisaris No. 017/ JBT-DK/2013 tanggal 14 Nopember 2013 juncto Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa JBT No. 10 tanggal 23 Januari 2013 yang dibuat oleh Leolin Jayayanti, SH, Notaris di Jakarta, yang kemudian dinyatakan kembali dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Jasamarga Bali Tol No. 01 tanggal 11 Desember 2013 dibuat dihadapan Paulina Siti Suprimulyanti Endah Putri, SH, Notaris di Depok, yang telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar JBT No. AHU-AH.01.10-54457 tanggal 16 Desember 2013 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0120354.AH.01.09.2013 tanggal 16 Desember 2013 juncto Akta Pernyataan Keputusan Tanpa Rapat No. 33 tanggal 15 Desember 2014, yang dibuat
dihadapan Leolin Jayanti, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data JBT No. AHU-47138.40.22.2014 tanggal 16 Desember 2014 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0131719.40.80.2014 tanggal
16 Desember 2014 struktur permodalan dan susunan pemegang sahamJBT adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000per saham
%
163
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JBT pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 151.986.599.248 175.344.532.636 262.431.590.746
Aset Tidak Lancar 1.803.716.577.461 1.809.483.177.359 1.811.576.801.489
Jumlah Aset 1.955.703.176.709 1.984.827.709.995 2.074.008.392.235
Liabilitas Jangka Pendek 69.715.256.994 73.482.320.712 78.731.655.462
Liabilitas Jangka Panjang 1.269.112.648.409 1.261.585.357.868 1.253.473.829.376
Jumlah Liabilitas 1.338.827.905.403 1.335.067.678.580 1.332.205.484.838
Jumlah Ekuitas 616.875.271.306 649.760.031.415 741.802.907.397
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.955.703.176.709 1.984.827.709.995 2.074.008.392.235
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset lancar JBT menurun sebesar Rp87.087.058.110 atau 33,18% dari sebesar Rp 262.431.590.746
menjadi sebesar Rp175.344.532.636. Penurunan ini disebabkan karena adanya pengeluaran kas
untuk pelunasan sebagian bunga pinjaman dan pembayaran sebagian utang kontraktor.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2016 2015
(Tidak Diaudit) 2015 2014
Pendapatan 67.933.348.317 59.329.931.178 128.693.251.681 123.050.359.085
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (22.895.436.706) (35.118.897.049) (72.204.508.495) (101.037.734.782)
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan (32.884.760.109) (44.214.476.243) (92.042.875.982) (112.589.345.074)
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Rugi sebelum pajak mengalami penurunan sebesar Rp 12.223.460.343 atau setara 34,81% dari sebesar
Rp35.118.897.049 menjadi Rp22.895.436.706. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan
dari ruas tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa seiring dengan meningkatnya tarif pada akhir 2015.
j. PT Jasamarga Kualanamu Tol (JKT)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
JKT, berkedudukan di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, didirikan berdasarkan
Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Jasamarga Kualanamu Tol No.56 tanggal 25 November 2014
yang dibuat dihadapan Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini
telah memperoleh pengesahan Menkumham dengan Keputusan No.AHU-36748.40.10.2014 tanggal
164
27 November 2014, dicatat dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0123865.40.80.2014 tanggal
27 November 2014 (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian JKT”).
165
Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham JKT No. 36
tanggal 30 Juni 2016 yang dibuat dihadapan Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta
telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar JKT No. AHU-AH.01.03-0063384 tanggal 1 Juli 2016, dicatat dalam Daftar Perseroan
di bawah No. AHU-0082072.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 1 Juli 2016, mengenai peningkatan modal
dasar dan disetor (selanjutnya disebut dengan “Akta JKT No. 30/2016”),
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan perusahaan adalah berusaha dalam bidang
pengusahaan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
JKT memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Berita Acara Hasil Negosiasi Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Ruas Medan – Kualanamu –
Tebing Tinggi No. BA.04/BPJT/PANPLPPJT/JTMKTT/VI/2014 tanggal 18 Juni 2014, dimana JKT
mendapatkan hak konsesi atas Jalan Tol Ruas Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi selama 40
(empat puluh) tahun yang terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja; dan
- Surat Perintah Mulai Kerja dari BPJT No. 03/BPJT/SPMK/P/JL.01.03/2016 tanggal 19 Mei 2016
untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Ruas Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi
Seksi III, Seksi IV, Seksi V dan Seksi VI.
JKT beralamat di:
PT Jasamarga Kualanamu Tol
Jalan Tengku Raja Muda No. 10
Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara
Tel.: 061 7955941
Fax.: -
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta No. 06 tanggal 12 Oktober 2015 dengan judul “Pernyataan Keputusan Di Luar
Rapat Umum Pemegang Saham PT Jasamarga Kualanamu Tol” yang dibuat dihadapan Ni Nyoman
Rai Sumawati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, akta mana telah dibertahukan kepada Menkumham
sebagaimana ternyata dalam Surat Menkumham tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan No. AHU-AH.01.03-0972522 tanggal 16 Oktober 2015, dan tercatat dalam Daftar Perseroan
No. AHU-3566830.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 16 Oktober 2015 (“Akta JKT No. 06/2015”), susunan
Dewan Komisaris dan Direksi JKT adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Eddy Bambang S
Komisaris : Jonni Hutahean
Direksi
Direktur Utama : Agus Suharjanto
Direktur Keuangan : Asmuji
Direktur Teknik dan Operasional : Agus Choliq
166
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta JKT No. 30/2016, struktur permodalan JKT adalah sebagai berikut
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 320.000 320.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 170.500 170.500.000.000 55
PT Waskita Karya (Persero) Tbk 46.500 46.500.000.000 15
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 46.500 46.500.000.000 15
PT Waskita Toll Road 46.500 46.500.000.000 15
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 310.000 310.000.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 10.000 10.000.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JKT pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014*
Aset Lancar 306.195.088.342 60.922.313.074 80.290.789.780
Aset Tidak Lancar 707.522.691.046 241.042.950.620 -
Jumlah Aset 1.013.717.779.388 301.965.263.694 80.290.789.780
Liabilitas Jangka Pendek 200.925.139.273 61.987.188.680 15.000.000
Liabilitas Jangka Panjang 501.880.618.233 119.100.752.233 -
Jumlah Liabilitas 702.805.757.506 181.087.940.913 15.000.000
Jumlah Ekuitas 310.912.021.882 120.877.322.781 80.275.789.780
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.013.717.779.388 301.965.263.694 80.290.789.780
*)periode dari tanggal 25 November 2014 (tanggal pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2014
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset JKT meningkat sebesar Rp711.752.515.694 atau 235,71% dari sebesar Rp301.965.263.694 menjadi
sebesar Rp 1.013.717.779.388 disebabkan karena meningkatnya aset lancar dan aset tidak lancar
JKT. Aset lancar meningkat sebesar Rp245.272.775.268 atau 402,6% dari sebesar Rp60.922.313.074
menjadi sebesar Rp306.195.088.342. Peningkatan aset lancar disebabkan karena JKT membayar
uang muka kontraktor dan konsultan. Aset tidak lancar meningkat sebesar Rp 466.479.740.426 setara
193,53% dari sebesar Rp 241.042.950.620 menjadi sebesar Rp707.522.691.046. Peningkatan ini
disebabkan akibat adanya peningkatan aktivitas konstruksi ruas jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing
Tinggi.
Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar Rp 138.937.950.593 setara 224,14% dari sebesar
Rp 61.987.188.680 menjadi sebesar Rp200.925.139.273. Peningkatan ini disebabkan karena
meningkatnya utang kepada kontraktor dan utang afiliasi sebagai dana talangan kepada Pemerintah.
pembebasan lahan. Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar Rp 382.779.866.000 setara 321,39%
dari sebesar Rp 119.100.752.233 menjadi sebesar Rp501.880.618.233 seiring dengan meningkatnya
utang bank untuk pendanaan aktivitas konstruksi.
167
Ekuitas mengalami peningkatan hingga Rp190.034.699.101 setara 157,21% dari sebesar
Rp 120.877.322.781 menjadi sebesar Rp310.912.021.882 karena JKT menerima setoran modal dari
pemegang saham.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset tidak lancar JKT pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp241.042.950.620 karena JKT memberi uang
muka kontraktor dan konsultan sebesar Rp100.045.778.090, mencatatkan dana dibatasi penggunaannya
sebesar Rp 41.000.000.000, membeli peralatan operasi dan kantor senilai Rp658.218.923 serta
munculnya aset tetap tak berwujud sebesar Rp99.338.953.607 seiring dengan meningkatnya aktivitas
konstruksi. Karena peningkatan pada aset tetap ini, aset JKT meningkat sebesar Rp 221.674.473.914
atau setara 276,09% dari sebesar Rp80.290.789.780 menjadi Rp 301.965.263.694.
Liabilitas JKT meningkat sebesar Rp181.072.940.913 atau setara 1.207.152,94% dari sebesar
Rp15.000.000 menjadi sebesar Rp181.087.940.913. Peningkatan ini terjadi karena JKT mencatatkan
liabiltas jangka panjang sebesar Rp 119.100.752.233 serta adanya kenaikan liabilitas jangka pendek
sebesar Rp61.972.188.680. Kenaikan liabilitas jangka panjang ini disebabkan karena JKT memperoleh
utang bank untuk aktivitas konstruksi masing-masing sebesar Rp116.832.162.837 dan Rp2.268.589396.
Sedangkan liabilitas jangka pendek JKT meningkat terutama karena adanya utang kontraktor.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Pendapatan konstruksi atas
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
aset tak berwujud 596.312.757.426 - 99.338.953.607 -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 34.699.101 1.172.089.089 601.533.001 275.789.780
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan 34.699.101 1.172.089.089 601.533.001 275.789.780
*)periode dari tanggal 25 November 2014 (tanggal pendirian) sampai dengan tanggal 31 Desember 2014
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan JKT mengalami peningkatan disebabkan oleh meningkatnya pendapatan konstruksi seiring
dengan meningkatnya aktivitas konstruksi JKT. Laba sebelum pajak penghasilan menurun sebesar
Rp1.137.389.988 atau 97,04% disebabkan karena penurunan penghasilan bunga.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
JKT mulai mencatatkan pendapatannya berupa pendapatan konstruksi pada tahun 2015 senilai
Rp99.338.953.607 akibat adanya aktivitas konstruksi. Laba sebelum pajak dan laba komprehensif
tahun berjalan mengalami peningkatan dari sebesar Rp 275.789.780 menjadi sebesar Rp 601.533.001
karena meningkatnya marjin konstruksi akibat peningkatan aktivitas konstruksi.
k. PT Solo Ngawi Jaya (SNJ)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
SNJ, berkedudukan di Jakarta Selatan, DKI Jakarta, didirikan berdasarkan Akta No. 59 tanggal 24 Maret
2009 dengan judul “Perseroan Terbatas PT Solo Ngawi Jaya” yang dibuat dihadapan Sugito Tedjamulja
SH, Notaris di Jakarta, telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dengan keputusannya
No. AHU-17204.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 30 April 2009 dan didaftar dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0021961.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 30 April 2009 (selanjutnya disebut dengan “Akta
Pendirian SNJ”).
168
Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 23 tanggal
25 April 2016 yang dibuat dihadapan Julius Purnawan, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta dimana akta tersebut,
mengenai peningkatan modal dasar dan disetor. Perubahan anggaran dasar tersebut telah dicatat
dan diterima di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0043078, tanggal 25 April
2016 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0051483.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal
25 April 2016 (selanjutnya disebut dengan “Akta SNJ No. 23/2016”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan perusahaan adalah berusaha dalam konsesi
proyek Jalan Tol Solo - Ngawi, bagian dari Jalan Tol Trans Jawa dan melaksanakan kegiatan investasi
dan jasa penunjang dalam pembangunan Jalan Tol Solo – Ngawi.
SNJ memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Penetapan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor. KU.03.01-Mn/309 tanggal
19 Mei 2008;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2010 tentang Pedoman Evaluasi Penerusan
Pengusahaan Jalan Tol;
- Surat Menteri Pekerjaan Umum Nomor JL.01.03/Mn-Mn/331 tanggal 27 Juni 2011 Perihal
Penerusan Pengusahaan Jalan Tol Ruas Solo – Mantingan – Ngawi.
SNJ beralamat di:
PT Solo Ngawi Jaya
Jalan Muh. Yamin No. 149
Tipes, Serengan
Surakarta, Jawa Tengah
Tel.: -
Fax.: -
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 36 tanggal 10 Juni 2015 yang
dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta Selatan yang telah memperoleh surat
penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan dari Menkumham berdasarkan surat No. AHU-
AH.01.03-0947006, tanggal 30 Juni 2015, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-3526821.
AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 30 Juni 2015, susunan Dewan Komisaris dan Direksi SNJ adalah
sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Waskito Pandu
Komisaris : Didi Triyono
Direksi
Direktur Utama : David Wijayatno
Direktur Teknik : Thorry Hendrarto
Direktur Keuangan & Umum : Okty Dwi Riza
169
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta SNJ No. 23/2016, struktur permodalan SNJ adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp22.000 per saham
Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal %
(Rp)
A. Modal Dasar 70.067.209 1.541.478.598.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 21.261.626 467.755.772.000 59,9999
PT Waskita Toll Road 14.174.418 311.837.196.000 40
PT Ferino Putra 1 22.000 0,0001
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
35.436.045 779.592.990.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 34.631.164 761.885.608.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting SNJ pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 112.437.295.214 174.914.896.933 5.143.196.791
Aset Tidak Lancar 2.135.095.088.904 1.491.598.907.471 374.565.176.187
Jumlah Aset 2.247.532.384.118 1.666.513.804.404 379.708.372.978
Liabilitas Jangka Pendek 997.764.147.800 1.002.745.187.623 271.135.814.504
Liabilitas Jangka Panjang 468.234.394.914 8.621.657.101 14.100.143.686
Jumlah Liabilitas 1.465.998.542.714 1.011.366.844.724 285.235.958.190
Jumlah Ekuitas 781.533.841.404 655.146.959.680 94.472.414.788
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 2.247.532.384.118 1.666.513.804.404 379.708.372.978
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset tidak lancar SNJ menurun sebesar Rp643.496.181.433 setara 43,14% dari sebesar
Rp1.491.598.907.471 menjadi Rp2.135.088.904. Hal ini disebabkan karena menurunnya saldo kas
yang digunakan untuk membiayai aktivitas konstruksi. Hal tersebut menyebabkan peningkatan pada
aset tidak lancar SNJ dalam bentuk aset tak berwujud.
Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar Rp459.612.737.813 atau 5.330,91% dari sebesar
Rp8.621.657.101 menjadi sebesar Rp468.234.394.914. Peningkatan ini disebabkan karena
meningkatnya utang bank yang digunakan untuk pendanaan aktivitas konstruksi. Peningkatan liabilitas
jangka panjang ini menyebabkan liabilitas meningkat sebesar Rp454.631.697.990 setara 44,95% dari
sebesar Rp1.011.366.844.724 menjadi sebesar Rp1.465.998.542.714 .
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset lancar SNJ meningkat sebesar Rp169.771.700.142 atau setara 3.300,90% dari sebesar
Rp5.143.196.791 menjadi sebesar Rp 174.914.896.933. Hal ini disebabkan terutama karena
meningkatnya saldo kas akibat adanya peningkatan modal disetor . Aset tidak lancar SNJ juga
meningkat sebesar Rp1.117.033.731.284 atau setara 298,22% dari sebesar Rp374.565.176.187
menjadi sebesar Rp1.491.598.907.471. Peningkatan aset tidak lancar SNJ terutama disebabkan karena
meningkatnya aset tak berwujud seiring meningkatnya aktivitas konstruksi. Selain itu, peningkatan aset
170
tetap ini juga disebabkan karena SNJ membayar uang muka ke kontraktor dan konsultan. Sebagai
akibat dari peningkatan aset lancar dan aset tidak lancar SNJ, maka total aset SNJ juga meningkat
sebesar Rp1.286.805.431.426 atau setara 338,89% dari sebesar Rp 271.135.814.504 menjadi sebesar
Rp1.666.513.804.804.
Liabilitas jangka pendek SNJ meningkat sebesar Rp731.609.373.119 atau setara 269,83% dari sebesar
Rp 271.135.814.504 menjadi sebesar Rp 1.002.745.187.623. Peningkatan ini terutama disebabkan
karena meningkatnya utang kepada kontraktor serta pinjaman jangka pendek yang diperoleh dari
PT Sarana Multi Infrastruktur senilai Rp 385.054.995.537 pada Oktober 2015. Sedangkan saldo utang
jangka panjang SNJ menurun hingga Rp5.478.486.585 atau setara-38,85% dikarenakan SNJ telah
melunasi utang kepada pemegang saham dan utang kepada pihak berelasi. Sebagai akibat dari kenaikan
liabilitas jangka pendek yang signifikan, saldo liabilitas SNJ turut meningkat sebesar Rp726.130.886.534
atau setara 254,57% dari sebesar Rp 285.235.958.190 menjadi sebesar Rp1.011.366.844.724.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014
Pendapatan Konstruksi 626.510.938.768 - 648.228.823.011 -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 4.593.891.724 (2.185.458.474) 890.468.325 (418.164.147)
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan 4.593.891.724 (2.185.458.474) 890.468.325 (418.164.147)
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
SNJ mulai mencatatkan pendapatannya berupa pendapatan konstruksi senilai Rp 626.510.938.768
akibat adanya aktivitas konstruksi. Laba sebelum pajak dan laba komprehensif tahun berjalan mengalami
peningkatan dari sebesar rugi sebesar Rp 2.185.458.474 menjadi laba sebesar Rp 4.593.891.724
karena meningkatnya marjin konstruksi akibat peningkatan aktivitas konstruksi.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
SNJ mulai mencatatkan pendapatan konstruksi sebesar Rp648.228.823.011 seiring meningkatnya
aktivitas konstruksi. Oleh karena dicatatkannya pendapatan konstruksi, SNJ mencatatkan laba sebelum
pajak dan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 890.468.325 atau meningkat Rp1.308.632.472
setara 313,00% dari rugi sebelum pajak dan rugi komprehensif tahun berjalan sebesar Rp418.164.147.
l. PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
NKJ, berkedudukan di Jakarta Selatan, DKI Jakarta, didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas
No. 60 tanggal 24 Maret 2009 yang dibuat dihadapan Sugito Tedjamulia, S.H., Notaris di Jakarta. Akta
Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan
Keputusan Nomor AHU-17226.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 21 April 2009, telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan Nomor AHU-0021985.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 30 April 2009 (selanjutnya
disebut dengan “Akta Pendirian NKJ”).
Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah berdasarkan
Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham PT Ngawi
Kertosono Jaya No. 2 tanggal 19 Juli 2016, yang dibuat dihadapan Julius Purnawan, S.H., M.S., Notaris
di Jakarta Selatan, telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor NKJ sebesar
Rp 83.122.336.000 (delapan puluh tiga miliar seratus dua puluh juta tiga ratus tiga puluh enam ribu
Rupah) dan mengubah ketentuan Pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar NKJ. Pengubahan anggaran dasar
171
tersebut diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar NKJ Nomor AHU-AH.01.03-0071823 tanggal 15 Agustus 2016 dan telah didaftarakan
dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0094828.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 15 Agsutus 2016 (untuk
selanjutnya disebut “Akta NKJ No. 2/2016”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan perusahaan adalah berusaha dalam konsesi
proyek Jalan Tol Ngawi – Kertosono bagian dari Jalan Tol Trans Jawa dan melaksanakan kegiatan
investasi dan jasa penunjang dalam pembangunan Jalan Tol Ngawi – Kertosono.
NKJ memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- NKJ memiliki Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal Asing Nomor 1123/1/IP-PB/PMA/2015
tanggal 20 April 2015 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal, sehubungan
dengan perubahan jangka waktu penyelesaian proyek yang semula berakhir pada 30 Januari 2015
menjadi 30 Januari 2018.
- NKJ memiliki Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri Nomor 81/1/IP/PMDN/2015 tanggal
8 Juni 2015 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal sehubungan perubahan
status NKJ menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri.
- NKJ memiliki Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal Dalam Negeri Nomor 19/35/IP-PB/
PMDN/2016 tanggal 24 Mei 2016 yang diterbitkan oleh UPT Pelayanan Perizinan Terpadu,
sehubungan dengan perubahan data sumber pembiayaan, modal NKJ, penyertaan dalam modal
NKJ.
- NKJ memiliki Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal Dalam Negeri Nomor 20/35/IP-PB/
PMDN/2016 tanggal 30 Mei 2016 yang diterbitkan oleh UPT Pelayanan Perizinan Terpadu,
sehubungan dengan perubahan modal NKJ.
- NKJ memiliki Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal Dalam Negeri Nomor 30/35/IP-PB/
PMDN/2016 tanggal 11 Agustus 2016 yang diterbitkan oleh UPT Pelayanan Perizinan Terpadu,
sehubungan dengan perubahan data sumber pembiayaan, modal NKJ, penyertaan dalam modal
NKJ.
- Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Perumaan Rakyat Nomor KU.09.01-Mn/325 tanggal
10 April 2015, perihal perubahan pemegang saham NKJ.
NKJ beralamat di:
PT Ngawi Kertosono Jaya
Jalan Borobudur No. 20
Madiun, Jawa Timur
Tel.: 0351 4772555
Fax.: -
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Ederan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti
Dari Rapat Umum Pemegang Saham PT Ngawi Kertosono Jaya No. 37 tanggal 10 Juni 2015,
dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah memperolehSurat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan AHU-AH.01.03-0947036 tanggal 30 Juni 2015 dan telah didaftar
dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-3526861.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 30 Juni 2015 susunan
Dewan Komisaris dan Direksi NKJ adalah sebagai berikut:
172
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Achiran Pandu Djajanto
Komisaris : Munib Lusianto
Direksi
Direktur Utama : Iwan Moedyarno
Direktur Teknik : Yudhi Dharmawan
Direktur Keuangan & Administrasi : Mei Prabowo
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemgang
Saham PT Ngawi Kertosono Jaya No. 22 tanggal 25 April 2016 yang dibuat dihadapan Julias Purnawan,
S.H., M.S., Notaris di Jakarta Selatan, yang telah memperoleh Persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-0009878.AH.01.02.
Tahun 2016 tanggal 25 Mei 2016 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseoan Nomor AHU-0064232.
AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 25 Mei 2016 (“Akta NKJ No. 22/2016”) juncto Akta NKJ No. 2/2016,
struktur permodalan NKJ adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp22.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 48.473.308 1.066.412.776.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 9.537.968 209.835.296.000 59,99
PT Waskita Toll Road 6.358.646 139.890.212.000 40
PT Ferino Putra 1 22.000 0,01
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
15.896.615 349.725.530.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 32.576.693 716.687.246.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting NKJ pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 143.576.239.246 21.618.156.239 2.312.227.884
Aset Tidak Lancar 1.047.354.427.014 522.718.569.431 57.037.266.515
Jumlah Aset 1.190.930.666.260 544.336.725.670 59.349.494.399
Liabilitas Jangka Pendek 594.251.823.102 328.974.174.200 2.359.113.459
Liabilitas Jangka Panjang 246.240.326.422 - 15.627.515.183
Jumlah Liabilitas 840.492.149.524 328.974.174.200 17.986.628.642
Jumlah Ekuitas 350.438.516.736 215.362.551.470 41.362.865.757
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.190.930.666.260 544.336.725.670 59.349.494.399
173
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset tidak lancar NKJ meningkat sebesar Rp524.635.857.583 setara 100,37% dari sebesar
Rp522.718.569.431 menjadi sebesar Rp 1.047.354.427.014. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aset tak berwujud sebagai akibat perkembangan capital expenditure dalam rangka pembangunan ruas
tol Ngawi-Kertosono.
Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar Rp 246.240.326.422. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya utang bank yang digunakan untuk pendanaan aktivitas konstruksi. Peningkatan liabilitas jangka panjang ini menyebabkan liabilitas meningkat sebesar Rp 511.517.975.324 dari
Rp328.974.174.200 menjadi Rp840.492.149.524.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset lancar NKJ mengalami peningkatan sebesar Rp 19.305.928.355 atau setara 834,95% dari sebesar Rp 2.312.227.884 menjadi sebesar Rp 21.618.156.239. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya kas dari tambahan setoran modal. Aset tidak lancar NKJ juga mengalami peningkatan sebesar Rp465.681.302.916 atau setara 816,45% dari sebesar Rp 57.037.266.515 menjadi sebesar Rp 522.718.569.431. Peningkatan aset tidak lancar NKJ terutama disebabkan karena meningkatnya
pembayaran uang muka ke kontraktor seiring dengan meningkatnya aktivitas konstruksi. Meningkatnya aset lancar dan tidak lancar NKJ menyebabkan saldo aset turut meningkat sebesar Rp 484.987.231.271
atau setara 817,17% dari sebesar Rp 59.349.494.399 menjadi sebesar Rp 544.336.725.670.
Liabilitas jangka pendek NKJ meningkat sebesar Rp326.615.060.741 atau setara 13.844,82% menjadi Rp 328.974.174.200 dari sebesar Rp 2.359.113.459. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya utang kontraktor serta adanya pinjaman jangka pendek yang diperoleh NKJ dari Sarana
Multi Infrastruktur pada Oktober 2015. Di samping itu, pada tahun 2015 NKJ telah melunasi seluruh utang kepada pemegang saham senilai Rp15.627.515.183. Meningkatnya liabilitas jangka pendek NKJ
yang signifikan menyebabkan saldo liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp 310.987.545.558 atau setara 1.728,99% dari sebesar Rp17.986.628.642 menjadi sebesar Rp 328.974.174.200.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014
Pendapatan Konstruksi 484.770.643.250 - 114.001.385.597 -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 3.639.429.265 (1.539.573.493) (908.288.857) (21.836.607)
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan
3.639.429.265 (1.539.573.493) (908.288.857) (21.836.607)
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
NKJ mulai mencatatkan pendapatannya berupa pendapatan konstruksi senilai Rp 484.770.643.250 akibat adanya aktivitas konstruksi. Laba sebelum pajak dan laba komprehensif tahun berjalan
mengalami peningkatan sebesar Rp 5.179.002.758 dari rugi sebesar Rp1.539.573.493 menjadi sebesar Rp3.639.429.265 karena meningkatnya marjin konstruksi akibat peningkatan aktivitas konstruksi.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
NKJ mulai mencatatkan pendapatan konstruksi sebesar Rp 114.001.385.597 pada tahun 2015 seiring
dengan meningkatnya aktivitas konstruksi. Rugi sebelum pajak dan rugi komprehensif tahun berjalan
NKJ mengalami kenaikan sebesar Rp886.452.250 atau setara 4.059,48% dari sebesar Rp 21.836.607
menjadi sebesar Rp908.288.857. Hal ini disebabkan karena munculnya beban konstruksi, meningkatnya
beban umum dan administrasi serta adanya selisih kurs sebelum Perseroan mengakuisisi NKJ dari
pemilik sebelumnya.
174
m. PT Cinere Serpong Jaya (CSJ)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
CSJ, berkedudukan di Jakarta Selatan, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.63 tanggal 10 Juli 2008
yang dibuat dihadapan Sugito Tedjamulja, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta,yang telah memperoleh
pengesahan dari Menkumham dengan Keputusan No. AHU-43720.AH.01.01. Tahun 2008 tanggal
22 Juli 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU-0062122.AH.01.09.
Tahun 2008 tanggal 22 Juli 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 11 tanggal 6 Februari 2009, Tambahan No. 3438 (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian
CSJ”).
Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Para Pemegang Saham
No. 4 tanggal 5 Oktober 2015, dibuat dihadapan Lumassia, S.H., Notaris di Jakarta,telah menyetujui
peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor CSJ. Akta perubahan anggaran dasar
tersebut telah (i) memperoleh persetujuan dari Menkumham dengan Surat Keputusan No. AHU-
0944253.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 20 Oktober 2015, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-3568393.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 20 Oktober 2015, dan (ii) diterima dan dicatat di dalam
database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar CSJ No. AHU-
AH.01.03-0973450 tanggal 20 Oktober 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-
3568393.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 20 Oktober 2015 (“Akta CSJ No. 4/2015”)
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan CSJ adalah berusaha dalam konsesi proyek
Jalan Tol Serpong – Cinere bagian dari Jalan Tol Trans Jawa dan melaksanakan kegiatan investasi dan
jasa penunjang dalam pembangunan Jalan Tol Serpong – Cinere.
CSJ beralamat di:
PT Cinere Serpong Jaya
Kompleks Bina Marga No. 21
Jalan Bina Marga, Cipayung, Jakarta Timur
Tel.: 021 8445659
Fax.: -
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Salinan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa CSJ No.13 tanggal
31 Mei 2016, dibuat di hadapan Lumassia, SH, Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris
dan Direksi CSJ adalah sebagai berikut
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Adityawarman
Komisaris : Yuly Ariandi Siregar
Komisaris : Abdul Hadi Hs
Direksi
Direktur Utama : Silvester Aryan Widodo
Direktur Teknik : Mokh Sadali
Direktur Keuangan : Sri Dewi Mustikarini
175
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta CSJ No. 4/2015, struktur permodalan CSJ adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp18.200 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 10.011.648 182.211.993.600
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 1.983.746 36.104.177.200 55,00
PT Waskita Toll Road 1.262.383 22.975.370.600 34,99997
PT Jakarta Propertindo 360.681 6.564.394.200 10,00
PT Waskita Karya (Persero) Tbk 1 18.200 0,00
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
3.606.811 65.643.960.200 100,00
D. Saham dalam Portepel 6.404.837 116.568.033.400 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting CSJ pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasianserta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 96.085.273.694 35.064.242.527 34.095.338.364
Aset Tidak Lancar 32.291.434.977 29.660.335.668 13.800.003.079
Jumlah Aset 128.376.708.671 64.724.578.195 47.895.341.443
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
65.790.201.194
-
65.790.201.194
213.429.247
-
213.429.247
1.404.412.515
-
1.404.412.515
Jumlah Ekuitas 62.586.507.477 64.511.148.948 46.490.928.928
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 128.376.708.671 64.724.578.195 47.895.341.443
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset CSJ meningkat sebesar Rp 63.652.130.476 setara 98,34% dari sebesar Rp64.724.578.195 menjadi
sebesar Rp 128.376.708.671. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya aset lancar sebesar
Rp61.021.031.167 setara 174,03% dari sebesar Rp 35.064.242.527 menjadi sebesar Rp96.085.273.694
yang disebabkan karena meningkatnya piutang kepada pemerintah terkait dana talangan tanah kepada
Pemerintah. Aset tidak lancar meningkat sebesar Rp 2.631.099.309 setara 8,87% dari sebesar Rp
29.660.335.668 menjadi sebesar Rp 32.291.434.977 yang disebabkan karena meningkatnya dana
dibatasi penggunaannya terkait pembebasan tanah yang berasal dari pinjaman yang diberikan oleh
pemegang saham.
Liabilitas jangka pendek CSJ mengalami peningkatan sebesar Rp65.576.771.947 setara 30.725,30%
dari sebesar Rp213.429.247 menjadi sebesar Rp65.790.201.194. Peningkatan ini disebabkan karena
munculnya utang dana talangan tanah seiring dengan pembebasan tanah untuk ruas tol Cinere-
Serpong.
176
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset tidak lancar CSJ mengalami kenaikan sebesar Rp 15.860.332.589 atau setara 114,93%
dari sebesar Rp 13.800.003.079 menjadi Rp 29.660.335.668. Peningkatan ini disebabkan karena
CSJ menempatkan garansi bank dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp15.070.140.300
sebagai jaminan pelaksanaan pengusahaan jalan tol Serpong-Cinere. Kenaikan aset tidak lancar ini
menyebabkan turut meningkatnya saldo aset CSJ sebesar Rp 16.829.236.752 atau setara 35,14% dari
sebesar Rp 47.895.341.443 menjadi sebesar Rp64.724.578.195.
Liabilitas jangka pendek CSJ menurun sebesar Rp1.190.983.268 atau setara 84,80% dari sebesar
Rp 1.404.412.515 menjadi sebesar Rp213.429.247. Hal ini disebabkan karena CSJ tidak lagi memiliki
kewajiban untuk membayar barang dan jasa kepada tim akuisisi tanah. Menurunnya liabilitas jangka
pendek ini mengakibatkan saldo liabilitas CSJ juga menurun hingga Rp1.190.983.268 dari sebesar
Rp 1.404.412.515 menjadi sebesar Rp 213.429.247.
Nilai ekuitas meningkat sebesar Rp 18.020.220.020 atau setara 38,76% dari Rp46.490.928.928 menjadi
Rp 64.511.148.948 yang diakibatkan karena adanya peningkatan modal pada bulan Juli 2015.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2016 2015
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
(Tidak Diaudit) 2015 2014
Pendapatan - - - -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (1.924.161.636) (210.798.402) (2.071.221.615) 256.892.297
Laba/(Rugi) Komprehensif
Tahun Berjalan (1.924.641.471) (210.798.402) (2.070.741.780) 256.892.297
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Rugi sebelum pajak meningkat sebesar Rp1.713.363.234 setara 812,80% dari sebesar Rp210.798.402
menjadi sebesar Rp1.924.161.636. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya beban umum dan
administrasi yang muncul dikarenakan Entitas Anak mulai masuk ke dalam fase pembebasan lahan.
Hal ini berdampak pada rugi komprehensif tahun berjalan yang juga meningkat sebesar 1.713.843.069
setara 813,02% dari sebesar Rp210.798.402 menjadi sebesar Rp1.924.641.471.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
CSJ mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp2.071.221.615 pada tahun 2015 dari sebelumnya
tercatat sebagai laba sebelum pajak sebesar Rp 256.892.297 dikarenakan adanya peningkatan pada
beban umum dan administrasi. Hal ini berdampak pada laba komprehensif tahun berjalan CSJ yang
sebelumnya tercatat Rp256.892.297 menjadi Rp 2.070.741.780.
n. PT Jasamarga Semarang Batang (JSB)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
JSB, berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan, didirikan berdasarkan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas PT Jasamarga Semarang Batang No.128 tanggal 21 April 2016 yang dibuat
dihadapan Haji Rizul Sudarmadi, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini telah memperoleh
pengesahan Menkumham dengan Keputusan No.AHU-0020465.AH.01.01.Tahun 2016 tanggal 21
April 2016, dicatat dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0050424.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal
21 April 2016 (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian JSB”).
177
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan JSB adalah sebagai berikut:
1. Berusaha dalam bidang pengusahaan jalan tol Batang-Semarang, yang meliputi pendanaan,
perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol, serta
usaha-usaha lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas JSB dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
a. Melakukan pekerjaan Perencanaan;
b. Membangun jalan dan jembatan, bangunan pelengkap jalan dan fasilitas jalan tol;
c. Pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol, termasuk memungut dan menggunakan uang tol;
d. Menggunakan ruang milik jalan tol untuk usaha lain yang berkaitan dengan pengoperasian
jalan tol, dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan/atau persetujuan pihak yang berwenang;
e. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c dan d antara lain Rest Area, Jasa persewaan
mesin, konsultasi manajemen terutama sumberdaya manusia di bidang pengelolaan jalan tol,
persewaan alat transportasi darat (non-operator).
JSB memiliki perizinan penting sebagai berikut:
Berita Acara hasil negosiasi pelelangan pengusahaan Jalan Tol Batang – Semarang No. BA.11/BPJT/
PAN-PLPPJT/JTBTSG/III/2016 tanggal 17 Maret 2016, dimana JSB mendapatkan hak konsesi atas
Jalan Tol Ruas Batang – Semarang untuk 45 (empat puluh lima) tahun yang terhitung sejak diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja.
JSB beralamat di:
PT Jasamarga Semarang Batang
Graha Simatupang Tower II B Lt. 11 B
Jalan T.B. Simatupang Kav. 38
Jati Padang, Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12540
Telp.: 021 7829408
Fax.: 021 7829407
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum
Pemegang Saham Perseroan Terbatas “PT JASAMARGA SEMARANG BATANG” No. 01 tanggal
10 Oktober 2016 yang dibuat dihadapan Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H., M.Kn, yang telah telah
diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia sebagaimana termaktub dalam Surat Penerimaan Perubahan Data Perseroan No. AHU-
AH.01.03-0089379 tanggal 14 Oktober 2016, dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.
AHU-0121467.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 14 Oktober 2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi
JSB adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Adi Wibowo
Komisaris : Truly Nawangsasi
Direksi
Direktur Utama : Ir. Saut P. Simatupang
Direktur Teknik : Abdul Rokhim
Direktur Keuangan : Heru Zulkarnaen
178
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta JSB No. 27/2016, struktur permodalan JSB adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 133.625.000 133.625.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 80.175.000 80.175.000.000 60
PT Waskita Toll Road (Persero) 53.450.000 53.450.000.000 40
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
133.625.000 133.625.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel - - -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JSB pada tanggal 30 Juni 2016 berikut diambil dari Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst &
Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 314.661.468.354 - -
Aset Tidak Lancar 112.461.200.058 - -
Jumlah Aset 427.122.668.412 - -
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
294.150.472.235
-
294.150.472.235
- -
- -
- -
Jumlah Ekuitas 132.972.196.177 - -
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 427.122.668.412 - -
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2016 2015 2015 2014
Pendapatan - - - -
Rugi Sebelum Pajak (672.991.823) - - -
Rugi Komprehensif Tahun
Berjalan (672.991.823) - - -
o. PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
JBS, berkedudukan di Jakarta Selatan, DKI Jakarta, didirikan berdasarkan Akta No. 05 tanggal
6 Juni 2016 dengan judul “Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Jasamarga Balikpapan Samarinda”
yang dibuat dihadapan Ni Nyoman Rai Sumawati S.H., M.Kn. Notaris di Jakarta, telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya
No. AHU-0027718.AH.01.01.Tahun 2016 tanggal 8 Juni 2016, dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0070024.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 8 Juni 2016 (selanjutnya disebut dengan
“Akta Pendirian JBS”).
179
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan JSB adalah usaha di bidang pengusahaan
jalan tol Balikpapan-Samarinda.
