psikodas tugas kelas cy.docx

15
Nama Kelompok: 1. Kevin Inasius 125100639 2. Sandy 125110524 3. Aryandy Liman 125110523 4. Rico

Upload: aryandyliman

Post on 13-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama Kelompok:Kevin Inasius 125100639Sandy 125110524Aryandy Liman 125110523Rico

KONFLIK

A. Definisi Konflik

Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang di antara beberapa orang, kelompok atau organisasi. Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya di antara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerja sama. Konflik adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih, yang dapat terjadi antarindividu, antarkelompok kecil, bahkan antarbangsa dan negara (Sarlito W. Sarwono, 1999). Merupakan bentuk pertentangan, ketidaksepakatan, ketidakcocokan antara dua orang atau lebih, antar kelompok orang, yang biasanya ditandai oleh kekerasan fisik (Wikipedia, 2007) Persepsi mengenai perbedaan kepentingan (Pruitt dan Robin, 2004) Soerjono Soekanto, konflik merupakan proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.buku : soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar (2006)

B. Manifestasi Konflik

1. Perselisihan (Dispute)Yaitu perselisihan, tetapi dalam konteks ilmu perilaku organisasi, perselisihan sebenarnya sudah merupakan salah satu dari banyak bentuk produk dari konflik. Salah satu produk konflik yang paling mudah terlihat dan dapat berbentuk: protes (grievance), tindakan indisipliner, keluhan (complains), unjuk rasa ramai-ramai, tindakan pemaksaan (pemblokiran, penyanderaan, dll.).

2. Kompetisi Tidak SehatPersaingan sebenarnya tidak sama dengan konflik. Contoh: persaingan dalam pertandingan seharusnya mengikuti aturan main yang ketat dan berusaha untuk mencapai tujuan tanpa menjegal pihak lain, tetapi yang terjadi menjegal lawan.

3. SabotaseTindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui subversi, penghambatan, pengacuan dan/atau penghancuran. Salah satu bentuk produk konflik yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase sering kali digunakan dalam permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak eksternal yang dapat menjebak pihak lain.Contoh: satu pihak mengatakan tidak apa-apa, tidak mengeluh, tetapi tiba-tiba mengajukan tuntutan ganti rugi miliaran rupiah melalui pengadilan.

4. Inefisiensi / Produktivitas RendahIni adalah salah satu dari bentuk konflik yang tersembunyi (hidden conflic) di mana salah satu pihak menunjukkan sikapnya secara tidak terbuka. Apa yang terjadi adalah salah satu pihak (biasanya pihak pekerja) dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan yang berakibat menurunkan produktivitas dengan cara memperlambat kerja (slowdown), mengurangi output, melambatkan pengiriman, dll.

5. Penurunan Moril (low morale)Salah satu produk konflik tersembunyi, dalam situasi ini biasanya salah satu pekerja merasa takut untuk memprotes secara terbuka sehingga melakukan tindakan tersembunyi pula. Misalnya: berpura-pura sakit, meningkatnya tindakan kemangkiran.

6. Menahan / Menyembunyikan InformasiDalam banyak organisasi informasi adalah salah satu sumber daya yang sangat penting dan identik dengan kekuasaan (power). Dengan demikian maka penahanan / penyembunyian informasi adalah identik dengan kemampuan mengendalikan kekuasaan tersebut. Biasanya karena pihak tersebut merasa akan tersaingi jika pihak lain mendapatkan informasi tersebut.

C. Jenis Konflik

1. Konflik Dengan Diri Sendiri (Interpersonal)Konflik seseorang dengan diri sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.Dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut: Sejumlah kebutuhan-kebutuhan yang bersaing. Beraneka cara yang berbeda yang mendorong munculnya kebutuhan-kebutuhan. Banyaknya bentuk halangan yang dapat terjadi diantara dorongan dan tujuan. Terdapatnya aspek positif maupun negatif yang menghalangi tujuan yang diinginkan.

Hal-hal diatas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.Ada 3 macam bentuk konflik interpersonal:a. Konflik pendekatan-pendekatan (approach-aproach conflict) dihadapkan pada pilihan yang sama menariknya.Contoh: menerima promosi jabatan atau pindah dengan gaji besar.b. Konflik pendekatan-penghindaran (approach-avoidance conflict) orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang konsekuensi bertolak belakang.Contoh: gaji tinggi tetapi tinggal di tempat terpencil.

c. Konflik penghindaran-penghindaran (avoidance-avoidance conflict) memilih yang sama-sama tidak disukai.Contoh: pindah ke lokasi sulit atau tetap dengan gaji turun.

2. Konflik Dengan Orang Lain (Interpersonal)Pertentangan antara seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.

3. Konflik Antarkelompok Dalam Organisasi Yang SamaKonflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi.Contoh: konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

4. Konflik Antar Individu Dengan Kelompok-KelompokHal ini seringkali berhubungan dengan cara individu meghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. contoh : dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oelh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok di mana ia berada.

