protein dan asam amino.docx

25
1 PRAKTIKUM BIOKIMIA 1 Rabu, 22 Februari 2012 I. NOMOR PERCOBAAN : 1 II. NAMA PERCOBAAN : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino III. TUJUAN PERCOBAAN : Mengamati perubahan yang terjadi terhadap larutan protein dengan menggunakan uji millon, uji ninhidrin dan uji Hopkins-cole. IV. DASAR TEORI Asam amino merupakan monomer dari protein. Protein alam disusun oleh 20 jenis asam amino , ke-20 jenis asam amino tersebut merupakan asam α amino. Asam amino membentuk protein melalui ikatan peptida yaitu gugus karboksil dari asam amino berikatan hydrogen dan ammonium dengan asam amino lain. Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH 2 ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada NOVRIYANI – PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

Upload: ivo-risty-handayani

Post on 01-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

protein dan asam amino. protein dan asam amino. protein dan asam amino. protein dan asam amino.

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM BIOKIMIA 1Rabu, 22 Februari 2012

I. NOMOR PERCOBAAN : 1

II. NAMA PERCOBAAN : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino

III. TUJUAN PERCOBAAN : Mengamati perubahan yang terjadi terhadap larutan protein dengan menggunakan uji millon, uji ninhidrin dan uji Hopkins-cole. IV. DASAR TEORIAsam amino merupakan monomer dari protein. Protein alam disusun oleh 20 jenis asam amino , ke-20 jenis asam amino tersebut merupakan asam amino. Asam amino membentuk protein melalui ikatan peptida yaitu gugus karboksil dari asam amino berikatan hydrogen dan ammonium dengan asam amino lain. Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam -amino.Asam amino memiliki ciri-ciri, diantaranya adalah semua asam amino mempunyai gugus karboksil dan gugus amino, semua asam amino kecuali glisin memiliki atom C asimetris, semua asam amino pembentuk protein, asam amino yang memiliki satu gugus karboksil dan satu gugus amino dapat membentuk ion dipolar, dan sifat yang terakhir adalah semua asam amino dalam larutannya dapat besifat asam dan bersifat basa.Asam amino tersebut dapat uji dengan menggunakan beberapa uji seperti uji millon, uji ninhidrin, dan uji Hopkins-cole. Pada uji millon, Pengujian ini memberikan hasil positif terhada protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus fenol, misalnya tirosin. Pereaksi Millon terdiri atas larutan merkuro nitrat dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Protein dengan pereaksi Millon akan membentuk endapan putih. Jika dipanaskan, warnanya berubah menjadi merah. Adanya ion NH4+ dapat mengganggu uji ini sehingga tidak dapat digunakan untuk menganalisis urine. Uji millon hanya positif pada asam amino yang mempunyai gugus hidroksi fenil posit terhadap asam amino tirosin (Try).Pada uji ninhidrin, apabila ninhidrin (triketohidrindene) dipanaskan dengan asam amino maka akan terbentuk kompleks berwarna. Untuk itulah suatu asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas warna yang terbentuk yang sebanding dengan konsentrasi dari asam amino tersebut. Dalam hal ini NH3 dan CO2 dikeluarkan sehingga kemungkinan dapat diukur secara kuantitatif. Reaksinya adalah sebagai berikut :R.CH(NH2)COOH R.CHO + NH3 + CO2Seperti alanine, valin, isoleusin, leusin, fenilalanin, dan metionin.Prolin dan hidroksiprolin menghasilkan kompleks yang berbeda warnanya dengan asam amino lainnya. Kompleks warna yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan ammonia setelah asam amino dioksidasi. Uji ninhidrin positif terhadap asam amino yang mempunyai gugus amino bebas, seperti alanine (ala), valin (val), leusin (leu), dan isoleusin (ile).Pada uji Hopkins-cole , reagen yang digunakan adalah yang mengandung asam glioksilat (CHO.COOH). Karena triptofan berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam sulfat dan membentuk kompleks berwarna. Uji Hopkins-cole hanya positif terhadap asam amino yang mempunyai gugus indol. Asam amino yang mempunyai gugus indol adalah triptofan (Tryp). Kompleks reaksi Hopkins-cole membentuk cincin warna ungu.

