proses produksi pabrik peleburan
TRANSCRIPT
Sejarah Singkat
PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dibentuk di Jakarta pada 6 Januari 1976 sebagai
perusahaan joint venture antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Nippon Asahan
Aluminium Co.Ltd. (NAA) sesuai dengan Master Agreement yang ditandatangani tanggal 7 Juli
1975 di Tokyo, Jepang. Tujuan pembentukan INALUM adalah untuk mewujudkan Proyek
Asahan guna membangun dan mengoperasikan Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Proyek Asahan dibangun dengan tiga tujuan utama :
1. Sebagai simbol persahabatan dan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Jepang.
2. Memanfaatkan potensi tenaga sungai Asahan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air,
mempercepat perkembangan ekonomi Indonesia khususnya kawasan Sumatera Utara,
dan mempromosikan industri aluminium di Indonesia, dan
3. Supplai aluminium ingot yang berkesinambungan ke Jepang.
Pada INALUM melekat harapan terwujudnya kesejahteraan regional, daya saing industri
nasional dan daya saing internasional Indonesia.
Pabrik Peleburan Aluminium
Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) beserta prasarana pendukung produksinya dibangun di atas
area seluar 200 ha di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Pabrik peleburan dengan kapasitas desain
225.00 ton aluminium batangan (ingot) per tahun ini dibangun bersama-sama dengan pelabuhan
khusus di Kuala Tanjung.
Alur Proses Umum
PLTA Siguragura dan PLTA Tangga berada di sepanjang sungai Asahan. Tenaga listrik yang
dihasilkan oleh kedua PLTA tersebut disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala
Tanjung melalui 271 unit jaringan transmisi. Kemudian melalui gardu induk PT Inalum Kuala
Tanjung, listrik tersebut didistribusikan ke gedung reduksi dan gedung penunjang lainnya
melalui 2 (dua) unit penyearah silikon dengan DC 37 kA dan 800 V.
Bahan baku untuk aluminium dibongkar di pelabuhan Inalum dan dimasukkan ke dalam silo
masing-masing melalui Belt Conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry
Scrubber System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina
tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane (ACC) dan
dimasukkan ke dalam tungku reduksi.
Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau puntung anoda dan dipanaskan dulu.
Material-material tersebut dicampur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian material
tersebut dicetak di Shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian
dipanggang di Baking Furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke Pabrik
penangkaian untuk diberikan tangkai, namanya Anode Assembly.
Anode Assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan khusus, Anode
Transport Car (ATC) untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda
tersebut dipakai selama kurang lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan
yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di Pabrik Penangkaian untuk kemudian dipakai
lagi.
Di dalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam,
setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke
pabrik Penuangan dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan ke dalam Holding
Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di Casting Machine
menjadi Ingot, beratnya 22.7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan
siap untuk dipasarkan.
Proses Produksi Pabrik Peleburan
Industri peleburan aluminium mulai berkembang sejak Charles Hall dan Paul Heroult yang
secara terpisah menemukan proses produksi aluminium yang lebih sederhana pada tahun 1886,
yaitu dengan cara mereduksi aluminium (Al) dari bahan baku alumina (Al2O3) dengan proses
elektrolisis. Dalam proses ini, bahan karbon (C) dipakai sebagai elektroda, kriolit (Na3AlF6)
sebagai larutan elektrolit, dan arus listrik searah (DC) sebagai sumber energi pemisah Al dari
senyawa alumina (Al2O3), dan menjaga agar elektrolit maupun metal cair yang terbentuk tetap
terjaga dalam fase cair di dalam tungku reduksi.
PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) merupakan proyek kerjasama antara Pemerintah
Indonesia, Perusahaan swasta Jepang dan Pemerintah Jepang yang bergerak di bidang industri
peleburan aluminium. PT. Inalum berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten
Batubara Sumatera Utara. PT. Inalum adalah satu-satunya pabrik peleburan aluminium yang ada
di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dengan kapasitas 1,3 ton atau lebih aluminium cair/hari.
PT. Inalum memiliki tiga pabrik utama yaitu :
1.1.1 Unit Karbon (Carbon Plant)
Pabrik Karbon memproduksi blok anoda dibagi atas tiga pabrik, yaitu pabrik pembuatan karbon
mentah (green plant), pabrik pemanggangan (baking plant) dan pabrik penangkaian (rodding
plant). Di pabrik karbon mentah, bahan baku kokas dan hardpitch dicampur dan dibentuk
menjadi blok anoda dan dipanggang dengan temperatur 1250oC kemudian di bawa ke pabrik
penangkaian untuk dipasangkan tangkai dengan menggunakan cast iron. Blok anoda di pabrik
reduksi berfungsi sebagai elektroda
Pabrik karbon anoda tongkat
1.1.2 Unit Reduksi (Reduction Plant)
Pabrik reduksi terdiri dari 3 gedung dengan 510 tungku Prebaked Anode Furnace (PAF) dengan
desain 175 KA, namun sudah di tingkatkan hingga 199 KA, beroperasi pada suhu 960oC. Pada
tungku reduksi bahan baku alumina akan dielektrolisa sehingga menghasilkan aluminium cair
(molten). Setiap pot rata-rata dapat menghasilkan aluminium sekitar 1,3 ton atau lebih
aluminium cair/hari.
Pabrik Reduksi tungku reduksi
1.1.3 Unit Penuangan (Casting Plant)
Di pabrik penuangan aluminium cair dituangkan ke dalam Holding Furnace dengan kapasitas 30
ton. Aluminium cair ini kemudian dicetak ke dalam cetakan Casting Machine dengan kapasitas
12 ton/jam dan menghasilkan aluminium batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 lbs
(± 22,7 kg).
Prinsip dasar dari industri peleburan aluminium adalah reaksi elektrolisa. Dimana proses
elektrolisa di dalam tungku dapat berlangsung dengan adanya material-material yang digunakan
untuk memproduksi aluminium. Adapun material-material tersebut adalah: Alumina (Al2O3),
anoda karbon (C), katoda, larutan bath yang terdiri atas kliorit (Na3AlF6), AlF3, soda abu
(Na2CO3), tegangan listrik, dsb. Material ini akan dimasukkan ke dalam tungku dengan
temperatur operasi 945oC – 965oC, dengan kuat arus normal sebesar 190 kA dan tegangan antara
4,20–4,30 V.
Pabrik penuangan tumpukan ingot di stock yard