prosiding · 2020. 2. 21. · sosialisasi peraturan daerah provinsi riau no. 6 tahun 2012 tentang...
TRANSCRIPT
PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT "Politik, Birokrasi dan Perubahan Sosial IV" Fakultas Ilrnu Sosial dan Ilrnu Politik Universitas Riau Kamis , 06 Desember 2018
Susunan Panitia
Anggota
Reviewer
Editor
: Prof. Dr. Aras Mulyadi, DEA - Rektor Universitas Riau - (Pelindung) Prof. Dr. Sujianto, M.Si - Wakil Rektor II Universitas Riau (Pengarah) Dr. Syafri Harto, M.Si- Dekan (Penanggung Jawab) Dr. Belli Nasution, MA- Wakil Dekan l(Ketua)
: Dr. Zaili Rusli, M.Si Dr. Suyanto, M.Sc Masriful, S.Sos Wahyu Putri Utami, S.Sos, M.Si Hadi Nofriadi, S.IP
: br. Suyanto, M.Sc Dr. Belli Nasution, MA Dr. Khairul Anwar, M.Si
: Ismandianto, SJ.Korn, M.I.Kom Sofian, M.Si
ISBN: 978-602-14576-2-7
Diterbitkan oleh: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU Kampus Bina Widya KM 14,5 Pekanbaru 28293 Tip. (0761) 632677, 35675 Email : [email protected]
COVER SAMBUTAN DEKAN DAFTARISI
Syafri Harto
Afrizal.
DAFTARISI HAL AMAN
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Lingkungan (Ecotourism) Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau
Dampak: ekonomi keberadaan PT. Riau Anda/an Pulp and Paper (PT. RAPP) sebagai perusahaan multinasional di provinsi Riau.
Idjang Tjarsono, Tri Kerjasama Greenpeace dan Tiongkok dalam menangani Joko Waluyo. pencemaran limbah beracun.
Irwan Fiona.
Iskandar,
Tri Joko Waluyo, Indra Pahlawan.
Dadang Mashur.
Karak:ter Kewirausahaan dan Kesiapan Santriwan dan Santriwati pada Pondok Pesantren Babussalam, pekanbaru, Riau dalam menghadapi Masyarakat ekonomi ASEAN ( MEA). Kerjasama indonesia dan Center for Internasional Forestry Research (CIFOR).
Pelaksanaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berbasis pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.
Zaili Rusli, Dadang Implementasi kebijakan Badan Usaha Milik (BUM) Mashur. Desa di Kabupaten Bengkalis.
Mayami, Sujianto, Penerapan konsep Dynamic Governance pada Dadang Mashur. pemerintah daerah Kabupaten Siak.
Emawati, Mayami, Abdul Sadad, Dadang Mashur.
Nur Laila Meilani, Syofian.
Hasim As'ari, Febri Yuliani, Abdul Sadad.
Manajemen Strategi dinas pariwisata dalam program mengembangkan objek wisata Pantai Pesona Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis.
Technology Acceptence Model (TAM) dalam survei berbasis Smartphone bidang kependudukan dan keluarga berencana di Provinsi Riau.
Faktor-faktor percepatan implementasi kebijakan Restorasi Gambut dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di desa Sungai Tohor Kabupaten Kepulauan
i ii iv
1
17
35
51
69
83
101
115
128
135
159
Meranti Provinsi Riau. Penduduk dan lingkungan hidup : Studi tentang dampak
Harapan Tua RF S. pertumbuhan penduduk terhadap Deforestasi Taman v 176 Nasional Tesso Nilo (Th1TN) Provinsi Riau.
Meyzi Heriyanto, · Analisis usaha pengolahan nenas dalam meningkatkan Lena Farida, pendapatan keluarga di Desa Kualu Nenas Kecamatan 194 Frini Karina Andini. Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Suryalena, Rumyeni.
Isril, Rury Febrina, Sofyan Hadi, , Zulfa Harirah.
Indrawati, Siti '8ofro. J
Ashaluddin Jalil, Yesi.
Jonyanis, Mita Rosaliza.
Syafrizal, Yoserizal.
Y oskar Kadarisman, Syafrizal.
Achmad Hidir, Mita Rosaliza.
Welly Wirman, Genny Gustina Sari.
Peran Entrepreneurship dalam pengembangan usaha bank sampah di Kota Pekanbaru. (Kasus pada usaha Bank Sampah Dalang Collection)
Kemitraan pemerintah dan swasta dalam kebijakan pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru.
Pemberdayaan masyarakat dalam aksi "Harau Menuju Dunia" di kawasan wisata alam Lembah Harau Kabupaten Lima puluh kota Provinsi Sumatera Barat.
.. Integrasi sosial masyarakat dalam menghadapi bencana kebakaran lahan gambut di Desa Lukun Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti.
Etos Kerja Suk:U: Akit dalam hubungan Patronase Desa Berancah.
Model penanganan Juvenile Deliquency pada geng motor di Kota Pekanbaru.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekowisata mangrove di Kampung Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Perkembangan Sosial Ekonomi Desa Eks Transmigrasi di Kabupaten Pelalawan.
Adaptasi budaya Tionghoa dan Melayu di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau.
Komunkasi Verbal Abuse orang tua pada remaja. Hevi Susanti, lsmandianto, Nurjanah, Yohana.
Nova (Studi deskriptif konsep diri remaja di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan)
206
235
256
264
278
287
304
320
334
352
Noor Efni Salam, Nurjanah.
Muhammad Firdaus, Rusmadi Awza, Ismandianto.
Etika, Siti Sofro.
Firdaus Yusrizal.
Ahmad Nawawi.
Mayami , Geovani Meiwanda
Ismandianto, Suyanto
Rury Febrina, Isril
Afrizal.
Abdul Sadad,Sujianto, Ernawati, Zulkamaini, Hasim As'ari, Nur Laila Meilani.
Ruzikna.
Okta Kameli.
Komunikasi pariwisata budaya dalam mempromosikan City Branding "Siak The Trulu Malay" Kabupaten Siak Sri Indrapura.
Strategi komunikasi dalam pengembangan ekowisata taman nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Pengaruh Tourist Attractions Ulu Kasok Kabupaten Kampar terhadap keputusan kunjungan wisatawan. Penguatan ekonomi masyarakat wilayah pesisir melalui program pengembangan wisata Bahari. Persepsi masyarakat terhadap pengembangan wisata Mangrove pada wilayah di Provinsi Riau.
