makalah psikologi dkb kel.7

25
MAKALAH PSIKOLOGI DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR Disusun oleh : Aprilia Mantayani (14312241028) Yuli Arti (14312241033) Galih Widi Astuti (14312241044) Donna Meylinda (14312244002) KELOMPOK 7 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Upload: aprilia-mantayani

Post on 22-Jan-2018

244 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah psikologi dkb kel.7

MAKALAH PSIKOLOGI

DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR

Disusun oleh :

Aprilia Mantayani (14312241028)

Yuli Arti (14312241033)

Galih Widi Astuti (14312241044)

Donna Meylinda (14312244002)

KELOMPOK 7

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Makalah psikologi dkb kel.7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas

guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses

pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik.

Hal itu karena perkembangan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung

dari peserta didik tersebut.

Perkembangan yang diamati dalam kasus ini adalah perkembangan mengenai

pemahaman dalam menerima materi pelajaran. Perkembangan pemahaman peserta didik

dalam pembelajaran dapat diamati dengan cara diagnosis kesulitan blajar, karena

pemahaman peserta didik dapat diamti daritingkat kesulitan belajar yang dapat dialami

peserta didik. Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak pada peserta didik

yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau di bawah standar yang

ditetapkan.

Adapun pengertian diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan

masalah atau ketidakmampuan peserta didik dalam belajar. Pemahaman dan konsep

mengenai diagnosis kesulitan belajar perlu dikaji lebih lanju olrh seorang guru atau

pendidik. Oleh karena itu makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih

lanjut mnegenai diagnosis kesulitan belajar.

B. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang:

1. Pengertian diagnostik kesulitan belajar

2. Kedudukan diagnostik kesulitan belajar dalam pembelajaran

3. Factor – faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar

4. Prosedur pelaksanaan diagnostik kesulitan belajar

5. Pengajaran remedial dan program pengayaan dalam pembelajaran

Page 3: Makalah psikologi dkb kel.7

BAB II

ISI

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

A. Pengertian Diagnostik Kesulitan Belajar

Tidak semua peserta didik mampu menguasai bahan pelajaran yang disampaikan

guru. Karenanya guru sebagai penanggung jawab atas perkembangan peserta didik

dituntut untuk memiliki kemampuan mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar, mencari faktor penyebabnya, kemudian menentukan teknik untuk membantu

mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan

belajar peserta didik tersebut dikenal dengan istilah diagnosis kesulitan belajar.

Diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan atau ketidakmampuan

dengan meniliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala

yang tampak. Sedangkan kesulitan belajar yaitu suatu gejala yang nampak pada peserta

didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau di bawah norma

yang telah ditetapkan atau prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan kapasitas

intelegensinya.

Blassic dan Jones menyatakan bahwa, kesulitan belajar menunjukkan adanya suatu

jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang dicapai. Peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar adalah peserta didik yang memilki inteligensi normal, tetapi

menunjukkan kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi,

ingatan, perhatian, dan atau fungsi motoriknya. Dengan kata lain, peserta didik dikatakan

mengalami kesulitan belajar bila prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan

kapasitas inteligensinya. Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh inteligensi yang

rendah, namun dapat disebabkan oleh faktor fisiologik, psikologik, instrumen, dan

lingkungan belajar.

Dari uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar dapat

diartikan sebagai proses menentukan masalah atau ketidak-mampuan peserta didik dalam

belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan menganalisis

gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.

Kesulitan belajar setiap peserta didik, jenis, sifat maupun manifestasinya tidak selalu

sama, sehingga guru atau pembimbing harus mencermati jenis, sifat, dan manifestasi

Page 4: Makalah psikologi dkb kel.7

kesulitan belajar peserta didik, sehingga pendekatan dengan peserta didik tersebut dapat

dilakukan dengan lebih tepat.

Berikut adalah permasalahan belajar peserta didik menurut Warkitri dkk. (1990),

1. Kekacauan Belajar (Learning Disorder)

Suatu keadaan dimana proses belajar anak terganggu karena timbulnya respons yang

bertentangan, sehingga anak tidak dapat menguasai atau memahami bahan yang

dipelajari dengan baik. Sebenarnya anak tersebut memiliki potensi dasar yang tidak

diragukan lagi.

2. Ketidakmampuan Belajar (Learning Disability)

Suatu gejala anak tidak mampu belajar atau selalu menghindari kegiatan belajar dengan

berbagai sebeb sehingga hasil belajar yang dicapai berada di bawah potensi

intelektualnya.

