pt clipan finance indonesia tbk laporan ......saldo per 30 juni 2017 996.130.114 351.948.790...
TRANSCRIPT
PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN KEUANGAN INTERIM
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
DAFTAR ISI
Daftar Isi 1
Surat Pernyataan Direksi Tentang
Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 2
Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Rugi Komprehensif 5
Laporan Perubahan Ekuitas 6
Laporan Arus Kas 7
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman
3 - 4
8 - 69
- 1 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
Tidak Diaudit Diaudit
Catatan 30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
ASET
Kas dan bank 5
Pihak berelasi 35 5.785.551 11.593.972
Pihak ketiga 22.642.379 18.728.559
Jumlah 28.427.930 30.322.531
Investasi jangka pendek 6
Pihak berelasi 35 50.152.000 61.041.340
Pihak ketiga 20.996.600 20.584.670
Jumlah 71.148.600 81.626.010
Piutang sewa pembiayaan 7
Pihak ketiga 2.042.980.318 1.460.705.296
Cadangan kerugian penurunan nilai (43.278.814) (35.200.908)
Piutang sewa pembiayaan - bersih 1.999.701.504 1.425.504.388
Piutang pembiayaan konsumen 8
Pihak ketiga 4.712.219.582 3.770.758.947
Cadangan kerugian penurunan nilai (140.563.790) (86.969.820)
Piutang pembiayaan konsumen - bersih 4.571.655.792 3.683.789.127
Tagihan anjak piutang 9
Pihak ketiga 1.231.864.829 1.342.501.134
Cadangan kerugian penurunan nilai (61.125.379) (55.140.525)
Tagihan anjak piutang - bersih 1.170.739.450 1.287.360.609
Piutang lain-lain 10
Pihak berelasi 35 11.190.619 12.660.460
Pihak ketiga 32.463.608 23.078.116
Jumlah 43.654.227 35.738.576
Biaya dibayar di muka 11,35 16.184.780 12.933.229
Aset pajak tangguhan 33 1.062.704 76.354
Properti investasi 12,35 10.437.000 10.437.000
Aset sewa operasi 13,35 15.922.305 18.705.020
Aset tetap 14 126.817.065 117.942.000
Aset lain-lain 15 45.042.073 39.755.504
JUMLAH ASET 8.100.793.430 6.744.190.348
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 3 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
(Lanjutan)
Tidak Diaudit Diaudit
Catatan 30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Utang bank 16
Pihak berelasi 35 752.853.344 263.220.300
Pihak ketiga 2.463.916.573 1.780.675.980
Jumlah 3.216.769.917 2.043.896.280
Utang usaha kepada pihak ketiga 17 17.120.266 14.519.723
Utang premi asuransi kepada pihak ketiga 58.763.436 18.154.876
Utang lain-lain kepada pihak ketiga 18 148.508.424 121.433.747
Biaya masih harus dibayar 19
Pihak berelasi 35 2.172.607 931.432
Pihak ketiga 19.383.336 19.291.930
Jumlah 21.555.943 20.223.362
Pendapatan ditangguhkan - bersih 20
Pihak berelasi 35 1.650.000 1.950.000
Pihak ketiga 482.923 38.917
Jumlah 2.132.923 1.988.917
Utang pajak 21,33 13.730.653 8.635.618
Surat berharga utang yang diterbitkan 22
Pihak ketiga 700.000.000 700.000.000
Beban emisi surat berharga yang belum diamortisasi (1.048.105) (1.706.840)
Jumlah surat berharga utang yang diterbitkan - bersih 698.951.895 698.293.160
Liabilitas imbalan pasca kerja 23 18.207.883 18.113.641
JUMLAH LIABILITAS 4.195.741.340 2.945.259.324
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham
Modal dasar - 10.412.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor -
3.984.520.457 saham pada tanggal 30 Juni 2017
dan 31 Desember 2016 24 996.130.114 996.130.114
Tambahan modal disetor 24 351.948.790 351.948.790
Pendapatan komprehensif lain 44.256.239 46.231.537
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 25 1.400.000 1.250.000
Tidak ditentukan penggunaannya 2.511.316.947 2.403.370.583
JUMLAH EKUITAS 3.905.052.090 3.798.931.024
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 8.100.793.430 6.744.190.348
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 4 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
Catatan 30 Juni 2017 30 Juni 2016
Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Sewa pembiayaan 26,35 119.693.470 80.256.275
Pembiayaan konsumen 27 334.324.915 291.254.251
Anjak piutang 79.115.433 41.491.720
Sewa operasi - properti investasi 12,35 300.000 300.000
Sewa operasi - kendaraan 13,35 4.227.748 4.784.887
Bunga 28,35 4.479.479 817.804
Pendapatan lain-lain 29 112.565.588 67.413.441
JUMLAH PENDAPATAN 654.706.633 486.318.378
BEBAN
Bunga dan pembiayaan lainnya 30,35 168.208.725 165.854.826
Umum dan administrasi 31,35 54.951.617 33.138.303
Tenaga kerja 32,35 96.662.025 52.985.505
Imbalan pasca kerja 23 2.329.237 1.033.334
Penyusutan aset sewa operasi 13 950.818 905.059
Kerugian penurunan nilai
Aset keuangan 7,8,9 189.691.417 104.237.645
Aset keuangan lainnya 10 231.058 1.153.529
Kerugian kurs mata uang asing - bersih 547.806 3.098.963
Kerugian direalisasi investasi jangka pendek 147.000 -
Kerugian belum direalisasi investasi jangka pendek 6 330.410 -
Beban lain-lain 1.561.325 1.498.035
JUMLAH BEBAN 515.611.438 363.905.199
LABA SEBELUM PAJAK 139.095.195 122.413.179
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 31
Pajak kini (33.960.476) (30.468.750)
Pajak tangguhan 327.916 128.743
JUMLAH BEBAN PAJAK - BERSIH (33.632.560) (30.340.007)
LABA BERSIH PERIODE BERJALAN 105.462.635 92.073.172
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN 23
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke Laba Rugi - -
Manfaat (beban) pajak terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi - -
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK - -
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 105.462.635 92.073.172
LABA PER SAHAM 33
(dalam Rupiah penuh)
Dasar 26 23
Dilusian 26 23
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 5 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
Modal Tambahan Revaluasi aset tetap Keuntungan (kerugian) Ditentukan Tidak ditentukan
Catatan saham modal disetor dan aset sewa operasi aktuarial penggunaannya penggunaannya Jumlah Ekuitas
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Saldo per 1 Januari 2016 996.130.114 351.948.790 56.689.689 (2.496.838) 1.100.000 2.195.556.353 3.598.928.108
Cadangan umum 25 - - - - 150.000 (150.000) -
Laba bersih periode berjalan - - - - - 92.073.172 92.073.172
Saldo per 30 Juni 2016 996.130.114 351.948.790 56.689.689 (2.496.838) 1.250.000 2.287.479.525 3.691.001.280
Saldo per 1 Januari 2016 996.130.114 351.948.790 56.689.689 (2.496.838) 1.100.000 2.195.556.353 3.598.928.108
Cadangan umum 25 - - - - 150.000 (150.000) -
Laba bersih tahun berjalan - - - - - 205.361.683 205.361.683
Penghasilan komprehensif lain
Pengukuran kembali program imbalan pasti
- setelah pajak - - - (93.868) - - (93.868)
Beban pajak terkait surplus revaluasi aset
tetap dan aset sewa operasi - - (5.264.899) - - - (5.264.899)
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (2.602.547) - - 2.602.547 -
Saldo per 31 Desember 2016 996.130.114 351.948.790 48.822.243 (2.590.706) 1.250.000 2.403.370.583 3.798.931.024
Saldo per 1 Januari 2017 996.130.114 351.948.790 48.822.243 (2.590.706) 1.250.000 2.403.370.583 3.798.931.024
Cadangan umum 25 - - - - 150.000 (150.000) -
Laba bersih komprehensif periode berjalan - - - - - 105.462.635 105.462.635
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap
ke saldo laba akibat penjualan aset tetap
yang telah direvaluasi - - (1.975.298) - - 2.633.729 658.431
Saldo per 30 Juni 2017 996.130.114 351.948.790 46.846.945 (2.590.706) 1.400.000 2.511.316.947 3.905.052.090
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Penghasilan komprehensif lain Saldo Laba
- 6 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
30 Juni 2017 30 Juni 2016
Rp'000 Rp'000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari:
Sewa pembiayaan 347.301.964 367.787.641
Pembiayaan konsumen 1.776.192.033 1.433.309.845
Anjak piutang 190.694.026 449.366.422
Sewa operasi 4.569.076 5.218.213
Penerimaan dari pendapatan administrasi, denda keterlambatan,
pelunasan dipercepat & aktivitas operasi lainnya 112.787.933 61.005.691
Penerimaan bunga 4.506.319 817.805
Penerimaan (pembayaran) kas sehubungan
dengan kerjasama penerusan pinjaman
dan pembiayaan bersama 303.948.513 (22.697.985)
Pembayaran kas untuk:
Sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen (3.358.820.039) (1.602.625.024)
Anjak piutang (113.740.670) (306.556.411)
Pembayaran aktivitas operasi lainnya (101.229.094) (70.340.857)
Pembayaran bunga (153.707.082) (153.994.201)
Pembayaran beban umum dan administrasi (144.853.672) (88.979.678)
Pembayaran pajak penghasilan (32.322.054) (30.190.598)
Kas Bersih (Digunakan untuk) Diperoleh dari Aktivitas Operasi (1.164.672.747) 42.120.863
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 2.252.225 601.600
Perolehan aset tetap (17.883.605) (9.989.393)
Perolehan aset tidak berwujud (6.754.874) -
Hasil penerimaan investasi jangka pendek 10.000.000 -
Penerimaan kembali uang jaminan - 2.000
Pembayaran uang jaminan (86.006) (55.316)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (12.472.260) (9.441.109)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan utang bank 2.166.319.327 1.006.182.264
Pembayaran utang bank (990.974.432) (1.050.448.889)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 1.175.344.895 (44.266.625)
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (1.800.112) (11.586.871)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 30.322.531 30.395.779
Efek dari perubahan kurs (94.489) (508.098)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 28.427.930 18.300.810
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
- 7 -
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 8 -
1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Clipan Finance Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 47 tanggal 15 Januari 1982, yang diubah dengan akta No. 363 tanggal 29 Juni 1982, keduanya dibuat oleh Ny. Kartini Muljadi, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-396.HT.01.01.Th.82 tanggal 2 Agustus 1982 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut No. 2771 dan 2772 tanggal 10 Agustus 1982, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1982, Tambahan No. 1189.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta No. 116 tanggal 26 Juni 2015 yang dibuat dihadapan Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H.,Mkn., notaris di Jakarta, dalam rangka perubahan ketentuan anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.29/POJK.05/2014 tentang “Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan”, Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang “Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka” dan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang “Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik”.Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0939550.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 24 Juli 2015 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 89 tanggal 6 Nopember 2015, tambahan No. 44018.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan sewa operasi.
Perubahan anggaran dasar terakhir dengan akta No. 75 tanggal 22 Mei 2017 yang dibuat dihadapan notaris Fathiah Helmi,SH., notaris di Jakarta yang pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan perubahan data perseroan telah disampaikan ke Kementerian Hukum & HAM RI dengan bukti penerimaan berturut-turut tanggal 16 Juni 2017 dengan nomor surat AHU-AH.01.03-0147098 dan tanggal 16 Juni 2017 No. AHU-AH.01.03-0147099.
Perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.1402/KMK.013/1990 tanggal 3 November 1990. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan 45 kantor cabang dan 11 kantor pemasaran. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Slipi lantai 6, Jl. Letjen S. Parman Kav 12 Jakarta 11480. Perusahaan tergabung dalam kelompok Panin Group dengan entitas induk akhir adalah PT Panin Investment. Rata-rata jumlah karyawan Perusahaan pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebanyak 2.160 karyawan dan 1.374 karyawan.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
Dewan Direksi
Direktur Utama
Direktur Independen
Direktur
Komite Audit
Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Sekretaris Perusahaan
Audit Intern
Jahja Anwar
Irsan Saulus
Jahja Anwar
Engelbert Rorong JR
Yimmy Weddianto
Lukman Abdullah
Doddy Permadi Syarief
Sahat Maruli Purba
Gita Puspa Kirana Darmawan
30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016
Mu’min Ali Gunawan
Roosniati Salihin
Veronika Lindawati
Lukman Abdullah
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 9 -
Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang pemasaran selain pembiayaan mobil baru, sumber daya manusia dan general affair serta internal audit. Ruang lingkup Direktur Independen mencakup bidang operasional dan administrasi, penagihan, analisa kredit, standar prosedur operasional, akuntansi dan budgeting, pengembangan bisnis, teknologi informasi serta manajemen risiko. Sedangkan Ruang Lingkup Direktur lainnya mencakup bidang hukum, litigasi, kepatuhan, prinsip pengenalan Customer, sekretaris perusahaan, hubungan dengan investor dan bidang pemasaran khususnya untuk pembiayaan mobil baru. Pembentukan Komite Audit Perusahaan telah sesuai dengan Peraturan POJK No. 30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Risalah Rapat Komisaris No.001/KOM-CFI/I/2016 tanggal 15 Januari 2016 dan Surat Keputusan No. 004/SK-DIR/CFI/11/2016 tanggal 19 Februari 2016, Perusahaan menetapkan Perubahan Susunan Anggota Komite Audit.
Gaji dan kesejahteraan Dewan Komisaris Perusahaan masing-masing sebesar Rp 194.089 ribu dan Rp 172.249 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016. Gaji dan kesejahteraan Dewan Direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 7.034.035 ribu dan Rp 5.668.040 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016.
b. Penawaran Umum Perusahaan
Penawaran Umum Saham
Pada tanggal 26 Juni 1989, Perusahaan memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No. SI-037/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 1.500 ribu saham Perusahaan kepada masyarakat.
Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Nilai Harga
Jumlah nominal penawaran Nomor dan tanggal surat
Keterangan Saham per saham per saham efektif dari Bapepam
Rp Rp
Penawaran Umum Perdana 1.500.000 1.000 8.850 S1-037/SHM/MK.10/1989 26 Juni 1989
Penawaran Umum Terbatas I 29.600.034 1.000 1.000 S-2427/PM/1997 17 Oktober 1997
Penawaran Umum Terbatas II 217.211.696 500 500 S-2009/PM/1999 20 Oktober 1999
Penawaran Umum Terbatas III 336.119.485 500 500 S-1136/PM/2000 23 Mei 2000
Penawaran Umum Terbatas IV 1.561.085.388 250 350 S-3216/BL/2007 29 Juni 2007
Penawaran Umum Terbatas V 1.171.488.567 250 400 S-10363/BL/2011 23 September 2011
Pada tanggal 5 Agustus 1993 dan 24 Juli 1995, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus masing-masing sebanyak 2.466.564 saham dan 4.933.453 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum perdana. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Pada tanggal 9 Desember 1998, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 8.705.734 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Desember 1998.
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia masing-masing sebanyak 3.984.520.457 lembar.
Penawaran Umum Obligasi Pada tanggal 31 Oktober 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratNo. S-11740/BL/2011 untuk melakukan penawaran obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 miliar. Pada tanggal 9 November 2011, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Seluruh obligasi tersebut telah dilunasi pada tanggal 8 November 2014.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 10 -
2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
a. Standar dan amandemen yang berlaku efektif pada tahun berjalan
Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016. Amandemen PSAK 5 Segmen Operasi (i) mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kriteria penggabungan segmen operasi, termasuk deskripsi singkat tentang segmen operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik yang telah dinilai dalam menentukan bahwa segmen operasi yang digabungkan memiliki karakteristik ekonomik yang serupa; dan (ii) mengklarifikasi bahwa rekonsiliasi total aset segmen dilaporkan terhadap aset entitas hanya diungkapkan jika aset segmen secara regular disediakan kepada pengambil keputusan operasional. Perusahaan menggabungkan beberapa segmen operasi menjadi satu segmen operasi tunggal dan membuat pengungkapan yang disyaratkan dalam Catatan 37 sesuai dengan amandemen.
Penerapan amandemen dan interpretasi standar berikut tidak memiliki pengaruh signifikan atas pengungkapan atau jumlah yang dicatat di dalam laporan keuangan pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
Amandemen PSAK 7: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
Amandemen PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tak berwujud: Model Revaluasi – penyajian kembali secara proporsional depresiasi dan amortisasi
Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja
Amandemen PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan Amandemen PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
Standar baru ini secara khusus mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak.
b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:
PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan ISAK 31 : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi
Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:
Amandemen PSAK 16: Aset Tetap
PSAK 69: Agrikultur.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, dampak dari standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan tidak dapat diketahui atau diestimasi oleh manajemen.
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Pernyataan Kepatuhan Informasi keuangan Perusahaan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b. Dasar Penyusunan Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali properti dan instrumen keuangan tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini.
Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 11 -
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Laporan keuangan Perusahaan diukur dan disajikan dalam mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan dan laporan posisi keuangan Perusahaan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, transaksi dalam mata uang asing selain mata uang fungsional entitas (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir perode pelaporan, posmoneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs atas pos moneter diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan:
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya yang mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut: 1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan; 2) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan ; atau 3) merupakan personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk dari Perusahaan.
b) Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut: 1) entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling terkait dengan entitas lain). 2) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
3) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga. 5) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. 6) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). 7) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). 8) Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari Perusahaan.
Transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.
e. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut:
Nilai wajar melalui laba rugi Pinjaman yang diberikan dan piutang
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 12 -
Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan apabila: diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
pada pengakuan awal merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
kelompok asset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Perusahaan disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi dan Chief Executive Officer.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 3i.
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan bank, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.
Pengukuran awal dan selanjutnya dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dijelaskan pada Catatan 3l, 3m dan 3n.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau biaya selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan (“peristiwa merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 13 -
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan lainnya.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flow). Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perusahaan harus menghitung: Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran
kembali secara penuh dan tepat waktu.
Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow).
Loss given default (”LGD”) – Perusahaan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Perusahaan apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit/pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko,misalnya ketersediaan agunan.
Loss identification period (”LIP”) - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas kredit/pembiayaan secara individual.
Exposure at default (”EAD”) – Perusahaan mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit/pembiayaan pada saat terjadi tunggakan.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data kredit/piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet kredit/pembiayaan pada tanggal pelaporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given default (LGD).
Perusahaan menggunakan model analisa statistik yaitu flow rate method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.
Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Jika pada periode berikutnya jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah kerugian penurunan nilai dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 14 -
mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Pada penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi. Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian (misalnya ketika Perusahaan masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Perusahaan mengalokasikan jumlah tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.
f. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Instrumen liabilitasdan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitaskeuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
g. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 15 -
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
h. Reklasifikasi Instrumen Keuangan
Reklasifikasi Aset Keuangan
Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL. Perusahaan hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Perusahaan memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi selama sisa umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo tetap).
Reklasifikasi Liabilitas Keuangan
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan FVTPL.
i. Nilai Wajar j. h. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran, Perusahaan memperhitungkan karakteristik suatu asset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
i.
j. Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Perusahaan melakukan pengukuran nilai wajar yang dimiliki dengan hirarki berikut yang dikategorikan menjadi tiga tingkat teknik pengukuran atas input:
k.
Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).
Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).
j. Kas dan Bank
Kas dan bank diklasifikasi dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
k. Investasi Jangka Pendek Investasi jangka pendek merupakan investasi dalam bentuk obligasi yang diperdagangkan di pasar aktif. Investasi jangka pendek diklasifikasi sebagai aset keuangan pada kelompok nilai wajar melalui laba rugi.
l. Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 16 -
Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 39 sehubungan dengan perjanjian kerjasama dicatat sebagai bagian dari piutang sewa pembiayaan.
Sebagai Lessor Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi sewa neto Perusahaan. Pengakuan pendapatan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Sebagai Lessee Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
m. Piutang Pembiayaan Konsumen
Piutang pembiayaan konsumen merupakan piutang yang berasal dari pembiayaan kendaran. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i.
Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 39 sehubungan dengan perjanjian kerjasama dicatat sebagai bagian dari piutang pembiayaan konsumen.
n. Tagihan Anjak Piutang
Tagihan anjak piutang merupakan piutang yang dibeli dari Perusahaan lain. Tagihan anjak piutang diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan anjak piutang mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i.
o. Biaya Dibayar diMuka
Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.
p. Properti Investasi Properti investasi adalah tanah dan bangunan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.
Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model nilai wajar dalam pengukuran properti investasi. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Properti investasi diukur pada nilai wajar
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya.
q. Aset Sewa Operasi
Aset sewa operasi adalah kendaraan untuk menghasilkan rental.
Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset sewa operasi. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Aset sewa operasi dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 17 -
Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun. Kenaikan yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.
Surplus revaluasi aset sewa operasi yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset sewa operasi disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis, yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri, atau selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan dikaji ulang setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari kendaraan yaitu 5-10 tahun.
r. Aset Tetap
Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi aset tetap dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi kecuali tanah tidak disusutkan. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.
Kenaikan yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.
Surplus revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20 - 30
Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5 - 7
Peralatan kantor 5 - 10
Kendaraan bermotor 5 - 10
Perabotan kantor 5 - 10
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 18 -
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.
s. Aset Takberwujud
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dipindahkan ke masing- masing aset tak berwujud yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan (Catatan 15).
t. Penurunan nilai aset non keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Estimasi jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakainya, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Jika jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi kecuali aset relevan tersebut dicatat pada jumlah revaluasian, di mana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3e.
u. Piutang dari Jaminan
Piutang dari jaminan dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih pada saat jaminan ditarik. Kelebihan nilai realisasi bersih piutang dari jaminan diatas nilai piutang yang tidak tertagih akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi. Beban yang berhubungan dengan piutang dari jaminan dan pemeliharaannya akan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Pada saat akhir tahun, piutang dari jaminan akan direview apabila terdapat penurunan nilai. Pada saat piutang dari jaminan dijual, nilai tercatatnya akan dikeluarkan dan hasil laba atau rugi akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi.
v. Surat Berharga Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan
Surat Berharga Utang yang Diterbitkan
Obligasi dan Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan surat berharga utang yang diterbitkan mengacu pada Catatan 3f, 3h dan 3i.
Biaya Emisi Obligasi dan Medium Term Notes (MTN)
Biaya emisi obligasi dan MTN langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi dan MTN tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan atribusi langsung biaya transaksi diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu tersebut dengan metode suku bunga efektif. Jika terjadi pembelian kembali, selisih antara harga pembelian kembali obligasi dan MTN tersebut dengan jumlah tercatat obligasi dan MTN diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun berjalan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 19 -
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
w. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan anjak piutang, pendapatan bunga dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3e dan 3f).
Pendapatan sewa pembiayaan dialokasi berdasarkan metode yang dijelaskan pada Catatan 3l.
Pendapatan bunga dari pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan metode suku bunga efektif atas dasar nilai piutang setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.
Beban provisi sehubungan dengan utang bank diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan pembiayaan lainnya.
Pendapatan dan beban lainnya
Pendapatan jasa administrasi yang tidak beratribusi secara langsung atas transaksi sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan anjak piutang serta pendapatan provisi atas transaksi sewa pembiayaan, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi dan diakui pada saat diterima. Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
x. Provisi
Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara handal.
y. Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian
aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di ekuitas dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas imbalan pasti neto.
Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:
Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan penyelesaian)
Beban atau pendapatan bunga neto
Pengukuran kembali
Perusahaan menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi. Keuntungan dan kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 20 -
z. Pajak Penghasilan
Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajakuntuk suatu tahun.Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan labarugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal dari aset dan liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.
Untuk tujuan pengukuran liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan untuk properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar, nilai tercatat properti tersebut dianggap dipulihkan seluruhnya melalui penjualan, kecuali praduga tersebut dibantah. Praduga tersebut dibantah ketika properti investasi dapat disusutkan dan dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomi atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Direksi Perusahaan mengkaji ulang portofolio properti investasi Perusahaan dan menyimpulkan bahwa tidak ada properti investasi Perusahaan yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomik atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Oleh karena itu, direksi telah menentukan bahwa praduga penjualan yang ditetapkan dalam amandemen PSAK 46 tidak dibantah. Akibatnya, Perusahaan tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar properti investasi karena Perusahaan tidak dikenakan pajak penghasilan atas perubahan nilai wajar properti investasi.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui diluar laba atau rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.
aa. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
bb. Segmen Operasi
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 21 -
Yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode tersebut.
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari estimasi yang diatur di bawah ini.
Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.
Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Penyisihan penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.
Perusahaan melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dengan cara sebagai berikut:
a) Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset
keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan keuangan.
b) Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak
memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 22 -
dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.
Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai individual dan kolektif ini akan ditelaah secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktual.
Nilai tercatat aset keuangan telah diungkapkan dalam Catatan 5, 6, 7, 8, dan 9.
Imbalan Kerja
Nilai wajar atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor aktuarial yang dipertimbangkan berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap
Masa manfaat setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.
Perubahan masa manfaat properti investasi,aset sewa operasi dan aset tetap dapatmempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat properti investasi, sewa operasi dan aset tetap.
Nilai tercatat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 12, 13, dan 14.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 23 -
5. KAS DAN SETARA KAS
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Kas 2.365.132 2.096.369
Bank
Rupiah
Pihak berelasi
Bank Pan Indonesia 5.508.675 11.314.023
Pihak ketiga
Bank Central Asia 7.891.203 4.357.416
Bank Rakyat Indonesia 639.964 581.085
Bank Negara Indonesia 191.544 16.882
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan
dan Bangka Belitung 151.947 55.100
Bank Victoria International 69.452 98.235
Bank Mandiri 39.221 21.141
Bank J Trust Indonesia (d/h Bank Mutiara) 23.578 23.701
Bank ICBC Indonesia 23.071 896.890
Lainnya 730.450 14.083
Subjumlah 15.269.105 17.378.556
Dolar Amerika Serikat
Pihak berelasi
Bank Pan Indonesia 276.876 279.949
Pihak ketiga
Bank J Trust Indonesia (d/h Bank Mutiara) 10.516.817 10.567.657
Subjumlah 10.793.693 10.847.606
Jumlah Bank 26.062.798 28.226.162
Jumlah Kas dan Setara Kas 28.427.931 30.322.531
6. INVESTASI JANGKA PENDEK
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 Peringkat 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Efek diperdagangkan - nilai w ajar
Rupiah
Pihak berelasi
Obligasi subordinasi Bank Panin III tahun 2010 50.152.000 idAA- 50.961.700
Obligasi PT Verena Tahap III tahun 2014 Seri B - idA- 10.079.640
Subjumlah 50.152.000 61.041.340
Pihak ketiga
Obligasi Subordinasi Bank Saudara I tahun 2012 10.144.600 idAA- 10.395.640
Obligasi Bank Saudara II tahun 2012 10.852.000 idAA 10.189.030
Subjumlah 20.996.600 20.584.670
Jumlah 71.148.600 81.626.010
Tingkat bunga rata-rata per tahun
Pihak berelasi 10,50% 10,84%
Pihak ketiga 12,19% 12,19%
Biaya perolehan efek diperdagangkan sebesar Rp 71.129.000 ribu dan Rp 81.276.000 pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Nilai tercatat investasi jangka pendek didasarkan pada harga pasar investasi jangka pendek pada tanggal laporan posisi keuangan. Peringkat obligasi dilakukan oleh Pefindo Credit Rating Indonesia.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 24 -
7. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN
Piutang sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Rupiah
Piutang sewa pembiayaan 2.359.487.443 1.643.992.897
Nilai sisa 496.434.065 347.472.388
Pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui (370.010.090) (237.260.560)
Simpanan jaminan (496.434.065) (347.472.388)
Subjumlah 1.989.477.353 1.406.732.337
Dollar Amerika Serikat
Piutang sewa pembiayaan 53.502.965 53.972.959
Nilai sisa 9.236.593 9.317.732
Pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui - -
Simpanan jaminan (9.236.593) (9.317.732)
Subjumlah 53.502.965 53.972.959
Jumlah 2.042.980.318 1.460.705.296
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (43.278.814) (35.200.908)
Jumlah - Bersih 1.999.701.504 1.425.504.388
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
Rupiah 17,94% 17,92%
Dollar Amerika Serikat 8,99% 8,99%
Jumlah piutang sewa pembiayaan (sebelum dikurangi pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai) berdasarkan jenis produknya pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Alat Berat 146.398.466 177.664.134
Kendaraan bermotor 1.129.878.194 639.849.806
Kapal 490.077.892 531.556.558
Mesin 213.594.630 220.829.534
Lain-lain 433.041.226 128.065.824
2.412.990.408 1.697.965.856
31 Desember 201630 Juni 2017
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 25 -
Jumlah angsuran sewa pembiayaan (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) sesuai dengan jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016 30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Angsuran sewa pembiayaan
Pihak ketiga
Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun 1.267.015.326 968.814.929 1.010.596.279 785.738.594
Lebih dari satu tahun sampai lima tahun 1.145.975.082 729.150.927 1.032.384.039 674.966.702
Subjumlah 2.412.990.408 1.697.965.856 2.042.980.318 1.460.705.296
Jumlah angsuran sewa pembiayaan 2.412.990.408 1.697.965.856 2.042.980.318 1.460.705.296
Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui
Pihak ketiga
Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun (256.419.047) (183.076.335) - -
Lebih dari satu tahun sampai lima tahun (113.591.043) (54.184.225) - -
Subjumlah (370.010.090) (237.260.560) - -
Jumlah pendapatan sewa pembiayaan
yang belum diakui (370.010.090) (237.260.560) - -
Jumlah 2.042.980.318 1.460.705.296 2.042.980.318 1.460.705.296
Pembayaran minimum sewa pembiayaanNilai kini dari pembayaran minimum sewa
pembiayaan
Kisaran jangka waktu pembiayaan adalah 3 – 5 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 3 tahun.
