psikologi 7

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung pesertadidik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan danketerampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secaraberkoordinasi dan terarah, sehingga siswa diharapkan dapat mencapai prestasibelajar yang maksimal. Untuk memenuhi hal tersebut siswa haruslahmempunyai minat dan motivasi agar bisa mencapai prestasi belajar yangdiharapkan tersebut. Minat merupakan suatu ketertarikan yang dimiliki individu atas dasarrasa senang. Jadi orang yang senang terhadap suatu obyek akan dapatmenggerakan dirinya untuk menentukan suatu pilihan yang diminatinya.Seperti yang di jelaskan oleh Suryobroto (1988:109) bahwa : minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik padasuatu objek atau menyenangi suatu obyek. Timbulnya minat terhadapsuatu obyek ini ditandai dengan adanya rasa senang atau tetarik. Jadiboleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka seseorangtersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang diminatitersebut. Minat dan motivasi siswa yang kuat akan meningkatkan kemauan dansemangat yang tinggi dalam belajar, karena antara minat dan motivasisemangat belajar mempunyai hubungan yang erat, sebagaimana yangdikatakan oleh Sardiman, A.M. (2001:78) bahwadalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan

Upload: fahmy-khoerul-huda

Post on 15-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psicology

TRANSCRIPT

Page 1: psikologi 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung pesertadidik dan dibina

agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan danketerampilan. Dalam proses pendidikan

diperlukan pembinaan secaraberkoordinasi dan terarah, sehingga siswa diharapkan dapat

mencapai prestasibelajar yang maksimal. Untuk memenuhi hal tersebut siswa

haruslahmempunyai minat dan motivasi agar bisa mencapai prestasi belajar yangdiharapkan

tersebut.

Minat merupakan suatu ketertarikan yang dimiliki individu atas dasarrasa senang. Jadi

orang yang senang terhadap suatu obyek akan dapatmenggerakan dirinya untuk menentukan

suatu pilihan yang diminatinya.Seperti yang di jelaskan oleh Suryobroto (1988:109) bahwa :

minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik padasuatu objek atau

menyenangi suatu obyek. Timbulnya minat terhadapsuatu obyek ini ditandai dengan adanya

rasa senang atau tetarik. Jadiboleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka

seseorangtersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang diminatitersebut.

Minat dan motivasi siswa yang kuat akan meningkatkan kemauan dansemangat yang

tinggi dalam belajar, karena antara minat dan motivasisemangat belajar mempunyai

hubungan yang erat, sebagaimana yangdikatakan oleh Sardiman, A.M. (2001:78)

bahwadalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar,menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yangdikehendaki oleh subjek belajar itu

dapat tercapai.Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswamenjadi

tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pulakualitas hasil belajar siswa

dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalamproses belajar mempunyai motivasi yang

kuat dan jelas akan tekun danberhasil dalam belajarnya, tingginya motivasi dalam belajar

berhubungandengan tingginya prestasi belajar.

Dalam hal ini perlulah sekolah menyediakan wadah atau programyang bisa

menyalurkan bakat dan minat peserta didik, agar peserta didik bisa termotivasidalam belajar

dan diluar pelajaran sekolah siswa dapat meningkatkankemampuan dan keterampilannya,

sehingga siswa bisa menggali lebih banyaklagi potensi yang ada dalam dirinya.

Page 2: psikologi 7

B. Rumusan Masalah :

1. Bagaimana konsep serta indikator bakat dan minat peserta didik ?

2. Bagaimana konsep dan strategi peminatan peserta didik ?

3.Bagaimana konsep dan contoh strategi pembelajaran yang memfasilitasi

perkembangan minat peserta didik ?

C. Tujuan :

1. Untuk mengetahui konsep serta indikator bakat dan minat

2. Untuk mengetahui konsep dan strategi peminatan peserta didik

3. Untuk mengetahui konsep dan contoh strategi pembelajaran yang memfasilitasi

perkembangan minat peserta didik

Page 3: psikologi 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep serta Indikator Bakat dan Minat

1. Konsep Bakat dan Minat

Dalam kamus psikologi, Chaplin (1989) menyebutkan bahwa interes atau minat dapat

diartikan sebagai:

Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek

minatnya.

Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu

berharga atau berarti bagi individu.

Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah tertentu.

