psak 25 par 39-56

5
Pengungkapan Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode yang akan datang, kecuali untuk pengungkapan damapak pada periode yang akan datang ketika tidak praktis untuk mengestimasi dampak tersebut. Namun, jika jumlah dampak pada periode mendatang tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut. Kesalahan Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan akan menjadi tidak sesuai dengan SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu entitas. Potensi kesalahan yang ditemukan pada periode berjalan dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan. Namun, untuk kesalahan material yang terkadang tidak dapat ditemukan hingga periode selanjutnya dan kesalahan periode sebelumnya dikoreksi pada informasi komparatif sajian pada laporan keuangan periode selanjutnya. Entitas mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya kesalahan dengan menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya yang disajikan dimana kesalahan itu terjadi atau jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka entitas menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode sebelumnya sajian paling awal. Dalam penyajian kembali secara retrospektif atas kesalahan material pada periode sebelumnya entitas dibatasi bahwa kesalahan periode sebelumnya dikoreksi dengan menyajikan kembali secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif kesalahan. Jika

Upload: noe153

Post on 17-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

psak 25

TRANSCRIPT

PengungkapanEntitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode yang akan datang, kecuali untuk pengungkapan damapak pada periode yang akan datang ketika tidak praktis untuk mengestimasi dampak tersebut. Namun, jika jumlah dampak pada periode mendatang tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.KesalahanKesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan akan menjadi tidak sesuai dengan SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu entitas. Potensi kesalahan yang ditemukan pada periode berjalan dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan. Namun, untuk kesalahan material yang terkadang tidak dapat ditemukan hingga periode selanjutnya dan kesalahan periode sebelumnya dikoreksi pada informasi komparatif sajian pada laporan keuangan periode selanjutnya.Entitas mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya kesalahan dengan menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya yang disajikan dimana kesalahan itu terjadi atau jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka entitas menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode sebelumnya sajian paling awal.Dalam penyajian kembali secara retrospektif atas kesalahan material pada periode sebelumnya entitas dibatasi bahwa kesalahan periode sebelumnya dikoreksi dengan menyajikan kembali secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif kesalahan. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode dari kesalahan pada informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di saat penyajian kembali retrospektif adalah praktis.Kemudian jika tidak praktis dalam menentukan dampak kumulatif pada awal periode berjalan dari kesalahan pada seluruh periode sebelumnya, maka entitas menyajikan kembali informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal praktis paling awal. Koreksi kesalahan pada periode sebelumnya tidak termasuk dari laba rugi periode dimana kesalahan ditemukan. Setiap informasi sajian atas periode sebelumnya termasuk ringkasan data historis disajikan kembali sejauh mungkin ke belakang selama hal itu praktis. Kemudian jika tidak praktis dalam menentukan jumlah kesalahan (misal: kesalahan penerapan kebijakan akuntansi) untuk periode sebelumnya, maka entitas menyajikan kembali informasi secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal. Hal ini mengabaikan porsi kumulatif penyajian kembali aset, liabilitas, dan ekuitas sebelum tanggal praktis paling awal.Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi di mana estimasi akuntansi yang sesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat tambahan informasi yang diketahui kemudian. Sebagai contoh, keuntungan atau kerugian yang diakui akibat hasil suatu kontinjensi adalah bukan koreksi kesalahan. Dalam menerapkan penyajian kembali secara retrospektif atas koreksi kesalahan periode sebelumnya, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:a. Sifat dari kesalahan periode sebelumnyab. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:i. Untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang tepengaruhii. Laba per saham dasar dan dilusian (Jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan)c. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awald. Jika penyajian kembali secara retrospektif tidak praktis untuk suatu periode sebelumnya, keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.Laporan periode selanjutnya tidak perlu mengulangan pengungkapan ini.Ketidakpraktisan Penerapan Retrospektif dan Penyajian Kembali RetrospektifDalam suatu keadaan tertentu merupakan keadaan yang tidak praktis untuk menyesuaikan informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sebelumya untuk mencapai daya banding dengan periode berjalan. Misalnya, data belum diperoleh pada periode sebelumnya dengan suatu cara yang memungkinkan baik penerapan retrospektif suatu kebijakan akuntansi baru maupun penyajian kembali untuk mengoreksi kesalahan pada periode sebelumnya dan tidak praktis untuk mencipta ulang informasi tersebut.Dalam menerapkan suatu kebijakan akuntansi untuk unsur laporan keuangan yang diakui atau disajikan atas transaksi, peristiwa atau kondisi lain seringkali diperlukan pembuatan estimasi. Estimasi secara melekat bersifat subyektif dan estimasi mungkin dikembangkan setelah periode pelaporan. Mengembangkan estimasi berpotensi lebih sulit ketika menerapkan kebijakan akuntansi atau penyajian kembali retrospektif untuk mengoreksi kesalahan pada periode sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena semakin panjangnya periode waktu yang lebih telah berlaku sejak terjadinya transaksi, peristiwa, atau kondisi lain. Namun, tujuan estimasi periode sebelumnya adalah sama dengan estimasi yang dilakukan pada periode berjalan, yaitu agar estimasi dapat mencerminkan keadaan yang ada ketika terjadinya transaksi, peristiwa atau kondisi lain.Oleh karena hal itu, penerapan retrospektif kebijakan akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode sebelumnya mensyaratkan pembedaan informasi yang menyediakan bukti keadaan yang ada pada tanggal terjadinya transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya serta tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan periode sebelumnya dari informasi lainnya. Namun, untuk beberapa jenis estimasi seperti pengukuran nilai wajar yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan, maka akan menjadi tidak praktis untuk membedakan jenis-jenis informasi ini. Ketika penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif memerlukan estimasi signifikan sehingga tidak mungkin untuk membedakan kedua jenis informasi ini, maka menjadi tidak praktis untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode sebelumnya secara retrospektif.Ketika menerapkan kebijakan akuntansi baru atau koreksi jumlah periode sebelumnya, peninjauan ke belakang tidak digunakan. Entitas juga tidak membuat asumsi maksud manajemen yang terjadi di periode sebelumnya atau estimasi jumlah yang diakui, diukur, atau diungkapkan pada periode sebelumnya. Misalnya, ketika entitas mengoreksi kesalahan periode sebelumnya dalam pengukuran aset keuangan yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, entitas tidak mengubah dasar pengukuran untuk periode sebelumnya jika manajemen memutuskan kemudian untuk tidak memiliki instrumen keuangan hingga jatuh tempo. Sebagai tambahan, ketika entitas mengoreksi kesalahan periode sebelumnya dalam perhitungan liabilitas atas cuti sakit terakumulasi pegawai sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja, maka entitas mengabaikan informasi musim influenza akut tidak normal selama periode mendatang yang informasinya tersedia setelah tanggal penyelesaian laporan keuangan periode sebelumnya. Fakta bahwa estimasi signifikan adalah sering disyaratkan ketika mengubah informasi komparatif sajian untuk periode sebelumnya tidak mencegah penyesuaian atau koreksi yang andal atas informasi komparatif.Entitas menerapkan pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Namun untuk penerapan retrospektif kebijakan akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode sebelumnya, entitas menyesuaikan secara prospektif dan penyesuian secara retrospektif atas kesalahan periode sebelumnya untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januri 2015.