Peningkatan Ekonomi Rakyat Berbasis Desa Wisata Pada Desa Pulau Gadang Kabupaten Kampar
Model Komunikasi Dalam Menyelesaikan Konflik Perebutan Wilayah Lima Desa di Kabupaten Kampar Dan Rokan Hulu Provinsi Riau Proses Politik Dalam Pembahasan RANPERDA Kota Pekanbaru Tentang RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2017-2022
Sosialisasi Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 6 Tahun 2012 Tentang Tanggung jawab Sosial Perusahaan di Provinsi Riau.
Pemberdayaan masyarakat sekitar obyek wisata alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XHI , Koto Kampar Kabupaten Kampar.
Menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha (Pelatihan kepada anggota forum kewirausahaan pemuda di Pekanbaru).
Pelatihan peningkatan kemampuan kewirausahaan usahawan muda di Kota Pekanbaru.
374
399
414
425
446
461
472
486
511
521
531
538
Adlin, Ali Y usri.
Raja Muhammad Amin, Wan Asrida, Muchid, Baskoro Wicaksno.
Isril, Rury Febrina.
Wan Asrida, Raja Muhammad Amin, Auradian Marta, Khairul Anwar, Rury Febrina.
Indrawati.
Syafrizal.
Nova Yohana, Evawani Elysai Lubis, Rumyeni, Nita Rimayanti.
Chelsy Y esicha, Hevi Susanti, Ismandianto.
Siti Sofro, Andri Sulistyani, Musadad, Etika.
Basri, Swis Tantoro, Indrawati,
Meningk:atkan kapasitas pemerintah Desa Pulau Padang mengelola website Desa.
Pendidikan politik: Peran Masyarakat Desa Koto Baru Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi dalam mengawal pemilihan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Provinsi Riau.
Penguatan kapasitas masyarakat terkait penyusunan Rencana Pembangunan Jangk:a Menengah Daerah (RPJMD) di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.
Penguatan kapasitas perempuan dalam pemilu dan proses politik di Desa Koto Baru Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi.
Pengelolaan kelompok usaha bersama bagi penyandang disabilitas di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.
Pengembangan potensi Dusun III Desa Teluk Jering menjadi kawasan wisata berbasiskan Culture pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Kampar.
Komunikasi penyuluhan masyarakat untuk menumbuhkan UMKM dalam pengembangan destinasi desa wisata Buluh Cina Kee. Siak Hulu Kabupaten Kampar.
Sosialisasi perubahan undang-undang no. 19 tahun 2016 informasi dan transaksi elektronik (UUITE-2016) kepada masyarakat desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.
Pembinaan dan pendampingan Kelompok Kerja Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Kabupaten Kampar.
Penyuluhan penyelenggaraan jenazah menuruh syari'ah di RW.10 Kelurahan Limbungan Barn.
544
550
558
580
587
597
606
616
635
652
Nurhamlin. Hes ti Asriwandari, Mita Rosaliza.
Yesi, Swis Tantoro.
Sofia Achnes, Firdaus Yusrizal, Andi M. Rifyan A,Ahmad Nawawi.
Perempuan akit (Studi aktivitas kerja dalam komunitas yang memiskinkan di Bantan Kabupaten Bengkalis ).
Sistem mata pencaharian penduduk di lahan gambut (Studi terhadap masyarakat Kampung Penyengat, Kabupaten Siak).
Pembinaan peluang usaha kerajinan industri rumah tangga di Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak.
666
676
686
Pa e I 176
PENDUDUK DAN LINGKUNGAN HIDUP: STUDITENTANGDAMPAKPERTUMBUHANPENDUDUKTERHADAP
DEFORESTASI TAMAN NASIONAL TESSO NILO (TNTN) PROP.RIAU.
Harapan T. R. F. S Jurusan Ilmu Administrasi-Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial clan Ilmu Politik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 · Telp/Fax 0761-63272
Abstract The aim of this research to describe the impact of population growth on
enviromental damage. The enviroment is the forest area of Tessa Nila National Park in Pelalawan Regency, Riau Province. This research use qualitative research. Coleccting data is by searching the informants with using the method of snowball sampling.
The result of this research is describe population growth will increase population to migrate to a location that can meet their life both the needs of residence and also work. The forest area of Tesso Nilo National Park (TNTN) is considered a good place to migrate. make every years increasing population who come to TNTN, where as TNTN is a protected forest conservation area of goverment. With the migration of the population in TNTN make the residents open the land for residency settlement and plantation, encroachment that occured caused the destruction of forest in TNTN area and make the forest loss originality.
Key words: Population, Enviroment, Tesso Nilo National Park
PENDAHULUAN
Penduduk dan lingkungan hidup adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya. Bukan saja penduduk (manusia) bahkan makluk hidup lainnya
senantiasa saling berinteraksi dengan lingkungannya setiap saat. Keseluruhan
komponen hidup (biotik) maupun komponen fisik (abiotik) akan menjadi suatu
ekosistem, clan ekosistem-lah yang akan menjadi tatanan dari unsur-unsur dari
ekologi. Dengan demikian Lingkungan hidup ( ekologi) merupakan gabungan dari
komponen hayati, fisik, kimia dan sosial yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan serta kesejahteraan manusia itu sendiri.
:------=================================================================··-~======--=-~==--==== Prosldlng Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universltas Riau Pekanbaru, 06 Oesember 2018
Pa e 176
Kelangsungan hidup manusia tergantung dari kemampuan manusia untuk
menjaga kelestarian dari ekosistemnya, sehingga manusia harus senantiasa menjaga
keserasian hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Gejala yang mengkawatirkan saat ini adalah telah terjadi pertambahan
penduduk yang kurang terkendali baik akibat dari fertilitas maupun migrasi
penduduk. Pertambahan penduduk yang kurang terkendali ini berakibat pada
tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungannya yang sangat hebat. Tekanan
terhadap sumber daya alam dan lingkungan yang saat ini terjadi hampir di daerah
daerah wilayah Indonesia, bahkan tekanan terhadap kebutuhan lahan (pemukiman,
pertanian, perkebunan dan lain sebagainya) telah berdampak pada penurunan luas
hutan. Yang lebih tragis adalah fenomena penurunan jumlah luas hutan ini terjadi
juga pada hutan-hutan yang telah ditetapkan pemerintah baik sebagai kawasan
hutan Taman Nasional; dimana kawasan hutan Taman Nasional termasuk bagian
dari Kawasan Hutan pelestarian alam. Kawasan Rutan pelestarian alam adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumber alam hayati dan ekosistemnya.
Demikianjuga dengan kawasan Rutan Taman Nasional Tessa Nila (TNTN)
Riau, yang ditetapkan pemerintah sebagai suatu kawasan bagi pelestarian alam,
melalui "Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 255/Menhut-II/2004 dan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 663/MENHUT-II/2009". Kawasan
hutan Tesso Nila det:gan luas 167.618 ha.Lokasi Taman Nasional Tessa Nila
beradapada:Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuantan
Singingi, danK.abupaten Kampar, dengan 0,50' Lintang Selatan dan 102,38' Bujur
Timur.