Perusahaan menggunakan piutang sewa pembiayaan yang dimilliki sebagai jaminan utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 16 dan 22). Jumlah piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui) yang dijaminkan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016, masing-masing adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Jaminan Utang Bank
Pihak berelasi
Bank Pan Indonesia 10.335.741 16.092.137
Pihak ketiga
Bank BJB 85.100.202 56.062.666
Bank Central Asia 83.119.287 83.643.016
Bank Danamon Indonesia 25.387.210 32.595.096
Bank Victoria International 13.323.042 20.055.480
Bank Negara Indonesia 5.687.627 10.388.359
Bank ICBC Indonesia 2.986.003 20.400.984
Jaminan surat berharga utang
yang diterbitkan
Medium Term Notes II Clipan Finance
Indonesia Tahun 2015 172.640.172 168.824.710
Jumlah 398.579.284 408.062.448
Jumlah piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 108.408.114 ribu dan Rp 268.681.939 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 94.787.646 dan Rp 44.652.895 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan aset sewa pembiayaan, dibebankan kepada konsumen. Sebagian dari piutang sewa pembiayaan dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan. Piutang sewa pembiayaan untuk tanah dan bangunan dijamin dengan objek yang dibiayai Perusahaan dan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 26 -
Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). Piutang sewa pembiayaan untuk tongkang dan tug boat diikat dengan grosse akta dari barang-barang yang dibiayakan sedangkan piutang sewa pembiayaan untuk alat-alat berat, mesin-mesin produksi dan peralatan dijamin dengan barang-barang yang dibiayai.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Umur piutang sewa pembiayaan yang secara individual mengalami penurunan nilai, adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Kurang dari 90 hari 355.519.865 300.005.479
91 - 120 hari 5.183.993 6.681.311
Lebih dari 120 hari 31.359.119 19.510.898
Jumlah 392.062.977 326.197.688
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari konsumen telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.
Simpanan Jaminan
Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, penyewa pembiayaan (lessee) memberikan simpanan jaminan yang akan digunakan sebagai pembayaran atas pembelian dari aset sewa pembiayaan pada akhir masa sewa, bila hak opsi dilaksanakan penyewa pembiayaan. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan (lessee) pada akhir masa sewa pembiayaan.
8. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
Piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Piutang pembiayaan konsumen 5.826.825.185 4.589.131.065 Pendapatan pembiayaan
konsumen belum diakui (1.114.605.603) (818.372.118)
Jumlah 4.712.219.582 3.770.758.947 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (140.563.790) (86.969.820)
Bersih 4.571.655.792 3.683.789.127
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 17,13% 17,20%
30 Juni 2017 31 Desember 2016
2016
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000 Saldo awal tahun 35.200.908 27.940.792 Penyisihan (pemulihan) periode berjalan
Individual 17.913.942 43.987.141 Kolektif 19.403.533
3
(1.313.625) Akrual bunga pada piutang yang
mengalami penurunan nilai (catatan 26) (16.995.947) (19.976.427) Penghapusan (12.225.928) (15.465.367) Selisih Kurs Penjabaran (17.694) 28.394
Saldo akhir periode 43.278.814 35.200.908
30 Juni 2017 31 Desember 2016
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 27 -
Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan sisa angsuran jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Telah jatuh tempo 293.178.305 131.517.733
Satu tahun berikutnya 2.207.277.961 2.043.121.180
Dua tahun berikutnya 2.815.817.257 1.421.009.989
Tiga tahun berikutnya atau lebih 510.551.662 993.482.163
5.826.825.185 4.589.131.065
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Aset yang dibiayai oleh Perusahaan adalah kendaraan baru dan bekas, apartemen, tanah serta tanah dan bangunan dengan tenor pembiayaan adalah 1 - 5 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 3 tahun.
Biaya-biaya yang timbul, sehubungan dengan perolehan aset pembiayaan konsumen, dibebankan kepada nasabah.
Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 16 dan 22). Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui) yang dijaminkan masing-masing pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Jaminan Utang Bank
Pihak berelasi
Rupiah
Bank Pan Indonesia 77.011.740 122.924.837
Pihak ketiga
Bank Central Asia 679.431.904 350.752.711
Bank BJB 430.939.707 258.588.799
Bank KEB Hana Indonesia 352.304.047 287.108.859
Bank Danamon Indonesia 277.466.548 223.287.922
Bank Victoria International 179.672.405 185.506.728
Bank ICBC Indonesia 76.576.487 112.099.024
Bank Maybank Indonesia 34.360.009 61.407.908
Bank Negara Indonesia 28.240.525 59.900.955
Jaminan surat berharga utang
yang diterbitkan
Medium Term Notes II Clipan Finance
Indonesia Tahun 2016 266.300.710 261.857.636
Jumlah 2.402.304.082 1.923.435.379
Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 23.230 ribu dan Rp 1.686.846 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 23.230 ribu dan Rp 657.735 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor (baru dan bekas) yang dibiayai oleh Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan sedangkan piutang pembiayaan konsumen untuk apartemen, tanah serta tanah dan bangunan dijamin dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atau Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (SHMASRS).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 28 -
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 86.969.820 66.314.054
Penyisihan (pemulihan) periode berjalan
Individual 74.759.140 137.457.686
Kolektif 65.415.022 11.910.547
Akrual bunga pada piutang yang
mengalami penurunan nilai (catatan 27) (1.878.549) (4.384.557)
Penghapusan (84.701.643) (124.327.910)
Saldo akhir periode 140.563.790 86.969.820
31 Desember 201630 Juni 2017
Umur piutang pembiayaan konsumen yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Kurang dari 90 hari 21.042.660 29.214.08291 - 120 hari 7.948.687 2.902.153Lebih dari 120 hari 40.017.902 32.401.646
Jumlah 69.009.249 64.517.881
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari konsumen telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
9. TAGIHAN ANJAK PIUTANG
Tagihan anjak piutang memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Pihak ketiga
Tagihan anjak piutang 1.359.818.537 1.434.386.959
Pendapatan anjak piutang
belum diakui (127.953.708) (91.885.825)
Jumlah 1.231.864.829 1.342.501.134
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (61.125.379) (55.140.525)
Bersih 1.170.739.450 1.287.360.609
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 19,78% 20,05%
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Jangka waktu tagihan anjak piutang berdasarkan periode dalam perjanjian adalah 83 hari sampai dengan 5 tahun dan dapat diperpanjang.
Tagihan anjak piutang memiliki jaminan tambahan berupa tanah dan bangunan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 29 -
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 55.140.525 18.355.009
Penyisihan (pemulihan) periode berjalan
Individual 18.422.450 37.900.922
Kolektif (6.222.470) 4.923.049
Akrual bunga pada piutang yang
mengalami penurunan nilai (6.214.926) (6.038.455)
Saldo akhir periode 61.125.579 55.140.525
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Umur tagihan anjak piutang yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Kurang dari 90 hari 446.270.697 381.202.204
91-120 hari - -
Lebih dari 120 hari 19.271.799 19.281.799
Jumlah 465.542.496 400.484.003
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari nasabah telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya tagihan anjak piutang.
10. PIUTANG LAIN-LAIN
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Piutang karyawan 10.558.431 11.995.677
Lain-lain 632.188 664.783
Subjumlah 11.190.619 12.660.460
Pihak ketiga
Piutang karyawan 5.374.451 4.349.691
Lain-lain 26.602.005 17.509.391
Piutang dari jaminan
Piutang dari jaminan 504.752 1.416.263
Cadangan kerugian penurunan nilai (17.600) (197.229)
Piutang dari jaminan - bersih 487.152 1.219.034
Subjumlah 32.463.608 23.078.116
Jumlah 43.654.227 35.738.576
30 Juni 2017 31 Desember 2016
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 30 -
Piutang Karyawan Pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 tidak diadakan penyisihan penurunan nilai atas piutang karyawan karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Piutang karyawan merupakan pinjaman keuangan biasa, pinjaman untuk pembiayaan pemilikan rumah dan kendaraan bermotor yang diberikan kepada direksi dan karyawan dengan tingkat bunga hingga 6% per tahun. Jangka waktu pinjaman 1 - 8 tahun dan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah 1 bulan sampai dengan 96 bulan.
Piutang dari jaminan
Piutang dari jaminan merupakan jaminan piutang pembiayaan konsumen berupa kendaraan yang telah diambil alih oleh Perusahaan.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Saldo aw al tahun 197.229 621.685
Penyisihan tahun berjalan 231.058 1.968.236
Penghapusan (410.687) (2.392.692)
Saldo akhir tahun 17.600 197.229
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai piutang dari jaminan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tersebut.
Lain-Lain
Piutang lain-lain kepada pihak ketiga terutama merupakan piutang bunga atas investasi jangka pendek, piutang asuransi dan piutang atas biaya penagihan ke nasabah sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen (Catatan 6, 7 dan 8).
Lain-lain kepada pihak berelasi terutama merupakan piutang bunga atas investasi jangka pendek dan piutang sewa operasi (Catatan 6 dan 13).
11. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Sewa
Pihak berelasi 24.728 -
Pihak ketiga 14.783.932 12.331.941
Beban ditangguhkan
Pihak berelasi - 16.439
Pihak ketiga - 166.667
Asuransi 466.076 288.209
Lainnya 910.044 129.973
Jumlah 16.184.780 12.933.229
30 Juni 2017 31 Desember 2016
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 31 -
12. PROPERTI INVESTASI
1 Januari Penambahan Pengurangan Penerapan model 30 Juni
2017 nilai w ajar 2017
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Model nilai wajar
Tanah 8.624.000 - - - 8.624.000
Fasilitas bangunan 1.813.000 - - - 1.813.000
Jumlah 10.437.000 - - - 10.437.000
Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan Penerapan model 31 Desember
2016 nilai w ajar 2016
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Model nilai wajar
Tanah 8.624.000 - - - 8.624.000
Fasilitas bangunan 1.813.000 - - - 1.813.000
Jumlah 10.437.000 - - - 10.437.000
Diaudit
Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang disewa operasi di Ruko Permata Hijau Blok D17 dan D18 dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 8 Januari 2028. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh properti investasi, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kepada PT Asuransi Multi Artha GunaTbk (pihak berelasi), dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.500.000 ribu.
Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model nilai wajar untuk properti investasi. Penilaian atas nilai wajar properti investasi berupa tanah dan bangunan dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016. Penilaian tanah dan bangunan menggunakan laporan per 28 Oktober 2015.
Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.
Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi properti investasi pada periode berjalan. Pada tahun 2017, Perusahaan melakukan evaluasi atas nilai wajar aset dan berpendapat bahwa nilai aset berupa tanah dan bangunan tidak mengalami perubahan signifikan dari hasil revaluasi sebelumnya.
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, nilai wajar untuk properti investasi Perusahaan dikategorikan di level 2.
13. ASET SEWA OPERASI
Akun ini terutama merupakan aset Perusahaan yang disewaoperasikan kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dan PT Bank Panin Syariah Tbk (pihak berelasi) berupa kendaraan bermotor. Perjanjian sewa untuk kendaraan bermotor memiliki periode sewa 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2017 - 2020 (Catatan 35).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 32 -
Rincian dari aset sewa operasi pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi 30 Juni
2017 2017
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Kendaraan bermotor 20.918.040 - - (2.158.542) 18.759.498
Akumulasi penyusutan
Kendaraan bermotor 2.213.020 950.818 - (326.645) 2.837.193
Jumlah Tercatat 18.705.020 15.922.305
Tidak Diaudit
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi Penerapan 31 Desember
2016 Model Revaluasi 2016
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Kendaraan bermotor 21.122.900 1.301.400 - (1.506.260) - 20.918.040
Akumulasi penyusutan
Kendaraan bermotor 463.497 1.844.763 - (95.240) - 2.213.020
Jumlah Tercatat 20.659.403 18.705.020
Diaudit
Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 14).
Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model revaluasi untuk aset sewa operasi. Penilaian atas nilai wajar aset sewa operasi berupa kendaraan bermotor dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016.
Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.
Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dikurangi dengan pajak penghasilan, dibukukan dalam penghasilan komprehensif lain dan akumulasi dalam ekuitas pada akun “Keuntungan revaluasi aset tetap dan aset sewa operasi”. Pada tahun 2017, Perusahaan melakukan evaluasi atas nilai wajar aset dan berpendapat bahwa nilai aset berupa kendaraan bermotor tidak mengalami perubahan signifikan dari hasil revaluasi sebelumnya.
Jika aset sewa operasi dicatat sebesar biaya perolehan nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan 28.303.500 31.247.700
Akumulasi penyusutan 25.234.073 25.486.550
Jumlah 3.069.427 5.761.150
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh aset sewa operasi, telah diasuransikan terhadap risiko kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha GunaTbk (pihak berelasi) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 18.030.000 ribu dan Rp 19.251.200 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 33 -
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset sewa operasi lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset sewa operasi.