3. Learning Disfunctions

Mengacu pada gejala proses belajar yang tidak dapat berfungsi dengan baik walaupun

anak tidak menunjukkan adanya subnormal mental, gangguan alat indera ataupun

gangguan psikologis yang lain. Misalnya, anak sudah belajar dengan tekun tetapi tidak

mampu menguasai bahan belajar dengan baik.

4. Under Achiever

Terjadi pada anak yang memiliki potensi intelektual tergolong di atas normal tetapi

prestasi belajar yang dicapai tergolong rendah, tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan

yang dimiliki.

5. Lambat Belajar (Slow Learner)

Disebabkan anak sangat lambat dalam proses belajarnya, sehingga setiap melakukan

kegiatan belajar membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak lain

yang memiliki tingkat potensi intelektual sama.

B. Kedudukan Diagnostik Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran

Berkaitan dengan konsep belajar tuntas (mastery learning), tingkat penguasaan bahan

pelajaran biasanya ditetapkan antara 75 % - 90%. Bila peserta didik belum mampu

meguasai bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan, maka peserta didik tersebut

harus dibantu hingga mencapai penguasaan bahan pelajaran seperti yang telah

Page 5: Makalah psikologi dkb kel.7

ditetapkan. John B. Caroll (1968) mengatakan bahwa hasil belajar peserta didik

dipengaruhi oleh :

1. Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah ditentukan

2. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran

3. Bakat yang dimiliki peserta didik

4. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran

5. Kemampuan peserta didik untuk dapat mendapat manfaat optimal dari

keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi.

Agar proses pembelajaran berhasil maka guru harus berusaha menemukan letak dan

jenis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya. Dengan demikian kedudukan

diagnosis kesulitan belajar dalam proses pembelajaran sangatlah penting demi

keberhasilan proses pembelajaran.

C. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kesulitan Belajar

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedang faktor

ekternal adalah faktor yang ada diluat individu. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah

dan faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan

kelelahan. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar adalah faktor keluarga ( cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi

keluarga, pengetian dan perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor

sekolah (metode mengajar, metode belajar, tugas rumah, kurikulum, relasi antar guru

dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, dan keadaan gedung) faktor masyarakat ( kegiatan siswa dalam masyarakat,

teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media massa).

Dimyati dan mudijono (1994:228-235) mengemukakan faktor-faktor internal yang

mempengaruhi proses belajar:

1. Sikap terhadap belajar

2. Motivasi belajar

3. Konsentrasi belajar

Page 6: Makalah psikologi dkb kel.7

4. Mengolah bahan ajar

5. Menyimpan perolehan hasil belajar

6. Menggali hasil belajar yang tersimpan

7. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja

8. Rasa percaya diri siswa

9. Inteligensi dan keberhasila belajar

10. Cita-cita siswa

Muhibbinsyah (1997) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

1. Faktor Internal yang meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa,

2. Faktor eksternal yang meliputi kondisi lingkungan disekitar siswa,

3. Faktor pendekatan belajar yang meliputi jenis upaya belajar siswa yang berupa

setrategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

mempelajari materi-materi pelajaran.

Ditinjau dari faktor pendekatan belajar, terdapat 3 bentuk dasar pendekatan belajar

siswa menurut hasil penelitian Biggs(1991) yaitu :

1. Pendekatan surface (permukaan/bersiafat lahiriah) yaitu kecenderungan belajar

siswa karena adanya dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya mau belajar

karena takut tidak lulus ujian sehingga dimarahi orangtua. Oleh karena itu gaya

belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementigkan pemahaman yang

mendalam.

2. Pendekatan deep (mendalam) yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya

dorongan dari dalam (intrinsik) misalnya mau belajar karena memang tertarik

pada materi dan meraa membutuhkannya. oleh karena itu gaya belajarnya serius

dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi), yaitu kecenderungan belajar

siswa karena adanya doronga untuk mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi

Page 7: Makalah psikologi dkb kel.7

probadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara

meraih prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar yang seperti ini merupakan

gaya belajar siswa ini lebih serius dripada siswa yang menggunakan pendekatan

belajar yang lain.

Terdapat ketrampilan belajar yang baik dalam arti memiliki kemampuan tnggi

dalam mengatur ruang belajar/kerja, membagi waktu dan menggunakannya

secara efisien, serta memiliki ketrampilan tinggi dalam penelaahan silabus.

Disamping itu siswa dengan pendekatan ini sangat disiplin, rapi, sistematis,

memiliki perencanaa kedepan (plans ahead), dan memiliki dorongan

berkompetisi tinggi secara positif.