Tanpa disadari, pemanfaatan dan perambahan hutan yang tidak terkendali
telah menyebabkan ketidak seimbangan lingkungan di areal TNTN tersebut.
Habitat Gajah dan harimau terganggu dan tidak jarang kawanan gajah datang
merusak perkebunan sawit dan karet warga dan babkan kawanan Gajah ditemukan
memasuki pemukiman warga dan merusak rumah warga yang ada di areal TNTN
-~~--~---==~--=~~===~-------~------------~-----------Proslding Seminar Penelitlan ddn Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Universitas Riau
Pekanbaru, 06 Desember 2018
Pa e 1n
tersebut.Sepanjang tahun 2012 lalu, WWF Riau, mencatat sebanyak 12 ekor gajah
mati akibat konflik dan akhimya diracun. Sedangkan harimau, beruang dan
binatang lainnya sering pula terkena perangkap (jerat).
Pada tahun 2006 yang lalu, Menteri Kehutanan menerbitkan Peraturan
Menteri yang menetapkan Provinsi Riau sebagai pusat konservasi gajah
Sumatera.Melalui Peraturan Menteri ini diharapkan dapat menjawab persoalan
konflik manusia-gajah di Riau. Namun kenyataan di lapangan, TNTN yang
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi penanganan konflik manusia-gajah
hingga kini belum terbebas dari berbagai permasalahan yang mengancam keutuhan
. kawasan, khususnya sebagai habitat gajah. Jenis Satwa yang dilindungi di TNTN
1. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) 2. Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) 3. Trenggiling (Manis Javanicu) 4. Rusa (Cervus Timorencis) 5. Kera Hutan (Macacca Fascicilarus)
Pada tahtm 2010, jumlah penduduk Riau sebanyak 5.543.031 jiwa, dimana
pertumbuhan penduduk Riau termasuk kategori tinggi, yakni 4,46 persen jauh
diatas standar nasional yakni 1,3 persen, sehingga Riau menjadi propinsi ke-10
penduduk terbanyak di Indonesia. Pertumbuhan penduduk di Riau disebabkan oleh
tingginya angka fertilitas dan tingginya migrasi masuk. Tingginya migrasi masuk
ke propinsi Riau menunjukkan bahwa Riau dipandang sebagai daerah yang
memiliki sumber daya alam yang kaya ditambah lagi dengan aksesibilitas yang
tersedia.
Namun, pertambahan penduduk juga membawa persoalan lain terhadap
lingkungan, pertambahan penduduk membutuhkan berbagai fasilitas hidup laim1ya,
lahan untuk pemukiman, pertanian, perkebunan dan lain sebagainya berakibat pada
rusaknya hutan untuk dimanfaatkan baik. sebagai sumber kehidupan maupun
sumber ekonomi untuk kelangsungan hidupnya.
Kerusakan hutan yang ada di kawasan hutan TNTN ada kaitannya dengan
pertambahan penduduk yang sangat signifikan di sekitar .areal TNTN tersebut.
Pertambahan penduduk yang tidak terkendali akibat mudahnya akses ''migrasi
=-------===================================:::e:L-:.:=======================-========================== Presiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Unlversltas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018
Page 178
masuk" ke lokasi TNTN mengakibatkan kerusakan hutan menjadi semakin parah.
Data menunjukkan bahwa pertambahan penduduk di daerah kawasan TNTN
sebagai berikut: Menurut hasil investigasi Balai TNTN dan WWF Riau, sekitar
2.279 Kepala Keluarga telah menetap dalam kawasan TNTN: 2.176 (95 persen) KK
merupakan pendatang dari luar desa sekitar TNTN dan hanya 103 KK (5%)
masyarakat sekitar kawasan TNTN. Perambahan bertambah marak, hingga tahun
2009 terdapat 14 lokus perambahan, menyebar di sepanjang jalan-koridor dan
pusat-pusat perkampungan. Luasnya mencapai 28. 606,08, atau 34,5% dari luas
TNTN. Empat lokus terlua~ adalah Koridor PT RAPP Ukui-Gondai (8.242,34 ha),
Kuala Onangan Toro Jaya (7.769,27 ha), Bagan Limau (3.852,21 ha), dan Toro
Makmur (2.440 ha).
Hutan Tesso Nilo yang masih bagus berkurang mencapai 52 ribu hektar
lebih atau lebih dari 50% berubah fungsi menjadi perkebunan sawit. Menurut
laman situs WWF, luas sawit di dalam kompleks hutan Tesso Nilo dikuasai dan
dikelola oleh individu dan kelompok yang teridentifikasi 524 orang mendominasi
72% atau 26.298 Ha dari total area perambahan yang telah dikonversi menjadi
kebun sawit seluas 36.353 Ha. (Citra April 2013 dalam
http://jikalahari.or.id/index).
Di sekitar kompleks hutan Tesso Nilo <lengan kebutuhan tandan buah segar
sebesar 14,5 juta ton per tahun ditemukan 50 mills yang beroperasi. Sementara ada
11 mills lain yang tidak memiliki kebun sendiri, tentunya pasokan tandan buah
segar berasal dari kebun swadaya yang berasaljuga dari 1NTN. Dari identifikasi di
lapangan, 4 mills dimiliki oleh Wilmar, Musim Mas, Golden Agri Resources dan
BUMN perkebunan, sementara 7 mills lainnya belum diidentifikasi
kepemilikannya.
Kawasan Taman Nasional Teso Nilo (TNTN), tak lagi seperti dulu. Hutan
yang begitu lebat dan asri dengan satwanya, sudah lesap. Yang terlihat hanyalah
tumpukan pohon sisa pembakaran, ulah tangan-tangan yang tidak bertanggung
jawab serta pemukiman dan perkebunan kelapa sawit yang sudah ditanami.
====================------------ -------- ----Prosldlng Seminar Penelltlan dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Unlversitas Rlau
Pekanbaru, 06 Oesember 2018
Pa e 179
Rasa kekhawatiran terhadap lahannya yang akan bermasalah belakangan,
tak pemah terlintas. Apalagi, di kawasan beberapa kilometer ke dalam TNTN,
tepatnya di kawasan Toro Jaya, Toro Makmur, Toro Regar, Toro Salman dan Toro
Tengah sudah lebih <lulu dibuka menjadi areal perkebunan kelapa sawit, karet dan
pemukiman warga. Kawasan ini sudah dibuka sejak tahun 2003 lalu. Dan saat ini
diperkirakan ada sekitar 4000 KK (Kepala Keluarga) di enam kawasan Toro yang
temyata sekarang adalah jantung TNTN, disamping itu disana malah ada sekolah
SD dan SMP dan beberapa rumah ibadah seperti Mesjid, Surau, Gereja, dan lain
sebagainya.