14. ASET TETAP
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi 30 Juni
2017 2017
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Tanah 45.652.231 - - - 45.652.231
Bangunan 10.245.668 - - - 10.245.668
Peralatan kantor 24.312.127 6.121.287 - - 30.433.414
Kendaraan bermotor 38.906.553 6.421.320 3.387.105 2.158.542 44.099.310
Perabotan kantor 1.242.732 744.029 - - 1.986.761
Subjumlah 120.359.311 13.286.636 3.387.105 2.158.542 132.417.384
Model biaya
Prasarana kantor 12.101.139 4.596.969 743.319 - 15.954.789
Subjumlah 12.101.139 4.596.969 743.319 - 15.954.789
Jumlah 132.460.450 17.883.605 4.130.424 2.158.542 148.372.173
Model revaluasi
Akumulasi penyusutan
Bangunan 766.223 306.491 - - 1.072.714
Peralatan kantor 3.868.702 2.795.769 - - 6.664.471
Kendaraan bermotor 4.957.900 3.324.215 582.321 326.645 8.026.439
Perabotan kantor 186.998 138.920 - - 325.918
Subjumlah 9.779.823 6.565.395 582.321 326.645 16.089.542
Model biaya
Akumulasi penyusutan
Prasarana kantor 4.738.627 1.470.258 743.319 - 5.465.566
Subjumlah 4.738.627 1.470.258 743.319 - 5.465.566
Jumlah 14.518.450 8.035.653 1.325.640 326.645 21.555.108
Jumlah Tercatat 117.942.000 126.817.065
Tidak Diaudit
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 34 -
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi 31 Desember
2016 2016
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model revaluasi
Tanah 45.652.231 - - - 45.652.231
Bangunan 10.245.668 - - - 10.245.668
Peralatan kantor 12.828.118 11.676.313 192.304 - 24.312.127
Kendaraan bermotor 28.557.476 12.347.400 3.504.583 1.506.260 38.906.553
Perabotan kantor 784.967 457.765 - - 1.242.732
Subjumlah 98.068.460 24.481.478 3.696.887 1.506.260 120.359.311
Model biaya
Prasarana kantor 9.601.228 4.252.697 1.752.786 - 12.101.139
Subjumlah 9.601.228 4.252.697 1.752.786 - 12.101.139
Jumlah 107.669.688 28.734.175 5.449.673 1.506.260 132.460.450
Model revaluasi
Akumulasi penyusutan
Bangunan 153.244 612.979 - - 766.223
Peralatan kantor 735.917 3.325.089 192.304 - 3.868.702
Kendaraan bermotor 818.104 4.527.760 483.204 95.240 4.957.900
Perabotan kantor 28.886 158.112 - - 186.998
Subjumlah 1.736.151 8.623.940 675.508 95.240 9.779.823
Model biaya
Akumulasi penyusutan
Prasarana kantor 4.619.342 1.872.071 1.752.786 - 4.738.627
Subjumlah 4.619.342 1.872.071 1.752.786 4.738.627
Jumlah 6.355.493 10.496.011 2.428.294 95.240 14.518.450
Jumlah Tercatat 101.314.195 117.942.000
Diaudit
Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 13).
Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model revaluasi untuk aset tetap. Penilaian atas nilai wajar aset tetap berupa tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016.Penilaian tanah dan bangunan menggunakan laporan per 30 September 2015.
Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.
Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dikurangi dengan pajak penghasilan, dibukukan dalam penghasilan komprehensif lain dan akumulasi dalam ekuitas pada akun “Keuntungan revaluasi aset tetap dan aset sewa operasi. Pada tahun 2017, Perusahaan melakukan evaluasi atas nilai wajar aset dan berpendapat bahwa nilai aset berupa tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor, dan perabotan kantor tidak mengalami perubahan signifikan dari hasil revaluasi sebelumnya.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 35 -
Jika aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:
Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biay a perolehan 17.655.095 16.969.349 35.181.523 50.082.532 2.526.736
Akumulasi peny usutan - 4.616.247 14.552.595 27.384.883 1.136.475
Jumlah 17.655.095 12.353.102 20.628.928 22.697.649 1.390.261
30 Juni 2017
Tidak Diaudit
Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biay a perolehan 17.655.095 16.969.349 29.060.430 45.071.065 1.782.707
Akumulasi peny usutan - 4.192.013 11.714.849 26.222.307 1.002.842
Jumlah 17.655.095 12.777.336 17.345.581 18.848.758 779.865
31 Desember 2016
Diaudit
Kerugian penjualan aset tetap periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Jumlah tercatat 2.804.784 3.021.379
Harga jual 2.252.225 2.664.391
Kerugian penjualan aset tetap (552.559) (356.988)
Perusahaan memiliki enam belas bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Manado, Makassar, Tangerang, Pekanbaru, Denpasar, Palembang, Cikupa dan Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 15 (lima belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Mei 2030 – 24 September 2045. Perusahaan juga memiliki satu bidang tanah di Jakarta Timur dimana hak legal berupa Hak Guna Bangunan atas satu bidang tanah tersebut masih dalam proses. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan dan pengurusan hak atas tanah karena tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, aset tetap, kecuali tanah,telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing- masing sebesar Rp 75.902.663 ribu dan Rp 52.858.450 ribu.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset tetap.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 36 -
15. ASET LAIN – LAIN
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Aset dalam penyelesaian -
Perangkat lunak komputer - 9.888.773
Aset tidak berw ujud
Perangkat lunak komputer 15.089.338 -
Lain-lain 29.952.735 29.866.731
Jumlah 45.042.073 39.755.504
Aset tidak berwujud
1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasifikasi dari 30 Juni
2017 aset dalam penyelesaian 2017
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Model biaya
Perangkat lunak komputer - 6.754.874 - 9.888.773 16.643.647
Akumulasi penyusutan
Perangkat lunak komputer - 1.554.309 - - 1.554.309
Jumlah Tercatat - 15.089.338
Tidak Diaudit
Lain – Lain Lain-lain terdiri dari beban ditangguhkan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Tagihan Pajak (Catatan 21) dan uang jaminan atas sewa gedung dan lainnya.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 37 -
16. UTANG BANK
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Pinjaman Jangka Panjang
Pihak berelasi
Bank Pan Indonesia 138.918.269 223.220.300
Pihak ketiga
Bank Central Asia 682.559.096 351.826.025
Bank BJB 488.798.416 301.739.194
Bank KEB Hana Indonesia 335.359.480 273.021.639
Bank Danamon Indonesia 136.864.992 94.563.906
Bank DKI 99.500.219 -
Bank ICBC Indonesia 73.504.609 123.338.121
Bank Victoria International 35.329.656 47.761.336
Bank Maybank Indonesia 31.905.462 56.831.298
Bank Negara Indonesia 30.532.143 61.594.461
Jumlah pihak ketiga 1.914.354.073 1.310.675.980
Jumlah Pinjaman Jangka Panjang 2.053.272.342 1.533.896.280
Pinjaman Jangka Pendek
Pihak berelasi
Bank Pan Indonesia 613.935.075 40.000.000
Pihak ketiga
Bank Victoria International 300.000.000 300.000.000
Bank Danamon Indonesia 149.562.500 150.000.000
Bank KEB Hana Indonesia 100.000.000 20.000.000
Jumlah pihak ketiga 549.562.500 470.000.000
Jumlah Pinjaman Jangka pendek 1.163.497.575 510.000.000
Jumlah 3.216.769.917 2.043.896.280
30 Juni 2017 31 Desember 2016
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 38 -
Bank Fasilitas Batas Kredit Aw al Akhir
Rp'000
Bank Pan Indonesia Pinjaman Tetap VII 250.000.000 20-Feb-15 20-May-18
Pinjaman Tetap VIII 250.000.000 25-Mar-15 25-Jun-18
Pinjaman Rekening Koran 50.000.000 1-Jan-17 1-Dec-17
Uncommiteed Money Market 600.000.000 15-Jan-17 15-Dec-17
Bank Pembangunan Daerah Kredit Modal Kerja 150.000.000 31-Oct-14 31-Oct-17
Jawa Barat dan Banten Kredit Modal Kerja 200.000.000 4-Nov-14 4-May-18
(Bank BJB) Kredit Modal Kerja 200.000.000 30-Mar-15 30-Sep-18
Kredit Modal Kerja 300.000.000 26-Feb-16 26-Aug-19
Bank Central Asia Installment Loan 7 300.000.000 22-Dec-14 18-Jun-18
Installment Loan 8 300.000.000 25-Feb-16 25-Aug-19
Installment Loan 9 500.000.000 3-May-17 3-Nov-17
Pinjaman Rekening Koran 50.000.000 17-Aug-16 17-Aug-17
Bank KEB Hana Indonesia Working Capital Installment 300.000.000 11-Aug-14 10-Nov-17
Working Capital Installment II 200.000.000 10-Aug-16 10-Nov-19
Money Market Line 100.000.000 15-Apr-17 15-Apr-18
Working Capital Installment III 150.000.000 26-May-17 26-Sep-17
Bank Danamon Indonesia Pinjaman Berjangka 300.000.000 27-Jan-16 27-Jan-21
Modal Kerja 150.000.000 27-Feb-17 27-Feb-18
Bank ICBC Indonesia Demand Loan 100.000.000 5-Nov-14 5-Feb-18
Installment Loan 7 200.000.000 25-Mar-15 25-Jun-18
Bank Maybank Indonesia Pinjaman Berjangka 150.000.000 5-Dec-14 5-Jun-18
Bank Negara Indonesia Pinjaman Tetap untuk Modal Kerja 450.000.000 22-Dec-15 21-Dec-20
Bank Victoria International Fixed Loan II Line Limit - Non Revolving 100.000.000 8-Dec-14 8-Dec-18
(Uncommitted)
Non Rev olv ing (Uncommitted)
Demand Loan (uncommitted) 300.000.000 21-Sep-16 28-Oct-17
Bank DKI Kredit Modal Kerja 300.000.000 22-Jun-17 22-Jun-20
Bank OCBC NISP Term Loan 500.000.000 Fasilitas Belum Digunakan
Seluruh utang bank yang diterima oleh Perusahaan digunakan untuk modal kerja.
Terkait dengan utang bank tersebut di atas, perusahaan wajib menjaga gearing ratio sebesar 8x - 10x. Perusahaan juga diwajibkan menjaga rasio non-performing loan untuk tunggakan lebih dari 30 hari berkisar antara 3% - 6% dan tunggakan lebih dari 90 hari berkisar antara 2% - 3%. Perusahaan diharuskan untuk memberikan pemberitahuan tertulis kepada bank terkait dengan perubahan susunan pengurus, merger dan akuisisi, perubahan bentuk perusahaan, komposisi permodalan, dan pembagian laba perusahaan. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang disebutkan dalam perjanjian pinjaman.
Rata – rata tertimbang suku bunga efektif pinjaman jangka panjang untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah 10,62% dan 11,48 % per tahun.
Rata-rata tertimbang suku bunga efektif pinjaman jangka pendek untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah 8,40 % dan 8,72 % per tahun.
Utang bank memiliki suku bunga tetap maupun variabel, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 39 -
Nilai tercatat pada biaya perolehan diamortisasi dari utang bank adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Utang bank 3.216.769.917 2.043.896.280
Bunga masih harus dibayar (Catatan 19) 8.814.788 7.027.056
Jumlah 3.225.584.705 2.050.923.336
Bank Pan Indonesia
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan/atau piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga sebesar minimal 60% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8).
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8).
Bank Central Asia Perusahaan memberikan jaminan berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% untuk outstanding installment loan 7 dan 8 dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8). Perusahaan memberikan jaminan berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% untuk outstanding installment loan 9 dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8).
Bank KEB Hana Indonesia
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas Working Capital Installment (Catatan 8). Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas Working Capital Installment II dan III (Catatan 8).
Bank Danamon Indonesia
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8). Bank ICBC Indonesia Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8).
Bank Maybank Indonesia
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit (Catatan 8).
Bank Negara Indonesia
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 40 -
Bank Victoria International
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga minimal sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas Fixed Loan II Line Limit - Non Revolving (Uncommitted) (Catatan 7 dan 8).
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas Demand Loan (uncommitted) (Catatan 7 dan 8).
Bank DKI Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ak ketiga sebesar 100% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit (Catatan 8).
Bank OCBC NISP Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ak ketiga sebesar 100% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit (Catatan 8).
17. UTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA
Merupakan utang kepada dealer kendaraan bermotor (pihak ketiga) sehubungan dengan kegiatan pembiayaan
konsumen dan sewa pembiayaan yang tidak memiliki suku bunga dan jangka waktu.
18. UTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Titipan setoran nasabah 141.844.164 117.417.023
Lain-lain 6.664.260 4.016.724
Jumlah 148.508.424 121.433.747
19. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Bunga atas utang bank jangka pendek 1.677.500 865.147
Bunga atas utang bank jangka panjang 495.107 66.285
Jumlah pihak berelasi 2.172.607 931.432
Pihak ketiga
Bunga atas utang bank jangka pendek 938.368 998.438
Bunga atas utang bank jangka panjang 5.703.813 5.097.186
Bonus 3.900.000 8.000.000
Pendidikan dan pelatihan 1.035.443 1.135.063
Bunga surat berharga utang yang diterbitkan 913.889 913.889
Program aplikasi komputer dan alat kantor 674.500 450.000
Jasa profesional 571.732 398.388
Barang cetakan 517.350 425.000
Lainnya 5.128.241 1.873.966
Jumlah pihak ketiga 19.383.336 19.291.930
Jumlah 21.555.943 20.223.362
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 41 -
20. PENDAPATAN DITANGGUHKAN – BERSIH
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Pihak berelasi
Pendapatan sewa (Catatan 35) 1.650.000 1.950.000
Pihak ketiga
Pendapatan potongan premi asuransi 482.923 38.917
Jumlah 2.132.923 1.988.917
Pendapatan Sewa
Merupakan sewa diterima dimuka atas transaksi sewa operasi antara Perusahaan dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (pihak berelasi) berupa bangunan rukan di Permata Hijau untuk jangka waktu 10 tahun berakhir 19 April 2010. Perjanjian sewa ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 April 2020.