Page 8: Makalah psikologi dkb kel.7

D. Prosedur Pelaksanaan Diagnostik Kesulitan Belajar

Kegiatan untuk menentukan masalah atau kesulitan belajar peserta didik disebut

dengan diagnosis keuslitan belajar. Adapun prosedur dalam melaksanakan diagnosis

kesulitan belajar adalah sebagai berikut(Sugihartono, dkk, 2013: 165).

1. Mengidentifikasi Peserta Didik yang Diperkirakan Mengalami Kesulitan Belajar

Kegiatan di sini adalah metenapkan peserta didik ynag keuslitan belajar, dengan

cara mengenali latar belakang baik psikologis maupun nonpsikoolgis(Sugihartono,

dkk, 2013: 165). Kasus kesulitan belajar dapat diketahui melalui:

a. Analisis Perilaku

Peserta didik yang kesulitan belajar dapat diketahui melalui observasi atau

laporan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dapat diketahui:

1) Cepat Lambatnya Menyelesaikan Tugas

Dalam proses pembelajaran, guru sering memberikan tugas kepada peserta

didik,, baik tugas individu, kelompok ataupun ujian yang ditentukan batas

waktunya. Batas waktu tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur

kemampuan belajar dalam hal cepat atau lambatnya dalam mengumpulkan

tugas. Peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar adalah peserta

didik yang paling lambat mengumpulkan tugas. Namun tolak ukur tersebut

dinilai kurangakurat, karena bisa jadi peserta didik yang pintar juga

mempunyai kemungkinan untuk mengumpulkan tugas tidak tepat waktu

karena mempunyai sifat yang malas.

2) Kehadiran dan Ketekunan dalam Proses Belajar

Kehadiran dan ketekunan dalam proses pembelajaran secara tertib merupakan

indokator bahwa beserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan

baik. Sebaliknya peserta didik yang sering absen, membolos, tidka tekun,

malas, acuh terhadap guru, dapat diduga peserta didik tersebut mengalami

kesulitan belajar.

3) Peran Serta dalam Tugas Kelompok

Pada mata pelajaran tertentu peserta didik seirng dituntut kemampuanya untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan temna-temennya dalam satu

Page 9: Makalah psikologi dkb kel.7

kelompok, misalnya kemampuan dalam mengemukakan pendapat, bertanya,

menyanggah, menolak atuau menerima pendapat teman lain dan sebgaainya.

Dengan mengamati dan mencatat aktivitas peserta didik dalam pembicaraan

dengan segala kualifikasinya, kita akan memperoleh gambaran tentang peran

serta peserta didik dalam kelompoknya dan dapat juga mrenemukan peserta

didik yang diduga mengalami kesulitan belajar.

4) Kemampuan Kerjasama dan Penyesuaian Sosial

Pada mata pelajaran tertentu peserta didik dituntut untuk mampu bekerja

dalam kelompok. Untuk itu peserta didik dituntut agar mampu bekerjasama,

saling menerima, saling percaya, dan daling menyayangi di antara sesaa

anggota kelompok. Karena itu guru harus mengetahui hubungan sosialnya

sehari-hari dalam kelas atau menggunakan sosiometri untuk mengetahui

hubungan sosial peserta didiknya.

b. Analisis Prestasi Belajar

Untuk mengetahui peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat

dilakukan dengan cara menghimpun dan menganalisis hasil belajar serta

menafsirkannya. Dalam menafsirkan hasil belajar peserta didik haris digunakan

norma, sedang norma yang digunakan untuk menentukan baik buruknya hasil

belajar peserta didik adalah Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian

AcuanPatokan (PAP).

Penilaian acuan norma sering disebut norma kelompok yang wujudnya adalah

skor rerata yang dijadikan norma. Jadi peserta didik yang diduga mengalami

kesulitan belajar yaitu apabila skor hasil belajar yang dicapai di bawah dan

semakin jauh dari rerata kelas atau kelompok. Sedangkan penilaian acuan

patokan merupakan skor minimal yang seharusnya dicapai oleh peserta didik,

sehingga peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai syarat minimal,

diduga mereka belum menguasai bahan pelajaran yang seharusnya dikuasai.

Dengan kata lain peserta didik yang skor hasil belajarnya kurang dari syarat

minimal dapat diduga mereka mengalami kesulitan belajar, apalagi skor yang

diperoleh lebih jauh dari syarat minimal yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar

Page 10: Makalah psikologi dkb kel.7

Setelah kita menemukan peserta didik yang diduga mengalami kesulitan

belajar, maka langkah selanjutnya adalah menemukan di mana letak eksulitan

belajar yang dialami peserta didik. Dalam hal ini dapat kita lakukan dengan cara

mengetahui dalam mata pelajaran atau bidang studi apa kesulitan itu terjadi,

kemudian aspek atau bagian mana kesulitan itu dirasakan oleh peserta

didik(Sugihartono, dkk, 2013: 167).

