prospek batubara

9
PROSPEK INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA Oleh : Ermina Miranti 1 Konsumsi batubara dalam beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan yang sangat pesat. Bila pada 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai 3.461 juta ton, pada 2007 meningkat menjadi 5.522 juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau rata-rata 3,5% per tahun. International Energy Agency (IEA) memperkirakan konsumsi batubara dunia akan tumbuh rata-rata 2,6% per tahun antara periode 2005-2015 dan kemudian melambat menjadi rata-rata 1,7% per tahun sepanjang 2015-2030. Meningkatnya konsumsi batubara dunia tidak terlepas dari meningkat pesatnya permintaan energi dunia dimana batubara merupakan pemasok energi kedua terbesar setelah minyak dengan kontribusi 26%. Peran ini diperkirakan akan meningkat menjadi 29% pada 2030. Sedangkan kontribusinya sebagai pembangkit listrik diperkirakan juga akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi 46% pada 2030. Meningkatnya peran batubara sebagai pemasok energi di masa-masa mendatang membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi para investor tak terkecuali di Indonesia. Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan konsumsi batubara yang cukup spektakuler dalam sepuluh tahun terakhir, yakni dari 13,2 juta ton pada 1997 menjadi 45,3 juta ton pada 2007, atau meningkat lebih dari 3 kali lipat (243%). Peningkatan jumlah konsumsi yang sangat tajam tersebut disebabkan meningkat tajamnya permintaan batubara sebagai sumber energi terutama untuk pembangkit listrik, baik di dalam negeri maupun di negara-negara importir. Tidak mengherankan apabila sejalan dengan itu jumlah perusahaan pertambangan batubara di Indonesia pun tumbuh pesat khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Sampai dengan 2003 misalnya tercatat 251 perusahaan penambangan batubara di Indonesia. Dalam percaturan perdagangan batubara dunia, Indonesia memiliki peran yang semakin penting dari tahun ke tahun baik sebagai produsen maupun sebagai eksportir. Pada 2007 Indonesia berada di posisi ketujuh terbesar produsen batubara dunia dengan kontribusi 4,2% dan di posisi kedua terbesar sebagai eksportir batubara dengan total volume ekspor 202 juta ton. 1 Analis Riset Bisnis dan Ekonomi pada Bank BUMN Economic Review No. 214 Desember 2008 1

Upload: mylucky-luke

Post on 01-Jul-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: prospek batubara

PROSPEK INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

Oleh : Ermina Miranti1

Konsumsi batubara dalam beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan yang sangat

pesat. Bila pada 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai 3.461 juta ton, pada

2007 meningkat menjadi 5.522 juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau rata-rata 3,5%

per tahun. International Energy Agency (IEA) memperkirakan konsumsi batubara dunia akan

tumbuh rata-rata 2,6% per tahun antara periode 2005-2015 dan kemudian melambat

menjadi rata-rata 1,7% per tahun sepanjang 2015-2030. Meningkatnya konsumsi batubara

dunia tidak terlepas dari meningkat pesatnya permintaan energi dunia dimana batubara

merupakan pemasok energi kedua terbesar setelah minyak dengan kontribusi 26%. Peran

ini diperkirakan akan meningkat menjadi 29% pada 2030. Sedangkan kontribusinya sebagai

pembangkit listrik diperkirakan juga akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi 46% pada

2030. Meningkatnya peran batubara sebagai pemasok energi di masa-masa mendatang

membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi para investor tak terkecuali

di Indonesia.

Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan konsumsi batubara yang cukup

spektakuler dalam sepuluh tahun terakhir, yakni dari 13,2 juta ton pada 1997 menjadi 45,3

juta ton pada 2007, atau meningkat lebih dari 3 kali lipat (243%). Peningkatan jumlah

konsumsi yang sangat tajam tersebut disebabkan meningkat tajamnya permintaan batubara

sebagai sumber energi terutama untuk pembangkit listrik, baik di dalam negeri maupun di

negara-negara importir. Tidak mengherankan apabila sejalan dengan itu jumlah perusahaan

pertambangan batubara di Indonesia pun tumbuh pesat khususnya dalam beberapa tahun

terakhir. Sampai dengan 2003 misalnya tercatat 251 perusahaan penambangan batubara di

Indonesia.