5. Konflik AntarorganisasiKonflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

D. Sifat Konflik1. Konflik DestruktifJenis konflik yang dapat merusak kinerja organisasi, dan mengakibatkan kerugian organisasi.2. Konflik KonstruktifJenis konflik yang dapat menimbulkan masalah / manfaat bagi kinerja organisasi, dan mengakibatkan keuntungan organisasi.

3. Specific ConflictSpecific conflict adalah sebuah konflik yang bersumber dari masalah-masalah yang sifatnya spesifik (khas) misalanya dalam konteks idiologi, warisan berupa budaya, kepercayaan, tradisi serta wilayah.Contoh Specific conflict: Konflik Etnis di Sampit (Kalimantan Tengah)

4. General ConflictGeneral Conflict adalah suatu konflik dimana sifat konflik tersebut memiliki nilai kesamaan yang bersifat umum dalam arti kata meskipun konflik itu pada awalnya hanya melibatkan dua pihak secara langsung akan tetapi akibat adanya kesamaan (keterkaitan) maka mengakibatkan keterlibatan pihak lain. Misalnya masalah agama, Etnis, HAM, Lingkungan hidup, dan Ancaman Nuklir.Contoh General Conflict: Kasus Film Fitna5.Inter-Connected ConflictInter-connected conflict adalah suatu konflik yang saling kait-mengkait dimana meskipun pada awalnya konflik itu diakibatkan hanya karena satu persoalan, akan tetapi setelah kejadian merembes ke persoalan lainnya baik dari segi substansi maupun aktornya.Contoh Inter-connected conflict: Invasi Uni Soviet di Afghanistan (1979-1989)

Positif & Negatifnya konflik

Positif (Produktif)Negatif (Destruktif)

1. Persemaian yang subur bagi terjadinya perubahan sosial.2. Memfasilitasi tercapainya kesepakatan atas berbagai kepentingan.3. Dapat mempererat persatuan kelompok.4. Memperkuat identitas kelompok asal.5. Meningkatkan prestasi kelompok asal.6. Memberi peluang untuk belajar1. Terjadinya ketidakadilan dan solusi yang digunakan seringkali destruktif seperti win lose solusion, peperangan, ekstrimis, genocide, dll.2. Penyelesaian masalah secara destruktif semakin terbuka, sehingga memperkeruh keadaan.

Penyebab Konflik: Harapan yang tidak terwujud. Perbedaan status. Pertikaian antarpribadi. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal. Hambatan komunikasi. Batasan pekerjaan yang tidak jelas. Perbedaan Kebudayaanmembentuk pribadi-pribadi yang berbeda Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. Perubahan Sosialyang Terlalu Cepat di dalam MasyarakatPerubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

e. Akibat dari konflikHasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut : -. keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll -. kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. mengakibatkan kerugian terhadap harta benda bahkan nyawa manusiadiambil dari buku: Buku :Budiyono. 2009. Sosiologi 2 Untuk SMA/ MA Kelas XI.Jakarta.Pusat Perbukuan, Departemen NasionalE. Penanganan KonflikUntuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain:

1. Introspeksi diriBagaimana kita biasanya menghadapi konflik? Gaya apa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.

2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibatSangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.

3. Identifikasi sumber konflikSeperti dituliskan diatas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya telah terarah kepada sebab konflik.4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepatSpiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik:a. BerkompetisiTindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang kalah akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan.

b. Menghindari konflikTindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menangkalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.

c. AkomodasiYaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behavior.Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama disini.

d. KompromiTindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingan untuk mendapatkan situasi menang- menang (win-win solution)

e. BerkolaborasiMenciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadi hal yang harus kita pertimbangan.

Sedangkan dalam wikipedia dijelaskan Cara-cara Pemecahan konflik seperti :1.Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.2.Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.3.Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.4.Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya panitia tetap penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemen Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.5.Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.6.Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

Penanganan konflik ditinjau dari sudut menang-kalah

I WIN I LOSE

WIN-WIN(1)LOSE-WIN(3)

WIN-LOSE(2)LOSE-LOSE(4)

YOU WIN

YOU LOSE

Kuadran 1 (menang menang) Disebut gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja sama. Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama lainnya. Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikan dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh. Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut.

Kuadran 2 (menang kalah) Persaingan memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya muncul suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua pihak. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas.

Kuadran 3 (kalah menang) Hal ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Memposisikan kita kalah & mereka menang. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar.

Kuadran 4 (kalah kalah) Menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul berarti kedua pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan / mengatasi konflik tersebut. Kita tidak memaksakan keinginan dan sebaliknya tidak terlalu menginginkan sesuatu yang dimiliki atau dikuasai pihak lain. Cara ini sebetulnya hanya dapat dilakukan untuk potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting.

Jadi agar tidak menjadi beban dalam pikiran atau kehidupan kita, sebaiknya setiap potensi konflik harus dapat segera diselesaikan.

Daftar Pustaka

1. Sosiologi Suatu Pengantar, rajawali pers (2006) 2. Ramlan Surbakti,Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 19923. Buku :Budiyono. 2009. Sosiologi 2 Untuk SMA/ MA Kelas XI.Jakarta.Pusat Perbukuan, Departemen Nasional4. http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik