psikologi eksistensial

24
 Psikologi Eksistensial (http://www.psychologymania.com/2011/09/psikologi-eksistensial.html) jumat 02 maret 2012 23:11 Psikologi Eksistensial atau sekarang berkembang dengan nama psikologi Humanistik atau psikologi holistic berawal dari kajian filsafat yang diawali dari Sorean Kierkigard tentang eksistensi manusia. Sebelum psikologi modern membuka dirinya pada pemikiran (school of thought) berbasis emosi dan spiritual yang transenden, psikologi terlebih dahulu dipengaruhi oleh ide-ide humanistik. Psikologi humanistik berpusat pada diri, holistik, terobsesi pada aktualisasi diri, serta mengajarkan optimisme mengenai kekuatan manusia untuk mengubah diri mereka sendiri dan masyarakat. Terdapat gerakkan eksistensialisme  pada abad 19 yang dikemukakan oleh seorang filsuf bernama Søren Kierkegaard. Dalil uta ma dari eksistensialisme adalah keberadaan (existence) individual manusia yang dialami secara subjektif Istilah eksistensi berasal dari akar kata ex-sistere, yang secara literal berarti bergerak atau tumbuh ke luar. Dengan istilah in hendak dikatakan oleh para eksistensialis bahwa eksistensi manusia seharusnya dipahami bukan sebagai kumpulan substansi-substansi, mekanisme-mekanisme, atau pola-pola statis, melainkan sebagai ³gerak´ atau ³menjadi´, sebagai sesuatu yang ³mengada´. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang bersaha memahami kondisi manusia sebagaimana memanifestasikan dirinya di dalam situasi-situasi kongkret. Kondisi manusia yang dimaksud bukanlah hanya berupa ciri-ciri fisiknya (misalnya tubuh dan tempat tinggalnya), tetapi juga seluruh momen yang hadir pada saat itu (misalnya perasaan senangnya, kecemasannya, kegelapannya, dan lainnya). Manusia eksistensial lebih sekedar manusia alam (suatu organisme/alam, objek) seperti pandangan behaviorisme, akan tetapi manusia sebagai ³subjek´ serta manusia dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh, yakni sebagai kesatuan individu dan dunianya. Manusia tidak dapat dipisahkan sebagai manusia individu yang hidup sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dengan lingkungan dan habitatnya secara keseluruhan. Manusia (individu) tidak mempunyai eksistensi yang dipisahkan dari dunianya dan dunia tidak mungkin ada tanpa ada individu yang memaknakannya. Individu dan dunia saling menciptakan atau mengkonstitusikan (co- constitute). Dikatakan saling menciptakan (co-constitutionality), karena musia dengan dunianya memang tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya. Tidak ada dunia tanpa ada

Upload: ayu-nur-parwati

Post on 16-Jul-2015

176 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 1/24

Psikologi Eksistensial

(http://www.psychologymania.com/2011/09/psikologi-eksistensial.html) jumat 02 maret

2012 23:11

Psikologi Eksistensial atau sekarang berkembang dengan nama psikologi Humanistik 

atau psikologi holistic berawal dari kajian filsafat yang diawali dari Sorean Kierkigard

tentang eksistensi manusia. Sebelum psikologi modern membuka dirinya pada pemikiran

(school of thought) berbasis emosi dan spiritual yang transenden, psikologi terlebih dahulu

dipengaruhi oleh ide-ide humanistik. Psikologi humanistik berpusat pada diri, holistik,

terobsesi pada aktualisasi diri, serta mengajarkan optimisme mengenai kekuatan manusia

untuk mengubah diri mereka sendiri dan masyarakat. Terdapat gerakkan eksistensialisme

 pada abad 19 yang dikemukakan oleh seorang filsuf bernama Søren Kierkegaard. Dalil utama

dari eksistensialisme adalah keberadaan (existence) individual manusia yang dialami secara

subjektif 

Istilah eksistensi berasal dari akar kata ex-sistere, yang secara literal berarti bergerak 

atau tumbuh ke luar. Dengan istilah in hendak dikatakan oleh para eksistensialis bahwa

eksistensi manusia seharusnya dipahami bukan sebagai kumpulan substansi-substansi,

mekanisme-mekanisme, atau pola-pola statis, melainkan sebagai ³gerak´ atau ³menjadi´,

sebagai sesuatu yang ³mengada´.

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang bersaha memahami kondisi manusia

sebagaimana memanifestasikan dirinya di dalam situasi-situasi kongkret. Kondisi manusia

yang dimaksud bukanlah hanya berupa ciri-ciri fisiknya (misalnya tubuh dan tempat

tinggalnya), tetapi juga seluruh momen yang hadir pada saat itu (misalnya perasaan

senangnya, kecemasannya, kegelapannya, dan lainnya). Manusia eksistensial lebih sekedar 

manusia alam (suatu organisme/alam, objek) seperti pandangan behaviorisme, akan tetapi

manusia sebagai ³subjek´ serta manusia dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh,

yakni sebagai kesatuan individu dan dunianya. Manusia tidak dapat dipisahkan sebagai

manusia individu yang hidup sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dengan lingkungan dan

habitatnya secara keseluruhan. Manusia (individu) tidak mempunyai eksistensi yang

dipisahkan dari dunianya dan dunia tidak mungkin ada tanpa ada individu yang

memaknakannya. Individu dan dunia saling menciptakan atau mengkonstitusikan (co-

constitute). Dikatakan saling menciptakan (co-constitutionality), karena musia dengan

dunianya memang tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya. Tidak ada dunia tanpa ada

Page 2: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 2/24

individu, dan tidak ada individu tanpa ada dunia. Individu selalu kontekstual, oleh karena

sebab itu tidak mungkin bisa memahami manusia tanpa memahami dunia tempat eksistensi

manusia, melalui dunianyalah maka makna eksistensi tampak bagi dirinya dan orang lain.

Sebaliknya individu memberi makna pada dunianya, tanpa diberi makna oleh individu maka

dunia tidak ada sebagai dunia.

Psikologi eksistensial adalah ilmu pengetahuan empiris tentang eksistensi manusia yang

menggunakan metode analisis fenomenologis. psikologi eksistensial bertentangan dengan

 pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan alam dalam psikologi.

Asal Muasal Psikologi Eksistensial dalam Psikologi

Tokoh psikologi eksistensial yang terkenal adalah Ludwig Binswanger (1881) dan Medard

Boss (1903). Psikologi eksistensial menolak konsep tentang kausalitas, dualisme antara jiwa

dan badan, serta pemisahan orang dari lingkungannya.

Ludwig Binswager lahir pada tanggal 13 april 1881, di Kreuzlingen, Swiss di tengah keluarga

yang memiliki tradisi kedokteran dan psikiatrik kuat. Kakeknya, yang namanya kecilnya juga

Ludwig adalah pendiri Belleuve Sanatorium di Kruezlingen pada tahun 1857. ayahnya Robert

adalah direktur Sanatorium tersebut. Pada tahun 1911, Binswanger diangkat menjadi direktur 

medis Belleuve sanatorium.

Ludwig meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Zurich tahun1907. Dia belajar dibawah bimbingan Carl Jung dan menjadi asistennya dalam Freudian society. Seperti halnya

Jung, dia juga lebih terpengaruh Eugen Bleuleur, seorang psikiatri Swiss terkemuka. Dia

adalah salah seorang pengikut pertama Freud di Swiss. Pada awal 1920-an, Binswanger 

menjadi salah pelopor pertama dalam menerapkan fenomenologi dalam psikiatri. Sepuluh

tahun kemudian dia menjadi seorang analisis eksistensial. Binswanger mendefinisikan

analisis eksistensial sebagai analisis fenomenologis tentang eksistensi manusia yang actual.

Tujuannya adalah rekonstruksi dunia pengalaman batin.

Binswanger adalah terapis pertama yang menekankan sifat dasar eksistensial dari tipe krisis

yang dialami pasien dalam pengalaman terapi. Binswanger pada dasarnya berjuang untuk 

menemukan arti dalam penyakit gila dengan mnerjemahkan pengalaman para pasien kedalam

teori psikoanalisis. Setelah membaca pendekatan filsafat Heidegger ³Being in time´ (1962),

Binswanger menjadi lebih eksistensial dan fenomenologis dalam pendekatannya kepada para

  pasien. Pada tahun 1956, Binswanger berhenti menjadi direktur Sanatorium setelah

Page 3: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 3/24

menduduki posisi tersebut selama 45 tahun. Dia terus melakukan studi dan menulis sampai

meninggal pada tahun 1966.

Sedangkan Medard Boss lahir di St. Gallen, Swiss pada tanggal 4 oktober 1903. kemudian

menghabiskan masa mudanya di Zurich pusat aktivitas psikologi saat itu. Dia menerima gelar 

kedokteran university of Zurich pada tahun 1928. kemudian melanjutkan studi ke Paris dan

Wina serta membiarkan dirinya dianalisis oleh S.Freud. Mulai tahun 1928, dia bergabung

dengan Carl Jung yang menunjukkan pada Boss kemungkinan lepasnya psikoloanalisis dari

interpretasi Freudian.

Dalam masa-masa itu, Boss membaca karya-karya Ludwig Binswanger dan Martin

Heidegger. Pertemuannya dengan Heidegger pada tahun 1964 yang kemudian berlanjut

dengan persahabatannyalah yang membawanya kepada psikologi eksistensial. Pengaruh

dalam eksistensial sangat besar sehingga sering disejajarkan dengan Binswanger.

Konsep dasar filsafat eksistensialistik sebagai kelompok ketiga menurut Blocher adalah

kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting, sesuatu yang bermakna dalam

dirinya. Sesuatu yang paling bermakna di dalam diri seseorang adalah eksistensi dirinya.

Perhatian yang lebih besar terhadap pribadi, terhadap manusia daripada terhadap system yang

formal. Konsep identitas menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam kehidupan manusia.

Mengenai ini, Beck (1963) menyusun beberapa paham dasar sebagai konsep dasar 

falsafahnya yang diambil sebagian besar dari filsafat eksistensialisme, sebagai berikut:

Setiap pribadi bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatannnya sendiri.

Orang harus menganggap orang lain sebagai obyek dari nilai-nilai sebagai bagian dari

 perhatiannya.

Manusia berada dalam dunia realitas.

Kehidupan yang bermakna harus terhindar sejauh mungkin dari ancaman, baik fisik 

maupun psikis.

Setiap orang memiliki latar belakang keturunannya sendiri dan memperoleh

 pengalaman-pengalaman unik.

Orang bertindak atas dasar pandangan terhadap realitasnya sendiri yang subyektif,

tidak karena realitas yang obyektif di luar dirinya.

Page 4: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 4/24

Manusia tidak bisa digolongkan sebagai baik atau jahat dari asalnya (by nature).

Manusia berreaksi sebagai kesatuan organisasi terhadap setiap situasi (Gunarsa,

1996:9-13).

Prinsip Eksitensi dalam Psikologi

Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan perilaku sebagai akibat dari perangsangan dari

luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa

lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-

kebutuhan, dan dorongan-dorongan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan hanya

ia sendiri yang bertanggungjawab terhadap eksistensinya. Manusia dapat mengatasi baik 

lingkungan maupun badan fisiknya apabila ia memang memilih begitu. Apa saja yang

dilakukannya adalah pilihannya sendiri. Orang sendirilah yang menentukan akan menjadi apa

dia dan apa yang akan dilakukannya.

Lalu apakah pengaruh eksistensialisme terhadap psikologi? Psikologi eksistensial ini

menjabarkan psikologi yang dilandaskan pada fakta primordial dari dunia pribadi yang

 bermakna yang menjadi sasaran dari segenap aktivitas. Salah satu dalil dasar yang mendasari

  psikologi eksistensial adalah setiap manusia unik dalam kehidupan batinnya, dalam

mempersepsi dan mengevaluasi dunia, dan dalam bereaksi terhadap dunia. Perhatiannya

adalah pada kesadaran, perasaan-perasaan, suasana-suasana perasaan, dan pengalaman-

 pengalaman pribadi individual yang berkaitan dengan keberadaan individualnya dalam dunia

dan di antara sesamanya. Intinya dari perspektif ini adalah melihat manusia secara

keseluruhan sebagai subjek.

Sebagaimana tercermin dalam tulisan Binswanger dan Boss, psikologi eksistensial

 bertentangan dengan pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan

alam dalam psikologi. Tidak ada hubungan sebab akibat dalam eksistensial manusia, hanya

ada rangkaian urutan tingkah laku tetapi tidak bisa menurunkan kausalitas dari rangkaian

tersebut. Sesuatu yang terjadi pada seorang anak-anak bukan penyebab dari tingkah lakunya

kemudian sebagai seorang dewasa. Peristiwa yang terjadi mungkin memiliki makna

eksistensi yang sama akan tetapi tidak berarti peristiwa A menyebabkan peristiwa B.

Psikologi eksistensial mengganti konsep kausalitas dengan konsep motivasi.

Untuk menjelaskan perbedaan antara sebab dan motif, Boss mencontohkan dengan jendela

yang tertutup oleh angin dan manusia. Angin menyebabkan jendela tertutup, tetapi manusia

Page 5: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 5/24

termotif untuk menutup jendela karena ia tahu bahwa jika jendela terbuka maka air hujan

akan masuk. Karena prinsip kausalitas kurang relevan dengan tingkah laku manusia dan

sebaliknya motivasi dan pemahaman merupakan prinsip-prinsip operatif dalam analisis

eksistensial tingkah laku. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)

Struktur Eksistensi

Ada-di-Dunia (Dasein)

Merupakan dasar fundamental dalam psikologi eksistensial. Seluruh struktur eksistensi

manusia didasarkan pada konsep ini. Ada-di-dunia (Dasein) adalah keseluruhan eksistensi

manusia, bukan merupakan milik atau sifat seseorang. Sifat dasar dari Dasein adalah

keterbukaannya dalam menerima dan memberikan respon terhadap apa yang ada dalam

kehadirannya. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari dunia dan dunia tidak memiliki

eksistensi terlepas dari manusia. Dunia dimana manusia memiliki eksistensi meliputi 3

wilayah, yaitu:

Umweit (dunia biologis, ³lingkungan´)

Dunia objek disekitar kita, dunia natural. Yang termasuk dalam umwelt diantaranya

kebutuhan-kebutuhan biologis, dorongan-dorongan, naluri-naluri, yakni dunia yang akan

terus ada, tempat dimana kita harus menyesuaikan diri. Akan tetapi umwelt tidak diartikan

sebagai ³dorongan-dorongan´ semata melainkan dihubungkan dengan kesadaran-dirimanusia.

Mitweit (³dunia bersama´)

Dunia perhubungan antar manusia dengan manusia yang lain. Didalamnya terdapat

  perhubungan antar berupa interaksi manusiawi yang mengandung makna. Dalam

 perhubungan tersebut terdapat perasaan-perasaan seperti cinta dan benci yang tidak pernah

 bisa dipahami hanya sebagai sesuatu yang bersifat biologis semata.