21. UTANG PAJAK
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Pajak penghasilan badan
- periode berjalan (Catatan 33) 2.429.753 6.741.370
Pajak penghasilan
Pasal 4 ayat 2 88.383 295.911
Pasal 21 4.760.401 1.079.771
Pasal 23 402.839 235.942
Pasal 25 5.549.182 -
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 500.095 282.624
Jumlah 13.730.653 8.635.618
Pada bulan November dan Desember 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak KPP Perusahaan Masuk Bursa, atas kekurangan pembayaran pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 22.652.438 ribu dan Rp 8.325.675 ribu untuk tahun 2011 dan 2010.
Pada tanggal 18 Desember 2014, Perusahaan telah membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun 2011 sebesar Rp 623.362 ribu.
Pada tanggal 19 Januari 2015, Perusahaan membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2010 sebesar Rp 1.410.717 ribu.
Pada tanggal 6 Februari 2015, Perusahaan melunasi sisa kurang bayar pajak sebesar Rp 22.029.076 ribu dan Rp 6.914.959 ribu untuk tahun pajak 2011 dan 2010.
Pada tanggal 17 Februari 2015, Perusahaan mengajukan keberatan dengan surat No. 046/CFI/DIR/II/2015-060/CFI/DIR/II/2015 atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 6.612.840 ribu dan Rp 20.902.677 ribu.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 42 -
Pada bulan Februari 2016, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jendral Pajak yang menolak seluruh keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2011 dan 2010.
Pada tanggal 31 Maret 2016, perusahaan mengajukan banding atas surat keputusan dari Direktorat Jendral Pajak dengan surat No. 128/CFI/DIR/III/2016 – 142/CFI/DIR/III/2016 untuk tahun pajak 2010 dan 2011.
Pada bulan Mei 2016, perusahaan menerima tanda terima surat permohonan banding dari sekretariat pengadilan pajak berdasarkan surat No. T-598/PAN.WK/B6.I/2016 – T-612/PAN.WK/B6.I/2016 tertanggal 26 April 2016.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, permohonan banding yang diajukan Perusahaan masih dalam proses.
Perusahaan telah mencatat seluruh pembayaran diatas pada akun aset lain-lain sebesar Rp. 28.944.035 ribu masing-masing pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
22. SURAT BERHARGA UTANG YANG DITERBITKAN
Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015 (MTN)
Berdasarkan pada tanggal 26 Maret 2015,Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN II dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,75% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 700.000.000 ribu. Jatuh Tempo MTN II ini adalah pada tanggal 26 Maret 2018.
Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 26 Juni 2015 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 26 Maret 2018.
Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN II Clipan Finance Indonesia tahun 2015 adalah A+ (Single A Plus) untuk periode 3 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017 dan untuk periode 9 Maret 2017 sampai dengan 1 Maret 2018.
Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga (Catatan 7 dan 8).
Wali amanat untuk penerbitan MTN II ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan.Pembayaran bunga dan nominal MTN II dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai jadwal.
23. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang karyawan dan Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 765 karyawan dan 686 karyawan masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
Liabilitas imbalan pasca kerja memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga, risiko harapan hidup dan risiko gaji.
Risiko Tingkat Bunga
Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program.
Risiko Harapan Hidup
Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja. Peningkatan harapan hidup peserta program akan meningkatkan liabilitas program.
Risiko Gaji
Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 43 -
Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
Saldo awal tahun 18.113.641 14.532.487
Biaya jasa kini 2.329.237 3.437.745
Beban bunga neto - 1.220.729
Kerugian aktuarial yang timbul dari
perubahan asumsi keuangan - 125.157
Pembayaran manfaat (2.234.995) (1.202.477)
Nilai tunai liabilitas imbalan pasca kerja 18.207.883 18.113.641
31 Desember 201630 Juni 2017
Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan dan mortalitas. Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.
Jika tingkat diskonto lebih tinggi (lebih rendah) 1 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan berkurang sebesar Rp 4.795.702 ribu (meningkat sebesar Rp 4.083.719 ribu).
Jika pertumbuhan gaji yang diharapkan naik (turun) sebesar 1%, kewajiban imbalan pasti akan naik sebesar Rp 4.272.449 ribu (turun sebesar Rp 2.757.388 ribu).
Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa asumsi tersebut mungkin berkorelasi.
Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
Durasi rata-rata masa kerja dari karyawan aktif pada taanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah 19,76 tahun.
Analisa umur estimasi pembayaran liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
Rp'000 Rp'000
< 1 tahun 520.058 519.344
1 - 5 tahun 5.613.700 5.605.989
5 - 10 tahun 9.233.797 9.221.114
> 10 tahun 53.241.737 53.168.605
68.609.292 68.515.052
31 Desember 201630 Juni 2017
Perhitungan imbalan pasca kerja periode 31 Desember 2016 dihitung oleh aktuaris independen, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 44 -
2016
Tingkat diskonto 8,4%
Tingkat kenaikan gaji 9%
Tingkat kematian 100% TMI III
Umur pensiun 55 tahun
Tingkat pengunduran diri 1% sampai dengan usia 40 tahun dan menurun secara
bertahap sampai dengan 0,5% pada usia 50 tahun dan
asumsi tidak ada pengunduran diri dari peserta berusia
diatas 51 tahun
24. MODAL SAHAM
Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Jumlah Persentase Jumlah
Nama pemegang saham saham pemilikan modal disetor
Rp'000
Bank Pan Indonesia 2.051.431.264 51,49% 512.857.816
BBH Luxembourg S/A Fidelity FD
Sicav, FD FDS Pac FD 316.786.025 7,95% 79.196.506
BNYM S/A For Mackenzie Cundill
Recovery FD 2039924282 240.000.000 6,02% 60.000.000
Masyarakat (masing-masing
di baw ah 5%) 1.376.303.168 34,54% 344.075.792
Jumlah 3.984.520.457 100,00% 996.130.114
30 Juni 2016 (Tidak Diaudit)
dan 31 Desember 2016 (Diaudit)
Berdasarkan Akta No. 40 tanggal 31 Maret 2015 yang dibuat di hadapan Tetiyana, S.H., pengganti notaris Erni Rohaini, S.H., MBA., notaris di Jakarta, modal ditempatkan dan disetor oleh pemegang saham adalah sebesar 3.984.520.457 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 996.130.114 ribu.
Tambahan modal disetor merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right issue), pelaksanaan waran, pembagian dividen saham dan swap share dengan perincian sebagai berikut:
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 45 -
Rp'000
Saldo per 31 Desember 2006 22.116
Mutasi dalam tahun 2007:
Penerimaan dari penaw aran umum
terbatas IV saham kepada masyarakat
sebanyak 1.561.085.388 saham dengan
harga penaw aran Rp 350 per saham 546.379.886
Nilai nominal saham yang dicatat sebagai
modal disetor atas pengeluaran
1.561.085.388 saham (390.271.347)
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan penaw aran umum terbatas IV
kepada masyarakat (8.678.997)
Saldo per 31 Desember 2007 dan 2008 147.451.658
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan
w aran seri IV 26
Saldo per 31 Desember 2009 147.451.684
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan
w aran seri IV 1.167
Saldo per 31 Desember 2010 147.452.851
Penerimaan dari Penaw aran Umum Terbatas V
sebanyak 1.171.488.567 saham dengan
harga penaw aran Rp 400 per saham 468.595.427
Nilai nominal saham yang dicatat sebagai
modal disetor atas pengeluaran
1.171.488.567 saham (292.872.142)
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan Penaw aran Terbatas V (13.172.139)
Saldo per 31 Desember 2011 310.003.997
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan
w aran seri V 55
Saldo per 31 Desember 2012 310.004.052
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan
w aran seri V 130
Saldo per 31 Desember 2013 310.004.182
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan
w aran seri V 41.944.608
Saldo per 31 Desember 2014, 2015, 2016 serta
30 Juni 2017 351.948.790
25. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
2017
Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 74 tanggal 22 Mei 2017 dari Fathiah Helmi, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaan laba tahun 2016 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. 2016
Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 45 tanggal 23 Juni 2016 dari Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., M.kn., notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaan laba tahun 2015 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 46 -
26. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pendapatan pembiayaan
Pihak berelasi - 27.962
Pihak ketiga 121.766.026 80.228.313
Jumlah 121.766.026 80.256.275
Dikurangi hak bank
sehubungan dengan transaksi
kerjasama penerusan
pinjaman (Catatan 39) (2.072.556) -
Bersih 119.693.470 80.256.275
Pendapatan sewa pembiayaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari transaksi sewa pembiayaan atas alat-alat berat, tongkang, tug boat, mesin-mesin produksi, peralatan dan kendaraan bermotor serta tanah dan bangunan. Pendapatan dari transaksi kerjasama penerusan pinjaman (channeling) masing-masing sebesar Rp 323.058 ribu dan nihil untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016.
Untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016, pendapatan sewa pembiayaan yang diperoleh dari piutang sewa pembiayaan yang mengalami penurunan nilai adalah masing-masing sebesar Rp 16.995.947 ribu dan Rp 9.555.384 ribu (Catatan 7).
27. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pinjaman yang dibukukan dan piutang
Pendapatan Pembiayaan
konsumen - bruto 349.382.710 294.965.525
Dikurangi hak bank sehubungan dengan transaksi
kerjasama penerusan pinjaman (Catatan 39) (15.057.795) (3.711.274)
Bersih 334.324.915 291.254.251
Pendapatan dari transaksi kerjasama penerusan pinjaman (channeling) untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 masing-masing sebesar Rp 1.058.412 ribu dan Rp 1.493.640 ribu.
Untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambah pendapatan pembiayaan konsumen masing- masing sebesar Rp 4.643.258 ribu dan Rp 4.570.559 ribu dan pendapatan pembiayaan konsumen yang diperoleh dari piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai adalah masing-masing sebesar Rp 1.878.549 ribu dan Rp 4.894.405 ribu (Catatan 8).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 47 -
28. PENDAPATAN BUNGA
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Diperdagangkan
Investasi jangka pendek 3.507.035 -
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Jasa giro 972.444 817.804
Jumlah pendapatan bunga 4.479.479 817.804
Jumlah pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi sebesar Rp 2.622.794 ribu dan Rp 204.710 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016.
29. PENDAPATAN LAIN-LAIN
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pendapatan jasa administrasi:
Pembiayaan konsumen 35.493.817 21.492.769
Sewa pembiayaan 11.928.050 4.175.486
Anjak piutang 222.321 171.556
Denda keterlambatan
pembayaran cicilan dan bunga
Pembiayaan konsumen 17.826.918 17.465.098
Sewa pembiayaan 3.212.385 1.809.506
Anjak piutang 1.762 46.763
Denda penghentian kontrak 11.503.087 10.428.349
Penerimaan kembali piutang
yang dihapus buku 3.667.246 1.030.423
Potongan premi asuransi 1.859.771 639.368
Pendapatan Provisi :
Provisi sewa pembiayaan 6.756.637 796.355
Provisi pembiayaan konsumen 6.040.206 -
(Kerugian) Keuntungan penjualan aset tetap (Catatan 14) (552.559) (41.951)
Lain-lain 14.605.947 9.399.719
Jumlah 112.565.588 67.413.441
30. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Beban bunga atas
Utang bank 122.197.745 119.986.177
Surat berharga utang yang diterbitkan 42.030.736 41.964.459
Provisi dan administrasi bank 3.980.244 3.904.190
Jumlah 168.208.725 165.854.826
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 48 -
31. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Penyusutan aset tetap (Catatan 14) 8.035.653 4.916.582
Peralatan dan perlengkapan kantor 8.404.119 3.580.296
Jasa profesional 7.721.206 5.239.444
Komunikasi 6.834.668 5.331.326
Perjalanan dinas 5.179.785 4.263.278
Sewa 4.930.665 3.223.408
Premi asuransi 3.128.819 2.005.319
Penyusutan aset tidak berwujud (Catatan 15) 1.554.309 -
Iklan dan administrasi pencatatan efek 1.520.014 1.223.375
Perijinan, materai dan pajak 1.495.201 1.750.255
Pemeliharaan dan perbaikan 467.021 653.003
Lain-lain 5.680.157 952.017
Jumlah 54.951.617 33.138.303
32. BEBAN TENAGA KERJA
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Gaji dan tunjangan 88.471.844 48.701.686
Lainnya 8.190.181 4.283.819
Jumlah 96.662.025 52.985.505
33. PAJAK PENGHASILAN
Beban (manfaat) pajak Perusahaan terdiri dari:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Pajak kini (pajak penghasilan badan) 33.960.476 30.468.751
Pajak tangguhan (327.916) (128.744)
Jumlah 33.632.560 30.340.007
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 49 -
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi komprehensif 139.095.195 122.413.179
Perbedaan temporer:
Penyusutan aset tetap 420.519 (517.568)
Penyusutan aset sewa operasi 361.909 (455.169)
Penyusutan properti investasi (43.059) (45.325)
Penyusutan aset tidak berwujud (2.331.463) -
Bonus 2.000.000 -
Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi
investasi jangka pendek 330.410 -
Beban imbalan pasca kerja 94.241 1.033.334
Biaya emisi MTN 658.736 839.459
Penyisihan penurunan nilai
piutang dari jaminan (179.630) (339.757)
Jumlah 1.311.663 514.974
Beban (manfaat) yang tidak
dapat diperhitungkan menurut
fiskal:
Pendapatan atas properti investasi (300.000) (300.000)
Pendapatan bunga yang sudah
dikenakan pajak final (4.479.479) (817.805)
Kerugian realisasi surat berharga 147.000 -
Lainnya 67.523 64.654
Jumlah (4.564.956) (1.053.151)
Laba kena pajak 135.841.902 121.875.002
Perhitungan beban dan utang pajak kini adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Beban pajak kini (25%) 33.960.475 30.468.750
Dikurangi pajak dibayar di muka
Pasal 23 (400.857) (280.228)
Pasal 25 (31.129.865) (30.182.714)
Utang pajak kini (Catatan 21) 2.429.753 5.808
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 50 -
Pajak Tangguhan
Rincian aset pajak tangguhan - bersih Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dikreditkan Dikreditkan
01 Januari 2017 (dibebankan) (dibebankan) 30 Juni 2017
ke laporan laba rugi ke penghasilan
komprehensif lain
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas imbalan pasca kerja 4.528.411 23.560 - 4.551.971
Revaluasi aset (6.593.059) - 658.431 (5.934.628)
Bonus 1.692.795 500.000 2.192.795
Penyisihan penurunan nilai
piutang dari jaminan 49.307 (44.907) - 4.400
Penyusutan aset tidak berwujud - (582.866) - (582.866)
Aset tetap 607.787 105.130 - 712.917
Properti investasi 22.847 (10.765) - 12.082
Aset sewa operasi 282.479 90.478 - 372.957
Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi
investasi jangka pendek (87.503) 82.604 - (4.899)
Biaya emisi MTN (426.710) 164.685 - (262.025)
Jumlah Aset Pajak Tangguhan 76.354 327.919 658.431 1.062.704
Dikreditkan Dikreditkan
01 Januari 2016 (dibebankan) (dibebankan) 31 Desember 2016
ke laporan laba rugi ke penghasilan
komprehensif lain
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Liabilitas imbalan pasca kerja 3.633.123 863.999 31.289 4.528.411
Revaluasi aset (819.804) - (5.773.255) (6.593.059)
Bonus 1.692.795 - - 1.692.795
Penyisihan penurunan nilai
piutang dari jaminan 155.421 (106.114) - 49.307
Aset tetap 560.792 46.995 - 607.787
Properti investasi 45.510 (22.663) - 22.847
Aset sewa operasi 196.834 85.645 - 282.479
Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi
investasi jangka pendek - (87.503) - (87.503)
Biaya emisi MTN (728.071) 301.361 - (426.710)
Jumlah Aset Pajak Tangguhan 4.736.600 1.081.720 (5.741.966) 76.354
Diaudit
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efekif yang berlaku adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba sebelum pajak menurut
laporan laba rugi komprehensif 139.095.195 122.413.179
Tarif pajak yang berlaku 34.773.799 30.603.295
Pengaruh pajak atas manfaat yang tidak dapat
diperhitungkan menurut fiskal (1.141.239) (263.288)
Beban pajak 33.632.560 30.340.007
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 51 -
34. LABA PER SAHAM
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar dan dilusian:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
2017 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
Rp'000 Rp'000
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan laba
per saham dasar dan dilusian 105.462.635 92.073.172
Jumlah saham (dalam angka penuh) Lembar/share Lembar/share
Jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa untuk perhitungan laba
per saham dasar 3.984.520.457 3.984.520.457
Jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa untuk perhitungan laba
per saham dilutif 3.984.520.457 3.984.520.457
Pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat efek berpotensi dilusian atas saham biasa.
35. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
Sifat Pihak Berelasi
a. PT Bank Pan Indonesia Tbk adalah entitas induk dan pemegang saham utama Perusahaan.
b. Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan:
PT Verena Multi Finance Tbk
PT Bank Panin Syariah Tbk
c. Pihak berelasi yang merupakan entitas yang dikendalikan personil manajemen kunci yang sama dari Perusahaan:
PT Panin Daichi Life
d. Dana Pensiun Karyawan Panin Bank adalah pengelola program imbalan pasca kerja untuk Panin Bank.
Transaksi-transaksi Berelasi
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:
Penempatan dana kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk giro dan penerimaan bunga (Catatan 5 dan 28).
Melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk obligasi PT Bank Pan Indonesia Tbk dan PT Verena Multi Finance Tbk serta penerimaan bunga ( Catatan 6 dan 28 ).
Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 25.204.641 ribu dan Rp 28.153.396 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2017 – 2020. Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Panin Syariah Tbk dengan nilai kontrak masing-masing sebesar Rp 739.309 ribu dan Rp 1.541.072 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2019. Transaksi ini merupakan transaksi dengan kontrak yang dapat dibatalkan (Catatan 13).
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 52 -
Menyewakan properti investasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 6.000.000 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 12 dan 20).
Memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga hingga 6% per tahun dengan jangka waktu 1 – 8 tahun (Catatan 10 dan 29).
Memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk fasilitas pinjaman tetap Money market, transaksi valuta asing,pinjaman rekening koran dan pembayaran bunga (Catatan 16 dan 30). Jumlah beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi sebesar Rp 27.908.471 ribu dan Rp 27.572.404 ribu masing-masing untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016.
Melakukan transaksi sewa gedung dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (sebagai lessor) sebesar Rp 273.240 ribu dan 202.752 ribu masing-masing untuk jangka waktu 1 tahun pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 31).
Persentase saldo masing-masing aset dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
% %
Kas dan setara kas 0,07 0,17
Investasi jangka pendek 0,62 0,91
Piutang lain-lain 0,14 0,19
Biaya dibayar dimuka 0,00 0,01
Jumlah 0,83 1,28
Persentase saldo masing-masing liabilitas kepada pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
% %
Utang bank 17,94 8,94
Biaya masih harus dibayar 0,05 0,03
Pendapatan ditangguhkan 0,04 0,07
Jumlah 18,03 9,04
Persentase masing-masing pendapatan dari pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
30 Juni 2017 30 Juni 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
% %
Pendapatan sewa pembiayaan - 0,01
Pendapatan properti investasi 0,05 0,06
Pendapatan sewa operasi 0,65 0,98
Pendapatan bunga 0,40 0,04
Jumlah 1,10 1,09
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 53 -
Persentase masing-masing beban dari pihak berelasi terhadap jumlah beban adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
30 Juni 2017 30 Juni 2016
(Enam bulan) (Enam bulan)
% %
Bunga dan pembiayaan lainnya 5,41 7,58
Umum dan administrasi 0,02 0,58
Tenaga kerja 1,40 1,60
Jumlah 6,83 9,76
36. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen
asing Rupiah asing Rupiah
USD Rp'000 USD Rp'000
Kas dan setara kas 810.398 10.793.693 807.354 10.847.606
Piutang sewa pembiayaan (termasuk CKPN) 3.894.520 51.871.104 4.017.041 53.972.959
Jumlah Aset - Bersih 4.704.918 62.664.797 4.824.395 64.820.565
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Tidak Diaudit Diaudit
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, kurs tengah transaksi yang dikeluarkan Bank Indonesia masing-masing adalah Rp 13.319 dan Rp 13.436 per 1 US$.
37. SEGMEN OPERASI
Perusahaan melaporkan segmen operasi berdasarkan dalam kategori sebagai berikut :
Sewa pembiayaan
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan investasi, modal kerja dan pembiayaan multi guna untuk badan usaha
Pembiayaan konsumen
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan multi guna (konsumsi) untuk debitur perorangan
Anjak piutang
Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan untuk investasi dan modal kerja
Pembagian aset segmen dicatat berdasarkan piutang bersih yang timbul dari kegiatan pembiayaan berdasarkan masing-masing kategori di atas. Demikian juga pendapatan segmen merupakan pengakuan pendapatan yang timbul dari adanya piutang usaha tersebut.
Pembagian liabilitas segmen dicatat berdasarkan proporsi piutang usaha berdasarkan kategori segmen dengan saldo utang bersih yang tercatat baik pinjaman bank maupun penerbitan surat berharga.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 54 -
Berikut adalah informasi segmen usaha Perusahaan:
Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak Piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Pendapatan segmen
Pihak ketiga 119.693.470 334.324.915 79.115.433 533.133.818
Pendapatan tidak dapat dialokasikan
Bunga 4.479.479
Lain-lain 117.093.336
Jumlah pendapatan 654.706.633
BEBAN
Beban segmen tidak dapat dialokasikan 515.611.438
Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 139.095.195
Beban pajak (33.632.560)
Laba bersih 105.462.635
ASET
Aset segmen
Pihak ketiga 1.999.701.504 4.571.655.792 1.170.739.450 7.742.096.746
Aset tidak dapat dialokasikan 358.696.684
Jumlah aset 8.100.793.430
LIABILITAS
Liabilitas segmen
Pihak berelasi 189.239.285 456.970.002 106.644.057 752.853.344
Pihak ketiga 1.919.810.839 795.027.308 448.030.322 3.162.868.469
Liabilitas tidak dapat dialokasikan 280.019.527
Jumlah liabilitas 4.195.741.340
Pengeluaran modal 24.638.479
Penyusutan 10.540.780
Beban non kas selain penyusutan amortisasi 189.922.475
Tidak Diaudit
30 Juni 2017
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 55 -
Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
PENDAPATAN
Pendapatan segmen
Pihak berelasi 27.962 - - 27.962
Pihak ketiga 80.228.313 291.254.251 41.491.720 412.974.284
Pendapatan tidak dapat dialokasikan
Bunga 817.804
Lain-lain 72.498.328
Jumlah pendapatan 486.318.378
BEBAN
Beban segmen tidak dapat dialokasikan 363.905.199
Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 122.413.179
Beban pajak (30.340.007)
Laba bersih 92.073.172
Tidak Diaudit
30 Juni 2016
Sewa Pembiayaan
pembiayaan konsumen Anjak piutang Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
ASET
Aset segmen
Pihak ketiga 1.425.504.388 3.683.789.127 1.287.360.609 6.396.654.124
Aset tidak dapat dialokasikan 347.536.224
Jumlah aset 6.744.190.348
LIABILITAS
Liabilitas segmen
Pihak berelasi 57.882.538 156.440.456 48.897.306 263.220.300
Pihak ketiga 545.129.022 1.473.332.648 460.507.470 2.478.969.140
Liabilitas tidak dapat dialokasikan 203.069.884
Jumlah liabilitas 2.945.259.324
Pengeluaran modal 39.924.348
Penyusutan 12.340.774
Beban non kas selain penyusutan amortisasi 236.833.956
Diaudit
31 Desember 2016
Seluruh kegiatan operasi dilakukan di Indonesia.
38. KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ATAS ASET DAN LIABILITAS
Selain daripada yang disebutkan dalam tabel di bawah ini, manajemen menilai bahwa nilai tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan adalah hampir sama dengan nilai wajarnya.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 56 -
Nilai Nilai
Catatan tercatat Nilai w ajar tercatat Nilai w ajar
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset keuangan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Piutang sew a pembiayaan 7 1.999.701.504 2.000.381.912 1.425.504.388 1.342.197.022
Piutang pembiayaan konsumen 8 4.571.655.792 4.574.618.403 3.683.789.127 3.661.002.084
Tagihan anjak piutang 9 1.170.739.450 1.269.729.777 1.287.360.609 1.398.692.691
Jumlah 7.742.096.746 7.844.730.092 6.396.654.124 6.401.891.797
Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang Bank 16 3.225.584.705 3.173.455.797 2.050.923.336 2.199.859.125
Jumlah 3.225.584.705 3.173.455.797 2.050.923.336 2.199.859.125
30 Juni 2017 31 Desember 2016
DiauditTidak Diaudit
Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut:
Manajemen menganggap bahwa nilai tercatat kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang premium asuransi, utang lain-lain kepada pihak ketiga,dengan suku bunga mengambang yang diakui dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya karena memiliki jatuh tempo yang pendek atau sering dilaksanakan repricing.
Estimasi nilai wajar piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa.
Estimasi nilai wajar dari utang bank dengan bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk utang baru dengan jangka waktu yang serupa.
Nilai wajar investasi jangka pendek dan surat berharga utang yang diterbitkan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar.
Nilai wajar properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor ditentukan dengan menggunakan metode pasar dengan memperbandingkan secara langsung aset yang sejenis yang terdapat di pasar dan metode pendapatan yang dihitung berdasarkan proyeksi jumlah pendapatan bersih yang wajar yang diharapkan dihasilkan oleh aset sepanjang umur ekonomis yang tersisa.
Tabel berikut ini memberikan analisis dari nilai wajar aset dan liabilitas yang dikelompokkan ke Tingkat 1 sampai 3 didasarkan pada sejauh mana nilai wajar diamati.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 57 -
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan
Aset keuangan
Piutang sewa pembiayaan - - 2.000.381.912 2.000.381.912
Piutang pembiayaan konsumen - - 4.574.618.403 4.574.618.403
Tagihan anjak piutang - - 1.269.729.777 1.269.729.777
Aset non keuangan
Properti investasi
Tanah - 8.624.000 - 8.624.000
Bangunan - 1.813.000 - 1.813.000
Aset sewa operasi
Kendaraan bermotor - 18.759.498 - 18.759.498
Aset tetap
Tanah - 45.652.231 - 45.652.231
Bangunan - 10.245.668 - 10.245.668
Peralatan kantor - 30.433.414 - 30.433.414
Kendaraan bermotor - 44.099.310 - 44.099.310
Perabotan kantor - 1.986.761 - 1.986.761
Jumlah Aset - 161.613.882 7.844.730.092 8.006.343.974
Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan
Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang bank - - 3.173.455.797 3.173.455.797
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - 698.951.895 - 698.951.895
Jumlah Liabilitas - 698.951.895 3.173.455.797 3.872.407.692
30 Juni 2017
Tidak Diaudit
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan
Aset keuangan
Piutang sewa pembiayaan - - 1.342.197.022 1.342.197.022
Piutang pembiayaan konsumen - - 3.661.002.084 3.661.002.084
Tagihan anjak piutang - - 1.398.692.691 1.398.692.691
Aset non keuangan
Properti investasi
Tanah - 8.624.000 - 8.624.000
Bangunan - 1.813.000 - 1.813.000
Aset sewa operasi
Kendaraan bermotor - 20.918.040 - 20.918.040
Aset tetap
Tanah - 45.652.231 - 45.652.231
Bangunan - 10.245.668 - 10.245.668
Peralatan kantor - 24.312.127 - 24.312.127
Kendaraan bermotor - 38.906.553 - 38.906.553
Perabotan kantor - 1.242.732 - 1.242.732
Jumlah Aset - 151.714.351 6.401.891.797 6.553.606.148
Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan
Liabilitas keuangan
Biaya perolehan diamortisasi
Utang bank - - 2.199.859.125 2.199.859.125
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - 698.293.160 - 698.293.160
Jumlah Liabilitas - 698.293.160 2.199.859.125 2.898.152.285
31 Desember 2016
Diaudit
Pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat perpindahan metode pengukuran nilai wajar dari tingkat 1 menjadi tingkat 2, dan sebaliknya.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 58 -
39. PERJANJIAN KERJASAMA PENYALURAN PEMBIAYAAN (CHANNELING)
Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan Bank Pan Indonesia (Panin), pihak berelasi, berdasarkan akta No. 24 tanggal 11 Juni 2003 akta Addendum Perjanjian Kerjasama Penyaluran Pembiayaan No. 5 tanggal 7 September 2005, yang keduanya dibuat oleh James Herman Rahardjo, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Panin akan membeli piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan terhadap pihak-pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh Perusahaan. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian kendaraan pihak ketiga (konsumen) secara "consumer finance without recourse" yang dananya disalurkan melalui Perusahaan.
