pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

18
oleh : ACHMAD HUFAD

Upload: doantram

Post on 30-Dec-2016

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

oleh :ACHMAD HUFAD

Page 2: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

ASUMSI/DALIL PENDIDIKAN SEBAGAI PIJAKAN

1. SEORANG YANG TIDAK MENDAPAT PENDIDIKAN, BERARTI KEHILANGAN BANYAK KESEMPATAN UNTUK MENCAPAI DERAJAT HIDUP YANG MULIA.

2. MASYARAKAT YANG TIDAK BERHASIL MENEMUKAN SISTEM PENDIDIKAN YANG TEPAT, BERARTI MEMBUAT KEHIDUPAN MASYARAKATNYA SENDIRI TANPA KEPRIBADIAN, TERLANTAR DAN TERBELAKANG.

3. HATI ADALAH SUMBER KEBERANIAN DAN SEMANGAT INTEGRITAS DAN KOMITMEN. HATI ADALAH SUMBER ENERGI DAN PERASAAN MENDALAM MENUNTUT KITA BELAJAR MENCIPTAKAN KERJASAMA, MEMIMPIN DAN MELAYANI.

Page 3: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

KONDISI OBJEKTIFPERMASALAHAN PENDIDIKAN/

PEMBELAJARAN

1. PENDIDIKAN DI INDONESIA SELAMA INI CENDERUNG TERLALU MENEKANKAN PADA NILAI AKADEMIK, KECERDASAN OTAKNYA ATAU IQ SAJA, JARANG SEKALI DITEMUKAN PENDIDIKAN TENTANG KECERDASAN EMOSI YANG MENGAJARKAN TENTANG : INTEGRITAS, KEJUJURAN, KOMITMEN, VISI, KREATIFITAS, KETAHANAN MENTAL, KEBIJAKSANAAN KEADILAN, PRINSIP KEPERCAYAAN, PENGUASAAN DIRI ATAU SINERGI, CENDERUNG MENIMBULKAN KRISIS MORAL ATAU BUTA HATI AKIBAT HANYA MENGANDALKAN LOGIKA.

2. SEMENTARA SKOR IQ ANAK AKAN SEMAKIN TINGGI, KECERDASAN EMOSI MEREKA JUSTRU MENURUN, ANAK-ANAK GENERASI SEKARANG LEBIH SERING MENGALAMI MASALAH EMOSI DIBANDING GENERASI TERDAHULUNYA, TUMBUH DALAM KESEPIAN, LEBIH MUDAH MARAH, LEBIH SULIT DIATUR, CENDERUNG CEMAS DAN AGRESIF (DANIEL GOLEMAN : 1999).

Page 4: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

3. ADANYA KECENDERUNGAN UMUM BAHWA PARA SISWA HANYA TERBIASA MENGGUNAKAN SEBAGIAN KECIL SAJA DARI POTENSI ATAU KEMAMPUAN BERPIKIRNYA. DAN YANG LEBIH DIKHAWATIRKAN ADALAH SEANDAINYA MEREKA MALAS BERPIKIR DAN TERBIASA MALAS BERPIKIR SENDIRI. KECENDERUNGAN DEMIKIAN, SAMA ARTINYA DENGAN PEMANDULAN, DAN SAMA SEKALI BUKAN PENCERDASAN.

4. BELAJAR BERANI BERPIKIR LEBIH OBJEKTIF, APALAGI BERBEDA DARI BUKU ATAU KETERANGAN GURU, BERPIKIR LOGIS ATAU KRITIS, DIALOGIS, DAN ARGUMENTATIF SECARA MANDIRI UMUMNYA MASIH MERUPAKAN BARANG LANGKA DI SEKOLAH-SEKOLAH KITA. KEDUDUKAN DAN PERANAN GURU SEBAGAI SUMBER ATAU FASILITATOR BELAJAR, DIPERSEPSI SISWA SECARA MONOPOLI DAN AMAT MENENTUKAN.

KONDISI OBJEKTIFPERMASALAHAN PENDIDIKAN/

PEMBELAJARAN

Page 5: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

Bukan sekedar proses pengayaan intelektual, tetapi juga menumbuhkan benih-benih adab* manusia; untuk mengecambahkan kualitas luhur kemanusiaan

Pendidikan

Page 6: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap
Page 7: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

Masalah:1. Etisk-humanitas (doktrinasi)

2. Demokrasi (manusia sbg alat Pencapain target pembangunan3. Kebebasan (hanya dimaknai

Kebebasan eksternal, pdhlJuga pentingnya kebebasan

Internal (hawa nafsu)