Dalam “Encyclopedia of Psychology”, minat adalah kecenderungan

tingkah laku yang mengarah pada tujuan yang pasti, aktivitas-aktivitas atau

pengalaman yang menarik dari tiap individu. Oleh karena itu, apabila individu atau

seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka itu berarti ia telah menetapkan

tujuan sebelumnya (Cuming, 1972). Sedangkan Crow and Crow mengidentifikasikan

minat sebagai kekuatan yang mendorong seseorang memberikan perhatian terhadap

orang lain atau melakukan aktivitas tertentu.

2. Indikator Bakat dan Minat

Istilah aptitude (bakat/ kemampuan) dan interest (minat). Bakat berkenaan

tentang kemampuan mental yang ditunjukkan seseoranguntuk melakukan suatu

kegiatan maupun aktivitas sehari-hari. Indikatornya biasanya meliputi kemampuan

verbal, numerik, mengingat, pemecahan masalah praktis, dsb. Dalam bakat

berkaitandalam menunjukkan area relatif dari kekuatan dan kelemahan seseorang,

sehingga bisa dinilai untuk mengarahkan pemilihan pekerjaan, misalnya

menghindari pekerjaan yang terkait dengan kelemahan individu serta mencari

pekerjaan yang memanfaatkan kekuatan individu.

Page 4: psikologi 7

Sementara minat, indikatornya terkait dengan ketertarikan/minat atau individu

terhadap area atau aktivitas bidang kerja, misalnya bagi peserta didik, apakah suka

belajar berkaitan dengan angka, kegiatan menganalisis, bertemu dengan orang,

berjualan, dsb.

B. Konsep dan Strategi Peminatan Peserta Didik

1. Konsep Peminataan Peserta Didik

Peminatan peserta didik merupakan upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan

peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak

mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara

(arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional) sehingga mencapai perkembangan optimal. Perkembangan optimal bukan

sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang

dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan

peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung

jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang

dihadapinya.

Penetapan peminatan merupakan hal penting dalam implementasi kurikulum 2013

karena adanya pilihan peminatan di SMA/MA/SMK, pilihan peminatan kelompok

mata pelajaran di SMA/MA dan pilihan peminatan kelompok program keahlian di

SMK. Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran merupakan

upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan mendalami mata pelajaran

yang diikuti pada satuan pendidikan, memahami dan memilih arah pengembangan

karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan

tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan

pilihan masing-masing peserta didik. Upaya mengoptimalkan potensi peserta didik

tersebut menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali

kelas, Guru BK/Konselor atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan orang tua/wali,

seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata pelajaranmerupakan

salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran.

Page 5: psikologi 7

Dengan demikian, penentuan peminatan peserta didik adalah sebuah proses yang

akan melibatkan serangkaian pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik

yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada di

lingkungannya.Permasalahan akan terjadi jika peserta didik tidak mampu untuk

menetukan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran, sehingga

akan menghambat proses pembelajaran. Untuk mencegah terjadinya masalah pada diri

peserta didik maka diperlukan adanya pelayanan BK yang membantu memandirikan

peserta didik melalui pengambilan keputusan terkait dengan memilih, menentukan,

meraih serta mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif

dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum

melalui (upaya) pendidikan.

2. Strategi Peminataan Peserta Didik

Sebenarnya kegiatan peminatan belajar peserta didik sesungguhnya tidak hanya

terjadi pada jenjang SMA, tetapi merupakan proses yang sistematis dan berkesinambungan

yang dimulai sejak siswa duduk di bangku sekolah, seperti :

Arah peminatan pertama perlu dikembangkan pada siswa SD/MI/SDLB yang

akan melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs/SMPLB. Mereka dibantu untuk

memperoleh informasi untuk memilih SMP/MTs/SMPLB

Arah peminatan kedua perlu dibangun pada siswa SMP/MTs/SMPLB yang akan

melajutkan ke SMA/MA/SMALB dan SMK. Mereka dibantu untuk memperoleh

informasi yang cukup lengkap tentang jenis dan penyelenggaraan masing-masing

SMA/MA/SMALB dan SMK, pilihan mata pelajaran dan arah karir yang ada, dan

kemungkinan studi lanjutannya.

Arah peminatan ketiga umum perlu dikembangkan pada siswa

SMA/MA/SMALB dan SMK untuk mengambil pilihan dan pendalaman, serta

keterkaitan lintas mata pelajaran tertentu, pilihan arah pengembangan karir.

Arah peminatan ketiga kejuruan perlu dikembangkan pada siswa SMK untuk

memilih dan mendalami dan mengakses keterkaitan lintas mata pelajaran

praktik/kejuruan yag ada di SMK.

