psoriasis dan histo pa

3
Nama : Aswin Febria NIM : I1A006044 Tugas dr. Robiana M. Noor, Sp.KK 1. Faktor pencetus pada psoriasis di antaranya adalah: a. Stress psikik merupakan faktor pencetus utama. b. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis gutata, sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasus- kasus psoriasis gutata yang sembuh setelah diadakan tonsilektomia. Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. c. Trauma (fenomena Kobner) d. Faktor endokrin rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan, umumnya membaik, sedangkan pada masa pascapartus memburuk. e. Gangguan metabolisme, contohnya hiperkalsemia dan dialisis telah dilaporkan sebagai faktor pencetus. f. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif ialah betaadrenergic blocking agents, litium, antimalaria dan penghentian mendadak kortikosteroid sistemik. g. Alkohol dan merokok. 2. Perubahan histopatologi pada kulit bagian epidermis dan dermis. a. Epidermis Hiperkeratosis adalah penebalan stratum korneum. Bila inti masih terlihat pada penebalan stratum korneum disebut parakeratosis, sedangkan bila tidak ada lagi terlihat inti disebut ortokeratosis. Ada tiga macam bentuk ortokeratosis yaitu padat (kompak), seperti anyaman panjang (basket-woven) dan berlapis (lamelar) Hipergranulosis ialah penebalan stratum granulosum Hiperplasia adalah epidermis yang menjadi lebih tebal karena jumlah selnya bertambah Akantosis ialah penebalan stratum spinosum

Upload: hizfisher

Post on 11-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

psoriasis

TRANSCRIPT

Page 1: psoriasis Dan Histo Pa

Nama : Aswin FebriaNIM : I1A006044Tugas dr. Robiana M. Noor, Sp.KK

1. Faktor pencetus pada psoriasis di antaranya adalah: a. Stress psikik merupakan faktor pencetus utama. b. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis gutata,

sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasus-kasus psoriasis gutata yang sembuh setelah diadakan tonsilektomia. Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus.

c. Trauma (fenomena Kobner)d. Faktor endokrin rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden

psoriasis pada waktu pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan, umumnya membaik, sedangkan pada masa pascapartus memburuk.

e. Gangguan metabolisme, contohnya hiperkalsemia dan dialisis telah dilaporkan sebagai faktor pencetus.

f. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif ialah betaadrenergic blocking agents, litium, antimalaria dan penghentian mendadak kortikosteroid sistemik.

g. Alkohol dan merokok.2. Perubahan histopatologi pada kulit bagian epidermis dan dermis.

a. Epidermis Hiperkeratosis adalah penebalan stratum korneum. Bila inti masih terlihat pada

penebalan stratum korneum disebut parakeratosis, sedangkan bila tidak ada lagi terlihat inti disebut ortokeratosis. Ada tiga macam bentuk ortokeratosis yaitu padat (kompak), seperti anyaman panjang (basket-woven) dan berlapis (lamelar)

Hipergranulosis ialah penebalan stratum granulosum Hiperplasia adalah epidermis yang menjadi lebih tebal karena jumlah selnya

bertambah Akantosis ialah penebalan stratum spinosum Hipoplasia adalah epidermis yang menipis oleh karena jumlah selnya berkurang Hipertrofi ialah epidermis yang menebal oleh karena sel-selnya bertambah besar Atrofi ialah penipisan epidermis karena sel-selnya mengecil dan berkurang.

Biasanya disertai rete ridges yang mendatar Spongiosis adalah penimbunan cairan di antara sel-sel epidermis sehingga celah

di antara sel bertambah renggang Degenerasi belion adalah edema di dalam sel epidermis sehingga sel menjadi

besar dan bulan; juga disebut degenerasi retikuler Eksositosis adalah sel-sel radang yang masuk ke dalam epidermis, dapat pula sel

darah merah Akantolisis adalah hilangnya daya kohesi antar sel-sel epidermis sehingga

menyebabkan terbentuknya celah, vesikel atau bula di dalam epidermis Sel diskeratotik adalah sel epidermis yang mengalami keratinisasi lebih awal,

sitoplasma eosinofilik dan intinya kecil, kadang-kadang tidak nampak lagi

Page 2: psoriasis Dan Histo Pa

Nekrosis ialah kematian sel atau jaringan setempat pada organisme masih hidup Degenerasi hidrofik stratum basale adalah rongga-rongga di bawah atau di atas

membrana basalis yang dapat bergabung dan terisi serum, sehingga lambat laun dapat merusak susunan stratum basale yang mula-mula teratur seperti pagar menjadi tidak teratur. Demikian pula pigmen melanin yang terdapat dalam sel basal dapat jatuh ke dalam dermis bagian atas dan lalu ditangkap oleh melanofag.

Celah (cleft) adalah sebuah ruangan tanpa cairan di epidermisb. Dermis

Dermis terdiri dari dermis pars papillaris dan dermis pars retikularis. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat mengenai jaringan ikat atau berupa sebukan sel radang, juga penimbunan cairan dalam jaringan (edema). Papil yang memanjang melampaui batas permukaan kulit disebut papillomatosis; pada keadaan tertentu papil dapat menghilang atau mendatar. Fibrosis ialah jumlah kolagen bertambah serta susunannya berubah, dan fibroblas

bertambah banyak. Sklerosis ialah jumlah kolagen bertambah, susunan berubah, tampak lebih

homogen dan eosinofilik seperti degenerasi hialin dengan jumlah fibroblas yang berkurang

Pada proses peradangan berbagai sel dapat ditemukan dalam dermis, misalnya neutrofil, limfosit, sel plasma, histiosit, dan eosinofil. Sel-sel tersebut dapat tersebar di dalam dermis di antara serabut kolagen atau tersusun di sekitar pembuluh darah (perivaskuler). Dapat pula tersusun di dermis bagian atas sejajar dengan epidermis sehingga menyerupai pita (band like), disebut likenoid, atau mengelompok membentuk bulatan dengan batas tegas seperti bola kecil, disebut nodular. Bila masuk ke dinding, pembuluh darah menyebabkan peradangan pembuluh darah (vaskulitis).

Granuloma ialah histiosit yang tersusun berkelompok Jaringan granulasi ialah penyembuhan luka yang terdiri atas jaringan edematosa,

proliferasi pembuluh darah dan sel radang campuran.Referensi:

1. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed. 5. Jakarta: FK UI, 2008.