psikodinamika masalah kesehatan jiwa 1 new

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur- unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini. Pemahanan freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada pengalaman-pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang beragam literature ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman- pengalaman ini menyediakan data yang mendasar bagi evolusi teorinya. Baginya, teori mengikuti observasi, dan konsepnya tentang kepribadian terus mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya. Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari. Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar yang kemudia 1

Upload: septian-hidayat

Post on 27-Oct-2015

206 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gyugu

TRANSCRIPT

Page 1: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan

perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah

motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan

bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek

psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.

Pemahanan freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada

pengalaman-pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan

bacaannya yang luas tentang beragam literature ilmu pengetahuan dan

kemanusiaan. Pengalaman-pengalaman ini menyediakan data yang mendasar

bagi evolusi teorinya. Baginya, teori mengikuti observasi, dan konsepnya tentang

kepribadian terus mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya.

Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar.

Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia adalah

bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk memahami manusia menurut

paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya perilaku,

baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.

Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia

memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis.

Banyak pakar yang kemudia ikut memakai paradigma psikoanalisis untuk

mengembangkan teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung, Alfred Adler,

serta tokoh-tokoh lain seperti Anna Freud, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry

Stack Sullivan. Teori psikodinamika berkembang cepat dan luas karena

masyarakat luas terbiasa memandang gangguan tingkah laku sebagai penyakit

(Alwisol, 2005 : 3-4).

Ada beberapa teori kepribadian yang termasuk teori psikodinamika, yaitu :

psikoanalisis, psikologi individual, psikologi analitis, dan neo freudianisme.

Berikut ini dikemukakan pokok-pokok dari teori psikoanalisis, psikologi individual,

dan psikologi analitis.

1

Page 2: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

1.2 Tujuan

Mahasiswa mampu memahami psikodinamika terjadinya masalah

kesehatan jiwa

Mahasiswa mampu menjelaskan psikodinamika terjadinya masalah

kesehatan jiwa

Mahasiswa mampu mengaplikasikan psikodinamika terjadinya masalah

kesehatan jiwa

1.3 Sistematika penulisan

BAB I Pendahuluan

Latar belakang

Tujuan

Sistematika penulisan

BAB II Tinjauan Teori

Definisi

Asumsi Dasar Tentang Manusia dalam Psikodinamika

Penyebab umum psikodinamika gangguan jiwa

Proses intervensi dalam psikodinamika

Teknik-teknik dalam Model Intervensi Psikodinamika

Kekuatan dan Kelemahan Model Intervensi Psikodinamika

BAB III Penutup

Kesimpulan

BAB II

2

Page 3: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Psikodinamika mencerminkan dinamika-dinamika psikis yang

menghasilkan gangguan jiwa atau penyakit jiwa. Dinamika psikis terjadi melalui

sinergi dan interaksi-interaksi elemen psikis setiap individu. Seksualitas Freud

sebagai sebuah dinamika, menangkap ada bermacam-macam potensi

psikopatologi dalam setiap peta id, ego, dan superego.

Ketiga elemen psikis ini mempunyai kehasan masing-masing, sebab

mereka menggambarkan tiap-tiap ide yang saling paradoks. Hanya saja, mereka

tidak akan membuat manusia sepenuhnya nyaman, karena manusia tetap saja

orang yang sakit.

Sebagaimana tubuh fisik yang mempunyai struktur: kepala, kaki, lengan

dan batang tubuh, Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga

mempunyai struktur, meski tentu tidak terdiri dari bagian-bagian dalam ruang.

Struktur jiwa tersebut meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Masing-

masing sistem tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan

dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan

jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi: Id, Ego, dan Superego. Sebagaimana

akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Id

Sigmund Frued mengumpamakan kehidupan psikis seseorang bak

gunung es yang terapung-apung di laut. Hanya puncaknya saja yang tampak di

permukaan laut, sedangkan bagian terbesar dari gunung tersebut tidak tampak,

karena terendam di dalam laut. Kehidupan psikis seseorang sebagian besar juga

tidak tampak ( bagi diri mereka sendiri ), dalam arti tidak disadari oleh yang

bersangkutan. Meski demikian, hal ini tetap perlu mendapat perhatian atau

diperhitungkan, karena mempunyai pengaruh terhadap keutuhan pribadi

( integrated personality ) seseorang.

