proses terapi rasional

6
PROSES TERAPI RASIONAL Prinsip dalam menentukan pengobatan pasien yang pertama adalah tetapkan masalah pasien. Setelah diketahui diagnosis kerja dari penyakit pasien itu, hal kedua adalah harus menegaskan tujuan terapi dan memilih terapi dari masalah pasien tersebut. Dalam memilih tujuan terapi, harus diperlukan empat pendekatan dalam mengobati yaitu: informasi atau nasihat; terapi non-obat; terapi obat; dan perujukkan. Kadang diperlukan pendekatan kombinasi. Dalam memberikan informasi atau nasihat, harus diperhatikan tujuannya yaitu untuk menimbulkan pengetahuan dan pemahaman pada diri pasien tentang tindakan medis yang akan dialaminya sehubungan dengan masalah kesehatan yang dideritanya baik dari tujuan sampai prognosis tentang masalah pasien. Ketika memberikan terapi obat harus diperhatikan kemanjuran, keamanan, kecocokan dan juga biaya tentang obat itu sendiri. Setelah memilih terapi, hendaknya harus melakukan hal ketiga yaitu diteliti cocok tidaknya terapi-P untuk masalah pasien ini, apakah terapi ini manjur dan aman. Harus dipikirkan dosis, sediaan dan efek sampingnya. Selain itu harus dipikirkan apakah obat tersebut diperlukan atau tidak dalam pengobatan. Setelah dilakukan hal tersebut, lakukan hal ke empat yaitu mulailah pengobatan sambil memberikan nasihat mengenai obat tersebut dan mengajaknya untuk mematuhi jenis pengobatan yang telah ditentukan. Jelaskan secara singkat dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pasien, kemudian tuliskan resep dan bubuhkan identitas pasien meliputi nama,

Upload: ottiara-febriannisa-akbariah

Post on 08-Apr-2016

78 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES TERAPI RASIONAL

PROSES TERAPI RASIONAL

Prinsip dalam menentukan pengobatan pasien yang pertama adalah tetapkan

masalah pasien. Setelah diketahui diagnosis kerja dari penyakit pasien itu, hal kedua adalah

harus menegaskan tujuan terapi dan memilih terapi dari masalah pasien tersebut. Dalam

memilih tujuan terapi, harus diperlukan empat pendekatan dalam mengobati yaitu: informasi

atau nasihat; terapi non-obat; terapi obat; dan perujukkan. Kadang diperlukan pendekatan

kombinasi. Dalam memberikan informasi atau nasihat, harus diperhatikan tujuannya yaitu

untuk menimbulkan pengetahuan dan pemahaman pada diri pasien tentang tindakan medis

yang akan dialaminya sehubungan dengan masalah kesehatan yang dideritanya baik dari

tujuan sampai prognosis tentang masalah pasien. Ketika memberikan terapi obat harus

diperhatikan kemanjuran, keamanan, kecocokan dan juga biaya tentang obat itu sendiri.

Setelah memilih terapi, hendaknya harus melakukan hal ketiga yaitu diteliti cocok

tidaknya terapi-P untuk masalah pasien ini, apakah terapi ini manjur dan aman. Harus

dipikirkan dosis, sediaan dan efek sampingnya. Selain itu harus dipikirkan apakah obat

tersebut diperlukan atau tidak dalam pengobatan. Setelah dilakukan hal tersebut, lakukan hal

ke empat yaitu mulailah pengobatan sambil memberikan nasihat mengenai obat tersebut

dan mengajaknya untuk mematuhi jenis pengobatan yang telah ditentukan. Jelaskan secara

singkat dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pasien, kemudian tuliskan resep dan

bubuhkan identitas pasien meliputi nama, usia dan alamat kalau perlu nomer indentitas dan

semua ditulis secara jelas

Langkah ke lima adalah memberikan penjelasan tentang obat, cara pakainya dan

peringatan. Dan jangan sampai lupa, ingatkan pasien tentang efek samping, aturan

pengobatan dan pantangan-pantangan saat meminum obatnya jika perlu. Untuk meyakinkan

bahwa pasien mengerti, ada baiknya diminta untuk mengulang penjelasannya dengan kata-

kata sendiri. Langkah terakhir adalah memantau pengobatan. Hal ini harus diperhatikan jika

memang pasien tidak datang kembali, ia mungkin sembuh. Namun apabila belum sembuh,

dipikirkan tiga kemungkinan yaitu (1) pengobatan tidak manjur, (2) pengobatan tidak aman

atau (3) pengobatan tidak nyaman. Intinya, yang harus dipikirkan jika pasien tidak sembuh

adalah mengkaji ulang apakah diagnosis, pilihan terapi dan pemantauan terapi apakah sudah

benar serta apakah obat tersebut sudah diminum sesuai aturan. Jika memang belum, harus

dimulai dari awal.

Page 2: PROSES TERAPI RASIONAL

LANGKAH PRESKRIPSI YANG BENAR DAN RASIONAL

Merupakan langkah yang ke 4 pada proses terapi rasional yaitu langkah yang

diperlukan setelah dokter menentukan pengobatan dengan obat. Langkah tersebut meliputi

(1) pemilihan jenis bahan obat yang tepat, (2) menentukan dosis yang tepat, (3) menentukan

aturan pemberian meliputi frekuensi, waktu dan lamanya pemberian obat, (4) memilih BSO

dan jumlah yang diperlukan secara tepat, (5) memilih tipe formula resep yang tepat, (6)

menuliskan resepnya secara baik/ benar dan (7) memberikan informasi yang benar kepada

pasien.

1. Pemilihan jenis bahan obat yang tepat

Untuk terwujudnya terapi yang rasional, serta meningkatkan daya guna dan

hasil guna serta biaya yang ekonomis, maka perlu memahami criteria jenis bahan obat

dalam preskripsi. Bahan obat dalam resep termasuk bagian unsure inscription dan

dapat merupakan bahan baku, obat standart (obat dalam formula baku/ resmi, sediaan

generi) atau bahan jadi/ paten.

Nama obat dapat dipilih dengan nama generic (nama resmi dalam buku

farmakope Indonesia) atau nama paten (nama yang diberikan oleh pabrik obat).

Penggunaan jenis sediaan obat paten oleh praktisi medic perlu juga diperhatikan

kekuatan bahan aktif atau komposisi obat yang terkandung didalamnya agar pilihan

obat rasional dan pelayanan apotek dapat tidak memberikan masalah.

2. Menentukan dosis obat yang tepat

Agar obat memberikan efek terapi, maka jumlah (dosis) obat yang tepat

diperlukan untuk menghasilkan efek tersebut adalah sangat penting. Untuk dapat

menetapkan dosis yang tepat, perlu memahami macam-macam dosis (antara lain dosis

awal, dosis pemeliharaan dan dosis maksimal), cara menetapkan dosis dan faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi penentuan dosis obat bagi penderita. Besarnya dosis

setiap obat yang tercantum dalam pustaka, merupakan dosis lazim obat untuk

memberikan efek terapetik pada populasi. Dengan demikian kalau digunakan kadang

perlu penyesuaian secara individual.

Dosis yang tertulis dalam resep merupakan jumlah obat yang diperlukan

penderita (secara individual) agar obat memberikan efek yang diharapkan (=dosis

terapi), diwujudkan pada unsure signature yang menyatakan dosis per-kali pemberian.

Faktor yang sering dipertimbangkan untuk menentukan dosis (individual) terutama

sifat (fisika, kimia, toksisitas) obat, bioavailabilitas obat dalam sediaan obat, kondisi

Page 3: PROSES TERAPI RASIONAL

penyakit (kronis, akut), kondisi penderita (anak, lansia, obesitas dll) dan cara

pemberian obat (oral, rectal, parenteral)

Perhitungan dosis selain menghitung dosis obat perhari, maka diperlukan

perhitungan dosis per kali pemberian. Hal ini diperlukan berkaitan dengan

kelengkapan yang diperlukan dalam menuliskan unsure signatura

3. Menentukan aturan pemberian

Frekwensi pemberian, dosis perkali pembagian, waktu pemberian obat

merupakan unsur signature dalam preskripsi dokter. Aturan tersebut disusun/ dipilih

secara tepat agar memberikan pengobatan yang efektif dan aman bagi pasien. Dalam

memberikan frewensi obat harus dipertimbangkan farmakokinetik oba, bentuk

sediaan yang dipilih dan yang paling mudah dilaksanakan pasien, agar pasien semakin

taat mengikuti jadwal pemberian obat. Adanya kemajuan teknologi kefarmasiaan, saat

ini obat-obat dengan t ½ pendek dapat diformulasikan sedemikian rupa sehingga

pemberian dapat diberikan hanya 1 -2 kali/ hari.

Waktu yang tepat dalam meminum obat perlu diperhatikan agar obat

memberikan efek yang optimal, aman dan mudah di ikuti pasien. Bila absorpsi obat

dilambung memerlukan dalam kondisi kosong agar memberikan konsentrasi obat

dalam darah memadai, maka perlu diberikan sebelum makan (1/2 – 1 h a.c) untuk

obat yang mengiritasi lambung sebaiknya diberikan waktu perut kosong (d.c p.c.)

untuk obat-obat yang diberikan dalam aturan sekali sehari, perlu dijelaskan kapan

obat tersebut diminum sehingga didapat hasil yang optimal.

4. Memilih BSO dan jumlah yang diperlukan secara tepat

Adanya bentuk sediaan obat (BSO) yang bermacam-macam, merupakan

tantangan bagi praktisi medic dalam memilih BSO yang tepat. Ada 4 faktor yang

perlu diperhatikan dalam menetapkan BSO, yaitu: (1) faktor obat, (2) faktor

bioavailabilitas obat, (3) faktor penyakit dan (4) faktor penderita.

5. Memilih tipe formula resep yang tepat

Ada 3 macam formula resep yang dapat digunakan dalam menyusun preskripsi

(formula magistralis, officinalis atau spesialitis). Pemilihan formula tersebut perlu

mempertimbangkan, yaitu:

a. Menjamin ketepatan dosis

b. Menjaga stabilitas obat

c. Menjaga kepatuhan pasien dalam meminum obat

d. Biaya/ harga terjangkau

Page 4: PROSES TERAPI RASIONAL

6. Menuliskan preskripsi dalam blankoresep yang benar

Penulisan preskripsi perlu secara lege artis yang artinya ditulis secara jelas,

lengkap dan sesuai aturan/ pedoman baku, serta menggunakan singkatan bahasa latin

baku, pada blanko resep standart (ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm).

7. Memberikan informasi bagi penderita yang benar

Tujuan pemberian dan manfaat obat perlu dijelaskan secara edukatif kepada

pasien. Cara atau aturan pemberian walaupun sudah ditulis secara lengkap pada resep,

namun dokter perlu menjelaskan kepada pasien demikian tentang hal-hal atau

peringatan yang perlu disampaikan tentang obat dan pengobatan, misalnya perlu

diinformasikan tentang efek samping dan apakah obat tersebut diminum kalau perlu

atau dihabiskan. Dengan demikian dapat terjaga ketaatan pada sehingga terapi yang

rasional dapat terwujud.