Dengan demikian bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut rnengenai penduduk dan lingkungan hidup: studi tentang
dampak pertumbuhan penduduk terhadap deforestasi tarnan nasional tesso nilo
(TNTN) prop. riau.
KAJIAN PUSTAKA
1. Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang
dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh
tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk disuatu wilayah
te1ientu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya (Badan Pusat
Statistik). Perturnbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus
penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahrr (menambah jumlah
penduduk), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi olehjumlah kematian yang
terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan untuk
menambah dan mengurangi jumlah penduduk(lda Bagus Mantra, 2009).
!::-·----=======================·-=-======:=================--======~-==--======= Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universit.ls Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018
Page I 180
3. Lingkungan Hidup
Menurut Emil Salim (1982) mendefenisikan lingk:ungan hidup sebagai
benda, kondisi, keadaan d~ pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati
dan_ mempenagruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.. Definisi
lingk:ungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas. Apabila batasan
tersebut disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh faktor-faktor yang
dapat dijangkau oleh manusia, misalnya mua faktor alam, politik, ekonomi dan
sosial.
Hal serupa dikemukakan oleh Munadjat Danusaputra (1980) menyatakan
bahwa lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia
dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup
lainnya.
4. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Hidup
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian
barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah
berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan
namun tidak jarang untuk mencapai "kesejahteraan" bahkan sering pula
mengancam kelangsungan hidup dari manusia itu sendiri.
Pertambahan penduduk yang sangat cepat akhimya memberikan pengaruh
terhadap lingkungan hidupnya, pengaruh tersebut lebih banyak bersifat negatif dari
pada positif. Untuk itulah apa yang dikawatirkan Malthus, tentang pertumbuhan
jumlah penduduk yang tidak terkendali dapat berakibat sangat fatal bagi
kelangsungan hidup dari manusia itu sendiri harus tetap diwaspadai oleh setiap
pemerintah baik pusat maupun daerah/kota, agar keseimbangan dan keselarasan
antara manusia dan lingkungau menjadi kebijakan yang utama bagi kelangsungan
hidup manusia.
======-===========--========-·-========--------=-----·-----Prosldlng Seminar Penelltlan clan Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Unlversitas Rlau
Pekanbaru, 06 Oesember 2018
Pa e 181
5. Hutan dan Kesejahteraan Manusia
Menurut Abdul Hakim (2005), hutan lindung adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, yaitu
untuk mengatur tata air, mencegah ~anjir, mengendalikan erosi, mencegah intuisi
air laut dan memelihara kesuburan tanah. Oleh sebab itu Hutan harus menjadi fokus
utama bagi penyelarnatan kehidupan dari mausia itu sendiri. Kebijakan kehutanan
harus rnenjadi perioritas utarna bagi kebijakan pemerintah, dengan menyiapkan
manusia yang peduli akan lingkungannya. Badan Kependudukan dan Keluarga
Berancana Nasional harus turut serta mengarnbil bagian yang penting dalarn hal
mengendalikan kependudukan dan meyiapkan penduduk yang peduli akan
lingkungan hidupnya.
6. Pertarnbahan Penduduk dan Masalah Lingkungan Hidup .
Pertarnbahan penduduk telah mengakibatkan perubahan yang sangat besar
terhadap berlangsungnya kerusakan lingkungan dan keberlangsungan kehidupan
dari manusia itu sendiri. Semula kehidupan rnanusia selaras dengan lingkungan
hidupnya, hutan, tanah, udara, turnbuh-tumbuhan serta binatang telah memberikan
kehidupan kepada rnanusia dari generasi ke generasi sarnpai saat ini, narnun saat ini
yang terjadi cepat atau lambat lingkungan yang tadinya dapat rnemberikan berkah
bagi kehidupan manusia larnbat laun akan mengancarn eksistensi dari kehidupan
mrumsia itu sendiri. Mari kita lihat kondisi saat ini, iklim yang berubah dimana
musim kemarau semakin panjang sehingga banyak daerah kekurangan air baik
untuk keperluan rurnah tangga maupun untuk minum, sawah kekeringan, kalau
musirn hujan maka dengan cepatnya banjir bandang terjadi, sehingga manusia tidak
tahu apa yang harus diperbuat.
Dengan akal dan pikiran manusia telah merubah lingkungan hidup sesuai
dengan kemauanna sendiri, tanpa peduli akan konsep "daya dukung", manusia
dengan teknologinya merubah hutan yang sumber kehidupan berbagai biodiversity
menjadi perkebunan monokultur (sawit) yang secara ekologi menyalahi
keseimbangan lingkungan. Demi kesejahteraan, manusia menjadi serakah tanpa
peduli akibat yang akan ditimbulkan dari tindakan yang mernsak lingkungan
hidupnya.
~---==---==================-=======~-=======---============-Jee::======:= Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Unlversltas Rlau Pekanbaru, 06 Desember 2018
·--·---~~~~----~~---·--····-·-·-------·--~---~----·-·-·······--·-··------·-·····-----~P-=a e 182
7. Kebijakan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Kebijakan pe-..nbangunan yang clilaksanakan oleh pemerintah Indonesia
tidak lain adalah untulc kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia. Untulc mencapai
kesejahteraan penduduk maka kebijakan pembangunan harus mampu mengangkat
harkat dan martabat bangsa melalui kualitas penduduk Indonesia yang mampu
mengelola sumber daya alam yang dimiliki secara berkelanjutan (sustainable) dan
mampu bersaing di era global sekarang ini.
METODE
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitiap. adalah kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo yang
telah menjadi perkampungan (pemukiman) penduduk, kawasan Dusun Kuala
Renangan, Toro Jaya, Toro Doli, Toro Makmur, Toro Regar, Toro Salman, Toro
Tengah dan Bukit Kesuma di Ka.bupaten Pelalawan, Provinsi Riau. .
2. lnforman Penelitian
Responden penelitian dipilih dengan menetapkan (pwposive) tokoh
masyarakat, LSM, Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Dinas Kehutaan Kab.
Pelalawan, dan penduduk yang ada di kawasan permukiman warga, kemudian
untuk yang selanjutnya menggunakan teknik snow ball sampling untuk penentuan
informan selanjutnya.