Dalam pandangan Frued, apa yang dilakukan manusia khususnya yang

diinginkan, dicita-citakan, dikehendaki- untuk sebagian besar tidak disadari oleh

yang bersangkutan. Hal ini dinamakan “ketaksadaran dinamis”, ketaksadaran

yang mengerjakan sesuatu. Dengan pandangan seperti itu, Frued telah

3

Page 4: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

melakukan sebuah revolusi terhadap pandangan tentang manusia. Karena,

psikologi sebelumnya hanya menyelidiki hal-hal yang disadari saja. Segala

perilaku yang di luar kesadaran manusia dianggap bukan wilayah kajian

psikologi.

Frued menggunakan istilah Id untuk menunjukkan wilayah ketaksadaran

tersebut. Id merupakan lapisan paling dasar dalam struktur psikis seorang

manusia. Id meliputi segala sesuatu yang bersifat impersonal atau anonim, tidak

disengaja atau tidak disadari, dalam daya-daya mendasar yang menguasai

kehidupan psikis manusia. Oleh karena itu, Frued memilih istilah “id” ( atau bahsa

aslinya “Es” ) yang merupakan kata ganti orang neutrum atau netral.

Pada permulaan hidup manusia, kehidupan psikisnya hanyalah terdiri dari Id

saja. Pada janin dalam kandungan dan bayi yang baru lahir, hidup psikisnya

seratus persen sama identik dengan Id. Id tersebut nyaris tanpa struktur apa pun

dan secara menyeluruh dalam keadaan kacau balau. Namun demikian, Id itulah

yang menjadi bahan baku bagi perkembangan psikis lebih lanjut.

Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan biologis

manusia – pusat insting (hawa nafsu, istilah dalam agama ). Ada dua insting

dominan, yakni :

Libido – instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk

kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif.

Thanatos – instink destruktif dan agresif. Yang pertama disebut juga

instink kehidupan ( eros ), yang dalam konsep Frued bukan hanya

meliputi dorongan seksual, tetapi juga segala hal yang mendatangkan

kenikmatan termasuk kasih ibu, pemujaan kepada Tuhan, cinta diri

( narcisisme ).

Bila yang pertama adalah instink kehidupan, yang kedua merupakan

instink kematian. Semua motif manusia adalah gabungan antara eros dan

thanatos. Id bergerak berdasarkan kesenangan ( pleasure principle ), ingin

segera memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak

mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani manusia. ( Jalaluddin

Rakhmat M.sc, Psikologi Komunikasi, 1986 ).

Pada mulanya, Id sama sekali berada di luar kontrol individu. Id hanya

melakukan apa yang disukai. Ia dikendalikan oleh “prinsip kesenangan” ( the

pleasure principle ). Pada Id tidak dikenal urutan waktu ( timeless ). Hukum-

hukum logika dan etika sosial tidak berlaku untuknya. Dalam mimpi seringkali kita

4

Page 5: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

melihat hal-hal yang sama sekali tidak logis. Atau pada anak kecil, kita bisa

melihat bahwa perilaku mereka sangat dikuasai berbagai keinginan. Untuk

memuaskan keinginan tersebut, mereka tak mau ambil pusing tentang masuk

akal-tidaknya keinginan tersebut. Selain itu, juga tidak peduli apakah pemenuhan

keinginan itu akan berbenturan dengan norma-norma yang berlaku. Yang

penting baginya adalah keinginannya terpenuhi dan ia memperoleh kepuasan.

Demikianlah gambaran selintas tentang Id. Bagaimana pun keadaannya Id tetap

menjadi bahan baku kehidupan psikis seseorang.

Id merupakan reservoar energi psikis yang menggerakkan Ego dan

Superego. Energi psikis dalam Id dapat meningkat karena adanya rangsangan,

baik dari dalam maupun dari luar individu. Apabila energi psikis ini meningkat,

akan menimbulkan pengalaman tidak enak (tidak menyenangkan). Id tidak bisa

membiarkan perasaan ini berlangsung lama. Karena itu, segeralah id

mereduksikan energi tersebut untuk menghilangkan rasa tidak enak yang

dialaminya. Jadi, yang menjadi pedoman dalam berfungsinya Id adalah

menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan.

Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai keenakan ini, id

mempunyai dua cara, yang pertama adalah: refleks dan reaksi-reaksi otomatis,

seperti misalnya bersin, berkedip karena sinar, dan sebagainya, dan yang ke dua

adalah proses primer, seperti misalnya ketika orang lapar biasanya segera

terbayang akan makanan; orang yang haus terbayang berbagai minuman.

Bayangan-bayangan seperti itu adalah upaya-upaya yang dilakukan id untuk

mereduksi ketegangan akibat meningkatnya energi psikis dalam dirinya.

Cara-cara tersebut sudah tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan. Orang lapar

tentu tidak akan menjadi kenyang dengan membayangkan makanan. Orang

haus tidak hilang hausnya dengan membayangkan es campur. Karena itu maka

perlu (merupakan keharusan kodrat) adanya sistem lain yang menghubungkan

pribadi dengan dunia objektif. Sistem yang demikian itu ialah Ego.

2.1.2 Ego

Meski id mampu melahirkan keinginan, namun ia tidak mampu

memuaskannya. Subsistem yang kedua – ego – berfungsi menjembatani

tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Ego merupakan mediator antara hasrat-

hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang

menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewani manusia dan hidup

5

Page 6: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

sebagai wujud yang rasional ( pada pribadi yang normal ). Ketika id mendesak

Anda untuk menampar orang yang telah menyakiti Anda, ego segera

mengingatkan jika itu Anda lakukan, Anda akan diseret ke kantor polisi karena

telah main hakim sendiri. Jika Anda menuruti desakan id, Anda akan konyol.

Jadi, ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan

manusia untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Orang lapar

tentu perlu makan untuk menghilangkan ketegangan yang ada di dalam dirinya.

Ini berarti bahwa individu harus dapat membedakan antara khayalan dengan

kenyataan tentang makanan. Di sinilah letak perbedaan pokok antara id dan ego.

Id hanya mengenal dunia subjektif (dunia batin), sementara ego dapat

membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam batin dan sesuatu yang ada di

dunia luar (dunia objektif, dunia kenyataan). Lain dengan id, ego berpegang pada

prinsip kenyataan ( reality principle ) dan berhubungan dengan proses sekunder.

Tujuan prinsip realitas adalah mencari objek yang tepat sesuai dengan

kenyataan untuk mereduksi ketegangan yang timbul di dalam diri. Proses

sekunder ini adalah proses berpikir realistik. Dengan mempergunakan proses

sekunder, Ego merumuskan sesuatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan

mengujinya dengan suatu tindakan untuk mengetahui apakah rencananya itu

berhasil atau tidak.

Aktivitas Ego ini bisa sadar, pra sadar atau tak disadari. Namun untuk

sebagian besar adalah disadari. Contoh aktivitas Ego yang disadari antara lain :

persepsi lahiriah ( saya melihat teman saya tertawa di ruang itu ); persepsi

batiniah ( saya merasa sedih ) dan berbagai ragam proses intelektual. Aktivitas

pra sadar dapat dicontohkan fungsi ingatan ( saya mengingat kembali nama

teman yang tadinya telah saya lupakan ). Sedangkan aktivitas tak sadar muncul

dalam bentuk mekanisme pertahanan diri ( defence mechanisme ), misalnya

orang yang selalu menampilkan perangai temperamental untuk menutupi

ketidakpercayaan-dirinya; ketidakmampuannya atau untuk menutupi berbagai

kesalahannya.