Dalam percaturan perdagangan batubara dunia, Indonesia memiliki peran yang

semakin penting dari tahun ke tahun baik sebagai produsen maupun sebagai eksportir. Pada

2007 Indonesia berada di posisi ketujuh terbesar produsen batubara dunia dengan

kontribusi 4,2% dan di posisi kedua terbesar sebagai eksportir batubara dengan total

volume ekspor 202 juta ton.

1 Analis Riset Bisnis dan Ekonomi pada Bank BUMN

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

1

Page 2: prospek batubara

Situasi Industri Batubara Dunia

World Energy Council memperkirakan cadangan batubara dunia terbukti mencapai

847.488 juta ton pada akhir 2007 yang tersebar di lebih dari 50 negara. Berdasarkan

kandungan kalorinya, sebesar 50,8% berupa anthracite (kalori sangat tinggi) dan

bituminous (kalori tinggi), dan 48,2% berupa sub bituminous (kalori sedang) and lignite

(kalori rendah). IEA memperkirakan, dengan tingkat produksi saat ini batubara dunia dapat

dieksploitasi setidaknya hingga 133 tahun ke depan, lebih lama dibanding cadangan minyak

terbukti dan gas yang diperkirakan hanya dapat dieksploitasi sekitar 42 dan 60 tahun

kedepan

Meskipun tersebar di lebih dari 50 negara, sekitar 76,3% cadangan batubara

terbukti terkonsentrasi di 5 negara yakni Amerika Serikat (28,6%), Rusia (18,5%), China

(13,5%), Australia (9%) dan India (6,7%). Pada 2007 kelima negara ini memberikan

kontribusi sebesar 82% terhadap total produksi batubara dunia yang sebesar 5.543 juta ton.

Sumber : BP Statistical Review of World Energy, June 2008

Coal Proved Reserves at End 2007

Pada periode yang sama, menurut data World Energy Council, Indonesia memiliki

cadangan batubara terbukti sebesar 4,3 miliar ton atau 0,5% dari total cadangan batubara

terbukti dunia. Sekitar 83% terdapat di Kalimantan, 13% di Sumatera, dan sisanya di pulau

lainnya. Cadangan batubara Indonesia didominasi oleh jenis lignite (kandungan kalori

rendah) sebesar 59% dan sub-bituminous (kandungan kalori sedang) sebesar 27%.

Sementara jenis bituminous mencapai 14% dan anthracite 0,5%.

Selama 17 tahun terakhir (1990-2007) produksi batubara dunia telah meningkat

sebesar 58,8% dari 3.489 juta ton menjadi 5.543 juta ton, atau meningkat rata-rata 3,8%

per tahun. Peningkatan produksi yang pesat terjadi dalam sepuluh tahun terakhir yang

didorong oleh meningkat tajamnya permintaan di negara-negara Asia, terutama China dan

India.

50,991

250,510 257,465 272,246

16,276

South &CentralAmerica

Middle East& Africa

NorthAmerica

Asia Pacific Europe &Eurasia

5 Besar Coal Proved Reserves at End (million tonnes) 2007 (million tonnes)

157,010

114,500

76,60056,498

242,721

US Rusia China Australia India

Cadangan Terbukti Batubara, Akhir 2007 (juta ton)

5 Besar Cadangan Terbukti Batubara, Akhir 2007 (juta ton)

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

2

Page 3: prospek batubara

Produsen batubara terbesar dunia tercatat China, AS, India, Australia, Afrika Selatan

dan Indonesia. Pada 2007, ketujuh negara produsen ini menghasilkan sekitar 90,6% dari

total produksi batubara dunia. China merupakan produsen terbesar yang menyumbang

hampir separuh produksi dunia yakni 46% pada 2007, diikuti oleh AS 17,7%, dan India 8,2%.