3. Desain Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, Dengan penggunaan
pendekatan ini diharapkan data yang berhubungan dengan pertumbuhan penduduk
terutam.a berkaitan d~gan motivasi bermigrasi, strategi bertahan hidup dan
persepsi tentang lingkungan.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam
(indepth interview), kelompok diskusi terarah (focus group discussion),
====-== ......... ======================- ====== Prosldlng Seminar Penelltlan dan Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Unlversltas Rlau Pekanbaru, 06 Desember 2018
Pa e I 183
dokumentasi. Kemudian data dianalisis berdasarkan model analisis Interactive,
yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman,
1994).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan penduduk yang tiap tahun semakin meningkat juga dapat
menyebabkan dampak negatif, salah satunya adalah makin sempitnya areal lahan
pemukiman yang hampir tiap tahun melakukan pembangunan pemukimam
penduduk. Ketika suatu daerah tersebut tidak lagi dapat memenuhi kebutuhar1
masyarakat, maka sebagian masyarakat akan melakukan migrasi (perpindahan)
kedaerah yang memiliki areal lahan pemukiman yang lebih luas.
Perpindahan penduduk yang disertai dengan melakukan pengurusan
dokumen perpindahan tidak menyebabkan dampak negatif yang berarti, tetapi
ketika suatu penduduk melakukan perpindahan tanpa melakukan pengurusan
dokumen perpindahan akan menyebabkan masalah baru yang tidak hanya dirasakan
oleh penduduk yang bersangk:utan tetapi juga terhadap lingk:ungan yang baru
ditempatinya, setiap aspek lingkungan baru tersebut memiliki beragam reaksi
tergantung apakah reaksi tersebut bersifat baik ataupun buruk. Dampak negatif dari
perpindahan penduduk yang tidak dapat dik:ontrol karena tidak memiliki dokumen
perpindahan misalnya yang terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo
(TNTN).
Dalam meqgelola kawasan taman nasional yang sangat luas, balai besar
biasanya membagi kawasan menjadi beberapa bagian yang dsebut dengan seksi,
setiap seksi ini dikepalai oleh Kepala Seksi seperti yang terdapat pada Balai Taman
Nasional Tesso Nilo yang membagi menjadi dua seksi yang penibagian kerjanya
dibagi dua berdasarkan wilayah luas cakupan tugasnya.
Tarnan Nasional Tesso Nilo yang merupakan kawasan konservasi hutan
yang memiliki ragam flora dan fauna didalamnya clan merupakan kawasan yang
dilindungi oleh pemerintah, khusunya Kementerian Kehutanan (Menhut) clan
Kementerian Lingkungan Hidup (LHK). Dengan areal luas kawasan kurang lebih
=-=--=-=========::==~-===--========================-- ·-=~--====== ProsJding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Univemtas ruau Pekanbaru, 06 Oesember 2018
Page 184
153.000 Hektar menjadikan Tam.an Nasional Tesso Nilo meupakan kawasan yang
dilindungi oleh negara.
Dengan semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk disekitar Taman
Nasional Tesso Nilo menjadikan sedikit banyak mengurangi luas lahan sebenamya
dari Taman Nasional Tesso Nilo. Kerusakan hutan yang disebabkan oleh adanya
perambahan hutan menjadikan Taman Nasional Tesso Nilo tiap tahun terjadi
kehilangan keasriannya. Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Lubuk
Kembang Bunga dari Balai TNTN menyebutkan bahwa hauya terdapat sekitar
20.000 Hektar luas lahan Tam.an Tesso Nilo yang dapat disebut sebagai hutan asli.
Tindakan perusakan yang dilakukan oleh perambah dengan cara membakar
kawasan hutan merupakan perbuatan yang ilegal dan melanggar hukum karena
akibat yang ditimbulkan dari hal yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung
jawab di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo tersebut sangat merugikan banyak
pihak, selain asap yang dihasilkan juga akan merusak flora dan fauna yang ada di
dalam kawasan hutan Tesso Nilo.
Selain permasalahan kerusakan hutan yang muncul dengan adanya
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat disekitar Taman Nasional Tesso
Nilo, terdapat juga permasalahan yang muncul yaitu terdapatnya konflik yang
terjadi di Tam.an Nasional Tesso Nilo. Sebagaimana diketahui, masyarakat yang
berda disekitar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo terdiri dari beberapa
masyarakat desa. Salah satu desa yang berkonflik adalah Desa Kesuma yang
berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo dengan
penduduknya berbagai etnis, terdiri atas masyarakat tempatan (melayu) dan
masyarakat pendatang yang berasal dari berabagai etnis dan latar belakang yang
berbeda.
Kondisi masyarakat dengan berbagai latar belakang mata pencaharian dan
ekonomi yang berbeda memberikan nuansa tersendiri pada kehidupan dalam
membangun ekonomi bidang usaha pertanian dan perkebunan di desa ini. Luasnya
lahan pertanian di Desa Kesuma membuat daya tarik tersendiri bagi setiap orang
dari berbagai daerah untuk migrasi ke desa ini dengan maksud mengembangkan
budidaya perkebunan mengakibatkan terjadinya alih fungsi hutan menjadi areal
perkebunan.
----==-=======----===---=~-=====---==---=---------------------------Prosldlng seminar Penelltlan dan Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Universitas Rlau
Pekanbaru, 06 Oesember 2018
Page I 185
Terdapat beberapa sumber pemicu konflik pada kawasan Taman Nasional
Tesso Nilo, baik secara internal maupun eksternal. Konflik yang bersifat internal
adalah te1jadinya perubahan nilai dan nonna yang dirubah oleh keadaan lingkungan
masyarakat akibat adanya proses akulturasi budaya dalam masyarakat multikultur.
Sedangkan sumber konflik yang bersifat ekstemal adalah terjadinya perubahan nilai
dan norma yang diubah oleh keadaan lingkungan masyarakat akibat adanya
keterlibatan langsung lembaga-lembaga sebagai penjaga nilai dan norma dalam
lingkungan masyarakat itu sendiri. Selanjutnya kedua sumber tersebut dapat
memicu terjadinya konflik baik secara horizontal maupun vertikal yang terjadi pada
kelompok masyarakat Kesuma.
Pertentangan dua kelas tidak terlepas adanya kepentingan laten (latens
interests) yaitu adanya kepentingati pribadi yang terselip dalam kelompok sosial
tersebut. Seperti pada kelompok masyarakat adat, adanya oknum penjual lahan
yang dengan sengaja berlindung dalam organisasi Adat untuk kepentingan pribadi.