Untuk menemukan bidang studi apa peserta didik mengalami kesulitan belajar

dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor prestasi yang diperoleh peserta

didik dengan nilai rerata dari maisng-masing bidang studi. Apabila skor hasil belajar

peserta didik di bawah skor rerata bidang studi, maka peserta didik tersebut diduga

mengalami kesulitan dalam bidang studi tersebut.

Sedangkan untuk mengetahui aspek atau bagian mana kesulitan belajar itu

dirasakan oleh peserta didik dapat dilakukan dengan memeriksa pekerjaan tes.

Apabila peserta didik tidak dapat menjawab dengan benar ats pertanyaan mengenai

pokok bahasan tertentu, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik tersebut

mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan tersebut.

3. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Untuk menentukan faktor penyebab kesulitan belajar dapat dilakukan dengan

cara meneliti faktor-faktor yang ada pada diri peserta didik (internal) dan faktor-

faktor yang berada di luar peserta didik (eksternal) yang menghambat proses belajar

atau pembelajaran(Sugihartono, dkk, 2013: 168).

Faktor internal penyebab kesulitan belajar peserta didik pada garis besarnya

bersumber pada aspek fisik yang meliputi kondisi dan kesehatan tubuh misalanya

kecacatan tunbuh dan penyakit yang diduga mengganggu proses belajarnya, dan

aspek psikologis yang meliputi kecerdasan, bakat, minat, kemampuan, kemauan,

perhatian, dorongan, konsentrasi, ketekunan, dan ketrampilan yang kurang memadai.

Sebagai faktor eksternal penyebab kesulitan belajar peserta didik pada garis

besarnya bersumber pada dua faktor yaitu faktor lingkungan sosial yang meliputi

lingkungan ynag berupa manusia dan lingkungan non-sosial yang berupa alam, dan

faktor instrumen yang meliputi fasilitas barang yang berupa perangkat lunak

(software) dan perangkat keras (hardware). Serta guru yang kurang mendukung

proses kegiatan belajar peserta didik.

Page 11: Makalah psikologi dkb kel.7

4. Memperkirakan Alternarif Bantuan

Lengkah keempat ini merupakan langkah yang akan ditempuh dengan cara

menajawab beberapa pertanyaan di berikut ini (Sugihartono, dkk, 2013: 168).

a. Apakah peserta didik masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya?

Bila peserta didik tidak mungkin ditolong karena tingkat kesulitannya yang

berat, maka kita harus berusaha untuk mencairkan jalan keluar yang tepat bagi

peserta didik yang bersangkutan, misalnya dengan menyarankan peserta didik

untuk pindah ke lembaga yang sesuai dengan keadaannya.

b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan peserta didik?

Memperkirakan kebuuthan waktu sangat penting dalam kaitannya dengan

efektivitas program bantuan dan kegiatan yang lain.

c. Kapan dan di mana pertolongan dapat diberikan kepada peserta didik?

d. Siapa yang memberi pertolongan?

Dalam hal ini adalah menentukan personil yang tepat untuk memberikan

pertolongan, karena harus disesuaikan dengan latar belakang kesulitan dan

faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Personalian

yang dapat memberikan pertolongan kepada peserta didik adalah konselor,

guru bidang studi, atau ahli lain misalnya dokter, psikolog, dan akli lain yang

relevan. Dalam menentukan personalian yang dapat membantu pemecahan

masalah yang dihadapi peserta didik harus mempertimbangkan peranan atau

sumbangan yang dapat diberikan oleh masing-masing ahli dalam menolong

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tersebut.

5. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasinya

Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan bantuan atau usaha

penyembuhan yang diperlakukan peserta didik, dalam menentukan bantuan

penyembuhan perlu dikomunikasikan atau didiskusikan dengan berbagai pihak yang

dipandang berkepentingan atau yang diperkirakan akan terlibat dalam pemberian

bantuan. Selanjutnya peserta didik harus disesuaikan dengan jenis kesulitan yang

dialami peserta didik(Sugihartono, dkk, 2013: 169).