180
JBS memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Penetapan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor KU.03.01-Mn/419 tanggal
23 Mei 2016 perihal Penetapan Pemenang pada Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Balikpapan -
Samarinda
JBS beralamat di:
PT Jasamarga Balikpapan Samarinda
Gedung Graha Simatupang Wing 2B
Jalan T.B. Simatupang No. 38
Jati Padang, Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Tel.: -
Fax.: -
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pendirian JBS, susunan Dewan Komisaris dan Direksi JSB adalah sebagai berikut
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Agung Budi Waskito
Komisaris : Trihadi Karnanto
Komisaris : Ir. Ayu Widya Kiswari
Direksi
Direktur Utama : Arie Irianto
Direktur Teknik : Bandung Sasmitoharjo
Direktur Keuangan : Rudi Kurniadi
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pendirian, struktur permodalan JBS adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 448.000 448.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 61.600 61.600.000.000 55
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 16.800 16.800.000.000 15
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 16.800 16.800.000.000 15
PT Bangun Tjipta Sarana 16.800 16.800.000.000 15
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
112.000 112.000.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 336.000 336.000.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JBS pada tanggal 30 Juni 2016 berikut diambil dari Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst &
Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
181
Posisi Keuangan
Per 30 Juni
2016
Per 31 Desember
2015 2014
Aset Lancar 12.278.709.950 - -
Aset Tidak Lancar 99.725.590.000 - -
- -
Jumlah Aset 112.004.299.950
Liabilitas Jangka Pendek 35.225.200 - -
Liabilitas Jangka Panjang - - -
Jumlah Liabilitas 35.225.200 - -
Jumlah Ekuitas 112.969.074.750 - -
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 112.004.299.950 - -
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember
2016 2015 2015 2014
Penghasilan Keuangan - - - -
Rugi Sebelum Pajak (30.935.250) - - -
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan (30.935.250) - - -
p. PT Jasamarga Manado Bitung (JMB)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Jasamarga Manado Bitung (JMB), berkedudukan di Kota Administrasi
Jakarta Selatan, Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, berdasarkan Akta No. 07 tanggal 6 Juni
2016 yang dibuat dihadapan Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Utara. Akta
pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dengan Surat Keputusan No. AHU-
0027594.AH.01.01.TAHUN 2016 tanggal 7 Juni 2016, serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No.
AHU-0069707.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 7 Juni 2016 (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian
JMB”).
Sesuai ketentuan Anggaran Dasarnya, JMB berusaha dalam bidang pengusahaan jalan tol Manado-
Bitung.
JMB memperoleh Hak Pengusahaan Jalan Tol ruas Bogor Ring Road dengan masa konsesi 40 tahun
terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas
Manado – Bitung No. 2 tanggal 9 Juni 2016, yang dibuat dihadapan Rina Utami Jauhari, S.H., Notaris
di Jakarta, antara JMB dengan Pemerintah RI.
JMB memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. KU.03.01-Mn/416 tanggal 23 Mei
2016 tentang Penetapan Pemenang Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Manado-Bitung.
JMB beralamat di: PT Jasamarga Manado Bitung
Gedung Graha Simatupang Wing 2B
Jalan T.B. Simatupang No. 38
Jati Padang, Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Tel.: -
Fax.: -
182
Komisaris Utama : Agus Purbianto
Komisaris Independen : Theodorus Dond
Komisaris : Anggiasari
Direktur Utama : George IMP Manurung
Direktur Teknik : Bambang Saptadi Sukar
Direktur Keuangan : Surya Panyuluh
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham Perseroan Terbatas PT Jasamarga Manado Bitung No. 01 tanggal 13 September 2016, yang
dibuat dihadapan Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan
dicatat di dalam database Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0080255
tanggal 15 September 2016, dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0107618.AH.01.11.
TAHUN 2016 tanggal 15 September 2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi JMB adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
okambey
Direksi
no
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pendirian JMB, struktur permodalan JMB adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 63.000 63.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 40.950 40.950.000.000 65
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 12.600 12.600.000.000 20
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 9.450 9.450.000.000 15
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 63.000 63.000.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel - - -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JMB pada tanggal 30 Juni 2016 berikut diambil dari Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst &
Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014
Aset Lancar 11.799.784.313 - -
Aset Tidak Lancar 51.235.335.311 - -
Jumlah Aset 63.035.119.624 - -
Liabilitas Jangka Pendek - - -
Liabilitas Jangka Panjang - - -
Jumlah Liabilitas - - -
Jumlah Ekuitas 63.035.119.624 - -
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 63.035.119.624 - -
183
Komisaris Utama : Hasanudin
Komisaris : Lukman Hid
Direktur Utama : Mohamad A
Direktur Keuangan : Siti Sarah
Direktur Teknik : Nanang Sis
Laporan Laba Rugi
Keterangan Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2016 2015 2015 2014
Pendapatan Keuangan - - - -
Rugi Sebelum Pajak 35.119.624 - - -
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan 35.119.624 - - -
q. PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) berkedudukan di Jakarta Selatan, didirikan
berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Jasamarga Pandaan Malang No. 09 tanggal 6
Juni 2016 yang dibuat dihadapan Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Utara,
dimana akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dengan keputusannya
No. AHU-0027731.AH.01.01.TAHUN 2016 tanggal 8 Juni 2016, telah dicatat dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0070072.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 8 Juni 2016 (untuk selanjutnya disebut sebagai
“Akta Pendirian JPM”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan JSM adalah usaha di bidang pengusahaan
jalan tol Pandaan - Malang.
JPM memiliki perizinan penting yaitu Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
: KU.03.01-Mn/418 tanggal 23 Mei 2016 tentang Penetapan Pemenang pada Pelelengan Pengusahaan
Jalan Tol Pandaan – Malang kepada Konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk – PT Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk – PT Sarana Multi Infrastruktur, dengan masa konsesi 35 tahun sejak Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
JPM beralamat di: PT Jasamarga Pandaan Malang
Gedung Graha Simatupang Wing 2B
Jalan T.B. Simatupang No. 38
Jati Padang, Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Tel.: 021-7829434
Fax.: 021-7829434
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pendirian JPM, susunan Dewan Komisaris dan Direksi JPM adalah sebagai berikut
Dewan Komisaris
ayat
Direksi
gus Setiawan
wanto
184
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pendirian JPM, struktur permodalan JPM adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 288.000 288.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 43.200 43.200.000.000 60,0
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 25.200 25.200.000.000 35,00
PT Sarana Multi Infrasruktur 3.600 3.600.000.000 5,00
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 72.000 72.000.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 216.000 216.000.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JPM pada tanggal 30 Juni 2016 berikut diambil dari Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst &
Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni
2016
Per 31 Desember
2015 2014
Aset Lancar 12.385.728.866 - -
Aset Tidak Lancar 59.700.550.000 - -
Jumlah Aset 72.086.278.866 - -
Liabilitas Jangka Pendek 35.225.200 - -
Liabilitas Jangka Panjang - - -
Jumlah Liabilitas 35.225.200 - -
Jumlah Ekuitas 72.051.053.666 - -
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 72.086.278.866 - -
Laporan Laba Rugi
Keterangan Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2016 2015 2015 2014
Penghasilan Lain-Lain - - - -
Rugi Sebelum Pajak 51.053.666 - - -
Rugi Komprehensif Tahun
Berjalan 51.053.666 - - -
r. PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (“JLJ”)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ), berkedudukan di Kotamadya Bekasi,
berdasarkan Akta No.113, tanggal 22 Desember 2000 yang dibuat dihadapan Agus Madjid, S.H.,
Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.C-
1598.HT.01.01-Th 2001, tanggal 6 Maret dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Jakarta Timur dengan agenda Pendaftaran
No.269/BH.09-04/IV/2001 tanggal 11 April 2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 50 tanggal 22 Juni 2001 Tambahan No.4047.
185
JLJ telah menyesuaikan anggaran dasar sesuai dengan UU No.40/2007 sebagaimana termaktub
dalam Akta No. 04 tanggal 18 Agustus 2008 dibuat dihadapan Ratna Febriyantini, S.H., Mkn, Notaris
di Bekasi, Anggaran Dasar JLJ diubah seluruhnya sehubungan dengan penyesuaian dengan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta tersebut telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan
No. AHU-22589.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 25 Mei 2009, dicatat dalam Daftar Perseroan di bawah
No. AHU-0028895.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 25 Mei 2009, serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 5 tanggal 15 Januari 2010, Tambahan No. 443 (untuk selanjutnya disebut
dengan “Akta No. 04 Tanggal 18 Agustus 2008”).
Sesuai ketentuan Anggaran Dasarnya, JLJ menjalankan kegiatan usaha penyelenggaraan pengusahaan
jalan tol.
JLJ memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah No. 510/PM/991/BPPT.4 tanggal 4
Agustus 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi.
JLJ beralamat di: PT Jalantol Lingkarluar Jakarta
Plaza Tol Jati Asih
Bekasi 17423
Tel.: 62 21 822 3232
Fax.: 62 21 820 5151
E-mail: [email protected]
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham PT Jalantol Lingkarluar Jakarta No. 99 Tanggal 26 Agustus 2016, yang dibuat dihadapan Siti
Nur Isminingsih, S.H., Notaris di Kota Bekasi, yang berdasarkan Surat Keterangan No. 231/CN/UMUM/
VIII/2016 tertanggal 26 Agustus 2016 yang dibuat oleh Siti Nur Isminingsih, S.H., Notaris di Kota Bekasi,
yang telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data JLJ No.
AHU-AH.01.03-0077610 tanggal 5 September 2016, serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No.
AHU-0103633.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 5 September 2016 (“Akta JLJ No. 99/2016”), susunan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi JLJ adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ir. Firmansjah .CES
Komisaris : Siswadi
Direksi
Direktur Utama : Yudhi Krisyunoro
Direktur : Edwin Cahyadi
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta No. 35 tanggal 17 September 2015 yang dibuat dihadapan Atik Nurul Hidayati, S.H.,
Notaris di Kota Bekasi yang telah disetujui oleh Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-
0945247.AH.01.02.TAHUN 2015 tanggal 4 November 2015 dan telah dicatat dalam Daftar Perseroan di
bawah No. AHU-3574935.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 4 November 2015, struktur permodalan JLJ
adalah sebagai berikut:
186
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 20.000.000 20.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 6.618.375 6.618.375.000 99,90
INKOPAR JAGA 6.625 6.625.000 0,10
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 6.625.000 6.625.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 13.375.000 13.375.000000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JLJ pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014*
Aset Lancar 118.218.063.473 136.559.922.036 127.887.361.233
Aset Tidak Lancar 8.880.845.458 5.022.627.704 5.193.248.465
Jumlah Aset 127.098.908.931 141.582.549.740 133.080.609.698
Liabilitas Jangka Pendek 90.497.195.152 84.092.636.911 65.051.374.117
Liabilitas Jangka Panjang 27.925.094.353 11.941.773.261 17.094.153.141
Jumlah Liabilitas 118.422.289.505 96.034.410.172 82.145.527.258
Jumlah Ekuitas 8.676.619.426 45.548.139.568 50.935.082.440
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 127.098.908.931 141.582.549.740 133.080.609.698
*)disajikan kembali
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset tidak lancar meningkat sebesar Rp3.858.217.754 atau 76,82% dari sebesar Rp5.022.627.704
menjadi sebesar Rp8.880.845.458. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya aset pajak
tangguhan.
Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar Rp15.983.321.092 setara 133,84% dari sebesar
Rp11.941.773.261 menjadi sebesar Rp27.925.094.353. Peningkatan ini disebabkan karena
meningkatnya liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang diakibatkan perubahan asumsi dasar yang
digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan kerja.
Ekuitas menurun sebesar Rp36.871.520.142 setara 80,95% dari sebesar Rp45.548.139.568
menjadi sebesar Rp8.676.619.426 disebabkan karena JLJ telah mengembalikan modal sebesar
Rp21.000.000.000 kepada pemegang saham sehubungan dengan perubahan modal dasar JLJ.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bu berakhir pada tanggal 3
lan yang Untuk tahun yang berakhir pada 0 Juni tanggal 31 Desember
2016 2015
(Tidak Diaudit) 2015 2014*
Pendapatan 134.545.151.557 203.968.294.865 390.794.378.690 424.727.499.602
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 12.841.081.423 13.954.515.192 33.735.774.818 35.139.567.507
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan 2.729.085.557 7.291.723.559 15.338.496.642 44.247.695.081
*)disajikan kembali
187
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan menurun sebesar Rp69.423.143.308 setara 34,04% dari sebesar Rp203.968.294.865
menjadi sebesar Rp 134.545.151.557. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya pendapatan jasa
pengoperasian tol akibat beralihnya kontrak jasa pengoperasian tol di ruas JBT ke JLO, serta berakhirnya
kontrak jasa pengoperasian tol di ruas JSM. Penurunan pendapatan ini menyebabkan JLJ mengalami
penurunan laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan sebesar Rp4.562.638.002 setara
62,57% dari sebesar Rp7.291.723.559 menjadi sebesar Rp2.729.085.557 disamping meningkatnya
kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Laba komprehensif tahun berjalan JLJ pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp28.909.198.439
atau sebesar 65,33% dari Rp44.247.695.081 pada tahun 2014 menjadi Rp15.338.496.642 pada tahun
2015. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban pajak kini pada tahun 2015 sebesar Rp5.387.940.080
atau 59,56%. Peningkatan beban pajak kini terjadi karena adanya koreksi pajak penghasilan.
s. PT Jasa Layanan Pemeliharaan (JLP)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Perseroan mendirikan PT Jasa Layanan Pemeliharaan (JLP) berkedudukan di Jakarta Timur, didirikan
dengan nama PT Rezekibahkti Saranasejahtera berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT Rezekibhakti
Saranasejahtera No. 41 tanggal 26 Agustus 1988 yang dibuat dihadapan Abdul Latief, Notaris di
Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No. C2-1371-HT.01.01.TH’89 tanggal 10 Pebruari 1989
dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur No. 55/BH/Leg/1989 tanggal 11
April 1989, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 11 Agustus 1989 No.
64, Tambahan No. 1539 (untuk selanjutnya disebut sebagai “Akta Pendirian JLP”).
JLP telah melakukan perubahan nama dari PT Rezekibhakti Saranasejahtera menjadi PT Sarana
Margabhakti Utama dan menyesuaikan Anggaran Dasar sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat
Perseroan terbatas PT Rezekibhakti Saranasejahtera No. 134 tanggal 16 Desember 1997 yang dibuat
dihadapan Drs. Trisasono, SH, Notaris di Jakarta yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-4761.HT.01.04-TH.98 tanggal 6 Mei
1998, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendadaftaran Perusahaan Kodya
Jakarta Timur No. 820/BH/IX/1998 tanggal 29 September 1998, serta diumumkan dalam Berita Negera
Republik Indonesia No. 71 tanggal 3 September 1999, Tambahan No.5433 (“Akta JLP No. 134/1997”).
JLP telah menyesuaikan anggaran dasar sesuai dengan UUPT sebagaimana termaktub dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas PT Sarana Margabhakti Utama No. 14 tanggal 14
April 2008 yang dibuat dihadapan Ny. Sri Amini Miadji, SH, Notaris di Jakarta yang telah memperoleh
persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-73388.AH.01.02.Tahun 2008
tanggal 14 Oktober 2008, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0095849.AH.01.09.
Tahun 2008 tanggal 14 Oktober 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 23 Januari 2009 No. 7, Tambahan No. 1911 (“Akta JLP No. 14/2008”).
JLP telah melakukan perubahan nama dari PT Sarana Margabhakti Utama menjadi PT Sarana Marga
Utama sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 108 tanggal 10 Pebruari
2011 yang dibuat dihadapan Haji Feby Rubein Hidayat, SH, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh
persetujuan Menkumham dengan Surat Keputusan No. AHU-16274.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 30
Maret 2011 dan didaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0025992.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 30
Maret 2011 (“Akta JLP No. 108/2011”).
188
JLP telah melakukan perubahan nama dari PT Sarana Marga Utama menjadi JLP sebagaimana
termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Sarana Marga Utama No. 09 tanggal 15
Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Windalina, SH, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah memperoleh
persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-06978.40.20.2014 tanggal
26 Agustus 2014 dan telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar JLP No. AHU-05469.40.21.2014 tanggal 26 Agustus 2014
yang keduanya telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0084145.40.80.2014 tanggal 26
Agustus 2014. (“Akta JLP No. 09/2014”).
Anggaran dasar JLP telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Jasa Layanan Pemeliharaan No. 28 Tanggal 22
Juni 2016 yang dibuat dihadapan Windalina, S.H., Notaris di Jakarta, yang menyetujui perubahan Pasal
17 anggaran dasar JLP tentang Rencana Kerja Perseroan dan Anggaran Dasar Perseroan, Tahun Buku
dan Laporan Tahunan, yang telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar JLP No. AHU-AH.01.03-0061132 tanggal 27 Juni 2016
serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0079034.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 27 Juni
2016. (“Akta JLP No. 28/2016”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan perusahaan adalah berusaha dibidang
pembangunan dan jasa, usaha manajemen pemeliharaan jalan tol, peningkatan kapasitas jalan told
an pemeliharaan rutin jalan tol dalam rangka memndukung pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) jalan tol pada ruas-ruas jalan tol yang dioperasikan oleh Perseroan dan kelompok usahanya, dan
menjalankan usaha dalam bidang pengoperasian jalan tol.
JLP memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi No. Registrasi 0-3172-06-002-1-09-004088
tanggal 25 November 2015 yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
- Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi No. Registrasi 0-3172-07-002-1-09-004088
tanggal 25 November 2015 yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
- Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi No. Registrasi 0-3172-09-002-1-09-004088
tanggal 25 November 2015 yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
- Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi No. Registrasi 0-3172-10-002-1-09-004088
tanggal 25 November 2015 yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
- Izin Usaha Jasa Konstruksi Kegiatan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi No. 1-004088-3172-2-
00858 tanggal 1 Desember 2015, dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
DKI Jakarta.
- Surat Keterangan No. 3603/27.1.0/31.75.04.1003/071.562/2016 tentang Domisili Badan Usaha
tanggal 5 April 2016, yang dikeluarkan oleh Satuan Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kelurahan Dukuh.
- Surat Keterangan No. 4030/5.16.2/31.75.10.1001/1.711.53/2015 tentang Domisili Badan Usaha
Kantor Tunggal tanggal 13 Oktober 2015, yang dikeluarkan oleh Satuan Pelaksana Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kelurahan Cipayung.
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 503/01/DS/III/2016 tanggal 2 Maret 2016, yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Desa Wanakerta.
- Izin Tempat Usaha No. 503/19/ITU/2016 tanggal 22 Maret 2012 yang ditandatangani oleh Camat
Telukjambe Barat.
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No. 38533/24.1.0/31/.75.00.000/1.824.271/2015
tanggal 3 November 2015, dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi
Jakarta Timur.
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah No. 503/2896/136/PM/III/BPMPT/2016 tanggal
23 Maret 2016, dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten
Karawang.
- Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan Pemasokan Barang/Jasa Lainnya No. 1-0902-
033-10600858 tanggal 8 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang dan Industri Jakarta
Timur.
189
- Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan Jasa Lainnya No. 1-0902-000-1080907 tanggal
8 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang dang Industri Jakarta Timur.
- Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri No. 30/3215/IP/PMDN/2016 tanggal 22 Maret 2016,
dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Karawang.
- Kartu Tanda Anggota Asosiasi Perusahaan Teknik Mekanikal Elektrikal (APTEK) Provinsi DKI
Jakarta dengan No. Anggota A00533-P/033-IV/05/2016 yang ditandatangani oleh Dewan Pengurus
Daerah APTEK DKI Jakarta pada 24 Agustus 2016.
- Kartu Tanda Anggota Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDIN
Indonesia) yang ditandatangani oleh Badan Pengurus Pusat ARDIN Indonesia dan Badan Pengurus
Daerah ARDIN Indonesia Provinsi DKI Jakarta pada 25 Februari 2016.
- Kartu Tanda Anggota Biasa Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dengan No. Anggota 20204-
97026324/3-2-1997 dan No. Registrasi Nasional 160225-005978 yang ditandatangani oleh Dewan
Pengurus Kadin Kabupaten/Kota, Dewan Pengurus Kadin Provinsi dan Dewan Pengurus Kadin
Indonesia pada 25 Februari 2016.
- Kartu Tanda Anggota Biasa Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI)
dengan No. Registrasi 03.2016.09.3172.002426 yang ditandatangani oleh Badan Pusat GAPENSI,
Badan Pimpinan Daerah GAPENSI Provinsi DKI Jakarta dan Badan Pimpinan Cabang GAPENSI
Kota Jakarta Timur pada 8 Maret 20016.
JLP beralamat di: PT Jasa Layanan Pemeliharaan
Kompleks Bina Marga No. 2
Cipayung, Jakarta Timur
Tel.: 021 8444640
Fax.: 021 84598768
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Jasa Layanan Pemeliharaan
Tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (Circular Resolution) No. 01 tanggal 1 September 2015 yang
dibuat dihadapan Windalina, SH., Notaris di Jakarta, yang pemberitahuannya telah diterima dan
dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan
No.AHU-AH.01.03-0961648 tanggal 3 September 2015 serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan
No.AHU-3549230.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 3 September 2015, susunan Dewan Komisaris dan
Direksi JLP adalah sebagai berikut
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Muh Najib Fauzan
Komisaris : Arief Witjaksono
Direksi
Direktur Utama : Adi Prasetyanto
Direktur Keuangan dan Umum : Surta Nababan
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Jasa Layanan Pemiliharaan
Tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (Circular Resolution) No. 18 tanggal 29 Mei 2015 yang dibuat
dihadapan Windalina, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham
dengan Surat Keputusan No. AHU-0936765.AH.01.02.TAHUN 2015 serta telah dicatat dalam Daftar
Perseroan No. AHU-3514478.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 8 Juni 2015 juncto Akta Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham PT Jasa Layanan Pemiliharaan Tanpa Rapat Umum Pemegang
Saham (Circular Resolution) No. 01 tanggal 4 Januari 2016 yang dibuat dihadapan Windalina, SH,
Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan
190
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar JLP No.AHU-AH.01.03-0000368 tanggal 5 Januari 2016,
serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan No. AHU-0000653.AH.01.11.TAHUN 2016 Tanggal 5 Januari
2016, struktur permodalan JLP yaitu sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 400.000 400.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 198.747 178.747.000.000 99,68
Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga 633 633.000.000 0,32
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 199.380 199.380.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 200.620 200.620.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JLP pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian..
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014*
Aset Lancar 88.630.237.808 158.304.714.355 87.532.374.818
Aset Tidak Lancar 50.745.359.194 52.016.908.051 56.140.216.426
Jumlah Aset 139.375.597.002 210.321.622.406 143.672.591.244
Liabilitas Jangka Pendek 46.719.064.996 107.753.220.363 141.569.016.156
Liabilitas Jangka Panjang 13.951.478.123 14.582.417.126 16.173.410.354
Jumlah Liabilitas 60.670.543.119 122.335.637.489 157.742.426.510
Jumlah Ekuitas 78.705.053.883 87.985.984.917 (14.069.835.266)
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 139.375.597.020 210.321.622.406 143.672.591.244
*)disajikan kembali
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Aset lancar menurun sebesar Rp69.674.476.547 dari sebesar Rp158.304.714.355 menjadi sebesar
Rp 88.630.237.808 disebabkan karena menurunnya kas dan setara kas akibat adanya pelunasan
pinjaman dari Perseroan senilai Rp25.000.000.000 yang digunakan oleh modal kerja. Penurunan ini
menyebabkan penurunan pada jumlah aset sebesar Rp 70.946.025.404 setara 33,73%.
Pelunasan utang ini juga menyebabkan nilai liabilitas jangka pendek menurun sebesar Rp61.034.155.367
setara 56,64% dari sebesar Rp107.753.220.363 menjadi sebesar Rp46.719.064.996. Liabilitas JLP
turut menurun sebesar Rp 61.665.094.370 setara 50,41% dari sebesar Rp122.335.637.489 menjadi
sebesar Rp60.670.543.119.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset lancar JLP meningkat hingga Rp 71.798.734.208 atau setara 83,00% dari sebesar Rp87.532.374.818
menjadi sebesar Rp158.304.714.355. Hal ini disebabkan terutama karena adanya setoran modal.
Kenaikan aset lancar ini menyebabkan saldo aset JLP turut meningkat sebesar Rp66.653.751.532 atau
setara 46,29% dari sebesar Rp143.672.591.244 menjadi Rp 210.321.622.406. Pada tahun 2015, JLP
juga menerima penambahan modal dasar dan disetor penuh oleh Perseroan sehingga nilai ekuitas JLP
meningkat hingga sebesar Rp 101.830.505.275
191
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
2016 2015 2015 2014
Pendapatan 47.276.081.644 28.593.345.908 134.343.371.298 182.947.761.854
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (9.361.129.455) (20.090.628.605) (34.301.445.960) (44.945.290.177)
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan (9.280.931.034) (19.912.713.163) (34.169.494.725) (44.721.493.690)
*)disajikan kembali
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan meningkat sebesar Rp 18.682.735.736 setara 65,34% dari sebesar Rp 28.593.345.908
menjadi sebesar Rp 47.276.081.644 seiring dengan meningkatnya aktivitas pemeliharaan rambu dan
sipil.
Rugi sebelum pajak menurun sebesar Rp10.729.499.150 setara 53,41% dari sebesar Rp20.090.628.605
menjadi sebesar Rp 9.361.129.455 seiring dengan meningkatnya pendapatan serta menurunnya beban
JLP. Hal ini juga berdampak pada penurunan rugi komprehensif tahun berjalan yang turun sebesar
Rp10.631.782.129 menjadi sebesar Rp9.280.931.034.
t. PT Jasamarga Properti (JMP)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
PT Jasamarga Properti didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Jasamarga Properti
No. 02 tanggal 15 Januari 2013 dibuat dihadapan Windalina, S.H., Notaris di Jakarta Selatan, dan telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui surat keputusan No.
AHU-02309.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 23 Januari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0004004.AH.01.09. Tahun 2013 tanggal 23 Januari 2013 (selanjutnya disebut “Akta Pendirian
JMP”).
Anggaran dasar JMP telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Jasamarga Properti Tanpa Rapat Umum
Pemegang Saham (Circular Resolution) No. 04 tanggal 14 Juni 2016 yang dibuat dihadapan Windalina,
SH, Notaris di Jakarta Selatan, telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor JMP
sebesar Rp 50.000.000.000,- (lima puluh miliar Rupiah) dan perubahan pasal 4 ayat 2 Anggaran
Dasar. pemberitahuannya telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Nomor AHU-AH.01.03-0058040 tanggal 16 Juni 2016 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0074452.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 16 Juni 2016. (untuk
selanjutnya disebut “Akta JMP No. 4/2016”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan JMP adalah usaha di bidang pembangunan,
perdagangan dan jasa.
JMP memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Surat Izin Usaha Perdagangan No. 00884-05/PB/1.824.271 tanggal 15 Juli 2013 yang dikeluarkan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Pemerintah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
- Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (“TDP”), dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Timur
Selaku Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan Daerah Tingkat II tanggal 22 Juli 2013 dengan TDP
Nomor: 09.04.1.68.37164
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan (“SKDP”) Nomor 3233/27.1.0/31.75.04.10003/071.562/
2015 tanggal 9 September 2015, yang dikeluarkan oleh Lurah Dukuh, Kecamatan Kramat Jati,
Pemerintah Propinsi DKI Jakarta
192
JMP beralamat di: PT Jasamarga Properti
Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah
Jln. Jasa Marga RT 008/002
Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati
Jakarta Timur
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT. Jasamarga Properti Di Luar
Rapat Umum Pemegang Saham (Circular Resolution) No. 162 tanggal 02 Agustus 2016, yang dibuat
dihadapan Umi Chamidah, SH., M.Kn, Notaris di Bekasi, pemberitahuannya telah diterima dan dicatat
dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai
dengan Surat Penerimaan Peberitahuan Data Perseroan Nomor AHU-AH.01.03-0075660 tanggal 30
Agustus 2016 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0100739.AH.01.11.Tahun
2016 tanggal 30 Agustus 2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi JMP adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ibnu Purna Muchtar
Komisaris : Reynaldi Hermansjah
Direksi
DirekturUtama : Irwan Artigyo Sumadiyo
Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknik : Denny Abdurachman
Direktur Keuangan : Eko Hari Purwanto
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta JMP No. 4/2016, struktur permodalan JMP adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 750.000 750.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 489.860 489.860.000.000 99,77
Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga 1.140 1.140.000.000 0,23
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 491.000 491.000.000.000 100,00
D. Saham dalam Portepel 259.000 259.000.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JMP pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian serta ikhtisar
data keuangan penting pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ) dengan pendapat
Wajar Tanpa Modifikasian.
193
Posisi Keuangan
Per 30 Juni Per 31 Desember
2016 2015 2014*
Aset Lancar 118.160.363.596 96.590.486.023 77.709.489.586
Aset Tidak Lancar 383.217.850.244 349.550.410.086 33.153.362.597
Jumlah Aset 501.378.213.840 446.140.896.109 110.862.852.183
Liabilitas Jangka Pendek 12.487.338.697 8.116.180.432 702.515.504
Liabilitas Jangka Panjang - - 421.427.500
Jumlah Liabilitas 12.487.338.697 8.116.180.432 1.123.943.004
Jumlah Ekuitas 488.890.875.143 438.024.715.677 109.738.909.179
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 501.378.213.840 446.140.896.109 110.862.852.183
*)disajikan kembali
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
Liabilitas jangka pendek JMP meningkat sebesar Rp4.371.158.265 setara 53,86% dari sebesar
Rp8.116.180.432 menjadi sebesar Rp12.487.338.697. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya
utang kepada pihak berelasi yang disebabkan oleh terdapat peralihan tiga proyek Rest Area dari Perseroan sebagai Delivery Order Bahan Bakar Minyak di Rest Area KM 207 A Jalan Tol Palikanci.
Perbandingan tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014
Aset tidak lancar JMP meningkat sebesar Rp314.148.062.746 atau setara 887,37% dari sebesar
Rp33.153.362.597 menjadi sebesar Rp349.550.410.086. Peningkatan ini disebabkan karena
meningkatnya aset tetap dalam bentuk aset dalam penyelesaian serta munculnya aset properti
investasi dalam bentuk tanah, bangunan dan aset dalam penyelesaian. Kenaikan aset tidak lancar
ini menyebabkan aset JMP meningkat sebesar Rp 335.278.043.926 atau 302,43% dari sebesar Rp 110.862.852.183 menjadi sebesar Rp446.140.896.109.
Liabilitas jangka pendek JMP meningkat sebesar Rp6.992.237.428 atau setara 622,12% dari sebesar
Rp 702.515.504 menjadi sebesar Rp 8.116.180.432. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya uang muka penjualan yaitu uang muka yang diterima dari pelanggan atas penjualan
bangunan rumah di Jakarta Timur dan Sidoarjo. Selain itu, peningkatan juga disebabkan karena adanya
uang jaminan penyewa sebesar Rp 1.113.532.556 yang merupakan jaminan atas penyewaan ruang
kantor Gedung Graha Simatupang.
Laporan Laba Rugi
Keterangan Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
2016 2015 2014*
Pendapatan 76.768.257.649 2.618.389.536 27.888.480.105 -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 1.556.938.439 (816.203.764) 1.757.554.504 (2.260.126.349)
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan 866.159.466 (816.203.764) 1.285.806.498 (2.260.126.349)
*)disajikan kembali
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan dengan periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015
Pendapatan meningkat sebesar Rp 74.149.868.113 setara 2.831,89% dari sebesar Rp2.618.389.536
menjadi sebesar Rp 76.768.257.649 disebabkan oleh meningkatnya penjualan bahan bakar minyak
di SPBU rest area. Peningkatan pendapatan ini menyebabkan JMP mencatatkan laba sebesar
Rp1.556.938.439 dari sebelumnya tercatat rugi Rp816.203.764. Hal ini juga menyebabkan JMP
memperoleh laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp866.159.466 dari sebelumnya membukukan
rugi Rp816.203.764.
Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
JMP mencatatkan pendapatan sebesar Rp 27.888.480.105 dengan kontribusi terbesar berasal dari
penjualan rumah tinggal. Dengan mulai dicatatkannya pendapatan maka JMP memperoleh laba sebelum
194
pajak sebesar Rp 1.757.554.504 dari sebelumnya rugi sebelum pajak sebesar Rp2.260.126.349. Rugi
komprehensif tahun berjalan juga meningkat menjadi Rp 1.285.806.498.
195
Direktur Utama : Septerianto Sanaf
Direktur : Benny Soediarto Di
u. PT Jasa Layanan Operasi (JLO)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
JLO, berkedudukan di Jakarta Selatan, didirikan berdasarkan Akta Pendirian JLO No.7 tanggal 21
Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Ny. Rina Utama Djauhari, SH, Notaris di Jakarta, yang telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham dengan Keputusan Nomor AHU-2452733.AH.01.01.TAHUN
2015 tanggal 25 Agustus 2015, dengan Daftar Perseroan Nomor AHU-3545212.AH.01.01.TAHUN 2015
tanggal 25 Agustus 2015 (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian JLO”).
Anggaran dasar JLO telah mengalami perubahan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para
Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham JLO No. 11 tanggal 23 Desember 2015
yang dibuat dihadapan Ny. Rina Utama Djauhari, SH, Notaris di Jakarta, telah disetujui perubahan Pasal
3 Anggaran Dasar JLO tentang maksud dan tujuan JLO. Pengubahan Anggaran Dasar dimaksud telah
mendapat persetujuan dari Menkumham dengan Surat Keputusan Menkumham No. AHU-0948744.
AH.01.02.TAHUN 2015 tanggal 23 Desember 2015, serta telah dicatat dalam Daftar Perseroan Nomor
AHU-3597574.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 23 Desember 2015, (selanjutnya disebut dengan “Akta
JLO No. 11/2015”).
Berdasarkan Pasal 3 Akta JLO No. 11/2015, maksud dan tujuan JLO adalah usaha di bidang jasa dan
perdagangan.
JLO memiliki perizinan penting sebagai berikut:
- Sehubungan dengan kegiatan utama/bidang usaha JLO yang bergerak dalam bidang jasa dan
perdagangan, maka JLO tidak memiliki perizinan material sebagaimana layaknya Perseroan yang
memiliki perizinan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
JLO beralamat di:
PT Jasa Layanan Operasi
Gedung Kantor Cabang Jagorawi Lantai 4
Plaza Tol TMII, Jakarta Timur
Tel.: -
Fax.: -
Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta Pendirian JLO, susunan Dewan Komisaris dan Direksi JLO adalah sebagai berikut
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Sutirya Wirias Sastra
Komisaris : Mohammad Sofyan
Direksi
adi
196
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pendirian, struktur permodalan JLO adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000 per saham
% Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 75.000.000 75.000.000.000
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan 45.954.000 45.954.000.000 99,9
Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga 46.000 46.000.000 0,1
C. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 46.000.000 46.000.000.000 100,0
D. Saham dalam Portepel 29.000.000 29.000.000.000 -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting JLO pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 berikut diambil
dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja
(anggota dari Ernst & Young Global Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian.
Posisi Keuangan
Per 30 Juni
2016
Per 31 Desember
2015 2014
Aset Lancar 71.371.492.863 44.423.910.681 -
Aset Tidak Lancar 2.226.456.108 3.477.441.858 -
Jumlah Aset 73.597.948.971 47.901.352.539 -
Liabilitas Jangka Pendek 11.775.361.868 7.688.256.589 -
Liabilitas Jangka Panjang 5.888.954.288 - -
Jumlah Liabilitas 17.664.316.156 7.688.256.589 -
Jumlah Ekuitas 55.933.632.815 40.213.095.950 -
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 73.597.948.971 47.901.352.539 -
Perbandingan tanggal 30 Juni 2016 dibandingkan tanggal 31 Desember 2015
set lancar JLO mengalami peningkatan sebesar Rp26.947.582.182 setara 60,66% dari sebesar Rp
44.423.910.681 menjadi sebesar Rp 71.371.492.863 disebabkan oleh meningkatnya kas dan setara kas
serta piutang usaha oleh Perseroan akibat pendapatan dari jasa pemborongan pekerjaan pengumpulan
tol. Aset tidak lancar menurun sebesar Rp1.250.985.750 setara 35,97% dari Rp 3.477.441.858 menjadi
sebesar Rp2.226.456.108 dikarenakan penurunan aset tidak lancar lainnya akibat dari perhitungan
kembali keuntungan/kerugian aktuaria periode Juni 2016 oleh aktuaris independen. Secara keseluruhan
total aset JLO meningkat sebesar Rp 25.696.596.432 setara 53.64% dari sebesar Rp 47.901.352.539
menjadi sebesar Rp 73.597.948.971.
Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar Rp 4.087.105.279 dari sebesar Rp7.688.256.589 menjadi
sebesar Rp11.775.361.868 disebabkan karena meningkatnya utang pajak penghasilan. Liabilitas
jangka panjang muncul sebesar Rp 5.888.954.288 dalam bentuk liabilitas imbalan kerja jangka panjang.
Kenaikan ini menyebabkan meningkatnya liabilitas sebesar Rp9.976.059.567 setara 129,76% dari
sebesar Rp7.688.256.589 menjadi sebesar Rp17.664.316.156.
Ekuitas meningkat sebesar Rp15.720.536.865 setara 39,09% dari sebesar Rp40.213.095.950
menjadi sebesar Rp 55.933.632.815 disebabkan karena meningkatnya laba tahun berjalan sehingga
meningkatkan saldo laba JLO.
Laporan Laba Rugi
Keterangan
Untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni
Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
2016 2015 2015 2014
Pendapatan 132.475.660.890 - 31.840.410.000 -
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 23.953.784.092 - 3.477.116.177 -
Laba/(Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan 15.720.536.865 - 5.213.095.950 -
197
19. TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
Pengelolaan Perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada dasarnya
merupakan upaya untuk menjadikan GCG sebagai kaidah dan pedoman bagi pengelola Perusahaan
dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Penerapan prinsip-prinsip GCG sangat diperlukan agar
Perusahaan dapat memenangkan persaingan bisnis yang semangkin meningkat. GCG diharapkan
dapat menjadi sarana untuk mencapai visi, misi dan tujuan Perusahaan secara lebih baik.
Penerapan GCG oleh Perseroan dilaksanakan secara konsisten dalam upaya memaksimalkan nilai
perusahaan. Penerapan GCG pada Perusahaan akan dapat memacu perkembangan bisnis, akuntabilitas
serta mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan Stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai etika.
Sasaran yang ingin dicapai Perseroan dalam pelaksanaan GCG adalah:
1. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
Direksi, Karyawan, Pengguna Jalan Tol/Pelanggan lainnya, Mitra Usaha, Kreditur/Investor, serta
Masyarakat dan Lingkungan.
2. Mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan risiko Perseroan secara lebih hati-hati
(prudent), akuntabel, dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip-prinsip GCG.
3. Memaksimalkan nilai Perusahaan agar Perseroan memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional.
4. Memberdayakan fungsi dan kemandirian masing-masing Organ Perseroan.
5. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, efektif dan efisien demi tercapainya Visi
dan Misi Perseroan.
6. Mendorong agar pengelola Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan.
7. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada Stakeholders.
8. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perseroan.
9. Memperbaiki budaya kerja perusahaan.
10. Meningkatkan pencitraan Perseroan (image) yang semakin baik.
11. Meningkatkan kontribusi Perseroan dalam perekonomian nasional.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Jasa Marga memiliki komitmen penuh dan secara konsisten
menegakkan penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan formal yang menjadi landasan
bagi Perseroan dalam penerapan GCG, yaitu sebagai berikut:
1. Undang Undang Republik Indonesia, di antaranya adalah:
a. Undang Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Undang Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
c. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang
Undang Republik Indonesia No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
d. Undang Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 25 tahun
2003.
e. Undang Undang Republik Indonesia No. 19 tahun 2003 tentang BUMN.
f. Undang Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2004 tentang Jalan.
g. Undang Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
h. Undang Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi.
i. Undang Undang Republik Indonesia No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
2. Peraturan Pemerintah, di antaranya adalah:
a. Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol.
b. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengawasan dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Negara.