Sedangkan pada kelompok dominasi yang mempunyai otoritas, adanya manajemen
yang tidak terkontrol melahirkan oknum yang bennain serta tidak terkontrol
melahirkan oknum yang bermain serta tidak seriusnya dalam menjalankan tugas
kewajibannya sebagai pemegang otoritasnya. Terjadinya penyimpangan otoritas
dapat memicu konflik yang intensinya bisa bertambah luas apabila tidak ada kedua
belah pihak ingin mengakhiri konflik tersebut. Ketertekanan pihak subordinat
dalam mempertahankan hak-haknya membuat perubahan struktur dalam
masyarakat ditandainya adanya asosiasi sosial yang muncul di desa ini untuk
melakukan gerakan masyarakat.
Dampak kerusakan hutan yang disebabkan oleh perambahan hutan Taman
Nasional Tesso Nilo yang dijadikan sebagai areal perkebunun kelapa sawit terlihat
disalah satu dusun di Desa Lubuk Kembang Bunga. Desa Lubuk Kembang Bunga
merupakan salah satu dari sekian banyak desa yang berada dikawasan lahan Taman
Nasional Tesso Nilo. Dusun tersebut bemama Dusun Toro Jaya. Toro jaya adalah
dusun yang baru resmi awal tahun 2000-an. Kini hampir dua dekade sudah sekitar
4.500 keluarga dan menguasai puluhan ribu hektar hutan Taman Nasional Tesso
Nilo. Lonjakan populasi te;:sebut merupakan sensus mandiri yang dilakukan oleh
------===================~=======-====----==---====--==-=---~--~---====---========--====-==---Proslding Seminar Penelitlan dan Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru. 06 Oesember 2018
Page 186
pihak Dusun Toro Jaya untulc mendata penduduk di dusun tersebut. Toro jaya
adalah dusun yang satu sisi pemerintah mengakui, namun sisi Iain tidak dilirik.
Selain perkebunan yang dimiliki oleh masyarakat, juga terdapat perkebunan
kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan. Terdapat sekitar 64 titik perkebunan
kelapa sawit dimiliki pemodal atau cukong di eks konsesi HPH PT. Hutani Sola
Lestari (HSL). Luas areal tersebut mencapai 12.000 hektar sedangkan izin PT. HSL
mencapai 45.990 hektar. Eks konsesi PT. Siak Raya Timber (SRT) kini dikuasai
perkebunan kelapa sawit seluas 14.235 hektar di 36 titik dari luas areal konsesi
38.560 hektar. K.awasan inti Taman Nasional Tesso Nilo dik."Uasai cukong di 150
titik dengan rincian 44.000 hektar lebih ditanami kelapa sawit, 7 .000 hektar terbuka,
4.000 hektar kebun akasia dan sisanya hutan alam sekitar 20.000 hektar. Luas kebun
ilegal perseorangan atau cukong di Taman Nasional Tesso Nilo beragam mulai dari
lima hektar sampai 1.000 hektar. Dalam daftar itu hanya satu cukong yang
mempunyai 26 hektar, selebihnya rata-rata 50 hektar.
Semakin banyaknya pemukiman penduduk dikawasan Taman Nasional
Tesso Nilo diungkapkan dalam wawancara dengan salah satu warga Dusun Kuala
Renangan sebagai berikut:
"Sampai saat ini pertumbuban penduduk yang disebabkan oleh migrasi
penduduk yang datang ke Dusun Kuala Renangan dengan pembagian
jumlah penduduk sebagai berikut di Toro Jaya (4.000 KK), Toro Makmur
(1.000 KK), Toro Doli (500 KK), Kuala Renangan (500 KK). Berarti sudah
terdapat sekitar 6. 000 KK yang mendiami Dusun Kuala Renangan. Dengan
jumlah KK. sebanyak itu sudah dapat melakukan pemekaran tetapi status
kami disini tidak jelas, kami berusaha untuk mengupayakan adanya KTP
tetapi terkendala dengan status kami disini yang statusnya ilegal ".
(Wawancara dengan Pak Lija (Ketua RT) pada tanggal 6 Juni 2018)
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa status penduduk yang
berada dikawasan Taman Nasional Tesso Nilo tidak mempunyai kedudukan yang
sah secara hukum dikarenakan mereka menempati kawasan konservasi yang tidak
diperbolehkan mendiri.kan pemukiman apalagi membuat lahan perkebunan kelapa
sawit.
---=-===---==::=====--=------------·---- ---Prosldlng Seminar Penelltlan dan Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Universltas Riau
Pekanbaru, 06 Desember 2018
Pa e 187
Kerusakan hutan hutan yang disebabkan beralih fungsinya kawasan hutan
Taman Nasiona1 Tesso Nilo menjadi areal perkebunan kelapa sawit clan karet
merupakan tindakan melanggar hukum dan juga akan mengakibatkan makin
meningkatkan luas kerusakan hutan di kawasan tersebut. Makin berkurangnya areal
hutan alami dapat buktikan dalam wawancara sebagai berikut:
"Ketika tahun 2015 jumlah areal kawasan Tesso Nilo yang masih hutan asli
saya perkirakan sekitar 20.000 hektar, jika dilihat ditahun 2018 saya
perkirakan jumlah hutan alami disini mungkin hanya berjumlah sekitar
10. 000 hektar. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir te,jadi peningkatan
luar biasa penduduk yang datang ke Tesso Nilo. Dengan harga tanah yang
masih murah mereka akan tergiur dan datang untuk menetap sekaligus
membuat perkebunan kelapa sawit". (Wawancara dengan pak Silalahi
Warga Dusun Kuala Renangan pada tanggal 6 Ju~ 2018).
Dari kutipan wawancara diatas dapat dibenarkan bahwa terdapat penurunan
yang signifikan luas areal kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, dengan setiap
tahun terdapat penduduk yang datang ke Taman Nasional Tesso Nilo akan
memungkinkan terjadinya perambahan hutan asli menjadi areal perkebunan, baik
itu perkebunan kelapa sawit maupun perkebunan karet.
Dampak yang cepat dirasakan yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah
hutan Taman Nasional Tesso Nilo dinyatakan berdasarkan wawancara sebagai
beikut:
"Beralihfungsinya hutan TNTNmenjadi areal lahanperkebunan baiksawit
maupun karet yang berakibat pada · hilangnya vegetasia alami dari hutan
ini sangat terasa untuk IO tahun terakhir ini, ketika hujan turun tidak henti
henti maka perkebunan sawit tidak mampu untuk menyerap kelebihan air,
daya serap po hon sawit jelas berbeda dengan daya serap hutan yang masih
asli. Akibat dari rusaknya hutan TNTN menyebabkan banjir yang didataran
rendah ketika musim penghujan, air dari atas (Dusun Kuala Renangan)
yang memiliki dataran lebih tinggi akan membuat air hujan akan mengalir
sampai ke pus at Desa Lubuk Kembang Bunga yang memiliki dataran lebih
rendah ". (Wawancara dengan anggota '\VWF, 9 Jnni 2018).