Akta tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan berdasarkan Surat dari Panin No. 172/FIT/EXT/09 tanggal 5 Agustus 2009, jumlah pokok yang dapat dibiayai maksimum mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 600 miliar. Jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Juni 2021.
Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) menjadi sebesar 10,60% per tahun untuk tenor 1 - 12 bulan, 11,10% per tahun untuk tenor 13 - 24 bulan dan 11,25% per tahun untuk tenor 25 -36 bulan.
Berdasarkan surat dari Panin No. 355/IBD/EXT/16 tanggal 30 September 2016, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kerjasama Penyaluran Pembiayaan (Channeling) dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 2.000.000.000 ribu dan jangka waktu pinjaman selama 60 bulan sejak penandatangan Perjanjian Kerjasama. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 72 bulan untuk pembiayaan mobil baru dan 48 bulan untuk pembiayaan mobil bekas sejak tanggal perjanjian kredit. Tingkat suku bunga untuk fasilitas ini sebesar 7,45% per tahun untuk tenor 1-12 bulan, 7,75% untuk tenor 13-24 bulan, 8,00% untuk tenor 25-36 bulan, 8,25% untuk tenor 37-48 bulan, 9,00% untuk tenor 49-60 bulan. Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) masing-masing sebesar Rp 326.158.944 ribu dan Rp 29.331.999 pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
40. KONTINJENSI
a. Dr. Tommy Sihotang, S.H., LLM dan Dr. Juniver Girsang, S.H., MH selaku Penggugat mengajukan gugatan
perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 14 Juli 2011 terhadap Perusahaan selaku Tergugat V beserta 6 (enam) Tergugat lainnya dan 2 (dua) Turut Tergugat, berupa gugatan ingkar janji/ wanprestasi dimana Penggugat menuntut Para Tergugat untuk membayar success fee kepada Penggugat (selaku Kuasa Hukum Para Tergugat dalam perkara kepailitan).
Dalam petitum gugatan, Penggugat antara lain menuntut Para Tergugat untuk secara tanggung renteng membayar kerugian kepada Penggugat sejumlah Rp 2.605.828 ribu ditambah dengan bunga sebesar 3% setiap bulannya sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus, meminta Turut Tergugat untuk membekukan (suspending) kegiatan usaha dan/atau mendenda Perusahaan dan 1 (satu) Tergugat lainnya karena sebagai perusahaan publik telah melakukan perbuatan ingkar janji/ wanprestasi dan tidak melaporkannya kepada Turut Tergugat sebagai badan-badan yang memberi izin dan mengawasi perusahaan-perusahaan publik.
Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 23 Mei 2012, telah diputuskan antara lain:
Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
Menyatakan Para Tergugat I sampai dengan VII telah melakukan perbuatan ingkar janji/wanprestasi;
Menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum sita jaminan berdasarkan Penetapan Sita Jaminan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 2 April 2012;
Menghukum Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII untuk membayar success fee kepada Penggugat sebesar Rp 2.605.828 ribu secara tanggung renteng; ditambah bunga 6% setiap tahunnya, terhitung sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus.
Atas putusan pengadilan tersebut diatas, Pihak Tergugat telah mengajukan banding. Telah diperoleh Putusan Banding No. 78/PDT/2014/PT.DKI tanggal 28 April 2014, yang antara lain memutuskan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut, para tergugat pada
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 59 -
tanggal 3 Desember 2014 telah mengajukan permohonan kasasi dan pada tanggal 16 Desember 2014 telah mengajukan Memori Kasasi. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara ini masih dalam proses kasasi di Mahkamah Agung.
b. Ade Putra (selaku Penggugat) dan Perusahaan (Tergugat I) memiliki kaitan hukum karena adanya peristiwa
hukum yang terjadi, Tergugat I melalui pihak eksternal melakukan penagihan pembayaran angsuran sewa pembiayaan akan tetapi pada saat penagihan diluar sepengetahuan Tergugat I, pihak eksternal (profcoll) melakukan penagihan disertai dengan aksi pengrusakan kantor PT Anatoptur and Travel dan penganiayaan dengan kekerasan yang korbannya adalah Penggugat.Pengrusakan tersebut disebabkan karena kesalahan alamat penagihan yaitu seharusnya ke Kantor Lessee (PT Antartika Transido) melainkan melakukan penagihan ke kantor tempat Penggugat bekerja. Ade Putra (Penggugat) mendaftarkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Surabaya dengan dasar Pasal 1365 "Perbuatan Melawan Hukum" dengan tuntutan materiil:
c.
Ganti kerugian untuk memperbaiki kantor Penggugat sebesar Rp 55.000 ribu;
Penggugat mengalami cedera karena pihak profcoll Persero melakukan kekerasan dan penganiayaan
kepada Penggugat sebesar Rp 25.000 ribu;
Bahwa Penggugat menuntut ganti rugi kepada Tergugat I biaya rawat jalan untuk ke dokter psikiater akibat shock dengan kejadian tersebut sebesar Rp 25.000 ribu;
Biaya Konsultasi Hukum kepada Kuasa Hukum sebesar Rp 50.000 ribu;
Biaya transportasi untuk Penggugat yang telah mengeluarkan biaya setiap berkonsultasi dengan Lawyer sebanyak 5 kali total nya sebesar Rp 10.000 ribu;
Biaya perkara di muka Pengadilan (Jasa Honorarium Pengacara) sebesar Rp100.000 ribu;
Biaya transportasi Lawyer yang akan dikeluarkan oleh Penggugat untuk Lawyer pada saat ingin menghadiri persidangan adalah sebesar Rp 50.000 ribu.
Penggugat merasa biaya – biaya tersebut patut dibebankan kepada Tergugat I. Adapun atas kejadian yang dianggap Penggugat dilakukan oleh Tergugat I melalui Debt Collector profcoll sangat merugikan sehingga tuntutan Immateriil atas perkara ini sebesar Rp 10.000.000 ribu akan dibebankan oleh Perusahaan (Tergugat I). Pada tanggal 25 Agustus 2015, perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya, dimana salah satu amarnya adalah Menolak Gugatan Penggugat. Atas putusan tersebut, pihak penggugat melakukan upaya banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut masih dalam proses banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur.
c. Perkara gugatan konsumen ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kota Cirebon melalui surat pengaduan No. 012/BPSK/V/2016 tanggal 2 Mei 2016 antara Ibnu Saechu (Penggugat) melawan Perusahaan (Tergugat) sehubungan dengan Penggugat (Konsumen) telah menunggak kewajiban pembayaran kepada Tergugat (Perusahaan) sehingga dilakukannya penarikan kendaraan Penggugat dan Penggugat (Konsumen) melaporkan Tergugat (Perusahaan) ke Badan PenyelesaianSengketa Konsumen (BPSK) kota Cirebon. Atas kasus ini telah ada Putusan BPSK No. 012/BPSK/VI/2016 tanggal 16 Juni 2016 yang antara lain memutuskan mewajibkan Perusahaan (Tergugat) untuk mengembalikan kendaraan tersebut kepada Penggugat dan membatalkan perjanjian piutang yang telah ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat.
Atas putusan BPSK tersebut, Perusahaan mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Sumber Cirebon yang teregistrasi No.37/Pdt.G/2016/PN.SBR tanggal 29 Juni 2016. Dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Sumber Cirebon, Konsumen selaku Tergugat juga mengajukan tuntutan atas kerugian immateriil yang dideritanya sebesar Rp 500.000 ribu.
Telah diperoleh putusan dari Pengadilan Negeri Sumber Cirebon No. 37/Pdt.G/2016/PN.Sbr tanggal
22 Agustus 2016 dengan amar putusan antara lain:
Menolak eksepsi Konsumen (Tergugat) ;
Menolak gugatan Perusahaan ( Penggugat ) ;
Menghukum Perusahaan ( Penggugat ) untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 301 Ribu.
v.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 60 -
Atas putusan pengadilan negeri tersebut di atas, Pihak Penggugat mengajukan kasasi. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Perusahaan belum mendapat putusan kasasi dari Mahkamah Agung Republik Indonesia.
d. Perkara atas nama Siau Young, dkk (Siau Yong, Neoh Bian Bie, Yusmita Sari, Yap Ju Tjai, Lisnawati ) selaku Pengugat menggugat Perusahaan cabang Medan dengan No Perkara : 51/PDT-G/2017/PN.MDN mengenai gugatan wanprestasi dimana Penggugat merasa bahwa telah melunasi seluruh kontrak yang ada di Perusahaan cabang Medan, akan tetapi tidak bisa melakukan pengambilan BPKB dikarenakan masih memiliki keterikatan dengan kontrak lain. Penggugat menuntut materiil dan imateriil sebesar Rp. 9.480.000 ribu. Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan, perkara ini masih dalam proses sidang di Pengadilan Negeri Medan.
41. MANAJEMEN RISIKO
a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk sebagai induk perusahaan (parent company) yang bergerak dalam bidang jasa perbankan.
Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut Perusahaan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko.
Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value.
Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:
Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional ;
Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan ;
Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan ;
Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan otoritas lain ;
Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.
Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi.
Perusahaan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Perusahaan memiliki mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup:
Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;
Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;
Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;
Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 61 -
Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko, yaitu Komite Manajemen Risiko.
Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan
Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perusahaan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.
Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran dan Pengawasan
Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan system informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perusahaan mampu menyediakan data/informasi secara cepat, akurat dan real time online kepada pihak manajemen.
Pilar 4: Pengendalian Internal
Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;
Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan
Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal).
b. Klasifikasi Manajemen Risiko
Manajemen risiko modal
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.
Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 16 dan 22) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (Catatan 24 dan 25).
Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
Berdasarkan Pasal 46 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No. 29/POJK.05/2014 tanggal 19 November 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10.
Gearing ratio pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Pinjaman 3.915.721.812 2.742.189.440
Modal 3.905.052.090 3.798.931.024
Gearing ratio 1,00 0,72
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 62 -
Risiko pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang lainnya, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.
Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang asing, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga kredit yang variabel yang direview 3 bulanan. Sumber pendanaan dalam mata uang asing berasal dari modal sendiri yang sebagian besar dari penerimaan angsuran nasabah dalam mata uang asing.
Untuk modal kerja, utang dan surat berharga utang yang diterbitkan, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal.
Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016:
Kurang dari 3
bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000
Aset keuangan
Kas dan setara kas 26.062.798 - - - - - - - 26.062.798
Investasi jangka pendek - - - - - - - - -
Piutang sewa pembiayaan - - - - 406.252.909 604.343.370 1.032.384.039 - 2.042.980.318
Piutang pembiayaan konsumen - - - - 554.668.244 1.250.457.136 2.905.278.118 1.816.084 4.712.219.582
Tagihan anjak piutang - - - - 230.942.378 971.799.672 29.122.779 - 1.231.864.829
Piutang lain-lain - - - - 1.886.506 4.439.836 10.917.366 864.578 18.108.286
Jumlah 26.062.798 - - - 1.193.750.037 2.831.040.014 3.977.702.302 2.680.662 8.031.235.813
Liabilitas keuangan
Utang bank 1.228.232.635 96.527.778 6.925.738 - 283.547.287 670.174.933 931.361.546 - 3.216.769.917
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - - - - - - 698.951.895 - 698.951.895
Biaya masih harus
dibayar 3.334.941 - - - 6.393.736 - - - 9.728.677
Jumlah 1.231.567.576 96.527.778 6.925.738 - 289.941.023 670.174.933 1.630.313.441 - 3.925.450.489
Jumlah-bersih (1.205.504.778) (96.527.778) (6.925.738) - 903.809.014 2.160.865.081 2.347.388.861 2.680.662 4.105.785.324
Tidak Diaudit
30 Juni 2017
Suku bunga variabel Suku bunga tetap
Kurang dari 3
bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun
Kurang dari 3
bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah
Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000
Aset keuangan
Kas dan setara kas 28.226.162 - - - - - - - 28.226.162
Investasi jangka pendek - - - - - 71.230.370 10.395.640 - 81.626.010
Piutang sewa pembiayaan - - - - 348.622.008 437.116.586 674.966.702 - 1.460.705.296
Piutang pembiayaan konsumen - - - - 518.675.079 1.286.045.896 1.966.037.972 - 3.770.758.947
Tagihan anjak piutang - - - - 1.253.961.252 66.753.190 22.786.692 - 1.343.501.134
Piutang lain-lain - - - - 1.899.663 2.990.201 11.138.842 1.159.855 17.188.561
Jumlah 28.226.162 - - - 2.123.158.002 1.863.136.243 2.685.325.848 1.159.855 6.701.006.110
Liabilitas keuangan
Utang bank 557.916.667 140.972.222 58.906.971 - 212.434.347 564.185.663 509.480.410 - 2.043.896.280
Surat berharga utang yang
diterbitkan - bersih - - - - - - 698.293.160 - 698.293.160
Biaya masih harus
dibayar 2.237.324 - - - 4.789.731 913.889 - - 7.940.944
Jumlah 560.153.991 140.972.222 58.906.971 - 217.224.078 565.099.552 1.207.773.570 - 2.750.130.384
Jumlah-bersih (531.927.829) (140.972.222) (58.906.971) - 1.905.933.924 1.298.036.691 1.477.552.278 1.159.855 3.950.875.726
Diaudit
31 Desember 2016
Suku bunga variabel Suku bunga tetap
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 63 -
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 7,8,9 dan 16.
Analisis sensitivitas
Sensitivitas Suku Bunga
Tabel berikut menyajikan dampak dari kemungkinan perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
Peningkatan Penurunan
14 bps 14 bps
Rp'000 Rp'000
Pengaruh terhadap laba sebelum pajak (136.766) 136.766
30 Juni 2017
Tidak Diaudit
Peningkatan Penurunan
85 bps 85 bps
Rp'000 Rp'000
Pengaruh terhadap laba sebelum pajak (2.603.154) 2.603.154
31 Desember 2016
Diaudit
Tidak ada dampak lain pada laba dan rugi Perusahaan selain dari yang sudah mempengaruhi laba sebelum pajak. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan.