198
3. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara, di antaranya adalah:
a. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/01/2015 Tentang
Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik
Negara.
b. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-02/MBU/02/2015 Tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan
Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
c. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-02/MBU/02/2015 Tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha
Milik Negara.
d. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-13/MBU/10/2015 Tentang
Pedoman Pengelolaan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran di Lingkungan Kementerian
Badan Usaha Milik Negara.
e. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-02/MBU/06/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-04/
MBU/2014 Tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan
Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
f. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-09/MBU/2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-
01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.
4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK – dahulu Bapepam-LK), di antaranya adalah:
a. Peraturan OJK Nomor Nomor 29/POJK.04/2016 tanggal 29 Juli 2016 tentang Laporan Tahunan
Emiten Atau Perusahaan Publik.
b. Peraturan OJK Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
c. Peraturan OJK Nomor 21/POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015 tentang Pedoman Tata
Kelola Perusahaan Terbuka.
d. Peraturan OJK Nomor 31/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 Tentang Keterbukaan
Atas Informasi Atau Fakta Material Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.
e. Peraturan OJK Nomor 08/POJK.04/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Situs Web Emiten atau
Perusahaan Publik.
f. Peraturan OJK Nomor 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 Rencana dan
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.
g. Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik.
h. Peraturan OJK Nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 Komite Nominasi dan
Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik.
i. Peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 Sekretaris Perusahaan
Emiten Atau Perusahaan Publik.
5. Anggaran Dasar yang telah disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor:
32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka dan Nomor: 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten
atau Perusahaan Publik sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor:
61 tanggal 26 Maret 2015 yang dibuat dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH,
Notaris di Jakarta berikut surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Plt.
Direktur Administrasi Hukum Umum Kementeriaan HAM Nomor: AHU-AH.01.03-0019825 tanggal
27 Maret 2015 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0036530.AH.01.11.TAHUN
2015 tanggal 27 Maret 2015 sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Nomor: 1160/L dari
BNRI tanggal 27 November 2015 Nomor: 95.
199
6. Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, di antaranya adalah:
a. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 174/KPTS/2013 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan
(Code of Corporate Governance) PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
b. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 175/KPTS/2013 tentang Pedoman Tata Perilaku (Code of
Conduct) PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
c. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 186/KPTS/2011 tentang Pedoman Benturan Kepentingan
(Conflict of Interest) PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
d. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 183/KPTS/2014 tentang Pedoman Penanganan Gratifikasi
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
e. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 09/KPTS/2013 tentang Pedoman Whistleblowing System
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
f. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 50/KPTS/2013 tentang Visi, Misi dan Tata Nilai PT Jasa
Marga (Persero) Tbk.
g. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 08/KPTS/2016 tentang Penjabaran Tata Nilai PT Jasa
Marga (Persero) Tbk.
h. Keputusan Direksi Jasa Marga No. 41/KPTS/2015 tentang Struktur Organisasi PT Jasa Marga
(Persero) Tbk dan perubahan-perubahannya.
i. Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Nomor: 143/KPTS/2014 tanggal 25 Agustus
2014 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero)
Tbk.
7. Board Manual PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Dengan diterapkannya prinsip-prinsip GCG secara konsisten, dalam setiap langkah-langkah strategis
perusahaan membawa manfaat bagi Perseroan. Manfaat yang diperoleh antara lain:
a. Mendukung tercapainya Visi dan Misi Perseroan.
b. Membentuk kesadaran Perusahaan dan Insan Jasa Marga dalam menerapkan etika bisnis. c.
Terkontrolnya pengelolaan kegiatan usaha Jasa Marga dan pencapaian kinerja Perusahaan.
d. Meningkatkan Corporate Value dan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap
pengelolaan Perseroan.
e. Tersedianya lingkungan kerja yang sehat dan kompetitif dan peningkatan keterikatan Karyawan
dan pencapaian kinerja Karyawan.
f. Terlaksananya pemenuhan kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan perjanjian/kontrak.
g. Peningkatan kepuasan Mitra Kerja dalam pelaksanaan kerjasama dengan Jasa Marga.
h. Terciptanya persaingan usaha yang sehat dan kompetitif.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Sesuai dengan Undang Undang No. 40 tahun 2007 Bab I Mengenai Ketentuan Umum Pasal 1, Organ
Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris.
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang
yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
Undang Undang dan/atau Anggaran Dasar.
2. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar.
3. Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.
200
Jasa Marga telah memiliki Struktur Tata Kelola yang lengkap khususnya dalam penerapan prinsip-
prinsip GCG, sebagai berikut:
Organ Perseroan memainkan peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perseroan
menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan
dan ketentuan lainnya atas dasar prinsipbahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan.
RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing sesuai Peraturan Perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
Dalam menjalankan tugas pengurusan perusahaan, Direksi dibantu oleh Corporate Secretary dan
Internal Audit, serta satuan kerja lain yang menjalankan fungsi kepengurusan Perseroan.
Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat membentuk komite, yang anggotanya
seorang atau lebihadalah anggota Dewan Komisaris. Komite-komite tersebut bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris. Komite-komiteyang telah dibentuk oleh Dewan Komisaris Perseroan adalah
Komite Audit dan Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko.
Roadmap GCG Perseroan
Perseroan menetapkan arah implementasi GCG dalam bentuk Roadmap GCG yang dimulai pada
tahun 2005. Roadmap GCG diarahkan untuk menjadikan GCG sebagai acuan dalam setiap aktivitas
Perseroan. Sasaran akhir Roadmap GCG adalah kepercayaan dari para stakeholder dapat terus dijaga
serta terwujudnya Perseroan sebagai salah satu Good Corporate Citizen.
201
Mekanisme Perseroan untuk Meningkatkan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang lebih Baik
Mekanisme Tata Kelola merupakan mekanisme implementasi GCG yang tercermin dalam sistem yang
kuat. Hal ini menjadi penting, karena implementasi GCG tidak cukup hanya dengan mengandalkan pilar
governance structure, melainkan dibutuhkan adanya aturan main yang jelas dalam bentuk mekanisme.
Governance mechanism dapat diartikan sebagai aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara
pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol/pengawasan terhadap
keputusan tersebut.
Perseroan menyebut governance mechanism dengan sebutan soft-structure GCG. Soft-structure
merupakan aspek penting dalam implementasi GCG, karena soft-structure GCG akan menjadi living
document bagi segenap jajaran dan tingkatan organisasi di suatu perusahaan.
Mekanisme Tata Kelola yang dimiliki Perseroan antara lain:
1. Board Manual
Merupakan kompilasi dari praktik-praktik pengelolaan perusahaan yang bersumber dari regulasi
(Undang-Undang/Peraturan), Anggaran Dasar dan best practices yang disepakati bersama dalam
rangka implementasi GCG. Board Manual digunakan oleh Organ-organ Perseroan yang berfungsi
melakukan pengawasan dan pengelolaan Perseroan, yakni Dewan Komisaris dan Direksi.
2. Code of Corporate Governance (COCG)
Merupakan sekumpulan nilai dan praktik Perseroan yang menjadi suatu pedoman bagi Organ
Perusahaan dan Manajemen dalam mengelola Perseroan yang di dalamnya memuat prinsip-
prinsip GCG yang selaras dengan peraturan perundang-undangan, tujuan, isi dan Misi serta nilai-
nilai Perseroan.
202
3. Code of Conduct (COC)
Merupakan sistem nilai atau norma yang dianut oleh seluruh Insan Jasa Marga dalam melaksanakan
tugasnya yang di dalamnya memuat etika bisnis dan perilaku seluruh Insan Jasa Marga dalam
mencapai tujuan, Visi dan Misi Perseroan antara lain etika hubungan antara Perseroan dengan
Karyawan, Pengguna Jalan Tol,Pemegang Saham, Pemasok, Kreditur/Investor, Pemerintah, Mitra
Usaha, Pesaing, Media Massa, Masyarakat dan Lingkungannya.
4. Pakta Integritas
Merupakan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan
Perseroan, yang berisi ikrar untuk menerapkan prinsip-prinsipTata Kelola Perusahaan yang Baik
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
5. Pedoman Penanganan Gratifikasi
Merupakan pedoman bagi Insan Jasa Marga untuk memahami, mencegah dan menanggulangi
Gratifikasi di Perseroan.
6. Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan
Merupakan pedoman bagi Insan Jasa Marga untuk memahami, mencegah dan
menanggulangi Benturan Kepentingan di Perseroan.
7. Pedoman Whistleblowing System
Merupakan pedoman bagi Insan Jasa Marga dalam mencegah dan mendeteksi potensi pelanggaran
di Perseroan.
8. Piagam Internal Audit (Internal Audit Charter)
Memiliki peran untuk meningkatkan fungsi pengendalian yang terintegrasi di lingkup Perseroan dan
memastikan kegiatan operasional telah dijalankan dengan baik sesuai dengan aturan main yang
berlaku.
9. Piagam Komite di Bawah Dewan Komisaris
Memiliki peran sebagai panduan bagi Komite Audit dan Komite Nominasi, Remunerasi dan Risiko
dalam pelaksanaan tugas sebagai organ pendukung Dewan Komisaris. Karakteristik Piagam
Komite ini bersifat fleksibel dan dilakukan sesuai kebutuhan.
10. Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi
Panduan pengelolaan Teknolgi Informasi yang standar secara menyeluruh, sesuai lingkup
kebutuhan bisnis Perseroan dan memenuhi kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
11. Kebijakan Manajemen Risiko
Komitmen untuk penerapan manajemen risiko di seluruh organisasi secara luas dan terintegrasi,
dalam rangka menunjang kepastian pencapaian Sasaran Jangka Panjang Perusahaan dan
sebagai kerangka penerapan manajemen risiko secara sistematis dan terukur sesuai persyaratan
internasional.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan berhasil dilaksanakan apabila disokong oleh budaya
perusahaan yang kuat. Pendekatan internalisasi budaya dilakukan melalui intervensi pada ketiga aspek
yaitu kepemimpinan, sistem dan karyawan. Dengan pendekatan tersebut, budaya Jasa Marga selain
tertulis dalam kebijakan dan prosedur, juga menjadi suatu disiplin (soft skills) yang dipraktikkan oleh
Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Untuk itu, Jasa
Marga membangun Tata Nilai atas dasar empat nilai pokok yang diakui dan dikembangkan bersama,
yaitu JSMR (Jujur – Sigap – Mumpuni – Respek).
203
1. JUJUR
Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu JUJUR, adil, transparan dan bebas dari
benturan kepentingan.
2. SIGAP
Perseroan SIGAP melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan bertindak
peduli dan proaktif serta tetap mengedepankan kehati-hatian.
3. MUMPUNI
Perseroan MUMPUNI dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten dan inovatif.
4. RESPEK
Perseroan RESPEK terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai prestasi.
Penilaian GCG Jasa Marga
Pada tahun 2015, dilakukan self assessment implementasi GCG untuk Direksi dan Dewan Komisaris
dengan proses yang dilaksanakan sesuai kerangka acuan yang dikembangkan oleh Kementerian
Negara BUMN berdasarkan Keputusan Sekretaris Kementerian Negara BUMN No. SK-16/S.MBU/2012
tanggal 06 Juni 2012. Dari hasil self assessment tersebut, Dewan Komisaris memperoleh nilai 97,38%
dan Direksi memperoleh nilai 97,16%.
Adapun assessment GCG Dewan Komisaris secara garis besar meliputi aspek-aspek penilaian sebagai
berikut:
a. Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan.
b. Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas serta
menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
c. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan RKAP yang disampaikan
oleh Direksi.
d. Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan Perseroan
sesuai RKAP dan/atau RJPP.
e. Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan Anak
Perusahaan/perusahaan patungan.
f. Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerja Direksi (individu
dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan
mempertimbangkan kinerja Direksi.
g. Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi benturan kepentingan yang menyangkut
dirinya.
h. Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik
telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
i. Dewan Komisaris menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris yang efektif dan menghadiri Rapat
Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang undangan.
j. Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk mendukung tugas kesekretariatan
Dewan Komisaris.
k. Dewan Komisaris memiliki Komite Dewan Komisaris yang efektif.
Assessment GCG Direksi secara garis besar meliputi aspek-aspek penilaian sebagai berikut:
1. Direksi memiliki pengenalan dan pelatihan/pembelajaran serta melaksanakan program tersebut
secara berkelanjutan.
2. Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
3. Direksi menyusun perencanaan Perseroan.
4. Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja Perseroan.
5. Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap implementasi rencana
dan kebijakan Perseroan.
6. Direksi melaksanakan pengurusan Perseroan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku dan Anggaran Dasar.
7. Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi Perseroan dan Stakeholders.
204
8. Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan anggota Direksi dan manajemen
di bawah Direksi
9. Direksi memastikan Perseroan melaksanakan keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan penyampaian informasi kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham tepat waktu.
10. Direksi menyelenggarakan Rapat Direksi dan menghadiri Rapat Dewan Direksi sesuai dengan
ketentuan Perundang-undangan.
11. Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan efektif.
12. Direksi menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan yang berkualitas dan efektif.
13. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai Peraturan Perundang-
undangan.
Kinerja Manajemen diukur berdasarkan Key Performance Indicator berbasis Kriteria Penilaian Kinerja
Unggul (KPKU) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengacu pada Surat Kementerian Negara
BUMN No. S-08/S.MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 perihal Penyampaian Pedoman Penentuan KPI
dan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul pada BUMN. Kinerja Direksi diukur terhadap 5 (lima) perspektif
dengan total indikator sejumlah 18 (delapan belas) kinerja kunci sebagai berikut:
Ukuran kinerja Direksi tersebut disepakati dan ditandatangani bersama oleh Direksi yang menjadi
bagian dari Kontrak Manajemen antara Dewan Komisaris dan Direksi.
Pada tahun 2015, kegiatan penilaian Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris sedangkan penilaian
Dewan Komisaris dilaksanakan secara self assessment, dimana anggota Dewan Komisaris dinilai
oleh anggota Dewan Komisaris yang lain. Sementara itu, dalam penyusunan KPI (Key Performance
Indicator) Dewan Komisaris, Perseroan dibantu oleh Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi universitas
Indonesia (LMFE UI).
Kegiatan assessment GCG pada tahun 2015, dilakukan assessment dengan menggunakan parameter
Kementerian BUMN, serta pelaksanaan assessment ASEAN Scorecard oleh the Indonesian Institute
for Corporate Directorship (IICD).
Hasil Assessment GCG Perseroan :
205
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR)
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam infrastruktur jalan tol, Perseroan berperan serta dalam
pergerakan kemajuan ekonomi dan budaya di wilayah yang dilewatinya. Oleh karena itu, dalam
rangka mendukung keberlanjutan bisnis Perseroan, yang berorientasi pada aspek ekonomi, sosial,
dan lingkungan, Perseroan terus melaksanakan aktivitas berkelanjutan sebagai tanggung jawab sosial
Perseroan yang memberikan dampak positif dan mengurangi dampak negatif pada ketiga aspek di
atas. Sebagai wujud nyata, aktivitas tanggung jawab sosial Perseroan didasarkan pada triple bottom
line, yaitu people, planet,dan profit. Sebagai landasan dalam pelaksanaan Tanggung Jawan Sosial dan
Lingkungan (TJSL), Perseroan mengacu kepada Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Di samping itu Perseroan juga tunduk kepada peraturan
perundangan lainnya.
Dalam mewujudkan komitmennya, di sepanjang tahun 2015, Perseroan melaksanakan berbagai kegiatan
TJSL yang mencakup program pelestarian lingkungan hidup, program di bidang ketenagakerjaan,
kesehatan & keselamatan kerja, program pengembangan sosial dan kemasyarakatan yang meliputi
program kemitraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, pembangunan sarana dan prasarana
untuk masyarakat, program bantuan bencana alam dan bantuan masyarakat, dan program yang terkait
dengan tanggung jawab kepada konsumen.
Perseroan menyadari benar hal tersebut sehingga fungsi tanggung jawab sosial (CSR) menjadi program
yang sudah ada dan melekat sejak lama pada saat Perseroan berdiri pada tahun 1978. Keberadaan jalan
tol memang terbukti memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di banyak negara termasuk di
Indonesia di satu sisi, namun disisi lain keberadaan jalan tol banyak merubah pola sosial, budaya, dan
perkembangan suatu wilayah yang dilalui suatu jalan tol. Perubahan tersebut seharusnya diusahakan
menjadi suatu kepentingan yang saling memberi manfaat secara luas bagi kepentingan masyarakat
disekitar wilayah jalan tol bagi kepentingan ekonomi bangsa dan juga bagi Perseroan sebagai operator
jalan tol tersebut. Inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan selama ini diarahkan bagi kepentingan
masyarakat yang berada disekitar wilayah jalan tol dan ini menjadi suatu kebijakan yang menjadi
prioritas dalam menjalankan program-program tanggung jawab sosial Perseroan selama ini.
Sebagai suatu institusi bisnis yang memiliki core business dalam membangun dan mengelola jalan
tol,tak perlu dipungkiri bahwa Perseroan berorientasi pada peningkatan laba dalam setiap aktivitas
bisnisnya. Namun demikian, Perseroan menyadari bahwa keberlanjutan dari keuntungan setiap bisnis
dipengaruhi oleh praktikpraktik ketenagakerjaan dan kerja yang layak kepada karyawan di dalamnya,
aktivitas menjalin komunikasi baik dengan komunitas di sekitarnya, keberlanjutan dari lingkungan dan
faktor-faktor lainnya, sehingga perhatian Perseroan tidak hanya terimplementasi pada faktor keuntungan
semata, melainkan juga terhadap aktivitas pengelolaan lingkungan dan penjagaan hubungan baik
dengan stakeholders di dalamnya.
206
Perseroan mengajak seluruh stakeholders untuk turut serta aktif dalam melaksanakan konsep berfikir
yang mengacu pada Triple Bottom Line, antara lain melalui:
1. Penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai manajemen risiko lingkungan
dalam setiap aktivitas operasional.
2. Penyejahteraan karyawan sebagai aset Utama Perseroan.
3. Pemberdayaan komunitas lokal dalam membangun kesejahteraan bersama.
1. TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN HIDUP
Perseroan menyadari bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan memberikan dampak bagi lingkungan, baik
lingkungan yang berada di area Kantor Pusat maupun area operasional. Upaya untuk meningkatkan
dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas bisnis ini terus menjadi fokus perbaikan
utama Perseroan. Untuk memenuhi hal tersebut, Perseroan membangun Sistem Manajemen
Lingkungan sejak akhir tahun 2013 dengan menerbitkan KPTS No 165 Tahun 2013 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Lingkungan.
Kebijakan Perseroan
Perseroan akan melakukan pengelolaan dan pengendalian lingkungan secara komprehensif,
berdasarkan Ketentuan dan Perundang-undangan yang berlaku, agar dapat memberikan nilai tambah
bagi Perseroan dan masyarakat sekitar, dengan ketentuan, sebagai berikut:
1. Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, berdasarkan atas skala prioritas.
2. Perseroan mencegah dan bertanggung jawab atas kerusahakan lingkungan yang mungkin terjadi
akibat pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol.
3. Fungsi perencanaan dan pengendalian lingkungan di sekitar usaha Perseroan dilaksanakan oleh
Kantor Pusat bersama Kantor Cabang dan Anak Perusahaan.
4. Fungsi pelaksanaan dan pengawasan terhadap lingkungan di sekitar usaha Perseroan dilaksanakan
oleh Kantor Cabang dan Anak Perusahaan.
5. Direksi, seluruh Karyawan dan Mitra Usaha Perseroan memiliki peran dalam pengelolaan
lingkungan sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.
6. Menyempurnakan sistem manajemen lingkungan secara terus meneru ssesuai kondisi terakhir
dan mendorong seluruh Karyawan untuk selalu mengembangkan dan memelihara budaya sadar
lingkungan, guna meningkatkan Nilai Perseroan dan menjaga kepercayaan Stakeholder.
Kegiatan yang Dilakukan
Sesuai dengan aspek-aspek pengelolaan lingkungan di Perseroan, dilakukan program-program
lingkungan antara lain:
1. Penghijauan. Dilakukan sebagai salah satu upaya Perseroan untuk memperbaiki kualitas udara di
lingkungan jalan tol. Pada tahun 2015, jumlah pohon yang ditanam 57.088 dengan berbagai jenis
pohon di antaranya pohon mahoni, trembesi, akasia dan jenis pohon lainnya.
2. Pengelolaan AMDAL dan RKL/RPL. Kepedulian Perseroan terhadap lingkungan dimulai
semenjak rencana pembangunan jalan tol, dimana Perseroan sudah memperhatikan pengelolaan
lingkungan melalui penerapan AMDAL terhadap proyek jalan tol baru. Dalam rangka menjjaga
kualitas lingkungan seluruh jalan tol yang telah beroperasi, Perseroan melalui Cabang dan Anak
Perusahaan telah melaksanakan program Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) pada jalan tol beroperasi.
3. Pengelolaan Sampah. Dilakukan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik
serta sampah B3 di Unit Kerja. Peningkatan pengelolaan sampah di gerbang tol juga dilakukan
sebagai bukti kepedulian Perseroan serta untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal.
4. Efisiensi dan Konservasi Air. Dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan untuk meastikan
penggunaan air sesuai dengan kebutuhan.
5. Upaya Mitigasi Emisi Karbon. Dilakukan dengan penghematan energi listrik. Perseroan berupaya
menerapkan budaya hemat energi dengan memasang himbauan hemat listrik serta penggunaan
lampu hemat energi.
207
Dampak Keuangan dari Kegiatan
Guna mengoptimalkan pelaksanaan program dan kegiatan pengelolaan lingkungan, Perseroan secara
khusus telah mengalokasikan biaya pengelolaan lingkungan. Pada tahun 2015, Perseroan telah
mengeluarkan dana untuk pengelolaan lingkungan sebesar Rp53,52 miliar.
2. TANGGUNG JAWAB KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Konsep karyawan sebagai human capital bagi Perseroan menunjukkan bahwa karyawan merupakan
bagian penting dari pengembangan Perseroan ke depan. Perseroan memberikan perhatian dan
komitmen tinggi dalam hal Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Hal ini dapat
dilihat dari pemantauan efektivitas secara berkala dan melakukan perubahan-perubahan baik untuk
kebijakan, program maupun pemberian benefit untuk memastikan hal tersebut terjamin peaksanaannya
dengan baik agar karyawan dapat berkontribusi dengan optimal dan menja eksistensi Perseroan.
Ketenagakerjaan
Dengan paradigm baru, yaitu memandang Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai modal insani (human
capital) maka Perseroan menempatkan SDM sebagai subyek yang harus dikelola dengan baik agar
mampu menjadi modal untuk meningkatkan kinerja bisnis dalam jangka panjang secara berkelanjutan.
Optimalisasi pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia ini diterapkan oleh Perseroan dengan
mengupayakan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
1. Melaksanakan kepatuhan terhadap perundang undangan ketenagakerjaan.
2. Menjunjung tinggi hak-hak asasi pekerja.
3. Memberikan program peningkatan dan pelatihan kompetensi.
4. Menjunjung tinggi kesetaraan gender dan jenjang karir.
Kebijakan Perseroan
Dasar pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Manusia di lingkungan Perseroan mengacu pada
peraturanperaturan sebagai berikut:
1. Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Undang Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
3. Undang Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jamsostek
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1993 tentang 5. Undang Undang No. 19
tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
Kegiatan yang Dilakukan
1. Pemberian imbal jasa pekerjaan yang sesuai. Perseroan memahami bahwa kompensasi dan benefit
yang diberikan Perseroan berimbas pada kondusivitas kinerja serta perputaran dari karyawan.
Oleh karena itu, Perseroan mengupayakan imbal jasa terbaik melebihi ketentuan perundang-
undangan (UMR), sesuai kemampuan Perseroan dan tanpa memberatkan jam kerja karyawan.
Nilai persentase imbal jasa terendah yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah Rp3.608.000. Nilai
ini lebih besar 180% dibandingkan UMR pada daerah bersangkutan.
2. Perseroan mendukung terbentuknya beberapa perkumpulan dan perserikatan yang dimaksudkan
sebagai wadah aspirasi dan bakat seni maupun olahraga karyawan seperti LKS bipartit, jasmapala
dan baporseni (olah raga dan seni).
3. Keterbukaan dan kesetaraan dalam rekrutmen SDM. Perseroan mengumumkan program rekrutmen
dan seleksi karyawan baru, diantaranya melalui website resmi Perseroan yakni www.jasamarga.
co.id, bekerja sama dengan surat kabar yang beredar secara nasional, portal BUMN, twitter resmi
Perseroan, media online, poster dan career development program berbagai universitas ternama di
Indonesia. Perseroan menjunjung tinggi asas kesetaraan dimana pelamar berasal dari berbagai
suku, wilayah, agama, ras dan gender.
4. Penandatanganan PKB 2014-2016 yang memuat kesepakatan-kesepakan antara Manajemen
dengan Serikat Karyawan Jasa Marga (SJKM) pada tanggal 23 Juli 2014.
208
5. Pengembangan Kompetensi. Penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan melalui Jasa
Marga Development Center (JMDC). Sepanjang tahun 2015, JMDC telah memfasilitasi pendidikan
dan pelatihan dengan total pelaksanaan 29.923 hari orang pelatihan menurut kategori operasional
dan non operasional dengan total peserta 13.360 orang.
6. Penyelenggaraan pelatihan keterampilan kepada karyawan yang memasuki Masa Persiapan
Pensiun (MPP).
7. Pengisian formasi dan pengembangan karir secara selektif dan terbuka tanpa dikisriminasi
dengan memprioritaskan sumber dari dalam Perseroan dengan memperhatikan prestasi kerja,
kemampuan dan kompetensi Karyawarn serta pemberian imbal jasa maupun promosi karyawan
yang berkompeten tanpa membedakan gender maupun SARA.
8. Survey Kepuasan Pekerja secara rutin sehingga Perseroan dapat menerima feedback langsung
dari pekerja.
9. Untuk menjaga tingkat turnover karyawan, Perseroan memberikan kesempatan yang sama kepada
seluruh karyawan dalam mengembangkan karir serta paket remunerasi yang kompetitif dalam
bentuk manfaat dan fasilitas yang diterima oleh karyawan.
Dampak Keuangan dari Kegiatan
Perseroan secara berkesinambungan melakukan praktik ketenagakerjaan layak untuk terus menjaga
karyawan sebagai aset utama. Dalam upaya untuk melaksanakan praktik ketenagakerjaan ini sepanjang
tahun 2015, total biaya yang telah dikeluarkan Perseroan adalah Rp1,55 triliun.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perseroan sadar bahwa karyawan adalah aset perusahaan yang perlu dikelola serta dipenuhi hak dan
kewajibannya, salah satunya dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk memenuhi hal tersebut,
Perseroan menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk karyawan dengan
membuat kebijakan, target dan struktur tata kelola K3 serta melakukan review setiap tahunnya.
Kebijakan Perseroan
Dasar pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan
Perseroan mengacu pada peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Undang Undang No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:
a. Pasal 86, bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Pasal 87, bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Sertifikasi OHSAS 18001: 2007 dalam praktek Keselamatan Kerja dan Perseroan.
5. Keputusan Direksi No. 129/KPTS/2010 tanggal 22 Juli 2010 tentang Kebijakan Mutu dan K3,
Manual Manajemen Mutu dan Pedoman Perbaikan Berkelanjutan di Lingkungan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk.
6. Keputusan Direksi No. 162/KPTS/2010 tentang Manual Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) serta Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan Proyek
Konstruksi di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
7. Surat Edaran Direksi No. 20/SE-DIR/2010 perihal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
8. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN:
a. Pasal 36, Direksi wajib memastikan bahwa aset dan lokasi usaha serta fasilitas BUMN lainnya,
memenuhi peraturan perundang undangan berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja serta pelestarian lingkungan
209
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan melindungi karyawan, pelanggan, aset,
mitra kerja dan lingkungan dari potensi bahaya yang mungkin terjadi. Sejak tahun 2011 pengelolaan K3
difokuskan untuk mencapai tingkat zero accident. Program ini diselenggarakan berdasarkan peraturan
ketenagakerjaan dan aturan K3 Dinas Tenaga Kerja setempat serta dievaluasi dan dinilai setiap tahun.
Kegiatan yang Dilakukan
Sampai dengan tahun 2015 berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Sosialisasi terkait SMK3.
Sosialisasi SMK3 dilakukan dalam bentuk parenting visit ke Cabnag dan Anak Perusahaan oleh
Divisi Risk and Quality Management untuk kembali merefresh pengetahuan unit kerja terkait K3
serta meningkatkan kesadaran dalam berbudaya K3. Selain sebagai media sosialisasi, parenting
visit juga dibuat sebagai media bagi Cabang dan Anak Perusahaan untuk menyampaikan kendala
yang dihadapi dalam penerapan sistem yang selanjutnya didiskusikan bersama untuk perbaikan.
2. Cross Audit SMK3 sesuai PP Nomor 50 Tahun 2012..
Untuk mengetahui kesesuaian tingkat penerapan K3 di cabang-cabang dengan PP 50 tahun
2012 maka Perseroan melakukan Cross Audit dengan personil auditor dari cabnag lain yang
sudah mendapatkan pelatihan Auditor SMK3 Kemenakertrans. Hal ini dilakukan untuk menjamin
transparansi dan objektifitas dalam hasil auditnya. Cross audit dilakukan secara berkelanjutan
untuk memastikan peningkatan penerapan SMK3 di Cabang.
3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan K3 tahun 2015:
a. Evaluasi pelaksanan kegiatan K3 Cabang-Cabang
b. Evaluasi data laporan P2K3 Cabang
c. Evaluasi HIRAC Cabang
4. Program Kesehatan.
Berupa kegiatan pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), mempertahankan kesehatan
(promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
5. Pemenuhan Kompetensi
Pemenuhan kompetensi di bidang K3 dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan SMK3 agar
berjalan dengan baik serta sebagai upaya perusahaan dalam mematuhi peraturan perundangan
yang berlaku. Pada tahun 2015 Perseroan berupaya meningkatkan jumlah Ahli K3 Umum, Ahli K3
Konstruksi dan Auditor SMK3 untuk pemenuhan kompetensi di bidang K3 secara merata di seluruh
unit kerja.
Sertifikasi Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sebagai upaya dalam menjamin persyaratan K3 dipenuhi oleh Perseroan untuk memastikan K3
berjalan dengan efektif, maka dilakukan sertifikasi OHSAS 18001: 2007 (Occupational Health & Safety
Assessment Series) yang terintegrasi dengan ISO 9001 untuk semua Cabang dimulai dari tahun 2010
dan diperbaharui setiap 3 tahun sekali.
Dampak Keuangan dari Kegiatan Kesehatan
Perseroan secara berkesinambungan melakukan praktik K3 untuk terus menjaga karyawan sebagai
aset utama. Upaya untuk melaksanakan praktik K3 ini, sepanjang tahun 2015, total invetasi yang telah
dikeluarkan Perseroan adalah Rp96,15 miliar.
210
3. PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
Sebagai operator jalan told an BUMN, kontribusi Perseroan kepada masyarakat sebagai bagian dari
pemangku kepentingan dilaksanakan melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dikelola oleh Unit Corporate Secretary mulai tahun 2014 dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
yang dikeloal oleh Unit Community Development Program sejak tahun 1992.
Kebijakan Perseroan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-005/MBU/2007 tertanggal 27 April 2007
tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil; Peraturan Menteri Negara
BUMN No.: PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan BUMN; dan Keputusan Direksi No. 166/KPTS/2015 tanggal 5 Oktober 2015 tentang
Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, program CSR menggunakan
alokasi anggaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang ditetapkan setiap tahunnya
sedangkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan menggunakan anggaran perusahaan dari
Penysihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam RUPS/Menteri pengesahan Laporan
Tahunan BUMN Pembina maksimum sebesar 4% (empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku
sebelumnya.
Melampaui kepatuhan regulasi tersebut, Jasa Marga menyadari bahwa kemitraan dengan masyarakat
dan bina lingkungan merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang sangat menguntungkan bagi
Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan berkomitmen untuk membangun kesejahteraan bersama.
Kegiatan yang dilakukan
1. Program Kemitraan
Sasaran dari kegiatan Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perseroan yaitu usaha
kecil, dalam hal ini perorangan atau badan usaha dan koperasi memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
Melalui kegiatan Program Kemitraan yang dikelola oleh Jasa Marga, masyarakat (calon mitra binaan)
yang memenuhui persyaratan dapat memperoleh pinjaman modal usaha secara bergulir untuk usaha
kecil dan menengah serta pembinaan usaha agar dapat menjadi tangguh dan mandiri. Upaya pembinaan
usaha dilakukan dengan:
a. Bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan bentuk lain yang terkait
dengan upaya peningkatan kapasitas Mitra Bina Program Kemitraan.
b. Dana bantuan sebagaimana dimaksid pada huruf a, diambil dari alokasi dana program BL,
maksimal sebesar 20% (dua puluh persen) yang diperhitungkan dari dana Program Kemitraan
yang disalurkan pada tahun berjalan.
Sepanjang tahun 2015, Program Kemitraan ini telah menyalurkan dana sebesar Rp15,04 miliar yang
diserap oleh 451 mitra binaan yang tersebar di seluruh wilayah Cabang Jasa Marga. Bidang usaha
yang dijalankan mitra binaan bervariasi mulai dari sektor Industri, Jasa, Perdagangan, Perikanan dan
Peternakan.
Kegiatan Jumlah
Dana Tersalur 15.040.000.000
Mitra Binaan 451
211
2. Program Bina Lingkungan
Pengelolaan kegiatan Bina Lingkungan Perseroan difokuskan pada beberapa aspek, antara lain: korban
bencana alam, pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana dan/
atau sarana umum, sarana ibadah, pelestarian alam, sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan
kemiskinan, dan bentuk bantuan lain terkait dengan upaya peningkatan kapasitas Mitra Binaan Program
Kemitraan.
Kegiatan program Bina Lingkungan yang telah dilakukan oleh Perseroan sepanjang tahun 2015
diantaranya sebagai berikut:
a. Bantuan Korban Bencana Alam
Sebagai salah satu bentuk kepedulian Perseroan terhadap masyarakat sekitar, Perseroan memberikan
bantuan air bersih bagi warga yang mengalami kekeringan di musim kemarau di 8 Kantor Cabang
sekitar wilayah operasional. Selain itu Perserosan juga memberikan bantuan untuk korban bencana
Gunung Sinabung berupa pembuatan sumuur dan MCK.
b. Bantuan Pendidikan dan/atau Pelatihan
Perseroan berupaya meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat sekitar dengan melakukan
pelatihan untuk guru TK, PAUD & Da’i, memberikan bantuan berupa media bermain dan belajar tematik
edutainment; bantuan sarana/prasarana belajar, sarana/prasarana ssekolah dan memberikan bantuan
sepeda motor untuk guru-guru teladan tingkat SD dan SMP dengan jumlah 45 (empat puluh lima)
sepeda motor serta renovasi sekolah-sekolah dan Madrasah di seluruh operasional Perusahaan & di
luar operasional Perusahaan.
c. Bantuan Peningkatan Kesehatan
Perseroan melakukan bantuan peningkatan kesehatan secara rutin, diantaranya dalam bentuk
pengobatan gratis diantaranya kepada warga sekitar wilayah Cabang serta pengemudi di beberapa
termijnal, yiatu Terminal Pulogadung, Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Bekasi.
d. Bantuan Pengembangan Prasaran dan/atau Sarana Umum
Pengembangan sarana dan prasarana umum yang dilakukan Perusahaan sebagai tanggung jawab
sosial Perusahaan diantaranya:
- Memberikan mobil kebersihan dan pembuatan bak sampah untuk menignkatkan pengelolaan
sampah masyarakat sekitar
- Pembangunan taman, saluran dan sarana air bersih di lingkungan warga sekitar
- Pembangunan jembatan untuk penyeberangan orang
- Pembuatan rambu dan marka jalan
- Pembuatan MCK untuk masyarakat umum
- Bantuan material untuk perkerasan jalan
- Bantuan berupa alat msuik untuk sanggar seni
e. Bantuan Sarana Ibadah
Upaya peningkatan sarana ibadah di wilayah masyarakat sekitar dilakukan dalam bentuk pembangunan
tempat wudhu dan Madrasah, perbaikan sarana ibadah dan bantuan bahan material dalam pembangunan
sarana ibadah.
f. Bantuan Pelestarian Alam
Program pelestarian alam yang dilakukan Perseroan diantaranya: penanaman pohon di berbagai
wilayah operasional Cabang; pemberian bibit pohon dan biopori; program ”Bank Sampah”, dan
sosialisasi larangan membuang sampah sekaligus melakukan pembersihan sampah di jalan tol.
212
g. Bantuan Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Pengentasan Kemiskinan
Perseroan memberikan pembinaan keterampilan membuat kue kering, membuat aksesoris dari
manik-manik, pemebrian mesin jahit dan pelatihan garmen, pemberian bibit kambing sebagai upaya
menciptakan masyarakat yang mandiri, serta pemberian sembako.
Bantuan Program Bina Lingkungan selain diberikan di wilayah operasional Perusahaan, diberikan pula
di wilayah Sukabumi, Cianjur, Tegal, Boyolali, Lamongan, Lampung, Padang, Aceh, Kepulauan Riau,
Jambi dan Kendari.
Dampak Keuangan dari Kegiatan
Dampak keuangan dari tanggung jawab Perseroan terhadap pengembangan sosial dan masyarakat
yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp2395 miliar. Dana tersebut direalisasikan pada
Program Kemitraan senilai Rp15,04 miliar untuk 451 Mitra Binaan dan senilai Rp8,91 miliar untuk
Program Bina Lingkungan.
4. TANGGUNG JAWAB KEPADA KONSUMEN
Perseroan menempatkan kepuasan pelanggan sebagai aspek yang mendasar dan penting. Keamanan,
kenyamanan dan kelancaran di jalan tol bagi pengguna jalan tol adalah komitmen Perseroan untuk
mewujudkan kepuasan pelanggan.
Kegiatan yang Dilakukan
1. Penerapan sistem pelayanan terintegrasi dalam mengakomodasi kebutuhan pelanggan terhadap
produk layanan berdasarkan Standar Pelayanan Minimum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
16/PRT/M/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal yang harus dicapai
Badan Usaha Jalan Tol dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol.
2. Penyediaan informasi produk layanan yang mendukung keamanan bagi pelanggan. Pusat informasi
yang dimiliki Perseroan, yakni Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC) merupakan media
komunikasi bagi para pemakai jalan tol yang akan mencatat dan menindaklanjuti pertanyaan dan
keluhan pemakai jalan tersebut. Akses JMTIC dapat dijangkau melalui beberapa jalur komunikasi,
yaitu:
a. Call center JMTIC 14080.
b. Twitter @PTJASAMARGA.
c. Website www.jasamarga.com.
d. Website www.jasamargalive.com dan m.jasamargalive.com.
3. Untuk peningkatan pelayanan di bidang transaksi, Perseroan melakukan berbagai upaya diantaranya
peningkatan jumlah Gardu Tol Otomatis (GTO) pada ruas-ruas yang dikelola menjadi sejumlah
399 gardu atau sebesar 40% dari total gardu operasi. Ke depannya, di tahun 2016 Perseroan
menargetkan dapat menambah jumlah GTO menjadi sebesar 50% dari total gardu operasi.