V. ALAT DAN BAHANa. Alat : NOVRIYANI PRAKTIKUM BIOKIMIA 1 Tabung reaksi Gelas ukur Pipet tetes Rak tabung reaksi Bunsen Penjepit kayu

b. Bahan Reagen millon 10 gram merkuri Larutan asam nitrat pekat Larutan protein Larutan putih telur Larutan kuning telur Reagen Hopkins-cole H2SO4 pekat Larutan ninhidrin 0,1% Larutan glisin Larutan valin Larutan tirosin Larutan triptofan Laritan arginin Larutan asam aspartat Larutan leusin Larutan glutamin Larutan albumin

VI. PROSEDUR PERCOBAANa. Uji MillonTambahkan 5 tetes reagen millon kedalam 3 ml larutan protein, panaskan campuran baik-baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka warna akan hilang pada pemanasan.

b. Uji NinhidrinTambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% kedalam 3 ml larutan protein. Panaskan hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan glisin.

c. Uji Hopkins-ColeKedalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml reagen Hopkins-cole. Tambahkan sedikit demi sedikit kira-kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi tabung. Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu putar perlahan-lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin berwarna.

VII. HASIL PENGAMATANNoPercobaanPengamatan

1.Uji millona. Larutan glisin (Bening tidak berwarna) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

b. Larutan glutamin (Bening tidak berwarna) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

c. Larutan tirosin (Putih keruh) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

d. Larutan triptofan (Putih keruh) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

e. Larutan leusin (Bening tidak berwarna) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

f. Larutan asam aspartat (Bening tidak berwarna) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

g. Larutan arginin (Bening tidak berwarna) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

h. Larutan valin (Bening tidak berwarna) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

i. Larutan albumin (Bening tidak berwarna) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

j. Larutan putih telur (Putih) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

k. Larutan kuning telur (Kuning) + reagen millon (Bening tidak berwarna)

Larutan tetap bening tidak berwarna dan setelah di panaskan warna larutan tetap sama yaitu bening tidak berwarna.

Larutan tetap bening tidak berwarna dan setelah di panaskan warna larutan tetap sama yaitu bening tidak berwarna.

Warna larutan menjadi dua fase yaitu pada bagian atas berwarna bening dan pada bagian bawah terdapat warna merah tetapi warnanya hanya sedikit. Kemudian setelah di panaskan warna larutan menjadi merah hati dan pada bagian atasnya berminyak kemudian pada bagian bawah terdapat endapan berwarna hitam.

Larutan menjadi dua fase yaitu pada bagian atas berwarna coklat keruh dan pada bagian bawah terdapat endapan berwarna coklat. Setelah di panaskan warna larutan yang pada awalnya coklat keruh menjadi coklat bening dan tetap terdapat endapan berwarna coklat.

Warna larutan bening tidak berwarna dan setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi orange bening. Kemudian setelah di diamkan beberapa menit warnanya berubah menjadi merah muda bening dan terdapat endapan berwarna merah muda.

Larutan tetap bening tidak berwarna dan setelah di panaskan warna larutan tetap sama yaitu bening tidak berwarna.

Larutan tetap bening tidak berwarna dan setelah di panaskan warna larutan tetap sama yaitu bening tidak berwarna.

Larutan tetap bening tidak berwarna dan setelah di panaskan warna larutan tetap sama yaitu bening tidak berwarna.

Larutan menjadi dua fase yaitu pada bagian atas berwarna bening dan pada bagian bawah terdapat endapan berwarna putih tetapi dibawah endapan berwarna putih tersebut terdapat warna merah muda. Kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi merah muda keruh dan pada dinding tabung terdapat gumpalan berwarna merah yang menempel.

Larutan berwarna bening dan terdapat endapan berwarna putih. Kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi merah dan terdapat endapan berwarna merah juga.

Larutan berwarna putih krem dan terdapat endapan berwarna putih. Kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi merah dan terdapat endapan berwarna merah juga.

2.Uji Ninhidrina. Larutan glisin (Bening tidak berwarna) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

b. Larutan glutamin (Bening tidak berwarna) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

c. Larutan tirosin (Putih keruh) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

d. Larutan triptofan (Putih keruh) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

e. Larutan leusin (Bening tidak berwarna) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

f. Larutan asam aspartat (Bening tidak berwarna) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

g. Larutan arginin (Bening tidak berwarna) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

h. Larutan valin (Bening tidak berwarna) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

i. Larutan albumin (Bening tidak berwarna) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

j. Larutan putih telur (Puitih) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

k. Larutan kuning telur (Kuning) + reagen ninhidrin (Bening tidak berwarna)

Warna larutan menjadi bening tidak berwarna, kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi ungu.

Warna larutan menjadi bening tidak berwarna, kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi ungu tua.

Warna larutan menjadi bening tidak berwarna, kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi ungu.

Warna larutan menjadi bening tidak berwarna, kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi ungu.

Warna larutan menjadi bening tidak berwarna, kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi ungu.

Larutan tetap bening tidak berwarna dan setelah di panaskan warna larutan tetap sama yaitu bening tidak berwarna.

Warna larutan menjadi merah muda dan setelah di panaskan warna larutan tetap merah muda.