Konsep dasar: manusia makhluk sosial

Pddk adlh untuk memenuhi kebth sosial

Page 8: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

HUMAN PERSON AS AN INDIVIDUAL/AS AMEMBER OF

SOCIETY

FAMILY

NATION

WORLDREGION

GLO

BAL

SPIR

ITU

ALIT

Y

HEALTH &

HARMONY WITH

NATURE

TRUT & WISDOM

LOVE &

COMPASSIO

N

CREA

TIVI

TY &

AP

RECI

ATIO

N O

F BE

AUTY

PEACE & JUSTICE

SUSTAINABLE HUMAN

DEVELOPMENT

NATIONAL UNITY &

GLOBAL

SOLIDARITY

THE CORE VALUES OF LEARNING TO BE FULLY HUMAN

Page 9: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

INSAN CERDAS

BERDAYA SAING

HEART

PENDIDIKAN

HEADHERITAGE

HUMANITIES HAND

HEALTH

Page 10: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

THINKING GLOBALLY, ACTING LOCALLY, PERSEIVE NEWLY

Page 11: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

TRANSFORMASI BUDAYAPEMBENTUKAN PRIBADIPENYIAPAN WARGA NEGARA YANG BAIKPENYIAPAN TENAGA KERJA BERKUALITAS TINGGI

PRINSIP : KEMANUSIAAN PARTISIPASI KOLABORASI KERJASAMA INOVATIF

JALUR : KELUARGA SEKOLAH LEMBAGA SOSIAL KEMASYARAKATAN LEMB.PEMERINTAH

PEND.

AKSELERASI PENINGKATA

N AKSES LAYANAN

DAN MUTU PEMBINAAN

BANGSA

DIMENSI

BUDAYA/TRADISI

BAHASA DAERAH

AGAMA

EKO KELUARGA

KEWILAYAHAN

LANDASAN IDEOLOGIS, 1. PANCASILA/UUD 45

2. EDUCATION FOR ALL3. PERATURAN

PERUNDANGAN PENDIDIKAN

POLA PIKIR/STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN BERBASIS KEILMUAN

SOSIAL

PENDEKATAN IPTEK/IMTAQ

PENDEKATAN PROFESIONAL

Page 12: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

VISI

VISI, MISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN BERBASIS KEILMUAN SOSIAL

Terbinanya rasa aman dalam merealisasikan diri sebagai hamba Tuhan yang mandiri dan memunculkan tindakan yang penuh teladan, dengan menggunakan pendekatan holistik

MISI

Membangun kehidupan yang cerdas, berbudi luhur dan merujuk kepada konsep kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

STRATEGI

Perubahan paradigma model pendidikan konvensional kepada model aktif---kreatif---proaktif--responsif, berbasis nilai dengan model agresiveness style

Page 13: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN BERBASIS KEILMUAN SOSIALBERBASIS KEILMUAN SOSIAL

1. Pelurusan mindset utuh pendidikan dan elaborasi konseptual filosofis pendidikan sebagaimana diamatkan UU NO 20/2003 tentang SISDIKNAS, yang berpegang kepada prinsip: pembangunan watak dan peradaban bangsa, paradigma pendidikan yang mencerdaskan bangsa, paradigma pendidikan yang demokratis dan berkeadilan, paradigma pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan, paradigma pendidikan sistemik yang terbuka dan multi makna, paradigma yang memberikan keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreatifitas, paradigma pendidikan yang mengembangkan budaya dan paradigma pendidikan dengan memberdayakan masyarakat.

2. Essensi membangun keutuhan bangsa melalui pendidikan dilakukan melalui upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan kehidupan bangsa bukan agregasi kecerdasan perorangan, karakter bangsa bukan agregasi karakter perorangan, kecerdasan dan karakter bangsa mengandung perekat sosiokultural. Kecerdasan bangsa adalan kecerdasan sosiokultural yang akan membangun bangsa dalam harmoni dan perdamaian dengan dukungan penguasaan IPTEKS.

Page 14: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN BERBASIS KEILMUAN SOSIALBERBASIS KEILMUAN SOSIAL

3. Pendidikan adalah memanusiakan manusia, karena itu pendidikan harus dilaksanakan secara utuh berlandaskan hakekat manusia Indonesia yang terkandung dalam Pancasila dengan segala aspek kulturan kehidupannya dan bingkai utuh sistem pendidikan nasional yang digariskan dalam UU No.20/2003 tentang SISDIKNAS sebagai aspek legal di Indonesia.

4. Pendidikan adalah kemanusian yang tidak bisa dihampiri semata-mata dari pendekatan politik, ekonomi dan hukum melainkan harus dihampiri dari pendekatan perkembangan hidup manusia dan kemanusiaan. Perlu dihindari simplifikasi pemaknaan dan penyempitan proses penyelenggaraan pendidikan, yang menekankan kepada target-target kuantitatif belaka dalam format berpikir linier.

Page 15: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN BERBASIS KEILMUAN SOSIAL BERBASIS KEILMUAN SOSIAL

5. Dari berbagai fenomena yang ada dirasa perlu dilakukan pelurusan mindset utuh pendidikan dan elaborasi konseptual filosofis makna pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UU No.20/2003 dan UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen.

6. Pengembangan strategi dan skenario yang sistematik dan sistemik untuk mewujudkan standar nasional pendidikan (standari isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan pembiayaan, dan penilaian pendidikan). Melakukan penjaminan mutu pendidikan .