Arah peminatan keempat perguruan tinggi perlu dikembangkan pada siswa di

SMA/MA/SMALB dan SMK yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi,

mereka dibantu untuk memilih salah satu fakultas dengan program studinya yang

Page 6: psikologi 7

ada di perguruan tinggi, sesuai dengan bakat dan minat, serta pilihan/pendalaman

mata pelajaran di SMA/MA/SMALB atau SMK.

Arah peminatan keempat  pekerjaan perlu dikembangkan pada siswa di

SMA/MA/SMALB dan SMK yang memilih untuk bekerja, mereka dibantu untuk

diberikan informasi tentang dunia kerja yang disesuaikan dengan jenjang

pendidikan dan minat serta pilihan/pendalaman mata pelajaran di

SMA/MA/SMALB atau SMK (lihat no.4b pada gambar).

Keberhasilan dalam peminataan peserta didik harus dilakukan dengan sebuah strategi

seperti,

Langkah Pertama: Pengumpulan Data

Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :

a. Data pribadi peserta didik : kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat dan minat serta

kecenderungan potensi.

b. Keluarga

c. Kondisi lingkungan

d. Mata pelajaran wajib dan pilihan

e. Sistem pembelajaran

f. Informasi pekerjaan/karir

g. Bahan informasi karir

h. Bahan informasi pendidikan lanjutan

i. Data kegiatan belajar

j. Data hasil belajar

k. Data khusus tentang peserta didik.

Langkah Kedua: InformasiPeminatan

Langkah ini dilakukanpada awal masuk sekolah yaitu saat memasuki kelas baru, saat

masa orientasi studidan menjelang akhir studi, peserta didik diberikan informasi

selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan peserta didik, yaitu

informasi tentang :

a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah atau selepas

dari kelas yang mereka duduki sekarang.

Page 7: psikologi 7

b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti

peserta didik, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat kelompok mata pelajaran

dan pilihan mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran serta lintas mata pelajaran.

c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang dapat

dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan

dengan peminatan vokasi.

d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh sekarang.

Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui layanan

klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi ini dapat dilengkapi dengan layanan

orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah dan/atau lembaga kerja yang sesuai dengan

peminatan/pilihan peserta didik.

Langkah Ketiga : Identifikasi dan Penetapan Peminatan

Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik dengan

syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran pilihan

dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi orang tua dan lingkungan pada

umumnya, terutama dalam rangka peminatan akademik, kejuruan, pendalaman mata

pelajaran, lintas minat mata pelajaran dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah

kondisi pribadi peserta didik benar-benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati,

dengan persyaratan dan kesempatan yang ada. Kecocokan itu disertai dengan tersedianya

fasilitas yang ada di sekolah dan cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang

memadai pula (terutama dari orang tuanya).

Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung Guru BK/Konselor, Guru

Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas bahkan dosen pembimbing dengan peserta didik

melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai pembahasan

individual, diskusi kelompok dan kegiatan lain dengan cara mengajak peserta didik berpikir,

merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawabatas berbagai aspek pilihan yang

tersedia dan keputusan yang diambil.

Langkah Keempat : Penyesuaian

Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan peminatankelompok mata

pelajaran atau mata pelajaran yang tepat bagi peserta didik dan orang lain yang

berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi peserta didik tetapi tidak

disetujuioleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan

Page 8: psikologi 7

peninjauan kembali melalui layanan konseling individual baik terhadap peserta didik

dan/ataupun orang tuanya.

Apabila pilihan dan keputusan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata

pelajarantepat tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan

yang diinginkan, maka peserta didik yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil

pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh, apabila pilihan dan keputusan tepat dan fasilitas di

sekolah/madrasah tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan

konseling individual (dengan peserta didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan

mencari bantuan atau beasiswa). Apabila pilihan dan keputusantidak tepat, maka peserta

didik yang bersangkutan perlu mengganti pilihan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata

pelajaran lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan

pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling individual bagi

peserta didik yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan seoptimal

mungkin demi kesuksesan studi peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar

(kecerdasan),bakat,minat,dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.

Langkah Kelima: Monitoring dan Tindak Lanjut

Pembimbing memonitor penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara

keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan

dengan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang dipilihnya.

Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik perlu diantisipasi dan memperoleh

pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat.

Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format (lihat lampiran) yang

diadministrasikan, secara berkala, minimal setiap tengah dan akhir/awal semester, hasil isian

format itu kemudian mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara tepat.

Waktu Pemilihan danPenetapan Peminatan Peserta Didik

Penetapan peminatan peserta didik dilakukan para pembimbing denga menyiapkan informasi yang jelas tentang daya tampung, jenis bidang peminatan, persyaratan khusus yang diperlukan pada peminatan mata pelajaran atau bidang keahlian tertentu, kriteria diterima dan ditolak sebagai peserta didik baru dan persyaratan lapor diri (herregristrasi) sebagai peserta didik baru serta proses pembinaan, pengembangan dan penyaluran. Kepala sekolah perlu mengatur personalia sekolah untuk layanan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik, memberikan layanan informasi yang mudah diakses oleh semua pihak. Calon peserta didik dan orang tua calon peserta didik diharapkan lebih aktif mencari informasi, mengisi formulir, menetapkan peminatannya, menyerahkan persyaratan pendaftaran calon peserta didik, peserta didik mengikuti seleksi dan bagi yang dinyatakan diterima dilanjutkan lapor

Page 9: psikologi 7

diri sebagai peserta didik baru, dan bagi yang tidak diterima dikembalikan kepada orang tua. Setelah selesai lapor diri, maka peserta didik menempuh pendidikan sesuai dengan peminatannya yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

C. Konsep dan Contoh Strategi Pembelajaran yang Memfasilitasi Perkembangan

Minat Peserta Didik

1. Konsep Pembelajaran yang Memfasilitasi Perkembangan Minat Peserta Didik

Pemfasilitasanminat belajar melalui pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh para

pembimbing,dimana harusmenciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran yang

diciptakan bersama oleh pembimbing.

Peserta didik dalam proses pembelajaran akan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap

bidang keahlian atau peminatannya dengan kondisi lingkungan yang baru. Hal ini memerlukan

pendampingan agar jangan sampai mengalami kesulitan dan dapat berkembang secara cepat dan

optimal sesuai dengan potensi peserta didik.

Arah peminatan peserta didik dapat dimulai saat peserta didik mengenal objek dan diberi

kesempatan atau ada kesempatan untuk berbuat. Semenjak anak usia dini yang dikembangan melalui

Pendidikan Anak Usia Dini, dilanjutkan ke pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat

Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas dan sampai di tingkat Perguruan Tinggi Harapan akhir dari

pendidikan adalah peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas dan terampil, serta

dapat mencapai kemandirian, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang berlandaskan akhlak mulia.

2. Contoh Strategi Pembelajaran yang Memfasilitasi Perkembangan Minat Peserta Didik

Pada bakat dan minat puisi, seperti pendidik mengintruksikan peserta didiknya

untuk menulis satu kata yang terbenak dalam pikirannya pada satu lembar kertas

kosong. Kemudian kertas-kertas yang dimiliki peserta didik tersebut dikumpulkan

dalam satu tempat. Kemudian para peserta didik dan si pembimbing menyusun

kata-kata tersebut menjadi satu buah puisi.

Pada bakat dan minat jurnalis, seperti pendidik yang memberi tugas pada para

peserta didik untuk mewawancara peserta didik berprestasi mengenai hal-hal

menarik tentang kehidupannya. Lalu, peserta didik harus menempelkannya pada

MADING.

Page 10: psikologi 7

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Jadi, Bakat dan Minat bukan sekedar kemampuan dan keinginan yang setiap orang

miliki. Melainkan kedua hal tersebut harus kita kembangkan salah satunya dengan cara

peminataan peserta didik dalam pembelajaran. Dimana setiap pembimbing bukan hanya bisa

mengetahui bakat dan minat peserta didik, tetapi harus bisa mengembangkan minat peserta

didik dengan suatu strategi agar menciptakan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,

dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara

dan peradaban dunia.

Page 11: psikologi 7

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, abu dan sholeh munawar, Psikologi Perkembangan,2005,Jakarta, PT. Rineka cipta

Suryobroto, sumadi, Psikologi Perkembangan Edisi IV, 1990, Yogyakarta, Rake sarasin

Syah, muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, 2000, Bandung, PT.

Remaja rosdakarya

Syamsudin, Abin. 2008. Psikologi Kependidikan : Perangkat Pembelajaran Sistem Modul.

Rosdakarya : Bandung.

ABKIN (2013), Panduan Khusus Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Peminatan Siswa)