Meskipun sebagai produsen batubara terbesar, China sekaligus tercatat sebagai

pengkonsumsi batubara terbesar dunia yang mencapai 46% dari total konsumsi dunia. Itu

sebabnya dalam jajaran negara-negara pengimpor batubara, China termasuk dalam

pengimpor keenam terbesar dunia dengan total impor 48 juta ton pada 2007.

Sumber: World Coal Institute

Konsumsi Batubara Dunia

Batubara memainkan peran yang semakin baik sebagai sumber energi primer maupun

pembangkit tenaga listrik. Pada 2006, batubara memberikan kontribusi sebesar 26%

sebagai pemasok energi primer, kedua terbesar setelah minyak yang sebesar 34,4%.

Sedangkan sebagai pembangkit listrik batubara memberikan kontribusi paling besar (41%)

diantara sumber energi lainnya seperti gas (20,1%), hydro (16%), nuklir (14,8%), dan minyak

(5,8%). Di sejumlah negara peran batubara sebagai pembangkit listrik bahkan sangat

dominan seperti di Polandia (93%), Afrika Selatan (93%), Australia (80%), China (78%),

India (69%), Maroko (69%), Khazastan (70%), dan Indonesia (71%). Disamping pembangkit

listrik, batubara juga banyak digunakan pada industri baja. Sekitar 13% dari produksi

batubara ketel uap (hard coal) dialokasikan untuk industri ini dan hampir 70% dari produksi

baja global tergantung kepada batubara.

Pasar batubara terbesar adalah Asia yang mengkonsumsi sekitar 54% dari konsumsi

batubara dunia. Tingginya konsumsi batubara negara-negara Asia menyebabkan impor

batubara terbesar berasal dari negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea, China Taipei, India

dan China. Jepang adalah negara pengimpor batubara terbesar di dunia dengan volume

impor 182 juta ton pada 2007, diikuti Korea 88 juta ton dan China Taipei 69 juta ton.

Sumber : World Coal Institute

7 Besar Produsen Batu Bara Dunia (Dalam Juta Ton)

231.0241.0244.0323.0452.0

981.0

2,549.0

China US India Australia AfrikaSelatan

Rusia Indonesia

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

3

Page 4: prospek batubara

IEA memproyeksikan permintaan energi dunia akan meningkat sebesar 45% selama

periode 2006-2030. Batubara akan menduduki posisi kedua terpenting sebagai pemasok

sumber energi setelah minyak dan mengalami peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat

pada 2030. Sebesar 97% pemakaian batubara akan berasal dari negara negara non OECD

(Organization For Economic Cooperation and Development) dimana dua pertiganya

dikonsumsi oleh China. Meningkatnya peran batubara sebagai sumber energi sejalan dengan

meningkatnya permintaan pembangunan pembangkit listrik di sejumlah kawasan yang

didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan pendapatan

Eksportir Batu Bara Terbesar Dunia, 2007

(Dalam Juta Ton)

53546767100

202

244

Australia Indonesia Rusia Colombia AfrikaSelatan

China USA

Importir Batu Bara Terbesar Dunia, 2007 (Dalam Juta Ton)

4648505469

88

182

Jepang Korea ChinaTaipei

India UK RRChina

Jerman

Sumber : International Energy Agency

Peran China sebagai negara pengekspor batubara mengalami penurunan yang cukup

signifikan yakni dari 94 juta ton pada 2003 menjadi hanya 54 juta ton pada 2007 yang

disebabkan meningkat tajamnya kebutuhan batubara domestik China.