Warna larutan menjadi bening tidak berwarna, kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi ungu.

Warna larutan menjadi bening tidak berwarna, kemudian setelah di panaskan warna larutan berubah menjadi ungu.

Warna larutan menjadi putih dan setelah di panaskan larutan berubah warna menjadi merah muda dan ada gel putih dipermukaan.

Larutan menjadi dua fasa yaitu pada bagian atas berwarna kuning dan pada bagian bawah berwarna bening. Kemudian setelah di panaskan larutan berubah menjadi ungu dan terdapat endapan berwarna putih

3.Uji Hopkins-colea. Larutan glisin (Bening tidak berwarna) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

b. Larutan glutamin (Bening tidak berwarna) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

c. Larutan tirosin (Putih keruh) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

d. Larutan triptofan (Putih keruh) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

e. Larutan leusin (Bening tidak berwarna) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

f. Larutan asam aspartat (Bening tidak berwarna) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

g. Larutan arginin (Bening tidak berwarna) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

h. Larutan valin (Bening tidak berwarna) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

i. Larutan albumin (Bening tidak berwarna) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)j. Larutan putih telur (Putih) + reagen Hopkins-cole (Bening tidak berwarna)

k. Larutan kuning telur (Kuning) + reagen Hopkins - cole (Bening tidak berwarna)Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 tidak terbentuk cincin berwarna kuning.Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 terbentuk cincin berwarna kuning.

Larutan berwarna bening tidak berwarna, kemudian setelah di tambah larutan H2SO4 terbentuk cincin berwarna kuning.

VIII. PERSAMAAN REAKSI

Uji Ninhidrin

Uji Hopkins-Cole

IX. PEMBAHASANPercobaan ini adalah mengenai reaksi uji terhadap asam amino yang bertujuan untuk mengamati perubahan perubahan yang terjadi terhadap larutan protein yang berupa larutan albumin, larutan putih telur dan kuning telur serta larutan asam amino yang terdiri dari larutan glisin, larutan glutamin, larutan tirosin, larutan triptofan, larutan leusin, larutan asam aspartat, larutan arginin, dan larutan valin. Uji asam amino yang digunakan adalah uji millon, uji ninhidrin dan juga uji Hopkins-cole.Prinsip dari Uji millon adalah pembentukan garam mercuri dari tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Pereaksi millon adalah larutan yang berisi merkuri dan ion mercuro dalam asam nitrat dan nitrit apabila perekasi ini ditambahkan pada larutan protein akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Warna merah yamg terbentuk adalah garam mercuri dari tirosin yang ternitrasi. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol karena terbentuknya senyawa mercuri dengan gugus hidroksil fenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif.Pada uji Millon ini memberikan warna merah pada larutan yang terbentuk. Warna merah yang terbentuk ini berasal dari garam merkuri dari tirosina dan alanin yang ternitrasi. Oleh karena gugus hidroksi fenil hanya dimiliki oleh asam amino tirosin, maka uji millon hanya positif terhadap asam amino tirosin dan begitu juga dengan alanin. Putih telur termasuk protein yang sederhana, yaitu albumin. Protein sederhana hanya menghasilkan asam amino saja jika dihidrolisis. Albumin larut dalam air netral yang tidak mengandung asam. Albumin dapat dipanaskan pada suhu 56oC. Sedangkan asam amino yang dilarutkan dalam air maka akan mengion dan dapat bersifat asam atau basa yang dinamakan amfoter. Hal ini kita temui pada larutan kuning telur dan larutan putih telur maka pada larutan putih telur dan kuning telur memberikan hasil yang positif pada uji millon dimana warna larutan menjadi merah.Senyawa ninhidrin merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat warna ungu yang berasal dari asam amino, asam amino selebihnya terkonversi menjadi aldehid dan karbon dioksida jadi zat warna ungu yang sama dihasilkan dari semua asam amino dengan gugus amino primer dan warnanya sebanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada. Pada percobaan uji Ninhidrin, dari beberapa asam amino yang kami ujikan ternyata hampir semuanya memberikan warna ungu. Asam amino yang tidak memberikan warna ungu yaitu larutan arginin dan larutan asam aspartat karena pada asam amino arginin tidak terdapat kandungan tyrosin sehingga tidak memberikan hasil yang positif sedangkan untuk larutan asam aspartat tidak memberikan warna ungu karena kesalahan kami pada saat melakukan percobaan. Kesalahan tersebut disebabkan karena kurang bersihnya alat yang kami gunakan dan pada saat mencampur larutan kami kurang teliti dan kurang berhati-hati. Berdasarkan literature yang ada larutan asam aspartat seharusnya memberikan hasil yang positif pada uji ninhidrin ini. Sedangkan hasil untuk larutan putih telur dan larutan kuning telur ternyata hanya pada kuning telur saja yang memberikan hasil positif sedangkan pada putih telur tidak memberikan hasil yang positif. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam melakukan percobaan yaitu seperti kurang bersihnya alat yang kami gunakan dan pada saat mencampur larutan kami kurang teliti dan kurang berhati-hati.Uji Hopkins-Cole hanya positif terhadap asam amino triptofan. Kompleks reaksi Hopkins-cole membentuk cincin berwarna ungu. Hal ini akibat dari tryptofan yang berkondensasi dengan molekul aldehid dalam suasana asam sulfat yang mengandung asam glioksilat. Pada uji Hopkins-cole menunjukkan hasil yang diperoleh adalah negative, kecuali untuk larutan putih telur dan larutan kuning telur. Pada percobaan ini terjadi kesalahan yaitu larutan triptofan tidak menunjukkan hasil yang positif. Hal ini disebabkan karena kurang bersihnya alat yang kami gunakan dan pada saat mencampur larutan kami kurang teliti dan kurang berhati-hati. Selain itu juga dapat disebabkan karena terlalu banyaknya larutan H2SO4 yang kami gunakan sehingga membuat asam amino triptofan tidak memberikan hasil yang positif. Sedangkan untuk asam amino yang lainnya tidak memberikan hasil yang positif karena pada asam amino tersebut tidak terdapat kandungan triptofan. Kemudian untuk larutan putih telur dan larutan kuning telur memberikan hasil yang positif yaitu terbentuknya cincin berwarna setelah ditambahkannya larutan H2SO4 pekat karena pada putih telur dan kuning telur terdapat kandungan triptofan sehingga terbentuknya cincin berwarna.