Page 12: Makalah psikologi dkb kel.7

Bantuan dapat diberikan melalui program remidial atau pengajaran perbaikan,

layanan bimbingan dan konseling, program referral yaitu mengirimakna peserta

didik kepada ahli yang berkompeten dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

6. Tindak Lanjut

Tindak lanjut merupakan langkah terakhir dalam proses diagnosis kesulitan

belajar yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut (Sugihartono, dkk, 2013:

170).

a. Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah ditetapkan pada

langkah sebelumnya.

b. Melibatkan berbagai pihak ynag dipandang dapat memberikan pertolongan

kepada peserta didik.

c. Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi terhadap

bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki

kesalahan atau ketidaktepatan bantuan yangdiberikan.

d. Melakukan referral kepada ahli lain yang berkompeten dalam menangani

kesulitan yang dialami peserta didik.

E. Pengajaran Remedial dan Program Pengayaan dalam Pembelajaran

Tidak semua peserta didik mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik

sehingga hasil belajarnya pun kadang tidak memuaskan. Banyak pula pesrta didik yang

mengalami kesulitan belajar misalnya tidak mampu menyerap bahan pelajaran dengan

baik, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan bahkan tidak mampu dalam

menyelesaikan tes. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga

prestasinya berkurang merupakan salah satu tanggung jawab dari guru atau konselor

sekolah. Sehingga sekolah memberikan layanan bimbingan belajar bagi peserta didik

yang mengalami kesulitan belajar yang lebih dikenal dengan istilah remedial.

Sedangkan bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar tidak didiamkan

begitu saja melainkan mendapatkan pelayanan tersendiri. Layanan bagi peserta didik

Page 13: Makalah psikologi dkb kel.7

yang tidak mengalami kesulitan belajar ini lebih dikenal dengan istilah pengajaran

pengayaan atau enrichement.

1. Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran

Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan

perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk pengajaran

yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan

bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan.

Pengajaran remedial bersifat individual, yang diberikan kepadapeserta didik yang

mengalami kesuitan belajar, agar peserta didik mampu mengikuti pelajaran secara

klasikal sehingga mencapai hasil belajar secara optimal.

Menurut Warkitri dkk (1990), pengajaran remedial sangat diperlukan dalam

proses pembelajaran karena :

• Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan

kemampuannya. Hal ini menunjukkan adanya peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar.

• Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan ingkah laku

siswa secara bulat sebagai hasil belajar.

• Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan sesuatu teknik

bimbingan belajar. Salah satunya adalah dengan pembelajaran remedial.

a. Tujuan Pengajaran Remedial

Secara umum pengajaran remedial bertujuan untuk membantu siswa mencapai

hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Jadi tujuan umum pengajaran remedial sama dengan tujuan pengajaran regular.

Secara khusus, tujuan pengajaran remedial adalah untuk membantu siswa yang

mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses

penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.

b. Fungsi Pengajaran Remedial

Page 14: Makalah psikologi dkb kel.7

Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang penting dalam proses pembelajaran.

Beberapa fungsi pengajaran tersebut bila dirinci adalah sebagai berikut:

1) Fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat diadakan perbaikan

terhadap sesuatu yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan

dalam keseluruhan proses pembelajaran. Hal-hal yang diperbaiki dan dibetulkan

melalui pengajaran remedial antara lain: perumusan tujuan, penggunaan metode

mengajar, cara-cara belajar, materi dan alat pengajaran, materi dan alat

pengajaran, evaluasi dan segi-segi pribadi murid.

2) Fungsi pemahaman.Dalam proses pembelajaran remedial terjadi proses

pemahaman terhadap pribadi peserta didik, baik dari pihak guru ,pembimbing

maupun peserta didik itu sendiri. Dalam pengajaran remedial guru berusaha

membantu peserta didik untuk memahami dirinya dalam hal jenis dan sifat

kesulitan yang dialami, kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Pemahaman

terhadap kesulitan yang dialami membantu peserta didik dalam mengubah dan

memperbaiki cara belajar, memilih materi dan fasilitas belajar , sehoingga pada

akhirnya peserta didik dapat menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik.

3) Fungsi penyesuaian . Dalam pengajaran remedial peserta didik dibantu untuk

belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki sehingga tidak

merupakan beban bagi peserta didik. Penyesuaian beban belajar memberikan

peluang kepada peserta didik untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Hal

ini selanjutnya akan menjadi pendorong untuk belajar lebih giat, karena mereka

merasa mampu menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.

4) Fungsi pengayaan, artinya bahwa materi pengajaran remedial dapat memperkaya

varian/jenis metode pengajaran. Materi yang disampaikan dalam pengajaran

dalam pengajaran tidak menggunakan metode pembelajaran yang digunakan

dalam pengajaran reguler, metode pembelajaran yang digunakan dalam

pengajaran remedial lebih mengacu pada materi yang telah lalu yang sulit

dipahami, sehingga pengajaran lebih bersifat pengayaan.