Industri Batubara Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, batubara telah memainkan peran yang cukup

penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini memberikan sumbangan yang cukup besar

terhadap penerimaan negara yang jumlahnya meningkat setiap tahun. Pada 2004 misalnya,

penerimaan negara dari sektor batubara ini mencapai Rp 2,57 triliun, pada 2007 telah

meningkat menjadi Rp 8,7 triliun, dan diperkirakan mencapai Rp 10,2 triliun pada 2008 dan

lebih dari Rp 20 triliun pada 2009. Sementara itu, perannya sebagai sumber energi

pembangkit juga semakin besar. Saat ini sekitar 71,1% dari konsumsi batubara domestik

diserap oleh pembangkit listrik, 17% untuk industri semen dan 10,1% untuk industri tekstil

dan kertas.

Produksi batubara Indonesia mencapai 215 juta ton pada 2008, meningkat 90,3%

dibanding 2003. Peningkatan produksi 2008 didorong oleh meningkatnya impor batubara

oleh China menjadi 3 kali lipat atau 14,5 juta ton pasca pemangkasan impor batubara dari

Australia sebanyak 34% karena aturan pengiriman barang dengan kapal angkut yang lebih

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

4

Page 5: prospek batubara

ketat. Sebagian besar produksi batubara Indonesia diekspor ke luar negeri. Pada 2007, dari

total produksi 215 juta ton, hanya 45,3 juta ton (21%) yang dikonsumsi di dalam negeri,

sedangkan 171 juta ton (79%) diekspor ke berbagai negara terutama Jepang, Taiwan dan

China.

Indonesia memiliki peran yang penting sebagai pemasok batubara dunia. Menurut

World Coal Institute, sejak 2004 Indonesia telah menjadi eksportir batubara kedua terbesar

setelah Australia dengan kontribusi 26% terhadap total ekspor pada 2007, dan merupakan

eksportir batubara thermal (ketel uap) terbesar dunia dengan total ekspor 171 juta ton pada

2007. Ekspor batubara Indonesia ditujukan ke berbagai negara khususnya negara-negara di

Asia seperti Jepang, China, Taiwan, India, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Thailand dan

Filipina. Negara tujuan ekspor lainnya adalah Eropa seperti Belanda, Jerman dan Inggris, serta

negara-negara di Amerika. Importir terbesar batubara Indonesia adalah Jepang (22,8%), dan

Taiwan (13,7%). Berikutnya adalah India dan Korea Selatan yang diperkirakan mencapai 28%.

Indonesia memiliki perjanjian kerjasama Economic Partnership Agreement (EPA)

Indonesia-Jepang yang memuat kerjasama untuk meningkatkan permintaan batubara dari

Indonesia ke Jepang. Ini disebabkan China sebagai pemasok Jepang yang utama telah

membatasi ekspor batubaranya menyusul pembatasan ekspor batubara China untuk

melakukan pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

Taiwan13.7%

Jepang22.8%

Lainnya6.9%

Pasifik2.8%Eropa

14.9%

Asia Lain38.9%

Negara Tujuan Ekspor Batubara Indonesia, Tahun 2006

Taiwan13.7%

Jepang22.8%

Lainnya6.9%

Pasifik2.8%Eropa

14.9%

Asia Lain38.9%

Negara Tujuan Ekspor Batubara Indonesia, Tahun 2006Ekspor Batu Bara Indonesia,

Tahun 2006 (dl Juta Ton)

988400

2,141

5,690

1,954

3,278

Jepang Taiwan Asia Lain Eropa Pasifik Lainnya

Sumber: Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM)

Menurut catatan Direktorat Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Indonesia,

hingga 2003 tercatat 251 perusahaan yang melaksanakan penambangan batubara di

Indonesia, dimana 71,7% (216 perusahaan) diantaranya merupakan perusahaan swasta

nasional dan sisanya perusahaan asing. Meskipun demikian sekitar 85% dari produksi

batubara dihasilkan oleh 9 perusahaan besar di antaranya Bumi Resources, Adaro, Kideco

Jaya Agung, Berau Coal, Indominco Mandiri, dan PT Bukit Asam. Berdasarkan data tahun

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

5

Page 6: prospek batubara

2004, cadangan batubara terbesar dimiliki oleh Kaltim Prima Coal - Bumi Resources Grup

(3.472 juta ton), Berau Coal (2.746 juta ton), Arutmin Indonesia – Bumi Resouces Gruop

(2.514 juta ton), dan Adaro Indonesia (1.967 juta ton).