Aktivitas Ego ini tampak dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang objektif,

yang sesuai dengan dunia nyata dan mengungkapkan diri melalui bahasa. Di

sini, the pleasure principle dari Id diganti dengan the reality principle. Sebagai

misal, ketika seseorang merasa lapar. Rasa lapar ini bersumber dari dorongan Id

untuk fungsi menjaga kelangsungan hidup. Id tidak peduli apakah makanan yang

dibutuhkan nyata atau sekadar angan-angan. Baginya, ia butuh makanan untuk

6

Page 7: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

memuaskan diri dari dorongan rasa lapar tersebut. Pada saat yang bersangkutan

hendak memuaskan diri dengan mencari makanan, Ego mengambil peran. Ego

berpendapat bahwa angan-angan tentang makanan tidak bisa memuaskan

kebutuhan akan makanan. Harus dicari makanan yang benar-benar nyata.

Selanjutnya, Ego mencari cara untuk mendapatkan makanan tersebut.

Menurut Frued, tugas pokok Ego adalah menjaga integritas pribadi dan

menjamin penyesuaian dengan alam realitas. Selain itu, juga berperan

memecahkan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik dengan

keinginan-keinginan yang tidak cocok satu sama lain. Ego juga mengontrol apa

yang akan masuk ke dalam kesadaran dan apa yang akan dilakukan. Jadi,

Fungsi Ego adalah menjaga integritas kepribadian dengan mengadakan sintesis

psikis.

2.1.3 Superego

Superego adalah sistem kepribadian terakhir yang ditemukan oleh

Sigmund Frued. Sistem kepribadian ini seolah-olah berkedudukan di atas Ego,

karena itu dinamakan Superego. Fungsinya adalah mengkontrol ego. Ia selalu

bersikap kritis terhadap aktivitas ego, bahkan tak jarang menghantam dan

menyerang ego. Superego ini termasuk ego, dan seperti ego ia mempunyai

susunan psikologis lebih kompleks, tetapi ia juga memiliki perkaitan sangat erat

dengan id. Superego dapat menempatkan diri di hadapan Ego serta

memperlakukannya sebagai objek dan caranya kerapkali sangat keras. Bagi Ego

sama penting mempunyai hubungan baik dengan Superego sebagaimana halnya

dengan Id. Ketidakcocokan antara ego dan superego mempunyai konsekuensi

besar bagi psikis.

Seperti dikemukakan di atas, Superego merupakan sistem kepribadian

yang melepaskan diri dari Ego. Aktivitas Superego dapat berupa self observation,

kritik diri, larangan dan berbagai tindakan refleksif lainnya. Superego terbentuk

melalui internalisasi (proses memasukkan ke dalam diri) berbagai nilai dan

norma yang represif yang dialami seseorang sepanjang perkembangan kontak

sosialnya dengan dunia luar, terutama di masa kanak-kanak. Nilai dan norma

yang semula “asing” bagi seseorang, lambat laun diterima dan dianggapnya

sebagai sesuatu yang berasal dari dalam dirinya. Larangan, perintah, anjuran,

cita-cita, dan sebagainya yang berasal dari luar ( misalnya orangtua dan guru )

diterima sepenuhnya oleh seseorang, yang lambat laun dihayati sebagai

7

Page 8: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

miliknya. Larangan “Engkau tidak boleh berbohong“ Engkau harus menghormati

orang yang lebih tua” dari orangtuanya menjadi “Aku tidak boleh berbohong “Aku

harus menghormati orang yang lebih tua”. Dengan demikian, Superego

berdasarkan nilai dan norma-norma yang berlaku di dunia eksternal, kemudian

melalui proses internalisasi, nilai dan norma-norma tersebut menjadi acuan bagi

perilaku yang bersangkutan.

Superego merupakan dasar moral dari hati nurani. Aktivitas superego

terlihat dari konflik yang terjadi dengan ego, yang dapat dilihat dari emosi-emosi,

seperti rasa bersalah, rasa menyesal, juga seperti sikap observasi diri, dan kritik

kepada diri sendiri.

Konflik antara ego dan superego, dalam kadar yang tidak sehat, berakibat

timbulnya emosi-emosi seperti rasa bersalah, menyesal, rasa malu dan

seterusnya. Dalam batas yang wajar, perasaan demikian normal adanya.

Namun, pada beberapa orang hidupnya sangat disiksa oleh superegonya,

sehingga tidak mungkin lagi untuk hidup normal.