5) Fungsi akselerasi. Akselerasi adalah usaha memercepat pelaksanaan proses

pembelajaran dalam arti menambah waktu dan materi pengajaran untuk mengejar

kekurangan yang dialami peserta didik. Jadi dalam pengajaran remedial guru

Page 15: Makalah psikologi dkb kel.7

mempercepat pengajaran dengan menambah frekuensi pertemuan dan materi

pembelajaran.

6) Fungsi terauputik, artinya secara langsung maupun tidak langsung

menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang

diperkirakan menunjukan ada penyimpangan (bimbingan dan konseling).

c. Pendekatan Pengajaran Remedial

Pendekatan pengajaran remedial dibedakan menjadi tiga yaitu ;

1) Pendekatan kuratif dalam pengajaran remedial

Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok

selesai dilaksanakan dan dievauasi, guru akan menjumpai beberapa bagian

dari peserta didik yang tidak mapu meguasai seluruh bahan yang telah

disampaikan. Pelaksanaan pendekatan kuratif dialakukan dengan :

• Pengulangan (Repetition)

Pelaksanaannya dapat dilakukan pada tiap akhir jam pelajaran, tiap

akhir unit (satuan) pelajaran tertentu, maupuan setiap akhir pokok

bahasan. Sasaran dapat diberikan kepada perorangan (individual maupun

kelompok, tergantung kepada kebutuhan.

• Pengayaan dan Pengukuhan (Enrichment dan Reinforcement)

Sasarannya ditujukan kepada siswa yang mempunyai kelemahan

ringan atau bahkan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi

(cerdas).program pengayaan ini dapat dilakukan dengan memberikan

tugas rumah atau tugas yang dikerjakan dikelas pada saat pelajaran

berlangsung.

• Percepatan (acceeleration, akselerasi)

Layanan percepatan ini diberikan kepada peserta didik yang berbakat

tetapi menunjukkan kesulitan psikososial.

2) Pendekatan preventif dalam pengajaran remedial

Page 16: Makalah psikologi dkb kel.7

Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang diduga akan

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan program yang akan ditempuh.

Siswa yang digolongkan dalam usaha tersebut adalah mereka yang

diperkirakan dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu

yang direncanakan, atau mereka yang diperkirakan akan lebih lambat dari

waktu yang telah diprogramkan.

Sesuai dengan penggolongan tersebut maka teknik layanan dapat

dilakukan dengan (1) kelompok belajar homogen (2) layanan Individual dan

(3) layanan pengajaran dengan kelas khusus.

3) Pendekatan Pengajaran Remidi bersifat Pengembangan (Developmental)

Sasarannya adalah agar peserta didik dapat mengatasi hambatan-

hambatan yang dialami selama mengikuti pembelajaran .

4) Metode Pengajaran Remedial

• Metode pemberian tugas : Tugas dapat diberikan secara individual

ataupun kelompok. Jenis dan sifat tugas yang diberikan harus disesuaikan

dengan jenis ,sifat dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi

peserta didik.

• Metode diskusi : Diskusi adalah suatu bentuk interaksi antarindividu

dalam kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi digunakan

dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan

memanfaatkan interaksi antarindividu dalam kelompok.

• Metode Tanya jawab : Dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan

peserta didik. Keuntungan metode ini adalah agar terciptanya hubungan

yang akrab antara guru dengan peserta didik, meningkatkan motivasi dan

menumbuhkan harga diri peserta didik.

• Metode kerja kelompok; metode ini dapat meningkatkan pemahaman diri

masing-masing anggota, minat belajar, dan rasa tanggung jawab peserta

didik.

Page 17: Makalah psikologi dkb kel.7

• Metode tutor sebaya : tutor sebaya adalah peserta didik yang ditunjuk

untuk membantu temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami

kesulitan belajar.

• Metode pengajaran individual : yaitu proses pembelajaran yang hanya

melibatkan seorang guru dan seorang pesrta didik yang mengalami

kesulitan belajar. Metode ini sangat intensif karena peayanan yang

diberikan disesuaikan dengan kesulitan dan kemampuan peserta didik.

5) Pelaksanaan Pengajaran Remedial

Seperti yang dikemukakan oleh Warkitri (1990) bahwa untuk

melaksanakan pengajaran remedial harus megikuti lanngkah-langkah sebagai

berikut :

a. Pelaksanaan kembali kasus

Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

kasus yang dihadapi dan kemungkinan pemecahannya. Dalam langkah ini,

guru diharapkan memperoleh gambaran tentang peserta didik yang perlu

mendapatkan layanan, tingkat kesulitan yang dialami peserta didik , letak

terjadinya kesulitan, bagian ranah yang mengalami kesulitan dengan factor-

faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik.

b. Pemilihan alternative tindakan

Atas dasar karakteristik kasus yang ada maka guru harus memikirkan

alternative tindakan pemecahannya.