=-----============================--========----====-----===-====--=====-======---=============~~ Prosidlng Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universltas Riau Pekanbaru, 06 Desember 2018
Hasil dari wawancara diatas dapat dianalisa bahwa dampak yang terjadi
ketika Taman Nasional Tesso Nilo telah berganti menjadi areal perkebunan sawit
dan karet adalah TNTN kehilangan vegetasi alaminya sebagai hutan alami. Dengan
vegetasi alami tersebut akan ditempati berbagai flora dan fauna yang beraneka
ragam dan tentunya akan membuat spesies-spesies yang tinggal tersebut akan
merasa aman.
Dari hasil penelitian LIPI (2003) di kawasan hutan Taman Nasional Tesso
ditemukan tidak kurang dari 83 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai bahan obat dan 4 jenis tumbuhan untuk dijadikan racun ikan. Jenis
tumbuhan obat dan bahan racun tersebut terdiri dari 80 marga yang termasuk 48
suk"ll dan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi sekitar 38 penyakit. Tanaman obat
terpenting yaitu jenis pagago (Centella asiatica) dan patalo bumi (Eurycoma
longifolia).
Ancaman paling nyata terhadap kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo
adalah pembalakan liar dan penjarahan lahan. Pembalakan liar terjadi hampir
diseluruh wilayah di dalam hutan Taman Nasional Tesso Nilo. Hal tersebut oleh
kondisi ekonomi masyarakat disekitar hutan dan kebutuhan akan kayu yang
sedemikian tinggi, ditambah lagi adanya akses kedalam hutan yang sudah cukup
lancar dengan dibangunnya koridor-koridor je.lan didalam hutan oleh bekas HPH
dan perusahaan-perusahaan . besar seperti RAPP. Pengawasan yang lemah dari
instansi pemerintah dibidang ini juga menyebabkan aktivitas pembalakan dapat
berlangsung dengan leluasa.
Degradasi hutan Taman Nasional Tesso Nilo yang terns menerus berjalan
tersebut juga akan mengancam kekayaan hayati yang dikandungnya. Kehilangan
habitat merupakan faktor utama yang mengancam kelestarian satwa besar seperti
gajah dan harimau dikawasan tersebut. Berkurangnya habitat mengakibatkan
meningkatnya frekuensi konflik antara masyarakat dan perusahaan perkebunan
dengan gajah. Konflik antara masyarakat dengan harimau juga dUumpai pada
beberapa tahun belakangan. Konflik yang terjadi ini biasanya diakhiri dengan
terbunuhnya gajah atau barimau yang dianggap mengganggu, padahal jika ditelisik
lebih lanjut maka manusialah yang sebagai pengganggu.
=================-~~:,y-==:::z::=======--========================-=------------------------------Prosidlng Seminar Penelitian dan Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Universitas Riau
Pekanbaru, 06 Oesember 2018
Pa e 189
Perambahan hutan merupakan pembukaan lahan dalam hutan yang
digunakan untuk lahan perkebunan, pemukiman dan lain-lain. Kegiatan
perambahan yang sering terjadi di dalam kawasan yaitu penyerobotan lahan oleh
penduduk sekitar maupun oleh pihak perusahaan yang berbatasan oleh oleh Taman
Nasional Tesso Nilo. Kegiatan perambahan ini dapat merugikan bagi kawasan
TNTN, dampak tersebut antara lain: menimbulkan erosi tanah, banjir, longsor,
hutan menjadi gundul dan merusak keseimbangan keaneragaman hayati beserta
ekosistemnya (TFCA Sumetera).
Dampak yang ditimbulkan bukan hanya dirasakan oleh penduduk setempat
tetpai juga dirasakan secara gobal, dampak msaknya hutan Taman Nasional Tesso
Nilo akan menyebabkan Indonesia semakin berkurang hutan alami yang nantinya
akan berpengaruh pada iklim global. Sernakin tingginya intensitas cuaca
ditenggarai dikarenakan makin meyusutnya hutan yang berfungsi sebagai penyerap
panas matahari.
Cuaca yang sernakin tinggi akan mengakibatkan semakin rnembuat
bongkahan di kutub selatan maupun kutub utara mencair dan membuat volume
perairan semakin meningkatnya, dengan semakin banyaknya es yang mencair maka
pulau-pulau dataran rendah akan menghilang seperti kasus benua Artik yang hilang
dikarenakan meningkatnya air dimuka bumi, begitu pula dengan daerah-daerah
akan mengalami banjir yang tiap tahun akan sernakin tinggi dan semakin lama
banjir tersebut menggenangi daerah tersebut.
Maka dari itu perlu kerjasama seluruh pihak untuk saling menjaga hutan
agar terjaga keasliannya, begitu pula dengan Taman Nasional Tesso Nilo, harus
saling menjaga agar kawasan hutan tersebut tidak semakin hilang vegetasi
alaminya. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah perambahan hutan Taman
Nasional Tessa Nilo, pemerintah dengan berbagai peraturan dan ancaman pidana
terns menggalakkan agar tidak terjadi perambahan hutan yang semakin luas di
kawasan TNTN.
Sudah menjadi kewajiban. setiap elemen untuk menjaga keasrian Taman
Nasional Tesso Nilo, sebagai daerah serapan air di Provinsi Ria harus dijaga
kelestariannya dan tidak boleh diekploitasi oleh siapapun agar hutan tersebut
berfungsi sebagaimana mestinya. Apabila hutan tersebut rusak, akan berakibat
~--------=-==========================--====-=:::::================================:===============:=== ~!ding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyaralrat FISIP Universltas Rlau 'ekanbaru, 06 Oesember 2018
·- ·-·----·----···--·-----······-·---··-·--·--·-·----·-··----····· ······················---·-·-··· ----~-~-~-.:._J~~-~
bencana alam seperti yang dijelaskan diatas. Seperti yang telah dijelaskan dalam
Pasal 69 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang. Kehutanan,
menyatalcan bahwa masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan
menjaga kawasan hutan dari gangguan dan perusakan. Jadi seharusnya masyarak:at
disekitar Taman Nasional Tesso Nilo tersebut ikut menjaga dan melestarikan hutan
dan sumber daya alam yang terdapat didalamnya.
Kerusakan hutan berakibat kepada rusaknya lingkungan hidup bagi pihak
yang melakukan perusakan lingkungan hidup akan melanggar Pasal 69 ayat 1
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang menyatakan bahwa setiap orang dilarang melakukan
perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Para pengusaha yang mempunyai pabrik -pabrik pengolahan sawit seharusnya
lebih diperhatikan dan · ditinjau mengenai izin dan pelaksanaan oleh perusahaan
terse but.