2.2 Asumsi Dasar Tentang Manusia dalam Psikodinamika

Dikatakan psikodinamika, karena teori ini didasarkan pada asumsi bahwa

perilaku berasal dari gerakan dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian

pikiran merangsang perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.

Perkembangan teori psikodinamika dalam lingkungan teori-teori

pekerjaan sosial masih diterapkan secara generalis, hal ini dimungkinkan karena

penerapannya masih berpatokan pada ajaran Freud tadi dengan mengarah

kepada pengembangan psikoanalisis.

Pendekatan psikodinamika terhadap psikologi berpusat pada proses-

proses bawah sadar yang mempengaruhi prilaku. Teori psikodinamika yang

paling terkenal adalah teori dari Freud, yaitu teori ”struktur” kepribadian,

pertahanan ego, perkembangan psikoseksual, dan teori mimpi.

Asumsi-asumsi penting psikologi psikodinamika adalah:

o Perilaku dan perasaan orang dewasa (termasuk masalah-masalah

psikologis) berasal dari pengalaman masa kecil.

o Hubungan antar manusia (terutama hubungan orangtua-anak) sangat

penting dalam menentukan perasaan dan perilaku manusia.

8

Page 9: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

o Perilaku dan perasaan sangat dipengaruhi oleh makna kejadian-kejadian

dalam pikiran bawah sadar dan motif-motif bawah sadar.

o Berlawanan dengan cabang-cabang lain dalam psikologi yang sangat

menekankan penelitian sistematis dan ilmiah, psikologi psikodinamika

mencari informasi melalui mimpi, gejala, tingkah laku yang tidak masuk akal,

dan semua ucapan pasien selama terapi.

2.3 Penyebab umum psikodinamika gangguan jiwa

Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistic, atau dapat

dikatakan secara somato-psiko-sosial.dalam mencari penyebab gangguan

jiwa .maka ketiga unsur ini diperhatikan.gangguan jiwa artinya bahwa yang

menonjol ialah gejala – gejala yang patologik dari unsur psiko.hal ini tidak berarti

bahwa unsur yang lain tidak terganggu.sekali lagi yang sakit dan menderita

adalah manusia seutuhnya dan bukan hanya badanya,jiwanya dan lingkunganya.

Hal –hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia konstitusi,umur dan

sex,keadan badan,keadan psikologi,keluarga,adat

istiadat,kebudayaan ,kepercayaan, pekerjaan kehamilan,dan perkawinan,

kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan,

hubungan antar manusia, dan sebagainya.

Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur

kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di fisik (somatogenik),

dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun di psikis (psikogenik). Biasanya tidak

terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari

berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan,

lalu timbullah gangguan fisik ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi,

karena kurang makan dan tidur daya tahan fisiknya mengalami penurunan

sehingga mengalami penyakit fisik.

Sebaliknya seorang dengan penyakit fisik misalkan kanker yang

melemahkan, maka secara psikologisnya juga akan menurun sehingga

kemungkinan mengalami depresi. Penyakit pada otak sering mengakibatkan

gangguan jiwa. Contoh lain adalah seorang anak yang mengalami gangguan

otak (karena kelahiran, peradangan dan sebagainya) kemudian menjadi

hiperkinetik dan sukar diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang

tua dan anggota lain serumah. Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka

9

Page 10: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

saling mempengaruhi. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-

faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :

A. Faktor-faktor somatik (somatogenik)

Neuroanatomi

Neurofisiologi

Neurokimia

tingkat kematangan dan perkembangan organik

faktor-faktor pre dan peri – natal

B. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :

Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal

berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan

tak percaya dan kebimbangan)

Peranan ayah

Persaingan antara saudara kandung

Inteligensi

hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat

kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa

salah

Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak

menentu

Keterampilan, bakat dan kreativitas

Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya

Tingkat perkembangan emosi

C. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)