Saat ini produsen batubara terbesar Indonesia adalah PT. Bumi Resources yang

menguasai 2 perusahaan besar batubara yakni PT. Kaltim Prima Coal dan PT. Arutmin

dengan total pangsa pasar 30,3% pada 2007, diikuti PT. Adaro Indonesia (20,2%), Kideco

Agung (10,6%), Berau Coal (6,6%), Indominco Mandiri (5,8%), dan PT Bukit Asam (4,8%).

Sumber : Departemen ESDM

Prospek Batubara dan Peluang Indonesia

Dalam beberapa tahun kedepan prospek industri batubara diperkirakan masih cukup

baik di pasar dalam negeri maupun di pasar global. Ini disebabkan, pertama, semakin

besarnya peran batubara sebagai pembangkit listrik baik di Indonesia maupun di berbagai

belahan dunia. Diperkirakan di masa-masa mendatang peran minyak akan semakin berkurang

sebagai sumber energi dan sebaliknya peran batubara dan gas akan semakin besar.

Kebutuhan batubara di dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat. Pada 2010 ketika

semua proyek PLTU telah beroperasi diperkirakan konsumsi batubara Indonesia akan

mencapai 90 juta ton atau meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun 2006. Sampai

saat ini setidaknya terdapat lebih dari 10 proyek PLTU di Indonesia yang menggunakan

batubara sebagai sumber energi yang direncakan akan beroperasi mulai 2009 hingga 2012.

Kedua, pasar batubara dunia akan semakin ketat setidaknya hingga 2020 sebagai

akibat meningkatnya permintaan dari dua negara raksasa dunia China dan India untuk

pembangkit listrik. Apalagi adanya pembatasan ekspor batubara China oleh pemerintah

sejak tahun 2008 melalui pemberlakuan pajak ekspor batubara sebesar 10% untuk

mengantisipasi meningkatnya permintaan batubara dalam negeri China yang akan semakin

menurunkan ekspor batubara China. Sebaliknya, pada waktu yang sama, pertumbuhan

Adaro Indonesia

20.2%

Bumi30.3%

Lainnya19.3%

PTBA4.8%

Indominco Mandiri

5.8%

Berau Coal6.6%

Gunung Bayan2.4%

Kideco Jaya Agung10.6%

Produsen Batubara Indonesia, 2007

Adaro Indonesia

20.2%

Bumi30.3%

Lainnya19.3%

PTBA4.8%

Indominco Mandiri

5.8%

Berau Coal6.6%

Gunung Bayan2.4%

Kideco Jaya Agung10.6%

Produsen Batubara Indonesia, 2007Top Produsen Batu Bara Indonesia,

Tahun 2007 (dl Juta Ton)

8.610.511.818.9

36.1

54.2

BumiResources

AdaroIndonesia

KidecoJaya

Agung

Berau Coal IndomincoMandiri

PTBA

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

6

Page 7: prospek batubara

pasokan dari Australia dan Afrika Selatan akan semakin berkurang yang akan mendorong

meningkatnya harga batubara antara 2009-2010. Menurut proyeksi International Energy

Outlook 2007, 72% konsumsi batubara dunia hingga 2030 akan didominasi oleh China dan

India. Barlow Jonker memperkirakan impor batubara India akan mencapai lebih dari 50 juta

ton pada 2020 dan impor batubara China mencapai 150 hingga 230 juta ton pada tahun

yang sama. Saat ini pasar ekspor terbesar Indonesia adalah Jepang, Korea Selatan dan

Taiwan, disamping China dan India yang merupakan buyer baru bagi Indonesia.