• Apabila kasusna ringan, tindakan yang ditempuh adalah pemberian

pengajaran remedial.

• Apabila kasusnya cukup berat atau berat, maka sebelum melaksanakan

pengajaran remedial, peserta didik harus diberi layanan konseling

untuk mangatasi hambatan emosional yang mempengaruhi kegiatan

belajarnya.

c. Pemberian layanan khusus

Page 18: Makalah psikologi dkb kel.7

Layanan khusus yang dimaksud adalah layanan konseling yang

bertujuan agar peserta didik yang mengalami kasus atau permasalahan

terbebas dari hambatan emosional, sehingga dapat mengikuti pembelajaran

secara wajar.

Untuk menilai keberhasilan langkah ketiga ini dapat dilihat indicator-

indikator berikut :

• Menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalahnya.

• Menunjukkan kesediaan kerja sama dengan pembimbing atau konselor.

• Adanya sikap terbuka karena ketegangan mulai berkurang.

• Mulai menyadari masalahnya secara realistic.

• Menunjukkan sikap positif dalam memilih langkah pemecahan

berikutna.

• Menunjukkan kesediaan untuk mengadakan penyesuaian terhadap

lingkungan.

d. Pelaksanaan pengajaran remedial

Sasaran pokoklangkah ini adalah meningkatkan prestasi dan

kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan ketentuan yang

telah ditetapkan oleh guru.

e. Pengukuran kembali hasil belajar

Pengukuran ini untuk mengetahui kesesuaian antara rencana dengan

pencapaian hasil yang diperoleh.

f. Re – evaluasi dan re-diagnostik

Hasil pengukuran akan ditafsirkan menggunakan cara dan kriteria yang

sesungguhnya . Hasil penafsiran tersebut akan menghasilkan tiga

kemungkinan sebagai berikut :

Page 19: Makalah psikologi dkb kel.7

• Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan

penyesuaian mencapai kriteria keberhasilan minimum seperti yang

diharapkan.

• Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan

penyesuaian dirinya, tetapi belum sepenuhnya memadai criteria

keberhasilan minimum yang diharapkan.

• Pesrta didik menunjukkan perubahan yang berarti baik dalam

prestasinya maupun penyesuaian dirinya.

Sebagai tindakan lanjut dari pengajaran remedial ini ada tiga

kemungkinan kegiatan yang harus ditempuh guru yaitu :

• Bagi peserta didik yang berhasil, diberi rekomendasi untuk

melanjutkan keprogram pe,belajaran utama tahap berikutnya.

• Bagi peserta didik yang blum sepenuhnya berhasil, sebaiknya diberi

pengayaan dan pengukuhan prestasi sebelum diperkenankan

melanjutkan ke program selanjutnya.

• Bagi peserta didik yang belum berhasil, sebaiknya dilakukan re-

diagnostik untuk mengetahui letak kelemahan, kesalahan atau

kekurangan pengajaran remedial yang telah dilakukan, sehingga

mungkin perlu adanya ulangan dengan alternative yang sama atau

alternative yang lain.

2. Program Pengayaan dalam Pembelajaran

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan

peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum

dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Program pengaaan dalam

pembelajaran merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta didik yang

memiliki kemampuan akademik yang tinggi yang berarti mereka adalah peserta didik

yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya.

a. Tujuan Program Pengayaan

Page 20: Makalah psikologi dkb kel.7

Kegiatan untuk mengisi kelebihan waktu bagi peserta didik yang cepat

menyelesaikan tugas belajarna ini dimaksudkan agar peserta didik :

• Lebih menguasai bahan pelajaran.

• Memupuk rasa social.

• Menambah wawasan peserta didik.

• Memupuk rasa tanggung jawab peserta didik.

b. Factor yang harus diperhatikan dalam program pengayaan

1. Factor anak atau factor peserta didik

Bagi guru atau pendidik harus menyadari dan memahami bahwa

peserta didik disarming mempunyai beberapa kesamaan tetapi juga

mempunyai perbedaan-perbedaan yang sifatnya individual. Karena itu dalam

memberikan kegiatan pengayaan harus memperhatikan sifat-sifat individual

peserta didiknya misalnya bakat minat ,hobi dan kertampilan yang dimiliki

peserta didik.