Eigenwelt (³dunia milik sendiri´)

Adalah kesadaran diri, perhubungan diri dan secara khas hadir dalam diri manusia.

Ada-melampaui-Dunia (kemungkinan-kemungkinan dalam manusia)

Page 6: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 6/24

Analisis eksistensial mendekati eksistensi manusia dengan tidak memakai pandangan lain

selain bahwa manusia ada di dunia, memiliki dunia, ingin melampaui dunia. Akan tetapi,

Binswanger tidak mengartikan ada-melampaui-dunia sebagai dunia lain melainkan mau

mengungkapkan begitu banyak kemungkinan yang dimiliki manusia untuk mengatasi dunia

yang disinggahinya dan memasuki dunia baru. Istilah melampaui/mengatasi dunianya dikenal

  juga dengan transendensi yang merupakan karakteristik khas dari eksistensi manusia serta

merupakan landasan bagi kebebasan manusia.

Karena hanya dengan mengaktualisasikan kemungkinan-kemungkinan tersebut ia dapat

menjalani kehidupan yang otentik, apabila ia menyangkal atau membatasi kemungkinan-

kemungkianan yang penuh dari eksistensinya atau membiarkan dirinya dikuasai oleh orang-

oarang lain atau oleh lingkungannya, maka manusia itu hidup dalam suatu eksistensi yang

tidak otentik. Manusia bebas memilih salah satu dari keduanya.

Dasar Eksistensi

Manusia dapat hidup dengan bebas, akan tetapi bukan berarti tanpa adanya batas-batas. Salah

satu batas adalah dasar eksistensi kemana orang-orang ³dilemparkan´. Kondisi

³keterlemparan´ ini, yakni cara manusia menemukan dirinya dalam dunia yang menjadi

dasarnya, merupakan nasibnya. Manusia harus hidup sampai nasibnya berakhir untuk 

mencapai kehidupan yang otentik. Keterlemparan juga diartikan sebagai keadaan diperdaya

oleh dunia, dengan akibat orang-orang menjadi terasing dari dirinya sendiri.

Rancangan Dunia

Rancangan dunia adalah istilah Binswanger untuk menyebut pola yang meliputi cara ada di

dunia seorang individu. Rancangan dunia seseorang menentukan cara bagaimana ia akan

 bereaksi terhadap situasi-situasi khusus serta ciri sifat dan simpton macam mana yang akan

dikembangkannya.batas-batas dari rancangan tersebut mungkin sempit, dan mengerut atau

mungkin lebar dan meluas.

Binswanger mengamati bahwa jika rancangan dunia dikuasai oleh sejumlah kecil kategori,

maka ancamannya akan lebih cepat dialami dibandingkan bila rancangan dunia terdiri dari

 bermacam-macam kategori. Pada umumnya, orang memiliki lebih dari satu rancangan dunia.

Cara-cara Ada Dunia

Page 7: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 7/24

Ada banyak cara yang berbeda untuk ada di dunia, setiap cara merupakan Dasein memahami,

menginterpretasikan, dan mengungkap dirinya. Diantaranya, cara jamak (dengan menjalin

hubungan-hubungan formal, kompetisi, dan perjuangan), cara tunggal (untuk dirinya sendiri),

dan cara anonimitas (tenggelam di tengah orang banyak). Biasanya orang tidak hanya

memiliki satu cara eksistensi, tetapi banyak.

Eksistensial

Boss tidak berbicara tentang cara-cara ada di dunia dengan arti sama seperti yang

dikemukakan oleh Binswanger. Boss lebih membicarakan mengenai sifat-sifat yang melekat

  pada eksistensi manusia, selain itu hal lain yang dibicarakan oleh Boss adalah spasialitas

eksistensi (keterbukaan dan kejelasan merupakan spasialitas (tdk diartikan dalam jarak) yang

sejati dalam dunia manusia), temporalitas eksistensi (waktu (bkn jam) yang

digunakan/dihabiskan manusia untuk«.), badan (ruang lingkup badaniah dalam pemenuhan

eksistensi manusia), eksistensi dalam manusia milik bersama (manusia selalu berkoeksistensi

atau tinggal bersama orang lain dalam dunia yang sama), dan suasana hati atau penyesuaian

(apa yang diamati dan direspon seseorang tergantung pada suasana hati saat itu).

Dinamika Eksistensi

Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan tingkah laku sebagai akibat dari perangsang

dari luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa

lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-

kebutuhan, dan dorongan-dorongan.

Akan tetapi ia memiliki kebebasan untuk memilih dan hanya ia sendiri yang bertanggung

 jawab terhadap eksistensinya. Apa saja yang dilakukannya adalah pilihannya sendiri, orang

sendirilah yang menentukan akan menjadi apa dia dan apa yang akan dilakukannya.

Perkembangan Eksistensi

Konsep eksistensial perkembangan yang paling penting adalah konsep tentang menjadi.

Eksistensi tidak pernah statis, tetapi selalu berada dalam proses menjadi sesuatu yang baru,

mengatasi diri sendiri. Tujuannya adalah untuk menjadi manusia sepenuhnya, yakni

memenuhi semua kemungkinan Dasein.

Page 8: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 8/24

Menjadi orang dan menjadi dunia selalu berhubungan, keduanya merupakan mitra menjadi

(co-becoming, Strauss). Orang menyingkap kemungkinan-kemungkinan dari eksistensinya

melalui dunia, dan sebaliknya dunia tersingkap oleh orang yang ada di dalamnya. Manakala

  bila yang satu tumbuh dan berkembang maka yang juga harus tumbuh dan berkembang

  begitu pula sebaliknya apabila yang satu terhambat maka yang juga terhambat. Bahwa

kehidupan berakhir dengan kematian sudah merupakan fakta yang diketahui oleh setiap

orang.

Terapi

Inti terapi eksistensial adalah hubungan antara terapi dengan kliennya. Hubungan ini disebut

 pertemuan. Pertemuan adalah kehadiran asal satu Dasein kehadapan Dasein yang lain, yakni

sebuah ³ketersingkapan´ satu Dasein terhadap yang lainnya. Berbeda dengan terapi-terapi

formal, seperti terapi gaya Freud, atau terapi-terapi yang ³teknis´, seperti terapi gaya

 behavioris, para terapis eksistensial sepertinya ingin terlibat intim dengan Anda. Saling beri

dan saling terima adalah bagian paling alami dari pertemuan, bukan untuk saling menghakimi

dan memojokkan. (Boeree, C.George, 2004)

Para analasis eksistensial menyadari kompleksitas manusia yang mereka hadapi di ruang-

ruang praktek mereka. Mereka menyadari bahwa manusia bukan hanya merupakan makhluk 

  biologis atau fisik, melainkan juga sebagai makhluk yang unik dan mempunyai kesadaran.Dengan perkataan lain, manusia tidak lain adalah tubuh (organisme) yang berkesadaran. Oleh

sebab itu, mereka beranggapan bahwa pendekatan analisis eksistensial tentunya diperlukan,

karena menwarkan kejernihan analisis atas pasien-pasien mereka. Gejala manusia dan

  pengalaman-pengalamannya tentu saja tidak bisa dikuantitafikasikan dan digeneralisasi

  begitu saja. Perlu pengungkapan yang lebih spesifik. Analisis eksistensial dianggap mampu

melakukan tugas itu.