7. Upaya untuk mengelaborasi lebih jauh konsep pembelajaran berbasis nilai dan kompetensi, paradigma operasional learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to life together.

8. Penegasan konsep dan strategi pendanaan pendidikan yang mampu menopang upaya pelayanan pendidikan yang bermutu, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kompetensi dan ketenagakerjaan pendidikan untuk menopang upaya peningkatan pendidikan secara berkelanjutan sehingga realisasi anggaran pendidikan terjamin efisiensi dan akuntable.

Page 16: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN DASAR KONSEPSIONAL PENDIDIKAN BERBASIS KEILMUAN SOSIAL BERBASIS KEILMUAN SOSIAL

9. Pendidikan hendaknya dijiwai secara utuh dan konsisten oleh kaidah-kaidah pendidikan sebagai proses mendewasakan dan memanusiakan manusia. Pendidikan harus dilandasi oleh filosofi yang jelas, bukan semata-mata persoalan sosial politik ekonomi dan hukum melainkan perkembangan manusia yang ada dalam kontek budaya sebagai sebuah sistem yang terbuka dan harus didekati dari sudut kemanusiaan, sehingga terwujudkan pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia.

10.Strategi upaya yang harus dilakukan berikutnya harus dikembangkan pemulihan keutuhan proses pembelajaran yang mendidik sebagai wahana pengembangan kehidupan demokratis, karakter dan kemandirian sebagai soft skills, serta penguasaan sains, teknologi dan seni sebagai hard skills. Pemulihan pembelajaran yang mendidik ini memerlukan revitalisasi manajemen pendidikan yang mampu merevitalisasi mainset dan profesionalisme dan para pemimpin pendidikan yang berwawasan masa depan (visioner)

Page 17: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

DINAMIKA LINGKUNGAN STRATEGIS

(Globalisasi, Demokratisasi, HAM, Multikulturalisme, Gender, IPTEK, Kelestarian Ling.Hidup, Governance

Insan Indonesia

Cerdas dan

KompetitifMandiri

Kebijakan

Strategi

Program

Paradigma Nasional (Pancasila & UUD 45), landasan Yuridis (UU SISDIKNAS, UU GURU & DOSEN, PP 19/2005,

UU Badan Hukum Pendidikan

MASALAH & TANTANGAN

Tinkat pendidikan PTK relatif di lapangan relatif masih kekurangan/rendah

Jumlah &distribusi PTK terbatas

Fasilitas pendidikan belum memadai

Kualitas pendidikan relatif rendah

Tata kelola belum efektif, efisien, dan akuntabel

KONDISI HARAPAN Meningkatnya mutu PTK di

lapangan

Meningkatnya Perluasan dan Pemerataan Pendidikan PTK

Meningkatnya Mutu dan Relevansi Pendidikan

Meningkatnya Governance dan Akuntabilitas

Meningkatnya SDM yang profesional

KERANGKA PEMIKIRAN PENGEMBANGAN DAN PROGRAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

1.Standarisasi2.Penjaminan Mutu3.Akreditasi

Page 18: pendekatan sosiologi, psikologi dan antropologi terhadap

DINAMIKA LINGKUNGAN STRATEGIS

(Globalisasi, Demokratisasi, HAM, Multikulturalisme, Gender, IPTEK, Kelestarian Ling.Hidup, Governance

MASALAH & TANTANGAN

Tinkat pendidikan PTK relatif di lapangan kekurangan/rendah

Jumlah & distribusi terbatas

Fasilitas pendidikan belum memadai

Kualitas pendidikan relatih rendah

Tata kelola belum efektif, efisien, dan akuntabel

KONDISI HARAPAN Meningkatnya mutu PTK

PNF di lapangan

Meningkatnya Perluasan dan Pemerataan Pendidikan PTK PNF

Meningkatnya Mutu dan Relevansi Pendidikan NF

Meningkatnya Governance dan Akuntabilitas

Meningkatnya SDM yang profesional

Insan Indonesia

Cerdas dan

Kompetitif rendah

Kebijakan

Strategi

Program

Paradigma Nasional (Pancasila & UUD 45), landasan Yuridis (UU SISDIKNAS, UU GURU & DOSEN, PP 19/2005,

UU Badan Hukum Pendidikan

1.Standarisasi2.Penjaminan Mutu3.Akreditasi

1. Pendidikan Dasar i2. Wajar Dikdas 9 Tahun3. Peningkatan Mutu Pendidikan dan

Tenaga Kependidikan4. Manajemen Pelayanan Pendidikan 5. Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan6. Pengembangan Budaya Baca dan

Pembinaan Perpustakaan Desa7. Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamakan Gende & Anak8. Peningkatan Pengawasan &

Akuntabilitas9. Peningkatan Sarana dan Prasarana

KERANGKA PEMIKIRAN PENGEMBANGAN DAN PROGRAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA