daftar cagar budaya tidak bergerak kota dumai provinsi riau · provinsi riau balai pelestarian...

12
DAFTAR CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KOTA DUMAI PROVINSI RIAU BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Upload: duongnhan

Post on 09-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DAFTAR CAGAR BUDAYA TIDAK

BERGERAK

KOTA DUMAI

PROVINSI RIAU

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA

SUMATERA BARAT

WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

1

1. KOMPLEKS MAKAM DATUK PAWANG LION

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 01/BCB-TB/B/02/2007

Nama Cagar Budaya Kompleks Makam Datuk Pawang Lion

Alamat

Jalan Jl. Arifin Ahmad Km. 25 (Jalan Raya Dumai - Pakning)

Dusun Pelintung

Kelurahan Pelintung

Kecamatan Medang Kampai

Kota Dumai

Provinsi Riau

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 39 Km

Ibukota Prov. ± 195 Km

Keletakan Geografis 16 Mdpl Cagar Budaya berada di bukit dan di kelilingi oleh makam dengan suhu udara yang gersang

Aksesibilitas Situs Akses mudah, dapat di akses menggunakan kendaraan roda 2 dan 4 karena berada ditepi jalan raya.

Letak Astronomis 101° 35' 42,749" E 1° 36' 12,520" N (101,595208 ; 1,603478)

Deskripsi Historis Menurut penuturan keturunan dari Datuk Pawang Lion1, Datuk Pawang Lion ini berasal dari Minangkabau tepatnya di daerah

1 Bermula dari rasa pilu yang teramat dalam, akibat saudaranya yang di angkat sebagai pengganti ayahndanya menjadi raja

di negeri paguruyung,sementara menurut adat yang bertumpu pada garis keturunan ibu (perempuan),datuk pawing lion pun tidak dapat pembagian harta pusaka dari keluarganya,terbitlah niatnya untuk merantau ke pesisir timur pulau sumatera,dengan berbekal persiapan seadanya dan niat yang membara bersama pengikut setianya datuk pawang liaon akhirnya sampai di kuala sungai Mandau yang merupakan wilayah siak sri indrapura,di sini datuk pawang lion bersama pengikutnya membuka hutan lebat dan gana untuk di jadikan perkampungan,namun manakala keinginan datuk pawang lion untuk meluaskan perkampungan yang ia buka,timbullah rasa iri hati orang kampong tempatan dan membuat Datuk pawang lion merasa gundah,namun kegundahan datuk pawang lion dapat di pendamnya,hanya dengan beberapa pemgikut dekatnya ia kemukakan bahwa ia akan meninggalkan kampong yang ia buka di kuala sungai Mandau dan membuka baru didaerah impianya,keingginanya itu mendapat sambutan baik dari para pengikutnya.akhirnya datuk pawang lion dan pengikutnya menyusuri sungai siak kecil sekitar daerah lubuk muda sekarang.walaupun punya pengalaman pahit sewaktu ia berada di sungai Mandau ia tidak mengkhiraukanya dan dengan semangat pantang surut bersama pengikutnya akhirnya ia membuka perkampungan di sekitar sungai siak kecil, namun di luar perhitunganya rakyat tempatan juga telah terpengaruh dengan informasi dari masyrakat kuala Mandau,mereka pun menghalangi niat baik dari datuk pawang lion untuk meluaskan perkampungan yang ia buka,sadar akan darinya bersama pengikutnya bahwa ia hanyalah seorang perantau dan tidak akan membuat keributan di negeri orang,walaupun sebenarnya ia mempunyai kemampuan untuk hal itu,namun ia tidak melakukanya,sikap kesatriaanya di tunjukkan dengan kesabaranya yang luar biasa,kembali datuk pawang lion hijrah mencari daerah yang aman untuk ia bias hidup damai bersama pengikutnya setelah tujuh tahun ia berusaha tanpa mengenal lelah namun kekecewaan juga yang ia peroleh,maka di putuskan juga untuk pindah ke suatu tempat yang di perhitungkan ia dapat menggembangkan kampong baru,sampailah ia bersama pengikutnya di daerah Api-api, (sekarang masuk wilayah bukit batu),dengan semangat nya yang pantng menyerah kemudian ia membuka perkampungan baru.disinipun akhirnya ia mendapat tantangan juga walaupun ia telah berkeluarga dengan orang tempatann dan telah di karuniai dua orang anak. Suatu ketika bulan purnama,datuk pawang lion bersam pengikutnya berbincang-bincang di beranda rumahnya mempersoalkan nasibnya yang kurang beruntung dan telah beberapa tempat yang ia buka dan teroka ternyata kegagalan juga yang ia peroleh,maka timbullah pemikiranya untuk memperdalam ilmu kebatinandi negeri pelalawan , dengan berat hati para pengikut dan keluarganya harus merelakan kepergian Datuk Pawang Lion “ kutitipkan keluargaku kepada kalian semua izinkan aku pergi dengan suatu niat suatu ketika kita akan bersama lagi meneruskan cita-cita kita” demikian ucapan Datuk Pawang Lion menutup pembincangan malam itu, tiga hari kemudian berangkatlah Datuk Pawang Lion ke

2

Pelalawan, “selamat tinggal istriku,anak-anakku,sahabat-sahabatku”. Walaupun berurai air mata istri,anak dan para pengikutnya, namun langkah Datuk Pawang Lion tetap tegas untuk memperdalam ilmu kebatinan dipelalawan. Datuk Pawang Lion menuntut ilmu kebathinan di Pelalawan selama tujuh belas tahun dengan seorang guru yang termasyhur di negeri itu, salah satu ilmu yang ia peroleh adalah Datuk Pawang Lion dapat memelihara harimau akuan ( harimau jadi-jadian atau harimau sakti) ilmu ini sangat berguna kala itu, terlebih menghadapi hutan lebat dan banyaknya harimau liar dan ganas di pesisiran pulau sumatera. Harimau akuan peliharaannya pun sangat berguna sebagai kenderaan keluarga untuk menuju dari satu tempat ke tempat lain, menurut cerita dari keluarga keturunannya harimau akuan ini saat-saat keadaan biasa besarnya seperti seekor kucing dan pada harimau ini juga dapat menjaga dan menemani anak anak Datuk Pawang Lion. Setelah kembali dari pelelawan datuk Pawang Lion menemui sahabat-sahabt dan istrinya serta anak-anaknya yang sudah besar. Sesuai janjinya tujuh belas tahun lalu kepada para sahabt dan pengikutnya bahwa ia akan meneruskan perjuangan membuat perkampungan sendiri, berpenghulu sendiri, kali ini timbul niatnya minta keizinan Datuk Laksmana Raja Di Laut di Bukit Batu yang pada waktunya itu sebagai perwakilan Sltan Siak yang mengatur wilayah kerajaan Siak di Laut, wilayah kekuasaannya meliputi disebelah timur sejauh jauhnya air surut dan sebelah barat sejauh-jauhnya air pasang, untuk menyampaikan hajatnya itu, setelah mempersiapkan diri berangkatlah Datuk Pawang Lion dengan beberapa orang pengikutnya ke Bukit Batu menemui Datuk Laksamana Raja Di Laut , kedatangannya disambut dengan sukacita oleh Datuk Laksamana dib alai rung (balai pertemuan) “ yang mulia Datuk Laksamana, kami datang maksud menyampaikan sesuatu kepada yang mulia,pertama kami mohon maaf beribu maaf jika kedatangan hamba kesini menyusahkan yang mulia, hamba berkeinginan agar yang mulia berkenan member tempat bagi hamba dan para pengikut hamba untuk membuka perkampungan sendiri, berpenghulu sendiri di wilayah kekuasaan yang mulia”. Demikian penyampaian Datuk Pawang Lion kepada Datuk Laksamana, kemudian Datuk Laksamana menjawab “Pawang Lion, beta telah mendengar dari penduduk negeri ini, bahwa engkau telah membuka perkampungan itu maju engkau tinggalkan, atas jasa-jasamu permintaanmu tersebut beta kabulkan, carilah olehmu suatu tempat yang bersesuaian dengan keinginan mu itu, ada suatu tempat di bukit pelentong telah beberapa orang mencoba membuka hutan disana akhirnya mundur, mudah-mudahan engkau bersama pengikutmu mampu menerokainya”. Sungguh sukacita sekali Datuk Pawang Lion mendengarkan ucapan Datuk Laksamana ,” terima kasih atas perkenan yang mulia, semoga beta bersama sahabat-sahabat hamba dapat memegang amanah yang mulia, kalau demikian izinkan hamba bersama sahabat-sahabat hamba undur diri, sekali lagi beta ucapkan terima kasih”. Setelah kembali ke Api-Api, malam itu Datuk Pawang Lion mengumpulkan para sahabat-sahabatnya dan beberapa keluarga dekat berkumpul di rumahnya untuk membicarakan berita yang ia bawa dari Datuk Laksamana, di perintahkan para Sahabat dan keluarga dekatnya untuk bersiap siap berangkat ke pelentong membuka perkampungan baru disana,pelayaranya dari Api-Api ke pelentung ia tempuh selama tiga hari tiga malam, dan sampailah di hulu sungai pelentong . sebagai orang yang memiliki ilmu yang tinggi, Datuk Pawang Lion sesampainya di hulu sungai pelentong tidak serta merta mendarat ke hutan lebat, tetapi tetap di perahu dan mengembangkan kajang( tenda perahu yang terbuat dari pandan hutan),keesokan harinya barulah ia lakukan upacara membuka kampung, dan di lanjutkan dengan menyiang (membersihkan) kiri kanan hulu sungai pelentong untuk mempermudah keluar masuk sungai. sungguh benar seperti yang di sampaikan oleh Datuk Laksamana bahwa hutan pelentong memanglah sangat buas dan angker, pada malam pertama ia sampai di hulu dalam hutan layaknya ada keramaian dalam sebuah perkampungan, dan sesekali terdengar suara auman harimau liar. Dengan di awali membersihkan kiri kanan hulu sungai pelentong, kemudian dilanjutkan dengan menebang beberapa batang kayu dan membersihkan lokasi untuk membuat rumah Datuk Pawang Lion, para pengikut dan keluarga dekatnya sangat bersemangat menyelesaikan rumah ini, akhirnya setelah tiga hari siang malam mereka membuat rumahpun selesai, segala perbekalan dan perlengkapan perahu dipindahkan ke rumah itu, kemudian di susul secara bergotong royong mereka membuat rumah masing-masing tidak jauh dari rumah Datuk Pawang Lion Suatu ketika pernah terjadi rumah Datuk Pawang Lion, didatangi harimau liar, semua sahabatnya tidak berani mendekat, akan tetapi Datuk Pawang Lion biasa-biasa saja, dengan panggilan seketika ia sebut “Bujang Sakti rupanya hari ini engkau di datangi kawan-kawan barumu, layani lah ia dengan baik, katakana dengan mereka jangan mengganggu kita disini“.bujang sakti sang harimau akuanyapun muncul dengan besarnya dan harimau liar itu pun berkenalan dengannya, merekapun membuat perjanjian harimau di pelentong tidak akan mengganggu keluarga dan rombongan Datuk Pawang Lion. Kesaktiannya menaklukkan harimau itulah yang menjadikan sebutan Datuk Pawang Lion di kenal sampai sekarang. Perkampungan ini kemudian berkembang dan rakyatnya makmur dari pekerjaan berladang dan bercocok tanam, banyak pula orang dari kampung lain mulai berdatangan di pelintung untuk membeli bahan makanan hasil perladangan kampung ini, apa yang diimpikan oleh Datuk Pawang Lion terkabulm, berkat kerja keras dan kegigihannya,jadilah kelurahan pelintung yang kita kenal sekarang ini. Membicarakan kelurahan pelintung tidak terlepas dari sang peneroka Datuk Pawang Lion, untuk beberapa keturunan dari keluarga Datuk Pawang Lion juga terbilang pernah memimpin kampung ini. (http://sasanakreatif.blogspot.co.id/2015/02/cerita-rakyat-dumai-3.html?m=1 di akses 11 Juni 2017)