Sensitivitas Mata Uang Asing
Tabel berikut menunjukkan, dampak dari kemungkinan perubahan kurs mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
Kenaikan Sensitivitas dari
(penurunan) laba rugi sebelum pajak 30 Juni 2017
Dollar Amerika Serikat 0,10%/(0,10%) (600)/600
30 Juni 2017
Mata uang asing
Kenaikan Sensitivitas dari
(penurunan) laba rugi sebelum pajak 31 Desember 2016
Dollar Amerika Serikat 2,35%/(2,35%) (15.226)/15.226
31 Desember 2016
Diaudit
Mata uang asing
Risiko kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah (counterparty) memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 64 -
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang (setelah dikurangi kerugian cadangan penurunan nilai) yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016:
Piutang sewa pembiayaan
Tidak Diaudit Diaudit
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rp'000 Rp'000
Korporasi 1.288.442.996 952.514.072
Individu 711.258.508 472.990.316
Jumlah 1.999.701.504 1.425.504.388
Piutang pembiayaan konsumen
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai individu yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing – masing sebesar Rp 4.571.655.792 ribu dan Rp 3.683.789.127 ribu.
Transaksi anjak piutang
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 konsentrasi risiko atas anjak piutang yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai korporasi yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing-masing sebesar Rp 1.170.739.450 ribu dan Rp 1.287.360.609 ribu.
Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit dari aset keuangan (tanpa cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016:
Telah jatuh tempo Mengalami
tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah
High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Kas dan setara kas 28.427.930 - - - - - 28.427.930
Piutang sewa pembiayaan 1.115.254.970 340.144.240 307.913.922 230.434.364 5.954.008 43.278.814 2.042.980.318
Piutang pembiayaan konsumen 3.426.403.627 363.553.814 353.247.719 421.962.500 6.488.132 140.563.790 4.712.219.583
Tagihan anjak piutang 375.369.399 312.487.457 - 78.060.338 404.822.256 61.125.379 1.231.864.829
Piutang lain-lain 18.108.286 - - - - - 18.108.286
Jumlah 4.963.564.212 1.016.185.511 661.161.641 730.457.202 417.264.396 244.967.983 8.033.600.945
Telah jatuh tempo Mengalami
tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah
High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Kas dan setara kas 30.322.531 - - - - - 30.322.531
Piutang sewa pembiayaan 590.410.005 168.109.371 132.251.402 84.477.899 - 485.456.619 1.460.705.296
Piutang pembiayaan konsumen 2.570.973.583 396.902.734 437.649.367 271.865.461 - 93.367.802 3.770.758.947
Tagihan anjak piutang 301.676.192 546.995.912 - 28.091.612 - 465.737.418 1.342.501.134
Piutang lain-lain 18.973.779 - - - - 1.219.034 20.192.813
Jumlah 3.512.356.090 1.112.008.017 569.900.769 384.434.972 - 1.045.780.873 6.624.480.721
Tidak Diaudit
30 Juni 2017
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Diaudit
31 Desember 2016
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 65 -
Kualitas kredit berdasarkan golongan aset keuangan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pinjaman diberikan dan piutang
Kualitas kredit dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang dinilai berdasarkan banyaknya dan jumlah hari delay selama masa tenor pembayaran.
Kredit grading atas piutang-piutang tersebut akan berdasarkan parameter yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
High Grade jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay sedang, jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay sedang
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay rendah
jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay tinggi
jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay sedang
Gabungan Kualitas Kredit:
Medium Grade
Low Grade
2. Investasi jangka pendek
Kualitas kredit dari investasi jangka pendek dinilai berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh Pefindo. Peringkat dari Pefindo diklasifikasikan sebagai berikut:
Kualitas Kredit Tingkat Keterangan
High grade
idAAA Obligasi kualitas tertinggi yang menawarkan tingkat terendah dari risiko investasi. Emiten dianggap sangat stabil dan dapat diandalkan
idAA+
Obligasi yang berkualitas tinggi oleh semua standar, tapi membawa tingkat yang sedikit lebih besar dari risiko jangka panjang investasi
idAA
idAA-
idA+
Obligasi dengan banyak kualitas investasi yang positif idA
idA-
Medium Grade
idBBB+
Obligasi kualitas kelas menengah, kondisi saat ini dinilai mencukupi namun tidak dapat diandalkan dalam jangka panjang
idBBB
idBBB-
idBB+
Obligasi dengan fundamental spekulatif, kepastian pembayaran kembali di masa mendatang hanya moderat
idBB
idBB-
idB+
Obligasi yang tidak dianggap sebagai investasi yang menarik, sedikit jaminan pembayaran jangka panjang
idB
idB-
Low Grade idCCC Obligasi berkualitas buruk, emiten mungkin dalam default atau berisiko menjadi default dan level terendah dalam kelas obligasi
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 66 -
Agunan
Dalam rangka mitigasi risiko kredit, salah satu bentuk upaya yang dilakukan Perusahaan adalah dengan meminta nasabah memberikan agunan yang akan digunakan sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh Perusahaan jika nasabah mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan nasabah tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Perusahaan.
Piutang Tanah dan Bangunan Mesin Kendaraan Kapal Alat berat
Prosedur penilaian jaminan untuk tanah dan bangunan maupun mesin menggunakan nilai pasar.
Berikut adalah portofolio kredit yang dimiliki Perusahaan beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokan berdasarkan jenis kredit yang diberikan:
Tidak Diaudit
Kredit SMB Kredit
Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah
Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan
Komersial
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Eksposur piutang 2.539.552.442 735.292.705 4.712.219.582 15.932.882 8.002.997.611
Nilai Jaminan 3.233.912.478 1.358.489.024 7.958.364.788 19.916.102 12.570.682.392
Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -
Bagian tanpa jaminan
dari Eksposur kredit (%) - - - - -
Tanah dan bangunan 321.630.639 15.403.200 161.229.281 17.478.015 515.741.135
Kendaraan 324.162.183 1.312.108.409 7.797.135.507 2.438.087 9.435.844.186
Mesin 132.295.575 4.929.950 - - 137.225.525
Kapal 506.474.014 - - 506.474.014
Lainny a:
Saham 146.000.000 - - - 146.000.000
Alat berat 263.519.031 23.487.465 - - 287.006.496
Piutang 1.539.831.036 - - - 1.539.831.036
Jumlah 3.233.912.478 1.358.489.024 7.958.364.788 19.916.102 12.570.682.392
30 Juni 2017
Diaudit
Kredit SMB Kredit
Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah
Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan
Komersial
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Eksposur piutang 2.324.961.668 478.244.762 3.770.758.947 16.345.368 6.590.310.745
Nilai Jaminan 3.246.236.806 952.155.478 7.161.409.457 18.064.969 11.377.866.710
Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -
Bagian tanpa jaminan
dari Eksposur kredit (%) - - - - -
Nilai Jaminan
Tanah dan bangunan 122.310.286 13.204.000 104.773.622 15.297.904 255.585.812
Kendaraan 153.216.253 899.441.060 7.056.635.835 2.767.065 8.112.060.213
Mesin 206.832.554 6.663.600 - - 213.496.154
Kapal 673.458.827 - - - 673.458.827
Lainny a:
Alat berat 359.051.601 32.846.818 - - 391.898.419
Piutang 1.731.367.285 - - - 1.731.367.285
Jumlah 3.246.236.806 952.155.478 7.161.409.457 18.064.969 11.377.866.710
31 Desember 2016
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 67 -
Risiko Iikuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kas untuk menyalurkan dana untuk menjadi aset keuangan lainnya. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (chanelling) maupun demand loan dan term loan.
Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja.
Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar 90,77% dan 77,53%. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar 47,58% dan 43,67%.
Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok. Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga variabel, maka jumlah terdiskonto berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal Perusahaan mungkin akan diminta untuk membayar.
Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d
1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset keuangan
Tanpa suku bunga
Kas dan setara kas 2.365.132 - - - - 2.365.132
Piutang lain - lain - 487.152 26.417.839 - - 26.904.991
Suku bunga v ariabel
Kas dan setara kas 26.062.798 - - - - 26.062.798
Piutang sewa pembiay aan 8.232.558 2.005.529 9.080.747 34.184.131 - 53.502.965
Suku bunga tetap
Kas dan setara kas - - - - - -
Piutang sewa pembiay aan 327.062.733 187.945.739 732.688.020 1.111.790.951 - 2.359.487.443
Piutang pembiay aan
konsumen 352.574.234 425.641.221 1.722.240.811 3.324.563.043 1.805.876 5.826.825.185
Tagihan anjak piutang 30.547.097 223.515.390 1.071.388.175 34.367.875 - 1.359.818.537
Piutang lain - lain 357.828 1.528.678 3.080.786 10.917.366 864.578 16.749.236
Jumlah 747.202.380 841.123.709 3.564.896.378 4.515.823.366 2.670.454 9.671.716.287
Liabilitas keuangan
Tanpa suku bunga
Utang premi asuransi - 58.763.436 - - - 58.763.436
Utang lain-lain kepada
pihak ketiga 5.757.168 8.417.224 134.334.032 - - 148.508.424
Suku bunga v ariabel
Utang bank 601.288.191 626.944.444 97.222.222 6.250.000 - 1.331.704.857
Biay a masih harus dibay ar 9.705.556 8.377.725 7.501.203 1.299.435 - 26.883.919
Suku bunga tetap
Utang bank 94.454.690 187.135.430 670.952.946 939.463.723 - 1.892.006.789
Surat berharga utang y ang
diterbitkan - - 700.000.000 - - 700.000.000
Biay a masih harus dibay ar 15.081.714 28.222.267 111.763.125 127.482.389 - 282.549.495
Jumlah 726.287.319 917.860.526 1.721.773.528 1.074.495.547 - 4.440.416.920
Perbedaan jatuh tempo 20.915.061 (76.736.817) 1.843.122.850 3.441.327.819 2.670.454 5.231.299.367
30 Juni 2017
Tidak Diaudit
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 68 -
Sampai dengan
1 bulan >1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset keuangan
Tanpa suku bunga
Kas dan setara kas 2.096.369 - - - 2.096.369
Piutang lain-lain - - 18.478.555 71.460 18.550.015
Suku bunga v ariabel
Kas dan setara kas 28.226.162 - - - 28.226.162
Suku bunga tetap
Piutang sewa pembiay aan 173.124.180 126.043.094 669.647.655 729.150.927 1.697.965.856
Piutang pembiay aan konsumen 197.710.474 385.348.067 1.591.580.372 2.414.492.152 4.589.131.065
Tagihan anjak piutang 14.589.178 470.976.133 920.206.781 28.614.867 1.434.386.959
Piutang lain-lain 350.091 1.549.572 2.990.201 12.298.697 17.188.561
Jumlah 416.096.454 983.916.866 3.202.903.564 3.184.628.103 7.787.544.987
Liabilitas keuangan
Tanpa suku bunga
Utang premi asuransi - 18.154.876 - - 18.154.876
Utang lain-lain kepada pihak ketiga 15.590.805 5.492.710 110.853.233 - 131.936.748
Suku bunga v ariabel
Utang bank 33.270.241 306.661.145 119.254.171 147.048.205 606.233.762
Biay a masih harus dibay ar 5.270.061 8.938.049 23.359.850 34.267.531 71.835.491
Suku bunga tetap
Utang bank 180.157.215 250.262.413 584.514.825 426.914.606 1.441.849.059
Surat berharga utang y ang
diterbitkan - - - 700.000.000 700.000.000
Biay a masih harus dibay ar 13.172.449 42.347.164 123.248.807 48.116.561 226.884.981
Jumlah 247.460.771 631.856.357 961.230.886 1.356.346.903 3.196.894.917
Jumlah - bersih 168.635.683 352.060.509 2.241.672.678 1.828.281.200 4.590.650.070
31 Desember 2016
Diaudit
Risiko Operasional
Risiko Operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, perusahaan melakukan beberapa hal:
Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.
Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku perusahaan. Sedangkan fungsi
kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.
Perusahaan menggunakan E- loan System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian
pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan /atau kebijakan Perusahaan.
Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.
Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian financial yang diakibatkan oleh hal tersebut.
PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
- 69 -
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek hukum, kelemahan aspek dokumentasi hukum atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko ini termasuk namun tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan terjadinya wanprestasi (default)atas kontrak / perjanjian, tuntutan hukum/gugatan dari pihak ketiga, ketidaksesuaian standar operating procedures dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan dengan pihak ketiga, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penetapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan perusahaan, atau pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan eksternal lainya. Manajemen risiko hukum mencakup namun tidak terbatas pada:
a. Penggunaan dan penyusunan dokumen perjanjian yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta mempunyai dasar ketentuan hukum yang kuat
b. Penerapan sistem pengendalian internal yang konsisten serta penerapan mekanisme uji kepatuhan (compliance review) secara berkala terhadap setiap kegiatan perusahaan atau jika diperlukan pada setiap level transaksidengan nasabah atau pihak ketiga lainnya
c. Memutakhirkan perubahan kebijakan dan peraturan
d. Melakukan administrasi dokumen secara tertib
Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan atau persepsi negatif terhadap perusahaan. Untuk meminimalisir risiko reputasi, Perusahaan harus menjaga nama baik, antara lain dengan cara melakukan publikasi secara transparan dan selektif, disamping juga melakukan proses edukasi kepada nasabah dengan meminta nasabah memahami dengan jelas atas hak dan kewajibannya dalam bertransaksi dengan Perusahaan. Dalam hal publikasi negatif mengenai Perusahaan telah terjadi, Perusahaan harus melakukan langkah-langkah penanganan antara lain klarifikasi permasalahan dengan nasabah atau pihak yang menerbitkan publikasi negatif, melakukan hak jawab serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan nasabah atau pihak ketiga lainya. Terkait risiko reputasi, Perusahaan juga telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui program peduli sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kegiatan sosial.
Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal yang terjadi begitu cepat. Pengelolaan risiko strategis dilakukan terutama melalui proses pengambilan keputusan yang komprehensif didukung dengan pertimbangan atas kondisi internal dan eksternal serta data yang akurat dan up to date.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perusahaan. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan menerapkan praktik-praktik yang baik dalam menjalankan kegiatan usaha untuk selalu mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
42. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 2 sampai 69 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 21 Juli 2017.