Dampak Keuangan dari Kegiatan
Nilai biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan perlindungan dan tanggung
jawab kepada konsumen selama tahun 2015 adalah sebesar Rp296 miliar.
20. PERATURAN MENGENAI LINGKUNGAN
Hak pengusahaan Perseroan juga mengikuti hukum dan peraturan mengenai lingkungan, seperti
pembatasan dan ketentuan mengenai polusi suara (bunyi), penggundulan hutan atau jalur hijau
(deforestation) dan pemindahan material yang terdiri dari zat-zat berbahaya.
213
24
Dalam pengoperasian hak pengusahaan jalan tol di Indonesia, Perseroan harus mematuhi prosedur
administratif untuk mendapatkan izin lingkungan. Pekerjaan persiapan, konstruksi, operasi, dan
pengembangan jalan harus melalui proses perijinan dengan pihak yang berwenang dalam hal ini
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Perijinan mengatur prasyarat, kondisi, pembatasan dan fungsi
pengawasan untuk industri jalan tol.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Atas Lingkungan)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL”) adalah suatu analisa dampak lingkungan yang
berlaku di Indonesia yang diatur dalam UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang lebih jauh diatur oleh PP No.27 tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan. UU No.23
Tahun 1997 tersebut kemudian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku berdasarkan UU No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Menurut ketentuan Pasal 22 UU No.
32 Tahun 2009, setiap usaha dan kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki AMDAL.
Proses AMDAL dimulai dengan persetujuan ANDAL (Analisa Dampak Lingkungan) untuk konstruksi
jalan tol dan diikuti dengan persetujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan (“RKL”) dan selanjutnya
Rencana Pemantauan Lingkungan (“RPL”). Proses AMDAL mengharuskan Perseroan untuk memenuhi
persyaratan dan kondisi tertentu guna pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan sebagaimana
dicantumkan dalam RKL dan RPL, secara khusus pengelolaan atas kebisingan dan polusi udara yang
dalam hal ini oleh Perseroan diantisipasi dengan penggunaan beton peredam suara dibeberapa tempat
dan penanaman pohon sepanjang pinggir jalan.
Tabel di bawah ini menunjukan persetujuan/pengesahan Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan Analisa
Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dimiliki Perseroan:
No Ruas Jalan Tol Nomor Pengesahan Tanggal Pengesahan Keterangan
1 Belmera (penambahan lajur tol Belmera) KL.03.02-MN/492 9 Desember 1997 AMDAL
2 Palimanan-Cirebon KL.03.02-MN/09 10 Januari 1995 AMDAL
3 Prof. Dr. Ir. Soedijatmo KL.03.02-MN/09 10 Januari 1993 SEL
4 Jakarta-Cikampek KL.03.02-MN/130 17 Maret 1993 SEL
5 Semarang Seksi C KL.03.02-MN/178 28 April 1997 AMDAL
6 Semarang Seksi A + B KL.03.02-MN/220 27 Mei1993 SEL
7 Cawang-Grogol KL.03.02-MN/37 1 Pebruari 1994 SEL
8 Surabaya-Gempol KL.03.02-MN/393 6 September 1993 SEL
9 Grogol-Pluit KL.03.02-MN/404 30 Agustus 1996 AMDAL
10 Ulujami-Pondok Aren KL.03.02-MN/467 1 Nopember 1994 AMDAL
11 Padalarang-Cileunyi KL.03.02-MN/481 10 Desember 1990 SEL
12 Jagorawi KL.03.02-MN/57 7 Maret 1995 SEL
13 Kebun Jeruk-Pondok Pinang KL.03.02-MN/372 21 Agustus 1996 AMDAL
14 Pondok Pinang-Jagorawi-Cikunir KL.03.02-MN/259 19 Juli 1995 AMDAL
15 Cikampek-Cirebon KL.03.02-MN/76 7 Maret 1996 AMDAL
16 Gempol-Mojokerto KL.03.02-MN/10 16 Januari 1997 AMDAL
17 Cikampek-Padalarang KL.03.02-MN/380 31 Agustus 1994 AMDAL
SK Gubernur Ja-Bar No.660.1/3579-BPLHD AMDAL
18 Jalan Tol JORR SK Menteri Lingkungan Hidup No.253/04 AMDAL
19 Bogor Ring Road 660/521-BPLHD 22 Februari 2007 AMDAL
20 Gempol-Pasuruan 560/1051/031/2007 11 Januari 2007 AMDAL
21 Peningkatan Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo 167 tahun 2008 31 Maret 2008 AMDAL
22 W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami) 57/Andal/-1.774.151 22 Desember 2008 AMDAL
23 Semarang-Solo 665.1/15/2005 5 Oktober 2005 AMDAL
Pelebaran Jalan Tol Semarang Seksi A
(Krapyak-Jatingaleh) Kota Semarang 660.1/A 0215 31 Juli 2007 AMDAL
25 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Keputusan Gubernur No.
1545/04-B/HK/2011
Keputusan Menteri
4 Nopember 2011 ANDAL, RKL,
RPL
26 Solo-Ngawi Lingkungan Hidup No. 653
tahun 2008 4 September 2008
214
No Ruas Jalan Tol Nomor Pengesahan Tanggal Pengesahan Keterangan
Keputusan Menteri
27 Ngawi-Kertosono
28 Cinere-Serpong
29 Medan-Kualanamu- Tebing Tinggi
Lingkungan Hidup No. 653
tahun 2008 4 September 2008
Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 653
tahun 2008 9 September 2008
Surat Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Sumatera
Utara Nomor : 1401/BLH-
SU/BTL.A/2011 14 September 2011
Surat Gubernur
ANDAL,RKL,
RPL
30 Pandaan-Malang
31 Manado-Bitung
32 Balikpapan-Samarinda
Sumatera Utara Nomor :
660.1/207.I/2007
Surat Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Timur Nomor :
660/120/207.1/2014
Surat Komisi AMDAL
Provinsi Sulawesi Utara
Nomor : 503/KPPT/IL/30/
II/2014
Surat Gubernur Kalimantan
Timur Nomor : 660.1/409/
TUUA/B.1.3/BPDL
31 Januari 2007 ANDAL,RKL,
RPL
3 Maret 2014 ANDAL,RKL,
RPL
24 Februari 2014
ANDAL,RKL,
RPL
10 Januari 2003
ANDAL,RKL,
RPL
Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan telah mematuhi seluruh hukum dan peraturan yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, selain pertanggung jawaban sebagaimana tertera dalam dokumen yang
sudah mendapatkan persetujuan dari badan yang berwenang.
21. PENGHARGAAN YANG PERNAH DITERIMA SELAMA SEJAK TAHUN 2011
Berikut merupakan penghargaan yang telah diterima perseroan sejak tahun 2011 hingga semester I
tahun 2016:
Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan
2011 Call Center Award 2011 for service excellence, Kategori Public
Service atas Keberhasilan Meraih “GOOD” Service Performance
Majalah Marketing dan Carre (the Customer
Company)
2011 Service Quality Award 2011, Kategori Penyedia Jalan Tol atas
Keberhasilan dalam Memberikan Excellence Total Service Quality
Satisfaction Berdasarkan Customer Perception Survey ISSI 2011
(SQ Golden Award 2011)
Majalah Marketing dan Carre (the Customer
Company)
2011 Corporate Image Award 2011 Indonesia’s Most Admired Companies,
Kategori Infrastruktur Jalan Tol, The Best in Building and Managing
Corporate Image
Bloomberg
Bussinessweek dan Frontier Consulting Group
2011 Penghargaan BUMN Kategori Industri Non-Keuangan yang
berpredikat SANGAT BAGUS atas Kinerja Keuangan 2010 (Rating
113 BUMN Tahun 2011 pada The 2nd Infobank BUMN Awards 2011)
Majalah Infobank
2011 Penghargaan Indonesia Green Awards 2011 Visi Biru Aksi Hijau
Penghargaan Penginspirasi Bumi
Kementerian Kehutanan,
Majalah Bisnis & CSR dan La TOFI School.
2011 Penghargaan Anugerah Business Review 2011 sebagai
The Best CORPORATION for LEARNING ORGANIZATION of the
Year 2011 Peringkat 3
Business Review
2011 Penghargaan Anugerah Business Review 2011 sebagai The Best
GCG of the Year 2011 Peringkat 3
Business Review
215
Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan
2011 Indonesian Quality Award 2011 based on Malcolm Baldridge Criteria
kategori penilaian “Good Performance”
IQA Foundation
2011 Penghargaan Anugerah BUMN 2011 Inovasi untuk Kinerja Unggul
sebagai Juara II Inovasi GCG BUMN Terbaik
Majalah BUMN Track
2011 Penghargaan Corporate Governance Award 2011, kategori “The
Best Most Improve” on IICD CG Conference and Award 2011
Indonesian Institute for
Corporate Directorship dan Business Review
2011 Penghargaan Best of the Best Awards 2011 kategori The A list The
Top 40 Top Performing Small & Midsized Companies
Majalah Forbes
2011 Penghargaan Corporate Governance Perception Index (CGPI)
2010 “The Most Trusted Company Award 2011”, kategori Trusted
Company Berdasarkan Corporate Governance Perception Index
2010 dan Trusted Company Berdasarkan Investors and Analysts’
Assessment Survey
IICG (Indonesian Institute for Corporate
Governance) bekerja sama dengan Majalah
SWA pada tahun 2010
2012 Penghargaan Badan SAR Nasional kepada Tim Rescue Jasa Marga
atas partisipasi dalam penanganan korban kecelakan pesawat
Sukhoi SJ 100 di kawasan Gunung Salak, Bogor
Badan SAR Nasional
2012 Predikat sebagai operator jalan tol terbaik di ajang Service Quality
Award 2012
Centre Customer Satisfaction and Loyalty
(CARRECCSL) dan Majalah Service
Excellence (Marketing Group)
2012 Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia atas Rekor
Pemasangan Lampu Solar Cell terbanyak
Museum Rekor Dunia Indonesia
2012 Penghargaan dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia
(KEHATI)
Indonesian Biodiversity Foundation
2012 Penghargaan Brand Championship National Customer Service (CS) Championship
2012
2012 Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN) Awards 2012 kategori
Korporasi Peduli Lingkungan
Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN)
2012 Infobank BUMN Awards 2012 Kategori BUMN Non Keuangan yang
Berpredikat Sangat Bagus atas Kinerja Keuangan 2011
Infobank BUMN Awards 2012
2012 Penghargaan The 4th Indonesian Institute Corporate Directorship
(IICD) sebagai Best Corporate Governance kategori Best Equitable
Treatment of Shareholders
The 4th Indonesian Institute Corporate
Directorship (IICD)
2012 Anugerah Peduli Pendidikan Kategori Perusahaan/BUMN Terbaik,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2012 Anugerah BUMN Juara III untuk GCG BUMN Terbaik BUMN
2012 Good Corporate Governance Award sebagai Indonesia Trusted
Companies Based on Investors and Analyst’s Assessment Survey
dan Indonesia Trusted Companies Based on Corporate Governance
Perception Index (CGPI)
Majalah SWA
2013 Indonesia Quality & Productivity Award predikat Emerging Industry
Leader
Indonesia Quality & Productivity Management
Association (IQPMA)
2013 Penghargaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia atas
kepedulian Jasa Marga terhadap mantan atlet berprestasi Indonesia
Komite Olahraga Nasional Indonesia
216
Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan
2013 Contact Center Service Excellence Award (CCSEA) untuk Jasa
Marga Traffic Information Center (JMTIC) dengan predikat Excellent
dalam Service Performance untuk kategori Public Service
Carre-Canter for Customer Satisfaction &
Loyalty dan Majalah Service Excellence.
2013 Penghargaan dari Kementerian Negara BUMN atas pencapaian
kinerja dan terobosan yang dilakukan Jasa Marga dalam
mempercepat pembangunan Jalan Tol Bali Mandara
Kementerian Negara BUMN
2013 Kementerian Negara BUMN memberikan penghargaan kepada
Jasa Marga atas pencapaian kinerja dan terobosan yang dilakukan
dalam Penggagas Proyek Monorel
Kementerian Negara BUMN
2013 Penghargaan dari Kementerian Negara BUMN atas pencapaian
kinerja dan terobosan yang dilakukan Jasa Marga dalam
Pelaksanaan Program BUMN Peduli
Kementerian Negara BUMN
2013 Service Quality Gold Award 2013 untuk kategori Toll Road Carre-Center for Customer Satisfaction &
Loyalty (Carre – CCSL) dan Majalah Service
Excelence.
2013 Penghargaan Wealth Added Creator Award, The 1st Rangking of
Indonesia The Best Public Companies Based On Wai dan 19th
Rangking of Indonesia The Best Public Companies Based on Wai
(overall) 2013 Category Transportation
Majalah SWA dan Stern Steward & Co.
2013 Bisnis Indonesia Award 2013 (BIA 2013), Kategori Sektor
Infrastruktur, Transportasi dan Utilitas Terbaik
Harian Bisnis Indonesia
2013 The 9th National Customer Service Championship 2013 kategori
Most Empowered Team Leader, Most Improved Frontliner serta
Case Study of The Year 2013
Carre-Center for Customer Satisfaction &
Loyalty (Carre – CCSL
2013 Sustainable and Responsible Invesment Index (SRI) KEHATI
Appreciation 2013
Yayasan KEHATI
2013 BUMN Marketing Award 2013 penghargaan Bronze kategori tactical
dan penghargaan Silver kategori strategic
BUMN Marketeers Award 2013
2013 MNC Bussiness Award, Kategori The Best Emiten Transportation,
Communication, Electric, Gas Services, Highway Management
Services Industry
MNC Business Award
2013 Indonesia’s Top 50 Company Excellent Achievement Koran Sindo
2013 Anugerah Business Review 2013 sebagai The Best Potential
CEO of The Year 2013 kategori Visionary, Peringkat III The Best
Operation Management of The Year 2013, Peringkat III The Best
GCG Implementation of The Year 2013, Peringkat III The Best
Corporation for Learning Organization of The Year 2013 serta
penghargaan sebagai The
Best Corporate of The Year 2013 Peringkat IV
Anugerah Business Review
2013 Best State-Owned Enterprises 2013 The 5th IICD Corporate Govenance Conference
and Award
2013 The 4th Infobank Award 2013 sebagai BUMN Kategori Industri Non
Keuangan dengan Predikat Sangat Bagus atas Kinerja Keuangan
Majalah Infobank
2013 Global Performance Excellent Award World Class Large Service
Organization
Asia Pacific Quality Organization
2103 Indonesia Human Capital Study (IHCS) sebagai Best CEO
Commitment on Human Capital Management dan Best of Human
Capital Initiative (Career Management)
Dunami Human Capital bekerja sama dengan
Majalah Business Review.
217
Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan
2013 Anugerah BUMN 2013 Peringkat III BUMN Infrastruktur Berdaya
Saing Terbaik dan Peringkat III GCG Terbaik kategori BUMN Terbuka
Anugerah BUMN
2013 Indonesia Good Corporate Governance Award 2013, Indonesia
Trusted Companies
Indonesia Good Corporate
Governance Award
2014 Contact Center Excellence Service Award (CCSEA) 2014, Predikat
Excellent dalam Service Performance, Kategori: Public Services
Carre CCSL (Center for Customer Satisfaction
and Loyalty) dan Majalah Service Excellence
2014 Corporate Image Award 2014, The Best Building and Managing
Corporate
Image, Kategori: Toll Road Infrastructure
Majalah Tempo
2014 Service Quality Award 2014, Predikat Golden, Kategori: Toll Road Majalah Service Excellence
2014 Indonesia Green Awards 2014
Kategori :
• Mengembangkan dan menggunakan energi baru dan terbarukan
(untuk
penggunaan Light Emiting Diode (LED) untuk penerangan jalan
umum, Green Building dan penggunaan BBM rendah oktan)
• Mempelopori pencegahan polusi (program penghutanan jalan tol
untuk menyerap CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan di jalan tol)
La Tofi School of CSR
2014 BUMN Internal Media Awards 2014 (BIMA), Kategori: Best Cover
dan Content
Majalah BUMN Track
2014 Bisnis Indonesia Award 2014, Kategori: Perusahaan Emiten Terbaik
sector Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
Harian Bisnis Indonesia
2014 The 1st Rank of SWA 100 Indonesia Best Public Companies 2014,
Kategori: Transportasi
Majalah SWA
2014 Social Business Innovation Award 2014 Best Sustainable Business
Innovation Company in Toll Road Green Development, Kategori:
State Owned Infrastructure Company
Majalah Warta Ekonomi
2014 BUMN Marketing Award 2014 Silver Winner, Kategori:
• Tactical Marketing
• Strategic Marketing
Majalah BUMN Track
2014 BUMN Web Award 2014, Kategori: Best User Engagement Beritasatu.com
2014 Annual Report Award (ARA) 2013, Peringkat I Kategori BUMN Non
Keuangan Listed
OJK, Kemen BUMN, Direktorat Jenderal Pajak,
Komite Nasional Kebijakan Governance,
PT. Bursa Efek Indonesia, Ikatan Akuntan
Indonesia dan Bank Indonesia
2014 Business Excellence Award 2014, Kategori: Toll Road (Cabang
Surabaya-Gempol)
Majalah Marketing
2014 Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Award 2014, Perolehan Emas
Kategori: Adhikara Rekayasa
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
2014 Most Powerful&Valuable Company Award 2014, Kategori: Toll Road,
Airport, Harbour (Infrastructure)
Warta Ekonomi
2014 Indonesia Human Capital Study (IHCS) Award 2014, Kategori: The
Best
for Human Capital Initiatives
Dunamis
218
Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan
2014 HR Excellence Award 2014 Predikat Good, Kategori:
• HR Transformation
• Reward Management
SWAnetwork dan LMFE UI
2014 The Best Non Financial Sector Award The Indonesian Institute for Corporate
Directorship (IICD)
2014 Anugerah Business Review Award 2014, Kategori:
• The Best GCG Implementation of The Year Peringkat 1
• The Best Corporation For Risk Management of The Year Peringkat
2
• The Best Corporate Communication of The Year Peringkat 2
• The Best Corporation for Learning Organization of The Year
Peringkat 2
• The Best Operation Management of The Year Peringkat 5
Business Review
2014 Best of the Best the Top 50 Companies for 2014 Award The 4th Best
of the Best 2014
Majalah Forbes
2014 Sustainable and Responsible Investment Index (SRI) KEHATI
Appreciation 2014
Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI)
2014 Corporate Governance Perception Index (CGPI) Tahun Penilaian
2013, The Most Trusted Company
The Indonesian Institute For Corporate
Governance
2015 Obsession Awards 2015, kategori Best SOE Company Achievers Majalah Men’s Obsession
2015 Indonesia Human Capital Award (IHCA), Kategori Top 10-Best
Indonesia Human Capital
Majalah BUMN Track
2015 Indonesia Human Capital Award (IHCA), Kategori Best Performance
Management
Majalah BUMN Track
2015 Contact Center Service Excellence Award (CCSEA), Predikat
Excellent, Kategori Public Service
Carre CCSL (Center for Customer Satisfaction
and Loyalty) dan Majalah Service Excellence
2015 Indikator BUMN Award (IBA) 2015, Kategori: Kinerja Keuangan Majalah BUMN Track dan INDEF (Institute for
Development of Economics and Finance)
2015 Penghargaan atas Dukungan dan Partisipasi pada Konferensi Asia
Afrika ke-60 di Bandung
Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia
2015 Services Quality Award 2015, Peringkat: Diamond ke 2 (dua)
Nasional dengan Nilai Indeks 4,0574
Carre CCSL (Center for Customer Satisfaction
and Loyalty) dan Majalah Service Excellence
2015 Corporate Image Award 2015, “The Best Building and Managing
Corporate Image”, Kategori: Toll Road Infrastructure
Majalah Tempo
2015 Penghargaan atas dukungan pada penyelenggaraan Angkutan
Lebaran Tingkat Nasional Terpadu 2015
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
2015 ASEAN Best Public Companies SWA 100, Best Wealth Creator
2015, The 12th Rank of SWA 100: Indonesia Best Public Companies
(Overall) 2014
Majalah SWA
2015 ASEAN Best Public Companies SWA 100, Best Wealth Creator
2015, The 1st Rank of SWA 100 Indonesia Best Public Companies
2014 Industry Kategori: Transportation
Majalah SWA
2015 US$ 68 Million Brand Value & AA-Indonesia’s Top 100 Most Valuable
Brands 2015
Majalah SWA
2015 Penghargaan Program CSR “Best Education” 2015 Majalah Sindo Weekly
219
Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan
2015 Social Business Innovation Award 2014, Kategori: Infrastruktur Majalah Warta Ekonomi
2015 Indonesia GCG Award 2015, (Score A: Excellent) Majalah Economic Review
2015 Corporate of the Year 2015 Majalah Economic Review
2015 The Most Innovative (CEO Jasa Marga) Majalah Economic Review
2015 Peringkat I Industri Jalan Tol Majalah Economic Review
2015 Strategic Marketing, Kategori Bronze BUMN Marketeers Award 2015
2015 Tactical Marketing, Kategori: Bronze BUMN Marketeers Award 2015
2015 Good Governance Excellent Performance 2015 FKSPI (Forum Komunikasi Satuan
Pengawasan Intern)
2015 CSR Nusantara Awards2015, Pendidikan dan Program Pembinaan
Anak Jalanan dan Putus Sekolah
La Tofi School of CSR
2015 Best of Human Capital Initiative on Career Management 2015 IHCS (Indonesia HumanCapital Study)
2015 Indonesia Infrastructure Week (Pameran Konstruksi Indonesia)
2015, Kategori: TOP Infrastructure on Toll Road, Port, Air Port
Business News Indonesia Magazine
2015 “Successful Construction and Completion of Nusa Dua-Ngurah Rai-
Benoa (Bali Mandara) Toll Road Project”
PII (Persatuan Insinyur Indonesia)
2015 The 7th IICD Corporate Governance Conference and Award, The
Best 11-20 Public Listed Company, Kategori: TOP 50 Publicly Listed
Companies based on ASEAN CG Scorecard
IICD (the Indonesian Institute for Corporate
Directorship)
2015 The 7th IICD Corporate Governance Conference and Award, The
Best Non-Financial Sector
IICD (the Indonesian Institute for Corporate
Directorship)
2015 Forbes Indonesia Best of The Best Awards Majalah Forbes
2015 GCG Award 2015 Indonesia Most Trusted Companies Most Trusted
Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI)
IICG (the Indonesian Institute for Corporate
Governance) dan Majalah SWA
2015 GCG Award 2015 Indonesia Most Trusted Companies Trusted
Company Based on Investors and Analysts’ Assessment Survey
IICG (the Indonesian Institute for Corporate
Governance) dan Majalah SWA
2016 Obsession Awards 2016, pada Individual Achivers Category CEO’s
– Sub Category SOC’s (State Owned Companies)
Mens Obsession
2016 The Best Companies 2015 Sri-Kehati Index (Award bagi emiten yang
berkomitmen kepada pelestarian lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan)
SWANETWORK & Yayasan KEHATI
2016 Contact Center Service Excellence Award (CCSEA) 2016 kategori
Public Service dengan nilai 89.763 atau predikat Excellent untuk ke
empat kalinya.
Carre CCSL dan Majalah Service Excellence
2016 Indonesia Green Awards 2016 Kategori : MEMPELOPORI
PENCEGAHAN POLUSI Program : Penanaman Pohon dan peran
Serta karyawan dalam Upaya Pencegahan Polusi
La Tofi School of CSR
2016 Indonesia Green Awards 2016 Kategori : MENGEMBANGKAN
PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU Program : Pengolahan Sampah
Mandiri Berskala Keluarga Berbasis Masyarakat Wirausaha
La Tofi School of CSR
2016 Anugerah BUMN Award 2016 Kategori BUMN dalam percepatan
Infrastuktur Terbaik
BUMN Track dan Bisnis Indonesia
220
Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan
2016 Corporate Image Award 2016 (previosly known as the Indonesia’s
Most Admired Companies - IMAC) for the Toll road Infrastucture
category
Tempo Media Group
2016 Service Quality Award 2016 : Predikat Golden Peringkat 1 (satu)
Nasional untuk Kategori Toll Road dengan nilai indeks 3.8854
Carre CCSL
2016 Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands 2016 Kategori :
Konstruksi Infrastruktur
SWANETWORK
2016 Social Business Innovation Award 2016 untuk kategori Jasa
Tranportasi Bidang CSR
Warta Ekonomi
22. PROPERTI
Sebagian besar dari aktiva yang digunakan oleh Perseroan tidak dimiliki oleh Perseroan. Pada
umumnya, menurut PPJT, kepemilikan atas jalan tol Perseroan dan infrastruktur terkait seperti gerbang
tol dan pos pengawasan tetap menjadi milik Pemerintah selama periode konsesi. Selama periode ini,
Perseroan berhak untuk menggunakan jalan tol dan infrastruktur terkait yang terdiri atas aktiva konsesi
dan berhak atas pendapatan yang diterima atas hal tersebut. Pada saat berakhirnya masa konsesi,
Perseroan diharuskan untuk mengalihkan aktiva konsesi kepada Pemerintah tanpa kompensasi.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, diluar aktiva konsesi yang dimiliki, Perseroan juga memiliki aset
tetap seluas 31.198 meter persegi di berbagai lokasi dengan dasar kepemilikan Hak Guna Bangunan
dan Akta Jual Beli.
23. KETERANGAN TENTANG TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK AFILIASI
Hingga saat Prospektus ini diterbitkan, keterangan tentang transaksi-transaksi Perseroan dengan
pihak-pihak afiliasi adalah sebagai berikut:
Perseroan dan Perusahaan Terkendali dari Perseroan melakukan transaksi penting dengan pihak-pihak
terafiliasi sebagai mana dimaksud dalam UUPM. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
1. Akta Perjanjian Kredit No.
22 tanggal 9 Agustus 2010, yang
dibuat dihadapan Ny.
Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.,
Notaris di Jakarta dan telah diubah
beberapa kali, terakhir diubah
dengan Addendum III Perjanjian
Kredit No. 03 tanggal 2 Agustus
2013 yang dibuat dihadapan Ir.
Nannete Handani Adi Warsito,
S.H., Notaris di Jakarta, Akta
Addendum IV Perjanjian Kredit
No. 75 tanggal 23 Juli 2014, Akta
Addendum V Perjanjian Kredit
No. 12 tanggal 6 Agustus 2015
dan terakhir diubah dengan Akta
Addendum VI Perjanjian Kredit
No. 38 tanggal 13 Juni 2016 yang
dibuat dihadapan Ir. Nanette
Cahyani Handari Adi Warsito, SH,
Notaris di Jakarta.
Bank Mandiri memberikan Fasilitas Kredit Modal
Kerja (Revolving) kepada Perseroan senilai
Rp1.000.000.000.000,-
Batas waktu penarikan fasilitas kredit sejak tanggal
9 Agustus 2016 dan berakhir pada tanggal 8 Agustus
2017.
Bunga sebesar 8,90% (delapan koma sembilan nol
persen) per tahun dengan floating rate dan dibayar setiap
3 bulan .
Pembatasan dalam perjanjian kredit ini antara lain, bahwa
tanpa persetujuan tertulis dari Bank Mandiri, Perseroan
tidak dapat menjaminkan harta kekayaannya, menjadi
penanggung, melakukan penggabungan, konsolidasi
dan akuisisi sesuai syarat yang ditentukan, mengubah
kegiatan pokok bidang usahanya, menerbitkan obligasi
atau instrumen utang yang mempunyai kedudukan
lebih tinggi, mengurangi modal dasar dan modal disetor,
melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai
dengan syarat yang ditentukan, melakukan transaksi
dengan pihak afiliasi sesuai dengan syarat yang
ditentukan, memberikan pinjaman, investasi kecuali sesuai
dengan kegiatan usaha.
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (Pihak
Terafiliasi)
Terafiliasi karena
kepemilikan saham
negara RI
221
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
2. Akta Perjanjian Kredit Sindikasi
No. 21 tanggal 11 Desember
2009, yang dibuat dihadapan Imas
Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta,
sebagaimana diubah dengan Akta
Perubahan I Perjanjian Kredit
Sindikasi No. 28 tanggal 18 April
2012 dibuat dihadapan Notaris
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito,
S.H., lebih lanjut diubah kembali
dengan Akta Perubahan II dan
Pernyataan Kembali Pernyataan
Kredit Sindikasi No. 4 tanggal 27
Februari 2016dibuat dihadapan
Ati Mulyati S.H., M.Kn., Notaris di
Jakarta
Para Kreditur memberikan Kredit kepada PT Trans Marga
Jateng (Perusahaan Terkendali dari Perseroan) selaku
Debitur untuk membiayai maksimum 70% dari Nilai Proyek
dengan jumlah maksimum sebesar Rp5.112.935.972.409,-
dengan perincian:
a. Fasilitas Kredit Investasi terdiri dari:
Fasilitas Kredit Senior:
(i) Tranche I (Seksi I (Semarang-Ungaran) dan
Seksi II (Ungaran-Bawen)) sebesar maksimum
Rp1.726.556.300.977,-;
(ii) Tranche IA (Penambahan Pekerjaan Konstruksi Seksi
I (Semarang Ungaran) dan Seksi II (Ungaran-Bawen))
sebsesar maksimum Rp350.703.940.068
(iii) Tranche II (Seksi III (Bawen-Salatiga) Seksi IV
(Salatiga-Boyolali) dan Seksi V (Boyolali-Solo)))
sebesar maksimum Rp1.765.009.000.000,-;
Fasilitas Kredit Junior:
Tranche III (Penambahan pekerjaan Seksi I (Semarang
Ungaran) dan Seksi II (Ungaran Bawen) sebssar
maksimum Rp635.000.000.000)
dengan total limit Fasilitas Kredit Investasi Kolektif sebesar
Rp4.447.269.241.045
PT Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk (Pihak Terafiliasi),
selaku Agen Fasilitas,
Agen Jaminan dan
Kreditur (“BNI”);
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (Pihak
Terafiliasi) selaku
Kreditur (“Bank
Mandiri”);
PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero)
Tbk (Pihak Terafiliasi)
selaku Kreditur (“BRI”);
PT Bank
Pembangunan Daerah
Jawa Tengah selaku
Kreditur (“Bank
Jateng”).
b. Fasilitas Kredit Investasi IDC/Interest
DuringConstruction terdiri dari:
(i) Tranche I (Seksi I Semarangg-Ungaran dan
Seksi II Ungaran-Bawen) sebesar maksimum
Rp225.824.731.364,-; dan
(ii) Tranche II (Seksi III (Bawen-Salatiga), Seksi IV
(Salatiga-Boyolali) dan Seksi V (Boyolali-Solo)
sebesar maksimum Rp409.842.000.000,-,
dengan total limit Fasilitas Kredit Investasi IDC sebesar
Rp635.666.731.364,-
Jangka waktu Fasilitas Kredit, termasuk Masa Tenggang
(grace period), sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
Kredit sampai dengan tanggal 6 Maret 2022.
Jangka Waktu kredit ditetapkan sebagai berikut:
a. Fasilitas Kredit Investasi Senior - Tranche I, termasuk
Masa Tenggang (grace period): berakhir sampai
dengan tanggal 6 Maret 2022;
b. Fasilitas Kredit Investasi Senior - Tranche IA,
termasuk Masa Tenggang (grace period): sejak
tanggal ditandatanganinya Perjanjian Kredit sampai
dengan tanggal 31 Desember 2026;
c. Fasilitas Kredit Investasi Senior - Tranche II,
termasuk Masa Tenggang (grace period): sejak
tanggal ditandatanganinya Perjanjian Kredit sampai
dengan tanggal 31 Desember 2026;
d. Fasilitas Kredit Investasi Senior - Tranche II,
termasuk Masa Tenggang (grace period): adalah 15
(lima belas) tahun sejak tanggal penandatanganan
Perjanjian Kredit.
Terafiliasi karena
kepemilikan saham
Negara RI.
222
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
Bunga
Debitur wajib membayar bunga kepada para Kreditur pada
setiap tanggal pembayaran Bunga dengan suku bunga
sebagai berikut :
a. Fasilitas Kredit Investasi Senior - Tranche I, Tranche
IA dan Tranche II:
(i) sebesar Acuan Suku Bunga ditambah margin
5,00% (lima persen) per tahun selama Masa
Konstruksi. Margin Masa Konstruksi hanya berlaku
untuk Fasilitas Kredit Investasi Senior – Tranche
II.
(ii) sebesar Acuan Suku Bunga ditambah margin
4,75% (empat koma tujuh lima persen) per tahun
selama Masa Pengoperasian.
b. Fasilitas Kredit Investasi Junior - Tranche III, adalah
sebesar Acuan Suku Bungan ditambah margin 7%
(tujuh persen) per tahun.
Debitur wajib membayar kembali Utang setelah Masa
Tenggang, setiap 3 bulan sesuai dengan jadwal angsuran
kredit.
Jaminan
Debitur memberikan Jaminan sebagai berikut:
Hak Konsesi Pengusahaan Jalan Tol berdasarkan
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Semarang-
Solo yang diikat secara notariil berupa akta Perubahan
dan Pernyataan Kembali Perjanjian Pengalihan Hak
Pengelolaan Jalan Tol (Cessei) untuk Keperluan
Penjaminan yang disertai dengan pemberian kuasa yang
tidak dapat ditarik kembali kepada Para Kreditur melalui
Agen Jaminan untuk dapat mengalihkan hak penusahaan
Jalan Tol kepada pihak ketiga dan/atau menunjuk pihak
ketiga sebagai operator jalan Tol, sebagai pelaksanaan
dari ketentuan Perubahan dan Pernyataan Kembali
Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Jalan Tol.
Seluruh Pendapatan Tol (termasuk pendapatan yang
diperoleh dari Usaha-Usaha Lain yang berhubungan
dengan pengusahaan Jalan) selama Masa Konsesi
yang akan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan
sebesar 100% (seratus persen) dari Nilai Proyek atau
sebesar Rp 7.304.510.000.000,- (tujuh triliun tiga
ratus empat miliar lima ratus sepuluh juta Rupiah)
dan didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia sesuai
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rekening Penampungan yang akan dibentuk, termasuk
Rekening Konstruksi (Construction Account), Rekening
Pengumpulan (Collection Account), Rekening Pembayaran
Hutang (Debt Service Account), Rekening Cadangan
Pembayaran Hutang (Debt Service Reserve Account),
Rekening Dana Lebih (Excess Cash Account), dan
Rekening Operasional (Operational Account), semuanya
diikat dengan akta gadai atas rekening secara notarial
yang disertai kuasa yang tidak dapat ditarik kembali
(irrevocable) untuk melakukan pendebetan atas saldo
yangterdapat dalam Rekening Penampungan;
Tagihan atas pendapatan dari klaim asuransi, bank
garansi dan penggantian dana (kompensasi) dari
Pemerintah yang diikat secara fidusia dengan nilai
penjaminan sebesar 100% dari Nilai Proyek atau sebesar
Rp 7.304.510.000.000,- (tujuh triliun tiga ratus empat
miliar lima ratus sepuluh juta Rupiah) dan didaftarkan di
Kantor Pendaftaran Fidusia sesuai ketentuan/peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
223
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
Pembatasan dalam perjanjian ini antara lain, bahwa tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Kreditor, Debitur tidak
diperkenankan untuk :
a. Menggunakan Kredit tidak sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
b. Merubah komposisi kepemilikan saham Debitur atau
merubah bentuk, status hukum dan lingkup kegiatan
usaha Debitur.
c. Melakukan Pembagian Deviden.
d. Memperoleh kredit atau fasilitas baru ataupun
pinjaman lain dari lembaga keuangan atau pihak
ketiga lainnya (termasuk tetapi tidak terbatas pada
penerbitan obligasi, medium terms notes, convertible
bonds atau tipe produk surat hutang lainnya), kecuali
(i) pinjaman dari Para Pemegang Saham untuk
keperluan Self Financing dan/atau apabila terjadi cash
defieciency dan/atau cost overrun dan/atau menjaga
ekuitas selalu positif dan (ii) pinjaman dalam rangka
pembebasan tanah dari Badan Layanan Umum -
BPJT.
e. Memberikan Kredit kepada pihak manapun termasuk
tetapi tidak terbatas kepada Pemegang Saham
Debitur, kecuali pemberian pinjaman keapda pegawai
Debitur dalam rangka menjalankan kegiatan usaha
sehari-hari Debitur yang wajar.
f. Melakukan perubahan PPJT Ruas Semarang – Solo
2015 dan/atau rencana usaha (business plan),
termasuk namun tidak terbatas pada perubahan
Biaya Proyek dan perubahan hal-hal lain yang dapat
meningkatkan risiko pemberian Kredit oleh Para
Kreditur.
g. Membuat Perjanjian dan Transaksi Tidak Wajar.
h. Menjadi Penjamin hutang atau kewajiban lainnya
terhadap pihak lain.
i. Menjaminkan, Menjaminkan Kembali, Menjual,
Mengalihkan, atau Memindahtangankan Harta
Kekayaan perusahaan Debitur.
j. Melakukan merger, konsolidasi, akuisisi pemisahan
atau penawaran saham perdana (IPO) dan/atau
mengajukan moratorium, membubarkan perusahaan,
melikuidasi atau mengajukan permohonan pailit atau
permohonan penundaan pembayaran kepada instansi
yang berwenang.
k. Mengalihkan atau menyerahkan kepada pihak lain,
sebagian atau seluruhnya atas hak dan kewajiban
yang timbul berkaitan dengan Fasilitas Kredit.
l. Melakukan pembayaran hutang pokok dan/atau bunga
kepada Para Pemegang Saham Debitur.
224
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
3. Akta Perjanjian Kredit Sindikasi
No.33 tanggal 24 Januari 2007
yang diubah dengan dengan
Akta Perubahan I Perjanjian
Kredit Sindikasi No. 55 tanggal
18 Nopember 2009, yang dibuat
dihadapan Imas Fatimah, S.H.,
Notaris di Jakarta yang seluruh
ketentuannya telah diubah dan
dinyatakan kembali berdasarkan
Perjanjian Perubahan dan
Pernyataan Kembali Perjanjian
Kredit Sindikasi No. 21 tanggal
23 Oktober 2012 yang dibuat oleh
Rina Utami Djauhari S.H., Notaris
di Jakarta sebagaimana telah
diubah Perubahan I dan Akta
Perubahan II atas Perjanjian
Perubahan dan Pernyataan
Kembali Perjanjian Kredit
Sindikasi No. 01 tanggal 3
Desember 2015 dibuat di hadapan
Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris
di Jakarta.
Para Kreditur memberikan kredit kepada PT Marga
Nujyasumo Agung (Perusahaan Tekendali dari Perseroan)
selaku Debitur dengan jumlah seluruhnya maksimum
sebesar Rp 2.652.845.000.000,- yang terdiri dari:
(i) Maksimum semula: Rp 2.289.230.000.000;
(ii) Tambahan fasilitas: Rp 363.615.000.000;
Jangka Waktu kredit berdasarkan perjanjian kredit
terhitung sejak Tanggal Efektif dan berakhir pada tanggal
23 Desember 2026
Debitur wajib membayar bunga kepada para kreditur
dengan tingkat bunga Reference Rate yaitu WATD 3 bulan
dari Para Kreditur yang dipublikasikan di harian nasional
yang terbit 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal berlakunya
periode suku bunga, plus margin (5,25% selama masa
konstruksi dan 5,00% selama masa operasi).