Meningkatnya permintaan China dan India dimasa datang meningkatkan peluang Indonesia

untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor melalui kedua negara tersebut.

Ketiga, penggunaan batubara sebagai energi alternatif relatif lebih murah dibanding

minyak dan LNG. Karena itu, harga diatas US$ 80 batubara masih disukai sebagai sumber

energi dibanding sumber energi lainnya. Untuk menghasilkan 1 MGW/h listrik dari batubara

dibutuhkan biaya sebesar US$ 12.98 (asumsi harga batubara US$ 90 per ton), lebih besar

dibandinngkan minyak yang sebesar $ 30 (asumsi harga minyak US$ 54 per barrel), dan LNG

yang sebesar US$ 20.47 (asumsi harga LNG $ 6/Mmbtu) (Bagus P. Perdana, Coal Outlook,

2008).

Keempat, meskipun saat ini harga komoditas batubara turun cukup dalam karena

rendahnya permintaan menyusul krisis global, harga komoditas batubara masih akan positif

hingga beberapa tahun kedepan yang didorong oleh relatif tingginya permintaan dibanding

pasokan. Disamping itu sifat komoditas yang unrenewable yaitu cenderung semakin

menipis sementara permintaannya akan cenderung meningkat.

6080

110

40

4039

22

40

40

4245

60

73 75

62

160

1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009e

Harga per Agustus2008, tertinggiselama 2008 (US$160/ ton)

Perkembangan Harga Batubara Dunia 1995-2007 dan proyeksi 2008-2009 (US$/ton)

6080

110

40

4039

22

40

40

4245

60

73 75

62

160

1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009e

Harga per Agustus2008, tertinggiselama 2008 (US$160/ ton)

Perkembangan Harga Batubara Dunia 1995-2007 dan proyeksi 2008-2009 (US$/ton)

Sumber : dari berbagai sumber

Massey Energy Report memproyeksikan harga batubara akan berkisar pada US$ 78

hingga US$ 82 per ton pada 2009, dan US$ 90 hingga US$ 130 per ton pada 2010 (pada

Desember 2008 harga batubara di Newcastle mencapai US$ 78,3 per ton setelah mencapai

harga tertinggi pada Agustus 2008 sebesar US$ 160 per ton. Sementara Citigroup

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

7

Page 8: prospek batubara

memperkirakan harga kontrak batubara untuk batubara thermal akan mencapai US$ 100 per

metric ton sepanjang 2008-2009 dan batubara cooking akan mencapai US$ 200 per ton.

Kelima, keuntungan perusahaan tambang Indonesia relatif lebih besar dibandingkan

rata-rata perusahaan tambang dunia.

Indonesia 38.2 38.9 38.1Australia 28 33.7 naIndonesia 14.9 19.3 14.5Australia 6.9 12.8 6.9Indonesia 9.1 13.3 7.7Australia 2.7 5.2 3.6Indonesia 18.6 27.3 14.9Australia 7.4 14 7.2

Avg 10 yrs

Net Profit Margin (%)

ROCE (%)

ROE (%)

EBITDA (%)

Indikator Negara 2003 2004

Keuntungan Rata-rata PerusahaanTambang Indonesia vs Australia

Sumber : PricewaterhouseCoopers, 2006ROCE = Return on Capital Employment

Indonesia 38.2 38.9 38.1Australia 28 33.7 naIndonesia 14.9 19.3 14.5Australia 6.9 12.8 6.9Indonesia 9.1 13.3 7.7Australia 2.7 5.2 3.6Indonesia 18.6 27.3 14.9Australia 7.4 14 7.2

Avg 10 yrs

Net Profit Margin (%)

ROCE (%)

ROE (%)

EBITDA (%)

Indikator Negara 2003 2004

Keuntungan Rata-rata PerusahaanTambang Indonesia vs Australia

Sumber : PricewaterhouseCoopers, 2006ROCE = Return on Capital Employment

Sumber : PricewaterhouseCoopers, 2006*) Aggregated results of 40 of the largest mining co.

