psikologi (pendekatan behaviouristik)

23
Created by : Astri Firdasannah Shafaati Septyannisa Salim Aji Dwi Hartanto Program Studi: Psikologi PSIKOLOGI Pendekatan Behavior (Perilaku)

Upload: astri-firdasannah

Post on 11-Jun-2015

538 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Salah satu pendekatan dalam psikologi (Behaviouristik)

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

Created by :Astri Firdasannah

Shafaati Septyannisa SalimAji Dwi Hartanto

Program Studi:Psikologi

PSIKOLOGI

Pendekatan Behavior (Perilaku)

Page 2: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

Pendekatan Behavior (Perilaku)

A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PENDEKATAN BEHAVIOR

B. TEORI BELAJAR BEHAVIOR

C. CIRI - CIRI BEHAVIORISTIK

D. TEORI - TEORI BEHAVIOR

E. APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

F. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TEORI BEHAVIORISTIK

Page 3: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PENDEKATAN BEHAVIOR

Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Behaviorisme lahir sebagai reaksi atas psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah yang tidak tampak.  Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Terapi perilaku ini lebih mengkonsentrasikan pada modifikasi tindakan, dan berfokus pada perilaku saat ini daripada masa lampau.

John B. Watson

Page 4: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak memiliki bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan di sekitarnya.

Page 5: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

B. Teori Belajar Behavior

I. Pengertian

Teori Belajar Behavioristik adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

Page 6: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

C. Ciri - Ciri Behavioristik

• Mementingkan faktor lingkungan

• Menekankan pada faktor bagian

• Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan menggunakan metode objektif

• Sifatnya mekanis

• Mementingkan masalalu

Page 7: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

D. Teori - Teori Behavior

Teori-teori yang termasuk kedalam kelompok behavior diantaranya :

1. Connectionism (koneksionisme) dengan tokohnya Thorndike.

2. Classical conditioning, dengan tokohnya Pavlop.

3. Operant conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner.

4. Systematic behavior, yang dikembangkan oleh Clark Hull.

5. Contiguous conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie.

Page 8: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

1. Teori Connectionism (Edward Thorndike (1874 - 1949))

Edward Thorndike

Belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang

Thorndike mengembangkan teori koneksionisme di Amerika Serikat. Dalam melakukan eksperimennya,

Thorndike menggunakan kucing sebagai binatang coba. 

Page 9: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

Kucing yang telah dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintu dapat terbuka secara otomatis apabila kenop yang terletak dalam kandang tersentuh.

Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and eror” atau “selecting and connecting” bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba – coba dan membuat salah.

Pada akhirnya kucing dapat membuka kandang walaupun awalnya secara tidak disengaja, dan dapat mencapai makanan yang ada di luar.

Page 10: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, Thorndike pada akhirnya mengemukakan tiga macam hokum belajar , yaitu

•Law of Readiness (hukum kesiapan).Menurut hukum ini, hubungan antara stimulus

dan respons akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu, dan belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut.

Page 11: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

• Law of Exercise (hukum latihan)

Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons. Hubungan atau koneksi antara kondisi dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan (law of use); dan koneksi-koneksi itu akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan. Jadi,belajar akan berhasil apabila banyak latihan atau ulangan.

Page 12: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

•Law of Effect (hukum akibat)

Hukum ini menunjukkan kepada kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons, tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya. Begitu pula dengan belajar, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan nilai atau hasil yang baik.

Di samping hukum-hukum belajar seperti yang telah dikemukakan di atas, konsep penting dari teori koneksionisme Thorndike adalah yang dinamakan transfer of training. Konsep ini menjelaskan bahwa apa yang pernah dipelajari anak sekarang harus dapat digunakan untuk hal lain di masa yang akan datang.

Page 13: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

2. Teori Classical conditioning, Ivan Pavlop (1849-1936)

Bahwa, dengan rangsangan – rangsangan tertentu perilaku maunusia dapat dirubah sesuai dengan apa yang diinginkan

Percobaannya yaitu dengan mengubah respon

pada anjing terhadap daging menjadi garpu tala

Page 14: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

Penelitian ini menyimpulkan bahwa individu dapat dikondisikan. Artinya merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukkan suatu perilaku atau

respons terhadap sesuatu.

Percobaan Pavlop

Page 15: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

Skinner mengemukakan teori “operant conditioning” yang merupakan pengembangan dari teori Stimulus Respons. Skinner membedakan dua macam respons :

Respondent respons (reflexive resoponse)Respons yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu.

Operant respons (instrumental response)Respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu.

3. Operant conditioning, Burrhus Frederic Skinner (1904 -1990)

Page 16: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

1. Melakukan identifikasi mengenai hal apa yang merupakan reinforcer bagi tingkah laku yang akan dibetuk

2. Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud. Komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada pembentukan tingkah laku yang dimaksud.

3. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, lalu mengidentifikasi reinforcer untuk masing-masing komponen

Jika disederhanakan, prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant conditioning adalah sebagai berikut:

Page 17: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

4. Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun. Kalau komponen pertama dilakukan maka hadiahnya diberikan; hal ini akan mengakibatkan seringnya komponen itu dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk, masuk pada komponen kedua yang diberi hadiah, sedangkan komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi. Demikianlah sampai pada komponen terakhir. Hingga tingkah laku yang diharapkan akan terbentuk.

Page 18: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

4. Systematic behavior, Clark Hull

Clark Hull menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian tentang belajar. Beliau sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin, yaitu semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.

Teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menepati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respons yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.

Page 19: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

5. Contiguous conditioning Edwin Guthrie

Guthrie mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemenuhan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark Hull. Guthrie menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap.

Page 20: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

E. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran

Aliran behavioristik menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.

Page 21: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

A. Kekurangan

• Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.

• Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.

• Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.

• Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

• Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh begavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

F. Kekurangan dan Kelebihan teori behavioristik

Page 22: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

B. Kelebihan

• Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi.

• Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.

• Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.• Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan

diamati dan jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.

Page 23: Psikologi (Pendekatan behaviouristik)

TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WR.WB