X. KESIMPULAN1. Hasil uji millon membentuk garam merkuri ternitrasi membentuk endapan merah. Warna merah terbentuk karena garam merkuri pada tirosina dan alanin yang ternitrasi.2. Uji millon hanya positif pada asam amino yang mempunyai gugus hidroksi fenil.3. Hasil uji ninhidrin membentuk kompleks berwarna ungu. Karena intensitas warna yang terbentuk pada reaksi ninhidrin sebanding dengan konsentrasi asam amino.4. Uji ninhidrin positif terhadap asam amino yang mempunyai gugus amino bebas.5. Hasil uji Hopkins-cole membentuk cincin berwarna ungu.6. Uji Hopkins-cole hanya positif terhadap asam amino yang mempunyai gugus indol yaitu triptofan.7. Pada kuning telur memberikan uji positif pada uji millon ini karena pada kuning telur terdapat kandungan tirosin.8. Pada uji ninhidrin ini larutan sampel kuning telur memberikan uji positif dengan membrikan warna ungu pada lautan setelah dilakukan pemanasan.9. Pada putih telur dan kuning telur memberikan uji positif pada uji hokins-cole ini karena terdapat kandungan triptofan pada putih telur dan kuning telur.

XI. JAWABAN PERTANYAANUji Millon1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?Jawaban: Bila suatu protein ditambahkan garam merkuri, maka akan terjadi koagulasi. Protein dapat terkoagulasi karena protein mengalami destruksi bentuk tiga dimensi dari rantai polipeptida yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan pemecahan ikatan kovalen dari ikatan peptidanya.2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?Jawaban: Larutan albumin terkoagulasi karena mengandung derivat monofenol.3. Larutan mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?Jawaban: Larutan valin, leusin, triptofan, asam aspartat, glutamin, glisin, arginin, dan leusin. Karena dalam asam-asam amino tersebut tidak terkandung gugus fenol sehingga tidak terbentuk endapan merah yang menunjukkan uji positif terhadap reagen Millon.

Uji Ninhidrin1. Warna apa yang terbentuk?Jawaban: Warna yang terbentuk pada uji Ninhidrin adalah warna ungu.2. Gugus apa yang memberikan uji positif?Jawaban: Asam -amino dan peptida yang memiliki gugus -amino bebas.

Uji Hopkins-coleProtein apa yang tidak memberikan uji positif?Jawaban: Protein yang tidak memberikan uji positif terhadap Uji Hopkins-Cole adalah protein yang tidak mengandung asam amino triptofan. Pada praktikum ini yaitu: arginin, tyrosin, glutamin, glisin, valin, leusin, albumin, asam aspartat.XII. DAFTAR PUSTAKAFessenden, F dan Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Jakarta: Erlangga.

Poedjadi, Ana dan Titin Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sukaryawan, Made. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Palembang : Universitas Sriwijaya.

XIII. GAMBAR ALATPenjepit KayuPipet Tetes

Rak tabung reaksiTabung Reaksi

Gelas UkurBunsen