2. Factor kegaiatan pengayaan

Kegiatan pengayaan harus bermanfaat bagi peserta didik dalam

menambah ilmu pengetahuan , keterampilan, dan pembentuk kepribadian.

3. Factor waktu

Kegiatan pengayaan untuk mengisi waktu yang dimilki peserta didik

yang cepat menyelesaikan tugas belajarnya bervariasi, ada yang 25 menit dan

ada yang 15 menit.

c. Pelaksanaan program pengayaan

Apanila peserta didik yang sedikit kesulitan belajarnya dan yang mengalami

kesulitan belajar sudah menyelesaikan tugas belajarnya sesuai dengan yang

diharapkan makan kegiatan pengayaan dihentikan. Agar kegiatan pengayaan

terlaksana dengan baik, maka materi yang diberikan dan bentuk kegiatannya harus

disiapkan terlebih dahulu. Materi pengayaan harus disesuaikan dengan pokok bahasan

Page 21: Makalah psikologi dkb kel.7

yang sedang dibicarakan dikelas, karena kegiatan pengayaan merupakan kegiatan

untuk memperdalam materi pelajaran bukan untuk menambah konsep baru .

Page 22: Makalah psikologi dkb kel.7

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan atau ketidakmampuan

dengan meniliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-

gejala yang tampak. Sedangkan kesulitan belajar yaitu suatu gejala yang nampak

pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau

di bawah norma yang telah ditetapkan atau prestasi belajar yang dicapai tidak

sesuai dengan kapasitas intelegensinya.

2. Kedudukan Diagnostik Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran yang berkaitan

dengan konsep belajar tuntas (mastery learning), tingkat penguasaan bahan

pelajaran biasanya ditetapkan antara 75 % - 90%. Kedudukan diagnosis kesulitan

belajar dalam proses pembelajaran sangatlah penting demi keberhasilan proses

pembelajaran.

3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kesulitan Belajar, terdapat dua faktor yang

mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah

faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedang faktor ekternal adalah

faktor yang ada diluat individu.

4. Prosedur Pelaksanaan Diagnostik Kesulitan Belajar

a. Analisis Perilaku

- Cepat Lambatnya Menyelesaikan Tugas

- Kehadiran dan Ketekunan dalam Proses Belajar

- Peran Serta dalam Tugas Kelompok

- Kemampuan Kerjasama dan Penyesuaian Sosial

b. Analisis Prestasi Belajar

Page 23: Makalah psikologi dkb kel.7

Untuk mengetahui peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat

dilakukan dengan cara menghimpun dan menganalisis hasil belajar serta

menafsirkannya.

c. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar

Untuk menemukan bidang studi apa peserta didik mengalami kesulitan

belajar dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor prestasi yang

diperoleh peserta didik dengan nilai rerata dari maisng-masing bidang studi

d. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Untuk menentukan faktor penyebab kesulitan belajar dapat dilakukan

dengan cara meneliti faktor-faktor yang ada pada diri peserta didik (internal)

dan faktor-faktor yang berada di luar peserta didik (eksternal) yang

menghambat proses belajar atau pembelajaran.

e. Memperkirakan Alternarif Bantuan

Dalam menentukan personalian yang dapat membantu pemecahan masalah

yang dihadapi peserta didik harus mempertimbangkan peranan atau

sumbangan yang dapat diberikan oleh masing-masing ahli dalam menolong

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tersebut.

f. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasinya

Bantuan dapat diberikan melalui program remidial atau pengajaran

perbaikan, layanan bimbingan dan konseling, program referral yaitu

mengirimakna peserta didik kepada ahli yang berkompeten dalam

mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

g. Tindak Lanjut

Tindak lanjut merupakan langkah terakhir dalam proses diagnosis kesulitan

belajar yang berupa memberikan pertolongan kepada peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah

ditetapkan pada langkah sebelumnya.

5. Pengajaran Remedial dan Program Pengayaan dalam Pembelajaran, tidak semua

peserta didik mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga

hasil belajarnya pun kadang tidak memuaskan. Banyak pula pesrta didik yang

mengalami kesulitan belajar misalnya tidak mampu menyerap bahan pelajaran

dengan baik, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan bahkan tidak mampu

dalam menyelesaikan tes. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar

Page 24: Makalah psikologi dkb kel.7

sehingga prestasinya berkurang merupakan salah satu tanggung jawab dari guru

atau konselor sekolah. Sehingga sekolah memberikan layanan bimbingan belajar

bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yang lebih dikenal dengan

istilah remedial.

Page 25: Makalah psikologi dkb kel.7

DAFTAR PUSTAKA

Sugihartono, dkk. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.