Kegiatan perusakan hutan merupakan kegiatan yang dilarang dan
melanggar Undang-Undang, pelaku perambahan kawasan .hutan dapat dikenakan
sanksi pidana sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 50 ayat 1 menjelaskan bahwa
setiap orang dilarang merusak sarana dan prasarana perlindungan hutan. Sanksi
pidana ya.Jig berlak.u bagi pelanggaran Pasal 50 ayat 1 yaitu Pasal 78 ayat 1 yang
berbunyi "Barang siapa deilgan sengaja melanggar ketentuan climaksud dalam Pasal
50 ayat 1 atau Pasal 50 ayat 2 diancam dengan penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000 (lima milyar Rupiah)".
Kemudian Pasal 50 ayat 2 menjelaskan bahwa "Setiap orang diberikan izin
usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, dilarang melakukan kegiatan yang
menimbulkan kerusakan hutan."
Dari penjelasan Undang-Undang diatas· dapat dijelaskan bahwa pemerintah
berupaya agar hutan yang dilindungi dapat terjaga keasliannya, saksi baik penjara
maupun denda yang sebegitu besar dapat dijadikan kesimpulan bahwa hutan juga
merupak.an elem.en penting dari suatu negara yang mestinya dijaga. Hutan yang
=--=== --=-===-~==- --===---====-·-- -----------------------Prosidlng Seminar Penelltlan clan Pengabdlan pada Masyaralcat FISIP Unlversitas Rlau
Pekanbaru, 06 Desember 2018
Pa e 191
masih asli akan banyak memberikan manfaat baik manfaat masyarakat disekitar
hutan tersebut maupun manfaat secara global.
Melihat dari upaya pemerintah untuk menjaga hutan tennasuk Taman
Nasional Tesso Nilo sudah seharusnya masyarakat baik yang disekitar kawasan
tersebut atapun yang mernpunyai kepentingan dengan kawasan tersebut untuk
saling menjaga agar vegetasi alarni dari TNTN tetap terjaga dan juga agar flora dan
fauna yang hidup didalarnnya dapat rnerasa aman tanpa ada gangguan dari pihak
manapun.
Tetapi jika dilihat dari semakin banyaknya kawasan hutan Taman Nasional
Tesso Nilo yang beralih fungsi menjadi perkebunan berarti dapat disimpulkan
bahwa kebijakan dan peraturan yang berkaitan untuk menjaga kawasan tersebut
belurn sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, masih terdapatnya perambah yang
leluasan mengindikasikan bahwa pemerintah disatu sisi hanya dapat mengeluarkan
kebijakan-kebijakan mengikat tetapi untuk pelaksanaannya belum dilaksanakan
dengan baik.
Kurangnya personil pengawas didalam kawasan Taman Nasional Tesso
Nilo merupakan faktor utama mengapa perambahan di kawasan tersebut masih
marak terjadi, personil pengawas yang terbatas jurnlahnya tidak ·akan berani
menindak perambah hutan yang jurnlah banyak. Maka dari itu dibutuhkan
tambahan personil pegawas yang berada di kawasan hutan Taman Nasional Tesso
Nila agar personil pengawas tersebut dapat menindak perambah yang sedang/atau
telah melaksanakan eksploitasi hutan Taman Nasional Tesso Nilo.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia tiap
tahun semakin meningkat, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk
maka akan semakin rneningkat pemenuhan kebutuhan hidup tennasuk
didalamnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal.
=--========================::::===-·=--,== =-======= - -=-=====--=====--= Proslding Seminar Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Unlversitas Riau Pekanbaru, 06 Oesember 2018
2. Dengan semakin berurangnya tempat tinggal maka penduduk akan
melakukan migrasi (perpindahan) kedaerah yang memiliki luas lahan yang
masih luas. Salah satu contoh tempat tujuan pindah penduduk adalah
disekitar kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nillo.
3. Kedatangan penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya perambahan
hutan menjadi areal pemukiman dan perkebunan kelapa sawit dan karet.
Perambahan tersebut akan berdampak pada rusak dan hilangnya hutan asli
dari Taman Nasional Tesso Nilo.
4. Belum terlaksananya pengawasan dan pencegahan perambahan hutan
Taman Nasional Tesso Nilo dengan baik oleh pemerintah membuat para
perambah dengan leluasa dapat mengeksploitasi hutan tanpa takut terkena
sanksi pidana.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2014, Panduan Pengembangan Model Solusi Strategik Analisis Dampak Kependudukan, Direktorat Analisis Dampak Kependudukan, Jakarta.
Danusaputra, Munadjat. 1980. Hukum Lingkungan Buku I. Bandung: Binacipta
Dugang, dkk. 2013. Kon/Uk Masyarakat Tam(l.n Nasional Tesso Nilo (Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Kesuma. Jumal Perencanaan Sosial
Hakim, Abdul. 2005. Pengantar Hukum Kehutanan Indonesia (dalam Era Otonomi Daerah). Bandung: Citra Aditya Bakti
MacKinnon J, MB Artha. 1982. National Conservation Plan for Indonesia. Bogor
(ID): FAO
Mantra, Ida Bagus. 2009. Demorafi Umum. Y ogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Miles, B. Mathew dan A. Michael Huberman, 1994, Qualitative data Analysis: Ashource Book of a New Methods, London, New Delhi.
Salim, Emil. 1982.Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta: Mutiara
===========================---·-------=====================~=--====-------------------------- -Presiding Seminar Penelitlan dan Pengabdlan pada Masyarakat FISIP Universitas Riau Pekanbaru, 06 Oesember 2018
Pa e 193
Supriatna J. 2014. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Bad.an Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Proyeksi Penduduk Di Daerah.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Panas Bumi pada Kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Tarnan Wisata Alam
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan
Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan •
WWF, 2013, Sawit Dari Taman Nasional, Menelusuri TBS Sawit Illegal di Riau, Sumatera., Riau.
Sumber Internet:
http://jikalahari.or.id/index diakses tanggal 7 Juni 2018
https:/lwww.scribd.com/doc/ 186644140/Populasi-Manusia-Dan-DampaknyaTerhadap-Lingkungan, diakses tanggal 7 Juni 2018
http://www.slideshare.net/Bembenk/walhi-riau-kondisi-dan-tingkat-kerusakanhutan-di-riau diakses tanggal 7 Juni 2018
http://www.tfcasumatera.org/ekosistem-tesso-nilol diakses tanggal 26 Juli 2018
~-rG-=================================================--========================-========--~========= Presiding Seminar Penelitlan dan Pengabdian pada Masyarakat FISIP Universitas Rlau Pekanbaru, 06 Desember 2018