Jaminan Kredit berupa:
a. Hak Konsesi atas Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
Surabaya-Mojokerto telah diikat secara notarial berupa
Akta Cessie No. 45 tanggal 24 Januari 2007 sebagai
jaminan, termasuk di dalamnya terdapat kuasa yang
tidak dapat ditarik kembali (irrevocable) kepada Para
Kreditur untuk dapat mengalihkan hak pengusahaan
jalan tol kepada pihak ketiga dan/atau menunjuk pihak
ketiga sebagai operator jalan tol.
b. Seluruh pendapatan jalan tol (termasuk pendapatan
yang diperoleh dari usaha-usaha lain yang
berhubungan dengan pengusahaan jalan tol selama
masa konsesi) akan diikat secara fidusia dengan
nilai penjaminan ditingkatkan menjadi sebesar
Rp 3.789.789.000.000 dan didaftarkan di Kantor
Pendaftaran Fidusia sesuai ketentuan/peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Rekening Penampungan yang dibentuk termasuk
Rekening Konstruksi (Construction Account),
Rekening Pengumpulan (Collection Account),
Rekening Pembayaran Utang (Debt Service Account),
Rekening Cadangan Pembayaran Utang (Debt
Service Reserve Account), Rekening Dana Lebih
(Excess Cash Account) dan Rekening Operasional
(Operation Account), semuanya telah diikat berupa
Akta Pengalihan No. 05 tanggal 12 November 2012.
d. Tagihan atas pendapatan dari klaim asuransi, bank
garansi dan penggantian dana dari Pemerintah
akan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan
ditingkatkan menjadi sebesar Rp 3.789.789.000.000
dan didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia sesuai
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
e. Gadai saham dari pemegang saham kecuali
Perseroan dan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., yaitu
menjadi PT Moeladi telah diikat secara notarial berupa
Akta Gadai Saham No. 41 tanggal 24 Januari 2007
dan Akta Perubahan I Gadai Saham No. 56 tanggal
18 November 2009 akan ditingkatkan nilai penjaminan
menjadi sebesar Rp 284.255.000.000.
PT Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk (Pihak Terafiliasi)
(“BNI”), sebagai:
Agen Fasilitas dan
Kreditur;
PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero)
Tbk (Pihak Terafiliasi)
(“BRI”), sebagai
Agen Jaminan dan
Kreditur;
PT Bank Bukopin Tbk
(“Bukopin”) sebagai
Kreditur,
PT Bank
Pembangunan Daerah
Jawa Timur (“Bank
Jatim”) sebagai
Kreditur,
PT Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Utara
(“Bank Sumut”) sebagai
Kreditur.
Terafiliasi karena
kepemilikan saham
Negara RI.
225
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
Pembatasan dalam perjanjian ini antara lain, bahwa tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Kreditor, Debitur tidak
diperkenankan untuk :
melakukan penjualan pengalihan saham dan/atau
membebankan saham para pemegang saham;go public;
mengubah anggaran dasar;
mengurangi modal disetor;
memperoleh kredit baru lebih dari Rp5 milyar
memberikan kredit dan melakukan investasi diatas Rp500
juta;
membuat transaksi tidak wajar,;
menjadi penjamin, menjaminkan harta kekayaan;
melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi,; dan
melunasi utang kepada pemegang saham, membagikan
dividen.
4. Akta Perjanjian Kredit Sindikasi
No. 13 tanggal 13 Oktober
2011, dibuat dihadapan Fathiah
Helmi, S.H., Notaris di Jakarta
sebagaimana telah diubah
berdasarkan Akta Addendum
I (Pertama) Perjanjian Kredit
No. 56 tanggal 25 Maret 2015,
dibuat di hadapan Fathiah
Helmi, S.H., Notaris di Jakarta
dan Akta Perubahan II atas
Perjanjian Perubahan dan
Pernyataan Kembali Perjanjian
Kredit Sindikasi No. 01 tanggal 3
Desember 2015 dibuat di hadapan
Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris
di Jakarta
Para Kreditur memberikan kredit kepada PT Marga
Lingkar Jakarta (Perusahaan Tekendali dari Perseroan)
selaku Debitur dengan jumlah seluruhnya maksimal
sebesar Rp1.544.000.000.000,- yang terdiri dari:
a. Kredit Investasi maksimal sebesar
Rp1.386.000.000.000,- atau maksimal 70% dari
Biaya proyek, jumlah mana yang rendah.
b. Kredit Investasi During Construction sampai
dengan maksimal 100% dari bunga KI selama
Masa Konstruksi dan KI IDC dengan perhitungan
Agen Fasilitas atau maksimal sebesar
Rp168.000.000.000,- jumlah mana yang lebih
rendah.
Jangka Waktu :
Jangka waktu kredit maksimum 15 tahun terhitung sejak
tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit ini, termasuk
Masa Tenggang.
Bunga :
Suku bunga tetap (fixed rate) selama 1 (satu) tahun
sebesar 10% (sepuluh persen) per tahun, dan Debitur
wajib membayar Bunga kepada para kreditur dengan suku
bunga sebesar Acuan Suku Bunga ditambah margin 4%
(empat persen) per tahun.
Jaminan kredit berupa:
Hak Konsesi atas PPJT Penerusan JORR W2 Utara diikat
secara notarial berupa akta Pengalihan Hak Pengelolaan
Jalan Tol (cessie) sebagai jaminan;
Seluruh tagihan dan pendapatan operasional dari
Pengoperasian Jalan Tol, termasuk Pendapat Tol
dan Pendapatan Usaha Lain selama Masa Konsesi,
diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar
100% (seratus persen) dari Biaya Proyek atau sebesar
Rp2.149.000.000.000,- (dua triliun seratus empat puluh
sembilan miliar Rupiah);
Rekening Penampungan (Escrow Account), yang terdiri
dari Rekening Konstruksi (Contruction Account), Rekening
Pengumpulan (Collection Account), Rekening Pembayaran
Utang (Debt Service Reserve Account), semuanya diikat
dengan akta gadai atas rekening secara notarial;
Tagihan atas pendapatan dari hasil klaim asuransi, bank
garansi (dari Kontraktor) dan penggantian dana
(kompensasi) dari Pemerintah, diikat secara fidusia
dengan nilai penjaminan sebesar 100% (seratus persen)
dari Biaya Proyek atau sebesar Rp2.149.000.000.000,-
(dua triliun seratus empat puluh sembilan miliar Rupiah);
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (Pihak
Terafiliasi) sebagai
Kreditur dan PT Bank
DKI sebagai Kreditur.
Terafiliasi karena
kepemilikan saham
Negara RI.
226
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
Pembatasan dalam perjanjian ini, antara lain bahwa tanpa
ijin tertulis dari Kreditur Debitur tidak diperkenankan :
merubah komposisi kepemilikan saham Debitur, kecuali
perubahan komposisi kepemilikan saham tersebut tidak
mengubah kepemilikan saham Jasa Marga sebagai
Pemegang Saham mayorita Debitur. Jasa Marga harus
tetap menjadi pemegang saham mayoritas Debitur dengan
kepemilikan minimum sebesar 51% saham Debitur, dan
Jasa Marga menempatkan wakilnya sebagai Direksi dan
Dewan Komisaris Debitur;
mengubah susunan Direksi dan Dewan Komisaris,
mengubah bentuk, status hukum dan lingkup usaha
perusahaan Debitur;
melakukan investasi atau penyertaan baik kepada
group sendiri maupun perusahaan lainnya diatas
Rp5.000.000.000 (lima miliar Rupiah).;
mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin
utang atau kewajiban lainnya terhadap pihak lain berkaitan
dengan atau dengan cara apapun menjadi bertanggung
jawab baik langsung maupun bersyarat dengan cara
apapun sehubungan dengan sesuatu utang atau
kewajiban lainnya dari pihak lain, Perusahaan afiliasi dan
anak perusahaan;
Menjaminkan sebagian atau semua harta kekayaan atau
pendapatan perusahaan Debitur, menjual, melepaskan
atau dengan cara lain mengalihkan seluruh atau sebagian
dari usahanya; dan
Melakukan merger, konsolidasi, akuisisi, Mengajukan
moratorium, membubarkan perusahaan, melikuidasi
atau mengajukan permohonan pailit atau permohonan
penundaan pembayaran kepada instansi yang berwenang.
5. Akta Perjanjian Kredit Sindikasi
No.38 tanggal 12 Juni 2012 yang
dibuat dihadapan Notaris Ny.
Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.
sebagaimana diubah dengan
Akta Adendum I Perjanjian
Kredit Sindikasi No. 11 tanggal
6 Nopember 2012, dan Akta (ii)
Addendum II Perjanjian Kredit
Sindikasi No. 35 tanggal 14
September 2015 dibuat dihadapan
Notaris Ir. Nanette Cahyanie
Handari Adi Warsito.
Para Kreditur memberikan Kredit kepada PT Margabumi
Adhikaraya (Perusahaan Terkendali dari Perseroan)
selaku Debitur dengan jumlah seluruhnya maksimum
sebesar Rp, 817.000.000.000,00- dengan rincian sebagai
berikut:
(1) Kredit Investasi yang terdiri dari:
a. Tranche I (GempoI-Pandaan) maksimum sebesar
Rp621.600.000.000,00;
b. Tranche II (Pandaan-Karang Jati) maksimum
sebesar
Rp111.400.000,000,00;
Dengan total limit Kredit Investasi maksimum sebesar
Rp733.000.000.000,00 atau maksimum sebesar 70% dari
Biaya Proyek, jumlah mana yang lebih rendah.
(2) Kredit Investasi Interest During Construction yang
terdiri dari:
a. Tranche I (Gempol-Pandaan) maksimum sebesar
Rp77.000.000.000,00;
b. Tranche II (Pandaan-Karang Jati) maksimum
sebesar
Rp7.000.000.000,00;
Dengan total limit Kredit Investasi Interest During
Construction maksimum sebesar Rp84.000.000.000,00
atau maksimum sebesar 70% dari beban Bunga selama
Masa Konstruksi, jumlah mana yang lebih rendah.
Jangka waktu kredit maksimum 15 tahun sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian Kredit, yaitu tanggal 12 Juni
2012, termasuk Masa Tenggang.
Masa Tenggang untuk Fasilitas Tranche I adalah 4 tahun
sejak tanggal penarikan pertama atas Fasilitas Tranche I.
Sedangkan untuk Fasilitas Tranche II adalah 1 tahun sejak
tanggal penarikan pertama Fasilitas Tranche II.
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk, (Pihak
Terafiliasi) sebagai
Pengatur (Arranger);
Agen Fasilitas; Agen
Jaminan; Agen
Penampungan, dan
Kreditur;
PT Bank DKI, sebagai
Kreditur; PT Bank
Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan
Bantens Tbk, sebagai
Kreditur.
PT Bank
Pembangunan Daerah
Jawa Timur, sebagai
Kreditur
Terafiliasi karena
kepemilikan saham
Negara RI.
227
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
Suku bunga tetap (fixed rate) selama 1 (satu) tahun
sebesar 10,50% per tahun, dan setelahnya Debitur wajib
membayar Bunga sebesar Acuan Suku Bunga ditambah
margin 5,25% per tahun.
Jaminan kredit berupa:
Hak Konsesi atas PPJT Gempol-Pandaan diikat secara
notariil berupa akta Pengalihan Hak Pengelolaan Jalan Tol
(cessie) sebagai jaminan;
Seluruh tagihan dan pendapatan operasional dari
Pengoperasian Jalan Tol, termasuk Pendapatan Tol dan
Pendapatan Usaha Lain selama Masa Konsesi, diikat
secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar 100%
(seratus persen) dari Biaya Proyek atau sebesar
Rp1.202.242.000.000;
Rekening-rekening Debitur berupa Rekening Konstruksi
(Construction| Account), Rekening Pengumpulan
(Collection Account), Rekening Cadangan Pembayaran
Utang (Debt Service Reserve Account), Rekening
Pembayaran Utang (Debt Service Account)dan Rekening
Operasional (Operational Account), semuanya diikat
dengan akta gadai atas rekening secara notariil,
Tagihan atas pendapatan dari hasil klaim asuransi, bank
garansi (dari Kontraktor) dan penggantian dana
(kompensasi) dari Pemerintah, diikat secara fidusia
dengan nilai penjaminan sebesar 100% (seratus persen)
dari Biaya Proyek atau sebesar Rpl.202.242.000.000,00
Seluruh saham di Debitur yang dimiliki oleh PT Margabumi
Matraraya dan PT Jalan Tol Kabupaten Pasuruan diikat
dengan akta gadai atas saham secara notariil.
Letter of undertaking dari PT Jalan Tol Kabupaten
Pasuruan
jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari PT Jalan
Tol Kabupaten Pasuruan.
Pembatasan dalam perjanjian ini, antara lain bahwa tanpa
ijin tertulis dari Kreditur, Debitur tidak diperkenankan :
merubah komposisi kepemilikan saham Debitur, kecuali
perubahan komposisi kepemilikan saham tersebut tidak
mengubah kepemilikan saham Jasa Marga sebagai
Pemegang Saham mayorita Debitur. Jasa Marga harus
tetap menjadi pemegang saham mayoritas Debitur dengan
kepemilikan minimum sebesar 51% saham Debitur, dan
Jasa Marga menempatkan wakilnya sebagai Direksi dan
Dewan Komisaris Debitur;
mengubah susunan Direksi dan Dewan Komisaris,
mengubah bentuk, status hukum dan lingkup usaha
perusahaan Debitur;
melakukan investasi atau penyertaan baik kepada
group sendiri maupun perusahaan lainnya diatas
Rp5.000.000.000 (lima miliar Rupiah).;
mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin
utang atau kewajiban lainnya terhadap pihak lain berkaitan
dengan atau dengan cara apapun menjadi bertanggung
jawab baik langsung maupun bersyarat dengan cara
apapun sehubungan dengan sesuatu utang atau
kewajiban lainnya dari pihak lain, Perusahaan afiliasi dan
anak perusahaan;
Menjaminkan sebagian atau semua harta kekayaan atau
pendapatan perusahaan Debitur, menjual, melepaskan
atau dengan cara lain mengalihkan seluruh atau sebagian
dari usahanya;
Melakukan merger, konsolidasi, akuisisi, Mengajukan
moratorium, membubarkan perusahaan, melikuidasi
atau mengajukan permohonan pailit atau permohonan
penundaan pembayaran kepada instansi yang berwenang.
228
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
6. Akta Perjanjian Kredit Sindikasi
No. 79 tanggal 22 Juni 2012,
sebagaimana diubah dengan
Addendum I Perjanjian Kredit
Sindikasi No. 32 tanggal 19
Desember 2014, keduanya dibuat
dibuat dihadapan Notaris Fathiah
Helmi, S.H.,
Para Kreditur memberikan kredit kepada PT Jasamarga
Bali Tol (Perusahaan Terkendali dari Perseroan) selaku
Debitur dengan jumlah seluruhnya maksimum sebesar
Rp1.739.300.000.000,- yang terdiri dari:
a. Kredit Investasi maksimum sebesar
Rp1.622.000.000.000,- atau maksimal 70% dari Biaya
Proyek, jumlah mana yang lebih rendah.
b. Kredit Investasi During Construction sampai dengan
maksimum sebesar Rp117.300.000.000,- atau
maksimum sebesar 70% dari beban Bunga selama
Masa Konstruksi, jumlah mana yang lebih rendah.
Jangka waktu kredit maksimum 15 tahun terhitung sejak
tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit ini, termasuk
Masa Tenggang.
Suku bunga tetap (fixed rate) selama 1 (satu) tahun
sebesar 10% per tahun, dan Debitur wajib membayar
Bunga sebesar Acuan Suku Bunga ditambah margin 5%
per tahun.
Jaminan kredit berupa:
1. Hak Konsesi atas PPJT Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa
diikat secara notarial berupa akta Pengalihan Hak
Pengelolaan Jalan Tol (cessie) sebagai jaminan;
2. Seluruh tagihan dan pendapatan operasional dari
Pengoperasian Jalan Tol, termasuk Pendapat Tol dan
Pendapatan Usaha Lain selama Masa Konsesi, diikat
secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar 100%
(seratus persen) dari Biaya Proyek atau sebesar
Rp2.484.780.000.000,-;
3. Rekening Penampungan (Escrow Account), yang
terdiri dari Rekening Konstruksi (Contruction Account),
Rekening Pengumpulan (Collection Account),
Rekening Cadangan Pembayaran Utang (Debt
Service Reserve Account), Rekening Pembayaran
Utang (Debt Service Account) Rekening Operasional
(Operational Account) dan Rekening Ekses (Excess
Account), semuanya diikat dengan akta gadai atas
rekening secara notarial,
4. Tagihan atas pendapatan dari hasil klaim asuransi,
bank garansi (dari Kontraktor) dan penggantian
dana (kompensasi) dari Pemerintah, diikat secara
fidusia dengan nilai penjaminan sebesar 100%
(seratus persen) dari Biaya Proyek atau sebesar
Rp2.484.780.000.000,-
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (Pihak
Terafiliasi) sebagai
Join Mandated Lead
Arranger, Agen
Fasilitas dan Kreditur;
PT Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk. (Pihak Terafilliasi)
sebagai Join Mandated
Lead Arranger, Agen
Penampungan dan
Kreditur;
PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero)
Tbk. (Pihak Terafiliasi)
sebagai Join Mandated
Lead Arranger ; Agen
Jaminan dan Kreditur
PT Bank Central
Asia Tbk. Sebagai
Join Mandated Lead
Arranger Kreditur;
PT Bank Tabungan
Negara (Persero)
Tbk. (Pihak Terafiliasi)
sebagai Kreditur; PT
Bank Pembangunan
Daerah Bali sebagai
Kreditur.
Terafiliasi karena
kepemilikan saham
Negara RI.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
229
Pembatasan dalam perjanjian ini, antara lain bahwa tanpa
ijin tertulis dari Kreditur seluruh kreditur dalam fasilitas
kredit sindikasi JBT tidak diperkenankan: (i) merubah
komposisi kepemilikan saham, kecuali perubahan
komposisi kepemilikan saham Debitur, (ii) mengubah
bentuk, status hukum dan lingkup usaha; (iii) memperoleh
kredit atau fasilitas baru dalam bentuk pinjaman lain dari
lembaga keuangan atau pihak ketiga lainnya, kecuali
pinjaman dari Para Pemegang Saham yang menjadi
pinjaman subordinasi, bridging loan yang akan dilunasi
dengan penarikan KI pertama kali dan/atau hutang usaha
atau pinjaman dalam rangka menjalankan kegiatan usaha
sehari-hari Debitur yang wajar; (iv) mengikatkan diri
sebagai penanggung atau penjamin utang atau kewajiban
lainnya terhadap pihak lain berkaitan dengan atau dengan
cara apapun menjadi bertanggung jawab baik langsung
maupun bersyarat dengan cara apapun sehubungan
dengan sesuatu utang atau kewajiban lainnya dari
pihak lain, perusahaan afiliasi dan anak perusahaan; (v)
Menjaminkan, menjaminkan kembali, menjual,
mengalihkan atau memindahtangankan harta kekayaan
atau pendapatan (vi) Melakukan merger, konsolidasi,
akuisisi, pemisahan atau penawaran saham perdana,
mengajukan moratorium, membubarkan perusahaan,
melikuidasi atau mengajukan permohonan pailit atau
permohonan penundaan pembayaran kepada instansi
yang berwenang, (vii) Melakukan perubahan PPJT
Penerusan Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa dan/atau
rencana usaha (business plan), termasuk namun tidak
terbatas pada perubahan Biaya Proyek dan perubahan
hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko pemberian
Kredit oleh Para Kreditur, dan (viii) Memberikan fasilitas/
pinjaman kepada pihak manapun termasuk tetapi
tidak terbatas kepada Para Pemegang Saham, kecuali
pemberian pinjaman kepada pegawai Debitur dan/atau
pemberian pinjaman dalam rangka menjalankan kegiatan
usaha sehari-hari Debitur.
7. 13 Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol (PPJT) masing-masing untuk:
1. Ruas Jakarta-Bogor-Ciawi No.
246/PPJT/VII/Mn/2006 tanggal
7 Juli 2006;
2. Ruas Surabaya-Gempol No.
248/PPJT/VII/Mn/2006 tanggal
7 Juli 2006;
3. Ruas Jakarta-Cikampek
Nomor 249/PPJT/VII/ Mn/2006
tanggal 7 Juli 2006;
4. Ruas Padalarang-Cileunyi
No. 250/PPJT/VII/ Mn/2006
tanggal 7 Juli 2006;
5. Ruas Palimanan-Kanci No.
256/PPJT/VII/Mn/2006 tanggal
7 Juli 2006;
6. Ruas Lingkar Luar Jakarta
(JORR) Nomor 257/ PPJT/
VII/Mn/2006 tanggal 7 Juli
2006 yang diubah dengan
Akta Amandemen I Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol
Lingkar Luar Jakarta (JORR)
No. 09, tanggal 28 Juli 2009
dibuat dihadapan Rina Utami
Djauhari, S.H., Notaris di
Jakarta;
Pemerintah menunjuk dan memberikan kepada Perseroan
hak konsesi Pengusahaan Jalan Tol untuk:
1. Ruas Jakarta-Bogor-Ciawi
2. Ruas Surabaya-Gempol
3. Ruas Jakarta-Cikampek
4. Ruas Padalarang- Cileunyi
5. Ruas Palimanan-Kanci
6. Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR)
7. Ruas Cikampek Padalarang
8. Belawan-Medan-Tanjung Morawa
9. Tol Semarang Seksi A, B, C
10. Ruas Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami;
11. Ruas Cawang-Tomang-Pluit
12. Ruas Jakarta-Tanggerang
13. Ruas Prof. DR. Ir. Soedijatmo
Masa konsesi untuk 13 Ruas tersebut masing-masing
adalah 40 tahun terhitung sejak 1 Januari 2005.
Khusus untuk Jalan Tol Lingkar Luar Seksi Pondok Pinang-
Jagorawi (JORR “S”), berdasarkan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum tanggal 15 Maret 2016 Nomor 106/
KPTS/M/2016 Tentang Pengusahaan Jalan Tol Lingkar
Luar Jakarta Seksi Pondok Pinang-Jagorawi (JORR “S”),
Hak Pengusahaan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi
Pondok Pinang – Jagorawi (JORR “S”) diberikan kepada
PT Hutama Karya (Persero) dengan masa konsesi selama
19 (sembilan belas) tahun 3 (tiga) bulan sejak tanggal
keputusan.
Pemerintah RI
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
226
7. Ruas Cikampek-Padalarang
No. 258/PPJT/VII/ Mn/2006
tanggal 7 Juli 2006;
8. Ruas Belawan-Medan-Tanjung
Morawa No. 253 / PPJT/VII/
Mn/2006 tanggal 7 Juli 2006;
9. Tol Semarang Seksi A, B, C
Nomor 254/PPJT/VII/ Mn/2006
tanggal 7 Juli 2006;
10 Ruas Pondok Aren-Bintaro
Viaduct-Ulujami No. 255/
PPJT/VII/Mn/2006 tanggal 7
Juli 2006;
11 Ruas Cawang-Tomang-Pluit
No. 252/PPJT/VII/ Mn/2006
tanggal 7 Juli 2006;
12 Ruas Jakarta-Tanggerang
No. 247/PPJT/VII/ Mn/2006
tanggal 7 Juli 2006;
13 Ruas Prof. DR. Ir. Soedijatmo
No. 251/PPJT/VII/ Mn/2006
tanggal 7 Juli 2006.
Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Pengusahaan
Jalan Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2
Utara (Ulujami-Kebon Jeruk) No. 5 tanggal 6 Mei 2010,
dibuat dihadapan Notaris Rina Utami Djauhari, S.H.,
Pengusahaan Jalan Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta
(JORR) Seksi W2 Utara telah beralih dari Perseroan
kepada PT Marga Lingkar Jakarta.(Perusahaan
Terkendali dari Perseroan)Lingkup Pengusahaan
Jalan TolPerseroan harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi
Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
(a) Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi
atau pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Perseroan harus
mengembalikan dan menyerahkan kembali Jalan Tol
kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT); dan
(b) pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada
Perseroan tidak berarti beralihnya hak milik atas
Jalan Tol kepada Perseroan, melainkan selama
Masa Konsesi, Perseroan hanya memiliki hak
untuk menguasai seluruh tanah yang dibutuhkan
bagi Pengusahaan Jalan Tol dan melaksanakan
Pengusahaan Jalan Tol sesuai dengan ketentuan
dalam PPJT dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pemeliharaan:
Perseroan harus melaksanakan Pemeliharaan yang
mengacu pada pedoman Pemeliharaan yang ditetapkan
BPJT, sebagai syarat minimum yang harus diikuti oleh
Perseroan. Pedoman Pemeliharaan dapat diubah dari
waktu ke waktu oleh BPJT karena kebutuhan pelayanan,
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku.
Jaminan Pemeliharaan:
Perseroan wajib menyerahkan jaminan Pemeliharaan
Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT dalam waktu
6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan jaminan
Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12 bulan
setelah berakhirnya Masa Konsesi.
Penghasilan Perseroan:
Penghasilan Perseroan yang berasal dari Pendapatan Tol,
Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan penempatan iklan
selama Masa Konsesi akan menjadi hak sepenuhnya dari
Perseroan.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Perseroan tidak boleh menjalankan usaha
lain dalam pengusahaan jalan tol kecuali yang ditentukan
dalam perjanjian, membuat perjanjian yang tidak sesuai
dengan PPJT, dan mengalihkan hak pengusahaan tanpa
persetujuan tertulis dari Pemerintah.
Apabila Perseroan cidera janji terhadap PPJT dan dalam
waktu yang ditentukan Perseroan gagal memperbaiki,
Pemerintah berhak mengakhir PPJT.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
228
8. Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol: Pemerintah
menunjuk dan memberikan kepada PT Transmarga
Jatim Pasuruan (Perusahaan Terkendali dari
Perseroan) (Badan Usaha Jalan Tol) hak konsesi
Pengusahaan Jalan Tol Ruas Gempol-Pasuruan dengan
masa konsesi 45 tahun terhitung sejak tanggal penerbitan
SPMK pertama yaitu SPMK No. 142/BPJT/SPMK/P/
JL.01.03/2013 tanggal 14 Maret 2013.
Lingkup Pengusahaan Jalan Tol:
Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi
Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau
pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol harus
mengembalikan dan menyerahkan kembali Jalan Tol
kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT); dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada Badan
Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya hak milik atas
Jalan Tol kepada Perseroan, melainkan selama Masa
Konsesi, Badan Usaha Jalan Tol hanya memiliki hak
untuk menguasai seluruh tanah yang dibutuhkan bagi
Pengusahaan Jalan Tol dan melaksanakan
Pengusahaan Jalan Tol sesuai dengan ketentuan
dalam PPJT dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pemerintah RI
Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol harus melaksanakan
Pemeliharaan yang mengacu pada pedoman
Pemeliharaan yang ditetapkan BPJT, sebagai syarat
minimum yang harus diikuti oleh Badan Usaha Jalan
Tol. Pedoman Pemeliharaan dapat diubah dari waktu ke
waktu oleh BPJT karena kebutuhan pelayanan, peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Jaminan Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan
Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT
dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan
jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12
bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari Perseroan.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap PPJT
dan dalam waktu yang ditentukan Badan Usaha Jalan Tol
gagal memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhiri PPJT.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
229
9. Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Bogor Ring Road No.
194/PPJT/V/Mn/2006 tanggal 29
Mei 2006 yang telah dialihkan
oleh Perseroan kepada PT Marga
Sarana Jabar berdasarkan Akta
Perjanjian Pengalihan No. 03
tanggal 2 April 2008, dan diubah
berdasarkan Akta Amandemen I
No. 05 tanggal 2 April 2008, yang
dibuat dihadapan Rina Utami
Djauhari S.H., Notaris di Jakarta.
Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol:
Pemerintah menunjuk dan memberikan kepada PT Marga
Sarana Jabar (Perusahaan Terkendali dari Perseroan)
(Badan Usaha Jalan Tol) hak konsesi Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Bogor Ring Road dengan masa konsesi 45 tahun
Lingkup Pengusahaan Jalan Tol:
Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi
Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau
pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol
harus mengembalikan dan menyerahkan kembali
Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT);
dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada
Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya
hak milik atas Jalan Tol kepada MSJ, melainkan
selama Masa Konsesi, MSJ hanya memiliki hak
untuk menguasai seluruh tanah yang dibutuhkan
bagi Pengusahaan Jalan Tol dan melaksanakan
Pengusahaan Jalan Tol sesuai dengan ketentuan
dalam PPJT dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol harus melaksanakan
Pemeliharaan yang mengacu pada pedoman
Pemeliharaan yang ditetapkan BPJT, sebagai syarat
minimum yang harus diikuti oleh Badan Usaha Jalan
Tol. Pedoman Pemeliharaan dapat diubah dari waktu ke
waktu oleh BPJT karena kebutuhan pelayanan, peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Pemerintah RI
Jaminan Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan
Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT
dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan
jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan
12 bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi. dengan nilai
sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari realisasi
Pendapatan Tol dan Pendapatan Usaha Lain
sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan tahunan
terakhir yang sudah diaudit sebelum penerbitan Jaminan
Pemeliharaan
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari MSJ.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap PPJT
dan dalam waktu yang ditentukan Badan Usaha Jalan Tol
gagal memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhiri PPJT.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
230
10. Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Semarang–Solo No.
10 tanggal 30 Maret 2012, yang
diubah dengan Akta Amandemen
I Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol Semarang-Solo No. 23 tanggal
24 Desember 2013 dan kemudian
diubah dengan Akta Amandemen
II Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol No. 12 tertanggal 18 Juni 2015
dan kemudian teakhir diubah
dengan Akta Amandemen III
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
Ruas Jalan Tol Semarang – Solo
No. 17 tertanggal 20 April 2016,
semuanya dibuat dihadapan Rina
Utami Djuhari, S.H., Notaris di
Jakarta,
Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol: Pemerintah menunjuk dan memberikan kepada PT Trans Marga Jateng (Perusahaan Terkendali dari Perseroan) (“Badan Usaha Jalan Tol”) hak konsesi Pengusahaan Jalan Tol Ruas Semarang–Solo dengan masa konsesi 45 tahun. Lingkup Pengusahaan Jalan Tol: Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kepemilikan Jalan Tol: a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol harus mengembalikan dan menyerahkan kembali Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT); dan
pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya hak milik atas Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol, melainkan selama Masa Konsesi, Badan Usaha Jalan Tol hanya memiliki hak untuk menguasai seluruh tanah yang dibutuhkan bagi Pengusahaan Jalan Tol dan melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol sesuai dengan ketentuan dalam PPJT dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pemeliharaan: Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan rencana program pemeliharaan (”Rencana Program Pemeliharaan”) jalan tol selama masa Pengoperasian yang telah didiskusikan dengan BPJT, selambat- lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah diterbitkannya penetapan pengoperasian, untuk mendapat persetujuan BPJT. Jaminan Pemeliharaan: Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12 bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi dengan nilai sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari realisasi Pendapatan Tol dan Pendapatan Usaha Lain sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan tahunan terakhir yang sudah diaudit sebelum penerbitan Jaminan Pemeliharaan.
Pemerintah RI
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari Badan Usaha Jalan Tol.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah dan melakukan perubahan pemegang
saham dan/atau susunan pemegang saham TMJ, kecuali
atas ketentuan sebagaimana ditentukan dalam PPJT.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap PPJT
dan dalam waktu yang ditentukan Badan Usaha Jalan Tol
gagal memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhiri PPJT.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
231
11. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
Surabaya-Mojokerto No. 2 tanggal
7 Juni 2011, bertalian dengan Akta
Amandemen I Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol Surabaya-
Mojokerto No. 1 tanggal
8 Maret 2012, Akta Amandemen
II Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto
No. 20 tanggal 28 Mei 2013,
Akta Amandemen III Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol Surabaya-
Mojokerto No. 11 tanggal 18
Juni 2015, Akta Amandemen IV
Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol Surabaya-Mojokerto No.
16 tanggal 20 April 2016, yang
semuanya dibuat dihadapan Rina
Utami Djauhari, S.H., Notaris di
Jakarta;
Pemberian Pengusahaan Jalan Tol:
Pemerintah menunjuk dan memberikan kepada PT Marga
Nujyasumo Agung (Perusahaan Terkendali Perseroan)
(“Badan Usaha Jalan Tol”) hak konsesi Pengusahaan
Jalan Tol Ruas Surabaya-Mojokerto dengan masa konsesi
35 tahun.
Lingkup Pengusahaan Jalan Tol:
Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi
Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau
pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol
harus mengembalikan dan menyerahkan kembali
Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT);
dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada
Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya hak
milik atas Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol,
melainkan selama Masa Konsesi, Badan Usaha
Jalan Tol hanya memiliki hak untuk menguasai
seluruh tanah yang dibutuhkan bagi Pengusahaan
Jalan Tol dan melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan dalam PPJT dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah RI
Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol harus melaksanakan
Pemeliharaan yang mengacu pada pedoman
Pemeliharaan yang ditetapkan BPJT, sebagai syarat
minimum yang harus diikuti oleh Badan Usaha Jalan
Tol Pedoman Pemeliharaan dapat diubah dari waktu ke
waktu oleh BPJT karena kebutuhan pelayanan, peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Jaminan Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan
Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT
dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan
jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12
bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi.
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari Badan Usaha Jalan Tol.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap PPJT
dan dalam waktu yang ditentukan Badan Usaha Jalan Tol
gagal memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhiri PPJT.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
232
12. Akta Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Ruas Lingkar Luar
Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara
No. 07 tanggal 6 Mei 2001, dibuat
dihadapan Rina Utami Djauhari,
S.H., Notaris di Jakarta
Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol:
Pemerintah menunjuk dan memberikan kepada PT Marga
Lingkar Jakarta (Perusahaan Terkendali dari Perseroan)
(Badan Usaha Jalan Tol) hak konsesi Pengusahaan Jalan
Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara
(Ulujami Kebon Jeruk) dengan masa konsesi 40 tahun.
Lingkup Pengusahaan Jalan Tol:
Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi
Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau
pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol
harus mengembalikan dan menyerahkan kembali
Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT);
dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada
Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya hak
milik atas Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol
melainkan selama Masa Konsesi, Badan Usaha
Jalan Tol hanya memiliki hak untuk menguasai
seluruh tanah yang dibutuhkan bagi Pengusahaan
Jalan Tol dan melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan dalam PPJT dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah RI
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari Badan Usaha Jalan Tol.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap PPJT
dan dalamwaktu yang ditentukan Badan Usaha Jalan Tol
gagal memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhiri PPJT.
Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol harus melaksanakan
Pemeliharaan yang mengacu pada pedoman
Pemeliharaan yang ditetapkan BPJT, sebagai syarat
minimum yang harus diikuti oleh Badan Usaha Jalan
Tol. Pedoman Pemeliharaan dapat diubah dari waktu ke
waktu oleh BPJT karena kebutuhan pelayanan, peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Jaminan Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan
Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT
dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan
jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12
bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
233
13. Akta Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Jakarta Outer Ring
Road II (JORR II) Ruas
Kunciran-Serpong No.71 tanggal
22 September 2008, dibuat
dihadapan Mala Mukti, S.H., LL.M,
Notaris di Jakarta sebagaimana
diubah secara keseluruhan dan
dinyatakan kembali dengan Akta
Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol Kunciran – Serpong No. 07
tanggal 07 Juni 2011, Perjanjian
tersebut kemudian diubah dengan
Akta Amandemen I Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol Ruas
Jalan Tol Kunciran – Serpong No.
27 tanggal 21 April 2016 keduanya
dibuat dihadapan Rina Utami
Djauhari, SH., Notaris di Jakarta
Pemberian Pengusahaan Jalan Tol:
Pemerintah menunjuk dan memberikan kepada PT Marga
Trans Nusantara (Perusahaan Terkendali Perseroan)
(Badan Usaha Jalan Tol) hak konsesi Pengusahaan Jalan
Tol Jakarta Outer Ring Road II (JORR II) Ruas Kunciran-
Serpong) dengan masa konsesi 35 tahun terhitung sejak
tanggal penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Lingkup Pengusahaan Jalan Tol:
Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi
Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau
pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol
harus mengembalikan dan menyerahkan kembali
Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT);
dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada
Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya
hak milik atas Jalan Tol kepada Badan Usaha
Jalan Tol, melainkan selama Masa Konsesi, MTN
hanya memiliki hak untuk menguasai seluruh tanah
yang dibutuhkan bagi Pengusahaan Jalan Tol dan
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol sesuai
dengan ketentuan dalam PPJT dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol harus melaksanakan
Pemeliharaan yang mengacu pada pedoman
Pemeliharaan yang ditetapkan BPJT, sebagai syarat
minimum yang harus diikuti oleh Badan Usaha Jalan
Tol. Pedoman Pemeliharaan dapat diubah dari waktu ke
waktu oleh BPJT karena kebutuhan pelayanan, peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Pemerintah RI
Jaminan Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan
Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT
dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan
jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12
bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi.
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari Badan Usaha Jalan Tol.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap PPJT
dan dalam waktu yang ditentukan Badan Usaha Jalan Tol
gagal memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhiri PPJT.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
234
14. Akta Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Jakarta Outer Ring
Road II (JORR II) Ruas
Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran
No.01 tanggal 2 Maret 2009,
sebagaimana dirubah oleh Akta
Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol Cengkareng – Batu – Ceper
– Kunciran No. 06 tanggal 7 Juni
2011 keduanya dibuat dihadapan
RINA UTAMI DJAUHARI, S.H.,
Notaris di Jakarta.
Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol: Pemerintah menunjuk dan memberikan kepada PT Marga Kunciran Cengkareng (Perusahaan Terkendali Perseroan) (Badan Usaha Jalan Tol) hak konsesi Pengusahaan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road II (JORR II) Ruas Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran) dengan masa konsesi 35 tahun sejak tanggal penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja pertama dari BPJT. Lingkup Pengusahaan Jalan Tol: Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kepemilikan Jalan Tol a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau pengakhiran PPJT oleh salah satupihak sesuai dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol harus mengembalikan dan menyerahkan kembali Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT); dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya hak milik atas Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol, melainkan selama Masa Konsesi, Badan Usaha Jalan Tol hanya memiliki hak untuk menguasai seluruh tanah yang dibutuhkan bagi Pengusahaan Jalan Tol dan melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol sesuai dengan ketentuan dalam PPJT dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemeliharaan: Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan rencana program pemeliharaan (”Rencana Program Pemeliharaan”) jalan tol selama masa Pengoperasian yang telah didiskusikan dengan BPJT, selambat- lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah diterbitkannya penetapan pengoperasian, untuk mendapat persetujuan BPJT Jaminan Pemeliharaan: Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12 bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi dengan nilai sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari realisasi Pendapatan Tol dan Pendapatan Usaha Lain sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan tahunan terakhir yang sudah diaudit sebelum penerbitan Jaminan Pemeliharaan.