Keuntungan Rata-rata PerusahaanTambang Indonesia vs Dunia

Top 40 companies Global*2003 2004 2003 2004

Effective Tax Rate 27.9 24.7 38.2 37Net Debt to Equity Ratio 39.6 25.4 65.1 42.9EBITDA Margin 26.3 29.7 38.2 38.9Net Profit Margin 10.4 15.2 14.9 19.3Return on Capital Employed 7.6 13.7 9.1 13.3Return on Equity 10.5 18.9 18.6 27.3

IndonesiaKey Ratio

Sumber : PricewaterhouseCoopers, 2006*) Aggregated results of 40 of the largest mining co.

Keuntungan Rata-rata PerusahaanTambang Indonesia vs Dunia

Top 40 companies Global*2003 2004 2003 2004

Effective Tax Rate 27.9 24.7 38.2 37Net Debt to Equity Ratio 39.6 25.4 65.1 42.9EBITDA Margin 26.3 29.7 38.2 38.9Net Profit Margin 10.4 15.2 14.9 19.3Return on Capital Employed 7.6 13.7 9.1 13.3Return on Equity 10.5 18.9 18.6 27.3

IndonesiaKey Ratio

Dalam sepuluh tahun terakhir, keuntungan rata-rata perusahaan tambang Indonesia

mencapai dua kali perusahaan tambang di Australia.

Lalu, bagaimanakah peluang Indonesia di pasar batubara dunia? Peluang Indonesia

untuk meningkatkan perannya sebagai eksportir batubara sangat terbuka. Ini mengingat

hal-hal sebagai berikut. Pertama, masih relatif besarnya potensi cadangan batubara di

Indonesia, semantara tingkat eksploitasi masih relatif rendah. Direktorat Energi dan

Sumberdaya Mineral memperkirakan potensi batubara Indonesia mencapai 90 miliar ton

lebih. Sedangkan cadangan terbukti mencapai 5,3 miliar ton2. Sementara tingkat produksi

batubara Indonesia baru mencapai rata-rata sekitar 200 juta ton per tahun

3Kedua, Indonesia merupakan eksportir batubara thermal (ketel uap) terbesar dunia

dengan total ekspor 171 juta ton pada 2007. Dengan demikian Indonesia telah memiliki

pangsa pasar yang cukup luas di pasar global khususnya untuk batubara thermal. Saat ini

pasar utama batubara Indonesia adalah Jepang dengan total ekspor 3,3 juta ton pada 2006.

Adanya kerjasama Economic Partnership Agreement dengan Jepang akan semakin

memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemasok batubara Jepang. Semakin menurunnya

peran China, Australia dan Afrika Selatan sebagai pemasok batubara akan semakin

memperbesar peluang Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasarnya di pasar

internasional.

2 World Coal Institute mencatat cadangan terbukti batubara Indonesia sedikit lebih rendah yakni 4,3 miliar ton pada 2007 3 Thermal coal atau steam coal banyak digunakan untuk bahan baker pembangkit listrik, pembakaran umum seperti pada industri bata atau genteng dan industri semen

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

8

Page 9: prospek batubara

Ketiga, meningkatnya permintaan China dan India dalam beberapa tahun kedepan

memberi peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di

kedua negara tersebut yang saat ini merupakan buyer baru bagi Indonesia. Apalagi dengan

bergesernya posisi China sebagai net importir batubara dengan volume permintaan (impor)

yang cenderung meningkat akan memberi peluang semakin besar bagi Indonesia untuk

mengambil alih pangsa pasar ekspor China sekaligus meningkatkan pangsa pasar Indonesia

ke China.

Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008

9