3

Pagaruyung (Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat). Sebelum tinggal di Pelintung Datuk Pawang Lion ini tinggal di Api-Api, Bukit Batu. Datuk Pawang Lion merupakan seorang tokoh agama islam dan pendiri kampong Pelintung yang hidup sekitar tahun awal 1900-an. Pawang Lion ini mulai tinggal di Pelintung di perkirakan sekitar awal tahun 1900-an. Datuk Pawang Lion merupakan tokoh peneroka (pemuka) Kampung Pelintung yang sekarang menjadi Kelurahan Pelintung. Sebelum Datuk Pawang Lion menjadi peneroka kampung, telah banyak mencoba menjadi peneroka kampung. Namun semuanya berahir gagal untuk membentuk kampung karena keganasan perampok dan angkernya hutan wilayah ini. Akan tetapi Datuk Pawang Lion memiliki kesaktian berupa harimau asuh yang didampingi para pengikutnya. Karena memiliki kesaktian, Datuk Pawang Lionberhasil membuka daerah ini menjadi kampung yang dinamakan kampung Pelintung.

Deskripsi Arkeologis

Makam Datuk Pawang (panglima) Lion berada dalam komplek pemakaman umum masyarakat kelurahan pelintung tepatnya dilereng perbukitan dengan posisi tepat ditengah-tengah komplek pemakaman umum tersebut. Makam Pawang Lion sudah di beri cungkup dengan ukuran panjang 4,3 meter, lebar 3 meter dan tinggi sekitar 2,3 meter. Didalam cungkup ini terdapat 3 buah makam, yaitu 1. Makam Datuk Pawang (Panglima) Lion 2. Makam Hajjah Nayab Binti Komeh (istri Datuk Pawang Lion) 3. H. Sidik Bin Lion (anak Datuk Pawang Lion) Ketiga makam ini memiliki orientasi arah utara-selatan. Makam pertama (makam paling Barat didalam cungkup) merupakan Makam Hajjah Nayab Binti Komeh yang merupakan istri Datuk Pawang Lion yang meninggal tahun 1973 yang tertera pada nisan.

4

(Makam Hajjah Nayab Binti Komeh)

Makam Hajjah Nayab Binti Komeh memilki panjang 1,89 meter, lebar 0,79 meter, dan tinggi 0,2 meter. Makam tersebut memiliki dua niasan di utara dan selatan yang berwarna putih dengan bahan batu granit dengan posisi miring dengan tipe nisan aceh.. Nisan tersebut berukuran panjang 0,46 meter dan lebar nisan 0,19 meter

(Batu Nisan Hajjah Nayab Binti Komeh)

Makam kedua (makam yang berada ditengah) merupakan makam Datuk Pawang Lion dengan ukuran panjang 2 meter, dengan lebar 1 meter, dan tinggi 0,22 meter.

5

(Makam Datuk Pawang Lion)

Pada kedua sisinya itu utara dan selatan terdapat nisan yang terbuat dari granit dengan tinggi sekitar 0,52, lebar 0,12 meter dengan posisi miring dengan tipe nisan aceh.

(Nisan Datuk Pawang Lion)

Makam ketiga (makam yang berada di timur cungkup) merupakan makam anak Datuk Pawang Lion, yang bernama H. Sidik Bin Lion dengan ukuran panjang 2 meter, dengan lebar 1 meter, dan tinggi 0,12 meter.

(Makam H. Sidik Bin Lion)

6

Pada kedua sisinya makam utara dan selatan terdapat nisan yang terbuat dari granit dengan tinggi sekitar 0,52 meter, lebar 0,12 meter dengan posisi miring dengan tipe nisan aceh.

(Nisan H. Sidik Bin Lion)

Ketiga makam tersebut Makam pawang lion dan istri serta anaknya sudah beri keramik dengan warna coklat kemerahan. Tidak bukti tulisan yang menjelaskan tentang pawang lion pada nisannnya.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan 4,3 x 3 meter

Lahan 50 x 60 meter

Batas-Batas Situs Utara Pemakaman umum (Kebun)

Selatan Pemakaman umum dan Kompleks Perumahan PT. Ciliandar Perkasa

Timur Pemakaman umum, Jalan Raya Dumai - Pakning (Jl. Arifin Ahmad Km. 25), Perkebunan milik PT. Kawasan Industri Dumai, dan Pos Polisi Pelintung

Barat Pemakaman umum (Kebun)

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman Umum Kelurahan Pelintung

Pemilik Masyarakat Desa Pelintung

Pengelola Masyarakat Desa Pelintung

Foto

Foto Objek

7

(kondisi Makam di tahun 2017 setelah dicat ulang oleh Pemkot Dumai awal

tahun 2017 menjadi warna hijau dan kuning)

(Foto Makam dari arah Barat)

(Foto Makam dari arah Timur)

8

(Foto Makam dari arah Utara)

) (Foto Makam dari arah Selatan)

9

(Didalam cungkup terdapat 3 makam, Makam Pawang Lion, Istri Pawang Lion, dan Anak Pawang Lion)

Foto Lingkungan

10

(kondisi Makam di tahun 2017 setelah dicat ulang oleh Pemkot Dumai awal

tahun 2017)

(Dari Arah Kota Dumai)

(Dari Arah Pakning)

11

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan Juni 2017

Pengentri Data Gilang Aditya, A.Md dan Muthia Sari Fauzi, Se,Sy