Dalam analisis eksistensial yang dilakukan Binswanger sebagai metode baru yang berbeda

dari metode-metode yang ada sebelumnya, terlihat dalam kasus yang ditanganinya yaitu

kasus ³Ellen West´ yang merupakan salah seorang pasiennnya. Binswanger mengadakan

analisis fenomenologis mengenai tingkah lakunya dan menggunakan penemuan-penemuan

tersebut untuk merumuskan eksistensi atau cara-cara ada-di-dunia pasien tersebut. Ia

menyelidiki arsip-arsip di Sanotarium dan memilih kasus seorang gadis muda, yang pernah

 berusaha untuk melakukan bunuh diri. Kasus ini menarik karena selain buku harian, catatan-

Page 9: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 9/24

catatan pribadi dan puisi-puisinya yang penuh pesona, juga karena sebelum dirawat di

sanotarium, ia telah dirawat lebih dari dua periode oleh para psikoanalis dan selama di

sanitarium ia telah menerima perawatan dari Bleuler dan Kraepelin. Dalam analisis

eksistensial (yang tekanannya lebih pada terapi), Binswanger pertama-tama menganalisis

asumsi-asumsi yang mendasari hakekat manusia kemudian ia berhasil sampai pada

 pemahaman mengenai struktur tempat diletakkannya segenap system terapeutik. (Zainal A.,

2002)

Medard Boss menggunakan analisis mimpi dalam terapinya terhadap seorang pasien yang

menderita obsesional-complusive. Pasien ini menderita kompulsi-kompulsi untuk mencuci

tangan dan membersihkan, ia sering bermimpi tentang menara-menara gereja. Pasien ini

sebelumnya telah menjalani analisa Freudian dan menginterpretasikan isi mimpi tersebut

sebagai simbol-simbol phalik serta menjalani analisa Jungian yang menghubungkannyadengan simbol-simbol arketif religius. Dalam dengan Boss sang pasien menceritakan tentang

mimpi-mimpinya yang datang berulang-ulang seperti ia mendekati sebuah pintu kamar mandi

yang selalu terkunci. Boss menunjukkan dalam pembahasannya tenang kasus itu bahwa

  pasien merasa bersalah, karena telah mengunci beberapa potensi yang sangat penting dalam

dirinya. Ia mengunci baik kemungkinan-kemungkinan pengalaman badaniahnya maupun

spiritualnya atau aspek ³dorongannya´ dan aspek ³tuhannya´, semua itu dilakukannya untk 

melarikan diri dari semua masalah yang dihadapinya. Menurutnya pasien merasa bersalah

  bukan semata-mata bahwa ia mempunyai rasa bersalah. Pasien tidak menerima dan tidak 

memasukkan kedua aspek tersebut ke dalam eksistesinya, maka ia merasa bersalah dan

 berhutang pada dirinya. Pemahaman mengenai rasa bersalah tidak ada hubungannya dengan

sikap menilai (³judgmental attitude´), yang perlu dilakukan hanyalah memperhatikan

kehidupan dan pengalaman pasien secara sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat.

Pandangan Islam tentang Eksistensi Manusia

³Sungguh kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang kami

hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar 

dan melihat. Sungguh kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang

 bersyukur dan ada pula yang kufur.´ (Q.S. Al-Insan : 2-3)

Berbicara mengenai eksistensi manusia yang dalam hal ini psikologi eksistensial terdapat

  beberapa hal yang memiliki kesamaan dengan yang diajarkan dalam Islam. Seperti yang

terdapat pada ayat diatas, dapat kita ambil makna bahwa sesungguhnya manusia diberikan

Page 10: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 10/24

kebebasan untuk memilih kebaikan ataupun keburukkan untuk hidup yang jelas Allah SWT

telah memberikan petunjuk yang benar dan lurus, apabila kemudian mereka (manusia) mau

  bersyukur ataupun kufur tergantung kepada manusia itu sendiri. Karena Allah SWT telah

memberikan potensi-potensi kepada manusia untuk dikembangkan dan digunakan sebaik-

  baiknya. Dalam memandang kebebasan menusia untuk berbuat sesuatu untuk hidupnya

  psikologi eksistensi juga mengungkapkan hal tersebut, manusia akan hidup dalam

eksistensinya walaupun dengan pilihan hidup yang otentik dan tidak otentik manusia itu

sendiri juga yang memilihnya. Namun ada hal yang tidak dapat ditemukan oleh pemakalah

dalam eksistensi manusia itu sendiri. Yaitu dari mana manusia itu berasal sehingga bisa

menjadi ada-di-dunia atau disebut Dasein. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari

dunia dan dunia tidak memiliki eksistensi terlepas dari manusia. Tidak ada penjelasan

  bagaimana manusia dan dunia bisa ada. Kami memang menemukan aspek ³tuhan´ serta

µspiritual¶ pada analisa mimpi yang dilakukan oleh Boss akan tetapi penjelasan aspek tersebut

tidak ditemukan. Seolah-olah manusia dan dunia muncul dengan begitu saja kemudian

manusia itu menyadari keberadaannya maka dia µada¶. Sedangkan dalam ayat diatas jelas

manusia diciptakan dari setetes mani yang bercampur oleh Allah SWT.

Begitu pula dalam surat Ar-Rahman ayat 4, ³ Dia menciptakan manusia´ serta pada ayat

7&10, ³Dan langit telah ditingggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan.(7) Dan bumi

telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya.(10)´. Bahwa manusia dan dunia adalah hasil

ciptaan Allah SWT. dan tidak begitu saja ada. Memang dalam teori in terdapat konsep

transendensi, akan tetapi pengertian transendensi disini menekankan pada cara manusia untuk 

melampaui/mengatasi permasalahan dunianya.

Kelemahan dalam Psikologi Eksistensial

Salah satu kritik terhadap psikologi eksistensial adalah ketika psikologi telah diperjuangkan

untuk dapat membebaskan diri dari dominasi filsafat, justru psikologi eksistensial secara

terang-terangan menyatakan kemuakkannya terhadap positivisme dan determinisme. Para

 psikolog di Amerika yang telah memperjuangkan kemerdekaan psikologi dari filsafat jelas

menentang keras segala bentuk hubungan baru dengan filsafat. Banyak psikolog merasa

  bahwa psikologi eksistensial mencerminkan suatu pemutusan yang mengerikan dengan

  jajaran ilmu pengetahuan, karena itu membahayakan kedudukan ilmu psikologi yang telah

diperjuangkan dengan begitu susah payah.

Page 11: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 11/24

Salah satu konsep eksistensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi ³ilmiah´ ialah

kebebasan individu untuk menjadi menurut apa ynag diinginkannya. Jika benar, maka konsep

in sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tengtang

tingkah laku yang sangat deterministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan

eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen

menjadi sangat terbatas. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)

Banyak psikolog dan sarjana psikologi baik dalam maupun luar negeri mempertanyakan

keberadaan analisis eksistensial. Yang mereka pertanyakan menyangkut dasar-dasar ilmiah

dari analisis eksistensial. Psikologi sebagai ilmu telah lama diupayakan untuk melepaskan

diri dan berada jauh dari filsafat. Psikologi harus merupakan suatu science (ilmu pasti alami)

yang independent. Padahal, analisis eksistensial mengeritik ilmu (science) dan mengambil

manfaat dari filsafat (fenomenologi dan eksistensialisme). Atas dasar itu, banyak sarjana  psikologi yang bertanya, apakah analisis eksistensial relevan dengan perkembangan ilmu

 psikologi modern?