Pemerintah RI
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol: Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi hak sepenuhnya dari Badan Usaha Jalan Tol.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis dari Pemerintah.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap PPJT dan dalam waktu yang ditentukan Perseroan gagal memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhir PPJT.
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
235
15. Akta Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah
Rai-Benoa No. 10 tanggal 16
Desember 2011, dibuat dihadapan
Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris
di Jakarta
Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol: Pemerintah
menunjuk dan memberikan kepada PT Jasamarga Bali Tol
(Perusahaan Terkendali Perseroan) (Badan Usaha Jalan
Tol) hak konsesi Pengusahaan Jalan Tol Nusa Dua-
Ngurah Rai-Benoa dengan masa konsesi
45 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai
Kerja.
Lingkup Pengusahaan Jalan Tol:
Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang meliputi
Pendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau
pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol
harus mengembalikan dan menyerahkan kembali
Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT);
dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada
Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya hak
milik atas Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol,
melainkan selama Masa Konsesi, Badan Usaha
Jalan Tol hanya memiliki hak untuk menguasai
seluruh tanah yang dibutuhkan bagi Pengusahaan
Jalan Tol dan melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan dalam PPJT dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pemeliharaan:
JBT wajib menyerahkan rencana program pemeliharaan
(”Rencana Program Pemeliharaan”) jalan tol selama
masa Pengoperasian yang telah didiskusikan dengan
BPJT, selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah
diterbitkannya penetapan pengoperasian, untuk mendapat
persetujuan BPJT
Jaminan Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan
Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT
dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan
jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan
12 bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi dengan nilai
sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari realisasi
Pendapatan Tol dan Pendapatan Usaha Lain
sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan tahunan
terakhir yang sudah diaudit sebelum penerbitan Jaminan
Pemeliharaan.
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari Badan Usaha Jalan Tol.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah.
Pemerintah RI
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
236
16. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
Gempol –Pandaan No. 04 tanggal
7 Juni 2011, sebagaimana dirubah
dengan akta Amandemen I
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
Gempol – Pandaan No. 20 tanggal
22 April 2015, keduanya dibuat
dihadapan Rina Utami Djauhari,
S.H., Notaris di Jakarta
Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol: Pemerintah
menunjuk dan memberikan kepada PT Margabumi
Adhikaraya (Perusahaan Terkendali Perseroan) (Badan
Usaha Jalan Tol) hak konsesi Pengusahaan Jalan Tol
Gempol-Pandaan dengan masa
konsesi 37 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah
Mulai Kerja.
Lingkup Pengusahaan Jalan Tol:
Badan Usaha Jalan Tol harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol, yang
meliputiPendanaan, Perencanaan Teknik, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan PPJT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kepemilikan Jalan Tol:
a. Jalan Tol merupakan milik Pemerintah, maka oleh
karenanya setelah berakhirnya Masa Konsesi atau
pengakhiran PPJT oleh salah satu pihak sesuai
dengan ketentuan PPJT, Badan Usaha Jalan Tol
harus mengembalikan dan menyerahkan kembali
Jalan Tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT);
dan
b. pemberian hak Pengusahaan Jalan Tol kepada
Badan Usaha Jalan Tol tidak berarti beralihnya hak
milik atas Jalan Tol kepada Badan Usaha Jalan Tol,
melainkan selama Masa Konsesi, Badan Usaha
Jalan Tol hanya memiliki hak untuk menguasai
seluruh tanah yang dibutuhkan bagi Pengusahaan
Jalan Tol dan melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol
sesuai dengan ketentuan dalam PPJT dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol harus melaksanakan
Pemeliharaan yang mengacu pada pedoman
Pemeliharaan yang ditetapkan BPJT, sebagai syarat
minimum yang harus diikuti oleh Badan Usaha Jalan
Tol. Pedoman Pemeliharaan dapat diubah dari waktu ke
waktu oleh BPJT karena kebutuhan pelayanan, peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Jaminan Pemeliharaan:
Badan Usaha Jalan Tol wajib menyerahkan jaminan
Pemeliharaan Jalan Tol kepada Pemerintah melalui BPJT
dalam waktu 6 bulan sebelum Masa Konsesi berakhir dan
jaminan Pemeliharaan ini tetap berlaku sampai dengan 12
bulan setelah berakhirnya Masa Konsesi.
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol:
Penghasilan Badan Usaha Jalan Tol yang berasal dari
Pendapatan Tol, Pendapatan Usaha Lain, Utilitas dan
penempatan iklan selama Masa Konsesi akan menjadi
hak sepenuhnya dari Badan Usaha Jalan Tol.
Pembatasan dalam PPJT ini antara lain bahwa selama
masa konsesi Badan Usaha Jalan Tol tidak boleh
menjalankan usaha lain dalam pengusahaan jalan tol
kecuali yang ditentukan dalam perjanjian, membuat
perjanjian yang tidak sesuai dengan PPJT, dan
mengalihkan hak pengusahaan tanpa persetujuan tertulis
dari Pemerintah.
Apabila Badan Usaha Jalan Tol cidera janji terhadap
PPJT dan dalam waktu yang ditentukan Perseroan gagal
memperbaiki, Pemerintah berhak mengakhir PPJT.
Pemerintah RI
No. Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Terafiliasi
237
17. Akta Perjanjian Pinjaman
Transaksi Khusus No. CRO-
KP/083/PTK/2016 No. 40 tanggal
13 Juni 2016 dibuat di hadapan
Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi
Warsito, S.H., Notaris di Jakarta
Bank menyetujui untuk memberikan Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) dengan jumlah pokok maksimum sebesar Rp 1.400.000.000.000,00 (satu triliun empat ratus miliar Rupiah). Tujuan penggunaan adalah untuk pelunasan obligasi Debitur yang telah ada dan akan jatuh tempo. Jangka waktu Fasilitas PTK maksimum 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian, atau maksimum 1 (satu) bulan setelah dana hasil penerbitan obligasi Perseroan telah diterima di rekening Perseroan, mana yang terjadi terlebih dahulu. Bunga sebesar 8,90% (delapan koma sembilan nol persen) per annum. Bunga dibayar secara bulanan setiap tanggal 23 (dua puluh tiga) pada bulan yang bersangkutan Pembatasan: Tanpa persetujuan tertulis dari Bank: (i) Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau
memberikan jaminan-jaminan untuk kepentingan pihak lain atas kewajiban-kewajiban pihak lain tersebut.
(ii) Memberikan pinjaman atau melakukan investasi dalam bentuk penyertaan saham kepada pihak lain dan mengizinkan anak perusahaan memberi pinjaman atau melakukan investasi dalam bentuk penyertaan saham kepada pihak lain, kecuali: a. penyertaan saham pada perusahaan jalan tol,
atau b. penyertaan saham pada perusahaan di sector
non tol yang dilakukan baik dalam satu transaksi atau gabungan transaksi yang tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari total aktiva Debitur berdasarkan laporan keuangan tahun terakhir, atau
c. pemberian pinjaman kepada Anak Perusahaan atau pihak lain yang memberikan sinergi kepada perusahaan, atau
(iii) Melakukan transaksi pihak afiliasi atau mengizinkan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak afiliasi kecuali jika: a. transaksi tersebut dilakukan dengan persyaratan
yang menguntungkan Debitur dan/atau anak perusahaan atau setidak-tidaknya sama dengan persyaratan yang diperoleh Debitur dan/atau Anak Perusahaan dari pihak ketiga yang bukan terafiliasi dalam transaksi yang lazim.
b. transaksi tersebut wajib dilakukan Debitur dan/ atau Anak Perusahaan sebagai akibat dari pengakhiran perjanjian pengusahaan jalan tol.
(iv) Mengurangi modal dasar dan modal disetor Debitur. (v) Melakukan pengeluaran obligasi atau instrument
utang lain yang sejenis yang mempunyai kedudukan lebih tinggi atau pembayarannya didahulukan dari Perjanjian PTK.
Perseroan dan PT
Bank Mandiri (Persero)
Tbk (“BANK”) (Pihak
Terafiliasi)
Terafiliasi karena
kepemilikan saham
Negara RI
Seluruh transaksi dengan pihak afiliasi di atas sebagai bentuk pelaksanaan yang menunjang kegiatan
usaha Perseroan. Manajemen Perseroan menyatakan bahwa seluruh transaksi dengan pihak afiliasi
dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan
pihak ketiga. Dengan melakukan transaksi dengan pihak afiliasi, Perseroan mengharapkan terciptanya
sebuah sinergi antara perusahaan BUMN yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat tidak hanya
kepada Perseroan, namun juga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan perkonomian di
Indonesia.
238
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
1. Akta Perjanjian Perwaliamanatan Jumlah Fasilitas: PT Bank Mega Obligasi Jasa Marga XII Seri Perseroan menerbitkan Obligasi dengan jumlah pokok Tbk sebagai Q Tahun 2006 Dengan Bunga Rp1.000.000.000.000,- Wali Amanat Tetap No. 66 tanggal 18 Mei 2006, yang diubah dengan: Akta Tujuan penggunaan dana Obligasi adalah untuk refinancing Addendum I No. 74 tanggal 19 pinjaman bank. Juni 2006, dan Akta Addendum II No. 89 tanggal 26 Juni 2006, Jangka waktu 10 tahun sejak tanggal emisi dan tanggal yang dibuat dihadapan Notaris pelunasan pokok Obligasi adalah 6 Juli 2016. Imas Fatimah S.H., dan lebih lanjut Akta Perjanjian Perwaliamanatan Tingkat bunga sebesar 13,5% pertahun yang dibayarkan Obligasi Jasa Marga XII Seri Q setiap 3 bulan. Tahun 2006 diubah kembali dengan Akta Adendum III No. 30 tanggal 4 Pembatasan dalam perjanjian ini antara lain adalah, tanpa Juni 2008, Akta Addendum IV No. persetujuan tertulis dari Wali Amanat Perseroan tidak dapat: 28 tanggal 20 Nopember 2009, a. menjaminkan harta kekayaannya; Akta Addendum V No. 20 tanggal b. menjadi penanggung; 15 Maret 2010, Akta Addendum VI c. melakukan penggabungan, konsolidasi dan akusisi yang No. 80 tanggal 27 Desember 2010 menyebabkan bubarnya emiten, kecuali diperbolehkan yang dibuat dihadapan Notaris Ny. oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas
maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol; d. mengubah kegiatan pokok bidang usahanya; e. menerbitkan obligasi yang mempunyai kedudukan lebih
tinggi; f. mengurangi modal dasar dan modal disetor; g. melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai
dengan syarat yang ditentukan; h. melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan
syarat yang ditentukan; dan i. memberikan pinjaman, investasi kepada pihak
lain kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol.
2. Akta Perjanjian Perwaliamanatan Perseroan menerbitkan Obligasi dengan jumlah pokok PT Bank Mega
24. PERJANJIAN DENGAN PIHAK KETIGA
Manajemen Perseroan berpendapat bahwa seluruh transaksi dengan pihak ketiga dilakukan dengan
tingkat harga dan syarat-syarat normal. Hingga saat Prospektus ini diterbitkan, perjanjian-perjanjian
dengan pihak ketiga antara lain adalah sebagai berikut:
Obligasi Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap No. 26 tanggal 4 Mei 2007 yang diubah dengan Akta “Addendum I No. 10 tanggal 6 Juni 2007, Akta Addendum II No. 29 tanggal 4 Juni 2008 Akta Addendum III No. 21 tanggal 15 maret 2010 dan Akta Addendum IV No. 81 tanggal 27 Desember Tahun 2010 yang seluruhnyadibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.
Rp1.500.000.000.000,-. Tujuan penggunaan dana Obligasi adalah untuk refinancing pinjaman bank sebagai berikut: 1. sekitar 48 % untuk melunasi sebagian pinjaman pada
PT Bank Central Asia Tbk; 2. sekitar 25 % untuk melunasi sebagian pinjaman pada
PT Bank Mandiri Tbk (Persero); 3. sekitar 10 % untuk melunasi sebagian pinjaman pada
PT Bank Bukopin Tbk; 4. sekitar 14 % untuk melunasi sebagian pinjaman pada
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat. 5. sekitar 3 % untuk melunasi sebagian Utang Bantuan
Pemerintah Indonesia/SLA.
Tbk selaku Wali Amanat
239
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
Jangka waktu 10 tahun sejak tanggal emisi.
Tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun dan akan dibayarkan setiap 3 bulan sekali.
Pembatasan dalam perjanjian ini antara lain adalah, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat Perseroan tidak dapat: a. menjaminkan harta kekayaannya; b. menjadi penanggung; c. melakukan penggabungan, konsolidasi dan akusisi yang
menyebabkan bubarnya emiten, kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol;
d. mengubah kegiatan pokok bidang usahanya; e. menerbitkan obligasi yang mempunyai kedudukan lebih
tinggi; f. mengurangi modal dasar dan modal disetor; g. melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai
dengan syarat yang ditentukan; h. melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan
syarat yang ditentukan; dan memberikan pinjaman, investasi kepada pihak lain kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol.
3. Akta Perjanjian Perwaliamanatan
Obligasi Jasa Marga XIV Seri JM- 10 Dengan Tingkat Bunga Tetap No. 08 tanggal 4 Agustus 2010, sebagaimana diubah dengan Akta Addendum I No. 44 tanggal 26 Agustus 2010, Akta “Addendum II No. 21 tanggal 27 September 2010 dan Akta Addendum III No. 82 tanggal 27 Desember 2010 yang seluruhnya dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.,
Perseroan menerbitkan Obligasi dengan jumlah pokok Rp1.000.000.000.000,- Tujuan penggunaan dana Obligasi adalah: 1. Sekitar 43 % untuk pelunasan obligasi Jasa Marga X Seri
O Tahun 2002 Dengan Tingkat Bunga Tetap 2. Sekitar 27 % untuk percepatan pelunasan Kredit Investasi
dari PT Bank Central Asia Tbk (tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan).
3. Sekitar 25 % untuk pengembangan investasi pada bidang usaha Non Tol, antara lain: -Bidang Properti: Pengembangan Kawasan Koridor Jalan Tol sekitar 15 % Pengembangan Tempat Istirahat dan Pelayanan sekitar
5 % -Bidang Teknologi Informasi & Komunikasi: Pengembangan Usaha Teknologi Informasi & Komunikasi sekitar 3 % - Bidang Engineering:
Pemeliharaan Jalan Tol dan Konstruksi lainnya sekitar 2 %
4. Sekitar 5 % untuk pembiayaan modal kerja Perseroan, antara lain untuk pembiayaan pelebaran Tomang- Tangerang sekitar 2 % serta perbaikan stabilitas konstruksi jalan tol Cipularang sekitar 3 %.
Jangka waktu 10 tahun sejak Tanggal Emisi. Bunga Obligasi tingkat bunga tetap besarnya 9,35% per tahun dan akan akan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sekali,
PT Bank Mega Tbk selaku Wali Amanat
240
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
Pembatasan dalam perjanjian ini antara lain adalah, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat Perseroan tidak dapat: a. menjaminkan harta kekayaannya; b. menjadi penanggung; c. melakukan penggabungan, konsolidasi dan akusisi yang
menyebabkan bubarnya emiten, kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol;
d. mengubah kegiatan pokok bidang usahanya; e. menerbitkan obligasi yang mempunyai kedudukan lebih
tinggi; f. mengurangi modal dasar dan modal disetor; g. melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai
dengan syarat yang ditentukan h. melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan
syarat yang ditentukan; dan i. memberikan pinjaman, investasi kepada pihak lain kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol.
4. Akta Perjanjian Perwaliamanatan
Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S No. 7 tanggal 3 Juli
Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan Akta Addendum I Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S No 62 tanggal 30 Juli 2013 dan Akta Addendum II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S No. 18 tanggal 16 September 2013 yang seluruhnya dibuat dihadapan Notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H. Notaris di Jakarta Selatan.
Perseroan bermaksud menerbitkan Obligasi yang terbagi dalam beberapa Seri dan/atau Tahapan, yang seluruhnya berjumlah Rp5.950.000.000.000,- . Obligasi Tahap I Seri S dengan jumlah pokok Rp2.100.000.000.000,-. Adapun Obligasi Tahap I Seri S terbagi dalam beberapa Tahap, yaitu:
a. Obligasi Seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp700.000.000.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,40% per tahun berjangka waktu 370 hari kalender terhitiung sejak tanggal 27 September 2013;
b. Obligasi Seri B dengan jumlah pokok sebesar Rp400.000.000.000,- dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,70% per tahun berjangka waktu 3 tahun terhitiung sejak tanggal 27 September 2013; dan
c. Obligasi Seri C dengan jumlah pokok sebesar Rp 1.000.000.000.000,- dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,90% per tahun berjangka waktu 5 tahun kalender terhitiung sejak tanggal 27 September 2013.
Tujuan penggunaan dana Obligasi adalah: 1. Sekitar 84,36% untuk pelunasan:
a. Obligasi Jasa Marga XI Seri P Tahun 2003 senilai Rp1.000.000.000.000,-;
b. Obligasi Jasa Marga I Seri JM-10 Tanpa Bunga senilai Rp500.000.000.000,-;
c. Obligasi Jasa Marga JORR 1 senilai Rp271.616.920.188,16
2. Sekitar 7,48 % untuk kegiatan pengembangan usaha Perseroan melalui penyertaan modal dengan perincian: a. Sekitar 2,36% untuk penyertaan modal pada
PT Nujyasmo Agung, entitas anak, yang akan digunakan untuk pembebasan lahan dan biaya konstruksi Ruas Jalan Tol Surabaya-Mojokerto;
b. Sekitar 2,26% untuk penyertaan modal pada PT Marga Lingkar Jakarta, entitas anak, yang akan digunakan untuk pembebasan lahan dan biaya konstruksi Ruas Jalan Lingkar Luar Jakarta Seksi W2 Utara;
c. Sekitar 2,86% untuk penyertaan modal pada PT Marga Bumi Adhikaraya, yang akan digunakan untuk pembebasan lahan dan biaya konstruksi Ruas Jalan Gempol Pandaan.
3. Sekitar 8,16 % untuk pembiayaan modal kerja Perseroan, dalam bentuk peningkatan kapasitas jalan.
PT Bank Mega Tbk selaku Wali Amanat
241
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
Pembatasan dalam perjanjian ini antara lain adalah, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat Perseroan tidak dapat: a. menjaminkan harta kekayaannya; b. menjadi penanggung; c. melakukan penggabungan, konsolidasi dan akusisi yang
menyebabkan bubarnya emiten, kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol;
d. mengubah kegiatan pokok bidang usahanya; e. menerbitkan obligasi yang mempunyai kedudukan lebih
tinggi; f. mengurangi modal dasar dan modal disetor; g. melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai
dengan syarat yang ditentukan; h. melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan
syarat yang ditentukan; dan i. memberikan pinjaman, investasi kepada pihak
lain kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol.
5. Akta Perjanjian Perwaliamanatan
Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap II Tahun 2014 Seri T No. 5 tanggal 1 September Tahun 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H. Notaris di Jakarta Selatan.
Perseroan bermaksud menerbitkan Obligasi yang terbagi dalam beberapa Seri dan/atau Tahapan, yang seluruhnya berjumlah Rp5.950.000.000.000,- . Obligasi Tahap II Seri T dengan jumlah pokok Rp1.000.000.000.000,-. Tujuan penggunaan dana Obligasi adalah: 1. Sekitar 70% untuk pelunasan Obligasi Berkelanjutan I
Obligasi Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri S-A ; 2. Sekitar 30 % untuk pembayaran sebagian pinjaman Bank:
a. Sekitar 25% untuk pembayaran Kredit Modal Kerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.; dan
b. Sekitar 5% untuk pembayaran Kredit Modal Kerja di PT Bank Central Asia Tbk.
Jatuh tempo Obligasi adalah pada hari ulang tahun ke 5 sejak tanggal 19 September 2014. Bunga Obligasi adalah bersifat tetap sebesar 9,85% per tahun Pembatasan dalam perjanjian ini antara lain adalah, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat Perseroan tidak dapat: a. menjaminkan harta kekayaannya; b. menjadi penanggung; c. melakukan penggabungan, konsolidasi dan akusisi yang
menyebabkan bubarnya emiten, kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol;
d. mengubah kegiatan pokok bidang usahanya; e. menerbitkan obligasi yang mempunyai kedudukan lebih
tinggi; f. mengurangi modal dasar dan modal disetor, melakukan
penjualan atau pengalihan aktiva sesuai dengan syarat yang ditentukan, melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan syarat yang ditentukan; dan
g. memberikan pinjaman, investasi kepada pihak lain kecuali diperbolehkan oleh perjanjian dengan mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah, bidang usaha dan batas maksimum kepemilikan saham pada perusahaan non-tol.
PT Bank Mega Tbk selaku Wali Amanat
242
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
6. Akta Perjanjian Kredit No. 28 tanggal 11 Juli 2003 sebagaimana diubah beberapa kali, antara lain diubah dengan Akta Perubahan Atas Perjanjian Kredit No. 11 tanggal 8 Juli 2010, yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., dan terakhir diubah dengan Akta Perubahan Atas Perjanjian Kredit No. 05 tanggal 12 Agustus 2013 dibuat dihadapan Notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.,
BCA memberikan Fasilitas Kredit Time Loan Revolving kepada Perseroan dengan jumlah pokok maksimum Rp150.000.000.000,-
Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk modal kerja.
Jangka waktu penarikan fasilitas kredit adalah sejak tanggal 12 Agustus 2013 dan berakhir pada tanggal 13 Agustus 2014 Bunga mengacu pada suku bunga deposito Rupiah untuk jangka waktu 3 bulan yang berlaku di BCA (Suku Bunga) ditambah 3,9% per tahun dihitung dari jumlah fasilitas kredit yang ditarik dan belum dibayaroleh Perseroan. Pembatasan dalam perjanjian kredit ini antara lain, bahwa tanpa persetujuan tertulis dari BCA Perseroan tidak dapat menjaminkan harta kekayaannya, menjadi penanggung, melakukan penggabungan, konsolidasi dan akusisi sesuai syarat yang ditentukan, mengubah kegiatan pokok bidang usahanya, menerbitkan obligasi atau instrumen utang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, mengurangi modal dasar dan modal disetor, melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai dengan syarat yang ditentukan, melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan syarat yang ditentukan, memberikan pinjaman, investasi kecuali sesuai dengan kegiatan usaha.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
7. Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal
28 April 2006 sebagaimana yang telah beberapa kali diubah, antara lain diubah dengan Akta Perubahan Atas Perjanjian Kredit No. 10 tanggal 8 Juli 2010, yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Akta Perubahan Atas Perjanjian Kredit No. 07 tanggal 12 Agustus 2013 dibuat dihadapan Notaris Ir. NanetteCahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Akta Perubahan Atas Perjanjian Kredit No. 11 tanggal 12 Agustus 2014, yang dibuat di hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta., dan terakhir diubah dengan Akta Perubahan atas Perjanjian Kredit No. 06 tanggal 2 Oktober 2015, yang dibuat di hadapan Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta.
BCA memberikan Fasilitas Kredit Time Loan Revolving kepada Perseroan dengan jumlah pokok maksimum Rp636.000.000.000,- Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk pembiayaan modal kerja. Batas waktu penarikan fasilitas kredit sejak tanggal 12 Agustus 2015 dan berakhir pada tanggal 13 Agustus 2016. Bunga mengacu pada suku bunga deposito Rupiah untuk jangka waktu 3 bulan yang berlaku di BCA (Suku Bunga) ditambah 3,9% per tahun dihitung dari jumlah fasilitas kredit yang ditarik dan belum dibayaroleh Perseroan. Pembatasan dalam perjanjian kredit ini antara lain, bahwa tanpa persetujuan tertulis dari BCA Perseroan tidak dapat menjaminkan harta kekayaannya, menjadi penanggung, melakukan penggabungan, konsolidasi dan akusisi sesuai syarat yang ditentukan, mengubah kegiatan pokok bidang usahanya, menerbitkan obligasi atau instrumen utang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, mengurangi modal dasar dan modal disetor, melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai dengan syarat yang ditentukan, melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan syarat yang ditentukan, memberikan pinjaman, investasi kecuali sesuai dengan kegiatan usaha.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
243
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
8. Akta Perjanjian Kredit No. 33 tanggal 13 Agustus 2009 yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H, sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir diubah dengan Akta Perubahab Kelima Atas Perjanjian Kredit No. 06 tanggal 12 Agustus 2013, dibuat dihadapan Notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito,S.H.
BCA memberikan Fasilitas Kredit Time Loan Revolving kepada Perseroan dengan jumlah maksimum Rp375.000.000.000,- Tujuan penggunaan dana adalah untuk membiayai kebutuhan rutin dan operasional Perseroan. Batas waktu penarikan fasilitas kredit sejak tanggal 12 Aagustus 2013 dan berakhir pada tanggal 13 Agustus 2014. Bunga mengacu pada suku bunga deposito Rupiah untuk jangka waktu 3 bulan yang berlaku di BCA (Suku Bunga) ditambah 3,9% per tahun dihitung dari jumlah fasilitas kredit yang ditarik dan belum dibayaroleh Perseroan. Pembatasan dalam perjanjian kredit ini antara lain, bahwa tanpa persetujuan tertulis dari BCA Perseroan tidak dapat menjaminkan harta kekayaannya, menjadi penanggung, melakukan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi sesuai syarat yang ditentukan, mengubah kegiatan pokok bidang usahanya, menerbitkan obligasi atau instrumen utang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, mengurangi modal dasar dan modal disetor, melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai dengan syarat yang ditentukan, melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan syarat yang ditentukan, memberikan pinjaman, investasi kecuali sesuai dengan kegiatan usaha.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
9. Akta Perjanjian Kredit No. 67
tanggal 31 Mei 2010 yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir diubah dengan Akta Perubahan Keempat Atas Perjanjian Kredit No. 08 tanggal 12 Agustus 2013 dibuat dihadapan Notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.,
BCA memberikan fasilitas kredit Time Loan Revolving kepada Perseroan dengan jumlah maksimum Rp1.000.000.000.000,- Tujuan penggunaan dana adalah untuk pembiayaan modal kerja. Batas waktu penarikan fasilitas kredit sejak tanggal 12 Agustus 2013 dan berakhir pada tanggal 13 Agustus 2014. Bunga mengacu pada suku bunga deposito Rupiah untuk jangka waktu 3 bulan yang berlaku di BCA (Suku Bunga) ditambah 3,9% per tahun dihitung dari jumlah fasilitas kredit yang ditarik dan belum dibayaroleh Perseroan. Pembatasan dalam perjanjian kredit ini antara lain, bahwa tanpa persetujuan tertulis dari BCA Perseroan tidak dapat menjaminkan harta kekayaannya, menjadi penanggung, melakukan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi sesuai syarat yang ditentukan, mengubah kegiatan pokok bidang usahanya, menerbitkan obligasi atau instrumen utang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, mengurangi modal dasar dan modal disetor, melakukan penjualan atau pengalihan aktiva sesuai dengan syarat yang ditentukan, melakukan transaksi dengan pihak afiliasi sesuai dengan syarat yang ditentukan, memberikan pinjaman, investasi kecuali sesuai dengan kegiatan usaha.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
244
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
10. Perjanjian Pengoperasian, Pengamanan dan Pemeliharaan Aset Proyek JORR Seksi W2, S, E1, dan E2 + E3 Serta Ruas Ulujami-Pondok Aren No. 68/ KONTRAK-DIR/2010 tanggal 30 Desember 2010 antara Perseroan dan Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) sebagaimana diubah dengan Addendum I tanggal 29 Desember 2011, Addendum II tangggal 14 Agustus 2012, Addendum III tanggal 12 Desember 2012, Addendum IV tanggal 2 Januari 2013, Addendum V tanggal 23 Agustus 2013, Addendum VI tanggal 10 Desember 2013, Addendum VII tanggal 3 Pebruari 2014, Addendum VIII tanggal 1 September 2014, Addendum IX tanggal 28 Januari 2015, dan Addendum X tanggal 17 Desember 2015.
Lingkup Perjanjian adalah meliputi pengoperasian, pengamanan dan pemeliharaan Aset JORR, dengan rincian tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut: a. Pengoperasian Jalan Tol yang meliputi kegiatan
pengumpulan tol dan pelayanan lalu lintas; b. Pemeliharaan Jalan Tol yang meliputi pelaksanaan
kegiatan Pemeliharaan Jalan/jembatan Tol serta bangunan dan sarana pelengkap lainnya; dan
Jangka waktu Perjanjian adalah selama 3 tahun berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, dan dapat diperpanjang dengan syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan yang akan disepakati kembali oleh Perseroan dan JLJ. Tidak terdapat pembatasan dalam perjanjian ini.
Jakarta Lingkarluar Jakarta
11. Perjanjian Konsorsium No. 4 tanggal
25 September 2015 dibuat dihadapan Siti Rumondang, S.H., M.Kn., oleh dan antara Perseroan dan PT Wiranusantara Bumi (“WB”) (“Perjanjian Konsorsium WB”):
Maksud dan Tujuan: Para Pihak berkeinginan untuk bersinergi dalam memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki masing-masing Pihak untuk dapat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan proyek dan pengusahaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (The New Jakarta-Cikampek). Para Pihak telah saling sepakat untuk membentuk suatu Konsorsium Jasa Marga-WB (“Konsorsium WB”). Jangka Waktu: Perjanjian Konsorsium WB berlaku dari ditandatanganinya Perjanjian Konsorsium WB dan berakhir apabila Konsorsium inin tidak ditunjuk sebagai pemrakarsa oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan/atau sampai dengan telah ditandatanganinya perjanjian usaha patungan antara Para Pihak. Pokok Perjanjian, antara lain: I. Para Pihak sepakat bahwa Perseroan merupakan
pemegang saham mayoritas dalam Konsorsium WB sedangkan WB merupakan pemegang saham minoritas;
II. Para Pihak sepakat bahwa bagian atau porsi setiap perusahaan dalam kemitraan Konsorsium WB adalah: a. Jasa Marga sebesar 80% (delapan puluh persen)
bagian; dan b. WB sebesar 20% (dua puluh persen).
III. Para Pihak sepakat menunjuk Perseroan untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Konsorsium WB untuk kepentingan dan keuntungan Para Pihak dengan tetap memerhatikan ketentuan dan peraturan perundang- undangan.
IV. Para Pihak tidak dibenarkan untuk mengalihkan atau memindahkan suatu kepentingan hak atau kewajibannya tanpa persetujuan tertulis dari Para Pihak.
V. Para Pihak dalam, baik secara langsung maupun tdak langsung, tidak boleh mengajukan usulan pemrakarsa Pengusahaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II secara terpisah atau bergabung dengan pihak-pihak ketiga di luar Perjanjian ini.
245
No Nama Perjanjian Isi Pokok Perjanjian Pihak Ketiga
12. Perjanjian Konsorsium No. 2 tanggal 1 Februari 2016 dibuat dihadapan Zuraida Balwell S.H., M.Kn., oleh dan antara Perseroan dan PT Ranggi Sugiron Perkasa (“Ranggi”) (“Perjanjian Konsorsium Ranggi”):
Maksud dan Tujuan: Para Pihak berkeinginan untuk bersinergi dalam memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki masing-masing Pihak untuk dapat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan proyek dan pengusahaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Para Pihak telah saling sepakat untuk membentuk suatu Konsorsium Jasa Marga-Ranggi (“Konsorsium Ranggi”). Pokok Perjanjian, antara lain: I. Para Pihak sepakat bahwa Perseroan merupakan
pemegang saham mayoritas dalam Konsorsium Ranggi sedangkan Ranggi merupakan pemegang saham minoritas;
II. Para Pihak sepakat bahwa bagian atau porsi setiap perusahaan dalam kemitraan Konsorsium Ranggi adalah: a. Jasa Marga sebesar 80% (delapan puluh persen)
bagian; dan b. Ranggi sebesar 20% (dua puluh persen).
(i) Para Pihak sepakat menunjuk Perseroan untuk mewakili
dan bertindak untuk dan atas nama Konsorsium Ranggi untuk kepentingan dan keuntungan Para Pihak dengan tetap memerhatikan ketentuan dan peraturan perundang- undangan.
(ii) Para Pihak tidak dibenarkan untuk mengalihkan atau memindahkan suatu kepentingan hak atau kewajibannya tanpa persetujuan tertulis dari Para Pihak.
(iii) Para Pihak dalam, baik secara langsung maupun tdak langsung, tidak boleh mengajukan usulan pemrakarsa Pengusahaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated secara terpisah atau bergabung dengan pihak-pihak ketiga di luar Perjanjian ini.
25. PERKARA YANG DIHADAPI PERSEROAN, ENTITAS ANAK, ANGGOTA DIREKSI PERSEROAN
DAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS PERSEROAN/ENTITAS ANAK
Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan/Entitas Anak baik secara langsung maupun tidak
langsung, tidak terlibat atas sengketa hukum/perselisihan lain diluar pengadilan yang mungkin dapat
berpengaruh terhadap kelangsungan usaha Perseroan.
Bahwa selain dari perkara-perkara yang dimaksud di bawah ini, Perseroan tidak sedang terlibat dalam
suatu perkara perdata maupun sengketa di luar pengadilan dan/atau perkara perdata, pidana dan/
atau perselisihan lain di lembaga peradilan dan/atau di lembaga perwasitan baik di Indonesia maupun
di luar negeri atau perselisihan administratif dengan instansi pemerintah yang berwenang termasuk
perselisihan sehubungan dengan kewajiban perpajakan atau perselisihan yang berhubungan dengan
masalah perburuhan/hubungan industrial atau kepailitan atau mengajukan permohonan kepailitan yang
dapat mempengaruhi secara berarti kedudukan peranan dan/atau kelangsungan usaha Perseroan.
Berikut disampaikan penjelasan tentang perkara-perkara penting yang sedang dihadapi oleh Perseroan
dan entitas anak, yaitu sebagai berikut:
a. Perkara No. 704 K/PDT/2007 antara Perseroan melawan Benua Chandra
Perkara No. 52/Pdt.G/2004/PN.LP, antara Perseroan sebagai Tergugat I, Direktorat Jenderal
Bina Marga sebagai Tergugat II, Direktorat Pembinaan Jalan Kota sebagai Tergugat III, Gubernur
Provinsi Sumatera Utara sebagai Tergugat IV, Kepala Dinas Bina Marga sebagai Tergugat V,
Kepala Bapeda Propinsi Sumatera Utara sebagai Tergugat VI, PT Perkebunan Negara IX sebagai
Tergugat VII, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Sumatera Utara sebagai
Tergugat VIII, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang sebagai Tergugat IX, Direktur
PT Kawasan Industri (KIM) Medan sebagai Tergugat X, Bupati Kabupaten Deli Serdang sebagai
Tergugat XI, Camat Kecamatan Percu Sei Tuan sebagai Tergugat XII, Kepala Desa Saentis sebagai
Tergugat XIII, Tansri Chandra sebagai Tergugat XIV, Ir Nazarudin sebagai Tergugat XV, dan Liberti
Manurung sebagai Tergugat XVI melawan Benua Chandra sebagai Penggugat.
246
Dalam perkara ini, Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan Putusan No. 52/Pdt.G/ 2004/PN.LP
tanggal 21 Februari 2005 pada pokoknya mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, dan
menyatakan Penggugat adalah pemilik yang sah atas tanah perkara seluas 3.603 M2 diuraikan
dalam Sertifikat Hak Milik No. 151/Desa Saentis, dan menyatakan para Tergugat I s/d XIII telah
melakukan perbuatan melawan hukum, serta menghukum Tergugat I dan Tergugat VII untuk
membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp 1.207.005.000,- dan sebesar Rp 300.000,-
per hari, terhitung sejak 25 Pebruari 1993 sampai perkara ini diputus berkekuatan hukum tetap.
Dalam tingkat banding, Pengadilan Tinggi Medan dengan Putusan No. 56/PDT/2006/ PT-MDN
tanggal 29 Juni 2006 telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam tersebut.
Kemudian dalam tingkat kasasi Mahkamah Agung RI dengan Putusan No. 704 K/PDT/2007 tanggal
26 September 2007 menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi.
Pada tanggal 1 Oktober 2009, Perseroan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali ke
Mahkamah Agung terhadap putusan tersebut, dan sampai dengan diterbitkan Prospektus ini,
Perseroan belum menerima pemberitahuan putusan perkara Peninjauan Kembali tersebut.
b. Perkara No. 490PK/PDT/2008 antara Perseroan melawan Sri Supartini cs
Perkara No. 202/Pdt.G/2003/PN.TNG. antara Sri Supartini Cs sebagai Para Penggugat melawan
Bupati Tangerang sebagai Tergugat I, Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah sebagai
Tergugat II, dan Perseroan sebagai Tergugat III.
Dalam Perkara ini Pengadilan Negeri Tangerang dalam Putusannya No. 202/Pdt.G/2003/ PN.Tng.
tanggal 26 Mei 2004 pada pokoknya mengabulkan gugatan Para Penggugat dan menghukum
Tergugat I, II dan III secara bersama-sama membayar ganti rugi sebesar Rp 9.400.000.000,00
(sembilan miliar empat ratus juta Rupiah) dan ganti rugi immateriil sebesar Rp 1.000.000.000,00
(satu miliar Rupiah) kepada Para Penggugat. Dalam tingkat banding, Pengadilan Tinggi Jawa Barat
dengan Putusannya No. 425/Pdt/2004/PT.BDG. tanggal 8 November 2004 pada pokoknya telah
menguatkan putusan tersebut. Dalam tingkat kasasi Mahkamah Agung RI dengan Putusannya
No. 1426 K/PDT/2005 tanggal 22 Pebruari 2006 pada pokoknya telah menjatuhkan putusan
dengan menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi. Dalam tingkat Peninjauan
Kembali, Mahkamah Agung RI dengan Putusan No. 490PK/PDT/2008 juga telah menolak
permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali yaitu Perseroan. Putusan
No. 490PK/PDT/2008 ini telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pada tanggal 27 Maret 2013
Para Penggugat telah mengajukan permohonan pelaksanaan eksekusi atas Putusan tersebut.
Terhadap permohonan pelaksanaan eksekusi tersebut, Perseroan sedang mempertimbangkan
untuk mengajukan perlawanan.
c. Perkara No. 705 PK/PDT/2010 antara Perseroan melawan Drs. T Syarfina T. Siti Munajd
Perkara No. 14/Pdt.G/2002/PN-Mdn., antara Perseroan sebagai Pelawan melawan Drs. T Syarfina
T. Siti Munajd sebagai Terlawan I, H.T. Muhammad Daniel sebagai Terlawan II, Ahli Waris Tengku
Ramli dkk sebagai Terlawan III s/d Terlawan X, Ahli Waris Aman Daulath sebagai Terlawan XI s/d
Terlawan XIV, Kandece Boru Pakpahan sebagai Terlawan XV, Efendy Pakpahan sebagai Terlawan
XVI, Lince Boru Pakpapan sebagai Terlawan XVII, Idaria Boru Pakpahan sebagai Terlawan XVIII,
Taripar Pakpahan sebagai Terlawan XIX, Luat Raja Pakpahan sebagai Terlawan XX, Daulat
Pakpahan sebagai Terlawan XXI, Alboin Pakpahan sebagai Terlawan XXII), Camat Kecamatan
Medan Deli sebagai Terlawan XXIII, Kepala Kantor Pertanahan Kotamdaya Medan sebagai
Terlawan XXIV, Notaris Roesli sebagai Terlawan XXV, Hisar Pardede sebagai Turut Terlawan I,
Johnny Pardede sebagai Turut Terlawan II dan Direktur Bina Jalan Kota sebagai Turut Terlawan III.
Atas perkara perlawanan ini, Pengadilan Negeri Medan dengan Putusan No. 14/Pdt.G/2002/PN-
Mdn tanggal 16 September 2002 pada pokoknya telah menyatakan Pelawan adalah pelawan yang
tidak benar dan menolak gugatan perlawanan Pelawan seluruhnya. Namun dalam tingkat banding,
Pengadilan Tinggi Medan dengan Putusan No. 151/PDT/2003/PT-MDN tanggal 6 Agustus 2003
pada pokoknya telah membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 16 September 2002
247
No. 14/Pdt.G/2002/PN-Mdn dan mengabulkan gugatan perlawanan Pelawan untuk sebahagian,
menyatakan Pelawan adalah pelawan yang benar dan menyatakan jual beli (pelepasan hak
dengan ganti rugi) atas tanah terperkara antara Turut Terlawan I dan Turut Terlawan II selaku
penjual dengan Turut Terlawan III selaku pembeli adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum.
Dalam tingkat kasasi Mahkamah Agung RI dengan Putusan No. 197 K/PDT/2008 tanggal 31 Juli
2008 pada pokoknya membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 151/PDT/2003/PT-MDN
dan menyatakan Pelawan adalah pelawan yang tidak benar dan menolak gugatan perlawanan
Pelawan seluruhnya. Perseroan telah mengajukan permohonan peninjauan kembali, Mahkamah
Agung RI telah mengeluarkan Putusan No. 705 PK/PDT/2010 tanggal 9 Maret 2011 yang
menyatakan menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali.
Putusan No. 705 PK/PDT/2010 tanggal 9 Maret 2011 sudah berkekuatan hukum tetap, namun
sampai dengan diterbitkannya Prospektus, Perseroan belum menerima penetapan eksekusi atas
putusan tersebut.
d. Perkara No. 499/PDT/2010/PT.DKI antara Perseroan melawan H. Muhammad bin Damin dan
Mohamad Soleh bin Damin
Perkara No. 1510/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Sel, antara H. Muhammad bin Damin dan Mohamad Soleh
bin Damin sebagai Penggugat, Walikota Madya Jakarta Selatan sebagai Tergugat I, Daerah
Propinsi DKI Jakarta cq. Gubernur Propinsi DKI Jakarta sebagai Tergugat II, Perseroan sebagai
Turut Tergugat I dan Badan Pertanahan Nasional cq. Kanwil Pertanahan Propinsi DKI Jakarta cq.
Kepala kantor Kotamadya Jakarta Selatan sebagai Turut Tergugat II.
Dalam perkara ini, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan Putusan No. 1510/
Pdt.G/2008/PN.Jkt.Sel tanggal 06 Januari 2010 yang menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima. Dalam tingkat banding, Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dengan No. 499/PDT/2010/
PT.DKI tanggal 27 Januari 2011 menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.
1510/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Sel tanggal 06 Januari 2010 yang menyatakan gugatan Penggugat tidak
dapat diterima. Atas putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Para Penggugat/Para Pembanding/
Para Pemohon Kasasi telah mengajukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung RI dengan
menyampaikan Memori Kasasi tanggal 8 Juni 2011. Perseroan selaku Turut Termohon Kasasi I
telah menyampaikan Kontra Memori Kasasi pada tanggal 20 Juli 2011 ke Mahkamah Agung RI
melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Namun sampai dengan diterbitkannya Prospektus,
Peseroan belum menerima informasi mengenai Putusan Kasasi.
e. Perkara No. 204/Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel antara Perseroan melawan Mat Sani bin Samin dan
Aminah binti Samin (Ahli Waris Kiha binti Kasim)
Perkara No. 204/Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel antara Perseroan sebagai Tergugat melawan Mat Sani
bin Samin dan Aminah binti Samin (Ahli Waris Kiha binti Kasim) Para Penggugat.
Dalam perkara ini pada pokoknya Penggugat mohon kepada Pengadilan agar menghukum
Tergugat untuk mencairkan uang yang di Consignati sesuai Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan No. 07/Cons/2003/PN. Jak. Sel tanggal 24 Juli 2003 Jo. Berita Acara Serah Terima Uang
No. 07/Cons/2003/PN.Jak. Sel tanggal 29 Juli 2003, dan menyerahkan uang ganti rugi kepada
Penggugat sebesar Rp 3.817.288.000,- (tiga miliar delapan ratus tujuh belas juta dua ratus delapan
puluh delapan ribu Rupiah), dengan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 30.000.000,- (tiga puluh
juta Rupiah) setiap hari lalai melaksanakan isi putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum
tetap. Dalam perkara ini Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan Putusan No. 204/
Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel tanggal 15 Juli 2013 yang pada pokoknya menyatakan gugatan Penggugat
tidak dapat diterima. Atas putusan tersebut, Penggugat telah mengajukan upaya hukum banding
pada tanggal 26 Juli 2013 dan sampai dengan diterbitkannya Prospektus, Perseroan belum
menerima Memori Banding dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
248
f. Perkara No. 205/Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel antara Perseroan melawan Urip bin Nasar dan Onih
binti Ridi (Ahli Waris Ridi bin Kadir)
Perkara No. 205/Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel antara Perseroan sebagai Tergugat melawan Urip bin
Nasar dan Onih binti Ridi (Ahli Waris Ridi bin Kadir) sebagai Penggugat.
Dalam perkara ini pada pokoknya Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
agar menghukum TERGUGAT untuk mencairkan uang yang di Consignati sesuai Penetapan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 07/Cons/2003/PN. Jak. Sel tanggal 24 Juli 2003 Jo. Berita
Acara Serah Terima Uang No. 07/Cons/2003/PN.Jak. Sel tanggal 29 Juli 2003, dan menyerahkan
uang ganti rugi kepada Penggugat sebesar Rp 13.892.624.000,- (tiga belas miliar delapan ratus
Sembilan puluh dua juta enam ratus dua puluh empat ribu Rupiah) seketika dan sekaligus tunai
dengan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) setiap hari lalai
melaksanakan isi putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.Dalam perkara ini Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan Putusan No. 205/Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel tanggal 15
Juli 2013 yang pada pokoknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. Atas putusan
tersebut, Penggugat telah mengajukan upaya hukum banding pada tanggal 26 Juli 2013 dan sampai
dengan diterbitkannya Prospektus, Perseroan belum menerima Memori Banding dari Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan.
g. Perkara No. 1173 K/Pdt/2012 antara Perseroan melawan Musthafa Rachman
Perkara No. 273/Pdt.G/2009/PN.Jak.Tim antara Musthafa Rachman sebagai Penggugat melawan
Departemen Pekerjaan Umum sebagai Tergugat I, Walikota Jakarta Timur sebagai Tergugat II
dan Perseroan sebagai Tergugat III. Dalam perkara ini Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan
Putusan No. 273/Pdt.G/2009/PN.Jak.Tim tertanggal 26 Mei 2010 pada pokoknya mengabulkan
gugatan Penggugat untuk sebagian dan menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III
untuk membayar harga tanah kepada Penggugat sebesar Rp 10.005.000.000 dan ganti rugi
secara immateril sebesar Rp 3.500.000.00. Dalam tingkat banding, Pengadilan Tinggi Jakarta
telah mengeluarkan Putusan No. 32/Pdt/2011/PT.DKI tanggal 10 Oktober 2011 yang menguatkan
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur No. 273/Pdt.G/2009/PN.Jak.Tim tanggal 26 Mei 2010
yang dimohonkan banding. Atas putusan banding tersebut, Perseroan telah mengajukan upaya
hukum kasasi ke Mahkamah Agung RI yang terdaftar dalam register perkara No. 1173 K/Pdt/2012,
dan sampai dengan diterbitkannya Prospektus Perseroan belum menerima pemberitahuan putusan
Kasasi.
h. Perkara No. 390/PDT.G/2013/PN.JKT.TIM antara Perseroan melawan Ny. Rodiah binti
Umar cs
Perkara No. 83/Pdt.G/2004/PN.Jkt.Tim antara Ny. Rodiah binti Umar Cs (Ahli Waris Umar Bin
Meran) sebagai Para Penggugat melawan Perseroan sebagai Tergugat.
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur No. 83/Pdt.G/2004/PN. Jak.Tim tanggal 14 September
2004 menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima. Dalam tingkat banding, Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta No. 131/PDT/2006/PT.DKI tanggal 29 Agustus 2006 yang menguatkan
Putusan No. 83/Pdt.G/2004/PN. Jak.Tim tanggal 14 September 2004. Dalam tingkat kasasi,
Putusan Mahkamah Agung RI No. 1887 K/PDT/2008 tanggal 4 Maret 2009 yang membatalkan
Putusan No. 131/PDT/2006/PT.DKI tanggal 29 Agustus 2006 dan menghukum Tergugat untuk
membayar ganti rugi atas tanah kepada Para Penggugat sebesar Rp 2.261.961.240. selanjutnya
dalam tingkat peninjauan kembali, Majelis Hakim Agung mengeluarkan Putusan Mahkamah Agung
RI No. 627/PK/PDT/2011 tanggal 21 Mei 2012 yang menolak permohonan peninjauan kembali dari
Perseroan.
Atas putusan No. 627/PK/PDT/2011 tanggal 21 Mei 2012, Para Penggugat mengajukan permohonan
eksekusi. Terhadap permohonan eksekusi tersebut, Perseroan mengajukan perlawanan dengan
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur No. 390/PDT.G/2013/PN.JKT.TIM tanggal 18 Agustus
2014 yang menyatakan perlawanan pelawan (Perseroan) tidak dapat diterima.
249
i. Perkara No. 410/PDT/2013/PT.DKI antara melawan Moch Soleh bin Damin
Perkara No. 303/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel, antara Moch Soleh bin Damin sebagai Penggugat
melawan Perseroan sebagai Tergugat III, Wali Kota Administratif Jakarta Selatan sebagai Tergugat
I, Gubernur Provinsi DKI Jakarta sebagai Tergugat II, Badan Pertanahan Nasional Cq Kanwil
Pertanahan Propinsi DKI Jakarta Cq Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Selatan Tergugat IV dan
Departemen/ Kementerian Keuangan RI Cq. Direktorat Jenderal Pajak Cq. Kantor Wilayah DJP
Jakarta Selatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama sebagai Tergugat V.
Dalam perkara ini Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan Putusan No. 303/
Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel tanggal 19 Juni 2012 yang pada pokoknya mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebahagian, menyatakan ahli waris dari almarhum Damin bin Serin berhak atas
ganti rugi terhadap digunakannya tanah milik adat Girik C No. 168 persil 30 SV (yang sekarang
uangnya dititipkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan) dan memerintahkan kepada Tergugat
I,Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V untuk membayar uang ganti rugi penggunaan
tanah tersebut sebesar Rp 4.988.298.000 kepada penggugat. Dalam tingkat banding, Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan Putusan No. 410/PDT/2013/PT.DKI tanggal 31 Oktober 2013
yang memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 303/PDT.G/2011/PN.JKT.
SEL tanggal 26 Juni 2012. Atas putusan banding tersebut, Perseroan telah mengajukan kasasi
ke Mahkamah Agung dengan menyampaikan Memori Kasasi pada tanggal 30 Mei 2014. Namun
sampai dengan diterbitkannya Prospektus, Peseroan belum menerima informasi mengenai Putusan
Kasasi.
j. Perkara No. 031/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel antara Perseroan melawan Ny. Muisah
Perkara No. 1081/Pdt.G/2006/PN.Jak.Sel, antara Ny. Muisah sebagai Penggugat melawan
Perseroan sebagai Tergugat, Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Proyek Jalan Tol Jakarta-Serpong
sebagai Turut Tergugat I, H. Saleh Ba’asyir sebagai Turut Tergugat II dan Hj. Maryam sebagai
Penggugat Intervensi.
Dalam perkara ini Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam Putusannya No. 1081/Pdt.G/2006/
PN.Jak.Sel. tanggal 24 April 2007 pada pokoknya mengabulkan gugatan Penggugat untuk
sebagian, menyatakan perbuatan Tergugat menguasai obyek sengketa adalah tanpa alas hak dan
melawan hukum dan menghukum Tergugat membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar
Rp 2.358.000.000,- (dua milyar tiga ratus lima puluh delapan juta rupiah). Dalam tingkat Banding,
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dengan Putusan No. 201/PDT/2008/PT.DKI tanggal 25 Agustus
2008 telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1081/Pdt.G/2006/PN.Jak.
Sel tanggal 24 April 2007. Dalam tingkat kasasi, Mahkamah Agung RI dengan Putusan No. 951
K/Pdt/2009 tanggal 22 Maret 2010 telah menolak kasasi yang diajukan Pemohon Kasasi yaitu
Perseroan.
Putusan No. 951 K/Pdt/2009 tanggal 22 Maret 2010 telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Putusan tersebut telah dimohonkan pelaksanaan eksekusi yang terdaftar dalam perkara No. 031/
Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel antara Perseroan sebagai Pelawan melawan Ny. Muisah sebagai Terlawan,
Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Proyek Jalan Tol Jakarta-Serpong sebagai Turut Terlawan I, Ahli
Waris H. Saleh Ba’syir sebagai Turut Terlawan II dan Hj. Maryam sebagai Terlawan Intervensi.
Terhadap perlawanan tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan Putusan
No. 031/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel tanggal 18 Desember 2013 yang pada pokoknya menyatakan
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1081/Pdt.G/2006/PN.Jkt.Sel. tanggal 27 Mei 2007
Jo. Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 2001/Pdt/2008/PT.DKI tanggal 25 Agustus 2008 Jo.
Putusan Mahkamah Agung RI No. 951 K/Pdt/2009 tanggal 22 Maret 2010 tentang “Menghukum
Tergugat membayar ganti kerugian kepada Penggugat yaitu rusaknya sawah dan hilangnya hak
Penggugat atas obyek sengketa sebesar Rp 2.358.000.000- (dua milyar tiga ratus lima puluh
delapan juta Rupiah), tidak dapat dilaksanakan”. Atas putusan tersebut, Terlawan telah mengajukan
banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan hingga sampai dengan diterbitkannya Prospektus,
Perseroan belum mendapatkan informasi mengenai putusan banding.
250
k. Perkara No. 1946K/PDT/2014 antara Perseroan melawan PT Tirtobumi Prakarsatama
Perkara No. 406NI/ARB-BANl/2011, antara PT. Tirtobumi Prakarsatama sebagai Pemohon melawan
Perseroan sebagai Termohon.
Dalam Perkara ini BANI dalam Putusannya No. 406NI/ARB-BANl/2011 tanggal 5 Januari 2012
pada pokoknya mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian dan menolak permohonan
Pemohan untuk selebihnya.
Pada tanggal 29 Februari 2012, Penggugat dahulu Pemohon mengajukan gugatan ke Pengadilan
Negeri Jakarta Timur. Berdasarkan gugatan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Timur mengeluarkan Putusan No. 64/PDT.G/2012/PN.JKT.TIM tertanggal 10 Desember 2012,
yang putusannya pada pokoknya (i) mengabulkan gugatan penggugat sebagian; (ii) menyatakan
Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan Penggugat; dan Menghukum
Tergugat untuk membayar ganti kerugian berapa kehilangan Pendapatan Ruas Tol sebesar Rp
1.247.576.000.000 (satu trilyun dua ratus empat puluh tujuh milyar lima ratus tujuh puluh enam juta
Rupiah) atau setara dengan tambahan waktu Kerjasama bagi Hasil selama 24 (dua puluh empat)
tahun 2 (dua) bulan.
Dalam tingkat banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengeluarkan Putusan No. 180/
PDT/2013.PTDKI tanggal 15 Juli 2013 yang membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur
No. 64/PDT.G/2012/PN.JKT.TIM tanggal 10 Desember 2012. Atas Putusan banding tersebut, PT.
Tirtobumi Prakarsatama sebagai Pemohon Kasasi mengajukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah
Agung pada tanggal 22 Februari 2014. Kemudian Mahkamah Agung telah mengeluarkan Putusan
No. 1946K/PDT/2014 tertanggal 22 Desember 2014 yang membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi
Jakarta No. 180/PDT/2013/PT.DKI tangal 15 Juli 2013 yang membatalkan Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Timur No. 64/PDT.G/2012/PN.JKT.TIM tanggal 10 Desember 2012.
Putusan Kasasi No. 1946K/PDT/2014 tertanggal 24 Desember 2014 sudah berkekuatan hukum
tetap. Lebih lanjut pada tanggal 12 Mei 2016, Perseroan sebagai Termohon kasasi telah mengajukan
upaya hukum Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung melalui Pengadilan Negeri Tangerang.
l. Perkara No. 59 PK/PDT/2014 antara Perseroan melawan PT Bangun Tjipta Sarana
Perkara No. 200/PDT.G/2009/PN.JKT.PST, antara Perseroan sebagai Penggugat melawan PT
Bangun Tjipta Sarana sebagai Tergugat.
Perseroan sebagai Penggugat melalui kuasa hukumnya telah mengajukan gugatan ke Pengadilan
Negari Jakarta Pusat tertanggal 27 Mei 2009. Dalam gugatan provisi Penggugat pada pokoknya
menggugat agar Pengadilan memberikan hak dan ijin kepada Penggugat untuk menunda pembagian
hasil tol Cikampek-Cibitung, dengan alasan pembagian hasil tol antara Penggugat dengan Tergugat
sejak lima tahun yang lalu (sejak 2003 hingga bulan Agustus 2009) sudah tidak adil, tidak sesuai
dengan perhitungan IRR awal dan tidak sesuai dengan tujuan kerjasama, dan terdapat kelebihan
bayar kepada Tergugat telah mencapai Rp 473.339.000.000, (empat ratus tujuh puluh tiga miliar
tiga ratus tiga puluh sembilan juta Rupiah) sehingga apabila tidak dilakukan tindakan provisionil,
maka kerugian Penggugat selaku perusahaan BUMN yang menjalankan usaha demi kepentingan
masyarakat umum akan semakin besar. Penggugat juga menuntut ganti rugi akibat hilangnya
keuntungan yang seharusnya diperoleh Penggugat, yang timbul akibat kelebihan bayar tersebut
dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 telah mencapai Rp 92.535.000.000,- (sembilan puluh
dua miliar lima ratus tiga puluh lima juta rupiah), secara tunai dalam waktu paling lambat 7 (tujuh)
hari sejak tanggal putusan ini.
251
Berdasarkan gugatan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengeluarkan
Putusan No. 200/PDT.G/2009/PN.JKT.PST tertanggal 25 Januari 2010 yang menolak gugatan
Penggugat Konpensi dan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya. Dalam tingkat banding,
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengeluarkan Putusan No. 515/PDT/2010/PT.DKI tertanggal
25 Juli 2011 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 200/PDT.G/2009/
PN.JKT.PST tertanggal 25 Januari 2010. Dalam tingkat kasasi, Mahkamah Agung telah
mengeluarkan Putusan No. 240 K/Pdt/2012 tertanggal 24 Juli 2012 yang menolak permohonan
Para Kasasi.
Atas Putusan No. 240 K/Pdt/2012 tertanggal 24 Juli 2012, Perseroan selaku Pemohon Peninjauan
Kembali mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung melalui
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tertanggal 9 Oktober 2013. Permohohan PK Perseroan tersebut
telah ditanggapi oleh BTS dengan menyampaikan Kontra Memori PK tertanggal 16 Desember
2013 ke Mahkamah Agung RI melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kemudian Mahkamah
Agung mengeluarkan Putusan No. 59 PK/PDT/2014 tertanggal 3 September 2015 yang menolak
permohonan peninjauan kembali dari Perseroan. Sehingga Putusan Kasasi No. 59 PK/PDT/2014
tertanggal 3 September 2015 sudah berkekuatan hukum tetap.
m. Perkara No. 202 PK/Pdt/2015 antara Perseroan melawan Dadang dkk
Perkara No. 504/Pdt.G/2008/PN.JKT.BRT antara Dadang dkk sebagai Para Penggugat melawan
Dirjen Bina Marga sebagai Tergugat I, Perseroan sebagai Tergugat II, PT Istaka Karya sebagai
Tergugat III, dan Lurah Kamal sebagai Tergugat IV.
Dalam perkara ini, Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan Putusan No. 504/Pdt.G/ 2008/PN.JKT.
BAR tanggal 28 Oktober 2009 pada pokoknya mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian
dan menyatakan Para Penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah hak milik adat seluas ±
27.685 M2 (dua puluh tujuh ribu enam ratus delapan puluh lima meter persegi), yang terletak di
Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo (Tol Bandara Soekarno-Hatta) Km 29, serta menghukumTergugat
I, Tergugat II dan Tergugat III untuk membayar uang ganti rugi sebesar Rp 270.000.000,- (dua
ratus tujuh puluh juta rupiah) kepada Para Penggugat secara tanggung renteng dengan tunai dan
sekaligus serta untuk menghentikan segala kegiatan di atas tanah tersebut. Dalam tingkat banding,
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dengan Putusan No. 229/PDT/2010/PT.DKI tanggal 22 November
2010 telah membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat No. 504/Pdt.G/2008/PN.JKT.
BAR tanggal 28 Oktober 2009 dan menyatakan gugatan Para Terbanding semula Para Penggugat
tidak dapat diterima. Dalam tingkat kasasi, Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan Putusan No.
1086-K/Pdt/2012 tanggal 15 Januari 2013 yang pada pokoknya (i) mengabulkan permohonan
kasasi dari Para pemohon Kasasi yaitu Dadang dkk dan membatalkan Putusan No. 229/PDT/2010/
PT.DKI tanggal 22 November 2010. Perseroan telah mengajukan permohonan peninjauan kembali,
Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan Putusan No. 202 PK/Pdt/2015 tanggal 19 Agustus 2015
yang pada pokoknya mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Pemohon
Peninjauan Kembali dan membatalkan Putusan No. 229/PDT/2010/PT.DKI tanggal 22 November
2010.
Putusan No. 202 PK/Pdt/2015 tanggal 19 Agustus 2015 sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
Namun sampai diterbitkannya Prospektus, Perseroan belum menerima informasi mengenai
penetapan eksekusi dari pengadilan.
n. Perkara No. 520/PDT/2015/PT.DKI antara Perseroan melawan Tim Likuidasi PT. Bank Ratu
Perkara No. 36/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel, antara Tim Likuidasi PT. Bank Ratu sebagai Penggugat
melawan PT Aji Satria Sena Karya sebagati Tergugat I, Pemerintah Cq Kementerian Pekerjaan
Umum Cq Direktorat Jenderal Bina Marga sebagai Tergugat II, Pemerintah RI Cq Gubernur Kepala
Daerah TKI Propinsi Jawa Barat Cq Walikota Bekasi Cq Panitia Pengadaan Tanah Kota Bekasi
sebagai Tergugat III dan Perseroan sebagai Tergugat IV.
252
Dalam perkara ini, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Putusan No. 36/Pdt.G/2014/PN.Jkt.
Sel tanggal 21 Oktober 2014 pada pokoknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
Dalam tingkat banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dengan Putusan No. 520/PDT/2015/PT.DKI
tanggal 11 Desember 2015 telah menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 36/
Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel tanggal 21 Oktober 2014.
Sampai dengan diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan belum menerima informasi mengenai
upaya hukum kasasi terhadap Putusan Banding No. 520/PDT/2015/PT.DKI tanggal 11 Desember
2015.
o. Perkara No. 866/VI/ARB-BANI/2016 antara Perseroan melawan PT Bangun Tjipta Sarana
PT Bangun Tjipta Sarana sebagai Pemohon telah mengajukan Permohonan Arbitrase sehubungan
dengan Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil No. 182/Wecolaw/AE-AI-RPD-RBP/VI/2016 tertanggal
22 Juni 2016 yang dibuat oleh kuasa hukum BTS kepada BANI untuk dapat menyelesaikan
perkara melawan Perseroan sebagai Termohon yang telah terdaftar dengan Perkara No. 866/VI/
ARB-BANI/2016 tertanggal 22 Juni 2016. Pemohon merasa bahwa Termohon telah melakukan
perbuatan melawan hukum terhadap ketentuan Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil Pelebaran Jalan
Tol Jakarta - Cikampek Ruas Cawang-Cibitung No. 171 tanggal 17 Maret 1993 telah mengalami
addendum sebanyak 3 (tiga) kali dan Perjanjian Pelaksanaan Pengumpulan Tol dan Perhitungan
Hasil Tol Serta Tata Cara Penghitungan Hasil Tol Atas Pelebaran Jalan Tol Jakarta-Cikampek No.
012/SP/1997 tanggal 30 September 1997. Termohon dengan sengaja tidak membagikan atau
menahan hasil tol yang telah terkumpul dari jalan tol selama ± 12 tahun lamanya.
Sehingga Pemohon dalam tuntutanya menghukum Pemohon untuk membayar ganti rugi sebesar
Rp 145.177.019.714 dan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 200.000.000 setiap hari atas
keterlambatan apabila lalai tidak melaksanakan keputusan hukum ini terhadap permohonan
tersebut, Termohon telah menyampaikan jawaban terhadap permohonan arbitrase yang diajukan
pada tanggal 2 September 2016. Namun sampai dengan diterbitkan Prospektus, Perseroan belum
menerima informasi mengenai keputusan BANI.
p. Perkara No. 341/Pdt.G/2016/PN.TNG antara Perseroan melawan Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia Tangerang
Perkara No. 341/Pdt.G/2016/PN.TNG antara YLKI-T sebagai Penggugat melawan Perseroan
sebagai Tergugat I, JLJ sebagai Tergugat II, MLJ sebagai Tergugat III, PT. Bank Mandiri (Tbk)
sebagai Tergugat IV, Pemerintah Republik Indonesia Cq Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
Cq Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai Tergugat V, Pemerintah Republik Indonesia Cq.
Kementerian BUMN sebagai Turut Tergugat I, Pemerintah Republik Indonesia Cq. Kementerian PU
dan Perumahan Rakyat sebagai Turut Tergugat II, Pemerintah Republik Indonesia Cq. Kementerian
Perhubungan sebagai Turut Tergugat IV.
Dalam gugatan, Para Tergugat dan Turut Tergugat telah melakukan kebohongan publik dengan
menyatakan bahwa kemacetan di jalan tol terjadi hanya karena lamanya waktu transaksi di loket
tol dan Para Tergugat telah melakukan permufakatan jahat dengan cara meyakinkan konsumen
pengguna jalan tol seolah-olah dengan menggunakan e-toll card tidak akan terkena macet macet
dibandingkan dengan yang manual serta telah menikmati keuntungan secara tanggung renteng
dari penjualan produk e-toll card sejak tahun 2009 s/d 2015 sebesar Rp 2.117.850.000.000. Atas
permasalahan tersebut, Penggugat menuntut Para Tergugat untuk mengembalikan uang konsumen
pengguna jalan tol sebesar Rp 2.117.850.000.000. Namun sampai dengan diterbitkannya
Prospektus, proses pengadilan terhadap perkara ini masih berjalan dan belum memperoleh
putusan Pengadilan Negeri Tangerang.
253
q. Perkara No. 248/Pdt.G/2016/PN.JKT.TIM antara Perseroan melawan Rusmiasih
Perkara No. 248/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Tim antara Rusmiasih, S.H. sebagai Penggugat melawan
Perseroan sebagai Tergugat I, Ir. Hartono Wignjopranoto sebagai Tergugat II, dan Kepala Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang sebagai Tergugat III.
Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada tanggal 23 Mei 2016
karena dua bidang tanah miliknya terkena pembangungan proyek Gerbang Tol Karang tengah
yang dibangun oleh Tergugat I. Penggugat tidak pernah menjual 2 bidang tanahnya kepada
Tergugat I, namun Tergugat I membeli dua bidang tanah tersebut yang dijual oleh Tergugat II yang
telah memalsukan dokumen-dokumen tanah milik Penggugat dan atas jual beli 2 bidang tanah
tersebut diterbitkan sertifikat tanah oleh Tergugat III. Terhadap permasalahan tersebut, Penggugat
(i) menuntut Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi materiil
sebesar Rp 23.940.000.000, (ii) mentutut Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat II secara tanggung
renteng membayar ganti rugi immateriill sebesar Rp 1.500.000.000 , (iii) meminta kepada Majelis
Hakim untuk meletakan sita jaminan terhadap Kantor Pusat Perseroan, dan (iv) menghukum
Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa
sebesar Rp 1.500.000 apabila lalai melaksanakan putusan perkara.
Sampai dengan diterbitkannya Prospektus ini, proses persidangan masih sedang berjalan sehingga
belum mendapatkan putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
r. Perkara No. 880/VIII/ARB-BANI/2016 antara Perseroan melawan PT Bangun Tjipta Sarana
PT Bangun Tjipta Sarana sebagai Pemohon telah mengajukan Permohonan Arbitrase sehubungan
dengan Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil No. 235/Weco/AE-AI-RPD-RBP/VIII/2016 tertanggal
16 Agustus 2016 yang dibuat oleh kuasa hukum BTS kepada BANI untuk dapat menyelesaikan
perkara melawan Perseroan sebagai Termohon yang telah terdaftar dengan Perkara No 880/VIII/
RB-BANI/2016 Pemohon merasa bahwa Termohon telah melakukan perbuatan melawan hukum
terhadap ketentuan Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil Pelebaran Jalan Tol Jakarta - Cikampek Ruas
Cawang-Cibitung No. 171 tanggal 17 Maret 1993 yang telah mengalami addendum sebanyak 3
(tiga) kali dan Perjanjian Pelaksanaan Pengumpulan Tol dan Perhitungan Hasil Tol Serta Tata Cara
Penghitungan Hasil Tol Atas Pelebaran Jalan Tol Jakarta- Cikampek No. 012/SP/1997 tanggal 30
September 1997 khususnya terhadap Ruas Halim. Bahwa ternyata Termoho telah lalai dengan tidak
menyetorkan atau membagi uang hasil tol khusus untuk Ruas Halim. Sehingga Pemohon dalam
tuntutanya menghukum Pemohon untuk (i) membayar ganti rugi sebesar Rp 211.958.031.761, (ii)
membayarkan bagi hasil tol pada ruas halim terhitung dari 1 Mei 2016 sampai dengan 15 September
2016, (iii) membayar bunga sebesar 11% pertahun dari pendapatan hasil tol milik Pemohon
yang tidak dibagi Termohon terhitung sejak 15 September 2016 sampai dengan dikeluarkannya
putusan BANI dan (iv) membayar bunga 11% pertahun dari pendapatan hasil tol milik Pemohon
sejak tanggal putusan BANI sampai dengan tanggal dibayar sepenuhnya oleh Termohon. Sampai
dengan diterbitkannya Prospektus ini, proses persidangan masih sedang berjalan sehingga belum
mendapatkan keputusan dari BANI.
s. Perkara No. 903/Pdt.G/2015/PN.Dps. antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk melawan PT
Jasamarga Bali Tol
Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Denpasar atas dasar wanprestasi
yang dilakukan Tegugat terhadap ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Jasa Pemborongan
Pembangunan Jalan Tol Nusadua - Ngurah Rai-Beno yang dibuat para pihak, baik itu Pekerjaan
Paket 2 dan Pekerjaan Paket 4 tertanggal 8 Februari 2012. Sebelumnya, atas permasalahan
tersebut Penggugat dan Tergugat telah sepakat menunjuk Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan Perwakilan Provinsi Balik sebagai Penengah untuk membantu menyelesaikan
permasalahan pekerjaan tambah kurang dan klaim Pekerjaan Tiang Pancang pada Pekerjaan
Paket 2 dan Pekerjaan Paket 4 yang dituangkan dalam satu Berita Acara Penunjukkan Pihak
Penengah. Namun dalam pelaksanaannya, Penggugat beranggapan bahwa Tergugat kembali
tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Berita Acara Penunjukkan Pihak Penengah yang
254
telah disepakati bersama, sehingga Penggugat memandangnya sebagai suatu bentuk perbuatan
wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat. Dalam gugatannya, Penggugat meminta ganti rugi (i)
secara materil sebesar Rp 64.576.067.774,00 (enam puluh empat milyar lima ratus tujuh puluh
enam juta enam puluh tujuh ribu tujuh ratus tujuh puluh empat Rupiah) belum termasuk PPN,
ditambah bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulannya, terhitung sejak gugatan ini didaftarkan
pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Denpasar dengan dibayar secara tunai dan sekaligus lunas
dan (ii) secara immateril sebesar Rp 300.000.000 (tiga ratus juta Rupiah).
Berdasarkan gugatan tersebut, Pengadilan Negeri Denpasar mengeluarkan Putusan No. 903/
Pdt.G/2015/PN.Dps. tertanggal 20 Juni 2016 yang mengabulkan gugat Penggugat untuk
sebagian dan menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat uang sebesar
Rp 64.576.067.774,00 belum termasuk PPN, ditambah bunga sebesar 2% (dua persen) setiap
bulannya, terhitung sejak gugatan ini didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Denpasar
dengan dibayar secara tunai dan sekaligus lunas.
Atas Putusan Perkara No. 903/Pdt.G/2015/PN.Dps tertanggal 28 Juni 2016, Tergugat melalui kuasa
hukumnya mengajukan upaya hukum banding berdasarkan Akta Permohonan Banding yang dibuat
oleh tertanggal 28 Juni 2016. Sampai dengan diterbitkannya Prospektus, upaya hukum banding
masih dalam proses di Pengadilan Tinggi Denpasar.
Tidak terdapat somasi yang diajukan oleh pihak ketiga kepada Perseroan dan Entitas Anak.
Seluruh perkara-perkara yang sedang berlangsung diatas tidak memliki dampak yang bersifat
material terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan/atau Entitas Anak serta rencana PMHMETD I.
255
IX. EKUITAS KONSOLIDASIAN
Tabel berikut menyajikan posisi ekuitas konsolidasian Perseroan pada tanggal 30 Juni 2016, 31
Desember 2015 dan 2014 diambil dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan yang telah diaudit,
dengan pendapat wajar tanpa modifikasian pada tanggal-tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015
oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst & Young Global Limited)
dan pada tanggal 31 Desember 2014 oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
(RSM AAJ).
EKUITAS
Keterangan
(dalam ribuan Rupiah)
30 Juni 31 Desember
2016 2015 2014*
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik
Entitas Induk
Modal saham – nilai nominal Rp500
(rupiah penuh) per saham
Modal dasar – 19.040.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 1 saham seri A Dwiwarna dan
6.799.999.999 saham seri B
3.400.000.000 3.400.000.000 3.400.000.000
Tambahan modal disetor – neto 2.453.890.100 2.453.890.100 2.453.890.100
Saldo laba
Penghasilan komprehensif lain:
5.527.563.691 4.895.330.345 3.920.148.320
Keuntungan yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual
3.209.032 2.425.483 2.613.862
Kerugian aktuarial liabilitas imbalan
kerja jangka panjang
(410.471.210)
(333.140.643)
(316.506.521)
Ekuitas Neto yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
10.974.191.613
10.418.505.285
9.460.145.761
Kepentingan Nonpengendali 2.426.826.917 1.950.159.181 1.560.583.560
TOTAL EKUITAS 13.401.018.530 12.368.664.466 11.020.729.321
Tidak terdapat perubahan struktur permodalan dari tanggal laporan keuangan terakhir sampai dengan
tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran.
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas konsolidasian Perseroan dengan basis proforma pada
30 Juni 2016 dengan asumsi semua HMETD ditawarkan ini dilaksanakan seluruhnya pada tanggal 30
Juni 2016 dengan harga pelaksanaan Rp3.900 (tiga ribu sembilan ratus) per saham.
(dalam ribuan Rupiah)
Posisi ekuitas 30 Juni
2016 dengan nilai
nominal Rp500 (dalam
jumlah penuh) per saham
Total 457.871.200 saham
dengan nilai nominal
Rp500 (dalam jumlah
penuh) dan harga HMETD
Rp3.900 per saham
Proforma Ekuitas 30 Juni
2016 setelah
PMHMETD
Modal dasar
Ditempatkan dan disetor penuh 3.400.000.000 - 3.400.000.000
Tambahan modal disetor 2.453.890.100 1.785.697.680 4.239.587.780
Saldo laba: 5.527.563.691 - 5.527.563.691
Penghasilan komprehensif lain:
Keuntungan yang belum
direalisasi dari 3.209.032 - 3.209.032
efek tersedia untuk dijual
Kerugian aktuarial liabilitas
imbalan (410.471.210) - (410.471.210)
kerja jangka panjang
Kepentingan nonpengendali 2.426.826.917 - 2.426.826.917
Total ekuitas 13.401.018.530 1.785.697.680 15.186.716.210
256
Tahun Dividen
(Rp miliar) Rasio terhadap Bersih Persero
Laba dividen / lembar n (%) (Rp)
Tanggal Pembayaran
Nomor Berita Acara Keputusan RUPS
2015 293,28 20 43,13 29 April 2016 BA RUPS Nomor 38 tanggal 18 Maret 2015
2014 491,19 35 72,24 17 April 2015 BA RUPS Nomor 08 tanggal 11 Maret 2014
2013 534,53 40 78,61 23 April 2014 BA RUPS Nomor 74 tanggal 29 April 2013
2012 640,83 40 94,24 18 Juni 2013 BA RUPS Nomor 16 tanggal 09 Mei 2012
2011 535,78 40 78,88 21 Juni 2012 BA RUPS Nomor 44 tanggal 14 Juni 2011
X. KEBIJAKAN DIVIDEN
Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, pembagian dividen Perseroan dilakukan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Sebelum berakhirnya
tahun keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu diperbolehkan oleh Anggaran Dasar
Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi kurang
dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian dividen interim
tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah
berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian,
maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada
Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham. Pembagian
dividen interim akan memenuhi ketentuan dalam Pasal 72 UUPT.
Seluruh saham Perseroan yang telah diambil bagian dan disetor penuh dalam Perseroan, termasuk
Saham yang akan ditawarkan dalam rangka HMETD kepada Para Pemegang Saham Perseroan dalam
rangka penerbitan HMETD, mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal, termasuk hak
atas dividen.
Perseroan memiliki kebijakan untuk membagikan dividen dalam bentuk uang tunai kepada seluruh
Pemegang Saham Perseroan, dengan memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan
Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan
pembagian dividen yang akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Perseroan
melakukan perhitungan pembayaran dividen didasarkan pada Laba Bersih Perseroan yang kemudian
dikalikan terhadap rasio pembayaran dividen yang telah disetujui dalam RUPS.
Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung, antara lain, pada hasil operasi,
laba ditahan, kebutuhan kas, kondisi keuangan, peluang bisnis, kepatuhan terhadap peraturan dan
perundang-undangan, serta faktor-faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan.
Berikut merupakan keterangan mengenai pembayaran dividen Perseroan untuk tahun buku 2011
sampai dengan 2015, yang masing-masing dibayarkan pada tahun berikutnya setelah :
a
TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) DARI PIHAK KETIGA YANG AKAN
MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM
257
XI. PERPAJAKAN
Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Keempat Atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian
keuntungan yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri,
koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada
badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai objek Pajak
Penghasilan dengan syarat:
1. Dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan
2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh
lima persen) dari jumlah modal yang disetor.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK-03/2009 tanggal 29
Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada
Dana Pensiun Yang Dikecualikan Sebagai Objek Dari Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang
diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut
diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada perseroan terbatas
yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham di
Bursa Efek, telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak
Badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1%
(satu per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat final. Penyetoran Pajak
Penghasilan yang terhutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek
melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5%
(lima per seribu) dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum
Perdana.
3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh Perseroan atas
nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Namun apabila pemilik saham pendiri
tidak memilih metode pembayaran berdasarkan 0,5% Pajak Penghasilan yang bersifat final, maka
penghitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku
umum sesuai pasal 17 Undang-undang No. 36 tahun 2008.
4. Berdasarkan Pasal 23.a.1 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, dividen yang berasal dari saham,
baik yang diperdagangkan di Pasar Modal maupun yang tidak, yang terutang atau dibayarkan
kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15%
(lima belas persen) dari jumlah bruto.
5. Berdasarkan Pasar 17.2.c Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, dividen yang dibagikan kepada
wajib pajak orang pribadi dalam negeri dipotong PPh Pasal 4 (2) sebesar 10% dan bersifat final.
Peraturan Pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku
untuk Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009
tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
negeri maka penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
negeri dikenai pajak penghasilan sebesar 10% dan bersifat final.
258
Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham wajib pajak dalam negeri selain dari pihak-
pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari wajib pajak luar negeri dikenakan
Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang-Undang No.36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar
dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto
sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23
ini merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terutang oleh pemegang saham wajib
pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap.
Dividen yang dibayar atau terutang kepada wajib pajak luar negeri akan dikenakan tarif sebesar 20%
(dua puluh persen) dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% (dua puluh persen)
dari nilai pari (dalam hal dividen saham). Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara
yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia,
dengan memenuhi Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER -24/PJ/2010 tanggal 30 April 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ./2009 Tentang Tata Cara
Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih
rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Dokumen Surat Keterangan Domisili (SKD) sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran II (Form - DGT 1) atau Lampiran III (Form - DGT 2) Peraturan Direktur
Jenderal Pajak tersebut sebelum berakhirnya batas waktu penyampaian SPT Masa untuk masa pajak
terutangnya pajak. Form-DGT 2 yang telah disahkan oleh pejabat pajak yang berwenang dari negara
mitra P3B berlaku selama 12 (dua belas) bulan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, dokumen sehubungan dengan penjualan
saham terhutang bea meterai. Pada saat ini, bea meterai dikenakan sebesar Rp6.000 untuk transaksi
di atas Rp1.000.000 dan sebesar Rp3.000 untuk transaksi dibawah Rp1.000.000. Bea meterai ini
terhutang pada saat dokumen dipergunakan.
Perseroan telah menyetorkan dan melaporkan pajak penghasilan badan sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku di Indonesia berdasarkan prinsip self-assessment. Fiskus dapat menetapkan
atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Kewajiban Perpajakan Perseroan
Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.
CALON PEMEGANG HMETD DALAM PMHMETD I INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI
DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG
TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN HMETD YANG DIPEROLEH
MELALUI PMHMETD I INI.
259
XII. KETERANGAN TENTANG PEMBELI SIAGA
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Pembelian Sisa Saham Penawaran Umum
Untuk Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. No. 29 tanggal 14 November 2016, yang dibuat di hadapan Notaris Ir. Nanette Cahyanie
Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta antara Perseroan dan PT Bahana Securities, PT Danareksa
Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas telah disepakati hal-hal sebagai berikut:
Jika Saham Baru (Seri B) tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan
dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti
yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham
Tambahan secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan.
Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa Saham Baru (Seri B) yang belum dilaksanakan,
maka seluruh sisa Saham Baru (Seri B) yang tersisa tersebut pada harga penawaran sebesar Rp3.900,-
(tiga ribu sembilan ratus Rupiah) setiap saham akan dibeli oleh PT Bahana Securities sebanyak-
banyaknya sebesar 45.787.120 (empat puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu seratus
dua puluh) saham atau sebanyak-banyaknya sebesar Rp178.569.768.000 (seratus tujuh puluh delapan
miliar lima ratus enam puluh sembilan juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu Rupiah), PT Danareksa
Sekuritas sebanyak-banyaknya sebesar 45.787.120 (empat puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh
tujuh ribu seratus dua puluh) saham atau sebanyak-banyaknya sebesar Rp178.569.768.000 (seratus
tujuh puluh delapan miliar lima ratus enam puluh sembilan juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu
Rupiah) dan PT Mandiri Sekuritas sebanyak-banyaknya sebesar 45.787.120 (empat puluh lima juta
tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu seratus dua puluh) saham atau sebanyak-banyaknya sebesar
Rp178.569.768.000 (seratus tujuh puluh delapan miliar lima ratus enam puluh sembilan juta tujuh
ratus enam puluh delapan ribu Rupiah). Total sisa Saham Baru (Seri B) yang akan dibeli oleh PT
Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas adalah sebanyak-banyaknya
137.361.360 (seratus tiga puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh satu ribu tiga ratus enam puluh) atau
sebanyak-banyaknya Rp535.709.304.000 (lima ratus tiga puluh lima miliar tujuh ratus sembilan juta tiga
ratus empat ribu Rupiah).
A. PT BAHANA SECURITIES (“BS”)
Riwayat Singkat
PT Bahana Securities adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan
hukum Negara Republik Indonesia yang didirikan berdasarkan akta No.58 tanggal 26 Juli 1989, dibuat
dihadapan Soebagio Ronoatmodjo, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman RI melalui Surat Keputusan No.C-2-8857.HT.01.01. Th.89 tanggal 19 September 1989 serta
telah diumumkan dalam Berita Negara No. 6 tanggal 21 Januari 1992 Tambahan No. 245. Anggaran
dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir, berdasarkan Akta
Notaris Hadijah, S.H., No. 9 tanggal 8 Oktober 2015. Perubahan terakhir tersebut telah diterima oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-3570385.AH.01.11.Tahun
2015 tanggal 23 Oktober 2015.
Maksud dan Tujuan Kegiatan Usaha
Kegiatan utama BS adalah sebagai perusahaan sekuritas yang dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek (baik untuk diri sendiri maupun sebagai kuasa
atau komisioner) serta kegiatan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
260
Pengurus dan Pengawasan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BS sebagaimana dituangkan dalam Akta No. 35 tanggal 18
Desember 2015 dibuat di hadapan Hadijah, S.H., Notaris di Jakarta, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum Dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. AHU-AH.01.03-0991792 tanggal 29 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Eko Yuliantoro Komisaris : Hari Gursida
Direksi
Direktur Utama : Feb Sumandar Direktur : Wiwit Gusnawan Direktur : Andi Irawan Sidharta
Direktur : Natalia Surjadiputra Direktur : Novita Lubis
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Keterangan Nilai Nominal Rp1.000.000,00 per saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
1. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan
Usaha Indonesia 248.000 248.000.000.000 99,20%
2. Koperasi Karyawan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia
(Persero) 2.000 2.000.000.000 0,80%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250.000 250.000.000.000 100,00%
Saham Dalam Portepel 250.000 250.000.000.000 Ikhtisar Keuangan Penting
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan Juni 2016
(unaudited)
2015 31 Desember
2014
2013
Jumlah Aset 2.604.708 920.401 880.454 672.875
Jumlah Liabilitas 2.178.666 510.712 500.353 330.410
Jumlah Ekuitas 417.042 409.689 380.101 342.465
Pendapatan Usaha 96.918 186.364 220.655 225.535
Laba (Rugi) Usaha 27.154 16.090 37.088 76.510
Laba (Rugi) komprehensif 7.353 18.464 39.105 49.220
B. PT DANAREKSA SEKURITAS (“DS”)
Riwayat Singkat
PT Danareksa Sekuritas didirikan berdasarkan Akta No. 25 tanggal 1 Juli 1992 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah diubah seluruhnya untuk disesuaikan
dengan Undang-undang nomor: 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana dimuat dalam Akta No. 91 tanggal 12 Agustus 2008, dibuat dihadapan IMAS FATIMAH, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya Nomor: AHU-83282.AH.01.02Tahun 2008 tanggal 10 November 2008. Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan
yang terakhir sebagaimana dimuat dalam Akta No. 10 tanggal 13 Maret 2013 dibuat dihadapan Masjuki,
S.H., pengganti dari Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta, yang perubahannya telah
diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum Dan
Hak Asasi Manusia dengan Surat No.AHU-AH.01.10-22011 tanggal 04 Juni 2013.
261
Maksud dan Tujuan Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan DS adalah berusaha dalam bidang perdagangan surat berharga.
DS dapat melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek;
b. Bertindak sebagai Perantara Perdagangan Efek;
c. Bertindak sebagai Pedagang Efek (underwriter);
d. Bertindak sebagai Penasehat Investasi; dan
e. Melakukan kegiatan-kegiatan investasi pada private equity.
Pengurus dan Pengawasan
Susunan Dewan Komisaris DS sebagimana dituangkan dalam Akta No. 07 tanggal 10 Desember
2015 dibuat di hadapan Masjuki, S.H., pengganti dari Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn, Notaris
di Jakarta, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi
Badan Hukum Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No.
AHU-AH.01.03-0986860 tanggal 10 Desember 2015 dan susunan anggota Direksi DS sebagaimana
dituangkan dalam Akta No. 34 tanggal 15 September 2016 dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal,
S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam database
Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat No. AHU-AH.01.03-0080277 tanggal 15 September 2016 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Bondan Pristiwandana
Komisaris : Albertus Magnus Irwan Satya Utama
Komisaris : Marciano Hersondrie Herman
Direksi
Direktur Utama : Jenpino Ngabdi
Direktur : Erizal
Direktur : Budi Susanto
Direktur : Saidu Solihin
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Keterangan Nilai Nominal Rp1.000 per Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 2.000.000.000 2.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
1. PT Danareksa (Persero) 499.999.000 499.999.000.000 99,999
2. Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Danareksa (Persero) 1.000 1.000.000 0,001
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 500.000.000 500.000.000.000 100,000
Saham Dalam Portepel 1.500.000.000 1.500.000.000.000
Ikhtisar Keuangan Penting
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan Juni 2016
(unaudited)
2015
31 Desember
2014
2013
Jumlah Aset 2.476.652 3.719.333 1.243.367 1.444.562
Jumlah Liabilitas 1.804.825 2.469.737 524.420 449.288
Jumlah Ekuitas 671.827 1.249.596 714.947 695.274
Pendapatan Usaha 87.486 602.193 299.855 250.756
Laba (Rugi) Usaha 4.138 104.463 82.182 73.729
Laba (Rugi) komprehensif 17.318 504.659 74.097 37.074
262
C. PT MANDIRI SEKURITAS(“MS”)
Riwayat Singkat
PT Mandiri Sekuritas didirikan berdasarkan akta tanggal 09-12-1991 Nomor: 01, yang dibuat dihadapan
Sutjipto, Sarjana Hukum dahulu Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusannya tanggal 28-12-1991 Nomor: C2-8206.
HT.01.01.TH.91 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 18-02-1992,
Nomor: 14, Tambahan Nomor: 724/1992.
Anggaran Dasar tersebut terakhir diubah dengan akta tertanggal 9 Agustus 2016 No. 06, yang dibuat
dihadapan Notaris Lenny Janis Ishak Sarjana Hukum, tersebut, Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar tersebut telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana ternyata dari suratnya
tertanggal 13-08-2012 Nomor AHU-AH.01.10-29950.
Maksud dan Tujuan Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan kegiatan usaha MS adalah berusaha dalam bidang perusahaan efek dengan izin
usaha nomor: No. KEP-12/PM/1992 dan No. KEP-13/PM/1992 tanggal 23 Januari 1992.
Pengurus dan Pengawasan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi MS terakhir berdasarkan Akta No.23 tertanggal 15 Maret 2016
yang dibuat oleh Notaris Lenny Janis Ishak Sarjana Hukum dan Susunan Direksi terakhir berdasarkan
Akta No. 02 tertanggal 5 Oktober 2016, yang dibuat dihadapan Notaris Lenny Janis Ishak Sarjana
Hukum, adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama dan Independen :Darwin Cyril Noerhadi
Komisaris : Alexandra Askandar
Komisaris : Fransisca Nelwan Mok
Komisaris : Suresh Lilaram Narang
Direksi
Direktur Utama : Silvano Rumantir
Direktur : Donny Arsal
Direktur : Laksono Widito Widodo
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta No. 141 tanggal 28-12-2012 yang dibuat dihadapan Notaris Aryanti Artisari, S.H.,
M.Kn, , struktur permodalan dan susunan pemegang saham MS adalah sebagai berikut:
Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000 per Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000.000.000 1.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
1. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 638.499.999 638.499.999.000 99,999
2. Koperasi Karyawan PT. Bank Mandiri Tbk 1 1.000 0,001
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 638.500.000 638.500.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 361.500.000. 361.500.000.000
263
Ikhtisar Keuangan Penting
KETERANGAN
30 Juni* 31 Desember
(dalam jutaan Rupiah)
2016 2015 2014 2013
Jumlah aset 3.575.323 1.712.002 2.380.997 2.416.791
Jumlah viabilitas 2.518.436 698.901 1.364.014 1.466.853
Jumlah ekuitas 1.056.887 1.013.101 1.016.982 949.359
Jumlah pendapatan usaha 319.638 601.184 701.616 613.168
Laba usaha 62.335 52.091 162.415 153.236
Laba bersih 50.926 14.658 93.350 93.107
Laba bersih yang diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 50.919 14.648 93.318 93.083
Kepentingan nonpengendali 7 11 32 24
Laba komprehensif yang diatribusikan
kepada:
Pemilik entitas induk 54.775 17.806 94.951 84.951
Kepentingan nonpengendali 7 11 32 26
*unaudited
D. POKOK-POKOK PERJANJIAN KESANGGUPAN PEMBELIAN SISA SAHAM
Perseroan menawarkan sebesar 457.871.200 (empat ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus tujuh
puluh satu ribu dua ratus) Saham Biasa Atas Nama Seri B atau sebesar 2,40% (dua koma empat
nol persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp500,-
(lima ratus Rupiah) setiap saham. Pemegang Saham Perseroan yakni Negara Republik Indonesia akan
melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikan dalam PMHMETD I ini sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2014 yang direvisi melalui Undang-Undang
Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015.
Jika Saham Baru ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan
kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang
tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham Tambahan
secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih
terdapat sisa Saham Baru yang belum dilaksanakan, maka seluruh sisa Saham Baru yang tersisa akan
diserap oleh Pembeli Siaga sebanyak-banyaknya sebesar 137.361.360 (seratus tiga puluh tujuh juta
tiga ratus enam puluh satu ribu tiga ratus enam puluh) Saham Baru, dengan ketentuan:
• Jika Saham Baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I tersebut tidak seluruhnya
diambil bagian oleh para pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan secara proporsional
kepada Para Pemegang Saham yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana
tercantum dalam Sertifikat HMETD berdasarkan hak yang telah dilaksanakan;
• Kewajiban Pembeli Siaga untuk mengambil bagian atau membeli bagian sisa Saham Baru
sebagaimana diuraikan di atas tergantung pada dipenuhinya syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
dengan porsi masing-masing sebagai berikut:
i. PT Bahana Securities sebanyak-banyaknya sebesar 45.787.120 (empat puluh lima juta tujuh
ratus delapan puluh tujuh ribu seratus dua puluh) saham;
ii. PT Danareksa Sekuritas sebanyak-banyaknya 45.787.120 (empat puluh lima juta tujuh ratus
delapan puluh tujuh ribu seratus dua puluh) saham;
iii. PT Mandiri Sekuritas sebanyak-banyaknya sebesar 45.787.120 (empat puluh lima juta tujuh
ratus delapan puluh tujuh ribu seratus dua puluh) saham.
PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas telah menyatakan kesanggupan
dan memiliki dana yang cukup untuk bertindak sebagai pembeli siaga.
PARA PEMBELI SIAGA MEMILIKI HUBUNGAN AFILIASI DENGAN PERSEROAN
264
XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam PMHMETD I ini adalah sebagai
berikut:
Akuntan
Publik
: KAP Purwantono, Sungkoro & Surja
(Anggota jaringan firma Ernst & Young Global Limited)
Gedung Bursa Efek Jakarta, Tower II Lantai 7
Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53
Jakarta 12190
Telp : (021) 52895000
Fax : (021) 52894100
www.ey.com/id
No. STTD : No. 61/PM.22/STTD-AP/2016 tanggal 18 Februari 2016 atas
nama Tjoa Tjek Nien
Keanggotaan Asosiasi : Ikatan Akuntan Publik Indonesia Nomor Asosiasi:
No. Reg. IAPI 2007 berlaku sampai dengan 31 Desember
2016 dengan Surat Izin Praktek Akuntan Publik No. AP 1175.
Pedoman Kerja : Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Standar
Profesional Akuntan Publik.
Berdasarkan kontrak no. 89/KONTRAK-DIR/2016 tanggal 12 Agustus 2016.
Tugas Pokok:
Melaksanakan audit berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar tersebut mengharuskan akuntan
publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar akuntan publik memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
265
Konsultan
Hukum
: Hanafiah Ponggawa & Partners
Wisma 46 – Kota BNI, 32nd, 41st FI. (Main Reception)
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1
Jakarta 10220
Telp : (021) 5701837, 5746545
Fax : (021) 5701835, 5746464
www.hplaw.co.id
No. STTD : No. 01/PM.2/STTD-KH/2013 tanggal 21 November 2013 atas
nama Erwin Kurnia Winenda.
Keanggotaan Asosiasi : Keanggotaan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal
(HKHPM) No. 201313.
Pedoman Kerja : Standar Profesi Konsultan Himpunan Hukum Pasar Modal
Lampiran dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar
Modal No. KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal No. KEP.04/HKHPM/XI/2012
tanggal 6 Desember 2012 dan Keputusan HKHPM No. 01/
KEP-HKHPM/II/2014 tanggal 4 Februari 2014.
Berdasarkan kontrak no. 86/KONTRAK-DIR/2016 tanggal 12 Agustus 2016.
Tugas Pokok:
Memberikan Pendapat Hukum mengenai Perseroan dalam rangka PMHMETD I ini.
Konsultan Hukum melakukan uji tuntas dari segi hukum atas fakta mengenai Perseroan
dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh
Perseroan. Hasil uji tuntas mana telah dimuat dalam Laporan Hasil Uji Tuntas yang
menjadi dasar dari Pendapat Hukum sehubungan dengan PMHMETD I ini sepanjang
menyangkut segi hukum. Tugas lainnya adalah meneliti informasi yang dimuat dalam
Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum.
Notaris : Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.
Jl. Panglima Polim V / 11
Kebayoran Baru, Jakarta
Telp: (021) 724 4650/739 2801/720 9542
Faks: (021) 726 5090
No. STTD :04/STTD-N/PM/1996 tanggal 12 Februari 1996
Keanggotaan Asosiasi :Ikatan Notaris Indonesia (INI) dengan No. Assosisi 06
Pedoman Kerja :Undang-Undang No. 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris
dan Undang-undang No.2 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor: 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris serta Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.
Berdasarkan kontrak no. 87/KONTRAK-DIR/2016 tanggal 12 Agustus 2016.
Tugas Pokok:
menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan PMHMETD I, antara lain membuat Berita Acara RUPSLB dalam rangka PMHMETD I, Perjanjian Pembelian Sisa
Saham dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Dan Agen Pelaksanaan Dalam
PMHMETD I
266
Biro
Administrasi
Efek (BAE)
: PT Datindo Entrycom
Puri Datindo, Wisma Sudirman
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34-35
Jakarta 10220
Telp : (021) 5709009, 5708912
Fax : (021) 5709026, 5708914
www.datindo.com
No. STTD :Kep 16/PM/1991 tanggal 19 April 1995
Keanggotaan Asosiasi :Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia (ABI)
Pedoman Kerja :Peraturan Pasar Modal dan Bapepam dan LK
Berdasarkan Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksana
Dalam Rangka PMHMETD I Perseroan No. 52 tanggal 16 September 2016, yang dibuat
dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta Selatan.
Tugas Pokok:
Tugas dan tanggung jawab BAE dalam PMHMETD I ini, sesuai Peraturan Pasar Modal
yang berlaku, antara lain menentukan Daftar Pemegang Saham Perseroan (DPS) yang
berhak atas HMETD, mendistribusikan SBHMETD atau HMETD dalam bentuk elektronik
ke dalam penitipan kolektif di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menerima
permohonan pelaksanaan HMETD, dan melakukan rekonsiliasi dana atas pembayaran
permohonan tersebut dengan bank yang ditunjuk oleh Perseroan, melakukan proses
penjatahan atas pemesanan pembelian saham tambahan, melaksanakan proses
penerbitan dan pendistribusian saham dalam bentuk warkat maupun dalam bentuk
elektronik ke dalam penitipan kolektif di KSEI serta melaksanakan proses pendistribusian
Formulir Konfirmasi Penjatahan dan membuat daftar pengembalian uang pemesanan
saham.
Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalam PMHMETD I ini menyatakan
tidak ada hubungan afiliasi dengan Perseroan sebagaimana definisi hubungan afiliasi pada UUPM.
PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL TELAH MEMENUHI KETENTUAN BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS
JASA KEUANGAN.
267
XIV. TATA CARA PEMESANAN SAHAM
Perseroan telah menunjuk Biro Administrasi Efek, PT Datindo Entrycom sebagai Pelaksana Pengelola
Administrasi Saham dan sebagai Agen Pelaksana Penawaran Umum Terbatas Perseroan, sesuai dengan
Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksana Dalam Rangka PMHMETD I
Perseroan No. 52 tanggal 16 September 2016, yang dibuat dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi
Warsito, S.H., Notaris di Jakarta Selatan.
1. Pemesan Yang Berhak
Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 30 November
2016 berhak untuk mengajukan pemesanan Saham HMETD dalam rangka PMHMETD I ini dengan
ketentuan bahwa setiap pemegang 500.000 (lima ratus ribu) saham lama berhak atas 33.667 (tiga
puluh tiga ribu enam ratus enam puluh tujuh) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD dimana setiap 1
(satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) Saham HMETD dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus
Rupiah) per saham dengan Harga Pelaksanaan Rp3.900,- (tiga ribu sembilan ratus Rupiah) per saham.
Pemesan yang berhak untuk melakukan pembelian saham baru adalah:
a. Para pemegang SBHMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat HMETD atau yang
memperoleh HMETD secara sah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; atau
b. Pemegang HMETD elektronik yang tercatat dalam Penitipan Kolektif pada KSEI sampai dengan
periode perdagangan HMETD.
Pemesan dapat terdiri atas perorangan, warga negara Indonesia dan/atau asing dan/atau lembaga dan/
atau badan hukum/badan usaha baik Indonesia/asing sebagaimana diatur dalam UUPM berikut dengan
peraturan pelaksanaannya.
Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka para
pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan menggunakan
haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan kepemilikan sahamnya
disarankan untuk mendaftar di BAE sebelum batas akhir pendaftaran pemegang saham yaitu tanggal
8 Desember 2016.
2. Distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan
didistribusikan secara elektronik ke dalam rekening efek di KSEI melalui rekening efek Anggota Bursa
atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah tanggal
pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 30 November 2016. Prospektus dan
petunjuk pelaksanaan akan didistribusikan oleh Perseroan melalui KSEI yang dapat diperoleh oleh
pemegang saham Perseroan dari masing-masing Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.
Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukan dalam penitipan kolektif di KSEI, Perseroan
akan menerbitkan SBHMETD atas nama pemegang saham, yang dapat diambil oleh pemegang saham
yang berhak atau kuasanya di BAE pada setiap hari dan jam kerja mulai tanggal 2 Desember 2016
dengan membawa:
a. Fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham perorangan) dan fotokopi
anggaran dasar (bagi pemegang saham badan hukum/lembaga). Pemegang saham juga wajib
menunjukkan asli dari fotokopi tersebut.
b. Asli surat kuasa (jika dikuasakan) dilengkapi fotokopi identitas diri lainnya yang masih berlaku baik
untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas pemberi dan penerima kuasa wajib
diperlihatkan).
268
3. Prosedur Pendaftaran/Pelaksanaan HMETD
Pelaksanaan HMETD dapat dilakukan mulai tanggal 2 Desember 2016 sampai dengan tanggal 8
Desember 2016.
a. Para pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI yang akan melaksanakan HMETD-nya
wajib mengajukan permohonan pelaksanaan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian yang ditunjuk
sebagai pengelola efeknya. Selanjutnya Anggota Bursa/Bank Kustodian melakukan permohonan
atau instruksi pelaksanaan (exercise) melalui sistem Central Depository – Book Entry Settlement
System (C-BEST) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh KSEI. Dalam melakukan
instruksi pelaksanaan, Anggota/Bursa Bank Kustodian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
i. Pemegang HMETD harus menyediakan dana pelaksanaan HMETD pada saat mengajukan
permohonan tersebut.
ii. Kecukupan HMETD dan dana pembayaran atas pelaksanaan HMETD harus telah tersedia di
dalam rekening efek pemegang HMETD yang melakukan pelaksanaan.
Satu hari kerja berikutnya KSEI akan menyampaikan Daftar Pemegang HMETD dalam Penitipan
Kolektif di KSEI yang melaksanakan haknya dan menyetorkan dana pembayaran pelaksanaan HMETD
tersebut ke rekening bank Perseroan.
Saham HMETD hasil pelaksanaan HMETD akan didistribusikan oleh Perseroan/BAE Perseroan dalam
bentuk elektronik ke rekening yang telah ditentukan oleh KSEI untuk selanjutnya didistribusikan ke
masing-masing rekening efek pemegang HMETD yang bersangkutan yang melaksanakan haknya oleh
KSEI. Saham HMETD hasil pelaksanaan akan didistribusikan Perseroan/BAE Perseroan selambatnya
2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah
diterima dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan.
b. Para pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang akan melaksanakan HMETD-
nya harus mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE Perseroan, dengan
menyerahkan dokumen sebagai berikut:
i. Asli SBHMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap.
ii. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan
dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
iii. Fotokopi KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran
dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum).
iv. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermeterai Rp 6.000 (enam ribu Rupiah) dilampiri
dengan fotokopi KTP/paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa.
v. Apabila pemegang HMETD menghendaki Saham HMETD hasil pelaksanaan dalam bentuk
elektronik maka permohonan pelaksanaan kepada BAE Perseroan melalui Anggota Bursa
atau Bank Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen tambahan berupa:
• Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian
untuk mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan efek
atas saham hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI atas nama
pemberi kuasa.
• Asli formulir penyetoran efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani
dengan lengkap. Perseroan akan menerbitkan saham hasil pelaksanaan HMETD dalam
bentuk fisik Surat Kolektif Saham (SKS) jika pemegang SBHMETD tidak menginginkan
saham hasil pelaksanaannya dimasukkan dalam Penitipan Kolektif di KSEI.
Setiap dan semua biaya konversi atas pengalihan saham Perseroan dalam bentuk warkat menjadi
bentuk elektronik dan/atau sebaliknya dari bentuk elektronik menjadi bentuk warkat harus dibayar dan
ditanggung sepenuhnya oleh pemegang saham Perseroan yang bersangkutan.
Pendaftaran pelaksanaan SBHMETD dilakukan di kantor BAE Perseroan pada hari dan jam kerja (Senin
sampai dengan Jumat, 09.00 – 15.00 WIB).
269
Bilamana pengisian SBHMETD tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat pemesanan saham yang
tercantum dalam SBHMETD dan Prospektus, maka hal ini dapat mengakibatkan penolakan pemesanan.
HMETD hanya dianggap telah dilaksanakan pada saat pembayaran tersebut telah terbukti diterima
dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam syarat-syarat pembelian.
4. Pemesanan Saham Tambahan
Pemegang Saham Yang Berhak yang tidak menjual HMETD-nya atau pembeli/pemegang HMETD yang
namanya tercantum dalam SBHMETD atau pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI, dapat
memesan saham tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi kolom pemesanan
pembelian saham tambahan yang telah disediakan pada SBHMETD dan atau FPPS tambahan dalam
jumlah sekurang-kurangnya 100 saham atau kelipatannya.
a. Bagi pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan Saham HMETD hasil
penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE Perseroan
melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:
- Asli Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) tambahan yang telah diisi dengan lengkap
dan benar.
- Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk
mengajukan permohonan pemesanan pembelian Saham HMETD tambahan dan melakukan
pengelolaan efek atas Saham HMETD hasil penjatahan dalam Penitipan Kolektif di KSEI dan
kuasa lainnya yang mungkin diberikan sehubungan dengan pemesanan pembelian Saham
HMETD tambahan atas nama pemberi kuasa.
- Fotokopi KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran
dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum).
- Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening bank
Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
- Asli formulir penyetoran efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk keperluan
pendistribusian saham hasil pelaksanaan oleh BAE.
b. Bagi pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan Saham HMETD
hasil penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik SKS harus mengajukan permohonan kepada
BAE Perseroan dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:
- Asli FPPS tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar.
- Fotokopi KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran
dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum).
- Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermeterai Rp 6.000 (enam ribu Rupiah) dilampiri
dengan fotokopi KTP/paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa.
- Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening bank
Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
c. Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS
Tambahan yang telah didistribusikan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:
- Asli instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-BEST
yang sesuai atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam
Penitipan Kolektif di KSEI yang telah melaksanakan haknya melalui sistem C-BEST).
- Asli formulir penyetoran efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk keperluan
pendistribusian Saham HMETD hasil pelaksanaan oleh BAE.
- Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindah-bukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan
dari bank tempat menyetorkan pembayaran
Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada
rekening Bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 13 Desember 2016 dalam keadaan tersedia
(in good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pemesanan dapat
mengakibatkan penolakan pemesanan.
270
5. Penjatahan Atas Pemesanan Saham Tambahan dalam PMHMETD I
Penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan ditentukan pada tanggal 14 Desember 2016
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan tidak melebihi
jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka seluruh pesanan atas saham
tambahan akan dipenuhi; b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan melebihi jumlah
seluruh saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka kepada pemesan yang melakukan
pemesanan saham tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional sesuai dengan tambahan pemesanan dari HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang
saham yang meminta pemesanan saham tambahan.
6. Persyaratan Pembayaran Bagi Para Pemegang SBHMETD (Di Luar Penitipan Kolektif KSEI)
dan Pemesanan Saham HMETD Tambahan
Pembayaran pemesanan pembelian saham dalam rangka PMHMETD I yang permohonan pemesanannya diajukan langsung kepada BAE Perseroan harus dibayar penuh (in good funds) dalam
mata uang Rupiah pada saat pengajuan pemesanan secara tunai/cek/bilyet giro/pemindahbukuan/ transfer dengan mencantumkan Nomor SBHMETD atau Nomor FPPS tambahan dan pembayaran harus ditransfer ke rekening bank Perseroan (“Bank Perseroan”) sebagai berikut:
Bank Mandiri
Cabang: RS M.H. Thamrin Jakarta No. Rekening: 129.0003333669
Atas Nama: PT Jasa Marga (Persero) TBK. IPO2
Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan
cek atau wesel bank tersebut ditolak oleh bank yang bersangkutan, maka pemesanan pembelian Saham HMETD dianggap batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek/pemindahbukuan/bilyet giro, maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/bilyet giro yang dananya telah diterima baik (in good funds) di rekening Bank Perseroan tersebut di atas.
Untuk pemesanan pembelian Saham HMETD tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan yang mana pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Bank
Perseroan tersebut di atas paling lambat tanggal 13 Desember 2016.
Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham dalam rangka PMHMETD I ini menjadi beban pemesan. Pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan.
7. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham
Perseroan melalui BAE Perseroan yang menerima pengajuan pemesanan pembelian Saham HMETD
akan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan saham yang telah dicap dan ditandatangani kepada pemesan sebagai tanda bukti pemesanan pembelian Saham HMETD untuk kemudian dijadikan salah
satu bukti pada saat mengambil Saham HMETD. Bagi Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI akan mendapat konfirmasi atas permohonan pelaksanaan HMETD (exercise) dari C-BEST di
KSEI melalui Pemegang Rekening di KSEI.
8. Pembatalan Pemesanan Saham
Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan Saham HMETD, baik sebagian atau secara
keseluruhan dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan mengenai pembatalan
pemesanan Saham HMETD akan disampaikan dengan surat pemberitahuan penjatahan dan
pengembalian uang pemesanan kepada anggota bursa/bank kustodian/pemegang saham dalam
bentuk warkat.
271
Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan Saham HMETD antara lain:
a. Pengisian SBHMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat pemesanan
Saham HMETD yang tercantum dalam SBHMETD dan Prospektus;
b. Tidak terpenuhinya persyaratan pembayaran;
c. Tidak terpenuhinya persyaratan kelengkapan dokumen permohonan.
Dalam hal terdapat pihak-pihak yang walaupun tidak diperbolehkan untuk melaksanakan HMETD
karena pelaksanaan HMETD ke saham dilarang oleh hukum yang berlaku tetapi tetap melakukan
pemesanan Saham HMETD dan melakukan pembayaran uang pemesanan, maka Perseroan berhak
untuk memperlakukan HMETD tersebut atau dokumentasi HMETD lain yang disampaikan orang pihak
tersebut dalam pemesanan saham baru tidak sah dan mengembalikan seluruh uang pemesanan yang
telah dibayarkan tersebut dalam mata uang Rupiah dengan mentransfer ke rekening bank atas nama
pemesan. Pengembalian uang oleh Perseroan akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja
setelah tanggal penjatahan. Pengembalian uang yang dilakukan sampai dengan tanggal tersebut tidak
akan disertai bunga.
9. Pengembalian Uang Pemesanan
Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruhnya dari pemesanan Saham HMETD tambahan
atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham, maka Perseroan akan mengembalikan sebagian
atau seluruh uang pemesanan tersebut dalam mata uang Rupiah dengan mentransfer ke rekening
bank atas nama pemesan. Pengembalian uang oleh Perseroan akan dilakukan pada tanggal 16
Desember 2016 (selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan yaitu pada tanggal
14 Desember 2016). Pengembalian uang yang dilakukan sampai dengan tanggal 16 Desember 2016
tidak akan disertai bunga.
Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang melebihi 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal Penjatahan,
jumlah uang yang dikembalikan akan disertai denda yang diperhitungkan mulai Hari Kerja ke-3 (tiga)
setelah tanggal Penjatahan sampai dengan tanggal pengembalian uang yang dihitung berdasarkan
tingkat suku bunga rata-rata deposito jangka waktu 1 (satu) bulan pada bank dimana dana tersebut
ditempatkan. Perseroan tidak dikenakan denda atas keterlambatan pengembalian uang pemesanan
saham apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh kesalahan pemesan pada saat mencantumkan
nama bank dan nomor rekening bank.
Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI yang melaksanakan haknya melalui KSEI
pengembalian uang pemesanan akan dilakukan oleh KSEI.
10. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD
Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai haknya melalui
KSEI, akan dikreditkan pada rekening efek dalam 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan
HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening bank Perseroan.
Saham HMETD hasil pelaksanaan HMETD bagi pemegang HMETD dalam bentuk warkat yang
melaksanakan HMETD sesuai haknya akan mendapatkan SKS atau saham dalam bentuk warkat
selambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh BAE Perseroan dan dana pembayaran
telah efektif (in good funds) di rekening bank Perseroan.
Adapun Saham HMETD hasil penjatahan atas pemesanan Saham HMETD tambahan akan tersedia
untuk diambil SKSnya atau akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam Penitipan Kolektif di
KSEI selambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah penjatahan.
272
SKS baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap Hari Kerja (Senin - Jumat, pukul 09.00
– 15.00 WIB) yang dimulai tanggal 6 Desember 2016 sampai dengan 13 Desember 2016. Pengambilan
dilakukan di kantor BAE dengan menunjukkan/menyerahkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Asli KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan); atau
b. Fotokopi anggaran dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan direksi/dewan komisaris atau
pengurus yang masih berlaku;
c. Asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan) bermaterai
Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi KTP/paspor/KITAS dari pemberi dan
penerima kuasa;
d. Asli bukti tanda terima pemesanan saham.
11. Alokasi Sisa Saham yang Tidak Diambil Oleh Pemegang HMETD
Jika Saham HMETD yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang
HMETD porsi publik, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang
melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau
Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan hak yang telah
dilaksanakan. Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan, masih terdapat sisa Saham
HMETD, maka seluruh sisa Saham HMETD tersebut wajib dibeli oleh Pembeli Siaga.
273
XV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN SERTIFIKAT
BUKTI HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU
Perseroan telah mengumumkan informasi penting berkaitan dengan PMHMETD I ini melalui iklan di
surat kabar.
1. Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD
akan didistribusikan secara elektronik melalui Rekening Efek Anggota Bursa atau Bank Kustodian
masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal pencatatan pada
DPS PMHMETD I, yaitu tanggal 1 Desember 2016. Prospektus dan FPPS Tambahan tersedia di
BAE Perseroan.
2. Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukkan dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI,
Perseroan akan menerbitkan SBHMETD atas nama pemegang saham dan dapat mengambil
SBHMETD, Prospektus, FPPS Tambahan dan formulir lainnya mulai tanggal 1 Desember 2016
dengan menunjukkan asli kartu tanda pengenal yang sah (KTP/Paspor/KITAS) dan menyerahkan
fotokopinya serta asli Surat Kuasa bagi yang tidak bisa mengambil sendiri pada BAE Perseroan:
PT Datindo Entrycom
Puri Datindo, Wisma Sudirman
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34-35
Jakarta 10220
Telp : (021) 5709009, 5708912
Fax : (021) 5709026, 5708914
Apabila pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada
tanggal 30 November 2016 pukul 16.00 WIB belum mengambil Prospektus dan SBHMETD sampai
dengan tanggal 8 Desember 2016 dan tidak menghubungi PT Datindo Entrycom sebagai BAE Perseroan,
maka seluruh risiko kerugian bukan menjadi tanggung jawab PT Datindo Entrycom ataupun Perseroan,
melainkan merupakan tanggung jawab para pemegang saham yang bersangkutan.
274
XVI. INFORMASI TAMBAHAN
Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dari Prospektus ini atau apabila pemegang saham
menginginkan tambahan informasi sehubungan dengan PMHMETD I ini, para pemegang saham
dipersilahkan menghubungi:
Investor Relations
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
Kantor Pusat
Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta 13550
Telp.: (021) 841-3630, 841-3526 Fax.: (021) 841-3540
E-mail: [email protected]
Situs: www.jasamarga.com