Kestabilan keluarga

Pola mengasuh anak

Tingkat ekonomi

Perumahan : perkotaan lawan pedesaan

Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas

kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai

Pengaruh rasial dan keagamaan

Nilai-nilai

2.4 Proses Intervensi dalam Psikodinamika

A. fokus/ akar masalah klien.

10

Page 11: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

B. Tujuan pemecahan masalah klien berikut indikator-indikator keberhasilan.

C. Sistem dasar praktek, yang meliputi:

Sistem klien

Sistem sasaran

Sistem pelaksana perubahan

Sistem kegiatan

D. Pokok-pokok program kegiatan pemecahan masalah

E. Metode-metode pertolongan yang digunakan untuk memberikan

pertolongan kepada klien

F. Tahap pelaksanaan intervensi (pemecahan masalah klien)

2.5 Teknik-teknik dalam Model Intervensi Psikodinamika

A. Pendekatan problem solving

Orang yang terlibat dalam proses

Masalah yang ditangani

Lokasi prakteknya

Proses praktek

B. Pendekatan transaksional analisis

Struktural

Transaksional

Permainan

Skrip analisis

C. Pendekatan terapi lingkungan

Terapi lingkungan sebagi aplikasi pada kepedulian lingkungan sekitar.

2.6 Kekuatan dan Kelemahan Model Intervensi Psikodinamika

A. Kekuatan

Mengenalkan pentingnya pikiran bawah sadar

Mengenalkan pentingnya pengalaman masa kecil dan hubungan

dengan orang lain.

Menerangkan masalah-masalah yang sulit dan penting.

Pendekatan yang berguna dalam memahami kesehatan mental,

kendati tidak lengkap.

11

Page 12: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

Seperangkat terapi dan teknik terapeutik yang sangat berguna bagi

mereka yang sedang mengalami derita psikologis.

Sebagai orang pertama yang menyentuh konsep-konsep psikologi

seperti peran ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi,

pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur

kepribadian.

Posisinya yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus

menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat

diramalkan.

Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata

psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh

karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni.

B. Kelemahan.

Teori-teorinya diperoleh dari studi-studi kasus.

Konsep-konsepnya menarik, tetapi tidak jelas dan tidak dapat diuji.

Reduksionisme psikodinamia

Kesulitan berkomunikasi dan pola prilaku yang berulang-ulang –

sebagai akibat pola asuhan yang buruk.

Tidak berpihak pada gender.

Lebih diasumsikan pada model-model yang berhubungan dengan

bidang kesehatan dan lain sebagainya.

Metode studinya dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis

dan sangat subyektif.

Konstruk-konstruk teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga

diragukan keilmiahannya. Beberapa konsepnya bahkan dianggap fiksi,

seperti Oedipus complex.

Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari

intervening variable.

BAB III

PENUTUP

12

Page 13: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

3.1 Kesimpulan

Teori psikodinamika dicetuskan oleh Sigmund Freud. Dia berpendapat

bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh

komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada di dalam

diri seseorang itu ikut menentukan dinamikanya ditengah-tengah lingkungannya.

Sehingga freud membagi struktur kepribadian atau jiwa seseorang menjadi tiga

yaitu:

1. Id (das es) bisa dikaitkan dalam islam dengan nafsu.

2. Ego (das ich) bisa disebut juga dengan akal.

3. Superego (das ueber es) bisa disebut dengan hati nurani.

Setelah membagi struktur jiwa manusia kedalam tiga struktur, freud

membagi tahapan-tahan perkembangan manusia menjadi lima. Yaitu, fase oral,

fase anal, fase phallic, fase laten, dan fase kemaluan. Fase-fase inilah yang

menjadi dasar perkembangan manusia bagi teori psikodinamika. Dalam aplikasi

teori, ada lima teori yang bisa menjadi pengelolaan pendidikan yaitu, Pertama,

konsep kunci bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan

keinginan. Kedua, konsep teori tentang kecemasan yang dimiliki seseorang.

Ketiga, konsep teori psikoanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa

kecil) terhadap perjalanan manusia. Keempat, teori freud tentang tahapan

perkembangan kepribadian individu. Kelima, konsep freud tentang

ketidaksadaran.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1 New

Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas

Muhammadyah Malang.

Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama

Psikolog Dunia. (Alih bahasa: Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta : Primasophie.

Semiun, Yustinus. (2006) Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud.

Yogyakarta: Kanisius. 

Sumadi Suryabrata. (2005) Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali.

14