Jawaban atas pertanyaan itu tergantung pada pemahaman kita tentang manusia. Siapakah atau

apakah manusia itu? Apakah manusia pada dasarnya hanya merupakan bagian dari organisme

dan atau dari materi (aspek fisik kehidupan)? Jika kita memahami manusia sebgaimana para

 behavioris atau psikoanalis memahaminya, yakni bahwa manusia pada dasarnya merupakan

 bagian dari organisme atau materi, maka analisis eksistensial tampaknya tidak diperlukan.

Cukup dengan pendekatan kuantitatif dan medis, dengan eksperimen dan pembedahan otak 

musia, maka kita sudah cukup mampu memahami dan menyembuhkan individu (manusia)

yang bermasalah (patologis). Namun, dalam praktek atau kenyataan, kita menyaksikan bahwa

manusia ternyata jauh lebih kompleks dari sekedar organisme dan materi. (Zainal A., 2002)

Daftar Pustaka

Abidin, Zanial, 2002. Analisis Eksistensial untuk psikologi dan psikiatri, Bandung: PT Refika

Aditama.

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Jakarta, PT Rineka Cipta.

Page 12: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 12/24

Boeree, C.George, 2004. Personality Theories, Yogyakarta

Chaplin, J.P., 1999. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Davidoff, Linda L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta, Erlangga.

Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik-

Fenomenologi). Yogyakarta, Kanisius.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta,

Kanisius

Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993. Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis),

Yogyakarta : Kanisius. Psikologi Eksistensial

(http://www.psychologymania.com/2011/09/psikologi-eksistensial.html) jumat 02 maret

2012 23:11

Psikologi Eksistensial atau sekarang berkembang dengan nama psikologi Humanistik atau

  psikologi holistic berawal dari kajian filsafat yang diawali dari Sorean Kierkigard tentang

eksistensi manusia. Sebelum psikologi modern membuka dirinya pada pemikiran (school of 

thought) berbasis emosi dan spiritual yang transenden, psikologi terlebih dahulu dipengaruhioleh ide-ide humanistik. Psikologi humanistik berpusat pada diri, holistik, terobsesi pada

aktualisasi diri, serta mengajarkan optimisme mengenai kekuatan manusia untuk mengubah

diri mereka sendiri dan masyarakat. Terdapat gerakkan eksistensialisme pada abad 19 yang

dikemukakan oleh seorang filsuf bernama Søren Kierkegaard. Dalil utama dari

Page 13: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 13/24

eksistensialisme adalah keberadaan (existence) individual manusia yang dialami secara

subjektif 

Istilah eksistensi berasal dari akar kata ex-sistere, yang secara literal berarti bergerak atau

tumbuh ke luar. Dengan istilah in hendak dikatakan oleh para eksistensialis bahwa eksistensi

manusia seharusnya dipahami bukan sebagai kumpulan substansi-substansi, mekanisme-

mekanisme, atau pola-pola statis, melainkan sebagai ³gerak´ atau ³menjadi´, sebagai sesuatu

yang ³mengada .́

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang bersaha memahami kondisi manusia sebagaimana

memanifestasikan dirinya di dalam situasi-situasi kongkret. Kondisi manusia yang dimaksud

 bukanlah hanya berupa ciri-ciri fisiknya (misalnya tubuh dan tempat tinggalnya), tetapi juga

seluruh momen yang hadir pada saat itu (misalnya perasaan senangnya, kecemasannya,

kegelapannya, dan lainnya). Manusia eksistensial lebih sekedar manusia alam (suatu

organisme/alam, objek) seperti pandangan behaviorisme, akan tetapi manusia sebagai

³subjek´ serta manusia dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh, yakni sebagai

kesatuan individu dan dunianya. Manusia tidak dapat dipisahkan sebagai manusia individu

yang hidup sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dengan lingkungan dan habitatnya secara

keseluruhan. Manusia (individu) tidak mempunyai eksistensi yang dipisahkan dari dunianya

dan dunia tidak mungkin ada tanpa ada individu yang memaknakannya. Individu dan dunia

saling menciptakan atau mengkonstitusikan (co-constitute). Dikatakan saling menciptakan

(co-constitutionality), karena musia dengan dunianya memang tidak bisa dipisahkan satu dari

yang lainnya. Tidak ada dunia tanpa ada individu, dan tidak ada individu tanpa ada dunia.

Individu selalu kontekstual, oleh karena sebab itu tidak mungkin bisa memahami manusia

tanpa memahami dunia tempat eksistensi manusia, melalui dunianyalah maka makna

eksistensi tampak bagi dirinya dan orang lain. Sebaliknya individu memberi makna pada

dunianya, tanpa diberi makna oleh individu maka dunia tidak ada sebagai dunia.

Psikologi eksistensial adalah ilmu pengetahuan empiris tentang eksistensi manusia yang

menggunakan metode analisis fenomenologis. psikologi eksistensial bertentangan dengan

 pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan alam dalam psikologi.

Asal Muasal Psikologi Eksistensial dalam Psikologi

Page 14: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 14/24

Tokoh psikologi eksistensial yang terkenal adalah Ludwig Binswanger (1881) dan Medard

Boss (1903). Psikologi eksistensial menolak konsep tentang kausalitas, dualisme antara jiwa

dan badan, serta pemisahan orang dari lingkungannya.

Ludwig Binswager lahir pada tanggal 13 april 1881, di Kreuzlingen, Swiss di tengah keluarga

yang memiliki tradisi kedokteran dan psikiatrik kuat. Kakeknya, yang namanya kecilnya juga

Ludwig adalah pendiri Belleuve Sanatorium di Kruezlingen pada tahun 1857. ayahnya Robert

adalah direktur Sanatorium tersebut. Pada tahun 1911, Binswanger diangkat menjadi direktur 

medis Belleuve sanatorium.

Ludwig meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Zurich tahun1907. Dia belajar 

dibawah bimbingan Carl Jung dan menjadi asistennya dalam Freudian society. Seperti halnya

Jung, dia juga lebih terpengaruh Eugen Bleuleur, seorang psikiatri Swiss terkemuka. Dia

adalah salah seorang pengikut pertama Freud di Swiss. Pada awal 1920-an, Binswanger 

menjadi salah pelopor pertama dalam menerapkan fenomenologi dalam psikiatri. Sepuluh

tahun kemudian dia menjadi seorang analisis eksistensial. Binswanger mendefinisikan

analisis eksistensial sebagai analisis fenomenologis tentang eksistensi manusia yang actual.

Tujuannya adalah rekonstruksi dunia pengalaman batin.

Binswanger adalah terapis pertama yang menekankan sifat dasar eksistensial dari tipe krisis

yang dialami pasien dalam pengalaman terapi. Binswanger pada dasarnya berjuang untuk 

menemukan arti dalam penyakit gila dengan mnerjemahkan pengalaman para pasien kedalamteori psikoanalisis. Setelah membaca pendekatan filsafat Heidegger ³Being in time´ (1962),

Binswanger menjadi lebih eksistensial dan fenomenologis dalam pendekatannya kepada para

  pasien. Pada tahun 1956, Binswanger berhenti menjadi direktur Sanatorium setelah

menduduki posisi tersebut selama 45 tahun. Dia terus melakukan studi dan menulis sampai

meninggal pada tahun 1966.

Sedangkan Medard Boss lahir di St. Gallen, Swiss pada tanggal 4 oktober 1903. kemudian

menghabiskan masa mudanya di Zurich pusat aktivitas psikologi saat itu. Dia menerima gelar 

kedokteran university of Zurich pada tahun 1928. kemudian melanjutkan studi ke Paris dan

Wina serta membiarkan dirinya dianalisis oleh S.Freud. Mulai tahun 1928, dia bergabung

dengan Carl Jung yang menunjukkan pada Boss kemungkinan lepasnya psikoloanalisis dari

interpretasi Freudian.

Page 15: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 15/24

Dalam masa-masa itu, Boss membaca karya-karya Ludwig Binswanger dan Martin

Heidegger. Pertemuannya dengan Heidegger pada tahun 1964 yang kemudian berlanjut

dengan persahabatannyalah yang membawanya kepada psikologi eksistensial. Pengaruh

dalam eksistensial sangat besar sehingga sering disejajarkan dengan Binswanger.

Konsep dasar filsafat eksistensialistik sebagai kelompok ketiga menurut Blocher adalah

kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting, sesuatu yang bermakna dalam

dirinya. Sesuatu yang paling bermakna di dalam diri seseorang adalah eksistensi dirinya.

Perhatian yang lebih besar terhadap pribadi, terhadap manusia daripada terhadap system yang

formal. Konsep identitas menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam kehidupan manusia.

Mengenai ini, Beck (1963) menyusun beberapa paham dasar sebagai konsep dasar 

falsafahnya yang diambil sebagian besar dari filsafat eksistensialisme, sebagai berikut:

Setiap pribadi bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatannnya sendiri.

Orang harus menganggap orang lain sebagai obyek dari nilai-nilai sebagai bagian dari

 perhatiannya.

Manusia berada dalam dunia realitas.

Kehidupan yang bermakna harus terhindar sejauh mungkin dari ancaman, baik fisik 

maupun psikis.

Setiap orang memiliki latar belakang keturunannya sendiri dan memperoleh

 pengalaman-pengalaman unik.

Orang bertindak atas dasar pandangan terhadap realitasnya sendiri yang subyektif,

tidak karena realitas yang obyektif di luar dirinya.

Manusia tidak bisa digolongkan sebagai baik atau jahat dari asalnya (by nature).

Manusia berreaksi sebagai kesatuan organisasi terhadap setiap situasi (Gunarsa,

1996:9-13).

Prinsip Eksitensi dalam Psikologi

Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan perilaku sebagai akibat dari perangsangan dari

luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa

lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-

Page 16: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 16/24

kebutuhan, dan dorongan-dorongan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan hanya

ia sendiri yang bertanggungjawab terhadap eksistensinya. Manusia dapat mengatasi baik 

lingkungan maupun badan fisiknya apabila ia memang memilih begitu. Apa saja yang

dilakukannya adalah pilihannya sendiri. Orang sendirilah yang menentukan akan menjadi apa

dia dan apa yang akan dilakukannya.

Lalu apakah pengaruh eksistensialisme terhadap psikologi? Psikologi eksistensial ini

menjabarkan psikologi yang dilandaskan pada fakta primordial dari dunia pribadi yang

 bermakna yang menjadi sasaran dari segenap aktivitas. Salah satu dalil dasar yang mendasari

  psikologi eksistensial adalah setiap manusia unik dalam kehidupan batinnya, dalam

mempersepsi dan mengevaluasi dunia, dan dalam bereaksi terhadap dunia. Perhatiannya

adalah pada kesadaran, perasaan-perasaan, suasana-suasana perasaan, dan pengalaman-

 pengalaman pribadi individual yang berkaitan dengan keberadaan individualnya dalam duniadan di antara sesamanya. Intinya dari perspektif ini adalah melihat manusia secara

keseluruhan sebagai subjek.

Sebagaimana tercermin dalam tulisan Binswanger dan Boss, psikologi eksistensial

 bertentangan dengan pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan

alam dalam psikologi. Tidak ada hubungan sebab akibat dalam eksistensial manusia, hanya

ada rangkaian urutan tingkah laku tetapi tidak bisa menurunkan kausalitas dari rangkaian

tersebut. Sesuatu yang terjadi pada seorang anak-anak bukan penyebab dari tingkah lakunya

kemudian sebagai seorang dewasa. Peristiwa yang terjadi mungkin memiliki makna

eksistensi yang sama akan tetapi tidak berarti peristiwa A menyebabkan peristiwa B.

Psikologi eksistensial mengganti konsep kausalitas dengan konsep motivasi.

Untuk menjelaskan perbedaan antara sebab dan motif, Boss mencontohkan dengan jendela

yang tertutup oleh angin dan manusia. Angin menyebabkan jendela tertutup, tetapi manusia

termotif untuk menutup jendela karena ia tahu bahwa jika jendela terbuka maka air hujan

akan masuk. Karena prinsip kausalitas kurang relevan dengan tingkah laku manusia dan

sebaliknya motivasi dan pemahaman merupakan prinsip-prinsip operatif dalam analisis

eksistensial tingkah laku. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)

Struktur Eksistensi

Ada-di-Dunia (Dasein)

Page 17: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 17/24

Merupakan dasar fundamental dalam psikologi eksistensial. Seluruh struktur eksistensi

manusia didasarkan pada konsep ini. Ada-di-dunia (Dasein) adalah keseluruhan eksistensi

manusia, bukan merupakan milik atau sifat seseorang. Sifat dasar dari Dasein adalah

keterbukaannya dalam menerima dan memberikan respon terhadap apa yang ada dalam

kehadirannya. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari dunia dan dunia tidak memiliki

eksistensi terlepas dari manusia. Dunia dimana manusia memiliki eksistensi meliputi 3

wilayah, yaitu:

Umweit (dunia biologis, ³lingkungan´)

Dunia objek disekitar kita, dunia natural. Yang termasuk dalam umwelt diantaranya

kebutuhan-kebutuhan biologis, dorongan-dorongan, naluri-naluri, yakni dunia yang akan

terus ada, tempat dimana kita harus menyesuaikan diri. Akan tetapi umwelt tidak diartikan

sebagai ³dorongan-dorongan´ semata melainkan dihubungkan dengan kesadaran-diri

manusia.

Mitweit (³dunia bersama´)

Dunia perhubungan antar manusia dengan manusia yang lain. Didalamnya terdapat

  perhubungan antar berupa interaksi manusiawi yang mengandung makna. Dalam

 perhubungan tersebut terdapat perasaan-perasaan seperti cinta dan benci yang tidak pernah

 bisa dipahami hanya sebagai sesuatu yang bersifat biologis semata.

Eigenwelt (³dunia milik sendiri´)

Adalah kesadaran diri, perhubungan diri dan secara khas hadir dalam diri manusia.

Ada-melampaui-Dunia (kemungkinan-kemungkinan dalam manusia)

Analisis eksistensial mendekati eksistensi manusia dengan tidak memakai pandangan lain

selain bahwa manusia ada di dunia, memiliki dunia, ingin melampaui dunia. Akan tetapi,

Binswanger tidak mengartikan ada-melampaui-dunia sebagai dunia lain melainkan mau

mengungkapkan begitu banyak kemungkinan yang dimiliki manusia untuk mengatasi dunia

yang disinggahinya dan memasuki dunia baru. Istilah melampaui/mengatasi dunianya dikenal

  juga dengan transendensi yang merupakan karakteristik khas dari eksistensi manusia serta

merupakan landasan bagi kebebasan manusia.

Page 18: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 18/24

Karena hanya dengan mengaktualisasikan kemungkinan-kemungkinan tersebut ia dapat

menjalani kehidupan yang otentik, apabila ia menyangkal atau membatasi kemungkinan-

kemungkianan yang penuh dari eksistensinya atau membiarkan dirinya dikuasai oleh orang-

oarang lain atau oleh lingkungannya, maka manusia itu hidup dalam suatu eksistensi yang

tidak otentik. Manusia bebas memilih salah satu dari keduanya.

