prostatitis
DESCRIPTION
ProstatisTRANSCRIPT
PROSTATITIS
Prostatitis adalah suatu reaksi inflamasi pada prostat, disebabkan oleh bakteri atau
non bakteri. Untuk menentukan adanya prostatitis dapat digunakan uji 4 tabung
(Meares, 1976). Sampel untuk uji ini diambil dari urine dan getah kelenjar prostat.
Uji 4 tabung terdiri atas :
1. 10 cc pertama adalah contoh urine yang dikemihkan pertama kali,
tujuannya adalah untuk menilai keadaan mukosa uretra
2. urine porsi tengah tujuannya menilai keadaan mukosa kandung kemih
3. getah prostate dikeluarkan melalui masase prostat/expressed prostatic
secretion tujuannya menilai keadaan kelenjar prostate
4. urine yang dikemihkan setelah masase prostate
Keempat contoh itu kemudian dianalisis secara mikroskopik dan dilakukan kultur
untuk mencari kuman penyebab infeksi.
Klasifikasi
National Institute of Health membagi prostatitis dalam 4 klasifikasi :
1. Kategori I yaitu prostatitis bakterial akut
2. Kategori II yaitu prostatitis bakterial kronis
3. Kategori III prostatitis non bakterial kronis atau sindrom pelvik kronis.
Pada kategori ini terdapat keluhan nyeri dan perasaan tidak nyaman di
daerah pelvis yang telah berlangsung paling sedikit 3 bulan. Kategori ini
dibedakan dalam 2 subkategori, yaitu subkategori IIIA yaitu sindrom
pelvik kronis dengan inflamasi, dan kategori IIIB adalah sindrom pelvik
non inflamasi
4. Kategori IV yaitu prostitis inflamasi asimtomatik
Prostatitis bakterial akut (kategori I)
Bakteri masuk ke dalam kelenjar prostat diduga melalui beberapa cara, antara
lain:
(1) ascending dari uretra,
(2) refluks urine yang terinfeksi ke dalam duktus prostatikus,
(3) langsung atau secara limfogen dari organ yang berada disekitarnya (rektum)
yang mengalami infeksi, dan
(4) penyebaran secara hematogen.
Gambaran Klinis
Pasien yang menderita prostatitis bakterial akut tampak sakit, demam, mengigil,
rasa sakit di daerah perineal, dan mengeluh adanya gangguan miksi. Pada
pemeriksaan fisis dengan colok dubur, prostat teraba membengkak, hangat, dan
nyeri. Pada keadaan ini tidak diperbolehkan melakukan masase prostat untuk
mengeluarkan getah prostat karena menimbulkan nyeri dan memacu terjadinya
bakteremia. Jika tidak ditangani dengan baik keadaan ini dapat menjadi abses
prostat atau menimbulkan urosepsis.
Kuman penyebab infeksi yang paling sering adalah E. Coli, Proteus, Klebsiella,
Pseudomonas spp, Enterobacter, dan Serratia spp.
Terapi
Dipilih antibiotik yang sensitif terhadap kuman penyebab infeksi dan pasien perlu
dirawat di rumah sakit untuk pemberian obat secara parenteral. Antibiotik yang
dipilih adalah dari golongan fluoroquinolon, cotrimoksasol, dan golongan
aminoglikosida. Untuk parenteral dapat diberikan ceftriakson atau cefixime.
Setelah keadaan membaik dapat diberikan antibiotik oral selama 30 hari.
Jika keadaan miksi terganggu, maka dapat dilakukan pemasangan kateter
suprapubik karena dalam keadaan ini pemasangan kateter transuretra menjadi
sulit dan menambah nyeri.
Prostatitis bakterial kronis (kategori II)
Prostatitis bakterial kronis terjadi karena adanya infeksi saluran kemih yang
sering kambuh. Gejala yang sering dikeluhkan pasien adalah disuri, urgensi,
frekuensi, nyeri perineal, dan kadang - kadang nyeri pada saat ejakulasi atau
hematospermi. Pada pemeriksaan colok dubur mungkin teraba krepitasi yang
merupakan tanda dari suatu kalkulosa prostat.
Uji 4 tabung tampak pada EPS didapatkan kuman yang lebih banyak daripada
VB1 dan VB2, di samping itu pada pemeriksaan mikroskopik pada EPS tampak
oval fat bodies
Terapi
Pada prostatitis bakterial akut, hampir semua antibiotik dapat menembus barier
plasma epitelium dan masuk ke dalam sel - sel kelenjar prostat, tetapi pada infeksi
kronis tidak banyak jenis antibiotik yang dapat menembus barier itu. Antibiotik
yang dapat menembus barier adalah doksisiklin, minoksilin, karbeniksilin,
cotrimoksasol, dan fluoroquinolon.
Pengobatan diberikan dalam jangka lama sampai pada hasil kultur didapatkan
kuman negatif.
Prostatitis Non Bakterial
Inflamasi kelenjar prostat yang belum diketahui penyebabnya. Sesuai dengan
klasifikasi dari NIH, kategori III dibagi menjadi 2 subkategori, yaitu subkategori
IIIA dan IIIB. Pada kategori IIIA tidak tampak kelainan pada pemeriksaan fisik
dan pada uji 4 tabung tidak didapatkan pertumbuhan kuman, hanya saja pada EPS
terlihat banyak leukosit dan bentukan oval fat body. Beberapa penulis menduga
inflamasi ini disebabkan oleh infeksi dari Ureaplasma urealitikum atau Chlamidia
trachomatis sehingga mereka memberikan antibiotik yang sensitif terhadap
kuman itu, antara lain minosiklin, doksisiklin, atau eritromisin selama 2 - 4
minggu.
Pada subkategori IIIB yang dulu dikenal dengan nama prostatodinia terdapat nyeri
pada pelvis yang tidak berhubungan dengan keluhan miksi dan sering terjadi
pada usia 20-45 tahun. Pada uji 4 tabung tidak didapatkan adanya bakteri
penyebab infeksi maupun sel - sel penanda proses inflamasi. Diduga kelainan ini
ada hubungannya dengan faktor stress. Pemberian obat - obat simtomatik berupa
obat penghambat adrenergik alfa dapat mengurangi keluhan miksi.
Prostatitis Inflamasi Asimtomatik
Secara klinis pasien tidak menunjukkan adanya keluhan maupun tanda dari suatu
prostatitis. Adanya proses inflamasi pada prostat diketahui dari spesimen yang
kemungkinan didapat dari cairan semen pada saat analisis semen dan jaringan
prostat yang didapatkan pada biopsi maupun pada saat operasi prostat. Sebagian
besar prostatitis yang tanpa menunjukkan gejala seperti pada kategori ini tidak
memerlukan terapi, tetapi didapatkannya sel - sel inflamasi pada analisis semen
seorang pria yang mandul perlu mendapatkan terapi antibiotika.