Dasar Eksistensi

Manusia dapat hidup dengan bebas, akan tetapi bukan berarti tanpa adanya batas-batas. Salah

satu batas adalah dasar eksistensi kemana orang-orang ³dilemparkan´. Kondisi

³keterlemparan´ ini, yakni cara manusia menemukan dirinya dalam dunia yang menjadi

dasarnya, merupakan nasibnya. Manusia harus hidup sampai nasibnya berakhir untuk 

mencapai kehidupan yang otentik. Keterlemparan juga diartikan sebagai keadaan diperdaya

oleh dunia, dengan akibat orang-orang menjadi terasing dari dirinya sendiri.

Rancangan Dunia

Rancangan dunia adalah istilah Binswanger untuk menyebut pola yang meliputi cara ada di

dunia seorang individu. Rancangan dunia seseorang menentukan cara bagaimana ia akan

 bereaksi terhadap situasi-situasi khusus serta ciri sifat dan simpton macam mana yang akan

dikembangkannya.batas-batas dari rancangan tersebut mungkin sempit, dan mengerut atau

mungkin lebar dan meluas.

Binswanger mengamati bahwa jika rancangan dunia dikuasai oleh sejumlah kecil kategori,

maka ancamannya akan lebih cepat dialami dibandingkan bila rancangan dunia terdiri dari

 bermacam-macam kategori. Pada umumnya, orang memiliki lebih dari satu rancangan dunia.

Cara-cara Ada Dunia

Ada banyak cara yang berbeda untuk ada di dunia, setiap cara merupakan Dasein memahami,

menginterpretasikan, dan mengungkap dirinya. Diantaranya, cara jamak (dengan menjalin

hubungan-hubungan formal, kompetisi, dan perjuangan), cara tunggal (untuk dirinya sendiri),

dan cara anonimitas (tenggelam di tengah orang banyak). Biasanya orang tidak hanya

memiliki satu cara eksistensi, tetapi banyak.

Eksistensial

Page 19: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 19/24

Boss tidak berbicara tentang cara-cara ada di dunia dengan arti sama seperti yang

dikemukakan oleh Binswanger. Boss lebih membicarakan mengenai sifat-sifat yang melekat

  pada eksistensi manusia, selain itu hal lain yang dibicarakan oleh Boss adalah spasialitas

eksistensi (keterbukaan dan kejelasan merupakan spasialitas (tdk diartikan dalam jarak) yang

sejati dalam dunia manusia), temporalitas eksistensi (waktu (bkn jam) yang

digunakan/dihabiskan manusia untuk«.), badan (ruang lingkup badaniah dalam pemenuhan

eksistensi manusia), eksistensi dalam manusia milik bersama (manusia selalu berkoeksistensi

atau tinggal bersama orang lain dalam dunia yang sama), dan suasana hati atau penyesuaian

(apa yang diamati dan direspon seseorang tergantung pada suasana hati saat itu).

Dinamika Eksistensi

Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan tingkah laku sebagai akibat dari perangsang

dari luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa

lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-

kebutuhan, dan dorongan-dorongan.

Akan tetapi ia memiliki kebebasan untuk memilih dan hanya ia sendiri yang bertanggung

 jawab terhadap eksistensinya. Apa saja yang dilakukannya adalah pilihannya sendiri, orang

sendirilah yang menentukan akan menjadi apa dia dan apa yang akan dilakukannya.

Perkembangan Eksistensi

Konsep eksistensial perkembangan yang paling penting adalah konsep tentang menjadi.

Eksistensi tidak pernah statis, tetapi selalu berada dalam proses menjadi sesuatu yang baru,

mengatasi diri sendiri. Tujuannya adalah untuk menjadi manusia sepenuhnya, yakni

memenuhi semua kemungkinan Dasein.

Menjadi orang dan menjadi dunia selalu berhubungan, keduanya merupakan mitra menjadi

(co-becoming, Strauss). Orang menyingkap kemungkinan-kemungkinan dari eksistensinya

melalui dunia, dan sebaliknya dunia tersingkap oleh orang yang ada di dalamnya. Manakala

  bila yang satu tumbuh dan berkembang maka yang juga harus tumbuh dan berkembang

  begitu pula sebaliknya apabila yang satu terhambat maka yang juga terhambat. Bahwa

kehidupan berakhir dengan kematian sudah merupakan fakta yang diketahui oleh setiap

orang.

Page 20: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 20/24

Terapi

Inti terapi eksistensial adalah hubungan antara terapi dengan kliennya. Hubungan ini disebut

 pertemuan. Pertemuan adalah kehadiran asal satu Dasein kehadapan Dasein yang lain, yakni

sebuah ³ketersingkapan´ satu Dasein terhadap yang lainnya. Berbeda dengan terapi-terapi

formal, seperti terapi gaya Freud, atau terapi-terapi yang ³teknis´, seperti terapi gaya

 behavioris, para terapis eksistensial sepertinya ingin terlibat intim dengan Anda. Saling beri

dan saling terima adalah bagian paling alami dari pertemuan, bukan untuk saling menghakimi

dan memojokkan. (Boeree, C.George, 2004)

Para analasis eksistensial menyadari kompleksitas manusia yang mereka hadapi di ruang-

ruang praktek mereka. Mereka menyadari bahwa manusia bukan hanya merupakan makhluk 

  biologis atau fisik, melainkan juga sebagai makhluk yang unik dan mempunyai kesadaran.

Dengan perkataan lain, manusia tidak lain adalah tubuh (organisme) yang berkesadaran. Oleh

sebab itu, mereka beranggapan bahwa pendekatan analisis eksistensial tentunya diperlukan,

karena menwarkan kejernihan analisis atas pasien-pasien mereka. Gejala manusia dan

  pengalaman-pengalamannya tentu saja tidak bisa dikuantitafikasikan dan digeneralisasi

  begitu saja. Perlu pengungkapan yang lebih spesifik. Analisis eksistensial dianggap mampu

melakukan tugas itu.

Dalam analisis eksistensial yang dilakukan Binswanger sebagai metode baru yang berbeda

dari metode-metode yang ada sebelumnya, terlihat dalam kasus yang ditanganinya yaitukasus ³Ellen West´ yang merupakan salah seorang pasiennnya. Binswanger mengadakan

analisis fenomenologis mengenai tingkah lakunya dan menggunakan penemuan-penemuan

tersebut untuk merumuskan eksistensi atau cara-cara ada-di-dunia pasien tersebut. Ia

menyelidiki arsip-arsip di Sanotarium dan memilih kasus seorang gadis muda, yang pernah

 berusaha untuk melakukan bunuh diri. Kasus ini menarik karena selain buku harian, catatan-

catatan pribadi dan puisi-puisinya yang penuh pesona, juga karena sebelum dirawat di

sanotarium, ia telah dirawat lebih dari dua periode oleh para psikoanalis dan selama di

sanitarium ia telah menerima perawatan dari Bleuler dan Kraepelin. Dalam analisis

eksistensial (yang tekanannya lebih pada terapi), Binswanger pertama-tama menganalisis

asumsi-asumsi yang mendasari hakekat manusia kemudian ia berhasil sampai pada

 pemahaman mengenai struktur tempat diletakkannya segenap system terapeutik. (Zainal A.,

2002)

Page 21: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 21/24

Medard Boss menggunakan analisis mimpi dalam terapinya terhadap seorang pasien yang

menderita obsesional-complusive. Pasien ini menderita kompulsi-kompulsi untuk mencuci

tangan dan membersihkan, ia sering bermimpi tentang menara-menara gereja. Pasien ini

sebelumnya telah menjalani analisa Freudian dan menginterpretasikan isi mimpi tersebut

sebagai simbol-simbol phalik serta menjalani analisa Jungian yang menghubungkannya

dengan simbol-simbol arketif religius. Dalam dengan Boss sang pasien menceritakan tentang

mimpi-mimpinya yang datang berulang-ulang seperti ia mendekati sebuah pintu kamar mandi

yang selalu terkunci. Boss menunjukkan dalam pembahasannya tenang kasus itu bahwa

  pasien merasa bersalah, karena telah mengunci beberapa potensi yang sangat penting dalam

dirinya. Ia mengunci baik kemungkinan-kemungkinan pengalaman badaniahnya maupun

spiritualnya atau aspek ³dorongannya´ dan aspek ³tuhannya´, semua itu dilakukannya untk 

melarikan diri dari semua masalah yang dihadapinya. Menurutnya pasien merasa bersalah

  bukan semata-mata bahwa ia mempunyai rasa bersalah. Pasien tidak menerima dan tidak 

memasukkan kedua aspek tersebut ke dalam eksistesinya, maka ia merasa bersalah dan

 berhutang pada dirinya. Pemahaman mengenai rasa bersalah tidak ada hubungannya dengan

sikap menilai (³judgmental attitude´), yang perlu dilakukan hanyalah memperhatikan

kehidupan dan pengalaman pasien secara sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat.

Pandangan Islam tentang Eksistensi Manusia

³Sungguh kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang kami

hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar 

dan melihat. Sungguh kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang

 bersyukur dan ada pula yang kufur.´ (Q.S. Al-Insan : 2-3)

Berbicara mengenai eksistensi manusia yang dalam hal ini psikologi eksistensial terdapat

  beberapa hal yang memiliki kesamaan dengan yang diajarkan dalam Islam. Seperti yang

terdapat pada ayat diatas, dapat kita ambil makna bahwa sesungguhnya manusia diberikan

kebebasan untuk memilih kebaikan ataupun keburukkan untuk hidup yang jelas Allah SWT

telah memberikan petunjuk yang benar dan lurus, apabila kemudian mereka (manusia) mau

  bersyukur ataupun kufur tergantung kepada manusia itu sendiri. Karena Allah SWT telah

memberikan potensi-potensi kepada manusia untuk dikembangkan dan digunakan sebaik-

  baiknya. Dalam memandang kebebasan menusia untuk berbuat sesuatu untuk hidupnya

  psikologi eksistensi juga mengungkapkan hal tersebut, manusia akan hidup dalam

eksistensinya walaupun dengan pilihan hidup yang otentik dan tidak otentik manusia itu

Page 22: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 22/24

sendiri juga yang memilihnya. Namun ada hal yang tidak dapat ditemukan oleh pemakalah

dalam eksistensi manusia itu sendiri. Yaitu dari mana manusia itu berasal sehingga bisa

menjadi ada-di-dunia atau disebut Dasein. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari

dunia dan dunia tidak memiliki eksistensi terlepas dari manusia. Tidak ada penjelasan

  bagaimana manusia dan dunia bisa ada. Kami memang menemukan aspek ³tuhan´ serta

µspiritual¶ pada analisa mimpi yang dilakukan oleh Boss akan tetapi penjelasan aspek tersebut

tidak ditemukan. Seolah-olah manusia dan dunia muncul dengan begitu saja kemudian

manusia itu menyadari keberadaannya maka dia µada¶. Sedangkan dalam ayat diatas jelas

manusia diciptakan dari setetes mani yang bercampur oleh Allah SWT.

Begitu pula dalam surat Ar-Rahman ayat 4, ³ Dia menciptakan manusia´ serta pada ayat

7&10, ³Dan langit telah ditingggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan.(7) Dan bumi

telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya.(10)´. Bahwa manusia dan dunia adalah hasilciptaan Allah SWT. dan tidak begitu saja ada. Memang dalam teori in terdapat konsep

transendensi, akan tetapi pengertian transendensi disini menekankan pada cara manusia untuk 

melampaui/mengatasi permasalahan dunianya.

Kelemahan dalam Psikologi Eksistensial

Salah satu kritik terhadap psikologi eksistensial adalah ketika psikologi telah diperjuangkan

untuk dapat membebaskan diri dari dominasi filsafat, justru psikologi eksistensial secara

terang-terangan menyatakan kemuakkannya terhadap positivisme dan determinisme. Para psikolog di Amerika yang telah memperjuangkan kemerdekaan psikologi dari filsafat jelas

menentang keras segala bentuk hubungan baru dengan filsafat. Banyak psikolog merasa

  bahwa psikologi eksistensial mencerminkan suatu pemutusan yang mengerikan dengan

  jajaran ilmu pengetahuan, karena itu membahayakan kedudukan ilmu psikologi yang telah

diperjuangkan dengan begitu susah payah.

Salah satu konsep eksistensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi ³ilmiah´ ialah

kebebasan individu untuk menjadi menurut apa ynag diinginkannya. Jika benar, maka konsep

in sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tengtang

tingkah laku yang sangat deterministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan

eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen

menjadi sangat terbatas. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)

Page 23: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 23/24

Banyak psikolog dan sarjana psikologi baik dalam maupun luar negeri mempertanyakan

keberadaan analisis eksistensial. Yang mereka pertanyakan menyangkut dasar-dasar ilmiah

dari analisis eksistensial. Psikologi sebagai ilmu telah lama diupayakan untuk melepaskan

diri dan berada jauh dari filsafat. Psikologi harus merupakan suatu science (ilmu pasti alami)

yang independent. Padahal, analisis eksistensial mengeritik ilmu (science) dan mengambil

manfaat dari filsafat (fenomenologi dan eksistensialisme). Atas dasar itu, banyak sarjana

  psikologi yang bertanya, apakah analisis eksistensial relevan dengan perkembangan ilmu

 psikologi modern?

Jawaban atas pertanyaan itu tergantung pada pemahaman kita tentang manusia. Siapakah atau

apakah manusia itu? Apakah manusia pada dasarnya hanya merupakan bagian dari organisme

dan atau dari materi (aspek fisik kehidupan)? Jika kita memahami manusia sebgaimana para

 behavioris atau psikoanalis memahaminya, yakni bahwa manusia pada dasarnya merupakan bagian dari organisme atau materi, maka analisis eksistensial tampaknya tidak diperlukan.

Cukup dengan pendekatan kuantitatif dan medis, dengan eksperimen dan pembedahan otak 

musia, maka kita sudah cukup mampu memahami dan menyembuhkan individu (manusia)

yang bermasalah (patologis). Namun, dalam praktek atau kenyataan, kita menyaksikan bahwa

manusia ternyata jauh lebih kompleks dari sekedar organisme dan materi. (Zainal A., 2002)

Daftar Pustaka

Abidin, Zanial, 2002. Analisis Eksistensial untuk psikologi dan psikiatri, Bandung: PT Refika

Aditama.

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Jakarta, PT Rineka Cipta.

Boeree, C.George, 2004. Personality Theories, Yogyakarta

Chaplin, J.P., 1999. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Page 24: Psikologi Eksistensial

5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 24/24

Davidoff, Linda L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta, Erlangga.

Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik-

Fenomenologi). Yogyakarta, Kanisius.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta,

Kanisius

Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993. Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis),

Yogyakarta : Kanisius.